51 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
WISATA EDUKASI BUDAYA BALI Ni Luh Ramaswati Purnawan1 dan I Putu Sudana2 1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana, Denpasar 2 Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar
Unit IbIKK Wisata Edukasi Budaya Bali, alamat: Puslit Budpar Gd. Pasca Sarjana Unud Lt Dasar Jl. PB Sudirman Denpasar-Bali, e-mail :
[email protected] Ringkasan Eksekutif Wisata pendidikan yang populer dengan istilah educational tourism merupakan peluang pasar baru dalam usaha jasa pariwisata. Keinginan wisatawan untuk lebih mengetahui daerah tujuan wisata telah menyebabkan pergeseran tren preferensi wisatawan menuju kegiatan minat khusus dengan partisipasi yang lebih intensif di daerah wisata yang dikunjunginya. Dewasa ini wisatawan lebih menginginkan adanya proses pembelajaran (learning experience) dalam melakukan kunjungan wisatanya. Upaya diversifikasi dan peningkatan kualitas produk wisata sangat penting untuk menjamin kontinyuitas usaha pariwisata. Untuk itu, pengembangan wisata pendidikan sebagai produk wisata alternatif menjadi sangat penting. Bali sangat potensial menawarkan kagiatan pendidikan selain kegiatan rileks yang bertumpu pada pantai berpasir putih dan sinar matahari. Keunikan adat dan atraksi budaya serta kesenian menjadi paket wisata edukasi yang prosfektif. Wisata Edukasi Budaya Bali (WEBB) merupakan usaha jasa pariwisata untuk menangani kegiatan perjalanan wisatawan baik inbound maupun outbound tour. Usaha ini meliputi dua bidang usaha yaitu (1) usaha wisata edukasi, dan (2) jasa konvensi (kompetensi managerial destinasi wisata). Usaha WEBB ini merancang kegiatan wisata edukasi yang lebih ditujukan kepada wisatawan mancanegara, namun produk yang dihasilkan berupa paket wisata nantinya juga dapat ditawarkan kepada wisatawan domestik. Sedangkan jasa konvensi pengembangan kompetensi managerial destinasi wisata merancang kegiatan short course dikolaborasikan dengan kunjungan ke destinasi wisata. Usaha Wisata Edukasi Budaya Bali mendapatkan respon positif dari wisatawan. Jumlah produk paket wisata edukasi yang berhasil terjual adalah mencapai 28 paket, capaian masih dibawah rencana semula yaitu 40 paket. Nilai nominal hasil penjualan paket wisata tersebut sebanyak Rp. 42.896.000 atau ratarata 10,5 juta per bulan. Pengguna jasa Wisata Edukasi Budaya Bali, sebanyak 20 % adalah wisatawan Jepang, 50% wisatawan Australia, dan 30% wisatawan Eropa. Arus kas menunjukkan pendapatan sebesar Rp. 130,146,000 dan pengeluaran sebesar Rp. 123.899.500 sehingga dihasilkan kas bersih sebesar 4.997.200 setelah dikurangi kontribusi untuk institusi sebesar 1.249.300 atau 10% dari total keuntungan. Kata-kata Kunci: wisata edukasi, budaya Bali, usaha, jasa Executive Summary The shifting on tourists’ preferences has created a new trend on tourism industries, which nowadays known as educational tourism. Today’s tourist demand
52 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
more on special activity which allow them to be actively involved during the trip, and provide them the opportunities to have a learning experience on their preferred destination. With its unique customs, arts and traditions, Bali has potential to develop this kind of new services, beside the fame activities related to sandy beaches and sunbathing. To maintain the sustainability of tourism industries in this island, the need to consider diversification of products and ensure to provide the best quality are important, and this services can be used as an alternative to do so. With this in mind then, Wisata Edukasi Budaya Bali or Balinese Culture Educational Tour, managed by Udayana University launched. These services provided both inbound as well as outbound tour, and the main offering can be classified as: (1) business in educational tourism, and (2) convention service, which provide study