1 “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X DI SMA NEGERI 1 PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN”. Halid Nento, Muhammad Yusuf *, Ahmad Zainuri ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Halid Nento. NIM. 451 408 036. ”Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan”. Skripsi. Jurusan Fisika Program Studi Geografi. Fakultas Matematika dan IPA. Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Pembimbing (1) Muhamad Yusuf, S.Si, M.Si, dan (2) Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei korelasional untuk menggabarkan hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Dari hasil pengujian normalitas data yang telah dilakukan, maka baik variabel X maupun variabel Y benar-benar normal dan diterima. Kemudian, hasil analisa data yaitu analisis regresi dan korelasi persamaan regresi dan hipotesis sangat berarti, sehingga setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X (motivasi belajar), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (hasil belajar siswa), dengan asumsi kedua variabel linier dan berarti. Sedangkan pengujian hipotesis berdasarkan perhitungan koefisien korelasinya sangat berarti karena thitung lebih besar dari tdaftar dan berada diluar penerimaan Ho. Dengan demikian, dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan”, dinyatakan diterima. Kata Kunci: Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa PENDAHULUAN Pendidikan merupakan tangung jawab bagi setiap warga negara. Tanggung jawab ini merupakan suatu tantangan yang perlu direalisasikan sebagai pendorong kemajuan pembangunan pendidikan di Indonesia umumnya dan mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang antara lain membentuk manusia Indonesia agar menjadi terampil, cerdas, dan berbudi pekerti luhur. Hal ini mutlak diperlukan karena hanya manusia terampil, cerdas, dan berbudi pekerti luhur yang dapat mempercepat pembangunan. Namun demikian, pendidikan sebagai suatu sistem bukanlah merupakan suatu hal yang baku yakni yang terus-menerus disoroti oleh berbagai kalangan, baik di kalangan pemerintah, maupun di kalangan masyarakat.
2 Dengan adanya sorotan dari berbagai pihak bahwa seluruh masyarakat merasa perlu terlibat langsung dalam pendidikan, maka alangkah baiknya perubahan-perubahan yang menantang kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia secara seksama diikuti dan dicermati agar arah pendidikan nasional yang akan membawa generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dapat dibina berdasarkan kebijakan pendidikan yang jelas dan konsisten serta berkesinambungan.
Untuk
mencapai
semua
ini,
maka
pemerintah
selalu
berusaha
menyempurnakan sistem pendidikan melalui berbagai usaha antara lain menyempurnakan kurikulum, pengadaan buku-buku paket, melaksanakan penataran bagi guru-guru bidang studi, pengadaan fasilitas dan media pembelajaran, serta pengadaan gedung-gedung sekolah yang semuanya dimaksudkan untuk membantu atau memperlancar jalannya sistem pendidikan nasional khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah. Berbicara masalah pendidikan, maka tidak lepas dari masalah proses belajar mengajar itu sendiri. Aspek proses belajar mengajar tersebut sangat menentukan tujuan pendidikan yang ingin dicapai yang menuntut guru disamping sebagai pengajar juga berperan sebagai pendidik, pembimbing/pelatih. Dengan demikian guru
berkewajiban meningkatkan kemampuan
profesionalnya demi meningkatkan mutu pendidikan, serta kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu guru sebagaimana dimaksud di atas adalah berkaitan dengan cara, strategi atau teknik dalam pelaksanaan proses pembelajaran, terutama dalam membentuk pribadi anak didik agar menguasai sejumlah kompetensi setelah ia menjalani proses belajar. Berkaitan dengan hal ini juga, perlunya peningkatan kemampuan profesional guru sebagai pendidik terutama pada era yang penuh dengan persaingan kemajuan ilmu dan teknologi harus sejalan dengan perkembangan yang ada. Sebagai tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses belajar mengajar dituntut harus mampu dan dapat menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka diperlukan berbagai strategi yang dilakukan oleh guru sebagai pelaksana proses belajar mengajar di dalam kelas, yang dimaksudkan adalah mengarahkan kegiatan belajar para peserta didik serta memotivasinya sehingga dengan demikian aktivitas belajar akan lebih meningkat dari yang sebelumnya. Didalam kelas guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar sangat diharapkan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelas, mengembangkan berbagai kreativitas belajar siswa. Sebelum melaksanakan tugas mengajar, guru harus membuat percobaan dan persiapan yang matang dimana langkah awal guru harus merumuskan tujuan yang harus dicapai. Guru perlu mencari alternatif-alternatif untuk mendorong gairah siswa sehingga mereka dapat
