Profil VICTOR EDISON SIMANJUNTAK CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA SUMUT Lebih Maju Tanpa Korupsi
PROFIL VICTOR EDISON SIMANJUNTAK CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA: SUMUT Lebih Maju Tanpa Korupsi Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Mindset Publishing Pondok Maharta Blok B6 No. 10, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15226 Tangerang, September 2016 Cetakan pertama: Oktober, 2016 Editor: Afifah Fajri Perancang sampul: Afifah Fajri Ilustrator: Afifah Fajri Penata isi: Afifah Fajri Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (ayat 1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, memgedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
DAFTAR ISI
Daftar Isi Pengantar MASA KECIL 1.
Hidup Dalam Keterbatasan
2.
Perjuangan Mengatasi Kesulitan
MERANTAU 1.
Merantau Cari Pekerjaan
2.
Menghadapi Masa Sulit
3.
Pelajaran Dari Merantau
KARIR 1.
Lulus Tes AKABRI/AKABRI
2.
Perjalanan Karir Di Kepolisian
3.
Kunci Sukses Berkarir D a f t a r I s i | iii
KELUARGA 1.
Membangun Keluarga Baru
2.
Perbedaan Budaya
3.
Masa Keprihatinan
4.
Ajari Anak Hidup Sederhana
5.
Dorong Anak Cari Ilmu
SOSIAL 1.
Santuni Anak Panti Asuhan
2.
Beri Beasiswa Kuliah
3.
Peduli Teman Lama
4.
Jenguk Polisi Korban Penembakan
POLITIK 1.
Misi Calon Gubernur
2.
Memajukan Masyarakat
3.
Potensi Sumatera Utara
4.
Brigjend Victor Simanjuntak Siap Mengabdi Di Sumut
5.
Sisi Pandang Victor Simanjuntak Tentang Sumut
iv | D a f t a r I s i
6.
Ingin Maju Cagub Sumut, dengan Misi Berantas Korupsi
7.
Sumut Lebih Maju Tanpa Korupsi
8.
Victor Simanjuntak Ajak Masyarakat Melawan Sumut
9.
Tiga Jurus Pamungkas Lawan Korupsi
10. Victor Simanjuntak: Sapu Kotor Tak Bisa Bersihkan Lantai Kotor 11. Victor Simanjuntak, Jawaban Pemberantasan Korupsi Di Sumut 12. Sumut Butuh Sosok Pemimpin Yang Berani VICTOR DALAM BERITA MEDIA 1.
Menduduki Kursi Panas Di Bareskrim
2.
Menangkap Wakil Ketua KPK
3.
Membongkar Korupsi Di Pelindo II
4.
Brigjen Victor Pasang Badan Untuk Penyidik
5.
Victor Simanjuntak Pertanyakan Sikap Pegiat Antikorupsi Dalam Kasus Pelindo II
6.
Sepertiga Kasus Penipuan ATM Dunia Ada Di Indonesia
7.
Korupsi CSR Pertamina, Bareskrim Temukan Relawan Fiktif Daf tar Isi |v
8.
Bareskrim Polri Ungkap Kasus Uang Palsu Senilai Rp 16 Triliun Lebih
9.
"Malware" Pencuri Uang Beredar Di Indonesia, Bagaimana Menangkalnya?
