Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH Oleh: Drs. Jamroni, MSI* [caption id="attachment_404" align="alignleft" width="150"]
gambar diambil dari www.konsultasisyariah.com[/caption] MUQADDIMAH Zakat pada dasarnya adalah ajaran keruhanian (spiritual dan moral) dalam Islam yang diharapkan sebagai salah satu sumber pendapatan keuangan negara, penopang roda pemerintahan dan sebagai mekanisme distribusi kesejahteraan umat[1]. Tesis ini bertolak dari kenyataan bahwa pajak adalah basis material dan darah kehidupan (lifeblood) yang sangat menentukan eksistensi suatu negara dan pemerintahan. Tidak ada satu negarapun yang dapat tegak dan mampu menjalankan roda pemerintahan tanpa pajak dari rakyat. Sehingga dapat dikatakan jika pajak dibayar negara tegak, dan jika pajak diboikot negara akan ambruk. Jia ada teori yang mengatakan negara merupakan hasil kontrak sosial[2], maka dalam ber”pajak” atau ber”zakat”lah semestinya kontrak itu diberi isi atau muatan sebagai bentuk partisipasi dan keterkaitan antara rakyat dan negara. Dalam konteks Negara Republik Indonesia masalah pajak sudah diatur dengan jelas oleh pemerintah dalam Undang-undang. Demikian juga mengenai zakat juga sudah ada peraturan tentang zakat yang dapat mengurangi beban pajak oleh para wajib pajak. Namun yang jadi pertanyaan sejauh mana optimalisasi dari zakat yang dibayarkan oleh kaum aghniyâ’ menjadi salah satu sumber alternatif dari pendapatan negara? Zakâh ( ???? ) secara lughawi adalah bentuk mashdar darikata??? – ???? – ??? (zakâ- yazkûzakâ-an), yang berarti tumbuh, subur, suci, baik, dan berkah.[3] Dari beberapa makna tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Pertama, kesucian dan keshalihan, sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’ân surat alKahfi [18] ayat 81: Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). (Q.S. al-Kahfi [18]: 81).
1 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
Ayat di atas menjelaskan alasan Nabi Khidir membunuh anak kecil, yaitu agar kedua orang tuanya diberi ganti oleh Allah dengan yang lebih suci dan shalih serta lebih dekat kasih sayangnya. Kedua, bermakna sedekah, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’ân surat al-Rûm [30] ayat 39 yang artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orangorang yang melipat gandakan (pahalanya).” (QS al-Rûm [30]: 39). Ayat tersebut menegaskan bahwa pemberian dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan materi yang lebih besar tidak akan mendapatkan imbalan dari Allah. Sebaliknya, zakâh (sedekah) yang diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Ketiga, ukuran dari harta tertentu untuk diberikan kepada orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.[4] Arti inilah yang populer sebagai istilah dalam Islam yang merupakan bagian dari rukun Islam. Hal ini dikarenakan dengan menunaikan zakat, harta diharapkan bisa tumbuh, bertambah dan suci. Di dalam al-Qur’ân zakâh dengan arti ini disebutkan setidaknya 29 kali, diantaranya dalam surat al-Baqarah [2] ayat 110 yang artinya:
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu (Q.S. al-Baqarah [2]: 110). Namun demikian, masih ada istilah lain yang digunakan dalam al-Qur’ân untuk menunjuk infaqmakna ini yaitu ( ???? ) , sebagaimana tertera dalam surat al-Baqarah [2] ayat 267 yang artinya:
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang “ baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya (Q.S. lagial-Baqarah Maha Terpuji.” [2]: 267). Istilah lainnya adalah shadaqah (????), sebagaimana tertera dalam surat al-Taubah [9] ayat 103 yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
2 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
al-Taubah [9]: (QS .”ketenteraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengeta 103). Maksudnya, zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. Zakat itu dapat menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka. Zakat yang merupakan upaya untuk membersihkan harta dikarenakan tidak semua harta yang ada pada kita itu murni milik dan hak kita sendiri, tetapi sangat mungkin bercampur dengan hak orang lain, makanya harus diberikan kepada mereka sehingga harta kita menjadi bersih. Demikian menurut Thahir Ibnu ‘Asyur yang dikutip [5]oleh Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Mishbah.
