Piano Butut Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April 2009 15:51
Guys, untuk mengurangi stress dan kepala pusink karena ngeliatin hanzi, dan untuk menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan *ceilaeee bahasanyee*, saya mulai mikir-mikir buat nyewa piano di 1 toko alat musik deket asrama saya. Yah kira-kira 15 menit jalan kaki. 1 jamnya 8 RMB, dapet 1 ruangan. Ehm... lumayan juga.
Jadilah saya berangkat dengan semangat, bawa buku nyanyian, sambil jalan sambil mikir, waah... seneng. Udeh lama ngga pw pake piano, sendirian doank lagi. TOP deh. Dateng, daftar trus akhirnya saya mulai maen. But oh tidak, semangat saya langsung anjlok. Ini piano ternyata BUTUT abis.
Aiyaaa... pedalnya tiap kali diteken keluar bunyi NGEK, beeehh... menghilangkan selera orang yang mau maen. Trus tutsnya ngga enak. En setelah maen baru sadar, kalau saya tekan pedal itu pedal cuman berfungsi sebagian. Jadi di bagian atas doank, bagian bassnya ngga jalan. Lebih parah lagi, itu piano bunyinya kenceng, en sember. Kebayang ngga sih penderitaan saya kayak apa?! 1 jam serasa berabad-abad. Bunyi piano itu menyakiti kuping saya.
Akhirnya setelah maen lagu demi lagu yang bikin kuping saya terasa tersayat, saya nemuin cara untuk meringankan sedikit penderitaan kuping saya, saya ngga bisa tekan tuts dengan kekuatan penuh, harus dengan 1/2 atau 1/3 dari volume biasanya.
Yaahh 1 jam itu akhirnya berlalu, dengan penuh penderitaan. Untung saya masih keluar hidup-hidup dari ruangan itu. Hahaha. Hiperbola abis.
Dalam hati saya merindukan piano saya tercinta di Indo. Piano saya yang dirawat bae-bae. Eh Guys, jangan dikira loh piano itu ngga perlu dirawat! Harus dirawat bae2. Kalau ngga ntar "sakit", bunyinya ngga bagus. En tukang rawatnya juga khusus.
1/5
Piano Butut Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April 2009 15:51
Biasanya piano saya tiap 3-4 bulan selalu di-stem sekali *sekalipun sudah 1 1/2 thn ini di rumah ngga ada yang maen piano, tapi tetep di-stem sama mama saya, so tiap saya or dd saya pulang, piano saya tetep dalam kondisi prima.* En guys, tukang stem piano tuh duitnya kenceng loh. Sekali dateng yah kira-kira minimal 1 juta. :p ada yang berminat? Hahaha.
Saya curiga itu piano butut ngga pernah di-stem. Abis bunyinya jubilee bin jalil begitu! Biar kata piano tua guys, tapi kalau ngerawatnya bagus, tetep enak kok dimainin. Saya mikir, deehh kalau itu piano gue, gue panggilin tukang stem dah langsung. Harus dibenerin! Daripada bikin emosi tuannya! Lah kalau piano butut, suaranya begitu, sapa yang tahan mainin? Orang tadi mau maen piano buat seneng-seneng, eh malah jadi sebel denger bunyinya yang sember begitu!
Pas lagi emosi-emosi gitu, tiba-tiba saya mikir, kondisi saya di depan Tuhan ngga seperti piano butut ini kan ?! Jangan sampai yooo... suara kenceng sih kenceng tapi bikin risih orang yang denger.
Saya itu.
jadi mikir, iya ya... ada pelajaran juga yang bisa ditarik dari si
piano butut
Sama seperti piano yang perlu dirawat, perlu distem, kita juga perlu dirawat en perlu distem. Eh bentar baru sadar, gue dari tadi sibuk stem-stem tapi belon jelasin apakah itu stem. Hehehe. Maap maap. Seperti alat musik berdawai lainnya *gitar, gu zheng*, piano itu perlu distem untuk menjaga nadanya tetep pas, ngga fals. So kalau saya neken tust C yah bunyinya C, bukan D, atau kalau parah, saya neken tuts C bunyinya F, nah itu cilaka itu. Buang aja dah kalau piano sodara bunyinya kayak gitu hehehe.
