PENGARUH MEDIA SOSIAL YOUTUBE TERHADAP CITRA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA (Survei terhadap Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara Angkatan Tahun 2009-2012) Viviane Tanzaq Universitas Bina Nusantara, Jakarta, (+62-21) 53696919,
[email protected]
Maria Anggia Widyakusumastuti, S.Sos., M.M ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN, ialah skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh media sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. METODE PENELITIAN, ialah penulis menggunakan metode penelitian kuantitaif korelasional yaitu menguji hubungan dan pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan. Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel probabilitas yaitu stratified probability sampling. HASIL ANALISA, ialah secara keseluruhan hasil dari semua yang telah diteliti oleh penulis dengan menggunakan SPSS 19 menunjukan bahwa terdapat hubungan antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 0.648 dan pengaruhnya sebesar 42%. Hasil analisis Regresi Linear diperoleh persamaan Y’= 5.036 + 0.481X. SIMPULAN, ialah terdapat hubungan yang cukup berarti antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika Media Sosial YouTube nilainya 0, maka Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nilainya sebesar 5.036. Jika Media Sosial YouTube mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan. (VT) Kata Kunci: Citra, Instansi Pemerintah, Media Sosial, YouTube
ABSTRACT RESEARCH OJECTIVES, this thesis is intended to determine the correlation, the influence of Youtube as a social Media toward the image of Jakarta Provincial Government. RESEARCH METHODS, authors in this case using correlational quantitative research methods that examine the correlation between variables and the hypothesized effect. Authors use probability sampling techniques are stratified probability sampling. ANALYSIS, overall outcome of all that has been researched by author, using SPSS 19 shows that there is a correlations between Youtube as a social media toward the image of Jakarta Provincial Government amounting to 0.648 and its effect by 42%. Linear regression analysis of the results obtained by the equation Y '= 5036 + 0.481X. CONCLUSION, there is a significant correlation between youtube as a Social Media toward the image of Jakarta Provincial Government. If the YouTube as a social media value 0, then the image of Jakarta Provincial Government in value by 5.036. If
1
2
YouTube as a social Media has increased one unit, then the image of Jakarta Provincial Government will increase by 0.481units. (VT) Keywords: Image, Social Media, Government Institution, Youtube
PENDAHULUAN Pemprov DKI Jakarta menjadi instansi pemerintahan yang pertama kali menggunakan media sosial YouTube sehingga menjadi suatu gebrakan yang sangat fernomenal. Hal tersebut dikuatkan oleh Kepala Bidang Media Massa Diskominfomas Pemprov DKI Rinta Imron yang mengatakan bahwa ide pembuatan akun YouTube "Pemprov DKI" adalah wujud gebrakan baru pelayanan informasi Pemprov DKI kepada masyarakat luas. Seluruh kegiatan yang dilakukan Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah diunggah dalam akun tersebut dengan tujuan untuk memperbaiki citra Pemprov DKI dengan memberikan berita yang sesuai fakta sehingga meminimalisir persepsi buruk masyarakat terhadap Pemprov DKI Jakarta. Berdasarkan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Online Terhadap Citra Instansi Pemerintah di Mata Mahasiswa Binus University” media online mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap citra instansi pemerintah. Dalam hal ini media online yang dimaksud adalah website resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga. (Yudardhea, 2011). Sedangkan menurut jurnal internasional yang berjudul “Online Video and Participatory Culture” munculnya YouTube sebagai budaya partisipatif telah menjelaskan peran YouTube sebaggi ajang kritik sosial. YouTube merupakan situs media yang sangat kuat untuk menampilkan bakat produsen dan konsumen sebuah budaya. (Rosati, 2010). Yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian ini meneliti tentang media sosial YouTube yang baru digunakan pertama kali oleh Pemprov DKI Jakarta. Dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial YouTube yang dapat disebut juga sebagai media internet mempunyai peran yang sangat signifikan untuk menyebarluaskan sebuah informasi. Salah satunya adalah yang dimanfaatkan oleh Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta yaitu melakukan transparansi kinerja dengan mengunggah video semua kegiatan pegawai Pemprov DKI Jakarta melalui situs YouTube. Permasalahan dalam penelitian ini diangkat menjadi sebuah hipotesis untuk diuji kebenarannya melalui metode perhitungan statistik. Terdapat tiga permasalahan diantaranya; apakah terdapat hubungan antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?; apakah terdapat pengaruh Media Sosial YouTube terhadap Citra Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?; seberapa besar Media Sosial YouTube mempengaruhi Citra Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? Teori utama yang mendasari penelitian ini adalah teori komunikasi massa menurut Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 yaitu Uses and Gratification Theory. Teori Kegunaan dan Kepuasan milik Blumer dan Katz mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media berusaha untuk mnencari sumber media yang paling baik untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Kegunaan dan Kepuasan mengasumsikan bahwa penggunanya mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan untuk operasionalisasi konsep, penelitian ini dibatasi hanya dilihat dari aspek mengenai kelebihan media sosial, Youtube, dan citra perusahaan. Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain; kesederhanaan, jangkauan global, membangun hubungan, dan terukur. Karakteristik youtube menurut Denis Mc Quail yaitu; Interactivity, Social presence (sociability), Media richness, Autonomy, Playfulness, Privacy, Personalization.
METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan oleh penulis adalah metodologi penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Penelitian ini akan menjelaskan hubungan antara dua varibel (bivariat). Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan riset eksplanatif korelasional. (Kriyantono, 2012) Dalam penelitian kuantitatif populasi diartikan sebagai wilayah geenralisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
3
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2012: 215). Populasi (kumpulan obyek penelitian) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kallimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, televisi, iklan dan lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Communication (Marcomm tahun angkatan 2009-2012. Penulis memilih mahasiswa Marcomm Binus sebagai populasi karena Binus merupakan salah satu universitas swasta yang pernah berinteraksi langsung dengan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan video pertemuan itu diunggah ke akun resmi Pemprov DKI Jakarta. Sebagai contoh Teach For Indonesia (TFI) Binus University bekerjasama dengan Pemprov DKI membuat spanduk anjuran untuk membuang sampah di tempatnya. Hal ini diharapkan mahasiswa Binus mempunyai perhatian khusus terhadap Pemprov DKI dan penelitian ini dapat menarik perhatian mereka. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya peneliti menggunakan Rumus Slovin. Dari 1846 jumlah populasi, diperoleh 95 sampel yang bisa dijadikan responden menurut rumus Slovin. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu Probability Sampling dan Non-Probability Sampling (Sugiyono, 2010: p56-p57). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Probability Sampling dimana penulis memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (sampling element) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling digunakan adalah Stratified Random Sampling. Mahasiswa Marcomm Universitas Bina Nusantara distratakan berdasarkan tahun angkatan dari angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Ukuran populasi sebesar 1846 orang terbagi atas 4 subpopulasi yang masing-masing 387, 463, 499, dan 497 maka untuk mengambil sampel sebesar 95 dilakukan dengan mencari faktor pembanding setiap subpopulasi yang disebut sample fraction (f). Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. (Gulo, 2005: p76). Menurut J.Supranto Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakupi ruang yang luas serta dapat memberikan gambaran jelas (untuk menarik benang merahnya) tentang suatu masalah menyeluruh, sistematis, dan komperehensif. Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan data sebagai data primer dan data sekunder. Peneliti akan menggunakan kedua data tersebut dalam melakukan penelitiannya. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat yakni analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua varibel. Variabel yang dimaksud adalah Media Sosial YouTube sebagai variabel bebas (independent) dan Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta sebagai variabel tak bebas (dependent). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan alat bantu program SPSS (Statistical Package for social Science) versi 19.0. Hasil perhitungan data akan disajikan dalam bentuk tabulasi data. Metode analisis data diawali dengan uji validitas dan reliabilitas, setelah itu baru dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Tentang Profil Responden 1.
Tahun Angkatan Dari gambar 4.5 dibawah ini, dapat dilihat gambaran responden berdasarkan tahun angkatan responden yang diperoleh dari kuesioner:
26%
2009
21%
2010 28%
25%
2011 2012
Gambar 4.5 Tahun Angkatan Mahasiswa Berdasarkan gambar 4.5 di atas, maka dapat dilihat persentase mahasiswa angkatan tahun 2009 sebesar 21%, tahun 2010 sebesar 25%, tahun 2011 sebesar 28% dan angkatan tahun 2012 sebesar 26%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden terbesar berasal dari mahasiswa angkatan tahun 2011.
4
2.
Jurusan/Peminatan Dari gambar 4.6 dibawah ini, dapat dilihat gambaran responden berdasarkan Peminatan/jurusan responden yang diperoleh dari kuesioner: Public Relations 31% 53% 16%
Broadcasting
Belum Penjurusan
Gambar 4.6 Diagram Jurusan/Peminatan
Berdasarkan gambar 4.6 di atas, maka dapat dilihat persentase responden yang mengambil jurusan Public Realtions sebesar 31%, Jurusan Broadcaasting sebesar 16%, dan sisanya belum mengambil penjurusan sebesar 53%. Jadi dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden memiliki belum mengambil penjurusan/peminatan. Berikut adalah tabel frekuensinya: 3.