10. Eks Pejabat Bareskrim Polri Minta Pansus Dalami Kasus Hukum Pelindo
vi | D a f t a r I s i
P E N G A N T AR
P e n g a n t a r | vii
viii | P e n g a n t a r
MASA KECIL Hidup Dalam Keterbatasan Perjuangan Mengatasi Mengatasi Kesulitan
HIDUP DALAM KETERBATASAN
Victor adalah putera daerah Bahjambi Simalungun, Sumatera Utara, yang berasal dari keluarga miskin. Ayahnya bernama AB Simanjuntak dan ibu R br Tambunan. Secara geografis daerah tempat tinggal keluarga Victor termasuk daerah perkebunan. Perkebunan itu dimiliki oleh perusahaan dan berada di bawah pengawasan seorang asisten perkebunan. Orang tua Victor dulu bekerja di perkebunan. Awalnya seorang petani. Ia melepaskan profesi lama sebagai petani kemudian menjadi karyawan di perusahaan perkebunan karena hasil dari pertanian tidak mencukupi untuk biaya hidup keluarga. 3|M a sa K e c i l
Dulu kesan feodalisme masih sangat kuat di perusahaan perkebunan PTP7. “Orang seperti saya, dulu, kalau mau datang ke rumah pengawas perkebunan bisa setengah hari menunggu. Disuruh duduk di luar karena tidak bisa masuk ke rumah asisten perkebunan tadi. Saya tidak tega kalau melihat orang tua diperlakukan begitu,” kata Victor. Walaupun anak karyawan perkebunan, namun hidupnya berada dalam kemiskinan. Ia sehari-hari menghadapi situasi tidak punya apa-apa. “Itulah masa yang paling berat dalam hidup saya ketika tidak punya apa-apa,” tuturnya. “Saat itu, kalau saya bertahan di kampung, akan membuat beban keluarga semakin berat. Mengapa? Karena kenyataannya sumber daya kami tidak ada. Itulah sebabnya saya memilih pergi ke Kalimantan tanpa sepengetahuan orang tua,” kata Victor.
4|M as a Ke c i l
PERJUANGAN MENGATASI KESULITAN
Di masa kecil Victor pernah mengalami hari-hari yang memilukan akibat kemiskinan orang tunya. Ia hanya memiliki satu baju dan satu celana. Pada saat itu, usianya tergolong anak-anak namun ia sudah harus memikul tanggungjawab keluarga, ikut menanggung biaya hidup sembilan adiknya. Kehidupan yang serba kekurangan itu dijalaninya dengan sabar, tabah, dan terus mencari solusinya. Menurut Victor, prinsipnya tak ada yang tak bisa dijalani. “Kalau saya tidak menjalaninya, pasti akan mengalir dan terjadi pula. Masa susah itu saya jalani dengan terus berusaha untuk mencari solusinya”. 5|M a sa K e c i l
“Waktu kecil saya jualan es, jualan duren, dan apa saja yang bisa saya kerjakan, saya kerjakan, supaya keluarga saya bisa hidup,” kata Victor yang menjalani pengalaman pahit itu sejak SMP hingga lulus SMU. Urusan belajar dan sekolah tak pernah diabaikan, walaupun di kampung hidup serba kekurangan. Pendidikan layaknya anak-anak seusianya juga berhasil dituntaskan mulai SD, SMP dan SMU. Pada waktu duduk di bangku SMU, Victor terpaksa pindah dari SMU Katholik ke SMA 8 di Simalungun karena kekurangan dana. Semangatnya untuk belajar terus membara, sayangnya lagi-lagi faktor ekonomi membuat dirinya tak sanggup melanjutkan belajar di perguruan tinggi. “Saya tidak punya modal, saat saya akan ke perguruan tinggi. Kalau saya ada di rumah maka adik-adik saya bisa menjadi korban. Orang tua pasti memikirkan kuliah saya. Itulah alasan saya pergi merantau mencari pekerjaan ke Kalimantan,” kata Victor.
