Warta Geologi . September 2008
Pengantar Redaksi Pembaca yang budiman, Selamat bertemu kembali dengan Warta Geologi (WG) penerbitan Volume 3 Nomor 3, Edisi September 2008. Seperti edisi-edisi sebelumnya dalam edisi ini kami menyajikan rubrik-rubrik “Editorial”, “Geologi Populer”, “Lintasan Geologi”, “Geo Fakta”, “Profil”, “Seputar Geologi”, dan “Layanan Geologi”. “Editorial” WG kali ini mengupas mengenai peranan ilmu geologi dalam pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rubrik “Geologi Populer” kami menyajikan tulisan-tulisan “Pertambangan Tembaga di Indonesia, Raksasa Grasberg dan Batu Hijau”, “Mengenal air di sekitar kita”, dan “Mengenal Batu Mulia”. Selanjutnya dalam rubrik “Lintasan Geologi” para pembaca dapat menyimak tulisan yang menjelaskan karakteristik letusan Gunung Api Karangetang. “Geo Fakta” menyajikan rilis berita dari hasil loka karya dengan tema “Perubahan Iklim III: Dampak terhadap Kawasan Pantai dan Negara Kepulauan” di Geneva Swiss dan Sosok Geologis Charles Lyell. Adapun profil kita kali ini berisi mengenai wawancara dengan seorang pakar panas bumi Badan Geologi Dr. Sjafra Dwipa, yang merupakan pakar magnetotelluric lulusan Universitas Tasmania, Australia. Pembaca yang budiman, Artikel “Pertambangan Tembaga di Indonesia Raksasa Grasberg dan Batu Hijau” merupakan tulisan karya Sabtanto Joko Suprapto yang mengupas Grasberg dan Batu Hijau sebagai pertambangan di Indonesia dengan hasil komoditas utama tembaga. Dalam tulisannya beliau mengupas bahwa meskipun kedua lokasi tersebut merupakan cebakan bijih logam, namun dari hasil pengolahan dan peleburannya didapatkan hasil sampingan berupa asam sulfat dan gipsum. Selain itu dapat diperoleh pula emas dan perak dalam lumpur anodanya. Namun disayangkan kapasitas pabrik peleburan konsentrat tembaga di Indonesia masih terbatas, yaitu hanya menampung sekitar 30% dari total produk konsentrat. Sehingga sebagian besar konsentrat diekspor ke luar negeri. Peningkatan kapasitas peleburan dalam negeri tentu akan memberi nilai tambah yang lebih besar. Selain memperoleh tembaga sebagai produk utama, maka emas dan peraknya yang masih terkandung dalam lumpur anoda bisa diperoleh. Hal ini dapat menciptakan efek berganda bagi perkembangan industri dan penyediaan lapangan kerja. Artikel “Mengenal air di sekitar kita” merupakan karya tulis Betty Matahelumual. Penulis mengungkapkan bahwa air yang kita peroleh dari mata air, air tanah (sumur) – baik yang dalam maupun dangkal, atau air permukaan, tidak selalu layak minum. Alasannya adalah karena banyak air saat ini sudah terkena polutan berbagai industri. Penulis selanjutnya menguraikan beberapa unsur yang terdapat dalam
air berikut sumbernya, dan beberapa kasus dampak mengkonsumsi air tidak layak. Artikel “Mengenal Batu Mulia” karya Danny Z. Herman mengajak para pembaca untuk mengenal jenis-jenis mineral penting yang mempunyai potensi untuk dijadikan permata. Penulis menyebutkan pula kemungkinan sumber untuk mendapatkan mineral ini serta jenis permata yang dihasilkannya. Artikel berjudul “Mercu Suar di Gugusan Sangihe, karakteristik letusan Tipe Karangetang” karya SR Wittiri mengupas fenomena menarik Gunung Api Karangetang yang selalu menerangi gelapnya malam di Pulau Siau sejak tahun 1973. Profil kali ini menampilkan seorang pakar panas bumi Badan Geologi, yaitu Dr. Sjafra Dwipa. Melalui bincang-bincang dengannya kita akan mengetahui permasalahan seputar eksplorasi panas bumi Indonesia dan tantangannya ke depan. Beliau menyatakan bahwa potensi panas bumi Indonesia mencapai 40% dari total panas bumi dunia. Dari 257 lokasi panas bumi yang dimiliknya Indonesia baru memanfaatkan 7 lokasi saja dengan potensi terpasang sebesar 1.042 Mwe dari total 27.670 MWe. Adapun rubrik “Layanan Geologi” kali ini diisi dengan informasi Sarana Laboratorium Pusat Survei Geologi. Terakhir dalam rubrik “Seputar Geologi” kita akan menyimak beberapa kegiatan Badan Geologi antara bulan Juli hingga September 2008. Berturut-turut disajikan acara “Seminar Konservasi Air Tanah”, “Buka Bersama dengan menteri ESDM”, “Apel Hari Jadi Pertambangan dan Energi”, prestasi Badan Geologi pada Porseni Sektor ESDM tahun 2008 menjadi juara 1 pada cabang olahraga Bridge, “Mudik Bareng Idul Fitri 1429 H”, “Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia ke-37”, serta acara “Lepas Sambut Kepala Badan Geologi DESDM”. Pembaca yang budiman, Kami senantiasa mengundang para pembaca semua, khususnya para peneliti dan pengamat bidang geologi dari dalam maupun luar lingkungan Badan Geologi untuk menulis di WG. Media cetak majalah populer – ilmiah bidang geologi ini tidak akan berkibar tanpa kiprah para penulis. Kepada para penulis yang telah menyumbangkan tulisannya di WG kali ini, tak lupa redaksi mengucapkan terima kasih. Akhir kata, selamat menikmati Warta Geologi. nRedaksi
Pengantar Redaksi
Editorial
Peran Ilmu Geologi dalam Pembangunan yang Berkelanjutan Tahun 2008 dicanangkan oleh UNESCO sebagai Tahun
Bumi: Geologi untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
International Planet Bumi. Program ini bertujuan
Tema ini terasa pas dengan Tahun Internasional
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara
Planet Bumi yang digagas oleh UNESCO. Oleh
luas tentang pentingnya pemahaman mengenai
karena itu ketua panitia pertemuan menekankan
bumi beserta sistemnya untuk meningkatkan kualitas
pentingnya agenda penyelamatan planet bumi
kehidupan.
dan agar para ahli geologi berperan aktif dalam mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut
lingkungan secara bijaksana. Selain itu, perlunya
adalah
geologi.
mendorong perencanaan dan pengelolaan yang
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ilmu
lebih baik untuk mengurangi risiko ancaman bagi
geologi adalah bagian pengetahuan alam yang
manusia, khususnya yang berpeluang meningkatkan
menempatkan bumi sebagai obyek utama.
disharmoni antara alam dan manusia.
Sebenarnya para ahli geologi sudah lama menyadari
Pada
betapa pentingnya peranan ilmu geologi dalam
rekomendasi dari PIT IAGI-ketika itu dilaksanakan
banyak sisi kehidupan. Oleh karena itu pada 13
di Kota Bandung-adalah agar Pemerintah Daerah
April 1960 mereka, para ahli geologi dari beberapa
melestarikan hutan di perbukitan Bandung Utara
perguruan tinggi dan instansi teknis lainnya yang
sebagai daerah resapan air bagi Kota Bandung dan
berdomisili di Bandung menggagas suatu wadah,
sekitarnya. Tetapi apa yang terjadi, beberapa tahun
yaitu Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Kini
berselang wilayah tersebut dibuka sebagai daerah
wadah tersebut semakin besar dan menjadi suatu
pemukiman dan berkembang sangat pesat hingga
organisasi profesi yang diakui keberadaannya oleh
hari ini.
melalui
pendekatan
Ilmu
pertengahan
tahun
80-an
salah
satu
pemerintah. Salah satu agenda tetap IAGI adalah melakukan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang
Tidak terlalu jauh dari apa yang telah diprediksikan
akan membahas berbagai hasil penelitian dan
oleh para ahli geologi sebelumnya, saat ini sudah
temuan baru di bidang geologi.
mulai terlihat dampaknya. Dalam tahun 2000 dan beberapa tahun berikutnya, di kawasan tersebut
Pada 26 - 28 Agustus 2008 telah dilaksanakan PIT
mulai terjadi longsor. Beberapa wilayah di dalam
IAGI ke 36 di Bandung yang bertema “Hanya Satu
Cekungan Bandung mulai kekurangan air tanah
Warta Geologi . September 2008
dan yang lebih memprihatinkan, setiap terjadi hujan
Kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah dalam
jalan-jalan utama di Kota Bandung diserbu oleh
menata lingkungan adalah meningkatnya populasi
banjir karena air yang seharusnya meresap ke dalam
penduduk antara lain akibat urbanisasi yang
tanah sudah tertutup dengan beton.
menyerbu kota. Kepentingan untuk memfasilitasi penduduk yang sedemikian besar sering kali
Lingkungan adalah ruang yang ditempati oleh
mengalahkan idealisme. Tetapi apapun adanya,
berbagai makhluk hidup untuk saling berinteraksi
siapapun tidak boleh merusak lingkungan.
bersama
dengan
makhluk
non-hayati.
Salah
satu bidang dalam ilmu geologi adalah Geologi
Tidak berlebihan apabila tema dari Pertemuan
Lingkungan yang secara khusus mempelajari bumi
Ilmiah Tahunan IAGI ke 36 “Hanya Satu Bumi:
dan lingkungan yang menekankan keseluruhan
Geologi untuk Kehidupan yang Lebih Baik” perlu
spektrum interaksi manusia dengan lingkungannya
dikomunikasikan kepada berbagai pihak sehingga
secara fisik. Di dalam penerapannya, ilmu tersebut
Tahun Internasional Planet Bumi yang digagas oleh
dapat
terjadinya
UNESCO bukan hanya suatu prakarsa yang berlaku
degradasi lingkungan, memaksimalkan kemungkinan
ditahun 2008, tetapi menjadi langkah awal untuk
kondisi yang saling menguntungkan sebagai akibat
memelihara bumi tempat kita hidup.n SR. Wittiri
memperkecil
kemungkinan
dari eksploitasi alam dan perubahan lingkungan.
Sebagai contoh yang sederhana, untuk menentukan tempat sampah yang layak, maka harus mengenal kondisi batuan dasarnya, kemiringan lereng, struktur batuan dan sebagainya. Sebab apabila hal tersebut diabaikan, maka konsekuensinya dapat mencemari lingkungan, misalnya air tanah, sungai untuk persawahan dan banyak hal lainnya.
Ada kata yang mudah diucapkan, yaitu “komunikasi dan koordinasi”. Akan tetapi untuk mewujudkan kedua kata tersebut alangkah sulitnya. Komunikasi yang dibangun oleh para pakar dengan pengambil keputusan, baca pemerintah, sering berhenti di tengah jalan ketika mulai menjalankan koordinasi. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan persepsi dan kepentingan.
Editorial
Geologi Populer
Pertambangan Tembaga di Indonesia
Raksasa Grasberg dan Batu Hijau Oleh: Sabtanto Joko Suprapto
T
ambang Grasberg dan Batu Hijau menurut skala dunia termasuk kedalam kategori
ukuran
raksasa.
Dengan
radius bukaan akhir tambang berdiameter lebih dari dua kilometer dan kedalaman sekitar satu kilometer diperlukan pembangunan infrastruktur penambangan dan pengolahan berkapasitas besar. Pada dua lokasi tambang tersebut dapat dijumpai truk, buldozer, dan shovel berukuran raksasa, sama halnya dengan instalasi permukaan, penggerusan, pengolahan dan infrastruktur pendukung lainnya, yang seluruhnya berkapasitas sangat besar. Pengusahaan
pertambangan
bijih
tembaga
berskala besar pertama di Indonesia dilakukan
Warta Geologi . September 2008
di Papua, yaitu dari cebakan Grasberg dan
Model dan tipe mineralisasi logam pada beberapa lokasi tambang di Indonesia.
Eastberg, kemudian disusul oleh pengusahaan pertambangan kedua dari cebakan Batu Hijau di Sumbawa. Cebakan Grasberg dan Batu Hijau merupakan cebakan tembaga primer berjenis Cu-Au porfiri, berdimensi besar, dimana penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka. Kedua cebakan bijih mempunyai kandungan utama tembaga (Cu) dengan unsur ikutan berupa emas (Au) dan perak (Ag). Selain memiliki kandungan sulfida yang tinggi, sulfur juga berpotensi menjadi komoditas bernilai ekonomis. Tembaga adalah unsur logam pertama yang diekstrak dari mineral, dan seperti halnya timah putih telah digunakan oleh manusia sejak zaman perunggu. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi, penggunaan tembaga terus mengalami peningkatan. Eksplorasi intensif untuk mendapatkan cebakan tembaga masih berlangsung di seluruh dunia terutama untuk memenuhi kebutuhan industri, dan karena merupakan konduktor listrik yang sangat baik sehingga tembaga digunakan untuk produk elektronik. Sementara konsumsi tembaga untuk bahan bangunan menempati urutan kedua, antara lain untuk bahan baku pembuatan pipa, ventilasi, dan logam lembaran. Cebakan Bijih Tembaga Kelompok tiga besar cebakan bijih tembaga dunia dari jenis porfiri dengan kandungan emas tinggi, yaitu Bingham di Amerika Serikat,
OK-Tedi di Papua New-Guinea, dan Grasberg di Indonesia. Emas Grasberg sebagai unsur logam ikutan dari jenis mineralisasi yang sama merupakan cadangan terbesar di dunia. Cebakan tembaga tipe porfiri di Indonesia dapat dijumpai di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Tetapi hanya cebakan porfiri Grasberg dan Batu Hijau yang dapat diusahakan secara ekonomis. Beberapa cebakan berkadar rendah di antaranya belum layak untuk diusahakan apabila dikaitkan dengan kondisi harga tembaga pada saat ini. Sementara setelah ditetapkannya batas kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone; maka cebakan tembaga porfiri di Cabang Kiri, Cabang Kanan dan Sungai Mak di Bone Bolango, Gorontalo tidak dapat diusahakan karena menjadi bagian dari kawasan taman nasional tersebut. Dari kedua kawasan pertambangan tembaga Grasberg dan Batu Hijau, yang disebut pertama berada pada daerah yang paling terpencil di dunia. Grasberg berada pada jalur metalogenik Irian Jaya Tengah, sedangkan Batu Hijau berada pada jalur Sunda-Banda. Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2), digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di dalam mineral sulfida Geologi Populer
Geologi Populer
Hasil asesmen sumber daya tembaga dan emas Indonesia, sumber USGS.
tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh kehadiran mineral pirit. Grasberg masih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.
Tambang Grasberg, sangat terpencil, sumber PT FI
Warta Geologi . September 2008
Cebakan bijih tembaga Batu Hijau terbentuk sebagai mineralisasi yang terpusat pada stock tonalit tua dan cenderung berubah secara berangsur ke arah lateral dan vertikal. Mineral sulfida tembaga terdiri dari bornit, kalkopirit, digenit, kalkosit dan kovelit (CuS). Terdapat korelasi yang kuat antara Cu dan Au pada tonalit tua dan batuan samping di sekitarnya, dengan kandungan keduanya meningkat ke arah bawah. Mineralisasi lebih lemah terjadi pada tonalit muda dengan kadar <0,3% Cu dan <0,5 g/t Au, sementara kadar yang paling kecil <0,15% Cu
terdeteksi pada retas-retas tonalit. Sulfida tembaga utama terbentuk sebagai pengisian rekahan dan berasosiasi dengan stockwork urat kuarsa yang mengisi 5 – 30% volume tonalit, yang meluas hingga melebihi 100 meter ke arah atas dan batuan samping. Hanya sedikit berupa sebaran (dissemination) di dalam masadasar batuan. Sedangkan retas-retas tonalit muda mengandung sangat sedikit urat, dan termineralisasi lemah (mengandung <0,30% Cu). Penambangan Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar relatif rendah sehingga atas pertimbangan keekonomian, penambangan hanya dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka (open pit mining). Pengupasan lapisan penutup (overburden) dan penambangan bijih dilakukan dengan sistem jenjang (benches). Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak jenjang, dengan lebar dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan yang berhamburan saat peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai untuk
alat pembongkar (excavator) dan unit pemuat (haulage). Cebakan tembaga porfiri berdimensi sangat besar, dengan sebaran bijih ke arah lateral bisa mencapai satu kilometer atau lebih, dan sebaran lebih dari satu kilometer ke arah vertikal; sehingga pit (lubang tambang) yang dibuat mempunyai lebar lebih dari dua kilometer, kedalaman penambangan disesuaikan dengan sebaran bijih ekonomis yang dapat diambil. Karena penambangan dilakukan dengan cara menggali dan memindahkan material dalam jumlah sangat besar, maka Tambang Grasberg dan Batu Hijau mengoperasikan peralatan-peralatan berteknologi tinggi berukuran raksasa dan berkapasitas angkut sangat besar. Oleh karena sangat besarnya material yang dipindahkan, maka diperlukan lahan luas dan secara teknis aman untuk penampungan bijih (stock pile), limbah tambang (waste) yang ikut tergali, serta ampas pengolahan (tailing). Material yang pada desain tambang berada di atas batas
Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB. Geologi Populer
Geologi Populer akhir pit seluruhnya akan tergali, baik berupa batuan samping yang tidak mengandung bahan berharga maupun bijih kadar rendah yang belum mempunyai nilai ekonomi.
Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB.
Mengingat kecenderungan harga logam tembaga yang terus naik, maka bijih kadar rendah yang mempunyai peluang untuk menjadi ekonomis di masa yang akan datang, disimpan sebagai stock pile yang terpisah dari bijih kadar ekonomis. Apabila terjadi peningkatan harga tembaga dengan akibat bijih kadar rendah menjadi ekonomis untuk diusahakan, maka dapat dilakukan pengolahan secara terpisah atau dicampurkan bersama bijih kadar tinggi. Pengolahan Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu: liberasi, pengapungan (flotasi), pemanggangan, peleburan, pengubahan dan elektrolisis. Proses pengolahan dari tahap liberasi (peremukan dan penggerusan) sampai flotasi dilakukan di wilayah eksploitasi bijih tembaga. Proses selanjutnya dilakukan di smelter yang berada di Gresik, Jawa Timur. Pabrik pengolahan (mill) menghasilkan konsentrat tembaga dari bijih yang ditambang melalui pemisahan mineral berharga dari pengotornya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggerusan, pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggerusan mengubah bongkah bijih menjadi berukuran halus. Penghalusan ukuran butir berfungsi untuk membebaskan butiran yang mengandung tembaga dan emas, serta untuk proses pemisahan dan menyiapkan ukuran yang sesuai dengan proses selanjutnya.
Pemuatan bijih ke dalam truk menggunakan shovel P&H.
Truk pengangkut bijih dan batuan waste.
10
Warta Geologi . September 2008
Bijih yang sudah halus diolah selanjutnya melalui proses flotasi, yaitu untuk menghasilkan konsentrat tembaga. Permukaan mineral yang bersifat hydrophobic atau aerophilic (menolak air) dipisahkan dengan yang bersifat hydrophilic atau aerophobic (menerima air). Pada proses pengapungan (flotasi), bubur konsentrat (slurry) yang terdiri dari bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dicampur dengan reagen, kemudian dimasukkan ke dalam rangkaian tangki pengaduk yang disebut sel flotasi, secara bersamaan dipompakan udara ke dalam slurry tersebut. Reagen yang digunakan berupa kapur 600 gram/ton bijih, pembuih (frother) dan kolektor. Kapur berfungsi untuk mengatur pH. Pembuih membentuk gelembung stabil yang tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan partikel mineral sulfida logam berharga, sehingga
Ball mills PT Freeport Indonesia.
Luapan buih slurry mengandung konsentrat bijih tembaga.
Pabrik pengolahan (sel-sel flotasi) PT Newmont Nusa Tenggara.
Permukaan gelembung buih flotasi mengandung butiran konsentrat bijih tembaga.
Geologi Populer 11
Geologi Populer
Peta Sebaran Batugamping Karst di Indonesia. Sebaran batugamping karst ditunjukkan dengan warna biru.Tembaga katoda.