Hal yang sama juga ditemukan dalam hadits Rasûlullâh, misalnya dalan hadits yan diriwayatkan oleh Imam pesan Nabi, kepada Mu’azh bin Jabal saat mau diberangkatkan ke Yaman sebagaiqâdhî di sana: ??? ???? ???? ??? ????, ??????? ??? ????? ?? ?? ??? ??? ???? ????? ???? ????, ??? ?? ?????? ????? ??????? ??? ???? ?? ???? ????? ????? ??? ????? ?? ??? ??? ?????, ??? ?? ?????? ????? ??????? ??? ???? ?? ???? ????? ????? ???? ?? ???????, ???? ?? ???????? ????? ??? ???????, ??? ?? ?????? ????? ?????? ?????? ???????, ???? ???? ???????, ???? ??? ????? ???? ???? ????.
Anda akan datang pada suatu kaum dari golongan ahli kirab, maka lebih dulu serulah mereka“ untuk bersyahadat bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allâh, dan bahwa saya (Muhmmad) adalah utusan Allâh, jika mereka menerima itu, beritahukanlah bahwa Allâh telah mewajibkan mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah mentaati itu, beritahukanlah bahwa Allâh telah mewajibkan mereka zakat pada harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka. Jika hal ini telah mereka patuhi, hendaklah anda hindari harta benda mereka yang berharga, dan takutilah do’a orang yang teraniaya, karena di antara dia dan Allâh tidak batasnya (HR al-Bukhârî). .” Zakat adalah ibadah wajib bagi seorang Muslim yang telah memenuhi atau memiliki syaratsyarat tertentu berupa harta yang telah dimiliki penuh yang bersifat produktif/ berkembang, sudah cukup ukuran satu nisab (jumlah minimal harta wajib zakat), bebas dari hutang dan sudah sampai waktu satu ), tahun haul kecuali harta yang pertanian dan harta temuan ) ( dan rikâz yang kepadanya, maka zakatnya dikeluarkan memperolehnya tanpa harus menunggu.haul Karena di dalam al-Qur’ân perintah zakat yang selalu disandingkan dengan perintah shalat, Quraish Shihab mengistilahkan zakat sebagai saudara kembar dari shalat; yakni zakat sebagai
3 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
upaya untuk mensucikan harta dan shalat adalah untuk mensucikan hati, dan memiliki posisi atau hukum yang sama dengan rukun islam yang lainnya. Hal ini didasarkan pada hadits yang sudah sangat populer riwayat Bukharî dan Muslim:
?? ??? ???? ?????? ??? ???? ?? ???? ??? ?????? ??? ???? ?????? ? ???? ???? ???? ???? ??? ???? ???? ????? ????? : ???? ???????? ??? ????? : ??????? ?? ?? ???? ??? ???? ??? ???? ???? ???? ? ?????? ?????? ? ???????? ???????? ? ???? ????? ? ????? ????? Dari
Abû
Abdirrahmân,
Abdullâh
bin Umar : saya mendengar Rasûlullâh r bersabda : "Islam didirikan di atas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara hâ dan Muhammad Allh, â mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadhan." (HR al-Bukhâri dan Muslim) Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa seorang muslim kalau hanya mengerjakan shalat dan atau rukun Islam yang lainnya tanpa menunaikan zakat, maka dia telah berdosa karena hukumnya sama-sama wajib. Jika seorang muslim tidak menunaikan zakat sedangkan dia sudah memenuhi syarat-syarat wajibnya zakat maka belum sempurnalah imannya. Zakat
adalah
nama
atau
sebutan
dari
hak
[6]
Allâh
Menurut Sayyid Sabiq, dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh keberkahan, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan. Sementara menurut Imam Abu Bakar Jabir al-Jazairî, zakat diwajibkan kepada setiap muslim yang memiliki harta senisab dengan syaratnya.