6|M as a Ke c i l
MERANTAU Merantau Cari Pekerjaan Menghadapi Masa Sulit Pelajaran dari Merantau
MERANTAU CARI PEKERJAAN
Saat meninggalkan keluarga dan kampung halaman untuk merantau, Victor sengaja tak memberitahu kedua orang tuanya. “Supaya saya tidak dicari dan supaya orang tua fokus memikirkan adik-adik,” katanya. Di benak Victor muda dulu, yang terpikir, kalau dirinya gagal mewujudkan impian, nanti setidaknya adik-adik berhasil dalam pendidikan mereka karena mendapat dukungan penuh dari orang tua. Ia menjelaskan, “Kalau saya memaksakan diri, tetap di rumah tinggal bersama keluarga, sementara orang tua saya tidak mampu maka akibatnya adik-adik saya akan menjadi korban. Pikiran itu terlintas begitu saja, karena ditempa oleh kondisi yang tidak 9|M e r a nt a u
bisa kita hindari. Mungkin, itu jalan yang diberikan oleh Tuhan kepada saya dalam bentuk ide harus pergi dari rumah.” Victor pergi hanya dilandasi keinginan mencari pekerjaan di tempat yang jauh dari orang tua, supaya orang tua tidak memikirkan dirinya. Victor tidak mengabari mereka sampai empat tahun karena kalau pamit orang tua pasti tidak diperbolehkan. “Jangan sampai nanti orang tua memikirkan saya. Saya tidak mau orang tua banting tulang dan berbuat apapun untuk saya. Jadi saya berpikir harus berbuat sesuatu,” tegasnya. Ringkasnya, ia pergi merantau untuk mencari pekerjaan dan kemudian menjadi tentara pada 1977 dengan pangkat dari 1 di Pontianak, Kalimantan Barat. Orang tuanya juga tidak mengetahui kalau dirinya menjadi tentara. “Mereka sampai menganggap saya hilang,” kata Victor. Ia menyadari, mungkin, keputusannya saat itu salah karena tanpa memberitahu orang tua saat pergi meninggalkan rumah. “Hal itu terjadi begitu saja, hasil dari pola berpikir saya yang kala itu belum dewasa,” kata Victor. 10 | M e r a n t a u
Dalam ketidakdewasaan itu, ia sudah mampu mengambil keputusan yang sangat berani. “Keputusan saya itu benar atau tidak, saat itu saya tidak tahu, tetapi kenyataannya sekarang saya berhasil dan adik-adik saya juga dapat hidup sejahtera tanpa terjerat hutang”. Di tengah masa sulit itu, Victor mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari orang tuanya. “Inti pelajaran yang berharga dari orang tua saya bahwa sesulit apapun kita harus bisa hidup,” tegasnya. Hal itu berarti bahwa hidup itu butuh keuletan. Kita harus bisa menerima keadaan, bagaimanapun keadaan itu. Sebab, kalau tidak bisa menerima keadaan, kita bisa frustasi. “Kalau kita bisa menerima keadaan, kalau kita mau, pasti kita ada jalan. Pemikiran itu yang mendorong saya harus pergi dari rumah karena keadaan di rumah itu sudah tidak bisa lagi diolah,” tuturnya.
11 | M e r a n t a u
MENGHADAPI MASA SULIT
Victor yang masih remaja kala itu, pada 1977 meninggalkan Simalungun dengan menggunakan bus ALS menuju Jakarta. Di Jakarta waktu itu sedang berlangsung kegiatan PEMILU. Para petugas keamanan melakukan razia dengan menangkapi orang yang tinggal di emperan toko-toko di Jakarta. Kala itu, sekadar makan saja tidak bisa, karena tidak ada makanan. Situasi yang amat berat sehari-hari di perantauan itu harus dijalaninya. Apa yang dilakukan oleh Victor menghadapi situasi sulit itu? Ia pun terus memeras otak dan berpikir untuk mencari solusi. Setelah seminggu tinggal di Jakarta dengan tidur di emperan toko, 13 | M e r a n t a u
agar tak kena razia petugas, ia pergi ke pelabuhan Tanjung Priok bekerja. “Saya berusaha mencari pekerjaan, tetapi belum ada. Maka saya pergi ke pelabuhan.” Pekerjaan yang dilakukannya di Pelabuhan Tanjung Priok adalah membantu penumpang kapal untuk mengangkat dan memindahkan barangnya di kapal. “Jadi, kalau ada pekerjaan, saya baru bisa makan. Kalau tidak ada pekerjaan, saya tidak bisa makan,” kata Victor. Dalam masa sulit itu, pikirannya ruwet. Walaupun dalam keruwetan pikiran, ia tidak menyerah dengan keadaan sulit yang mencengkeramnya. Ia pun berjuang agar keluar dari situasi sulit. Tidak ada kata menyerah, karena kalau menyerah justru makin terpuruk dan tidak bisa apa-apa lagi dalam hidupnya. “Saya tidak menyerah waktu itu. Hanya memang mentok dan tidak bisa berbuat banyak karena dalam keterbatasan sumber daya.”
