PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PEMBELAJARAN TERHADAP PERILAKU PADA SANTRI PONDOK PESANTREN PELAJAR MAHASISWA DAN HAFIDZ DESA SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh CHAHYANI SUSI LESTARI NIM. 11109113 JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Chahyani Susi Lestari
NIM
: 11109113
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
PENGARUH
KEAKTIFAN
PEMBELAJARAN
TERHADAP
PADA
PONDOK
SANTRI
MENGIKUTI PERILAKU PESANTREN
PELAJAR MAHASISWA DAN HAFIDZ DESA SUMOWONO
KECAMATAN
SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Maret 2014 Pembimbing
Muh.Hafidz, M.Ag NIP. 19730801 200312 1 002
SKRIPSI PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PEMBELAJARAN TERHADAP PERILAKU PADA SANTRI PONDOK PESANTREN PELAJAR MAHASISWA DAN HAFIDZ DESA SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013
DISUSUN OLEH CHAHYANI SUSI LESTARI NIM: 11109113 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 3 April 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag
__________
Sekretaris Penguji
: M. Farid Abdullah, M.Hum
__________
Penguji I
: Sidqon Maesur, Lc., M.Ag
__________
Penguji II
: Sri Guno Najib C, S.Pd.I., M.A
__________
Penguji III
: Muh. Hafidz, M.Ag
__________
Salatiga, 3 April 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Ag NIP. 19670112 199203 1 005
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Chahyani Susi Lestari
NIM
: 11109113
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Maret 2014 Yang menyatakan,
Chahyani Susi Lestari
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Wahai anakku! Sungguh, jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Luas, Maha Teliti (Lukman: 16)
PERSEMBAHAN
Untuk Kedua Orang Tuaku yang menjadi motivasiku Untuk Kedua kakakku yang selalu memberi semangat kepadaku Untuk Seseorang yang selalu dekat denganku Untuk teman-temanku
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pembelajaran terhadap perilaku pada
Santri Pondok
pesantren Pelajar Mahasiswa dan Hafidz Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2013 bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih setulusnya kepada: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bpk Muh. Hafizd, M.Ag. selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Prodi PAI 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. 5. Kedua orang tuaku dan kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan, moril, materiil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seseorang yang telah memberi semangat kepadaku 7. Sahabat-sahabatku dan teman-teman ku 8. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan dorongannya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akandatang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca bagi umumnya. Amin.
Salatiga, 10 Maret 2014
Penulis
ABSTRAK Lestari, Chahyani Susi. 2014. 11109113. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pembelajaran terhadap perilaku pada Santri Pondok pesantren PELMAHA Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2013.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh.Hafidz, M.Ag. Kata Kunci: : Keaktifan mengikuti Pembelajaran, Perilaku santri Keaktifan mengikuti pembelajaran adalah ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk mengubah dirinya dengan perilakunya.Skripsi ini mencoba mengkaji seberapa jauh tingkat keaktifan dan perilaku santri serta adakah pengaruhnya terhadap perilaku santri yang disebabkan oleh keaktifan mengikuti pembelajaran tersebut, khususnya yang terjadi pada pondok pesantren Pelmaha desa Somowono. Dalam penelitian ini menggunakan metode angket, observasi, dan dokumentasi. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono; (2) Bagaimanakah perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono; (3) Adakah pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono. Subyek penelitian sebanyak 25 responden. Setelah dilakukan penelitian secara sistematis di lokasi penelitian dapat diketahui bahwa keaktifan dalam mengikuti pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku santri
DAFTAR ISI SAMPUL .....................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
F. Definisi Operasional ...............................................................
5
G. Metodologi Penelitian ............................................................
6
1. Pendekatan dan Perancangan Penelitian..............................
6
2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................
6
3. Populasi dan Sampel.............................................................
6
4. Pengumpulan Data............................................................
7
5. Instrumen Penelitian..........................................................
7
6. Analisis Data......................................................................
8
H. Sistematika Penulisan .............................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengaruh Keaktifan mengikuti Pembelajaran ........................ B. Perilaku ...................................................................................
11 19
C. Pengaruh Keaktifan mengikuti Pembelajaran terhadap Perilaku Santri......................................................................................
29
BAB III HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .......
31
B.
Penyajian Data ............................................................
32
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ..................................................................
36
B. Pengujian Hipotesis ................................................................
48
C. Pembahasan ............................................................................
51
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
53
B. Saran .......................................................................................
55
C. Penutup...................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 .......................................................................................................
32
Tabel 3.2 .......................................................................................................
34
Tabel 4.1 .......................................................................................................
36
Tabel 4.2 .......................................................................................................
38
Tabel 4.3 .......................................................................................................
41
Tabel 4.4 .......................................................................................................
42
Tabel 4.5 .......................................................................................................
45
Tabel 4.6 .......................................................................................................
48
Tabel 4.7
49
......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Foto
Lampiran
2
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran
3
Daftar Nilai SKK
Lampiran
4
Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran
5
Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang terkenal di Indonesia sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Pesantren juga merupakan wadah penimba ilmu bagi masyarakat di Indonesia. Di lembaga inilah nilai-nilai Islam diajarkan dan ditanamkan pada santri. Santri merupakan sebutan bagi murid yang tinggal dan belajar serta mendalami Ilmu Keislaman di pesantren. Sedangkan para pengajarnya sering disebut dengan Kyai atau Ustad, sebagai gelar yang merupakan pemberian masyarakat. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam pada mulanya merupakan lembaga pendidkan non formal. Dikarenakan lembaga pendidikan Islam ini tidak berada dibawah naungan instansi pemerintah yang berwenang. Kebanyakannya pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam atas nama individu ataupun sekelompok orang. Di pesantren ini diajarkan berbagai macam pendidikan akademik dan non akademik. Pendidikan akademik meliputi, aqidah, tartil Al Qur’an, tilawah Al Qur’an, pemahaman tentang hadis, memahami sejarah Islam atau tarikh, cara beribadah yang baik dan benar, serta mengajarkan dan menerapkan perilaku terpuji. Perilaku tersebut merupakan bekal bagi santri agar perilaku mereka menjadi perilaku yang terpuji “akhlaqul karimah”. Yaitu akhlaq yang santun atau perilaku yang santun, baik kepada pencipta ataupun sesama makhluq hidup lainnya, sebagaimana diterangkan dalam QS. Luqman ayat 18 dan ayat 19, berikut:
ِ ْ) واق81( ب ُك َّل ُمُْتَ ٍال فَخوٍر ِ ش ِِف ْاْل َْر ِ ََّْاس َوََل َت ِ َّك لِلن ص ْد َ ص ِّع ْر َخد ُّ ض َمَر ًحا إِ َّن اللَّهَ ََل ُُِي ُ َ َُوََل ت َ ِ ك إِ َّن أَنْ َكر ْاْل ِ ك وا ْغض .)81 : اْلَ ِم ِري (لقمان ْ ت َ ِص ْوت ْ ُ َ َ ِِِف َم ْشي ُ ص ْو ْ َ َ ََص َوات ل َ ض م ْن 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, maka pendidikan agama mestilah mampu mengantarkan seorang peserta didik menjadi individu yang terdidik dalam
berbagai aspeknya. Pertama, aspek keimanan mencakup seluruh rukun Islam (arkanul iman). Kedua, aspek ibadah mencakup seluruh peribadatan (arkanul Islam). Ketiga, aspek akhlak mencakup seluruh perilaku yangterpuji (akhlakul karimah) (Daulany, 2007:38). Sedangkan pendidikan non akademik yaitu pendidikan sosial. Pendidikan sosial ini merupakan interaksi dengan sesama anggota masyarakat. Pendidikan sosial ini berguna untuk menunjang terbentuknya kepribadian santri yang luhur. Misalnya, pengajian-pengajian yang diselenggarakan pesantren yang melibatkan partisipasi masyarakat sekitar. Keterlibatan ini menunjukkan bahwa adanya interaksi antara santri dengan masyarakat sekitar pesantren. Dengan adanya interaksi maka muncullah perilaku sebagai wujud penggeraknya. Perilaku santri inilah yang kemudian akan menjadi sorotan masyarakat sekitar pesantren. Melihat kondisi tersebut tentunya para pengajar di pesantren menghendaki agar para santrinya tetap berperilaku santun kepada siapapun, walaupun kadang ditemukan oknum santri yang berperilaku tidak santun kepada masyarakat sekitar pesantren. Contoh kecil perilaku santri yang tidak santun, yaitu tidak menerapkan 5 S. Apa itu 5 S? 5 S yaitu salam, sapa, senyum, sopan dan santun. Meskipun secara kasat mata hal tersebut terlihat mudah untuk diterapkan, namun pada kenyataannya tidak seperti dengan apa yang diharapkan oleh para pengajar pesantren. Sebagian dari santri bersikap acuh kepada orang lain, yang tidaklain adalah masyarakat sekitar pesantren itu sendiri. Perilaku santri yang tidak santun ini menimbulkan bahan pembicaraan dalam masyarakat sekitar pesantren. Tentunya hal ini akan berakibat negatif bagi warga pesantren secara umum,walaupun penyebabnya hanya masalah sepele. Hal yang sepele itulah seharusnya segera dibenahi guna membentuk karakter santri yang berakhlakul karimah atau berperilaku santun. Yang menjadi persoalan adalah mengapa muncul perilaku yang tidak santun, padahal pembelajaran moral, akhlaq telah diajarkan dalam pesantren?. Apakah hanya santri yang aktif mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran atau pengajaran saja yang dapat berperilaku santun di masyarakat?. Tema inilah yang akan peneliti kaji untuk mengetahui bagaimana perilaku santri di pesantren atau bagaimana perilaku santri setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di pesantren. Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Keaktifan Mengkuti Pembelajaran Terhadap Perilaku pada Santri
Pondok
Pesantren PELMAHA Desa Sumowono Kec. Sumowono Tahun 2013/2014 “.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa masalah yang dapat dikaji lebih lanjut, diantaranya : 1. Bagaimana keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014?. 2. Bagaimana perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014?. 3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren
Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun
2013/2014?.