Kewajiban zakat pada era awal Islam di Makkah, adalah mutlak tidak dibatasi berapa harta ang wajib dikeluarkan zakatnya, tidak pula jumlah yang harus dizakatkan. Semua itu diserahkan kepada kesadaran dan kemurahan kaum muslimin. Barulah pada tahun kedua setelah hijrah – menurut keterangan yang masyhur - ditetapkan besar dan jumlah tiap jenis [7]harta dan dijelaskan secara terperinci.
Harta yang wajib dizakati pada zaman Rasûlullâh adalah emas dan perak, barang dagangan, ternak, hasil tanaman dan buah-bua temuan (rikâz) yang sudah memenuhi ketentuan hukum yang jelas seperti kadar/ ukuran jumlahnya, nisabnya, maupun waktu penyerahannya.
Kehidupan pada zaman Rasûlullâh, sangatlah berbeda dengan kondisi sosial saat ini, khususnya di Indonesia. Sekarang jenis profesi untuk mendapatkan hasil sangat banyak dan beragam bentuknya, baik dalam bidang perdagangan, pertanian, industri, jasa atau profesi semisal dokter, pengacara, konsultan, dll, maka kadang sering terjadi perbedaan dalam
4 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
memahami atau mengkiaskan atau menganalogikan hukum kepada jenis harta yang telah ada ketetapan nisab, kadar, dan waktunya, dengan cara menyamakan illat (alasan hukum)-nya.
Ancaman Bagi Orang yang Meninggalkan Membayar Zakat
Zakat adalah ibadah wajib bagi seorang Muslim yang telah memenuhi atau memiliki syaratsyarat tertentu berupa harta, yang telah dimiliki penuh yang bersifat produktif/berkembang, sudah cukup ukuran satu nisab, dan sudah haul ). Perintah zakat turun diwahyukan pada tahun kedua hijriyah, dan menjadi tulang punggung penopang pemerintahan Islam, sehingga Khalifah Abû Bakar al-Shiddiq memerangi kaum yang riddah /murtad. Ketika itu kaum yang murtad dibagi menjadi dua golongan, pertama para pengikut nabi palsu Musailamah, Thulaihah dan al-Aswad. Kedua, orang-orang yang beriman kepada Allâh dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allâh, tetap menjalankan shalat tetapi menolak membayar zakat. Kelompok kedua inilah yang menghadap Abû Bakar untuk mengajukan penolakannya, dan h, jika dengan mereka tegas berani Khalifah menolak menyam mereka
serahkan
kepada h, mereka”.[8]
aku Ras âlullû
pasti
Barangsiapa yang menolak dengan tidak mengakui kewajibannya, maka dia dihukumkan kafir karena telah mengingkari ayat al-Qur’ân dan Sunnah Rasûlullâh, dan barangsiapa yang menolak membayar zakat karena kikir namun masih mengakui kewajibannya maka dia berdosa dan zakat boleh diambil darinya dengan cara dipaksa, dan barang siapa yang menyatakan perang atau menolak membayar zakat, maka dia boleh diperangi hingga tunduk pada perintah Allâh dan membayar zakat. Sebagaimana firman Allâh dalam surat al-Taubah [9] ayat 11, 24 dan 25 yang artinya:
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah “ saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui.” (QS al-Taubah [9]: 11)
, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,k-bapakKatakanlah: "Jika bapa“ harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khaw kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamuNya sukai, dan adalah dari berjihad lebih h kamu âdi mendatangkan
Keputusan h kepada telah
Nya" h . Dan tidak â Allmemberi menolong orang-orang kamu yangSesungguhnya (hai â fasi para .25. q All “mukminin di
5 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
yang banyak, dan (Ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak Karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.” (QS al-Taubah [9]: 24-25) Bahkan harta yang tidak dizakati akan mendatangkan bahaya pada kehidupan yang lebih kekal kelak pada hari kiamat. Firman Allâh dalam surat Ali ‘Imrân [3] ayat 180 yang artinya:
h berikan kepada mereka â Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang All “ dari Nya karunia menyangka, kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan h-lah kepunyaan segala All warisan â (yang .” (QS Ali ‘Imrân [3]: 180)h mengetahui langit apadan yang di kamu bumi. kerjakan dan All â Sabda Rasûlullâh, diriwayatkan oleh Imam Bukharî dan Muslim sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah-nya:
???? ?? ????? ????? ??? ?????? ?? ?? ??? ??? ???? ? ?? ????? ???? ????, ??????? ?????? ?????? ??????, ???? ????? ???? ????? ??? ?????? ???????? ???? ???? ??????? ??????? ??? ????.
Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan “ melainkan h All â dan Muha adalah h, utusan mendirikan All â shalat da zakat. Dan jika mereka telah berarti darah dan harta mereka mereka telah terlindungi kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka sepenuhnya (HR Muttafaqun kepada ‘Alaih). All hâ Seorang Muslim yang tidak mau membayar zakat digambarkan seperti seekor ular yang berbisa. Hal ini disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukharî dan Muslim:
h dan tidak mau mengeluarkan zakatnya, harta itu Barang â siapa yang diberi harta oleh All “ akan dirupakan di hari qiamat seperti seekor ular jantan yang amat berbisa, dengan kedua matanya yang diliputi warna hitam kelam lalu dikalungkan di lehernya. Maka ular itu akan memegang rahangnya dan berkata kepadanya: “Saya ini adalah simpananmu, harta kekayaanmu, kemudian , Ras hâlullûmembacakan r (QS ayat Ali : “Sekali-kali ‘Imrân [3]: janganlah 180) orang-orang yang bakhil dengan harta yang hâ
6 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
Nya
berikan menyangka,kepada bahwa mereka kebakhilan dari itu karuniabaikbagi kebakhilan buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat, dan kepunyaan h -lah All â segala warisan ada) di langit hdan mengetahui (HR di bumi. al-Bukharî apadan yang danAll â kamu Muslim)
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH Ketiga istilah tersebut sangat akrab di telinga kita dan seolah sudah menjadi satu kesatuan. Tetapi sesungguhnya masing-masing istilah tersebut punya hakikat dan pengertian masingmasing yang cukup spesifik, sehingga kita perlu menyebutkannya satu-persatu. Karena bukan [9]sinonim, bahkan dari segi hukum, juga amat berbeda. Infaq
Infaq bisa dibilang merupakan induk dari ketiga istilah di atas (zakat, infaq dan shadaqah). Asal kata infaq dari bahasa Arab, yaitu (???? – ???? – ??????) yang bermakna mengeluarkan atau membelanjakan harta. Berbeda dengan yang sering kita pahami dengan istilah infaq yang selalu dikaitkan dengan sejenis sumbangan atau donasi, istilah infaq dalam bahasa Arab hnya masih sangat umum. Intinya, hanya mengeluarkan harta atau membelanjakannya. Apakah untuk kebaikan, donasi, atau sesuatu yang bersifat untuk diri sendiri, atau bahkan keinginan dan kebutuhan yang bersifat konsumtif, semua masuk dalam digunakan oleh al-Qur’ân dan adits untuk beberapa hal, diantaranya:HalPertama
, untuk menunjukkan harta yang wajib dikeluarkan, yaitu zakat. Infaq dalam pengertian ini berarti zakat wajib. , Kedua Untuk m harta yang wajib dikeluarkan selain zakat, sep seorang suami memberikan nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Kata infaq disini berubah menjadi nafkah atau , untuk nafaqah. Ketiga menunjukkan yang dianjurkan untuk dikeluarkan, tetap derajat wajib, seperti memberi uang untuk fakir miskin, menyumbang untuk pembangunan masjid atau menolong orang yang terkena musibah. Mengeluarkan harta untuk keperluankeperluan di atas disebut juga dengan infaq. Biasanya infaq ini berkaitan dengan pemberian yang bersifat materi. 1. Membelanjakan Harta Mari kita lihat istilah infaq dalam ayat al-Qur’ân, misalnya: 68. Walaupun kamu membelanjakan semua yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat “
7 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