Diagram alir peleburan tembaga di Gresik, Jawa Timur (sumber: www.smelting.com)
menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak air (hydrophobic). Butir mineral sulfida tersebut menempel pada gelembung udara yang terangkat dari zona slurry ke dalam buih yang mengapung di permukaan. Buih bermuatan mineral berharga tersebut yang menyerupai buih deterjen berkilap metalik akan meluap dari bibir atas mesin flotasi dan masuk ke dalam palung (launders) sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral berharga yang terkumpul di dalam palung tersebut adalah konsentrat. Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut berat) dipompa ke pelabuhan melalui jaringan pipa slurry. Pada Tambang Grasberg panjang jaringan pipa tersebut 115 km. Selanjutnya konsentrat dikeringkan sampai kandungan airnya tinggal 9% dan kemudian dikapalkan untuk dijual. Emas kasar dan bebas, tidak bereaksi dengan baik pada proses flotasi. Emas tersebut dipisahkan dan diambil dengan menggunakan konsentrator, yaitu sebuah sistem pengambilan yang juga berfungsi sebagai pemisahan, dilakukan secara gravitasi dan menggunakan daya sentrifugal. Dengan demikian, perolehan emas dari bijih akan mengalami peningkatan. 12
Warta Geologi . September 2008
Bahan yang tak bernilai ekonomi terkumpulkan di dasar sel flotasi, sebagai limbah yang disebut tailing. Tailing ini disalurkan menuju areal pembuangan (tailing dump). Peleburan dan Pemurnian Konsentrat tembaga dari hasil proses flotasi mengandung beberapa unsur dengan kisaran kadar: 30% Cu, 30 ppm Au, 50 ppm Ag, 30% S, 25% Fe, 15% gangue minerals yang selanjutnya dilebur dan dimurnikan di Gresik, Jawa Timur. PT Smelting didirikan di Gresik Jawa Timur sebagai pabrik peleburan dan pemurnian konsentrat tembaga pertama di Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku tembaga di dalam negeri, yang mengolah sebagian produksi konsentrat PT Freeport Indonesia (Grasberg) dan PT Newmont Nusa Tenggara (Batu Hijau). Sebagian besar (60%) katoda tembaga produk PT Smelting diserap oleh industri dalam negeri dan selebihnya diekspor. Konsentrat tembaga hasil proses flotasi dipanggang untuk mengubah besi sulfida menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap sebagai sulfida melalui reaksi : 4CuFeS2 + 9O2>
berbagai negara. Dari konsentrat yang dilebur di Gresik, Jawa Timur, hanya tembaga yang menjadi produk logam murni, sedangkan emas dan perak masih terkandung di dalam lumpur anoda. Peningkatan kapasitas peleburan di dalam negeri akan memberikan nilai tambah yang lebih besar dari produk yang dihasilkan. Selain berdampak terhadap peningkatan penerimaan negara berupa PPN dan PPh, juga dapat menciptakan efek berganda bagi perkembangan industri serta penyediaan lapangan. Tembaga katoda.
2Cu2S + 2Fe2O3 + 6SO2. Konsentrat bijih yang sudah melalui pemanggangan kemudian dilebur hingga mencair dan terpisah menjadi 2 (dua) lapisan. Lapisan bawah berupa copper matte, mengandung Cu2S dan besi cair, sedangkan lapisan atas merupakan terak silikat yang mengandung FeSiO3. Copper matte dipisahkan dari terak berdasarkan perbedaan gravitasi. Selanjutnya copper matte (68% Cu) dipindahkan ke dalam tungku lain dan secara bersamaan ditiupkan udara sehingga terjadi reaksi redoks yang menghasilkan tembaga lepuh (blister copper, 98,9% Cu). Pemurnian tembaga dilakukan dengan cara elektrolisis. Tembaga lepuh digunakan sebagai anoda, sedangkan tembaga murni digunakan sebagai katodanya. Elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4. Selama proses elektrolisis, Cu dipindahkan dari anoda ke katoda, dengan menggunakan potensial tertentu sehingga bahan pengotor dapat terpisah. Unsur-unsur dan mineral ikutan dalam konsentrat yang diolah PT Smelting, menjadi bagian dari by product yang terdiri atas gas buang SO2, lumpur anoda (anode slime), terak besi (slag) dan gipsum. Limbah gas SO2 tersebut diproses lebih lanjut menjadi asam sulfat yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk, sedangkan terak besi dan gipsum digunakan sebagai bahan baku industri semen. Lumpur anoda mengandung emas berkadar ± 3,25% dan ± 6,25 % perak diekspor.
Industri pemurnian logam khususnya emas telah ada di Indonesia, yaitu Unit Logam Mulia, yang kepemilikannya di bawah PT Aneka Tambang. Keterlibatan perusahaan tersebut dan perusahaan lain di dalam negeri dalam pengolahan lumpur anoda untuk menghasilkan logam emas dan perak, menjadi alternatif yang mendesak untuk dilakukan agar emas dan perak tidak diekspor dalam bentuk lumpur anoda. Cebakan bijih tembaga Grasberg berasosiasi dengan batuan samping batugamping. Sumber daya batugamping pada daerah sangat terpencil tersebut menjadi bernilai ekonomis, yaitu dengan digunakannya pada proses flotasi. Sehingga untuk proses flotasi tidak harus mendatangkan batugamping dari daerah lain. Cebakan bijih logam umumnya terbentuk berupa asosiasi yang dapat menghasilkan beberapa jenis komoditas setelah melalui tahapan proses pengolahan secara tuntas. Oleh sebab itu seluruh jenis komoditas yang dapat dihasilkan dari suatu cebakan bijih logam; baik komoditas utama, mineral ikutan maupun bahan galian lain di sekitar cebakan bijih, harus diperhitungkan sejak tahap eksplorasi hingga tahap pemasaran agar dapat ikut serta dimanfaatkan. Pemahaman akan teknologi pengolahan komoditas tambang menjadi keharusan bagi pengelola pertambangan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat dari seluruh potensi keekonomian bahan tambang.n Penulis adalah Penyelidik Bumi Pusat Sumber Daya Geologi BADAN GEOLOGI
Penutup Pertambangan dengan hasil komoditas utama tembaga di Indonesia hanya terdapat di Grasberg dan Batu Hijau. Meskipun merupakan cebakan bijih logam, dari hasil pengolahan dan peleburan didapatkan hasil sampingan berupa asam sulfat dan gipsum. Kapasitas pabrik peleburan konsentrat tembaga di Indonesia masih terbatas, yaitu hanya dapat menampung ± 30% produk konsentrat tembaga, konsentrat selebihnya diekspor ke Geologi Populer 13
Geologi Populer
Mengenal Air di Sekitar Kita Oleh: Bethy C. Matahelumual
T
ak dapat disangkal lagi bahwa air merupakan hal penting bagi kelangsungan
hidup
manusia.
Berdasarkan beberapa penelitian sekitar 70 persen bagian tubuh manusia terdiri dari air. Jika dirinci maka otak kita mengandung air sebanyak 75%, jantung 75%, paru-paru 86%, ginjal 83%, otot 75%, dan darah 83%. Setiap orang setidaknya mengkonsumsi air minum sekitar 2 liter per hari, dan semua makanan yang kita telan pun tidak terlepas dari air. Berbicara mengenai air minum, maka tidak semua air yang ada dapat dikomsumsi. Hal tersebut disebabkan karena saat ini banyak air sudah tercemar polutan hasil berbagai industri. 14
Warta Geologi . September 2008
Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 berupa Persyaratan Kualitas Air Minum. Persyaratan ini jika dirunut banyak sekali yang harus diperhatikan, dan untuk memastikannya perlu dilakukan ke pemeriksaan laboratorium dan meminta rekomendasi hasil analisis contoh air. Beberapa Unsur dalam Air Beberapa unsur penting yang sering dikeluhkan oleh masyarakat tentang air minum mereka, misalnya air yang keruh, berwarna, berbau, berasa, mempunyai nilai pH rendah, sadah, tinggi kandungan besi (Fe), mangan (Mn), natrium (Na), amonium (NH4), klorida (Cl), sulfat (SO4), nitrat (NO3), nitrit (NO2). Selain itu, zat padat terlarut (TDS), beberapa logam yang sering ditemui akibat pencemaran seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), arsen (As), fluorida (F), kadmium (Cd), krom (Cr), raksa (Hg), sulfida (S atau H2S), dan pencemaran bakteri coli.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan–bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan bahan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Warna pada air dapat disebabkan oleh kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk sehingga menghasilkan senyawa yang larut, unsur Fe dan Mn dengan kadar yang tinggi, senyawa-senyawa lainnya seperti zat warna yang digunakan dalam pencelupan, atau adanya tannin, lignin dan humus.
Kandungan besi dalam jumlah kecil memang diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel darah merah, tetapi jika konsentrasinya melebihi 1,0 mg/ L dapat menyebabkan warna air kuning kemerahmerahan, rasa tidak enak pada minuman (pahit dan kesat), membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan warna kuning pada cucian (pakaian). Demikian juga dengan konsentrasi mangan bila melebihi 0,5 mg/L dapat menyebabkan rasa aneh pada minuman dan warna biru kehitam-hitaman pada air yang dapat menyebabkan bintik coklat pada cucian (pakaian) bila digunakan sebagai air pencuci. Sebagai contoh, banyaknya kadar besi dan mangan dalam air dapat menyebabkan warna biru kehitam-hitaman pada air teh. Air dalam Kehidupan Sehari-hari Air yang keruh, berwarna dan tidak dididihkan terlebih dahulu dapat menyebabkan penyakit. Air dengan nilai pH < 6,50 berasa asam dan dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa (logam) air dan melepaskan logam-logam seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), dan kadmium (Cd) yang bersifat racun dan mengganggu kesehatan. Sedangkan bila nilai pH > 8,50 atau bersifat basa dapat membentuk kerak pada pipa dan ketel, menurunkan aktifitas germisida klorin, dan meningkatkan senyawa trihalometan yang berbahaya. Bau air memberikan gambaran tentang kondisi air tersebut. Air yang berbau busuk, kemungkinan disebabkan karena campuran dari nitrogen, sulfur, dan pospor. Bau tersebut tercium disebabkan karena terbentuk asam sulfur (H2S) dan amoniak (NH4). Geologi Populer 15
Geologi Populer Ammonium dalam air dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air dan secara alami terkandung di dalam air limbah, air tanah serta air permukaan. Ammonium dalam air berasal dari pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa organik menjadi senyawa ammonium atau pembusukan protein oleh bakteri tersebut.
Sumber: Harian KOMPAS
Kenapa air laut tidak dapat dikomsumsi ? Air tersebut berasa asin karena terdapat ion natrium (Na) yang berikatan dengan ion klorida (Cl) dalam jumlah besar kemudian membentuk garam natrium klorida (NaCl). Air alam umumnya mengandung ion klorida cukup tinggi; dan hampir semua perairan alami mengandung natrium, dengan kadar yang bervariasi antara 1 mg/L hingga ribuan mg/L. Kadar natrium pada perairan laut dapat mencapai 10.500 mg/L atau lebih, sedangkan pada perairan tawar alami kurang dari 50mg/L, pada air tanah dalam dapat lebih dari 50 mg/L.
16
Warta Geologi . September 2008
Tapi bisa juga berasal dari senyawa-senyawa kimia sebagai akibat pencemaran oleh air buangan dari industri pembuatan zat kimia. Misalnya protein yang terurai menjadi nitrat kemudian nitrat tersebut diubah menjadi NH4+ oleh bakteri Thiobacillus denitrificans. Salah satu hal yang sering tidak disadari adalah masalah kesadahan air. Kesadahan adalah sifat kimia air yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+). Kesadahan air di tiap tempat mungkin berbeda, tergantung dari kondisi geologinya, yaitu kontak antara air dengan batuan sekitarnya. Pada umumnya air permukaan lebih lunak daripada air tanah. Penyebab kesadahan dalam air tanah ialah ion-ion Ca2+, Mg2+,Mn2+,Sr2+,Fe2+, yang akan berikatan dengan anion-anion Cl-, SO42-, HCO3-, NO3-,SiO32-. Air sadah (air yang mempunyai kadar kesadahan yang tinggi) tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan, tetapi apabila kesadahan melebihi 500 mg/L CaCO3 akan memboroskan pemakaian sabun cuci karena sulit berbusa Selain itu, kesadahan yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan kerak pada ketel uap dan pipa air panas; sebaliknya, air lunak (air yang mempunyai kadar kesadahan yang rendah) umumnya bersifat korosif, karena mempunyai pH yang rendah dan apabila dipakai untuk mencuci pakaian akan terasa licin, sehingga memerlukan banyak air untuk membilasnya, hal ini terjadi karena sabun tersebut diuraikan menjadi asam lemak. Ion natrium dalam jumlah besar bila berikatan dengan ion sulfat (SO4) akan membentuk garam natrium sulfat, sedangkan ion sulfat berikatan dengan magnesium dalam air akan membentuk garam magnesium sulfat. Keduanya akan menyebabkan rasa mual. Kandungan kadar klorida pada perairan alami berkisar 2 - 20 mg/L; sedangkan air yang berasal dari daerah pertambangan mengandung klorida sekitar 1.700 mg/L., padahal dalam kondisi kadar klorida hanya 250 mg/L sudah dapat mengakibatkan air menjadi asin. Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut sebesar 19.300 mg/L, yang diikiuti oleh kadar
kalsium dan magnesium yang tinggi pula dapat meningkatkan sifat korosifitas air. Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya pengkaratan peralatan yang terbuat dari logam. Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel. Sulfat tersebar di alam dan mungkin terdapat dalam air dalam konsentrasi rendah atau mungkin juga dalam konsentrasi tinggi, misalnya pada air yang telah tercemar oleh buangan industri tambang. Sulfat berasal dari oksidasi pirit dan dapat menimbulkan efek yang kurang baik pada air, diantaranya berbau busuk dan bersifat racun. Kondisi tersebut terjadi karena SO42- tereduksi menjadi H2S pada kondisi aerob. Konsentrasi sulfat yang tinggi mengakibatkan pencemaran, kerusakan pada pipa dan dapat menurunkan nilai oksigen terlarut. Sumur yang dibuat di tengah kebun atau sawah, dan kebun atau sawah tersebut diberi pupuk yang mengandung nitrogen, maka besar kemungkinan air sumur tersebut terkontaminasi nitrat. Bila air tersebut diminum oleh binatang ternak, maka bisa mencemari susu yang dihasilkannya. Nitrat hanya beracun bagi bayi yang masih menyusui, karena nitrat dalam tubuh bayi direduksi oleh bakteri asam susu (tercemar nitrat) menjadi nitrit. Kemudian nitrit yang terbentuk akan larut dalam butir-butir darah merah (Hb), sehingga pengikatan O2 oleh Hb berkurang. Karena itu transportasi O2 keseluruh tubuh akan terganggu/berkurang.
Sumber: Harian KOMPAS
Penyakit Minamata adalah gangguan sistem syaraf pusat akibat mengkonsumsi ikan atau kerang yang terkontaminasi logam berat arsen dan merkuri dalam jumlah banyak. Penderita akan mengalami degenerasi sel-sel syaraf di
Reaksi transportasi dalam tubuh : Seharusnya : Hb + O2
OxyHb
otak kecil yang menguasai koordinasi syaraf
Menjadi
methHb
dan dapat menyebabkan kelumpuhan dan ke-
: Hb + NO2
Kekurangan O2 dalam darah yang disebut penyakit cyanose. Bayi yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami muka pucat, bibir / badannya berwarna biru.
matian. Serangan juga terjadi pada bagian otak
Di perairan alami, nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen dan merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas hidrogen (denitrifikasi).
berkurangnya luas wilayah pandang. Gejala
Nitrit biasanya tidak tahan lama dalam air dan berasal dari senyawa nitrat yang mengalami reduksi. Reduksi ini terjadi pada air yang oksigennya rendah dan didalamnya terdapat mikroorganisme aerob, sehingga sebagian oksigen diambil dari senyawa nitrat. Nitrit yang
yang mengatur penglihatan atau visual berupa
yang ditimbulkan diawali dengan gatal-gatal dan kejang-kejang, kemudian muncul benjolan pada kaki, tengkuk, pantat, kepala, dan payudara.
Geologi Populer 17
Geologi Populer ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM. Nitrit sama halnya dengan nitrat dapat membahayakan kesehatan karena bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga oksigen yang terikat dalam darah menjadi berkurang. Selain itu, NO2juga dapat menimbulkan nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker. Kasus Minamata Kata Minamata berasal dari nama sebuah kota di Jepang. Nama tersebut menjadi terkenal karena ditemukannya kasus kematian manusia yang dibebabkan karena keracunan logam berat yang terdapat dalam air. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1956.
Sumber: Harian KOMPAS
Teracuni logam-logam berat tentu sangat berbahaya. Inilah yang dialami oleh lebih dari 100 warga Buyat, Ratatotok, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, yang menderita penyakit Minamata. Mereka diduga terkontaminasi logam arsen dan merkuri (raksa) yang mencemari Teluk Buyat yang berasal dari limbah penambangan emas. Dalam Harian Umum Kompas (Juli 2004) diberitakan bahwa seorang bayi ber usia 5 bulan meninggal karena diduga mende rita penyakit minamata. Sejak lahir kulit bayi tersebut bersisik dan berwarna hitam, serta menderita sesak napas dan kejang. Sedangkan 24 warga lainnya dikabarkan tubuhnya dipenuhi benjolan-benjolan misterius, yang diduga sebagai tumor yang dapat mematikan akibat terkontaminasi logam berat.
18
Warta Geologi . September 2008
Unsur-unsur logam berat pada umumnya dibutuhkan dalam konsentrasi yang kecil oleh makhluk hidup dalam berbagai proses metabolisme untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuhnya. Unsur logam berat dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun. Faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, suhu dan salinitas turut mempengaruhi daya racun logam berat. Ionion logam yang terdapat di perairan dalam jumlah sedikit biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/L - microgram/L. Beberapa logam berat, misalnya tembaga (Cu) dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk metabolisme tubuh, sedangkan konsentrasi > 1,0 mg/L menyebabkan rasa pahit pada air dan dalam jumlah besar menyebabkan gangguan pada hati dan bersifat racun terhadap ikan. Timbal (Pb) dapat berakumulai dalam jaringan tubuh manusia dan meracuni jaringan syaraf, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan syaraf otak, anemia dan lumpuh (pada anak-anak). Logam lainnya adalah seng (Zn) dalam jumlah kecil merupakan unsur yang sangat penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak, tetapi dalam jumlah besar menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum. Arsen (As) merupakan senyawa yang sangat beracun dan dapat ber-akumulasi dalam tubuh manusia, serta menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu, sedangkan fluorida (F) dalam jumlah kecil (0,6 mg/L) dibutuhkan sebagai pencegah penyakit karies gigi yang paling efektif tanpa merusak kesehatan, tetapi pada konsentrasi >1,0
mg/L dapat menyebabkan fluorosis pada gigi, yaitu terbentuknya noda-noda cokelat pada gigi dan tidak mudah hilang. Lain halnya dengan kadmium (Cd) berakumulasi dengan jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung, kerapuhan tulang, mengurangi haemoglobin darah dan pigmentasi gigi; sedangkan unsur krom (Cr) kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada kulit dan alat pernapasan, dan raksa (Hg) meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan syaraf, serta menyebabkan keterbelakangan mental dan cerebral palsy pada bayi.
Menteri Kesehatan RI, Nomor 907/MENKES/SK/ VII/2002. Tersedianya air bersih dan air layak minum akan menjamin kesehatan dan lingkungan masyarakat.n Penulis adalah Penyelidik Bumi Pusat Lingkungan Geologi BADAN GEOLOGI
Bakteri E Coli Air mengandung bermacam–macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik yang larut ataupun yang tidak larut; Zat padat terlarut atau lebih dikenal dengan sebutan TDS yang merupakan singkatan dari Total Dissolved Solid adalah bahan–bahan terlarut dengan diameter <10-6 mm dan koloid dengan diameter 10-6 mm – 10-3 mm yang berupa senyawa–senyawa kimia dan bahan–bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 mm. Kadar TDS yang tinggi dalam dapat menyebabkan rasa tak enak pada lidah, rasa mual, terutama yang disebabkan oleh NaSO4 dan MgSO4, dan dapat pula menyebabkan keracunan (toxemia) dan sakit jantung pada wanita hamil. Pada akhir Maret dan awal April 1997, terjangkit penyakit diare di tiga desa, yaitu Desa Ciburuy, Cipeundeuy dan Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hasil identifikasi ditemukan bakteri coli tinja (fecal coliform). Berdasarkan indeks Jumlah Perkiraan Terdekat (Indeks JPT) contoh air pada sumur-sumur yang telah diberi kaporit mengandung bakteri koli sangat kecil, yaitu antara 3-9 koloni/100 mL, sedangkan beberapa sumur lainnya yang tidak diberi kaporit kandungan bakteri koli tinja diatas 460 koloni/100 mL contoh air. Hal ini membuktikan bahwa pembuatan kakus yang sangat berdekatan dengan sumur, mempengaruhi kualitas air sumur tersebut secara biologi. Penutup Air bersih dapat diperoleh dari mata air, air tanah (sumur) dalam dan dangkal atau air permukaan. Jika air tersebut tidak layak minum, perlu memperoleh perlakuan khusus terlebih dahulu, sehingga kualitas yang dihasilkan memenuhi persyaratan air minum sesuai dengan ketetuan Geologi Populer 19
Geologi Populer
Mengenal Batu Mulia Oleh: Danny Z . Herman
B
atu mulia atau permata sesungguhnya merupakan suatu mineral. Melalui proses sayatan kemudian dipoles akan tampak
menarik sehingga banyak digunakan untuk perhiasan. Selain mineral, beberapa jenis batuan dan bahan organik tertentu, setelah melalui proses yang sama, sering dianggap sebagai permata sehingga banyak dipakai sebagai perhiasan. Sebagian besar permata yang berasal dari mineral ikutan dan mineral pembentuk batuan dikenal karena kekerasannya tetapi beberapa mineral lunak dapat juga didayagunakan karena kilapnya atau sifat-sifat fisik lainnya yang memiliki nilai-nilai estetika. Kelangkaan ditemukannya di alam merupakan karakteristik lainnya yang membuat permata menjadi sangat bernilai.
