UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh : WENING LESTARI CIPTANINGSIH NIM : 114 08 270
FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
NOTA PEMBIMBING Dra. Siti Farikhah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga Nota Pembimbing Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi Saudarai Wening L.C. Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : WENING LESTARI CIPTANINGSIH NIM : 114 08 270 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURATSURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICEREHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’aialikum Wr. Wb.
Salatiga, 23 Juli 2010 Pembimbing,
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 1 001
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudari : WENING LESTARI CIPTANINGSIH dengan Induk
Mahasiswa :
Nomor
114 08 270 yang berjudul : “UPAYA PENINGKATAN
HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICEREHEARSAL PAIRS KEMIRIOMBO
PADA SISWA
KECAMATAN
TEMANGGUNG TAHUN
KELAS
V SD
GEMAWANG
2010”. Telah
panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
dimunaqasahkan Tinggi
Agama
NEGERI
1
KABUPATEN dalam
sidang
Islam
Negeri
Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 25 September 2010 yang bertepatan dengan tanggal 16 Syawal 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). 25 September 2010 M Salatiga, 16 Syawal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Mukti Ali, M.Hum NIP. 19750905 200112 1 001
Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd NIP. 19681104 199803 1 003 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 1 001
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahhirrahmaanirrahim Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: WENING LESTARI CIPTANINGSIH
NIM
: 11408270
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga , 23 Juli 2010 Peneliti
WENING LESTARI.C NIM : 11408270
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
َمَنْ جََدٍَ وَجََد Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Allah SWT. 2. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan material maupun mental. 3. Adik-adikku tersayang. 4. Keluarga besar SD Negeri I Kemiriombo 5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar SI pada Program Studi Pendidikan Agama Islam. Tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf. 2. Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf. 3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing. 4. Semua Dosen dan staf Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 5. Winarti, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri I Kemiriombo. 6. Semua dewan Guru SD Negeri I Kemiriombo. Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Peneliti
WENING LESTARI. C
DAFTAR TABEL
Tabel observasi penelitian siklus I ................................................................
39
Tabel observasi peneliti siklus II ...................................................................
42
Tabel observasi teman sejawat siklus I .........................................................
39
Tabel observasi teman sejawat siklus II .........................................................
43
Tabel penilaian siklus I .................................................................................
50
Tabel penilaian siklus II ...............................................................................
50
ABSTRAK
Ciptaningsih Wening Letari. Judul. ( I ). Jurusan Tarbiyah. Program Studi PAI. STAIN Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd. Kata Kunci ( B): Menghafal Surat-surat Pendek, Metode Practice-Rehaarsal Pairs. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan menghafal surat-surat pendek melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010. Pertanyaan yang akan dijawab melalui peneletian ini adalah (1) Bagaimana meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo?
Untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut,
maka
penelitian
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( action research ) sebanyak dua siklus. Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah (1) untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo. (2) untuk meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I kemiriombo. Dari analisis data didapatkan bahwa kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, pada siklus I siswa yang mendapat nilai kategori tinggi berjumlah 45%, kategori sedang 45%, kategori rendah 10%. Sedangkan pada siklus II siswa yang mendapat nilai kategori tinggi 75%, kategori sedang 25% dan kategori rendah 0%. Penerapan
Metode
Practice-Rehearsal
Pairs
mempunyai
pengaruh
meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo, yaitu dengan hasil siswa yang mempunyai kemampuan tinggi pada siklus I sebanyak 45%, nilai sedang 45%, nilai rendah 10%. Sedangkan pada siklus II meningkat, nilai tinggi sebanyak 75%, nilai sedang 25%, nilai rendah 0%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PENGESAHAN ............................................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
Bab I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan ...............................................................
5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
5
F. Metode Penelitian ................................................................
6
G. Sistematika Penulisan ..........................................................
10
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas.....................................................
11
1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ...................................
17
2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas .................................
18
3. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas ...................................
19
B. Belajar Untuk Meningkatkan Hafalan Surat-surat Pendek .....
19
1. Pengertian .....................................................................
20
2. Prinsip-prinsip ................................................................
22
3. Hafalan Surat-surat pendek .............................................
23
C. Pengertian Surat-surat Pendek ..............................................
28
D. Metode Practice Rehearsal-Pairs .........................................
28
E. Keterkaitan Antara Menghafal Surat-surat Pendek dengan Metode Practice Rehearsal-Pairs ........................................ BAB III
BAB IV
BAB V
32
RANCANGAN PENELITIAN A. Siklus I ................................................................................
34
B. Siklus II ................................................................................
40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .....................................................................
44
B. Pembahasan .........................................................................
48
PRNUTUP A. Simpulan ..............................................................................
51
B. Saran ....................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2
Silabus
Lampiran 3
Riwayat Hidup
Lampiran 4
daftar Responden
Lampiran 5
surat Keterangan
Lampiran 6
Dokumentasi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I rencana pelaksanaan pembelajaran ..............................................
54
Lampiran II Silabus ......................................................................................
56
Lampiran III riwayat hidup .........................................................................
57
Lampiran IVdaftar responden .......................................................................
58
Lampiran V surat keterangan .......................................................................
59
Lampiran VI dokumentasi ............................................................................
60
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Menyikapi perkembangan jaman pada era globalisasi saat ini yang semakin pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan ulet serta mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. Dalam mempersiapkan hal itu maka sedini mungkin upaya pembentukan mental-mental yang tangguh perlu dipersiapkan melalui dunia pendidikan. Bercermin pada wahyu pertama yang turun pada Rasulullah Saw, Allah mencanangkan dan mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu dengan kata-kata “Iqra” (Q.S. al-Alaq (96):1-5). Dalam ayatayat permulaan itu ada kata-kata “qalam” yang berarti pena yang biasa menjadi lambang ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang No 2 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 2 bahwa ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
1
Fungsi pendidikan juga mempunyai beberapa sasaran. Pertama, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotor di satu pihak serta kemampuan afektif dipihak lain. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang berkepribadian, tetap menjunjung nilai-nilai budaya yang luhur, serta mempunyai wawasan serta memupuk jati dirinya. Kedua, tujuan pendidikan untuk mencapai nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan ahlaq mulia yang senantiasa menjaga harmonisasi hubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya (Said Agil Husni Al Munawar, 2003:5-6). Dari semuanya itu tujuan yang akan dicapai adalah membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa, berahlaq mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarakat. Dengan demikian diharapkan bahwa bangsa Indonesia yang terkenal religius ini akan menjadi bangsa yang kuat dan maju serta makmur dan sejahtera, terutama maju dalam dunia pendidikan sebagai basis pembangunan suatu bangsa. Erat kaitanya dengan hal itu Pendidikan Agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan Agama menjamin untuk memperbaiki ahlaq dan mengangkat derajat yang tinggi, serta bahagia dalam hidup dan kehidupannya. Sementara tujuan dari pendidikan Agama adalah menanamkan cinta dan ketaatan kepada Allah Swt yaitu dengan mengingatnya ( Mahmud Yunus, 1983:7). 2
Sekarang ini masyarakat pada umumnya memposisikan ilmu Agama pada urutan kedua setelah ilmu-ilmu umum. Hal ini menunjukkan belum adanya pemikiran menyeimbangkan antara ilmu Agama dengan ilmu umum. Tanpa mereka sadari bahwa ilmu Agama merupakan kunci utama sebagai bekal kehidupan, terutama yang bersumber dari al-Qur’an. Karena kurang kesadaran akan pentingnya ilmu Agama, maka dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD kami mengalami banyak kendala, terutama yang berhubungan dengan membaca dan menghafal surat-surat pendek. Hal itu disebabkan karena kurang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari terutama di rumah, juga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu pembelajaran menghafal surat-surat pendek ini sangat mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan harian menghafal surat pendek alMa’un (107). Dari siswa yang berjumlah 20 siswa hanya 5 siswa yang tuntas menghafal surat pendek al-Ma’un (107), Sisanya hanya mampu menghafal sampai 3 ayat, bahkan ada yang sama sekali tidak hafal. Dari latar belakang masalah di atas maka penulis akan memberikan judul penelitian ini dengan judul “Upaya Peningkatan Hafalan Surat-surat Pendek Melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010”. Dari fakta hasil pembelajaran PAI tersebut, maka perlu adanya metode pembelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar dan menghafal surat-surat
3
pendek. Menyikapi hal ini maka penulis akan menerapkan Metode PracticeRehearsal Pairs (praktek berpasangan). Metode Practice-Rehearsal Pairs adalah sebuah strategi sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan ketrampilan dengan benar ( Hisam Zaini, 2008:81). Metode ini tepat untuk pembelajaran PAI menghafal surat-surat pendek di kelas V, karena metode ini merupakan metode aktif yang membantu dan memudahkan
siswa
untuk
menghafal
surat-surat
pendek
dan
saling
mempraktekkan lebih giat dan berusaha menghafalkan. Dalam penelitian ini penulis akan mengambil surat al-Fiil (105) dan alMa’un (107) beserta artinya sebagai bahan penelitian, karena penulis banyak menemukan kesulitan dalam pengajaran sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 7,5.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah
melalui
penerapan
Metode
Practice-Rehearsal
Pairs
dapat
meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010?
