VISUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA UNTUK SISWA SD BERBASIS TIK Buchory MS, Selly Rahmawati dan Setia Wardani UPY
[email protected] Abstrac: Visualization Pancasila Values For Students Elementary School Based Information And Communication Technologies. This study aims to a two short-term goals and long term goals. Short-term goal of this research is to design a learning medium to instill the values of Pancasila to elementary students. The long term goal of this research is that this media can be used on other Pancasila learning to give variety of instructional media and facilitate student understanding and be able to improve student attitude. The method used is research development. Collecting data in this study include observation, questionnaires, interviews and tests. Methods of data analysis in this study is a quantitative analysis using Mann Whitney t-test and independent sample t-test. The results of this study show that (1) the design of instructional media visualization of the values of Pancasila for elementary school students developed by the 6 steps of research and development that is research and data collection, planning, product development draft, initial field trials, revise the results of trials and field trials; (2) media visualization Pancasila values effective to increase the learning achievement; (3) media visualization Pancasila values effective to increase the attitudes that contains the values of Pancasila. Keywords: Media, Visualization, Pancasila Value Abstrak: Tujuan penelitian Visualisasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta Berbasis TIK ada dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek penelitian ini adalah untuk merancang sebuah media pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai pancasila kepada siswa SD. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah agar media ini dapat dimanfaatkan pada pembelajaran pancasila yang lain untuk memberi variasi media pembelajaran dan memudahkan pemahaman siswa serta mampu meningkatkan prestasi belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Pengumpulan data pada penelitian ini antara lain adalah observasi, angket, wawancara dan tes. Metode analisa data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif menggunakan t-test independent sample. Hasil penelitian ini adalah (1) perancangan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai pancasila untusk siswa SD dikembangkan dengan 6 langkah penelitian dan pengembangan yaitu penelitian dan pengumpulan, perencanaan, pengembangan draf produk, ujicoba lapangan awal, merevisi hasil uji coba dan uji coba lapangan; (2) media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan prestasi belajar; (3) media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila. Kata Kunci: Media, Visualisasi, Nilai Pancasila PENDAHULUAN Pada era globalisasi, teknologi, telekomunikasi dan perdagangan telah membuka sekatsekat antar negara. Arus globalisasi ini mengakibatkan masuknya berbagai budaya asing ke Indonesia. Hal ini merupakan ancaman terbesar yang dihadapi oleh setiap negara. Ancaman tersebut dapat menimbulkan krisis sosial, intelektual, moral, dan yang terparah adalah krisis karakter yang menjurus kepada krisis identitas bangsa. Masalah fundamental lainnya dari
ancaman globalisasi adalah keterbukaan informasi yang memudahkan berbagai macam ideologi asing yang masuk ke indonesia dan mengancam pancasila. Pancasila merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pancasila harus dijunjung tinggi oleh warganya karena pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat. Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pegangan dan pedoman pemecahan berbagai masalah masyarakat baik dalam bidang politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, dan persoalan lainnya. Jadi bila Pancasila diimplementasikan dengan benar seharusnya dia dapat menjadi alat untuk mengantisipasi dari terjadinya krisis identitas dan ideologi bangsa. Mengamalkan Pancasila berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari, agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Pengamalan Pancasila secara utuh (5 sila) tersebut merupakan syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.. Namun Pancasila yang seharusnya menjadi falsafah bangsa dan fondasi kehidupan masyarakat kenyataannya lebih sering dipajang sebagai simbol belaka. Hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang tidak memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut terlihat dari hasil survey yang dilakukan harian Kompas, dan dirilis pada 1 Juni 2008, memperlihatkan pengetahuan masyarakat mengenai Pancasila rendah. Survei yang dilakukan Kompas pada tanggal 28 - 29 Mei Mei 2008 tersebut menunjukkan bahwa 48,4 % responden berusia 17 - 29 tahun menyebutkan kelima Pancasila salah atau tidak lengkap. 42,7 % responden berusia 30 - 45 tahun salah menyebutkan kelima Pancasila. Responden berusia 46 tahun ke atas lebih parah, yakni sebanyak 60,6 % yang salah menyebutkan kelima sila Pancasila. Untuk mengatasi kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, maka penanaman nilai-nilai pancasila sejak dini merupakan hal yang penting dilakukan. Usia 6-10 tahun merupakan usia paling efektif dalam penanaman nilai-nilai karena pengalaman anak pada usia tersebut menjadi fondasi bagi karakter anak selanjutnya. Pancasila sangatlah penting untuk membangun karakter bangsa. Bila masyarakat tidak memahami pancasila maka identitas dan karakter bangsa dapat luntur karena arus globalisasi. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai pancasila sejak dini bagi penerus bangsa sangat perlu dan penting dilakukan. Namun berdasarkan data observasi diketahui bahwa pembelajaran nilai-nilai Pancasila di SD masih menggunakan media gambar saja yaitu berupa gambar simbol Pancasila. Arif S Sadiman (2008:31) menyebutkan beberapa kekurangan
