Workshop Nasional Unggas Lokal 2012
PERSENTASE KARKAS, KANDUNGAN LEMAK DAN KOLESTEROL DAGING AYAM DENGAN PEMBERIAN ADITIF PAKAN MENGANDUNG BAKTERI ASAM LAKTAT DAN TEPUNG Ganoderma lucidum (Fat, Cholesterol and Meat Carcass Percentage of Broiler Fed by Lactic Acid Bacteria and Ganoderma lucidum Powder as Feed Additive) ANDI FEBRISIANTOSA, L. ISTIQOMAH, A. SOFYAN, E. DAMAYANTI, H. HERDIAN, H. JULENDRA dan M. ANGWAR UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI Desa Gading Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta
[email protected]
ABSTRACT The aim of this study was to determine the effect of Lactic Acid Bacteria (LAB) and G. lucidum mixture to the percentage of carcass, fat content and cholesterol in broiler chicken. using completely randomized design of 5 treatments with 3 replications of each test consisted of 13 chicken. The treatment given was A (negative control), B (BAL Probiotics 1%), C (1% Ganoderma lucidum), D (symbiotic 1% (0.5% Ganoderma lucidum + 0.5% BAL)), E (Antibiotics 1%). The results showed that the highest percentage achieved in carcass with treatment B 73.44% and the lowest was treatment E (69.02%). The treatment showed no significant difference (P > 0.05). Providing products on feed symbiotic with percentage carcass yield 70.03%. The treatment showed no significant difference in the thigh and chest produced (P > 0.05). The highest percentage of the thigh was found in treatment B (30.88%) and the lowest was found in treatment A (28.79%). Fat content of meat was not significantly different between treatments. The highest fat content was found in treatment A (control) 31.6% and the lowest fat content was found in treatment D (symbiotic) 25.17%. Cholesterol content of meat was not significantly different. The highest cholesterol content of meat was found on the treatment A (control) (284.92 mg/100g) and the lowest in treatment B (probiotic) (202.52 mg/100g) (P > 0.05). It can be concluded that the symbiotic product consisting of a mixture of LAB and G. lucidum may reduce fat and cholesterol of broiler meat. Key Words: Carcass, Chicken, Fat, Cholesterol, Lactic Acid Bacteria, Ganoderma lucidum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aditif pakan berupa Bakteri Asam Laktat (BAL) dan tepung G. lucidum terhadap persentase karkas, bagian karkas, kandungan lemak serta kolesterol pada ayam pedaging. Isolat BAL yang digunakan adalah Lactobacillus salivarius I72 dan pediococcus pentosaceus Db9. Rancangan acak lengkap dilakukan dengan 5 perlakuan 3 ulangan dengan ulangan terdiri dari 13 ekor ayam, yaitu: A (Kontrol Negatif), B (BAL Probiotik 1%), C (tepung Ganoderma lucidum 1%), D (Simbiotik 1% (0,5% tepung Ganoderma lucidum + 0,5% BAL)), E (Antibiotik 1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase karkas tertinggi dicapai pada perlakuan B (73,44%) dan terendah pada perlakuan E (69,02%). Perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata (P > 0,05). Pemberian produk simbiotik pada pakan menghasilkan karkas dengan persentase 70,03%. Perlakuan yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan nyata pada bagian paha dan dada yang dihasilkan (P > 0,05). Persentase bagian paha tertinggi dicapai pada perlakuan B (30,88%) dan terendah pada perlakuan A (28,79%) dari karkas. Kandungan lemak daging tidak berbeda nyata diantara perlakuan. Kandungan lemak tertinggi yaitu pada perlakuan A (kontrol) 31,6% dan kandungan lemak terendah yaitu pada perlakuan D (simbiotik) 25,17%. Kandungan kolesterol daging menunjukkan tidak berbeda nyata. Kandungan kolesterol daging tertinggi adalah pada perlakuan A (kontrol) 284,92 mg/100g dan terendah pada perlakuan B (probiotik) 202,52 mg/100g (P > 0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa produk simbiotik yang
