Winarto, M.Pd KODE MODUL : 119. KK11
Disusun Oleh : Winarto, M.Pd. Accounting Teacher of SMKN 1 Girimulyo
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta
Akuntansi Piutang
1
BAB I AKUNTANSI PIUTANG A. PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PIUTANG Pada dasarnya piutang merupakan klaim perusahaan atas uang, barang dan atau jasa kepada pihak lain atas transaksi yang terjadi pada masa lalu. Piutang atau tagihan adalah tagihan kepada pihak lain yang pelunasannya akan diterima dalam bentuk kas. Dalam perusahaan, piutang biasanya timbul apabila satu pihak menjual barang atau jasa kepada pihak lain (individu, perusahaan atau organisasi) secara kredit (on account). Dari sudut pandang terjadinya piutang, piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis: 1. Piutang Dagang (trade receivable), yakni piutang yang terjadi karena penjualan barang dan atau jasa secara kredit. Piutang ini dibedakan menjadi dua yaitu : a. Piutang Dagang yang tidak didukung dengan bukti formal dalam bentuk perjanjian tertulis, disebut dengan “Piutang Usaha“ (account receivable). Dalam praktek piutang usaha disebut juga dengan piutang dagang. b. Piutang yang didukung dengan bukti formal berupa surat wesel atau promes, yang disebut dengan “ Wesel Tagih” atau “ Piutang Wesel “ (notes receivable ) 2. Piutang Non Dagang, yakni piutang yang terjadi bukan karena penjualan barang dan jasa sercara kredit. Yang termasuk piutang ini antara lain a. Penjualan Surat Berhaarga secara Kredit b. Pinjaman pada Karyawan c. Uang Muka Kontrak Pembelian Kelompok piutang ini dalam neraca sering dikelompokkan dalam “ piutang lain-lain” B. PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG Prosedur pencatatan piutang menggambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam menangani mutasi piutang. Mutasi piutang ini diantaranya disebabkan oleh adanya penjualan kredit, penerimaan pelunasan piutang dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Unsur-unsur pokok yang terkait dalam posedur pencatatan piutang ini adalah sebagai berikut : 1. Organisasi 2. Dokumen 3. Catatan Akuntansi 4. Laporan 5. Prosedur Pencatatan Organisasi atau bagian dalam perusahaan dibentuk untuk melaksanakan aktitifitas yang terjadi dalam organsasi atau perusahaan. Dalam organisasi terdapat bagian-bagian, dimana tiap-tiap bagian memiliki tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pengendalianan dalam setiap transaksi yang terjadi.
|Akuntansi Piutang 2
Misalnya fungsi pencatatan piutang diselenggarakan oleh bagian piutang dalam departemen akuntansi. Tugas bagian piutang ini adalah : 1. Menyelenggarakan Kartu Piutang, yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening control piutang dalam buku besar. 2. Menghasilkan pernyataan piutang ( Account Receivable Statement ) secara periodic dan mengirimkanya ke tiap debitur. 3. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit tiap debitur untuk memudahklan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada langganan dan guna mengikuti data penagihan kepada tiap debitur. Dokumen atau formulir dalam perusahaan memiliki banyak fungsi. Diantara fungsi dokumen adalah sebagai berikut : 1. Untuk menetapkan tanggung jawab dalam setiap transaksi atau kejadian yang terjadi. 2. Untuk merekam data transaksi. 3. Untuk mengurangi terjadinya kesalahan. 4. Menyampaiakan informasi pokok kepada setiap bagian yang ada dalam perusahaan. Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar dalam pencatatan ke dalam kartu piutang adalah sebagai berikut : 1. Faktur Penjualan. Digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Berikut ini adalah contohnya : Bukti No… OKE
Jln Jambu No 13A, Pengasih, Kulon Progo, YK. Telp. (0274) 775667
FAKTUR Dijual Kepada : .................... Alamat : ................................................
KODE
Tanggal No. Faktur Syarat Pembyrn
NAMA BARANG
UNIT
11 Desember 2010 FPJ 12-2 2/10, N/30
HARGA / UNIT
Sub Total PPN (10%) Freight Collected JUMLAH
Terbilang
TOTAL
Rp
Rp
: dua ratus enam juta tiga ratus ribu rupiah.
Disetujui Oleh
Bagian Penjualan :
Dibukukan Oleh
( ........................)
(.......................)
( ............................... )
|Akuntansi Piutang 3
2. Bukti Kas Masuk. Digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang. Bentuknya adalah sebagai berikut:
Bukti No….
OKE Jln Jambu No 13A, Pengasih, Kulon Progo, YK. Telp. (0274) 775667
BUKTI PENERIMAAN KAS
BKM No Tgl
√ CEK TUNAI No. ………….. Tgl. ……………
………….. ……………..
Slip Setoran No………
Diterima dari : ........................................... Jumlah : Rp ........................... Terbilang : ..................................................................................................... Keterangan : Pelunasan Faktur No ....................., tanggal ......................., Rp .................. ( masih dalam masa potongan) Disetujui Oleh
Diterima Oleh :
Dibukukan Oleh
( .............................)
( ...........................)
( ............................... )
3. Memo Kredit. Digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Berikut ini contohnya :
Bukti No…
OKE
Jln Jambu No 13A, Pengasih, Kulon Progo, YK. Telp. (0274) 775667
NOTA KREDIT Dijual Kepada : ...................... Alamat : ....................................
Tanggal Nomor Retur Tgl &No Faktur
Kami telah mengkredit rekening Saudara untuk barang yang telah Saudara kembalikan :
KODE
NAMA BARANG
UNIT
HARGA / UNIT
Sub Total PPN (10%) JUMLAH TOTAL
Terbilang
TOTAL Rp Rp
: ......................................................................
Disetujui Oleh
Bagian Penjualan :
Dibukukan Oleh
( ........................)
(.......................)
( ............................... )
|Akuntansi Piutang 4
4. Bukti memorial (journal voucher). Digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Berikut ini contoh format bukti memorial : OKE
………….. Jln Jambu No 13A, Pengasih, Kulon Progo, YK. Telp. (0274) 775667
BUKTI MEMORIAL Kepada Dari Isi Memo
Nomor Tanggal
…………….. …………….
: Bagian Akuntansi : ............................... : jumlah piutang yang dihapuskan dalam bulan ..... sejumlah ..... dengan rincian : ................... .................. .................. Disetujui Oleh
Dibukukan Oleh
( ...............................)
( ............................... )
LAPORAN Terdapat dua laporan yang dihasilkan oleh bagian piutang adalah : 1. Pernyataan Piutang. Laporan ini merupakan alat pengawasan intern yang baik dalam pencatatan piutang. 2. Daftar Umur Piutang. Dihasilkan dari kartu piutang, yang digunakan untuk enganalisis status kredit tiap debitur. CATATAN AKUNTANSI Catatan Akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah : 1. Jurnal Penjualan 2. Jurnal retur Penjualan 3. Jurnal umum 4. Jurnal Penerimaan Kas 5. Kartu Piutang 6. Rekening Kontrol Piutang. C. AKUNTANSI PIUTANG DAGANG Piutang dagang sebagai bagian dari harta perusahaan dicatat pada sisi debet akun “Piutang Dagang“ sebesar penjualan kredit selama periode tertentu, dan dikredit dengan jumlah piutang yang diterima dan retur penjualan kredit dalam periode yang bersangkutan. Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ni :
|Akuntansi Piutang 5
1. Metode Konvensional. Dalam metode ini posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatata dalam jurnal. ( Jurnal Penjualan, Retur Penjualan, Penerimaan Kas, dan jurnal Umum ). 2. Metode Posting Langsung ke dalam kartu Piutang atau Pernyataan Piutang. Metode Posting harian, atau posting periodic. 3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengelolaan kartu piutang adalah sebagai berikut : 1. Kartu Piutang , yaitu catatan akuntansi berupa buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap pelanggannya. Contoh Kartu Piutang adalah sebagai berikut :
KARTU PIUTANG Lembar ke : Syarat : Batas Kredit : Tanggal
Keterangan
No.Rekening : ..................... Nama : ............................................. Alamat : Fol
Debit
Kredit
Debit
Saldo Kredit
2. Catatan Akuntansi Piutang, catatan ini berkaitan dengan perubahan piutang perusahaan. Catatan akuntansi tersebutmeliputi : a) Jurnal Penjualan, digunakan untuk mencatat terjadinya penjualan secara kredit. b) Jurnal Retur Penjualan, digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya retur penjualan. c) Jurnal Umum, digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya penghapusan piutang. d) Jurnal Penerimaan Kas, digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya pelunasan piutang. Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka data transaksi menyangkut perubahan piutang dapat digambarkan sebagai berikut :
|Akuntansi Piutang 6
No
Transaksi
Dokumen
Mutasi Piutang
A
Penjualan kredit
Faktur Penjualan
(+)
B
Retur penjualan
Memo Kredit
(-)
C
Penghapusan piutang
Bukti Memorial
(-)
D
Pelunasan piutang
Bukti Kas Masuk
(-)
Masalah-masalah akuntansi yang berkaitan dengan piutang dagang adalah : 4. Pengakuan Piutang Dagang 5. Penilaian Piutang Dagang 6. Pengalian Piutang Dagang. Contoh : Dari kegiatan usaha dagang “ PD Lestari Makmur “ selama bulan Agustus 2011, diperoleh data penjualan barang sebagai berikut : Saldo awal Piutang Dagang per 1 Agustus 2011 adalah Rp 65.500.000,-. Penjumlahan jurnal penjualan per 31 Agustus 2011 adalah Rp 97.350.000,-. Penerimaan piutang dari debitur, menurut jurnal penerimaan kas berjumlah Rp 107.400.000,-. Retur penjualan kredit , menurut jurnal umum berjumlah Rp 2.500.000,Dari data tersebut di atas pencatatan akun “ Piutang Dagang “ akan dilakukan sebagai berikut : 1. Saldo awal piutang dagang per 1 Agustus 2011 adalah Rp 65.500.000,Jumlah ini merupakan jumlah piutang yang belum diterima pembayarannya sampai dengan tanggal 31 Juli 2005, sehingga menjadi saldo piutang per 1 Agustus 2005, dan akan berubah akibat transaksi yang terjadi dalam bulan Agustus 2005. 2. Penjumlahan jurnal penjualan per 31 Agustus 2011 adalah Rp 97.350.000,Hal ini berarti penjualan secara kredit selama bulan Agustus adalah Rp 97.350.000,yang berarti terdapat penambahan piutang, yang dicatat di sebelah debet pada Akun “ Piutang Dagang “ 3. Penerimaan piutang dari debitur , menurut jurnal penerimaan kas berjumlah Rp 107.400.000,Jumlah ini menunjukkan jumlah piutang yang telah diterima, baik piutang yang terjadi dalam bulan Juli maupun dalam bulan Agustus 2011, sehingga akan dicatat pada sisi Kredit pada akun “ Piutang Dagang “ 4. Retur penjualan kredit , menurut jurnal umum berjumlah Rp 2.500.000,Hal ini menunjukkan barang yang telah dijual secara kredit, tapi diterima kembali dari pembeli, dengan demikian akan mengurangi jumlah piutang sehingga dicatat di sisi Kredit akun piutang dagang.