14 | M e r a n t a u
Untuk memperbaiki nasib, timbullah ide untuk ikut kapal. Ketika naik kapal, ia asal naik saja dan tidak tahu kapal itu mau ke mana. “Sebenarnya waktu itu saya ingin ke Irian (Papua), karena kata orang, Irian itu daerah yang kaya. Setelah kapal berjalan dan saya sudah masuk di kapal itu baru tahu bahwa kapal yang saya naiki itu bukan ke Irian tetapi ke Kalimantan. Saya pikir ya sudahlah toh nanti setelah dari Kalimantan bisa juga ke Irian. Dulu, saya tidak keluar ongkos karena saya disuruh bekerja di kapal itu.” Setelah tiba di Pontianak, karena tidak ada bekal dan keluarga yang menjadi tempat untuk tinggal sementara, maka ia pun terpaksa kembali tidur di emperan toko selama sebulan hingga akhirnya bertemu dengan orang Padang yang menolongnya. “Saya disuruh datang serta tinggal di rumahnya,” kata Victor. Sejak itu, perjalanan hidupnya berubah. Ia mulai menata hidupnya dengan mendaftar sebagai calon tentara dan ternyata lulus. Sebagai tentara ia mendapat tugas ke Timor Timur. 15 | M e r a n t a u
Setelah bertugas dari Timor Timur, ia mendapat tugas belajar di AKABRI. “Yang memberi saya tugas untuk belajar di AKABRI waktu itu Panglima Norman Sasono,” kata Victor. Awalnya, Victor tidak mengetahui adanya tugas belajar di AKABRI karena ada orang lain yang mengurus semua administrasinya. Setelah semua urusan administrasi selesai, ia diminta untuk tanda tangan. Pada waktu itu beredar isu bahwa untuk masuk AKABRI harus pinter, punya uang, dan harus banyak sogokkan. “Saya berpikir, saya tidak mungkin lulus. Karena itu, waktu tes saya tidak datang. Tetapi, ternyata saya diberi kesempatan lagi untuk ikut tes. Sampai pimpinan saya di tentara waktu itu marah. Saya kemudian mengikuti tes dan ternyata lulus,” tuturnya.
16 | M e r a n t a u
PELAJARAN DARI MERANTAU
Victor mengakui bahwa pengalamannya merantau di Kalimantan merupakan pengalaman yang paling sulit. Dikatakan sulit karena ketika itu ia harus hidup dengan tidak punya apa-apa dan selama sebulan hidup dengan ketidakpastian. “Dulu selama merantau sudah biasa saya tidur di kaki lima,” kata Victor. Pengalaman merantau itu merupakan bagian perjalanan hidup yang harus dijalaninya. Ia mengaku memang berat dan sulit, karena tanpa memiliki sesuatupun untuk sekedar dapat hidup. “Waktu itu, perjalanan hidup yang harus saya jalani memang seperti itu, karena memang kenyataanya kala itu saya tidak bisa 17 | M e r a n t a u
berbuat apa-apa kecuali hanya bisa menerima apa adanya,” kata Victor. Walaupun ia hidup dalam keadaan tidak punya sesuatu pun, namun ia tidak mau menyerah. Ia bertekad dan berjuang agar dapat keluar dari situasi sulit itu. “Saya juga berpikir, apa yang harus saya lakukan dalam situasi seperti ini. Timbullah ide untuk mengubah nasib dengan mencari pekerjaan ke berbagai tempat sebelum akhirnya mendaftar sebagai tentara”. Tujuan Victor, merantau saat itu, hanya ingin pergi ke tempat yang lebih baik untuk dapat hidup. Saat itu pikirannya memang ruwet dan dalam keruwetan itu tidak bisa berpikir jernih. Dalam keadaan terdesak dengan kesulitan hidup, ia melakukan berbagai upaya mengatasi kesulitan dalam hidupnya. Menurut Victor, pelajaran berharga yang diperoleh dari pengalamannya merantau, antara lain: Dalam lingkup kecil, seseorang yang berada dalam kesulitan, ketika ia terdesak dengan kesulitan itu, maka pasti akan timbul 18 | M e r a n t a u