C. Tujuan Penelitian Berdasar latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014?. 2. Untuk mengetahui perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014?. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014?.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang diteliti. Dalam hal ini hipotesis yang penulis ajukan adalah: Ada pengaruh positif antara keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Dapat diketahui keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014, sehingga pesantren dapat merumuskan program kegiatannya dengan baik. 2. Memberikan sumbangan pemikiran atau informasi penting bagi dunia pembelajaran Islam khususnya di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono Kab. Semarang, Jawa Tengah. 3. Menjadi rujukan bagi para penulis dan pembaca pada umumnya.
F. Definisi Operasional/Penegasan Masalah Sebelum peneliti mengungkapkan apa yang menjadi isi dan gagasan dalam tulisan ini, peneliti akan menyajikan beberapa istilah yang terkait dengan tema kajian ini.
1. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pembelajaran Pengaruh
dapat
didefinisikan
sebagai
daya
kekuatan
yang
datang
dari
keadaan,kekuasaan (Wojowarsito, 1972:216). Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksudkan adalah daya atau kekuatan yang timbul dari keadaan setelah mengikuti pembelajaran secara aktif. Keaktifan merupakan kata benda dari kata aktif yang berarti giat bekerja. Sementara keaktifan dapat dimaknai sebagai kegiatan (Wojowarsito, 1972:7). Dalam makna lain keaktifan dimaknai sebagai kegiatan atau kerajinan bekerja (Taher, 1997:15). Di sini peneliti mengartikan keaktifan adalah kegiatan yang dilakukan ketika mengikuti sebuah keadaan. Sementara ikut berarti serta atau turut. Mengikuti berarti menurut (Wojowarsito, 1972:102). Di sini peneliti mengartikan mengikuti adalah ikut serta dalam kegiatan. Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono dkk, 2000: 18). Disini peneliti mengartikan pembelajaran adalah usaha manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain terutama dalam aspek perilaku dan berbagai keterampilan.
2. Perilaku santri
Perilaku yaitu perubahan yang ditunjukkan melalui perubahan pada dirinya (Sujanto,1980:81). Disini peneliti mengartikan perilaku adalah seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Sementara santri adalah murid yang mempelajari agama dari seorang kyai atau syaikh di pondok pesantren (Nasir, 2008 : 80). Disini peneliti mengartikan santri adalah murid yang mempelajari pembelajaran agama dan tinggal di dalam pondok pesantren. Yang dimaksud perilaku santri dalam tulisan ini adalah seperangkat perbuatan murid yang tinggal di pondok pesantren dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.
G. Metodologi Penelitian Yang dimaksud dengan metodologi penelitian ini adalah metode pendekatan. Cara dan teknik yang akan digunakan dalam penelitian.Sedangkan peneliti akan menggunakan metodologi kuantitatif, yang berlaku bagi pengetahuan positifisme atau empiris,yang secara teknis memerlukan survey, kuisioner, responden,dan lain-lain. Dari pengertian di atas, maka dalam penelitian menyoroti variabel pengaruh keaktifan pembelajaran terhadap perilaku santri di desa Sumowono kecamatan Sumowono kabupaten Semarang. 1.
Pendekatan dan rancangan penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya (Mardalis,1990:24). Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang berdasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik dari suatu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah-pisah kemudian digabungkan.
2.
Lokasi dan waktu penelitian a.
Lokasi penelitian Penelitian tentang pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri yang dilaksakan di pondok pesantren desa Sumowono kecamatan Sumowono kabupaten Semarang Jawa Tengah.
b.
Waktu penelitian Penelitian tentang pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pesantren ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan dimulai Nopember 2013 sampai dengan Januari 2014.
3.
Populasi dan sampel Populasi adalah Keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penetian (Herman Resito,1992:49). Sampel adalah .sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi (Nana Sudjana dan Ibrahim,1989:84). Adapun populasi penelitian ini adalah santri di Ponpes Pelmaha di Desa Sumowono, kec. Sumowono, Kab. Semarang, yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah santrinya kurang dari 100 orang, sehingga tanpa sampel dari populasi tersebut.
4.
Instrumen penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu angket. Angket adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket ini berisi pertanyaanpertanyaan untuk mengungkapkan data tentang keaktifan pembelajaran. Pertanyaan ini didasarkan pada indikator yang telah dibahas di bab sebelumnya. Angket ini dijabarkan dalam 20 pertanyaan. Angket yang berisi 20 pertanyaan yang harus dijawab oleh 25 responden, jawaban terdiri dari 4 item. Alternatif jawaban A memiliki bobot nilai 4 Alternatif jawaban B memiliki bobot nilai 3 Alternatif jawaban C memiliki bobot nilai 2 Alternatif jawaban D memiliki bobot nilai 1
5.
Analisis data Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu data-data yang mula-mula dikumpulkan, disusun, dijelaskan kemudian dianalisis dengan teknik prosentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a. Analisis pertama
Pada tahap ini dipergunakan perhitungan awal dari data yang dipisahkan melalui item yaitu dengan menggunakan rumus :
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah total sampel
b. Analisis Lanjutan Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus product moment untuk mencari data tentang pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran dengan perilaku santri, sebagai berikut:
Rumus :
rxy
XY
X Y N
2 2 X 2 X Y 2 Y N N
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY
: Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden (Arikunto, 2010).
H. SistematikaPenulisanSkripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang diawali dengan halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian, tulisan, abstrak, kata pengantar ,daftar isi, dan daftar lainnya. BabI
: Pendahuluan Pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BabII
: Landasan Teori Bab ini, menguraikan secara tuntas teori yang sesuai dengan tema kajian. Yaitu tentang Pengaruh keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha
desa Sumowono
kecamatan Sumowono tahun 2013/2014. BabIII
: Lokasi Penelitian Berisi tentang lokasi penelitian dan data tentang Pengaruh keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono tahun 2013/2014.
Bab IV
: Analisis data Bab ini meliputi analisis deskriptif (tiap-tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan).
Bab V
: Penutup Bab berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup peneliti.
BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Mengikuti Pembelajaran 1. Pengertian Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan keaktifan mengikuti pembelajaran, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian tentang pengaruh. Pengaruh dapat dimaknai sebagai daya kekuatan yang datang dari keadaan, kekuasaan (Wojowarsito, 1972:216). Di samping makna di atas, pengaruh dapat dimaknai sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu baik orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Purwodarminto, 1990:747). Sedangkan
yang
dimaksud
keaktifan
adalah
aktivitas,
kegiatan
(Purwodarminto, 1990:20). Dalam makna lain keaktifan dimaknai sebagai kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Keaktifan yang dimaksud oleh peneliti yaitu kegiatan pembelajaran yang diselelnggarakan oleh Ponpes dan yang dapat menimbulkan santri menjadi aktif. Istilah mengikuti dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai sebagai menurut, sesuai dengan perintah (Purwodarminto, 1971:102). Yang dimaksudkan oleh peneliti dengan istilah mengikuti di sini adalah para santri di Ponpes PELMAHA menurut dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan, sesuai dengan perintah dan ketentuan pesantren. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan (Bahri Djamarah Syaiful dan Zain Aswan, 2010: 10). Menurut Suryabrata (1984:25) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan menurut Arikunto (1993: 4) pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam makna lain, pembelajaran merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia hidup (Marzuki, 2010:136). Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja (Darsono dkk, 2000:18) Pembelajaran yang dimaksudkan oleh peneliti di sini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ustadz untuk mengubah perilaku santrinya agar menjadi baik. Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren PELMAHA di Desa Sumowono, Kec. Sumowono, Kab. Semarang Jawa Tengah. Dengan kata lain pembelajaran dalam konteks ini adalah aktifitas dan usaha yang dilakukan santri untuk mengubah dirinya dengan perilakunya melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran di pondok pesantren PELMAHA tersebut. Yang dimaksud dengan pengaruh keaktifan mengikuti pembelajaran adalah kekuatan yang timbul ketika santri ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran di pondok pesantren untuk mengubah dirinya dengan perilakunya.
2. Macam-macam Aktifitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang berjalan dan diselenggarakan di pesantren secara umum diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik (santri) untuk mampu mendalami,menghayati dan mengembangkan ajaran Islam secara utuh dan dapat mengabdikannya untuk masyarakat. Ada dua karakter kepribadian yang ingin
ditanamkan kepada para santri di pesantren. Pertama, sifat akram (lebih mulia) yakni pribadi yang memiliki tingkat ketakwaan yang kuat kepada Allah dan amal saleh. Kedua, salih yakni pribadi yang mampu menjalankan peran sebagai khalifatullah di muka bumi. Menurut Zubaedi (2008 : 207) pembelajaran yang dilaksanakan di pesantren meliputi lima bidang pembelajaran yaitu pembelajaran intelektual, pembelajaran sosial kemasyarakatan, pembelajaran kependudukan, pembelajaran sosial dan kesehatan, dan pembelajaran keterampilan. Pertama, pembelajaran intelektual. Yang dimaksud dengan pembelajaran intelektual adalah pembelajaran yang meliputi pengajaran dasar-dasar Islam, IlmuIlmu syari’at dan nilai-nilai keulamaan yang kebanyakan dikemas dalam bentuk kajian kitab kuning dengan dialog, diskusi, ceramah ilmiah, bedah kitab atau bedah buku, training tabligh dan tahfidhul kutub/program hafalan. Kedua, Pembelajaran sosial kemasyarakatan. Dari sisi struktur sosial yang menyangkut stratifikasi sosial bisa dilihat bagaimana ajaran Islam mengatur interaksinya misalnya hubungan lingkar balik antara ulama, pemerintah, orang kaya dan kelompok miskin. Pendek kata dalam Islam terdapat aturan rinci mengenai mu’asyarah antara pelbagai kelompok sosial dengan pelbagai status masing-masing. Ketiga, Pembelajaran kependudukan. Pembelajaran kependudukan yang dilaksanakan pesantren menggunakan dua pendekatan.Pertama, pendekatan integratif (perpaduan) dalam berbagai mata pelajaran misalnya fiqh, akhlaq dan Bahasa Indonesia. Pendekatan ini dilaksanakan untuk tingkat ibtidaiyyah (dasar). Kedua, pemberian mata pelajaran kependudukan yang terpisah dari materi pelajaran lainnya seperti geografi dan kependudukan. Pendekatan
ini dilaksanakan pada jenjang
pembelajaran tsanawiyah dan aliyah. Di samping itu, materi-materi yang berkaitan
dengan masalah kependudukan juga disisipkan ke dalam pelajaran-pelajaran lain seperti fiqh, tafsir, hadis dan tauhid. Keempat, Pembelajaran olahraga dan kesehatan. Yang dimaksudkan dengan pembelajaran olah raga dan kesehatan di sini adalah kegiatan olahraga atau penyuluhan-penyuluhan
kesehatan
yang
dilaksanakan
di
pesantren
dengan
mendatangkan tenaga penyuluh dari dinas terkait. Kelima, Pembelajaran keterampilan. Maksudnya adalah kursus-kursus diberikan untuk membekali para santri dengan keterampilan khusus yang amat diperlukan, ketika selesai pembelajaran di pesantren. Sedangkan
menurut
Rama
Yulis,
keaktifan
secara
umum
dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu keaktifan rohani dan keaktifan jasmani atau keaktifan jiwa dan raga (Yulis, 2004:35). Keaktifan jasmani dan rohani yang dapat dilakukan disekolah menurut hasil penelitian yang dilakukan Paul B.Diedrich yang dikutip oleh Ramayulis dapat diklasifikasikan menjadi delapan macam. Kedelapan kegiatan itu ada yang cenderung bersifat fisik dan sebagian lain bersifat psikhis. Pertama, Visual Activity (kegiatan yang dapat diindera) yang mencakup berbagai kegiatan yang dapat dilihat misalnya membaca, memperhatikan gambar, melakukan demontrasi, percobaan dan kegiatan lainnya. Kedua, Oral Activity (kegiatan bersifat lesan). Kegiatan ini meliputi berbagai kegiatan yang menyangkut kegiatan lesan misalnya yaitu menerangkan atau menjelaskan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, interview, diskusi dan kegiatan lesan lainnya. Ketiga, Listening Activity (kegiatan mendengarkan atau menyimak). Kegiatan ini menyangkut kegiatan berikut antara lain mendengar uraian percakapan,
mendengarkan musik, berdiskusi, mendengarkan ceramah atau pidato dan kegiatan lainnya. Keempat, Writing Activity (kegiatan menulis). Kegiatan ini menyangkut berbagai kegiatan yang melatih keterampilan menulis misalnya, menulis cerita, menulis karangan, menulis angket, menulis laporan, menyalin, dan sebagainya. Kelima, Drawing Activity (kegiatan menggambar). Adalah berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan menggambar misalnya menggambar, membuat grafik, membuat peta dan sebagainya. Keenam, Motor Activity (kegiatan berketerampilan). Kegiatan ini menyangkut semua kegiatan yang berkaitan keterampilan keseharian misalnya melakukan percobaan membuat konstruksi, mereparasi, berkebun, bermain, memelihara binatang, dan kegiatan lainnya. Ketujuh, Mental Activity (kegiatan bersifat mental). Kegiatan ini bertujuan melatih kekuatan mental individu atau anak misalnya menangkap, mengingat, memecahkan persoalan, menganalisis, mengambil keputusan dan lain sebagainya. Kedelapan, Emotional Activity (kegiatan bersifat emosi). Kegiatan ini bertujuan melatih keterampilan emosional. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kategori ini yaitu menaruh minat, gembira, berani, mandiri, tenang kagum dan lain sebagainya. Keaktifan santri dalam mengikuti pembelajaran di peantren dapat ditingkatkan dan diperbaiki. Sebagaimana dijelaskan oleh Usman (2009:26-27) bahwa cara untuk memperbaiki keterlibatan santri dalam berbagai aktifitas atau kegiatan antara lain, mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan
belajar mengajar,
meningkatkan partisipasi santri secara efektif dalamkegiatan belajar mengajar, serta
memberikan pengajaran yang jelas dantepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain upaya-upaya memperbaiki keterliban santri di atas, dijelaskan pula upaya-upaya lain antara lain, mengenali dan membantu santri yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untukmeningkatkan keaktifan santri, menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual santri. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan santri untuk berfikir secara aktif dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu, aktifitas juga mengandung makna kegiatan yang bersifat fisik atau mental. Sebagaimana dijelaskan oleh Sardiman bahwa keaktifan juga dimaknai sebagai kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan ( 2001:98). Berdasarkan
penjelasan
tersebut
maka
dapat
disimpulkan
keaktifan
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik ataumemberikan motivasi kepada santri dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan santri yang kurang terlibat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan mengikuti pembelajaran Menurut Sumadi Suryabrata bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar (Suryabrata,1993:245). Secara umum faktor yang mempengaruhi keaktifan seseorang dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pertama, Faktor eksternal adalah semua faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar seseorang yang bersumber dari luar individu. Faktor eksternal ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial meliputi hal-hal berikut antara lain keadaan udara,suhu udara,waktu (pagi atau siang ataupun malam), tempat (letak,gedung),media dan lain sebagainya. Sedangkan faktor sosial adalah faktor manusia dalam hal ini bisa teman, guru, atau orang lain (Suryabrata, 1993:249). Kedua, Faktor internal merupakan semua faktor yang mempengaruhi aktifitas seseorang yang bersumber dari dalam individu sendiri. Faktor internal ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor umum yang menyangkut keadaan jasmani,kondisi umum jasmani,dan tonus (tegangan otot) yang menendai tingkat kebugaran organorgan tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas individu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor psikologis adalah faktor yang berkenaan dengan minat, motivasi, intelektif (Suryabrata, 1993 : 250). Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkanpermasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di sampingitu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam prosespembelajaran. Berdasar beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar seseorang adalah motivasi, tujuan yang akan dicapai, kompetensi yang akan diwujudkan, memberikan stimulus, petunjuk, mendorong partisipasi peserta didik, memberikan evaluasi dan umpan balik (feedback), memberikan tugas tambahan, kesimpulan yang jelas.