3 termotivasi untuk belajar dengan baik. Dengan guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat membantu kesulitan peserta didik dalam melakukan telaah tentang materi yang diajarkan yang akan berimbas pada hasil belajar siswa. Mengingat di sekolah SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan bahwa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih kurang termotivasi, indikasinya antara lain siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak memperhatikan serta mencatat materi yang diberikan guru, kurang tekun terhadap tugas yang diberikan oleh guru, kurang tepat waktu penyelesaian tugas yang diberikan, sehingga berimbas pada pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri. Motivasi belajar sebagian besar terdapat pada diri siswa yang menjadi faktor utama untuk pencapaian hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2009: 7). Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai, apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Menurut Aunurrahman (2010: 37) bahwa hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walapun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Sedangkan Bloom (dalam Sudjana, 2006: 15) mengemukakan bahwa kemampuan yang diperoleh hasil belajar siswa dibedakan menjadi tiga ranah; ranah kongnitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor, ranah kongnitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, atau ingatan pemahaman, aplikasi, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, ranah efektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi, sedangkan ranah psikomotorik adalah berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, dan gerakan ekspresif dan interpretatif ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Menurut Syah (2003: 15-16) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
4 (a) Faktor eksternal, mencakup: (1) faktor-faktor non sosial (keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, metode pengajaran), (2) faktor-faktor lingkungan social, (3) lingkungan sosial masyarakat (lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa, (4) lingkungan sosial keluarga (b) Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari diri si pelajar, mencakup: (1) faktor-faktor fisiologis (Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dari pada yang tidak lelah, dan keadaan, dan (2) faktor-faktor Psikologi (kecerdasan siswa / intelegensi siswa Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluag individu tersebut meraih sukses dalam belajar, dan motivasi, para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat). Slameto (2010:170) merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, integritas, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit yang berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep dan sebagainya. Mungkin siswa cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada kekuatan-kekuatan lain, seperti misalnya teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah. Menurut Sardiman (2009:73) mengatakan bahwa “Motif”diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya pengerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan, bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif di saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan ataw mendesak. Menurut Hamalik (2009:162) jenis-jenis motivasi terbagi dua jenis motivasi antara lain sebagai berikut: a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini juga sering di sebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, jadi motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
5 b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridcule, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya terpengaruh oleh kondisi siswa (Dimyati, 1999: 79). 1. Faktor Kemampuan Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Siswa yang mempunyai kemampuan tingi akan mempunyai motivasi kemampuan yang tinggi pula, jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah oleh karena itu prestasi mereka dalam belajar nampak meningkat 2. Faktor Minat Apabila seorang anak mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu,maka dikatakan dia mempunyai motivasi yang tinggi. Oleh karena minat tidak dipisahkan dengan motivasi. 3. Faktor kesehatan mental Kesehatan mental akan mempengaruhi motivasi belajar siswa, oleh karena kesehatan mental, berhubungan dengan ketenangan hidup, ketentraman jiwa kebahagiaan batin. 4. Faktor Orang Tua Orang tua adalah orang yang memiliki ikatan batin tersendiri dengan anaknya, kasih sayang, perhatian dan sentuhan hati merupakan ciri khas yang di miliki oleh setiap orang terhadap anaknya. 5. Faktor Guru Sebagai Pendidik Guru sebagai pendidik berperan dalam menyusun desain pembelajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik dalam pembelajaran siswa, guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif agar siswa dapat termotivasi dalam belajar secara aktif dalam proses belajar guna mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai. 6. Faktor Lingkungan Lingkungan siswa berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal, pergaualan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruhi oleh lingkungan sekitar.
