WASILAH 113
WADAH SILATURAHIM ALUMNI ROHIS SMA N 113 JAKARTA
HANDBOOK FOR MENTOR MENTORING PROJECT ROHIS SMA N 113 JAKARTA
1
IFTITAH
Mengapa Mentoring? Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda muslim yang telah tersebar secara luas di sekolah-sekolah dan di kampus-kampus. Hal ini disebabkan mentoring merupakan bentuk pembinaan yang memiliki keunggulan-keunggulan di antaranya : 1. Didapatnya pemantauan yang lebih intensif dan melekat dari seorang mentor terhadap perkembangan kualitas peserta mentoring. 2. Lebih mendalamnya pengenalan terhadap peserta mentoring, sehingga mentor dapat menerapkan pendekatan secara khusus kepada tiap peserta. 3. Terbangunnya ukhuwah yang lebih kokoh antar peserta mentoring. 4. Lebih dimungkinkannya pembinaan dapat berlangsung secara kontinu. Karena itu, buku ini dibuat secara khusus untuk membantu pelaksanaan program mentoring di sekolahsekolah. Buku ini, disertai pelatihan-pelatihan yang diperlukan bagi peserta mentoring diharapkan akan meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah. Untuk Siapa Buku Ini Dibuat? Buku ini dibuat untuk para pembina pada kegiatan mentoring, sebagai acuan dalam menentukan materi-materi yang akan disampaikan dan apa yang harus dilakukan ketika menyampaikan setiap materi. Karena itu, buku ini sebaiknya hanya dipegang oleh mentor, tidak oleh peserta mentoring. Bila peserta mentoring membutuhkan bahan bacaan, mentor hendaknya memberikan referensi buku-buku yang dapat dibaca sesuai referensi yang disebutkan dalam buku ini. Yang Kami Harapkan? Setelah mengikuti proses pembinaan dalam mentoring, peserta diharapkan : 1. Memiliki pribadi yang hanif dan bersedia mendengarkan da’wah. 2. Memiliki kecenderungan untuk mengubah diri dan mengubah orang lain. 3. Memiliki potensi tertentu yang dapat bermanfaat bagi da’wah. 4. Melaksanakan ibadah-ibadah wajib. 5. Simpati kepada persoalan Islam dan keislaman. Berangkat dari kesadaran akan kebutuhan akan sebuah panduan pengelolaan mentoring project yang secara spesifik sesuai untuk diterapkan di SMA N 113 demi mewujudkan harapan tersebut diatas, maka HANDBOOK FOR MENTOR ini dibuat. Semoga segala kekurangan yang mungkin masih terdapat dalam buku ini dapat memacu perbaikan kita semua di masa mendatang.
Wassalam,
Tim Mentoring Project WASILAH 113 i
DAFTAR ISI
•
Iftitah ........................................................................................................i
•
Daftar Isi .................................................................................................. ii
• • •
Petunjuk Penggunaan Buku...................................................................iii
•
Penting Bagi Mentor................................................................................iv Silabus Materi o RENCANA MATERI ..................................................................... 1 o TA’ARUF...................................................................................... 2 o NIKMAT IMAN .............................................................................. 4 o HAL-HAL YANG MELEMAHKAN & MENGUATKAN IMAN ......... 7 o IKHLASSUNNIYAH ...................................................................... 11 o MA’RIFATULLAH ......................................................................... 13 o RUKUN ISLAM ............................................................................. 17 o IHSAN ...........................................................................................20 o MA’RIFATUL RASUL ................................................................... 22 o MA’RIFATUL ISLAM .....................................................................26 o MA’RIFATUL QUR’AN ..................................................................30 o MA’RIFATUL INSAN ................................................................... 34 o TAWAZUN .................................................................................... 37 o AKHLAQ ....................................................................................... 40 o KEUTAMAAN ILMU ..................................................................... 43 o SOSOK PELAJAR MUSLIM ........................................................ 45 o UKHUWAH ISLAMIYAH............................................................... 50 o BIRRUL WALIDAIN ...................................................................... 54 o TADABUR AYAT QS.AL-HUJURAT AYAT 10-13 ........................ 55
ii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
Buku ini merupakan buku pegangan bagi mentor yang berisi kerangka umum materi-materi mentoring yang telah lazim disampaikan di berbagai sekolah. Buku ini disarikan dari berbagai buku referensi serupa dari berbagai sumber yang dikemas secara lebih singkat dan padat demi penyesuaian dengan kebutuhan dan kurikulum mentoring project di SMAN 113 Jakarta. Pada dasarnya buku ini terdiri dari materi- materi dasar keislaman, dan materi pengembangan diri yang berjumlah sebanyak 18 judul materi yang disampaikan sebanyak 21 kali pertemuan. Disamping materi yang terdapat dalam buku ini, mentor dapat pula memberikan materi penunjang lainnya yang berkaitan dan dirasa perlu asalkan sesuai dengan kurikulum mentoring project di SMAN 113 Jakarta. Setiap materi membutuhkan waktu 90 menit (atau sekurang-kurangnya 1 jam), dengan alokasi waktu sebagai berikut;
Langkah
Uraian Kegiatan
Waktu
Pembukaan
Mentor membuka pertemuan dan menanyakan kabar peserta mentoring
5 menit
Tilawah Al-Qur’an
Mentor bersama-sama peserta membaca Ayat Al-Qur’an secara bergiliran, saat dibacakan ayat Al-Qur’an peerta yang lain menyimak setelah selesai memberikan koreki terhadap bacaan Al-Qur’a bila perlu
10 menit
Game / Ice breaking (Optional)
Mentor memberikan simulasi untuk memecah kebekuan sekaligus pengantar materi
5 menit
Tausiyah
Mentor menyampaikan isi materi, diharapkan peserta menyimak dan mencatat isi yang disampaikan
40 menit
Simulasi
Mentor memberikan disampaikan bila perlu
yang
10 menit
Diskusi
Berdiskusi dan tanya jawab, baik seputar materi maupun diluar tema materi
15 menit
Penutup
Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup pertemuan dengan Do’a
5 Menit
simulasi
terkait
materi
Do’a penutup majelis: ”Subhanakallahumma wabihamdika Asyhadu alla ilaaha illa anta, Astaghfiruka wa ’atubu ilaik” ”Maha suci bagi-Mu, Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, Aku bersaksi tidak ada tuhan selain engkau, Aku memohon ampunanm-Mu dan bertaubat kepada-Mu”
iii
PENTING BAGI MENTOR
MEMAHAMI SOSOK, TUGAS DAN BEKAL SEORANG DA’I Sosok da’i bukanlah orang sembarangan yang bisa diorbit sebagaimana bisa mengorbitkan sarjana akademis. Da’i adalah sosok manusia yang memiliki seperangkat hiasan pribadi yang spesifik, memiliki shibghoh Islami dalam segala aspeknya. Berikut ini kita akan paparkan seputar perangkatperangkat da’i sebagai sosok manusia yang spesifik.
1. KRITERIA RUHIYAH Kekuatan ruh merupakan prinsip dalam kepribadian seorang da’i yang tanpa kekuatan ini seorang da’i ibarat jasad tanpa ruh, begitu pula pada umumnya manusia. Kekuatan ruh lahir dari aktivitas ruhiyah yang dilakukan oleh seseorang. Sentral aktivitas ruhiyah adalah ibadah ilallah. Dengan ibadah ruh menjadi kuat, hati terkendali, hati tertundukkan dan praktis tergiring untuk menyerah dalam pangkuan Islam secara kaffah. Adapun aktivitas ruhiyah pemacu ruh da’i adalah : 1. Beribadah dengan benar, faham apa yang dibaca, dan merasakan bahwa dirinya sedang bermunajat dan bermuwajahah dengan Rabbnya. 2. Memelihara sholat-sholat wajib dan sunnat. 3. Memelihara keaktifan sholat jama’ah terutama sholat fajr, (QS 17:78) 4. Mendawamkan sholat malam beberapa rakaat semaksimal mungkin. 5. Menjaga amal-amal ibadah yang sunnat. 6. Tilawatil Qur’an dengan tadabbur, tafahum, secara kontinu. 7. Menjaga wirid-wirid dan dzikir-dzikir ma’surat. 8. Senantiasa merendahkan diri (tawadhu’, khudhu’) kepada Allah dengan berdo’a. Karena do’a intinya ibadah. Inilah keharusan bekal yang harus dimiliki sosok seorang da’i. Keberhasilan dalam mengarungi samudra da’wah akan ditentukan oleh bekal ruhiyah ini. Bekal ini ibaratkan bahan bakar bagi mesin. Laksana pondasi bagi suatu bangunan , bak akar bagi tegaknya pohon.
2. KRITERIA SULUK (AKHLAQ) Pada prinsipnya apa yang Allah syari’atkan bertujuan untuk melahirkan prilaku (akhlaq) pribadi dan sosial. Hal ini sesuai dengan misi utama kerasulan Muhammad saw. Sebagai penyempurna akhlaq dan menadi rahmat untuk semesta alam. Oleh sebab itu suluk, amalan dan pola hidup seorang da’i harus sesuai dengan syareat dan perintah Allah. Adapun keharusan yang mesti diwujudkan dan harus menjadi kepribadian seorang da’i adalah sebagai berikut , 1. Beradab dan berakhlaq Islami, meliputi: a. Rendah hati (iffah ) dan mendahulukan kepentingan orang lain . Seorang da’i harus bisa bersikap rendah hati dalam segala hal agar dapat dihargai oleh orang lain, mampu menyampaikan yang harus disampaikan. da’i juga harus bisa mendahulukan kepentingan umum daripada dirinya sendiri.
iv
PENTING BAGI MENTOR b. Bersikap toleransi dan berwawasan luas. Da’i dituntut untuk memiliki sifat ini, suka memaafkan dan mengutamakan cinta kasih diantara manusia, tidak egois dan mau menang sendiri. Da’i juga harus memiliki jangkauan kedepan, tajam analisa tentang sasaran dan tujuan hingga mampu menyingkirkan kendala penghalang, (QS 33:48) c. Seorang da’i harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud, penyayang dan muamalah yang baik. Akhlaq ini semua akan mampu membuka hati manusia apabila dilaksanakan oleh para da’i. 2. Menjauhi hal-hal yang haram. Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam hatinya serta akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ) Orang yang tidak bisa mewujudkan hal tersebut tidak berhak berdiri di shof da’i. 3. Qudwah (contoh amaliyah nyata ). Semaksimal mungkin da’i harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar hidup dari apa yang di da’wahkan (Al-Qur’an) sebab da’wah bil hal lebih kuat pengaruhnya dibanding da’wah dengan konsep. 4. Siap berkorban. Seorang da’i berfungsi sebagai sopir manusia. Ia harus tampil pertama dalam segala hal sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk tegaknya kebenaran. Begitu pula berkorban untuk mencegah segala kemungkinan yang akan menyebabkan kemungkinankemungkinan negatif dalam Islam. 5. Bertanggung jawab. Seorang da’i harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung jawabnya sehingga mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.
3. KRITERIA PEMIKIRAN Pemikiran seorang da’i adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana tidak, seorang da’i sebagai transformer Islam kepada mad’unya. seorang da’i yang tidak memiliki pemikiran atau hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak mungkin dapat diterima oleh mad’unya. Lebih dari itu Islam sebagai bahan yang dida’wahkan sedangkan Islam sendiri itu adalah aqo’id, dan pemikiran, prinsip-prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan seorang da’i di dalam mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu menjelaskan bahwa Islan itu adalah dien yang benar dan sempurna pembawa rahmat dan kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu da’i harus memperhatikan hal-hal berikut ini: 2. Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan. Da’i dituntut agar fikroh dan da’wahnya benar-benar mantap dan jelas baik yang bersangkutan dengan ruhiyah, akhlaq, sosial, ekonomi, politik. Terlebih-lebih hal-hal ynag bersifat mendasar seperti masalah aqo’id dan hal semacamnya. Da’i harus berusaha untuk menguasainya. Jika tidak maka maka da’i tidak mampu membawa ummat kepada saasaran yang dikehendaki da’wah itu sendiri.
v
PENTING BAGI MENTOR
3. Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya. Tidak boleh tidak bahwa seorang da’i harus memiliki pemahaman plus dari mad’unya, oleh karenaitu ia dituntut bisa menguasai pemahaman ‘ulumuddin yang cukup dalam berbagai seginya. Perkaranya bagaimana mungkin orang yang tidak mempunyai sesuatu, bisa memberikan sesuatu. Orang jahil bisa mengajarkan ilmu, orang yang tidak faham memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara logika. 4. Mempunyai wawasan Islam yang luas. Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas seorang da’i tidak cukup hanya dengan faham atau menguasai saja. Ia dituntut memiliki wawasan ilmiyah Islamiyah yang luas (tsaqofah Islamiyah). Mengetahui berbagai perisrtiwa dan kejadian penting, pasang surutnya pergolakan sosial, politik dalam dan luar negeri, berbagai ketimpangan atau macam macam aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa diketahui tentang latar belakang atau sebab musababnya. Berangkat dari sini maka untuk da’i masa kini sangat perlu sekali mempelajari hal-hal sebagai berikut : 1. Kenyataan yang terjadi dalam dunia Islam. 2. Untuk mengetahui tentang krisis geografi, ekonomi, politik, penyebaran penduduk, sebabsebab keterbelakangan dan perpecahannya serta berbagai macam problemanya. 3. Kekuatan musuh yang menentang, khususnya adalah kekuatan Yahudi internasional, komunis, dan Salib internasional. 4. Adanya agama-agama yang sezaman dengan Yahudi, Masehi dan Budha. 5. Adanya berbagai jenis anutan politik seperti komunis, materialis, kapitalis, demokrasi dan diktator yang berbeda konsep dan pelaksanaannya. 6. Munculnya gerakan gerakan yang bersifat lokal maupun internasional yang berbau politik, baik yang secara parsial maupun integral, hal ini dipelajari di dunia Islam. 7. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekulerisme di dunia Islam semacam liberalisme dan nasionalisme. 8. Fikroh-fikroh yang saling bertikai dan berpecah belah. 9. Kenyataan lingkungan sekitar (sosiologi). 10. Da’i dituntut untuk mengenal dan mempelajari alam dan lingkungan sekitarnya dimana ia tinggal atau berda’wah. Mengenal adat istiadat, sosial ekonomi, mata pencaharian, budaya dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk bisa menyampaikan da’wah sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
5. KONTINUITAS DALAM BELAJAR Kriteria in sangat penting sekali bagi seorang da’i. Tanpa belajar yang kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang da’i mempunyai perpustakaan pribadi di rumahnya, tekun membaca dan menelaah kitab yang baru atau lama. Tekun mencari berbagai informasi dan pengetahuan baru. Dengan usaha seperti ini maka da’i akan mampu berda’wah dengan materi yang aktual dan up to date. Mampu membawa misi risalah dengan tepat dan dapat diterima, logis dan luwes.
vi
PENTING BAGI MENTOR Referensi : Abu I’dad, Agenda Da’wah: Langkah-langkah Da’wah Manhaji YANG PERLU DISIAPKAN OLEH MENTOR Seorang mentor yang amanah hendaknya mempersiapkan diri sebelum menyampaikan suatu materi, walaupun ia telah menyampaikan materi tersebut berulang kali. Beberapa hal yang hendaknya disiapkan oleh mentor sebelum memberikan materi adalah : 1. Mengkondisikan ruhiyah agar siap menunaikan amanah dari Allah berupa obyek da’wah (peserta mentoring). 2. Membaca dan memahami tujuan penyampaian materi, pokok bahasan, metode dan media. 3. Membaca buku referensi yang tersedia, minimal sekali membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang terkait. 4. Mempelajari metode penyampaian materi dan menyiapkan media yang dibutuhkan. 5. Mempelajari kondisi peserta mentoring dan melakukan penyesuaian-penyesuaian jika dianggap perlu. 6. Menguasai proses penyampaian materi sehingga penyampaian materi dapat berjalan dengan lancar. 7. Khusus untuk materi yang menggunakan metode simulasi/game, sebaiknya pelaksanaan simulasi tidak dilakukan dalam kelompok mentoring, melainkan dalam kelas berjumlah 1020 orang. Berbagai variasi simulasi/game selain yang diberikan pada buku ini dapat diberikan jika dianggap perlu. 8. Tidak mebaca buku ini dihadapan peserta mentoring, demi menjaga kredibilitas mentor.
vii
RENCANA MATERI
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
TA’ARUF NIKMAT IMAN HAL-HAL YANG MELEMAHKAN & MENGUATKAN IMAN IKHLASSUNNIYAH MA’RIFATULLAH RUKUN ISLAM IHSAN MA’RIFATUL RASUL MA’RIFATUL ISLAM MA’RIFATUL QUR’AN MA’RIFATUL INSAN TAWAZUN AKHLAQ KEUTAMAAN ILMU SOSOK PELAJAR MUSLIM UKHUWAH ISLAMIYAH BIRRUL WALIDAIN TADABUR AYAT QS.AL-HUJURAT AYAT 10-13
1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 3 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 2 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan 1 x pertemuan
TARGET PENCAPAIAN: • • •
Salimul Aqidah Matinul Khuluq Lancar membaca Al-Qur’an
INSPIRASI DARI LANGIT:
”Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat, maka kami akan tambah keuntungan itu baginya. Dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia, maka akan kami berikan kepadanya sebagian darinya, tetapi dia tidak akan mendapat keuntungan di akhirat.” (Asysyura:20)
”.Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridoan-Nya....” (Al-Kahfi:28)
1
PERKENALAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
1. Mentor dan Peserta saling mengenal satu sama lainnya. 2. Mentor dapat mengetahui pandangan dan harapan peserta terhadap mentoring yang sedang dijalani sekaligus kontrak belajar dengan peserta 3. Terpilih struktur mentoring: Mas’ul/ah, bendahara, sekertaris 4. Mentor memiliki biodata atau minimal no.telp/Hp seluruh mentee-nya
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN: GAMES: 1. KARTU POS BERGAMBAR •
Bahan
Kertas HVS, Ball Point/Spidol •
Waktu
10 menit untuk menggambar dan 20-30 menit untuk bertanya-jawab tentang gambar-gambar yang dibuat masing-masing peserta. •
Petunjuk
“Sekarang saya minta kalian, masing-masing menggambar sebuah kartu pos. Gambar kalian tidak harus bagus, yang penting kita dapat mengetahui sesuatu tentang orang yang menggambarkannya, misalnya tentang tempat tinggalnya, hobinya atau orang-orang di sekitarnya. Contoh : saya berkacamata, digambar wajahnya berkacamata; hobi saya sepakbola, digambar bola:dsb. Kalian boleh menggunakan skertsa-sketsa, kata-kata dan lukisan. Satu kartu pos boleh bergambar mungkin terdiri dari satu gambar atau beberapa gambar kecil. Sekarang mulailah menggambar, “ Sesudah selesai , semua kartu pos ditumpuk dan dicampur menjadi satu, masing-masing peserta menarik satu kartu pos lalu dia harus menebak gambar itu kepunyaan siapa dan menceritakan apa yang dilihatanya dalam kartu pos tersebut pada kelompok. Pembuat kartu pos menambahkan keterangan mengenai kartu pos buatannya itu. Para peserta lain diharapkan mengajukan pertanyaan mengenai gambar tersebut. Mentor melalui pertanyaan-pertanyaan intensif merangsang tiap peserta untuk bercerita mengenai dirinya sendiri. Bagi peserta yang paling lengkap/paling unik menjelaskannya berhak mendapatkan hadiah
2
• 1. 2. 3. 4.