mempersatukan (QShati al-Anfâl mereka.” [8]: 63). Dalam terjemahan versi Departemen Agama RI tertulis kata anfaqta dengan arti membelanjakan dan bukan menginfaqkan. Sebab memang asal kata infaq adalah mengeluarkan harta, mendanai, membelanjakan, secara umum untuk apa saja. Tidak hanya terbatas di jalan Allah, sosial atau donasi. 1. Memberi Nafkah Kata infaq ini juga berlaku ketika seorang suami membiayai belanja keluarga atau rumah tangganya. Istilah baku dalam Bahasa Indonesia untuk hal ini adalah nafkah. Kata nafkah tidak lain adalah bentukan dari kata infaq. Dan hal ini juga disebutkan di dalam al-Qur’ân:
34. h telah melebihkan Kaum â laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena“ All sebagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahka sebagian dari(QS harta al-Nisâ`[4]: mereka.” 34) 1. Mengeluarkan Zakat Kata infaq di dalam al-Qur’ân kadang juga dipakai untuk mengeluarkan harta (zakat) atas hasil kerja dan hasil bumi (panen).
267. Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah zakat sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik“ dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari (QS bumi al-Baqarah untuk kamu.” [2]: 267). Jadi kesimpulannya, istilah infaq sangat luas cakupannya, bukan hanya zakat atau sedekah, tetapi termasuk juga membelanjakan harta, memberi nafkah, dan bahkan juga mendanai suatu hal, baik bersifat ibadah atau pun bukan ibadah. Termasuk yang halal atau yang haram, asalkan membutuhkan dana dan dikeluarkan dana, semua termasuk dalam istilah infaq. Jadi orang yang beli minuman keras yang haram hukumnya bisa disebut menginfaqkan uangnya. Orang yang membayar pelacur untuk berzina, juga bisa disebut menginfaqkan uangnya. Demikian juga orang yang menyuap atau menyogok pejabat juga bisa disebut menginfaqkan uangnya. Tetapi tentu infaq yang dikeluarkan adalah infaq yang haram.
Sedekah shadaqah Istilah sedekah dalam teks Arab tertulis (????), punya kemiripan dengan istilah infaq
8 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
di atas, tetapi lebih spesifik. Sedekah adalah membelanjakan harta atau mengeluarkan dana dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Al-Raghîb al-Asfahanî mendefinisikan bahwa sedekah adalah:
??? ?????????? ???? ??????? ???? ??????? ????? ?????? ??????????? (sedekah adalah) harta yang dikeluarkan oleh seseorang dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
a
bahasa berasal dari akar kata ) yang terdiri dari tiga huruf: Shâd-Dal-Qâf, yang berarti sesuatu yang benar atau shadaqa( jujur. orang Indonesia merubahnya menjadi sedekah. Sedekah bisa diartikan mengeluarkan harta di jalan Allâh, sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Maka Rasûlullâh menyebut sedekah sebagaiburhân (bukti), sebagaimana sabdanya:
??? ??? ????? ?????? ?? ???? ????????? – ??? ???? ??? – ? ????? : ????? ????? ???? – ??? ???? ???? ???? – : ?????????? ?????? ???????? ? ???????? ??? ??????? ????????? ? ??????????? ???? ???????? ??? ?????? – ???? ??????? – ??? ????? ?????????? ??????????? ?????????? ????? ? ?????????? ???????? ? ?????????? ?????? ? ?????????? ????? ???? ???? ???????? .????? ???????? ??????? ???????? ??????? ????????????? ???? ????????? ???? ????
shim
al-Asy’arî ia berkata: Rasûlullâh bersabda: Suci adalah sebagian dari iman, membaca alhamdulillah dapat memenuhi timbangan, “ subhanallah dan alhamdulillah dapat memenuhi semua yang ada di antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman, sabar adalah pelita dan al-Qur’ân untuk berhujjah terhadap yang kamu sukai ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang membinasakan dirinya.” (HR Muslim).
