1. Log Book Kegiatan A. 27 Maret 2015 Saya berangkat dari Bandung menggunakan travel cipaganti tujuan Mangga Dua pada pukul 14.45 WIB. Sampai di Mangga Dua pada pukul 19.00 WIB. Menurut rencana, saya akan bertemu dengan rekan-rekan lainnya di Hotel Amaris Mangga Dua Square pada pukul 16.00 WIB lalu bersama-sama bergerak menuju Pelabuhan Muara Baru dimana kapal Baruna Jaya VIII berlabuh. Namun akibat macet sehingga saya mengalami keterlambatan. Hal ini menyebabkan saya melakukan perubahan rencana. Saya membeli beberapa perlengkapan di Carefur yang ada di Mangga Dua Square dan makan malam. Setelah itu, saya menggunakan Taksi Blue Bird menuju Pelabuhan Muara Baru tanpa melalui Tol dengan biaya 55.000. Posisi Kapal Baruna Jaya VIII adalah setelah melewati gerbang masuk Pelabuhan Muara Baru, lurus saja dan saat menemukan simpang 4 pertama, maka belok kiri. Lalu Saat menemukan simpang 3 pertama, langsung belok kanan. Lalu Lurus saja sampai menemukan Bank BNI dan Mandiri. Lalu belok kanan. Persimpangan pertama, langsung belok kiri. Lurus terus sampai ada belokan kekanan menuju dermaga. Lalu belok kiri dan lurus saja sambil melihat kekanan dimana kapal Baruna Jaya I, II, III, IV, dan VIII berlabuh. Saya memasuki kapal dan langsung menuju ruang makan. Disana bertemu dengan Mas Bayu lalu ditunjukkan posisi kamar. Posisi kamar jika dari ruang makan adalah menuju pintu tangga dan turun sekali. Lalu belok kanan menuju kamar 117. Saya satu kamar dengan Sugiarto Adi Wibowo dari Universitas Soedirman, I Mas Adi dari Universitas Brawijaya, dan M. Arief Rachman dari BPOL. Saya mendapatkan urutan C sehingga kasur, lemari, laci dan lain – lain berada pada urutan C. Setelah unpacking, saya mengobrol dengan beberapa teman, senior dan krukru lainnya. Setelah itu saya lanjut istirahat. B. 28 Maret 2015 Bangun pagi dan dilanjutkan dengan misi pencarian sandal jepit untuk kegiatan sederhana didalam kapal. Lalu dilanjutkan dengan berputar-putar untuk melihat kapal apa saja yang ada di Pelabuhan Muara Baru. Pelabuhan ini diisi oleh kapal-kapal untuk menangkap tuna, cumi, dan ikan ekonomis lainnya dari ukuran kecil sampai besar. Selain itu terdapat juga Kapal Riset Baruna Jaya I, II, III, dan IV milik BPPT ( Badan Peningkatan dan Penerapan Teknologi ) yang dicirikan oleh warna lambung yang berbeda-beda. Kapal Baruna Jaya VIII milik P2O LIPI (Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