Evaluasi dan Refleksi Apa yang saya ketahui tentang para peserta lain sekarang ? Apa yang masih ingin saya ketahui ? Mengapa saya telah memilih topik itu untuk kartu pos saya ? Mengapa bukan topik yang lain ?
• 1. 2.
Hikmah Mentor dan peserta saling kenal satu sama lain. Melatih berbicara di forum umum
2. KONTRAK BELAJAR POHON HARAPAN •
Bahan
Kertas berwarna berbentuk buah dan Pohon, Ball Point/spidol •
Petunjuk
Peserta menulis apa yang ingin diharapkan dan dicapai pada kegiatan Mentoring ini di kertas berbentuk Buah. Kemudian menempelkannya pada kertas yang berbentuk Pohon. Jika jawaban yang dituliskan peserta terlalu umum/klise, maka mentor meminta peserta membuat kelompok-kelompok kecil 2-3 orang untuk menuliskan kemungkinan terburuk dan terbaik pada kelompoknya pada secarik kertas. •
Hikmah
1. Mentor mengetahui apa harapan peserta 2. Jika suatu saat peserta ada yang merasa kurang semangat mengikuti mentoring, dapat ditunjukkan pohon harapan tersebut agar dapat semangat lagi. Referensi:
Proses Pengembangan Diri, Hildegard Wenzler Cremer
INSPIRASI DARI LANGIT:
” Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujuraat:13)
3
NIKMAT IMAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Menumbuhkan keyakinan bahwa iman merupakan fitrah manusia Mengetahui bahwa iman merupakan nikmat terbesar dari Allah Mengetahui cara mensyukuri nikmat dari Allah Peserta memahami hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan Peserta memahami hakekat Iman Peserta mengetahui cara-cara mengimani Rukun Iman dengan benar
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
GAMES:
1. Rumah Kita •
Skema/gambar 3
2
a. Islam b. Iman c. Ihsan
1. ....... 2. ...... 3. ......
1
•
Media -
Bahan -
Papan tulis dan spidol / kapur 2 kelompok atau lebih Naskah pembahasan / materi
Gambar di atas dengan lembar jawaban Pembahasan materi tentang Iman, Islam dan Ihsan
Langkah-langkah
1. Setiap kelompok disuruh menentukan jawaban menjodohkan di atas beserta alasannya 2. Diskusikan antar kelompok 3. Cari kesamaan
4
4. Mentor membahas jawaban yang benar, yaitu : No. 1 adalah b (Iman) No. 2 adalah a (Islam) No. 3 adalah c (Ihsan) Catatan : Pembahasan dan hikmah permainan langsung dibahas di dalam materi
RINCIAN BAHASAN: Konsep-konsep tentang Iman, Islam dan Ihsan mungkin sudah pernah kita pelajari. Namun ternyata gambaran yang kita miliki selama ini belum cukup valid (shohih) dan integral (syamiil), karena kita melihat Iman, Islam dan Ihsan secara sektoral dan terpisah satu sama lain. Padahal ketiga konsep tersebut adalah merupakan satu bangunan yang dapat disebut sebagai RUMAH KITA, yang secara global terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. RUKUN IMAN, yang berfungsi sebagai lapisan fondasinya. 2. RUKUN ISLAM, yang berfungsi sebagai tiang penyangganya. 3. IHSAN, yang berfungsi sebagai atapnya. Artinya : tegaknya Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas pondasinya dan daya tahan Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas atapnya. Jadi satu sama lain saling membantu, menguatkan dan memelihara. Hakikat Iman Pengertian Iman menurut ahlussunah : Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Jadi Iman adalah keyakinan dan sekaligus juga amal. Rukun Iman Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan idiil yang mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seorang muslim. Artinya : seorang muslim yang beriman maka pemikiran, ucapan dan tindakannya tidak akan bertentangan dengan keimanannya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Taqdir dan Kiamat. Orang yang beriman haruslah beriman kepada enam rukun iman. (Lihat QS. 2:285, 4 :136, dan Hadits. Ketika Nabi ditanya Malaikat jibril tentang Iman, maka jawab Nabi : "Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Utusan-utusan-Nya, kepada Hari Kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk" (HR. Muslim). Maka barangsiapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari seluruh Rukun Iman. Adapun penjabaran dari pelaksanaan rukun iman tersebut, yaitu : 1. Iman kepada Allah SWT. Konsekuensinya yaitu : mencintai Allah SWT (QS. 2:165). Tandatandanya : lihat QS. 8:2. Akibatnya : ikhlash dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. 2. Iman kepada Malaikat (QS. 50:16-18). Konsekuensinya : tidak mungkin seorang mu'min berbuat ma'siat karena selalu ditongkrongi malaikat. 3. Iman kepada Kitab-kitab (QS. 2:2, 20:1-3). Konsekuensinya : menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. 4. Iman kepada Nabi dan Rasul (QS. 33:40). Konsekuensinya : mencintai dan mengikutinya (QS. 3:31-32). 5. Iman kepada Hari Akhir (QS. 3:185). Konsekuensinya : mempersiapkan diri untuk mennghadapinya. 6. Iman kepada Takdir (QS. 22:7). Konsekuensinya : berprinsip bahwa "Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang Allah ingin lakukan terhadap kita, tetapi kita harus melakukan apa-apa yang Allah ingin dari kita."
5
Iman sebagai fitrah manusia * Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Sesuai dengan hadits Nabi : “ Semua bayi terlahir dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani atau majusi.” (HR. Muslim) * Seluruh manusia baik yang kafir atau yang muslim, semenjak berada dalam rahim ibunya, yaitu ketika Allah hendak memasukkan roh ke dalam jiwanya telah memberitahukan bahwa Allah SWT adalah Rabb mereka (QS.7 : 172) sehingga secara fitrah manusia akan percaya akan adanya Allah (tauhid Rubbubiyah) (QS.10 : 31,39 : 3) * Persaksian Rubbubiyah di alam ruh harus dilanjutkan dengan persaksian Uluhiyyah dan risalah di alam dunia sebagai konsekuensinya (QS.30 : 30, 22 : 78, 2 : 21). Tauhid Uluhiyyah adalah pengesaan Allah dalam peribadatan, kepatuhan, kecintaan, ketakutan dan ketaatan secara mutlak (QS.21 : 21). Sedangkan Tauhid Risalah berittiba’ (mengikuti) sunah-sunah Rasulullah SAW, yaitu mengerjakan apa yang beliau perintahkan dan menehan diri dari apa yang dilarangnya (QS.21 : 37, 33 : 36) Nikmat Iman * Allah memberikan nikmat kepada seluruh makhluknya. Manusia tidak akan mampu menghitung nikmat yang telah Allah berikan kepadanya (QS. 14 : 34) * Beberapa nikmat dari Allah yang diberikan kepada manusia : 1. Nikmat sebagai makhluk (QS.76 : 1-4) 2. Nikmat sebagai manusia (QS.95 : 4) 3. Nikmat sebagai khalifah (QS.2 : 30, 14 : 32-34) 4. Nikmat sebagai muslim (QS.5 : 3, 49 :17), merupakan nikmat terbesar dari Allah * Manusia harus bersyukur terhadap nikmat yang telahAllah berikan. Allah memberikan anggota tubuh pada manusia adalah untuk disyukuri (QS.16 : 78). Apabila kufurnikmat maka Allah akan membalas dengan azab-Nya (QS.14 : 7, 31 : 31) * Cara mensyukuri nikmat Allah antara lain dengan : 1. Mengucapkan syukur (dengan hati dan lisan) 2. Menjaga dan memelihara nikmat yang diberikan 3. Melakukan perbuatan yang sesuai dengan keinginan pemberi nikmat
DISKUSI:
Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang sudah hafal betul rukun iman dan ia meyakininya, namun dalam kehidupan sehari-harinya tidak pernah melakukan syari'at Islam, seperti shalat, puasa dan berdo'a. Bahkan dalam kehidupan bermasyarakat pun, ia tidak berakhlak Islami. Sifatnya bakhil dan suka merugikan orang lain. Pelajaran apa yang dapat kamu ambil ?
6
HAL-HAL YANG MELEMAHKAN & MENGUATKAN IMAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ ¾ ¾ ¾
Peserta memahami adanya fluktuasi keimanan Peserta mengetahui fenomena lemahnya iman Peserta mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman Peserta mengetahui penyebab lemahnya iman
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN: •
Fluktuasi Iman
* Secara fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa) dan ketaqwaan (QS.91 : 9-10) Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang mengalami fluktuasi (terkadang naik terkadang turun). “ Keinginan itu bisa bertambah atau berkurang. Maka perbaharui iman kalian dengan Laa Ilaaha Illallah. (HR. Ibnu Islam) •
Fenomena lemahnya iman
1. Terjerumus dalam kemaksiatan Suatu perbuatan yang sering dilakukan dapat membentuk sebuah kebiasaan. Begitu pula dengan kemaksiatan. Bila sering dilakukan ia pun akan menjadi sebuah kebiasaan, yang jika terbiasa seseorang akan berani berbuat secara terang-terangan. 2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah Salah satu ketidaktekunan dalam beribadahialah tidak khusu’ (konsentrasi) dalam mengerjakannya. Contoh : tidak khusu’ dalam shalat, membaca Al-Qur’an, berdoa dan lain-lain. Sehingga ibadah tersebut dilakukan dengan jiwa yang kosong tanpa Ruh (QS.4 :142). Padahal dalam sebuah hadits dikatakan : “ Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main” (HR. Tirmidzi) 3. Memudarnya tali ukhuwah Tidak memperhatikan urusan kaum muslimin. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang-orang mukmin itu bagai satu tubuh. Dari An-Nu’man Bin Basyir ra. katanya Rasullullah SAW bersabda : “ Orang-orang mukmin itu laksana satu tubuh manusia. Bila matanya sakit
7
maka sakitlah seluruh tubuhnya atau bila kepalanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya.” (HR. Muslim) 4. Terputusnya tali persaudaraan di antara dua orang yang semula bersaudara. “Tidak selayaknya dua orang yang saling mengasihi karena Allah ‘Azza Wa Jalla, atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang antara keduanya” (HR. Bukhari) 5. Terpaut kepada urusan duniawi dan terlalu mencintainya (QS. 75:20-21) 6. Mengeluh dan takut akan musibah (QS. 70:19-21) “ Janganlah kamu sekali-kali mencela yang ma’ruf sedikitpun, meski engkau hanya menuangkan air ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air. Atau meski engkau hanya berbicara dengan saudaramu sedang wajahmu tampak berseri kepadanya.” (HR. Ahmad) 7. Mencela yang ma’ruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-kebaikan yang kecil. 8. Banyak berdebat dan bertikai yang mematikan hati. Akibatnya hati menjadi keras dan kaku. • Sebab-sebab Lemahnya Iman 1. Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama (QS.57 :16) 2. Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik 3. Jauh dari menuntut ilmu syariat yang dapat membangkitkan iman didalam hati penuntutnya “Ilmu itu adalah yang menghidupkan (Ruh) Islam dan tiangnya iman. (HR. Abu Daud) 4. Berada ditengah lingkungan yang penuh kemaksiatan. Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya jika seseorang mukmin berbuat dosa maka terjadilah di hatinya sebuah titik hitam, jika ia beristighfar, maka bersihlah kembali hatinya. Jika tidak bertaubat dan bertambah terus amal jahatnya maka bertambah banyaklah titik hitam tadi sehingga tertutup hatinya. “ 5. Tenggelam dalam kesibukkan dunia. “Cukuplah bagi salah seorang diantara kamu selagi ia di dunia hanya seperti bekal orang yang mengadakan perjalanan. (HR.Thabrani) 6. Sibuk mengurusi harta benda, istri dan anak-anak (QS. 8:28,3:14) 7. Panjang angan-angan (Berangan yang muluk-muluk) (QS,15:3)
Ali ra pernah berkata : “ Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas diri kalian ialah mengikuti hawa nafsu dan angan-angan yang muluk. Mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan-angan yang muluk akan melupakan akhirat.” 8. Berlebih-lebihan dalam masalah makan, tidur, berjaga di waktu malam, berbicara, bergaul, dan juga tertawa. “Janganlah kamu sekalian memperbanyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
8
Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya iman itu dijadikan dalam diri seseorang diantara kamu sebagaimana pakaian, maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui.” (HR. Ath Thabrani). Maksudnya iman itu dapat menjadi usang dalam hati, seperti halnya pakaian yang dapat menjadi usang bila lama dipakai. • Hal-hal yang menguatkan iman 1. Menuntut ilmu, yaitu ilmu yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keyakinan tentang iman (QS.35 : 28) 2. Menyimak atau mentadaburkan Al-Qur’an (QS.17 : 282)
3. Dzikir dan Fikir Dzikir adalah mengingat Allah beserta sifat-sifatnya, keagungannya dan membaca kalam-Nya (QS.33 : 41, 8 : 4)
hal-hal
yang
menyangkut
Fikir adalah aktivitas yang mengacu kepada renungan terhadap ciptaan Allah, ayat-ayatNya dan mukjizatnya (QS.3 : 190-191) 4. Mengikuti dan komitmen terhadap Halaqah dzikir. “ Tidaklah segolongan orang duduk seraya menyebut Allah melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman hati turun kepada mereka dan Allah menyebut mereka termasuk ke dalam golongan yang berada disisinya.” (HR. Muslim) 5. Memperbanyak amal saleh yang harus diperhatikan yaitu :
a. Sesegera mungkin melaksanakan amal-amal saleh (QS.3 : 33, 57 : 21, 22: 90) dan hadits : “ Pelan-pelan (berhati-hati) dalam segala sesuatu adalah baik kecuali didalam amal akhirat ( HR.Abu Daud) b. Melakukannya secara terus menerus “ Allah menyukai amalan yang walaupun sedikit tapi dikerjakan secara terus menerus (HR.Bukhari)
c. Tidak merasa bosan. maksudnya kerjakanlah ibadah sesuai dengan kemampuan “ Sesungguhnya agama itu adalah mudah dan tidaklah agama itu dikeraskan oleh seseorang melainkan justru ia akan dikalahkan. Maka berbuatlah yang lurus dan sederhana.” (HR Bukhari) d. Mengulang amalan yang tertinggal dan terlupakan. “ Barang siapa yang tertidur hingga ketinggalan bacaan wiridnya dari sebagian malam atau dari sebaian bacaan wirid, lalu di membacanya lagi antara shalat subuh dan shalat dzuhur maka ditetapkan baginya seakanakan ia membacanya pada waktunya. “ (HR. An-Nasai’)
6. Berharap amalnya diterima Allah dan merasa cemas jika amalannya tidak diterima Allah Swt 7. Lakukan berbagai macam ibadah. “ Barang siapa yang menafkahi dua istri dijalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintupintu sorga,’ Wahai hamba Allah ini adalah baik’ lalu barangsiapa yang menjadi orang yang benyak mendirikan shalat maka ia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa menjadi orang yang
9
banyak melakukan shaum, maka ia dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Barang siapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan shodaqoh maka ia dipanggil dari pintu shadaqah.” (HR. Bukhari). Berbakti kepada orang tua adalah pertengahan dari pintu surga.”(HR Tirmidzi)
8. Dzikrul maut.” Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian. ” (HR. Tirmidzi) “Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu dapat melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (HR.Hakim) 9. Mengingat akhirat, yaitu mengingat nikmatnya surga dan keras atau pedihnya neraka (QS.56 : 75, 78)
10. Bernunajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya. Maksudnya : memohon kepada Allah dengan ketundukkan dan kepasrahan yang sedalamdalamnya. 11. Tidak berangan-angan secara muluk-muluk (QS.26 : 205-207,10 : 45)
12. Memikirkan kehinaan dunia(QS.3 : 185) Hadits : “ Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa yang ada didalamnya, kecuali dzikrullah dan apa yang membantunya atau orang yang berilmu atau orang yang mencari ilmu.” (HR. Ibnu Majah) 13. Mengagungkan hal-halyang terhormat disisi Allah . (QS.22 : 30,32)
14. Al Wala Wal Bara artinya : saling tolong menolong dan loyal kepada sesama muslim dan memusuhi orang-orang kafir (QS.5 : 2) 15. Tawadu ( rendah hati ). “ Barang siapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal ia mampu mengenakannya maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga ia diberi kebebasan memilih diantara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya.” (HR. Ath.Thirmidzi)
16. Muhasabah diri ( QS.59 : 18) 17. Doa (QS.2 : 186)
DISKUSI:
Mengapa pudarnya tali Ukhuwah menjadi salah satu fenomena lemahnya iman ? Dapatkah kita bekerja sama dalam meningkatkan keimanan kita? Caranya ? Untuk mentor: Dengan pudarnya tali ukhuwah, maka hilanglah kesempatan kita untuk saling bertaushiyah. sedangkan taushiyah dibutuhkan sebagai sarana pengingat di kala seseorang merasa keimanannya menurun atau melemah.)