Sedekah bisa diartikan juga dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di jalan Allâh. Tetapi kadang diartikan sebagai bantuan non-materi, atau ibadah-ibadah fisik non-materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya, mengajarkan ilmu, bertasbih, berdzikir, bahkan melakukan hubungan suami istri, disebut juga sedekah. Ini sesuai dengan hadits Rasûlullâh:
???? ????? ????? ??? ???? ??? ???? ????? ????? : ??? ??????? ???? ? ?????? ???? ?????????
9 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
?????????? ? ?????????? ????? ???????? ? ???????????? ????? ??????? ? ???????????????? ????????? ???????????? ? ????? : ????????? ???? ?????? ????? ?????? ??? ???????????? ???? : ???? ??????? ??????????? ??????? ? ??????? ????????? ???????? ? ??????? ?????????? ???????? ? ??????? ??????????? ???????? ? ??????? ???????????? ???????? ? ??????? ???? ?????????? ???????? ? ??? ?????? ?????????? ???????? ????? : ??? ????? ????? ? ??????? ????????? ?????????? ????????? ???? ?????? ????? ? ????? : ????????? ???? ????????? ?? ?????? ??????? ??????? ????? ? ???????? ????? ????????? ?? ???????? ????? ???? ?????? ???? ???? Dari Abû Dzar: Sesungguhnya sebagian dari para sahabat berkata kepada Nabi : “Wahai Rasûlullâh, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka harta mereka”. Nabi bersabda: -h telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershadaqah? Sesungguhnya tiap- â Bukankah All “ iap shadaqah, tiap-tiap tahmid adalah shadaqah, tiap-tiap tahlil adalah shadaqah, menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah, mencegah kemungkaran adalah shadaqah dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shadaqah“. Mereka bertanya: “Wahai Rasûlullâh, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab: Tahukah “ engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ”. (HR Muslim). Jadi beda antara infaq dan sedekah dalam niat dan tujuan, di mana sedekah itu sudah lebih jelas dan spesifik bahwa harta itu dikeluarkan dalam rangka ibadah. Sedangkan infaq, ada yang sifatnya ibadah (mendekatkan diri kepada Allâh) dan juga termasuk yang bukan ibadah. Maka istilah sedekah tidak bisa dipakai untuk membayar pelacur, atau membeli minuman keras, atau menyogok pejabat. Sebab sedekah hanya untuk kepentingan mendekatkan diri kepada Allâh. Lebih jauh lagi, istilah sedekah yang intinya mengeluarkan harta di jalan Allâh, ada yang hukumnya wajib dan ada yang hukumnya sunnah. Ketika seseorang memberikan hartanya kepada anak yatim, atau untuk membangun masjid, mushalla, pesantren, perpustakaan, atau memberi beasiswa, semua itu adalah sedekah yang hukumnya bukan wajib. Termasuk ketika seseorang mewakafkan hartanya di jalan Allâh, bisa disebut dengan sedekah juga. ammadhDi dalam hadits Nabi r yang menjadi dasar disyariatkan waqaf, Nabi Mu menyebutkan dengan istilah sedekah. ????????? ?????????? ??? ??????? ????? ??????? ????? ???????