20
Warta Geologi . September 2008
Mineral beryl pada batuan sumber (Macdonald Orbis Book, 1987)
Permata diidentifikasi oleh para ahli gemologi melalui pemerian karakteristiknya dengan menggunakan terminologi spesifik gemologi. Susunan kimia adalah karakteristik awal yang digunakan untuk mengidentifikasinya, kemudian dikembangkan menjadi klasifikasi berdasarkan sistem kristal. Dengan memahami dan mengenali mineral permata, kita mengarahkan kemungkinan pendayagunaannya untuk menjadi permata yang bernilai ekonomis. Asal Mula Batu Mulia Penamaan batu mulia atau permata sering identik dengan nama mineralnya, tetapi sebagian besar berbeda karena didasarkan pada kilap dan karakteristik fisik yang memiliki nilai estetika setelah melalui pengolahan. Di bawah ini disebutkan beberapa mineral penting yang mempunyai potensi untuk dijadikan permata serta kemungkinan sumber asalnya dan jenis permata yang dihasilkan.
tBeryl (Be3Al2Si6O18) merupakan mineral yang terbentuk sebagai kristal prismatik berukuran besar (sistem heksagonal), dapat ditemukan di dalam batuan granitik dan pegmatite. Selain itu, beryl juga ditemukan pada urat kalsit hasil segregasi metamorfisme dan sekis biotit berfasies menengah – tinggi, juga di dalam cebakan-cebakan hidrotermal bersuhu tinggi (greisen) atau berasosiasi dengan kuarsa, spodumen, kasiterit, kolumbit, tantalit dan mineralmineral jarang lainnya. Karena kekerasannya (7,5 – 8) dan resistan terhadap proses kimiawi, maka beryl sebagai bahan rombakan tidak mengalami perubahan di dalam aluvium. Batu mulia yang termasuk ke dalam spesies beryl, misalnya zamrud (emerald) merupakan salah satu permata yang bernilai tinggi. Secara fisik warnanya hijau dengan kisaran rona menengah terang atau menengah gelap dari warna hijau kebiruan hingga hijau kekuningan. Hal tersebut Geologi Populer 21
Geologi Populer
Mineral mikroklin
disebabkan karena di dalamnya terdapat kandungan kromium (Cr) atau vanadium (V), (Bates drr,1980). Batu mulia lainnya adalah aquamarin. Permata ini tampil transparan dalam empat jenis berdasarkan warna, antara lain: aquamarin chrysolit (biru kehijauan), aquamarin safir (biru pucat safir), aquamarin topaz (hijau topaz), dan aquamarin turmalin (biru pucat atau biru kehijauan pucat turmalin). Permata dari spesies beryl lainnya adalah morganit atau disebut juga vorobievit, juga merupakan permata dari yang memiliki variasi warna merah, merah keunguan atau merah muda; karena pengaruh pengotoran unsur cesium (Cs) di dalamnya. tFelspar alkali adalah kelompok felspar bersistem kristal triklin dengan susunan kimia campuran atau campuran kristal silikat mengandung aneka rasio K, Ca dan Na; dengan kekerasan antara 6 – 6,5 pada skala Mosh. Terbentuk sebagai mineral utama pembentuk batuan di dalam batuanbatuan granitik pegmatit dan malihan berjenis genes. Mineral-mineral dari kelompok tersebut yang dapat dijadikan permata antara lain: mikroklin dan adularia. Mikrolin (KAlSi3O8) berwarna putih, merah muda, merah, kekuningan atau biru-hijau; setelah disayat menjadi permata berbentuk kubah (cabochon) disebut amazonit. Sedangkan adularia (KAlSi3O8) setelah mendapatkan perlakuan serupa menghasilkan permata yang dinamakan moonstone (batu bulan). tGarnet adalah kelompok mineral dengan susunan kimia A3B2(SiO4)3 dimana A = Ca, Mg, 22
Warta Geologi . September 2008
Dularia di dalam batuan sumber
Fe+2, dan Mn+2; B = Al, Fe+3, Mn+3, V+3 dan Cr; memiliki kekerasan 7 – 7,5 pada skala Mosh. Secara fisik nampak transparan – semi transparan dengan warna beraneka ragam yang terdiri atas beberapa jenis: almandin (Fe-Al), andradit (CaFe), grosular (Ca-Al), pyrop (Mg-Al), spesartin (Mn-Al), uvarovit (Ca-Cr) dan goldmanit (Ca-V). Kelompok mineral ini terbentuk sebagai ikutan di dalam aneka batuan beku, sebagai mineral pengotor (gangue) pada jenis mineralisasi skarn, tetapi sangat umum ditemukan berupa kristal isometris euhedral di dalam batuan-batuan malihan (genes, sekis, eklogit) Beberapa diantaranya terkenal antara lain; dari jenis grosular adalah permata yang bernama tsavorit, berwarna hijau transparan; dari jenis andradit dikenal dengan nama demantoid, berwarna hijau terang transparan; sedangkan garnet mandarin merupakan permata berwarna jingga transparan berasal dari jenis spesartin. tIntan merupakan mineral yang disusun oleh hanya unsur karbon (C) dengan sistem kristal isometrik, memiliki kekerasan 10 pada skala Mohs; terdiri atas beraneka jenis mulai dari tidak berwarna hingga berwarna kuning, bayangbayang merah (shades of red), jingga, hijau, biru dan, coklat – hitam. Intan terbentuk berupa karbon kristalin alamiah di dalam batuan-batuan ultrabasa terutama breksi kimberlit (salah satu jenis peridotit) dan sebagai bahan rombakan di dalam endapan placer sungai dan pantai di sekitar sumbernya. Intan sering mengandung Inklusiinklusi kristal mineral lain; di antaranya yang biasa ditemukan adalah peridot, garnet (jenis pyrop), diopsid krom dan juga karbon hitam.
Mineral garnet (andradit) di dalam batuan sumber (Macdonald Orbis Book, 1987)
t Korundum merupakan mineral ikutan bersistem kristal heksagonal-rombohedral di dalam batuan sienit/sienit nefelin dan batuan malihan tingkat tinggi yang miskin kandungan silika tetapi kaya aluminium (marmer, sekis mika dan granulit). Ditemukan juga di dalam eklogit dan rodingit, atau sebagai rombakan pada endapan aluvial sungai dan laut. Permata yang termasuk dalam spesies korundum di antaranya ruby, berwarna merah, transparan-semi opaque. Warnanya disebabkan karena pengaruh unsur kromium (Cr). Jenis nilainnya yang terkenal adalah safir, berwarna biru, transparan-semi opaque. Warna biru dibentuk oleh kehadiran sedikit kandungan oksida kobalt (Co), kromium (Cr), dan titanium (Ti) di dalamnya. tKrisoberyl (BeAl2O4) umumnya berupa kristal transparan berwarna kuning kehijauan, bersistem ortorombik, biasanya berbentuk tabular dan juga kembar melingkar (cyclic twins), memiliki kekerasan 8,5 pada skala Mosh. Mineral ini terutama terbentuk sebagai ikutan di dalam batuan granitik, pegmatite, dan sekis mika, tetapi dapat juga ditemukan bersama mineralmineral permata lainnya di dalam endapan aluvial. Aleksandrit adalah nama permata berasal dari jenis krisoberyl, akibat pengotoran oleh unsur kromium (Cr) dapat membentuk pleokroisme kuat berwarna merah, jingga dan hijau. Penamaan aleksandrit diambil dari kaisar Rusia bernama Czar Alexander II. tKuarsa (SiO2) bersistem kristal heksagonalrombohedral, merupakan mineral pembentuk batuan yang melimpah dan terbentuk sebagai mineral primer dan sekunder di dalam batuan beku, sedimen dan malihan. Karena kekerasannya
Intan di dalam batuan sumber
yang mencapai 7 pada skala Mohs dan mempunyai stabilitas kimiawi, maka kuarsa tahan terhadap pelapukan. Kuarsa sebagai mineral permata (gem mineral) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: bentuk kristalin berbutir kasar dan berbutir halus/ mikro kristalin, tetapi mempunyai kesamaan susunan kimia dan struktur kristal, perbedaannya terletak pada metode pembentukan, ukuran butir dan pengotoran yang membuat kuarsa menjadi beraneka warna. Kelompok kristalin berbutir kasar antara lain: kristal batuan (rock crystal), amethyst, citrine, kuarsa asap (smoky quartz), kuarsa mawar (rose quartz), kuarsa susu (milky quartz), dan kuarsa dengan inklusi-inklusi (rutil, turmalin, serat asbestos, goetit, mika). Kelompok kuarsa mikrokristalin yang terkenal adalah kalsedoni, jasper, dan opal. tOlivin [(Mg,Fe)2SiO4] merupakan salah satu mineral pembentuk terutama batuan beku basa, ultrabasa dan rendah kandungan silika (gabbro, basalt, peridotit, dunit). Mineral ini bersistem kristal ortorombik, transparan – translucent, kekerasan 6,5 – 7, berwarna hijau olive tetapi dapat juga coklat, hijau atau kuning. Setelah melalui pengolahan menjadi permata bernama peridot atau juga disebut chrysolite atau evening emerald (zamrud senja) karena berwarna hijau serupa dengan zamrud. tPiroksen, ada tiga jenis kelompok mineral ini yang dapat diberdayakan menjadi permata, yaitu: (1) Diopsid (CaMgSi2O6) merupakan salah satu mineral dari kelompok klino-piroksen, berbentuk kristal prismatik (sistem monoklin) Geologi Populer 23
Geologi Populer
Kristal korundum
Mineral korundum di dalam batuan sumber (Macdonald Orbis Book, 1987)
Kristal Krisoberyl (Macdonald Orbis Book, 1987)
dengan kekerasan 5–6, transparan hingga semi transparan; terbentuk di dalam metamorfik kontak, terutama dalam marmer dolomitan yang berasosiasi dengan silikat-silikat Ca. Ditemukan juga dalam lapisan-lapisan atau lensa-lensa batuan termetasomatisme pada batuan rodingit yang mengalami serpentinisasi. Diopsid krom (chrome diopside) adalah salah satu dari jenis diopsid transparan berwarna hijau yang menjadi salah satu permata yang memiliki daya tarik setelah disayat facet. (2) Jadeit [Na(Al,Fe+3)Si2O6] adalah salah satu mineral yang terbentuk dalam lingkungan bawah permukaan bertekanan tinggi, termasuk dalam kelompok klino-piroksen. Mineral ini pada umumnya berwarna hijau dengan kekerasan 6,5 – 7, terbentuk sebagai konsentrasi metasomatis di dalam batuan-batuan ultrabasa terserpentinisasi 24
Warta Geologi . September 2008
yang berasosiasi dengan nefelin, dan dalam batuan-batuan malihan dari fasies sekis biru. Setelah melalui proses sayatan dan poles mineral ini dapat menjadi permata bernama jade. (3) Spodumen (LiAlSi2O6) adalah mineral klinopiroksen yang terbentuk di dalam pegmatit granitik, berasosiasi dengan beryl dan turmalin. Mineral ini memiliki kekerasan 6,5 – 7,0 pada skala Mohs; tidak berwarna hingga berwarna kuning, abu-abu, merah muda atau hijau zamrud. Salah satu permata yang sangat dikenal dari jenis spodumen adalah Kunzit berwarna merah muda. tSpinel (MgAl2O4) merupakan kelompok mineral yang khususnya terbentuk pada kontak metamorfisme batugamping dolomitik yang kaya kandungan Mg dan Al, salah satu dari sedikit mineral ikutan yang terbentuk di dalam batuan-
batuan beku basa dan juga dapat ditemukan sebagai bahan rombakan di dalam aluvium. Unsur Mg dapat digantikan oleh Fe+3, Zn atau Mn sedangkan Al dimungkinkan diganti oleh Fe+3, Fe+2 atau Cr. Kelompok spinel terdiri atas spinel, hercynit, gahnit dan galaksit. Mineral ini mempunyai kekerasan 8,0 pada skala Mohs, transparan – hampir opaque, berbentuk kristal oktahedron dan sering menunjukkan kembar (sistem isometrik), berwarna hijau apabila mengandung Fe dan dengan kandungan jejak Cr akan berwarna merah muda-merah. tTopaz [Al2SiO4(F,OH)2] adalah salah satu dari sedikit mineral pembentuk batuan beku yang tinggi kandungan silika (granitik dan riolit) dan dapat juga berasosiasi dengan urat-urat mengandung Sn atau greisen. Mineral ini mempunyai kekerasan 8,0 pada skala Mohs, bentuk kristal prismatik (bersistem ortorombik), transparan-translucent, tidak berwarna hingga berwarna kuning, biru, hijau, violet atau kemerahan-kuning. Topaz berwarna biru dan hijau merupakan permata paling populer. tTurmalin [(Na,Ca)(Mg,Fe+2,Fe+3,Al,Li)3Al6(BO3)3 Si3O18(OH)4] merupakan salah satu mineral ikutan di dalam batuan pegmatit granitik, tersebar luas di dalam batuan-batuan beku asam dan malihan serta dapat ditemukan sebagai bahan rombakan di dalam batuan sedimen. Kelompok turmalin terdiri atas: elbait (kaya kandungan Na, Li, Al), schorl dan buergerit (kaya Na, Fe), dravit (kaya Na, Mg), uvit (kaya Ca, Mg) dan liddikoatit (kaya Ca, Li, Al). Mineral ini mempunyai kekerasan 7,0 pada skala Mohs, berbentuk kristal prismatik (sistem heksagonal), transparan-translucent, tidak berwarna hingga berwarna hijau, merah, biru, kuning, coklat-hitam atau coklat. Setelah diolah menjadi permata memiliki aneka nama, yaitu : turmalin rubellit (rubellite), turmalin hijau (green), turmalin paraiba, turmalin kuning (yellow), turmalin biru (blue) atau turmalin multi warna (multicolored).
Kuarsa bening
Kuarsa amethyst
tTurquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.5H2O] adalah mineral dengan sistem kristal triklin, merupakan isomorf dengan kalkosiderit, kekerasan 5 – 6 skala Mohs, berwarna biru (mengandung jejak Cu), biru-hijau (mengandung jejak Fe dan Cr) atau hijau kekuningan. Mineral ini merupakan mineral sekunder yang ditemukan di dalam urat-urat tipis pada batuan volkanik dan dalam zona ubahan batuan-batuan yang kaya kandungan Al. t Zirkon (ZrSiO4) adalah mineral ikutan berbentuk kristal prismatik (sistem tetragonal) yang dapat ditemukan di dalam batuan-batuan beku kaya silika, batugamping kristalin, sekis dan genes, serta bahan rombakan di dalam placer sungai
Kuarsa asap
Geologi Populer 25
Geologi Populer dan pantai. Mineral ini mempunyai kekerasan 7,5 skala Mohs, transparan hingga opaque, tidak berwarna hingga berwarna kuning, merah, coklat, abu-abu atau hijau. Penutup Tidak ada sistem penilaian yang berlaku secara universal terhadap permata kecuali warna putih (tidak berwarna) dari intan. Kandungan intan dinilai dengan menggunakan sistem Gemological Institute of America (GIA) yang dimulai pada awal tahun 1950-an. Sejarah menyatakan bahwa semua permata dinilai secara kasat mata. Sistem GIA termasuk suatu inovasi utama yang memperkenalkan 10 x perbesaran sebagai standard untuk derajat kebersihan/keterangan (clarity), sedangkan untuk lainnya dinilai secara kasat mata.
Mineral olivin di dalam batuan sumber
Saat ini suatu alat pengenal (mnemonic device) mineral dengan empat kriteria yang terdiri atas warna, sayatan, kebersihan/keterangan dan karat atau dikenal dengan “four C’s” (4 C), yaitu color, cut, clarity and, carat. Kriteria tersebut diperkenalkan untuk menolong konsumer untuk memahami faktor-faktor yang digunakan untuk menilai suatu permata. Warna merupakan penampakan yang paling nyata dan menarik dari permata. Warna setiap bahan disebabkan oleh cahaya alamiah batu itu sendiri. Cahaya siang hari sering disebut cahaya putih, sebenarnya merupakan campuran warna berbeda dari cahaya. Ketika cahaya melewati suatu bahan, beberapa daripadanya dapat diserap sementara sisanya melewatinya. Sebagian yang tidak diserap mencapai mata sebagai cahaya putih dikurangi warna-warna terserap. Sebuah ruby terlihat merah karena permata ini menyerap semua warna lain dari cahaya putih (biru, kuning, hijau dan lain-lain) kecuali merah.
Kristal piroksen dari jenis spodumen (Macdonald Orbis Book, 1987)
Bahan yang sama dapat memperlihatkan warnawarna berbeda. Sebagai contoh ruby dan safir mempunyai kesamaan susunan kimia (keduanya termasuk jenis korundum) tetapi menunjukkan perbedaan warna. Meskipun permata yang sama dapat terbentuk dalam warna berbeda: safir menunjukkan bayangan berbeda dari biru dan merah muda, sedangkan safir fancy memperlihatkan seluruh kisaran warna lain dari kuning hingga jinggamerah muda, dimana yang terakhir disebut safir padparadscha.
26
Warta Geologi . September 2008
Mineral topaz di dalam batuan sumber (Macdonald Orbis Book, 1987)
Perbedaan warna ini didasarkan kepada struktur atom pembentuk batu mulia. Meskipun batu yang berbeda memiliki kesamaan susunan kimia, sebenarnya tidak sama. Saat ini dan kemudian, setiap atom diganti seluruhnya oleh atom lain yang berbeda (paling sedikit sejuta atom); penggantian tersebut disebut pengotoran, merupakan penyerapan warna-warna tertentu dan meninggalkan warna-warna lain yang tidak terpengaruh. Sebagai contoh: beryl yang tidak berwarna merupakan bentuk mineral murni, menjadi zamrud karena mengalami pengotoran oleh kromium (Cr).
Mineral turmalin di dalam batuan sumber
Apabila ditambahkan Mn sebagai pengganti Cr, maka menjadi morganit merah muda; sedangkan pengotoran oleh Fe akan menjadi aquamarin. Pengolahan terhadap beberapa permata pada kenyataannya termasuk memanipulasi pengotoran sehingga mengubah warna-warna permata tersebut untuk menjadi lebih menarik dan bernilai ekonomis tinggi.n Penulis adalah Penyelidik Bumi Madya Pusat Survei Geologi BADAN GEOLOGI
Mineral turquoise di dalam batuan sumber (Macdonald Orbis Book, 1987)
Kristal zirkon sebagai komponen rombakan di dalam aluvium (Macdonald Orbis Book, 1987) Geologi Populer 27
Lintasan Geologi
Mercu Suar
di Gugusan Sangihe
Karakteristik Letusan Tipe Karangetang Oleh: SR. Wittiri
G
unung Karangetang berada di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Secara georafi berada pada
posisi 2o47’ Lintang Utara dan 125o29’ Bujur Timur. Dari rangkaian gunung api yang terdapat di gugusan Sangihe (baca Sangir), misalnya Gunung Ruang, Gunung Karangetang, Gunung Banuawuhu (Mahangetang), dan Gunung Awu, Gunung Karangetang adalah gunung api yang sangat fenomenal. Gelapnya malam di Pulau Siau selalu diterangi oleh cahaya akibat lava bersuhu tinggi yang bertengger di puncak atau lava yang keluar dari kawah Gunung Karangetang. Kejadian ini muncul sejak tahun 1973 hingga sekarang, masyarakat setempat sering menamai cahaya yang keluar dari Gunung Karangetang itu dengan Api abadi bak mercu suar bagi pelaut yang berlayar di sekitar Laut Sulawesi, khususnya di malam hari. 28
Warta Geologi . September 2008
Peta Indeks, Posisi Gunung Karangetang di Gugusan Gunung api Sangihe (Sangir), Sulawesi Utara.