10
REFERENSI
<=> Muhammad Sholih Al Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah <=> Dr. Muhammad Na’im Yasin, Yang menguatkan yang membatalkan Iman, GIP
IKHLASSUNNIYAH
TUJUAN INSTRUKIONAL: ¾ Peserta memahami makna ikhlassunniyah baik secara bahasa maupun istilah ¾ Peserta memahami pentingnya ikhlassunniyah dalam beramal ¾ Peserta mengetahui cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN:
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni. Sedangkan niat berarti al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah azza wajalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang tercantum dalam QS.98:5; 7:29; 18:110. •
Pentingnya Ikhlassunniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa ikhlas amal; sebagus apapun tidak ada artinya. 2. Salah satu syarat diterimanya amal.”Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata”(HR.Abu Daud dan Nasai) 3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan: ♦ Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya ♦ Ikhlas dalam berniat ♦ Sesuai dengan syariat Islam(al-Qur’an dan Sunnah) 4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125),”Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena
11
seorang wanita yang akan ditujunya.”(HR.Bukhari- Muslim)
dinikahinya,
maka
hijrahnya
itu
ke
arah
yang
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146). •
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal 2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui ilmu tentangNya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya tentulah tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya nanti di akhirat. 3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan al-Qur’an, karena al-Quran adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya, ujub, dan sum’ah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah semata tanpa diketahui orang lain. 5. Menghindari / mengurangi saling memuji, karena dengan pujian terkadang orang jadi lalai hatinya dan menjadi sombong. 6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw : “Allahumma innii a’udzubika annusyrikabika syaian a’lamuhu wa astaghfiruka lima laa a’lamuhu.” (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari syirik kepada-Mu dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.)
DISKUSI:
Suatu ketika di sebuah kereta, Amin akan memberikan infaq kepada pengurus masjid yang mengumpulkannya lewat kotak-kotak yang disodorkan kepada para penumpang. Ketika kotak itu hampir mendekati tempat duduknya, ia mengurungkan niatnya memberikan infaq, karena takut riya kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana menurut pendapatmu? Tepatkah yang dilakukan Amin tersebut?
REFERENSI: ♦ Imam al-Ghazali,Ibnu Razab al-Hambali,dan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah,Pembersih Jiwa, Pustaka. ♦ Ibnu Taimiyah, Etika beramar ma’ruf nahi munkar,GIP.
12
MA’RIFATULLAH
TUJUAN:
1. 2. 3. 4.
Peserta memahami makna dan maksud dari mengenal Allah SWT Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya mengenal Allah SWT Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah SWT Peserta Mengetahui hal-hal yang menghalangi mengenal Allah SWT
FREKUENSI:
3 kali pertemuan
METODE PENDEKATAN:
Nonton Film Diskusi Games
RINCIAN BAHASAN:
1.
MAKNA MENGENAL ALLAH Ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengatahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui dzat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayat-Nya)
2.
PENTINGNYA MENGENAL ALLAH
Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu hidupnya (QS.51:56) dan tidak tertipu oleh dunia
Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya.Ma’rifatullah adalah ilmu tertinggi sebab jika dipahami memberikan keyakinan yang mendalam.Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodahan kepada cahaya yang terang (QS.6:122)
Berilmu dangan Ma’rifatullah sangat penting karena: a) Berhubungan dengan objeknya,yaitu Allah Sang Pencipta b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan memperoleh keberuntungan dan kemenangan.
13
3.
JALAN UNTUK MENGENAL ALLAH ¾ Lewat Akal : Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini : a) Fenomena terjadinya alam (QS. 52:35) Kita mengetahui bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini ada yang menciptakannya. Seperti buku ada yang membutanya, begitu pula dengan alam pasti ada yang menciptakannya b) Fenomena kehendak yang tinggi (QS. 67:3) Segala sesuatu yang ada di bumi ini dengan sifat dan jenisnya tidak terjadi hanya dengan kebetulan tetapi atas kehendak sesuatu, yaitu Sang pencipta, Allah SWT. Ilustrasi: - Kalau air laut tidak asin niscaya kehidupan di bumi membusuk dan mengalami kesulitan, karena garamlah yang menyebabkan tidak busuk dan tidak rusak - Andaikan matahari kita memberikan hanya separuh penyinarannya dari yang ada sekarang, niscaya kita akan membeku. Akan tetapi kalau lebih dari separuh niscaya kita akan mudah terbakar c)
Fenomana kehidupan (QS. 24:45) Bila kita perhatikan makhluk yang ada di bumi ini maka kita akan temukan berbagai jenis dan bentuknya, sertta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak (QS 24:25/QS 36:28). Semua itu menunjukkan bahwa disana ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniupkan ruh kehidupan dari dirinya (QS 29:20/QS 21:30). Bagaimanapun manusia tentu tidak dapat membuat makhluk hidup dari sesuatu sebelum ada. d) Fenomena petunjuk dan ilham (QS. 20:50) Ketika kita mempelajari alam semesta, kita akan melihat bahwa ada suatu petunjuk yang sempurna sehingga alam ini dapat langgeng. Siapakah yang telah memberikan petunjuk atas kesempurnaan tersebut? Tentu ada zat yang Maha Tinggi yang telah memberikan petunjuk sehingga alam tetap langgeng dengan sempurna (QS 20:50) Ilustrasi: - Seorang bayi ketika dilahirkan ia akan menangis dan mencari susu ibunya. Siapakah yang memberi petunjuk si bayi, jika bukan yang menciptakannya? - Ular air, ketika perkembangannya telah sempurna berpindah menempuh beribu-ribu mil di lautan untuk bertelur. Setelah bertelur ular tersebut mati. Lalu anak-anaknya mengulang kembali perjalanan dan menemukan jalannya menuju pantai tempat sang induk berasal. Bagaimanakah anak-anak ular tersebut mengetahui jalan pulang, jika bukan karena petunjuk Allah SWT? e) Fenomena pengabulan doa (QS. 6:63) Kita sering mendengar seseorang yang tertimpa musibah yang membuat ia bersedih, lalu ia berdoa menghadap Allah, tiba-tiba musibah itu hilang, kebahagiaan pun kembali dan datanglah kemudahan sesudah kesulitan. Siapakah yang mengabulkan doa?
Ayat Qur’aniyah / ayat Allah di dalam Al Quran : a) Keindahan Al Quran (QS. 2:23) b) Pemberitahuan umat yang lampau (QS. 9:70)
14
c)
Lewat memahami Asma’ul Husna :
4.
Pemberitahuan kejadian yang akan datang (QS. 30:1-3, 8:7, 24:55)
Allah sebagai Al-Khaliq (QS. 40:62) Allah sebagai pemberi rizki (QS. 35:3, 11:6) Allah sebagai pemilik (QS. 2:284) Dan lain-lain (QS. 59:22-24)
HAL-HAL YANG MENGHALANGI MA’RIFATULLAH
Kesombongan (QS. 7:146, 25:21) Dzalim (QS. 4:153) Bersandar pada pancaindera (QS. 2:55) Dusta (QS. 7:176) Membatalkan janji pada Allah (QS. 2:26-27) Berbuat kerusakan /fasad Lalai (QS. 21:1-3) Banyak berbuat maksiat Ragu-ragu (QS. 6:109-110)
Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati.Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati ,menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereraka di neraka (QS. 2:6-7). MATERI TAMBAHAN (Sinopsis Film Arsitek-arsitek di Alam ) Film ini menceritakan bagaimana cerdiknya makhluk ciptaan Allah yang telah dikaruniai Allah kecerdasan dalam membuat tempat tinggalnya. 1. Lebah Madu Lebah madu memproduksi zat yang sangat baik untuk kesehatan,yaitu madu. Madu tersebut disimpan dikantung-kantung kecil berbentuk Hexagonal (segi 6). Mengapa lebah madu memilih bentuk hexagonal ? Karena bentuk hexagonal adalah bentuk yang paling efisien (Luasnya bisa maksimal [tdk ada gap antar hexagon] dan kelilingnya paling sedikit [dibandingkan dgn segi 4/segi 3] ) sehingga bisa menampung madu yang banyak dengan bahan pembuat kantung yang sedikit. Cara membuat kantungnya-pun tidak hanya dikerjakan satu lebah dan di satu tempat saja, tetapi dikerjakan oleh banyak lebah dan dimulai dari berbagai sisi yang berbeda dan akhirnya bertemu ditengah tanpa ada yang cacat (subhanallah). Ruang-ruang kantungnya-pun semuanya mempunyai kemiringan yang sama, yaitu 15o agar madu yang dimasukkan tidak tumpah. 2. Berang-berang Berang-berang membuat sarangnya di sungai yang dibendung oleh mereka. Mereka memulai membuat sarangnya dari 2 ekor berang-berang. Pertama-tama mereka mencari kayu dihutan sebagai pembendung sungai.mereka menebang pohon dihutan dengan menggunakan giginya [gigi mereka seperti kuku jadi selalu tumbuh], rata-rata setiap tahun satu berang-berang menebang pohon 400 buah per tahun. Setelah beberapa bulan bekrja akhirnya jadilah bendungan mereka. Setelah diamati ternyata bendungan mereka itu berbentung cekung seperti desain bendungan modern saat ini [bentuk cekung memperkecil tekanan yang disebabkan oleh air]. Setelah air tenang baru berang-berang membuat sarangnya. Sarangnya tersebut mempunyai dua lantai. Lantai pertama untuk ruang tamu,lantai kedua untuk ruang makan dan tidur. Jalan masuk menuju sarang itu hanya dapat dilewati melewati terowongan dan hanya berang-berang tertentu saja yang tahu. Air yang dibendung oleh berang-berang untuk membuat sarangnya sampai ¾ meter, tentu terlalu dalam kalau hanya untuk sarang berang-berang yang kecil itu. Mengapa mereka membendung sungai sampai kedalamannya sedalam itu? Ternyata berang-berang sangat tahu bahwa jika nanti musim dingin tiba airnya akan membeku, jika berang-berang membuat sarangnya
15
degan air yang tidak dalam maka di dalam sungai akan membeku sehingga menghambat pergerakan berang-berang. (QS. Ar Rum:26) 3. Rayap Rayap membuat sarangnya dengan menghancurkan bebatuan dan menggunakan air ludahnya sebagai perekat. Rumah rayap berada pada tebing-tebing yang tingginya 3-4 meter. Sangat tinggi untuk binatang sekecil rayap, bahkan gedung-gedung pencakar langit yang dibuat manusia masih kalah tinggi. Di dalam sarangnya terdapat banyak sekali lorong-lorong yang sempit. Di sana terdapat bilik khusus untuk ratu, lahan pertanian jagung, dan ruangan pengatur udara. Untuk pengatur udara dibuat lempengan-lempengan tipis pada langit-langit di lorong itu, hal itu untuk proses penguapan, sehingga suhu di dalam lorong tidak panas. Dan yang paling menakjubkan lagi, bahwa rayap yang bekerja membuat sarangnya itu buta dan jumlahnya mencapai jutaan rayap (subhanallah) 4. Burung Penganyam Burung penganyam membuat sarangnya dengan membuat anyaman pada ranting pohon.Pertama dilakukan adalah dengan membuat lingkarang terlebih dahulu. Ukuran lingkarang harus dibuat pas, tidak terlalu besar agar musuh tidak dapat masuk juga tidak terlalu kecil sehingga burung penganyam bisa masuk kesarangnya.Dan awal membuat simpul harus benar, karena jika tidak benar maka selanjutnya akan salah pembuatannya. Ternyata disemua tempat burung penganyam dalam membuat sarangnya patuh pada aturan tersebut. 5. Lebah Liar Pembuat Kertas Lebah ini mempunyai zat selulosa didalam mulutnya yang digunakan untuk membuat sarang. Sarang lebah ini berbentuk kantung-kantung hexagon(sama seperti sarang lebah madu) yang menghadap kebawah dan digunakan untuk menyimpan larvanya. Pada waktu pertama kali larva dimasukkan kantung tersebut masih terbuka dan ketika larvanya menjadi besar larva trsebut menutup sendiri lubang tersebut agar larva tersebut tidak jatuh karena berat tubuhnya. Setelah larva tersebut menjadi lebah muda maka lebah muda itu segera keluar dari kantung tadi dan langsung membuat sarang,meneruskan kerja induknya. Sehingga terbentukklah apartemen bertingkat. Ada juga lebah yang membuat sarangnya dengan membuat pot. Pot tersebut kemudian dimasukkan larva, setelah larva menjadi lebah muda maka lebah muda ini akan menghancurkan pot tersebut dan membuat pot yang baru. Dalam membuat pot ini, teknisnya sama seperti pengrajin pot membuat pot,yaitu dengan memutar-mutar pot. Dan terakhir tidak lupa lebah ini membuat tutup potnya agar isinya tidak keluar. 6. Laba-laba Hewan ini membuat sarangnya dengan jarring yang berasal dari tubuhnya. Jaring ini menurut penelitian 5X lebihkuat dari baja pada ketebalan yang sama. Dan pada jarring tersebut terdapat butiran butiran sangat halus yang membuat jaringnya menjadi lengket.
DISKUSI: Perhatikanlah susunan tubuhmu. Jelaskanlah kekuasaan Allah yang kamu temui pada tubuhmu!
REFERENSI: ) )
Allah Jalla Jalaluhu, Said Hawa Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah
16
RUKUN ISLAM
TUJUAN: ¾ Peserta memahami makna dan hakikat rukun Islam ¾ Peserta mengetahui tuntutan rukun Islam di dalam kehidupan seorang muslim
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
GAMES:
1. Games Lima Garis
Skema/gambar
Media Papan tulis dan kapur
Bahan Materi Rukun Islam
Langkah-langkah
1. 2. 3. 4.
Bentuk kelompok atau perorangan Mentor membuat lima garis di papan tulis Mintalah pendapat masing-masing kelompok tentang persepsi dari gambar tersebut Biasanya didapatkan pendapat yang berbeda-beda (misal : barisan, tingkatan, lidi,dsb), buatlah kesepakatan bahwa gambar tersebut adalah rukun Islam 5. Mintalah komentar lagi, apa itu rukun Islam ?
Kesimpulan
1. Rukun Islam merupakan karakteristik seorang muslim bila dibandingkan dengan umat lain 2. Dilaksanakannya rukun Islam merupakan standar keimanan seorang muslim. Kita bisa membedakan kualitas keimanan seorang muslim dengan melihat dikerjakan atau tidaknya ibadah tersebut 3. Diri kita belum sempurna membentuk pribadi Islam secara lengkap, sekalipun kita telah melaksanakan rukun Islam, itu belum final untuk membangun keislaman dalam diri kita. Masih perlu ada pemahaman Iman yang benar agar terhindar dari muslim yang TBC (Takhyul, Bid'ah dan Churafat)
17
4. Masih perlu peningkatan akhlakul karimah sehingga keislaman yang dimiliki menjadi indah dan dapat merasakan lezatnya Iman Islam. 5. Harus ada proses pembinaan Islam secara kontinu dan berharap untuk mendapatkan pemahaman Islam yang utuh
RINCIAN BAHASAN:
Makna dan Hakikat Rukun Islam Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun Islam. Ibarat sebuah rumah, rukun Islam merupakan tiang-tiang penyangga bangunan ke-Islaman seseorang. Bukan hanya shalat sebagai tiang agama (Ash-Shalatu 'imaduddin) tapi juga zakat, shaum dan haji adalah tiang-tiang agama. Oleh karena itu semua disebut Arkanul Islam (Tiang-tiang/penyangga Islam). Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya Islam itu dibangun atas lima perkara : bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan rukun Islam yang lima belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia baru membangun landasan bagi amal-amal yang lain. Rukun Islam merupakan landasan operasional dari rukun Iman dan bukan operasionalisasi dari rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan mengerjakan rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. Selain itu rukun Islam merupakan training center / pusat pelatihan bagi orang mukmin. Sebagaimana halnya training-training pada umumnya, maka keberhasilan suatu training bukan diukur dari apakah training itu telah selesai diikuti dengan baik atau tidak. Melainkan dari sejauh mana hasil yang diperoleh dalam training tersebut mampu menjawab/ menyelesaikan permasalahan konkrit yang dihadapi. Maka dari sinilah dapat kita pahami perbedaan antara "mengerjakan" dengan "menegakkan" rukun Islam. Yang pertama (mengerjakan) kita analogikan sebagai training, sedang yang kedua merupakan aplikasi yang akan menentukan efektivitas training tersebut. ♦ Syahadah adalah Agreement. Yaitu perjanjian antara seorang muslim dengan Allah SWT (7:172). Dengan menyatakan Laa ilaaha illallah, seorang muslim telah siap untuk bertarung melawan hidup, menghadapi cobaan dan melawan segala bentuk illah di luar Allah. Dengan syahadat seseorang bersedia melaksanakan segala konsekuensi sebagai seorang muslim, termasuk melaksanakan apa-apa yang merupakan kewajibannya. Itulah sebabnya mengapa seseorang tidak wajib mengerjakan shalat, zakat, shaum dan haji, sedang ia bukan seorang muslim, sedangkan ia belum bersyahadat. Karena sebelumnya shalat, zakat, shaum dan haji merupakan suatu training center yang telah dipersiapkan Allah sesuai dengan motivasi, tujuan dan cara hidup seorang muslim. Kelima rukun Islam tersebut masing-masing merupakan suatu paket training dan masing-masing memiliki sasaran pencapaiannya sendiri, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing saling melengkapi, membentuk kekuatan dan ketinggian seorang muslim serta kelengkapan bagi Penegakkan Aturan Hidup Islam di atas aturan hidup lain. ♦ Shalat adalah training yang bertujuan agar setiap muslim mengetahui, memahami, menguasai dan mengamalkan dalam setiap lintasan hati, pemikiran, ucapan dan tindakannya bahwa setiap sendi kehidupan ini adalah dalam rangka sujud atau beribadah kepada Allah (QS.6 : 162). Karena pengertian ibadah dalam Islam berbeda sekali dengan ibadah dalam agamaagama lain. Ibadah dalam Islam tidak terbatas pada praktek-praktek ibadah khusus/ritual saja, tapi juga mencakup seluruh aktivitas hidup manusia. Apabila tujuan hidup kita adalah mengabdi pada Allah, maka hendaklah kita memandang seluruh fenomena hidup ini sebagai
18
tanggung jawab moral yang berdimensi banyak. Seluruh tindakan kita, bahkan yang tampaknya kecil, harus dilakukan sebagai tindakan pengabdian kepada Allah. ♦ Zakat adalah training yang bertujuan agar setiap muslim mengetahui, memahami dan mengamalkan bahwa setiap harta dan rezeki statusnya adalah milik Allah dan setiap muslim berkewajiban untuk menegakkan keadilan sosial. Salah satu kriteria orang yang bertakwa adalah menginfakkan sebagian rizki yang telah Allah berikan (QS.2:2-3). Dan setiap muslim hendaknya sadar bahwa mereka hanya diberi amanah untuk menguasai, tapi kemudian berkewajiban untuk menginfakkannya (QS.57:7). Allah telah mengatur bahwa di dalam hartaharta kita sesungguhnya terdapat hak-hak orang lain (QS.70:24-25). Dengan berzakat sesungguhnya seseorang telah membersihkan hartanya dari sebagian kecil harta yang bukan menjadi haknya (QS.9:103). Kalau kita mempelajari dengan sungguh-sungguh sistem zakat ini, niscaya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa dia merupakan konsep dasar tata ekonomi dalam Islam. Penjabaran konsep ini insya Allah merupakan solusi tata ekonomi dunia di masa yang akan datang. ♦ Shaum adalah training yang bertujuan untuk membebaskan muslim dari perbudakan kebiasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Perbudakan kebiasaan terhadap jasmani manusia dapat dilihat dari pola perilaku makannya. Dengan shaum seorang muslim siap untuk makan kapan saja sesuai dengan yang Allah rizkikan kepadanya. Betapapun laparnya, seorang muslim tidak akan mencuri. Dengan training shaum ini seorang muslim dapat ikut merasakan kesulitan orang kecil yang belum tentu dalam seharinya selalu bertemu dengan nasi. Perbudakan kebiasaan terhadap ruhani terlihat dari kenyataan bahwa sebagian besar manusia lebih banyak memperturutkan hawa nafsu / syahwat daripada ketinggian ruhaninya. Terbukti segala macam bentuk akhlak dan perilaku, baik perkataan maupun perbuatan yang tidak Islami sebenarnya didasari oleh hawa nafsu. Semata-mata mengikuti pikiran dan perasaan bukan didasari oleh petunjuk. Orang yang selalu dibimbing petunjuk, akhlak dan perilakunya tentu mencerminkan ruhani Islam yang tinggi jauh dari perbuatan keji. Dalam shaum, seseoang dilatih untuk tidak berbuat bahkan berkata keji karena akan merusak shaumnya (Hadits :"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak ada yang ia dapatkan kecuali hanya lapar dan dahaga"). Begitu pula, setelah Ramadhan berlalu apa yang kita latih dalam bulan suci tersebut seharusnya kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. ♦ Haji adalah training yang bertujuan agar setiap muslim memahami dan mengamalkan persatuan dan persamaan derajat, baik secara fisik maupun spiritual dalam hubungan dengan sesama manusia. Kesatuan dan persamaan derajat secara fisikal yang ingin dicapai oleh training haji dilatihkan pada saat wukuf di Padang Arofah. Tidak ada perbedaan warna, bahasa, bangsa dan kedudukan sosial pada waktu itu. Semua sama di hadapan Allah, semua mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya. Mabrur tidaknya haji seseorang diukur dari seberapa jauh seseorang menegakkan nilai-nilai persatuan dan persamaan derajat yang telah dikerjakan dalam training haji ke dalam kehidupan sehari-hari.