4
2. Apakah
melalui
penerapan
Metode
Practice-Rehearsal
Pairs
dapat
meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan diadakan penelitian terhadap proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek melalui Metode PracticeRehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010. 2. Untuk meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek melalui Metode PracticeRehearsal Pairs pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2010.
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “Metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan kemampuan siswa menghafal dan memahami arti suratsurat pendek pada pembelajaran PAI”.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini akan membantu memperbaiki proses pembelajaran PAI dan penerapan Metode Practice-Rehearsal Pairs akan mempermudah siswa dalam menghafal surat-surat pendek. 5
Adapun kegunaan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa •
Membantu siswa meningkatkan hasil pembelajaran PAI.
•
Kegiatan pembelajaran siswa didalam kelas menjadi lebih menarik.
•
Siswa lebih mudah belajar dengan metode yang digunakan.
2. Bagi guru •
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
•
Menerapkan
Metode
Practice-Rehearsal
Pairs
pada
materi
ini
semua
siswa
pembelajaran yang sesuai. 3. Bagi Sekolah •
Memberikan sumbangan pengetahuan. Dalam
metode
Practice-Rehearsal
Pairs
mempraktekkan hafalan surat-surat pendek beserta artinya dengan teman sebangkunya dengan cara bergantian menghafalkan (saling menyimak)
sampai
semua
pasangan
masing-masing
berhasil
menghafalkan surat-surat pendek beserta artinya.
F. Metode Penelitian Metodologi
penelitian dalam penelitian ini
menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (action research). Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuanya untuk
6
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”, (Kasihani Kasbolah, 2001:10). Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek dan meningkatkan hafalan arti surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo dengan menggunakan Metode PracticeRehearsal Pairs. Pada penelitian ini, penulis akan melaksanakan penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I (satu) dan siklus II (dua). Apabila pada siklus II belum mencapai nilai yang ditentukan pada rata-rata kelas yaitu 7,5 maka penulis akan melanjutkan pada siklus-siklus berikutnya. Adapun urutan-urutan pelaksanaan penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Disini penulis akan mencantumkan dua siklus, yaitu siklus I (satu) dan siklus II (dua). Akan tetapi, apabila pada siklus I dan II belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 7,5 maka penulis akan melanjutkan pada siklus berikutnya. Pada setiap siklus dalam penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu ; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang semuanya terangkum dalam satu kegiatan. 7
2. Subyek penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 1 Kemiriombo, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung, dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 13 siswa laki-laki 7 siswi perempuan. Dalam kesehariannya, kemampuan intelegensi mereka terbagi menjadi 3 yaitu, pandai, sedang dan lemah. 3. Langkah-langkah siklus penelitian Adapun langkah-langkah siklus penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Siklus l 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Observasi 4) Refleksi B. Siklus ll 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Observasi 4) Refleksi Apabila pada siklus II belum mencapai nilai KKM yang ditentukan maka akan dilanjutkan pada tahap siklus berikutnya yaitu siklus III, siklus IV dan seterusnya sampai penelitian ini mencapai nilai KKM yang ditargetkan. 8
4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian atau alat-alat yang membantu mempermudah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. RPP b. Lembar observasi peneliti c. Lembar observasi teman sejawat 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 1990;134). Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode Observasi yaitu metode dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek. Dalam hal ini peneliti terjun langsung untuk memperoleh data penelitian. b. Sumber data dan jenisnya 1) Sumber data Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari : o Siswa o Peneliti o Teman sejawat
9
2) Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang terdiri dari hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran serta data kuantitatif yang terdiri dari jumlah subyek penelitian. c. Cara pengumpulan data 1) Data prestasi siswa yang diambil melalui tes evaluasi yang diberikan kepada siswa. 2) Data observasi yang diperoleh dari teman sejawat.
H.
SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan menyusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Pada bab ini berisi, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitan, Hipotesis Tindakan, Kegunaan
Penelitian,
Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang Upaya Meningkatkan Hafalan Surat-surat Pendek Melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs.
10
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN Bab
ini
memaparkan
deskripsi
penelitian
yang
meliputi
(perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi). BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan deskripsi setiap siklus (data hasil pengamatan / evaluasi) refleksi keberhasilan, kegagalan serta pembahasan tiap siklus). BAB V
: PENUTUP Bab akhir yang mencakup kesimpulan serta saran.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan (action research) merupakan penelitian yang di arahkan pada pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada proses maupun peningkatan hasil kegiatan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008:56). Penelitian tindakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan dilaksanakan dikawasan sebuah kelas atau sekolah maka Penelitian Tindakan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Rochiati Wiriaatmadja, 2008:13). Penulis akan melaksanakan penelitian ini dengan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekkan guru dalam tugasnya sehari-hari (Kasihani Kasbolah E.S,2001:11). Pada saat ini Penelitian Tindakan Kelas mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam dunia pendidikan karena beberapa alasan yang cukup kuat. Pertama, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelasnya. Kedua, Penelitian Tindakan Kelas juga 12
memberikan keterampilan pada guru untuk segera dapat menanggulangi masalahmasalah kelas yang dihadapi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas unjuk kerjanya. Ketiga, Penelitian Tindakan Kelas juga merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran pada semua jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar (Kasihani Kasbolah, 2001:4). Seorang guru yang akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas perlu mengikuti prosedur dan rambu-rambu yang benar, tentu agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa pakar penelitian mengajukan alasan tentang pentingnya Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu jenis penelitian untuk dilaksanakan oleh para guru. Beberapa alasan yang diajukan para peneliti tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Menurut Suyatno (1996) yang dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:4-5), Penelitian Tindakan Kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan
atau
profesionalisme
guru
dalam
kegiatan
pembelajaran dikelas. Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Disamping itu guru juga dapat belajar dari pangalamanya sendiri. 2. Menurut (Sten House, 1989: Hopkins, 1993) yang dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:5), Penelitian Tindakan Kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktek pengajaran sehari-hari yang dilakukan dikelas, sehingga permasalahan yang dihadapi benar-benar permasahan yang sebenarnya atau 13
aktual. Dengan demikian guru dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki praktek-praktek pengajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik. 3. Penelitian Tindakan Kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya seharihari terutama mengajar muridnya dikelas. Dengan kata lain guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa. Namun pada saat yang bersamaan guru melaksanakan kegiatan penelitian yaitu mengumpulkan data, melakukan observasi, membuat catatan dan mengevaluasi. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dapat dikatakan tidak mengganggu kelancaran proses belajar mengajar dikelasnya. 4. Penelitian Tindakan Kelas mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Guru dapat mengadaptasi teori-teori dan temuan-temuan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang dibinanya. Kemudian teori-teori yang di adaptasi itu dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang ada untuk kepentingan proses pembelajaran. Selain itu, guru akan mengetahui teori mana yang tepat maupun yang tidak sesuai dengan praktek yang mereka lakukan. Untuk itu guru harus mampu memilih teori-teori dengan tepat agar diperoleh hasil yang lebih bermakna, sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu masalah yang benar-benar dirasakan dan dialami guru. Pengalaman seperti ini baru dapat diperoleh bila seorang guru melakukan tindakan dalam pelaksanaan PTK dalam kegiatan belajar-mengajar dikelasnya. Dengan cara ini guru akan
14
merasa “kenal” pada teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan bidangnya. 5. Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan oleh guru bersama-sama dengan pihak lain yang dirasa penting, misalnya dengan teman guru mata pelajaran sejenis, dengan guru mata pelajaran lain, dengan kepala sekolah, dan bahkan dengan orang-orang diluar sekolahnya. Untuk lebih memahami Penelitian Tindakan Kelas, ada definisi yang akan diberikan oleh beberapa pakar. Salah satu definisi Penelitian Tindakan yang cukup dikenal adalah definisi yang diberikan Kemmis dan Carr (1986) sebagaimana dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:9), kedua penulis ini mengemukakan bahwa: “Penelitian Tindakan merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaanya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan”. Dalam penjelasan lebih lanjut terhadap definisi tersebut Kemmis dan Carr memasukkan bidang pendidikan didalamnya. Guru diharapkan untuk ikut terlibat dalam Penelitian Tindakan Kelas. Lebih lanjut para pakar ini menyatakan bahwa situasi tidak akan berubah cepat seperti yang diharapkan para guru. Perubahan merupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan kesabaran, kalau perubahan itu berkaitan dengan perubahan sikap. Namun demikian, guru sebagai peneliti akan belajar banyak hal tentang proses perubahan itu sendiri, yaitu bahwa mereka memerlukan orang lain yang harus dilibatkan dalam proses belajar mengajar.