Di siang hari, Karangetang menyuguhkan kepulan asap tebal ditimpa dengan suara gumuruh dan dentuman dari letusan gas dan abu. Pada puncak kegiatan, terjadi awan panas guguran dari leleran lava yang sedang bergerak. Karena mempunyai karakteristik yang sangat khas, maka letusan Gunung Karangetang bisa disebut sebagai “Letusan Tipe Karangetang (Karangetang Type Eruption). Berdasarkan pemantauan fenomena yang ditemui di Gunung Karangetang tersebut
sungguh terjadi, paling tidak dalam 20 tahun terakhir. Dalam satu dasawarsa terakhir, Karangetang adalah gunung api yang paling aktif di Indonesia. pada periode antara tahun 1995 sampai dengan tahun 2003 hampir setiap tahun terjadi letusan, kecuali tahun 1999. Dalam satu tahun bisa terjadi lebih dari satu kali aktivitas berupa letusan gas, strombolian atau leleran lava. Geologi Populer 29
Lintasan Geologi
Malam tiada gelap di Pulau Siau. Gelapnya malam selalu disinari oleh cahaya terang yang betengger di Puncak Karangetang karena suhu tinggi atau lava yang muncul dari dalam kawah. Foto: SR Wittiri, 1998
Karakteristik Letusan Gunung Karangetang Secara umum dikenal ada 2 (dua) jenis letusan, masing-masing Letusan Eksplosif dan Letusan Efusif. Letusan eksplosif yaitu letusan yang membongkar batuan penutup dan melontarkannya secara vertikal disertai suara dentuman. Sedangkan letuasan efusif adalah akhir dari proses magma mencapai permukaan yang berupa leleran lava, terkadang menimbulkan suara dentuman ketika pertama kali lava mendobrak keluar, tetapi tidak sekuat ketika eksplosif. Berdasarkan hasil analisis kimia, lava Karangetang bersifat andesitis yang cenderung basaltis dengan kandungan silika (SiO2) berkisar antara 52 %-53 %. Kecenderungan ini menyebabkan letusan Karangetang lebih banyak bersifat efusif bila dibanding dengan letusan eksplosif. Meskipun suatu ketika membentuk kubah, ukurannya tidak besar dibandingkan dengan kubah yang terbentuk di Gunung Merapi (kandungan silika Merapi antara 55 %-57 %). Hal tersebut lebih disebabkan karena liquiditas magma Karangetang yang relatif encer sehingga tidak sanggup bertahan berdiri tegak. Kalaupun eskplosif, suara dentuman lebih disebabkan karena desakan gas dan biasanya berakhir dengan letusan tipe strombolian berskala kecil. Berkaitan dengan letusan efusif, yang sangat berbahaya adalah awan panas guguran. Salah satu gunung api yang sangat terkenal dengan awan panas guguran adalah Gunung Merapi yang dikenal dengan “Letusan Tipe Merapi (Merapi Type Eruption)”. Tipe Merapi terjadi karena robeknya kulit kubah yang sedang tumbuh di puncak atau runtuhnya sebagian bangunan kubah lava akibat terdorong oleh magma atau karena gravitasi karena tubuh kubah yang tidak stabil sehingga menyebabkan awan panas guguran. 30
Warta Geologi . September 2008
Leleran lava dimulai dari puncak dan ujungnya ditemukan jauh hingga ke lereng bagian bawah setelah melalui terowongan lava di bagian tengah. Foto: SR. Wittiri, 1997.
Di Gunung Karangetang ditemukan awan panas yang mempunyai spesifikasi yang berbeda dibanding dengan Tipe Merapi, meskipun secara sepintas kenampakan fisiknya mempunyai kemiripan. Awan panas guguran Karangetang terjadi bukan dari kubah, tetapi dari ujung leleran lava yang sedang bergerak. Mekanismenya adalah, ketika leleran lava sudah mulai jenuh atau laju gerak lava sudah mulai melemah menyebabkan terbentuk akumulasi lava (membeku) di bagian ujung leleran. Pada saat yang sama suplai magma masih terus berlanjut dan mengalir di bawah lava yang sudah mulai membeku seolah-oleh membentuk terowongan lava (lava tunnel). Pada suatu ketika tumpukan lava di ujung leleran membesar dan membentuk suatu tonjolan. Pada saat yang sama suplai lava masih terus berlangsung. Proses berikutnya leleran lava akan menerjang tojolan yang ada dan mengakibatkan guguran lava bercampur dengan lava yang masih segar, dalam volume yang besar akan menyebabkan awan panas. Proses yang terakhir ini mirip dengan Merapi. Peristiwa letusan yang menghasilkan awan panas guguran tersebut penulis namakan Letusan Tipe Karangetang (Karangetang Type Eruption). Karena volumenya relatif lebih kecil dibanding dengan Kubah Merapi, maka jarak luncur awan panas Tipe Karangetang juga kecil, berkisar 1-2 km, bandingkan dengan jarak luncur awan panas Merapi yang dapat mencapai 6-11 km. Meskipun kecil, resiko bahaya awan panas Tipe Karangetang tidak dapat disepelekan. Sebagai contoh, sumber awan panas Gunung Merapi terjadi di puncak, sehingga seluruh penduduk dengan mudah dapat melihat kejadian tersebut dan dapat segera menghindar. Di Gunung Karangetang agak sulit
Sketsa karakteristik Letusan Tipe Merapi dan awan panas guguran dari kubah lava Foto: Panut, 1994
Peta sebaran lava, piroklastik (awan panas), dan lahar Gunung Karangetang sejak tahun 1974 sampai dengan 2001
Sketsa karakteristik Letusan Tipe Karangetang dan awan panas guguran dari ujung leleran lava Foto: Suratman, 1985
ditebak, karena penduduk memahami bahwa pusat aktivitas berada di puncak, tetapi mereka hampir tidak sadar bahwa ujung leleran lava sudah dekat dengan ladang atau tempat tinggal mereka, dan itu adalah sumber bencana yang sesungguhnya. Dari banyak kejadian, hampir seluruh korban adalah petani yang sedang bekerja di ladang. Pada tahun 1985 tercatat 3 orang korban, 1 orang meninggal dunia dan 2 orang lainnya mengalami luka parah. Sementara tahun 1997 tercatat 3 orang meninggal. Mereka menjadi korban dalam keadaan sedang bekerja di ladang. Kejadian terakhir terjadi pada tahun 2001 ketika sepasang suami-isteri baru saja pulang dari Gereja menyusuri jalan setapak menuju rumah mereka. Naas menimpa mereka, tiba-tiba awan panas menyambar isterinya dan sang suami tidak dapat berbuat apapun karena kejadian tersebut berlangsung sangat cepat.
Berdasarkan hasil penyelidikan dan pemantauan yang dilakukan hingga kini terhadap Gunung Karangetang, beberapa karakteristik tentang Gunung Karangetang dapat disampaikan bahwa Lava Gunung Karangetang adalah andesit basaltis dengan kandungan silika 52 %- 53 %. Awan panas guguran yang terjadi di Gunung Karangetang mempunyai karakteristik yang sangat khas, yaitu terjadi di ujung leleran lava yang sedang bergerak. Karakteristik tersebut dinamakan Letusan Tipe Karangetang. Sementara mengenai kemungkinan terjadinya bencana selain di puncak Gunung Karangetang dapat juga terjadi di ujung leleran lava yang sedang bergerak.n Penulis adalah Pemerhati Gunung api
Geologi Populer 31
Geo Fakta
90 Persen Bencana Terkait Perubahan Iklim Oleh: Joko Parwata
G
ENEVA, - Pada dekade terakhir ini, 90 persen bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia terkait dengan perubahan iklim.
Peran media menjadi sangat penting dalam menunjang edukasi untuk membuat langkah adaptasi dan mitigasi mengurangi dampak perubahan iklim tersebut. Demikian dikemukakan Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Michel Jarraud dalam pembukaan lokakarya Media 21 Global Journalism Network dengan tema ”Perubahan Iklim III: Dampak Terhadap Kawasan Pantai dan Negara Kepulauan”. Loka karya di Geneva, Swiss, ini akan dilanjutkan dengan tinjauan lapangan ke Benin, salah satu negara miskin di wilayah Afrika Barat. ”Bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi dan menewaskan ribuan orang dari berbagai negara setiap tahun,” kata Jarraud. 32
Warta Geologi . September 2008
”Berbagai persoalan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di berbagai negara saat ini dihadapkan pada kemiskinan. Tetapi, fungsi media untuk edukasi tetap harus dijalankan, antara lain menetapkan media paling murah dan paling mudah dioperasikan, seperti radio,” kata Mills. Kutub Utara Tanpa Es Mulai Tahun Ini Kapal pemecah es tengah mengarungi lautan beku Arktik di dekat Pulau Spitsbergen, Norwegia. Ralph Lee Hopkins/National Geographic/Getty Images
Bencana banjir, lanjutnya, terjadi karena curah hujan ekstrim akibat gangguan cuaca, seperti siklon tropis. Perhatian WMO kini, selain pada persoalan iklim dan cuaca, juga pada persoalan air atau hidrologi. Dampak lain adalah kekeringan yang mengancam keamanan pangan dunia. Pada dasarnya, fenomena perubahan iklim menimbulkan curah hujan ekstrim dalam waktu makin singkat, kemudian menjadikan masa kekeringan makin panjang. Ketidakpastian alam menjadi semakin tinggi. Tahun 1997 terjadi kekeringan berkepanjangan di wilayah Asia akibat El Nino. Akan tetapi, pada tahun 2007 dampak La Nina mengakibatkan musim hujan lebih lama di Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia dampak La Nina pada tahun 2007-2008 juga mengakibatkan banjir yang memakan korban jiwa. Ancaman kelaparan Berbagai bencana itu menimbulkan kerentanan sosial, di antaranya ancaman kelaparan. Kepala Divisi Meteorologi Pertanian WMO Mannava Sivakumar mengatakan, bahaya kelaparan saat ini mengancam 800 juta penduduk dunia. Dari jumlah itu, 170 juta orang berusia di bawah lima tahun. Artinya, kini banyak kasus gizi buruk yang merusak harapan bagi generasi mendatang. Lokakarya ini diikuti 27 wartawan dari 24 negara. Selain berbagai narasumber dari WMO, juga hadir sebagai narasumber Deputi Pengembangan Kemanusiaan pada Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) Cecilia Ugaz dan Gilles SommeriaKlein, konsultan IPCC (panel internasional mengenai perubahan iklim).
Kenaikan suhu di kawasan Arktik, kutub utara, menyebabkan pencairan es yang semakin cepat dan meluas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, wilayah kutub utara mungkin tanpa es pada musim panas tahun ini. “Kami memprediksi tahun ini kawasan kutub utara mungkin bebas dari es untuk pertama kalinya,” ujar David Barber, peneliti dari Universitas Manitoba, yang tengah melakukan ekspedisi dengan kapal pemecah es Kanada, CCGS Amundsen. Pendapat Barber didukung pengamatan langsung dan citra satelit. Data menunjukkan, sebagian besar es di sana merupakan lapisan muda yang berusia kurang dari setahun. Lapisan tersebut terbentuk sepanjang musim dingin. Lapisan es muda sangat rapuh dan berisiko mencair pada musim panas lebih tinggi dari es abadi yang terbentuk sejak bertahun-tahun. Kenaikan suhu juga berisiko mencairkan lapisan es yang lebih tebal meskipun ada peluang bertahan pada musim panas tahun ini. Perkiraan ini lebih cepat daripada prediksi selama ini. Pada model iklim sebelumnya, kawasan es Arktik diprediksi baru bebas es untuk pertama kalinya pada tahun 2013-2030. Hal tersebut menunjukkan ancaman pemanasan global datang lebih cepat. “Kita kehilangan 65 persen lapisan es di belahan utara dalam setahun,” ujar Barber. Rekor pencairan yang dirasakan tahun lalu, menurut para ilmuwan, disebabkan kombinasi arus hangat, angin kering, dan sinar matahari yang terik. Kombinasi yang merusak itu belum tentu terjadi tahun ini, namun dampaknya sudah mulai terlihat. Kawasan yang mencair sebenarnya segera tertutup kembali lapisan es karena musim dingin yang juga ekstrim. Namun, lapisan es yang terbentuk terlalu tipis sehingga rentan pecah dan mencair.n
Nick Mills, jurnalis National Public Radio Amerika Serikat, memandu para peserta untuk merumuskan tanggapan dan rencana aksi atas presentasi dari segenap narasumber itu. Geofakta 33
Geo Fakta
Charles Lyell KT, FRS,
Charles Lyell, KT, FRS, 14 November 1797 - 22 Februari 1875
Perjalanan Hidup Sir Charles Lyell, KT, FRS, 14 November 1797 - 22 Februari 1875 adalah seorang pengacara, ahli geologi Skotlandia, dan seorang pencetus teori uniformitarisma. Dia adalah ahli geologi terkemuka yang paling memberikan pengaruh pada Charles Darwin. Charles Lyell dilahirkan di Kinnordy, Forfarshire (sekarang Angus), anak tertua dari sepuluh saudaranya. Ayahnya, juga bernama Charles, adalah seorang pengacara dan ahli botani yang mempunyai reputasi pertamanya adalah kajian alam. Charles menghabiskan banyak waktunya di rumah keluarga lainnya, Bartley Lodge di New Forest, Inggris. Saat menempuh pendidikan di Exeter College, Oxford pada 1820, Lyell belajar geologi di bawah bimbingan naturalis William Buckland. Ia menggemari matematika, klasik, hukum dan geologi. Setelah lulus pendidikan, ia tertarik ilmu hukum sebagai profesi pengacara, dan mengembangkan secara keliling melalui pedesaan di Inggris, di mana ia juga dapat mengamati gejala geologi. Ia mulai sadar bahwa ia lebih suka meluangkan waktunya untuk geologi sebagai profesi. Lyell ingin mencari cara sendiri untuk mempelajari ilmu geologi yang benar, dimulai 34
Warta Geologi . September 2008
dari pengamatan dan tidak terpengaruh oleh spekulasi serabutan atau khayalan belaka. Kertas kerja pertamanya adalah mengenai “Pembentukan batu kapur dalam air tawar Forfarshire”, yang disajikan pada tahun 1822. Pada tahun 1827, dia telah meninggalkan hukum dan memulai karir di bidang geologi yang menghasilkan popularitas dan penerimaan gagasan-gagasan, terutama mengenai uniformitarisma, yang diusulkan oleh James Hutton beberapa dekade sebelumnya. Pada tahun 1832, Lyell menikahi Maria Horner dari Bonn, puteri Leonard Horner (1785-1864), yang juga anggota Geological Society of London. Mereka menyempatkan waktu untuk berbulan madu di Swiss dan Italia sambil mempelajari geologi di kawasan wisata. Selama 1840-an, dia bepergian ke Amerika Serikat dan Kanada, dan menghasilkan dua karya populer dalam bidang geologi: Perjalanan di Amerika Utara (1845) dan Kunjungan ke Amerika (1849). Setelah “Great Chicago Fire”, Lyell adalah salah seorang yang pertamakali menyumbangkan buku untuk melengkapi dan membuka kembali Perpustakaan Chicago. Istrinya, Maria meninggal tahun 1873, dan dua tahun kemudian dia pun meninggal. Ia
dikuburkan di Westminster Abbey dan diberi gelar Kesatrian (KT), dan tingkat Baronet (Bt), sebagai warisan kehormatan. Ia juga menerima penghargaan Copley Medal pada 1858 dan Wollaston Medali di 1866. Nama Lyell diabadikan di salah satu kawah di Bulan dan di Mars untuk menghormatinya. Selain itu, namanya diabadikan di salah satu gunung, yakni Gunung Lyell di barat Tasmania, Australia yang terletak di kawasan pertambangan. Karir dan karya besarnya Dia datang dari keluarga sederhana dan pernah berprofesi sebagai pengacara di tahun 1820an, dan dilantik menjadi Professor Geologi di King’s College London pada 1830. Dari 1.830 judul buku karyanya semua menuai pendapatan dan popularitas yang baik. Dari tiga besar karyanya, ia terus memperbaharuinya melalui beberapa edisi selama masa itu, walaupun banyak dari teman-temannya (seperti Darwin) berpendapat bahwa edisi pertamanya tentang prinsip geologi adalah yang terbaik. Dalam setiap edisinya, Lyell memasukkan bahan-bahan tambahan yang ada, kemudian kembali menyimpulkannya sehubungan dengan bukti baru. Principles of Geology, merupakan terbitan pertamakalinya yang paling terkenal dan sangat berpengaruh, serta penting sekali. Pertamakali diterbitkan dalam tiga volume pada 18301833, karya ini merupakan bagian utama teori geologi dengan doktrin uniformitarisma. Hal ini merupakan hasil sintesis yang didukung oleh pengamatannya selama perjalanan. Argumen utama dalam Principles of Geology adalah “the present is the key to the past”, bahwa gejala geologi yang terjadi masa kini, seharusnya merupakan kunci yang dapat menjelaskan proses geologi masa lampau, yang dapat dilihat secara langsung gejalanya di alam. Interpretasi proses geologi dapat mengubah keadaan dalam hitungan waktu menit atau kurun waktu sangat panjang. Hal ini berpengaruh sangat kuat pada Charles Darwin, sehingga Lyell diminta oleh Robert Fitzroy, seorang kapten HMS Beagle, untuk meneliti batu aneh hasil survei pelayarannya. Kemudian ia menyarankan kepada Fitzroy untuk memberikan masukan pada Darwin untuk Volume 1 dari edisi pertama Lyell. Ketika kapal mendarat di St Jago di suatu pulau, Darwin menemukan formasi batuan yang dilihatnya “melalui teori Lyell”, dan memberinya pandangan yang revolusioner. Wawasan tentang sejarah geologi pulau tersebut, ia terapkan sepanjang perjalanannya. Sementara di Amerika Selatan Darwin mempelajari Volume 2 yang dianggap hasil pemikiran Lamark dalam beberapa kasus. Lyell menolak Lamark tentang gagasan evolusi organik, dalam proposal
“Centres of Creation” untuk menjelaskan keragaman spesies dan lingkungannya. Pandangan geologi Darwin sangat banyak dipengaruhi Lyell, muridnya, termasuk ide tentang pembentukan atolls yang mendukung teori uniformitarisma. Sekembali dari Pelayaran, Oktober 1836, Lyell diundang untuk makan malam dan kemudian mereka menjadi teman dekat. Meskipun Darwin membahas teori evolusinya, tetapi Lyell terus menolak evolusi tersebut di setiap edisi, dalam sembilan edisinya. Dia menyarankan Darwin untuk mempublikasikannya, dan pada 1859 terbitlah On the Origin of Species. Lyell akhirnya memberikan dukungan mengenai evolusi tersebut dalam edisi Prinsip kesepuluh. Elements of Geology terbit sebagai edisi keempat volume ketiga. Buku tersebut ditujukan sebagai panduan yang cocok bagi mahasiswa bidang geologi, isinya sistematis, faktual deskriptif setiap formasi geologi yang berbeda serta usianya yang terdapat di buku Lyell yang terbit pada 1838. Buku tersebut mengalami revisi sebanyak enam kali, sehingga karirnya terlambat, kemudian Lyell memproduksi sebuah versi singkat yang berjudul Student’s Elements of Geology yang melengkapi tujuannya. Geological Evidences of the Antiquity of Man merupakan tiga tema utama Lyell tentang sejarah bumi Periode Kwarter: gletser, evolusi, dan ras manusia purba. Pertamakali terbit pada 1863, lalu mengalami revisi melalui tiga edisi, dan edisi keempat terbit di akhir 1873. Buku ini dianggap sebagai sebuah kekecewaan, karena Lyell memberi pendapat samar-samar tentang konsep evolusi. Lyell, penganut Kristen yang taat, menghadapi banyak kesulitan dalam rekonsiliasi kepercayaannya dengan kejadian alam. Kontribusi Ilmiah Ketertarikan Lyell pada bidang geologi berasal dari pemunculan gunung api dan dinamika geologi melalui stratigraphy, paleontologi, dan glaciology ke arah topik yang sekarang tergolong Arkeologi prasejarah dan Paleoanthropology. Dia adalah ahli geologi terbaik yang dikenal, untuk perannya dalam mempopulerkan doktrin uniformitarisma. Gejala geologi sangat berpengaruh terhadap perubahan bumi di masa lalu, harus diasumsikan telah tepat sesuai apa yang kita lihat dalam peristiwa hari ini (seperti erosi, sedimentasi, perilaku gunung api, gempa bumi dll) Selain itu, penyebab gejala tersebut harus diasumsikan sebagai intensitas yang sama seperti yang terjadi di masa lalu dan kita mengamatinya kini. Uniformitarisma Dari 1830 sampai 1833 beberapa buku Prinsip Geologi diterbitkan, termasuk pembahasan tentang pandangannya dalam sub judul “An Geofakta 35
Geo Fakta
attempt to explain the former changes of the Earth’s surface by reference to causes now in operation”. Gejala yang ia amati mengawali pandangan John Playfair, terutama mengenai gagasan James Hutton tentang uniformitarisma, bahwa lapisan bumi ini terbentuk sepenuhnya oleh senyawa, bergerak lambat, dan masih berlangsung hingga kini dalam kurun waktu yang sangat panjang. Hal ini sangat berbeda dengan konsep; bencana tibatiba dari perubahan yang tidak diketahui. Di Inggris konsep ini mendukung kepercayaan apa yang terjadi pada banjir pada masa Nabi Nuh, dan direvisi dalam berbagai edisi (dua belas kali selama 1872). Prinsip Geologi adalah yang paling berpengaruh terhadap para ahli geologi, sehingga sebagai upayanya dia beri gelar Ksatria pada 1848, kemudian diabadikan dalam sebuah baronet tahun 1864. Survei Geologi Lyell memperoleh “keuntungan ekonomi” dari hasil survei geologinya, terutama di daerah-daerah 36
Warta Geologi . September 2008
yang berpotensi mineral besar. Survei modern, seperti yang dilakukan oleh USGS menghasilkan peta potensi sumber daya alam sebagai dokumen dalam negeri. Untuk mendukung survey tersebut, serta memajukan kajian geologi, Lyell membantu dalam mengembangkan usaha industri ekstraktif modern, seperti batu bara dan minyak bumi. Gunung berapi dan dinamika geologi Sebelumnya, Lyell melakukan kajian tentang fenomena alam, seperti gempa bumi yang diahami sebagai suatu kerusakan akibat tegangan dalam bumi. Salah satu sumbangan ilmu yang dibuat oleh Lyell adalah untuk menjelaskan terjadinya gempa bumi. Dalam hal ini Lyell memfokuskan pada penyelidikan gempa bumi baru (150 thn) dari bukti-bukti adanya pergeseran permukaan bumi seperti sesar, rekahan, perubahan stratigrafi dan perlipatan. Penelitian Lyell sebagian besar ditujukan pada gunung api Vesuvius dan Etna. Kesimpulannya didukung oleh fakta berupa perlapisan batuan gunung api dan proses-proses kejadiannya.