excursion, a collaboration of short course and field trip to preferred destination. Those services are targeting both domestic and international tourists. During the first year, Balinese Culture Educational Tours has gained positive response, mostly from the international market. It is recorded that 28 packages, out of the target of 40 packages, sold throughout the year. Among them, 20% of the tourists came from Japan, 50% were Australians, and the rest 30% were coming from European countries. Total sale is worth IDR 42.896.000 or earned monthly revenue of IDR 10.5 million per month. Cash flow showed an income of IDR 130,146,000 and expenditures of IDR 123,899,500, thus this tours has generated net cash of IDR 4,997,200 after institution deduction of IDR 1,249,300 or 10% of total profits. Keywords: educational tour, Balinese culture, bussines, service A. PENDAHULUAN Wisata pendidikan yang populer dengan istilah educational tourism merupakan peluang pasar baru dalam usaha jasa pariwisata. Keinginan wisatawan untuk lebih mengetahui daerah tujuan wisata telah menyebabkan pergeseran tren preferensi wisatawan menuju kegiatan minat khusus dengan partisipasi yang lebih intensif di daerah wisata yang dikunjunginya. Dewasa ini wisatawan lebih menginginkan adanya proses pembelajaran (learning experience) dalam melakukan kunjungan wisatanya. Bali merupakan salah satu destinasi di Indonesia sangat terkenal di seluruh dunia. Sebagai destinasi wisata, Bali berulang kali menerima penghargaan sebagai destinasi pulau terbaik (the best island destination) di Asia Pasifik dan di tahun 2009 juga mendapatkan penghargaan sebagai destinasi SPA terbaik di dunia (DestinAsian and SENSES Magazine, 2009). Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali di tahun 2008 sebesar 1,968,892 orang (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2009). Hal ini membuktikan bahwa di tengah krisis finansial yang melanda dunia, Bali sebagai destinasi wisata internasional tetap menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Upaya diversifikasi dan peningkatan kualitas produk wisata sangat penting untuk menjamin kontinyuitas usaha pariwisata. Untuk itu, pengembangan wisata pendidikan sebagai produk wisata alternatif menjadi sangat penting. Bali sangat potensial menawarkan kagiatan pendidikan selain kegiatan rileks yang bertumpu pada pantai berpasir putih dan sinar matahari. Sebagai sebuah destinasi wisata pendidikan, Bali memiliki 3 keunggulan yaitu Bali sudah menjadi daerah tujuan
53 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
wisata internasional, sarana dan prasarana yang sangat mendukung, dan Bali merupakan destinasi yang dianggap relatif murah dan terjangkau (value for money) oleh wisatawan. Target pasar wisatawan mancanegara dalam kegiatan wisata pendidikan ditentukan berdasarkan kategori usia wisatawan. Untuk young international student lebih fokus pada negara-negara tetangga dari kawasan Asia Pasifik. Kunjungan wisatawan dari kawasan Asia Pasifik di tahun 2008 secara keseluruhan mencapai 67,64% sedangkan Australia sebesar 15,68% dab Jepang 18,2% (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2009). Sedangkan untuk wisatawan usia lanjut, pasar Eropa dan Amerika adalah pasar yang cukup potensial. Biro Perjalanan wisata (BPW) yang terbentuk nanti juga akan menyasar pasar wisatawan keluarga yang berkunjung ke Bali. Keinginan orang tua untuk memberikan tambahan pendidikan kepada anaknya juga bisa dilakukan saat mereka berkunjung dengan mengikutkan anaknya mengikuti paket atau program pendidikan yang ditawarkan. Belajar bahasa Indonesia atau bahasa Bali dan kegiatan pendidikan lainnya bisa menjadi nilai tambah untuk saat mereka kembali ke negaranya. Jadi selain menggarap pasar baru juga memberikan kegitan tambahan kepada wiasatawan konvensional yang berkunjung selama ini ke Bali. Usaha wisata yang menekankan