Jenis Kelamin Dari gambar 4.7 dibawah ini, dapat dilihat gambaran responden berdasarkan jenis kelamin responden yang diperoleh dari kuesioner:
43%
57%
PRIA WANITA
Gambar 4.7 Diagram Jenis Kelamin Responden Berdasarkan gambar 4.7 di atas, maka dapat dilihat persentase responden pria sebesar 43% dan wanita sebesar 57%. Jadi dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden berjenis kelamin wanita. Berikut adalah tabel frekuensinya: 4.
Domisili Responden Dari gambar 4.8 dibawah ini, dapat dilihat gambaran responden berdasarkan jenis kelamin responden yang diperoleh dari kuesioner: Jakarta Barat
8% 18% 12%
43% 19%
Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Utara
Gambar 4.8 Diagram Jenis Kelamin Responden Berdasarkan gambar 4.8 di atas, maka dapat dilihat persentase responden yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat sebesar 43%, Jakarta Pusat sebesar 19%, Jakarta Timur sebesar 12%, Jakarta Selatan sebesar 18% dan Jakarta Utara sebesar 8%. Jadi dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden berasal dari wiliyah Jakarta Barat. Berikut adalah tabel frekuensinya: 5.
Frekuensi Responden Mengakses Akun Resmi YouTube “Pemprov DKI dalam Kurun Waktu 1 Minggu
5
29%
6%
>7 kali 16%
5-7 kali 49%
3-5 kali < 3 kali
Gambar 4.9 Diagram Frekuensi Responden Mengakses YouTube Pemprov DKI
Berdasarkan gambar 4.9 di atas, maka dapat dilihat persentase responden dengan frekuensi mengakses akun resmi YouTube Pemprov DKI dalam kurun waktu 1 minggu sebanyak lebih dari 7 kali sebesar 6%, 5-7 kali sebesar 16%, 3-5 kali sebesar 49% dan kurang dari 3 kali sebesar 29%. Jadi dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden mengakses akun YouTube Pemprov DKI antara 3-5 kali dalam seminggu. Berikut adalah tabel frekuensinya:
B. Hasil Penelitian 1.
Uji Validitas
Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel X Corrected Item-Total Correlation .533 P_1 .200 P_2 .063 P_3 .333 P_4 .300 P_5 .533 P_6 .272 P_7 .411 P_8 .284 P_9 .357 P_10 .343 P_11 .361 P_12 .323 P_13 .365 P_14 .385 P_15 .434 P_16 .238 P_17 .446 P_18 1.000 jumlah Sumber: Pengolahan Data SPSS 19
r tabel
Keterangan
0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel diatas menunjukkan pernyataan - pernyataan dari kuesioner. Dari tabel diatas yang berwarna merah dapat dilihat pernyataan P_3 Rhitung< dari rtabel = 0.16. r tabel dicari pada signifikansi 0,1 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) atau df = 93, maka didapat r tabel sebesar 0.1698. Sehingga pernyataan tersebut tidak valid dan dihilangkan. Sedangkan pernyataanpernyataan yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
6
Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Y
P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 P_6 P_7 P_8 P_9 P_10 jumlah
Corrected Item-Total Correlation .355 .468 .364 .241 .547 .348 .426 .212 .328 .558 1.000
r tabel 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS 19
Dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai R hitung dari masing- masing pertanyaan yang terdapat dalam variabel Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta (Y) lebih besar daripada nilai r tabel (0.1698). r tabel dicari pada signifikansi 0,1 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) atau df = 98, maka didapat r tabel sebesar 0.1698. Oleh karena itu setiap pertanyaan dalam variabel Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta (Y) dinyatakan valid. 2.
Uji Reliabilitas Berikut adalah hasil uji reliabilitas pada variabel Media Sosial YouTube dan Variabel Citra Pemprov DKI Jakarta dengan menggunakan SPSS 19:
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .704 18 Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan uji reliabilitas yang sudah dilakukan, nilai statistik Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas variabel Media Sosial YouTube adalah 0.704 yang artinya adalah reliabel. Pengujian tersebut dinyatakan reliabel karena semakin nilai koefisien Cronbach’s Alpha mendekati satu (1) menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki reliabilitas yang tinggi. Nilai Cronbach’s Alpha yang dianggap terendah namun masih bisa diterima adalah 0.60 hingga 0.70 (Sunyoto, 2011).