Stratigrafi Penelitian Lyell khususnya tentang stratigrafi. Pada Mei 1828 hingga Februari 1829 melakukan perjalanan dengan Roderick Impey Murchison (1792-1871) ke selatan Perancis (G. Auvergne) dan Italia. Di daerah ini ia menyimpulkan bahwa perlapisan batuan terbaru dapat dikategorikan sesuai dengan jumlah dan proporsi kandungan kerang laut di dalamnya. Berdasarkan penemuannya ini ia membagi Tersier ke dalam tiga bagian, yaitu diberi nama Pliocene, Miocene, dan Eocene. Namun para ahli geologi kini juga mengetahui bahwa beberapa faktor yang dapat mengubah bumi di masa lalu tidak dapat dilihat pada masa kini. Misalnya, awal mula terbentuknya bumi dari bintang raksasa kemudian menjadi reruntuhan planet yang bersinar, seperti Mars. Perubahan tersebut, terjadi dalam kurun waktu satu atau dua miliar tahun dalam sejarah bumi atau pergerakan tektonik lempeng dan bahkan perubahan seperti yang ada kini. Gletser “Lateral moraine” pada gletser terbentuk dalam gletser Gorner di Zermatt, Swiss. Dalam Prinsip Geologi (edisi pertama, vol. 3, Ch. 2, 1833) Lyell mengusulkan bahwa Icebergs dapat dijadikan sarana transportasi untuk eratik. Selama periode pemanasan global, es di kutub dapat mencair dan akan menjadi permasalahan karena seluruh benua bisa terendam. Bila gunung es mencair, kemudian hujan turun, akan membentuk sedimen baru di atas permukaan bumi. Teori ini dapat menjadi kunci untuk pembentukan diluvium, selanjutnya kata “drift” dipakai sebagai istilah gembur, yang kini disebut “till”. Lyell menemukan bukti bahwa lembah yang terbentuk melalui proses erosi berjalan lambat, beda dengan yang terbentuk oleh bencana banjir. Selain itu, Lyell membuktikan bahwa akumulasi material lepas (loose materials) yang menutupi sebagian besar permukaan bumi, kini telah habis terseret banjir oleh gunung es yang mencair. Walaupun mekanisme Lyell tentang proses geologi ini telah ketinggalan, tetapi pengamatan dan metodenya dilakukan dalam menganalisis prinsip-prinsip geologi sebagai kerangka dasar sampai kini. Evolusi Lyell first became aware of the ideas of JeanBaptiste Lamarck when he was 26, in 1827. Sebelumnya Lyell menyadari terhadap ide-ide dari Jean-Baptiste Lamarck ketika dia berusia 26 tahun pada 1827. Ia menulis surat kepada Mantell yang berisi sebagai berikut:
“Saya mempelajari Lamark ... teorinya membuat saya gembira ... Saya senang bahwa ia telah cukup berani dan cukup logis untuk mengakui bahwa argumennya mendorong lebih jauh sesuatu yang nyata, dan membuktikan bahwa seorang laki-laki akan datang sebagai orang hutan. Tetapi setelah semua perubahan spesies benar-benar terjadi ..., perubahan bumi yang cukup lama sebagai buktinya, telah lama saya yakini ... “ Dalam volume kedua edisi pertama Prinsip Lyell secara tegas menolak mekanisme perubahan spesies dari Lamark, dan menjadi ragu, apakah mungkin spesies berubah. Namun, secara pribadi, dalam kalimatnya dia yakin hal ini merupakan suatu evolusi: “Saya telah menyatakan, ... kemungkinan pemunculan atau keturunan baru spesies alam, menjadi kontradiksi dengan proses spontanitas, saya harus meyakinkan sejumlah prasangka terhadap saya yang berlawanan, meskipun setiap langkah dan setiap filosofi, saya mencoba menjelaskan pada masyarakat tentang mata pelajaran khayalan ini” Sebagian kalimatnya, nampak tidak ada keraguan, dan percakapan pribadi dengan Huxley dan Haeckel telah meyakinkan bahwa pada saat ia menulis tentang Prinsip, dia percaya bahwa spesies baru timbul dengan metode alami. Bahkan Wherwell dan Sedgwick keduanya menyurati Lyell tentang kekhawatirnya pada persoalan ini. Darwin merupakan teman dekatnya, dan Lyell adalah salah satu ilmuwan pertama pendukung teori “On the Origin of Species” walaupun dia tidak menyetujui untuk semua isinya. Lyell juga berteman dekat dengan kolega Darwin, Hooker. Namun ia mengaku menemui kesulitan dalam suatu kepercayaan alam sebagai pilihan utama motif kekuatan dalam evolusi. Lyell dan Hooker berperan dalam mengisi penerbitan teori seleksi alam oleh Darwin dan Alfred Russel Wallace di tahun 1858: masingmasing telah menjadi teori mandiri (Darwin sebelum Wallace). Data mengenai stratigrafi menjadi penting karena Darwin beranggapan bahwa populasi suatu organisme mengalami perubahan secara berangsur, yang memerlukan “sekala waktu geologi”. Meskipun Lyell pada umumnya tidak menerima teori evolusi (keturunan dengan perubahan), pada saat menulis mengenai Prinsip dalam suatu catatan dan menerbitkannya setelah DarwinWallace: 3 Mei 1860 “Pak Darwin telah menulis sebuah pekerjaan yang akan menjadi suatu era perubahan alam dan Geofakta 37
Geo Fakta
sejarah geologi yang menunjukkan bahwa pada umumnya keturunan akan dapat menjadi orang tua dalam kerangka umur, sehingga perbedaan umur satu sama lain menjadi peringkat atas dari spesies berbeda, di antara mereka” Penerimaannya terhadap konsep seleksi alam, sebagaimana yang diusulkan Darwin tentang mekanisme evolusi, adalah kurang tegas, yang terbit di edisi Prinsip kesepuluh. The Antiquity of Man, yang diterbitkan pada awal Februari 1863, sesaat sebelum terbitnya karya Huxley Man’s place in nature. Hal ini membuat Darwin dan Huxley berkomentar: “Saya sangat kecewa, Lyell terlalu berlebihan dan sangat rinci”, padahal buku ini hanyalah suatu ringkasan”. Hal ini menjadi catatan cukup jelas dan tidak ada keraguan bagi Darwin bahwa, Lyell banyak menganut konsep Lamarck, serta pendapatnya (Darwin) selalu ditolak. Putri Darwin, Henrietta (Etty) menulis kepada ayahnya: “Apakah adil seorang Lyell selalu menyatakan induk perubahan dari teori Lamarck?” Dalam beberapa kesempatan Antiquity telah berhasil. “Ya!” Ia berhasil dengan baik, dalam hal “kesepakatan tersirat tentang kepunahan, bahwa manusia harus menjadi pelestari utama sebagai 38
Warta Geologi . September 2008
para ahli teologi dan sejarah. Namun demikian tulisan Lyell juga meninggalkan misteri yang sangat besar, tentang bagaimana menjembatani jurang pemisah antara manusia dan hewan. Hal tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam konsep yang dianutnya. Bibliografi karya Charles Lyell Principles of Geology • Principles of Geology 1st vol. 1st edition,1830 •Principles of Geology 1 vol. 2nd edition,1832 •Principles of Geology 2 vol. 1st edition,1832 •Principles of Geology 2 vol. 2nd edition,1833 •Principles of Geology 3 vol.1st edition, 1833 •Principles of Geology 4 vol. 3rd edition, 1834 •Principles of Geology 4 vol. 4th edition, 1835 •Principles of Geology 4 vol. 5th edition, 1837 •Principles of Geology 3 vol. 6th edition, 1840 •Principles of Geology 1 vol. 7th edition, 1847 •Principles of Geology 1 vol. 8th edition, 1850 •Principles of Geology 1 vol. 9th edition, 1853
• Principles of Geology 10th edition, 1866-68 • Principles of Geology 2 vol. 11th edition, 1872 • Principles of Geology 2 vol. 12th edition, 1875 (published posthumously) Elements of Geology • Elements of Geology 1 vol. 1st edition, 1838 • Elements of Geology 2 vol. 2nd edition,1841 • Elements of Geology 1 vol. 3rd edition, 1851 • Elements of Geology 1 vol. 4th edition, 1852
• Geological Evidences of the Antiquity of Man 1 vol. 3rd edition, Nov. 1863 • Geological Evidences of the Antiquity of Man 1 vol. 4th edition, May 1873 Surat dan Jurnal • Life, Letters, and Journals of Sir Charles Lyell 2 vol. 1st edition, KM Lyell, ed., 1881 (John Murray, London)n Diolah dari berbagai sumber oleh: Joko Parwata
• Elements of Geology 1 vol. 5th edition • Elements of Geology 6th edition, 1865 • Student’s Elements of Geology, 1871 Travels in North America • Travels in North America 2 vols., 1845 • A Second Visit to the United States of North America 2 vols., 1849 (John Murray, London) Antiquity of Man • Geological Evidences of the Antiquity of Man 1 vol. 1st edition, Feb. 1863 (John Murray, London) • Geological Evidences of the Antiquity of Man 1 vol. 2nd edition, April 1863 Geofakta 39
PROFIL
“Bangsa Indonesia seharusnya bersyukur. Selain bencana geologi yang memang harus kita terima, Indonesia ini kaya dengan panas bumi. Sebanyak 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia.”
Dr. Sjafra Dwipa Pakar Panas Bumi Indonesia Jabatan Dr. Sjafra Dwipa adalah Kepala Bidang Sarana Teknik pada Pusat Sumber Daya Geologi, sebuah unit eselon II di lingkungan Badan Geologi. Pria berkumis tebal ini lahir di Kota Solok, Padang pada tanggal 10 November 1952. Ia menamatkan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahirannya. Setamat SMA Sjafra pindah ke Bandung untuk meneruskan pendidikan tingginya di Akademi Geologi dan Pertambangan (AGP) jurusan Geologi. Usai kuliah pada tahun 1976, pria yang dikenal dengan panggilan Pak Oyong ini masuk ke Badan 40
Warta Geologi . September 2008
Geologi (dulu bernama Direktorat Geologi) dan ditempatkan di Seksi Geofisika dan Eksplorasi. Sebagai Junior Geophysicist, Sjafra terlibat dalam proyek-proyek eksplorasi lapangan panas bumi Kerinci, Sumatera Tengah (tahun 1976), Bedugul–Tabanan, Bali (Tahun 1977), dan Kamojang, Jawa Barat (1978). Pada saat terjadi restrukturisasi organisasi tahun 1979, Sjafra bergabung dengan Seksi Panas Bumi Vulkanologi. Selama 7 tahun Sjafra bekerja sebagai Senior Geophysicist dan terlibat dalam dua proyek eksplorasi di lapangan panas bumi Gunung Ambang, Sulawesi Utara (1979), dan Bora, Sulawesi Tengah (1982).
Pada tahun 1986 Sjafra mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi dalam bidang Magnetotellurric di Universitas Tasmania. Setelah lulus pada tahun 1990 ia melanjutkan program S3 di universitas yang sama. Sjafra menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1992 dan memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Electrical and Potential Field Geophysics. Saat pulang ke Indonesia ia dikontrak oleh Unocal dan Pertamina selama 2 tahun (1994-1995). Ia terlibat dalam proyekproyek seperti Pengukuran Ketepatan Gravitasi di lapangan panas bumi Gunung Salak, Jawa Barat (1994), Survei Magnetotelluric, TDEM, dan gravitasi di daerah prospek Sumatera Utara (1994), dan Survei Magnetotelluric di daerah prospek panas bumi Lumut Balai, Sumatera Selatan (1995).
Tahun 1996 Sjafra diangkat menjadi Kepala Seksi Prospeksi Panas Bumi di Vulkanologi. Tahun 1999-2001 karirnya meningkat dengan menjabat sebagai Kepala Bidang Penyelidikan Panas Bumi. Selain jabatan struktural, Sjafra memegang beberapa jabatan penting di departemen, seperti misalnya Manajer proyek Eksplorasi Panas Bumi Indonesia. Dalam kurun waktu 1999-2005 ia terlibat dalam tidak kurang dari 36 eksplorasi panas bumi. Menyusul restrukturisasi organisasi pada tahun 2001 Sjafra Dwipa pindah ke Direktorat Inventarisasi Mineral (DIM). Di sana ia menjabat sebagai Kepala Bidang Penyelidikan Panas Bumi. Setelah sempat menjabat Kepala Bidang Informasi hingga selama 1 tahun (2006-2007), pria yang memiliki Profil 41
PROFIL
hobby olahraga tenis ini menjabat Kepala Bidang Sarana Teknik.
Pak Hermes, Pak Mukin (sekarang di TekMIRA), dan saya termasuk di dalamnya.
Selain terampil di lapangan ayah dua anak ini juga pakar dalam dunia menulis. Tidak kurang dari 24 makalah ilmiah ditulisnya untuk berbagai kesempatan seminar dalam dan luar negeri. Pejabat Badan Geologi yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2008 ini juga sering memberikan bimbingan dan pelatihan bagi para mahasiswa ITB dan UNPAD yang akan menyelesaikan kuliah sarjana dan magisternya.
T: Oh, ya. Bapak memiliki nama panggilan Pak Oyong. Bagaimana ceritanya? J: Sewaktu berumur 5-6 tahun saya gemar bermain karet dengan peluru batu-batu kecil. Oh, ya zaman itu di Padang tengah berkecamuk pemberontakan PRRI. Saya dengan teman-teman mencari batu sampai ke Bukit Barisan dekat dengan daerah pertikaian. Sementara ibu di rumah menunggu dengan cemas. Kok, saya nggak pulang-pulang, pikirnya. Saat saya pulang, ibu saya dengan kesal berkata, “Nakal kamu itu kayak nakalnya si Oyong”. Oyong adalah nama remaja yang paling nakal saat itu di lingkungan sekitar saya. Julukan itu terus melekat ke manapun saya pergi. Tahun 1972 waktu kuliah di Bandung, ada teman SMA juga ikut ke Bandung. Jadi saya dipanggil dengan nama itu. Di Paris sewaktu mengikuti kerja sama saya dipanggil juga dengan nama Oyong, karena ada teman kantor yang sama-sama pergi di sana.
Hasil wawancara Warta Geologi Tanya (T): Pak Sjafra lulusan dari AGP juga, ya? Jawab (Jawab): Iya, saya angkatan tahun 1972. Saya kuliah satu angkatan dengan Pak Bambang Dwiyanto (Kepala Badan Geologi 2006-2008). Juga dengan Pak Hermes Panggabean. Kebetulan kalau kita lihat para lulusan AGP dengan karir mereka sekarang, angkatan 1972 itu banyak yang S3-nya, lho. T: Tentang AGP angkatan 1972 itu saya dengar banyak yang kerja praktek di Karangsambung, ya? Siapa saja? J: Sebetulnya jumlahnya tidak banyak, terbatas. Sepuluh besar AGP digabung dengan sepuluh besar ITB jurusan Geologi mendapat kesempatan Kerja Praktek di Karang Sambung. Pak Bambang, 42
Warta Geologi . September 2008
T: Di AGP bapak tamat tahun berapa? J: Tahun 1976. Setamat AGP saya langsung bekerja di Direktorat Geologi. Sebenarnya saya mendapat beasiswa dari Mobile Oil sewaktu kuliah di AGP itu. Perusahaan itu datang ke kampus dan mencari mahasiswa yang berprestasi dalam
bidang akademis. Tahun kedua kuliah saya beruntung mendapat beasiswa dari perusahaan ini. T: Kenapa memilih kuliah di AGP? J: Begini. Sebetulnya saat SMA saya tidak mengetahui harus kuliah ke mana. Saya juga tidak mengetahui bedanya perguruan tinggi institut, universitas, dan akademi serta istilah-istilah dekan, fakultas, atau apa. Di daerah asal, kami hanya mengenal kedokteran dan pertanian. Itu yang paling populer bagi orang sana. Mengapa sampai kuliah di AGP? Kebetulan om saya yang bekerja di Geologi menyarankan kuliah di AGP. “Udah you masuk ke AGP aja”, katanya. Jadi saya tahun 1972 datang ke Bandung untuk kuliah geologi padahal boro-boro tahu apa itu geologi. Pertama kali kuliah, wah rasanya canggung sekali. Dari SD sampai SMA saya ‘kan kuliah gabung dengan anak-anak perempuan. Tetapi di AGP ini wah…laki-laki semua. Hahaha… Dan AGP itu awal-awalnya ‘kan Ikatan Dinas. Kemudian menjadi terbuka untuk umum itu sejak tahun 1972. Jadi banyak yang ikatan dinas dari Aceh, Pertamina, atau Sumatera Selatan. T: Waktu masuk ke Direktorat Geologi bapak masuk ke bidang apa? J: Kebetulan nilai saya di AGP agak bagus dalam Geofisika. Jadi saya waktu itu masuk ke seksi Geofisika dan Eksplorasi Direktorat Geologi. T: Bagaimana bisa ke Vulkanologi? J: Terus terang keputusan saya memilih bekerja di Direktorat Geologi itu karena alasan pendidikan. Saya dengar kalau bekerja di instansi pemerintahan bisa disekolahkan lagi. Namun ketika masuk ke Seksi Geofisika dan Eksplorasi, di seksi ini banyak sekali pegawainya dan sistem senioritas masih berlaku di sana. Saya pikir, wah kapan saya bisa mendapat kesempatan melanjutkan studi. Jadi saat ada restrukturisasi instansi pada tahun 1979 saya memilih bergabung dengan Vulkanologi di seksi Panas Bumi. Kebetulan saat itu adalah zaman Repelita dan vulkanologi ini belum populer. Yang populer saat itu adalah eksplorasi dan pemetaan. Sementara di vulkanologi waktu itu hanya melakukan pengamatan-pengamatan gunung api saja. Namun kebetulan di sana ada panas buminya. Saya bergabung dulu dengan Laboratorium Gunung Api.
Wimpy, bidang ini sangat sulit. “You harus bekerja keras”, katanya. Ilmu ini belum banyak orang yang mempelajarinya. Metode Magnetotelluric ini dianggap yang paling representatif dalam mendelianasi lapangan panas bumi. Ahli di bidang ini saat ini tidak banyak, ada Pak Yogi di LIPI dan Pak Grandis di ITB. Tahun 1992 saat selesai kuliah saat dikontrak oleh Unocal selama 2 tahun. Unocal waktu itu masih di bawah Pertamina. T: Bisa diceritakan mengenai Potensi Panas Bumi Indonesia, pak? J: Indonesia memiliki 257 lokasi panas bumi dengan 53 dari jumlah itu merupakan lokasi non vulkanik dan 200 lebih sisanya merupakan hasil vulkanik. Bangsa Indonesia seharusnya bersyukur. Selain bencana geologi yang memang harus kita terima, Indonesia ini kaya dengan panas bumi. Sebanyak 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia. Ya, tetapi sayangnya, dari 257 lokasi yang ada baru 7 saja yang dimanfaatkan. Dari 257 lokasi panas bumi ini kita perhitungkan total energi yang akan kita peroleh sebesar 27 GWe. Namun yang kita peroleh baru 1.042 MWe (sekitar 3,8%). Road Map sudah dibuat sampai tahun 2020. Kita sudah membuat keinginan-keinginan kita dalam panas bumi itu seperti apa serta dengan kendala-kendalanya. Dan kita sudah melakukan analisis untuk mencari pemecahan-pemecahannya. Dan pemecahan-pemecahannya sudah kita jadualkan juga. Kita sudah membuat yang namanya Road Map Panas Bumi. Road map ini berkembang dan diharapkan tahun 2025 itu target pembangkit listrik panas bumi ini 9.500 Mwe. Tahun 2004 waktu kami buat Road Map ini kita baru memperoleh 800 MWe. Dan waktu itu kita harapkan 4 tahun ke depan, yaitu tahun 2008 kita memperoleh sekitar 2.000 MWe. Kenyataannya sekarang kita baru bisa mengembangkan sebanyak 1.042 MWe. Artinya kita tekor 958 MWe. Konsekuensinya apa? Pada tahun 2012 nanti harus dikejar kekurangannya.