dari media gambar yaitu: 1) Gambar/foto hanya menerekam persepsi mata 2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan belajar mengajar 3) Gambar/foto memiliki ukuran terbatas untuk kelompok besar. Sedangkan menurut Daryanto (2011:101) kelemahan-kelemahan dari media gambar antara lain: 1) Beberapa gambarnya sudah cukup memadai, tetapi tidak cukup besar ukurannya jika digunakan untuk tujuan pengajaran kelompok besar, kecuali jika diproyeksikan melalui proyektor. 2) Gambar adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya yang berdimensi tiga. Kecuali jika dilengkapi dengan beberapa gambar untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut pemotretan yang berlainan. 3) Gambar bagaimanapun indahnya tetap tidak memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup. Namun demikian, beberapa gambar yang disusun secara berurutan dapat memberikan kesan gerak dapat saja dicobakan, dengan maksud meningkatkan daya efektivitas proses belajar mengajar. Untuk itu pengembangan media pembelajaran yang dapat menvisualisasikan nilai-nilai pancasila lainnya sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan sikap siswa SD terhadap pancasila. METODE Rancangan penelitian yang diajukan ini akan menguji pengembangan media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Pengembangan model menggunakan siklus tahapan pengembangan Research &Development (R&D) dari Borg and Gall. Research and Information collecting
Dissemination and implement tation
Plannin g
Final Product revision
Develop Preliminary Form of product
Operational Field testing
Preliminary Field testing
Main product revision
Operation al Product revision
Main field testing
Borg & Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 169-170) memaparkan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbanganpertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan (planning) yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuankemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk sebelum diujicobakan pada uji coba lapangan. Uji coba lapangan awal ini dilakukan oleh 5 siswa SD kelas Va SD sonosewu dan guru SD Va SD Sonosewu. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). 6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 1 kelas dengan 30 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan mahasiswa sebelumnya dan sesudah menggunakan media yang dicobakan dikumpulkan. 7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Pengujian dilakukan melalui angket, observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). 10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Namun, pada penelitian dan pengembangan ini peneliti tidak memakai 7, 8, dan 9, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan media visualisasi ini adalah observasi, angket, dan tes. Observasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari produk pengembangan saat ujicoba awal. Angket dalam penelitian ini ada 2 macam angket yang digunakan, pertama angket untuk validator, ahli materi, ahli media, respon guru dan respon siswa dan yang kedua angket untuk mengukur sikap siswa yang mengandung nilainilai Pancasila. Tes yang digunakan dalam pengembangan produk media ini adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman pancasila Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian validator, ahli media, ahli materi, respon guru dan siswa serta hasil ujicoba produk dengan menggunakan tes dan angket sikap kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil penilaian kualitas produk pengembangan ini dianalisis secara deskriptif. Penentuan tingkat kevalidan dan revisi produk seperti pada tabel berikut. Persentase (%) 85-100 75-84 60-74 40-59 0-39
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal
Kriteria Valid Sangat Valid (tidak perlu revisi) Valid (tidak perlu revisi) Cukup valid (tidak perlu revisi) Kurang valid (revisi) Tidak valid (revisi)
Sedangkan hasil data ujicoba produk dengan menggunakan tes dan angket sikap dilakukan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dengan media visualisasi nilai-nilai pancasila dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif statistik inferensial. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti melakukan dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pengujian normalitas data dilakukan dengan cara uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang data yang diperoleh dalam penelitian memiliki memiliki variansi yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan cara Test of Homogeneity of Variance. Setelah dilakukan uji prasyarat, maka dapat ditentukan jenis uji statistik yang akan digunakan untuk mengetahui perbedaan prestasi dan sikap siswa. Apabila data memiliki distribusi normal dan variansi yang homogen, maka dapat dilakukan uji statistik parametrik dengan t-test independent sample. Sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistik non parametrik yaitu dengan Mann Whitney U test.
