Volume 6, Nomor 2, Agustus 2014
rssN 2087-6394
$tK
Sanitarian Jurnal Kesehatan ISSN :2087-6394 Volume 6, Nomor 2, Agustus 2A14, hlm. 145-260
DAFTAR ISI Identifikasi Bahaya dan Penentuan Critical Control Point (CCP) pada Pemotongan Ayam di Pasar Puring Pontianak Utara
Proses
145-149
Jumainah Nuralia @oltekkes Pontianak), Nurul Amaliyah (Poltekkes Pontianak) Analisis Kandungan Colifurm dalam Minuman Tebu di Wilayah Kota
Pontianakz0l3
150-154
Titi Mutia (Poltekkes Pontianak), Susilawati (Poltekkes Pontianak) Efektifitas lkan, Udang dan Terasi Sebagai Umpan (Attractan) Lalat
terperangkap
155-158
FIy Trap Lisa Juniarti (Poltekkes Pontianak), Hajimi (Poltekkes Pontianak) pada
Efektivitas Multiply Tray Aerator Menurunkan Kadar Besi (Fe) pada Air Sumur di Desa Pasir Palembang Pauziah (Poltekkes Pontianak), Bambang Prayitno (Poltekkes Pontianak) Studi Zat Pemanis Buatan pada Minuman Sachet yang dijual di Sekolah Kecamatan Pontianak Kota 2014
Dasar
159-162
163-166
Anggini Putri (Poltekkes Pontianak), Taufik Anwar (Poltekkes Pontianak) Faktor Resiko Leptospirosis dalam di Kota Semrang, Pati dan Kabupaten Bambong Supraptono (Universitas Gadjah Mada)
Demak
Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Penggunaan APD dengan Kecelakaan PTPN XIII Parindu Sanggau 2013
Kerja
167-175
176-180
Ratri Evifania (Poltekkes Pontianak), Khayan (Poltekkes Pontianak) Pemanfaaatan Kulit Buah Manggis sebagai Anti-Bakteri dan PewarnaAlani Bakteri Nining Kurniati (Poltekkes Banten),Wawan Sofwan Zaini (Poltekkes Banten)
Efektivitas Kapur dalam Menurunkan Kandungan Deterjen pada Limbah di RSUD Dr. Agoes Djam Ketapang Fathul Bahri (Poltekkes Pontianak), Asmadi (Poltekkes Pontianak)
Laundry
l8l-185 186-19l
Faktor Penerapan Perilaku Tidak Merokok di dalam Rumah di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Tambelan Sampit Lailatul Badriyah (Poltekkes Pontianak), Mohammad Nasip (Poltekkes Pontianak)
192-201
Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kapasitas Fungsi Paru (% Fev,/Fvc) pada Pekerja Meubel Pontianak Kota Raudhat Muhami s tofan (P oltekkes P onti anak), P auli na (P o lte kke s P o nti anak)
202-207
Kajian Bionomik Nyamuk ledes aegtpti di Desa Limbung Kecamatan Sungai Suryani (Poltekkes Pontianak), Malik Saepudin (Poltekkes Pontianak)
Raya
208-212
Hubungan Kualitas Udara denganAngka Kuman di Ruang Rawat Inap Rumah Umum Daerah Sambas 2013 Hendra (Poltekkes Pontianak), Aryanto Purnomo (Poltekkes Pontianak)
Sakit
213-216
HUBUNGAN NAKTOR LINGKUNGAI{ FISIK DAN PENGGUNAAII APD DENGAN KECELAKAAN KERJA PTPN XIII PARINDU SANGGAU 2OI3 RatriEvifania, Khayan Poltekkes Pontianak, Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. 28 Oktober
e-mail: Ratri
[email protected]
-
Siantan Hulu, Pontianak
Abstrak: Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Penggunaan APD dengan Kecelakaan Kerja PTPN )ilII Parindu Sanggau 2013. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor frsik (kebisingan, pencahayaan, suhu lingkungan) dan penggunaan APD dengan kecelakaan kerja kerja pada karyawan PTPN XtrI Parindu. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 96 tenaga kerj a dan sampel penelitian adalah 70 tenaga kerj a yang merupakan total populasi bersyarat pada tenaga kerja PTPN XIII Parindu. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang serta digunakan uji chi-square untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat hubungan antara pencahayaan (pValue:
0,011),penggunaanAPD(pValue:0,030)dengankecelakaankerja,sedangkananalisis antara
kebisingan (pValue : 0,232) dan suhu lingkungan dengan kecelakaan ke4a (pValue = 0,127\ tidak memiliki hubungan bermakna.