T: Pendidikan bapak selanjutnya? J: Di Australia, di Universitas Tasmania tahun 1986. Setelah sepuluh tahun bekerja di Direktorat Geologi, saya mendapat kesempatan melanjutkan studi. Tahun 1988 selesai kuliah di Australia saya pulang kembali ke tanah air. Saat itu disarankan oleh Pak Wimpy untuk kuliah selanjutnya dalam bidang Magnetotelluric di Australia. Tapi kata pak Profil 43
PROFIL Sumber Daya Pulau
Cadangan
Spekulatif
Hipotetis
Terduga
Mungkin
Terbukti
Terpasang
(MWe)
(MWe)
(MWe)
(Mwe)
(MWe)
(MWe)
Sumatera
5.000
2.194
5.745
15
380
2
Jawa
1.960
1.771
3.225
885
1.815
1.000
Bali
70
-
226
-
-
-
Nusa Tenggara
340
359
747
-
15
-
Kalimantan
45
-
-
-
-
-
Sulawesi
875
32
959
150
78
40
Maluku
370
37
327
-
-
-
Papua
50
-
-
-
-
-
8.710
4.393
11.229
1.050
2.288
Total (MWe)
13.103
14.567
1.042
27.670 Potensi Panas Bumi Indonesia Status November 2008.
Dari aspek hukum, para pengembang merasa kebijakan-kebijakan kita berubah-ubah. Karena aturannya selalu berdasarkan Keppres-keppres. Setiap ganti presiden ganti juga keputusannya. Sementara itu dalam panas bumi, berlaku padat modal. Para pengembang itu kan pinjam uang ke Bank-Bank nasional. Artinya, karena mereka padat modal dan jangka waktunya panjang saat mereka melakukan start usaha, untuk memenuhi janji pembayaran utang mereka ke Bank, mereka harus memiliki jaminan tidak ada perubahan dalam kebijakan-kibijakan pemerintah. Mereka membutuhkan kebijakan-kebijakan yang lebih kuat semacam Undang-Undang. Makanya kami sebagai penangungjawab di bidang Panas Bumi cukup disibukkan juga dengan beberapa hal, yaitu selain mempersiapkan eksplorasi juga mempersiapkan proses Undang-Undang Panas Bumi, menyiapkan blue print Panas Bumi, dan Road Map Panas Bumi. T: Posisi Pemerintah dalam hal bidang Panas Bumi ini sampai sejauh mana? J: Idealnya, Pemerintah sudah bisa menawarkan setengah jadi. Maksud saya, Pemerintah sudah bisa menjamin bahwa di lapangan A ini potensi panas buminya sekian. Pemerintah sudah mengetahui potensinya sekian itu artinya di sana sudah ada sumur eksplorasi. Tetapi kendalanya ‘kan pendanaan kita. Kita sangat terbatas dalam hal pendanaan. Sehingga diharapkan kegiatan-kegiatan itu sebagian besar dikerjakan oleh sektor swasta. Jadi Pemerintah menyiapkan data-data awal berupa data geologi permukaan, geokimia, dan geofisika. Dan dalam Undang-Undang, me44
Warta Geologi . September 2008
mang dikatakan bahwa Pemerintah Pusat dapat melakukan kegiatan eksplorasi. Namun hal itu tergantung kemampuan keuangan Pemerintah. Sementara swasta, kalau kita tanyakan kepada mereka, mereka menjawab OK. Semakin lengkap dan akurat data awal kita mereka tentu akan semakin tertarik. Artinya, disini kita sharing risk. Itu yang diharapkan oleh swasta. T: Apakah pernah terjadi suatu lokasi di daerah yang dinyatakan berpotensi dan dieksplorasi swasta? J: Sebetulnya kalau kita melihat sejarah panas bumi itu, data awal Panas Bumi Kamojang, Darajat, dan Gunung Salak berasal dari Pemerintah. Kerja sama dengan asing pernah dilakukan. Selandia Baru adalah pionernya. Kita pernah melakukan kerja sama juga dengan Belanda, Jepang, dan Itali. Dengan Jerman dulu pernah juga kita merintis kerja sama kemungkinan eksplorasi di Merapi, Jawa Tengah. T: Dengan pihak luar negeri apakah sudah ada kerja sama eksplorasi? J: Oh, iya memang ada. Pemerintah Daerah Jawa Barat sudah menenderkan tiga lokasinya untuk dieksplorasi, yaitu Tangkubanparahu, Tampomas, dan Cisolok (Sukabumi). Di provinsi ini memang banyak potensi panas bumi yang sudah dikelola, yaitu Wayang Windu (110 MWe), Darajat (255 MWe), Kamojang (200 MWe), dan Salak (375 MWe). Tender untuk 3 lokasi baru tadi sudah selesai dan untuk pendanaannya mereka mencari ke luar negeri selain juga Bank Domestik. PLTP itu usaha yang menguntungkan. Belum pernah
“Dari sisi eksplorasi kita masih kalah dari Philipina. Mereka sudah berhasil mengembangkan hingga 2.000 MWe dan sudah hampir mencapai angka maksimumnya...”
terjadi sampai saat ini operasional PLTP tutup. Karena itu kita mengatakan panas bumi itu sebagai Renewable. Sebagian yang lain mengatakan panas bumi itu Sustainable. T: Di tengah-tengah kondisi dunia yang krisis energi ini sampai sejauh mana usaha kita dalam panas bumi sebagai sumber energi? J: Betul, negara kita memang masih cukup banyak cadangan minyak dan batubaranya. Bahkan selain dikonsumsi dalam negeri keduanya masih diekspor. Untuk mengganti peran minyak dan batubara, panas bumi masih memiliki kendala. Panas bumi ini bersifat in situ, yakni tidak bisa ditransfer. Panas bumi hanya bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi domestik. Selain itu komoditi (yang akan dieksplorasi) apapun termasuk panas bumi tidak ada jaminan kepastiannya. Meskipun data geosain permukaannya cukup bagus, begitu kita drill belum tentu kita dapat panas buminya di situ. Namun jika berhasil kita peroleh maka PLTP itu akan terus running tidak akan ada masalah. Dari sisi eksplorasi kita masih kalah dari Philipina. Mereka sudah berhasil mengembangkan hingga 2.000 MWe dan sudah hampir mencapai angka maksimumnya. Di Indonesia tidak seperti itu karena mungkin karena kita masih punya banyak pilihan sumber energi. Ya, ujung-ujungnya political will pemerintah juga. Profil 45
T: Badan Geologi dengan Direktorat Minerbapabum (Mineral, Batubara, dan Panas Bumi) apa kaitannya? J: Direktorat itu berasal dari kata “to direct” yang berarti mengatur. Maksudnya mengatur dalam bentuk kebijakan-kebijakan. Waktu kita masih di bawah Direktorat Minerbapabum kita masih bersifat double-agent, yaitu kita masih mengatur dan juga kita masih melaksanakan kegiatan. Ini tidak bagus untuk organisasi. Oleh karena itu harus diciptakan ada yang mencari dan ada yang mengatur. Dengan adanya Badan Geologi ini terlihat ada pemisahan. Resource-nya kita, kebijakannya mereka (minerbapabum).
46
Warta Geologi . September 2008
Terus kemudian kita lihat masalah tempat. Jarak antara Bandung dan Jakarta lumayan jauh juga. Dulu kalau saja kita masih muda-muda mungkin kita mau saja pindah ke Jakarta, tetapi ‘kan kita mikir anak-anak juga. T: Pak Sjafra ini kan sebentar lagi pensiun, bagaimana kaderisasi di Badan Geologi? J: Terus terang, ya kaderisasi agak terganggu. Ini tidak terjadi pada kita saja tetapi seluruh departemen di Indonesia. Ini terkait dengan kebijakan penyetopan penerimaan pegawai. Jadi terjadi gap kosong yang cukup lama. Nah, para ahli kita kini
cukup banyak juga yang pensiun. Sekarang ini memang ada lagi penerimaan pegawai. Namun untuk siapnya seseorang menjadi geothermalis itu diperlukan pengetahuan-pengetahuan seperti geologi panas bumi, geokimia panas bumi, dan geofisika panas bumi. Setelah memiliki ilmu pengetahuan seperti disebut tadi maka dia bisa diharapkan memiliki nalar seorang geothermalis. Ya, rentang penghentian penerimaan pegawai ini menyebabkan gap usia yang panjang. Umur pegawai lapisan setelah saya sudah tua-tua. Namun untungnya kita tertolong oleh para fungsionalis Penyelidik Bumi, karena mereka yang golongan IV masih bisa bekerja hingga umur 60 tahun.
Sementara kontrak saya dengan Pemerintah sampai umur 56 tahun. Masih banyak rasanya yang ingin saya lakukan tetapi regulasi mengatur demikian. Namun sebenarnya saya sudah menyampaikan kepada penerus saya apa-apa yang belum dan harus dikerjakan. T : Pengalaman menarik selama bekerja di lapangan? J : Pengalaman paling berkesan adalah saat survei mineral tahun 1977an di Bukit Barisan, Tangse Aceh. Kami bertemu harimau pada hari terakhir survei. Para tukang ukur ketakutan untuk melakukan kerja terakhir. Saya pikir kalau pekerjaan terakhir ini tidak kami lakukan, kami akan terlambat pulang. Oleh karena itu saya bernegoisasi dengan mereka. Mereka akan ikut lari kalau saya lari. Saya tidak mau karena kalau lari alat-alat akan rusak. Namun akhirnya kami berhasil pula menyelesaikan pekerjaan itu. T: Ada harapan yang belum terpenuhi? J: Naik Gunung Merapi sekali lagi. Selama ini saya sudah naik Gunung Kelud sebanyak 20 kali lebih, Gunung Merapi 49 kali, Krakatau 5 kali, dan Gunung Gede 10 kali. Hahaha..saya ingin menggenapkan angka 49 itu menjadi 50.n Pewawancara: Bunyamin, Priatna Fotografer: Gatot Sugiharto
Profil 47
Seputar Geologi
Seminar Konservasi Air Tanah
Penyerahan piagam dan cendera mata kepada para presenter dari ketua panitia seminar
Selama 2 hari tanggal 26 dan 27 Agustus 2008, bertempat di Hotel Horison Bandung, Badan Geologi menyelenggarakan Seminar Air Tanah dengan mengambil tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah. Maksud kegiatan seminar ini adalah untuk meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perencanaan dan penemuan kreativitas yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air tanah menuju sumber daya air yang lebih baik. Sedangkan tujuan kegiatan seminar ini adalah sebagai sumber informasi dalam perkembangan sains dan teknologi air tanah di Indonesia serta mendalami beberapa diantaranya yang berkaitan dengan upaya konservasi air tanah dan pemanfaatan air tanah guna menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya air tanah baik di perkotaan maupun di pedesaan. Seminar yang dibuka oleh Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar, dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang mewakili delegasi dari berbagai instansi 48
Warta Geologi . September 2008
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dan Kabupaten, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Perguruan Tinggi, Swasta, BUMN, BUMD, Organisasi, LSM, Himpunan Profesi dan Mahasiswa. Dalam sambutannya, Kepala Badan Geologi menyambut baik diadakannya Seminar Nasional Air Tanah ini dan beliau menganggap Seminar ini sangat penting bagi kita semua untuk pengelolaan air tanah, dan sekaligus turut menjawab tantangan isu nasional yang kita hadapi yaitu krisis air bersih. Kepala Badan Geologi juga menyinggung latar belakang diadakan seminar antara lain, 1) peringatan tahun kedua dari “Internasional Planet Bumi” (International Year of The Earth 2007-2009) yang memuat tujuan diantaranya pengurangan resiko bencana akibat aktivitas manusia, penemuan sumber daya alam baru, dan pengelolaannya secara berkelanjutan, 2) upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih sebagaimana tersirat dalam
Suasana seminar Air Tanah
Millenium Development Goals (MDG), 3) upaya membenahi masalah-masalah penting berkenaan dengan sumber daya air di Indonesia yang telah diidentifikasi sejak dasawarsa 90-an antara lain “bank data”, melalui akses terhadap hasil-hasil penelitian para ahli air tanah di Indonesia. Diakhir sambutan, Kepala Badan Geologi mengharapkan agar para peserta seminar berperan aktif sehingga dapat memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk perlindungan air tanah dan pemanfaatannya yang berkesinambungan bagi generasi sekarang dan mendatang, dalam kerangka pengelolaan air tanah untuk menunjang pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Nara sumber Seminar Air Tanah ini terdiri atas para pakar dibidangnya di Indonesia dengan key note speaker Dr. Atsunao Marui dari Geological Survey of Japan dan pemakalah Dr. Ir. Lilik Eko Widodo, MS dari ITB, Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti Kusumayudha dari UP “Veteran” Yogyakarta, Ir. Haryadi Tirtomiharjo, Dipl.H dari Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, Dr. Ir. Bambang Soenarto, M.Eng dari Departemen Pekerjaan Umum dan Dr. Ir. Hendarmawan, MSc. Dari UNPAD, Bandung.n (A. Gurning)
Dengan tema “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah”, seminar ini mempresentasikan materi yang meliputi kecenderungan global pengelolaan air tanah dan peran iptek; Basis data sumber daya air tanah berbasis GIS dan pemodelan sumber daya air; Metode eksplorasi air tanah di daerah karst dan teknologi pemanfaatan ait tanah di daerah sulit air dan Teknik Imbuhan air tanah, berbagai metode penentuan kawasan konservasi air tanah dan penilaian tingkat pencemaran air tanah di perkotaan. Seputar Geologi 49
Seputar Geologi
Buka Bersama Menteri ESDM
Pak Menteri memberikan hadiah lebaran kepada anak yatim di lingkungan badan Geologi.
Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Ramadhan dikenal sebagai bulan yang penuh rahmat, berkah dan magfirah. Tahun ini, Alhamdullillah kita kembali dipertemukan dengan Ramadhan, diberikan kesempatan untuk mendulang pahala, mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan yang dijanjikan Allah dilipatgandakan ganjaranNya. Untuk menjalin silaturahim, meningkatkan keimanan dan meningkatkan kepedulian kepada sesama, Ramadhan ini kembali Badan Geologi menyelenggarakan acara Buka puasa bersama. Acara Buka Puasa Ramadhan 1429 H melibatkan keluarga besar DESDM se-Bandung Raya dan juga terasa istimewa karena dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta para pejabat Eselon II dan III dilingkungan DESDM. Tidak kurang dari 500-an karyawan-karyawati DESDM se-Bandung Raya hadir menyesaki ruangan Auditorium lantai 1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sebagian dari mereka juga tampak memenuhi jalan disamping auditorium yang sengaja ditutup dan 50
Warta Geologi . September 2008
dihubungkan dengan Masjid Al Hidayah untuk lebih banyak menampung jemaah yang datang pada acara Buka Puasa ini. Sambil menanti kehadiran Pak Menteri, jemaah dihibur dengan lantunan suara dari grup nasyid Badan Geologi. Lagu-lagu rohani yang dinyanyikan dengan apik membuat hadirin yang menunggu tidak merasa bosan, bahkan Ibu Menteri yang hadir terlebih dahulu dari Pak Menteri sengaja merequest lagu khusus. Rupanya beliau menyukai lagu Tombo Ati milik Opik. Lagu ini sebenarnya telah dinyanyikan oleh Tim Nasyid di awal acara ketika Ibu Purnomo belum hadir. Tetapi karena perminataan khusus, alhasil, Tombo Ati berkumandang dua kali. Ibu Sukhyar juga sempat merequest lagu, tidak tanggungtanggung yang diminta adalah lagu Ungu yang sedang hits “ Nafasmu”. Sayangnya Grup nasyid belum siap dengan lagu-lagu baru, maka yang keluar kemudian adalah “Andai Ku Tahu” nya Ungu. Sebuah masukan untuk grup nasyid, di masa yang akan datang tidak ada salahnya untuk berlatih dengan lagu-lagu yang sedang populer.
Pak Menteri didampingi Kepala Badan Geologi dan para undangan saat mendengarkan ceramah menjelang buka bersama
Acara Buka Puasa diawali dengan lantunan ayat suci Alquran dilanjutkan dengan sambutan kepala Badan Geologi selaku tuan rumah. Pak Sukhyar memang begitu antusias dengan acara buka puasa bersama ini. Beliau langsung terlibat aktif mengawasi panitia penyelenggara buka puasa bersama. Berkali-kali ditekankannya bahwa seluruh panitia harus berusaha semaksimal mungkin membuat acara berlangsung tertib, khidmat dan memuaskan jemaah. Dalam sambutannya, Kepala Badan Geologi R. Sukhyar mengatakan Buka Puasa Ramadhan kali ini begitu istimewa, karena Bapak Purnomo Yusgiantoro Menteri ESDM berkenan hadir meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan beliau yang begitu padat. Pada hari itu, Pak Purnomo terbang dari Jakarta jam 4 sore untuk mengikuti acara buka puasa bersama di Bandung dan kembali lagi ke Jakarta untuk acara yang lain pada pukul 7 malam. Dalam sambutannya, Pak Sukhyar mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pak Menteri dan juga meminta beliau untuk berkenan memberikan santunan yang telah disiapkan untuk putera-puteri karyawankaryawati yang telah menjadi yatim, piatu atau yatim piatu. Sementara itu, Bapak Menteri dalam sambutannya mengungkapkan kebahagiaannya bisa berkumpul
bersama keluarga besar DESDM di Bandung. Beliau berharap siapapun yang menjadi Menteri ESDM nanti, bisa menjadikan buka puasa bersama karyawan-karyawati menjadi sebuah tradisi.Ramadhan menurut Bapak Menteri adalah arena penggodokan diri menuju pribadi yang lebih bertakwa, sementara acara buka puasa, bersilaturahim dan mendengarkan siraman rohani menurut beliau adalah sebuah momen yang sangat dibutuhkan karyawan-karyawati. Siraman rohani adalah sebuah oase penyejuk dari kepenatan kerja dan juga kekerasan kehidupan. Dengan siraman rohani, diharapkan siapapun yang menyimaknya seolah mendapatkan recharge untuk memulai kembali perjuangan dengan mengikuti apa yang telah ditetapkan Yang Maha Kuasa. Buka puasa kali ini mengambil tema “Dengan Ramadhan Kita tingkatkan Keimanan dan Penghematan Energi serta Air”. Ketika pemerintah sedang giat-giatnya mendengungkan hemat energi, tentu yang terbaik adalah memulai dari kita keluarga besar instansi yang berkecimpung dalam bidang energi dan sumber daya geologi dan ramadhan adalah saatnya kita lebih peduli pada tanggungjawab memberikan yang terbaik pada anak cucu kita dengan memanfaatkan sumberdaya alam dengan cara yang bijaksana. Hemat energi dan air kita mulai dari tempat kerja, kita mulai dari rumah kita masing-masing. Seputar Geologi 51
Seputar Geologi Sebelum siraman rohani dimulai, Bapak Menteri didampingi ibu dan Bapak Sukhyar beserta Ibu memberikan santunan kepada 21 putera-puteri karyawan-karyawati Badan Geologi yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya. Santunan diberikan secara simbolis kepada 9 orang diantara mereka. Sungguh merupakan suatu kehormatan karena kita masih diberikan kepercayaan untuk mampu memberi kepada anak-anak yatim piatu. Nabi Muhammad SAW. bersabda bahwa “Aku akan bersama orang-orang yang memelihara anak yatim di akherat kelak” dan sungguh ancaman Allah amat berat bagi siapa juga yang menelantarkan anak yatim. Semoga keindahan berbagi tidak hanya dapat kita lakukan pada Ramadhan tapi juga pada bulan-bulan yang lainnya. Acara Siraman Rohani merupakan acara puncak. Siraman Rohani disampaikan oleh Drs Ade Bunyamin. Ustad yang memiliki suara lembut ini, langsung menarik perhatian jemaah dengan tausiahnya yang singkat tapi padat dan langsung menukik pada sasaran, yaitu hati. Pak Ade bercerita tentang keutamaan Ramadhan, tentang keutamaan berbagi, tentang semangat beramar maruf nahi munkar, tentang usaha kita memanfaatkan ramadhan dengan maksimal karena kita tidak tau lagi apakah kita akan berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun depan atau tidak. Salah satu cerita beliau yang membekas adalah tentang penjual bubur di Jakarta yang enggan menaikan harga buburnya karena tidak mau menyulitkan orang kecil. Beliau begitu terpesona. Ternyata orang yang peduli terhadap orang kecil adalah orang kecil juga. Pada akhir tausiahnya, Pak Ade mengajak semua jemaah untuk lebih peduli pada sesama, memelihara semangat ramadhan serta bertekad memanfaatkan hari-hari ramadhan yang tersisa dengan all out memberikan yang terbaik. Buka puasa bersama ditutup dengan doa. Di sisa 7 hari ramadhan, dengan menghadiri dan menyimak tausiah pada buka puasa hari itu, saya yakin semua hadirin yang memiliki hati akan bertekad untuk memanfaatkan ramadhan yang tersisa dengan maksimal. Kebersamaan begitu terasa ketika adzan magrib tiba, seluruh jemaah tidak memandang apakah itu pejabat atau pesuruh, semua duduk di lesehan menikmati tazil yang telah disiapkan panitia. Buka Puasa Ramadhan memang selalu membawa berkah. Berkumpul bersama seluruh rekan yang mungkin sangat jarang atau tidak bisa kita lakukan pada hari-hari kerja adalah merupakan kebahagiaan tersendiri. Mendengarkan siraman rohani juga oase yang menyegarkan. Sholat berjemaah adalah kenikmatan yang tidak dapat 52
Warta Geologi . September 2008
dilukiskan. Semua bisa berlapang dada ketika ramadhan, tersenyum dan mampu berbagi. Semoga kita bisa melakukannya di bulan-bulan yang lainnya. Jangan lupa matikan lampu yang tidak perlu, ambil air wudhu secukupnya, biasakan untuk menutup keran dengan sempurna, kalau tidak terlalu panas, tidak perlulah menghidupkan AC. Hemat Energi dan Hemat Air kita mulai dari diri sendiri.n SS Rita Susilawati
Apel Hari Jadi Pertambangan dan Energi
Pada hari Jum’at, 10 Oktober 2008, bertempat di halaman Kantor Badan Geologi Jalan Diponegoro 57 Bandung, diadakan apel untuk memperingati Hari Jadi Pertambangan dan Energi. Bertindak selaku Pembina dalam apel ini adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan diikuti oleh pejabat dan karyawan di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Usaha Milik Negara Sektor ESDM dan para Pegawai Badan Geologi. Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang jatuh pada tanggal 28 September 2008 ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 2008. Apel Hari Jadi Pertambangan dan Energi didahului dengan pembacaan sejarah hari jadi Pertambangan dan Energi oleh Djoko Darmono selaku Ketua Tim Penyusunan Buku Sejarah Pertambangan dan Energi.
