ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DI SDN 27 KOTO
Oleh YULIA SARI ANGGRAINI NPM. 1010013411026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
0
PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DI SDN 27 KOTO Yulia Sari Anggraini1, Zulfa Amrina1,Yulfia Nora1 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected]
Abstrak
This research is motivated by the lack of creativity of fourth grade students learn math. The purpose of this study was to describe the creativity of fourth grade students learn using cooperative learning model Team Assisted Individualization. This type of research, classroom action research. The subjects were fourth grade students of SDN 27 Koto South Coast. The instrument used is the observation sheet creativity of students, teacher observation sheet activities and final test cycle. Based on analysis of student learning creativity observation sheets, on each of the indicators has increased the creativity of the students have a high persistence in the first cycle 64% increase in cycle II to 82.67%, the creativity of the students have a great curiosity in the first cycle 53, 33% increase in the second cycle to 80%, the creativity of the students have a high involvement in the first cycle 60% increase in the second cycle to 84%, the creativity of the students have a passionate dedication and active in carrying out the task in the first cycle increased 69.33% in the second cycle to 88%, and the creativity of students in response to questions asked and the answers tend to give more in the first cycle 60% increase in cycle II to 85.33%. This study, it can be concluded that there is an increase in creativity fourth grade students learn math SDN 27 Koto after using cooperative learning model Team Assisted Individualization.
Keywords: Creativity, Team Asisted Individualization, Mathematics
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
untuk mengembangkan aspek kepribadian
keterampilan dasar yang diperlukan peserta
manusia.
didik dalam kehidupan. Menurut Hamalik
Aspek
kepribadian
itu,
pembelajaran
adalah
“suatu
mencakup aspek pengetahuan, nilai, sikap,
(2013:7),
dan
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
keterampilan.
pembelajaran
memiliki
Sedangkan, tujuan
untuk
unsur 1
manusiawi,
material,
fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling
bagi kemampuan komunikasi, penalaran,
mempengaruhi
dan pemecahan masalah. Siswa akan
mencapai
tujuan
pembelajaran”.
mampu mengaitkan serta menyelesaikan
Matematika salah satu cabang ilmu
masalah yang dihadapi berbekal konsep
pengetahuan yang sangat membantu dalam
yang
memecahkan masalah. Terutama masalah
pemahaman konsep matematika yang baik
dalam
seperti
siswa akan mudah untuk mengingat,
berhitung, mengumpulkan, dan mengolah
menggunakan, dan menyusun kembali
data serta membentuk logika berpikir lebih
suatu konsep yang telah dipelajari.
kreatif
kehidupan
dan
sehari-hari,
terstruktur.
matematika
memiliki
Pembelajaran struktur
dipahami.
Selain
itu,
dengan
Mengingat pentingnya kemampuan
dan
pemahaman
konsep
matematika,
keterkaitan yang kuat dan jelas antar
seharusnya guru sebagai fasilitator siswa
konsep sehingga memungkinkan siswa
dituntut untuk kreatif memilih strategi
untuk
berpikir
melibatkan
kritis,
imajinasi,
kreatif
yang
pembelajaran yang tepat dalam mengajar.
penemuan,
dan
Guru mengupayakan berbagai hal untuk
mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
membangkitkan
atau
mendorong,
dan memfokuskan siswa memahami materi
mengkomunikasikan gagasan. Mewujudkan
semangat,
pelajaran matematika. Sebelum proses
pentingnya
peranan
pembelajaran dilaksanakan, guru harus
matematika di atas, perlu diciptakan
menyusun pembelajaran secara sistematis
pembelajaran
yang
berkualitas.
dan berkesinambungan sehingga tercipta
Pembelajaran
berkualitas
dapat
kondisi belajar yang kondusif, efektif dan
diwujudkan dengan cara melatih siswa
efisien
untuk
tentang
pembelajaran. Selain itu, guru sebagai
dengan
komponen utama dalam pembelajaran
2009:13),
matematika harus menciptakan kondisi
menyatakan “Tiga aspek kemampuan yang
belajar siswa aktif dalam semua situasi.
harus
dalam
Hal ini untuk mengembangkan, menggali
mempelajari matematika yaitu kemampuan
potensi, dan kemampuan yang dimiliki
pemahaman
siswa.