A. Hasil Penelitian 1. Rancangan Media Pembelajaran berupa Visualisasi Nilai-nilai Pancasila untuk Pembelajaran Pancasila yang Menarik bagi Siswa SD a.
Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)
Berdasarkan survey yang telah peneliti lakukan terhadap siswa kelas V SD Sonosewu diketahui bahwa beberapa anak di SD Sonosewu tidak hafal pancasila. PRESENTASE SISWA HAFAL SILA-SILA PANCASILA
36,36%
63,64%
Hafal
tidak hafal
Dalam survey dari dua kelas Va da Vb di SD Sonosewu tersebut diketahui bahwa 63,64% siswa dari 44 siswa tidak hafal sila-sial pancasila. Sedangkan 36,36% siswa dari 44 siswa hafal sila-sila pancasila. Secara lebih rinci berikut presentase hafalan sila-sila pancasila berdasarkan sila-silanya.
PRESENTASE HAFALAN SISWA TERHADAP SILA-SILA PANCASILA 100% 77,27%
81,81%
75,00% 50,00%
SILA 1
SILA 2
SILA 3
SILA 4
SILA 5
Berdasarkan diagram batang tersebut, diketahui bahwa seluruh siswa hafal sila pertama, 77,27% siswa atau 34 siswa hafal sila ke dua dan 27,73% siswa atau 10 siswa tidak hafal sila kedua Pancasila. Pada sila ke tiga, terdapat 75% siswa atau 33 siswa yang hafal sila ke tiga pancasila. Sedangkan 25% atau 11 siswa yang tidak hafal sila ketiga pancasila. Pada sila ke empat, terdapat 50% siswa atau 22 siswa yang hafal sila ke empat Pancasila. Sedangkan 50% siswa atau 22 siswa tidak hafal sila ke empat Pancasila. Pada sila ke lima terdapat 81,81% siswa atau 36 siswa yang hafal sila ke lima Pancasila. Sedangkan 18,19% siswa atau 8 siswa tidak hafal sila ke lima Pancasila. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara terhadap guru diketahui bahwa banyak siswa yang memang masih belum hafal sila-sila Pancasila karena banyak siswa yang kurang memperhatikan saat pelajaran PKn khususnya tentang pancasila. Pelajaran PKn di SD tersebut telah menggunakan beberapa media pembelajaran berupa gambar, power point dan vidio yang diambil dari youtube. Namun belum pernah mengembangkan media pembelajaran sendiri. Menurut guru tersebut, pengembangan media pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menambah motivasi siswa dalam memperhatikan pelajaran dan meningkatkan prestasi. b. Perencanaan (planning) Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut, peneliti kemudian menyusun rencana peneltian. Peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran nilai-nilai Pancasila untuk kelas V SD. Tujuan pembelajaran yang dipilih dalam pengembangan media visualisasi nilai-nilai Pancasila ini adalah memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, mengidentifikasi dampak memiliki sikap tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan memahami makna nilai-nilai Pancasila Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah tentang nilai-nilai sila Pancasila, makna sila Pancasila, dan prilaku yang sesuai dengan sila Pancasila. Peneliti kemudian menyusun karakter tokoh film animasi dan skenario film animasi sebagai berikut. Karakter tokoh yang berperan dalam film ini adalah Andi berkarakter cerdas dan suka menolong; Antok
berkarakter suka marah-marah; Jono berkarakter penakut; Wahyu berkarakter serakah dan selalu iri; Adit berkarakter suka mengadu domba; Bambang berkarakter selalu menurut kepada wahyu; Mela gadis keturunan cia yang berkarakter pandai dan suka menolong; Ibu Mela berkarakter kikir dan cerewet; Bapak Andi berkarakter tegas dan jujur; Ibu Andi berkarakter baik dan mandiri;dan Pak Lurah berkarakter tegas dan bijak. Setting tempatnya: Berlatar sebuah desa bernama Sukamaju yang hijau dan penuh dengan pepohonan. Setelah penyusunan karakter tokoh, skenario dan setting tempat ditetapkan, peneliti kemudian membuat story board sebagai berikut: Story board Scene
