Visi 2016-2011 BERSAMA MEMBANGUN BERAU : SEJAHTERA, UNGGUL DAN BERDAYA SAING Oleh : H.Muharram dan H.Agus Tantomo Calon Bupati dan Wakil Bupati Berau 2015-2020
PENGANTAR Kabupaten Berau merupakan salah satu pintu masuk Provinsi Kalimantan Timur, letaknya berada dipaing utara Provinsi Kalimantan Timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Disebelah timur, Berau berbatasan dengan Laut Sulawesi, di sebelah selatan dengan Kabupaten Kutai Timur, di sebelah barat dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Kutai Kertanegara. Berdasarkan sejarah, Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Dengan Raja pertamanya bernama Baddit Dipattung yang bergelar Aji Raden Surya Nata Kesuma yang kemudian diabadikan oleh pemerintah sebagai nama salah satu Komando Resor Militer yang berkedudukan di Kalimatan Timur. Pasca masuknya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke 18, Kerajaan Berau terpecah menjadi Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur. Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang bergelar Alimuddin (1800 – 1852) yang sangat menentang kolonialisme hingga diasingkan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke Ujung Pandang. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Batalyon TNI AD 613 Raja Alam yang berkedudukan di Tarakan. Sedangkan Kesultanan Gunung Tabur sebagai Sultan pertamanya adalah Sultan Muhammad Zainal Abidin, Wilayah kesultanan Gunung Tabur kelak menjadi menjadi bagian dari Kabupaten Berau. Jumlah penduduk Kabupaten Berau pada tahun 2013 mencapai 251.985 jiwa (Kaltim Pos, 18 Februari 2014). Dari jumlah tersebut, sebanyak 136.628 jiwa berjenis kelamin lakilaki dan 115.357 jiwa berjenis kelamin perempuan. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ada peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan. Tahun 2011 jumlah penduduk 213.549 jiwa, tahun 2012 menjadi 234.817 jiwa. Sepanjang tahun 2010 hingga 2013, kenaikan jumlah penduduk mencapai 12,56 persen. Dari luas wilayah 34.127,47 kilometer persegi, seluas 21.951,71 Kilometer persegi merupakan daratan dan 11.962,42 Kilometer persegi merupakan kawasan laut. Berau tercatat sebagai Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki banyak pulau, jumlahnya mencapai 52 pulau besar dan kecil. Terletak pada titik 10 LU – 20 33 LS dan 11
60 BT – 11 90 BT secara administratif, kabupaten ini terbagi dalam 13 Kecamatan dengan 110 Desa/Kelurahan. Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Kelay dengan luas wilayah mencapai 6.134,60 Kilometer persegi. Sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Tanjung Redeb yang juga merupakan Ibu Kota Kabupaten dengan luas wilayah hanya sekitar 26,7 Kilometer persegi. Sebaliknya, kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar ada di Tanjung Redeb, jumlahnya mencapai 71.459 jiwa. Tidak heran jika kemudian Tanjung Redeb menjadi kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Berau. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil ada di Kecamatan Maratua dengan jumlah penduduk hanya 3.310 jiwa. Berdasarkan data Data Biro Pusat Statistik tahun 2014, panjang jalan di Berau mencapai 1.888,43 Kilometer. Sepanjang 1.349,65 Kilometer berstatus Jalan Kabupaten; 335,54 Kilometer berstatus Jalan Provinsi; dan 203,24 Kilometer berstatus Jalan Negara. Diihat dari kondisinya, sepanjang 824,99 Kilometer sudah berada dalam kondisi baik. 10,60,76 Kilometer berada dalam kondisi sedang; 2,5 Kilometer berada dalam kondisi rusak dan hanya 0,18 Kilometer yang berada dalam kondisi rusak berat. Dari sisi ketenagakerjaan, dari total penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun yang berjumlah 142.334 jiwa, yang terkategori sebagai angkatan kerja sebanyak 92.105 jiwa. Dari jumlah tersebut yang tercatat sudah bekerja sebanyak 82.852 jiwa dan yang masih menganggur 9.253 orang. Untuk infrastruktur kelistrikan, jumlah listrik