Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
KONTINUITAS DAN PERUBAHAN BENTUK SERTA MAKNA LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
Wisnu Mintargo/R.M. Soedarsono/ Victor Ganap Abstract: The main obyective of this paper is to analyze function of the song of Indonesian strugle in connection to the Indonesian independence from 1945 to 1949 viewed from the perspective of history. Through this analysis we hope that the process of history in the past can be reconstructed, especialy the history of music development in Indonesia; the background of the use of the songs of indonesian struggle in particular. One of the important aspects in this writing is the function of the song of Indonesian struggle which is divided in one part, firsly, constructive function of the song for ceremonies include advice of the development. The ceremonial character are shown in the song of “Indonesia Raya”, the national anthem. Keywords: National anthem.
Penulis adalah Dosen ISI Surakarta/Guru Besar UGM Yogyakarta/Guru Besar ISI Yogyakarta. 1 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
I.
PENDAHULUAN
kepemimpinan yang berubah-ubah adalah
Lagu Indonesia Raya asal mulanya
akibat
warisan
kolonialisme
masih
lagu perjuangan yang kemudian diangkat
mempengaruhi kebebasan demokrasi kita yang
menjadi lagu kebangsaan dan disebut pula
belum sepenuhnya padam. Tulisan ini berusaha
sebagai musik fungsional. Fungsi bersifat
melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi
upacara lebih ditonjolkan dari pada nilai
perlawanan
estetisnya, dimaksudkan secara seremonial tidak
perubahan fungsi lagu Indonesia Raya dari
selalu harus memenuhi persyaratan teknik
masa
komposisi musik yang sempurna seperti karya
Pendapat
musik simponi. Menurut ahli ilmu jiwa massa
dikemukakan oleh Robert E. Park (dalam R.M.
mengatakan bagaimanapun lemahnya lagu
Soedarsono, 2001:69) bahwa perubahan sosial
kebangsaan ditinjau dari komposisi musik tetapi
yang terjadi dalam kesenian juga akibat adanya
daya
membangkitkan
perubahan dari masyarakatnya sesuai dengan
semangat terutama makna yang terkandung
kondisi saat itu. Terjadinya perubahan pada lagu
dalam syair lagu itu. (Soelaiman Yoesoep,
‘Indonesia’
1979:52). Sedangkan dalam konteks sejarah,
perkembangannya dibentuk oleh panitia lagu
perubahan dan perkembangannya dari judul
kebangsaan ‘Indonesia Raya’ menjelang detik-
penulisan ini adanya upaya melihat sejarah
detik proklamasi kemerdekaan sebagai simbol
Indonesia dari sudut pandang orang Indonesia
perlawanan sekaligus sarana upacara.
tariknya
mampu
kolonisasi,
penjajahan teori
sejalan
hingga perubahan
disesuaikan
dengan
kemerdekaan. sosial
dengan
yang
konteks
dengan menekankan dinamika masyarakat,
Ditengah terpuruk dan upaya untuk
sehingga Indonesia bukanlah hanya ajang dari
bangkit lagi, bangsa ini tidak akan pernah lupa
permainan kekuatan luar semata-mata, yaitu
dengan peringatan sekaligus perayaan tahunan
dikotomi dari oposisi antara terjajah dan penjajah
hari kemerdekaannya. Salah satu ritual yang
sebagai pusat perhatian. Dalam hal ini sejarah
tidak boleh diabaikan adalah menyanyikan lagu
mempunyai peranan yang penting, karena
Indonesia Raya sebagai kesepakatan dibawah
dengan melihat kemasa lalu akan dapat
semangat Nasionalisme yang telah ditetapkan
membangun masa depan yang lebih baik.
sebagai lagu Nasional. Terlepas dari apa makna
(Kuntowijoyo, 1994:111). Namun pada
lagu tersebut bagi anak bangsa saat ini, lagu
kenyataannya
masa
tersebut menjadi saksi sejarah serta ikut
kemerdekaannya hingga reformasi selalu terjadi
melakukan dan membuktikan perjuangan
konflik sosial. Suasana politik rezim di era
kedaulatan negara tercinta ini dari masa kemasa
Indonesia
dari
1 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
hingga pergantian generasi. Tentu tidak terlalu
Indonesia, dimasa kemerdekaan, analisis ini
penting apakah perjuangan mau dipahami
dibahas agar menjadi pengetahuan yang
sebagai sebuah spirit fisik-non fisik, karena pada
bermanfaat.
kenyataannya banyak efek penguatan mental dari hasil impresi konseptual seniman musik.
II.
PEMBAHASAN
A.
Angkatan Pemuda Perintis 1908-
Timbulnya semangat, cinta, ketaatan, kesetiaan terhadap bangsa dan negara dalam berbagai
1942
bentuk hanya sebagian dari maksud penciptaan
Berangkat dari perjalanan sejarah
karya ini (Djohan, 2008:12). Akhirnya penulisan sejarah sangat tergantung kepada kondisi
politik
kebudayaan
terlihat
bahwa
obyektif, berupa tersedianya sumber dan kondisi
perkembangan musik nasional Indonesia masa
subyektif. Dimaksudkan dari uraian mengenai
kolonial Hindia Belanda 1908-1942 yaitu
model yang kiranya jelas, untuk meningkatkan
disebut periode dalam sejarah pergerakan,
pengetahuan sejarah dalam menentukan strategi
bersamaan berdirinya Budi Utomo yang
yang tepat sesuai kondisi obyektif dan subyektif,
berjuang disebut sebagai angkatan perintis
serta tujuan dari penulisannya.(Kuntowijoyo,
kemerdekaan. Sikap patriotisme pertama kali
1994:49). Sejak awal penelitian lagu Indonesia
dipelopori oleh kalangan terpelajar dr. Sutomo
Raya telah dilakukan sejumlah pengumpulan
dan dr. Wahidin Sudirohusodo dengan
data-data kualitatif, hingga penulisan ini berhasil
organisasi Boedi Utomo (1908). Dilanjutkan
dihimpun dari buku-buku sejarah, majalah,
para pemuda tahun 1920-an dengan berbagai
brosur, makalah seminar, pidato ilmiah, jurnal
perkumpulan seperti dr. Satiman Wiryosanjoyo
dan sumber-sumbar lain. Menganalisis data
dengan mendirikan Jong Java di Yogyakarta
kualitatif yang diperlukan adalah melakukan
tahun 1915, Paguyuban Pansundan (1914),
seleksi data sesuai kebutuhan. Kemudian
Jong Sumatranen Bond (1917), Jong Minahasa
dilakukan eksplanasi secara kritis terhadap
(1918), Jong Ambon (1920), Jong Timorsh
informasi yang berhasil dikumpulkan melalui
Verbond (1921), Kaum Betawi (1923).
sumber tertulis yang dapat dipercaya.(R.M.