dan Teknologi Kebumian). Kapal Bawal Putih III, Madidihang 2 dan Madidihang 3 milik KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Setelah mandi, dilanjutkan dengan pemasangan Biosonik. Lalu ada sambutan dan pelepasan dari Ketua Balai Penelitian dan Observasi Laut ( BPOL ) Bambang Sukresno di ruangan Karaoke. Dilanjutkan dengan foto bersama di depan kapal Baruna Jaya VIII. Sambil menunggu kapal berangkat, saya dan beberapa rekan melakukan pemasangan CTD dan Botol Roset ke rangka. Pukul 12.00 kapal berangkat menuju Samudera Hindia. Jalur secara kasarnya adalah menuju Kepulauan Seribu lalu bergerak ke barat menuju Selat Sunda dan bergerak ke selatan menuju Samudera Hindia. Setelah makan siang diisi dengan kegiatan santai sampai sehabis makan malam. Pukul 19.00 dilakukan rapat internal tim riset dari Indonesia dan tim mahasiswa. Dibahas tentang Program JUVO ini secara global, pembahasan survei apa saja yang dilakukan sekarang, koordinator tiap kegiatan pengukuran, teknis lapangan pengukuran, pembagian kaos Pelayaran JUVO. Setelah pembahasan global, dilakukan pembahasan teknis survey per modul. Permbagian peserta untuk masingmasing modul adalah : a. Recovery dan Deploy Mooring ( Gusti Putu Sukadana / Bli Putu Gablor ) Kegiatan ini dilakukan pada Stasiun 1 dan Stasiun 3. Kegiatan yang dilakukan pada stasiun 1 adalah recovery mooring subsurface atau mooring JUV. Setelah recovery, dilakukan deploy mooring pengganti. b. CTD Operation ( Bayu Priyono ) Pengukuran dilakukan pada kedalaman 0 – 1200 meter. Hal ini dilakukan karena sensor pH hanya mampu sampai kedalaman 1200 meter. Seperti biasa, pengukuran dengan CTD dibarengkan dengan pengambilan sampel air menggunakan tabung roset. Kedalaman pengambilan sampel air yang disepakati adalah : i. 5 meter 3 tabung untuk kebutuhan Rizki dan pak komang. ii. 50 meter 3 tabung untuk kebutuhan Rizki. iii. 200 meter 3 tabung untuk kebutuhan Rizki dan Pak Komang. iv. 500 meter 2 tabung untuk kebutuhan Pak Komang
c. Glider Operation ( Mukti Trenggono / Sen Zhang )
Pada kesempatan ini ternyata China sedang melakukan uji coba Glider yang baru mereka buat. Jadi pengoperasian glider tidak mengikuti rencana awal, namun hanya diuji coba di Stasiun 1. d. Biosonic Operation ( M. Arief Rahman ) Biosonic membutuhkan kecepatan kapal maksimal 7 knot. Diturunkan untuk transek titik 3-4, 7-8, 11-12, 15 dan beberapa titik di Selat Sunda. e. Plankton Vertikal Planton vertikal menggunakan 2 plankton net yaitu Plankton Net Fitooplankton dan Plankton Net Zooplankton. Perbedaan kedua alat ini adalah untuk fitooplankton, alat nya jauh lebih besar. Skema pengukuran menggunakan wing samping. Alat diturunkan ke kedalaman 200 meter lalu ditarik sampai ke permukaan. Titik pengukuran adalah ST 1, 2, 3, 5, 7, 9, 11, dan 13. f.
Bongo Net Operation ( Irwan Jatmiko ) Bongo net berfungsi untuk menyaring larva ikan. Skema pengukurannya adalah alat diturunkan melalui wing samping dan dibiarkan selamat 10 menit sembari kapal bergerak dengan kecepatan 2 Knot atau kapal drifting dengan arus.