Berdasar beberapa pendapat di atas, dapat dirumuskan beberapa indikator keaktifan, sebagai alat ukur untuk merumuskan dan mengumpulkan data tentang keaktifan. Indikator tersebut yaitu: a. Disiplin atau rajin mengikuti kegiatan b. Memperhatikan alokasi waktu yang tersedia c. Berpartisipasi secara total baik fisik maupun mental d. Memahami tujuan kegiatan pembelajaran yang diikuti e. Mengulang substansi pembelajaran.
B. Perilaku Santri 1. Pengertian perilaku Perilaku merupakan salah satu tujuan pembelajaran bagi seseorang. Perilaku dimaknai sebagai perubahan yang ditunjukkan melalui perubahan pada dirinya (Sujanto, 1980:81). Disini peneliti mengartikan perilaku adalah seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini dan mendasarinya. Tentu perubahan yang dimaksudkan oleh peneliti adalah perubahan yang bersifat positif dan bukan perubahan yang sudah menjadi pembawaan.
2. Macam-macam perilaku Perilaku sebagai suatu aktifitas seseorang dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Pertama, perilaku kepada Allah. Perilaku seorang individu tidak hanya diperuntukkan antar sesama makhluk tetapijuga kepada yang telah menciptakan semua makhluk yaitu Allah SWT. Artinya, setiap makhluk khususnya manusia harus
menjalani hubungan dengan Sang Kholik, dengan melaksanakan sholat,haji,dan sebagainya. Adapun titik tolak perilaku kepada Allah SWT adalah pengamalan dan kesadaran bahwa Tiada Tuhan Selain Allah SWT. Manusia sebagai hamba Allah SWT sepantasnya-lah mempunyai perilaku yang baik kepada Allah SWT. Hanya Allah-lah yang patut disembah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia diberikan oleh Allah kesempurnaan dalam penciptaannya dan mempunyai kelebihan dibanding makhluk ciptaan lainnya. Diberikan akal untuk berpikir, perasaan, dan nafsu. Oleh karena itu, manusia harus senantiasa mentadaburi dan memikirkan tentang segala ciptaanNya sehingga dapat diketahui tentang kebesaran Allah SWT. Berkenaan dengan perilaku kepada Allah dilakukan dengan cara memujiNya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai dirinya. Oleh sebab itu manusia sebagai hamba Allah mempunyai cara-cara yang tepat untuk mendekatkan diri. Caranya yaitu mentaukhidkan Allah, bertakwa kepada Allah, beribadah kepada Allah, berdo’a khusus kepada Allah, dzikrullah, bertawakal,bersabar,dan bersyukur (Abdullah, 2007 : 200). Kedua, perilaku kepada diri sendiri. Berperilaku kepada diri sendiri artinya tidak mendzalimi diri dan selalu berusaha untuk mengerjakan amal kebajikan dan berakhlak karimah yang dimulai dari diri sendiri. Manusia sebagai makhluk yang berjasmani dan rohani dituntut untuk memenuhi hak-hak jasmani dan rohaninya. Bekerja mencari nafkah adalah kewajiban manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Makan, minum, olahraga merupakan tuntutan jasmani. Ilmu pengetahuan, sifat sabar, jujur, malu, percaya diri juga merupakan tuntutan rohani yang wajib dimiliki.
Jadi semua yang diperlukan untuk mempertahankan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan merupakan tuntutan perilaku pribadi yang wajib diwujudkan dalam setiap pribadi. Ketiga, Perilaku kepada orang tua dan guru. Sebagai seorang anak wajib berbakti kepada orang tua,setelah takwa kepada Allah SWT. Orang tua telah bersuah payah memelihara, mengasuh, mendidik, sehingga mejadi orang yang berguna dan bahagia. Karena tiap anak wajib menghormatinya, menjunjung tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik kepada mereka, lebih-lebih jika usia mereka lanjut. Jangan berkata keras dan kasar dihadapan mereka (Idris, 1996 : 106). Keempat, Perilaku kepada tetangga. Tetangga merupakan orang yang tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal seseorang sampai 40 rumah, yang selalu mengetahui keadaannya lebih dahulu dibandingkan saudara familli-familinya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat baik kepada tetangga. Kelima, Berperilaku kepada alam sekitar/lingkungan. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik (Asmaran, 2003:182). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu personal, sosiologi, filsafat dan agama. Personal, berupa teori yang merupakan refleksi sebagai pembangun kepribadian. Sosiologi merupakan corak kehidupan sosial budaya tempat pembangun teori itu hidup. Filsafat merupakan cara pandang yang dianut oleh pembangun teori tentang suatu fenomena kehidupan. Agama merupakan keyakinan yang dianut oleh pembangun teori (Wuryani,2002:68).
4. Metode untuk membentuk perilaku Bagi pesantren setidaknya ada 6 metode yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri, yakni 1) Metode Keteladanan (Uswah Hasanah); 2) Latihan dan Pembiasaan; 3) Mengambil Pelajaran (ibrah); 4) Nasehat (mauidzah); 5) Kedisiplinan; 6) Pujian dan Hukuman (targhib wa tahzib) (Al-Ghazali, 1977:50). Pertama, metode keteladanan. Secara psikologis, manusia sangat memerlukan keteladanan untuk mengembangkan sifat-sifat dan petensinya. Pembelajaran perilaku lewat keteladana adalah pembelajaran dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para santri. Dalam pesantren, pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kiai dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi para santri, dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan. Semakin konsekuen seorang kiai atau ustadz menjaga tingkah lakunya, semakin didengar ajarannya. Kedua, Metode Latihan dan Pembiasaan. Mendidik perilaku dengan latihan dan pembiaasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap norma-norma
kemudian
membiasakan
santri
untuk
melakukannya.
Dalam
pembelajaran di pesantren metode ini biasanya akan diterapkan pada ibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan pada kiai dan ustadz. Pergaulan dengan sesama santri dan sejenisnya. Sedemikian, sehingga tidak asing di pesantren dijumpai, bagaimana santri sangat hormat pada ustadz dan kakak-kakak seniornya dan begitu santunnya pada adik-adik junior, mereka memang dilatih dan dibaisakan untuk bertindak demikian
Latihan dan pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak yang terpatri dalam diri
dan menjadi
yang tidak
terpisahkan. Al-Ghazali
menyatakan
"Sesungguhnya perilaku manusia menjadi kuat dengan seringnnya dilakukan perbuatan yang sesuai dengannya, dsertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah baik dan diridhai" (Al-Ghazali, 1977:61). Ketiga,
Mendidik
melalui ibrah (mengambil
pelajaran).
