TEORI GUNA LAHAN TRADISIONAL - 01 Teori Guna Lahan Modern diturunkan dari Model GL Pertanian yang pertama kali diperkenalkan oleh Von Thunen pada awal tahun 18001800-an Sumber2 Pertanian 1.
Dasar Pemikiran Teori Von Thunen :
13.10.2010
GL Pertanian disesuaikan dengan pola yang berlaku umum di kota--kota kota Kota--kota tersebut merupakan pasar bagi hasil pertanian Kota Jenis--jenis pertanian yang memiliki persyaratan tinggi (dlm hal Jenis cuaca, tanah, kesuburan, hujan, dll) atau ongkos transpor tertinggi tumbuh di lokasi terdekat ke pasar & sebaliknya Jenis--jenis pertanian dengan persyaratan yang lebih lunak Jenis berlokasi relatif lebih jauh dari pasar Penerapan Konsep LAND RENT petani menspesialisasikan diri dengan memproduksi tanaman/ternak tertentu yang memberikan keuntungan terttinggi pada lokasi tertentu.
Von Thunen's Regional Land Use Model Isolated State
Modified Conditions
Central city Navigable river Market gardening and milk production Firewood and lumber production Crop farming without fallow Crop framing, fallow and pasture Three-field system Livestock farming
13.10.2010
Inference of Von Thunen’s Model to Continental United States Forest Wheat
Dairy Forest
Wheat Beef Cattle and Sheep
Corn and Soybeans
Dairy Vegetables
Beef Cattle and Sheep Specialty Crops
Cotton and Tobacco
Vegetables Corn and Soybeans
Cotton and Tobacco
Assumptions 1. New York City the only market 2. Crops ranked by rent paying ability 3. No terrain or climatic variation
13.10.2010
A
Assumptions 1. New York City the only market 2. Crops ranked by rent paying ability 3. No terrain variation 4. Climatic variation considered
Specialty Crops
B
TEORI GUNA LAHAN TRADISIONAL - 01 2.
Model Zona GL Pertanian, produksi tiaptiap-tiap jenis pertanian tergantung pada : a) b) c)
3.
Kurva Economic Rent – Jarak dari Pasar
4.
Hubungan antara nilai ekonomi (economic rent) dengan jarak dari pasar untuk suatu atau beberapa produk Titik yang membentuk kurva menurun ke arah kanan untuk setiap pertambahan jarak dari pasar akibat adanya pertambahan ongkos transport sehingga mengurangi keuntungan yang diperoleh.
Cincin/Lingkaran GL Pertanian
13.10.2010
Jarak ke Pasar Harga penjualan Produk di Pasar Land rent
Membandingkan bidbid-rent curves 2 produk gandum dan jagung.
ZONA GUNA LAHAN DI KOTA
Alokasi GL di kota serupa dg di desa. Kegiatan Kegiatan--kegiatan yang membutuhkan minimasi ongkos transport umumnya berkumpul di pusat kota diperlihatkan oleh tingginya nilai lahan (karena aksesibilitasnya tinggi) di pusat kota Sama dengan guna lahan pertanian, kurva menurun ke arah kanan memperlihatkan economic rent yg semakin berkurang dgn pertambahan jarak dr pusat kota Kegiatan--kegiatan perkantoran, bank, hotel, dan kegiatan komersil Kegiatan lainnya merebut tempat dekat pusat kota Institusi pemerintah & pelayanan umum, biasanya mengelompok dekat kegiatan komersil Pergudangan & industri ringan berada pada zona transisi di antara GL komersil & permukiman Kurva permukiman yang menenmpati posisi di antara komersil & industri merupakan campuran dari beberapa distribusi :
– Permukiman golongan bawah tempati puncak kurva (pada lahan yang relatif mahal) dengan tujuan mengurangi ongkos transpor ke tempat kerja; umumnya mereka menyewa dan tinggal pada tempattempat-tempat dgn 13.10.2010 kepadatan tinggi
– Permukiman golongan menengah dan tinggi menempati lokasi yang lebih jauh dari pusat kota. Umumnya pddk gol. Lebih tinggi memilih tinggal lebih jauh dari pusat kota (dengan tingkat aksesibilitas yang lebih rendah) untuk mendapatkan lahan yang relatif lebih luas pengeluaran ongkos transport yang lebih tinggi tidak menjadi masalah – Pabrik berlokasi di daerah sub urban, biasanya dekat dengan jalan bebas hambatan radial – Di luar zona atas, lahan di dominasi lahan pertanian yang bercampur dengan bebearapa lokasi permukiman