Bersedekahlah dengan pokoh harta itu (kebun kurma), tapi jangan dijual, jangan dihibahkan “ dan jangan diwariskan.” (HR al-Bukhâri)
10 / 15
ia
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
Zakat Sedangkan sedekah yang hukumnya wajib, maka para ulama sepakat untuk menyebutnya sebagai zakat. Dengan kata lain, sedekah yang wajib itu adalah zakat, atau zakat adalah sedekah yang hukumnya wajib. Di luar zakat, asalkan masih dalam rangka kebaikan, cukup kita sebut dengan istilah sedekah.
PERBEDAAN ZAKAT DAN SEDEKAH Zakat (sedekah yang wajib) sangat berbeda dengan sedekah. Jika dirinci, perbedaannya antara lain: 1. Dari Segi Hukum Zakat hukumnya wajib, sedangkan sedekah hukumnya sunnah. Itu perbedaan paling mendasar antara keduanya, meski sama-sama di jalan Allâh dan pasti berpahala. Zakat merupakan bagian dari rukun Islam, yang bila ditinggalkan termasuk dosa besar. Bahkan kalau diingkari kewajibannya, bisa berakibat runtuhnya status keislaman seseorang.
irul Mukminim, Abû Bakar Al-Shiddîq memvonis kafir para pengingkar zakat dan memaklumatkan perang kepada mereka, dalam arti darah mereka halal. Sedangkan sedekah yang hukumnya sunnah, tentu tidak ada paksaan untuk dijalankan dan tidak ada sanksi, baik di dunia atau pun di akhirat. 1. Dari Segi Waktu Zakat hanya dikeluarkan pada waktunya. Sedangkan sedekah tidak ada ketentuan waktu pelaksanaannya. Zakat fitrah wajib dikeluarkan hanya pada menjelang hari raya Idul Fitri, bila telah lewat shalat Idul Fitri, makanya sudah bukan zakat fitrah lagi, melainkan sedekah biasa. Zakat emas, perak, uang tabungan, perniagaan dan peternakan dikeluarkan pada saat telah dimiliki genap satu tahun terhitung ).sejak nishâb Zakat zakat rikâz dan zakat profesi dikeluarkan pada saat menerima harta. 1. Dari Segi Kriteria Harta Tidak semua harta yang merupakan kekayaan wajib dikeluarkan zakatnya. Aset yang berupa benda, seperti rumah, tanah atau kendaraan, apabila tidak produktif tidak diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya. Namun apabila seseorang ingin bersedekah atas harta yang dimilikinya, tentu tidak terlarang bahkan berpahala. 1. )MustahiqDari Segi Pihak yang Berhak Menerima (
Harta zakat tidak boleh diberikan kepada sembarang orang, sebab ketentuannya telah
11 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
ditetapkan hanya untuk 8 kelompok saja. Dan hal itu Allah tegaskan dalam al-Qur’ân yang artinya:
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang “miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu`allaf yang dibujuk hatinya, untuk untuk orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan h yangMaha diwajibkan Mengetahui h, All (QSdan â lagi â al-Taubah [9]: 60).
Kalau kita perhatikan ayat di atas, mereka yang berhak atas harta zakat itu tidak termasuk anak yatim, para janda, para siswa berperestasi, atau korban bencana. Sebab mereka itu tidak disebutkan dalam jajaran para mustahiq, padahal ayat di atas dimulai dengan kata (???????). ungsinya membatasi, dimana selain yang disebutkan, tidak berhak dan haram untuk menerima harta zakat. Maka dari itu, dana zakat juga haram untuk membangun masjid, mushalla, pesantren, jalan, jembatan. Juga tidak dibenarkan untuk dijadikan modal pembiayaan sebuah usaha walau misalnya untuk rakyat kecil. Sedangkan sedekah boleh diberikan kepada siapa saja, asalkan memang bermanfaat dan tepat guna. 1. Dari Segi Jumlah Prosentase yang Wajib Dibayarkan Ketentuan harta yang wajib dikeluarkan dalam zakat itu pasti. Besarannya ada yang 1/40 atau 2,5 % seperti zakat emas, perak, uang tabungan, perniagaan atau profesi. Ada juga 1/20 atau 5% seperti zakat panen hasil bumi yang diairi. Ada pula yang 1/10 atau 10% seperti zakat panen hasil bumi yang tidak diairi. Bahkan ada juga yang 1/5 atau 20% seperti zakat rikâz. Sedangkan sedekah tidak ditetapkan berapa besarnya. Seseorang boleh menyedekahkan berapa saja dari hartanya, seikhlasnya dan sesukanya. Boleh lebih dari zakat atau juga boleh kurang.