Menyusul kemudian Jong Batak Bond, Jong
Soedarsono, 2001:26). Setelah selesai maka
Celebes, Jong Borneo, Sekar Rukun, Islamieten
dilakukan penulisan secara bertahap dimulai
Bond. Perkumpulan itu cikal bakal perjuangan
gerakan Budi Utomo dan sumpah pemuda,
kedaerahan, setelah tahun 1926 meningkat
masa pendudukan Jepang dan revolusi 2 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
kearah persatuan pemuda Indonesia semakin
kuat sebagai jiwa nasional.
Awal penelitian terciptanya lagu Indonesia Raya dimulai dengan sikap patriot W.R. Supratman seorang nasionalis, wartawan dan seniman yang tergugah hatinya, setelah membaca sebuah artikel dalam surat kabar Fajar Asia, artikel itu menyebutkan “siapa yang dapat menciptakan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dapat membangkitkan semangat rakyat”. Artikel itu semula dimuat dalam majalah Timboel terbit di Yogyakarta, kemudian dikutip oleh surat kabar Fajar Asia pimpinan H. Agus Salim. Artikel itu dibaca Supratman dan menghilhaminya dalam mempersatukan pemuda Indonesia lewat lagu ciptaannya. Meskipun lagu ‘Indonesia’ ciptaannya telah disosialisasikan dan diperlihatkan kepada rekannya Sugondo Gambar 1. W.R. Supratman dan Lagu ‘Indonesia’ di Gedung Kramat 106 Jakarta kongres Pemuda 28 Oktober 1928, rekonstruksi ilustrasi gambar Aji Soemarno P. 1982.
(Sumber: Bambang Sularto Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Jakarta: Depdikbud, 1982, 62) Jayopuspito,
A.
Sigit
Ketua
W.R. Supratman sebagai pemuda ikut
Perhimpunan Pelajar Indonesia dan Monotutu
mendorong semangat perjuagan lewat lagunya
dipastikan bahwa lagu itu memenuhi syarat
setelah melalui lobby yang cukup panjang
sebagai sebuah kriteria lagu kebangsaan (Wisnu
dengan para pemuda (Victor Ganap, 2009:17).
Mintargo, 2001:76). Sedangkan Victor Ganap
Di ilhami cita-cita kebangkitan nasional Boedi
mengatakan, menulis lagu kebangsaan dengan
Utomo 1908, pada tanggal 28 Oktober 1928
semangat patriotisme berupaya menyampaikan
mengikrarkan sumpah pemuda yaitu satu nusa,
pesan konstruktif melalui musik. Harus diakui
satu bangsa,
bukanlah pekerjaan mudah menghasilkan
dipergunakan
serangkaian lirik penuh makna di sebaliknya
memperkenalkan lagunya didalam peserta
dengan ilustrasi musik yang menyertainya.
kongres pemuda di gedung Indonesische Club
satu bahasa. Kesempatan itu oleh
Supratman
3 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
Kramat 106 Jakarta. Betapa hebatnya lagu
kecil Muhamad Yamin, bahwa usaha-usaha
disambut peserta dan beliau menerima ucapan
memainkan
selamat dari rekan-rekannya (Wisnu Mintargo,
mengalami kegagalan, oleh karena secara teknis
2003:364).
lagu itu memakai sistem tangganada diatonis
lagu
‘Indonesia’
terbukti
Dilain pihak Supratman memperoleh
sedang gamelan memakai sistem tangganada
tudingan dari komponis pribumi karena
pentatonik (J.A. Dungga dan L. Manik,
memilih musik barat yang berakar dari Barat.
1952:32).
Perlu dipahami bahwa konotasi Barat pada
memasukan unsur, Melayu, Jawa, India,
waktu itu sama artinya dengan kaum penjajah,
maupun Cina yang notabene menjadi simbol
sehingga lagu yang bernada Barat tentunya tidak
identitas kaum pribumi ketika itu tanpa alasan
layak disebut sebagai lagu kebangsaan. Selain
yang kuat. Namun diakuinya bahasa Melayu
memicu timbulnya konflik untuk merealisir
sebagai
gagasan ini maka, para empu gamelan tahun
pemberlakuan musik diatonis sebagai musik
1930-an sibuk memodernisir gamelan, dari segi
nasional. Berikut transkripsi naskah teks asli lagu
praktek maupun teori, agar musiknya bisa
dan syair ‘Indonesia’ pada tahun 1928 yang
diterima etnis lain.
diciptakan W.R. Supratman (Bambang Sularto,
Perubahan-perubahan dalam notasi
Supratman
bahasa
memang
nasional
tidak
sekaligus
1982:112).
musik diantaranya pernah ditulis dalam buku
2 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
Berkumandangnya lagu Indonesia
banyak memakai jumlah birama pada
awalnya dengan jumlah 81 birama ini memakai
musiknya. Lagu ‘Indonesia’ sebagai diplomasi
irama wals 6/8. Analisis lagu ini tidak memiliki
awal memang peranannya sangat kuat untuk
tekanan yang kuat untuk menjadi irama mars,
mempersatukan para pemuda diprediksi saat itu
karena aksen yang datar dengan tempo lambat
bangsa Indonesia belum berani terbuka dan
iringan musiknya dengan tangganada C natural
berterus terang secara politis melawan penjajah,
sesuai register instrumen biola dan belum
tentu sangat hati-hati dan tidak perlu memakai
memperhitungkan
vokal
lagu bersifat mars. Lagu ini ditekan sedemikian
manusia. Jadi, kebanyakan musik terdapat
termasuk strategi yang harus digunakan agar
jumlah ketukan-ketukan yang sama untuk setiap
tidak menimbulkan kecurigaan pihak penguasa
birama. Ketukan wals dihitung tiga ketukan
pemerintah Belanda, terutama makna dari syair
(Triple) atau sukat susun 6 ketukan dalam satu
yang terkandung misalnya syair Indones,
birama. Resikonya lagu ini terasa lebih berat
indones, moelia, moelia pada klimaks lagu
ambitus
suara
2 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
penciptanya memilih kata-kata yang halus
makanya dia lebih dikenal sebagai seorang
namun dapat juga memberi penguatan mental
nasionalis sejati.
dan mampu membangkitkan semangat pemuda
Seiring
keberadaan
lagu
itu,
kala itu untuk bersatu. Karena daya tariknyalah
Perjuangan diplomasi terus dilakukan oleh para
akhirnya kaum pergerakan mempelajari lagu ini
tokoh pergerakan berbagai etnis diantaranya
secara diam-diam, apabila belum memiliki
Sukarjo Wiryopranoto di Dewan Rakyat Hindia
notasi syairnya, dengan kesadaran mereka
Belanda (Volksraad) mengusulkan, lagu
meminjam kepada teman kemudian disalin dan
‘Indonesia’ diakui disamping lagu kebangsaan
dihafalkan.