Selesai rapat, kapal masih berada di Selat Sunda. Waktu dihabiskan dengan bermain-main diatas kapal sambil memanfaatkan sinyal yang masih ada. C. 29 Maret 2015 Kegiatan saat ini adalah fitness pagi, karaoke, dan toolbox meeting pukul 19.00. D. 30 Maret 2015 Kita sampai di Stasiun 1 pada pukul 04.30 WIB. Kegiatan pertama adalah penurunan CTD sampai kedalaman 1200 meter. Terjadi Miss Komunikasi antara peneliti dan operator CTD sehingga kita mengambil 2 botol di kedalaman 1200 meter. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah serius karena dengan konfigurasi baru, seluruh kebutuhan air dapat terpenuhi. Masukkan hasil pengukuran CTD ST 1, Air diambil pertama kalo oleh pak komang dan dilakukan pengukuran kualitas air laut menggunakan WQC TOA-DKK, pH menggunakan pH meter. Setelah itu dilakukan pengukuran TSS dengan memasukkan air kedalam tabung dan
pompa Vakum. Lalu dilakukan pengukuran klorofil dengan teknik yang sama seperti TSS namun dengan kertas saring yang berbeda. Setelah CTD, dilakukan pengukuran Planton Net Fitoplankton dan Zooplankton ibu ely. Lalu dilakukan Penyaringan massa air untuk mahasiswa UNPAD dan UNIBRAW. Terakhir adalah pengambilan larva menggunakan Bongo Net. Setelah melakukan pengukuran, dilanjutkan dengan sarapan. Menu sarapan adalah mie goreng dengan telur dadar. Setelah itu kapal menuju Stasiun 1 kembali. Diturunkan Aqustic Release untuk memberikan gelombang suara agar kaitan Subsurface Mooring dengan Anchor terlepas. Statusnya adalah kaitan terlepas namun tidak membuka sempurna sehingga alat tidak bisa naik ke permukaan. Sudah di ulang beberapa kali namun tidak berhasil juga. Solusinya adalah dengan “Digaruk”. Kita persiapkan beberapa jangkar yang dirangkai sedemikan rupa sehingga mempunyai daya sapuan yang luas. Jangkar akan ditenggelamnya sedalam 1000 meter dan ditarik menggunakan kapal dengan kecepatan 2 knot. Rute yang kita gunakan adalah seperti sapuan pada survey batimetri yang dilakukan pada area Triangulasi titik mooring. Sekarang pukul 13.13 WIB dan alat masih di cari dengan metode “Garuk”. Penggarukan dilakukan sampai pukul 17.00. Kegiatan dilanjutkan dengan deploy buoy baru. Persiapan dilakukan mulai pukul 15.00. semua alat disusun di deck belakang. Susunan buoy adalah pelampung merah yang berisi ADCP 4 sensor diletakkan paling dekat dengan laut karena akan turun duluan. Lalu tali putih yang dilapisi karet hijau diturunkan dimana pada tali ini ada sensor network ??. Lalu tali putih yang berisi sensor CT dan DO merk RBR di turunkan. Lalu Tali putih yang berisi Sensor Seabird diturunkan. Lalu Pelampung kuning ( Benthos ) diturunkan, lalu klep Aqustic Release 2 buah diturunkan dan terakhir adalah anchor. Setelah selesai penurunan Buoy, diturunkan Biosonic untuk pengecekan fungsi. Kapal kembali ke titik 1 dan drifting. Rencana awalnya ingin melakukan penggarukan namun kondisi cuaca tidak memungkinkan. E. 31 Maret 2015 Seperi biasa, bangun, sholat subuh, sarapan, dan berjemur. Kegiatan kapal adalah melakukan penggarukan ulang sampai pukul 12 / makan siang. Setelah makan siang, biosonic diangkat dan kita menuju Stasiun 2. Alat dibiarkan saja.
Biosonic sudah diangkat sebelum makan siang. Stasiun 2 ditinggal. Perjalanan langsung menuju Stasiun 3 dan Rama Buoy untuk mempersingkat waktu. Estimasi perjalanan ke Stasiun 3 adalah 48 jam. Diperkirakan kita akan sampai Stasiun 3 pada tanggal 2 April dini hari. F. 1 April 2015 Kegiatan hari ini dimulai dengan menyusun Deck agar siap untuk melakukan recovery mooring RAMA esok hari. Presentasi tentang Alat dan spesifikasinya. G. 2 April 2015 Pencarian RAMA Buoy. Recovery RAMA Buoy, Pengukuran CTD, Sampel Air, Plankton, Biosonic, Bongo Net di Stasiun 3. H. 3 April 2015 Pengukuran CTD, Sampel Air, Plankton, Biosonic, Bongo Net di Stasiun 4 dan 5. Uji coba Glider. I.
4 April 2015 Pengukuran CTD, Sampel Air, Plankton, Biosonic, Bongo Net di Stasiun 8, 11 dan 13.
J.
5 April 2015 Pengukuran CTD, Sampel Air, Plankton, Biosonic, Bongo Net di Stasiun 15.
K. 6 April 2015