Keterangan Halaman Awal (00:10)
Standar Kompetensi (00:15)
Halaman Pengenalan tokoh (00:30) Ada sekitar 7 tokoh utama pada film animasi arti tolong menolong ini
Andi, Wahyu, Antok dan Mela sedang bincang-bincang didepan rumah Andi (01:00)
Andi dan teman-teman sedang berjalan menuju taman untuk bermain petak umpet (04:00)
Ibu mela datang mencari Mela dan bertanya kepada Andi (05:40)
Pertemuan Sarasehan di Kelurahan bersama Pak Lurah (09:10)
Andi, Jono dan Antok bersama warga bergotong royong membangun jembatan (12:05)
Wahyu merencanakan hal buruk bersama Adit dan Bambang (12:25)
Wahyu terjatuh ke sungai (13:35)
Andi, Antok, Jono dan Mela menjenguk Wahyu (13:40)
3.
Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Langkah selanjutnya adalah pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran,
dan instrumen evaluasi. Bahan pembelajaran (terlampir) kemudian diaplikasikan dalam bentuk film animasi sesuai dengan story board yang telah disusun. Rencana proses pembelajaran disusun dalam sebuah RPP (terlampir). Evaluasi pembelajaran PKn khususnya nilai-nilai Pancasila ini dilihat dari segi pemahamannya terhadap nilai-nilai Pancasila dan sikap terhadap nilai-nilai pancasila. Penilaian pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila dilihat dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa. Sedangkan untuk Sikap terhadap nilainilai Pancasila diukur dengan menggunakan angket sikap Pancasila. Validasi desain dilakukan dengan meminta ahli materi dan media untuk menilai produk media yang telah dibuat. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kekurangan, kekuatan, dan kualitas dari produk media. Dalam penelitian ini melibatkan 2 orang ahli materi dan 2 orang ahli media sebagai validator. Validasi materi dilakukan untuk menilai produk media dari aspek isi dan pembelajaran. Ahli materi yang melakukan validasi kualitas dan produk media ini merupakan guru kelas Va dan b SD Sonosewu. Penilaian ahli materi adalah sebagai berikut: Aspek Penilaian Aspek Isi dan Tujuan
Ahli Materi I 82,2%
Ahli Materi II 80%
Kriteria Penilaian baik
Aspek Pembelajaran 80% 80% baik Maka dapat disimpulkan bahwa ahli materi menyatakan bahwa kualitas media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila ini masuk dalam kriteria baik Validasi media dilakukan untuk menilai produk media dari desain tampilan, komunikasi visual, dan perangkat lunak. Ahli media yang melakukan validasi media dalam penelitian ini adalah dosen Teknik Informatika UPY. Adapun penilaian ahli media adalah sebagai berikut: Aspek Penilaian Aspek Tampilan
Ahli Media I 88,57%
Ahli Media II 82,85%
Kriteria Penilaian baik
Aspek Pemograman
100%
84%
baik
Berdasarkan dapat disimpulkan bahwa ahli media menyatakan bahwa kualitas media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila ini masuk dalam kriteria baik 1. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba lapangan awal ini dilakukan oleh beberapa siswa SD sonosewu. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk sebelum diujicobakan pada uji coba lapangan. Uji coba lapangan awal ini dilakukan oleh 5 siswa SD kelas Va SD sonosewu dan guru SD
Va SD Sonosewu. Data hasil ujicoba tersebut diukur dalam angket respon siswa dan angket respon guru. Berdasarkan angket tersebut diketahui sebagai berikut. Data Hasil Angket Respon Guru Aspek Penilaian Kualitas media
Penilaian Guru 84,37%
Kriteria Baik
Data Hasil Angket Respon Siswa Aspek Penilaian Kualitas media
Penilaian Siswa 86,67%
Kriteria Baik sekali