ÂMITIKHT
Berdasarkan penjelasan di atas, infaq, zakat dan sedekah memiliki arti masing-masing yang berbeda secara mendasar. Pemahaman mengenai pengertian ketiga istilah tersebut penting untuk diketahui agar tidak salah niat. Jika disimpulkan, definisi dari masing-masing istilah ersebut yaitu: 1) infaq adalah mengeluarkan harta, baik di jalan kebaikan atau di jalan kesesatan. Hukumnya ada yang haram, ada yang sunnah dan ada yang wajib; 2) sedekah adalah infaq yang khusus di jalan kebaikan saja. Hukumnya ada yang sunnah dan ada yang wajib; 3) zakat adalah sedekah Wallâhu a`lam bi al-shawwâb.[]
12 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
MARÂJI’ Minhâj Jazairî, Abû Bakar Jabir al-. al-Muslim. Bairut: Dâr al-Bayân li ’Ulûm al-Qur’ân. 2006 M. Maghluts, Sami’ bin Abdullâh . Jakarta: al-Mahira. 2009 MAtlas Agama Islamal-. Terjemahan Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Bandung: Al-Ma’arif. 1993 M Fiqh Sabiq, Sayyid. al-Sunnah. Mesir: al-Fathu li al’ilami al-‘Arabî. 2004 M Perbedaan Sarwat, Ahmad. Zakat, Infaq dan Sedekah. http://www.ustsarwat.com/web/berita-80-perbedaan-zakat-infaq-dan-sedekah.html. Diakses pada Senin 4 Maret 2013 M Ensiklopedi Shihab, M. Quraish, dkk. al-Qur’ân: Kajian Kosa Kata. Jakarta: Lentera Hati. 2007 M Tafsir Shihab, M. Quraish. al-Mishbah. Jakarta: Lentera hati. 2002 M
* Kadiv PPK, Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI), Universitas Islam Indonesia [1] Dalam sistem pemerintahan Islam disamping pajak(zakat) terdapat sumber pemasukan lain seperti ghanimah (pampasan perang), fa’i (barang sitaan), kharaj (retribusi), maks (cukai) dan usyr( bea impor eksport)
[2] Teori negara sebagai hasil kontrak sosial (sicial contrac) pertama kali dikemukakan oleh JJ Rousseou (1712-1778) dalam bukunya du contrat social, tahun 1762 atas inspirasi dari Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704). Teori ini sangat mendasar sebagai basis kontrol rakyat terhadap negara
13 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
[3] Quraish , n Kajian Shihab, Kosa dkk., KataâEnsiklopedi al-Qur’ (Jakarta: Lentera Hati , 2007), hlm. 1124
[4] Quraish ., lihatShihab, juga Sulaiman dkk., nâEnsiklopedi al-Qur’ , hlm. Rasyid, 192Fiqh Islam
[5], Quraish Jakarta:Shihab, Lentera Tafsir al-Mishbah Hati, 2002), Jilid 5, hlm. 231
[6] Sayaid Sabiq, .,Fiqh al-Sunnah
[7] Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah,
[8] ,Sami’ (Jakarta: bin Abdullah al-Mahira,al-Maghluts, 2009), hlm. Atlas Agama Islam 105
[9] Sumber:http://www.ustsarwat.com/web/berita-80-perbedaan-zakat-infaq-dan-sedekah.html, diakses pada hari Senin 4 Maret 2013; Pukul 13.00 WIB
14 / 15
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
15 / 15 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)