aspek wisata pendidikan budaya Bali merupakan terobosan jenis usaha dalam upaya mengangkat local knowledge and wisdom. Selain itu jenis wisata ini ternyata menjanjikan keuntungan ekonomis yang sangat prospektif. Di Universitas Udayana (Bali), usaha ini telah dirintis oleh Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan mulai tahun 2008. Paket yang ditawarkan berupa berbagai aktivitas kultural masyarakat seperti belajar menari, bahasa, bertani, dan kuliner. Jenis wisata ini ternyata sangat diminati oleh wisatawan terutama wisatawan Jepang. Bila dihitung secara ekonomi, sebuah paket wisata edukasi laku dijual rata-rata seharga 300 – 400 $US dolars dengan biaya operasional rata-rata 100 $US sehingga diperoleh keuntungan sebesar 200 $US per paket. Saat ini, jumlah paket yang berhasil dipasarkan adalah sebanyak 40 paket. Atau dengan kata lain omset setiap tahunnya mencapai 1200 $US atau sekitar 110 juta rupiah. Selain itu, jenis wisata edukasi yang juga banyak peminatnya adalah wisata konvensi berupa short course mengenai kompetensi managerial destinasi wisata. Konsumen produk wisata ini adalah staf instansi pemerintah daerah yang mengembangkan destinasi wisata. Sebagai contoh adalah dari propinsi Nangroe Aceh Darusalam dan Kabupaten Wakatobi. Harga setiap paketnya sebesar 40 juta untuk 10 orang untuk 2 hari kegiatan. Namun demikian, kegiatan ini belum dilakukan secara intensif mengingat sarana pendukung yang tersedia sangat terbatas. Pemakai jasa wisata terbatas pada pesanan/permintaan relasi yang telah dikenal sebelumnya tanpa melalui promosi terbuka kepada masyarakat umum mengingat terbatasnya sarana pendukung. Memperhatikan peluang tersebut maka timbul pemikiran untuk mengembangkan wisata edukasi sebagai unit usaha I bIKK. Melalui bantuan pendanaan dari Dikti dan Universitas untuk melengkapi sarana maka diharapkan produktivitas usaha ini dapat ditingkatkan hingga menjadi unit usaha komersial yang menjanjikan. Usaha yang akan dikembangkan ini berpeluang mendapatkan HKI, mengingat usaha ini bersifat unik dan relatif baru dikembangkan. Keunikan dan keunggulannya terletak pada keunikan kemasan wisata yang ditawarkan sehingga wisatawan berminat mengikutinya. Berbagai produk wisata pendidikan yang lengkap
54 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
dengan kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan, disertai harga paket dibuat dalam bentuk brosur, leaflet dan buku yang isiya adalah berbagai paket wisata pendidikan. Penawaran berbagai produk wisata ini akan menjadi hak kekayaan intelektual yang hanya dapat dipasarkan oleh biro perjalanan wisata yang dikembangkan. B. SUMBER INSPIRASI Bali merupakan salah satu destinasi di Indonesia sangat terkenal di seluruh dunia. Sebagai destinasi wisata, Bali berulang kali menerima penghargaan sebagai destinasi pulau terbaik (the best island destination) di Asia Pasifik dan di tahun 2009 juga mendapatkan penghargaan sebagai destinasi SPA terbaik di dunia (1). Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali di tahun 2008 sebesar 1.968.892 orang (2,3). Hal ini membuktikan bahwa di tengah krisis finansial yang melanda dunia, Bali sebagai destinasi wisata internasional tetap menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Untuk. Kunjungan wisatawan dari kawasan Asia Pasifik di tahun 2008 secara keseluruhan mencapai 67,64% sedangkan Australia sebesar 15,68% dan Jepang 18,2%(3,4). Hampir 15% dari jumlah tersebut merupakan young international student yang lebih fokus pada negara-negara tetangga dari kawasan Asia Pasifik. Wisatawan pada kluster ini lebih tertarik pada aktivitas wisata yang pendidikan khususnya wisata budaya. C. METODE Wisata Edukasi Budaya Bali (WEBB) merupakan usaha jasa pariwisata untuk menangani kegiatan perjalanan wisatawan baik inbound maupun outbound tour. Usaha ini meliputi dua bidang usaha yaitu (1) usaha wisata