pemuda
‘Wilelmus’. Sukardjo Wiryopranoto tokoh
menyanyikannya disaat bekerja atau sedang
pergerakan nasional, memperjuangkan lagu
beristirahat. Penyebarluasan lagu di masa
agar diakui pemerintah Belanda. M.H. Thamrin
kolonial Hindia Belanda, bukan saja dilakukan
tokoh Betawi ikut memperjuangkan lagu
oleh organisasi politik, tetapi juga pers dan dunia
‘Indonesia’ agar dapat diterima oleh pemerintah
dagang. Perusahan piringan hitam produksi
Belanda. Pidatonya tanggal 11 Juli 1939 di
Yokimcan berhasil merekam lagu ‘Indonesia’
Volksraad,
di luar negeri, tetapi karena ada larangan
pemerintah Belanda bersikap merendahkan
pemerintah Belanda akhirnya sebuah piringan
Indonesia. Hamka Seorang ulama Islam dari
hitam berhasil diselundupkan ke Indonesia.
Sumatera Barat mengatakan, lagu ‘Indonesia‘
Harian Soeloeh pada tanggal 7 Nopember 1928
telah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia,
memuat teks lagu Indonesia Sinpo dalam edisi
sudah sewajarnya Belanda mengakui lagu itu
majalah mingguan bulan Nopember 1928 juga
sebagai lagu Kebangsaan Indonesia (Wisnu
memuat teks lagu ini. Supratman ikut berperan
Mintargo, 2002:21).
Adakalanya
M.H. Thamrin mengecam
menyebarluaskan lagunya dengan melatih para
Dilain pihak, pengakuan itu telah
pelajar, serta membagikan selebaran pamflet
membuat pemerintah kolonialisme melarang
lagu ke masyarakat (Wisnu Mintargo, 2008:30).
istilah kebangsaan. Jonkheer de Graeff,
Ilmu pengetahuan musik yang dimiliki W.R.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan sinis
Supratman diperoleh secara otodidak dan non
mengatakan bahwa lagu ‘Indonesia’ tidak lebih
formal. Ilmu itu tidak dia dapatkan dari lembaga
dari lagu clublied atau lagu sebuah perkumpulan
pendidikan
(Victor Ganap, 2009:9).
formal,
melainkan
proses
pembelajaran individual dari pemusik Barat,
Berangkat dari uraian di atas pertama, dapat dianalisis fungsi lagu ‘Indonesia’ kala itu, 2
Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
untuk mempersatukan para pemuda berlatar
Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane
belakang berbagai etnis disebut sebagai perintis
menghendaki sebuah wacana Indonesia baru
kemerdekaan oleh sebab itu lebih akurat dan
yang dibangun diatas reruntuhan budaya lokal.
netral hanya lewat musik diatonis pilihan satu-
Pemikiran tentang Jati diri bangsa Indonesia
satunya sebagai alat perjuangan. Pengakuan
dimasa depan hendaknya merupakan sebuah
bahasa melayu sebagai bahasa persatuan
diskontinunitas sejarah, dengan mengubur
akibatnya kedudukan bahasa nasional menjadi
dalam-dalam Chuvinisme etnisitas beserta
alat komunikasi terpenting dalam berdiplomasi
simbol-simbol budaya lokalnya.
melawan penjajah termasuk teks syair lagu yang terkandung didalamnya. Bahasa Indonesia
B.
Pendudukan Jepang dan Revolusi 1945-1949.
sebagai alat komunikasi merupakan pemersatu
Masa pendudukan bala tentara Jepang,
berbagai etnis yang berbeda-beda merupakan yang
pemuda Indonesia disebut sebagai angkatan
diberlakukan sebagai bahasa pengantar sejak
pendobrak menuju kemerdekaan. Pada awalnya
kongres pemuda pertama tahun 1926. Kedua
dipicu musik propaganda Jepang menjelang
fungsi lagu ‘Indonesia’ diakui sebagai jati diri
pendaratannya di bumi Indonesia awal bulan
bangsa menjadi perdebatan yang hangat di
maret 1942. Dimulai dengan siaran radio yang
kalangan kaum intelektual pribumi. Polemik
dipancarkan dari Tokyo dan radio pusat Jakarta
kebudayaan yang terjadi sekitar tahun 1930-an
dengan mengumandangkan lagu Indonesia
antara kelompok yang berpikiran nasionalis
Raya untuk membangkitkan harapan rakyat.
tradisional dan kelompok ultranasionalis
Tanggal 29 April 1942 Jepang bekerja sama
merupakan fakta yang penting guna digaris
dengan pemimpin Indonesia membentuk
bawahi. Polemik menunjukan komitmen kaum
negara kesatuan Asia Timur Raya disebut tiga
intelektual pribumi terhadap masa depan bangsa
A, yaitu Nippon pemimpin Asia, Nippon
Indonesia. Kelompok nasionalis tradisional
pelindung Asia, dan Nippon cahaya Asia.
dengan tokohnya Ki Hadjar Dewantara dan Ali
(Kamajaya, 1979:9).
Boediardjo menginginkan jati diri bangsa
Propaganda Analisys, propaganda berasal dari
Indonesia dibangun di atas nasionalisme yang
bahasa
tetap berakar pada budaya tradisi yang telah
menyebarluaskan. Adalah suatu pengungkapan
diwariskan oleh para leluhur bangsa. Sebaliknya
opini dari seseorang atau sekelompok massa
kelompok ultranasionalis yang dipelopori oleh
dengan sengaja untuk mempengaruhi opini
kekalahan
bagi
bahasa
Belanda
latin
Menurut Institute of
propagare,
berarti
3 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
publik. Dalam arti yang lunak, propaganda
Indonesia, barulah lagu itu diakui dan boleh
menyiarkan keterangan, bermaksud menarik
diperdengarkan secara umum. Persiapan
simpati masyarakat umum untuk tujuan
menyambut kemerdekaan tahun 1944 lagu
kekuasaan. (Frazier H. Moer, 1988:63). Dimasa
‘Indonesia Raya’ mengalami perubahan syair
pendudukan Jepang harapan ingin merdeka
dan cara menyanyikannya, untuk itu panitia lagu
akan terwujud, pemerintah tidak melarang lagu
Kebangsaan
‘Indonesia Raya’, bahkan berguna bagi alat
anggotanya Ki Hadjar Dewantara, Achyar,
propaganda. Peranan lagu menjadi penting
Bintang Sudibyo, Darma Wijaya, Kusbini, K.H.
misalnya radio Tokyo, selalu membuka
Mansyur, Mr. Muhammad Yamin, Mr. Sastro
siarannya dengan semangat diiringi orkes
Moelyono, Sanusi Pane, Cornel Simandjuntak,
simponi NHK Jepang yang di arransir dan di
Mr. Achmad Soebardjo, dan Utoyo. Setelah
orkestrasi Nobuo Lida, tujuannya agar dapat
disahkan tahun 1944 lagu berkumandang dalam
mengambil hati dan simpati rakyat Indonesia.
rapat pertemuan dan upacara tertentu.