109
Workshop Nasional Unggas Lokal 2012
terdiri dari campuran BAL dan tepung G. lucidum dapat diberikan pada ternak ayam guna menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging yang dihasilkan. Kata Kunci: Karkas, Ayam, Lemak, Kolesterol, Bakteri Asam Laktat, Tepung Ganoderma lucidum
PENDAHULUAN Sektor perunggasan memegang peranan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional khususnya kebutuhan akan pangan hasil hewani. Salah satu bentuk hasil pangan asal unggas adalah daging ayam. Daging ayam merupakan jenis daging yang dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat. Produksi ayam ras pedaging pada tahun 2009 mencapai 1.018,7 ton. Pemenuhan produksi ayam pedaging terus ditingkatkan seiring meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat meningkatnya jumlah penduduk. Upaya menyediakan daging ayam yang sehat perlu dilakukan, salah satunya adalah melalui perbaikan kualitas pakan yang diberikan. Selain itu, penambahan aditif pada pakan ternak menjadi suatu hal yang penting. Tujuan pemberian aditif pada pakan ternak adalah untuk memperbaiki sifat-sifat fisik ransum, daya suka dan kualitas ransum serta kesehatan ternak. Saat ini penelitian mengenai dampak pemberian aditif pada pakan terhadap kualitas hasil ternak mulai banyak dilakukan. Diantara golongan aditif pakan ternak adalah antibiotik dan probiotik. Pemberian probiotik pada unggas sudah mulai dikembangkan sebagai suatu cara untuk membantu meningkatkan performa produksi ternak unggas. Probiotik yang banyak digunakan adalah bakteri dari golongan Lactobacillus sp. “Probiolac” (produksi Intervet, Salem India) terdiri dari Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Bifidobacterium bifidum, Aspergillus oryzae, Streptococcus faecium dan Torulopsis spp. (PANDA et al., 2003). “Protexin” (produksi Novartis probiotics international, UK) terdiri dari Lactobacillus plantarum, L. delbruecki subspesies bulgaricus, L. acidophilus, L. rhamnosus, Bifodobacterium bifidum, Stretococcus salivarius subspesies thermophilus, Enterococcus faecium, Aspergillus oryzae dan Candida pentolepsi (BALEVI et al., 2001), serta masih banyak lagi jenis probiotik komersial yang lain.
110
Ganoderma lucidum adalah golongan jamur yang terkenal bermanfaat sebagai obat. Jamur ini telah digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan beberapa penyakit diantaranya hepatitis, hipertensi, hypercholesterolemia, dan kanker usus (TANG dan ZHONG, 2001). Tubuh buah G. Lucidum mengandung lebih dari 200 senyawa aktif yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: 30% senyawa larut dalam air (polisakarida dan germanium), 65% senyawa larut dalam pelarut organik dan 5% senyawa volatil (asam ganoderat) Beberapa penelitian yang menunjukkan G. lucidum mengandung unsur-unsur antibakteri yang dapat menghambat bakteri gram positif dan negatif (SUAY et al., 2000). Ekstrak encer dari carpopores G. Lucidum menghambat 15 jenis bakteri gram positif dan gram negatif (YOON et al., 1994). G. lucidum memiliki aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan E. coli, B. dysenteriae, Pseudomonas sp., Pneumococci, Streptococci (tipe A), Staphylococci (YEUNG, 1996). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi suplementasi tepung jamur G. Lucidum pada probiotik sebagai sumber bahan aditif pakan unggas serta pengaruhnya pada hasil karkas dan kandungan lemak daging ayam. MATERI DAN METODE Pembuatan tepung Ganoderma lucidum Jamur G. Lucidum segar dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan dan diiris dengan ukuran 1 1 cm, dikeringkan di dalam oven pada suhu 55 – 60C. Kemudian jamur dibuat tepung menggunakan mesin penepung, dikeringkan di dalam oven pada suhu 55 – 60C sampai kadar airnya ≤ 4%. Pembuatan kultur kering BAL BAL yang digunakan adalah Lactobacillus salivarius I72 yang diisolasi dari saluran pencernaan ayam Kampung. Pembuatan kultur