REFERENSI:
Paket BP Nurul Fikri, Rumah Kita II (Al-Islam) Sa'id Hawa, Al-Islam
19
IHSAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ Peserta memahami hakikat ihsan dan balasan bagi orang-orang yang berbuat ihsan ¾ Peserta mengetahui landasan berbuat ihsan ¾ Peserta mengetahui cara beramal dengan ihsan
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN:
Pengertian Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun Iman adalah pondasi, rukun Islam adalah tiang-tiang bangunannya). Sebagaimana sebuah atap yang berfungsi untuk melindungi isi bangunan, begitu pula dengan ihsan. Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama. Landasan Ihsan 1. Landasan Quality (Landasan Hukum) Allah memerintahkan kita berbuat ihsan (baik) kepada orang lain (QS.28:77) dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan (QS. 2:195). Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Ya'la Syaddad bin Aus r.a. dari Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu, maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan dan menentramkan) hewan sembelihan itu" (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu : manusia, hewan, tumbuhan, dll) dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati). •
•
2. Landasan Kauniy Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatullah setiap orang suka akan perbuatan baik dan berkualitas. Misalnya dalam segi kebersihan, keteraturan, dan kedisiplinan dalam bermasyarakat.
•
Alasan Berbuat Ihsan Ada dua alasan mengapa kita berbuat ihsan : 1. Adanya monitoring Allah (Muraqabatullah) Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat Jibril yang menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan : "Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat Dia, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu." 2. Adanya kebaikan Allah (Ihsanullah)
•
20
•
Allah akan memberikan nikmat-Nya yang besar kepada semua makhluknya, maka seharusnya pula kita berbuat ihsan, kapan dan di manapun, kepada siapapun (QS.28:77, 55:60, 108:1-3).
Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanu Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada : 1. Ikhlasun Niyat (Niat yang ikhlas). Niat yang baik seharusnya pula diiringi dengan niat yang ikhlas. 2. Itqonul ‘Amal (Amal yang rapih). Setelah kita berusaha mengikhlaskan niat kita, kita berusaha untuk beramal sebaik-baiknya. Salah satu ciri amal yang baik ialah yang rapi dalam pelaksanaannya. Kesungguhan dalam beramal salah satunya mencerminkan niat yang ikhlas. Selama ini pengertian kita kepada karakteristik niat yang ikhlas cenderung keliru (karena niat kita ikhlas maka amal yang kita lakukan seadanya, tidak sepenuh hati). Padahal sebaliknya, niat yang ikhlas tercermin dalam amal yang sungguh-sungguh dan berkualitas. 3. Jaudatul Adaa’ (Penyelesaian yang baik). Niat yang baik juga akan menyebabkan kita berusaha untuk menyelesaikan amal kita dengan baik. Evaluasi setelah beramal adalah hal yang sebaiknya dilakukan. Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki Ihsanul ‘Amal (Amal yang ihsan). Ada tiga keuntungan jika seseorang beramal dengan amal yang ihsan : 1. Dicintai Allah (QS.2:195). Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan karena orang tersebut telah menunaikan hak-hak Allah atas makhluk-Nya (berbuat baik terhadap makhluk Allah), selain itu juga Allah mencintai amal yang rapi dan berkualitas (QS.61:4, 55:60). 2. Mendapat pahala (QS.33:29). Adalah hal yang wajar dan masuk akal, orang akan lebih menghargai perbuatan yang baik dan berkualitas. Kita sebagai muslim tentunya mengharap lebih dari itu, yaitu pahala dan keridhaan dari Allah. 3. Mendapat Pertolongan Allah (QS.16:128). Keuntungan lain dari amal yang ihsan ialah kelak pelakunya akan mendapat pertolongan Allah, sesuatu yang hanya Allah karuniakan pada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Kesimpulan Jadi untuk beramal yang ihsan harus memenuhi kriteria : 1. Zhohirotul Ihsan (Penampakan yang ihsan). Artinya : Lakukanlah yang terbaik! (Do your Best !) 2. Qiimatul Ihsan (Niat yang ihsan). Artinya, Ikhlaslah selalu (To be ikhlas, please !)
DISKUSI:
Sebutkanlah contoh perbuatan yang tidak ihsan di sekitarmu. Mengapa perbuatan tersebut banyak terjadi pada kaum muslimin?
REFERENSI:
Paket BP Nurul Fikri, Ihsan.
21
MA’RIFATUL RASUL
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ ¾ ¾ ¾
Peserta memahami makna risalah dan Rasul Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul Peserta mengetahui tugas para Rasul Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
GAMES:
Games Ilmu
Skema/gambar
Media dan Bahan
1. Sebuah naskah pembahasan 2. Serangkaian petunjuk 3. Tiga lembar kertas bujursangkar per orang atau kelompok 4. Sebuah gunting atau cutter
Langkah-langkah
Instruksi Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya. Tahap 1 Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan Tahap 2 Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb: 1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar 2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya
22
3. Lipat juga 1/3 bagiannya 4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi 5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter 6. Lihat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi
Hikmah
1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian 2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan kita menjadi ibadah
RINCIAN BAHASAN: Makna Risalah dan Rasul
• •
Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia
Pentingnya Iman Kepada Rasul Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah. Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285). Tugas Para Rasul 1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa : • Ma’rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah) • Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah) • Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan) 2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2) • Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (QS.62:2) • Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213) • Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26) Sifat-Sifat Para Rasul 1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110) Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:8384) •
•
2. Ma’shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4) Semua Rasul adalah ma’shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma’shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4)
•
•
23
3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90) ♦ Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34) ♦ Teladan dalam ketabahan memegang prinsip ♦ Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9) ♦ Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4) Akhlaq Rasulullah Secara Umum 1.
Akhlaq Qur’ani “ Ditanyakan kepada Aisyah ra tentang akhlaq Rosulullah SAW, maka jawabnya, ‘ Akhlaqnya Qur’ani’ “ (Al Hadits) Akhlaq Rosululah adalah Al Qur’an. Karena itu untuk memperoleh gambaran untuk akhlaq beliau perlu memahami Al Quran dan As Sunah atau segala sesuatu yang ada kaitannay dengan pola kehidupan rosulullah.
3. Akhlaq manusia terbaik Dikatakan oleh Anas ra. Bahwa Rosulullah adalah manusia yang terbaik akhlaqnya. Contoh Akhlaq Mulia Yang Diperintahkan Rosul a.
Jujur
Hadits rosulullah : Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebajikan, dan sesungguhnya kebijakan itu akan mengantarkan ke surga. Dan seseorang senatiasa berkata benar dan jujur hingga tercatat di sisi Allah sebgaai orag yang benar dan jujur. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, yang akhirnya akan mengantarkan ke dalam neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Bukhori-Muslim) b.
Dermawan
“Tidaklah seorang hamba berada pada suatu pagi kecuali dua malaikat turun menemaninya. Atu malaikat berkata : Ya Allah berilah kanuniaMu, sebagai ganti apa yang ia infaqkan. Malaikat lainnya berkata : Ya Allah, berilah ia kebinasan karena telah mempertahankan hartanya yang tidak dinafkahkannya“ (HR. Muttafaq’alaih) c.
Malu
“Adalah rosulullah SW sagat tinggi rasa malunya, lebih pemalu dari gadis pingitan. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahui pada wajah Beliau “ (HR. Muslim) “Iman itu mempunyai 71 atau 81 cabang, dan yang paling utamanya adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah dan serendah-rendahnya adalah menyingkirakan duri (gangguan di jalan). Dan sifat pemalu merupakan satu bagian dari iman “ (HR. Muttafaq’alaih) d.
Menepati janji
e.
Menutupi aib
Contoh Akhlaq Tercela Yang Diperingatkan Rosul 1.
Marah (QS. 3 : 133-134)
24
“ Dari Abi Hurairah ra. Bahwa seorang laki-laki berkata Nabi SAW : “ Wasiatilah aku “, Sabda nabi : “ Janganlah engkau mudah marah”. Maka diulangi beberapa kali, Sabdanya : “ Janganlah engkau mudah marah” “(HR. Bukhori-Muslim) 2.
Ghibah dan Namimah (QS. 49 : 12)
3.
Riya (QS. 2 : 264)
4.
Sombong (QS. 17 : 37)
5.
Zalim
“Hai hgamba-hambaKu, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman (berbuat za,im) pada didiKu, dan Aku Jadikan sebagai perbuatan haram bagi kalian, maka dari itu janganlah kalian berbuat zalim “ (HR. Muslim) Apa kata mereka? Muhammad SAW, manusia yang memperoleh wahyu dan mengembangkan Islam. Ia lahir kira-kira tahun 570 masehi ditengah-tengah masyarakat Arab penyembah berhala. Anak yatim sejak lahir ini senantiasa memperhatikan fakir miskin, para janda, anak yatim piatu, para hamba sahaya, dan kaum tertindas. Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang pedagang yang berhasil. Tak lama kemudian ia menjadi pemimpin kafilah unta dari seorang janda kaya. Ketika ia berumur 25 tahun, induk semang yang telah mengenal kebaikan dan jasanya meminta untuk dinikahi, walaupun wanita itu berusia 15 tahun lebih tua darinya. Muhammad menikahinya. dan wanita itu setia pada usia pada suaminya sepanjang hidupnya. seperti halnya nabi sebelumnya, Muhammad merasa tidak lain menerima firman Allah, karena merasa dirinya tidak sempurna. namun malaikat memerintahkan , “ bacalah”. sedang kita tahu bahwa muhammad tidak dapat membaca dan menulis. kemudian malaikat mulai mendiktekan wahyu Allah itu yang kelak membawa perubahan besar dimuka bumi, bahwa “hanya ada satu Tuhan”. dalam segala hal, Muhammad adalah orang yang sangat praktis. Ketika anak yang dicintainya, Ibrahim meninggal, terjadialah gerhana matahari. kemudian timbul desas desus bahwa gerhana tersebut merupakan tanda Tuhan turut berduka cita.. Tetapi Muhammad segera mengumumkan bahwa gerhana adalah salah satu peristiwa alam. Bodoh sekali orang yang mengkaitkan peristiwa ini dengan kematian seorang manusia. Pada saat Muhammad wafatpun, muncul usaha usaha untuk mendewakan beliau tapi salah satu sahabatnya, yang kemudian menjadi khalifah sepeninggalnya, berhasil menghentikan kekeliruan ini dan mengatasinya dengan ucapannya yang sangat terkenal dalam sejarah : “ jika ada diantara kamu yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah mati, tetapi jika Allah yang kamu sembah, maka Dia hidup selamanya” (james A. Michiner, The Missunderstood Religion, in the Rider’r Digest, American Edition, May, 1955, p. 68-70) “Pilihan saya pada Muhammad untuk diletakkan pada peringkat diatas dari urutan orangorang yang berpengaruh didunia boleh jadi mengejutkan sebagian pembaca dan membuat oranglain bertanya-tanya. tetapi ia adalah satu satunya manusia dalam sejarah yang meraih sukses yang begitu tinggi, baik dalam bidang agama maupun dalam bidang keduniaan. ( Michael H. Hart, The 100: A Rangking of the Most influential Persons in History)
REFERENSI:
Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71 Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
25
MA’RIFATUL ISLAM
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ Peserta memahami pengertian diin menurut Al-Qur’an ¾ Peserta mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghairu dienullah ¾ Peserta mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan mempelajarinya
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN:
Konsepsi Islam dapat digambarkan sebagai sebuah bangunan yang kokoh.Dalam sebuah hadits dikatakan “Dibangun Islam atas lima perkara Mengakui bahwa tiada Tuhan kecuali Allah (1) dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah (2) Mendirikan Shalat (3) Mengeluarkan zakat (4) Mengerjakan haji ke Baitullah dan (5) Puasa dibulan Ramadhan (HR.Bukhari-Muslim).”(lihat juga QS.61:4)
Islam adalah agama yang sempurna (QS.5:3) Kesempurnaan Islam ibarat banginan yang kokoh
1. KANDUNGAN AL QUR’AN Pokok dan pondasi (asas) yang terdiri dari :
Aqidah(keimanan) ;memcakup dua kalimat Syahadat dan rukun Iman yang enam (QS.2:177, 47:19) Ibadah (Rukun Islam yang lima)
Bangunan (bina’),berupa aturan yang mencakup semua aspek kehidupan manusia (sistem hidup) seperti :
Konsep sosial dan kemasyarakatan (QS. 24:27, 49:10-13) Konsep perekonomian (QS. 2:275, 282, 283) Konsep militer dan keprajuritan (QS. 8:60, 9:5-8) Konsep pendidikan(QS. 3:159, 2:151) Konsep politik (QS. 8:61, 42:38) Konsep moral/akhlak (QS. 2:237)
Atap (Penyokong dan penguat / Muadyiat)
Dakwah/Amar ma’ruf nahi mungkar (QS. 3:104) Jihad (QS. 22:39-40)
26
Hukum (QS. 5:49) Sanksi-sanksi (QS. 5:33,38)
Ad-Dien Menurut Al-Qur’an • •
Dienullah, Dienul Islam (QS.48:28, 61:90). Yaitu diin yang dibawa oleh semua rasul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul-haq dan dienul samawi. Dienu ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS.48:28). Yaitu diin hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut juga agama budaya (dienul ardh)
Ciri-ciri Dienullah / Dienul Samawi • • • • • •
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Ciri-ciri Dienul Ardh • • • • • •
Tumbuh dalam masyarakat Tidak disampaikan oleh rasul Allah Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll. Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa dan keadaan
Pengertian Islam Secara Ethimologis / Bahasa : • • • •
Tunduk patuh, berserah diri (al-Istislaam) (QS.3:83) Damai (As-Sulm) Bersih (As-Salim) Selamat (As-Salam)
Secara Terminologis / Istilah • •
Aturan Ilahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat Ajaran Islam : ♦ Sesuai fitrah manusia (QS.30:10). Kepentingan seluruh manusia (QS.34:28) ♦ Rahmat seluruh alam (QS.21:107) ♦ Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia (QS.2:1790 ♦ Sangat sempurna (QS.5:3)
TAMBAHAN MATERI (pelengkap) Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW adalah lanjutan dan merupakan puncak dari semua agama terdahulu.Karena itu Islam berlaku untuk seluruh manusia sepanjang zaman. Kedudukan Islam yang demikian, dibuktikan dengan fakta-fakta yang nyata. Pertama, tidak ada kitab lain yang diturunkan dalam bentuk dan isi yang sama seperti ketika diturunkannya kecuali Al Qur’an. Kedua, tidak ada agama lain yang diturunkan dengan tuntunan yang jelas dan begitu meyakinkan untuk menjadi petunjuk dalam segala tindak kehidupan manusia pada setiap masa melainkan Islam. Islam membicarakan manusia dengan luas dan memberikan petunjuk dasar
27