6
Menurut Uzer (1995: 29) mengemukakan bahwa faktor-faktor yag mempengaruhi hasil belajar: 1. Motivasi instrinsik yakni motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dan dorongan orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. 2. Motivasi ekstrinsik yakni motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu, apakah karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan kondisi tersebut akhirnya seorang individu mau melakukan sesuatu.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Dalam penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang berjumlah 140 yang terdiri dari 4 kelas. Arikunto (2002 : 104), mengemukakan bahwa apabila populasi lebih dari 100 orang maka yang menjadi sampel adalah sebanyak 10 s/d 15 % atau 20 s/d 25 %. Sedangkan apabila populasinya kurang dari 100 maka sampelnya adalah seluruh populasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 25% dari total populasi yang berjumlah 140 orang. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 36 siswa. Banyaknya sampel kelas XA dapat di lihat pada perhitungan berikut: Kelas XA jumlah populasi
= 36
Sampel
= Jumlah populasi x 25%
Sampel
= 36 x 25% = 9 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran tentang hubungan motiovasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dengan desain sebagai berikut:
X Keterangan : X : Motivasi Belajar Y : Hasil Belajar Siswa
Y
7 Variabel yang digunakan adala variable bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data hasil penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistika. HASIL PENELITIAN Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari data motivasi belajar (X), dan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau (mean), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram. Secara umum data hasil penelitian secara lengkap disajikan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel X Y
n 36 36
Skor min 125 60
Skor maks 166 920
Data Ratarata 145.89 78.04
Range 41 30
Me
Mo
SD
144.92 78.94
142.95 81
9.23 6.52
Ket: X = Motivasi belajar Y = Hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi Data motivasi belajar dijaring melalui kuesioner yang tersebar dalam 35 butir pernyataan. Secara teoritik skor minimum yang diperoleh adalah 125 dan skor maksimum adalah 166. Berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum diperoleh rata-rata teoritik sebesar 145.89. Hasil angket yang diperoleh dari 36 responden secara empirik skor terendah sebesar 125, skor tertinggi sebesar 166, dara-rata skor motivasi belajar sebesar 145.89, median sebesar 144.92, modus sebesar 142.95 dan standar deviasi sebesar 9.23. Dari skor maksimum dikurangi skor minimum diperoleh range sebesar 41, panjang kelas interval 7 dan banyaknya kelas interval 6 (hasil penelitian disajikan pada lampiran 6). Sebaran data disajikan pada Tabel 3. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar No.
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
1
125 – 131
2
5.56
2
132 – 138
5
13.89
3
139 – 145
12
33.33
4
146 – 152
8
22.22
8 5
153 – 159
6
16.67
6
160 – 166
3
8.33
36
100
Jumlah
Rata-rata skor motivasi belajar sebesar 145.89, sehingga data menunjukkan bahwa terdapat 7 orang siswa atau 19.44 % mengatakan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran geografi, dan 29 orang siswa 80.56% yang mengatakan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran geografi. Dari uraian tersebut bahwa motivasi belajar siswa cenderung tinggi. Data hasil belajar pada mata pelajaran geografi diperoleh melalui dokumentasi hasil ujian semester ganjil. Secara teoritik skor minimum yang dicapai adalah 60 dan skor maksimum adalah 90. Berdasarkan hasil dokumentasi evaluasi data hasil belajar yang dijaring dari 36 orang siswa diperoleh skor minimum sebesar 60, skor maksimum sebesar 90, rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi adalah sebesar 78.04, median sebesar 78.94, modus sebesar 81dan standar deviasi sebesar 6.52. Dari skor maksimum dikurangi skor minimum diperoleh range sebesar 30, panjang kelas 5 dan banyaknya kelas 6. (hasil perhitungan disajikan dalam lampiran 6). Sebaran data disajikan dalam tabel 6. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi No
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
1
60 – 64
1
2.78
2
65 – 69
3
8.33
3
70 – 74
6
16.67
4
75 – 79
9
25
5
80 – 84
12
33.33
6
85 – 90
5
13.89
36
100
Jumlah
Rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebesar 78.04, sehingga data menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 26 orang siswa atau 72.22% memperoleh hasil belajar di atas rata-rata, dan ada 10 orang mahasiswa atau 27.78% memperoleh hasil belajar dibawah rata-rata. Dari uraian tersebut tampak bahwa hasil belajar siswa cenderung tinggi.