|Akuntansi Piutang 7
Berdasarkan pencatatan yang diuraikan di atas, maka akun Piutang Dagang dalam buku besar akan tampak sebagai berikut : PD LESTARI MAKMUR Nama Akun : Piutang Dagang No Akun : 112 TGL Agust 1 31 31 31
KETERANGAN Saldo Penjualan Diterima Kas Retur Penjualan
Ref
DEBET
KREDIT
√
-
-
JPn JPK JU
97.350.000 -
107.400.000 2.500.000
SALDO DEBET KREDIT 65.500.000 165.850.000 58.450.000 55.550.000
-
D. PENCATATAN TRANSAKSI PENGHAPUSAN PIUTANG Salah satu resiko dari penjualan kredit adalah adanya debitur yang tidak membayar utangnya pada perusahaan. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang disebut dengan kerugian piutang. Dalam akuntansi kerugian piutang ini sering juga disebut dengan biaya piutang tak tertagih atau biaya piutang ragu-ragu. Oleh karena itu pemberian kredit harus melalui analisis yang cermat, untuk meminimalisir besarnya kerugian piutang yang tak tertagih. Oleh karena itu dalam perusahaan biasanya memiliki bagian khusus yang menangani masalah perkreditan, yang disebut Bagian Kredit. Bagian ini bertugas mengevaluasi calon pembeli yang melakukan pembelian secara kredit. Dalam hubungannya dengan bagian akuntansi, bagian kredit ini juga dapat membantu memberikan penaksiran terhadap kerugian yang mungkin timbul dari debitur-debitur tertentu. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa direalisasi, yakni jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai pada jumlah yang diharapkan dapat direalisir/ dapat diterima pembayarannya. Sedangkan bagian yang diperkirakan tidak dapat ditagih lagi merupakan kerugian/beban bagi perusahaan. Ada dua metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih : 1. Metode Langsung, yaitu metode pencatatan kerugian piutang yang langsung mengurangi jumlah piutang yang bersangkutan. 2. Metode tidak langsung ( metode Cadangan ), yaitu metode pencatatan kerugian piutang tidak tertagih, tidak langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tapi dicatat dalam satu rekening yaitu Rekening Cadangan Kerugian Piutang. Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa timbul cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini : 1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan (matched) dengan penjualan pada akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan. |Akuntansi Piutang 8
2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan diterima dicatat dengan mendebet rekening Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan Kerugian Piutang. 3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Piutang Dagang, pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. Perbedaan pencatatan kedua metode tersebut adalah sebagai berikut : Metode Langsung (Direct Method ) KETERANGAN
JURNAL
a. Taksiran kerugian piutang tak tertagih
Tak dijurnal
b. Penghapusan tertagih
Kerugian Piutang Piutang
piutang,
atas piutang tak
c. Pernyataan kesanggupan dari debitur untuk membayar piutang yang telah dihapuskan d. Waktu menerima dari debitur menyatakan kesanggupan membayar.
yang
Rp xxx Rp xxx
Tak dijurnal Kas
Rp xxx Kerugian Piutang
e. Jika debitur yang dihapuskan datang dan langsung membayar
Kas
Rp xxx Rp xxx
Kerugian Piutang
Rp xxx
Metode Tak Langsung ( Indirect / Allowance Method ) KETERANGAN
JURNAL
a. Taksiran kerugian piutang tak tertagih
Kerugian Piutang CKP
b. Penghapusan tertagih
CKP Piutang
Rp xxx
c. Pernyataan kesanggupan dari debitur untuk membayar piutang yang telah dihapuskan
Piutang CKP
Rp xxx
d. Waktu menerima dari debitur menyatakan kesanggupan membayar.
Kas Piutang
Rp xxx
Kas CKP
Rp xxx
piutang,
atas piutang tak
yang
e. Jika debitur yang dihapuskan datang dan langsung membayar
Rp xxx Rp xxx Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Catatan : 1. Piutang yang dinyatakan tidak dapat diterima pembayarannya dicatat dalam rekening “Cadangan Kerugian Piutang“, Tetapi adapula yang mencatat dalam rekening “Penyisihan Piutang tak tertagih”, bahkan ada yang mencatat dalam “Cadangan Piutang tak tertagih”. Semuanya tujuannya sama, yaitu untuk memisahkan antara
|Akuntansi Piutang 9
piutang yang diperkirakan tidak dapat diterima dengan piutang yang benar-benar dapat diterima. 2. Untuk rekening “Kerugian piutang tak tertagih”, dapat pula dicatat dengan nama rekening “ Beban/Biaya Piutang tak tertagih”. Contoh Soal : UD Putra Mandiri memiliki data yang berkaitan dengan piutang sebagai berikut : 31 Des 2010 Rekening Piutang menunjukkan saldo Rp 1.800.000,-, dari jumlah tersebut ditaksir 20 % tidak dapat ditagih. 5 Febr 2011 Debitur Tn Badu dinyatakan jatuh pailit, maka utangnya sebesar Rp 150.000,- dihapuskan. 10 Mei 2011 Tn Badu datang dan menyatakan akan sanggup membayar pada tanggal 20 Juni 05 terhadap utangnya yang telah dihapuskan. 20 Juni 2011 Tn Badu datang dan membayar semua utangnya yang telah dihapuskan. Dari data tersebut buatlah jurnal apabila menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung ! Pembahasan : TGL
METODE LANGSUNG
METODE TIDAK LANGSUNG
31 Des 10
Tidak dijurnal
Kerugian Piutang Rp 360.000,Cad. Kergn Piutang Rp 360.000
5 Febr 11
Kerugian Piutang Rp 150.000 Piutang Dagang Rp 150.000
Cad. Kergn Piutang Piutang Dagang
10 Mei 11
Tidak dijurnal
Piutang Dagang Rp 150.000 Cad. Kerugn Piutang Rp 150.000
20 Jun 11
Kas Rp 150.000 Bebab Kerugian Piut Rp 150.000
Kas Cad. Kerg. Piut
Rp 150.000 Rp 150.000
Rp 150.000 Rp 150.000
Dalam metode cadangan penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan, bukan rekening kerugian piutang. Bila perusahaan mendebet rekening Kerugian Piutang maka hasilnya menjadi tidak tepat, karena biaya/kerugian telah dicatat melalui jurnal penyesuaian ketika perusahaan menaksir jumlah kerugian yang diderita pada akhir tahun. Setelah jurnal di atas dibukukan dalam buku besar maka rekening-rekening yang bersangkutan akan tampak sebagai berikut :
|Akuntansi Piutang 10
BEBAN KERUGN. PIUTANG 31/12/2010
360.000
CAD. KERUGN. PIUTANG 5/2/2011
150.000
31/12/2010
360.000
PIUTANG DAGANG 31/12/2010 Saldo 1.800.000
5/2/2011
150.000
E. METODE PENENTUAN BESARNYA CKP Perusahaan yang memilih metode penghapusan piutang secra tidak langsung (indirect methoid) berarti perusahaan harus membuka rekening “Cadangan Kerugian Piutang (CKP)”. Rekening ini merupakan rekening yang menunjukkan besarnya taksiran piutang yang tidak dapat ditagih pada periode berjalan. Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan oleh perusahaan, yakni : 1. Pendekatan rugi laba ( atas dasar penjualan ) Menurut pendekatan ini, kerugian piutang dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari penjualan. Hal ini dilatar belakangi oleh timbulnya piutang yang disebabkan transaksi penjualan kredit sehingga sebaiknya kerugian piutang dihitung berdasarkan pada penjualan kredit. Tetapi dalam prakteknya dapat pula dihitung dari jumlah penjualan bersih. 2. Pendekatan neraca ( atas dasar saldo Piutang ) Menurut pendekatan ini , besarnya kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang yang ada. Terhadap CKP yang ada hasil perhitungan tersebut diperlakukan sebagai berikut : Dinaikkan sampai / dijadikan persentase tertentu dari saldo piutang. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang. Dinaikkan sampai / dijadikan jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan analisis umur piutang. Contoh soal : Berikut ini sebagian Rekening buku besar yang ada pada PD Daff’s Collection pada tanggal 31 Desember 2011 : |Akuntansi Piutang 11