Secara
sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan, dalam arti umum biasanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. al-Nahlawi (1992:390),
seorang
tokoh
pembelajaran
asal
timur
tengah,
mendenifisikan ibrah dengan suatu kondisi psikis yang manyampaikan manusia untuk mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga kesimpulannya dapam mempengaruhi hati untuk tunduk kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku yang sesuai. Tujuan Paedagogis dari ibrah adalah mengantarkan manusia pada kepuasaan pikir tentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik atau menambah perasaan keagamaan. Adapun pengambilanibrah bisa dilakukan melalui kisah-kisah teladan, fenomena alam atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik di masa lalu maupun sekarang (Burhanuddin, 2001:57). Keempat, Mendidik melalui mauidzah (nasehat). Mauidzah berarti nasehat. Rasyid Ridla mengartikan mauidzah sebagai berikut”Mauidzah adalah nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa yang dapat menyentuh hanti dan membangkitkannya untuk mengamalkan” (Rasyid Ridha, :404). Metode mauidzah, harus mengandung tiga unsur, yakni 1)Uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini santi,
misalnya tentang sopan santun, harus berjamaah maupun kerajinan dalam beramal; 2)Motivasi dalam melakukan kebaikan; 3)Peringatan tentang dosa atau bahaya yang bakal muncul dari adanya larangan bagi dirinya sendiri maupun orang lain(Burhanuddin, 2001: 57-58). Kelima,
Mendidik
melalui
kedisiplinan.
Dalam
ilmu
pembelajaran,
kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga kelangsungan kegiatan pembelajaran. Metode ini identik dengan pemberian hukuma atau sangsi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi (Nawawi, 1993:234). Pembentukan lewat kedisiplinan ini memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan. Ketegasan mengharuskan seorang pendidik memberikan sangsi bagi pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan sang pendidik sang pendidik berbuat adil dan arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan lain. Dengan demikian sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus memperhatikan beberapa hal berikut 1) perlu adanya bukti yang kuat tentang adanya tindak pelanggaran; 2) hukuman harus bersifat mendidik, bukan sekedar memberi kepuasan atau balas dendam dari si pendidik; 3) harus mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar, misalnya frekuensinya pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran disengaja atau tidak. Keenam, Hukuman dan pujian. Di pesantren, hukuman ini dikenal dengan istilah ta’zir. Ta’zir adalah hukuman yang dijatuhkan pada santri yang melanggar. Hukuman yang terberat adalah dikeluarkan dari pesantren. Hukuman ini diberikan kepada santri yang telah berulang kali melakukan pelanggaran, seolah tidak bisa diperbaiki. Juga diberikan kepada santri yang melanggar dengan pelanggaran berat yang mencoreng nama baik pesantren.
Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama lain; targhib dan tahzib.Targhib adalah janji disertai dengan bujukan agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak benar (An Nahlawi,1992 : 214). Tekanan metode targhib terletak pada harapan untuk melakukan kebajikan, sementara tekanan metode tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa. Meski demikian metode ini tidak sama pada metode hadiah dan hukuman. Perbedaan terletak pada akar pengambilan materi dan tujuan yang hendak dicapai. Targhib dan tahzib berakar pada Tuhan (ajaran agama) yang tujuannya memantapkan rasa keagamaan dan membangkitkan sifat rabbaniyah, tanpa terikat waktu dan tempat. Adapun metode hadiah dan hukuman berpijak pada hukum rasio (hukum akal) yang sempit (duniawi) yang tujuannya masih terikat ruang dan waktu. Di pesantren, metode ini biasanya diterapkan dalam pengajian-pengajian, baik sorogan maupun bandongan. (Burhanuddin, 2001:61) Ketujuh, Mendidik melalui kemandirian. Kemandirian tingkah-laku adalah kemampuan santri untuk mengambil dan melaksanakan keputusan secara bebas. Proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan santri yang biasa berlangsung di pesantren dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keputusan yang bersifat pentingmonumental dan keputusan yang bersifat harian. Pada tulisan ini, keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang bersifat rutinitas harian. Terkait dengan kebiasan santri yang bersifat rutinitas menunjukkan kecenderungan santri lebih mampu dan berani dalam mengambil dan melaksanakan keputusan secara mandiri, misalnya pengelolaan keuangan, perencanaan belanja, perencanaan aktivitas rutin, dan sebagainya. Hal ini tidak lepas dari kehidupan mereka yang tidak tinggal bersama orangtua mereka dan tuntutan pesantren yang
menginginkan santri-santri dapat hidup dengan berdikari. Santri dapat melakukan sharing kehidupan dengan teman-teman santri lainnya yang mayoritas seusia (sebaya) yang pada dasarnya memiliki kecenderungan yang sama. Apabila kemandirian tingkah-laku dikaitkan dengan rutinitas santri, maka kemungkinan santri memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Berdasar beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan beberapa indikator perilaku sebagai variabel penelitian. Adapun indikator perilaku adalah : a. Perilaku kepada Allah dengan cara misalnyabertakwa kepada Allah,beribadah kepada Allah, berdo’a khusus kepada Allah, dzikrullah, bertawakal, bersabar, dan bersyukur (Abdullah, 2007 : 200). b. Perilaku kepada diri sendiri misalnya bekerja secara optimal, memenuhi kebutuhan pribadi, olahraga, mencari ilmu pengetahuan, sabar, jujur, malu, percaya diri juga merupakan tuntutan rohani. c. Perilaku kepada orang tua dan guru misalnya menghormatinya, menjunjung tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik kepada mereka, lebih-lebih jika usia mereka lanjut, berkata dengan sopan dan lemah lembut (Idris, 1996 : 106). d. Perilaku kepada tetangga misalnya tolong menolong, saling membantu dan lain sebagainya. e. Perilaku kepada Alam misalnya melestarikan alam, memeliharanya dengan baik (Asmaran, 2003:182).
C. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pembelajaran Terhadap Perilaku Santri Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja (Darsono dkk, 2000:18) Pembelajaran yang dimaksudkan oleh peneliti di sini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ustadz untuk mengubah perilaku santrinya agar menjadi baik. Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren PELMAHA di Desa Sumowono, Kec. Sumowono, Kab. Semarang Jawa Tengah. Dengan kata lain pembelajaran dalam konteks ini adalah aktifitas dan usaha yang dilakukan santri untuk
mengubah
dirinya
dengan
perilakunya
melalui
kegiatan-kegiatan
pembelajaran di pondok pesantren PELMAHA tersebut. Pembelajaran yang ada di pondok pesantren ini memiliki berbagai macam kegiatan. Menurut Zubaedi (2008 : 207) pembelajaran yang dilaksanakan di pesantren meliputi lima bidang pembelajaran yaitu pembelajaran intelektual, pembelajaran sosial kemasyarakatan, pembelajaran kependudukan, pembelajaran sosial dan kesehatan, dan pembelajaran keterampilan. Dan kegiatan tersebut wajib diikuti oleh santri. Menurut Oemar Hamalik (2000 :138) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan pembelajaran yaitu, perilaku terminal, kondisi-kondisi, dan standar ukuran. Tujuan dari pembelajaran yang ada di pondok pesantren ini yaitu dapat mengubah perilaku anak, dari perilaku yang tidak baik agar berubah menjadi baik, dari perilaku yang tidak sopan agar berubah menjadi sopan. Dengan kata lain, pembelajaran bertujuan agar para santri dapat mengubah dirinya. Perubahan diri ini tentunya ridak terlepas dari perilaku. Sehingga, antara pembelajaran dan perilaku ini ada kesinambungannya. Aktif dalam sebuah kegiatan pembelajaran akan berpengaruh pada perilakunya. Begitu pula sebaliknya, jika tidak aktif dalam sebuah kegiatan pembelajaran, maka
berpengaruh pula pada perilakunya. Jika santri mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di pondok pesantren, maka perilakunya akan cenderung kepada perilaku terpuji. Begitu pula sebaliknya, jika ada santri yang jarang bahkan tidak mengikuti kegiatan di pondok pesantren maka perilakunya akan cenderung mendekati perilaku tercela. Namun, kecenderungan perilaku-perilaku tersebut tentunya di pengaruhi beberapa faktor. Menurut Purwanto (1999: 87 ) factorfaktor yang mempengaruhi perilaku manusia dibagi menjadi dua yaitu, factor iksternal dan factor internal. Faktor internal yaitu jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat
fisik, kepribadian, intelegensia,dan bakat. Sedangkan factor
eksternal yaitu pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan, social ekonomi. Diantaranya faktor internal dan faktor eksternal yaitu faktor dari dalam diri santri dan faktor dari luar santri. Yang dimaksud anak dalam pembahasan disini yaitu santri. Dengan kata lain, pembelajaran yang ada di pondok pesantren dapat mempengaruhi perilaku santri.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Letak pondok pesantren Pondok pesantren PELMAHA ini Sokorini,yaitu
jalan
alternatif
terletak tepat di pinggir jalan raya
Semarang-Magelang,Semarang-Temanggung,
Semarang-Purwokerto dan Semarang-Wonosobo. Pondok pesantren ini berada di jalan Sokorini nomor 57, RT 03 RW 01 Dusun Nyampuran Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kebupaten Semarang. Adapun batas-batas geografis pesantren ini adalah sebelah utara berbatasan denganperumahan penduduk (rumah Supomo), sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk (Rumah Tarmini), sebelah barat berbatasan dengan Jalan raya Sukorini, dan sebelah timur berbatasan dengan pesawahan penduduk setempat. Pondok pesantren ini mempunyai luas pekarangan dan gedung yang dipergunakan untuk pembelajaran sekitar 12x20 m².