menguasai
matematika. Depdiknas
Hal (dalam
dikuasai
penalaran
konsep ini
Shadiq,
oleh
konsep, dan
sesuai
siswa
kemampuan
komunikasi,
serta
pemahaman
mencapai
tujuan
Pembelajaran matematika seharusnya
kemampuan pemecahan masalah”. Kemampuan
demi
mampu konsep
membantu
konsep-konsep
matematika merupakan landasan penting
memahami 1
siswa
materi
materi
memahami
pelajaran
pelajaran
dan
tersebut
sampai
tuntas.
pembelajaran
Keberhasilan
matematika
kegiatan
diukur
orang)
dari
siswa yang ikut berdiskusi,
sedangkan yang lainnya mengandalkan
tingkat pemahaman, penguasaan materi
teman yang pintar saja.
serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
Dilihat dari nilai Ulangan Harian I
pemahaman konsep siswa, semakin tinggi
Semester II Tahun Ajaran 2013/2014,
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
banyak siswa yang belum
tujuan
Kenyataannya,
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM).
pembelajaran
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
pembelajaran.
sekarang
ini
dalam
memenuhi
matematika siswa mengalami kesulitan
khususnya mata pelajaran matematika
dalam memahami materi pelajaran.
yaitu 72. Dari 25 orang siswa kelas IV,
Berdasarkan observasi yang peneliti
hanya 11
orang siswa yang nilainya
lakukan di kelas IV SDN 27 Koto,
mencapai KKM, dan 14 orang siswa yang
Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten
lainnya tidak mencapai KKM. Secara
Pesisir Selatan pada tanggal 15 dan 16
ringkas, dapat dipresentasikan hasil Ulang
November
gambaran
Harian siswa IV yaitu: 44% nilai siswa di
terhadap pembelajaran matematika. Pada
atas KKM dan 56% nilai siswa yang tidak
saat proses pembelajaran, guru yang
mencapai KKM.
2013
diperoleh
banyak berperan dalam kelas, mulai dari
Mengatasi permasalahan ini, guru di
menjelaskan materi sampai menyelesaikan
sekolah mempunyai tanggung jawab untuk
contoh soal. Akibatnya pembelajaran yang
merangsang dan meningkatkan daya pikir,
dijelaskan guru kurang menarik perhatian
sikap dan perilaku yang kreatif bagi siswa.
siswa, sehingga kreativitas siswa kurang
Kreatif belajar dapat ditunjukan dengan
dalam proses pembelajaran. Rendahnya
adanya
kreativitas siswa dapat dilihat dari 25
mengolah
orang siswa hanya 48% (12 orang) siswa
berbagai jawaban atau solusi. Dengan
yang memperhatikan guru menjelaskan
mengusahakan
materi pelajaran, 36% (9 orang) siswa yang
yang dapat mengembangkan kreativitas
bertanya mengenai materi pelajaran, 32%
siswa yaitu dengan menggunakan model
(8
Pembelajaran
orang)
siswa
yang
menanggapi
keterampilan-keterampilan pemikiran
dalam
mencari
suasana di dalam kelas
Kooperatif
Tipe
Team
pertanyaan dari guru. Metode ceramah dan
Assisted Individualization. Menurut Asma
tanya jawab sering digunakan, sedangkan
(2012:3),
metode diskusi jarang digunakan walaupun
merupakan salah satu model pembelajaran
ada digunakan oleh guru tersebut, tetapi
yang terstruktur dan sistematis, dimana
dalam pelaksanaannya hanya 40% (10
kelompok-kelompok kecil bekerja sama 2
“Pembelajaran
kooperatif
untuk mencapai tujuan-tujuan bersama”.
Kooperatif
Model
Pembelajaran
Individualization di SDN 27 Koto.
Team
Assisted
Kooperatif
Tipe
Individualization
Tipe
Team
3. Mendeskripsikan
Assisted
peningkatan
menggabungkan pembelajaran kooperatif
kreativitas belajar siswa kelas IV
dengan pengajaran individu,
sehingga
dalam memiliki keterlibatan yang
siswa dapat meningkatkan kemampuan
tinggi pada pembelajaran Matematika
individu dan kemampuan bersosialisasi
melalui
model
dengan siswa lain. Pada metode ini siswa
Kooperatif
Tipe
aktif
Individualization di SDN 27 Koto.
dalam
kelompoknya
untuk
menyelesaikan masalah dan bertanggung
Pembelajaran Team
4. Mendeskripsikan
jawab atas tugas yang diberikan.