15
Kurt Lewin sebagaimana dikutip (Kasihani Kasbolah, 2001:10), adalah orang yang mempopulerkan tindakan, dia seorang ahli psikologi sosial yang berpendapat bahwa cara terbaik untuk memajukan orang adalah dengan melibatkan mereka dalam penelitian yang ada dalam kehidupan mereka. Sebagai dasar pemikiran, Lewin menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi yang bersifat demokratis. Selanjutnya juga dikatakan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau rangkaian langkahlangkah (a spiral of steps) yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Langkahlangkah yang ada dalam rangkaian ini adalah: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya rangkaian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(Kasihani Kasbolah, 2001:10)
Berdasarkan definisi Penelitian Tindakan yang dikemukakan para pakar di atas, maka dapat dirumuskan Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan
16
dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuanya untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Dalam Penelitian Tindakan Kelas permasalahan yang diteliti benar-benar merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Oleh karena itu, biasanya penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar. Guru menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran kemudian memutuskan untuk melakukan penelitian. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas dapat disusun secara berbeda-beda tergantung pada tujuan penelitian, sifat masalah yang digarap, dan karakteristik kelas yang diteliti. Meskipun demikian ada ciri-ciri umum pada rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang sekaligus membedakanya dengan jenis penelitian lainya. Ciri umum tersebut terlihat dalam alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Adapun alur pelaksanaan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Merencanakan tindakan, rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. (2) Melaksanakan tindakan, tindakan yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan dan kinerja dan hasil program adalah optimal. (3) Melaksanakan observasi, kegiatan observasi pada Penelitian Tindakan Kelas dapat disejajarkan kedudukanya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah ini lebih sering digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan 17
kinerja pembelajaran. (4) Melakukan refleksi, refleksi merupakan kegiatan analisis dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan (Kasihani Kasbolah E.S,2001:40-42). Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan, manfaat dan bentuk. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan penjelasannya dibawah ini : 1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : a. Dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran ini perlu dilakukan terusmenerus mengingat masyarakat berkembang sangat cepat. Salah satu akibatnya adalah tuntutan mereka terhadap layanan pendidikan yang dilakukan oleh guru juga meningkat. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang setrategis
bagi
guru
untuk
meningkatkan
layanan
pendidikan
melalui
penyempurnaan praktek pembelajaran dikelas. b.
Meningkatkan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.
c.
Meningkatkan mutu hasil pendidikan. Mutu hasil pendidikan tidak hanya dilihat dari kualitas pengetahuan dan keterampilan semata, melainkan dilihat juga dari pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadian dari peserta didik.
d. Meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan. 18
Peningkatan
atau
perbaikan
proses
pembelajaran,
dimaksudkan
untuk
meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan, juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada didalamnya (Kasihani Kasbolah E.S, 2001:21-24). 2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Sementara itu manfaat-manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut: a. Manfaat Akademik Membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relefan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. b. Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi inovasi pembelajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara rutin. 2) Manfaat bagi pengembangan profesi guru. Guru ditantang untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. Pelaksanaan program-program yang baru dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan yang baru (Kasihani Kasbolah E.S, 2001:25-26). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi didalam kelas, dan kemudian meningkatkanya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara professional. 19
Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru ditantang untuk memiliki keterbukan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. Pelaksanaan program-program baru dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru. Oleh karena itu, keterlibatan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas akan secara tidak langsung dapat meningkatkan profesonalisme guru dalam proses pembelajaran. 3. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini guru sebagai peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif adalah penelitian yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru sebagai paneliti, kepala sekolah maupun dosen yang secara bersama-sama (berkolaborasi) melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan proses praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karier guru (Kasihani Kasbolah E.S, 2001:69). Pada penelitian ini, penulis akan berkolaborasi dengan teman sejawat dalam proses pembelajaran didalam kelas. Teman sejawat akan membantu proses pembelajaran didalam kelas dengan memberikan masukan maupun kritikan dari awal proses pembelajaran dimulai sampai pembelajaran selesai dilaksanakan. B. Belajar Untuk Meningkatkan Hafalan Surat-surat Pendek Pemahaman anak terhadap proses pembelajaran merupakan kunci pokok keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha agar anak dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan secara optimal. Berbagai upaya ditempuh agar anak dengan mudah menangkap materi pembelajaran. 20
1. Pengertian Belajar Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa pendapat tentang belajar, yaitu : a. Crow dan Crow dalam bukunya Educational Psychology (1958) yang dikutip (H.Munjahid, 2007:3), mengemukakan belajar sebagai Learning is Acquisition of Habits, Knowledge, and Attitude yang berarti memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. b. Walker dalam bukunya Condotioning and Instrumental Learning (1967) yang dikutip (H.Munjahid, 2007:3), mengemukakan arti belajar sebagai perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Menurut Gagne (1984) memberikan pendapat bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989: 11). Dari pengertian tersebut ada tiga ciri pokok yang menandai belajar, yaitu proses, perubahan tingkah laku dan pengalaman. a. Proses pembelajaran Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. b. Perubahan tingkah laku Hasil belajar berupa perubahan perilaku seseorang. Seseorang yang telah belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan keterampilan motorik, penguasaan nilai-nilai (sikap) atau kognitif, psikomotorik dan afektif.
21
c. Pengalaman Belajar adalah mengalami. Adapun pengalaman yang didapat ada yang langsung dan ada yang tidak langsung pengalaman langsung misalnya karena ia tahu dari percobaan yang dilakukan, yang tak langsung misalnya membaca buku atau diberi tahu orang lain. Kalau kita amati ternyata pendapat para ahli tentang pengertian belajar itu hanya berbeda redaksinya namun hakekatnya adalah sama yaitu perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Jadi syarat disebut belajar adalah: pertama, adanya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menghafalkan surat-surat pendek menjadi hafal, dari hafalan yang tidak lancar menjadi lancar dan sebagainya. Kedua, adanya latihan atau pengalaman, misalnya latihan menghafalkan ayatayat al-Qur’an dan sebagainya. Jadi seseorang itu dikatakan sudah belajar jika dapat dibuktikan dengan kelakuanya. Apabila selesai belajar tetapi tidak ada perubahan tingkah laku pada dirinya, maka berarti belum bisa dikatakana bahwa dirinya telah mengalami proses belajar. Menurut (Abu Ahmadi dkk, 2002:280-281) yang dikutip (H.Munjahid, 2007:5) setiap perbuatan belajar itu selalu terdapat dua aspek yaitu, aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak adalah strukturnya dan berfikir adalah fungsinya. Keduanya saling mempengaruhi. Misalnya, kalau otak itu luka, maka fungsi befikirnya akan terganggu. Begitu pula sebaliknya jika fungsi berfikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. 22
Sedangkan mengenai perubahan tingkah laku sebagai akibat dari belajar menurut (Abd Rachman Abror, 1993:64) yang dikutip (H.Munjahid, 2007:5) maksudnya adalah: pertama, perubahan belajar pada dasarnya adalah proses yang sadar pada dirinya dirasakan adanya perubahan tertentu. Kedua, perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perbuatan belajar pada hakikatnya merupakan aspek-aspek kepribadian, tingkah laku, kecakapan sikap dan perhatian yang terus-menerus berfungsi pada dirinya. Artinya, pengalaman-pengalaman yang baru diperoleh bukanya statis, tetapi dinamis dan sekaligus mengandung nilai-nilai positif dan aktif bukanya negatif dan lemah. Selain siswa yang belajar hal lain yang tak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah guru dalam mengajar. Menanamkan pengetahuan dan kecakapan dengan cara yang cepat dan tepat memerlukan penguasaan teori-teori. Sebagian dari itu dibicarakan didalam didaktik umum. Didaktik umum membicarakan teori-teori mengajar pada umumnya.