yang diproduksi oleh PLN tahun 2013 mencapai 9.906 Kwh. Dengan daya terpasang 31,421 KW dan daya tersambung mencapai 59.920.145 VA. Data Pemerintah kabupaten Berau juga mencapat beberapa tahun terakhir ada peningkatan kapasitas dan penambahan daya listrik melalui Pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dengan kapasitas 1 x 12 mega watt dan bekerjasama dengan PT. Indonesia Power Unit PLTb : 1827,654 KW, Tranmisi Unit Konduksi PLTA dan PLTU 2x7 MW. Kemudian untuk daerah yang tidak terjangkau listrik : Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH), E & M dan jaringan distribusi di Kampung Long Keluh Kecamatan Kelay Pembangunan PLTMH 12 KW paket Kampung Long Beliu Kecamatan Kelay Pemeliharaan jaringan, lampu penerangan jalan dan operasional ketenagalistrikan daerah ULD Tubaan. Sektor penyumbang Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang tertinggi adalah sektor pertambangan. Angkanya mencapai Rp.7.412,25 Milyar. Naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp.6.401,04 Milyar. Kemudian Sektor pertanian sebesar Rp.1.766,50 Milyar dan ketiga sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.1.521,33 Milyar.
Data menunjukkan Berau memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup besar, utamanya berupa bahan galian tambang mineral baik golongan A, B dan C seperti kandungan jenis minyak gas bumi, emas, batu bara, timah hitam, nikel, gips, pasir kwarsa, besi, air raksa dan batu-batuan kapur untuk bahan semen putih. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Kabupaten Berau memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan daerah tujuan wisata lain di Indonesia. Kekuatan wisata seperti obyek wisata laut dan pesisir dan buatan merupakan andalan daerah wisata Berau. Selain itu ada pula obyek wisata sejarah dan budaya di Kecamatan Kelay, Teluk Bayur, Gunung Tabur dan Sambaliung. Salah satu obyek wisata andalan Kepulauan Derawan merupakan kawasan yang terdiri dari Pulau Derawan, Sangalaki, Kakaban, Maratua, Semama, Pulau Panjang dan lainlain yang memiliki keindahan alam dan keindahan bawah laut yang luar biasa. Di kepulauan ini juga terdapat berbagai fauna spesifik seperti Penyu Hijau, Penyu Sisik, lkan Pari Manta dll. PROBLEMATIKA PEMBANGUNAN Walaupun selama ini pembangunan di Kabupaten Berau sudah dinilai baik oleh sebagian masyarakat, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintahan kedepan. Temuan data dilapangan menunjukkan bahwa ada lima permasalahan utama yang diharapkan dapat segera diselesaikan oleh pemerintah kabupaten mulai dari pembangunan, perbaikan dan peningkatan infrastruktur fisik jalan dan jembatan, perluasan lapangan pekerjaan/pengentasan pengangguran, pemberian subsidi bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, pengendalian harga dan ketersediaan harga bahan kebutuhan pokok hingga masalah peningkatan dan perluasan akses dan mutu pendidikan dan layanan kesehatan. Walaupun data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi jalan dan jembatan di Kabupaten Berau berada dalam kondisi baik dan sedang, namun sebagian masyarakat masih mengeluhkan buruknya kondisi jalan. Baik itu jalan antar kecamatan, antar desa, jalan desa maupun jalan dusun. Ada sebagian jalan antar kecamatan yang kondisinya rusak/berlubang sehingga kerap membahayakan pengendara yang melintas. Jalan desa dan jalan antar desa juga banyak yang masih berupa makadam/batu dan tanah sehingga tidak nyaman untuk dilalui. Saat musim hujan jalan menjadi licin sedangkan saat kemarau memunculkan debu. Berkaitan
dengan
infrastruktur
jalan
dan
jembatan,
sebagian
masyarakat
mengeluhkan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Selama ini pemerintah kabupaten