Assisted
peningkatan
kreativitas belajar siswa kelas IV aktif
Dilatar belakangi oleh kondisi riil
dalam memiliki dedikasi bergairah
di sekolah sebagaimana yang dijelaskan di
serta aktif dalam melaksanakan tugas
atas, peneliti tertarik untuk memecahkan
pada
masalah dengan melakukan Penelitian
melalui
model
Tindakan Kelas (PTK) yang diberi judul:
Kooperatif
Tipe
“Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV
Individualization di SDN 27 Koto.
Pada Pembelajaran Matematika Melalui Model
Pembelajaran
Kooperatif
pembelajaran
Matematika Pembelajaran
Team
5. Mendeskripsikan
Assisted
peningkatan
Tipe
kreativitas belajar siswa kelas IV
Team Assisted Individualization Di SDN
dalam menanggapi pertanyaan yang
27 Koto”.
diajukan serta cenderung memberi
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan
jawaban
peningkatan
lebih
pembelajaran
banyak
Matematika
pada melalui
kreativitas belajar siswa kelas IV
model Pembelajaran Kooperatif Tipe
dalam memiliki ketekunan yang tinggi
Team Assisted Individualization di
pada
SDN 27 Koto.
pembelajaran
melalui
model
Kooperatif
Tipe
Matematika Pembelajaran
Team
Assisted
KERANGKA TEORITIS
Individualization di SDN 27 Koto. 2. Mendeskripsikan
1. Tinjauan tentang Pembelajaran
peningkatan
Matematika
kreativitas belajar siswa kelas IV
Mengacu
pada
Depdiknas
(dalam
dalam memiliki rasa ingin tahu yang
Shadiq 2009:13), menyatakan “Tiga aspek
besar pada pembelajaran Matematika
kemampuan yang harus dikuasai oleh
melalui
siswa dalam mempelajari matematika yaitu
model
Pembelajaran 3
kemampuan
pemahaman
konsep,
Piers (dalam Ngalimun, dkk. 2013:53),
kemampuan penalaran dan komunikasi,
mengemukakan
serta
kreativitas adalah sebagai berikut:
kemampuan
pemecahan
masalah”.Mengacu pada Kurikulum pada Tingkat
Satuan
(2006:416)
“
Pendidikan mata
perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
kritis
dan
kreatif,
serta
kemampuan bekerja sama’’. Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah kemampuan pemahaman konsep matematika.Kemampuan
pemahaman
konsep matematika adalah kemampuan
14.Bersifat sensitif.
untuk mengerti tentang konsep, yang
3. Tinjauan Tentang Model
memungkinkan dapat mengelompokkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe
objek ke dalam contoh, dan non contoh.
Team Assisted Individualization
2. Tinjauan Tentang Kreativitas
(TAI)
Kreativitas merupakan istilah yang
Model pembelajaran Kooperatif tipe
banyak digunakan baik di lingkungan
TAI merupakan model pembelajaran yang
sekolah maupun di luar sekolah.Pada hakikatnya,
pengertian
membentuk
kreatif
berfikir
mengenai hal yang mengasilkan sesuatu
yang
membantu
yang baru dengan menggunakan sesuatu
kecil
yang
berbeda
terhadap
untuk
siswa
lain
saling yang
membutuhkan bantuan. Dalam model ini,
yang telah ada. Menurut Munandar (dalam dkk.2013:45)
kelompok
heterogen dengan latar belakang cara
berhubungan dengan penemuan sesuatu,
Ngalimun,
karakteristik
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi. 2. Memiliki keterlibatan yang tinggi. 3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. 4. Memiliki ketekunan yang tinggi. 5. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan. 6. Penuh percaya diri. 7. Memiliki kemandirian yang tinggi. 8. Bebas dalam mengambil keputusan. 9. Menerima diri sendiri. 10.Senang humor. 11.Memiliki intuisi yang tinggi. 12.Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks. 13.Toleran terhadap ambiguitas.
(KTSP)
pelajaran
bahwa
diterapkan bimbingan antar teman yaitu
“kreativitas
siswa yang pandai bertanggung jawab
adalah kemampuan yang mencerminkan
terhadap siswa yang lemah.