berkenaan dengan semua masalah kemanusiaan. Lebih dari itu, Islam telah teruji selama 14 abad dan memiliki seluruh potensi untuk membangun masyarakat yang ideal seperti yang pernah terjadi di bawah kepemimpinan Nabi terkhir, Muhammad SAW. Adalah suatu keajaiban bahwa Nabi Muhammad SAW dapat mengalahkan musuhmusuhnya yang paling gigih dan kuat menentangnya, sekalipun tanpa sumber materi yang cukup. Bahkan para penyembah berhala, orang-orang yang berpegang teguh pada tradisi-tradisi nenek moyang, para penyabar kerusuhan dan permusuhan antar suku, dan mereka yang menyalahgunakan kehormatan dan kebangsaannya, menjadi bangsa yang paling patuh di bawah pimpinan Islam dan Nabinya. Islam membuka lebar ketinggian spiritual dan kehormatan manusia dengan menetapkan kebenaran sebagai satu-satunya kriteria kemuliaan dan keagungan seseorang. Islam membentuk kehidupan social budaya mereka, kehidupan moral dan perekonomian dengan hukum dan prinsip-prinsip dasar yang sangat sesuai dengan fitrah manusia sehingga prinsip-prinsip ini dapat diterapkan sepanjang jaman. Sayangnya, pihak Kristen (Barat) tidak mau mengakui keberhasilan Islam yang luar biasa pada masa lalu secara jujur, malah menganggap Islam sebagai agama tandingan. Selama abad partengahan, kecenderungan ini bertmbah kuat dan giat dengan diproduksinya secara besarbesaran bacaan-bacaan yang dapat mengaburkan makna Islam yang sebenarnya. Namun Islam telah menunjukkan kemurniannya kepada sarjana-sarjana modern yang berani dalam pengamatannya terhadap Islam secara objektif dan mampu menangkis semua tuduhan terhadap Islam yang dilancarkan kaum orientalis. Disini kami sertakan beberapa penelitian sarjana non muslim terkemuka masa kini. Sebenarnya, kebenaran tidak membutuhkan pembela untuk menyatakannya. Tapi dengan dilancarkannya propaganda yang tidak benar trhadap Islam dalam jangka waktu lama, telah trjadi kekacauan hebat, bahkan di dalam jiwa pemikir yang bebas dan kreatif. Kami mengharapkan bahwa penelitian-penelitian berikut menjadi pendorong yang baik untuk memulai suatu penelitian yang objektif terhadap Islam. Apa Kata “MEREKA” Tentang Islam “Islam mengganti kehidupan kerahiban dengan kemanusiaan. Memberikan harapan bagi kaum budak, persaudaraan umat manusia, dan pengakuan terhadap fitrah manusia.” (Canon Taylor, makalah yang dibacakan sebelum konggres gereja di Walverhamton, 7 oktober 1887, dikutip oleh Alnold “ The Preaching of Islam”,1918,hal. 167) “Faham keadilan adalah salah satu dari ajaran –ajaran Islam yang luar biasa, sebab sebagaimana telah baca dalam Al Qur’an, saya menemukan prinsip-prinsip kehidupan yang dinamis itu, bukan sekedar kisah atau dongeng belaka, tapi adalah suatu ilmu kesusilaan (etik) yang praktis untuk menuntun kehidupan sehari-hari yang cocok untuk seluruh dunia.” (Sarojini Naidu, Kuliah tentang “Faham-faham Islam” lihat “Speeches and Writing of Sarojini Naidu” Madras, 1918, hal 167) “Sejarah membuktikan bahwa kisah-kisah tentang gerakan Muslim fanatik yang menembus dunia dan kekuatan Islam dengan ancaman perang atau mati atas perebutan bangsa-bangsa adalah suatu kisah lama yang tidak masuk akal dan paling fantastis yang tak akan pernah terulang dalam sejarah.” (De Lacy O’leary, “Islam at the Crossroads, London, 1923, hal.8) “Islam lebih jauh masih memiliki kesanggupan dan pelajaran menangani masalah-masalah kemanusiaan. Islam lebih bertahan di dunia timur daripada Eropa dan ia memperlihatkan tradisi yang luar biasa tentang pemahaman dan kerjasama antar suku. Tidak ada masyarakat lain yang memiliki rekaman keberhasilan semacam itu dalam menyatukan masyarakat atas persamaan status. Persamaan kesempatan dan ikhtiar dari sekian banyak macam suku bangsa Islam memiliki kekuatan untuk mendamaikan bagian-bagian suku dan tradisi yang nampaknya tidak dapat didamaikan. Bila pertentangan antar bangsa-bangsa besar di Barat dan Timur akan digantikan dengan kerjasama, tidak bisa tidak, Islam harus ada sebagai perantara. Dalam Islam terdapat jalan keluar yang sangat luas bagi masalah yang dihadapi Eropa dalam hubungannya dengan Timur. Bila mereka bersatu, harapan tentang perdamaian makin besar. Tapi bila Eropa menolak kerjasama Islam, mencampakkan kepada tandingannya, keputusan ini hanya akan menjadi malapetaka bagi keduanya.” (H.A.R Gibb, “Whiter Islam”, London, 1932, hal.379)
28
“Hilangnya rasa kesukuan antar muslim adalah salah satu prestasi Islam yang mencolok: Dan dalam dunia modern saat ini, kebaikan Islam merupakan yang amat mendesak.”(A.J.Toynbee, “Civilization On Trial”, NewYork, 1984,hal.205) “Kebangkitan Islam barangkali merupakan peristiwa yang paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Berasal dari negeri dan bangsa yang awalnya tidak masuk dalam perhitungan, Islam berkembang dalam satu abad meliputi lebih dari setengah wilayah bumi, menghancurkan kerajaan besar, menyingkirkan kepercayaan-kepercayaan yang telah lama terbentuk, membentuk kembali semangat kebangsaan, dan membangun dunia baru; Dunia Islam. Makin seksama kita selidiki perkembangan ini, makin tampak luar biasa. Agama-agama besar lain mencapai kemenangan dengan cara yang lambat, dengan pertempuran yang menyakitkan dan akhirnya mendapat kemenangan dengan pertolongan penguasa atau raja-raja pendukung agama baru. Kristen memiliki Konstantin’ Budha memiliki Asoka, dan Zoroaster memiliki Cyrus, masing-masing memberikan pemujaan pada pilihannya yang memiliki kekuasaan besar dan kekuasaan duniawinya. Lain halnya dengan Islam, muncul dari tanah yang tandus berpenghuni bangsa nomad dengan jumlah sedikit, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam sejarah manusia, Islam maju ke medan pertempuran melawan kekuatan yang secara materi amat bertolak belakang. Tapi Islam memperoleh kemenangan dengan mudah yang nampak nya merupakan keajaiban, dan beberapa generasi telah melihat Eiery Grescent memikul kemenangan dari Pyrenees hingga Himalaya dan dari padang pasir di Asia Tengah hingga padang pasir di Afrika Tengah.” (A.M.L. Stoddard, dikutip dari “Islam The Religion of All Prophets”, Begum Bawani Waqf, Karachi, Pakistan, hal.56) “Islam adalah agama yang secara esensial bersifat rasional dalam arti yang luas, baik dipandang secara etimologis maupun historis. Pengartian rasionalisme yang mendasarkan kepercayaannya pada prinsip-prinsip yang dilengkapi dengan alasan-alasan yang masuk akal secara tepat. Tak dapat diingkari banyak doktrin-doktrin dan sistem-sirtem dan juga takhayultakhayul, penyambahan pada orang-orang suci hingga pemakaian rodario dan ajimat-ajimat, telah mengotori keyakinan mislim. Namun disamping pertumbuhan yang pesat dari semua istilah itu, dari ajaran-ajaran RasulNya, Qur’an tetap menjaga kedudukannya sebagai titik awal yang asasi dan dogma tentang keesaan Allah yang dinyatakan didalamnya dengan kemuliaan, keagungan, kesucian yang tak berubah, yang sulit ditemui di luar keyakinan Islam. “saya bukan seorang muslim, walaupun saya berharap bahwa saya adalah “muslim” sebagai orang yang berserah diri pada Tuhan. Tapi saya yakin bahwa apa yang tercantum dalam Al Qur’an dalam ungkapan lain dari pandangan Islam adalah kebenaran yang tersimpan, di man saya dan orang-orang Barat lain harus lebih mempelajarinya; dan memang Islam adalah tonggak yang kuat bagi kerangka dasar keyakina seseorang di masa depan.” (W.Montgomery Watt. “Islam and Christianity Today”, London, hal. IX)
DISKUSI:
Bagaimana pendapatmu tentang kedua agama ini : Agama Kristen dan Agama Yahudi. Apakah kedua agama ini termasuk dienul samawi atau bukan? Berikan alasannya !
REFERENSI
Diktat Agama IPB, Ust. Didin Hafidhuddin
29
AL-QUR’AN
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ¾ ¾ ¾ ¾
Peserta mengetahui definisi Al-Qur’an secara bahasa dan istilah Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur’an Peserta memahami fungsi Al-Qur’an dan akhlak terhadapnya Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an
FREKUENSI:
2 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN: Al-Qur’an yang tengah kita baca dan kaji merupakan mukjizat terbesar dalam sejarah kehidupan umat manusia sepanjang zaman. Al-Qur’an satu-satunya kitab yang paling banyak dibaca dan dipelajari oleh umat manusia di dunia ini. (Encyclopedia of Britania) Memang demikianlah kenyataannya. Pada setiap harinya, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik selalu saja ada orang-orang yang tengah membaca dan menghafalkannya di belahan bumi manapun. Subhanallah..!! Ia dikagumi oleh golongan jin dan manusia, dahulu, sekarang, dan yang akan datang dan selamanya. Bahkan orang besar di dunia yang memiliki hati dan fikiran yang bersih mampu diubah olehnya ke jalan kebenaran. Al-Qur’anlah yang telah melunakkan dan menyadarkan Umar bin Khattab ra, salah seorang gembong kafir Quraisy yang senantiasa memerangi Islam lalu menjadi seorang hamba yang tawadhu dan gagah berani membela panji-panji Islam. Al-Qur’an juga telah menggugah hati Najahsyi, seorang raja nasrani Ethiopia untuk tunduk dan taat memeluk Islam. Al-Qur’an telah membukakan hati Sumayyah ibunda ‘Amr bin Yassir yang menyembah berhala untuk beriman kepada Allah SWT dan menjadi syahidah pertama dalam Islam. Al-Qur’anlah yang telah menyadarkan Dr. Maurice Bucaille, seorang dokter ahli bedah Perancis yang semula non muslim, kemudian menjadi seorang muslim yang taat. Setelah membaca dan membuktikan kebenaran AlQur’an (QS Yunus:92; mengenai jasad Fir’aun yang diselamatkan oleh Allah dari laut, dimana ia membedah dan menemukan ganggang laut pada mumi Fir’aun). Al-Qur’an juga telah memeberikan hidayah kepada mantan rocker dan super star Inggris, Cat Steven (Yusuf Islam) menjadi seorang muslim yang shaleh dan gigih memperjuangkan Islam. Al-Qur’an pulalah yang telah membimbing Lady Febian seorang super model Perancis menjadi seorang muslimah sholehah yang rela meninggalkan dunia glamor di tengah puncak popularitasnya untuk membantu perjuangan kaum muslimin di Afghanistan sebagai perawat. Ya, Al-Qur’an memang merupakan pedoman hidup yang sejati bagi umat manusia yang mau membaca, mengkaji, dan mengamalkannya. Al-Qur’an akan membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, memberikan kebahagiaan dan ketentraman, mengajarkan kebenaran, keadilan, sains, dan teknologi serta seluruh aspek yang dibutuhkan manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa umat Islam pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat serta khalifah Islam mencapai puncak kejayaannya dalam segala aspek kehidupanmenjadi umat terbaih serta rahmat bagi umat manusia di muka bumi karena komitmen yang tinggi terhadap Al-Qur’an.
30
Definisi Al-Qur’an: * Secara bahasa berarti “Bacaan” * Secara istilah ialah : “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah” Definisi Al-Qur’an yang lain: 1. 2. 3. 4. 5.
Kalam Allah SWT (53: 4), Mu’jizat (2: 23, 11: 14, 17: 88) Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad (26: 192-195), Disampaikaan secara mutawatir sehingga terpelihara keasliannya. Membaca Al-Qur'an adalah Ibadah.
Nama-nama Al-Qur’an: 1. Al-Kitab (2: 2), 2. Petunjuk (2: 2, 2: 185), 3. Rahmat (3: 138), 4. Cahaya (5: 15-16), 5. Ruh (42: 52), 6. Obat (10: 57), 7. Kebenaran (2: 147), 8. Penerangan (3: 138), 9. Pelajaran (3: 138, 54: 17, 22), 10. Pengingat (15: 9), 11. Berita Gembira (16: 89), Karakteristik Al-Qur’an: * Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS.20 : 2) * Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.56 : 77-78) * Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur’an (QS.2 : 23,17 : 88) * Tersusun secara terperinci dan rapi (QS.11 : 1) * Mudah difahami dan diambil pelajaran (QS. 54 : 17, 34) Fungsi Al-Qur’an: * * * *
Pengganti kedudukkan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT Tuntunan serta hukum untuk menjalani kehidupan Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu Sebagai mukjizat Rasulullah SAW Kitab berita dan kabar (78: 1-2), Kitab hukum Syari’ah (5: 49-50), Kitab Jihad (29: 69), Kitab Tarbiyah (3: 79), Pedoman Hidup (28: 50), Kitab Ilmu Pengetahuan (96: 1-5)
Akhlak Terpuji terhadap Al-Qur’an: * * * *
Membaca ta’awudz sebelum membaca Al-Qur’an (QS. 16 : 98) Membaca Al-Qur’an secara tartil / perlahan-lahan (QS. 73 : 4) Lapang dada menerima Al-Qur’an (QS.7 :2) Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Qur’an (QS.7 : 204)
31
* Bergetar hatinya dan bertambah imannya (QS.8 : 2-4) Akhlak tercela terhadap Al-Qur’an: * Menyombongkan diri dan berpaling (QS.31 : 7) * Menertawakan peringatan ini (QS.53 : 59-62) * Tidak memperhatikan Al-Qur’an (QS.47 : 24) Keutamaan dan manfaat berinteraksi dengan Al-Qur’an: 1. Perniagaan yang tiada merugi (QS 35:29) 2. Menjadi penolong pada hari kiamat Hadist: Dari Abdullah bin ’Amr ra., Rasulullah SAW bersabda: ”Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat.” (HR. Ahmad) 3. Pembaca dan penghafal Al-Qur’an akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari bacaannya. Hadist: Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ”Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan kebaikan itu akan dilipatgandakan 10x. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu hururf, namun Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mimi satu huruf.” (HR. Tirmidzi) 4. Membuka pintu hati (QS 47:24) 5. Pendengar Al-Qur’an akan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT (QS 7:204)
6. Menemukan kebenaran yang hakiki (QS 54:49) 7. Mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup (QS 27:62)
8. Memahami hakikat sesuatu dengan benar (QS 13:15)
Sikap dan kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur’an: Imam Ibnu Taimiyah berkata: ”Termasuk menyia-nyiakan Al-Qur’an yaitu orang-orang yang tidak membaca Al-Qur’an, orang yang membaca tapi tidak memahami, orang yang membaca dan memahami tapi tidak mengamalkan”. Dari pernyataan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sikap dan kewajiban kita sebagai muslim terhadap Al-Qur’an adalah: 1. Membacanya, marilah kita jadikan Al-Qur’an sebagai bacaan wajib dan utama dala keseharian kita, jangan sebaliknya menjadikan koran atau komik sebagai bacaan pertama dan utama kita. 2. Memahaminya, setelah kita mampu membacanya dengan baik dan benar maka harus dipahami makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat kita peroleh dengan cara: a. Belajar bahasa Arab yang khusus mempelajari tentang Al-Qur’an b. Bertanya pada ustadz, ulama, atau orang yang lebih paham tentang Al-Qur’an c. Membaca tafsir atau terjemahan Al-Qur’an
32
3. Mengamalkannya, setelah memahami makna Al-Qur’an yang suci, lengkap, dan sempurna dan berisi seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan manusia, selanjutnya Al-Qur’an harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. 4. Mendakwahkannya, setelah kita mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan keseharian kita, maka wajib kita mendakwahkannya pada saudara kita, seperti pada keluarga, teman dan measyarakat. Keunggulan Al-Qur’an * Al-Qur’an adalah mukjizat yang abadi (QS.4 : 174) Allah menghendaki agar Al-Qur’an berlaku secara umum (mencangkup permasalahan) dan bersifat universal. Maka disusun dan dikumpulkan Al-Qur’an itu dengan sistematis yang memperlihatkan universalitas dan kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer, yang hanya memperlihatkan urgensi suatu masa saja, yaitu ketika diturunkannya AlQur’an. * Keunggulan Al-Qur’an secara ilmiah Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah menetapkan bahwa AlQur’an merupakkan kitab ilmiah yang menghimpun segala disiplin ilmu dan filsafah. Ilmu itu datang dari Allah SWT sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian ilmu-Nya (QS.96 : 1-5) * Jaminan Kemurnian Al-Qur’an Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Qur’an (QS.6 : 115,15 : 9) * Al-Qur’an bersifat umum dan universal Umum : mencakup seluruh bidang / permasalahan manusia (QS.6 : 38) Universal : berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum (QS.25 : 1)
DISKUSI:
Temanmu, Ibnu sangat senang membaca Al-Qur’an. Tetapi ia juga memiliki kegemaran menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an di secarik kertas kecil yang dipergunakannya untuk berbagai keperluan. Misalnya : menolak bahaya yang mungkin akan menimpanya, atau agar ia banyak disenangi orang lain. Bagaimana pendapatmu mengenai perilaku Ibnu tersebut ?
REFERENSI:
> Paket BP NF, Keunggulan Al-Qur’an > Ibnu Qoyyim, Mahabbatullah > Manna Khalil al-Qaththan, Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an, hal 18
33
MA’RIFATUL INSAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
1. 2. 3.
Peserta mengetahui pengertian manusia Peserta sadar akan kelebihan dan kekurangan Peserta mengetahui tujuan dan tugasnya sehingga dapat mensikapinya dengan benar.
METODE PENDEKATAN: ) )
Ceramah Pemutaran kaset
RINCIAN BAHASAN:
Definisi Manusia Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas Jasad, ruh, dan Akal dan dimuliakan dengan tugas mengabdi kepada Allah dan sebagai khalifah dimuka bumi. (konsep “Tawazun’ ). BAGAIMANAKAH MANUSIA ITU ? Manusia diciptakan Allah dengan dikaruniai banyak keistimewaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, a.l : 1.
Segi Penciptaan ; Manusia diciptakan dari segenggam inti bumi yang didalamnya terkandung beberapa sifat yaitu sifat baik dan buruk, bahagia dan sedih, mulia dan hina. Yang mengistimewakan manusia dari makhluk yang lain yang bertebaran dimuka bumi ini karena Allah telah menciptakan langsung dengan tanganNYa dan menyuruh semua malaikat bersujud kepadanya. ; Manusia tidak diciptakan dengan sia – sia. (Al Qiyamah : 36 – 38). ; Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dan paling baik dibandingkan mahkluk Allah yang lain.