Workshop Nasional Unggas Lokal 2012
kering BAL dilakukan mengacu metode lyophilization yakni penyimpanan kultur mikroba/bakteri dengan proses freeze drying seperti yang dilakukan oleh RUDGE (1991). Isolat terpilih yang diisolasi dari saluran pencernaan ayam ditumbuhkan dalam media agar dan diperbanyak ke dalam media broth de Man Rogossa Sharp (MRSB). Selanjutnya dilakukan inokulasi ke dalam MRSB 1000 ml dari inokulum sebelumnya 50 ml (5%). Kultur BAL dalam media MRSB diinkubasi selama 18 jam, kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan pellet BAL. Pellet yang didapatkan dicampur dengan larutan skim 20% steril. Prekondisi dilakukan dengan cara mendinginkan campuran pellet + skim menggunakan dry ice selama 30 menit. Proses penepungan BAL menjadi kultur kering dilakukan dengan menggunakan alat freeze dryer selama 48 jam pada suhu -35C. Kultur kering kemudian diencerkan dengan penambahan filler dan kemudian dikemas dengan plastik/metalizing. Uji in vivo pada ternak ayam Uji in-vivo pada ayam broiler dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pengujian dilakukan dengan memberikan perlakuan penambahan simbiotik pada pakan ayam broiler. Percobaan dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan dan setiap ulangan sebanyak 13 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan simbiotik pada pakan ayam broiler dengan susunan perlakuan yaitu Perlakuan A: kontrol negatif; Perlakuan B: BAL Probiotik 1%; perlakuan; C: tepung Ganoderma lucidum 1%; perlakuan D: Simbiotik 1% (0,5% tepung Ganoderma lucidum + 0,5% BAL) dan perlakuan E: Antibiotik 1%. Pengambilan data dan pengamatan Peubah yang diamati adalah persentase karkas dan organ dalam, persentase bagian karkas, kandungan lemak dan kolesterol. Data yang diperoleh dianalisa statistik menggunakan
ANOVAdan uji Tukey.
lanjut menggunakan
uji
Tabel 1. Komposisi nutrisi pakan ayam Nutrisi
Komposisi
Air
12,00%
Protein kasar
21,00%
Lemak kasar
5,00%
Serat kasar
5,00%
Abu
7,00%
Kalsium
1,00%
Phosphor
0,75%
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase karkas dan organ dalam ayam hasil penelitian ditampilkan pada Tabel 2, sedangkan persentase bagian karkas ditampilkan pada Tabel 3. Pada Tabel 2 terlihat bahwa persentase karkas tertinggi dicapai pada perlakuan B yaitu 73,44% dan terendah pada perlakuan E yaitu 69,02%. Perlakuan yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan nyata (P > 0,05). Pemberian produk simbiotik pada pakan menghasilkan karkas dengan persentase 70,03% sedangkan pemberian probiotik menghasilkan karkas dengan persentase 69,34% (ASHAYERIZADEH et al., 2009). Pada Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan nyata pada bagian paha dan dada yang dihasilkan (P > 0,05). Persentase bagian paha tertinggi dicapai pada perlakuan B yaitu 30,88% dan terendah pada perlakuan A yaitu 28,79% dari karkas. Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASHAYERIZADEH et al. (2009) yang menyatakan bahwa ayam yang diberi perlakuan pemberian pakan simbiotik menghasilkan bagian paha dengan persentase 29,35% dari karkas dan bagian dada 28,45% dari karkas. Kadar lemak dan kolesterol daging ayam hasil penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa kandungan lemak daging tidak berbeda nyata diantara perlakuan Kandungan lemak tertinggi yaitu pada perlakuan A (kontrol) yaitu 31,6% dan kandungan lemak terendah yaitu pada
111
Workshop Nasional Unggas Lokal 2012