Propaganda
berhasil
(Bambang Sularto, 1982:176). Melalui proses
menjalankan misinya secara halus, seolah-olah
waktu yang panjang lagu berjudul ‘Indonesia’
Jepang bagian dari bangsa kita. Saat rakyat
tahun 1928 kemudian pada tahun 1944 dirubah
bersemangat
keamanan
menjadi lagu Kebangsaan Indonesia Raya
menyelenggarakan pemerintahan, Perdana
disebabkan Jepang tidak siap mengembalikan
menteri Tojo Hideki secara sepihak telah
kekuasaan politik kepada pemerintah Indonesia.
melarang lagu Indonesia Raya serta pengibaran
Perubahan itu meliputi teori musik dan tata
sangsaka merah putih. Tanggal 29 April 1942
bahasa
Jepang membuat undang-undang baru nomor 4
mengutamakan penyederhanaan lagu agar lebih
menetapkan lagu ‘Kimigayo’ sebagai lagu
mudah dinyanyikan dan merobah separuh
wajib dinegara jajahannya, bendera Himomaru
penggunaan jumlah birama dari lagu aslinya.
wajib dikibarkan. (Wisnu Mintargo, 2002:107).
Pergantian birama 6/8 irama wals (Triple)
Sejak saat itu keberadaan lagu ‘Indonesia Raya’
dengan tempo Djangan Terlaloe Tjepat, diubah
mengalami pasang surut dan tidak terdengar lagi
menjadi birama 4/4 marcia (Quardruple)
didepan umum karena ketatnya pengawasan.
hingga akasentuasi lagu semakin kuat dan tegas,
Pada tahun 1944 Jepang mulai mengalami
sebab ketukan-ketukan mars empat ketukan
kekalahan dalam perang dunia ke II posisinya
dalam satu birama dengan tannganada G untuk
mulai terdesak dan memerlukan bantuan
ambitus suara manusia sudah dinilai tepat baik
Jepang
kali
menjaga
ini
pimpinan
dengan
Sukarno
jumlah
41
dengan
birama
4 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
vokal maupun instrumen musik pengiring. Kata
perubahan ketatanegaraan secara mendasar
‘mulya’ yang kurang membangkitkan semangat
yang menyangkut perubahan politik, struktur
diganti syairnya oleh aspirasi para pemuda
sosial, ekonomi dan sikap budaya masyarakat.
menjadi kata merdeka. Perubahan lagu
Revolusi diawali dengan pemberontakan dan
disesuaikan perkembangan jaman sebagai
kesenian dapat berfungsi sebagai media ekspresi
sarana upacara. Lagu yang direvisi oleh panitia,
(B.N.
tetap mempertahankan struktur lagu dan pesan
pandangan filsafat Difthey bersifat esensial
semangat masih tetap murni ciptaan W.R.
historis,
Supratman.
penulis
menunjukan jiwa manusia dalam keadaan tidak
berusaha memberikan gambaran yang utuh
stabil kehidupan tidak pernah menentu dan
dengan cara paralelisasi fakta-fakta yaitu
mengalami perubahan karena pengaruh situasi
membandingkan antara lagu ‘Indonesia Raya’
yang sangat dasyat dan menekan disaat itu,
tahun 1928 dengan perubahannya pada masa
sehingga manusia mengambil jalan pintas.
revolusi, sehingga data-data ditemukan ada
Analisis hermeunetik dapat dibuktikan melalui
kaitannya. Dalam hal ini kedudukan sejarah
intrepretsi dari syair lagu nasional sebagai nilai
kesenian dapat digambarkan melalui tulisan
perjuangan
sejarah sebagai sebuah integrated equivalent
perlawanan (E. Sumarsono, 1996:50). Sejarah
menyuguhkan
menyeluruh
pergerakan seperti dikemukakan Brosnilaw
(Kuntowijoyo, 1994:115). Semua dapat diamati
Malinowski didalam teori fungsional, jika pada
dari perubahan teori musik, notasi, birama, irama
masa perang kemerdekaan tokoh pergerakan
dan
Perubahan
berusaha menyadarkan rakyat melalui pidato
dimaksudkan adalah sebagai ide baru
dan tulisan opini politiknya, pejuang dengan
disesuaikan dengan fungsinya mengikuti kriteria
fisik dan strategi tempurnya digaris depan, maka
lagu kebangsaan yang bersifat semangat seperti
seniman berjuang digaris belakang dengan
negara yang telah memenangkan peperangan
memberi semangat dengan lagu ciptaannya
seperti Inggris, Rusia dan Amerika. Penelitian
(Yudistira K. Garna, 1966:55).
sejarah pergerakan revolusi dalam sosiologi
dikemukakan bahwa proses sebuah lagu
dapat terungkap akibat benturan proses sosial
perjuangan yang dirubah statusnya menjadi lagu
dan perubahan sosial yang terjadi, akibatnya
kebangsaan, dalam upaya mempersatukan
berdampak luas terhadap kehidupan bangsa.
bangsa, karena penjajahan sebagai penyebab
Revolusi salah satu penyebab terjadinya
kesengsaraan rakyat yang memicu timbulnya
cara
Penelusuran
sejarah
pemandangan
menyanyikannya.
Marbun,
1996:557).
bahwasanya
merupakan
Sedangkan
peristiwa
alat
revolusi
diplomasi
Dapat
5 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
konflik sosial akibat krisis politik, ekonomi,
meraih kemerdekaannya. Setelah dicermati
kebudayaan ada beberapa faktor yang memicu
secara keseluruhan lagu kebangsaan ‘Indonesia
yaitu (1) Kehilangan harga diri suatu bangsa,
Raya’ bait pertama, kedua, ketiga dan bait
karena dijajah bangsa lain. (2) Kehilangan harta
keempat makna terkandung dalam lagu bersifat
benda, sanak saudara, hasil bumi oleh
konstruktif dalam membangun bangsa. Unsur
sewenang-wenang
kaum
(3)
semangat terkandung dalam lagu dipengaruhi
kehilangan
adil
hak-hak
irama musik mars bersifat magnetic song bila
kemanusiaan dirampas oleh penguasa kaum
lagu berkumandang peserta upacara menjaga
penjajah. (4) Kehilangan suatu kebebasan hidup
tata tertib berdiri ditempat penuh perhatian,
ditanah airnya sendiri. Namun sebaliknya
hingga setiap orang mampu menghayati lagu
sebagai perlawanan jati diri bangsa diwujudkan
dan sadar sebagai bangsa yang merdeka dan
lewat simbol Bhinneka Tunggal Ika
lagu
bersatu. Daya tariknya seperti magnit dan tidak
kebangsaan ‘Indonesia Raya’ bagaikan sang
jarang ikut mencucurkan air mata karena
saka merah putih yang polos, sederhana
keagungan lagu itu. Pada akhirnya tanggal 17
berkibar dalam hati setiap insan Indonesia.
