ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN TEMA CITA-CITAKU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 01 PAUH KURAI TAJI
OLEH: RANAH MAHA SARI NPM. 1110013411209
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN TEMA CITA-CITAKU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 01 PAUH KURAI TAJI
Disusun Oleh: RANAH MAHA SARI NPM. 1110013411209
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi
Pembimbing I
Padang, Mei 2015 Pembimbing II
Dr. Muhammad Sahnan, M.Pd.
M. Tamrin, S.Ag. M.Pd
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN TEMA CITA-CITAKU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 01 PAUH KURAI TAJI
Ranah Maha Sari1, Muhammad Sahnan1, M.Tamrin1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected] Abstract This study was motivated by the low student learning outcomes in thematic learning Elementary School fourth grade 01 Pauh Kurai Taji. The purpose of this study was to describe the learning outcome fourth grade students of SD Negeri 01 Pauh Kurai Taji, using the model of Problem Based Learning. This type of research is classroom action research (PTK). This study was conducted in two cycles. The data source is the fourth grade students of SD Negeri 01 Pauh Kurai Taji numbered 24 people. The instrument used is the observation sheet student, teacher observation sheet activities and achievement test. Based on the analysis of student learning outcomes, the percentage of each cycle has increased. In the first cycle the percentage of completeness on the affective learning outcomes increased 41.43% to 77.60%, the percentage of mastery learning outcomes in psychomotor 66.78% increase to 75.96%, the percentage of completeness cognitive learning outcomes at 62.5% increased to 91.6% in the second cycle. From the data obtained it can be concluded that there is an increase in student learning outcomes with the theme of my ideals State fourth grade 01 Pauh Kurai Taji, after using the Problem Based Learning Model. The use of Problem Based Learning Model can also be used on other themes in a way that is more interesting to be able to get maximum results. Keywords: Student Results, Model Problem Based Learning, Learning Thematic SD
Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan
suasana
Pendidikan berperan penting dalam mencerdaskan
kehidupan
bangsa
demi
belajar dan proses pembelajaran agar
peningkatan kualitas sumber daya manusia
peserta didik secara aktif mengembangkan
yang bermutu guna menghasilkan manusia
potensi dirinya untuk memilih kekuatan
yang berkualitas yang mampu dan proaktif
spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
menjawab tantangan zaman yang selalu
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
berubah sesuai dengan fungsi dan tujuan
serta keterampilan diperlukan dirinya,
pendidikan nasional. Lembaga pendidikan
masyarakat bangsa dan negara (UU No 20
merupakan ujung tombak untuk mencapai
Tahun 2003).
tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai
tujuan tersebut tidaklah mudah, karena
keterampilan,
pendidikan adalah sistem yang saling terkait
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi
antara komponen yang satu dengan yang
untuk
lainnya.
peserta Peranan seorang guru adalah harus
dan
pengetahuan.
memberikan didik
kemudahan
dalam
bagi
memahami
dan
mendalami konsep materi yang tergabung
mampu menyiapkan peserta didik menghadapi
dalam
tantangan zaman yang selalu berubah dimasa
semangat belajar karena materi yang
yang akan datang. Guru harus mampu
dipelajari
mendidik,
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta
membimbing,
mengajar,
dan
melatih peserta didiknya untuk perubahan ke
zaman
merupakan
menambah
materi
nyata
Kurikulum
2013
menuntut
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dibutuhkan peranan guru yang mampu
yaitu pendekatan yang mengembangkan
membimbing keterampilan peserta didiknya
sikap,
yaitu keterampilan mengamati, menanya,
peserta didik. Sebagaimana yang tertuang
mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan
dalam Kemendikbud (2014 : 19) “proses
mencipta serta dituntut manusia yang memiliki
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman
pribadi yang beriman, berakhlak mulia,
belajar pokok yaitu: a. Mengamati, b.
percaya diri dan bertanggung jawab dalam
Menanya, c. Mengumpulkan informasi d.