hanya fokus pada pembangunan di kawasan perkotaan dan sekitarnya. Sebagian jalan dikawasan kota sudah dibangun dengan beton yang ketebalan yang tingginya melebihi lantai rumah rumah warga yang ada disekitarnya, sementara dikawasan pedesaan utamanya di wilayah kecamatan Kelay dan Segah sebagian besar jalan desa masih berupa tanah dan makadam, bahkan ada sebagian desa yang masih terisolasi karena tidak memiliki akses jalan darat. Untuk keluar masuk desa, warga memanfaatkan sungai. Selain jalan, infrastruktur lain yang juga banyak dikeluhkan masyarakat utamanya diluar kawasan perkotaan adalah listrik dan air bersih. Koran Kaltim (Januari 2015) menuliskan pernyataan Bupati yang mengatakan bahwa produksi listrik saat ini hanya mampu memenuhi 70 persen kebutuhan masyarakat. Dikawasan kota dan sekitarnya, masyarakat sering mengalami pemadaman bergilir. Sementara dikawasan pedesaan, sebagian masyarakat hanya bisa menikmati listrik mulai jam 18.00 hingga 24.00 WITA. Oleh karena, itu untuk mendapatkan aliran listrik warga harus memanfaatkan Genset dengan biaya yang cukup besar. Untuk kebutuhan air bersih, hingga saat ini pemerintah baru mampu memenuhi kebutuhan 60 persen kebutuhan masyarakat akan air bersih. Sebagian besar berada dikawasan perkotaan. Kualitas Air bersih dari Perusahaan Derah Air Minum (PDAM) banyak dikeluhkan warga. Air yang diterima warga masih bseringkali berwarna keruh tidak layak untuk dikonsumi. Untuk kebutuhan minum dan masak, warga harus membeli air dalam kemasan dengan harga yang cukup tinggi. Dikawasan pedesaan, ada sebagian desa yang belum memiliki akses air bersih dan masih memanfaatkan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus. Untuk konsumsi hari-hari mereka juga harus membeli air dan sebagian lain memperolehnya dengan menampung air hujan. Berkaitan dengan lapangan pekerjaan, data BPS tahun 2014 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Berau merupakan yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lain yang ada di Kalimantan Timur maupun di Kalimantan Utara. Angkanya mencapai 10,05 persen. Sedangkan di Kutai Timur angkanya hanya 5.52 persen dan di Bulungan 8,96 persen. Sebagian masyarakat mengatakan bahwa angka pengangguran di Berau jauh lebih tinggi. Fenomena pengangguran seperti halnya fenomena gunung es. Pengangguran yang tidak tampak (Pengangguran terselubung) angkanya lebih besar dibandingkan yang tampak. Apalagi banyak orang tua dan angkatan kerja yang mengeluhkan semakin sulitnya mengakses lapangan kerja yang ada di Berau akibat sektor pertambangan yang melemah
dan minimnya investasi yang masuk. Tidak hanya itu, sebagian masyarakat juga mengaku angkatan kerja Berau seringkali sulit bersaing dengan angkatan kerja yang berasal dari luar. Walaupun data menunjukkan bahwa tren angka kemiskinan di Kabupaten Berau menurun setiap tahunnya, tetapi realita dimasyarakat justru semakin meningkat. Sebagian masyarakat melihat jumlah masyarakat miskin semakin bertambah akibatnya melemahnya perekonomian/penghasilan warga dan naiknya harga barang kebutuhan pokok. Akibatnya sebagian warga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar. Berkaitan dengan data kemiskinan, Sebagian bahkan mengkritik indikator yang digunakan oleh pemerintah untuk menentukan warga miskin karena dianggap tidak sesuai dengan realita yang ada dilapangan. Dibidang pendidikan dan kesehatan, sebagian warga masih mengeluhkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua murid utamanya untuk jenjang pendidikan menengah dan lanjut. Orang tua/wali murid masih mengeluhkan tingginya biaya pendidikan yang harus dibayarkan. Masih ada sebagian sekolah yang membebankan uang masuk/uang gedung, uang seragam, uang buku dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, dikawasankawasan pedalaman masih ada sebagian sekolah yang fasilitasnya sangat terbatas dan kekurangan guru. Untuk jenjang sekolah dasar misalnya, ada sebagian desa yang sekolah dasarnya hanya memiliki tiga ruang kelas dengan guru yang berstatus PNS hanya dua-tiga orang. Akibatnya ada guru yang harus mengajar di dua kelas dalam satu waktu. Sementara