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas
Pembelajaran kooperatif salah satu
dalam berpikir serta kemampuan untuk
bentuk pembelajaran yang berdasarkan
megolaborasi suatu gagasan”
kelompok
yang
heterogen.
Dalam
Pembelajaran Kooperatif siswa belajar 4
e. Tersedianya banyak caranya pengecekan penguasan supaya siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari materi yang sudah mereka kuasa f. Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain g. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa h. Membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa
bersama, saling menyumbangkan pikiran, dan
bertanggung
jawab
terhadap
pencapaian hasil belajar secara individu dan
kelompok.
(2010:54),
Menurut
“Pembelajaran
Suprijono Kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang dipimpin oleh guru
atau di arahkan oleh guru. Sedangkan menurut Asma (2012:3), “Pembelajaran
METODOLOGI PENELITIAN
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang
terstruktur
Jenis penelitian yang digunakan
dan
penelitian adalah penelitian tindakan kelas ”.
Menurut
sistematis, dimana kelompok-kelompok
(PTK).
kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan-
(2010:104)
tujuan bersama”.
merupakan suatu penelitian yang akar
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa
Arikunto,
mendefinisikan
dkk “PTK
permasalahannya muncul di kelas, dan
pembelajaran
dirasakan
langsung
oleh
guru
yang
kooperatif merupakan model pembelajaran
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan
yang
jika ada anggapan bahwa permasalahan
terstruktur,
kelompok
kecil
dimana berkerja
kelompoksama
yang
dalam PTK diperoleh dari persepsi atau
diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan
lamunan seorang peneliti”.
bersama. Dalam pembelajaran kooperatif
PTK dilaksanakan dengan metode
siswa belajar keterampilan sosial.
siklus, satu siklus 3x pertemuan terdari dari
Kriteria model TAI menurut Slavin
empat
(2009:190) yaitu:
komponen
yaitu
perancanaan
(planning) berisi tentang tujuan atau
a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecilnya c. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana sehingga para siswa dapat melakukannya d. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat
kompetensi yang harus
tercapai serta
perlakuan khusus yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran; tindakan (acting) adalah perlakuan yang dilakasanakan perencananaan
oleh yang
guru
berdasarkan
telah
disusun;
pengamatan (observing) dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan 5
tindakan yang telah disusun; dan refleksi
(data) yang dilakukan dengan mengadakan
(reflecting)
pengamatan
aktivitas
kekurangan
yang
melihat
berbagai
dilaksanakan
guru
dan
pencatatan
secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena
selama tindakan.
yang
sedang
dijadikan
sasaran
Penelitian ini dilakukan pada SDN
pengamatan”. Lembar observasi aktivitas
27 Koto, yang beralokasi di Kecamatan
guru digunakan untuk mengamati aktivitas
Koto
guru dalam mengajar dengan berpedoman
XI
Tarusan
Kabupaten
Pesisir
Selatan.
pada lembar observasi. Lembar observasi
Subjek penelitian ini adalah siswa
memuat indikator pelaksanaan tindakan
kelas IV SDN Koto. Siswanya berjumlah
pembelajaran
seperti:
kegiatan
25 orang, 13 orang siswa laki-laki dan 12
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
awal,
orang siswa perempuan. b. Lembar observasi kreativitas siswa
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada
semester
2013/2014,
genap
terhitung
tahun
ajaran
Lembar observasi kreativitas siswa
dari
waktu
digunakan untuk mengamati kreativitas
perencanaan sampai penulisan laporan
siswa
hasil
matematika
penelitian
di
SDN
27
koto.
selama
proses
berlangsung.
pembelajaran Hal
ini
Sedangkan pelaksanaan tindakan siklus I
berpedoman pada indikator keberhasilan
dimulai tanggal 6 Mei sampai tanggal 8
PTK
Mei dan siklus II dimulai tanggal 13 Mei
memiliki
sampai 20 Mei 2014.
keingintahuan,memiliki keterlibatan, aktif
Indikator keberhasilan kreativitas
yaitu
kreativitas ketekunan,
siswa
dalam
memiliki
dalam melaksanakan tugas, dan menaggapi
yang peneliti ingin tingkatkan mengacu
pertanyaan yang diajuka.
pada standar Kriteria Ketuntasan Minimal c. Tes Akhir Siklus
(KKM) yang ditetapkan oleh sekolah 72 atau
indikator
keberhasilan
Tes akhir siklus digunakan untuk
Kretivitas
memperkuat data observasi yang terjadi di
siswa yaitu 72% atau lebih. Dalam menggunakan
penelitian beberapa
ini,
dalam kelas.Hal ini dilakukan untuk
peneliti
memperoleh
instrument
soal essay.