ide dan usaha untuk mampu keluar dari masalah atau kesulitannya. ”Saya berpikir lebih baik saya susah di luar sana. Ketika tidak ada lagi tumpuan, tidak ada lagi penopang, saya pun dipaksa harus berusaha,” tegasnya. Dalam lingkup yang besar sebuah negara, keterbatasan sumber daya alam ternyata tidak menjadi penghalang suatu negara menjadi negara yang maju. Sumber daya alam yang kurang, justru mendorong timbulnya berbagai pemikiran dan usaha yang membuat negara itu mampu survive bahkan menjadi negara maju walaupun dalam keterbatasan. Di Indonesia ternyata ada segala macam sumber daya, tetapi masyarakatnya tidak bisa berbuat apa-apa seperti tikus mati di dalam lumbung padi.
19 | M e r a n t a u
KARIR Menjadi Taruna AKABRI Perjalanan Karir di Kepolisian Kunci Sukses Berkarir
MENJADI TARUNA AKABRI
Setelah menjadi tentara di Kalimantan, Victor mendapat kesempatan dari pimpinannya untuk mengikuti tes untuk menjadi taruna AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Zaman dulu, semua taruna AKBARI tidak dapat memilih untuk masuk ke tentara angkatan darat, laut, udara atau polisi. Yang menentukan seorang taruna masuk ke tentara atau polisi murni berdasarkan hasil psikotes. “Jadi kita tidak tahu akan menjadi taruna polisi atau ke mana,” kata Victor. Selama menjadi taruna AKABRI di Magelang semua taruna menjadi satu untuk mengikuti pendidikan dasar selama enam 23 | K a r i r
bulan. Setelah itu, baru penjurusan, ditentukan bahwa seorang taruna akan masuk kepolisian, angkatan darat, angkatan laut atau angkatan udara. Pada waktu mengikuti tes, awalnya Victor mengaku tidak percaya diri. Setelah mengetahui bahwa dari ratusan orang dari Kalimantan, hanya enam orang yang diterima, termasuk dirinya. “Saya jadi sadar dan yakin bahwa saya punya potensi,” kata Victor. Tes untuk menjadi taruna AKABRI ternyata melalui proses yang panjang dan beberapa tahapan. Ada calon taruna yang gagal pada tes pertama, gugur, dan akhirnya pulang. Victor menceritakan pengalamannya, dulu, ada calon taruna yang yakin dirinya akan lulus karena membawa uang banyak untuk menyuap petugas. Ternyata, orang itu tidak lulus dan harus pulang. “Setelah melihat kejadian itu, saya baru bersungguhsungguh belajar dan ternyata saya lulus,” kata Victor. Setelah lulus tes dan mengikuti pendidikan sebagai taruna AKABRI, ia mendapatkan kesempatan berlibur. Kesempatan 24 | K a r i r
itu dimanfaatkannya untuk pulang kampung ke Bahjambi. “Saat itu saya taruna tingkat 3. Tiba di kampung, di sana orang tidak percaya kalau saya taruna AKABRI. Saya pun mendengar suara orang bilang, ‘pakaiannya itu pinjam, laporkan itu,” kata Victor. Victor sudah menjelaskan bahwa dirinya adalah taruna AKABRI, namun tetap saja warga masyarakat di sekitar rumahnya tidak yakin. Bahkan orang tuanya sendiri juga tidak yakin. “Ayah saya bilang, tidak mungkin saya menjadi taruna karena anak orang miskin. Bahkan, tetangga-tetangga bilang ‘jangan sampe anakmu ditangkap itu pake-pake begitu’,” tuturnya. Pada tahun 1985, ketika Victor akan diwisuda di istana negara, ayahnya yang diminta untuk hadir juga tidak hadir. Ayahnya seolah percaya omongan tetangga bahwa Victor tidak mungkin menjadi taruna AKABRI, sedang pakaian yang dikenakannya pun hanya pakaian pinjaman. “Mungkin orangtua saya menganggap hanya untuk sekadar menyenangkan saja,” kata Victor. 25 | K a r i r
“Jadi, yang menghadiri wisuda saya adalah paman saya yang ada di Jawa. Orang tua saya tidak hadir. Begitulah keadaannya. Karena itu, ketika saya berdinas saya komitmen untuk lurus,” tegas Victor.