2. Segi Ilmu Manusia dimuliakan dengan dikaruniai akal sehingga dapat menyerap ilmu, memahami, menjelaskan, serta mengembangkannya.” Yang membedakan manusia dari makhluk Allah yang lain, seperti hewan adalah keistimewaan dan kelebihan yang dimilikinya berupa ilmu, akal dan kemampuan menganalisa, maka apabila semua kelebihannya itu hilang , hilanglah pula yang membedakannya dengan hewan kecuali satu yaitu manusia dapat berbicara sedangkan hewan tidak (Miftahu Darus Sa’adah, Ibnu Qayyim, I / 167).
34
3.
Segi Kehendak Manusia dilebihkan dengan dipadukannya tiga unsur jiwa, yaitu kekuatan, syahwat, dan iradah (kecenderungan yang baik). Ia bisa memulai jalan yang baik dan bisa pula jalan yang buruk. Sekadar ilmu belum tentu bisa mengarahkan orang pada kebaikan, yang bisa mengarahkan pada kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Bisa jadi seseorang yang telah tahu bahwa mencuri itu perbuatan yang buruk, tetapi tetap ia lakukan. Berbeda dengan malaikat yang hanya memiliki satu pilihan (tidak bisa berkehendak) yaitu taat pada Allah, Sang Pencipta sesuai dengan tugasnya masing–masing.
4.
Segi Posisi Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lainnya, yakni sebagai pemimpin. Sehingga Manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya. (Q.S All Baqarah:29, Hud(11):61)
5.
Segi Komunikasi Manusia dilebihkan dengan dua alat komunikasi : lisan yang digunakan untuk berbicara dan jari jemari yang digunakan untuk menulis. Jika kita perhatikan , seluruh makhluk hidup diberikan indera mulut dan alat suara, semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing – masing, ada yang berkicau, mendengus, mecicit, dll. Sedang manusia, bisa berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan suara binatang, dan bunyi–bunyian alam lainnya
6. Segi Tendensi Moral Manusia memiliki peluang untuk ‘dibentuk’ menjadi baik atau buruk. Bahkan bisa berperan ganda –sebagaimana orang munafik . Berbagai macam sifat dan sikap bisa ia miliki sekaligus. Dan sangat berbeda dengan binatang, binatang sulit atau bahkan tidak bisa dibentuk dengan sifat dan karakter yang bermacam–macam. ‘ Setiap bayi yang dilahirkan dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang mempengaruhi hingga menjadi Yahudi, Nashrani, dan atau Majusi.’( Hadist sahih, telah dishahihkan oleh Al-Albani dalam Jami’Ash-Shaghir 4/181). 7.
Manusia dilebihkan dengan sifat malu. Ibnu Qoyyim berkata, ”Perhatikanlah satu macam sifat yang hanya dikaruniakan Allah kepada manusia dan tidak kepada yang lain yaitu sifat malu, bahwa sifat malu adalah akhlaq yang paling agung dan mulia serta paling tinggi kedudukannya dan paling banyak manfaatnya bagi manusia, bahkan merupakan ciri khusus bagi eksistensi manusia. Sehigga barangsiapa yang tidak memiliki rasa malu, maka telah hilang eksistensii kemanusiaannya kecuali ia hanya seonggok daging yang teraliri darah.
8. Bahwa perintah – perintah Allah tidak pernah terlepas dari diri manusia sejak ia masih berbentuk janin dalam rahim seorang ibu sampai akhir hayatnya (ketika ia bertemu Rabbnya ). Demikianlah antara lain keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Manusia diciptakan dengan banyak kelebihan , namun jika keliru mengambil jalan hidup, ia bisa mencapai derajat yang paling rendah ketimbang binatang sekalipun. “Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang lalai.” (Al A’raf (7):179).
35
Keistimewaan manusia ini penuh dengan konsekuensi yang menyertai misi keberadaannya di muka bumi ini. Selain dikaruniai banyak kelebihan dan keistimewaan , manusia juga dikaruniai banyak kelemahan yang merupakan sifat dasar manusia, kelemahan itu antara lain : 1. Tergesa – gesa (QS. Al Isra’ : 11, QS. Al Anbiya’ 21) 2. Lemah (QS. An Nissa’: 28) 3. Bodoh (QS.AL Ahzab : 72) 4. Suka membantah (QS. Al Kahfi: 54) 5. Kikir dan keluh kesah (QS. Al Ma’arij : 19, QS. Al Isra’ : 100) 6. Ingkar (QS. Al ‘Aadiyaat: 6, QS. Al Hajj : 66, Ibrahiim (14) : 34, Az Zukhruf (43) : 15 7. Putus Asa (QS. Haa Mim Assajdah : 49, QS. Al Isra’ : 83) 8. Berlebih – lebihan (QS. Yunus : 49) 9. Lalai (QS Al A’raf :179) 10. Susah payah (QS. Al Balad :4) Tetapi apakah kemudian kita diam saja, memang kita sebagai makhluk mempunyai keterbatasan, Allah menyatakan kita bodoh ya karena memang ilmu Allah jauh lebih luas dari ilmu yang kita miliki. Tetapi tidak kemudian karena kita mengakui kebodohan itu, kita tidak mau berusaha untuk menjadii lebih pandai,dsb. Sifat - sifat buruk ini bisa saja dominan ketika kita memperturutkan hawa nafsu dan keinginan kita. Namun Apakah manusia memilih jalan kebaikan atau keburukan semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. QS Al Isra’(17): 36. Nha, makanya manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di dunia agar nanti di ‘sono’nya bisa memprtanggungjawabkan dengan baik di hadapan Allah. UNTUK APA MANUSIA ITU …? Sesungguhnya kehadiran manusia dimuka bumi ini tidak untuk main–main dan senda gurau, tetapi dengan suatu kepastian arah dan tujuan. Bahkan sebelum limpahan tugas dan tanggungjawab besar itu dibebankan kepada manusia telah ditawarkan kepada makhluk Allah yang lain. QS. Al Ahzab (33): 72. Tampak disini tugas manusia tidaklah ringan, terbukti tak satupun makhluk Allah yang berani memikulnya. Sedang tugas manusia itu sebenarnya adalah : 1.
Tugas Ibadah
QS Adz Dzariyat (51) : 56. Ibadah adalah segala amal perbuatan yang diniatkan karena Allah dan unutk mendapat ridlo Allah semata. Sehingga amat pentinglah arti niat itu, sebagaimana Sabda Rosululloh SAW, Sesungguhnya sah tidaknya sebuah amal tergantung ada niat,…(HR, Bukhari – Muslim). 2.
Tugas Khalifah
QS An Naml (72):62.Tugas Kekhalifahan ini berhubungan erat dengan tugas yang pertama, yakni ibadah kepda Allah secara total
36
TAWAZUN
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Siswa paham potensi (ruh,jasmani dan akal) dan hakikat manusia yang sukses (mengoptimalkan potensinya) Siswa tahu potensi dan cara mengoptimalkannya Siswa termotivasi untuk mengoptimalkan potensi tersebut
1. 2. 3.
FREKUENSI:
1 kali pertemuan
METODE PENDEKATAN:
Games/Permainan Kelompok Diskusi
RINCIAN BAHASAN:
Tawazun artinya seimbang. Allah telah mengisyaratkan agar kita hidup seimbang, sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan. (QS.67:3) Manusia dan agama Islam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah yang telah Allah tetapkan. Mustahil Allah menciptakan agama Islam untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrah tersebut (QS.30:30). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memilki naluri beragama (agama tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh lingkungan (Hadits,”Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam) orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”). Sesuai dengan fitrah Allah,manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani), al-aql (akal), dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS.55:7-9. Manusia pada dasarnya mempunyai 3 potensi yaitu : A. POTENSI RUH Allah menciptakan manusia ruh, yang membutuhkan petunjuk dan hidayah agar kehidupan manusia menjadi lurus di dunia dan di akhirat (QS. 16:36)
37
Potensi ruh merupakan potensi dasar manusia yang ditentukan sepenuhnya oleh Allah dan Allah memegang mutlak tentang keadaan ruhiyah makhluk-Nya dalam kondisi apapun.(Q.S Al Isra’ 17:85; Q.S Az Zumar 39:42 ) Potensi ruh ini sangat terkait dengan hati, manusia tidak akan pernah mampu menjaga naik turunnya kadar iman yang ada dalam hati kecuali atas ijin-Nya, karena itulah manusia selalu dianjurkan untuk selalu berdo’a. Selain do’a, untuk menjaga ruh kita adalah dengan menyegerakan amal kebajikan sekecil apapun dan menghindari perbuatan yang keji dan munkar sekecil apapun juga. ”Bersegeralah mengerjakan amal kebajikan untuk menghadapi fitnah-fitnah yang bagaikan malam yang gelap gulita ,dimana seorang yang paginya beriman sore harinya (bisa menjadi) kafir dan orang sore harinya beriman esok paginya bisa menjadi kafir,ia menjual diennya demi kepentingan duniawi”(H.R Muslim) Hati sebagai tempat kekuatan ruh akan menjadi tentram ketika ia senantiasa dipergunakan untuk mengingat Allah (Q.S Ar Ra’d 13:28) B. POTENSI AKAL (Aqliyah) Akal hanya dapat menerima hal-hal yang dilihat, didengar, dirasakan oleh indera. Melalui akal inilah manusia dapat menganalisis sesuatu yang ada di muka bumi ini. Agar dapat memanfaatkan akal ini dengan baik, manusia perlu mengisi dan mengasahnya dengan belajar dan mengajarkannya serta mengamalkannya melalui wasilah yang ada. Makanan dari akal/otak adalah ilmu yang bermanfaat dan tiadalah Allah menciptakan segala sesuatu tanpa ada manfaatnya (Q.S Ali Imran 3: 190-191) “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan “ (H.R Ibnu Abdil Barr) “Dunia ini terlaknat ,dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya ,kecuali dzikrullah dan apa yang membantu ,atau orang yang berilmu atau orang yang mencari ilmu “ (H.R Ibnu Majah) C. POTENSI JASAD (Jasmani) Jasad manusia membutuhkan zat-zat mineral, vitamin, protein dan material lainnya yang digunakan untuk memperkuat tubuh. Jasmani yang kuat menjadikan produktivitas tinggi sehingga kesuksesan menjadi lebih mudah tercapai. Islam sendiri sangat memperhatikan mengenai hal ini (Q.S Abasa 80:24; Q.S Al Baqarah 2 :168 ; Q.S An Nabaa 78:9) “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah” (H.R Muslim) Ketiga potensi tersebut jika mendapat makanan yang tepat ,maka kan terbentuk pribadi yang kokoh. Ketiganya harus diisi secara proporsional dan seimbang (tawazun). ruhiyah diisi dengan dzikrullah, akal dengan belajar dan mengajarkan, dan jasad dengan makanan bergizi serta olahraga. “Sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat sekerat daging .Apabila daging itu baik maka seluruh tubuh akan baik dan bila daging itu buruk maka seluruh tubuh akan menjadi buruk pula.(Daging) itulah hati” Al Hadits GAMES:
Permainan ini dimainkan oleh seluruh anggota kelompok dan pemandu sebagai jurinya.
38
Situasi 1 Pertama-tama seluruh anggota kelompok berdiri berjajar dan saling bergandengan tangan. Kemudian seluruh peserta jongkok (masih bergandengan tangan) dan salah satu kaki (boleh kiri atau kanan) di’selonjorkan ‘. Setelah itu seluruh peserta berdiri dengan posisi tangan bergandengan dan salah satu kaki diangkat, ingat :jangan sampai jatuh/terlepas gandengan tangannya!!. Jika ada yang jatuh/terlepas gandengannya maka diulangi lagi !. Situasi 2 Posisi sama (masih jongkok dengan salah satu kaki ‘selonjor’ dan bergandengan tangan). Setelah itu peserta berdiri dengan posisi tangan bergandengan dan salah satu kaki diangkat tapi berdirinya bertahap mulai dari salah satu tepi(boleh kanan/kiri). So, seperti gelombang-lah!! Konsekuensi jika lepas/jatuh diserahkan pada pemandu (disuruh ngulang/dihukum; bebas!) Situasi 3 Posisi awal duduk berbanjar, kemudian saling pijit (kurang lebih 1,5 menit), setelah itu seluruh peserta disuruh merebahkan diri senyaman mungkin (posisi sebelumnya masih duduk berbanjar). Kemudian peserta bangun tanpa menyangganya dengan tangan. Yang masih menyangga dengan tangan atau menarik teman lainnya boleh disuruh mengulang/dihukum. PEMAKNAAN:
Seluruh ‘games’ di atas mempunyai makna bahwa seluruh permainan tersebut hanya bisa berhasil jika kita mempunyai keseimbangan. Awal sebelum peserta melakukan permainan pasti mereka berpikir bagaimana melakukannya, kemudian sebelum mereka melakukannya mereka harus memiliki keyakinan bahwa apa yang dipikirkannya itu akan berhasil. Barulah kemudian peserta melakukannya (berdiri). Kemampuan untuk melakukan (berdiri) itu diperlukan jasad yang kuat. Dalam pemaknaan ini pemandu boleh menambah makna-makna yang lain, yang terlihat dalam permainan ini (Ex: ukhuwah,akhlaq dll). Keyakinan kaitannya dengan ruhiyah, pikiran terkait dengan akal dan kemampuan melakukan dengan jasad.
DISKUSI:
1. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun akhirnya dia mati bunuh diri akibat over dosis obat-obatan terlarang (NAZA). Menurut kamu, apa sebenarnya arti kebahagiaan itu? 2. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang? 3. Coba diskusikan dengan temanmu, usaha-usaha apa saja yang sudah dan akan kamu lakukan agar hidup kamu seimbang?
39
AKHLAQ
TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. 2. 3. 4.
Peserta memahami makna Akhlaq Peserta memahami pentingnya Akhlaq Islami Peserta mengetahui faktor-faktor pembentuk Akhlaq Peserta termotivasi merubah Akhlaq buruk menjadi Akhlaq yang baik dan Islami
FREKUENSI
1 kali pertemuan
METODE PENDEKATAN
Shiroh Ceramah
RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlaq Berasal dari kata “Khuluq” yang berarti budi pekerti/karakter, kebiasaan dan perangai. Secara terminologis; Akhlaq adalah perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwa tanpa adanya berbagai pertimbangan, tanpa paksaan, spontan sehingga membentuk pribadi seseorang tersebut. Posisi akhlaq dalam islam -
Tujuan risalah islam adalah kesempurnaan akhlaq “aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq” (HR Bukhari) Islam disebut sebagai Husnul Khuluq Allah memuji Rasulnya dengan Akhlaq mulia (Al Qalam : 4) Menunjukkan derajat keimanan seseorang Akhlaq adalah buah ibadah (QS 29:45)
Akhlaq dasar seorang muslim (QS 5 :45, 55) meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mencintai Allah, Allah pun cinta padanya Lemah lembut pada sesama muslim Keras dan tegas terhadap orang kafir Berjihad di jalan Allah Tidak takut celaan orang yang yang suka mencela Memberikan loyalitas sepenuhnya kepada Allah, Rasul dan mukminin
Islam mengutamakan akhlaq
40
Tauhid sebagai initi ajaran islam mempunyai ajaran islam mempunyai hubungan yang erat dengan akhlaq. Tauhid merupakan realisasi akhlaq seorang hamba Allah terhadap Allah Azza wa jalla. Akhlaq merupakan tolok ukur kesempurnaan iman seorang hamba, sebagaimana telah dikabarkan Rasulullah SAW : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang terbaik akhlaqnya” (HR tirmidzi dari Abu Hurairah diriwayatkan juga oleh Ahmad) Dalam riwayat bukhari dan muslim “sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaqnya” Akhlaq seorang pelajar muslim : 1.
Dalam hal berpakaian Bagi muslimah wajib menutup aurat (QS 24 :51 ; 33:59). Rapi, sopan, bersih dan sesuai syariat (baca : cara berpakaian pemuda muslim)
2.
Dalam hal lisan “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berkata baik atau diam”(HR Bukhari)
3.
Dalam hal bepergian “Hendaklah kalian menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan atau (jika kalian tidak melakukannya) niscaya Allah akan menggelapkan wajah-wajah kalian” (HR At Thabrani)
4. Dalam hal menjaga tangan dan kaki “senantiasa mendahulukan bagian yang kanan dalam berpakaian, memakai sandal, menyisir rambut dan perbuatan baik” 5.
Dalam hal pendengaran QS Al Qashash : 55
5. Dalam hal penglihatan “Tiga mata yang tidak akan dijilat api neraka : mata terpejam karena melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, Mata yang terjatga di jalan Allah, dan Mata yang menangis karena takut kepada Allah” (QS 17 : 104) SIROH 1. Kisah Ashabul Kahfi Sikap tegas menolak paksaan dari penguasa dzolim yang dilakukan oleh Raja Deqyanus memaksa para pemuda Ashabul Kahfi agar bersedia mengikuti aliran kepercayaan menyembah sesembahan selain Alloh SWT. Para pemuda itu menolak dan berkata tegas “Tidak!”. Sebagaimana dalam firman Alloh (artinya) “Pada waktu mereka berdiri tegak (di hadapan raja yang dzolim) lalu mereka berkata: “Robb kami adalah Robb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyembah Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran (QS. Al Kahfi 18:14) Para pemuda Ashabul Kahfi tersebut tidak bersedia mengikuti perintah raja yang dzolim, mereka tidak mengikuti kepercayaan untuk menyembah berhala yang dipaksakan penguasa, mereka tetap menyembah Alloh Yang Mahakuasa.