(2006:76)
menyatakan, “ observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan
akurat
atas
kepada siswa berbentuk soal objektif dan
a. Lembar observasi aktivitas guru Sudijono
yang
kemampuan siswa.Tes yang diberikan
penelitian untuk mengumpulkan data:
Menurut
data
keterangan 6
d. Kamera
tindakan kelas yang bekerjasama dengan
Kamera
digunakan
untuk
guru kelas.
mendokumentasikan proses pemebelajaran
1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
berlangsung, yaitu berupa photo untuk
Siklus I Tabel 1. Persentase Kegiatan Guru pada Pembelajaran Matematika
melengkapi data lapangan yang terjadi, apabila ada hal-hal yang terlepas dari
Pertemuan
pengamatan peneliti pada saat observasi kreativitas
siswa
dalam
proses
1 2 3 Rata-rata Target Keterangan
pembelajaran matematika. Teknik digunakan
analisis
untuk
data
mengumpulkan
yang
Jumlah Persentase skor 26 57,78% 27 60% 28 62,22% 60%
Baik Baik Baik Baik
72% Belum mencapai indikator yang ditargetkan
data
adalah data analisis aktivitas guru, data
Keterangan
Dari Tabel 1 di atas, dapat dilihat
analisis kreativitas siswa, dan data analisis
analisis pada
hasil Tes
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
HASIL
PENELITIAN
DAN
persentase 60%, sehingga sudah dapat
PEMBAHASAN Penelitian
persentase guru dalam
dikatakan baik tetapi belum mencapai ini
dilaksanakan
indikator
keberhasilan
72%.
Hal
ini
sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan
disebabkan karena guru belum terbiasa
3 kali pertemuan yaitu pada hari Selasa
menggunakan
tangga l6 Mei, Rabu tanggal 7 Mei, dan
Kooperatif
Kamis tanggal 8 Mei 2014, kemudian
Individualization.
dilanjutkan dengan tes hasil belajar pada
Tabel 2. Jumlah dan Persentase kreativitas Belajar Siswa Kelas IV
siklus I berupa Tes Akhir Siklus pada hari Sabtu tanggal 10 Mei
2014. Siklus II Indikator
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
1
13Mei, Rabu tanggal 14 Mei dan Selasa tanggal 20 Mei 2014,kemudian dilanjutkan tes hasil belajar pada siklus II berupa Tes Akhir Siklus pada hari Sabtu tanggal 24
Pertemuan ke 3 2 Jumlah % Jumlah % Jumlah % 13 52% 16 64% 19 76%
Asisted
Rata-rata Persentase
Keterangan
64%
Banyak
53,33%
Banyak
11
44%
13
52%
16
64%
3
12
48%
15
60%
18
72%
60%
Banyak
4
15
60%
17
68%
20
80%
69,33%
Banyak
5
12
48%
14
56%
19
76%
60%
Banyak
73,6%
61,33%
Banyak
50,4 % 25
Target Keterangan
Siswa. Penelitian ini berbentuk penelitian Keterangan:
7
Team
2
Jumlah Siswa
peningkatan motivasi pembelajaran IPS
tipe
Pembelajaran
1
Ratarata
Mei 2014. Hasil data penelitian ini berupa
model
60% 25
25
72% Belum mencapai indikator yang ditargetkan
Indikator 1 :
Memiliki ketekunan yang tinggi. Indikator 2 : Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Indikator 3 : Memiliki keterlibatan yang tinggi. Indikator 4 : Memiliki dedikasi bergairah aktif dalam melaksanakan tugas. Indikator 5 : Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak.
adalah 69,33%, berarti siwa masih ada yang
dapat
dikemukan
memiliki
dedikasi
bergairah serta belum aktif dalam melaksanakan tugas dalam proses pembelajaran. e)
Persentase indikator yang
rata-rata
siswa
menanggapi
diajukan
dalam
pertanyaan
serta
cenderung
memberi jawaban lebih banyakadalah 60%, berarti siswa belum mampu
Berdasarkan data pada Tabel di atas,
belum
menanggapi pertanyaan yang diajukan
persentase
dalam proses pembelajaran.