26 | K a r i r
PERJALANAN KARIR DI KEPOLISIAN
Victor Edison Simanjuntak, yang biasa dipanggil Victor, anak dari AB Simanjuntak dan R. br. Tambunan, di lahir Pematang Siantar, 16 Agustus 1957. Kini bersama istri tercinta Liana Anwar br Tambunan telah dianugereahi dua anak. Anak pertama diberi nama Adelina Veronica br Simanjuntak (alumni FK UKI, 2012) dan anak kedua Denis Alexandro Simanjuntak (alumni FE UI, 2014). Di masa mudanya, Victor pernah sekolah di SDN VIII Bahjambi Sumatera Utara Lulus 1972, SMP YPUPB Bahjambi Sumatera Utara Lulus 1974, SMA VIII Medan Sumatera Utara Lulus 1976, dan Akpol angkatan 1982 lulus 1985. 27 | K a r i r
Di kepolisian, Victor juga pernah menyelesaikan berbagai pendidikan antara lain: Sarjana ilmu kepolisian di PTIK 1994; Sespim Pol 2000, dan Sespati/Lemhanas 2008. Kini setelah pensiun dari kepolisian, bekerja sebagai konsultan dan komisaris di perusahaan swasta.
Perjalanan Karir: 1. Kapolsek Parengan Tuban, 1985. 2. Kapolsek Jatirogo Tuban, 1986 -1988 3. Kapolsek Baureno Bojonegoro, 1988-1989 2. Kapolsek Batu Malang, 1989-1992 3. Kanit Vice Control Bareskrim Polri, 1995 4. Kapolres Ngada NTT, 2000-2001 5. Kapolres Kupang NTT, 2001-2004 6. Karo Personil Papua, 2005-2008 7. Kabag. Polsus Deputy Ops Polri, 2009 8. Kepala Pusat pendidikan Adm Polri, 2009-2012 9. Kabag. Kerjasama Luar Negri, 2012-2014 10. Direktur Tipideksus Bareskrim, 2014-2015
28 | K a r i r
Pengalaman Luar Negeri 1. Pendidikan Computer Crime di Taiwan, 1995 2. Studi banding tentang Kepolisian di Belanda, 2008 3. Studi banding tentang Kepolisian di Jerman, 2008 4. Studi banding tentang Kepolisian di Prancis, 2008 5. Senior Management Crisis di Maryland Univercity USA, 2014 6. Kunjungan kerjasama Kepolisian ke Belanda, 2012 7. Kunjungan kerjasama Kepolisian ke Jepang, 2013 8. Kunjungan kerjasama Kepolisian ke China, 2013 9. Kunjungan kerjasama Kepolisian ke Singapore, 2015
Victor Simanjuntak naik pangkat menjadi Brigjen setelah diangkat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri (Dittipideksus) dari posisi semula sebagai Kepala Bagian Kerja Sama Pendidikan Latihan Biro Pembinaan Pendidikan dan Latihan Lembaga Pendidikan Polri (Kabagkermadiklat Robindiklat) pada 8 Maret 2015.