2. Jumlah Santri Pondok pesantren ini ditempati 45 orang santri. Terdiri dari36 santri, 2 orang pengasuh pondok pesantren, 5 orang ustadz, 1 orang cleaning service, dan 1 orang juru masak. Santri di pondok pesantren ini terdiri dari : 1) 6 santri duduk di tingkat Sekolah Dasar, 2) 18 santri duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah, 3) 12 santri duduk di tingkat Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan,dan Madrasah Aliyah.
B. Hasil Angket 1. Keaktifan mengikuti Pembelajaran Adapun data hasil jawaban dari angket tentang keaktifan mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 JawabanAngket Tentang keaktifan mengikuti pembelajaran
No
Nama Responden
Jawaban soal A
B
C
D
Jumlah
1.
MMS
4
4
1
1
10
2.
SDQ
2
3
4
1
10
3.
MJB
7
1
2
0
10
4.
CHO
3
4
3
0
10
5.
DSW
7
1
1
1
10
6.
MZA
8
0
0
2
10
7.
ANW
4
0
5
1
10
8.
YGA
4
3
3
0
10
9.
NDR
2
3
5
0
10
10.
MSF
11. 12. 13.
HRN ARS MSP
8 7 8
0 1 1
1 1 1
1 1 0
10 10 10
5
4
1
0
10
14. 15.
FAD BRH
5
2
1
2
10
6
0
4
0
10
16.
HRI
3
2
5
0
10
17.
MHD
18.
ZNL
1 6
0 3
9 1
0 0
10 10
19.
ARF
2
1
6
1
10
20.
ZNZ
1
3
4
2
10
21.
NRS
6
2
2
0
10
22.
FJR
4
3
2
1
10
23.
AGR
7
0
3
0
10
24.
ADT
4
3
3
0
10
25.
GZL
5
1
3
1
10
Jumlah
250
2. Perilaku santri Adapun hasil jawaban dari angket tentang data perilaku santri dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Jawaban Angket Tentang Perilaku Santri
No
Nama Responden
Jawaban soal A
B
C
D
Jumlah
1.
MMS
2
4
0
4
10
2.
SDQ
3
2
2
3
10
3. 4.
MJB
2
1
2
5
10
CHO
2
3
3
2
10
5.
DSW
3
1
4
2
10
6.
MZA
3
3
0
4
10
7.
ANW
2
1
3
4
10
8.
YGA
2
3
3
2
10
9.
NDR
2
1
1
6
10
10.
MSF
2
0
4
4
10
11.
HRN
3
1
2
4
10
12.
ARS
2
3
3
2
10
13.
MSP
2
2
3
3
10
14.
FAD
4
2
3
1
10
15.
BRH
5
0
1
4
10
16.
HRI
0
3
1
6
10
17.
MHD
1
5
2
2
10
18.
ZNL
3
3
1
3
10
19.
ARF
1
2
4
3
10
20.
ZNZ
2
2
5
1
10
21.
NRS
1
1
4
4
10
22.
FJR
1
1
3
5
10
23.
AGR
2
2
3
3
10
24.
ADT GZL Jumlah
1 1
1 2
5
25.
3 2
10 10 250
5
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut.Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya. Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar sesuai dengan data yang akan diteliti. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Analisiskeaktifan mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren PELMAHA Tabel 4.1 Keaktifan mengikuti Pembelajaran di Pondok Pesantren PELMAHA Jawaban soal
Total jawaban tiap item
Nomor Responden
A
B
C
D
4
3
2
1
Total nilai
1
4
4
1
1
16
12
2
1
31
2
2
3
4
1
8
9
8
1
26
3
7
1
2
0
28
3
4
0
35
4
3
4
3
0
12
12
6
0
30
5
7
1
1
1
28
3
2
1
34
6
8
0
0
2
32
0
0
2
34
7
4
0
5
1
16
0
10
1
27
8
4
3
3
0
16
9
6
0
31
9
2
3
5
0
8
9
10
0
27
10 11 12
8 7 8
0 1 1
1 1 1
1 1 0
32 28 32
0 3 3
2 2 2
1 1 0
35 34 37
13
5
4
1
0
20
12
2
0
34
14
5
2
1
2
20
6
2
2
30
15
6
0
4
0
24
0
8
0
32
16
3
2
5
0
12
6
10
0
28
17 18 19
1 6 2
0 3 1
9 1 6
0 0 1
4 24 8
0 9 3
18 2 12
0 0 1
22 35 24
20
1
3
4
2
4
9
8
2
23
21
6
2
2
0
24
6
4
0
34
22
4
3
2
1
16
9
4
1
30
23
7
0
3
0
28
0
6
0
34
24
4
3
3
0
16
9
6
0
31
25
5
1
3
1
20
3
6
1
30
Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk mengetahui tinggi rendahnya Keaktifan mengikuti Pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha di desa Sumowono. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Keterangan : i
= interval
Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
Ki
= kelas interval (tinggi,sedang,rendah)
i= 4
Tabel 4.2 Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha di Desa Sumowono
Nominasi No
Nama Responden
Skor
1.
MMS
31
B
2.
SDQ
26
C
3.
MJB
35
A
4.
CHO
30
B
5.
DSW
34
A
6.
MZA
34
A
7.
ANW
27
C
8.
YGA
31
B
9.
NDR
27
C
10.
MSF
A
11. 12. 13.
HRN ARS MSP
35 34 37
14. 15.
FAD BRH
30 32
B B
16.
HRI
28
C
17.
MHD
D
18. 19.
ZNL ARF
22 35 24
20.
ZNZ
23
D
21.
NRS
34
A
22.
FJR
30
B
34
A A A
A D
23.
AGR
34
A
24.
ADT
31
B
25.
GZL
30
B
Dari tabel di atas dapat diketahui variabel Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, kategori alternatif A ada 10 responden, kategori alternatif B ada 8 responden,kategori alternatif C ada 4 responden, dan kategori alternatif D ada 3 responden. Kemudian dicari prosentase frekuensi keaktifan mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini penulis menggunakan prosentase sebagai berikut :
a. Untuk kategori alternatif A tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 10 responden.
b. Untuk kategori alternatif B tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 8 responden .
c. Untuk kategori alternatif C tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 4 responden.
d. Untuk kategori alternatif D tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 3 responden.
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang
Keaktifan Mengikuti
Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa
Sumowono Tahun 2013.