Tabel 2. Persentase karkas dan organ dalam Perlakuan
Berat karkas (g)
Persentase karkas (%)
Persentase organ dalam (%)
A
1368,50 ± 80,00a
71,04 ± 0,78a
7,21 ± 0,33a
B
1362,33 ± 54,67a
73,44 ± 4,74a
7,41 ± 0,27a
C
1389,83 ± 34,33a
69,43 ± 1,47a
7,69 ± 0,26a
D
1424,00 ± 73,00
a
a
7,59 ± 0,29a
E
1339,33 ± 60,17a
69,02 ± 1,27a
7,72 ± 0,42a
70,13 ± 1,64
Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Tabel 3. Persentase bagian karkas Dada
Punggung a
Paha
A
37,99 ± 0,78
B
35,17 ± 0,69b
22,65 ± 1,45a
C
35,13 ± 0,57
b
a
D
37,32 ± 0,84a
E
a
37,32 ± 0,29
22,87 ± 0,26
a
Sayap
28,79 ± 0,26
a
30,88 ± 0,96b
10,40 ± 0,59ab 11,27 ± 0,97a
ab
11,05 ± 0,83ab
22,77 ± 1,77a
29,35 ± 0,92ab
10,64 ± 0,16ab
a
ab
23,63 ± 0,20 23,18 ± 0,87
30,22 ± 0,05 29,87 ± 0,34
9,64 ± 0,48b
Huruf yang sama pada kolom yg sama menunjukkan tidak berbeda nyata
perlakuan D (simbiotik) yaitu 25,17%. Lemak abdominal pada tubuh ayam lebih rendah pada perlakuan pemberian produk probiotik dibandingkan dengan tanpa pemberian probiotik (SAFALAOH, 2006). Kultur Lactobacillus dapat menurunkan kandungan lemak dalam hati, otot daging dan karkas, tetapi sangat kecil kemungkinannya untuk memodifikasi komposisi asam lemak. Tabel 4. Kandungan lemak dan kolesterol daging ayam Perlakuan
Lemak
Kolesterol
% (BK)
(mg/100g)
31,06
a
284,92a
B
26,51
a
202,52a
C
27,84a
221,72a
D
25,17
a
230,76a
E
29,45a
259,50a
A
Huruf yang sama pada kolom yg sama menunjukkan tidak berbeda nyata
Kandungan kolesterol karkas dan hati ayam yang diberi perlakuan kultur Lactobacillus mengalami perbedaan nyata menurun antara 13 dan 19% (KALAVATHYA et al., 2006).
112
SANTOSO et al. (1995) menyatakan bahwa suplementasi B. subtilis pada pakan ayam secara nyata dapat menurunkan kandungan lemak karkas dan tingkat trigliserida dalam serum, hati dan karkas. B. subtilis secara nyata dapat menurunkan aktivitas acetil-Co A carboxylase yang dapat membatasi proses biosintesis asam lemak (KALAVATHY et al., 2006). Kandungan kolesterol daging menunjukkan tidak berbeda nyata. Kandungan kolesterol daging tertinggi adalah pada perlakuan A (kontrol) yaitu 284,92 mg/100g dan terendah pada perlakuan B (probiotik) yaitu 202,52 mg/ 100g. Pemberian kapu-kapu sampai 30% dalam ransum menurunkan LDL serum dan total kolesterol daging, disamping meningkatkan HDL serum (SUTAMA, 2002). Walaupun tidak signifikan hasilnya, pemberian suplemen mikroba pada pakan berpotensi meningkatkan persentase karkas dan menurunkan kolesterol dalam serum (SAFALAOH, 2006). Ayam yang diberi pakan tinggi komposisi alfalfa menunjukkan hasil daging dada yang nyata lebih rendah kandungan kolesterolnya (PONTE et al., 2003). Hasil menunjukkan bahwa kandungan kolesterol daging ayam akan lebih rendah
Workshop Nasional Unggas Lokal 2012
dengan menambahkan red mold rice (RMR) pada pakan ayam tersebut (WANG et al., 2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa produk simbiotik yang terdiri dari campuran BAL dan tepung G. lucidum dapat diberikan pada ternak ayam guna menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging yang dihasilkan. Kandungan lemak dan kolesterol daging ayam pada ayam yang diberikan aditif simbiotik BAL dan G. lucidum cenderung lebih rendah. Penelitian mengenai imbangan BAL dan G. lucidum pada produk simbiotik yang diberikan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat imbangan yang optimum. DAFTAR PUSTAKA ASHAYERIZADEH, A., N. DABIRI, O. ASHAYERIZADEH, K.H. MIRZADEH, H. ROSHANFEKR and M. MAMOOEE. 2009. Effect of diatery antibiotic, probiotic and prebiotic as growth promoters, on growth performance, carcass characteristics and hematological indices of broiler chickens. Pakistan J. Biol. Sci. 12(1): 52 – 57.