Kata Kunci: kecelakaan kerja, kebisingan, pencahayaan, suhu lingkungan, penggunaan APD
Abstract: The Relation Of Physical Environment Factors And The Use Of PPE With Work Accident Of PTPN XIII Parindu At Sanggau 2013. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical factors (noise, lighting, ambient temperature) and the XItr Parindu. This research is an observational study with cross sectional approach. The population in this study were 96 worker and the study
use of PPE with employees work accident of PTPN
sample is 70 which is the total worker population that conditional on PTPN
XtrI Parindu. The
data obtained were analyzed descriptively in form offrequency tables and cross-tabulations fiber chi-square test was used to analyze the relationship between variables. The result showed that the exposure to work accident (pValue: 0,01l) and the used of PPE on work accident (pValue : 0,030) have a meanigful relationship while noise (pValue: 0,232), ambienttemperature (pValue 0,127) and work accident have not a meaningful relationship.
:
Keyword: work accident, noise, exposure, ambient temperature, the used of PPE
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi. Data Internasional Labor Organization (ILO) (2012) seperti dipaparkan Muhaimin, dalam rentang waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja danTOYo di antaranya berakibat fatal, yaitu kematian dan
telah memperkerjakan karyawan tetap sebanyak 229 onng. Pada data kecelakaan karyawan bagian pengolahan TBS menjadi CPO dan Kemel PTPN
XIII Parindu, berdasarkan datayang peneliti peroleh dari PTPN XIII Parindu menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2012. Kecelakaan yang
terjadi pada saat proses
pengolahan,
mengakibatkan cacat permanen pada bagian jari
cacat seumur hidup. Total kerugiannya yang diakibatkan kecelakaan kerj a ini, yaitu Rp 280 triliun
tangan terputus yang dialami oleh 3 orang
(Nurhayat, 2Ol2).
karyawan.
PT. Perkebunanan Nusantara XIII Parindu adalah Badan Usaha MilikNegara (BUMN) yang bergerakpada bidang usaha agro industri. Sampai
melakukan pengukuran awal terhadap lingkungan
pada Desember tahun 2012, PTPN
XIII
Parindu
Berdasarkan data tersebut, peneliti fisik, yaitu suhu lingkunganruta-rata 34,08qC dan kebisingan lingkungan kerj a 8 2,3 8dB. Sedangkan
Evifania, dkk, Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan
jenis kebisingan Impact/Impulse noise, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber tunggal atau bunyi yang pada saat tertentu terdengar secara tibatiba saat outlet steam terbukz mengeluarkan suara 90,4 dB. Hasil pengukuran pencahayaan dengan metode membaca pada jarak normal (30
cm) pencahayaan kurang baik pada pekerja produksi karena pembacaan pada jarak normal tulisan terlihat kurang jelas. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masih banyak karyawan yang tidak menggunakan dengan lengkap APD yang diberikan oleh perusahaan bahkan tidak menggunakan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat Analitik Observasional
dengan menggunakan pendekatan Crossectional,
...