Piutang Dagang Rp 3.800.000,Cadangan Kerugian Piutang ( K ) 70.000,Penjualan ( 75 % kredit ) 12.000.000,Retur Penjualan 400.000,Potongan Penjualan 200.000,Dari data tersebut di atas diminta : Membuat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2011 untuk mencatat taksiran kerugian piutang tak tertagih, apabila perusahaan menetapkan kebijakan piutang tak tertagih sebagai berikut : 1. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditentukan : a. 2,5 % dari penjualan b. 2,5 % dari penjualan bersih c. 2,5 % dari penjualan kredit 2. Cadangan Kerugian piutang ditentukan a. Dinaikan sampai 5 % dari saldo piutang b. Ditambah 5 % dari saldo piutang c. Dinaikkan sampai jumlah yang dihitung berdasarkan analisis umur piutang seperti berikut : KELOMPOK UMUR
JUMLAH
% KERUGIAN 1%
TAKSIRAN KERUGIAN Rp 25.000
1 – 30 hari
Rp 2.500.000
31 – 90 hari
600.000
3%
18.000
91 – 180 hari
350.000
10 %
35.000
181 – 365 hari
200.000
25 %
50.000
Diatas 1 tahun
150.000
50 %
75.000
JUMLAH
Rp 3.800.000,-
Rp 203.000
Pembahasan : 1. Jurnal yang diperlukan adalah : a. CKP ditentukan 2,5% dari penjualan TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET Rp 300.000 -
KREDIT Rp 300.000
Keterangan : ( 2,5 % x Rp 12.000.000,- = Rp 300.000,- )
|Akuntansi Piutang 12
b. CKP ditentukan 2,5% dari penjualan bersih TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET Rp 285.000 -
KREDIT Rp 285.000
Keterangan : 2,5 % x ( Rp 12.000.000,- - Rp 600.000,- ) c. CKP ditentukan 2,5% dari penjualan Kredit TGL
KETERANGAN
Ref.
2011 Des 31
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang Keterangan : ( 2,5 % x 75 % x Rp 12.000.000,- )
DEBET Rp 225.000 -
KREDIT Rp 225.000
2. Jurnal yang diperlukan adalah : a. CKP dinaikkan sampai 5% dari saldo piutang TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET Rp 120.000 -
KREDIT Rp 120.000
Keterangan : ( 5 % x Rp 3.800.000 ) – Rp 70.000,b. CKP ditambah 5% dari saldo piutang TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET Rp 190.000 -
KREDIT Rp 190.000
Keterangan : ( 5 % x Rp 3.800.000,- ) c. CKP dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dari analisis umur piutang. TGL 2011 Des 31
KETERANGAN Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
Ref.
DEBET Rp 133.000 -
KREDIT Rp 133.000
Keterangan : ( Rp 203.000,- - Rp 70.000,-)
Catatan : 1. ApabilaCadangan Kerugian Piutang (CKP) DITETAPKAN menjadi jumlah tertentu , maka dalam membuat penyesuaian harus memperhatikan SALDO rekening CKP yang sudah ada.
|Akuntansi Piutang 13
Jika Saldo Cadangan Kerugian Piutang menunjukkan saldo kredit, maka dalam membuat jurnal penyesuaian saldo tersebut harus dikurangkan dari jumlah yang diperhitungkan. Jika Saldo Cadangan Kerugian Piutang menunjukkan saldo debet, maka dalam membuat jurnal penyesuaian saldo tersebut harus ditambahkan dengan saldo yang diperhitungkan 2. Sebaliknya Apabila cadangan kerugian piutang ditambah dengan prosentase tertentu dari saldo piutang, maka dalam membuat jurnal penyesuaian tidak perlu memperhatikan saldo cadangan kerugian piutang. Contoh soal 1 : Dalam Neraca Saldo CV Binangun Jaya, pada tanggal 31 Desember 2011 terdapat antara lain data rekening perusahaan sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 28.400.000,dan Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.130.000,-.(bersaldo kredit) Dari data tersebut ditas diminta jurnal penyesuaian dan buku besar Cadangan Kerugian piutang jika : 1. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi 5 % dari saldo piutang. 2. Cadangan Kerugian piutang ditambah 2% dari saldo piutang. Pembahasan : a. CKP Dinaikkan menjadi 5% dari saldo piutang Perhitungan : ( 5 % x Rp 28.400.000,- ) - Rp 1.130.000,-
= Rp 290.000,-
Jurnal Penyesuaian TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET
KREDIT
Rp 290.000 -
Rp 290.000
Buku Besar : Cadangan Kerugian Piutang : TGL
KETERANGAN
DEBET
2011 Des 31 31
Penjumlahan J. Penyesuaian
-
KREDIT
SALDO KREDIT
DEBET
Rp 290.000
-
Rp 1.130.000 1.420.000
b. Ditambah 2 % dari saldo piutang
Perhitungan : 2 % x Rp 28.400.000,-
= Rp 568.000,-
Jurnal Penyesuaian TGL 2011 Des 31
KETERANGAN Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
Ref.
DEBET Rp 568.000 -
KREDIT Rp 568.000
|Akuntansi Piutang 14
Buku Besar : Cadangan Kerugian Piutang : TGL
KETERANGAN
DEBET
2011 Des 31 31
Penjumlahan J. Penyesuaian
-
KREDIT
SALDO KREDIT
DEBET
Rp 568.000
-
Rp 1.130.000 1.698.000
Contoh soal 2 : Dalam Neraca Saldo CV Binangun Jaya, pada tanggal 31 Desember 2011 terdapat antara lain data rekening perusahaan sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 28.400.000,dan Cadangan Kerugian Piutang Rp 500.000,-.(bersaldo Debet) Dari data tersebut ditas diminta jurnal penyesuaian dan buku besar Cadangan Kerugian piutang jika : 1. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi 4 % dari saldo piutang. 2. Cadangan Kerugian piutang ditambah 6 % dari saldo piutang. Jawab : a. CKP dinaikkan menjadi 4% dari Saldo Piutang Perhitungan = ( 4 % x Rp 28.400.000,- ) + Rp 500.000,- = Rp 1.636.000,Jurnal Penyesuaian TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref.
Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
DEBET
KREDIT
Rp 1.636.000 -
Rp 1.636.000
Buku Besar : Cadangan Kerugian Piutang : TGL 2011 Des 31 31
KETERANGAN
Penjumlahan J. Penyesuaian
DEBET
KREDIT
-
Rp 1.636.000
b. Ditambah 6 % dari saldo piutang Perhitungan = ( 6 % x Rp 28.400.000,-) Jurnal Penyesuaian TGL 2011 Des 31
DEBET
SALDO KREDIT
Rp 500.000 -
Rp 1.136.000
= Rp 1.704.000,-
KETERANGAN Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Piutang
Ref.
DEBET Rp 1.704.000 -
KREDIT Rp 1.704.000
|Akuntansi Piutang 15
Buku Besar : Cadangan Kerugian Piutang : TGL 2011 Des 31 31
KETERANGAN
Penjumlahan J. Penyesuaian
DEBET
KREDIT
-
Rp 1.704.000
DEBET
SALDO KREDIT
Rp 500.000 -
Rp 1.204.000
F. PENYAJIAN PIUTANG DALAM NERACA Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, disebutkan bahwa jumlah bruto piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti dengan Cadangan Kerugian Piutang atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu penyajian piutang dan Cadangan Kerugian piutang di neraca seperti halnya penyajian Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutannya. Sedangkan Kerugian piutang tak tertagih merupakan unsur laporan rugi laba ( sebagai beban lain-lain/ di luar usaha pokok ) Secara umum penyajian piutang dan cadangan Kerugian piutang di neraca tampak sebagai berikut : PD DAFF’S COLLECTION NERACA 31 Desember 2011 Aktiva : Kas Piutang Dagang Cad. Kergn Piutang
Rp xxx Rp xxx Rp xx Rp xxx
Passiva : …………………. …………………..