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
Mengasosiasikan/mengolah informasi e.
sosial,
Mengkomunikasikan.”
sekitar,
serta
Untuk
dapat
itu
alam
tersebut.
serta
didik.
arah yang lebih baik guna menghadapi tantangan
tema
dunia
dan
peradapannya.
keterampilan,
Sehubungan
dan
pengetahuan
dengan
proses
Sehubungan dengan itu peserta
pembelajaran tersebut, guru dituntut kreatif
didik dihadapkan dengan pembelajaran
untuk mengemas proses pembelajaran
tematik
dari
yang berpusat pada siswa dan mampu
mencakup
memilih model yang sesuai dengan proses
yaitu
pengembangan
kurikulum
2013
yang
kompetensi
sikap,
pengetahuan,
dan
pembelajaran. Apabila model yang dipilih
keterampilan secara terpadu yang dikemas
tepat, maka siswa menjadi aktif dan
melalui pembelajaran tematik terpadu.
termotivasi untuk belajar. Pembelajaran
Pembelajaran tematik terpadu menuntut
akan
peserta
pembelajaran
didik
mencapai
kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thingking) atau sebuah proses inovatif bagi pengembangan
dimensi
sikap,
lebih
bermakna sesuai
serta
dengan
proses tuntutan
kurikulum. Berdasarkan
hasil
wawancara
peneliti di kelas IV SD Negeri 01 Pauh
KuraiTaji pada tanggal 14 Agustus 2014
sehingga proses pembelajaran berlangsung
diperoleh gambaran bahwa dalam proses
berpusat pada guru. Siswa hanya duduk,
belajar mengajar masih menekankan pada
diam, dan mendengarkan ceramah guru.
konsep-konsep pembelajaran yang terdapat
Siswa belum memiliki keberanian untuk
di dalam buku, dan belum memanfaatkan
mengungkapkan pendapatnya, serta belum
pendekatan
mau bertanya apabila ada kesulitan.
lingkungan
dalam
pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa
berinteraksi
langsung
dengan
Terdapat siswa yang mau bertanya hanya
6
orang
(27.27%)
menjawab
lingkungan jarang dilakukan. Hal ini
pertanyaan terdapat 5 orang (22.72%),
membuat pembelajaran belum efektif,
mengungkapkan pendapatnya hanya siswa
karena siswa kurang merespon terhadap
yang pintar saja dan orangnya itu-itu saja,
pelajaran
Maka
siswa yang memahami materi pelajaran 8
pembelajaran semacam ini menimbulkan
orang (36%) serta keaktifan siswa dalam
kebosanan pada siswa.
komunikasi
yang
disampaikan.
siswa
dalam
menjawab
Pada saat siswa diminta untuk
pertanyaan belum tampak. Belum ada
mengidentifikasi suatu permasalahan yang
peningkatan sehingga itu semua berimbas
ada dilingkungan sekitarnya, siswa hanya
pada hasil belajar siswa rendah. Jika
diam
berani
masalah ini tidak segera diatasi maka
Siswa
menimbulkan hal seperti : siswa akan
belum paham, apa itu masalah, walaupun
kesulitan dalam pembelajaran dan belum
di dalam kehidupan sehari-harinya siswa
mampu menyelesaikan masalah dalam
tersebut selalu menemukan hal yang bisa
kehidupan sehari-hari. Akibatnya hasil
membuatnya
belajar siswa menjadi rendah, banyak nilai
saja
dan
mengungkapkan
belum
pendapatnya.
bertanya-tanya
sendiri.