Tabel 4.3 Nilai Interval Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pembelajaran
No
Interval
Kategori
Jumlah
Alternatif
responden
Prosentase
1
34-37
A
10
40 %
2
30-33
B
8
32%
3
26-29
C
4
16%
4
22-25
D
3
12%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013 adalah 40 % untuk kategori A, 32% untuk kategori B,16 % untuk kategori C, dan 12 % untuk kategori D. 2. Perilaku santri di Pondok Pesantren Pelmaha Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tabel 4.4
Perilaku Santri
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Total jawaban tiap item
Jawaban soal A
B
C
D
2
4
0
4
3 2 2 3 3
2 1 3 1 3
2 2 3 4 0
3 5 2 2 4
2
1
3
4
2
3
3
2
2
1
1
6
2
0
4
4
3
1
2
4
2
3
3
2
2
2
3
3
4
2
3
1
5
0
1
4
0
3
1
6
1
5
2
2
3
3
1
3
1
2
4
3
2
2
5
1
1
1
4
4
4
3
2
1
8
12
0
4
12
6
4
3
8
3
4
5
8
9
6
2
12
3
8
2
12
9
0
4
8
3
6
4
8
9
6
2
8
3
2
6
8
0
8
4
12
3
4
4
8
9
6
2
8
6
6
3
16
6
6
1
20
0
2
4
0
9
2
6
1
10
4
2
12
9
2
3
4
6
8
3
8
6
10
1
4
3
8
4
Total nilai 24 25 20 25 25 25 21 25 19 20 23 25 23 29 26 17 17 26 21 25 19
22 23 24 25
1
1
3
5
2
2
3
3
3
1
1
5
2
1
2
5
4
3
6
5
8
6
6
3
12
3
2
5
8
3
4
5
18 23 22 20
Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk mengetahui tinggi rendahnya Keaktifan mengikuti Pembelajaran di pondok pesantren Pelmaha di desa Sumowono. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Keterangan : i
= interval
Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
Ki
= kelas interval (tinggi,sedang,rendah)
i= 4
Tabel 4.5 Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Perilaku di pondok pesantren Pelmaha di Desa Sumowono Skor No
Nominasi
Nama Responden
1.
MMS
2.
SDQ
3.
MJB
4.
CHO
5.
DSW
6.
MZA
7.
ANW
8.
YGA
25
B
9.
NDR
19
D
10.
MSF
11. 12. 13.
HRN ARS MSP
24 25 20 25 25 25 21
20 23 25 23
C B D B B B C
D C B C
14. 15.
FAD BRH
16.
HRI
17.
MHD
18. 19.
ZNL ARF
20.
ZNZ
21.
NRS
22.
FJR
23.
AGR
24.
ADT
22
C
25.
GZL
20
D
29 26 17 17 26 21 25 19 18 23
A B D D B C B D D C
Dari tabel di atas dapat diketahui variabel Perilaku santri di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, kategori alternatif A ada 1 responden, kategori alternatif B ada 9 responden,kategori alternatif C ada 7 responden, dan kategori alternatif D ada 8 responden. Kemudian dicari prosentase frekuensi keaktifan mengikuti pembelajaran . Dalam hal ini penulis menggunakan prosentase sebagai berikut :
a. Untuk kategori alternatif A tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 1 responden.
b. Untuk kategori alternatif B tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 9 responden.
c. Untuk kategori alternatif C tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 7 responden.
d. Untuk kategori alternatif D tentang Keaktifan Mengikuti Pembelajaran di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013, ada 8 responden.
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang Perilaku santri di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013.
Tabel 4.6 Nilai Interval Pengaruh Perilaku santri
No
Interval
Kategori
Jumlah
Alternatif
responden
Prosentase
1
41-48
A
1
4%
2
33-40
B
9
36%
3
25-32
C
7
28%
4
17-24
D
8
32%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Perilaku santri di pondok Pesantren pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013 adalah 4% untuk kategori A, 36% untuk kategori B,28% untuk kategori C, dan 32% untuk kategori D. B. Analisis Kedua Mencari korelasi antara keaktifan mengikuti pembelajaran dengan perilaku santri di Pondok Pesantren Pelmaha Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Dalam analisis kedua ini akan menganalisis tentang keaktifan mengikuti pembelajaran sebagai variabel X dengan perilaku santri sebagai variabel Y, akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi.
Tabel 4.7 Pembantu Analisis Product Moment
No
X
Y
X2
Y2
XY
1
31
24
961
576
744
2
26
25
676
625
650
3
35
20
1225
400
700
25
900
625
750
4
30
5
34
25
1156
625
850
6
34
25
1156
625
850
7
27
21
729
441
567
8
31
25
961
625
775
9
27
19
729
361
513
10
35
20
1225
400
700
11
34
23
1156
529
782
12
37
25
1369
625
925
13
34
23
1156
529
782
14
30
29
900
841
870
15
32
26
1024
676
832
16
28
17
784
289
476
17
22
17
484
289
374
18
35
26
1225
676
910
19
24
21
576
441
504
20
23
25
529
625
575
21
34
19
1156
361
646
22
30
18
900
324
540
23
34
23
1156
529
782
24
31
22
961
484
682
25
30
20
900
400
600
∑
768
563
23994
12921
17379
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangnan sebagai berikut : N
= 25
∑x2
= 23994
∑x
= 768
∑y2
= 12921
∑y
= 897
∑xy
= 17379
Untuk melakukan analisis dari kedua variabel di atas, penulis menggunakan rumus product moment, yaitu :
rxy
XY
X Y N
2 X 2 X Y 2 Y N N 2
17379 – 17295,36 rxy= √({23994 –23592,96}{12921 – 12678,76} rxy= 83,64 √{401,04}{242,24} rxy = 83,64 311,68562 rxy = 0,268
C. Pembahasan Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y diketahui, maka untuk mengetahui dapat atau tidaknya hipotesis diterima harus dikonsultasikan nilai rxyhasil dari perhitungan dengannilai r yang terdapat dalam table nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitungdengan rtabelsignifikan atau tidak. Sesuai dengan responden sebanyak 25 dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai product moment adalah sebagai berikut : a. Pada taraf signifikansi 5%, r = 0,396 b. Pada taraf signifikansi 1%, r = 0,505 Berdasarkan nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang diperoleh sebagai berikut : a. 0,268 < 0,396 pada taraf signifikansi 5% b. 0,268 < 0,505 pada taraf signifikansi 1% Dari hasil tampak bahwa rhitung lebih kecil dari rtabel, maka dikonsultasikan pada rtabel product moment dengan N=25 pada taraf signifikan 5% di peroleh nilai0,396 . Dengan ini dapat diketahui bahwa rxyhitung sebesar 0,268( rtabel sebesar 0,396 ,maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan atau terdapat
pengaruh akan tetapi tidak signifikan dengan keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono kabupaten Semarang Tahun 2013. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan dalam penelitian di atas,karena santri yang mengikuti pembelajaran di pondok pesantren hanya menjalankan rutinitas tanpa tahu mendalam tentang manfaat dan tujuan dari mengikuti pembelajaran di pondok pesantren itu sendiri. Sebagian santri menjalaninya bukan karena di dalam hati berniat sungguh-sungguh, tetapi mereka mengikuti semua kegiatan itu hanya sekedar menjalankan ritinitas yang telah di tetapkan di pondok pesantren. Santri dapat berperilaku baik atau tidak, bukan hanya mengikuti pembelajaran yang ada di pondok pesantren saja, tetapi faktor dari diri santri dan lingkungan sekitar juga akan mempengaruhi perilaku santri, seperti: Lingkungan keluarga yaitu orang tua, lingkungan sekitar yaitu teman di luar pondok pesantren, tetangga di pondok pesantren. Jadi, perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono tidak hanya dikarenakan oleh keaktifan mereka dalam mengikuti pembelajaran, akan tetapi perilaku santri juga dikarenakan oleh faktor dari diri santri itu sendiri, orang tua, orang terdekat, dan faktor lingkungan sekitar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Pengaruh Keaktifan mengikuti Pembelajaran terhadap Perilaku santri di Pondok Pesantren Pelmaha Desa Sumowono Tahun 2013” adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil penyebaran angket tentang Keaktifan mengikuti Pembelajaran di Pondok Pesantren Pelmaha Desa Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa : a. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban A ada 10 orang atau 40 %. b. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban B ada 8 orang atau 32 %. c. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban C ada 4 orang atau 16 %. d. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban D ada 3 orang atau 12 % 2. Bahwa perilaku santri di Pondok Pesantren Pelmaha Desa Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2013 adalah sebagai berikut : a. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban A ada 1 orang atau4 % b. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban B ada 9 orang atau36 % c. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban C ada 7 orang atau28 % d. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban D ada 8 orang atau32 %
3. Setelah dianalisis dengan menggunakan rumus product moment diperoleh nilai 0,268 < 0,396 pada taraf signifikansi 5% dan 0,268 < 0,505 pada taraf sinifikansi 1% yang menunjukkan bahwa rhitung lebih kecil dari rtabel ,maka kerelasi 0,268 tidak ada hubungan positif yang signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan atau terdapat pengaruh akan tetapi tidak signifikan dengan keaktifan mengikuti pembelajaran terhadap perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono kecamatan Sumowono kabupaten Semarang Tahun 2013. Tidak terdapatnya hubungan positif yang signifikan dalam penelitian di atas karena santri yang mengikuti pembelajaran di pondok pesantren hanya menjalankan rutinitas tanpa tahu mendalam tentang manfaat dan tujuan dari mengikuti pembelajaran di pondok pesantren itu sendiri. Sebagian santri menjalaninya bukan karena di dalam hati berniat sungguh-sungguh, tetapi mereka mengikuti semua kegiatan itu hanya sekedar menjalankan ritinitas yang telah di tetapkan di pondok pesantren. Santri dapat berperilaku baik atau tidak, bukan hanya mengikuti pembelajaran yang ada di pondok pesantren saja, tetapi faktor dari diri santri dan lingkungan sekitar juga akan mempengaruhi perilaku santri, seperti: Lingkungan keluarga yaitu orang tua, lingkungan sekitar yaitu teman di luar pondok pesantren, tetangga di pondok pesantren. Jadi, perilaku santri di pondok pesantren Pelmaha desa Sumowono tidak hanya dikarenakan oleh keaktifan mereka dalam mengikuti pembelajaran, akan tetapi perilaku santri juga dikarenakan oleh faktor dari diri santri iru sendiri,orang tua,orang terdekat, dan faktor lingkungan sekitar. B. Saran 1. Bagi Ustadz a. Hendaknya kinerja ustadz dalam mengajar lebih ditingkatkan,lebih serius dan lebih bersungguh-sungguh agar terciptanya suasana kegiatan belajar- mengajar di pondok pesantren yang nyaman serta tercapainya tujuan pembelajaran. b. Mengingat adanya hubungan yang positif antara ustadz terhadap santri, maka hal ini sedapat mungkin perlu di tingkatkan agar dapat di memperbaiki perilaku santri.
