KESESUAIAN ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DAN TRANSREKTAL PADA PENENTUAN KARAKTERISTIK PEMBESARAN PROSTAT Correlation transabdominal ultrasound and transrectal on determining the characteristics of prostate enlargement Yusuf Kidingallo, Bachtiar Murtala, Muhammad Ilyas, Achmad M. Palinrungi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menilai prostat dengan pemeriksaan ultrasonografi transabdominal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross-sectional. Dilaksanakan di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar selama bulan juni sampai dengan Oktober 2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metode consecutive sampling sebanyak 42 orang penderita pembesaran prostat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume ratarata prostat yang diukur dengan USG transabdominal(56,56±23,43cm3) lebih besar dibanding transrektal (53,09±21,67 cm3) pada hipertrofi prostat, namun analisis statistik berdasarkan uji korelasi pearson didapatkan korelasi yang kuat ( p=0,000) dengan koefisien korelasi 98,2%. Evaluasi lesi (nodul,kalsifikasi dan kista) berdasarkan ultrasonografi transrectal lebih sensitif dibanding transabdominal, namun tidak berbeda secara statistik berdasarkan uji chisquare. Kata kunci : Ultrasonografi, transabdominal, transrectal, prostat, nodul, kalsifikasi, kista.
ABSTRACT This reseach aimed at assessing the prostate enlargement by the examination transabdominal ultrasonography. This was an analytic study with a cross-sectional method. The reseach was carried out Wahidin Sudirohusodo center general hospital from june to october 2010. Samples were selected by using a concecutive sampling method as many as 42 prostate enlargement patients. The result of the research reveals that the average prostate volume measured with transabdominal ultrasound (56,56±23,43 cm3) is bigger than transrectal (53,09±21,67 cm3) on the prostate hypertrophy. However, the statistical analysis based on Pearson correlation test is obtained the strong correlation (p=0,000) with correlation coeficient of 98,2%. Lesion evaluation (nodules, calcifications and cysts ) based on on the transrectal ultrasonography is more sensitive than transabdominal, but statistically, they are not different based on chi-square test. This sugest that transabdominal ultrasonography can be use to evaluate the prostate when there is no rectal tranducer or in other circumtance which do not allow performed transrectal ultrasonography e.g rectum carcinoma or the patient refused. Key word : prostate, ultrasonography, transabdominal, transrectal, nodul, calcification, cyst.
1
PENDAHULUAN Ultrasonografi dapat bermanfaat mengukur volume prostat dan penuntun pada saat dilakukan biopsi. Ultrasonografi transabdominal dengan full bladder biasanya dapat memperlihatkan dan memungkinkan mengukur volume prostat. Pengukuran volume prostat yang lebih akurat dapat dilakukan dengan ultasonografi transrektal. ( Roehrborn CG, Chinn HK, Fulgham PF, Simkins KL, Peters PC 2001).Meskipun secara klinis tidak sangat bermanfaat karena gejala, komplikasi dan terapi BPH tidak selamanya berhubungan dengan volume prostat. Namun kadang-kadang urolog membutuhkan pengukuran volume prostat untuk membantu memutuskan apakah akan dilakukan retropubic prostatectomy atau standar transurethral prostatectomy. (Kabala J,SibleyGN,Jenkins JPR, Hulse P 2002, Akbar M, 2008.) Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benigna prostat hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. ( Akbar M, 2008, Olumi AF,RichieJP, 2004). Umumnya proses hiperplasia mulai pada umur 30 tahun, dengan kejadian 8% pada laki-laki 30-40 tahun, 40-50% pada laki-laki berumur 51-60 thn dan pada umur lebih dari 80 thn angka kejadian lebih dari 80%. Pada umur 30-40 tahun terjadi hiperplasia mikroskopis, 40-50 tahun hyperplasia makroskopis dan setelah umur 50 tahun hiperplasia sudah menimbulkan gejalah klinik.