177
HASIL Hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa bangunan tempat karyawan bekerja yang diteliti
terdiri dari 12 bagian, yaitu Loading romp, Rebusan, Rantaian, Stasiun kempa ulir, Stasiun crane, Stasiun klarifikasi, Stasiun kemel, Stasiun ketel uap, Kamarmesin, Stasiun laborat, Claybath dan Stasiun water treatment. Secara keseluruhan ruangan menggunakan langitJangit dengan bahan seng, lantai semen sebagian keramik, serta sumber penerangan alami dan lampu pada siang hari dan pada malam hari menggunakan buatanflampu. Dari hasil penelitian menggurakan kuisioner dan lembar ceklis, 35 responden dari 70 responden pernah mengalami kecelakaan kerja. Sebagian besar responden yang mengalami kecelakaan berada pada rentang umur 35-39 tahun.
yaitu penelitian yang dilakukan pada saat
Rata-rata kecelakaan kerja yang dilami
bersamaan. Artinya penelitian hanya mengkaji
adalah kecelakaan kerja ringan, seperti berdasarkan
masalah dan status penelitian yang sedang berlangsung. Penelitian ini dilakukan untuk
klasifikasi menurut jenis kecelakaan, yang paling
banyak dialami adalah pengaruh suhu tinggi,
mengetahui hubungan faklor fisik dan penggunaan
berdasarkan klasifikasi menurut luka dan kelainan
APD dengan kecelakaan kerja, yaitu dengan
yang paling banyak dialami adalah luka di permukaan, berdasarkan klasifikasi menurut
melakukan pengukuran dan pengamatan terhadap
varibel. Peneliti akan mengambil data variabel bebas, berupa kebisingan, pencahayaan, suhu lingkungan dan penggunaan APD dan variabel terikat, berupa kecelakaan kerja. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pengolahan di PTPN XIII Parindu yang berjumlah 96 orang.
Sampel dalam penelitiaan
ini adalah
karyawan pengolahan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria inklusi: a) Karyawan tetap bagian pengolahan (shiftAdan shift B). b) Karyawanyang bersedia diwawancarai. c) Sehat jasmani dan
rohani. d) Dapat berkomunikasi dengan baik. e)Sampel yang mengalami kecelakan kerja. Kriteria eksklusi: a) Karyawan tidak tetap.
b) Karyawan tidak bersedia diwawancarai. c) Sampel dalam kondisi sakit. d) Sampel memiliki masalah dalam berkomunikasi. e) Sampel tidak berada di lokasi untuk beberapa waktu yang lama
di luar kota). f)
penyebab adalah mesin dan berdasarkan klasifikasi menurut letak dan kelaian adalahpada anggota atas
tubuh serta dari 35 responden yang pernah mengalami kecelakaan ke4a, 25 diantaranya tidak menggunakan APD dengan lengkap. serta dari hasil pengukuran diketahui jup kebisingan tertinggi pada siang hari berada di kamar mesin, dengan tingkat kebisingan sebesar 90,4 dB sedangkan kebisingan terendah berada di bagian Stasiun Laborat sebesar 53 dB. Kebisingan tertinggi pada malam hari berada di kamar mesin, dengan tingkat kebisingan sebesar 90, ldB sedangkan kebisingan terendah berada di bagian Stasiun Laborat sebesar 52,8d8. Pencahayaan terendah pada siang hari berada di Stasiun kernel, dengan pencahayaan sebesar 94 Lux sedangkan pencahayaan tertinggi berada di Rebusan sebesar 5 I 2 Lux. Pencahayaan terendah pada malam hari berada di bagtan Stasiun Ketel uap, dengan pencahayaan sebesar 28 Lux sedangkan pancahayaan tertinggi berada di Stasiun
Sampel yang tidak
laborat sebesar 87,25 Lux serta rata-rata dari
mengalami kecelakaan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat yang digunakan sesuai dengan keadaar/objek yang diukur, yaitu Sound Level Meter, Lux Meter, Thermometer Globe, Lembar ceklis dan Kusioner.
pencahayaan pada malam hari sebesar 53,47 Lux. Suhu lingkungan tertinggi pada siang hari berada di bagian Stasiun kempa ulir, dengan suhu
(berada
lingkungan sebesar 35,6'C sedangkan suhu lingkungan terordah berasadi ruang Stasiun laborat yaitu 20"C. Suhu lingkungan tertinggi pada malam hari berada di bagian Stasiun klarifikasi sebesar
l7E Sanitarian,
Volume 6 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. 176-180
30,9pC sedangkan suhu lingkungan terendah berada
menyebabkan mengalami kecelakaan kerja
di Stasiun laborat sebesar 20€.
dibandingkan suhu lingkungan pada malam hari
Tabel
l.