29 | K a r i r
Victor saat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri memang bertugas menangani tindak pidana dalam bidang ekonomi dan keuangan/perbankan serta kejahatan khusus lainnya. Penyidikan kasus korupsi bukanlah hal baru bagi Brigader Jenderal (Pol) Victor Simanjuntak. Jejak Victor dalam menangani korupsi juga tercatat saat ia menetapkan Gubernur NTT Piet Alexander Tallo menjadi tersangka kasus korupsi saat ia menjabat sebagai Kepala Polresta Kupang pada tahun 2007 lalu. Gara-gara mempertahankan keputusannya menetapkan Gubernur TT sebagai tersangka dalam kasus Sarkes NTT 2002 itu, ia pun rela dicopot dari jabatannya. “Teman saya sendiri tak percaya saya lurus. Mereka baru yakin ketika saya dicopot, karena saya bertahan. Dulu saya dijanjikan jabatan sebagai Kapolres di Jawa asal tidak disangkakan itu Gubernur NTT. Saya tetap mengatakan tidak, karena kalau kita mau menegakkan hukum ya kita tegakkan hukum. Kalau saya dianggap berhasil ya promosikan, tetapi kalau tidak, jangan.”, kata Victor. 30 | K a r i r
Pada 2015 lalu ia mencium adanya korupsi mega proyek sebesar Rp 180 triliun. Ia bersama tim Bareskrim Polri akan menggeledah suatu tempat yang diduga terjadi korupsi mega proyek tadi. Namun, rencana itu batal setelah tersiar kabar pencopotan Buwas dari jabatannya sebagai Kepala Bareskrim. Menurut Victor, ada pihak yang dibekingi sangat kuat sehingga kasus hukumnya seakan tak bisa disentuh. Asumsi itu semakin terbukti ketika pihaknya "dikebiri" karena getol menindak korupsi mega proyek yang fantastis merugikan negara.
31 | K a r i r
KUNCI SUKSES BERKARIR
Victor memang dikenal sebagai polisi yang lurus dan tidak pernah meminta jabatan. Perjalanan karirnya cukup meyakinkan karena berhasil mengantarkan dirinya sebagai jendral bintang satu. Walaupun tidak lama menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus di Bareskrim, namun hasil kerjanya layak mendapat acungan jempol karena berhasil membongkar kasus-kasus korupsi yang besar. Ketika ditanya kunci suksesnya dalam berkarir, ia menjelaskan bahwa kuncinya adalah kerja keras. Ia selalu ingin pekerjaannya tuntas dengan hasil sempurna. “Saya tidak mau, pekerjaan saya tidak sempurna. Saya mau hasil pekerjaan saya sempurna,” tegasnya. 33 | K a r i r
Victor memberi contoh, saat mengerjakan penyidikan suatu kasus, ia mau penyidikan itu sempurna hasilnya. Supaya sempurna, ia harus turun menyelidiki dan mengetahui sendiri kasus itu. “Dengan
menyelesaikan
pekerjaan
dan
hasil-hasil
pekerjaan seperti itulah yang membuat lancar di dalam berkarir. Intinya pekerjaan saya harus sempurna. Itu intinya,” tuturnya. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna bukanlah tanpa pengorbanan. Berkorban pikiran, perasaan, dan tenaga sudah menjadi hal biasa. Diceritakan, pada waktu bekerja menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, yakni menangkap para pelaku kejahatan, pada saat bersamaan harus meninggalkan istri yang sedang hamil. “Karena saya ingin sempurna, maka saya bekerja dan turun sendiri menangkap pelaku kejahatan. Pada waktu itu, istri saya melahirkan anak saya yang pertama, saya tidak mengetahui karena sedang bertugas,” kata Victor. 34 | K a r i r
Victor menggambarkan tentang apa yang dimaksud dengan kerja keras. Prinsipnya, kalau dirinya tidak dilihat oleh pimpinan satu minggu dan tidak dicari oleh pimpinan, berarti ia tidak ada gunanya. “Kalau saya satu jam saja tidak di kantor, pimpinan mencari saya, berarti saya berguna. Saya selalu membuat pimpinan saya itu memerlukan saya,” tambahnya. Bagaimana
caranya?