2. Prinsip-prinsip Mengajar Penulis akan membahas disini sebagian prinsip-prinsip mengajar tersebut. Di antara beberapa prinsip-prinsip mengajar adalah sebagai berikut : a. Pengajaran hendaknya menarik minat
23
Minat adalah kata kunci dalam pengajaran. Bila siswa telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar maka hampir dapat dipastikan proses belajar-mengajar itu akan berjalan dengan baik dan hasil belajar yang didapatkan akan optimal. Bila minat telah muncul maka perhatian pasti akan mengikutinya. Bagaimana menjaga perhatian agar jangan berkurang atau hilang? Kunci tersebut terletak pada jalan pengajaran. Jalan pengajaran ialah langkah-langkah belajar-mengajar dalam proses pengajaran. b. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar Minat yang telah muncul diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan belajarmengajar, dengan sendirinya telah membawa siswa ke dalam suasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Prinsip ini sangat penting didalam ilmu mengajar. c. Prinsip pengulangan Prinsip pengulangan diterapkan untuk menjaga agar hasil belajar yang telah dicapai dalam pegajaran tetap diingat oleh siswa (Dr. Ahmad Tafsir, 2007:23-24). 3. Hafalan Surat-surat Pendek Sebelum mengetahui lebih jelas tentang pengertian surat-surat pendek maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui tentang pengertian al-Qur’an. Karena suratsurat pendek merupakan bagian dari al-Qur’an. a. Pengertian al-Qur’an Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat, yang diturunkan pada “pungkasan” para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s. Diriwayatkan 24
kepada kita secara mutawatir. Membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Naas (Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, 2001:3). Secara etimologis al-Qur’an berasal dari kata qa’ra’a yang artinya bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis didalamnya, atau melihat dan menelaah (Prof. Dr. Amir Syarifudin, 1997 : 46). Al-Qur’an juga disebut al-Kitab sebagaimana tersebut dalam surat al-Baqarah (2) :2.
∩⊄∪ zŠÉ)−Fßϑù=Ïj9 “W‰èδ ¡ ϵ‹Ïù ¡ |=÷ƒu‘ Ÿω Ü=≈tGÅ6ø9$# y7Ï9≡sŒ Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Sedangkan arti al-Qur’an secara terminologis ditemukan dalam beberapa rumusan definisi sebagai berikut: 1. Menurut Syaltut, yang dikutip (Prof. Dr. Amir syarifudin, 1997:47), al-Qur’an adalah ”lafaz Arabi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dinukilkan kepada kita secara mutawatir”. 2. Definisi yang dikemukakan oleh Abu Zahrah, yang dikutip (Prof. Dr. Amir Syarifuddin, 1997:47), al-Qur’an ialah ”Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad”.
25
3.
Ibn Subki sebagaimana dikutip (Prof. Dr. Amir Syarifuddin, 1997:47), mendefinisikan al-Qur’an adalah lafaz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, mengandung mu’jizat setiap suratnya, dan membacanya merupakan ibadah. Dengan menganalisis unsur-unsur setiap definisi di atas dan membandingkan
antara definisi satu dengan definisi yang lainnya, maka dapat ditarik suatu rumusan mengenai definisi al-Qur’an, yaitu: “lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang dinukilkan secara mutawatir”. Allah Swt, menurunkan al-Qur’an untuk umat manusia dengan sejumlah maksud dan tujuan. Semua itu adalah untuk membahagiakan ketika hidup didalam dunia dan juga kelak di akhirat. Al-Qur’an diturunkan juga mempunyai fungsi dan tujuan, di antara fungsi dan tujuan al-Qur’an adalah sebagai berikut : 1. Sebagai “rahmat” yang dikaruniakan Allah kepada umat manusia. Bila mereka menerima dan mengamalkan seluruh isi al-Qur’an, maka akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan kesenangan hidup di akhirat. 2. Sebagai “hudan” atau “petunjuk”. Kata petunjuk ini mengandung arti luas. Ia dapat berarti petunjuk bagi manusia untuk mengenal Rasul dan membuktikan kebenaran serta sekaligus menjadi tanda atau identitas kerasulan. Juga akan menjadi petunjuk akan kebenaran Rasul, karena dalam al-Qur’an terdapat daya mu’jizat yang menunjukkan bahwa pembawa al-Qur’an itu adalah betul-betul seorang Rasul. Al-Qur’an itu bukan ciptaanya sendiri, tetapi ciptaan Allah,
26
sedangkan Rasul hanya menyampaikan firman Allah tersebut (Prof. Dr. Amir Syarifudin, 1997 : 56-57).
Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk bagi kehidupan manusia. Petunjuk alQur’an itu dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk. Pertama, petunjuk langsung. Maksudnya, dalam al-Qur’an itu terdapat aturan, ketentuan, dan petunjuk dalam bentuk tuntutan, larangan atau membiarkan. Disini terdapat batasan mengenai apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, baik dalam hubunganya dengan Allah Swt, maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia dan sekitarnya. Kedua, petunjuk yang tidak langsung. Maksudnya, dalam al-Qur’an terdapat pokok-pokok dasar ilmu pengetahuan yang melingkupi segenap bidang (Prof. Dr. Amir Syarifudin, 1997 :57). b. Pengertian Hafalan Adapun pengertian tentang hafalan adalah sebagai berikut: Hafalan secara bahasa (etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa (Abdurrab Nawabuddin dan Drs.Bambang Saiful Ma’arif, 2005 : 23). Salah satu keutamaan menghafal al-Qur’an menurut hadist Rasulullah Saw adalah sebagai berikut yang artinya ”Palajarilah al-Qur’an dan bacalah, sesungguhnya perumpamaan orang yang membaca dan mempelajari al-Qur’an dan membacanya adalah seperti tempat air penuh dengan minyak wangi misik, harumnya menyebar kemana-mana. Barang siapa yang mempelajarinya kemudian ia tidur dan didalam
27
hatinya terdapat hafalan al-Qur’an adalah seperti tempat air yang tertutup berisi minyak wangi misik” (Munjahid, 2007:74). Dari hadist di atas tampak jelas keutamaan menghafal al-Qur’an, hingga Rasulullah mengibaratkan seperti minyak misik, dengannya berarti seseorang yang memakainya memberikan bau wangi kepada orang-orang dan lingkungan disekitarnya. Dengan demikian, orang yang menghafal al-Qur’an diharapkan dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkunganya. Membaca sekaligus menghafal al-Qur’an adalah merupakan keutamaan yang besar, dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar, dan seseorang yang bercita-cita tulus, serta berharap pada duniawi dan ukhrawi agar nanti menjadi warga Allah yang dihormati dengan penghormatan yang sempurna (Munjahid, 2007:74). Menghafal al-Qur’an mempunyai faedah-faedah yang penting, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Kemenangan didunia dan di akhirat, jika disertai dengan amal saleh dan menghafalnya. 2. Tajam ingatanya dan cemerlang pemikiranya. Karena itu para penghafal alQur’an lebih cepat mengerti, teliti dan lebih apik karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat. 3. Bahtera ilmu, dan ini sangat terperhatikan dalam hafalan. 4. Memiliki identitas baik dan berperilaku jujur.
28
5. Fasih dalam berbicara, ucapanya benar, dan dapat mengeluarkan fonetik Arab dari landasannya secara alami (Prof. Dr. Amir Syarifudin, 1997: 21). c. Pengertian Surat-surat Pendek Adapun yang dimaksud surat-surat pendek dalam al-Qur’an adalah sejumlah surah yang terdapat dalam juz 30 (Kakanwil Depag Propinsi Jateng, 2004 : 15). Ada banyak cara menghafal surat-surat pendek, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Perbanyak mendengar sebelum memulai menghafal, bisa dengan kaset murattal atau mendengarnya dengan khusyu' dari para imam shalat yang kebanyakan dari mereka sering membaca surat-surat pendek dalam shalat. Atau yang lebih sering lagi pada saat salat tarawih dibulan Ramadhan, dimana kebanyakan imam membaca surat-surat pendek. 2. Perbanyak membaca surat-surat pendek tersebut sehingga ketika kita mulai menghafalnya maka lidah kita sudah akrab dengan ayat-ayat yang akan kita hafal. Kemudian setelah kita yakin benar bahwa surat-surat tersebut sudah kita hafal, baru kemudian pindah ke surat berikutnya. 3. Jangan lupa untuk membacanya dihadapan seorang teman yang bacaan atau hafalan al-Qur’annya lebih baik dari kita atau seorang guru tahfizh al-Qur’an untuk menyimak hafalan kita, ini harus kita lakukan untuk menghindari salah baca dan salah menghafal. 4.