No. l. 2. 3. 4.
yang memenuhi syarat.
Rekapitulasi uii Chi Square DaLtt Hasil Penelitian
Variabel Pencahayaan Penggunaan APD
Kebisingan
pValue OR
0,01I 4,565 0,030 3,333 0232 2,000
0,127 2,531 Hasil uji menggunakan qi Chi Square Suhu lingkungan
menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) variabel yang memiliki hubungan, yaitu pencahayaan dan penggunaan APD. Dari hasil pengukuran yang dilalokan terhadap pencahayaan diketahui memiliki hubungan dengan kecelakaan kerja. Hal ini dilihat dari hasil uji statistikdiperolehmlaipValue = 0,01l.
Hal ini berarti H0 ditolak atau ada hubungan pencahayaan dengan kecelakaan kerja. Analisi hubungan antara variabel didapat nilai OR > I (4,565) yang berarti bahwa pencahayaan yang tidak memenuhi syarat mempunyai resiko 4,565 kali lebih besar menyebabkan mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan pencahayixm yang memenuhi syarat. Hasil analisis terhadap penggunaan APD diketahui memiliki hubungan dangan kecelakaan
kerja, hal ini dilihat dari hasil uji diperoleh nilai pValue = 0,030 yang berarti berarti H0 diterima atau tidak ada hubungan penggunaanAPD dengan kecelakaan kerj a, namun nilai OR > I (3,333) yang
PEMBAHASAN Hasil penelitian terdapat hubungan antara pencahayaan dan kecelakaan kerja. Intensitas pencahayaan berbeda-beda dapat disebabkan karena pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan, pencegahan kesilauan, arah sinar, warna dan panas penerangan terhadap lingkungan.
Terutama pada saat malam, karena sumber pencahayaan alamiah (matahari) tidak tersedia, maka sumber penerangan yang digunakan adalah penerangan buatan. Kecelakaan dapat terj adi j ika
penerangan buruk, kurang dari standar yang ditentukan (<450 Lux) atau melebihi standar yang ditentukan (>750 Lux) sehingga objek yang dilihat manjadi silau dan tidakterlihat Unhrk itra sebaiknya melakukan penanganan tefi3dap penerangan yang buruk terutama untuk mencegah kurangnya cahaya atau cahaya kurang memadai pada saat cuaca tidak cerah (mendung atau hujan) dan pada saat malam serta pengendalian terhadap kesilauan yang dapat
menyebabkan mata bekerja berlebihan, dapat dikendalikan secara teknis. Hubungan antara panggunaanAPD dengan kecelakaan diketahui memiliki hubungan. Dari hasil temuan di lapangan diketahui juea dari 35 rcsponden yang mengaku pemah mengalami kecelakaan kerja
25 responden tidak menggunakan APD dengan
berarti bahwa penggunaan APD yang tidak lengkap
lengkap. Analisis kecelakaan memperlihatkan
mempunyai resiko 3,333 kali lebih besar menyebabkan mengalami kecelakaan kerja
penyebabnya. Sebab-sebab tersebut diantaranya
dibandingkan penggunaan APD yang lengkap. Sedangftan variabel yang tidak memiliki hubungan, yaitu kebisingan dan suhu lingkungan. Hasil uji statistik kebisingan dengan kecelakaaan kerja menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai pValue:0,232 yang artinya H0 diterima atau tidak ada hubungan kebisingan dengan kecelakaan kerja. Analisis hubungan antara variabel didapat nilai OR > I (2,000) yang berarti bahwa kebisingan yang tidak memenuhi syarat mempunyai resiko 2 kali lebih besar menyebabkan mengalami kecelakaan kerja dibandingkan kebisingan yang memenuhi syarat. Dan suhu lingkungan dengan kecelakaan kerja menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai pValue= 0,127. Hal ini berarti H0 ditolak atau ada hubungan suhu linglcrngan dengqr kecelakaan kerja, namun nilai OR > I (3,333) yang berarti bahwa
suhu lingkungan yang tidak memenuhi syarat mempunyai resiko 3,333 kali lebih besar
bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor ialah faktor kesalahan manusia ataupun faktor lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk mencegah kecelakaan kerja, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. Menurut Suma'mur 85% penyebab kecelakaan adalah faktor manusia. Memberikan pengetahuan tentang penggunaan APD kepada tenaga kerja merupakan syarat penting. Perlunya pancegahan terhadap kecelakaan kerja ialah untuk mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan dampak yang diberikan bagi perusahaan. Dengan adanya pengetahuan tentang arti dari penggunaan APD maka karyawan secara tidak langsung sudah berusaha mengurangi angka
kecelakaan kerja. Begitu juga perusahaan, merupakan suatu hal wajib dilakukan ialah menyediakan alat pelindung diri dan harus sesuai dengan potensi dan faktor bahaya ditempat kerja.