Selama ini siswa belum terbiasa, dan
siswa
belum memahami yang dikatakan dengan
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
masalah
dan
menyelesaikan
bagaimana suatu
langkah-langkah
apa
dipergunakan
untuk
cara
belum
belum
Sementara
mencapai
KKM
pada
KKM
semua
masalah,
serta
muatan pelajaran adalah 70. Berdasarkan
yang
dapat
data yang penulis peroleh dari hasil
menyelesaikan
masalah tersebut. Siswa
yang
Ulangan
Harian
Tema
4
Berbagai
Pekerjaan tahun ajaran 2014/2015 pada mau
bertanya
terhadap yang belum diketahuinya. Pada
Semester 1 Kelas IV SD Negeri 01 Pauh Kurai Taji.
saat pembelajaran siswa lebih senang
Berdasarkan nilai UH siswa SDN
menunggu daripada menanyakan sesuatu,
01 Pauh Kurai Taji dengan jumlah siswa
24 orang hanya 11 orang siswa (45%) yang
belajarnya akan lebih bermakna bagi
mencapai KKM , Sedangkan 13 orang lagi
siswa.
belum tuntas (54,1%). Berdasarkan hal
Guru dituntut untuk mewujudkan
tersebut dapat terlihat bahwa nilai hasil
pembelajaran
ulangan Semester 1 siswa kelas IV SDN
memilih model pembelajaran yang dapat
01 Pauh Kurai Taji belum maksimal siswa
memacu semangat setiap siswa untuk
yang mencapai KKM. Hasil belajar siswa
secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman
dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa di
belajarnya. Pada hakikatnya pengalaman
kelas,
dibiarkan
belajar berpusat pada siswa (student
berlarut-larut maka hasil belajar siswa
center) bukan lagi berpusat pada guru
tidak dapat ditingkatkan.
(teacher
apabila
masalah
ini
Permasalahan di atas harus segera diatasi,
untuk
itu
peneliti
berusaha
yang
center).
merangsang
bermakna,
Pembelajaran
siswa
terlibat
yang
aktif
dan
mengembangkan kemampuan berfikirnya
memperbaiki proses pembelajaran dengan
yaitu
memilih model pembelajaran yang tepat
pembelajaran berbasis masalah.
dan tujuan pembelajaran dapat dicapai.
dan
dengan
Model
menggunakan
pembelajaran
model
berbasis
Salah satu model pembelajaran yang
masalah ini dilakukan dengan pemberian
mampu
mengembangkan
rangsangan berupa masalah-masalah yang
berpikir
siswa,
kreatif,
keterampilan inovatif,
dan
kemudian dilakukan pemecahan masalah
sistematis dalam memecahkan masalah
oleh peserta didik yang diharapkan dapat
adalahPembelajaran Berbasis Masalah.
menambah keterampilan peserta didik
Siswa perlu dibiasakan
dalam pencapaian materi pembelajaran.
dengan
pembelajaran yang memecahkan masalah
Pembelajaran
guna
siswa
disesuaikan dengan tema Cita-citaku pada
berkualitas proaktif serta meningkatkan
siswa kelas IV. Dengan menggunakan
hasil belajar siswa, Siswa terlibat langsung
model pembelajaran berbasis masalah ini
dalam pembelajaran, bergelut dengan ide-
diharapkan siswa mampu menyelesaikan
ide. Pengetahuan yang diperoleh dengan
masalah dalam kehidupannya.
mengembangkan
potensi
berbasis
masalah
ini
cara menghapal hanya mampu bertahan
Berdasarkan uraian di atas maka
dalam jangka waktu pendek. Sedangkan
akan dilakukan penelitian dengan judul
pengetahuan yang didapat dari menemukan
”Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV
sendiri solusi masalah yang dihadapi
dengan Tema Cita-citaku melalui Model
mampu
Pembelajaran Berbasis Masalah di SD
bertahan
lama
dan
proses
Negeri 01 Pauh Kurai Taji”.
Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut
Wardhani
pelaksanaan
tindakan,
pengamatan/
observasi, dan refleksi. Indikator
(2010:1.4)
dalam
keberhasilan penelitian
yang
menjelaskan “Penelitian Tindakan Kelas
dicapai
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
Kemampuan
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
mencapai 77.27%. Kemampuan siswa
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
dalam memahami materi mencapai 86%.
kinerjanya sebagai seorang guru sehingga
Kemampuan komunikasi siswa dalam
hasil belajar siswa meningkat”.
menjawab pertanyaan 72.72%. Pencapaian
siswa
dalam
ini
adalah bertanya
Penelitian ini dilakukan di SDN 01
proses pembelajaran juga didukung dengan
Pauh Kurai Taji. .Subjek dalam penelitian
hasil belajar siswa dengan KKM yang
ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Pauh
telah ditetapkan yaitu 70.