Lakukan pengulangan (muraja'ah) secara teratur, terutama kita baca dalam shalat lima waktu atau dalam shalat sunnah. 29
5. Usahakan membaca hafalan sesuai dengan urutan yang tercantum didalam alQuran, misalnya kita membaca surat al-Qari'ah, at-Takatsur kemudian surat al'Ashr terus sampai surat an-Nas. Sehingga kita mampu mengurutkan hafalan kita sesuai
urutan
yang
ada
dalam
Al-Quran
(http://muntadaquran.net/v2/arsip/tahfizh/88-menghafal-surat-surat-pendek.html). Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran hafalan surat pendek yaitu: disajikan melalui pendekatan klasikal dengan variasi pendekatan individual, dihafal bersama-sama bertahap dan berulang-ulang, dan bukti kelulusanya didata dalam data prestasi hafalan (Kanwil Depag Propinsi Jateng, 2004 : 18). Dari beberapa uraian pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ”menghafal surat-surat pendek diutamakan dengan membaca hafalanya berulang-ulang, kemudian bacaan yang telah dihafalnya disimak orang lain agar hafalanya tersebut dapat d benarkan apabila terdapat kesalahan”. d. Metode Practice Rehearsal-Pairs Dalam menggunakan metode mengajar guru dapat memilih metode yang paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan metode tersebut banyak yang harus dipertimbangkan, antara lain: 1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya. 2. Tujuan yang hendak dicapai. 3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. 4. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pilihan metode yang akan digunakan. 30
5. Kemampuan
pengajar
untuk
menentukan,
mencakup
kemampuan
fisik,
keahliannya (Dr. Ahmad Tafsir, 2008:3). Untuk mempermudah menghafal surat-surat pendek, telah ditetapkan sebuah sistem pendekatan agar al-Qur’an dapat dipahami secara langsung sehingga memperoleh kecerdasan-kecerdasan yang diperlukan. Didalam al-Qur’an telah ditetapkan tentang bagaimana cara-cara yang benar memahami al-Qur’an (Muhammad Jarot Sensa, 2005:34). Di antara metode yang dijadikan pedoman dalam memahami al-Qur’an adalah sebagai berikut : a. Qara’a (membaca). b. Yanshitu (memperhatikan dengan cermat). c. Yastami’u (mendengarkan). Dalam penelitian ini, ketiga metode tersebut dijadikan dalam satu kesatuan menghafal surat pendek yang akan dilakukan secara berpasangan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam metode Practice- Rehealsal Pairs. i. Pengertian Metode Practice-Rehearsal Pairs Metode Practice-Rehearsal Pairs (praktek berpasangan) adalah setrategi sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar (Hisam Zaini, 2008:81). Metode ini merupakan metode secara berpasangan yang nantinya masingmasing pasangan praktikan akan saling menyimak hafalan satu dengan yang lainya, 31
sehingga apabila terdapat kesalahan bacaan maka dapat dibenarkan oleh pasanganya masing-masing. Hal ini akan dilakukan secara berulang-ulang sampai kedua pasangan praktikan dapat menguasai materi hafalan yang diberikan. Pada pembelajaran yang lalu kurang menghasilkan nilai yang baik dari siswa. Hasil yang diperoleh siswa tidak merata, ada yang sangat baik tetapi ada juga yang memperoleh nilai jauh dari target. Guru menginginkan pemerataan nilai dari siswa, tentunya dengan hasil nilai yang baik. Maka dari itu guru memutuskan menggunakan Metode Practice-Rehearsal Pairs. Dengan penggunaan metode ini, diharapkan akan mampu memperbaiki proses pembelajaran didalam kelas dan dapat menghasilkan nilai-nilai siswa yang mencapai KKM secara merata. Dengan praktek berpasangan ini siswa akan lebih berusaha dan bersemangat untuk menghafalkan, karena kemampuan menghafal mereka akan disimak oleh siswa yang lain atau pasangan mereka. Kegiatan ini akan dilakukan secara berulang-ulang dengan cara bergantian antara pembaca / pendemonstrasi dengan pengecek / penyimak. Kelebihan metode ini adalah terbentuknya kerjasama antar siswa sehingga sesama praktikan akan saling memberikan motivasi satu sama lain. Sementara itu kelemahan dari metode ini adalah apabila ada salah satu siswa dari pasangan praktek ada yang belum tuntas menguasai materi, maka pasangannya harus menunggu dan juga membantu agar siswa yang terlambat menguasai materi tersebut bisa mencapai keberhasilan dari materi yang harus dikuasai. 32
ii. Langkah-langkah Metode Practice-Rehearsal Pairs Langkah-langkah Metode Practice-Rehearsal Pairs hafalan surat pendek alFiil (105) dan al-Ma’un (107) adalah sebagai berikut: 1. Pilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari peserta didik. 2. Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam setiap pasangan, buat dua peran; a) Penjelas atau pendemonstrasi, dan b) Pengecek atau pengamat. 3. Yang bertugas sebagai penjelas atau pendemonstrator menjelaskan cara mengerjakan ketrampilan yang ditentukan. Dalam hal ini pendemonstrator menghafalkan atau mendemonstrasikan cara membaca surat-surat pendek beserta artinya dengan benar. Pengecek atau pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelasan yang dilakukan temannya. 4. Pasangan bertukar peran. 5. Proses ini diteruskan sampai semua keterampilan atau hafalan surat-surat pendek beserta artinya dapat dikuasai (hisam Zaini, 2008:81). D. Keterkaitan Antara Menghafal Surat-surat Pendek Dengan Metode Practice-Rehearsal Pairs Menghafal surat-surat pendek memerlukan waktu yang cukup lama dan sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang. Untuk menjaga agar surat-surat pendek yang dihafalkan dibaca dengan benar, sebaiknya disimak orang lain. Hal ini dilakukan supaya teman yang menyimak hafalan bisa membenarkan apabila terjadi kesalahan pada saat menghafalkan.
33
Metode
Practice-Rehearsal
Pairs
adalah
metode
berpasangan
yang
memungkinkan masing-masing pasangan saling bekerja sama. Hal ini sesuai dengan cara yang digunakan untuk mempercepat menghafal surat-surat pendek. Metode ini digunakan peneliti sebagai guru dalam melaksanakan penelitian ini dengan cara membentuk siswa secara berpasangan dalam satu bangku. Masingmasing pasangan bergantian, siswa yang duduk dibangku sebelah kanan menyimak kemudian siswa yang duduk disebelah kiri menghafalkan. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sampai kedua pasangan hafal surat-surat pendek beserta artinya. Dari pernyataan di atas jelas sekali adanya keterkaitan antara Metode Practice-Rehearsal Pairs dengan menghafal surat-surat pendek.
34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung, dan dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I (pertama) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2010. Sedangkan siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2010 yaitu pada jam pertama dimulai pukul 07.30 sampai dengan selesai. Waktu antara siklus pertama dan siklus kedua berselang satu minggu sesuai dengan jadwal pelajaran PAI pada kelas V. Sementara itu latihan menghafal biasanya dilaksanakan mengambil waktu-waktu luang seperti pada jam istirahat dan sebagainya sesuai dengan kemauan siswa. Hal ini dilakukan guru sebagai peneliti untuk membantu mempermudah siswa dalam menghafalkan karena dibiasakan untuk selalu berlatih tanpa menganggu kesenangan mereka untuk bermain dan melakukan hal yang mereka senangi dalam memanfaatkan waktu istirahat mereka. Karena latihan di luar jam pelajaran, maka sebelumnya telah ada kesepakatan antara guru dengan semua siswa untuk menentukan kapan waktu untuk latihan. Siswa juga diberi tugas oleh guru untuk menghafalkan surat-surat pendek di rumah bersama dengan temanya. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8
35
siswa perempuan. Kondisi kemampuan berpikir siswa masing-masing bervariasi, ada yang cerdas, sedang, ada juga yang mempunyai daya tangkap lemah. Latar belakang mereka dari keluarga petani yang pendidikan orang tuanya rata-rata hanya tamatan Sekolah Dasar. Hal ini dapat berpengaruh pada proses pendidikan di SD kami karena orang tua kurang mendukung anak-anaknya belajar di rumah, disebabkan karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki. Rencana penelitian dalam penelitian ini berupa prosedur kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas, yang secara bertahap dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus mempunyai tahapan-tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, obsservasi dan refleksi. Berikut ini deskripsi pelaksaan tiap siklus dari penelitian ini : A. Siklus I 1. Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan ini, sebelum guru sabagai peneliti memasuki kelas, guru terlebih dulu menyiapkan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dan foto kopi surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya, sebagai persiapan mengajar didalam kelas. Guru menyiapkan foto kopi surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya sebanyak 20 lembar yang nantinya akan dibagikan pada semua siswa didalam kelas. Guru juga menyiapkan alat penilaian berupa tes praktek materi surat al-Fiil (105) dan surat al-Ma’un (107) beserta artinya yang akan dijadikan alat penilaian dalam mengevaluasi siswa. 36
2. Pelaksanaan Pada tanggal 26 Mei 2010 di SD Negeri I Kemiriombo, pukul 07.30 bel berbunyi menandakan sudah akan dimulainya kegiatan pembelajaran di sekolah ini. Guru pendidikan agama islam (PAI) bersama teman sejawat ibu Etik Winarti memasuki ruang kelas V SD Negeri I Kemiriombo. Suasana diruang kelas pada pagi itu terasa gaduh. Siswa ada yang berlarian, bercanda, Aziz Safrudin dan Anang Maulana berlari tergesa-gesa memasuki kelas karena melihat guru PAI dan teman sejawat sudah terlebih dulu masuk. Setelah semua siswa sudah memasuki ruang kelas dan semua siswa sudah tenang, guru mengorganisir kelas dan memerintahkan ketua kelas V yaitu Fathul Rahman untuk memimpin berdo’a dengan membaca surat al-Fatihah bersamasama.Teman sejawat berdiri dibelakang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran didalam kelas.Pada pukul 07.40 pelajaran dimulai. Sebelum memasuki materi pelajaran, guru terlebih dahulu mengadakan appersepsi pada siswa “siapa yang sudah pernah sholat berjama’ah dan mendengar imam membacakan surat pendek al-Fiil dan al-ma’un? Semua siswa serentak menjawab sudah”. Setelah guru selesai memberikan appersepsi, guru memerintahkan semua siswa untuk membuka dan menyimak penjelasan guru dari materi buku cetak PAI halaman 52-53.
Guru memberitahukan pada siswa bahwa materi yang akan
dipakai dalam pembelajaran ini adalah Metode Practice-Rehearsal Pairs, metode 37
ini merupakan metode yang menyenangkan karena nantinya semua siswa akan bekejasama dan saling menyimak hafalan satu dengan yang lain pada teman dalam satu bangkunya. Kemudian guru menjelaskan dan membacakan materi surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya. Sebelumnya guru terlebih dahulu memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu “siswa harus mampu menghafal dan mengartikan surat al-Fiil dan al-ma’un”. Pertama, guru membacakan surat al-Fiil beserta artinya kemudian semua siswa menirukan. Selanjutnya guru membacakan sekali lagi kemudian semua siswa menirukan. Setelah selesai kemudian guru membaca surat al-Ma’un. Guru juga membacakan sebanyak dua kali kemudian semua siswa menirukan seperti pada surat al-Ma’un. Proses menjelaskan materi sudah selesai, guru bertanya pada siswa tentang materi yang belum jelas. Semua siswa meminta guru untuk mengulang membacakan sekali lagi, kemudian guru membacakan surat al-Fiil dan alMa’un al-beserta artinya satu kali lagi. Guru menyuruh siswa mempraktekkan menghafal dengan metode yang sudah dijelaskan. Guru mengatur siswa berpasangan dalam satu bangku, siswa yang duduk disebelah kanan terlebih dulu menghafalkan kemudian siswa yang duduk disebelah kiri menyimak. Proses tersebut akan dilakukan sampai masingmasing pasangan
sudah
mampu
menghafalkan.
Pada
awalnya,
proses
pembelajaran didalam kelas berjalan baik dan suasana kelas tenang. Seperempat jam kemudian teman sejawat memberitahukan pada guru bahwa Fathulrahman, Anang, Aziz dan Dandi kurang bersemangat dan bercanda. Guru menghampiri 38
mereka dan bertanya sebab mereka tidak menghafalkan. Aziz menjawab bahwa menghafalkan surat-surat pendek sangat sulit karena menggunakan bahasa Arab. Guru memberi nasihat bahwa dengan membaca surat-surat pendek berulang-ulang dan berusaha, pasti nanti akan cepat hafal. Beberapa saat kemudian, guru bertanya pada semua siswa apakah sudah siap apabila diadakan penilaian ? semua siswa menjawab sanggup. Pada tes praktek yang akan dilaksanakan, guru akan menyuruh siswa maju satu persatu untuk menghafal surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya. Guru menyuruh siswa maju satu persatu berdasarkan nomor urut pada absensi kelas. Siswa yang maju urutan pertama adalah Aziz Safrudin kemudian diteruskan sampai pada absen yang terakhir. Saat tes praktek berlangsung Aziz dan Dedi kurang lancar dan belum sepenuhnya hafal surat pendek al-Fiil dan al-Ma’un akan tetapi untuk artinya sudah cukup lancar. Mereka hanya mendapat nilai 55. Aziz sebenarnya tidak bodoh, hanya saja dia kurang memperhatikan saat guru menerankangkan. Sementara Dedi memang daya tangkapnya terhadap pelajaran sedikit lemah dan butuh waktu yang lama untuk menerima pelajaran yang diberikan. Pukul 08.40 guru selesai mengadakan tes praktek. Guru memberi tugas pada siswa untuk menghafalkan surat al-Fiil dan al-Ma’un dirumah. Setelah semua siswa memasukkan buku pelajaran kedalam tas, kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Guru keluar bersama teman sejawat, saat itu suasana kelas sudah kembali ramai.
39
3. Observasi Lembar Observasi Guru Siklus I NO
Keterangan
Ya
1
Siswa memperhatikan saat guru menerangkan
2
Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas
3
Siswa menghafalkan materi yang diberikan
4
Siswa bercanda dengan teman
5
Siswa bekerjasama dengan teman saat menghafalkan
6
Siswa membaca berulang-ulang materi yang diberikan
Tidak
Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Guru Siklus I NO
Keterangan
Ya
1
Guru memberikan appersepsi
2
Guru dapat memotivasi siswa
3
Guru berkeliling kelas untuk memantau siswa
4
Guru memberi penjelasan ulang
5
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa
6
Guru optimal dalam pengelolaan waktu
Tidak
Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Siswa Siklus I NO
Keterangan
Ya
Tidak
1
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
2
Siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran
3
Siswa bercanda pada saat guru menerangkan
4
Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
5
Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran
6
Siswa mengobrol saat guru menerangkan
40
4. Refleksi Guru dan teman sejawat berdiskusi tentang proses pembelajaran yang baru dilaksanakan dan ternyata masih terdapat kekurangan dari pembelajaran tersebut dan perlu adanya perbaikan pembelajaran pada pembelajaran berikutnya agar kesulitan siswa dalam menghafal dapat di atasi. Siswa masih banyak yang kesulitan dalam menghafalkan, karena itu ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam menghafalkan dan merasa bosan. Hal itu disebabkan karena guru kurang jelas dalam membacakan surat-surat pendek, guru juga tidak berkeliling kelas untuk memantau siswa pada saat menghafalkan. Oleh karena itu, teman sejawat memberi masukan kepada guru selaku peneliti agar penelitian atau siklus kedua yang akan datang guru lebih jelas dalam menerangkan dan memberi contoh menghafalkan secara berulang-ulang. Apabila diperlukan, guru berkeliling kelas untuk memastikan bahwa semua siswa menghafalkan tanpa ada yang bermalas-malasan dan tidak memperhatikan. Dengan cara seperti ini siswa diharapkan akan lebih giat menghafalkan karena guru memperhatikan mereka dari jarak yang dekat. Hal ini juga memudahkan siswa apabila salah satu dari mereka ada yang menanyakan pada guru tentang hafalan mereka yang belum lancar. Hasil tes yang diperoleh siswa dalam siklus I ini belum semuanya dapat mencapai dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 7,5, maka guru memutuskan untuk melanjutkanya pada siklus II.