Evifania, dkk, Hubungan Fahor Lingkungan Flsik dan
t79
Sedangkan dua variabel kebisingan dan
dampaknya sangat merugikan karyawan. Suhu
suhu lingkungan tidak memiliki hubungan dangan kecelakaan kerja. Meskipun tidak ada terdapat
linglcungan yang ekstrim di lingkungan tempat kerja dapat meningkatkan potensi terj adinya kecelakaan
hubungan dengan kecelakaan kef a namun hasil yang diperoleh hampir keseluruhannya dibawah
kerja. Suhu merupakan salah satu faktor yang terdapat dalam lingkungan sekitar kita dan dapat
NAB sesuai dengan No.KEP-51/MEN/1999 untuk kebisingan dan ACGIH untuk suhu lingkungan sehingga perlu dilakukan pengendalian terhadap kondisi lingkungan yang buruk Kebisingan sendiri memiliki perbedaaan
memengaruhi iklim kerja karyawan, maka suhu
lingkungan tempat karyawan bekerja perlu diperhatikan dan dilakukan tindakan pengendalian
jika tidak sesuai dengan standar kesehatan. Saat suhu tinggi maka tubuh akan menerima panas
antara kebisingan siang dan malam pada tiap
akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar
tempat kerja dapat disebabkan oleh, aktifitas lain
dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan
diluarbunyi yang dihasilkan oleh mesin-mesin ataupun alat-alat yang digunakan, seperti: allifrtas dibagian teknik, aktifitas karyawan
tubuhnya malalui sistem penguapan. Temparatur udara yang terlalu panas, akan mengakibatkan menurunnya semangat untuk bekerja, cepat
dibagian pengisian biji sawit kedalam karung dan kendaraan pengangkutnya, ataupun kendaraan pengangkut tandan buah sawityang siap diolah
(TBS) dan pengangkut minyak mentah hasil olahan yang hanya bekerja waktu siang, sehingga ada perbedaan antarkebisingan siang dan malam. Kebisingan di bagian pengolahan sendiri dapat berasal dari mesin pangolahan, alat angkut, maupun aktifitas karyawan. Kebisingan di bagianpengolahan PTPNXIII Parindu adalah kebisingan yang bersifat statis atau kontinyu darganjangkauan luas dan berjenis implusifyaitu
berulang terjadi pada saat ketel dibuka. Pengendalian kebisingan untuk ruangan yang hasil ukurnya melebihi 85 dB. Pengendalian dilakukan untuk ruangan yang melebihi nilai ambang batas (85 dB), rencana pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan melalui perspektif manaj emen resiko kebisingan.