13.10.2010
The Rationale of a Ring Road Spatial Structure
Accessibility 5
Avoiding the congested central area
A
5
10
10 10
5 10
B
5 City Center
A to B = 30 Secondary Center
Structuring Suburban development
A
5
10 10
10 10
10
A to B = 20
13.10.2010
5
10
5
5 10 10
B
Burgess’ Urban Land Use Model Model
Chicago, 1920s
Ghetto LOOP
Black Belt
Two Plan Area
Residential District Bungalow Section
13.10.2010
I - Loop (downtown)
IV - Working class zone
II - Factory zone
V - Residential zone
III - Zone of transition
VI - Commuter zone
Sector and Nuclei Urban Land Use Models
Sector
Nuclei
3
2
3 4 3
3 3
1
3
5
4
3
3
5
3 2
1
2
4
7
6 9
1 CBD 2 Wholesale and light manufacturing 3 Low-class residential 4 Middle-class residential 5 High-class residential 13.10.2010
6 Heavy manufacturing 7 Sub business district 8 Residential suburb 9 Industrial suburb
8
Transportation and the Constitution of Urban Landscapes A
B
C
Centers CBD
Walking
Horsecar Railways
D
E
Suburb Towns Roads Main roads Highways
Suburb New suburb
NILAI LAHAN - 01 Chapin menggolongkan Lahan dalam 3 (tiga) kelompok :
NILAI KEUNTUNGAN, KEUNTUNGAN, berhubungan dengan tujuan ekonomi, dan yg dpt dicapai dengan jualjual-beli tanah di pasar bebas
NILAI KEPENTINGAN UMUM, UMUM, berhubungan dgn pengaturan utk masyarakat umum utk perbaikan kehidupan masyarakat
NILAI SOSIAL, SOSIAL, yg merupakan hal yg mendasar bg masyarakat (peninggalan, pusaka), dinyatakan oleh pddk dgn perilaku pelestarian, tradisi, kepercayaan, dll.
13.10.2010
NILAI LAHAN - 02
Nilai Lahan di dalam suatu kota sangat b’variasi Penentu Utama adalah : – Faktor Lokasi & – Faktor Aksesibilitas
Di jantung kota (lokasi yang paling strategis), nilai lahan sangat tinggi (>Rp. 1 Juta/m2), terutama pd lokasi yang berdekatan dgn : – Persimpangan jalan utama, atau – Di sepanjang jalan utama
13.10.2010
Land Economics Price
Demand
Supply Towards downtown
P2 P1 P3
Towards the periphery
Q2
13.10.2010
Q1
Q3
Quantity of Land
NILAI LAHAN - 03 Lokasi ini disebut : – Peak Land Value Intersection (LPVI), Persimpangan dgn Nilai Lahan Tertinggi, atau – Sudut 100% (100% corner)
Semakin Jauh dari CBD, nilai lahan semakin turun, tp pd lokasi2 ttt nilainya bisa lebih tinggi karena adanya : – – – –
13.10.2010
Jalur Transportasi Utama Kawasan Perdagangan Utama Kawasan Industri Jalan Arteri Melingkar (Radial) walaupun lokasinya berada di pinggir kota
Gambar Nilai Lahan
Di pusat kota nilai lahan sangat tinggi Nilai lahan turun dgn tajam dalam jarak yg relatif pendek Kenaikan nilai lahan terjadi lagi pd : – Lokasi kegiatan komersil di pinggiran – Jaringan jalan & persimpangan utama, terutama di sekitar jaringan jalan melingkar & Kota Satelit
Nilai Pajak : – Lahan t’bangun > lahan blm terbangun – Kegiatan Komersil > Perumahan
13.10.2010
Rent Curve Rent
S = π D2
1/S
∆D ∆1/S
S = 3.14 S = 75.40 S = 235.62
13.10.2010
1 km
5 km
10 km
Land Rent and Land Use 1 – Bid rent curves Rent
A- Retailing
B- Industry/ commercial
City limits
Distance
C - Apartments
13.10.2010
2 – Overlay of bid rent curves
D - Single houses
Contemporary Modifications of the Land Rent Theory Rent A – Conventional CBD B – Commercial / industry C – High to medium density residential D – Sub center E – Suburbia A
13.10.2010
B
C
D
E
Land Use Value
Land Use Value by Activity Sector in Function of the Distance from the CBD
Commercial Multi Family Residential Single Family Residential
Distance from Downtown
KEPADATAN PENDUDUKPENDUDUK-01
Kepadatan Penduduk menurun pd jarak yg semakin jauh dr pusat kota mirip dengan pola nilai lahan Model penurunan Kepadatan Penduduk (o/ Colin Clark, 19501950-an), bentuknya : – Terjadi penurunan kepadatan pddk secara eksponensial negatif (negative exponential) dgn pertambahan jarak dari pusat kota – Tingkat penurunan yang lebih besar terjadi pd jarak yang relatif dekat ke pusat kota, kemudian menjadi lebih perlahan pd jarak yang semakin jauh sehingga membentuk garis lengkung Concave – Nilai Kepadatan pddk di atas di transformasikan ke dalam bentuk logaritma menghasilkan bentuk penurunan kepadatan penduduk garis lurus