Agustus 1945 dalam pembacaan teks
Menurut hukum internasional lagu kebangsaan
proklamasi oleh Sukarno, dihadapan para
hanya dimiliki oleh suatu negara yang merdeka.
pemimpin dan ratusan rakyat yang berkumpul
Walaupun status lagu kebangsaa Indonesia
pada pagi hari di jalan Pegangsaan timur Jakarta,
Raya belum diakui sebagai lagu kebangsaan di
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Setelah
forum internasional, tetapi secara tersirat sifat
pembacaan teks proklamasi, pengibaran
semangat kemerdekaan bangsa sudah nampak
sangsaka merah putih dilakukan, dengan
dalam lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ (Ki
serempak para hadirin menyanyikan lagu
Hadjar Dewantara, 1948:58). Selain itu dengan
kebangsaan
diperdengarkan lagu, adanya tanda bahwa
bersejarah itu tetap berlangsung hingga kini dan
Indonesia masih memiliki harapan untuk
diperingati setiap tahun.
rasa
penjajah. akibat
‘Indonesia
Raya’.
Peristiwa
bangkit dari keadaan pesimis menjadi optimis
6 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
Gambar 2. Upacara 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 Jakarta. (Sumber: Radik Utoyo Sudirdjo, Lima tahun Perang Kemerdekaan 1945-1949. Jakarta: Penerbit Alda 1976, hal. 34.)
Jepang pada tahun 1945 mengalami
rakyat menolak dan mengadakan perlawanan
kekalahan perang akibat bom atom Sekutu,
fisik. Menurut James C. Dibdin, analisis secara
Belanda
Sekutu
historis karakter suatu bangsa dapat dianalisa
menancapkan kekuasaannya di Indonesia,
melalui sikap serta pemikiran nasionalnya yaitu.
kembali
membonceng
1 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
(1) Karakter bangsa yang mempunyai sifat
Tanggal 19 Desember 1948 usaha
pendendam dan kejam dalam peperangan. (2)
diplomasi pemimpin pergerakan melalui
Karakter bangsa yang mempunyai sifat pemalas
markas PBB New York ditetapkan bahwa lagu
dan enggan berusaha. (3) Karakter bangsa yang
kebangsaan yang diperjuangkan oleh bangsa
mempunyai sifat ksatria bila berjuang
Indonesia dicantumkan dalam negara RIS
menghadapi tantangan dan penindasan (James
UUDS pasal 3 ayat 2 yang berbunyi, bahwa
C. Dibdin, 1962:525). Sikap patriotisme dan
lagu Kebangsaan ‘Indonesia Raya’ ialah
pemikiran nasional pada bagian akhir inilah
Indonesia Raya Pada konfrensi Internasional
yang dimiliki oleh bangsa kita dengan berjuang
yang diselenggarakan tanggal 29 Agustus 1949
mempersatukan bangsa dengan merebut
di Jakarta dihadiri oleh pemerintah Indonesia
kemerdekaan. Setelah bala tentara Jepang
dengan pemerintah Belanda, yang diikuti pula
meninggalkan
pemerintah
oleh Belgia (ditunjuk Belanda), Australia
Republik Indonesia mengambil alih kekuasaan.
(ditunjuk Indonesia), Amerika Serikat menekan
Pada tahun 1947 Ki Hadjar Dewantara dalam
Belanda agar mengakui eksistensi Indonesia.
permusyawaratan
menetapkan
Dalam konfrensi itu diputuskan yaitu (1)
bahwa upacara pengibaran sangsaka merah
Bendera Republik Indonesia Serikat (RIS) ialah
putih dan menyanyikan lagu kebangsaan
Sangsaka Merah Putih. (2) Bahasa resmi RIS
‘Indonesia Raya’ wajib diperdengarkankan
ialah Bahasa Indonesia. (3) Lagu kebangsaan
setiap hari di halaman sekolah. Pemerintah
RIS ialah ‘Indonesia Raya’. Pada tanggal 27
menghentikan pengibaran bendera Jepang,
Desember 1949 bertempat di Istana Gambir
menghapuskan lagu Kimigayo, meniadakan
diadakan acara penurunan bendera Belanda dan
upacara dan pelajaran bahasa Jepang dengan
pengibaran bendera Indonesia dalam rangka
mengganti semangat kebangsaan melalui
pengakuan secara simbolis kedaulatan Indonesia
pendidikan nasional, serta siap secara diplomasi
oleh Belanda. Acara dihadiri oleh A.H.J Loving
menghadapi kaum penjajah Belanda dan
sebagai komisaris tertinggi Belanda di Indonesia
sekutunya kembali ke bumi pertiwi (Pranarka
dan
A.M.W., 1986:2).
Hamengkubuwono IX mewakili pemerintah
kekuasaannya,
pendidikan
Menteri
Pertahanan
Sri
Sultan
Indonesia.
2 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
Gambar 3. Penyerahan Kedaulatan R.I dari Pemerintah Belanda kepangkuan Ibu Pertiwi tanggal 27 Desember 1949 di Istana Gambir Jakarta.(Sumber Soedrago, “Pemandangan Dalam Negara”dalam Majalah Mimbar Indonesia, edisi 1 Jakarta 17 Januari 1950, hal. 5). Upacara
penyerahan
dan
dan
sekutunya.
Diperdengarkan
lagu
penandatanganan kesepakatan disaksikan 22
kebangsaan Indonesia Raya terbukti bahwa
wakil utusan PBB. Setelah penurunan bendera
Jepang
Belanda digantikan sangsaka merah putih, maka
terselubung secara halus guna menarik simpatik
berkumandanglah lagu Kebangsaan Indonesia
bangsa Indonesia. Akibatnya Indonesia terkecoh
Raya tanda berakhirnya kolonialisme di
oleh janji-janji Jepang, dan menerima kerugian
Indonesia (Sudargo, 1950:5).
besar bagi rakyat Indonesia. Kedua Fungsi lagu
telah
melancarkan
propaganda
Berdasarkan uraian di atas dapat
sebagai sarana upacara kemerdekaan adalah
dianalisis pertama, fungsi lagu Indonesia Raya
menjadi cita-cita proklamator dan segenap
sebagai alat propaganda oleh karena usaha-
seluruh rakyat Indonesia. Menurut Sukarno di
usaha Jepang memanfaatkan pemimpin
depan sidang BPUPKI kemerdekaan adalah
Indonesia yaitu dimaksudkan agar pengaruh dan
jembatan emas, diseberangnya jembatan itulah
keinginannya berkuasa di Indonesia bisa
kita bina seluruh rakyat Indonesia. Menegenai
bertahan lama seperti kolonial Belanda. Selain
arti
itu Jepang telah menabur janji kebencian
mendasar ketata negaraan, artinya dimulai sejak
terhadap bangsa lain dengan faham fasime, baik
tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
secara halus maupun dengan jalan kekerasan,
bebas dari penjajahan, karena kemerdekaan
agar bangsa Indonesia mau menerima begitu
adalah hak segala bangsa dan bebas tidak terikat
saja tanpa memikirkan akibatnya, seperti
oleh pihak manapun, termasuk dalam
kemerdekaan
terjadinya
perubahan
mengajak rakyat Indonesia melawan Amerika 1 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
menegemukakan pendapat dan perlawanan
yang menyatakan bahwa lagu kebangsaan
terhadap kolonialisme.