Suhu lingkungan terdapat juga perbandingan hasil ukur suhu lingkunganpada siang hari dan malam hari sungguh signihkan,
ini disebabkan karena pada saat siang hari dipengaruhi oleh sinar matahari yang menyumbangkan panas cukup besar sedangkan pada malam hari suhu lingkungan tidak begitu tinggi namun meskipun demikian jika dilihat dari hasil pengukuran dari I I ruangan yang diperiksa 7 ruangan tidak memenuhi syarat dangan nilai suhu tertinggi pada Stasiun klarifikasi 30,9'C. Panasnya suhu lingkunganpada malam ini dapat
berasal
dari mesin
pengolahan yang
menghasilkan panas, hasil olahan yang masih panas, ruangan yang sempit, banyak peralatan yang terbuat dari logam, sirkulasi udara tidak baik dan bahan pmunj ang pagolahan sehrngga suhu ruangannya menj adi tinggi. Ini sebagai salah satu pertimbangan untuk mengendalikan panas di lingkungan tempat kerja karyawan karena
timbulnya kelelahan tubuh dan cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja. Karena pada suhu 4 30"C alilivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan canderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik. Sehingga suhu lingkungan perlu dikendalikan. Jika tidak dikendalikan dapat meningkatkan beban kaja, mempercepat munculnya kelelahan dan keluhan subjektif serta menurunkan produktivitas kerj a.
KESIMPULAN Hasil pengukuran di bagian pengolahan PTPN XIII Parindu, didapat hasil sebagian besar kebisingan memenuhi syarat, pencahayaan tidak memenuhi syarat dan suhu lingkungan tidak memenuhi syarat. Sebagian besar pekerja tidak menggunakan
APD dengan lengkap. Kecelakaan kerja yang dialami kebanyakan adalah kecelakaan kerja ringan. Ada hubungan antara pencahayaan dengan
kecelakaan kerjadi bagian pengolahan PTPN XIII Parindu. Ada hubungan antara penggunaan APD
dengan kecelakaan kerja karyawan
di
bagian
pengolahan PTPN XIII Parindu. Tidak ada hubungan antara suhu linglungan dengan kecelakaan kerja di bagian pengolahan PTPN XIII Parindu.
Tidak ada hubungan antara kebisingan dengan kecelakaan kerja dibagian pengolahan PTPN XIII Parindu. Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan penanganan terhadap penerangan yang buruk terutama untuk mencegah kurangnya cahaya atau cahaya kurang memadai pada saat cuaca tidak cerah (mendung atau hujan) dan pada saat malam serta pengendalian terhadap kesilauan yang dapat
180 Sanitaian, Volume 6 Nomor 2, Agustu.s 2014, htm. 176- 180
menyebabkan mata bekerja berlebihan dapat dikendalikan secara teknis.
Menyediakan alat pelindung
yang
dibutuhkan karyawan secara cuma-cuma sesuai dengan potensi bahaya di tempat kerja dan melakukan pengawasan terhadap penggunaan APD di tempat kerja serta memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak manggunakan APD dengan lengkap.
Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang kesehatan dan keselamatan kerja untuk pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerj a sehingga penerapan K3 dapat maksimal dilakukan. Melakukan penanganan terhadap kebisingan
di lingkungan tempat kefa terutama di
stasiun
DAFTAR RUJUKAN
Wij| 2012. Angka Kecelakaan di RI Masih Tinggi. Online: http://finance. detik.com/readl 20 | 2l | 0 I 1 6 I | 209 52/
Nurhayat,
2063 698 I 4 I angka-kecel akaan-kerj a-di-rimasih-ting gi (26 -2-20 | 3).
Kamar mesin, pengendalian dapat dilakukan dengan menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga terpisah dengan pekerjajika tidak memungkinkan dapat dengan manambah atau melapisi dinding, plafon, dan lantai dengan bahan penyerap suara ataupun dangan pemakaian alat pelindung telingabagi karyawan yang bekerja di ruangan dengan tingkat kebisingan tinggi. Pangendalian terhadap suhu lingkungan karena
sebagian besar ruangan suhu lingkungannya tidak memenuhi syarat, terutama suhu yang tinggi pada saat siang hari karena panas yang bersumber dari mesin dan sinar matahari maupun malam hari yang dapat berpengaruh terhadap meningkat suhu tubuh/badan manusia.