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .701 11 Sumber: Pengolahan Data
7
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, nilai statistik Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas pada variabel Citra Pemprov DKI Jakarta adalah 0.701 yang artinya reliabel. Pengujian tersebut dinyatakan reliabel karena semakin nilai koefisien Cronbach’s Alpha mendekati satu (1) menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki reliabilitas yang tinggi. Nilai Cronbach’s Alpha yang dianggap terendah namun masih bisa diterima adalah 0.60 hingga 0.70 (Sunyoto, 2011). 3.
Uji Normalitas Berikut adalah hasil uji normalitas pada variabel Media Sosial YouTube dan Variabel Citra Pemprov DKI Jakarta. Sebagian besar titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal sehingga dapat dikatakan data dari kedua variabel berdistribusi dengan normal. (Priyatno, 2013)
Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Media Sosial YouTube Sumber: Pengolahan Data SPSS 19
Gambar 4.11 Grafik Normalitas Variabel Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta Sumber: Pengolahan Data SPSS 19
8
4.
Analisis Korelasi Analisis korelasi ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel Media Sosial YouTube dengan variabel Citra Pemprov DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Pearson’s Correlation Product Moment untuk analisis korelasi. Berikut adalah hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 19
Tabel 4.14 Analisis Korelasi Correlations Media Sosial YouTube (X) Media Sosial YouTube (X)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Citra Instansi Pemprov DKI Pearson Correlation Jakarta (Y) Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1 95 .648** .000 95
Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta (Y) .648** .000 95 1 95
Sumber: Pengolahan Data SPSS 19
Dari tabel 4.14 dapat dilihat nilai koefisien korelasi atau R termasuk kedalam kategori 0.40 – 0.70 yaitu hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk hubungan yang cukup berarti. (Sulistyo, 2010) 5.
Koefisien Determinasi
Tabel 4.15 Model Summary Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .648 .420 .414 2.679 a. Predictors: (Constant), Media Sosial YouTube (X) Sumber: SPSS 19
Pada tabel 4.15 diatas, pada kolom R menunjukkan nilai 0.648 Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (Rsquare) = 0.420. Hal tersebut menunjukkan bahwa Media Sosial YouTube memiliki pengaruh terhadap Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta sebesar 42%, sedangkan sisanya yaitu 58% dipengaruhi oleh faktor- faktor lainnya diluar media sosial YouTube yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 6.
Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 4.16 menunjukkan nilai konstanta (a) = 5.036, sedangkan nilai beta (b) = 0.481. Dengan persamaan regresi linear sederhana Y’= a+bX maka dari tabel diatas dapat diperoleh nilai Y’= 5.036 + 0.481X. Penjelasan persamaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 5.036; artinya jika Media sosial YouTube nilainya 0, maka Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta nilainya sebesar 5.036. b. Koefisien regresi variabel Media Sosial YouTube sebesar 0.481; artinya jika Media Sosial YouTube mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan.
9
Tabel 4.16 Analisis Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 5.036 4.424 1.138 .258 .481 .059 .648 8.202 .000
Model (Constant) Media Sosial YouTube (X) a. Dependent Variable: Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta (Y) Sumber: Pengolahan Data SPSS 19 7.
Uji Hipotesis (Uji t)
Tabel 4.17 Summary Hipotesis Hipotesa H0
N o Hipotesa 1 1. Hipoetesa 2 2. Sumber: SPSS 19
Ditolak Ditolak
Ha diterima diterima
Hasil pengujian menemukan bahwa nilai thitung adalah sebesar 8.202 (lihat tabel 4.16) lebih besar daripada ttabel yang nilainya sebesar 1.29. Atau apabila dibandingkan dengan menggunakan batas signifikansi 0.1, maka nilai thitung lebih besar daripada batas signifikansi 0.1. Sehingga kesimpulannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu variabel Media Sosial YouTube mempengaruhi Citra Instansi Pemprov DKI Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Media Sosial Youtube berpengaruh pada Citra Pemprov DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ini menunjukkan bahwa menurut mahasiswa Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara Tahun Angkatan 2009-2012, penggunaan media sosial YouTube yang dalam hal ini adalah akun resmi YouTube Pemprov DKI, memiliki pengaruh sebanyak 42% terhadap citra perusahaan, yang dalam hal ini adalah Pemprov DKI Jakarta. 2. Akun YouTube Pemprov DKI sudah memiliki 77.452 subscribers dengan pengakses situs tersebut mencapai 12.168.081 orang (per tanggal 27 Mei 2013) hanya dalam waktu sekitar 6 bulan yakni 5 Oktober 2012 – 27 Mei 2013 membuktikan betapa besarnya respon masyarakat terhadap pembentukan akun resmi di media sosial YouTube.