Berdasarkan data penilaian guru melalui angket respon guru diketahui bahwa kualitas media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila tergolong dalam kriteria baik. Sedangkan berdasarkan data penilaian siswa melalui angket respon siswa diketahui bahwa media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila juga masuk dalam kriteria baik. 2. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Berdasarkan uji coba awal diketahui bahwa kualitas media berdasarkan respon guru dan siswa termasuk dalam katagori baik. Namun walaupun begitu, guru memberikan beberapa saran perbaikan yaitu tentang jeda pembicaraan antar pemain terlalu lama dan volume suara beberapa karakter yang terlalu kecil sehingga tidak terdengar. Berdasarkan saran tersebut, peneliti melakukan revisi produk media visualisasi nilainilai Pancasila yaitu dengan mensetting waktu pembicaraan dan volume pembicaraan dalam film animasi tersebut. 3. Uji coba lapangan (main field) Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini hasil ujicoba dijadikan pembanding antara pembelajaran mengunakan media visualisasi nilai-nilai Pancasila dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar. Uji coba dilakukan pada 2 kelas yaitu kelas Va dan kelas Vb dengan 22 orang subjek uji coba per kelas. Berdasarkan ujicoba tersebut diketahui bahwa skor maksimum untuk kelas kontrol (kelas dengan menggunakan media gambar) adalah 90 dan skor minimumnya 10. Sekan mean kelas kontol adalah 50. Berikut diagram batang distribusi perolehan skor prestasi pemahaman nilai-nilai Pancasila kelas kontrol.
Prestasi siswa Kelas Kontrol frekuensi
3 2 1 0 10 18 20 25 28 30 35 40 48 58 63 68 70 73 85 88 90 skor Prestasi
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 10 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 18 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 20 ada satu siswa. Siswa dengannilai 25 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 28 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 30 ada tiga siswa, siswa dengan nilai 40 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 48 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 58 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 63 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 68 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 70 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 73 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 85 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 88 ada satu siswa dan siswa dengan nilai 90 ada satu siswa Sedangkan pada kelas ekperimen (kelas dengan menggunakan media visualisasi nilainilai Pancasila) memiliki nilai maksimum 100 dan nilai minimum 25 dengan mean 77. Berikut diagram frekuensi nilai pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap nilai-nilai Pancasila
Prestasi Siswa Kelas Eksperimen Frekuensi
4
2
98
93
88
100
Skor Prestasi
85
83
80
75
73
58
55
50
25
0
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 25 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 50 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 55 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 58 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 73 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 75 ada satu siswa, siswa dengan nilai 80 ada empat siswa. Siswa dengan nilai 83 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 85 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 88 ada dua siswa. Siswa dengan nilai 93 ada satu siswa. Siswa dengan nilai 98 ada tiga siswa. Siswa dengan nilai 100 ada satu siswa.