Jadi biasanya tiap 3 bulan, piano saya "ditelanjangi", senar-senar dan papan-papannya keliatan semua, trus mulai dari tust bass yang paling bawah sama tuts ke-88 di pojok kanan, satu persatu ditest bunyinya. Masih tepat ngga, atau fals. Atau mungkin ada senar yang kurang kenceng, ada yang putus or delele. Sekalipun keliatannya sepele yah guys, tapi tukang stem itu harus punya kuping yang pekaaa bgt soalnya kalau beda tipis aja, bunyinya ntar ngga bagus. *Makanya bayarannya
2/5
Piano Butut Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April 2009 15:51
muahal!* en seberapa sering piano itu di-stem biasanya disesuaikan dengan "jam terbangnya" piano itu. Kalau jam terbangnya tinggi yang harus makin sering di-stem.
Nah bukannya kita juga butuh "distem" sama Tuhan? 3-4 bulan sekali stem mah kelamaan, mesti tiap hari atuh * kan GRATIS, Tuhan kan ngga pernah minta uang stem hehehe. Emank Tuhan pernah bilang, 1 jam saat teduh Rp 25.000,00 Ngga kan ?* Kita harus mencocokkan "nada" kita sama "nada Tuhan". Sama ngga? Lah kalau fals, sebelon itu merusak kuping tetangga harus cepet-cepet dibenerin. Kalau "senar doa-nya" kurang kenceng yang dikencengin. Kalau "senar baca alkitab" putus yah disambung.
Tapi guys, sebelon bisa distem, mesti "ditelanjangin" dulu. Kita mesti datang dengan hati yang terbuka, apa adanya. Kalau kita ngga terbuka sama Tuhan, yah Tuhan susah donk mau stem-nya! Bisa aja sih, tapi daripada Tuhan paksa suruh terbuka kan mending terbuka dengan sukarela donk. Ya ngga? Dipaksa ntar kita tambah sakit, tapi kalau kita sukarela kan lebih enak.
1 hal lagi, yang distem guys, itu SEMUA TUTS. Sekalipun ke-87 tuts lainnya normal, tapi kalau ada 1 tuts, satu ajaaaa yang bermasalah, ntar kalau pas maen neken tust itu, olala rasanya. Mit amit. Padahal kan kalau secara matematik, 1 tuts yang rusak kan berarti 1/88, yah kira-kira cuman 1,136% kecil loh. Tapi ngga bisa. Semua tuts harus bener en memainkan nada yang tepat. Apa? SEMUA TUTS. Kurang 1 aja ngga bisa.
Demikian juga dengan kita, kita juga mesti kasih SEMUA BAGIAN HIDUP kita sama Tuhan. Bahkan kalaupun kita menahan 99,99% aja Tuhan ngga mau. Harus semua. Mulai dari kerohanian, spritiual, jasmani, soal makan, pendidikan, pasangan hidup, belajar, belanja, kebersihan, penataan anggaran belanja, teman-teman, SEMUA itu harus diserahkan sama Tuhan. Kalau Tuhan liat ada yang ngga beres di bagian manapun, Tuhan BERHAK menegur dan kita tidak punya hak untuk marah.
Guys,
kalau piano saya bisa ngomong, trus pas di-stem dia ngomel, *duh
3/5
Piano Butut Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April 2009 15:51
sakittt... ngga mau distem!! Pokoknya ngga maauuu...*, berbahagialah dia kalau ngga saya buang keluar rumah detik itu jug *Hiii... saya sadis yah. Hauahaha. Bersyukurlah Tuhan ngga kayak gue! : p*
Mungkin ada yang berpikir, tapi katanya Tuhan sayang sama kita, katanya Tuhan menerima kita apa adanya.