41
B. Siklus II 1. Perencanaan Sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran, guru menganalisa masalahmasalah yang terjadi pada pelajaran yang lalu kemudian menyiapkan rencana perbaikan pada siklus II. Guru akan mengacak tempat duduk siswa. Guru juga akan menyuruh siswa menghafal surat-surat pendek dengan mengganti tulisan Arab dengan Tulisan latin untuk memudahkan dalam menghafal. 2. Pelaksanaan Pukul 07.30 guru bersama teman sejawat memasuki kelas V. Suasana kelas tampak tenang, semua siswa sudah masuk kedalam kelas. Guru menyuruh Aziz untuk memimpin berdo’a dengan membaca al-fatihah. Guru bertanya siapa yang belum hafal surat-surat pendek beserta artinya yang sudah ditugaskan untuk dihafalkan dirumah? Siki meminta guru untuk membacakan lagi surat al-Fiil dan al-Ma’un secara pelan-pelan dan keras. Guru membacakan sekali lagi dengan suara yang lebih jelas dan membacakanya dengan pelan. Setelah selesai, guru membentuk siswa secara berpasangan seperti pada pertemuan yang lalu. Aziz berpasangan dengan Anang, Dedi berpasangan dengan Anas.
Guru juga
menyuruh siswa untuk mengganti tulisan Arab dengan tulisan latin agar lebih mudah menghafalkan. Setelah sudah hafal siswa menggantinya dengan tulisan Arab lagi agar mereka terbiasa menghafal dengan tulisan Arab. Setelah guru selesai mengatur siswa, kemudian semua siswa menghafalkan secara berpasangan dan membaca berulang-ulang. Saat semua siswa menghafalkan, guru berkeliling 42
kelas untuk memantau jalanya hafalan. Semua siswa terlihat bersemangat menghafalkan. Guru menyuruh pasangan Rizka dan Siki untuk menghafalkan dengan suara yang keras dibangku mereka. Kemudian guru mengadakan tes praktek. Guru menunjuk siswa berdasarkan absesnsi kelas. Menunggu teman yang maju menghafalkan, siswa yang lain menghafalkan dibangku masingmasing. Dedi dan Aziz sudah hafal surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya walaupun hafalanya belum lancar dan kadang terdiam beberapa saat untuk mengingat-ingat hafalanya. Tes praktek selesai pada pukul 08.45. Guru memberitahukan pada siswa bahwa praktek hari ini nilai siswa sudah mencapai rata-rata di atas 7,5. Guru kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Guru dan teman sejawat meninggalkan kelas V dengan suasana yang sedikit ramai karena semua siswa merasa senang mereka mendapatkatkan nilai yang bagus. 3. Observasi Lembar Observasi Guru Siklus II NO
Keterangan
Ya
1
Siswa memperhatikan saat guru menerangkan
2
Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas
3
Siswa menghafalkan materi yang diberikan
4
Siswa bercanda dengan teman
5
Siswa bekerjasama dengan teman saat menghafalkan
6
Siswa membaca berulang-ulang materi yang diberikan
Tidak
Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Guru Siklus II
43
NO
Keterangan
Ya
1
Guru memberikan appersepsi
2
Guru dapat memotivasi siswa
3
Guru berkeliling kelas untuk memantau siswa
4
Guru memberi penjelasan ulang
5
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa
6
Guru optimal dalam pengelolaan waktu
Tidak
Lembar Observasi Teman Sejawat untuk Siswa Siklus II NO
Keterangan
Ya
1
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
2
Siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran
3
Siswa bercanda pada saat guru menerangkan
4
Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
5
Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran
6
Siswa mengobrol saat guru menerangkan
Tidak
4. Refleksi Setelah pembelajaran didalam kelas berakhir, peneliti memberikan hasil pengamatan dan eveluasinya kepada temen sejawat, begitu juga dengan teman sejawat memberikan hasil pengamatanya kepada peneliti. Peneliti dan teman sejawat mendiskusikan tentang hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus II ini baik dari cara guru menyampaikan materi maupun dari siswa dalam mengahafalkan
44
surat al-Fiil dan al-Ma’un beserta artinya. Teman sejawat memberi masukan pada guru bahwa dalam menerangkan guru harus bersuara lebih keras dan membacakan surat-surat pendek secara pelan-pelan agar semua siswa mendengar dan menyimak dengan jelas, sehingga proses membacakanya tidak sampai berulang-ulang. Setelah diadakan perbaikan-perbaikan pada siklus II ini hasil evaluasi siswa rata-rata sudah mencapai nilai diatas KKM yang ditentukan yaitu 7,5 maka penulis memutuskan bahwa penelitian ini berakhir pada tahap siklus II.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini, penulis akan membahas pelaksanaan siklus I dan siklus II sesuai dengan urutan tujuan penelitian yang sudah penulis sajikan pada bab I.. Hasil penelitian dalam proses pembelajaran PAI menghafalkan surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Siklus I Pada pelaksanaan siklus I guru sudah memberi penjelasan tentang materi surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya pada siswa dengan memberikan contoh cara membacanya. Setelah selesai menerangkan kemudian guru membagi siswa menjadi pasangan-pasangan sesuai dengan bangku masing-masing untuk menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya dengan menggunakan Metode Practice-Rehearsal Pairs. Akan tetapi pada siklus I ini partisipasi siswa untuk menghafalkan surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) belum maksimal. Ada beberapa siswa yang merasa jenuh kemudian malas untuk menghafalkan. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa menghafalkan surat pendek al-Fiil (105) al-Ma’un (107) sangat sulit. Kemudian guru memberikan tes praktek dengan menyuruh siswa satu persatu untuk maju kedepan kelas dan menghafalkaan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya. Dari hasil tes
46
praktek yang diberikan guru, hanya sedikit dari siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata KKM yaitu 7,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I, penggunaan Metode PracticeRehearsal Pairs untuk menghafal surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) belum sepenuhnya berhasil. Maka perlu adanya peningkatan perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II. Tabel Menghafal Surat Pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) Siklus I Aspek yang Dinilai No
Nama
Al-Fiil
Al-Ma’un
(105)
(107)
Keterangan NA T
S
1
AZIZ SAFRUDIN
50
60
55
2
ANAS.A WIBOWO
70
75
72.5
3
DEDI SETIYAWAN
50
60
55
4
MELY SUSANTI
70
73
71.5
5
RAKA KURNIAWAN
85
85
85
6
ANANG MAULANA
80
80
80
7
DHIMAS WAHYU.W
60
64
62
8
DANDI HERMANTO
60
76
68
9
DWI WIJAYANTI
85
78
81.5
10
EGA ZULKARNAEN
75
73
74
11
FATHUL RAHMAN
73
75
74
12
JATI SETYOROSO
70
75
75.5
13
JENI ARISTINA
85
90
87.5
14
NUR FUTIHAT
88
100
94
15
RISKA
85
90
87.5
47
R
16
SIKI EMA SUSANTI
100
100
100
17
SRI ASTUTI
100
98
99
18
TEGUH SETIYONO
78
72
75
19
WAHYU FATMAWATI
89
79
84
20
YAYANG PINDI SONIA
72
74
73
Keterangan : 1) Siswa kategori tinggi dalam menghafal surat pendek berjumlah 9 dari 20 siawa. 2) Siswa kategori sedang dalam menghafal surat pendek berjumlah 9 dari 20 siswa. 3) Siswa kategori rendah dalam menghafal surat pendek berjumlah 2 dari 20 siswa. 2. Pelaksanaan Siklus II Pada pelaksanaan siklus II, guru berusaha memperbaiki kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus I, guru menerangkan kembali dengan cara mencontohkan cara membaca surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) secara berulangulang. Guru juga berkeliling kelas untuk menyimak hafalan surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107). Setelah dipastikan semua siswa sudah hafal, maka guru memberikan tes praktek seperti pada siklus I. Pada siklus II ini, seluruh siswa sudah memperoleh nilai di atas rata-rata KKM yaitu 7,5. Hal ini karena waktu antara siklus I dan siklus II dilaksanakanya penelitian berjarak 1 minggu sehingga semua siswa sudah belajar dan menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) di rumah bersama pasangan praktek sehingga pada saat siklus II dilaksanakan mereka sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin.