Sedangkan berdasarkan data hasil penelitian sikap yang kemudian di katagorikan berdasarkan metode pengembangan skala likert menjadi skor T Sarifudin Azwar (perhitungan terlampir), diketahui bahwa pada kelompok kontrol terdapat 50% atau 11 siswa memiliki sikap nilai-nilai Pancasila yang negatif dan 50% atau 11 siswa memiliki sikap nilainilai Pancasila yang positif. Sedangkan pada kelas eksperiment terdapat 31,8% atau 7 siswa memiliki sikap nilai-nilai Pancasila yang negatif dan 62,8% atau 15 siswa memiliki sikap nilai-nilai Pancasila yang positif. Selain itu berdasarkan Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Mann Whitney U test diketahui bahwa ada perbedaan pemahaman nilai-nilai pancasila antara kelas yang menggunakan media visualisasi nilai-nilai Pancasila dan media gambar. Disamping itu, berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan sikap terhadap nilai pancasila antara kelompok yang menggunakan media pembelajaran gambar dan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila. 2. Prestasi Belajar Siswa SD Dengan Media Pembelajaran Berupa Visualisasi NilaiNilai Pancasila Prestasi belajar nilai-nilai Pancasila diukur dari pemahaman siswa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa. Pengaruh media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila dilihat dari perbedaan prestasi belajar dengan menggunakan media pembelajaran media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila dengan media gambar. Untuk mengetahui perbedaan tersebut dilakukan uji hipotesis apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media visualisasi nilai-nilai pancasila dan media gambar. Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas sebagai berikut. Uji homogenitas dilakukan dengan Test of Homogeneity of Variances Levene. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS. Nilai significansi levene test 0,66
Keterangan Homogen
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai significansi levene adalah 0,66> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan data dari kedua variabel memiliki variansi yang homogen. Sedangkan uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini adalah hasil uji normalitas yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS.
Media Media gambar Media visualisasi nilai-nilai Pancasila
Nilai significansi test normalitas 0,174 0,22
Keterangan Normal Normal
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai significansi pembelajaran dengan media gambar adalah 0,174 dan nilai significansi dengan menggunakan media visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,022. Nilai significansi media gambar tersebut lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan data dari variabel tersebut berdistribusi normal. Namun Nilai significansi media visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,022 < 0,05 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan data dari kedua variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Berdasarkan uji prasyarat diketahui bahwa data dari kedua variabel media, homogen namun tidak normal. Sehingga uji hipotesis dilakukan secara nonparametrik dengan Mann Whitney U test. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok yang menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Ha.: Terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok yang menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Berikut adalah hasil uji t-test yang telah dilakukan. Nilai significansi uji Mann-Whitney U 0.001
Keterangan Terdapat perbedaan yang significant antara media gambar dan media visualisasi nilai-nilai Pancasila
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai significansi 0,001 maka Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai pancasila. Bila dilihat berdasarkan mean sikap dengan menggunakan media gambar yaitu 108,73, sedangkan mean dengan menggunakan media visualisasi nilai-nilai Pancasila 109,36 maka dapat dikatakan bahwa media visualisasi nilai-nilai Pancasila lebih efektif dalam meningkatkan sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila. 3. Sikap Siswa SD dengan Media Pembelajaran berupa Visualisasi Nilai-nilai Pancasila Sikap siswa terhadap nilai-nilai Panrcasila diukur dengan menggunakan angket. Pengaruh media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila dilihat dari perbedaan sikap siswa dengan menggunakan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila dengan
media gambar. Untuk mengetahui perbedaan tersebut dilakukan uji hipotesis apakah ada perbedaan sikap siswa dengan menggunakan media visualisasi nilai-nilai pancasila dan media gambar. Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas sebagai berikut. Uji homogenitas dilakukan dengan Test of Homogeneity of Variances Levene. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS. Nilai significansi levene test 0,57
Keterangan Homogen
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai significansi levene adalah 0,057 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan data dari kedua variabel memiliki variansi yang homogen. Sedangkan uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini adalah hasil uji normalitas yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS. Media Media gambar Media visualisasi nilai-nilai Pancasila
Nilai significansi test normalitas 0,192 0,94
Keterangan Normal Normal