( Berry MJ, Collin MN 2004, Palinrungi AM 2008) Prevalensi BPH pada otopsi hampir sama pada berbagai ethnis. Di Amerika Serikat hampir 1/3 laki-laki berumur 40-79 thn mempunyai gejala traktus urinarius bagian bawah sedang sampai berat dengan penyebab utama adalah BPH.( Kabala J, Sibley GN, Jenkis JPR 2002, Alam AM,Sugimura K,Okizuka H 2003) Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai gambaran hospital prevalence di dua rumah sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun (1994-1997) terdapat 1040 kasus.( Raharjo D 1999) Kalsifikasi prostat berhubungan dengan pembesaran prostat jinak, prostat adenocarcinoma, dan prostatitis. Gejala klinis kalsifikasi biasanya samar. CT Scan dan USG merupakan modalitas paling baik memperlihatkan kalsifikasi dan kista. ( Raharjo D 1999,Sjamsuhidajat R,De Jong W 2005). Penelitian-penelitian sebelumnya tentang pengukuran volume prostat pada BPH antara lain; Park SB dkk meneliti penentuan volume prostat dengan membandingkan pengukuran transaxial dan midsagittal berdasarkan USG transrektal dan volume prostat sesungguhnya. Park dkk menyimpulkan bahwa pengukuran secara transaxial lebih akurat dibanding midsagittal.(Park SB, Kim JK, Choi SH,Noh HN 2004) Sedangkan Chung HF dkk membandingkan pengukuran volume prostat antara transabdominal sonography dan transrectal sonography. Chung dkk menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik.( Chung HF,De Vries SH,Raiijmakers R,Posma R, Bosch JL 2001) Lee dkk 1985 pertama kali mendeskripsikan lesi hipoechoic pada prostat yang dilihat dengan USG transrektal menemukan sekitar 70% nodul yang teraba pada colok dubur, dan lebih dari 50% ca yang tidak teraba memberikan gambaran hipoechonic. Flagilan dkk menemukan hanya 18% pasien yang dicurigai pada pemeriksaan USG transrektal ternyata Ca prostat pada biopsi, sedangkan 65% Ca prostat tidak mencurigakan pada USG . Akan tetapi lesi hipoechoic pada TRUS mempunyai kemungkinan dua kali lipat dari gambaran isoechoic, sehingga TRUS tidak direkomendasikan sebagai alat uji tapis untuk mendeteksi Ca prostat tetapi dapat berperan sebagai penuntun pengambilan sampel biopsi. ( Santoso R 2009).
2
Malik R. dkk menyimpulkan bahwa USG transrektal berpotensi deteksi dini Ca prostat dengan menemukan akurasi USG transrectal dengan histopatologi terhadap malignitas mempunyai sensitifitas dan spesifitas masing-masing adalah 86,96% dan 71,43% dengan mengamati adanya lesi hipoechoic, letak lesi dan pelanggaran kapsul (infiltrasi kapsul), sedangkan lesi hipoechoic dari 42 kasus yang diamati 23 kasus positif secara histopatology ( 54,76%). (Malik R, PandyaVK, Naik D 2004) Mengingat bahwa USG transabdominal lebih menyenangkan penggunaannya dan ketersediaan alatnya lebih mudah didapatkan, serta persiapan pasien yang lebih sederhana dibanding USG transrectal, sehingga penting dilakukan penelitian untuk menentukan kesesuaiannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RSWS Makassar pada bulan juni 2010 sampai oktober 2010 hingga jumlah sampel terpenuhi (42 orang). Populasi penelitian adalah semua penderita dengan gejala pembesaran prostat yang datang ke bagian Urologi RSWS untuk dilakukan pemeriksaan USG transabdominal dan transrektal.Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive random sampling.Semua sampel dilakukan penilaian volume dan lesi ( nodul, kalsifikasi dan kista) berdasarkan USG transabdominal dan transrektal. Data yang terkumpul diolah dengan bantuan perangkat komputer. Kesesuaian volume prostate menggunakan uji korelasi pearson. Sedangkan kesesuaian lesi ( nodul, kalsifikasi dan kista ) di uji dengan X2. HASIL PENELITIAN Kesesuaian volume prostat pada ultrasonografi transabdominal dan transrektal. Telah dilakukan penelitian pada penderita pembesaran prostat yang datang ke bagian Urologi RS.Dr Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi transrectal dan transabdominal dari bulan juni sampai bulan september 2010 yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Dari studi ini diperoleh 42 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Umur subyek termudah adalah 42 tahun dan subyek tertua adalah 89 tahun. Rerata umur subyek penelitian adalah 65,45 tahun. Tabel 1. Karakteristik volume prostat berdasarkan ultrasonografi transabdominal dan Transrectal ( dalam cm3)
USG
N
Minimum
Maksimum
transabdomin al
42
22.40
108.00
56.56
23.43
transrectal
42
22.10
93.80
53.09
21.67
Valid N
42
3
Rerata
SD
Berdasarkan table 1 Terdapat perbedaan rerata volume prostate yang diukur dengan ultrasonografi transabdominal transrektal. Pada ultrasonografi transabdominal volume yang terkecil adalah 22,40 cm 3, volume prostate yang terbesar adalah 108,00cm3 dengan rerata volume 56,56 ± 23,43 cm3. Sedangkan pada ultrasonografi transrectal volume prostat yang terkecil adalah 22,10 cm 3, volume prostate yang terbesar adalah 93,80cm3 dengan rerata volume 53,09 ± 21,67 cm3. Analisis kesesuaian pengukuran volume prostate dengan ultrasonografi transabdominal dan transrektal berdasarkan Pearson correlation menunjukkan bahwa ada kesesuaian yang kuat dengan nilai P 0,00 dan koefisien korelasi 98,2%. Kesesuaian lesi pada ultrasonografi transabdominall dan transrektal. Tabel 2. Krostabulasi nodul pada ultrasonografi transabdominal dan transrectal
Nodul Trans abdominal
Nodul transrektal
N
N
Ada (%)
Tidak ada(%)
Ada
8 (19.0%)
0 (.0%)
8 (19.0%)
Tidak ada
8 (19.0%)
26 (61.9%)
34 (81.0%)
16 (38.1%)
26 (61.9%)
42 100.0%)
Berdasarkan Tabel 2 dari 16(38%) subyek yang ditemukan nodul berdasarkan USG transrektal hanya 8(19%) yang ditemukan berdasarkan USG transabdominal. Sedangkan dari 26(61,9%) subyek yang tidak ditemukan nodul berdasarkan USG transrektal juga tidak ditemukan nodul berdasarkan USG transabdominal. Berdasarkan uji chi-square ultrasonografi transabdominal dan transrektal didapatkan kesesuaian yang bermakna (X2 hitung > X 2 tabel, ) p= 0,00. nilai X2 hitung = 16,10. df=1.
4
Tabel 3. Krostabulasi lesi kalsifikasi pada USG transabdominal dan transrektal.
Ada
Transrektal Tidak ada
N
Ada
11 (26.2%)
0(.0%)
11(26.2%)
Tidak ada
14 (33.3%)
17 (40.5%)
31(73.8%)
25 (59.5%)
17(40.5%)
42(100.0%)
Trans ababdominal
N
Berdasarkan Tabel 3 dari 25(59,5%) sampel yang ditemukan kalsifikasi berdasarkan USG transrektal hanya 11( 26,2%) yang ditemukan berdasarkan USG transabdominal. Sedangkan dari 17(40,5%) sampel yang tidak ditemukan kalsifikasi berdasarkan USG transrektal juga tidak ditemukan kalsifikasi berdasarkan USG transabdominal. Analisis statistik berdasarkan uji chi-square ultrasonografi transabdominal dan transrektal didapatkan kesesuaian yang bermakna (X2 hitung > X 2 tabel, ) p= 0,02. diperoleh nilai X2 hitung = 10,126. df=1. Tabel 4. Krostabulasi lesi kista pada USG transabdominal dan transrektal
Trans abdominal
transrektal
Ada N
Tidak ada N
Total
N
Ada
Tidak ada
3(7.1%)
0 (.0%)
3 (7.1%)
4 (9.5%)
35 (83.3%)
39 (92.9%)
7 (16.7%)
35 (83.3%)
42 (100.0%)
Berdasarkan Tabel 8 dari 7 (16%) sampel yang ditemukan kista berdasarkan USG transrektal hanya 3 (7,1%) ditemukan berdasarkan USG transabdominal. Sedangkan dari 35 (83,3%) sampel yang tidak ditemukan kista berdasarkan USG transrektal juga tidak ditemukan kista berdasarkan USG transabdominal. Uji statistik berdasarkan uji chi-square ultrasonografi transabdominal dan transrektal didapatkan kesesuaian yang bermakna (X2 hitung > X 2 tabel, ) p= 0,00. diperoleh nilai X2 hitung = 16,15. df=1.