itu untuk fasilitas kesehatan juga masih sangat minim baik dari sisi infrastruktur, sarana pendukung pelayanan maupun tenaga pelayan kesehatan. Ada sebagian desa yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan seperti PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) maupun POLINDES. Seandainya pun ada, tenaga pelayan kesehatan (dokter) dan fasilitasnya masih sangat minim. Untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tersebut, Kabupaten Berau membutuhkan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang bersih, dekat dengan rakyat dan bersahaja serta cerdas dan visioner. Oleh karena itu atas dorongan berbagai pihak, kami Drs. H. Muharram, MM dan Ir.H. Agus Tantomo M.Bus dengan ini mencalonkan diri menjadi Bupati dan Wakil Bupati Berau periode 2015-2020 dengan visi, misi dan program sebagai berikut :
Visi : “BERSAMA BANGUN BERAU : SEJAHTERA, UNGGUL BERDAYA SAING”.
Misi :
1. Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan, dan perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata dan kearifan lokal.
3. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera, bermartabat dan berdayasaing tinggi.
4. Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, transparan, dan akuntabel.
PROGRAM AKSI Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut diatas, beberapa program aksi yang akan dilakukan antara lain : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan Pariwisata a. Program pembangunan infrastruktur dari bawah, merata dan berkeadilan dengan menyediakan anggaran Rp.2-5 Milyar tiap desa tiap tahun dan Rp.50100 juta tiap RT tiap tahun untuk pembangunan sarana dan prasarana desa dan RT. b. Program
peningkatan
infrastruktur
jalan
desa
dan
kecamatan
yang
menghubungkan lokasi-lokasi ekonomi dan pariwisata c. Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan d. Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan e. Program perluasan jaringan komunikasi publik melalui akses internet di tingkat desa 2. Pemberdayaan pemerintahan dan masyarakat desa, guna percepatan dan pemerataan pembangunan. a. Program pengembangan otonomi desa melalui optimalisasi Undang-Undang Desa, khususnya untuk peningkatan partisipasi, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian pembangunan dari/oleh/untuk masyarakat desa b. Program peningkatan insentif bagi perangkat desa c. Program pembentukan/revitalisasi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sebagai lembaga keuangan mikro masyarakat desa d. Program pendampingan desa untuk kelancaran pembangunan desa dengan menyiapkan minimal satu sarjana pendamping untuk satu desa. 3. Pembangunan dan peningkatan jaringan listrik khususnya listrik mandiri yang murah, aman dan berkelanjutan. a. Program perluasan dan peningkatan jaringan listrik dengan memanfaatkan sumber energi alternatif seperti penggunaan solar cell dan pembangkit mikrohidro. b. Program perluasan dan peningkatan jaringan listrik dengan melibatkan pihak ketiga.
4. Pembangunan dan peningkatan sarana air bersih yang murah, berkualitas, dan terjamin. a. Program perluasan jaringan PDAM ke seluruh pelosok antara lain melalui pembangunan instalasi pengolahan air minum (IPAM) baru. b. Program Melakukan perbaikan manajemen PDAM. c. Program pengembangan dan pembangunan teknologi tepat guna untuk pengolahan air bersih yang layak minum. 5. Peningkatan
kesejahteraan
petani
dengan
mengembangkan
bantuan
permodalan, penerapan manajemen teknologi pertanian serta industrialisasi berbasis kerakyatan dan berwawasan lingkungan a. Program dana talangan bagi petani menjelang musim tanam dan musim panen b. Program revitalisasi kelompok tani dan petugas penyuluh lapangan c. Program pengembangan dan pemasyarakatan pupuk organik d. Program pembangunan pusat-pusat industri dan perdagangan pertanian e. Program pengawasan dan penyederhanaan distribusi pupuk bersubsidi kepada petani, Poktan dan Gapoktan. f.