kreativitas belajar siswa pada pembelajaran Matematika pada bagian yang diamati dan
Berdasarkan hasil yang diperoleh
penjelasannya sebagai berikut: a)
Persentase
rata-rata
siswa
melalui Tes Akhir Siklus I, persentase
dalam
yang tuntas Tes Akhir Siklus dan rata-rata
indikator memiliki ketekunan yang
skor tesnya dapat dilihat pada Tabel
tinggiadalah 64%, berarti siswa belum
berikut:
bisa memiliki ketekunan yang tinggi
Tabel 3: Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
dalam proses pembelajaran. b)
Persentase
rata-rata
siswa
dalam
Uraian Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas tes Jumlah siswa yang tidak tuntas tes Persentase ketuntasan tes Rata-rata nilai tes
indikator memiliki rasa ingin tahu yang besaradalah 53,33%, berarti siswa belummemiliki rasa ingin tahu yang besardalam proses pembelajaran. c)
Persentase
rata-rata
siswa
dalam
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
indikator memiliki keterlibatan yang
Siklus II
tinggiadalah 60%, berarti siswa masih
Berdasarkan
lembar
observasi
belum mampu memiliki keterlibatan
kegiatan guru dalam proses pelaksanaan
yang
pembelajaranpada siklus II, maka jumlah
tinggi
dalam
proses
pembelajaran. d)
Nilai 25 15 10 60% 71,2%
Persentase
rata-rata
skor dan persentase kegiatan guru dalam siswa
dalam
mengelola pembelajaran pada siklus II
indikatormemiliki dedikasi bergairah
dapat dilihat pada Tabel berikut:
serta aktif dalam melaksanakan tugas 8
Tabel 4. Persentase Kegiatan Guru Pada Pembelajaran Matematika. Pertemuan Jumlah Persentase Ket skor 1 35 77,78% Sangat Baik 2 37 82,22% Sangat Baik 3 38 84,44% Sangat Baik Rata-rata 81,48% Sangat Baik Target 72% Dari Tabel 4 di atas, dapat dilihat analisis pada mengelola memiliki
Keterangan: Indikator 1 : Memiliki ketekunan yang tinggi. Indikator 2 : Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Indikator 3 : Memiliki keterlibatan yang tinggi. Indikator4 : Memiliki dedikasi bergairah aktif dalam melaksanakan tugas. Indikator 5 : Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak . Berdasarkan data pada tabel di atas,
persentase guru dalam pembelajaran
rata-rata
dapat dikemukan persentase kreativitas
Matematika
persentase
belajar
81,48%
siswa
pada
pembelajaran
sehingga sudah dapat dikatakan sangat
Matematika pada bagian yang diamati dan
baik
penjelasannya sebagai berikut:
dan
sudah
mencapai
indikator
a. Persentase
keberhasilan.
rata-rata
siswa
dalam
Data hasil observasi kreativitas
indikator memiliki ketekunan yang
belajar siswa dan digunakan untuk melihat
tinggi adalah 82,67%, berarti sudah
proses dan perkembangan
memiliki ketekunan yang tinggidalam
yang
terjadi
berlangsung.
selama Hasil
Kreativitas
proses pembelajaran.
pembelajaran
analisis
b. Persentase
observer
rata-rata
siswa
dalam
terhadap kreativitas belajar siswa dalam
indikator memiliki rasa ingintahu yang
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel
besaradalah 80%, berarti sudahberani
berikut:
memiliki
Tabel 5. Jumlah dan Persentase kreativitas Belajar Siswa pada Siklus II
besardalam proses pembelajaran.
Indikator
1
Pertemuan ke 2 3 Jumlah % Jumlah % 20 80% 22 88%
Rata-rata Persentase
1
Jumlah 20
% 80%
2
18
72%
21
84%
21
84%
80%
3
19
76%
21
84%
23
92%
84%
4
21
84%
22
88%
23
92%
5
20
80%
21
84%
23
92%
Ratarata
78,4%
Jumlah Siswa
25
Target Keterangan
84% 25
89,6%
c. Persentase
ingin
rata-rata
tahu
siswa
yang
dalam
indikator memiliki keterlibatan yang
Ket
tinggi adalah 84%, berarti siswa sudah
82,67% Banyak Sekali Banyak Sekali
memiliki keterlibatan yang tinggi dalam
Banyak Sekali 88% Banyak Sekali 85,33% Banyak sekali 84%
rasa
proses pembelajaran. d. Persentase
Banyak Sekali
rata-rata
siswa
dalam
indikatormemiliki dedikasi bergairah
25
serta aktif dalam melaksanakan tugas
72% Mencapai indikator yang ditargetkan
adalah 88%, berarti siwa sudah berani 9
aktif dalam melaksanakan tugas dalam
II ini sudah mencapai target ketuntasan
proses pembelajaran.