Sumber Daya Mineral, yang terdiri dari 19 orang penerima penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Utama dan 43 orang penerima penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Madya. Ke-63 karyawan dan pensiunan Departemen ESDM penerima penghargaan tersebut dinilai sangat berjasa dalam pemikiran dan atau kebijaksanaan, keputusan, tindakan, pembangunan serta penemuan baru yang memberikan dampak kemajuan yang sangat berarti dalam pembangunan energi dan sumber daya mineral. Selain itu, pemberian penghargaan juga dinilai penting untuk menjadi teladan bagi pegawai lain. Rangkaian Apel Hari Jadi Pertambangan dan Energi ini diikuti dengan acara halal bihalal memperingati Idul Fitri 1 Syawal 1429 H dan Diskusi Buku Sejarah Pertambangan dan Energi di Auditorium Geologi.n (A. Gurning)
Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM juga memberikan penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2008 kepada 62 orang karyawan dan pensiunan Pegawai Negeri Sipil Departemen Energi dan Seputar Geologi 53
Seputar Geologi
Badan Geologi Juara Bridge PORSENI SEKTOR ESDM TAHUN 2008
Tim Bridge Badan Geologi Juara Pertama PORSENI ESDM BRIDGE 2008
Badan Geologi akhirnya keluar sebagai juara bridge pada Porseni Sektor ESDM yang diselenggarakan di Auditorium Geologi Bandung 56 Agustus 2008, setelah di Babak Final berhasil mengalahkan saingan utamanya regu PLN 1. Bagi Badan Geologi gelar tersebut merupakan yang pertama kali setelah event ini digelar untuk kelima kalinya. Pada pertandingan yang digelar melalui 2 babak, Tim Badan Geologi berhasil menjuarai babak penyisihan setelah mengumpulkan nilai sama dengan yang diperoleh tim PLN. Badan Geologi dinyatakan sebagai Juara Penyisihan berkat kemenangan 20-10 atas PLN 1. Berikut ini hasil babak penyisihan yang memainkan 5 babak 1. Badan Geologi 99 VP 2. PLN 1 99 VP 3. PLN 2 92 VP 4. BP MIGAS 55 VP 5. IKAPEDE 53 VP 6. BALITBANG 35 VP 54
Warta Geologi . September 2008
Pada Babak Semifinal Badan Geologi mengalahkan BP Migas dengan angka 69-26 IMP, Sementara PLN 1 menang atas PLN 2 dengan angka 66-27 IMP. Pada Babak Final yang memainkan 16 papan Tim Badan Geologi berhasil mengalahkan PLN dengan angka 33-14 IMP. Sedangkan penentuan peringkat 3 tidak dipertandingkan lagi karena PLN mengirimkan 2 tim maka BP MIGAS secara otomatis menempati peringkat 3. PARA PEMENANG 1. Badan Geologi Anton Saboe, Priatna, Nia Kurnia Praja, Uchtari Chandra, Dwi Agoes, Junaedi. 2. PLN 1 CH Nurhamidin, Robby Lempoy, Jacky Tirayoh, Amri Tanjung, Slamet, Fachreza 3. BP MIGAS Tommy Suhendra, Dewi S, M Kemal, Idham Purba, Faried D, Sadewo
Suasana Pertandingan Bridge Badan Geologi PORSENI ESDM 2008.
Bagi tim yang tidak lolos ke 4 besar disediakan pertandingan pasangan dengan mengundang para pemain Kota Bandung. Keluar sebagai juara Pasangan M. Apin Nurhalim - Very Pangkerego (Bandung).
Seputar Geologi 55
Seputar Geologi
Mudik Bareng Idul Fitri 1429 H
Ucapan Selamat Jalan kepada Para pegawai yang akan mudik bareng.
Dalam rangka perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1492 H yang jatuh pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2008, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan Yayasan Pertambangan dan Energi menyediakan fasilitas mudik bareng untuk seluruh pegawai, baik PNS, pegawai honorer, Satpam maupun pegawai cleaning service. Kegiatan mudik bareng ini dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan membantu meringankan para pegawai di lingkungan Depertemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk berlebaran di kampung halaman mereka.
56
Warta Geologi . September 2008
Untuk wilayah Bandung, kegiatan mudik bareng ini dikoordinir oleh Sekretariat Badan Geologi dan pelepasannya dilaksanakan pada hari Jumat 26 September 2008. Jumlah kendaraan yang disiapkan untuk angkutan Lebaran tahun 2008 dari Bandung sebanyak 5 bis besar dan 2 bis kecil. Jumlah pegawai yang memanfaatkan fasilitas mudik bareng ini sebanyak 244 pegawai dengan tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. n(A.Gurning)
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia ke-37
Suasana pembukaan PIT IAGI ke-37
Bandung sebagai kota dengan keindahan alamnya didukung udara yang sejuk merupakan kota yang berkesan dihati banyak insan. Dilihat dari aspek geologi, alam Bandung merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh gunung api kuarter di bagian selatan, utara dan timur, juga perbukitan tersier di bagian barat. Dataran tinggi Bandung merupakan dataran yang tercipta dari danau Bandung yang merupakan pembendungan sungai citarum purba yang lahir akibat letusan gunung api sunda. Hal ini menjadi ciri khas tersendiri dari kota Bandung yang menjadi daya tarik bagi banyak pihak untuk mempelajari kondisi geologi kota Bandung. Bandung dikenal sebagai kota geologi Indonesia mengingat kota ini banyak melahirkan ahli-ahli geologi, karena memiliki sarana penelitian dan penyelidikan bidang geologi. Pada 13 April 1960 kota Bandung juga menjadi saksi sejarah lahirnya wadah para ahli geologi yaitu Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).
Sebagai sarana pertemuan para ahli geologi se Indonesia, maka digagaslah Pertemuan Ilmiah Tahunan yang diadakan satu tahun sekali sebagai perhelatan akbar yang paling dinanti oleh para ahli geologi. Di usianya yang ke 48 tahun, IAGI mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang ke37 yang penyelenggaraannya diserahkan kepada IAGI Pengurus Daerah Jawa Barat – Banten (IAGI Pengda Jabar-Banten) yang sekaligus menjadi penentu tempat pelaksanaan PIT IAGI ke-37 yaitu kota Bandung. Tema yang diangkat pada PIT IAGI ke-37 adalah “Hanya Satu Bumi : Geologi untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Tema kali ini sangat istimewa mengingat penyelenggaraan PIT IAGI ke37 yang bersamaan dengan pencanangan Tahun Internasional Planet Bumi oleh Unesco. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas tentang pentingnya pemahaman mengenai bumi dan sistemnya guna memperbaiki kualitas kehidupan. Pemahaman geologi dapat membantu masyarakat menyadari bahwa bumi terdiri dari kekayaan alam yang luar Seputar Geologi 57
Seputar Geologi biasa. Jika tidak diperlakukan secara bijaksana dapat menjadi bumerang bagi penghuni bumi itu sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh ketua panitia PIT IAGI ke-37, Djadjang Sukarna, “…PIT IAGI kali ini diharapkan dapat menggugah kepedulian komunitas geologi Indonesia akan pentingnya agenda penyelamatan Planet Bumi dan berperan aktif dalam mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara bijaksana, serta mendorong perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik untuk mengurangi resiko ancaman bagi manusia, khususnya yang berpeluang meningkatkan disharmoni antara alam dan manusia.” Pelaksanaan PIT IAGI ke-37 Acara PIT IAGI ke-37 terdiri dari pra konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Kegiatan pra konvensi terdiri dari dua kursus yaitu kursus Rift Basin Petroleum Geology yang dilaksanakan pada tanggal 21 s.d. 25 Agustus 2008 bekerjasama dengan PT Geosain Delta Andalan dan kursus lainnya adalah Kajian Geologi dalam Perencanaan Ruang dan Wilayah dengan instruktur Ir. Agus Hendratno, MT yang diadakan pada tanggal 26 Agustus 2008. Kegiatan pasca konvensi sendiri terdiri dari kegiatan olahraga yaitu golf di Mountain View Golf Club Dago, Bandung dan Ekskursi di daerah Darajat – Papandayan – Pangandaran pada tanggal 29 s.d. 30 Agustus 2008. Konvensi PIT IAGI ke-37 Konvensi PIT IAGI ke-37 yang dilaksanakan di Hotel Horison, Bandung pada tanggal 26 s.d. 28 Agustus 2008 ini terdiri dari berbagai acara yang diawali dengan Malam Keakraban sebagai sarana pencair atau ice breaker bagi peserta. Acara Malam Keakraban yang dipandu oleh Daan “P Project” Aria diisi oleh sajian angklung interaktif yang diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh hadirin dengan arahan dari Saung Angklung Mang Udjo. Selain angklung interaktif, kalangan geologi juga tidak mau kalah dengan hadirnya penampilan dari Vocal Group Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang turut menghibur hadirin pada malam tersebut. Pada keesokan harinya, peserta dengan jumlah tidak kurang dari 650 orang memasuki acara utama yaitu Pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia dengan pemukulan gong oleh R. Sukhyar Kepala Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Acara Pembukaan PIT IAGI ke-37 juga menjadi acara yang bersejarah dimana pada acara ini dikumandangkan Hymne IAGI yang selama bertahun-tahun tidak pernah diperdengarkan pada Pertermuan ilmiah sebelumnya. Acara 58
Warta Geologi . September 2008
dilanjutkan dengan pembicara kunci dari R. Priyono selaku Kepala BP Migas dan Kepala Badan Geologi dengan makalahnya yang berjudul Perencanaan Tata Ruang Berbasis Geologi. Acara semakin hangat dengan hadirnya tiga pembicara pada diskusi panel dengan topik yang menarik dari Bambang Setiawan (Direktur Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi DESDM), M.Basuki Hadimuljono (Inspektur Jenderal Departemen Pekerjaan Umum) dan Deny Juanda Puradimaja (Kepala Bappeda Propinsi Jawa Barat). Acara dilanjutkan dengan menghadirkan para pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung yang tidak asing lagi yaitu Benyamin Sapiie dan Sukendar Asikin dengan pemaparannya mengenai informasi terkini tektonik Indonesia. Acara selanjutnya peserta menikmati santap siang di samping area pameran dengan Luncheon Talk mengenai kebijakan energi nasional dari Nizar Dahlan selaku komisi VII DPR Republik Indonesia. Memasuki acara yang dinanti oleh banyak peserta khususnya oleh para pemapar yang lolos seleksi makalah PIT IAGI ke-37 yaitu sesi pemaparan 99 makalah yang diikuti oleh praktisi geologi di instansi pemerintahan, perusahaan swasta, akademisi dan mahasiswa dengan 3 topik utama yaitu geologi umum, sumber daya geologi, serta lingkungan dan kebencanaan. Dari ketiga topik utama, lingkungan dan kebencanaan masih menjadi primadona, terutama dampak lumpur sidoarjo, aspek geologi teknik, air tanah, gunung api, mitigasi bencana gempa bumi, geowisata dan konservasi geologi. Makalah sumber daya geologi membahas tentang hydrocarbon, batubara dan mineral. Makalah geologi umum meliputi tektonik dan struktur, sedimentologi, stratigrafi dan mikropaleontologi. Pada PIT IAGI ke-37 ini, panitia juga menyelenggarakan sesi poster, lomba photo dan sketsa geologi yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan seperti akademisi, praktisi geologi baik dari pemerintahan maupun swasta dan juga mahasiswa. Di akhir acara disampaikan penyerahan penghargaan kepada juara lomba photo yaitu I Gde Pantiyasa sebagai juara pertama diikuti oleh Ruswanto, Anas Luthfi dan Agoes Darso sebagai juara kedua, ketiga dan juara harapan. Selain itu juga pada kesempatan kali ini diumumkan poster terbaik yaitu Purna Sulastya Putra dan Eko Julianto dari Puslit Geotek LIPI, makalah terbaik kategori professional yang diraih Lucas Donny Setijadi dari Universitas Gajah Mada, dan makalah terbaik kategori mahasiwa yang diraih oleh Bagus Priyanto dari Universitas Padjadjaran. Salah satu kegiatan yang banyak menarik animo peserta adalah pameran yang diikuti oleh tidak kurang dari 40 perusahaan swasta, pemerintah
dan institusi pendidikan, seperti PT Chevron Indonesia, Badan Geologi, PT Arutmin, dan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung. Mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pakuan dan Sekolah Tinggi Teknologi Mineral pada PIT IAGI kali ini mendapat kesempatan untuk turut terlibat aktif dalam program Student Volunteer dan Student Forum karena bagaimanapun juga generasi muda inilah yang akan menjadi penerus di IAGI di masa yang akan datang.
R.Sukhyar (Kepala Badan Geologi)
Djadjang Sukarna (Sekretaris Badan Geologi-Ketua Panitia PIT IAGI 2009)
Lambok M.Hutasoit (Ketua IAGI 2008-2011)
Pemilihan Umum Ketua IAGI Periode 2008 2011 Selesai pemaparan makalah, acara dilanjutkan dengan Rapat Umum anggota IAGI yang menampilkan laporan Ketua IAGI dan Pengurus Daerah IAGI. PIT IAGI kali ini menjadi sangat istimewa dengan adanya agenda penting IAGI yaitu penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Ketua IAGI periode 2008 s.d 2011 dengan 3 kandidat yaitu Mohammad Syaiful (ETTI), Lambok M. Hutasoit (ITB) dan Ridwan Djamaluddin (BPPT). Setelah melalui perhitungan panjang dan jumlah nilai yang ketat antara para kandidat, dengan total suara 770 suara dan perolehan suara 312 suara, maka terpilihlah Lambok M. Hutasoit, Dekan Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung sebagai Ketua IAGI periode 2008 – 2011 yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua IAGI Pengda Jabar – Banten. Selesai Pemilihan Umum IAGI, acara PIT IAGI ke-37 ditutup oleh Ketua Panitia yaitu Djadjang Sukarna dengan harapan semoga PIT IAGI ke-37 ini dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak baik komunitas geologi maupun masyarakat pada umumnya. Majulah dunia kegeologian Indonesia, semoga kita dapat saling bahu membahu menjaga bumi ini demi anak cucu kita di masa yang akan datang. Sampai jumpa di Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia ke-38.n (Siti Hidayati)
Seputar Geologi 59
Seputar Geologi
R. Sukhyar Nakhoda Baru Badan Geologi
Foto bersama para istri setelah acara lepas sambut Kepala Badan Geologi dari Bambang Dwiyanto kepada R.Sukhyar.
R. Sukhyar yang semula menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Informasi dan Komunikasi kini menjadi nakhoda baru Badan Geologi. Sejak tanggal 18 Juli 2008 R. Sukhyar resmi memimpin Badan Geologi menggantikan Bambang Dwiyanto yang mendapat tugas baru sebagai Kepala Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral. Acara pelantikan yang berlangsung di Lobby Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, pada hari Jum’at, 18 juli 2008 dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang sekaligus melantik dan mengambil sumpah para Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral serta Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN). Selain pergantian Bambang Dwiyanto oleh R. Sukhyar terjadi beberapa pergantian pejabat diantaranya, Dr. Ing. Evita Herawati Legowo yang semula menjabat Staf Ahli MESDM Bidang 60
Warta Geologi . September 2008
Sumber Daya Manusia dan Teknologi menjadi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dr. Ir. Bambang Setiawan yang semula menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi menjadi Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Sementara itu, Ir. Novian M. Thaib, M.M, yang semula menjabat Staf Ahli MESDM Bidang Ekonomi dan Keuangan dipercayakan menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional. Dengan adanya pergeseran dan penggantian pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Departemen ESDM tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja serta dapat membawa departemen ke arah yang lebih baik sesuai yang diamanatkan.n (A. Gurning)
Berikut nama-nama pejabat Eselon I dan II yang dilantik pada tanggal 18 Juli 2008. Tingkat Eselon I No.
Nama
Jabatan Lama
Jabatan Baru
1.
Ir. Novian M. Thaib, M.M.
Staf Ahli MESDM Bidang
Sekretaris Jenderal
Ekonomi dan Keuangan
Dewan Energi Nasional
Dr.Ing. Evita Herawati
Staf Ahli MESDM Bidang
Direktur Jenderal
Legowo
Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
Dr. Ir. Bambang Setiawan
Sekretaris Ditjen Mineral
Direktur Jenderal
Batubara dan Panas Bumi
Mineral, Batubara dan Panas Bumi
Staf Ahli MESDM Bidang
Kepala Badan Geologi
2. 3. 4.
Dr. Ir. R. Sukhyar
Informasi dan Kominikasi 5.
Bambang Dwiyanto,MSc
Kepala Badan Geologi
Kepala Badan Litbang ESDM
6.
Ir. Luluk Sumiarso,MSc
Direktur Jenderal Minyak dan
Staf Ahli MESDM Bidang SDM dan
Gas Bumi
Teknologi
Direktur Jenderal Mineral
Staf Ahli MESDM Bidang Ekonomi
Batubara dan Panas Bumi
dan Keuangan
-
Staf Ahli MESDM Bidang Informasi
7. 8.
Dr. Ir. Simon F. Sembiring Dr. Ir. Kardaya Warnika
Dan Komunikasi
Tingkat Eselon I No.
Nama
Jabatan Lama
Jabatan Baru
1.
Ir. A. Edi Hermantoro,MSi
Kepala Biro Perencanaan dan
Direktur Pembinaan Usaha Hulu
Kerja Sama
Migas
Kepala Biro Umum
Kepala Biro Perencanaan dan
2.
Ir.FX. Sutijastoto, M.A.
Kerja Sama 3.
Ir. Hedi Hidayat, MSi.
Kabag TU pada Puslitbang
Kepala Biro Umum
Teknologi Mineral dan Batubara 4.
Dr. Ir. Soemarno Witoro
Direktur Teknik dan
Sekretaris Ditjen Mineral, Batubara
Soelarno, MSi.
Lingkungan Mineral dan
dan Panas Bumi
Batubara 5.
M.S. Marpaung,
Direktur Pembinaan
Direktur Teknik dan Lingkungan
Dipl. Min.E
Pengusahaan Mineral dan
Mineral Batubara dan Panas Bumi
Batubara 6.
Ir. Bambang Gatot
Kasubdit Pengembangan
Direktur Pembinaan Pengusahaan
Ariyono, M.M
Investasi dan Kerja Sama
Mineral dan Batubara
Mineral, Batubara dan Panas Bumi 7.