Kurai Taji. Jumlah siswanya adalah 24
Jenis data dalam penelitian ini
orang, yang terdiri dari laki-laki berjumlah
adalah data primer dan data sekunder. Data
15 orang dan perempuan berjumlah 9
primer diperoleh dari kegiatan guru dan
orang
kegiatan siswa, sedangkan data sekunder Penelitian ini dilaksanakan pada
diperoleh dari nilai siswa.
semester II tahun ajaran 2014/2015, pada
Teknik pengumpulan data dalam
bulan Februari 2015. Siklus I dilaksanakan
penelitian ini adalah observasi yang terdiri
pada tanggal 2 Februari 2015-7 Februari
dari observasi kegiatan guru dan observasi
2015, serta dilaksanakan tes akhir siklus I
kegiatan siswa, dan tes hasil belajar.
pada hari Sabtu tanggal 7 Februari 2015.
Peneliti juga menggunakan instrument
Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari
penelitian yaitu:
tanggal 9 Februari 2015-14 Februari 2015,
a. Lembar Observasi Kegiatan Guru;
dan di juga dilaksanakan tes akhir siklus II
Dalam lembar observasi ini, observer
pada hari Sabtu 14 Februari 2015.
mengamati
Penelitian ini dilakukan dengan
setiap
kegiatan
yang
dilakukan oleh guru saat kegiatan
yang
pembelajaran berlangsung. Mulai dari
dirumuskan Suharsimi Arikunto (dalam
apersepsi, kegiatan inti, pengelolaan
Arikunto, dkk., 2010:16), yang terdiri dari
kelas, hingga kegiatan penutup.
mengacu
pada
disain
PTK
empat komponen, yaitu: perencanaan,
b. Lembar
Observasi
Penilaian
Kemampuan Bertanya dan kemampuan
komunikasi
menjawab
Pertanyaan
1. Teknik
Analisis
Data
Kemampuan
siswa
Bertanya dan kemampuan komunikasi
Lembar observasi untuk siswa ini
menjawab Pertanyaan siswa
berupa
tabel
ceklis
(√)
berisikan
Data
hasil
observasi
siswa
indikator penilaian terhadap keaktifan
digunakan untuk melihat proses dan
siswa dalam bertanya sesuai dengan
perkembangan kegiatan yang terjadi
indikator yang telah dibuat.
selama
c. Tes Hasil Belajar Tes
berlangsung
menggunakan persentase yang didapat
yang diberikan
kepada siswa
berbentuk tes objektif dan essay. Tes ini
melalui lembar observasi siswa, di hitung dengan rumus:
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memperoleh pembelajaran. Teknik
pembelajaran
analisis
data
dalam
P=
Jumlah skor yang di peroleh siswa X 100% skor maksimal
3. Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa
penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, Untuk melihat ketuntasan belajar,
yaitu:
dilihat dari besarnya penguasaan siswa a. Teknik Analis Data Kegiatan Guru
terhadap pokok bahasan dari materi yang diberikan dalam pembelajaran
Data
pengelolaan
pembelajaran
oleh guru adalah data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran aspek guru yang digunakan untuk melihat proses dan perkembangan
guru
pembelajaran
yang
dalam
mengelola
terjadi
dianalisis
dengan
𝑆
TB= 𝑛 × 100% Keterangan: TB = Tuntas Belajar S = jumlah siswa yang memperoleh
selama
pembelajaran berlangsung. Kemudian data tersebut
dapat digunakan rumus, yaitu:
teknik
nilai ≥ 70 N = jumlah siswa Nilai rata-rata hasil belajar siswa
persentase digunakan rumus Desfitri dkk.
dihitung dengan rumus berikut:
(2008:40):
X= Penentuan skor =
jumlah skor yang di perolah guru skor maksimal
× 100%
80% - 100%
= Sangat Baik
70% -79%
= Baik
60%-69%
= Cukup
<59%
= Kurang
∑𝑥 𝑛
Keterangan: X = nilai rata-rata ∑x = jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah siswa
Tabel 2 :Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif siswa Siklus I
Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian a. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi kegiatan saat guru melaksanakan proses pembelajaran Tabel 1 : Persentase Hasil Observasi
Siklus I
Skor maksim al 28
Siklus I
1 2 3 4 5 6
Kemam puan Bertany a
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI
Skor maks imal 96 96 96 96 96 96
Juml ah skor 41 43 49 52 54 56
Persent ase 42,70% 44,79% 51,04% 54,16% 56,35% 58,33% 41.43%
3) Data Hasil Observasi Penilaian Jumla h skor
1
Pertemuan I
2
Pertemuan II
3
Pertemuan III
28
2
4
Pertemuan IV
28
2
5
Pertemuan V
6
Pertemuan VI
Ranah Psikomotor Siswa Persentase
2
Tabel 3 :Persentase Hasil Observasi
71,42% 0
28
2
71,42% 0 75% 1 75% 1
28
2
78,57% 2
28
2
78,57% 2
Rata-rata
74,97%
Dari tabel di atas dapat dilihat analisis presentase observasi Kegiatan pada
Aspek Yang diamati
Rata-rata
Kegiatan Guru Siklus I No
N o
saat
pembelajaran.
N o
Aspek Yang diamati
1 2 3 4 5 6
Kemamp uan Komunik asi menjawab pertanyaa n
Siklus I Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI Rata-rata
Skor maksi mal 96 96 96 96 96 96
Jum lah skor 60 62 64 65 66 68
Persent ase 62,5% 64,5% 66,5% 67,70% 68,70% 70,83% 66,78%
Ranah Psikomotor Siswa Siklus I Berdasarkan tabel di atas dapat
Presentase
disimpulkan bahwa presentase rata-rata
kegiatan Guru selama satu siklus sudah
siswa siklus I dalam menjawab pertanyaan
mencapai 74,97% sudah dapat dikatakan
saat roses pembelajaran mencapai 66,78%
baik.
berarti siswa sudah mulai berani dalam
2) Data Hasil Observasi Penilaian Ranah
menjawab pertaanyaan, baik pertanyaan
Afektif Siswa Data hasil penilaian ranah afektif
guru maupun pertanyaan siswa. 4)Data Hasil Belajar Ranah Kognitif
dilihat melalui Lembar penilaian ranah afektif siswa dan digunakan untuk melihat proses pembelajaran yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hasil analisis observer pada saat pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini
Hasil belajar diperoleh melalui tes yang diberikan pada siswa pada akhir siklus I, persentase siswa yang tuntas dan rata-rata nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4: Persentase dan rata-rata hasil
keberhasilan adalah 86% dari jumlah
belajar Siswa pada siklus I
siswa. Peneliti ingin meningkatkannya pada siklus II untuk mencapai ketuntasan
Uraian Jumlah siswa Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas Rata-rata nilai tes Presentase ketuntasan tes Target Keterangan
Berdasarkan
secara keseluruhan.
Jumlah 24 24
b. Deskripsi
di
Pembelajaran
Siklus II
15 69,41 62,5% 86% Belum mencapai target
tabel
Kegiatan
1) Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Hasil atas
yang
diperoleh
berdasarkan lembar observasi kegiatan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa
saat
pada tes akhir siklus I adalah 62,5% yang
pembelajaran pada siklus II dapat
masih tergolong rendah dan belum, ini
dilihat pada tabel berikut ini:
membuktikan bahwa pemahaman siswa
Tabel 5 : Presentase Hasil Observasi
terhadap
materi
pembelajaran
masih
guru
melaksanakan
proses
Kegiatan Guru Siklus II
kurang. Hal ini disebabkan karena guru belum
terbiasa
pembelajaran
menggunakan
berbasis
masalah,
model guru
belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru
belum
melaksanakan
N O 1 2 3 4 5 6
pembelajaran yang sesuai dengan rencana
Skor Maks imal Pertemuan I 28 Pertemuan II 28 Pertemuan III 28 Pertemuan IV 28 Pertemuan V 28 Pertemuan VI 28 Rata-rata Siklus II
Juml ah skor 21 22 22 23 24 25
Persentas e 75% 78,57% 78,57% 82,14% 85,71% 89,28% 81,54%
pelaksanaan pembelajaran. Siswa masih Dari tabel di atas dapat dilihat
meribut pada saat proses pembelajaran, siswa
belum
pembelajaran
mampu secara
memahami keseluruhan,
selanjutnya siswa kurang memperhatikan
dengan
pada
ssat
kegiatan
pembelajaran. guru
pada
Presentase pelaksanaan
pembelajaran sudah mencapai rata-rata
guru dalam pembelajaran. Berkaitan
analisis presentase observasi Kegiatan guru
belum
tercapainya target ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh peneliti pada indikator
81,54% sudah dapat dikatakan sangat baik. Hal ini disebabkan karena guru hampir melakukam keseluruhan indikator kegiatan
guru yang telah ditetapkan dalam proses
3) Data Hasil Penilaian Ranah Psikomotor
proses pembelajaran.
Siswa Tabel 7 :Presentase Ranah Psikomotor siswa Siklus II
2) Data Hasil Observasi Penilaian Ranah Afektif Siswa Data hasil penilaian ranah afektif dilihhat melalui Lembar penilaian ranah afektif siswa, digunakan untuk melihat proses pembelajaran yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hasil analisis
N o 1 2 3 4 5 6
Aspek Yang diamati Kemam puan Komuni kasi menjaw ab pertanya an
observer pada saat pembelajaran dapat
Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI
Skor maksi mal 96 96 96 96 96 96
Jum lah skor 70 71 72 73 74 76
Rata-rata
Persenta se 72,91% 73,95% 75% 76,04% 77,08% 79,19% 75,69%
dilihat pada tabel berikut ini: Berdasarkan tabel di atas dapat Tabel 6 :Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif siswa Siklus II N o 1 2 3 4 5 6
Aspek Yang diamati
Kemamp uan Bertanya
Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI Rata-rata
Skor mak sima l 96 96 96 96 96 96
Juml ah skor 70 73 74 75 76 79
siswa Persent ase 72,91% 76,04% 77,08% 78,12% 79,16% 82,29% 77,60%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dikemukakan
presentase rata-rata siswa
dalam bertanya pada pembelajaran tematik mencapai rata-rata 77,60% sehingga sudah dikatakan baik, berarti siswa mulai terbiasa dan
mau
bertanya
pada
siklus II ini terlihat adanya peningkatan partisipasi siswa dalam bertanya dengan
masalah.
pembelajaran
siklus
pertanyaan
saat
II
dalam roses
menjawab pembelajaran
mencapai 75,69% sehingga dikatakan baik berarti siswa sudah mulai terbiasa dalam menjawab pertaanyaan, baik pertanyaan guru maupun pertanyaan siswa. 4) Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil belajar diperoleh melalui tes yang diberikan pada siswa pada akhir siklus II, persentase siswa yang tuntas dan rata-rata nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
materi
pembelajaran. Disimpulkan bahwa pada
menggunakan
disimpulkan bahwa presentase rata-rata
berbasis
Tabel 8 : Persentase Dan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Uraian Jumlah siswa Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas Rata-rata nilai tes Presentase ketuntasan tes Target Keterangan
Jumlah 24 23 22 86,91 91,6% 86% Sudah mencapai target
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
mengalami peningkatan pada siklus II.
bahwa persentase ketuntasan hasil belajar
Peningkatan ini disebabkan karena pada
siswa pada tes akhir siklus adalah 91,6%
pembelajaran
yang berarti secara keseluruhan tergolong
pembelajaran berbasis masalah.
tinggi
2.
dan
telah
mencapai
indikator
Persentase rata-rata kemampuan
Pembahasan
siswa dalam menjawab pertanyaan pada
Pembelajaran menggunakan
dengan
model
pembelajaran
Berbasis Masalah ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata hasil belajar siswa pada tabel dibawah ini:
Persentase
rata-rata
Melalui
masalah
mengalami
peningkatan.
Melalui pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Psikomotor Siswa dalam Pembelajaran
kemampuan
betanya siswa pada umumnya mengalami
berbasis
umumnya
Tabel 11 : Persentase Rata-Rata Ranah
Hasil belajar Ranah afektif
peningkatan.
model
Hasil belajar Ranah Psikomotor
keberhasilan.
1.
menggunakan
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
pembelajaran
dapat
meningkatkan
partisipasi siswa ke arah yang lebih baik.
N o
Indikator
1
Kemampuan komunikasi Menjawab Pertanyaan
Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 10 : Perssentase rata-rata Ranah Afektif siswa dalam pembelajaran melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus I dan Siklus II
Rata-rata persentase Siklus Siklus Targe I II t 66,78%
75,96%
72,72%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata persentase kemampuan komunikasi
siswa dalam menjawab
pertanyaan antara siklus I dengan siklus II N Indikator o
Rata-rata persentase Siklus I
Siklus
Target
3.
II 1
Kemampu an Bertanya
41,43%
77,60%
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil beajar di akhir
bahwa perbandingan rata-rata persentase kemampuan siswa antara siklus I dengan II.
Hasil belajar Ranah Kognitif
77,27%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
siklus
mengalami peningkatan.
Dimana
pada
indikator
siklus
untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman siswa. Dalam hal ini terlihat peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II pada tabel berikut ini
Tabel 12: Presentase ketuntasan Hasil
Kemampuan siswa kelas IV dalam
Belajar Siswa Ranah Kognitif pada siklus
kemampuan
I dan Siklus II
pertanyaan yang diberikan oleh guru
Siklus
Persentase dan Jumlah siswa yang belum mencapai nilai < 70
Siklus I
37,5%
Persentas e dan Jumlah siswa yang telah mencapai nilai ≥ 70 62,5%
Siklus II
8,3%
91,6%
Nilai ratarata secara klasikal
Tar get
69,41
86
86,91
%
bahwa adanya peningkatan persentase siswa yang nilainya ≥ 70 dan penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai < 70.
Kesimpulan hasil
penelitian dan pembahasan pada siklus I dan siklus II Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas IV SDN 01 Pauh Kurai Taji. Kemampuan siswa kelas IV meningkat dalam bertanya pada tema cita-citaku dengan menggunakan model Pembelajaran berbasis masalah di SDN 01 Pauh Kuraitaji yaitu 41,43% pada siklus I meningkat menjadi 77,60% pada siklus II. Kemampuan
siswa
dengan menggunakan model Pembelajaran
Kuraitaji
Berdasarkan
kelas
menjawab
Berbasis Masalah di SDN 01 Pauh
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
Berdasarkan
komunikasi
yaitu 66,78% pada siklus I
meningkat menjadi 75,96% pada siklus II.
Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran 2. Bagi siswa, siswa diharapkan aktif dalam mengikuti pembelajaran, agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan keaktifan suasana belajar lebih hidup dan menyenangkan. 3. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat menyediakan media yang menarik supaya lebih mudah dalam penyampaian materi pelajaran dan mutu pembelajaran meningkat.
IV
meningkat dalam memahami materi yang
Daftar Pustaka
diberikan oleh guru dengan menggunakan
Arikunto, Suharsimi, dkk . 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud. Wardhani, IGAK. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
model Pembelajaran Berbasis Masalah di SDN 01 Pauh Kuraitaji yaitu 62,5% pada siklus I meningkat menjadi 91,6% pada siklus II.