edukasi, dan (2) jasa konvensi (kompetensi managerial destinasi wisata). Usaha WEBB ini merancang kegiatan wisata edukasi yang lebih ditujukan kepada wisatawan mancanegara, namun produk yang dihasilkan berupa paket wisata nantinya juga dapat ditawarkan kepada wisatawan domestik. Sedangkan jasa konvensi pengembangan kompetensi managerial destinasi wisata merancang kegiatan short course dikolaborasikan dengan kunjungan ke destinasi wisata. Usaha jasa wisata ini merupakan usaha jasa wisata yang spesifik dan belum ada di Bali. Keunggulan dari produk jasa yang dihasilkan dibandingkan dengan usaha jasa sejenis adalah terletak pada keunikan pengemasan paket wisata sehingga sangat menarik wisatawan dan sarat dengan edukasi bagi wisatawan mengenai budaya Bali. Kegiatan reservasi dan administrasi dilaksanakan selama tahun 2011 pada setiap hari kerja. Berlokasi di Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan Gedung Pasca Sarjana Universitas udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar. D. KARYA UTAMA Karya utama dari kegiatan ini adalah paket wisata yang mampu menyajikan aktivitas wisata yang sekaligus memberikan edukasi bagi wisatawan. Sehingga wisatawan mampu mengetahui lebih mendalam tentang aktivitas budaya yang disuguhkan. Keunggulan dari produk jasa yang dihasilkan dibandingkan dengan usaha jasa sejenis adalah terletak pada keunikan pengemasan paket wisata sehingga sangat menarik wisatawan dan sarat dengan edukasi bagi wisatawan mengenai budaya Bali. Kesempatan bagi wisatawan untuk terlibat langsung, secara tahap demi tahap, dipandu oleh instruktur/pelaku asli mengenai sebuah atraksi budaya menjadi
55 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
ciri khas paket wisata ini. Sedangkan jasa konvensi pengembangan kompetensi managerial destinasi wisata merancang kegiatan short course dikolaborasikan dengan kunjungan ke destinasi wisata. E. ULASAN KARYA Wisata Edukasi Budaya Bali merupakan Keunikan dan keunggulannya terletak pada keunikan kemasan wisata yang ditawarkan sehingga wisatawan berminat mengikutinya. Berbagai produk wisata pendidikan yang lengkap dengan kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan, disertai harga paket dibuat dalam bentuk brosur, leaflet dan buku yang isinya adalah berbagai paket wisata pendidikan. Penawaran berbagai produk wisata ini akan menjadi hak kekayaan intelektual yang hanya dapat dipasarkan oleh biro perjalanan wisata yang dikembangkan.
Gambar 1. Wisata Edukasi Agraris (kiri), dan Wisata Edukasi Kuliner (kanan) Harga jual produk wisata beragam berdasarkan keinginan wisatawan. Dengan rata-rata lama tinggal sekitar 7-10 hari di Bali, harga paket yang akan ditawarkan kepada wisatawan mancanegra maupun domestik berkisar antara USD 65 – 123 atau Rp. 585.000 – 1.107.000Untuk kegiatan tertentu dengan fasilitas yang berbeda bisa mencapai Rp. 5.000.000. Teknik pemasaran dilakukan secara online yaitu melalui sarana e-commers dan reservasi langsung. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan melakukan promosi melalui koran dan pembuatan brosur. Brosur tersebut disebarkan pada lokasi-lokasi strategis seperti: bandara, hotel, dan pantai lokasi wisata. Jumlah produk paket wisata edukasi yang berhasil terjual adalah mencapai 28 paket, capaian masih dibawah rencana semula yaitu 40 paket. Hal ini sangat memungkinkan karena IbIKK Wisata Edukasi Budaya Bali baru berdiri 4 bulan efektif sehingga masih belum dikenal. Akan tetapi pada peak season yaitu Desember target tersebut akan tercapai. Nilai nominal hasil penjualan paket wisata tersebut selama 4 bulan sebanyak Rp. 42.896.000 atau rata-rata 10,5 juta per bulan. Arus kas menunjukkan pendapatan sebesar Rp. 130.146.000 dan pengeluaran sebesar Rp. 123.899.500 sehingga dihasilkan kas bersih sebesar 4.997.200 setelah dikurangi kontribusi untuk institusi sebesar 1.249.300 atau 10% dari total keuntungan.