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai significansi pembelajaran dengan media gambar adalah 0,192 dan nilai significansi dengan menggunakan media visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,094. Kedua nilai significansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan data dari kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan uji prasyarat diketahui data dari kedua variabel tersebut, homogen namun normal. Sehingga uji hipotesis dapat dilakukan secara parametrik dengan menggunakan ttest. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok yang menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Ha.: Terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok yang menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Berikut adalah hasil uji t-test yang telah dilakukan. Nilai t -2,329
Nilai significansi t-test Keterangan 0,044 Ada perbedaan yang significan antara media gambar dengan media visualisasi nilai-nilai Pancasila
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung -2,329 dan nilai significansi 0,044 < 0,05 maka Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai pancasila. Bila dilihat dari nilai t yang negatif maka media gambar kurang efektif dibandingkan dengan media visualisasi nilai-nilai Pancasila dalam meningkatkan sikap siswa.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa nilai t hitung prestasi belajar nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan media gambar dan menggunakan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,296 dan nilai significansi 0,024 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai pancasila. Sedangkan berdasarkan nilai t yang negatif berarti media gambar kurang efektif dari pada media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Jadi media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan prestasi belajar. Sedangkan nilai significansi sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila yang menggunakan media gambar dan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,039 maka maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilainilai pancasila. Kemudian dilihat berdasarkan perbedaan mean sikap yang memuat nilainilai Pancasila yang menggunakan media gambar dan media pembelajaran visualisasi nilainilai Pancasila, terlihat bahwa berarti media gambar kurang efektif dari pada media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Jadi media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut sesuai dengan penelitian M. Said Abdul Rohman menyatakan bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila yang dilakukan dengan memberikan materi yang kontra dan persoalan yang dilematis dengan metode pembelajaran Cases-Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk di diskusikan oleh siswa sehingga siswa mampu mengkaji secara mendalam dengan melakukan penalaran moral. Pelaksanaan metode pembelajaran Cases-Based Learning dalam pelajaran` terbukti dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan siswa dapat bersikap dan berperilaku secara mandiri, menghargai, tanggung jawab serta kekeluargaan. Jadi pembelajaran dengan metode yang menarik dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila dan membentuk sikap yang baik. Media pembelajaran visualisasi Pancasila dapat
menghadirkan suasana pembelajaran yang menarik sehingga dapat menanamkan pemahaman nilai-nilai Pancasila dan sikap-sikap Pancasila. Hasil penelitian peneliti juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh King-Dow Su dengan judul An Integrated Science Course Designed With Information Technologies To Enhance University Student’s Learning Performance bahwa pembelajaran dengan menggunakan media teknologi informasi komunikasi dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam konsep ilmu yang ditargetkan dan memberikan sikap positif terhadap pembelajaran sains. Selain itu hasil penelitian peneliti juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d an Ruth Stavy dengan judul Using Computer Animation To Teach High School Molecular Biology menunjukkan bahwa penggunaan animasi komputer dalam pembelajaran biologi meningkatkan nilai prestasi. Hasil penelitian pneliti juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ramatullah dengan judul pengaruh pemanfaatan media film animasi terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan significan dan peningkatan prestasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi berdasarkan ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa media komputer berbasis animasi dapat meningkatkan pemahaman, prestasi dan sikap siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian pengembangan media visualisasi nilai-nilai PKn berbasis animasi ini. Berdasarkan Teori yang dikemukakan oleh Neo dalam Munir (2008: 18) kelebihan film animasi adalah sebagai berikut: a. Membawa informasi dalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan b. Memberikan penekanan karena informasi yang brubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangsang pengguna untuk melakukan sesuatu tindakan c. Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna secara tidak disadari dari topik-topik yang disediakan d. Peserta didik akan lebih cepat belajar dan memiliki sikap yang baik e. Fleksible f. Praktis g. konsisten h. Menarik perhatian Sedangkan menurut Harrison dan Hummell dalam Rahmatullah (2013: 178-186) menyatakan bahwa media film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Agina dalam Rahmatulloh juga menjelaskan bahwa pemanfaatan film animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Beberapa teori tersebut dapat menjelaskan bahwa media pembelajaran dengan film animasi dapat membuat informasi menjadi lebih jelas lagi dan memberikan penekananpenekanan terhadap informasi-informasi yang penting sehingga dapat memperdalam pemahaman siswa. Selain itu media film animasi juga sangat menarik sehingga siswa perhatian siswa terhadap pelajaran menjadi meningkat sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.Selain itu dalam teori tersebut dinyatakan bahwa media film animasi juga membuat siswa memiliki sifat yang baik. Jadi media film animasi dapat menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap terhadap materi pelajaran dan orang lain. Jadi seperti yang diungkapkan oleh agina dalam rahmatulloh bahwa pemanfaatan film animasi dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hasil belajar dalam hal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dan ranah afektif yaitu sikap Pancasila.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Perancangan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai pancasila untusk siswa SD dikemmbangkan dengan 6 langkah penelitian dan pengembangan yaitu penelitian dan pengumpulan, perencanaan, pengembangan draf produk, ujicoba lapangan awal, merevisi hasil uji coba dan uji coba lapangan. 2. Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa nilai significansi prestasi belajar nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan media gambar dan menggunakan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,024 maka terdapat perbedaan prestasi dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai pancasila. Sedangkan berdasarkan nilai t yang negatif berarti media gambar kurang efektif dari pada media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Jadi media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan prestasi belajar. 3. Sedangkan nilai significansi sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila yang menggunakan media gambar dan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila adalah 0,039 maka terdapat perbedaan prestasi dengan menggunakan media gambar dan media visualisasi nilai-nilai pancasila. Kemudian dilihat berdasarkan perbedaan mean sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila yang menggunakan media gambar dan media pembelajaran visualisasi nilai-nilai Pancasila, terlihat bahwa berarti media gambar kurang efektif dari pada media visualisasi nilai-nilai Pancasila. Jadi media visualisasi nilai-nilai Pancasila efektif untuk menngkatkan sikap yang memuat nilai-nilai Pancasila.
UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas PGRI Yogyakarta khususnya LPPM, kepala sekolah, guru dan siswa SD Sonosewu, mahasiswa yang telah ikut membantu penelitian ini, serta redaktur dan reviewer jurnal cakrawala pendidikan yang telah memuat hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arief S Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Arsyad Umar ,dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Nurani Sejahtera Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma. Kaelan, M.S. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma. Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta: Paradigma. King-Dow Su, An Integrated Science Course Designed with information technologies to Enhance University Student’s Learning Performance, Science Direct, Vol. 51, 2008, h 1365-1374, http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171 M. Said Abdul Rohman. 2009. Cases-Based Learning sebagai upaya Penanaman Nilai-Nilai Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kudus. Skripsi. Semarang: Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri. Moh.Zakariyah. 2015. Pentingnya Pancasila Bagi Pelajar. diambil dari http://lomba.web.unej.ac.id/2015/06/09/pentingnya-pancasila-bagi-pelajar/pada tanggal 26 November 2015 Muhammad Rahmattullah. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar, 2013. H. 178-186, http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf Munir. 2008. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Noor Ms Bakry. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Rahayu, Ani Sri. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Malang: Bumi Aksara. Reva Sonia Izati. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Perilaku Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri 1 Sukatani). Jakarta: Program Stusi PPKN FIS Universitas Jakarta. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Shu-Chin Su dan Eleen Liang. Elementary Students’ Motivation and Attitudes toward English Animated Cartoons at a Cram School. International Journal of Art and Commerce. Vol 3. No. 5, 2014, h. 15-36, http://www.ijac.org.uk/images/frontImages/gallery/Vol._3_No._5/2.pdf Suprihatiningrum, jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: AR_RUZZ Media Sutarjo Adisusilo, J.R, 2013. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Rajawali Pers Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Thomas Lickona. 2013. Educating for Character:How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Jakarta: Bumi Aksara. Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth Stavy, Using a Computer Animation To Teach High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58, http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-007-9080-4?no-access=true