5
PEMBAHASAN Volume prostat Pembesaran prostat umumnya terjadi karena adanya hiperlasia. Pada umur 30-40 tahun terjadi hiperplasi patologis mikroskopis, umur 40-50 tahun terjadi hiperplasia patologis makroskopis dan setelah umur 50 tahun hiperplasia sudah menimbulkan gejala klinis (olumi et al 2004). Pada penelitian ini penentuan volume prostat dengan menggunakan USG transabdominal rata-rata lebih besar dibanding transrektal . Meskipun terdapat perbedaan pengukuran volume prostat berdasarkan ultrasonografi transabdominal dan transrektal, namun analisis statistik berdasarkan uji korelasi pearson didapatkan korelasi yang kuat ( p=0,000) dengan koefisien korelasi 98,2%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chung FH dkk membandingkan USG transabdominal dan transrektal dan menemukan koefisien korelasi yang lebih rendah (84%) dengan nilai P<0,001. Kim SH dkk yang membandingkan korelasi volume prostat berdasarkan USG transabdominal, transrektal dan tiga dimensi. Kim SH dkk mendapatkan korelasi yang kuat antara USG transabdominal dan transrektal (p<0,01) dengan koefisien korelasi 96,7% (Chung FH, De VriesSH, Raijmakers R, Postma R, Bosh JL,2004, Kim SH,Seung SK, 2004) Perbedaan volume prostat yang diukur berdasarkan transabdominal dan transrektal mungkin disebabkan karena pada ultrasonografi transrektal letak transduser lebih dekat, dan dapat dilakukan scan tegaklurus terhadap prostat, sedangkan pada transabdominal jarak transducer terhadap prostat lebih jauh, dan scan tidak dapat dilakukan tegaklurus, karena prostat terletak dibelakang simpisis os pubis sehingga kualitas gambar sangat tergantung skill pemeriksa ( operator dependent ). Nodul Prostat Sekitar 50% nodul prostat adalah kanker prostat. Deteksi adanya nodul sangat tergantung letaknya. Nodul yang terletak pada sona perifer dengan ukuran 0,5 cm dapat dengan mudah diperlihatkan dengan USG transrektal dan MRI ( Barbaric Zl 1994). Sedangkan pada USG transabdominal peneliti belum menemukan referensinya. Berdasarkan hasil penelitian ini USG transrektal lebih sensitif mengevaluasi nodul dibanding transabdominal namun secara statistik berdasarkan uji chi-square didapatkan kesesuaian yang kuat (p=0,000). Kalsifikasi prostat. Kalsifikasi pada prostat berhubungan dengan pembesaran prostat jinak, adenokarsinoma dan prostatitis. Meskipun kalsifikasi sering ditemukan namun hubungannya dengan karsinoma prostat tidak jelas seperti pada karsinoma mammae. CT Scan dan USG merupakan modalitas paling baik memperlihatkan kalsifikasi.( Barbaric ZL 1994, Mohammad AR,Ansari AR 2007, Suh J, Gardner J, Shen S 2008). Meskipun terlihat bahwa USG transrektal lebih sensitif mengevaluasi kalsifikasi dibanding USG transabdominal namun secara statistik berdasarkan uji chi-square didapatkan kesesuaian yang kuat (p=0,002 )
6
Kista prostat Etiologi kista tidak diketahui. Gejalah klinis biasanya asimtomatik tetapi dapat menyebabkan retensi urine.( Alam AM, Sugimura K,Okizuka K 2003, Barbaric ZL 1994) Meskipun terlihat bahwa USG transrektal lebih banyak ditemukan kista dibanding USG transabdominal namun secara statistik berdasarkan uji chi-square didapatkan kesesuaian yang kuat (p=0,000 ) Dari uraian diatas tampak bahwa ultrasonografi transabdominal dan transrektal tidak berbeda secara statistik dalam mengevaluasi lesi nodul, kalsifikasi maupun kista. Hal ini menunjukkan bahwa ultrasonografi transabdominal dapat digunakan mengevaluasi lesi pada prostat bila transducer transrektal tidak ada atau pada keadaan lain yang tidak memungkinkan dilakukan ultrasonografi transrektal misalnya ca. Rectum atau pasien menolak. KESIMPULAN 1. Rerata volume prostat berdasarkan USG transabdominal lebih besar dibandingkan dengan transrektal namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. 