41
2. Kisah Ibrohim AS Sikap kritis ditunjukkan Nabi Ibrohim AS terhadap adat yang terjadi secara turun temurun dari kaumnya. Seperti dikisahkan dalam Al Qur’an, Asy Syu’aro (26) :70-80 berikut (artinya): “Ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya dan kaumnya ‘Apakah yang kamu sembah?’” Kemudian kaumnya menjawab dengan tegas, walaupun dari suatu keyakinan yang salah. “Mereka (kaumnya) menjawab : ‘Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa menyembahnya’”. Dengan kritis Ibrohim AS menanyakan alasan (argumentasi mereka menyembah berhala dari segi kemanfaatan dan pengetahuannya). “Berkata Ibrohim, ‘Apakah berhala-berhala itu mendengar (do’a)mu sewaktu kamu berdo’a (kepadanya) ? Atau dapatkan mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudhorot ?’” Ternyat dengan pertanyaan kritis seperti itu, mereka mengaku bahwa memang tidak ada pengetahuan atasnya. “Mereka menjawab, ‘(Bukan karena itu) Sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian’”. Kemudian Ibrohim AS memberikan penjelasan “Ibrohim berkata, ‘Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu terdahulu ? Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Robb semesta alam’”. Kemudian Ibrohim menerangkan fungsi Robb semesta alam tersebut dengan perkataan : “(yaitu Robb) Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku, dan Robb-ku Dia-lah Yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit Dia-lah yang menyembuhkan aku dan yang akan mematikanku kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Dia-lah Yang amat aku inginkan mengampuni kesalahanku pada hari qiyamah” Begitulah sikap kritis yang ditunjukkan Nabi Ibrohim As yang beliau memberikan contoh untuk tidak menerima begitu saja kebiasaan (adat) yang terjadi di lingkungan sekitarnya apalagi menyangkut eksistensi Pencipta. 3. Kisah Ismail AS Sikap ikhlas dan shobar yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrohim dan puteranya Ismail AS ketika diuji Alloh seperti yang dikisahkan dalam Al Qur’an Ash Shoffat (37) : 102 Ibrohim berkata (artinya) “Wahai anakku (Ismail) sesungguhnya aku lihat dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu, maka fikirkanlah apa yang engkau putuskan ?” Nabi Ismail AS dengan tho’at kepada Alloh SWT, shobar dan ikhlas menerima ujian dan tantangan hidup tidak ragu untuk memberikan keputusan “Wahai bapakku! Kerjakanlah apa yang engkau perintahkan! Insya Allah akan engkau dapati aku termasuk orang-orang yang shobar” 4. Kisah Yusuf AS Sikap tegas dan berani mengambil resiko seperti yang ditunjukan oleh Nabi Yusuf AS merupakan hal yang patut dicontoh, ketika ia menolak godaan dan rayuan dari Istri Raja Mesir, Siti Zulaikha padahal kesempatan itu ada di depannya. Dalam Al Qur’an Suroh Yusuf (32):12.
42
KEUTAMAAN ILMU
TUJUAN INSTRUKISONAL
1. 2. 3. 4.
Peserta Mengetahui pengertian ilmu Peserta Mengetahui keutamaan ilmu Peserta Mengetahui klasifikasi ilmu Peserta faham hakekat ilmu
FREKUENSI
1 kali pertemuan
METODE PENDEKATAN
1. 2.
Games Ceramah
RINCIAN BAHASAN
“ …Katakanlah : Apakah dapat disamakan orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui….” (QS. Az Zumar : 9). “Ibnu Mas’ud r.a berkata : Rosulullah SAW. Bersabda : Tidak boleh menginginkan kepunyaan orang lain melainkan dua macan. Orang yang diberi oleh Allah kekayaan, maka dipergunakan untuk membela haq kebenaran, dan orang yang diberi oleh Allah ilmu pengetahuan, hikmat maka diajarkan kepada semua orang”. (HR. Bukhori-Muslim) Rosulullah ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laku-laki dan perempuan” (Al Hadis). Kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim, bukan mempelajari segala macam ilmu. Setiap muslim wajib mempelajari ilmu sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Bila ia telah berkewajiban menjalankan shalat maka berarti ia wajib mengetahui ilmu tentang shalat sehingga ia benar dalam melaksanakan shalatnya. Demilkian pula, menjadi wajib mempelajari ilmu-ilmu lain yang menjadi sarana dalam melaksanakan yang wajib, karena sarana yang menunjang kesempurnaan suatu yang wajib, maka hukumnya menjadi wajib pula. KEUTAMAAN ILMU Setiap orang pasti mengetahui keutamaan ilmu. Allah SWT menampakkan keutamaan Adam As daripada para malaikat adalah karena ilmu, sehingga Allah menyuruh para malaikat agar sujud kepada Adam As. Keutamaan ilmu yang paling nyata adalah bahwa ilmu adalah sarana untuk bertakwa kepada Allah, dimana dengan takwa manusia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah yaitu surga yang abadi. Abu Musa r.a berkata : Bersabda Nabi SAW : perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepada saya bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka sebagian ada yang ssubur (baik) dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan serta rumput yang banyak sekali. Dan ada pula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiram kebun
43
tanaman; dan ada beberapa tanah hanya keras-kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang pandai di dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku lalu mengajar, dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku” (HR BukhoriMuslim). KLASIFIKASI ILMU 1. Ilmu yang diwajibkan untuk tiap individu (Fardlu Ain) Ilmu Pengetahuan tentang prinsip Keimanan : Allah, Malaikat, Kitab-kitanya, Rosulnya, Hari Akhir, Qodho dan Qodar Ilmu pengetahuan tentang Syariat-Syariat : Wudhu, Sholat, zakat, puasa, haji Ilmu Pengetahuan tentang hal yang diharamkan/dihalalkan : Babi, Bangkai, Riba, Judi, darah, Khamr Ilmu tentang Muamalah/kemasyarakatan : Perdagangan, Administrasi Niaga , Pemerintah 2. Ilmu yang diwajibkan untuk kelompok (Fardhu kifayah) Ilmu jika ada satu/beberapa orang dari sekelompok /beberapa kelompok jama’ah telah memiliki/melaksanakannya, maka yang lainnya tidak lagi dituntut untuk memiliki/melaksanakannya. Namun jika tidak ada seorangpun yang memiliki/melaksanaknnya, maka semua orang berdosa, lebih-lebih pemimpin mereka (ulil amri) contoh : Ilmu kedokteran, ilmu hitung, ilmu kebidanan, ilmu jenasah, ilmu bumi, ilmu falak, ilmu komputer dlll 3. Ilmu yang tercela Dikatakan tercela karena : a. Ilmu itu membawa kemudharatan bagi orang itusendiri atau orang lain contoh : ilmu tenung, sihir, santet dll b. Ilmu itu menurut kebiasaan membawa kemudharatan kepada yang memiliki ilmu itu sendiri, seperti : ilmu paranormal, peramal/nujum HAKIKAT ILMU Ilmu adalah sifat yang dapat memperjelas. Sudah semestinya sebagai makhluk untuk tidak melupakan hal-hal yang berguna dan membahayakan di dunia dan di akhirat. Dalam arti mengambil yang bermanfaat dan menjauhi apa saja yang menyesatkan, agar akal dan ilmunya tidak dijadikan dalih yang menjadi penyebab mendapat siksa. Kita berlindung kepada Allah dari murka dan siksanya. Abu Darda r.a. berkata: saya telah mendengar Rosulullah SAW bersabda : siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya menaungi para pelajar karena senang dengan perbuatan mereka. Dan seorang alim dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi dan ikanikan di dalam air. Kelebihan seorang alim atas orang ibadah bagaikan kelebihan sinar bulan atas lain-lain bintang. Dan sesungguhnya ulama (guru-guru) sebagai waris dari nabi-nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham hanya mereka merwariskan ilmu agama, maka siapa yang tealah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar”. (HR Abu Dawud, Attirmidzi) ADAB ORANG YANG BERILMU 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Semangat mencari ilmu Hormat pada guru Sabar Tidak pernah puas Mardhotillah Semangat belajar sahabat dan salafus shalih
44
SOSOK PELAJAR MUSLIM
TUJUAN
1. 2. 3. 4.
Peserta mengetahui karakter pelajar Peserta paham posisi dan peran yang harus dimainkan Peserta paham sosok (kriteria) pelajar muslim yang harus diwujudkan Peserta termotivasi untuk mewujudkannya
FREKUENSI
1 kali pertemuan
METODE PENDEKATAN
Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Karakteristik Pelajar (Pemuda) Kenyataan ini karena dalam diri pemuda mempunyai karakteristik kritis, dinamis, reaktif, kreatif dan inovatif. Selain itu juga pemuda mempunyai jiwa yang relatif masih bersih dari polusi sekitar, karena mereka masih dalam proses memilih dan memilah hati dirinya untuk cita-cita masa depannya. Hal tersebut semua berpotensi ke arah kebenaran (keimanan) maupun ke arah kejahatan (kebathilan), tergantung apa dan bagaimana sikap dia terhadap input yang masuk padanya, serta di lingkungan mana dia dominan. 1. Kritis Para pemuda tidak mudah begitu saja menerima apa yang telah ada secara rutin terjadi di sekelilingnya. Hal itu bisa terlihat dengan sikap kritisnya terhadap apa yang terbiasa dilakukan generasi sebelumnya. Baik dengan cara mempertanyakan mengapa dan bagaimana hal itu terjadi ataupun dengan cara mengabaikannya sama sekali karena merasa tidak memerlukannya. Dan juga kecenderungan mereka terhadap sejarah, ada yang mensikapi sebagai berikut : bahan pengetahuan saja (sekedar memuaskan rasa ingin tahunya), mengambil pelajaran supaya tidak terulang (sejarah yang buruk) dan merubah/memperbaiki sejarah. 2. Dinamis Pemuda mempunyai sikap tidak mau/betah terhadap kestatisan, kejumudan maupun kemapanan. Pemuda lebih suka terhadap perubahan, baik itu perbaikan maupun
45
penghancuran. Mereka senantiasa ingin bergerak, mengalir laksana air tidak tinggal diam karena ditunjang oleh emosi dan semangat dan bergelora. 3. Reaktif Seperti halnya teori aksi dan reaksi, para pemudalah yang mempunyai kepedilian (reaksi) terhadap aksi yang terjadi pada lingkungan sekitarnya baik dalam arti positif maupun dengan pengertian negatif. Terhadap hal-hal yang bersifat ajakan, cegahan, pelanggaran maupun dukungan, bahkan sebagai ujung tombak kepedulian. Ini terjadi karena secara fisik masih kuat dan tingkat emosinya tinggi. 4. Kreatif dan inovatif Disamping itu pemuda senang pada sesuatu yang baru baik dari cara maupun isi, yang haq maupun yang bathil, tergantung kecenderungan dirinya ke arah mana ia berjalan. Mereka kreatif untuk mewujudkan konsep/kaidah-kaidah yang diyakininya, dan juga daya inovasinya tinggi untuk memperbaiki kreasi-kreasi yang telah ada sebelumnya. Mereka tidak kering dengan ide-ide segar untuk mewujudkan konsep/kaidah yang diyakininya tersebut, baik itu bersifat positif maupun negatif. Karena pemuda masih dalam proses memilah dan memilih mana yang baik untuk dirinya, maka mereka terkadang plin-plan, kemana angin bertiup mereka ikut, (contoh:trend/imma’ah). Daya seleksi mereka tergantung dari lingkungan yang berada di sekitarnya, wawasan/pengetahuan yang dipunyainya, maupun kecenderungan moral yang bi biasa dengannya. Akan tetapi ketika telah menjatuhkan pilihannya mereka akan tegas mempertahankan keyakinannya. Mereka termasuk tahan banting terhadap resiko yang dihadapi; ketika sudah memilah dan memilih apa yang ia yakini dan harus diperjuangkannya.
Selain itu dalam diri pemuda pula terdapat berbagai potensi yang pada usia tersebut sedang klimaks, yaitu : 1. Hamasah (semangat) Dengan semangatnya Thomas Alfa Edison muda berhasil membuat penemuan besar. Dan dengan semangat dan keberanian pula pemuda masa lalu menggalang persatuan Nusantara dengan Sumpah Pemuda dan ngotot minta Soekarno dan Hatta segera melakukan Proklamasi. Begitu pula ketika Reformasi 28 Mei 1998. 2. Quwwatul Jasad (kuat fisiknya) 3. Qolban Saliman (masih bersih hatinya) Pemuda adalah sosok yang polos, jujur, jernih dan tajam nuraninya, belum terlalu banyak dikotori oleh ambisi dan pikiran-pikiran culas. Sehingga jujur dalam menyatakan kebenaran dan mengkritik kebathilan. 4. Aqlan Dzakkiyan (cerdas akalnya) Usia pemuda (pelajar) adalah usia yang sangat tepat untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan. Pada usia ini ingatan seseorang masih kuat, pikiran masih tajam, kreatif, dan inovatif. Maka benarlah jika ada pepatah mengatakan, Belajar di masa muda bagai melukis di atas batu, belajar di masa tua bagai melukis di atas air.
46
Kondisi dan Lingkungan Pemuda Jika kita memandang pada kondisi yang ada dewasa ini, di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi, terlihat bahwa para pemuda tidak terarah pada tugas dan tanggung jawab yang ada pada pundaknya sebagai generasi yang kelak akan melanjutkan kehidupan masa depan, seharusnya selektif dan teliti terhadap arah dan dampak dari arus globalisasi tersebut. Perhatian sebagian pemuda saat ini sudah tidak berorientasi kepada suatu usaha untuk menciptakan kondisi masyarakat yang mengindahkan kebenaran dan kebaikan, baik karena kondisi pribadi maupun karena rekayasa. Hal tersebut tidak hanya melanda pemuda-pemudi non muslim tapi juga sangat berdapak pada pola hidup pemuda-pemudi muslim. Fenomena ini sangat gamblang terlihat pada saat kita menyaksikan betapa antusiasnya pemuda-pemudi muslim untuk hadir dalam setiap acara-acara yang jelas merupakan usaha untuk menjauhkan umat muslim dari pola hidup Islami. Saat ini generasi muda disibukkan dengan film-film amoral, cerpen percintaan (picisan), pornografi (film, gambar, bacaan, pakaian, internet, dll), lagu-lagu yang melalaikan, frustasi, dan cengeng. Mengagumi artis yang berpenampilan glamour dan bermoral bejad, pecandu makanan/minuman terlarang. Dan kondisi-kondisi lain yang menipu, maupun penipuan-penipuan yang dilakukan secara sistematis dan terselubung. Tema-tema remaja yang berisikan tentang sex, song, sport terasa mempunyai daya magnet tersendiri terhadap kehidupan remaja, tanpa terasa pemuda muslim berkerumum di sekelilingnya, tak ubahnya seperti laron-laron yang berkerumum di lampu neon yang sebenarnya justru membahayakan dirinya. Kita harus sadar bahwa sebagian dari kita tertipu oleh lingkungan yang hanya terlihat secara lahir saja tetapi di dalamnya banyak hal yang melalaikan bahkan bejad. Penyelewengan melanda di sekitar kita, termasuk pada keindahan/seni, fun, dan sport (olah raga) yang diselewengkan. Memang kita harus akui bahwa seni merupakan bagian dari keindahan atau justru keindahan itu adalah seni. Hasil karya apapun, aspek keindahan/estetika/seni menjadi penentu dalam hal kesempurnaannya. Akan tetapi dunia seni sekarang bermakna rancu, dengan slogan “seni untuk seni” dijadikan alat bagi para seniman untuk berkelit dari seni-seni amoral. Misal : eksploitasi wanita telanjang sebagai obyek seni, tari-tarian erostis, syair-syair yang merangsang birahi, atau bahkan merongrong keEsaan Alloh SWT. Kita juga bisa melihat kepada aspek sport yang kita terasa ternyata adalah media pames aurot yang sebenarnya dengan pakaian layak pun tidak mengurangi keleluasaan bergerak. Juga dalam bidang sosial, penyelewengan anti kebebasan dan sebuah kebinalan, pelestarian kebudayaan sebagai bungkus dari pelestarian norma-norma anti agama, dan penyelewengan ke-Maha Esaan Alloh SWT (kemusyrikan). Dan juga penyelwengan bahasa, dari kata “demi kepentingan orang banyak” sebagai ganti kata kesekahan, kekuasaan untuk dirinya dan lain sebagainya. Dalam kondisi pintu kejahatan (kebathilan) terbuka lebar dan kebenaran (keimanan) tertutupi kabut seperti itulah, para pemuda muslim hidup di lingkungan sekitarnya. Bagaimana Pemuda Muslim Bersikap Dengan karakteristiknya dan dengan tantangan kondisi serta lingkungan yang dihadapi oleh kita para pemuda muslim, maka selayaknyalah kita mawas diri terhadap sisi maka kita akan berpihak 1. Pemuda Sebagai Generasi Penerus Setiap keyakinan, setiap pola hidup, setiap konsepsi, setiap budaya selalu berkeinginan untuk terus menerus senantiasa hidup. Keinginan ini akan tampak dalam bentuk kekhawatiran generasi tua, apakah nilai-nilai yang mereka miliki akan diwarisi oleh generasi mudanya. Berkaitan dengan pewarisan nilai-nilai tersebut, maka pemuda akan menolak jika yang diwariskan itu nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai keimanan dan keislaman. Sebagaimana Ibrohim menolak untuk menyembah berhala buatan ayahnya
47
Ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya, “Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun ?” (QS. Maryam (19):42) Ibrohim mengetahui bagaimana membuat berhala, ia juga tahu motivasi ayahnya membuat berhala semata-mata hanya motivasi ekonomi, dan Ibrohim tahu persis mengapa Namruz mengajarkan penyembahan berhala kepada kaumnya. 2. Pemuda Sebagai Generasi Pengganti Dalam setiap perubahan yang ada di dunia ini selalu diawali dan digerakkan oleh para pemuda. Perubahan bisa menjurus ke arah kebenaran (keimanan) dan kesesatan. Islam memang memandang pemuda sebagai manusia yang penuh tanggung jawab yang harus melakukan perubahan ke arah kebenaran. Jika pada kenyataannya para pemuda tidak melakukan perubahan ke arah kebenaran, maka Alloh akan mendatangkan pemuda-pemuda lainnya yang lebih baik dengan kriteria sebagai berikut : (QS. An Nisaa 4:54) -
Alloh cinta kepada mereka, mereka pun mencintai Alloh Bersikap lembut terhadap sesama muslim dan bersikap keras kepada orang kafir Tidak takut celaan orang-orang yang mencela
3. Pemuda Sebagai Generasi Pembaharu Secara fithroh, orang-orang yang lemah akan mencari perlindungan kepada yang lebih kuat. Yang tergolong kepada orang-orang yang lemah antara lain : orang tua, wanita, dan anakanak. Dan tentu saja kepada pemuda, yang diharapkan untuk menjadi seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin, pemuda harus mempunyai beberapa persyaratan sebagai berikut : Keyakinan (Aqidah) yang Benar Artinya bahwa para pemuda yang diharapkan menjadi generasi pembaharu (memperbaiki generasi sebelumnya) haruslah pemuda yang menjatuhkan pilihannya kepada keyakinan (aqidah) yang benar, yaitu aqidah Islamiyyah. “Katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku (pengabdianku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh Robb semesta alam” (QS. Al An’am (6) : 162) “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamu bersedih hati, padahalkamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS. Ali Imran (3) :139) dengan aqidah (keyakinan) itulah para pemuda menjadikan titik tolak segala tingkah laku dan perbuatannya, arah perjuangannya dan pengorbanan dari resiko yang akan dihadapinya. Pemikiran yang Cemerlang (wadhih) Selain dari keyakinan, kematangan operasionalnya pun harus dipersiapkan. Yaitu dengan pola pikir yang cemerlang, jelas berwawasan ke masa depan, terutama ukhrowi dan juga dunia. Sehingga dengan demikian dapat memilah antara pemikiran kebenaran (keimanan) dengan alam pemikiran kejahatan (kebathilan). Jadi nilai-nilai yang haq dan yang bathil jelas terlihat di hadapannya, dan ia dapat mensikapinya bukan mencapuradukkannya. “Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedangkan kamu mengetahui” (QS. Al Baqoroh (2) : 42) “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan dimntai pertanggungjawabannya” (QS. Al Isro’ (17) :36) Akhlaq yang terpuji
48
Pembaharu tidak akan memperbaiki keadaan jika akhlaq yang dibawanya atau dilakukannya bertentangan dengan yang aqidah diyakininya. Oleh karena akhlaq merupakan modal yang penting untuk mewujudkan nilai-nilai al-Haq (Islam)
Jasad (Fisik) yang Kuat Karena kelemahan fisik akan banyak mempengaruhi lancar tidaknya kegiatan yang dilakukan. “Mu’min yang kuat lebih dicintai Alloh daripada mu’min yang lemah” (Al Hadits) Oleh karenanya Rosululloh SAW menganjurkan untuk olah raga berenang, berkuda (mengendari kendaraan), dan memanah (ketangkasan alat), Di samping untuk menyehatkan fisik juga untuk membiasakan tangkas terhadap alat, perkakas maupun teknologi, juga terlatih untuk mengendarai kendaraan. Pemuda dengan segala potensi dan peran yang diembannya membutuhkan suatu pendidikan dan pembinaan yang mengantarkan mereka kepada pemuda yang berjiwa militan, kuat dan shobar untuk merentas jalan da’wah yang berliku ini guna menegakkan Islam. Sehingga sosok syakhsiyyah islamiyyah yang mantap itu dapat senantiasa harum dan menjadi contoh baik kepada generasi berikutnya, amal sholih yang pahalanya mengalir sepanjang masa. Insya Alloh. PERAN DAN POSISI PELAJAR MUSLIM Dengan segala kelebihan potensi tersebut kita pelajar muslim memiliki peran dan posisi yang strategis yang harus dimainkan, yaitu : 1. Iron Stock (Cadangan Masa Depan) 2. Agent of Change (Pelopor Perubahan) TUGAS PELAJAR MUSLIM Untuk dapat berperan dalam posisinya secara benar, tentu saja pelajar muslim harus mempersiapkan diri hal-hal yang harus dipersiapkan, itulah yang menjadi tugas seorang pelajar muslim : 1. Belajar dan menguasai IPTEK Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan. (Al Hadits). Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS.Ali Imran (3) :190) 2. Belajar dan Memahami Islam (QS. 3:18, 35:28, 58:11) Sebagai konsekuensi kita seorang muslim kita harus belajar apa itu Islam dan apa saja yang dikandungnya, yaitu dengan mempelajari Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Karena Islam memandang, bahwa umat Islam akan mengalami kemajuan dan kesuksesan, manakala umat Islam senantiasa merujuk Al Qur’an dan Sunnah Rosul dalam setiap tingkah laku di segala aspek kehidupan. 3. Mengimani Segenap Ajaran Islam (QS. 24:51, 2:165, 3:31, 53:3-4) Sebagai konsekuensi sebagai seorang muslim yang terpelajar Tidak sekedar paham Islam saja, karena paham itu tempatnya di otak dan itu semua butuh diyakini. 4. Mengamalkan dan menda’wahkan Islam (QS. 103:1-3, 3:110, 2:44, 41:33) Sebagai konsekuensi kefahaman dan keimanan seorang muslim yang terpelajar
49
Ibnu Qoyyim pernah berteori tentang psikolog kognitif, beliau mengatakan “setiap hati kita akan jumpai lintasan atau pikiran dari melihat, mendengar, meraba, dll. Lalu dari situ termemorikan di otak. Jika lintasan itu sering lewat akan menjadi gagasan. Jika gagasan kuat dalam diri kita, maka akan menjadi keyakinan. Lalu bila keyakinan kuat, akan menjadi kemauan, sehingga kita akan melakukannya menjadi suatu tindakan. Dan bila sering dilakukan, maka akan menjadi kebiasaan, jika itu berlangsung lama akan menjadi watak. Jika sudah sampai yang akhir ini, maka akan susah dihilangkan. Kemudian itu semua tidak cukup hanya untuk kita saja, sebisa mungkin untuk ditularkan atau mengajarkan atau menda’wahkan ilmu yang kita miliki ke orang-orng sekitar kita.