Ir. Agus Purwanto,MSc
Kepala Bidang Pelatihan Pada
Kepala Pusdiklat Migas
Pusdiklat Migas
Seputar Geologi 61
Layanan Geologi
SARANA LABORATORIUM PUSAT SURVEI GEOLOGI
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium geologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Secara rinci pengertian laboratorium menunjuk pada suatu tempat kerja maupun kegiatan itu sendiri sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) laboratorium merupakan suatu wadah yaitu tempat, gedung ruang dengan segala macam perangkat keras yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah, (2) laboratorium merupakan tempat bagi dosen, mahasiswa atau orang lain untuk melakukan kegiatan ilmiah dalam rangka belajar mengajar, (3) laboratorium merupakan pusat inovasi, sebab dalam laboratorium terdapat kegiatan ilmiah yang menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga membawa pembaharuan, baik berupa bahanbahan baru, pemikiran-pemikiran baru maupun cara-cara baru, (4) laboratorium merupakan pusat sumber belajar. Jika kita fokuskan pada pengertian rinci klausul ketiga tersebut diatas, “laboratorium merupakan pusat inovasi, sebab dalam laboratorium terdapat kegiatan ilmiah yang menghasilkan penemuanpenemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, 62
Warta Geologi . September 2008
sehingga membawa pembaharuan, baik berupa bahan-bahan baru, pemikiran-pemikiran baru maupun cara-cara baru”, Pusat Survei Geologi yang merupakan institusi yang memiliki tugas “menyelenggarakan survei serta penelitian, penyelidikan dan pelayanan bidang geologi” selayaknya memiliki sebuah laboratorium yang dapat menunjang penelitian dan penyelidikan di bidang geologi. Hasil dari penelitian dan penyelidikan tersebut dapat dicapai secara maksimal sebagai sumbangsih kepada Bangsa dan negara Indonesia tercinta. Pada kesempatan ini, akan dijelaskan secara lebih dalam bagaimana kondisi dan pelayanan yang terdapat pada Laboratorium Pusat Survei Geologi. SEJARAH LABORATORIUM PUSAT SURVEI GEOLOGI Sejarah penanganan laboratorium untuk keperluan geologi diawali dengan berdirinya Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi pada tahun 1979, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 734 Tahun 1978 tanggal 7 Desember 1978, berada di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi. Perkembangan terakhir, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomer 0030 tanggal 22 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dibentuk organisasi baru, yaitu Badan Geologi. Badan Geologi ini membawahi beberapa unit, salah satunya adalah Pusat Survei Geologi. Laboratorium Pusat Survei Geologi merupakan suatu laboratorium di lingkungan Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomer 0030 tanggal 22 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Legalitas keberadaan Laboratorium Pusat Survei Geologi berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Survei Geologi Nomor 002/05/BGS/2008 tanggal 04 Januari 2008 tentang Organisasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pusat Survei Geologi. Pengajuan status akreditasi Laboratorium Pusat Survei Geologi secara keseluruhan bertujuan untuk memastikan kompetensi laboratorium, guna meningkatkan kepercayaan customer akan kebenaran hasil pengujian di lingkungan Laboratorium Pusat Survei Geologi. Penerapan sistem manajemen mutu yang sesuai dengan standar ISO/IEC 17025: 2005 digunakan untuk tujuan tersebut di atas, dan bukan sematamata untuk tujuan sertifikasi laboratorium atau hasil pengujian, yang berasal dari badan pemberi status akreditasi manapun. SISTEM MANAJEMEN MUTU (VISI & MISI) Laboratorium Pusat Survei Geologi menetapkan, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen mutu di semua laboratorium uji dan lingkup pengujian yang ada. Laboratorium mendokumentasikan kebijakan, sistem, program, prosedur, dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin mutu hasil pengujian. Pemantauan terhadap tindakan perbaikan dan pencegahan dan mekanisme kaji ulang manajemen dilakukan untuk efektifitas peningkatan sistem manajemen mutu Laboratorium Pusat Survei Geologi. Kepala Bidang Sarana Teknik selaku Manajemen Puncak Laboratorium Pusat Survei Geologi menjamin dan melaksanakan komitmen pengembangan dan implementasi sistem manajemen dan meningkatkan efektivitasnya secara berkelanjutan, menjamin komunikasi kepada organisasi mengenai pentingnya memenuhi persyaratan customer serta persyaratan perundang-undangan dan peraturan lainnya, serta menjamin integritas sistem manajemen terpelihara pada saat perubahan terhadap sistem
manajemen direncanakan dan diimplementasikan agar tidak menghambat tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kebijakan Mutu Laboratorium Pusat Survei Geologi melayani jasa pengujian laboratorium yang bermutu tinggi sesuai dengan standar pelayanan laboratorium tanpa mengabaikan kepuasan customer. Untuk tujuan tersebut, semua kegiatan pengujian di lingkungan Laboratorium Pusat Survei Geologi dilaksanakan berpedoman kepada sistem manajemen mutu yang berdasarkan ISO/IEC 17025:2005. Manajemen Puncak Laboratorium Pusat Survei Geologi menjamin terpeliharanya integritas dan selalu meningkatkan efektifitas sistem manajemen secara berkelanjutan, sehingga seluruh personil yang terlibat di dalam kegiatan pengujian senantiasa memahami dokumentasi sistem manajemen mutu dan menerapkan kebijakan serta semua prosedur di dalam pelaksanaan pengujian. Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomer 0030 tanggal 22 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Survei Geologi bertugas menyelenggarakan survei serta penelitian, penyelidikan, dan pelayanan bidang geologi (Pasal 580). Dalam melaksanakan tugas yang dimaksud, Bidang Sarana Teknik bertugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan bidang geologi (Pasal 587), dan menyelenggarakan fungsi (Pasal 588): a. Penyiapan rumusan pedoman dan prosedur kerja penggunaan dan pelayanan jasa sarana teknik b. Analisis spesifikasi dan kebutuhan sarana teknik penelitian dan pengembangan c. Penyiapan rumusan rencana pengembangan sarana teknik penelitian dan pengembangan d. Pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan Pusat Survei Geologi e. Pengelolaan dan pelayanan jasa sarana teknik penelitian dan pengembangan, serta f. Evaluasi pelaksanaan urusan pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan geologi Pusat Survei Geologi. Sub Bidang Laboratorium bertugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan dan sarana laboratorium penelitian dan pelayanan Pusat Survei Geologi (Pasal 590). Layanan Geologi 63
Layanan Geologi Sasaran Mutu Laboratorium Pusat Survei Geologi menetapkan sasaran mutu yang akan dicapai selama tahun 2009 sebagai berikut: 1.Penambahantenaga penyedia sebanyak 4 (empat) personil. Meningkat dari tahun sebelumnya. 2. Pelatihan teknis laboratorium sebanyak 4 (empat) paket pelatihan yang melibatkan 12 (duabelas) personil. Sama dengan tahun sebelumnya. 3. Pelatihan dokumentasi sistem manajem mutu laboratorium dan audit internal sebanyak 4 (empat) personil. Sama dengan tahun sebelumnya. 4.Pencapaian paket pekerjaan pengujian sebanyak 360 (tiga ratus enam puluh) paket dengan jumlah sampel sebanyak 3.600 (tiga ribu enam ratus) sampel. Meningkat 20 % dari target pengujian tahun sebelumnya. 5.Uji banding laboratorium sebanyak 2 (dua) paket, dan uji profisiensi sebanyak 1 (satu) paket. Sama dengan tahun sebelumnya. 6.Penambahan lingkup akreditasi pada Lingkup Pengujian Kimia XRF dan Lingkup Pengujian Mineralogi. Sasaran mutu baru. 7.Pembuatan ruang preparasi awal (penggerusan), ruang preparasi petrologi, dan ruang storage sampel di Laboratorium Jl. Dr. Junjunan (Terusan Pasteur). Sasaran mutu baru. Struktur Organisasi Laboratorium Pusat Survei Geologi berada di bawah Sub Bidang Laboratorium, Bidang Sarana Teknik, Pusat Survei Geologi (lihat Bagan Organisasi). Laboratorium Pusat Survei Geologi tersebut merupakan laboratorium terpadu, terdiri atas 5 (lima) laboratorium uji, yaitu Laboratorium Uji Petrologi dan Mineralogi, Laboratorium Uji Kimia, Laboratorium Uji Geokronologi, Laboratorium Uji Biostratigrafi, dan Laboratorium Uji Geofisika (lihat Organisasi Sistem Manajemen Mutu). Selanjutnya, masing-masing laboratorium uji itu mengerjakan beberapa lingkup pengujian sesuai dengan jumlah dan kelompok metode ujinya. Susunan Organisasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pusat Survei Geologi terdiri atas: 1.Manajemen Puncak dijabat oleh Kepala Bidang Sarana Teknik. 2.Wakil Manajemen Puncak dijabat oleh Kepala Sub Bidang Laboratorium. 64
Warta Geologi . September 2008
ORGANISASI SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM GEOLOGI PUSAT SURVEI GEOLOGI KEPALA PUSAT SURVEI GEOLOGI
KEPALA BIDANG SARANA TEKNIK
PA. SUB-UNIT AUDIT INTERNAL
KEPALA SUB BIDANG LABORATORIUM
KELOMPOK TENAGA AHLI
MANAGER MUTU
MANAGER ADMINISTRASI
PA. SUB-UNIT PERALATAN DAN KALIBRASI
PA. SUB-UNIT PENGENDALIAN DOKUMEN
PA. SUB-UNIT PERSONALIA
PA. SUB-UNIT KEUANGAN
PA. SUB-UNIT UMUM DAN BARANG
PA. SUB-UNIT PENERIMAAN SAMPEL DAN PELAPORAN
MANAGER TEKNIS
KOORDINATOR PETROLOGI DAN MINERALOGI
KOORDINATOR KIMIA
KOORDINATOR GEOKRONOLOGI
3.Manajer Mutu, Manajer Teknis, dan Manajer Administrasi dijabat oleh tenaga ahli fungsional laboratorium yang memahami sistem manajemen mutu laboratorium. 4.Koordinator Penyelia dan Tenaga Ahli dijabat oleh tenaga ahli fungsional laboratorium yang ahli di bidangnya. Ruang Lingkup Pengujian Masing-masing laboratorium uji yang ada di laboratorium Pusat Survei Geologi mempunyai beberapa lingkup pengujian atau metode uji sebagai berikut: − Lingkup pengujian yang ada di Laboratorium Uji Petrologi dan Mineralogi meliputi: Petrografi dan Mineragrafi, Mineralogi, dan Sedimentologi. − Lingkup pengujian yang ada di Laboratorium Uji Kimia meliputi: Kimia AAS-Konvensional, Kimia XRF, dan Kimia ICP-MS. − Lingkup pengujian yang ada di Laboratorium Uji Geokronologi meliputi: Pentarikhan KaliumArgon, Pentarikhan Jejak Belah, dan Pentarikhan Radiokarbon. − Lingkup pengujian yang ada di Laboratorium Uji Biostratigrafi meliputi: Makropaleontologi dan Mikropaleontologi. − Lingkup pengujian yang ada di Laboratorium Uji Geofisika meliputi: Fisika Batuan, Paleomagnet,
KOORDINATOR BIOSTRATIGRAFI
KOORDINATOR GEOFISIKA
dan Seismologi. Lingkup pengujian yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) adalah Laboratorium Uji Petrologi dan Mineralogi pada Lingkup Pengujian Petrografi dan Mineragrafi. Pengajuan penambahan lingkup akreditasi dilakukan meliputi: Laboratorium Uji Petrologi dan Mineralogi pada Lingkup Pengujian Mineralogi, dan Laboratorium Uji Kimia pada Lingkup Pengujian Kimia XRF. Laboratorium uji atau lingkup pengujian lainnya belum diajukan akreditasinya. Berikut adalah rincian dari masing-masing laboratorium uji yang terdapat di Pusat Survei Geologi. LABORATORIUM UJI PETROLOGI DAN MINERALOGI Lingkup pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi: • Preparasi sampel batuan dan mineral Preparasi sayatan pipih standar, sayatan pipih dengan impregnasi blue dyed dan carbonate staining, sayatan butir terpoles, sayatan pipih poles, preparasi pelat inklusi fluida, preparasi untuk pengujian petrofisika, dan pemolesan batuan. • Pengujian Petrografi dan Mineragrafi 1. Petrografi umum dan petrografi rinci. Pengujian menggunakan peralatan mikroskop Layanan Geologi 65
transmisi polarisasi Leitz berbagai tipe yang dilengkapi dengan kamera manual dan kamera digital dan point counter Swift-F. 2. Petrografi organik. Pengujian menggunakan mikroskop ZeissAxioplan J&M-PMTIII HBO100-MSP200, untuk menentukan nilai reflektan vitrinit, kematangan dan komposisi petrografi untuk batubara dan kerogen. 3. Petrografi bijih. Pengujian menggunakan mikroskop refleksi polarisasi Swift-MP3502A dan Leitz-Laborlux11Pol-R. 4. Petrografi butiran. Pengujian menggunakan mikroskop binokuler. 5. Petrografi cathodoluminescence. Pengujian menggunakan mikroskop cathodoluminescence Zeiss-Axiolab MK4-CITLCL8200, yang berguna untuk studi diagenesis dan keporian awal batuan sedimen. 6. Inklusi fluida. Pengujian menggunakan peralatan fluid inclusion analyzer Leitz-Orthoplan Linkam-TMS93-LNP Pixelink-PL-A622, yang berguna untuk penentuan suhu geotermal. • Pengujian Mineralogi 1. Scanning electron microscope (SEM). Pengujian menggunakan peralatan scanning electron microscope JEOL JSM-6360LA, dilengkapi dengan energy dispersive spectrometer (EDS) system JEOL JED-2300. Alat ini dapat memperbesar objek sampai 300.000 kali dan menentukan kadar unsur kimia secara semi-kuantitatif. 2. X-ray diffraction (XRD). Pengujian menggunakan peralatan peralatan Xray diffraction PANalytical X’Pert PRO PW3040/ x0, yang berguna untuk mengidentifikasi jenis mineral yang terkandung dalam batuan, baik secara total maupun khusus mineral lempung. 3. Analytical spectral devices (ASD). Pengujian menggunakan peralatan portable analytical spectral devices, buatan ASD Inc. USA., yang berguna mengidentifikasi jenis mineral, 66
Warta Geologi . September 2008
khususnya mineral lempung dan mineral hasil alterasi. • Pengujian Sedimentologi 1. Mineral berat. Pengujian menggunakan mikroskop binokuler dan peralatan pemisah mineral. Identifikasi jenis mineral berat yang terkandung di dalam batuan setelah dipisahkan dari mineral lain penyusun batuan. 2. Besar butir. Pengujian menggunakan peralatan ayakan standar ASTM, khususnya untuk butiran lepas yang berukuran pasir. 3. Pengujian partikel halus. Pengujian menggunakan peralatan SediGraph III-5120, yang berguna untuk pengujian besar butir batuan sedimen fraksi halus, lanau sampai lempung (300-0,1µ). Alat ini mampu menguji besar butir selama 15 menit per sampel. 4. Keporian dengan merkuri. Pengujian menggunakan peralatan AutoPore IV, untuk mengukur keporian secara lebih rinci dan akurat. LABORATORIUM UJI KIMIA Laboratorium Uji Kimia mempunyai kemampuan menentukan kadar semua unsur kimia batuan, yaitu unsur utama (major elements), unsur jejak (trace elements) dan unsur jarang (rare earth elements) serta pengujian air. Pengujian kimia dilakukan dengan metode konvensional (pelarutan asam dan titrasi) dan menggunakan peralatan khusus. Lingkup pengujian laboratorium yang dilakukan menggunakan fasilitas peralatan, meliputi: 1. Atomic absorbtion spectrometer (AAS) Variant, digunakan untuk pengujian dengan teknik nyala (limit deteksi 0,05 – 0,5 ppm). 2. Atomic absorbtion spectrometer (AAS) Hitachi, digunakan untuk pengujian kadar merkuri (Hg) dengan teknik penguapan atom dingin (limit deteksi 0,00006 ppm). 3. Flame photometer corning, digunakan untuk pengujian kadar natrium, kalium dan litium. 4. Graphite furnace (limit deteksi 0,001 s/d 0,01 ppm) dan atomic evaporation dengan sodium borohydride (limit deteksi 0,001 ppm) untuk
pengujian kadar Sc, As, Sb, Te dan Sn. 5. Ion analyzer, digunakan untuk menguji kadar sianida, nitrat dan fluorida, amoniak dan pH. 6.Spectrophotometer, digunakan untuk pengujian kadar TiO2, MnO dan P2O5.
− Batuan malihan, dengan mineral penentu umur biotit, plogofit, muskovit, horenblenda dan piroksen (kurang baik).
7. Inductively coupled plasma - mass spectrometry (ICP-MS) X7 Thermo Elemental, dilengkapi dengan new wave research laser ablation (LA) system UP-213. Kegunaan alat ini untuk menguji kadar unsur dan isotopnya sesuai dengan tabel periodik unsur kimia, dari tingkat ppm sampai ppb. Penggabungan dengan laser ablation memungkinkan sampel yang diuji berupa sampel padat seperti sayatan pipih, poles, bubuk dan butiran mineral.
2. Pentarikhan Jejak Belah (Fission Track Dating) Pentarikhan Jejak Belah adalah suatu metode penentuan umur batuan secara mutlak berdasarkan penghitungan jejak-jejak yang terjadi akibat peluruhan uranium (238U) oleh sinar alpha.
8.Sequential X-ray fluorescence (XRF) spectrometer ADVANT XP Thermo ARL, digunakan untuk menguji kadar unsur utama dan unsur jejak, dengan sampel berupa piringan gelas hasil leburan sampai bubuk (fused glass beads) atau sampel bubuk yang dipadatkan (pressed pellet). 9. Alphacron, digunakan untuk penentuan kadar helium dalam penentuan umur batuan yang mengandung apatit atau zirkon dengan konsep (U-Th/He). Kadar uranium dan thorium ditentukan dengan menggunakan ICP-MS. LABORATORIUM UJI GEOKRONOLOGI Lingkup pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi: 1. Pentarikhan Kalium-Argon (Potassium-Argon Dating) Pentarikhan Kalium-Argon adalah suatu metode penentuan umur batuan atau mineral secara mutlak berdasarkan pada waktu paruh yang dimiliki isotop 40K untuk meluruh menjadi 40 Ar. Jenis batuan yang dapat diuji dengan metode pengujian Kalium-Argon adalah: − Batuan vulkanik, dengan mineral penentu umur sanidin, anortoklas, plagioklas, adularia, leusit, nefelin, biotit, horenblenda, piroksen dan total batuan dianjurkan untuk basalt. − Batuan plutonik, dengan mineral penentu umur biotit, muskovit, lepidolit, horenblenda, nefelin dan piroksen (kurang baik). − Batuan sedimen dengan mineral penentu umur glaukonit.
Umur termuda yang dapat diukur dengan metode ini adalah 1 juta tahun, sedangkan umur tertua adalah kurang lebih 3.000 juta tahun.
Jenis batuan yang dapat diuji dengan metode Jejak Belah adalah batuan yang mengandung mineral zirkon atau apatit, umumnya batuan beku asam sampai intermedier seperti granit, granodiorit, diorit, riolit, dasit, andesit dan tuf primer yang bersifat asam. Zirkon digunakan untuk penentuan umur batuan yang realtif muda (0.75 – 100 juta tahun), sedangkan apatit untuk yang relatif tua (1 – 300 juta tahun). Dengan menggunakan metode AFTA, apatit dapat dipakai untuk menentukan umur pemanasan yang terjadi pada waktu lampau (paleothermal) pada batuan sedimen yang berhubungan dengan pembentukan atau pematangan hidrokarbon. 3.Pentarikhan Radiokarbon (Radiocarbon Dating) Pentarikhan Radiokarbon merupakan salah satu metode radiometri yang dapat dipakai untuk menentukan umur mutlak suatu bahan yang mengandung unsur karbon sampai umur 50.000 tahun yang lalu. Unsur karbon yang dipakai adalah isotop 14C yang terdapat dalam atmosfir yang terikat dalam senyawa CO2. LABORATORIUM UJI BIOSTRATIGRAFI Lingkup pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi: 1. Pengujian Mikrofosil Pemerian dilakukan dengan fosil foraminifera, nanoplangton, serbuk sari atau polen dan spora. Mempelajari fosil mikro untuk analisis biostratigrafi dan kondisi lingkungan pengendapan. Mempelajari serbuk sari atau polen dan spora dalam batuan sedimen guna memperoleh gambaran tentang jenis tumbuhan, Layanan Geologi 67
Layanan Geologi lingkungan, keadaan iklim masa lalu dan umur batuan. Fasilitas peralatan yang tersedia, meliputi: − Mikroskop binokuler, pembesaran 10X - 500X. − Mikroskop polarisasi dan binokuler, pembesaran 400X - 1.000X. − Mikroskop pemindai elektron (scanning electron microscope), pembesaran hingga 300.000X. − Mikroskop binokuler cahaya transmisi, pembesaran 400X - 1000X. 2. Pengujian Makropaleontologi Pemerian dan studi fosil invertebrata, khususnya moluska (amonit, belemit, gastropoda, bivalvia), brachiopoda dan koral, untuk analisis biostratigrafi dan lingkungan pengendapan baik Tersier maupun Pra-tersier. LABORATORIUM UJI GEOFISIKA Lingkup pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi: 1. Pengujian Paleomagnet Kegunaan pengujian dengan metode paleomagnet adalah untuk mengetahui paleogeografi, tektonik (jenis dan besar rotasi), penentuan umur secara paleomagnetik, magnetostratigrafi serta untuk menentukan umur artefak atau fosil kominid dengan umur maksimum 5 juta tahun. Pengujian dilakukan dengan tampilan pada stereonet, diagram Zuijderveld dan grafik peluruhan intensitas terhadap tahap demagnetisasi. Fasilitas yang tersedia: − Peralatan lapangan: bor portable dengan garis tengah 2,5 cm, lengkap dengan kompas matahari dan kompas Bruton. − Peralatan laboratorium: DSM-2 spinner magnetometer, AF/AC demagnetizer schonstedt thumbler dan static. 2. Pengujian Fisika Batuan Penelitian fisika batuan meliputi aspek teoritis, percobaan dan perhitungan untuk: − Kecepatan gelombang (seismic wave velocity) − Kerentanan magnet (magnetic susceptibility) − Kuat tekan (compression strength) − Ketahanan aus (LA abrassion) − Organik (organic impurities/soundnes) − Berat jenis (specific gravity) − Keporian batuan (porosity).n Sofyan Suwardi (Ivan)
68
Warta Geologi . September 2008
Layanan Geologi 69
70
Warta Geologi . September 2008