RUDGE, R.H. 1991. Maintenance of bacteria by freezes drying. In: Maintenance of Microorganism and Culture Cells: A Manual Laboratory. KIRSHOP, B.E. and A. DOYLE (Eds.). Academic Press Inc., London. pp. 31 – 43. SAFALAOH, A.C.L. 2006. Body weight gain, dressing percentage, abdominal fat and serum cholesterol of broilers supplemented with a microbial preparation. Afr. J. Food Agric. Nut. Develop. 6(1): 1 – 10. SANTOSO U., K. TANAKA and S. OHTANI. 1995. Effect of dried Bacillus subtilis culture on growth, body composition and hepatic lipogenic enzyme activity in female broiler chicks, Br. J. Nutr. 74: 523 – 529. SUAY, I., F. ARENAL, F.J. ASENSIO, A. BASILIO, M.A. CABELLO, M.T. DIEZ, J.B. GARCIA, A.G. DEL VAL, J. CORROCHATEGUI, P. HERNANDEZ, F. PELAEZ and M.F. VICENTE. 2000. Screening of Basidiomycetes for Antimicrobial Activities. Antonie van Leeuwenhoek 78: 129 – 139. SUTAMA, I.N.S. 2002. Pengaruh Suplementasi Kapu-Kapu (Pistia stratiotes L) dalam Ransum terhadap Kolesterol Pada Serum dan Daging Ayam Kampung. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.
BALEVI, T., U.S.U. AN, B. COKUN, V. KURTOLU and S. ETINGUL. 2001. Effect of dietary probiotic on performance and humoral immune response. Br. Poult. Sci. 42: 456 – 461.
TANG, Y.J. and J.J. ZHONG. 2001. Submerged fermentation of higher fungi for production of valuable bioactive metabolites. J. East China Univ. Sci. Technol. 27: 704 – 711.
KALAVATHYA R., N. ABDULLAH and S. JALALUDIN. 2006. Effects of Lactobacillus feed supplementation on cholesterol, fat content and fatty acid composition of the liver, muscle and carcass of broiler chickens. Anim. Res. 55: 77 – 82.
WANG, J.J., T.M. PAN, M.J. SHIEH and C.C. HSU. 2006. Effect of red mold rice supplements on serum and meat cholesterol levels of broilers chicken. Appl. Microbiol. Biotechnol. 71(6): 812 – 818.
PANDA, A.K., M.R. REDDY, S.V. RAMA RAO and N.K. PRAHARAJ. 2003. Production performance, serum/yolk cholesterol and immune competence of white leghorn layers as influenced by dietary supplementation with probiotic. Trop. Anim. Health Prod. 35(1): 85 – 94.
YEUNG, C.H. 1996. Handbook of Chinese Herbs. Institute of Chinese Medicine. Rosemead, CA, USA. YOON, S.Y., S.K. EO, Y.S. KIM, C.K. LEE and S.S. HAN. 1994. Antimicrobial activity of Ganoderma lucidum extract alone and in combination with some antibiotics. Arch. Pharm. Res. 17(6): 438 – 442.
PONTE, P.I.P., I. MENDES, M. QUARESMA, M.N.M. AGUIAR, J.P.C. LEMOS, L.M.A. FERREIRA, M.A.C. SOARES, C.M. ALFAIA, J.A.M. PRATES and C.M.G.A. FONTES. 2004. Cholesterol Levels and Sensory Characteristics of Meat from Broilers Consuming Moderate to High Levels of Alfalfa. Poult. Sci. 83(5): 810 – 814.
113