2. Bagi Pondok Pesantren Dari pihak pondok pesantren sebaiknya menjalin hubungan baik dengan tetangga dan lingungan sekitar pondok pesantren. 3. Bagi santri Sebagai santri sebaiknya lebih bisa menjaga perilakunya dimanapun dia berada. C. Penutup Dengan ini ucapkan puji syukur alhamdulillah, Skripsi ini dapat penulis selesaikan meskipun dengan kekurangan-kekurangan yang ada namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun. Adapun hasil dari penulisan skripsi ini sudah tentu masih jauh dari sempurna,mengingat adanya keterbatasan dari berbagai pihak terutama pada diri penulis. Oleh karena itu saran-saran dari berbagai pihak manapun sangatlah penulis harapkan untuk menjadikan skripsi ini ini semakin baik dan sempurna. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang turut membantu terselesainya skripsi ini, dan tidak lupa mohon maaf atas kekurangankekurangan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Ghazali. 1977.Ihya Ulumuddin,Jilid III. Dar-al-Mishri: Beirut An Nahlawi, Abd. Rahman. 1992. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam.Terjemahan oleh Dahlan & Sulaiman.Bandung: CV. Diponegoro Arikunto, Suharsimi. 1993. ManajemenPengajaranSecaraManusiawi. Jakarta: RinekaCipta. BahriDjamarahSyaiful, danZain Aswan. 2010.StrategiBelajarMengajar.RinekaCipta, Jakarta Burhanuddin,Tamyiz.2001. Akhlak Pesantren : solusi bagi Kerusakan Akhlak. Yogyakarta: ITTIQA PRESS Darsono, dkk. 2000. BelajardanPembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press Departemen Agama.2002.Al Qur’an dan Terjemahannya.Surabaya: Dana Karya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Djiwandono, Sri Esthi Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo DOSEN FIP-IKIP MALANG. 1980.Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional DR.Zubaedi,M.Ag.,M.Pd.2007.Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik,
Oemar. 2005. Dasar-dasarPengembanganKurikulum. RemajaRosdakarya
Bandung:
PT.
Nawawi,Hadari.1993.Pendidikan dalam Islam.Surabaya: Al-Ikhlas Prof.Dr.H.PutraDaulany,Haidar, MA.2007.Pendidikan pendidikanNasional di Indonesia
Islam
dalam
sistem
Prof.H.M.Marzuki,Saleh,M.Ed.2010.PendidikanNonformal.Jakarta:Rosdakarya Prof.Dr.H.M.Nasir, Ridlwan,M.A.2005. MencariTipologi Format Pendidikan PondokPesantren di Tengah ArusPerubahan.Yogyakarta:PustakaPelajar
Ideal
Purwanto, Heri. 1999. PengantarPerilakuManusia. Jakarta: GramediaPustaka Ridha,Rasyid. Tafsir al-Manar,Jilid II.Mesir: Maktabah al-Qahirah Resito,Herman.1992.Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Sudjana,Nana dan Ibrahim.1989.Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru
Sujanto,Agus, dkk.1980.PsikologiKepribadian.Jakarta: BumiAksara Surya Brata,Sumadi.1993.PsikologiPendidikan.Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada Yulis,Rama.2004.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kalam Mulia Wojowarsito,S. 1996. KamusBahasa Indonesia.Bandung:Sinta Dharma
DAFTAR ANGKET
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Petunjuk 1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti. 2. Pilih salah satu jawaban dengan menyilang (X) huruf a, b, c dan d. 3. Pilih alternatif jawaban sesuai dengan yang anda lakukan sekarang. 4. Menjawab angket ini, tidak mempengaruhi prestasi anda. 5. Kerahasiaan data anda dijamin peneliti.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! I. Keaktifan Mengikuti Pendidikan 1. Apakah anda mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di pondok pesantren? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Apakah anda hadir tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Apakah anda mengikuti pembelajaran sesuai waktu yang tersedia? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Apakah anda menggunakan waktu yang tersedia untuk belajar dengan baik? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Apakah anda mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Apakah anda memperhatikan terhadap materi yang disampaikan? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Apakah anda berdo’a ketika akan memulai kegiatan dan menjelaskan di pondok pesantren? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Apakah anda duduk tenang ketika mendengarkan ceramah dari ustad? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Apakah
anda
mencatat
materi
yang disampaikan
ustadz
ketika
kegiatan
pembelajaran? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Jika ada materi yang belum dipahami,apakah anda mengulang materi diluar kelas? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
II. Perilaku Santri 1. Apakah anda berdoa setelah sholat fardhu? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Apakah anda berdzikir setiap malam? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Apakah anda bertindak dan berperilaku sehari-hari secara jujur? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Apakah anda mengikuti berbagai kegiatan dengan sabar ? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Apakah anda berperilaku sopan dan hormat dengan orang tua?
a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Apakah anda berperilaku sopan dan hormat dengan guru (ustadz)? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Apakah anda menyapa ketika bertemu dengan tetangga? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Apakah anda menolong tetangga yang mengalami kesulitan sesuai kemampuan anda? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Apakah anda menjaga kebersihan lingkungan sekitar? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Apakah anda merawat lingkungan sekitar? a. Ya, selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Kegiatan tadarus di pondok pesntren PELMAHA
Kegiatan Sholat Berjamaah Di Pondok Pesantren PELMAHA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Chahyani Susi Lestari
Tempat Tanggal Lahir
: Kab.Semarang, 06 Juni 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sukorini no.55 RT: 03, RW:01 Sumowono Kecamatan Sumowono
Pembelajaran
: 1. TK PERTIWI Lanjan Sumowono Lulus Tahun 1997 2. SDN Sumowono Lulus Tahun 2003 3. SMP N 1 Sumowono Lulus Tahun 2006 4. SMA N 1 Ungaran Lulus Tahun 2009
Pengalaman Organisasi
: 1. Anggota PMI Tahun 2001-2003 2. Anggota OSIS 2003-2006 3. Anggota Rohis Tahun 2006-2009
Penulis
Chahyani Susi Lestari