belajar
e. Persentase
rata-rata
siswa
dalam
yaitu 84% dari target yang
ditetapkan 75%.
indikator menanggapi pertanyaan yang diajukan
serta
cenderung
memberi
KESIMPULAN
jawaban lebih banyakadalah 85,33%,
Berdasarkan hasil penelitian maka
berarti siswa sudah berani menanggapi
penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa
pertanyaan
yang
serta
terjadi
cenderung
memberi
lebih
siswa sebagaiberikut:
diajukan jawaban
peningkatan
kreativitas
belajar
banyak dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes siklus II,
1. Terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa
persentase siswa yang tuntas tes dan rata-
kelas
ketekunan rata skor tesnya dapat dilihat pada Tabel
pembelajaran
berikut ini:
Uraian Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas tes Jumlah siswa yang tidak tuntas tes Persentase ketuntasan tes Rata-rata nilai tes Target ketuntasan
yang
memiliki
tinggi
pada
Matematika
melalui
Team Assisted Individualization di SDN 27 Koto. Terlihat pada siklus I
Nilai 25 21 4 84% 79,6 75%
persentasenya yaitu 64%, meningkat pada siklus menjadi II 82,67%, dengan demikian terjadi peningkatan sebanyak 18,67%. 2. Terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa kelas IV dalam memiliki rasa
Mencermati tabel 6 di atas, terlihat
ingin
bahwa persentase ketuntasan hasil belajar
besar
Matematika
pada melalui
Team Assisted Individualization di
tes secara keseluruhan sudah mencapai
SDN 27 Koto. Terlihat pada siklus I
KKM yang ditetapkan yaitu 72. Dalam
persentasenya yaitu 53,33% meningkat
target ketuntasan belajar yang ditetapkan
pada siklus II 80%, dengan demikian
oleh peneliti pada indikator keberhasilan
terjadi peningkatan sebanyak 26,67%.
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu siswa,
yang
model Pembelajaran Kooperatif Tipe
keseluruhan sangat tinggidan rata-rata nilai
jumlah
tahu
pembelajaran
siswa pada Tes Akhir Siklus secara
dari
dalam
model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tabel 6. Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
75%
IV
3. Terjadi peningkatan kreativitas belajar
sedangkan
siswa
ketercapaian ketuntasan belajar pada siklus
kelas
keterlibatan 10
IV yang
dalam
memiliki
tinggi
pada
pembelajaran
Matematika
melalui
85,33%,
model Pembelajaran Kooperatif Tipe
dengan
demikian
terjadi
peningkatan sebanyak 25,33%.
Team Assisted Individualization di SDN 27 Koto. Terlihat padasiklus I
DAFTAR PUSTAKA
persentasenya yaitu 60% meningkat
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
pada siklus II 84%, dengan demikian terjadi peningkatan sebanyak 24%.
Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.
4. Terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa kelas IV memiliki dedikasi bergairah
serta
aktif
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
dalam
melaksanakan tugas pada pembelajaran Matematika
melalui
Ngalimun, dkk. 2013. Perkembangan Dan Pengembangan Kreativitas. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di SDN 27 Koto.
Terlihat
pada
siklus
I
Shadiq, Fadjar. Matematika. Depdiknas.
persentasenya yaitu 69,33% meningkat
2009.
Kemahiran Yogyakarta:
pada siklus II 88%, dengan demikian Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
terjadi peningkatan sebanyak 18,87%. 5. Terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa kelas IV dalam menanggapi pertanyaan
yang
cenderung
member
diajukan
serta
jawaban
lebih
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
banyak pada pembelajaran Matematika melalui
model
Kooperatif
Tipe
Pembelajaran Team
Assisted
Individualization di SDN 27 Koto.
.
Terlihat pada siklus I persentasenya yaitu60% meningkat pada siklus II
11