2. USG transrektal rata-rata lebih sensitif mendeteksi adanya nodul, kalsifikasi dan kista dibanding USG transabdominal namun perbedaan tersebut secara statistik tidak bermakna. DAFTAR PUSTAKA 1. Akbar M. benign prostate hyperplasia. Available from http:// www.urologidharmais.com/view.artikel=9. last update 12, 2008. 2. Olumi AF, RichieJP. Benign prostat hyperplasia in Urologic Surgery. In Sabiston Textbook of Surgery, ed 17th editor Townsend CM. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2004;2301-4. 3. Barry MJ, Collins MN. Benign prostate hyperplasia and prostatitis in: Cecil Textbook of Medicine, Ed22nd. Editor Goldman L, Ausiello D, Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004;775-8. 4. Palindrungi AM. Benign prostate hyperplasia, Division of urologi Department of Surgery, Fakulty of Medicine, University of Hasanuddin, Makassar. 2008; 1-33. 5. Kabala J, Sibley GN, Jenkins JPR, Hulse P. The Bladder and prostate in Textbook of Radiology and Imaging, Vol II, 7th Ed. Editor Sutton D. London: Churcil Livingstone. 2002:1004-6. 6. Alam AM, Sugimura K, Okizuka H. Anatomy and Diseases of the Prostate and Seminal Vesicles in :The Asian-Oceanian Textbook of Radiology. Editor Peh WCG, Hiramatsu Y. Tokyo: TTG Asia Media. 2003; 823-30. 7.
Raharjo D. Prostat Hipertropfi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FK-UI, Editor Reksoprodjo S. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC. 1999; 161-9.
8. Park SB, Kim JK, Choi SH, Noh HN, Kyung Ji E, Sik Cho K. Prostat volume measurement by TRUS using Height obtained by transaxial and midsagittal scanning
7
: Comparison with specimen volume following radical prostatectomy. Available from http: //www.ncbi.nlm.nih gov/pmc/article. 9. Chung HF, De Vries SH, Raijmakers R, Postma R, Bosch JL. Prostat Volume Ultrasonography. Available from: http:// linkinghub.elsevier .com/retrieve 10. Kim SH, Seung SK, Correlation between the various methods of estimating prostate volume: transabdominal, transrectal and trhee dimensional US. Available from : http:// d.wanfangdata.com.cm/NSTLGK.aspx. 11. Santoso R.USG transrectal. Available from : dharmais.com/view.artikel=9. Updated January 27,2009.
http://
www.urologi-
12. Malik R, Pandya VK, Naik D. Transrectal Ultrasonography for evaluation ofvarious benign and malignant lesion and their histophatologic correlation in Genitourinary Immaging. Vol 14. Dept of Radiology Gandi medical college. Bhopal 2004; P.15567. 13. Rahardjo D, Pembesaran Prostate Jinak dalam Dasar-dasar Urologi Edisi II, Bagian Bedah FKUI. Jakarta : Sagung seto. 1995; 161-70. 14. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Prostat dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.. 2005; 782-6. 15. Roehrborn CG, Chinn HK, Fulgham PF, Simpkins KL, Peters PC. The role of transabdominal Ultrasound in the preoperative evaluation of patien with benign prostate hypertrophy . available from : http:// www.ncbi.nih.govpubmed/23432709 . updated may 2001. 16. Mohammed N, Ansari MA. Comparative study of prostate volume and uroflowmetry in benign prostatic hyperplasia. Available from: http:// ispub.com/ostia/index. Updated august 2007 17. Barbaric ZL. Prostate in Princiles of Genitourinary radiology, 2nd Ed. New York:Thieme medical Publisher,1994; 408-15. 18. Suh J, Gardner J, Kee K, Shen S. Calcification in prostate and ejaculatory system. Available from: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii. Updated august 12 2008. 19. Mohammad AR. Large renal cyst and prostate calcification. Available from: http://Nexradiology. Blogspot.com/2009/03 html. Updated august 12 2009
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama NRP Pangkat / Golongan Agama Tempat / tanggal lahir Alamat Pendidikan
: Yusuf Kidingallo : 7209622 : AKP / III c : Kristen Protestan : Toraja, 25 september 1972 : Nusa Harapan Permai Blok A no 6 Makassar : - Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, desember 1999. - PPDS Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, periode januari 2007 sampai periode 2010.
9