……………………………. …………………………….
G. LATIHAN SOAL Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat : 1. Saldo piutang dagang pada UD MAKMUR ABADI per 31 Desember 2011 berjumlah Rp 87.000.000,- Data kegiatan usaha selama tahun 2011 antara lain sbb : Penjualan barang secara tunai Rp 114.000.000, Penjualan barang secara kredit 896.000.000, Retur penjualan kredit 13.000.000, Penerimaan piutang dari debitur 855.000.000, Pembayaran hutang pada kreditur 488.000.000,Dari data tersebut hitung saldo piutang per 31 Desember 2011 !
|Akuntansi Piutang 16
2. Pada tanggal 10 Agustus 2011, CV Mandiri Makmur menerima kendaraan dari seorang debitur untuk pelunasan hutangnya sebesar Rp 9.500.000,-. Setelah ditaksir, maka harga pasar wajar kendaraan tersebut senilai Rp 7.850.000,-. Buat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut, baik dengan metode langsung maupun tidak langsung! 3. Berikut ini transaksi yang terjadi pada UD Sejahtera pada bulan Agustus 2011. a) Dijual barang dagangan seharga Rp 4.000.000,- kepada Toko Pojok, dengan syarat 3/10, n/30 b) Debitur Amir pemilik Toko Murah, dengan jumlah utangnya sebesar Rp 2.650.000,- oleh perusahaan dinyatakan jatuh pailit, maka kreditur diperkirakan hanya akan mendapat pembayaran 40 % dari jumlah tagihannya. c) Diterima dari UD Gangsar Rp 1.850.000,- dengan menganggap lunas seluruh hutangnya sebesar Rp 2.375.000,d) Diterima pelunasan dari debitur Amir atas dasar kesanggupannya 40 % dari jumlah utangya. e) Debitur Saleh datang dengan menyatakan kesanggupannya untuk membayar utangnya sebesar Rp 750.000,-. Piutang ini sebenarnya telah dihapuskan bulan Mei yang lalu. f) Diterima dari debitur Fa Mandala Rp 1.425.000,- , yang telah dihapuskan bulan lalu. g) Debitur Saleh datang, dan melunasi semua hutangnya yang telah dihapuskan. h) Diterima sebuah promes per 60 hari dari debitur Badu sebesar Rp 1.650.000,i) Tn Joni dengan jumlah utangnya Rp 1.400.000,- ternyata usahanya jatuh pailit . Sehingga piutang tersebut harus dihapuskan. Dari data tersebut di atas buatlah jurnalnya apabila perusahaan menggunakan pendekatan : 1) Metode langsung ( Direct Method ) 2) Metode tidak langsung ( Indirect Method ) 4. UD Abadi Jaya adalah distribusi perlengkapan pertanian. Umur piutang usaha perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan analisis historis atas persentase piutang tak tertagih dalam masing-masing kategori umur adalah sebagai berikut: Interval Umur Belum jatuh tempo 1– 30 hari telah jatuh tempo 31 – 60 hari telah jatuh tempo 61 – 90 hari telah jatuh tempo 90 – 180 hari telah jatuh tempo Lebih dari 180 hari telah jatuh tempo Jumlah
Saldo Rp 2.400.000,1.600.000,1.200.000,900.000,800.000,600.000,Rp 7.500.000,-
% Tak Tertagih 2% 4% 6% 10% 20% 40%
|Akuntansi Piutang 17
Dari data tersebut di atas diminta : a) Buatlah estimasi berapa saldo penyisihan piutang tak tertagih yang tepat per 31 Desember 2011. b) Apabila diasumsikan bahwa Penyisihan Piutang Tak Tertagih UD Abadi Jaya bersaldo kredit sebesar Rp750.000 per 31 Desember 2011, buatlah jurnal yang diperlukan. 5. Pada akhir tahun berjalan 2011, akun piutang usaha pada CV Sido Mumbul memiliki saldo debit sebesar Rp. 13.620.000,- dan penjualan bersih selama setahun berjumlah Rp. 65.350.000,-. Tentukanlah jumlah ayat jurnal penyesuaian untuk penyisihan piutang tak tertagih menurut masing-masing asumsi berikut: a) Akun CKP sebelum penyesuaian memiliki saldo kredit sebesar Rp. 820.000,-. Beban piutang tak tertagih diestimasikan sebesar 2% dari penjualan bersih. b) Akun CKP sebelum penyesuaian memiliki saldo kredit Rp. 1.200.000,-. Analisis piutang dalam buku besar pelanggan mengindikasikan piutang tak tertagih sebesar Rp. 1.350.000,-. c) Akun CKP sebelum penyesuaian memiliki saldo debit sebesar Rp. 200.000,-. Analisis piutang dalam buku besar pelanggan mengindikasikan piutang tak tertagih sebesar Rp. 750.000,-.
|Akuntansi Piutang 18
BAB II JENIS-JENIS PIUTANG A. PIUTANG NON DAGANG
Di muka telah disebutkan bahwa piutang non dagang adalah tagihan dari pihak lain yang timbul bukan karena penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Yang termasuk dalam kelompok piutang non dagang ini adalah : 1. Piutang Biaya ( Biaya Dibayar Dimuka ) Piutang biaya adalah piutang yang timbul karena adanya pembayaran di muka atas biaya-biaya yang seharusnya belum menjadi beban periode yang bersangkutan. Contoh : Sewa dibayar di muka, Gaji dibayar di muka, Iklan dibayar di muka, Asuransi dibayar di muka, dll. Contoh Soal : Pada tanggal 1 Maret 2011 UD Mandiri Makmur membayar sewa gedung Rp 3.000.000,- untuk jangka waktu 1 tahun. Buat jurnal transaksi dan penyesuaian tanggal 31 Desember 2011, jika menggunakan pendekatan Neraca dan Pendekatan Rugi laba ! Jawab : Pendekatan neraca : Jurnal Transaksi per 1 Maret 2011 ; TGL 2011 Mart 1
KETERANGAN
Ref
Sewa dibayar di muka Kas
JurnalPenyesuaian per 31 Desember 2011; TGL KETERANGAN 2011 Des 31 Beban Sewa Sewa dibayar di muka Pendekatan Rugi laba : Jurnal Transaksi per 1 Maret 2011 ; TGL KETERANGAN 2011 Mart 1 Beban Sewa Kas
Jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2011; TGL KETERANGAN 2011 Des 31 Sewa dibayar di muka Beban Sewa
DEBET 3.000.000 -
Ref
DEBET 2.500.000 -
Ref
DEBET 3.000.000 -
Ref
DEBET 500.000 -
KREDIT 3000.000
KREDIT 2.500.000
KREDIT 3000.000
KREDIT 500.000
|Akuntansi Piutang 19
2. Piutang Penghasilan ( Pendapatan yang masih harus diterima ) Piutang penghasilan adalah tagihan kepada pihak lain yang timbul karena adanya penghasilan yang seharusnya sudah diterima, tetapi kenyatannya masih akan diterima pada masa yang akan datang. Piutang ini biasanya diketahui pada akhir periode sebagai akibat adanya analisis transaksi yang mengakibatkan jurnal penyesuaian atas pendapatan yang akan diterima, misalnya : Piutang Bunga, Piutang Sewa, Piutang Jasa servis, dll. Contoh soal : Dari hasil analisis transaksi pada tanggal 31 Desember 2011, ternyata CV Pelita Jaya masih harus menerima pendapatan bunga atas obligasi 12 % PT Makmur Abadi, yang nilai nominalnya Rp 15.000.000,- selama 2 bulan. Perhitungan : Bunga Obligasi = (Rp 15.000.000,- x 12 x 2) / 1200 = Rp 300.000,Jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2011; TGL 2011 Des 31
KETERANGAN
Ref
Piutang Bunga Pendapatan Bunga
DEBET 300.000 -
KREDIT 300.000
3. Uang Muka Pembelian Yaitu uang perskot yang dibayarkan untuk pesanan suatu barang yang akan dibeli. Contoh soal : Tanggal 12 Mei 2011, UD Murah memesan barang dagangan kepada CV Putra Mandiri seharga Rp 8.650.000,- Sebagai tanda jadi transaksi, maka dibayar uang muka sebesar Rp 1.200.000,-. Jurnal yang dibuat atas transaksi tersebut adalah : Jurnal Transaksi tgl 12 Mei 2011; TGL 2011 Mei 12
KETERANGAN Persekot Pembelian Kas
Ref
DEBET 1.200.000 -
KREDIT 1.200.000
4. Piutang Lain-lain Yaitu tagihan yang timbul kepada pihak ketiga secara khusus, seperti : kelebihan membayar pajak, bon karyawan dan lain-lain. Contoh soal : Pada tanggal 07 Juni 2011, Joni Karyawan pada CV Pelita Karya meminjam uang pada perusahaan sebesar Rp 840.000,- untuk keperluan pribadinya. Jurnal yang dibuat pada tanggal 07 Juni 2011 :
|Akuntansi Piutang 20
Jurnal Penyesuaian per 07 Juni 2011; TGL 2011 Jun 07
KETERANGAN Piutang Pada Karyawan Kas
Ref
DEBET
KREDIT
840.000 -
840.000
B. PIUTANG WESEL / WESEL TAGIH
Agar suatu piutang yang terjadi mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka transaksi piutang yang terjadi, tidak hanya didasarkan pada dasar kepercayaan semata, namun perlu dibuat suatu perjanjian tertulis. Bentuk yang dimaksud adalah Wesel ( Note ) dan Promes ( Promisory Note ). Jika inisiatif pembuatan perjanjian tertulis itu timbul dari kreditur ( yang berhutang ) disebut wesel, sedang jika timbul dari pihak yang berutang ( debitur ) disebut Promes. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan : Wesel adalah perintah tertulis dari yang berpiutang (kreditur) kepada yang yang berutang (debitur) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah ditentukan, kepada orang atau badan tertentu/ pembawa. Promes adalah surat pengakuan dari yang berutang untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan kepada orang atau badan tertentu / pembawa. Contoh Wesel : Pada tanggal 5 Juli 2011 CV Panca Mukti menjual barang dagang secara kredit kepada Tn Lukman senilai Rp 2.750.000,- yang harus dilunasi pada tanggal 5 Oktober 2011. Tanggal 6 Agustus 2011 CV Panca Mukti bermaksud mengubah transaksi pada tuan Lukman dalam bentuk wesel, maka untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dibuatlah surat kepada Tn Lukman seperti format berikut ini : Kepada Tn Lukman Jln Kolenel Sugiyono No 16 Wates Kulon Progo.