Saran Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya dan dapat menambah wawasan akademik khususnya pengetahuan mengenai ilmu komunikasi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan menguji dan menganalisis Pengaruh Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemprov DKI kepada subyek penelitian yang lebih luas. Misalnya survey terhadap masyarakat Jakarta baik Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta selatan, Jakarta Utara maupun Kepuulauan Seribu. Penelitian dengan survey kepada masyarakatn Jakarta akan lebih memberi masukan positif kepada Pemprov DKI Jakarta. Peneliti memberi saran kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa lebih dapat lebih memaksimalkan lagi penggunaan media sosial YouTube. Akan lebih baik apabila akun resmi Youtube Pemprov DKI dipromosikan lebih luas lagi kepada publik. Sehingga semua masyarakat sadar akan keberadaan akun resmi Youtube Pemprov DKI tersebut. Selain itu dibuat lebih menarik dan terus di
10
update secara rutin dengan video-video yang berhubungan dengan Kota Jakarta dan pemerintahannya sehingga akan menambah nilai positif di mata publik. Pemprov DKI bisa memanfaatkan YouTube untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Pemerintah Provinsi DKI selain video tentang kegiata gubernur dan wakil gubernur. Bagi masyarakat khususnya masyarakat Jakarta sebaiknya bisa lebih kritis dan memantau kinerja Pemprov DKI melalui media-media yang telah dibuat oleh Pemprov DKI antara lain website resmi Pemprov DKI (Jakarta.go.id), website berita (beritajakarta.com) dan media sosial YouTube (http://www.youtube.com/user/PemprovDKI).
REFERENSI Apriliani, C. 2013. Fungsi Nge-YouTube untuk PR. Diakses 14 Februari 2013 dari http://cynthiaapriliani.wordpress.com/ Ardianto, E. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, E dan Soemirat, S. (2005). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ardianto, E dan Soemirat, S. (2010). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya. Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (edisi revisi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Gafar, A. (2008). Penggunaan Internet Sebagai Media Baru dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 8(2): 36 - 43 Gulo, W. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Hasfi, N. (2010). Tantangan Jurnalisme di Era Globalisasi Informasi. Artikel Universitas Diponegoro. Diakses 5 Maret 2013 dari http://eprints.undip.ac.id/ Irwansyah. (2012). Social Media and Low Budget of Political Participation (Youth Activists' Perspective). Communicare Journal of Communication Studies. 5(2): 20. Kaplan, Andreas M.& Michael Haenlein (2010).Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons. 53(1): 56-57 Kim, S.H. (2007). Media Use, Social Capital, and Civic Participation In South Korea. Journalism and Mass Communication Quarterly. 84(3): 477-494. Kountur, Ronny. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, edisi revisi. Jakarta : penerbit PPM. Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group. Marindo, R., Puntoadi, D., & Sutedja, S. (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Morissan, M. (2010). Manajemen Public Relations. Jakarta : Prenada Media Group. Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT Elex Komputindo. Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Onggo, B. J. (2004). Cyber Public Relations. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta: MediaKom. Rosati, A. C. (2010). YouTube: online video and participatory culture. American Library Association dba Choice, 47(6): 1 diakses 17 Maret 2013 dari http://search.proquest.com/ Rumanti, S. M. (2005). Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta: PT Grasindo. Ruslan, R. (2003). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santoso, S. (2011). Structural Equation Modelling. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sinatra, L., & Darmastuti, R. (2008). Kajian Peran Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Scriptura. 2(2): 97. Sholeh, M. 2012. Jokowi: Salah Urus Birokrasi Bisa Jadi Masalah. Diakses 12 Maret 2013 dari http://www.merdeka.com/ Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunarto, D. (2003). Humas Pemerintahan dan Komunikasi Persuasif. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman dan HAM. Sulityo, J. (2010). 6 Hari Jago SPSS. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Sulistyowati, A.R. 2013. Pusat Terpadat di DKI Jakarta. Diakses 21 Mei 2013 dari http://megapolitan.kompas.com/ Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Umar, H. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
11
West, R.,Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika. Wijaya, S.T. 2013. Peran dan Fungsi Media Sosial. Diakses 23 Mei 2013 dari http://konsultanseojakarta.com/ Wisesa, S. A., dan Macnamara, J. (2005). Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yudharhea, N. (2012). Pengaruh Media Online Terhadap Citra Instansi Pemerintah Di Mata Mahasiswa Binus University (Studi Kasus: Website Kementerian Pemuda Dan Olahraga). Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. www.jakarta.go.id/web/news/2012/10/visi-dan-misi-gubernur www.youtube.com/user/PemprovDKI
RIWAYAT PENULIS Viviane Tanzaq lahir di kota Tangerang pada 24 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi pada tahun 2013.