Indonesia Raya wajib dihormati dan dihayati diajarkan secara sungguh-sungguh dalam
C.
Pasca
Kemerdekaan
Kontra
Reformasi Sudah reformasi
moral
kebangsaan
guna
membangun jati diri bangsa. Analisis pemikiran
saatnya
secara
pendidikan
kita
menyeluruh
melakukan Ketetapan
konstruktif makna yang terkandung dalam lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ sebagai berikut.
Pemerintah Nomor. 1 tanggal 17 Agustus 1959 Bait I. Indonesia Tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru
Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya (kebait IV)
Bait IV. Indonesia Raya, merdeka, merdeka Tanahku, negriku yang kucinta Indonesia Raya, merdeka, merdeka Hiduplah Indonesia Raya Bait II. Indonesia tanah yang mulya Indonesia bahagia Tanah kita yang kaya Suburlah tanahnya Disanalah kita berada Suburlah jiwanya Untuk slama-slamanya Bangsanya, rakyatnya, semuanya Indonesia tanah pusaka Sabarlah hatinya P’saka kita semuanya Sadarlah budinya Marilah kita mendoa Untuk Indonesia Raya (kebait IV) Bait III. Indonesia tanah yang suci Indonesia abadi Tanah kita yang sakti Slamatlah rakyatnya Disanalah aku berdiri Slamatlah putranya Jadi ibu sejati Pulaunya, lautnya, semuanya Indonesia tanah berseri Majulah negrinya Tanah yang akau sayangi Majulah pulaunya Marilah kita berjanji Untuk Indonesia Raya (Kebait IV)
Bait pertama mengungkapkan hubungan yang
sehingga lingkungan itu disebut sebagai tanah
sangat erat antar manusia dengan lingkungan
air, tanah tumpah darah, dan sebagai ibu.
alam Indonesia. Begitu erat hubungan tersebut,
Kebudayaan telah menempatkan hubungan 2
Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
antara
manusia
dengan
lingkungannya,
Bait ketiga mengungkapkan tugas dan
sehingga alam menjadi bagian dari hidupnya,
kewajiban bangsa sebagai putera-puteri tanah
bagian dari sejarahnya, bagian dari proses
air. Tugas berarti menjaga mempertahankan,
kebudayaan. Pengertian kalimat itu, maka
memajukan, yang intinya membangun secara
bangsa Indonesia menjadi satu definisi diri
menyeluruh secara berkesinambungan sebagai
manusia sebagai subyek budaya, artinya bangsa
tugas abadi.
Indoesia sebagai potensi manusianya, tanah air
Bait ke empat yang selalu diulang-
Indonesia sebagai lingkungan alamnya. Bait
ulang sebagai reffrein menurut Muhamad
pertama
bahkan
Yamin adalah sebuah pesan klimaks sebagai
mengelorakan pesan panggilan perjuangan
pernyataan sumpah bakti pemuda yang
kebudayaan sebagai hakekat perjuangan
bergelora dalam kongres pemuda tanggal 28
nasional. Seperti dalam lirik, hiduplah tanahku,
Oktober tahun 1928, yang berjanji teguh pada
hiduplah
rakyatku,
dasar kesatuan tanah air, bangsa dan
semuanya. Bangunlah Jiwanya bangunlah
kebudayaan menuju kemerdekaan Indonesia.
badannya, untuk Indonesia Raya. Artinya
Berarti pernyataan tekad, kesediaan dan
perjuangan membangun Indonesia berarti
kesetiaan terhadap perjuangan membangun
membangun
Indonesia yang merdeka dan bersatu, berdaulat,
memiliki
negriku,
ketegasan,
bangsaku,
manusia
seutuhnya
dan
masyarakat Indonesia seluruhnya.
adil dan makmur. Dengan gelora itu bangsa
Bait kedua memberikan deskripsi
Indonesia
bersatu
dalam
berjuang
depan
bertujuan
mengenai tanah air Indonesia, yaitu tanah air
menyongsong
yang kaya. Bait ini mengungkapkan kesadaran
memperjuangkan derajat, martabat bangsa dan
sejarah, maka tanah air dinamakan tanah
negara
pusaka. Bait ini pula mengungkapkan sikap
Murtopo, 1978:76).
masa
serta masyarakat Indonesia (Ali
religius bangsa Indonesia yang mengajak
Lagu kebangsaan Indonesia Raya
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
diperdengarkan saat terentu dan pada peristiwa
Selanjutnya dalam bait itu memberikan pesan
penting saja dengan cara dan aturan tersendiri.
bekerja membangun dalam pengertian suburlah
Misalnya pada kesempatan-kesempatan dimana
tanahnya,
bangsanya,
diperdengarkan lagu kebangsaan dengan alat
rakyatnya, semuanya. Ini meminta adanya
musik, maka lagu itu dibunyikan lengkap satu
kesediaan dan kesetiaan bagi semua yakni
kali, yaitu strofe dengan dua kali ulangan. Jika
sadarlah hatinya, sadarlah budinya.
pada kesempatan-kesempatan lagu kebangsaan
suburlah
jiwanya,
2 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
dinyanyikan lengkap satu bait, yaitu bait pertama
Aceh, Poso, Maluku, Sampit, Papua, dan daerah
dengan ulangan dua kali. Jika lagu kebangsaan
lainnya, meruntuhkan nilai persatuan bangsa
dinyanyikan keseluruhan, yaitu tiga bait, maka
yang digelorakan para pemuda
sesudah bait pertama dan bait yang kedua
Pengalaman sejarah yang gemilang kini seakan
dinyanyikan ulangan satu kali sesudah bait
pudar ditelan masa. Peranan lagu kebangsaan
penghabisan dinyanyikan ulangan dua kali.