Yogyakarta, 6 Agustus 2011
Pada Tanggal 5 Oktober 2011 harap Tuan bayar wesel ini melalui Bank Negara Indonesia Yogyakarta Nomor Rekening 205-012-177894 atau order, uang sejumlah dua juta tujuh ratus lima puluh rupiah.
Rp 2.750.000,CV Panca Mukti Anton Ledheng, S.E.
Manager
Dalam kasus di atas jika yang membuat perjanjian adalah Tn Rahman, dinamakan Promes. Berikut ini contoh Promes, yang dibuat oleh Tn Lukman :
|Akuntansi Piutang 21
Kepada
Wates , 6 Agustus 2011
CV Panca Mukti Jln Jendral Sudirman No. 13 Yogyakarta. Pada Tanggal 5 Oktober 2011 saya sanggap membayar kepada CV Panca Mukti atau order, uang sejumlah dua juta tujuh ratus lima puluh rupiah.
Rp 2.750.000,Lukman, Akt. Direktur
Penjelasan : 1. Tanggal 6 Agustus 2011 disebut tanggal penarikan wesel 2. Tanggal 5 Oktober 2011 disebut tanggal jatuh tempo. 3. CV Panca Mukti dinamakan pihak penarik wesel. 4. Tn Lukman, yang mempunyai kewajiban membayar disebut yang kena tarik atau akseptor. 5. Jika wesel dijual atau didiskontokan ke bank, maka bank tersebut dinamakan pemegang wesel. Wesel atau promes setelah ditandatangani / diaksep oleh pembuatnya maka dapat untuk melakukan pembayaran atau diperjual belikan. Dalam pencatatan transaksi tersebut, baik wesel maupun promes, bagi yang berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel / wesel tagih (notes Receivable), sedangkan bagi yang berutang (debitur) dacatat dalam rekening Utang Wesel / wesel bayar ( Notes Payble ). C. JENIS-JENIS WESEL
1. Wesel Tidak Berbunga Yaitu wesel yang nilai pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominalnya, sehingga apabila wesel tersebut didiskontokan, maka nilai tunai pada saat wesel tersebut diperjualbelikan akan berkurang sebesar bunga diskonto yang diperhitungkan. 2. Wesel Berbunga Yaitu wesel yang nilai nominalnya merupakan nilai pada saat penarikan yang meliputi nilai nominal ditambah dengan bunga wesel yang diperhitungkan, sehingga nilai tunai pada saat jatuh tempo atau pada saat wesel diperjualbelikan sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan dikurangi dengan bunga diskonto.
|Akuntansi Piutang 22
Berikut ini diberikan contoh wesel Berbunga :
Rp 3.500.000,-
Wates , 5 Oktober 2011
Enam puluh hari setelah tanggal pembuatan wesel ini, kami sanggup membayar kepada UD JAYA MANDIRI di Semarang, senilai tiga juta lima ratus ribu rupiah dengan bunga 12 %. Jatuh tempo
: 4 Desember 2011 Lukman, Akt. Direktur
PENCATATAN WESEL 1. Pada saat penarikan wesel, dicatat dalam rekening Wesel Tagih/Piutang wesel ( sisi Debet ). Baik wesel berbunga, maupun wesel tidak berbunga, dicatat sebesar nilai nominalnya. 2. Pada saat dijual/didiskontokan, dicatat Kredit rekening Wesel Tagih/Wesel Tagih didiskontokan. Untuk wesel tidak berbunga nilai tunainya dikurangi sebesar bunga/diskonto yang diperhitungkan. Sedangkan Untuk wesel berbunga nilai tunainya sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan dikurangi dengan bunga diskonto. 3. Pada saat jatuh tempo. Untuk wesel tidak berbunga, nilai tunai sama dengan nilai nominal. Untuk wesel berbunga, nilai tunai sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan. 4. Perhitungan Bunga / Diskonto, dihitung dengan rumus sebagai berikut : Bunga / Diskonto =
MxHxP 36.000
Keterangan : M = Nilai Jatuh Tempo. Untuk wesel tidak berbunga = Nilai Nominal Untuk wesel berbunga = Nilai Nominal + Bunga selama periode wesel. H = Hari Bunga. Baik wesel tidak berbunga atau wesel berbunga, hari bunga dihitung “ Mulai tanggal pendiskontoan sampai dengan tanggal jatuh tempo ( salah satu tanggal tidak dihitung ) Tiap bulan dihitung menurut hari yang sebenarnya. Satu tahun dihitung 360 hari. P = Tarif Bunga / Diskonto.