13.10.2010
Grafik Kepadatan Penduduk - Jarak dr Pusat Kota
13.10.2010
KEPADATAN PENDUDUKPENDUDUK-02
Model Clark diperbaiki untuk memberi gambaran yang lebih realistis oleh Newling, pernyataannya : – Kepadatan penduduk tertinggi tidak berada di pusat kota, tapi pada Cincin di sekitar Downtown (kawasan perdagangan yang ramai dalam suatu kota)
Kepadatan Penduduk di pusat kota relatif lebih rendah Peningkatan kepadatan terjadi di sebelah luar CBD Kepadatan tertinggi terjadi beberapa KM dari pusat kota & kemudian menurun pada jarak yang semakin jauh Terdapat bentuk density rim (lingkaran / pinggiran kepadatan) = kepadatan tertinggi di sekeliling CBD Crater Effect (efek kawah/lubang) = kepadatan penduduk yang ditekan di CBD
13.10.2010
KEPADATAN PENDUDUKPENDUDUK-03 Gambaran Kepadatan Penduduk berubahberubah-ubah dari waktu ke waktu Kota Kota--kota abad XIX, penduduknya lebih rapat (kompak) & kemiringan kurvanya cukup curam (dengan jarak yang semakin jauh dari pusat kota) – KotaKota-kota modern di Amerika Utara memiliki kepadatan penduduk Pusat Kota yang lebih rendah dari abad XIX & konsentrasi penduduk daerah pinggiran yang relatif lebih tinggi Kurva Cenderung semakin rata – KotaKota-kota di Eropa kondisinya berbeda : 13.10.2010
Kepadatan penduduk di pusat kota cenderung bertumbuh secara proporsional terhadap kepadatan di wilayah pinggiran Tingkat penurunan kepadatan penduduk (sejalan dengan pertambahan jarak dari pusat kota) relatif konstan
AMERIKA UTARA
EROPAH
13.10.2010
Evolution of Urban Densities in North America and Europe North America
Europe
IV I
II
III
Distance
r(E)
Density
Density
r(NA)
I
II
Distance
I - Prior to mechanized transport II - Early forms of mechanized transport (tramways) III - Diffusion of motor vehicles (buses, automobiles) IV - Suburbanization
13.10.2010
III
IV
KEPADATAN PENDUDUKPENDUDUK-04 Perbedaan Kepadatan disebabkan : Perencanaan Kota & Zoning yang lebih bagus di Eropa Kurang tersedianya lahan yang murah yang bisa dibangun di Eropa Ketidaktergantungan pada mobil pribadi di eropa Rangsangan untuk melakukan sub urbanisasi lebih rendah di Eropa
Menjadikan kotakota-kota di Eropa lebih Kompak Batas Kota di Eropa lebih jelas terlihat
Sehingga kotakota-kotanya cenderung tidak terlalu melebar (Urban Sprawl) 13.10.2010
KOTA KECIL BIASANYA LEBIH KOMPAK DP KOTA BESAR Kota Kecil punya kemiringan kurva kepadatan penduduk lebih curam Kota Kecil punya kepadatan penduduk di pusat kota relatif lebih besar krn fungsifungsifungsi kegiatan di pusat masih kurang terspesialisasi (less specialized non residential functions) sehingga penduduk bisa b’tempat tinggal di pusat kota
13.10.2010
Kota Berpenduduk 50.000
Kota Berpenduduk 250.000
13.10.2010
GAMBARAN KEPADATAN PENDUDUK DI WILAYAH METROPOLITAN DG JUMLAH PENDUDUK ≥ 2 JUTA JIWA (di Amerika Utara)
1. HIGH –RISE APARTMENTS AND PUBLIC HOUSING 2. LOWER-DENSITY APARTMENTS 3. DETACHED SINGLE-FAMILY UNITS, DUPLEXES, & CONDOMINIUMS 4. SINGLE-FAMILY DETACHES 13.10.2010 5. GARDEN APARTMENTS, PATIO HOMES, & CONDOMINIUMS
6. SINGLE-FAMILY DETACHED, LARGE LOTS
Kelompok Tugas Perencanaan Guna Lahan
Kelompok 1 : Kel. Kuala Bekala (Kec. Medan Johor) Kelompok 2 : Kel. Sunggal (Kec. Medan Sunggal) Kelompok 3 : Kel. Kampung Baru (Kec. Medan Maimoon)
13.10.2010
Tugas kelompok 1. 2. 3. 4.
Buatkan gambar guna lahan eksisting fasilitas yang ada klasifikasi. Rencana Kota (RSSW) Rencana Guna Lahan yang ada. Bandingkan antara LU eksisting dengan RSSW Legal (sesuai/tidak) Rencanakan ulang Pola Land Use dan jaringan jalan argumen dan keterangan.
13.10.2010