‘Indonesia Raya’ kini kurang dihargai, menjadi
Pada tahun 1951 dengan melibatkan 140
kegiatan seremonial bersifat slogan dan para elit
pemusik lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’
politik kita belum menyadari dan menghayati
berkumandang diarransir dan diorkestrasi Jos
makna terkandung dalam lagu, sementara para
Cleber, yang kemudian digubah dan direvisi
pendahulu kita berjuang mengorbankan darah,
kembali oleh R.A. Soedjasmin pimpinan Korp
harta, air mata, dan jiwa raga.
1928.
Musik Kepolisian Negara tahun 1952, dan
Pernyataan di atas kini dapat
berlaku saat ini. Sedang fungsi primer lagu
dibuktikan dan berimbas pada dunia pendidikan.
kebangsaan sebagai sarana upacara, dimana
Pelaksanaan upacara di sekolah seluruh pelosok
kedudukan pemain serta peserta upacara harus
tanah air, rata-rata para siswa kurang memiliki
dilibatkan, hingga seni pertunjukan jenis ini bisa
kesadaran kebangsaan, sehingga penganiayan
disebut Art of Participation (R.M. Soedearsono,
dan kekerasan terhadap sesama., tawuran para
2001:170) memperlakukan sikap hormat pada
pelajar dan mahasiswa serta masyarakat
lagu akhirnya diikuti segenap masyarakat
semakin meningkat. Para guru, dosen, ulama
Indonesia seperti organisasi politik, organisasi
dan tokoh masyarakat menganggap sesuatu hal
sosial, militer, organisasi sekolah sebagai
biasa
upacara ritual bersifat nasional.
Pergeseran nilai fungsi lagu maupun cara
dan
kurang
memperdulikannya.
Dua kutub pasca kemerdekaan dan
menyanyilkan berimbas pula dalam upacara di
reformasi terdapat jurang pemisah setelah
lembaga pemerintah daerah sampai pemerintah
runtuhnya orde lama dan razim orde baru. Di era
pusat. Dewasa ini rata-rata peserta upacara tidak
reformasi konflik sosial akibat krisis politik,
disiplin menghayati lagu, intonasi, maupun teks
ekonomi,
lagu kebangsaan
disintegrasi
kebudayaan, bangsa
dan
mengarah
menghancurkan
arti
banyak yang belum hafal.
Sementara pergeseran nilai fungsi nasionalisme
kemerdekaan yang terkandung dalam teks lagu
dan
kebangsaan Indonesia Raya. Akibat konflik
memprihatinkan.
lokal beberapa waktu lalu seperti peristiwa
pejabat dan abdi negara, anggota DPR pusat
persatuan
makin
lama
Penyimpangan
makin perilaku
3 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
maupun daerah serta masyarakat turut
suku, ras, agama maupun golongan. Bangsa
memperparah keadaan. Terjadi krisis moral
Indonesia harus membangun kembali harapan
seperti meningkatnya korupsi, sifat anarkis
baru, dan semangat baru dan pantang putus asa
sekelompok masa menggunakan alasan agama
menciptakan persatuan demi menciptakan
sebagai keuntungan dan kendaraan politik, serta
perdamaian abadi agar Indonesia adil makmur
terorisme. Kasus narkoba dan fornografi,
sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah
penebangan hutan dan pembalakan liar,
maju disegala bidang.
penyelundupan kayu ilegal dan hasil bumi, perlindungan warga kita diluar negeri, tenaga kerja Indonesia, komersilisai penyalahgunaan
III.
PENUTUP Lagu
Indonesia
Raya
dapat
masyarakat,
membangkitkan kesadaran sejarah yang lebih
alam
dan
progresif dan inklusif fungsinya untuk melawan
lingkungan serta transportasi di Indonesia yang
kesenjangan dan ketidakadilan. Dekonstruksi
terjadi berturut-turut adalah sebagai sebuah
sejarah masa lalu adalah usaha mengkaji ulang
konspirasi politik yang menginginkan Indonesia
jejak langkah ilmu pengetahuan. Memahami
dalam keadaan tidak stabil, belum lagi masalah
dekonstruksi
konflik hak cipta kebudayaan serta wilayah
membantu generasi penerus dapat melihat
perbatasan dengan negara tetangga akibat
secara jeli kontradiksi, ironi kekuasaan dan
lemahnya pengawasan dan Alutsista militer kita.
rasisme yang terjadi dalam masyarakat
Menghormati dan menghargai lagu kebangsaan
Indonesia dimasa silam. Rekonstruksi yang
mengajarkan agar bangsa selalu merenung dan
bersifat plural berfungsi menghidupkan kembali
intropeksi. Konsep kebangsaan sebagai konsep
semangat
nasional yang luhur tidak lepas dari nilai-nilai
masyarakat Indonesia. Pemahaman yang
yang terkandung dalam budaya bangsa kita
berkembang dan komunikatif tentang identitas
yang telah menjadi darah daging kehidupan.
kepribadian dan jati diri bangsa komunitas dan
Sebagai sebuah harapan, tidak perlu bangsa
sejarah diharapkan mendorong terjadinya
Indonesia kini harus berpecah belah, bercerai
paparan presentatif lewat lagu kebangsaan
berai dan terkotak-kotak. Perjalanan api
Indonesia Raya yang merupakan salah satu
semnagat lagu kebangsaan Indonesia Raya
contoh kasus sejarah yang mampu menghadapi
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
ironi dan kontradiksi modernitas dan globalisasi
Dasar 1945 bergelora dengan tidak memandang
saat ini. Kita baru saja terlepas dari penjajahan
pendidikan
dan
melanggar
HAM,
kesehatan bencana
menyadari
demokrasi
bahwa
bagi
sejarah
kehidupan
4 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
bangsa asing 65 tahun yang lalu. Saat ini ada
konflik lokal yang berkepanjangan seperti alat
bentuk penjajahan baru yaitu penindasan bangsa
perlawanan demokrasi yang kebablasan diluar
sendiri, perlawanan dibuktikan dalam bentuk
ambang batas. Dimasa peristiwa reformasi
protes dan demonstrasi mengumandangkan
gerakan aksi mahasiswa Indonesia 12 mei s/d
lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ oleh para
17 desember 1998, menyanyikan lagu-lagu
mahasiswa. Mahasiswa adalah oposisi yang
perjuangan berfungsi sebagai alat perlawanan
abadi terhadap penguasa. Di Indonesia,
oposisi terhadap pemerintah akhir masa Orde
mahasiswa selalu memainkan peranan penting
Baru dalam menentang ketidak adilan dan
dalam setiap perubahan politik dari kolonial
demokrasi dan memberi inspirasi semangat
hingga kini. Mahasiswa terlibat aktif dalam
perjuangan tempo dulu. Di Istana Merdeka
gerakan kebangkitan nasional yang kemudian
Soeharto
berpuncak pada kemerdekaan. Tiga dekade
kerusuhan,
terakhir, mahasiswa mengalami pertumbuhan
dukungan ulama dan tokoh masyarakat
secara pesat dan mereka selalu berjuang sebagai
ditambah 14 orang menterinya mengundurkan
oposisi melawan rezim yang berkuasa. Pada
diri, akhirnya Soeharto mundur dari jabatan
tahun 1966 gerakan mahasiswa berkobar di
presiden digantikan BJ. Habibie, dengan
bawah panji “Tritura” utuk melawan Soekarno
menyanyikan lagu kebangsaan ‘Indonesia
dan PKI. Gerakan itu telah menjadi legenda
Raya’ ketika itu mahasiswa berhasil dalam
besar bagi Negara Republik Indonesia, karena
perjuangan reformasi. Walupun demokrasi
mahasiswa beraliansi (ditunggangi) kekuatan
yang kebablasan konflik antar etnis ada sebagian
militer berhasil menumbangkan Soekarno.