UKHUWAH ISLAMIYAH
TUJUAN INSTRUKSIONAL ¾ Peserta memahami makna dan hakekat UI ¾ Peserta mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah ¾ Peserta mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah dari UI
FREKUENSI
1 kali pertemuan
GAMES
Menyusun Bujur Sangkar
Media
* Sembilan (9) bujur sangkar dari karton / kertas berukuran sama yang telah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop
Cara
-
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai pengawas
-
Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak
-
Mentor bertugas membagikan membagikan potongan-potongan acak dari bujur sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok
-
Tiap pekerja mendapatkan 3-5 potongan karton Setiap pekerja diberi waktu tiga menit untuk membentuk bujur sangkar dari potongan karton tersebut
-
Pekerja boleh memberikan potongan karton yang dimiliknya kepada teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya
50
-
Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang diperoleh temannya
-
Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki atau membentuk sebuah bujur sangkar
-
Pengawas bertugas mengawasi dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan. Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan
-
Kriteria Kebrhasilan Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar dalam waktu yang ditentukan Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan bujur sangkar yang dimilikinya Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya Hikmah Ta’awun/ saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah
RINCIAN BAHASAN Makna Ukhuwah Islamiyah Menurut Imam Hasan Al-Banna : Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah. Hakekat Ukhuwah Islamiyah 1. 2. 3. 4.
Nikmat Allah (QS.3 : 103) Perumpamaan tali tasbih (QS.43 : 67) Merupakan arahan Rabbani (QS.8 : 63) Merupakan cermin kekuatan iman (QS.49 : 10)
Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temprorer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal : ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi) Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah 1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda : ‘Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu didepannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata : `Aku mencintai dia, ya Rasulullah`. Lalu Nabi menjawab : `Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?` Orang tersebut menjawab : `Belum`. Kemudian Rasulullah bersabda:`Beritahukan kepadanya`. Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata ;`Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah`. Kemudian orang
51
yang dicintai itu menjawab :`Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karenaNya.” 2. Memohon dido’akan bila berpisah “ Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata :’Dan bagimu juga seperti itu.” (HR.Muslim) 3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa “Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu), Dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (HR.Muslim) 4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (HR.Abu Daud dari Barra’) 5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara) Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman:”Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku.” 6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu “Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (HR. Imam Dailami dari Anas) 7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya “Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudar-Nya.” (HR. Muslim) 8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya “ Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah ke kubur.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah) 9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan “ Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani)
52
Buah Ukhuwah Islamiyah 1. Merasakan lezatnya Iman “ Tiga perkara yang barangsiapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu: jika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah pula, lebih menyukai api neraka yang menyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah.” (HR. Muslim) 2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) “ Allah berfirman pada hari kiamat: ‘Dimana orang-orang yang menjalin rasa cinta karena aku ?’ Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku. Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-Nya saja. Sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhanibahwa diantara yang 7 kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah juga.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra) 3. Mendapatkan tempat khusus di surga (QS.15 : 45-48) “ Sesunguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakaan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan Nabi juga bukan para syuhada. Akan tetapi para Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga berkata : ‘ Hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu ?’ Beliau menjawab : ‘ Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Alah, dan saling bermajlis karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata.” (HR. Nasa’i)
DISKUSI
Saat ini umat Islam di dunia mudah dipecah-belah dan sulit untuk bersatu, apa saja yang menyebabkan hal itu ?
REFERENSI
<=> Ust. Husni Adham Jarror, Bercinta dan bersaudara karena Allah , GIP <=> Abdullah Nasih ‘Ulwan, Meraih nikmatnya iman <=> Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan Allah, Asadudin Press <=> Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah
53
BIRRUL WALIDAIN
TUJUAN INSTRUKSIONAL ¾ Peserta memahami pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai bagian dari ibadah ¾ Peserta mengetahui contoh-contoh praktis berbakti kepada orang tua dalam kehidupan seharihari.
FREKUENSI
1 kali pertemuan
RINCIAN BAHASAN •
Pengertian Birrul Walidain
Berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma’siat) dan mendoa’kannya apabila keduanya telah wafat. Ibu dan Bapak sebagai orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini, sebagaimana sangat jelas ditegaskan dalam firman Allah yang berbunyi: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali” (QS.31:15). Juga dapat dilihat dalam surat 4:36 Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka ta’at kepada perintah Allah. •
Bentuk-bentuk Birrul Walidain
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan: ⇒ Saat orang tua masih hidup • • • • •
Mentaati selama bukan maksiat. Hadits Rasulullah: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah”. Contoh: Kisah Sa’ad bin Abi Waqosh. Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23) Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (mendoa’kan) (QS.17:24) Membantu dengan harta Memintakan restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akn dilakukan. Hadits Rasulullah: “Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua”.
54
⇒ Saat orang tua telah wafat • • • •
Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti: memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburkannya,dsb. Senantiasa berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya. Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang, dll. Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup. Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda : “ Seorang laki-laki dari golongan Anshar mendatangi Rasulullah , lalu bertanya : ‘Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah ? Rasul menjawab : ‘Ada 4 macam yang dapat anda lakukan : menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim) Dari kisah-kisah yang telah lalu banyak peristiwa yang dapat dijadikan tauladan atau i’tibar tentang bagaimana orang-orang yang baik terhadap orang tuanya dan bagaimana pula sebaliknya orang yang durhaka. Tauladan yang baik misalnya kisah-kisah nabi Ibrahim, nabi Ismail, dll. Sebaliknya bagaimana pula akibat buruk yang ditimpakan kepada anak yang durhaka , seperti Abdullah bin Salam, dll.
DISKUSI •
• •
Fitri seorang muslimah. Ketika masuk SMA ia ingin mengenakan busana muslimah yang sempurna. Namun dilarang oleh orang tuanya dengan alasan akan sulit mendapatkan jodoh, pekerjaan. Menurutmu bagaimana sikap Fitri sebaiknya, apakah dia tetap mengenakan busana muslimah atau menurut kata orang tuanya ? Agung seorang muslim tetapi mempunyai ibu dan ayah yang beragama Nasrani. Suatu saat Agung diminta orang tuanya mengikuti Natalan bersama. Menurutmu bagaimana sikap Agung seharusnya?
TADABUR AYAT QS.AL-HUJURAT AYAT 10-13
TUJUAN ¾ ¾ ¾ ¾
Peserta memahami hak-hak muslim terhadap saudaranya yang muslim Peserta mengetahui hal-hal yang dapat merusak persaudaraan Peserta memahami makna su’uzhon, ghibah, dan namimah Peserta memahami pentingnya persaudaraan dalam masyarakat
FREKUENSI
1 kali pertemuan
55
RINCIAN BAHASAN ⇒ “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat nikmat.” ⇒ “Hai orang-orang yang beriman,janganlah suatu kaum mengolok-olok suatu kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolokolok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” ⇒ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” ⇒ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.AlHujuraat: 10-13) Allah SWT menegaskan dalam ayat 10 bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal. Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, ”Orang muslim itu adalah saudara orang muslim,jangan berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bagian rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya kecuali jika mereka diberi buahbuahan itu. ”Kemudian Nabi saw bersabda, ”Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya. ”Dalam hadits shahih lain yang dinyatakan, ”Apabila seorang muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat berkata ‘Amin’, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.” Dalam ayat 11 dan 12 Allah SWT menjelaskan bagaimana sebaiknya pergaulan di antara orang-orang beriman. Di dalamnya terdapat hal-hal yang diperingatkan Allah agar kaum beriman menjauhinya karena dapat merusak persaudaraan di antara mereka. Diriwayatkan bahwa ayat 11 ini diturunkan berkenaan dengan tingkah laku kabilah Bani Tamim yang pernah berkunjung kepada Rasulullah saw lalu mereka memperolok-olokkan beberapa shahabat yang fakir-miskin, seperti Amar, Suhaib, Bilal, Khabbab, Salman al-Farisi, dll. karena pakaian mereka sangat sederhana. Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan hartamu tetapi Ia memandang kepada hati dan perbuatanmu.”
56
Pada ayat ini pula Allah menyebutkan wanita secara khusus sebagai peringatan terhadap kebiasaan tercela kaum wanita dalam bergaul. Terdapat riwayat yang melatarbelakangi turunnya ayat ini ialah berkenaan dengan kisah Shafiyah binti Huyay bin Akhtab yang pernah datang menghadap Rasulullah saw dan melaporkan bahwa beberapa wanita di Madinah pernah menegur dia dengan kata-kata yang menyakitkan hati, seperti: ”Hai perempuan Yahudi,Keturunan Yahudi dan sebagainya”, sehingga Nabi saw bersabda kepadanya, ”Mengapa tidak engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa, dan suamiku adalah Muhammad.” Dalam ayat 10 Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang diperolok-olokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari mereka yang mengolok-olokkan dan kaum wanita pun jangan saling mengolokkan karena boleh jadi wanita yang diperolok-olokkan pada sisi Allah lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan.Kemudian Allah SWT melarang kaum mukmin mencela diri mereka sendiri karena mereka bagaikan satu tubuh yang diikat dengan persatuan. Dilarang pula panggil-memanggil dengan gelar yang buruk seperti panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata : hai fasik,kafir,dsb. Panggilan yang buruk dilarang diucapkan karena gelar-gelar buruk itu dapat mengingatkan kefasikan setelah beriman. Barang siapa tidak bertaubat dari memanggil dengan gelar-gelar buruk maka akan menerima konsekuensi dari Allah berupa azab pada Hari Kiamat. Dalam ayat 12 Allah SWT memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari su’uzhan / prasangka buruk terhadap orang-orang beriman. Jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari saudaranya yang mukmin maka kalimat itu harus diberi tanggapan dan ditujukan kepada pengertian yang baik, jangan sampai timbul salh paham, apalagi menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka. Kemudian Allah SWT menerangkan penyebab wajibnya orang mukmin menjauhkan diri dari prasangka yaitu karena sebagian prasangka itu mengandung dosa. Allah melarang pula ghibah,namimah, dan mencari-cari aib orang lain. Mengenai definisi ghibah, Rasulullah saw bersabda, ”Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. ”Si penanya kembali bertanya, ”Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila yang diceritakannya itu benar ada padanya? ”Rasulullah menjawab, ”Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar engkau berbuat buhtan (dusta).”(HR.Muslim,Tirmizi,Abu Daud, dan Ahmad). Sedangkan namimah dapat dibagi menjadi hamz (mencaci maki) dan lamz (mencela).(QS.Al-Humazah: 1) Rasulullah mengecam orang yang suka ghibah dan mencari-cari kesalahan orang. Diriwayatkan oleh Abi Barzah al-Islami, sabda Rasulullah saw, ”Wahai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, tetapi iman itu belum masuk juga dalam hatinya, jangan sekali-kali kamu berghibah (bergunjing) terhadap kaum muslimin dan jangan sekali-kali mencari noda atau auratnya. Karena barang siapa mencari-cari noda mereka, maka Allah akan membalas pula dengan membuka noda-nodanya. Dan barang siapa yang diketahui kesalahannya oleh Allah, niscaya Dia akan menodai kehormatannya dalam lingkungan keluarganya sendiri.” Adapun beberapa pengecualian dibolehkannya ghibah adalah sbb: ♦ Orang yang mazlum (dianiaya) menceritakan keburukan orang yang menzaliminya dalam rangka menuntut haknya. ♦ Jika bertujuan memberi nasehat pada kaum muslimin tentang agama dan dunia mereka. ♦ Dilakukan dengan niat baik dan mengharapkan ridha Allah semata. Pada ayat 13, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak ada kemuliaan seseorang di sisi Allah kecuali dengan ketakwaannya. Dalam suatu hadits riwayat Abu Hatim yang bersumber dari Ibnu Mulaikah berkenaan turunnya ayat ini ialah bahwa ketika fathu Makkah, Bilal naik ke atas Ka’bah untuk adzan.
57
Beberapa orang berkata, ”Apakah pantas budak hitam adzan di atas Ka’bah?”. Maka berkatalah yang lain, ”Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya. ”Maka datanglah malaikat Jibril memberitahukan kepada Rasulullah saw apa yang mereka ucapkan. Maka turunlah ayat ini yang melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan,pangkat, kekayaan, dan keturunan dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah dinilai dari derajat ketakwaannya. Ayat ini juga menyatakan bahwa persaudaraan Islam berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh bangsa, warna kulit, kekayaan dan wilayah melainkan didasari oleh ikatan aqidah. Persaudaraan merupakan pilar masyarakat Islam dan salah satu basis kekuatannya. ”Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang saling mengikat dan menguatkan serta bagaikan jalinan antara jari-jemari.” (HR.Muttafaq’alaih dari Abu Musa r.a.) Rasulullah saw pernah menganggap persaudaraan antar umat Islam adalah basis yang sangat penting sehingga hal yang dilakukan beliau adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar secara formal satu dengan yang lainnya ketika hijrah ke Madinah.
REFERENSI Al-Qur’an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia Ibnu Taimiyah,Imam Suyuthi,Imam Syaukani,Ghibah,Pustaka Al-Kautsar KH.Salah,dkk.,Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Qur’an,C.V. Diponegoro Ahmad Yani Wahid,Refleksi Ukhuwah,Telaah Persaudaraan Muslim,C.V. Tursina
58