9
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian, apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji chi kuadrat pada taraf nyata α 0,05 dengan hipotesis bahwa skor variabel X (motivasi belajar) dan variabel Y (hasil belajar siswa) berdistribusi normal. Hasil untuk uji normalitas data pada variabel X (motivasi belajar) diperoleh bahwa nilai χ²hitung = 1.408 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh χ²daftar = 7.815. Karena χ²hitung ≤ χ²daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (data terlampir pada lampiran 6). Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (hasil belajar siswa) menunjukan bahwa nilai χ²hitung = 0.831 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α 0.05, maka diperoleh χ²daftar = 7.815. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ²hitung lebih kecil dari χ²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal (data terlampir pada lampiran 6). Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian, diadakan pengujian melalui persamaan regresi, liniearitas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 7) diperoleh persamaan regresi adalah: Ŷ = 5.58 + 0.49x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan ratarata pada variabel Y sebesar 0.49 pada konstanta 5.58. Maksudnya bahwa, setiap unit variabel X (motivasi belajar) akan memberikan hubungan setiap indikator yang ada pada variabel Y (hasil belajar siswa) sebesar 0.49. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator motivasi belajar, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada hasil belajar siswa sebesar 0.49. Hasil pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linear apakah berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA sebagai berikut: Tabel 9. ANAVA Sumber Varians
dk
JK
RJK
F
Total
36
211850
Regresi (a)
1
210069.44
210069.44
-
Regresi (b/a)
1
786.31
786.31
-
-
26.89 Residu
34
994.24
29.24
10 Tuna Cocok
20
190.07
9.5 0.17
Kekeliruan
14
804.17
57.44
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa linieritas persamaan regresi, diperoleh harga Fhitung = 0.17 pada taraf nyata α = 0.05 dan dk pembilang = 20 dan dk penyebut = 14, diperoleh F (0,95) (20, 14)
= 3.51. Kriteria pengujian yaitu Fhitung < Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa regresi linear Y atas X dengan persamaan Ŷ = 5.58 + 0.49x dapat diterima pada taraf nyata α = 0,05. Persamaan regresi tersebut bermakna bahwa setiap terjadi perubahan (peningkatan atau penurunan) pada motivasi belajar sebesar 5.58 akan diikuti perubahan ratarata sebesar 0.49 hasil belajar siswa. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh harga Fhitung = 26.89 pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 34, didapat F(0,95)
(1.34)
= 7.44.
Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi adalah berarti dan dapat diterima. Artinya, persamaan regresi Ŷ = 5.58 + 0.49x relevan dengan kriteria pengujian dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam kelanjutan analisis data selanjutnya
Jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linear, maka dapat ditentukan sejauhmana derajat hubungan antara variabel Y dan X melalui koefisien korelasi (r). Dari hasil perhitungan pada lampiran 7, diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.66. Dari hasil ini, maka koefisien determinasinya adalah 0.4356 atau 43.56%, yang berarti bahwa hubungan yang ditimbulkan oleh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi adalah sebesar 43.56%, sedangkan sisanya sebesar 56.44% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 5.12 sedangkan daftar distribusi tdaftar pada taraf nyata α = 0.01 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(1-0.995) (34) = 2.042. Dari hasil perhitungan, thitung lebih besar dari ttabel, yaitu (5.12 > 2.042). Selanjutnya pada daftar distribusi t taraf nyata α = 0.05 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(0,975) (34) = 2.750. Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (5.12 > 2.042 dan 2.750), sehingga diperoleh kesimpulan yang sama bahwa koefisien korelasinya benar-benar signifikan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
11
Ho
H1 -2, 750
0
+2, 750
5.12
Gambar 1. Penolakan dan Penerimaan H1 dan Ho Berdasarkan gambar penolakan dan penerimaan di atas, maka hipotesis dapat penelitian ini berbunyi “terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan”, dinyatakan diterima. Penelitian ini termasuk studi pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti, ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah motivasi belajar (variabel X) dan variabel terikat adalah hasil belajar siswa (variabel Y) pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Berbicara tentang motivasi belajar, maka tidak terlepas dari proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan semua unsur yang terdiri dari guru, siswa, sarana dan prasarana belajar yang terorganisir secara baik dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi maupun hasil belajar siswa sebagai mana yang tertuang dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian, maka kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan sepanjang zaman, dimana belajar merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat emosional manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Belajar memberikan daya pikir kepada manusia untuk selalu berkembang sesuai dengan kemampuannya, serta memberikan peluang kepada manusia untuk memunculkan ide-ide yang dapat memberikan solusi dalam pembangunan manusia seutuhnya. Setiap kegiatan belajar mengajar pada dasarnya memiliki sejumlah tujuan yang menjadi keinginan untuk dicapai. Dalam kenyataan, tujuantujuan belajar cukup banyak dan bervariasi, tergantung dari orang atau individu yang melakukanya. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang disebut hasil pembelajaran serta berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Seorang guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan melalui suatu pembelajaran atau rencana pembelajaran. Sebagai upaya dalam membantu siswa dalam belajar dari yang tidak tau menjadi tau secara efektif dan efisien. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanankan oleh seorang guru pada hakekatnya sangat