48
Tabel Menghafal Surat Pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) Siklus II Aspek yang Dinilai No
Nama
Keterangan
Al-Fiil (105)
Al-Ma’un (107)
NA
T
S
1
AZIZ SAFRUDIN
80
80
80
2
ANAS.A WIBOWO
99
90
90
3
DEDI SETIYAWAN
78
80
79
4
MELY SUSANTI
90
93
91.5
5
RAKA KURNIAWAN
95
94
94.5
6
ANANG MAULANA
90
94
92
7
DHIMAS WAHYU.W
78
80
79
8
DANDI HERMANTO
76
80
78
9
DWI WIJAYANTI
90
92
91
10
EGA ZULKARNAEN
80
82
81
11
FATHUL RAHMAN
77
80
78.5
12
JATI SETYOROSO
80
82
81
13
JENI ARISTINA
100
`100
100
14
NUR FUTIHAT
100
100
100
15
RISKA
95
95
95
16
SIKI EMA SUSANTI
100
100
100
17
SRI ASTUTI
100
100
100
49
R
18
TEGUH SETIYONO
80
82
81
19
WAHYU FATMAWATI
100
98
99
20
YAYANG PINDI SONIA
78
80
78
Keterangan : 4) Siswa kategori tinggi dalam menghafal surat pendek berjumlah 15 dari 20 siswa. 5) Siswa kategori sedang dalam menghafal surat pendek berjumlah 5 dari 20 siswa. 6) Siswa kategori rendah dalam menghafal surat pendek berjumlah 0 dari 20 siswa. B. Pembahasan 1. Siklus I Pada siklus I peneliti sudah mempersiapkan penelitian sebaik mungkin. Alat peraga berupa foto kopy surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya sudah dipersiapkan untuk mempermudah proses pembelajaran PAI di kelas V. Pada awal pembelajaran guru sebagai peneliti sudah menyampaikan tujuan pembelajaran pada semua siswa kelas V. Guru juga menjelaskan bahwa metode yang akan digunakan yaitu metode Practice-Rehearsal Pairs merupakan metode yang menyenangkan karena metode ini merupakan metode yang mengharuskan semua siswa bekerja sama dengan teman atau pasanganya untuk saling menyimak hafalan mereka masingmasing sehingga dalam proses belajar mengajar mereka tetap bisa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Guru mengatur siswa secara berpasangan untuk menerapkan Metode practice Rehearsal-Pairs. Pada saat proses pembelajaran
50
dilaksanakan terdapat beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam menghafalkan karena menurut mereka menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) ini sangat sulit sehingga pada saat disuruh menghafalkan mereka merasa bosan. Karena ditemukan beberapa siswa yang kurang memperhatikan dalam pengajaran dan setelah diketahui penyebabnya, maka guru menerangkan kembali surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya. Setelah guru selesai menjelaskan kemudian guru memberikan evaluasi berupa tes praktek. Dari hasil yang diperoleh dari tes praktek yang diberikan ternyata belum mencapai target. Hanya beberapa siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata KKM yaitu 7,5. Metode Practice Rehearsal Pairs yang digunakan belum sepenuhnya berhasil karena ada sebagian siswa dari pasangan praktek belum mencapai target yang ditentukan sehingga dari masukan yang diberikan teman sejawat yang diberikan pada guru selaku peneliti perlu adanya perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II. 2. Siklus II Pada siklus II ini ditemukan adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi sekaligus peningkatan perbaikan yang dihasilkan siswa dalam menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya dengan perolehan nilai yang dicapai keseluruhan siswa memperoleh nilai di atas ratarata yaitu 7,5. 51
Metode Practice Rehearsal Pairs dan penggunaan alat peraga foto kopy surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya sudah digunakan maksimal oleh guru dan siswa, itu dibuktikan dengan perolehan nilai siswa yang secara keseluruhan memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan. Rentang waktu antara siklus I dan siklus II yang berjarak 1 minggu digunakan siswa untuk menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) beserta artinya dengan pasangan praktek membuahkan hasil yang memuaskan sehingga pada pertemuan siklus II semua siswa sudah dapat memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan. Maka penulis dan teman sejawat memutuskan bahwa penelitian dari Penelitian Tindakan Kelas ini berakhir pada siklus II. Tabel hafalan surat pendek hasil penilaian siklus I dan II Siklus
Siklus I
Siklus II
Tinggi
45%
75%
Sedang
45%
25%
Rendah
10%
0%
Kategori
Tabel hafalan arti surat pendek hasil penilaian siklus I dan II Siklus
Siklus I
Siklus II
Tinggi
45%
75%
Sedang
45%
25%
Rendah
10%
0%
Kategori
52
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang penulis paparkan pada bab-bab sebelumya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hafalan surat-surat pendek pada siswa kelas V SD negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung tahun 2010. Pada siklus I siswa yang tuntas menghafalkan surat alFiil (105) dan al-Ma’un (107) kategori nilai tinggi 45%, kategori nilai sedang 45%, kategori nilai rendah 10%., sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas menghafalkan kategori nilai tinngi 75%, kategori nilai sedang 25%, kategori nilai rendah 0%. 2. Metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hafalan
arti surat-surat
pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung tahun 2010. Pada siklus I siswa yang tuntas menghafalkan surat al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107) kategori nilai tinggi 45%, kategori nilai sedang 45%, kategori nilai rendah 10%., sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas menghafalkan kategori nilai tinngi 75%, kategori nilai sedang 25%, kategori nilai rendah 0%.
53
B. Saran Dari uraian penelitian di atas penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam proses pembelajaran PAI khususnya hafalan surat pendek al-Fiil (105) dan al-Ma’un (107), guru sebaiknya menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs agar memudahkan siswa dalam menghafalkan, karena metode ini membentuk kerjasama siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai siswa secara keseluruhan. 2. Guru sebagai peneliti sebaiknya melibatkan pihak lain atau teman sejawat untuk membantu dan memberikan masukan terhadap proses pembelajaran. 3. Apabila guru mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran maka sebaiknya segera melakukan penelitian agar masalah pembelajaran segera dapat diselesaikan.
54
RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama
: WENING LESTARI CIPTANINGSIH
2. Tempat tgl lhr
: Temanggnung, 28 Juni 1986
3. Agama
: Islam
4. Alamat rumah
: Dsn.Krempong Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
5. Nama orang tua a. Ayah
: Bambang Sujadiono
b. Pekerjaan
: Petani
c. Ibu
: Sukartiyah
d. Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
e. Alamat rumah
: Dsn.Krempong Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
6. Riwayat Pendidikan a. SD Negeri Krempong III tahun 1999 b. MTs.Ma’arif Jumo tahun 2001 c. MA.Mu’llimin Temanggung tahun 2004 d. STAIN Salatiga tahun 2007 7. Riwayat Pekerjaan •
Guru SD Negeri 2 Banaran tahun 2007 sampai 2010
•
Guru SD Negeri 1 Kemiriombo tahun 2008 sampai sekarang
Demikian riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 23 Juli 2010 Peneliti
WENING LESTARI.C
57
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SISWA KELAS V SD NEGERI I KEMIRIOMBO TAHUN 2010
NO
NAMA
L/P
1
AZIZ SAFRUDIN
L
2
ANAS ABI WIBOWO
L
3
DEDI SETIAWAN
L
4
MELI SUSANTI
P
5
RAKA KURNIAWAN
L
6
ANANG MAULANA
L
7
DHIMAS WAHYU.W
L
8
DANDI HERMANTO
L
9
DWI WIJAYANTI
P
10
EGA ZULKARNAEN
L
11
FATHUL RAHMAN
L
12
JATI SETYOROSO
L
13
JENI ARISTINA
P
14
NUR FUTUHAT
P
15
RISKA
P
16
SIKI EMA SUSANTI
P
17
SRI ASTUTI
P
18
TEGUH SETIYONO
L
19
WAHYU FATMAWATI
P
20
YAYANG PINDI SONIA
L
58
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah SD Negeri I Kemiriombo menerangkan bahwa : Nama
: WENING LESTARI CIPTANINGSIH
NIM
: 11408270
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : PAI Ekstensi Alamat
: Dsn.Krempong Kecamatan Gemawang Kebupaten Temanggung
Benar-benar melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri I Kemiriombo mulai tanggal 26 Mei sampai tanggal 2 Juni tahun 2010, dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT REHEARSAL
PENDEK PAIRS
PADA
MELALUI SISWA
METODE
KELAS
V SD
PRACTICENEGERI
I
KEMIRIOMBO 2010”. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Kemiriombo, 23 Juli 2010 Kepala Sekolah
WINARTI S.Pd NIP : 196707071991122002
59