dapat diselesaikan diantaranya konflik Aceh,
Bagaimanapun juga mahasiswa mempunyai
Poso,
peran besar dalam melahirkan orde baru yang
pendidikan, namun disisi lain muncul konflik-
dipimpin oleh Jenral Soeharto. Tetapi ketika
konflik baru yang harus mendapat prioritas
Orde Baru berdiri mahasiswa terpaksa
penyelesaian serta solusinya ialah penegakan
dipinggirkan dari arena politik oleh rezim
hukum dan hak azazi manusia.
Soeharto dengan dalih stabilitas politik dan
tidak
mampu
setelah
Maluku,
gagal
korupsi
Kesimpulannya
mengendalikan mendapatkan
dan
anggaran
fungsi
lagu
pertumbuhan ekonomi. Mereka menentang
kebangsaan Indonesia Raya
dikotomi ekonomi antara sikaya dan simiskin,
perempat abad telah berjuang mempersatukan
kekuasaan politik antara yang kuat dan yang
bangsa didalam prosesnya melalui tiga tahap
lemah, reformasi belum mampu keluar dari
sebagai berikut. Pertama, masa sumpah
selama tiga
5 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
pemuda 28 Oktober 1928, ialah menghimpun
tergambar dalam bentuk dan makna lagu
rasa
Kebangsaan Indonesia Raya.
kebangsaan
merupakan
kesadaran
berbangsa yang tumbuh secara alami dalam diri setiap orang karena kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah dan aspirasi perjuangan, harus tetap dilestarikan hingga saat ini sebagai jiwa nasionalisme. Kedua, masa kolonialisme dan pendudukan Jepang, ialah aspirasi semangat kebangsaan adalah tekad sejati seluruh masyarakat Indonesia membela dan berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara, sebagai warisan jiwa patriotis yang harus tetap dipelihara segenap bangsa Indonesia saat ini guna membela kedaulatan negara bila ada ancaman dari dalam maupun dari luar sebagai bentuk
baru.
Ketiga,
dalam
mengisi
kemerdekaan terjadi proses dinamika politik sejak orde lama, orde baru dan reformasi saat ini, ialah hasil implementasi rasa, semangat dan paham kebangsaan pikiran-pikiran nasional tentang hakekat, cita-cita kehidupan dan perjuangan masa lalu. Penghayatan wawasan kebangsaan tidak cukup mempelajari paham kebangsaan, bahkan harus dibuktikan dan digali lebih dalam sampai rasa kebangsaan itu tumbuh didalam hati rakyat. Akhirnya dengan cara ini semangat kebangsaan akan dapat dikobarkan dan dihayati dalam pikiran, perilaku rakyat Indonesia agar tetap bersatu padu, salah satu aspek yang diperjuangkan W.R. Supratman
BIBLIOGRAFI Dewantara, Ki Hadjar. 1948. Kebudayaan. Yogyakarta: Taman Siswa. Dibdin, James C. 1962. “Nationality in Music”, dalam Roman Rolland, ed., International Library of Music for Home and Music Litertur 2. New York: The University Sosiety. Djohan. 2008. “Musik Revolusi Indonesia”, resensi buku Karya Wisnu Mintargo dalam Jurnal Ke’teg’ Vol. 8 No. 1 ISI Surakarta. Dungga, J.A. dan L. Manik. 1952. Musik di Indonesia dan Persoalannya. Jakarta:Balai Pustaka. Ganap. Victorius. 2008. “Sumbangsih Ilmu Pengetahuan Musik Dalam Pembentukan Jati diri Bangsa”. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Seni Pertunjukan. ISI Yogyakarta, tanggal 9 Januari. Garna, Yudistira. K. 1996. Ilmu-ilmu Sosial dasar, Kasus, Konsepsi, Posisi. Bandung: Progran Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Heller. Peter B. 1996. “Patriotism”, dalam Frank N. Magill, ed., International Encyclopedia of Governmen and Politics, volume 2. Singapore: Toppan PTE. Kamajaya. 1979. Sejarah Bagimu Neg’ri Lagu Nasional. Yogyakarta: U.P. Indonesia. Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Marbun. B.N. 1996. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mintargo, Wisnu. 2001. “Fungsi Lagu Perjuangan Dalam Konteks Kemerdekaan tahun 1945-1949”. Tesis guna mencapai derajad Magister Humaniora S-2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 6
Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012
_______________ 2002. “Tiga Perempat Abad Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Berjuang Mempersatukan Bangsa”. Pidato Ilmiah Senat Akademik Wisuda Program S-1. Periode I. Tahun Akademik 2002/2003. STSI Padangpanjang, tanggal 30 Desember. ______________2003. “Perjalanan Sejarah Lagu-lagu Perjuangan Indonesia Dalam Konteks Persatuan Bangsa”, dalam Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni IX/04-Juli. Yogyakarta : ISI. ______________2003.”Lagu Propaganda dalam Revolusi Indonesia: 194519449”, dalam Jurnal Humaniora Volume XV, No. 1/2003. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM. _____________.2008. Musik Revolusi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Proklamasi. More, Frazier H. 1988. Hubungan Masyarakat, Prinsif, Kasus, dan Masalah, terj. Suwiryo. Bandung:Roesdakarya.
Nurzain, Umar. 1981. Namaku Wage. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Pranarka, A.M.W. 1986. Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Sarjana Wiyata Taman Siswa. Sudirdjo, Radik Utoyo. 1976. Lima Tahun Perang Kemerdekaan 1945-1949. Jakarta: Penerbit Alda, 1976. Sularto, Bambang. 1982. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan DEPDIKBUD. Sumaryono. E. 1996. Hermeunetik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Soedargo. 1950. “Pemandangan Dalam Negara”, dalam Majalah Mimbar Indonesia, edisi I. Jakarta 7 Januari. Soedarsono, R.M. 2001. Metode Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
7 Http://journal.isi-padangpanjang.ac.id