12 mempengaruhi hasil belajarnya. Terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi belajar guru kepada siswa. Motivasi belajar siswa yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Melalui proses belajar seorang siswa berusaha mengumpulkan pengalaman berupa pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan penyesuaian tingkah laku. Motivasi yang dicapai ini sangat penting bagi setiap orang karena merupakan gambaran bagaimana kesiapan yang dimiliki. Apabila kita melihat sejumlah kegiatan yang berlangsung di sekolah, di mana siswa ada yang belajar dan ada guru yang mengajar. Sejauh mana program tersebut dipelajari dan dikuasai oleh siswa dapatlah dikatakan setelah melihat hasil yang dicapai. Dengan demikian jelaslah bahwa motivas dan hasil belajar merupakan dua unsur yang harus dicapai dalam dunia pendidikan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Menurut Hamalik (2009: 105) ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi adalah; (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain; dan (2) menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjukpetunjuk tingkah laku seseorang. Namun masih ada sebagian siswa yang kurang termotivasi selama proses pembelajaran berlangsung yakni, motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, keinginan untuk diterima oleh orang lain dan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti; angka kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif adalah sarkasme, ejekan dan hukuman. Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian, maka diperoleh hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Maka, langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertama-tama peneliti mengadakan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden. Pengujian normalitas data dimaksudkan apakah data tersebut berditribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan inti pengujian berikutnya. Dari hasil pengujian normalitas data baik variabel X (motivasi belajar) maupun variabel Y (hasil belajar siswa) benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi
Ŷ = 5.58 + 0.49x. Model
regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor motivasi belajar akan diikuti oleh naiknya skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebesar 0.49 unit pada kostanta 5.58 dengan kata lain makin tinggi motivasi belajar, maka makin tinggi pula hasil belajar siswa.
13 Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (motivasi belajar) dan variabel Y (hasil belajar siswa), maka sebagai langkah berikutnya adalah menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.66 dengan koefisien determinasi sebesar r² = sebesar 0.4356 atau 43.56% variasi yang terjadi pada hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh motivasi belajar, sebagai langkah terakhir tentang pengujian keberartian koefisien dari thitung atau berada di luar daerah perhitungan Ho atau Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan sisanya sebesar 0.5644 atau sebesar 56.44% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti misalnya penggunaan metode pembelajaran, kreativitas mengajar guru, pengelolaan kelas, dan lingkungan kelas maupun fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Variasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh motivasi belajar hanya sebesar 43.56%, sehingga motivasi belajar tidak bisa diabaikan karena dapat memberikan hubungan yang kuat dan positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.66 dengan korelasi determinasi r2 = 0.4356 atau 43.56%. 2. Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu " Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di SMA Negeri 1 Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dapat diterima pada taraf sangat signifikan. Saran Berdasarkan hasil simpulan penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Guru hendaknya dalam meningkatkan hasil belajar siswa tidak semata-mata dengan menjelaskan materi dan melakukan evaluasi, tetapi guru juga harus membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa memiliki kemauan yang tinggi untuk belajar. 2. Hendaknya siswa memanfaatkan waktu yang diberikan di sekolah maupun di rumah, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi dapat ditingkakan.
14 3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya lebih jauh mengkaji tentang motivasi belajar agar motivasi belajar lebih diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, terutama dalam mengkaji instrumen yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Ilmu Dimyati. 1999. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineke Cipta. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Harliana, 1998. http://id.shvoong.com/social. Diunduh Tanggal 21 Februari 2013 Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineke Cipta. Sardiman, A.M 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Secara Sistematik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sobry. M. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Rafika Aditama. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfa Beta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres. Uno, Hamsah B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukuannya; Jakarta: PT Bumi Aksara Uzer, Usman. 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya