BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication yang berasal dari bahasa latin yaitu komunis yang berarti sama, istilah komunis sering disebut sebagai asal mula kata komunikasi. Selain komunis ada pula kata yang disebut sebagai asal mula komunikasi yaitu komunitas. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap (Mulyana, 2007:46). Menurut Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mendefinisikan komunikasi dalam arti sempit sebagai penyampaian pesan melalui media elektronik, sementara dalam arti luas komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang. Sedangkan Gudykunst dan Kim mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang (Mulyana, 2007:65). !
Makna
disini
maksudnya
pesan
yang
disampaikan
oleh
komunikator kepada komunikan dapat diterima oleh komunikan dengan menggunakan asas perbedaan bukan asas persamaan dalam pengambilan sebuah keputusan. Sementara itu, Frank Dance dan Carl Larson mengatakan terdapat tiga dimensi yang mendasari definisi tentang komunikasi. Pertama tingkat observasi (level of observation) pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dilihat keabstrakannya. Kedua kesengajaan (intentionality) pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan merupakan pesan 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang disengaja. Ketiga penilaian normatif, dimana komunikan diukur keberhasilan dan kecermatannya dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. 2.2
Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya akan terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya terjadi kalau di dukung oleh adanya sumber pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Adapun uunsur-unsur tersebut adalah : 1.
Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggris disebut source, sender atau encoder.
2.
Pesan Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris disebut message, contact atau information
3.
Media Media yang dimaksud disini ialah media yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Misalnya telepon, surat, telegram, media cetak, media elektronik, bahkan panca indera.
4.
Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai istilah,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. 5.
Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. (De Fleur,1982) Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6.
Tanggapan Balik Ada yang beranggapan bahwa unpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.
7.
Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
2.3
Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2007:3). Media massa merupakan elemen penting dalam pengiriman atau penyampaian pesan komunikasi. Media massa yang digunakan antara lain: media elektronik yang mencakup televisi dan radio, media cetak yang mencakup surat kabar, majalah dan tabloid, serta media film yang menggunakan film bioskop sebagai media penyampaian komunikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Di zaman modern seperti saat ini, keberadaan media massa sangat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada khalayak, dimana media massa berperan sebagai komunikator dan pemirsa atau pendengar berperan sebagai komunikan. Sementara itu, Gernbner menjelaskan definisi komunikasi massa secara terperinci. Menurutnya komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam memasyarakatkan industri. Dari definisi tersebut media massa berperan sebagai produsen dalam menghasilkan sebuah produk yang berupa pesan-pesan komunikasi, yang kemudian dikemas semenarik mungkin lalu didistribusikan atau disebarkan kepada khalayak luas. Definisi komunikasi massa dijelaskan secara komplek oleh Severin dan Tankard Jr dalam bukunya Communication Theorities: Origins, Methonds, And Uses In The Mass Media yang telah diterjemahkan oleh Effendy. Ia mengemukakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, agian seni, dam sebagian ilmu (Ardianto, 2007:5). Keterampilan disini sebagian maksudnya bagaimana media memfokuskan sebuah kamera televisi atau penggunaan tape recorder dalam mewawancarai narasumber. Seni dimaksudkan bagaimana media mampu melawan tantangan dalam setiap penulisan naskah dalam membuat skrip untuk televisi ataupun tata letak dalam surat kabar. Ilmu
maksudnya
informasi
yang
diberikan
dapat
menjadi
pengembangan wawasan kepada khalayak yang membaca atau menontonnya. Sedangkan
Rakhmat
mendefinisikan
komunikasi
massa
sebagai
jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dan anonim melalui media massa sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2007:6).
2.4 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Joseph R. Dominick untuk menganalisa komunikasi massa, diperlukan dua buah tahapan yang berbeda. Pertama, menggunakan perspektif sosiologi
dan
meneropongnya
melalui
lingkup
yang
luas
dengan
mempertimbangkan fungsi-fungsi yang ditujukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat. Kedua, dengan melihat melalui lingkup yang lebih dekat, kepada khalayak kepada perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan laporan mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa. Dari keterangan diatas, Joseph R. Dominick, fungsi komunikasi massa dibagi menjadi beberapa poin yaitu :1 1. Pengawasan (Surveillance) Fungsi pengawasan adalah mengacu pada peranan berita dan informasi dari media massa. Orang-orang yang berada dibalik media massa, wartawan dan koresponden, dan lain sebagainya, mengumpulkanberita dan informasi yang diperuntukan bagi khalayak yang tidak bisa memperolehnya. Informasi tersebut
1
Lukiati Komala dan Elvriano Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa
Rektama Media Bandung, 2004, hal. 15-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
disebarkan kepada organisasi-organisasi media massa dengan jaringan yang luas dan peralatan yang canggih ke seluruh dunia. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua, yaitu : A. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Jika media massa menyampaikan informasi kepada khalayak mengenai kejadian-kejadian, seperti bencana alam, kondisi ekonomi yang naik turun, demonstrasi, serangan militer, adalah fungsi media massa sebagai pengawasan peringatan. Peringatan ini dapat di informasikan secara jangka waktu lama (secara bersambung mengenai sebuah informasi). B. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance) Pengawasan ini berhubungan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita mengenai kebutuhan pokok, produk-produk, dan lain sebagainya. 2. Penafsiran ((Interpretation (Interpretation)) Media massa tidak hanya menyampaikan fakta dan data, namun juga memberikan informasi dengan interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa yang sangat penting. Dimana di dalamnya terdapat komentar dari pemikiran para rerdaktur mengenai topik berita yang paling penting pada hari tajuk rencana tersebut disiarkan. Tujuan penafsiran ini adalah untuk mengajak para pemirsa guna memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar kelompok. 3.
Hubungan (Linkage) Fungsi hubungan dari media massa ini sangat berpengaruh pada khalayak sehingga sering disebut dengan “public making” ability of media mass. Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat dalam masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dan tidak bisa dilakukan secara langsunng oleh perorangan. Misalnya proses kegiatan periklanan, kampanye seorang pemimpin partai untuk bisa berhubungan dengan para pengikutnya. Hal ini berkaitan dengan perilaku seseorang, baik positif konstrukttif maupun negatif destruktif, sehingga khalayak akan mengetahui apa saja saat media massa menyiarkan. 4. Sosialisasi nilai-nilai (Transmission of Value) Sosialisasi adalah sebuah proses transmisi nilai-nilai (transmission of value) yang mengacu pada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilainilai dari sebuah kelompok. Media massa menyajikan mengenai penggambaran masyarakat dan dengan menonton seseorang akan mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa saja yang penting. 5. Hiburan ((Entertainment (Entertainment)) Hiburan merupakan fungsi media massa yang lain. Sebagai media massa dengan isinya, memiliki peran untuk membuat khalayak menjadi terhibur. Bagi khalayak sangat penting untuk melepaskan syaraf-syaraf yang tegang setelah seharian bekerja dengan menikmati isi dari media massa. 2.5 Film Dokumenter Sebagai Komunikasi Massa Film adalah hasil proses kreatif para sineas yang memadukan berbagai unsur seperti gagasan, sistem nilai, pandangan hidup, keindahan, norma, tingkah laku manusia, dan kecanggihan teknologi 2 . Film memiliki pengertian yang beragam, tergantung sudut pandang orang yang membuat definisi. Menurut UU No.23 Tahun 2009 tentang Perfilman, Pasal 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa
"!#$%&'!#()*+,-.!!"#$%&'()*+*"&,(-"*&.(#*/*01&/*0*(,*1!2(*'*!345&.!"678.!9*4.!7:"!
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film dianggap lebih sebagai media hiburan ketimbang sebagai media pembujuk. Namun yang jelas, film yang sebenarnya punya kekuatan bujukan atau persuasi yang besar. Kritik publik dan adanya lembaga sensor juga menunjukkan bahwa sebenarnya film sangat berpengaruh terhadap khalayak3. Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu yang singkat. Ketika menonton film, penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapt menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai
satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-
muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun . 1. Film Cerita Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topic film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah ;)44)*5!<.!=)>$(?@!/*A!;.!/$+?$+@!#'$-B-($!C$,$(?-+.!,(-"*&-*2&,*34*0*5*6&,7-(021&8*5*06*&%& D$+E*+*!C($+*B*!F$B)*!2(-&G.!"66H.!9*4.!"I"! http://digilib.mercubuana.ac.id/z
nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik. 2. Film Berita Film berita atau newsreal adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. 3. Film Kartun Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan kita semua mengenal tokoh Donal Bebek ((Donald Donald Duck), Duck), Putri Salju Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan seniman Amerika (Snow Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat penonton tertawa karena kelucuan dari para tokoh pemainnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun dapat pula mengandung unsur pendidikan, minimal akan terekam bahwa ada tokoh jahat dan tokoh baik, yang pada akhirnya tokoh baiknya yang selalu menang. 4. Film Dokumenter Film Dokumenter (Documentary Film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya cipta mengenai kenyataan (creative treatment of actuality)”. Bebrbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. Biografi seseorang yang memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi dokumenter. Intinya film dokumenter berpijak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama realita tetap menjadi pegangan.J Ada pun Genre film dokumenter antara lain : 1.
Dokumenter Laporan Perjalanan Pengemasan dokumenter perjalanan lebih kritis dan ridakal dalam mengupas permasalahan. Lebih banyak menggunakan wawancara untuk mendapatkan
informasi
lengkap
mengenai
proses
menuju
inovasi,
dikembangkan dengan wawancara disertai komentar kritis untuk membentuk opini baru. Pada awalnya film genre ini adlah dokumentasi atropologo dari para ahli etnolog atau etnografi. Pada tahun 1922, Robert Flaherty membuat film dikumenter pertama yang berjudul Nanook of the North yang bercerita tentang aktifitas Nanook dan keluarganya saat mereka melakukan aktifitas sehari-hari seperti saat mereka berdagang, berburu, memancing, dan migrasi dari satu kelompok hampir tidak tersentuh oleh industri teknologi. (buku andi hal 323)5 2. Dokumeter Sejarah Film dokumenter genre sejarah sangat kental aspek refential meaningnya (makna yang sangat tergantung pada referensi peristiwanya). Adapun tiga hal penting dalam dokumenter sejarah adalah waktu peristiwa, lokasi sejarah, dan tokoh pelaku sejarah tersebut. 9$(&!KLL$+BA.!,*0"&,($)9*6&!"#$%&:*2-9*2&,(2/*-"&:07-93(01&/*0*(,*1!K(4*+%%*.!"66M.!9*4!8 !3N)B.!9*4!8"8! http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Di Indonesia terdapat satu-satunya televisi suasta yang menayangkan film dakumenter ber-genre sejarah. Melawan lupa (MetroTV), program dokumenter yang mengupas sejarah yang tidak terungkap di Indonesia, Merah Putih di Batavia, kepahlawanan Dr. Johannes Leimena yang gigih memberi kontribusi berdirinya puskesmas dalam judul Mutiara Dari Timur, Lentera Bangsa, dal lain sebagainya.6. 3.
Dokumenter Potret/Biografi Film dokumenter ini berkaitan dengan sosok seseorang, orang-orang yang di angkat dalam film dokumenter biografi biasanya oarng yang sudah di kenal di suatu daerah, orang yang memiliki kehebatan, orang yang memiliki keunikan, memiliki perang penting, dan aspek-aspeka lainnya yang menarik. Ada beberapa istilah istilah dokumenter potret, biografi, dan profil yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya. Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human interst dari sesorang. Plot yang di ambil dari orang tersebut adalah peristiwaperistiwa yang di anggap penting yang pernah di alami tokoh tersebut. Isinyan berupa sanjungan, kritik dan juga pemikiran sang tokoh.7 Kedua, biografi yang cenderung mengupas secara kronologis dari yang secara geris penceritaan bisa dari awal tokoh di lahirkan hingga saat tertentu (masa sekarang, saat meniggal, atau saat kesuksesan sang tokoh) yang di inginkan pembuat filmnya.
3N)B.!9*4!8"I !3N)B.!9*4!8"I! http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Ketiga, profil. Sub-genre ini membahas profil umum dari tokoh, biasanya lebih membahas aspek-aspek ‘positif’ tokoh seperti keberhasilan ataupun ke baikan yang di lakukan.8 Di Indonesia film dokumenter jenis ini sudah sering kali di tayangkan di beberapa stasiun televisi suasta. Contohnya program yang berjudul Indonesia Bagus yang di tayangkan oleh NET TV. Program ini mengangkat cerita tentang satu tokoh yang berperan penting pada suatu daerah yang menceritakan bagaimana daerah tempat ia tinggal, budaya yang ia jalani bahkan sampai kuliner yang ada di daerah tersebut.
4.
Dokumenter Perbandingan/Kontradiksi film Dokumenter kontradiksi Dokumenter kontradiksi sendiri umumnya bertujuan untuk menjabarkan permasalahan atau konflik yang terjadi tanpa berpihak pada pihak manapun. Tipe kontradiksi mengajak audiensnya untuk menilai sendiri masalah yang terjadi di dalam film tanpa bermaksud untuk mempengaruhi. Dengan kata lain, tujuan utama dari dokumenter kontradiksi itu sendiri ialah untuk memberikan informasi mengenai suatu masalah dan membandingkan masalah tersebut. Sehingga audiens dapat menilai sendiri masalah yang terjadi tanpa harus menyalahkan pihak manapun. Melalui prinsip tersebut, peneliti bertujuan untuk membuat sebuah film dokumenter yang bertujuan untuk mencari solusi dari suatu konfli, sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan melalui informasi yang diberikan pada film ini. Alasan peneliti mengambil tema tersebut adalah karena peneliti menyadari, media selain
!3N)B.!9*4!8"I! http://digilib.mercubuana.ac.id/z
sebagai
penyampai
informasi,
juga
bisa
dimanfaatkan
untuk
menyelesaikan suatu masalah. 5. Dokumenter Ilmu Pengetahuan Film ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Kemasannya bisa edukasi (ditujukan untuk publik khusus), atau film instruksional (jika ditujukan untuk publik umum dan luas). Dalam jenis ini terbagi menjadi sub-genre yang sangat banyak: film dokumenter sains biasanya ditujukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan; film instruksioal dirancang khusus untuk mengajari pemirsanya bagaimana melakukan berbagai macam hal yang ingin mereka lakukan. 6. Dokumenter Rekonstruksi Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam dalam mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwa. Peristiwanya yang memungkinkan direkonstruksi dalam filmfilm-film jenis ini adalah peristiwa kriminal (pembunuhan atau perampokan) dan bencana (jatuhnya pesawat dan tabrakan kendaraan).9 7. Dokumenter Investigasi Dokumenter ini dikemas untuk mengunkap misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap denga jelas. Dokumenter ini biasa di sebut dokumenter jurnalistik. Dalam dokumenter jenis ini aspek visual sangat di tonjolkan, peristiwa yang ingin di di angkat biasanya peristiwa yang ingin di ketahui lebih mendalam, baik itu ingin di ketahui publik atau tidak. Contohnya
!3N)B.!9*4!886! http://digilib.mercubuana.ac.id/z
seperti pengungkapan indikasi korusi di suatu perusahaan, jaringan sebuah komplotan mafia, dan di balik sebuah peristiwa pembunuhan. 8. Dokumenter Eksperimen/Seni (Association Picture Story) Film aksperimen atau filn seni menggabungkan gambar, musik, dan suara atmosfer (noise). 10 Penggabungan ketiga unsur tersebut memerikan nuansa yang hidup dan juga membangkitkan emosi penonton. Karena dalam film genre ini tidak menggunakan narasi, komentar, maupun dialog/wawancara. 9. Dokumenter Buku Harian (Diary Film) Diary film merupakan dukomenter yang mengombinasikan laporan perjalanan dengan nostalgia kejayaan masa lalau, jalan cerita mencantumkan secara lengkap dan jelas tanggal kejadian, lokasi, dan karakternya sangat subjektif.
10. Dokumeter Drama (Dokudrama) Dokudarama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Genre dalam dokumenter kemudian terus berkembang, hingga ke titik dimana menjadi sangat subjektif, melihat segala sesuatunya hanya dalam satu perspektif yang sangat individual. Selain menjadi subtipe film, dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang, dan waktu)
76!3N)B.!9*4!887!
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
cenderung untuk direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut.11 2.6 Seni Penulisan Naskah Dokumenter
Penulisan naskah dokumenter harus sesuai dengan fakta, dan harus siap dengan suatu naskah yang akan dijadikan bahan dasar untuk diolah menjadi sebuah film dokumenter yang menarik. Menulis naskah film dokumenter bukan berarti merekayasa nilai dokumenter, menulis naskah dokumenter bertujuan agar hasil film dapat sesuai dengan fakta yang sudah di buat dalam bentuk naskah, sehingga dapat menentukan narasumber dan membuat jalan cerita yang menarik. Karen Seorang penulis naskah dokumenter memiliki peran penting. Karena seorang penulis naskah adalah orang yang menemukan ide cerita dan bertanggung
jawab
atas
pengembangan
ide
cerita,
penentuan
tokoh
(narasumber), serta mengawal jalannya produksi agar sesuai dengan skenario, meskipun sutradara boleh memberikan kontribusi atau masukan kepada penulis naskah. Seorang penulis naskah memiliki peran sebagai konsultan/partner sutradara dan produser dalam mengeksekusi sebuah ide menjadi blue print film Seni menulis naskah dokumenter terletak pada proses pembuatan full scenario yang dibuat setelah hasil film. Proses ini tidak lah semudah membuat skenario drama yang di buat sebelum film mulai shooting dan dijadikan patokan dasar dalam membuat film.
77!3N)B.!9*4!88"!
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Naskah skenario dokumenter ada setelah film dokumenter selesai, dengan di bantu daftar shooting list, daftar VO, daftar pengambilan kamera, transkrip wawancara. Hal ini menjadikannya membuat naskah dokumenter akan terus memiliki update sesuai moment yang ada, dan tidak dijadikan patokan yang mendasar. Inilah sebuah karya seni menulis naskah dokumenter yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. 2.7.1 Definisi Penulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga ada empat pengertian naskah, yaitu : a. Karangan yang masih ditulis dengan tangan b. Karangan seseorang yang belum diterbitkan c. Bahan-bahan berita yang siap untuk diriset d. Rancangan. Ada bermacam-macam sumber naskah bagi penerbit, diantaranya : a. Naskah spontan b. Naskah pesanan c. Naskah yang dicari editor d. Naskah terjemahan e. Naskah hasil sayembara f. Naskah kerja sama 2.7.2 Penulis Naskah Penulisan naskah memiliki peran penting khususnya pada tahap pra produksi. Seorang penulis skrip mampu memberikan garis-garis besar cerita dan mampu menjelskan keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah sebagai awal
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menawarkan ide, kita perlu menyusun sebuah naskah rancangan atau draft untuk diajukan kepada jobdes masing-masing kru. Menulis draft naskah bukan seperti menulis catatan kecil, tetapi kita harus menuliskan semua informasi dari transkrip data riset. Umumnya draft naskah ditulis dalam susunan pembagian sekuens (sequence), agar saat merampungkannya pada tahap produksi dapat dijabarkan secara terinci dalam susunan shot dan adegan yang lebih jelas.12 Pada prinsipnya, baik konsep naskah feature maupun dokumenter adalah sama, ada 5 tahapan dalam penulisan: 1. Melakukan Riset lalu menulis transkrip hasil riset 2. Menulis Sinopsis sebagai pencetusan ide dasar 3. Menulis Treatment sebagai rancangan cerita 4. Kadang skenario di tulis saat memasuki tahap paska produksi (editing). 5. Menulis Skenario Narasi. 13 Sinopsis Merupakan tulisan rangkuman yang ringkas, untuk menjelaskan isi penuturan yang akan diketengahkan secara garis besarnya saja. Sekaligus menjelaskan permasalahan yang ingin diungkap sebagai tujuan utama. Fokus dan penjelasan dalam sinopsis harus jelas, agar bila nanti meningkat penjabarannya dalam penulisan treatment, alur cerita menjadi lancar dan mudah dimengerti berdasarkan logika. Treatment
7"
Q+,-+)!F*N(&()@!;*2-9*2&;(29#"3*2&2*35*<&=>? '*4!H8
78!Q+,-+)!F*N(&()@!;*2-9*2&;(29#"3*2&2*35*<&=>?!'*4!H8!
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Penulisan treatment untuk produksi dokumenter memiliki fungsi penting. Fungsi treatment tak hanya menuliskan tentang urutan adegan (scene) dan shot saja, tetapi harus ditulis secara kongrit keseluruhan isi yang berkaitan dengan judul dan tema, sehingga merupakan The Treatment of The Story. Umumnya untuk memulai perekaman gambar (shooting), sutradara cukup mengacu pada treatment, karena selain penulisan skenario memakan waktu lama, juga dianggap dapat mengekang kebebasan kreativitas. Karena seorang sutradara dan penata kamera harus selalu siap dan peka terhadap adegan-adegan tak terduga (spontan) yang terjadi saat perekaman gambar. Skenario baru ditulis pada saat memasuki tahap proses paska produksi untuk kebutuhan editor. Akan tetapi pada beberapa bentuk penuturan dokumenter, perekaman gambar harus mengacu pada isi skenario, seperti dokumenter sejarah, film pendidikan dan instruksional, atau dokumenter yang merupakan film kompilasi dengan menggunakan sejumlah footage. Bentuk penuturan potret/biografi juga sering berpatokan pada scenario. Pada dokumenter sejarah, titik perhatian diberikan pada kreatifitas editor, untuk menginterpretasikan rancangan kronologi penuturan yang sudah di susun penulis naskah beserta sutradara. Mungkin pada dokumenter yang tidak memerlukan sisipan footage film, treatment kadang dibuat secara step out-line saja. Dimana susunan adegan dan pengambilannya ditulis pada out-line. Penulisan treatment harus di jelaskan mengenai apa yang akan diketengahkan dalam dokumenter tersebut. Penempatan narasi/komentar, khususnya pada adegan dimana visual tidak mampu, menyampaikan informasi yang dibutuhkan penonton, harus diinformasikan di dalam treatment. Apabila
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
ada wawancara, maka dalam treatment perlu pula dijelaskan, meskipun isi wawancara tidak perlu ditulis. Selain itu sebuah treatment juga sudah memberikan alur cerita jelas, serta atmosfir bagi penataan suara yang diperlukan. Skenario Pada prinsipnya skenario berfungsi sebagai panutan, penentuan, pembatasan
dan
gambaran
pra-visual.
Penulisan
dokumenter
kadang
memerlukan suatu proses panjang sebagai tahapan kerja dalam pra produksi. Penggunaan skenario kongkrit pada film fiksi mutlak diperlukan. Dokumenter juga membutuhkan skenario, tetapi kemutlakannya tak sama seperti tahapan kerja film fiksi. Fungsi serta arti Treatment dan Skenario dapat dibedakan. Treatment berfungsi memberikan gambaran mengenai apa yang akan diketengahkan, sedangkan Skenario menjadi gambaran kongkrit mengenai bagaimana film tersebut akan diketengahkan (dikemas). Lama
waktu
penyusunan
(transkrip)
hingga
penulisan
naskah
dokumenter umumnya tergantung dari hasil riset. Karena penulisan untuk film dokumenter baru dianggap selesai setelah informasi hasil riset diolah kembali, sekaligus melakukan cek dan recek. Kadangkala ini pun belum memberikan suatu keyakinan bahwa semua data riset yang didapat benar-benar akurat. Karena alasan ini banyak dokumentaris yang mengambil jalan pintas, yaitu bertumpu pada interpretasi pribadi saja. Konsekwensinya ialah, realita yang dipaparkan ada kemungkinan menjadi rancu, dan nilai validitasnya meragukan. Karena terlalu banyaknya interpretasi pribadi, sehingga memungkinkan kita terjebak dalam dikhotomi fakta dan fiksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2.7 Istilah-istilah Dalam Penulisan Naskah Dokumenter Seorang penulis naskah program video sebelum mekakukan penulisan naskah perlu memiliki pengetahuan tata peristilahan yang umum yang digunakan dalam pertelevisian/video sehingga tidak akan menimbulkan salah tafsir diantara kerabat produksi dalam memproduksi program video tersebut. Tata peristilahan yang umum digunakan dalam penulisan naskah video menurut I Wayan Inten dan Mumung Bastaman (1988: 8) dapat dikategorikan menjadi empat macam yaitu:
14
1.
Pengambilan gambar:
a.
Shot, munculnya gambar pada monitor dari menekan start kamera
sampai stop, two shot (2 S) muncul gambar dua gambar dimonitor, three shot (3 S) muncul gambar 3 orang dimonitor, dan group shot, muncul gambar sekelompok orang dimonitor b.
Very Close Up (VCU) atau Extreme Close Up (ECU):
memperlihatkan gambar secara detail. c.
Big Close Up (BCU) atau Big Close Shot (BCS):
memperlihatkan wajah dari dahi sampai dagu. d.
Close Up (CU) atau Close Shot (CS): memperlihatkan seluruh wajah
atau bagian suatu benda.
7J!',,G1RRSSS.5*'*+*+).S$N.)BR"67"R6HRG$+&4)?*+:+*?0*':L)45:B*+:>)B$-.',54!
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
e.
Medium Close Up (MCU) atau Medium Close Shot disebut juga Chest
atau bust shot: memperlihatkan dari kepala sampai dada. f. g.
Medium Shot (MS) pengambilan gambar dari kepala sampai pinggang. Medium
Long Shot (MLS) disebut juga knee shot:
menampakkan kepala sampai lutut. h. i
Long Shot (LS) menampakkan seluruh tubuh/badan manusia.
Over Shoulder Shot (OSS) pengambilan dua orang yang berhadap-hadapan berhadap-hadapan dari atas bahu, dipergunakan bila sedang bercakap-cakap. 2.
Penggunaan kamera, contoh:
a.
Panning (PAN), gerakan kamera menoleh ke kanan atau ke kiri.
b.
Tilting (TILT), gerakan kamera ke atas atau ke bawah.
Zoom (Zoom in atau Zoom out), gerakan kamera yang menghasilkan gambar
c.
seolah-olah mendekat atau menjauh), dan lain-lainnya. 3. a.
Peristilahan yang berkaitan dengan tata suara, misalnya:
!*-(&"2@!5&?)0R?&*(*!G$(4*'*+:4*'*+!B)G$(B$+%*(0*+!5*0)+!4*5*!5*0)+! 5$+%$(*?.!!
b.
Fade out, musik/suara diperlemah sampai akhirnya tidak terdengar lagi.
c.
Music under, musik yang lemah tetapi masih terdengar
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
mengiringi suara lainnya
a.
d.
Sound Effects (FX), suara selain suara manusia.
4.
Peristilahan yang berkenaan dengan transisi gambar, misalnya:
Cut, pergantian dari satu shot ke shot berikutnya dengan memotong gambar terdahulu langsung dengan gambar berikutnya secara tiba-tiba. b. Dissolve,
perpindahan
gambar
ke
gambar
berikutnya
dengan
menghilangkan gambar terdahulu secara perlahan-lahan, dan bersamaan dengan itu dimunculkan gambar berikutnya yang terlihat semakin jelas. c. Super impose (S/I), bila dua atau lebih gambar atau caption saling bertindihan. Misal gambar pembawa acara dengan tulisan orang tersebut. 2.8 Proses Penulisan Naskah Film Dokumenter Full Script Dokumenter dalam film dokumenter dibuat berdasarkan hasil film yang sudah selesai melalui proses editing. Naskah yang disiapkan untuk menggarap sebuah film dokumenter, haruslah merupakan narasi (pemaparan) yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang saling berkaitan dalam sebuah kesatuan peristiwa yang utuh. Dunia naskah adalah dunia kata-kata, sedangkan dunia film adalah dunia gambar-gambar yang merupakan visualisasi dari naskah. Setelah stock gambar dikumpulkan harus diadakan diskusi khusus untuk menjelaskan kerangka film dokumenter yang akan di edit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Ada dua tingkat dalam penulisan naskah dokumenter, yakni pre-shot atau shooting script dan pro-shot script. Shooting script merupakan naskah panduan untuk dokumentator ketika melakukan pengambilan gambar. Sedangkan pro-shot script, merupakan naskah sebagai panduan editor ketika akan melakukan penyuntingan gambar, isitilah lain untuk pro-shot script adalah paper edit. Naskah dokumenter tidak hanya merupakan kumpulan kata atau kalimat saja, akan tetapi merupakan kompilasi konsep elemen-elemen telling story story. Perpaduan elemen penting inilah yang akan menjadikan sebuah film dokumenter yang baik. Ending atau akhir film dokumenter bisa dibuat open end,, yakni menggambarkan persoalan yang masih bisa dibuka, mempersilahkan penonton untuk “melanjutkan” realita yang ada di dokumenter tersebut. Dan bisa juga dibuat closed end end, yang berarti dokumentator memberikan penyelesaian pada filmnya. Outline dapat juga disebut sebagai skrip/naskah dalam bahasa teknisnya. Skrip merupkan cerita rekaan tentang film dokumenter yang akan dibuat. Skrip juga merupakan suatu gambar kerja keseluruhan dalam memproduksi dokumenter. Ada beberapa fungsi skrip bagi pembuat film dokumenter, antara lain:15 1.
Skrip adalah alat structural dan organizing yang dapat dijadikan
referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan skrip dapat mengomunikasikan ide film ke seluruh kru produksi. 2.
Skrip penting untuk juru kamera dalam menangkap mood peristiwa
ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerja juru kamera. 15
Andi Fachrudin, Op.Cit. hal 340-341.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.
Skrip juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan
membaca skrip dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. 4.
Skrip juga menjadi guide bagi editor karena dengan skrip dapat
diperlihatkan struktur film yang telah dibuat. Dengan adanya skrip akan terencana siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z