|Akuntansi Piutang 23
Contoh Soal : Wesel Tidak Berbunga Berikut ini transaksi yang terjadi pada PT Bangun Jaya selama tahun 2011 : a. Tanggal 5 Juli 2011, PT Bangun Jaya menjual barang dagang kepada Tn Ahmad pemilik CV Menoreh Indah sebesar Rp 6.500.000,b. Tanggal 6 Agustus 2011, PT Bangun Jaya menarik wesel per 60 hari kepada Tn Ahmad sebesar Rp 6.500.000,c. Tanggal 16 Agustus 2011, PT Bangun Jaya mendiskontokan wesel tersebut kepada BRI Cabang Wates dengan diskonto 9 %. d. Tanggal 5 Oktober 2011 Tn Ahmad melunasi utang weselnya ke BRI Cabang Wates. Dari data tersebut buat jurnal yang harus dibuat pada PT Bangun Jaya, TN Ahmad dan BRI ! Jawab : Jurnal yang dibuat PT Bangun Jaya : TGL
KETERANGAN
2011 Juli 05 Agst
06
Agst
16
Okt
05
Ref
Piutang Dagang Penjualan Piutang Wesel Piutang Dagang Kas Biaya Bunga Piutang Wesel Tidak Menjurnal
DEBET 6.500.000 6.500.000 6.418.750 81.250 -
KREDIT 6.500.000 6.500.000 6.500.000
Penjelasan : Perhitungan bunga/diskonto tanggal 16 Agustus : Agustus = 31 – 16 = 15 hari Bunga/Diskonto = September = 30 hari Rp 6.500.000,- x 50 x 9/36.000 Oktober = 5 hari + = Rp 18.750 Jumlah 50 hari Jurnal yang dibuat oleh Tn Ahmad TGL
KETERANGAN
2011 Juli 05 Agst
06
Agst Okt
16 05
Pembelian Utang Dagang Utang Dagang Utang Wesel Tidak Menjurnal Utang Dagang Kas
Ref
DEBET 6.500.000 6.500.000 6.500.000 -
KREDIT 6.500.000 6.500.000 6.500.000
|Akuntansi Piutang 24
Jurnal yang dibuat oleh BRI TGL
KETERANGAN
2011 Juli 05
Tidak Menjurnal
Agst
06
Tidak Menjurnal
Agst
16
Okt
05
Piutang Wesel Kas Pendapatan Bunga Kas Piutang Wesel
Ref
DEBET
KREDIT
6.500.000 6.500.000 -
6.418.750 81.250 6.500.000
Wesel Berbunga Misalkan soal dari contoh di atas berbunga 12 % setahun, dan didiskontokan dengan diskonto 9%, maka jurnal yang harus dibuat oleh masing-masing pihak akan tampak sebagai berikut : Jawab : Jurnal yang dibuat PT Bangun Jaya : TGL
KETERANGAN
2011 Juli 05 Agst
06
Agst
16
Okt
05
Piutang Dagang Penjualan Piutang Wesel Piutang Dagang Kas Pendapatan Bunga Piutang Wesel Tidak Menjurnal
Ref
DEBET 6.500.000 6.500.000 6.547.125 -
KREDIT 6.500.000 6.500.000 47.125 6.500.000
Penjelasan : Nilai Nominal Wesel = Rp 6.500.000,Bunga = Rp 1.500.000,- x 60 x 12/36.000 = 130.000,- + Nilai tunai pada saat jatuh tempo = Rp 6.630.000,Diskonto = Rp 1.530.000 x 50 x 9/36.000 = 82.875,- _ Nilai Tunai pada saat pendiskontoan = Rp 6.547.125,Nilai Nominal Wesel = 6.500.000,Laba Diskonto (pendapatan Bunga) = Rp 47.125.-
|Akuntansi Piutang 25
Jurnal yang dibuat oleh Tn Ahmad TGL
KETERANGAN
2011 Juli 05 Agst
06
Agst Okt
16 05
Ref
Pembelian Utang Dagang Utang Dagang Utang Wesel Tidak Menjurnal Utang Dagang Beban Bunga Kas
DEBET 6.500.000 6.500.000 6.500.000 130.000 -
KREDIT 6.500.000 6.500.000 6.630.000
Jurnal yang dibuat oleh BRI TGL
KETERANGAN
Ref
DEBET
KREDIT
2011 Juli 05
Tidak Menjurnal
-
-
Agst
06
Tidak Menjurnal
-
-
Agst
16
Okt
05
Piutang Wesel Beban Bunga Kas Kas Pendapatan Bunga Piutang Wesel
6.500.000 47.125 6.630.000 -
6.547.125 130.000 6.500.000
D. LATIHAN
I. Jawablah dengan benar ! 1. Sebutkan tugas bagian piutang ! 2. Sebutkan dan jelaskan dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang ! 3. Sebutkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat piutang ! 4. Jelaskan apa yang maksud dengan Metode penagihan bersiklus ! 5. Buatlah model sederhana format “ Memo Kredit” dan “ Bukti memorial “ ! 6. Apakah yang dimaksud dengan piutang dagang itu ? 7. Sebutkan jenis-jenis piutang yang tidak dapat digolongkan dalam piutang dagang 8. Jelaskan perbedaan antara “ Direct Method” dengan “ Indirect Method” dalam pencatatan piutang tak tertagih ! 9. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara wesel dengan promes ! 10. Sebutkan dan jelaskan cara menentukan besarnya kerugian piutang atas jumlah piutang !
|Akuntansi Piutang 26
I.
SOAL PRAKTIK ! 1. Sebuah promes per 60 hari, jatuh tempo 1 Juli 2011 sebesar Rp 4.500.000,didiskontokan pada tanggal 1 Juni 2011 dengan diskonto 9 %. Ditanyakan : a. Hari diskonto b. Besarnya diskonto c. Nilai tunai wesel pada tanggal 1 Juni 2005. 2. Sebuah wesel per 60 hari, jatuh tempo 1 Mei 2010 sebesar Rp 8.600.000,- bunga 12 % setahun, didiskontokan pada tanggal 1 April 2010 dengan diskonto 10 %. Ditanyakan : a. Berapa nilai tunai wesel pada tanggal 1 Mei 2010? b. Berapa nilai tunai wesel pada tanggal 1 April 2010? 3. Berikut ini informasi mengenai Promes (wesel) yang dimiliki oleh CV Binangun Jaya pada tahun 2010 : TGL JATUH NILAI JANGKA BUNGA NO TEMPO NOMINAL WAKTU SETAHUN 1 11 Maret Rp 1.200.000,6 bln 0% 2 13 Maret 750.000,4 bln 18% 3 14 Juni 1.500.000,50 hr 10% 4 1 Oktober 4.300.000,67 hr 12% Dari data tersebut di atas diminta : a. Tanggal promes dan nilai jatuh tempo untuk setiap promes. b. Buatlah jurnal untuk setiap tanggal jatuh tempo, jika Semua promes dibayar oleh pembuatnya Promes nomor 3 TIDAK dibayar oleh pembuatnya 4. Pada akhir periode akuntansi 31 Desember 2010 dari Neraca PT Megah Persada terdapat sebagian data sbb : Piutang Dagang Rp 68.500.000, Cadangan kerugian piutang ( D ) 3.425.000, Penjualan 165.800.000, Retur penjualan 3.270.000, Potongan penjualan 4.300.000,Dari data tersebut diminta : Jurnal penyesuaian jika pada akhir periode ditetapkan : a. Taksiran kerugian piutang ditambah 1% dari saldo piutang b. Taksiran kerugian piutang dinaikkan menjadi 6% dari saldo piutang c. Taksiran kerugian piutang ditetapkan 1,5% dari penjualan bersih.
|Akuntansi Piutang 27
5. Berikut ini sebagian transaksi yang terjadi pada PD Sentosa Jaya. Pada tahun 2010 : April 1 Didiskonto wesel Ahmad per 90 hari jatuh tempo 16 Mei 2010 nominal Rp 2.800.000,- bunga 12 % per tahun, diskonto 8 % April 5 Disetujui wesel per 2 bulan yang ditarik oleh PT Sentosa Jaya Rp 7.500.000,- bunga 12 % / th April 8 Didiskontokan wesel Husen per 60 hari yang jatuh tempo 23 Mei 2010 nilai nominal Rp 5.650.000,- bunga 18 % setahun dengan diskonto 12 % April 15 Didiskonto wesel tanpa bunga per 3 bulan jatuh tempo 14 Juni 2010 nominal Rp 6.000.000,- diskonto 12 %. April 20 Didiskonto dari Toko Manunggal wesel Harun per 2 bulan yang jatuh tempo 7 Juni 2010, Rp 3.800.000,- bunga 12 % diskonto 9%. Mei 4 Dibeli dengan promes 2 bulan barang dagangan Rp 2.600.000,Mei 9 Didiskonto wesel tanpa bunga jatuh tempo 14 Juni 2010, nominal Rp 4.250.000,- dengan diskonto 12 % Mei 16 Diterima pelunasan wesel Ahmad yang jatuh tempo hari ini Mei 23 Dibayar kepada Bank, wesel Husen yang jatuh tempo hari ini, karena akseptor menolak untuk membayarnya. Untuk itu bank membebani biaya inkaso Rp 50.000,Juni 7 Ditagih kepada Toko Manunggal atas wesel Harun yang jatuh tempo hari ini, karena tidak dibayar. Juni 23 Diterima pelunasan wesel Husen yang jatuh tempo sebulan lalu, ditambah bunga selama tunggakan 2 % dari nominal dan biaya yang lain.
6. Berikut ini sebagian transaksi yang terdi pada CV Indo Jaya pada tahun 2011 : 8 Juli 2011 Menerima wesel senilai Rp. 1.300.000,-, berjangka waktu 90 hari dan berbunga 10% dari UD Murah atas piutangnya pada tanggal 8 Juli. 6 Okt. 2011 UD Murah tidak membayar wesel yang telah jatuh tempo itu. 5 Nov. 2011 Menerima pelunasan wesel yang sebelumnya ditolak ditambah bunga 10% untuk masa 30 hari, atas jumlah total yang dibebankan kepada UD Murah tanggal 6 Oktober. Dari informasi di atas buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut :
|Akuntansi Piutang 28
BAB III EVALUASI SOAL ESSEI Jawablah pertanyaaan berikut dengan tepat! 1. Apa yang Anda ketahui tentang piutang? Jelaskan! 2. Hal-hal apa yang harus dipertimbangkan apabila perusahaan memutuskan untuk menjual barang dagangannya secara kredit? 3. Apa perbedaan pokok antara piutang dagang dengan piutang non dagang? Jelaskan! 4. Kapan piutang usaha diakui? Apakah ada kaitannya dengan pengakuan pendapatan? 5. Apakah yang anda ketahui dengan piutang wesel? 6. Apa yang anda ketahui tentang 3/10, n/30 pada penjualan kredit? Jelaskan!! 7. Apakah yang dimaksud dengan pendiskontoan piutang wesel? 8. Jelaskan prosedur pendiskontoan wesel ! SOAL PRAKTIK Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat ! 1. Berikut ini terdapat data tentang pendiskontoan wesel : URAIAN Nilai Nominal Tanggal Pendiskontoan Tanggal jatuh Tempo % diskonto Diskonto Nilai Tunai
WESEL I Rp 9.000.000,5 januari 2010. 6 maret 2010. 12 % Rp ………………. Rp. ………….…
WESEL II Rp. 10.000.000,1 Mei 2010. …………………… 15 % Rp ………………. Rp 9.625.000,-
WESEL III Rp 12.000.000,6 Juni 2010. 4 Juli 2010 …………… Rp …………… Rp 11.800.000,-
Isilah titik-titik di atas dengan melampirkan perhitungan !