Program Public private partnership bidang pertanian
g. Program penyediaan kredit usaha pertanian 6. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
optimalisasi
potensi
sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, berkeadilan, dan ramah lingkungan a. Program pengelolaan lahan pertanian untuk Rumah Tangga Miskin (RTM). b. Program swadaya pavingisasi jalan dusun dan desa, melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola dari, oleh dan untuk warga desa. c. Program pengembangan UMKM berbasis desa dan kawasan, dengan konsep “One Village, One Product”/”Satu Desa, Satu Produk” untuk mendorong peningkatan kesejahteraan warga desa. d. Program revitalisasi Koperasi Wanita berbasis Desa dan Kelurahan serta pembentukan dan pengembangan koperasi simpan pinjam. e. Membangun kerjasama dan kesepakatan dengan dunia usaha untuk merekrut tenaga kerja lokal
7. Penataan dan peningkatan pelayanan pendidikan yang bermutu, merata dan berkeadilan. a. Program gratis Wajib Belajar 12 tahun dan bebas biaya daftar ulang b. Program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) c. Program standarisasi pelayanan pendidikan di sekolah negeri d. Program beasiswa perguruan tinggi bagi siswa berprestasi dari kalangan tidak mampu minimal sebanyak 1000 mahasiswa per tahun. e. Program tambahan insentif bagi guru swasta, madrasah, pondok pesantren dan TPQ/TPA f.
Program buku paket dan LKS bagi sekolah negeri dan swasta
g. Program percepatan sertifikasi guru tanpa potongan dan pungutan h. Program pemberdayaan PAUD, PLS dan pendidikan informal 8. Penataan dan peningkatan pelayanan kesehatan gratis, berkualitas dan manusiawi a. Program 1 Puskesmas 1 Dokter Spesialis dan minimal 2 Dokter Umum b. Program alokasi dana untuk revitalisasi posyandu anak, ibu dan lansia c. Program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan di tingkat Puskesmas d. Program peningkatan kualitas tenaga medis dan non-medis e. Program PUSKESMAS berjalan untuk kawasan-kawasan pedalaman
9. Penataan dan pengelolaan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional dan akuntabel. a. Memberikan keteladanan kepemimpinan dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. b. Meningkatkan profesionalisme, etos kerja aparatur dan pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. c. Memperluas partisipasi publik dalam pembangunan, dengan melibatkan masyarakat mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kebijakan. d. Mewujudkan pelayanan publik prima dengan mengedepankan kepentingan masyarakat melalui konsep mobile services dan pelayanan satu pintu (One Stop Services) dan memiliki ISO. e. Program pembebasan biaya pelayanan administrasi kependudukan dasar (KTP, KK, Akte Kelahiran dan Surat Nikah).
f.
Program peningkatan kecamatan menjadi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).
g. Program lelang Jabatan Camat dan Kepala Dinas h. Program
pemerintahan
berjalan
untuk
layanan
administrasi
dasar
kependudukan (KTP,KK, dan Akta Lahir).
PENUTUP
Memperhatikan dan mempelajari tren peningkatan anggaran daerah Kabupaten Berau setiap tahunnya dan memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki, kami berkeyakinan dapat mengalokasikan anggaran dan menjalankan program sebagaimana yang sudah disebutkan di atas paling lambat tiga tahun semenjak terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Berau. Demikianlah buku putih ini saya susun sebagai bagian dari penjabaran visi, misi dan program prioritas serta janji politik saya kepada segenap warga Kabupaten Berau. Ketika saya terpilih, dan dilantik sebagai Bupati arah pembangunan Berau menjadi jelas dan terarah dengan sebuah slogan : JIKA MAU, PASTI BISA! BERSAMA MEMBANGUN BERAU