56 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
Bila diperhatikan negara asal pengguna jasa Wisata Edukasi Budaya Bali, sebanyak 20% adalah wisatawan Jepang, 50% wisatawan Australia, dan 30% wisatawan Eropa. Insentif personal pengelola unit IbIKK belum mencerminkan standar usaha pada umumnya. Hal ini diterapkan dengan pertimbangan bahwa unit usaha baru berdiri dengan omset yang relatif kecil sehingga personal yang terlibat tidak hanya berorientasi kepada imbalan gaji melainkan juga perlu melakukan investasi untuk akselerasi perkembangan unit usaha yang didirikan. Selain itu, beban kerja tim pengelola relatif tidak intensif mengingat skala usaha yang masih relatif kecil. Dengan pertimbangan tersebut maka insentif yang diberikan kepada pengelola unit IbKK masing-masing adalah Ketua sebesar Rp 750.000, Kepala Bidang Rp. 500.000, kerjasama (human relation) dan tenaga administrasi Rp. 800.000. F. KESIMPULAN Mengacu kepada hasil kegiatan program Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas kampus (IbIKK) Wisata Edukasi Budaya Bali, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Usaha Wisata Edukasi Budaya Bali mendapatkan respon positif dari wisatawan. Jumlah produk paket wisata edukasi yang berhasil terjual adalah mencapai 28 paket, capaian masih dibawah rencana semula yaitu 40 paket. Nilai nominal hasil penjualan paket wisata tersebut sebanyak Rp. 42.896.000 atau ratarata 10,5 juta per bulan. Pengguna jasa Wisata Edukasi Budaya Bali, sebanyak 20% adalah wisatawan Jepang, 50% wisatawan Australia, dan 30% wisatawan Eropa. Arus kas menunjukkan pendapatan sebesar Rp. 130.146.000 dan pengeluaran sebesar Rp. 123.899.500 sehingga dihasilkan kas bersih sebesar 4.997.200 setelah dikurangi kontribusi untuk institusi sebesar 1.249.300 atau 10% dari total keuntungan. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Dampak yang timbul dari program IbIKK Wisata Edukasi Budaya Bali dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya dari segi pengembangan Ipteks, ekonomi dan masyarakat. Bagi pengembangan Ipteks adalah munculnya paket wisata alternatif yang unik dan menarik berbasis ilmu pengetahuan pariwisata. Dampak dan manfaat secara ekonomi, ditunjukkan oleh arus kas usaha yaitu jumlah aliran kas masuk sebesar Rp. 130.146.000 dan pengeluaran sebesar Rp. 123.899.500 sehingga dihasilkan kas bersih sebesar 4.997.200 setelah dikurangi kontribusi untuk institusi sebesar Rp. 1.249.300 atau 10% dari total keuntungan. Bagi institusi program ini bermanfaat dalam pembelajaran kewirausahaan serta sumber dana untuk pengembangan Ipteks khususnya mengenai teknologi tepat guna dan kemampuan manajemen. Sedangkan untuk pengguna (wisatawan) dapat menjadi paket wisata alternatif sebagai wahana edukasi kebudayaan lokal. H. DAFTAR PUSTAKA (1) Pujaastawa, IBG., IGP Wirawan, IM Adhika. 2005. Pariwisata Terpadu, Alternatif Pengembangan Pariwisata Bali Tengah. Udayana University Press. Denpasar.
57 Ni Luh Ramaswati Purnawan, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57
(2) Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2009. Statistik Pariwisata Bali Tahun 2009. Denpasar (3) Badan Statistik Provinsi Bali, 2010. Junlah Wisatawan Asing Langsung ke Bali tahun 2008-2010.Denpasar (4) Sudiartha, I N. 2011. Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Udayana University Press. Denpasar I. PERSANTUNAN Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu Usaha Jasa Wisata Edukasi Budaya Bali, diantaranya: Ir. I Ketut Sardiana, MSi dan Dr. Ir. A.A. Suryawan Wiranatha, MSc (Ketua Puslit Budpar LPPM Unud) sebagai konsultan unit IbIKK Wisata Edukasi Budaya Bali atas berbagai masukan dan bimbingan sehingga unit ini berjalan dengan baik.