2. Dari Toko Maju Bangun diperoleh data sebagai berikut : o Saldo piutang (awal) Rp 6.200.000,o Saldo Piutang (akhir) 8.400.000,o Penjualan selama 1 periode 46.800.000,- ( 20% penjualan tunai) Dari data tersebut hitung jumlah kas yang diterima dari piutang usaha, apabila piutang yang dihapuskan sejumlah Rp 750.000,-! 3. Pada awal periode tanggal 1 Januari 2009 UD Makmur Abadi mempunyai data sebagai berikut : Piutang Dagang ( D ) Rp 35.400.000,Cadangan Penghapusan Piutang ( K ) Rp 1.770.000,Selama periode tersebut terdapat data sebagai berikut :
|Akuntansi Piutang 29
a. 14 Juli 2009, Dijual barang dagangan pada CV Murah, Jln Anggrek 12A Rp 15.000.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. b. 5 Agustus 2009, Piutang kepada Tn Amir pemilik Toko barokah sebesar Rp 500.000,dihapus karena usahanya baru mengalami kerugian. c. 10 September 2009, Diterima dari Fa. Amanah Rp 1.300.000,- dengan menganggap lunas semua utangnya senilai Rp 1.650.000,d. 15 September 2009, Diterima sebuah promes 90 hari dari debitur Bondet pemilik Toko Pojok, senilai Rp 4.000.000,- berbunga 6 %. e. 5 Oktober 2009, Debitur Doni dengan jumlah utangnya senilai Rp 500.000,- oleh tim analisis piutang perusahaan dinyakan jatuh pailit, maka kreditur hanya akan dibayar 20 % dari jumlah tagihan debiturnya. f. 10 November 2009, Diterima pelunasan dari debitur Doni sebatas kesanggupannya sebesar 20 % dari jumlah utangnya. Berdasarkan data di atas buatlah : a. Jurnal Umum yang diperlukan atas transaksi tersebut di atas. b. Akun Piutang Usaha dan Cadangan Kerugian Piutang per 31 Desember 2009 c. Jurnal penyesuaian akhir periode apabila besanya CKP untuk periode berikutnya ditetapkan 6 % dari saldo piutang akhir periode. 4. Dalam Neraca saldo Toko Maju Bangun pada tanggal 31 Desember 2010 terdapat antara lain sebagian rekening berikut ini: o Piutang Dagang Rp. 45.600.000,o Cadangan kerugian Piutang (D) 1.824.000,o Penjualan 132.500.000,o Retur Penjualan 2.400.000,o Potongan Penjualan 3.600.000,o Beban Piutang Tak Tertagih 1.200.000,Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran piutang tak tertagih jika : Besarnya kerugian piutang ditetapkan : 2% dari penjualan bersih. 3% dari penjualan kredit (30% dari total penjualan di atas diantaranya secara tunai). Cadangan Kerugian Piutang Ditetapkan Ditambah 3 % dari saldo piutang Dinaikkan menjadi 5 % dari saldo piutang. 5. Pada tanggal 1 Maret 2011 Fa Makmur menerima sebuah promes per 60 hari dari Toko Rejeki sebesar Rp 7.450.000,- untuk pembayaran faktur bulan lalu. Tanggal 25 Maret 2011, wesel tersebut didiskontokan kepada Bank Bukopin Cabang Yogya dengan diskonto 10 %. Tanggal 30 April 2011 Toko Rejeki melunaskan promesnya.
|Akuntansi Piutang 30
Berdasarkan transaksi tersebut buatlah jurnal untuk Fa. Makmur , Toko rejeki dan Bank BUKOPIN. Jika wesel di atas berbunga 12 % buatlah jurnalnya !
6. Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada PT Menoreh Jaya pada tahun 2011: 01 Feb Dijual kepada Toko serayu Barang dagangan Rp 2.800.000,10 Feb Diterima sehelai promes per 30 April 2011 dari Toko serayu atas transaksi tanggal 01 Februari 2011 senilai Rp 2.800.000,15 Feb: Dibeli dan dibayar dengan sehelai promes per 2 bulan atas nama Tn Maskur, Pemilik CV Indah Jaya berupa barang dagangan senilai Rp 3.500.000,21 Feb Didiskontokan kepada BRI wesel Toko Serayu dengan diskonto 9 % 02 Mart Diterima sehelai wesel per 60 hari dengan bunga 12 % per tahun atas penjualan barang dagang kepada Toko Jelita Rp 5.600.000,01 Aprl Didiskontokan wesel Toko Jelita kepada BRI dengan diskonto 10%. 15 Aprl Dilunaskan promes Rp 3.500.000,20 Aprl Diterima pelunasan wesel per hari ini Rp 4.000.000,- ditambah 3 bulan bunga dengan bunga 10,5 % per tahun. Dari data tersebut buatlah jurnal umum ! 7. UD Makmur Abadi bergerak dalam bidang usaha dagang barang elektronik. Dari buku besar perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 diperoleh sebagian data sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 22.750.000, Cadangan Kerugian Piutang ( D ) 1.137.500, Penjualan 56.500.000, Retur Penjualan 2.800.000, Potongan Penjualan 3.760.000, Beban Kerugian Piutang 800.000,Dari data tersebut diminta perhitungan dan jurnal yang diperlukan apabila perusahaan pada akhir periode menetapkan Cadangan Kerugian Piutang sebesar : a. 2,5% dari penjualan bersih b. Cadangan Kerugian Piutang mencerminkan 4% dari saldo Piutang. Kemudian sajikan dalam Neraca 8. Pada tanggal 1 Januari 2010 dari CV Menoreh memiliki sebagian data yang berkaitan dengan utang sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 19.750.000, Cadangan Kerugian Piutang ( D ) 987.500,-
|Akuntansi Piutang 31
Sebagian transaksi selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : Penjualan bulan Maret sebesar Rp 28.750.000, 60% diantaranya dilakukan secara kredit. Tanggal 4 April perusahaan menghapus piutang UD Pandawa sebesar Rp 430.000,karena yang bersangkutan jatuh pailit. Tanggal 25 Juni menerima piutang, yang telah dihapuskan pada tahun lalu sebesar Rp 350.000, Tanggal 10 Agustus perusahaan menghapus piutang dari Toko Kurnia sebesar Rp 250.000, Bulan September menerima Piutang dari langganan sebesar Rp 6.200.000,Dari data tersebut di atas diminta : a. Jurnal yang diperlukan b. Besar beban kerugian piutang tahun 2010 c. Apabila manajemen menetapkan besar Cadangan kerugian piutang akhir periode 3% dari saldo piutang per 31 Desember 2010 maka tentukan : Ayat Jurnal Penyesuaian yang diperlukan Sajikan piutang dan CKP dalam neraca per 31 Desember 2010. 9. Berikut ini data transaksi yang diambil dari CV Mekar Abadi selama tahun 2011 : 27 Februari dijual barang dagangan secara kredit pada Toko Kembar sebesar Rp 4.850.000,6 Maret Perusahaan menarik wesel pada Toko Kembar atas transaksi tanggal 27 Februari per 2 bulan dengan bunga 12% 28 Maret Didiskontokan wesel Toko Kembar pada BNI Cabang Wates dengan diskonto 10%, dan perusahaan bertanggung jawab atas pendiskontoan ini. 5 Mei Toko Kembar dinyatakan jatuh pailit, sehingga tidak mampu melunasi hutangnya. Bank menagih pada perusahaan dengan membebani biaya inkaso sebesar 1% dari nominal wesel yang didiskontokan. 1 September Tn Badu, pemilik Toko Kembar datang dan melunasi semua hutanghutangnya besarta denda sebesar 15% Dari data tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan : a. Fa Kusuma b. Toko Kembar c. BNI Cabang Wates. 10. Pada tanggal 26 Desember 2010 CV Megah Persada mendiskontokan seluruh piutang weselnya ke Bank BNI Cabang Wates. Tingkat bunga yang berlaku umum pada tanggal ini adalah 10%. Wesel-wesel yang didiskontokan adalah sebagai berikut:
|Akuntansi Piutang 32