Guys, coba kalian pikir, bayangkan kalian baru beli 1 piano, dan kalian jatuh cinta mati sama itu piano. Pokoknya sayang deh, erhh... ayo kita berimajinasi, katakan piano itu grand piano putih *wuihhh... piano impian hahaha*, atau baby grand warna baby blue *ini ketauan ngayalnya. Emank ada piano warna baby blue hauhahaa*, nah setelah kalian beli, ketauan ini piano fals. Apa yang kalian lakukan? Kalau orang yang ngga bisa maen piano, yang ngga ngerti "harga" sebuah piano, palingan dia mikir "Ya udah, ngga usak dikutak katik, jadiin pajangan aje, udeh bagus kok." Nah itu orang yang buta musik tapi kebanyakkan duit, mbok kalau ada yang kayak gitu, pianonya disumbangkan ke saya gitu. Biar piano itu bisa memenuhi "tujuan hidupnya", jadi alat musik dan bukan sekedar pajangan. Hahahaha.
But kalau itu jatuh ke tangan pianis terkenal, kira-kira apa yang dia lakukan? Pasti dibenerin itu piano. Di-stem. Dicari rusaknya dimana. Kenapa? Karena pianis itu beli itu piano untuk dipake!! Dia tau harga sebuah piano, dan nilai sebuah piano lebih dari sekedar pajangan. Justru Karena dia "sayang" ama itu piano, dia benerin. Kalau dia ngga sayang, yah bodo amat.
Tuhan juga begitu. Tuhan tau NILAI kita, Tuhan ngga cuman tau, Tuhan pengen pake kita. Tuhan pengen jadikan kita alat kesayangan-Nya, tempat Dia berbagi hati, tempat Dia mencurahkan perasaan-Nya. Buat seorang pianis, piano itu lebih dari sekedar instrument, piano itu seperti sahabat.
Tapi guys, Tuhan ngga bisa pakai kita kalau kita ngga mau di-stem, kalau bunyi kita fals! Tuhan pengen pake kita untuk memainkan lagu-lagu yang indah kepada dunia ini, tapi gimana Tuhan bisa pakai kalau kita ngga pernah mau menyesuaikan nada kita dengan nada-Nya? Kalau nada kita ngga beraturan, kalau pedal kita ngek ngok?? Bukannya lagu yang indah, justru bikin emosi orang yang denger.
4/5
Piano Butut Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April 2009 15:51
Kita sering banget doa, Tuhan nyatakan kemuliaan-Mu, penuhi kami dengan kemuliaan-Mu tapi tidak terjadi apapun, apakah kita tau kenapa? Sama seperti saya tidak berani neken tuts dengan volume max karena bunyinya fals, begitu juga Tuhan ngga mau menyatakan kemuliaan-Nya, karena kalau kita fals, kita penuh dosa, kita langsung MATI begitu liat kekudusan-Nya. Ngga ada manusia berdosa yang tahan di hadapan kekudusan Tuhan.
Guys, Tuhan itu begitu baik, begitu sabar. Tapi jangn pernah main-main sama kesabaran Tuhan. Jangan pernah berpikir, untung Tuhan punya saya. Oh tidak guys... Tuhan bisa pakai siapapun. Kalau kita terus mengeraskan hati, terus berkata TIDAK, terus memberontak, terus bandel, tidak mau taat, jangan heran kalau suatu hari nanti kita mendapati Tuhan tidak pernah bicara lagi. Tuhan tidak pernah menegur lagi. Tuhan itu bukan MAHA sabar, Tuhan itu panjang sabar.
Selama masih ada "hari ini", bertobatlah guys. Relakan diri kalian dibentuk oleh Tuhan. Sakit? PASTI. Kekristenan tanpa rasa "sakit" itu aliran sesat. Bener. Kita pasti merasa sakit ketika Tuhan mencocokkan nada-Nya dengan nada kita. Tapi setelah itu lewat, kita akan bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja di dalam diri kita dan lewat diri kita.
China
, 16 Maret 2006
Tuhan, kalau aku seperti piano butut itu, perbaiki aku, Tuhan. Kalau selama ini mungkin suaraku "kencang" tapi menyakiti orang laen karena nada-nadaku "fals dan penuh dosa", ampuni aku. Stem aku. Aku tau itu proses yang menyakitkan, sama seperti yang aku hadapi minggu-minggu ini. tapi aku percaaya Tuhan, kasih karunia Tuhan CUKUP untukku.
5/5