Wesel CV Arjuna senilai Rp 3.500.000,- 30 hari, tanpa bunga tertanggal 11 Desember. Wesel UD Barokah senilai Rp 4.200.000,- 60 hari, 15%, tertanggal 2 Desember. Wesel PD Jelita senilai Rp 6.730.000,- 60 hari, 12%, tertanggal 12 November. Wesel Tn Budiman senilai Rp 2.380.000,- 90 hari, 8%, tertanggal 28 November. Dari data tersebut diminta jumlah kas bersih yang diterima CV Megah Persada dari masing-masing wesel yang didiskontokan. Buat perhitungan dan jurnalnya!! 11. Pada tanggal 31 Desember 2004 PT Amanah memiliki beberapa hasil transaksi sebagai berikut selama satu periode : o Penjualan tunai Rp 12.200.000,o Penjualan kredit 35.560.000,o Beban kerugian piutang 800.000,Dari Neraca per 31 Desember 2010 diperoleh data sebagai berikut : o Piutang Dagang Rp 22.400.000,o Cadangan Kerugian Piutang (CKP) 1.120.000,Diminta : a. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat Cadangan Kerugian Piutang (CKP) dengan asumsi – asumsi terpisah sebagai berikut : o CKP ditaksir 2,5% dari jumlah penjualan o CKP ditaksir 3% dari jumlah penjualan kredit o Analisis kredit menetapkan bahwa 6% dari piutang dagang yang beredar per 31 Desember 2010 tidak akan dapat ditagih. b. Sajikan piutang dagang dan Cadangan Kerugian Piutang (CKP) dengan ketentuan nomor a yang kedua diatas. 12. PT Prima Persada mendiskontokan wesel-weel berikut ini pada bulan Mei 2010 : o Wesel nominal Rp 5.000.000,- 12%, 8 bulan tertanggal 29 April 2010. Wesel ini disiskontokan pada BNI tanggal 29 Mei dengan suku diskonto 15% o Wesel nominal Rp 4.600.000,- 9%, 6 bulan tertanggal 10 Maret 2010. Wesel ini disiskontokan pada BNI tanggal 29 Mei dengan suku diskonto 6% o Wesel nominal Rp 7.500.000,- 0%, 12 bulan tertanggal 1 Februari 2010. Wesel ini disiskontokan pada BNI tanggal 1 Mei dengan suku diskonto 6% Dari data tersebut diminta : a. Hitunglah jumlah diskonto pada setiap tanggal pendiskontoan b. Hitung jumlah kas bersih yang diterima PT Prima Persada pada setiap tanggal pendiskontoan. c. Dengan anggapan bahwa wesel-wesel di atas diterima oleh PT Prima Persada dari transaksi penjualan barang dagangan, maka buatlah jurnal-jurnalnya : o Pada waktu menerima wesel o Pada waktu mendiskontokan ke bank o Pada waktu jatuh tempo, apabila semua wesel dibayarkan oleh pembuatnya |Akuntansi Piutang 33
13. Berikut ini data rekening debitur dari buku pembantu piutang CV Pelangi Jaya per 31 Desember 2010 : Toko Muria sejumlah Rp 6.320.000,- yang terdiri atas faktur tanggal 26 Nov 2010 sejumlah Rp 4.200.000,- dan faktur tertanggal 21 Desember 2010 sejumlah Rp 2.120.000,-. UD Semangat sejumlah Rp 4.500.000,- untuk faktur tertanggal 26 Desember 2010. CV Sido Mumbul sejumlah Rp 5.800.000,- untuk faktur tertanggal 10 Oktober 2010. PD Mandiri sejumlah Rp 8.600.000,- yang terdiri atas Rp 3.400.000,- untuk faktur tertanggal 1 Juli 2010, Rp 2.200.000,- untuk faktur tertanggal 2 Agustus 2010 dan Rp 3.000.000,- untuk faktur tertanggal 14 Desember 2010. Berdasarkan pengalaman tahun yang lalu menunjukkan bahwa jumlah piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebagai berikut : TAK TERTAGIH UMUR PIUTANG (%) 0 s/d 30 hari 0,50 31 s/d 60 hari 1,50 61 s/d 90 hari 2,50 91 s/d 360 hari 4,00 Dari data tersebut diminta : a. Buatlah skedul umur piutang CV Pelangi Jaya! b. Tentukan jumlah taksiran piutang yang tak tertagih! c. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan! 14. CV Maju Mandiri menerima wesel Rp 7.200.000,- 90 hari, 12,5% tertanggal 10 September 2011 dari hasil penjualan mesin produksi kepada salah satu pelanggannya yakni PT Barata. Harga perolehan mesin produksi tersebut adalah Rp 8.600.000,- dan telah didepresiasi 40%. Pada tanggal 25 Oktober 2011, CV Maju Mandiri mendiskontokan wesel tersebut kepada Bank NIAGA Yogyakarta dengan tingkat diskonto 15%. Pelanggan (PT Barata) membayar wesel tersebut tepat pada saat tanggal jatuh tempo. Dari data tersebut di atas diminta : Jurnal seluruh transaksi baik yang dibuat oleh CV Maju Mandiri, PT Barata dan Bank NIAGA Yogyakarta!
|Akuntansi Piutang 34
BAB IV KESIMPULAN Piutang dagang muncul sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit ini digemari oleh konsumen, karena konsumen tidak harus membayar penuh saat terjadinya transaksi. Namun sebaliknya bagi perusahaan, hal ini merupakan sesuatu yang harus dianalisis secara tepat, sehingga disamping dapat meningkatkan omset penjualan besarnya kerugian piutang yang tak tertagih dapat diminimalisir. Piutang atau tagihan adalah tagihan kepada pihak lain yang pelunasannya akan diterima dalam bentuk kas. Piutang timbul apabila perusahaan atau seseorang menjual barang atau jasa kepada pihak lain (individu, perusahaan atau organisasi) secara kredit ( on account ). Sehingga dari sudut pandang terjadinya, maka piutang diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. Piutang Dagang ( Trade receivable ), yakni piutang yang terjadi karena penjualan barang dan atau jasa secara kredit 2. Piutang Non Dagang, yakni piutang yang teerjadi bukan karena penjualan barang dan jasa sercara kredit. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas ( netto ) yang bisa direalisasi, yakni jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Untuk tujuan pelaporan, Piutang dinilai pada jumlah yang diharapkan dapat direalisir/ dapat diterima pembayarannya. Sedangkan bagian yang diperkirakan tidak dapat ditagih lagi merupakan kerugian/beban bagi perusahaan. Ada dua metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih : 1. Metode Langsung, yaitu metode pencatatan kerugian piutang yang langsung mengurangi jumlah piutang yang bersangkutan. 2. Metode tidak langsung ( metode Cadangan ), yaitu metode pencatatan kerugian piutang tidak tertagih, tidak langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tapi dicatat dalam satu rekening yaitu Rekening Cadangan Kerugian Piutang. Agar suatu piutang yang terjadi mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka transaksi piutang yang terjadi, tidak hanya didasarkan pada dasar kepercayaan semata, namun perlu dibuat suatu perjanjian tertulis. Bentuk yang dimaksud adalah Wesel ( Note ) dan Promes ( Promisory Note ). Jika inisiatif pembuatan perjanjian tertulis itu timbul dari kreditur ( yang berhutang ) disebut wesel, sedang jika timbul dari pihak yang berutang ( debitur ) disebut Promes. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan : 1. Wesel adalah perintah tertulis dari yang berpiutang (kreditur) kepada yang yang berutang (debitur) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah ditentukan, kepada orang atau badan tertentu/ pembawa.
|Akuntansi Piutang 35
2. Promes adalah surat pengakuan dari yang berutang untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan kepada orang atau badan tertentu / pembawa. Sementara itu wesel dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yakni : 1. Wesel Tidak Berbunga Yaitu wesel yang nilai pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominalnya, sehingga apabila wesel tersebut didiskontokan, maka nilai tunai pada saat wesel tersebut diperjualbelikan akan berkurang sebesar bunga diskonto yang diperhitungkan. 2. Wesel Berbunga Yaitu wesel yang nilai nominalnya merupakan nilai pada saat penarikan yang meliputi nilai nominal ditambah dengan bunga wesel yang diperhitungkan, sehingga nilai tunai pada saat jatuh tempo atau pada saat wesel diperjualbelikan sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan dikurangi dengan bunga diskonto.
|Akuntansi Piutang 36
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Yusuf, Drs. MBA, Akt, 1995, Dasar-Dasar Akuntansi 2, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta Hendy Soemantri, 2000, Akuntansi Keuangan SMK Bisnis dan Manajemen Tingkat 2, Armico, Bandung H.Z.A. Moechtar, 1990, Dasar-Dasar Akuntansi 3, Institut Dagang Muchtar, Surabaya Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Binarupa Aksara, Jakarta Mulyadi, Drs, Akt.,2001. Sistem Akuntansi, Salemba Empat. Jakarta Slamet Sugiri, Drs.MBA, Akt, 2002, Akuntansi Pengantar 2, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Slamet Sugiri, Drs.MBA, Akt, Sumiyana, Drs. Akt, 2005, Akuntansi Keuangan Menengah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Suyoto, Drs., dkk, 1996, Akuntansi keuangan 1, Titian Ilmu Bandung. Suyoto, Drs, dkk, 2000, Akuntansi keuangan Untuk Tingkat 2 SMK, Yudhistira, Jakarta Zaki Baridwan, Dr, M.Sc.,Akt, 1997, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta
|Akuntansi Piutang 37