Menurut
Victor,
berusaha
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan membuat hasil pekerjaannya itu digunakan oleh pimpinan. Dengan itu berarti pimpinan mempercayai dirinya bahwa semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan adanya Victor di situ. “Itu yang saya lakukan,” kata Victor. Intinya, bertanggungjawab untuk mendapatkan hasil terbaik. Ia belum pulang kalau pekerjaannya belum selesai. Dengan begitu, pimpinannya merasa hasil pekerjaannya bagus. Victor dalam bekerja tak pernah lupa untuk berdoa, karena bagaimanapun manusia harus berusaha dan Tuhanlah yang membuat hal itu terjadi. 35 | K a r i r
Apapun yang terjadi, itu, Tuhan yang membuatnya terjadi. Kewajiban manusia adalah berusaha. Tuhan tidak akan memberi kita sesuatu tanpa kita berusaha untuk mendapatkannya.
36 | K a r i r
KELUARGA Membangun Keluarga Baru Perbedaan Budaya Masa Keprihatinan Ajari Anak Hidup Sederhana Dorong Anak Cari Ilmu
MEMBANGUN KELUARGA BARU
Membangun sebuah keluarga bukanlah perkara mudah. Apalagi ketika di awal sebuah perjalanan membangun keluarga baru. Seperti halnya orang lain, Victor pun harus berjuang dengan banyak keterbatasan. Ia menikah dengan istri dan menjalani keluarga baru hanya bermodal sebuah tikar dan tas tempat pakaian. “Di rumah, saya sama istri hanya tidur di tikar. Dulu tidak ada kursi dan tidak ada apa-apa,” kata Victor yang saat itu sudah menjabat kapolsek (kepala kantor polisi sektor) yang bukan sembarang kapolsek tetapi termasuk kantor polisi yang besar di Jawa Timur. 39 | K e l u a r g a
Begitulah situasi perjalanan hidup Victor di awal membangun keluarga baru. Katanya, “Itulah situasi hidup saya. Saya sudah terbiasa menjalani hidup tidak punya apa-apa dan bagi saya tidak masalah. Tetapi anak-anak saya tidak boleh begitu.” Seiring dengan perjalanan karir di kepolisian, Victor bersama keluarga berkali-kali pindah tempat tinggal dari satu daerah ke daerah lain. Pada waktu tugas belajar di PTIK, ia pun diwajibkan tinggal di mess PTIK, sehingga keluarganya ditinggal di rumah, di Ciputat. Selama tugas belajar Victor tak melihat bagimana istri harus bekerja keras mengurus kedua anaknya. Pada waktu itu anak-anak masih kecil, semuanya dikerjakan istrinya sendiri karena tidak ada kerabat, sementara ia pulang seminggu sekali. Sang istri, Liana, mengaku sempat ketakutan ketika rumahnya terendam banjir sedang suami tidak berada disampingnya. “Saya menangis, karena ketakutan. Kala itu baru pindah rumah dan malam harinya banjir. Saya mengungsi di tempat Pak RT. Susahnya tuh disitu,” kata Liana sang istri. 40 | K e l u a r g a
PERBEDAAN BUDAYA DALAM KELUARGA
Pernikahan bukanlah sekadar menyatukan hati dari dua anak manusia yang saling bercinta. Faktanya untuk membangun sebuah keluarga membutuhkan kesediaan kedua pribadi bahkan kedua keluarga untuk saling memahami dan menerima adanya perbedaan termasuk dalam budaya. Victor dari suku Batak sementara Liana sang istri dari suku Jawa, asli Jawa Timur. Wajar kalau kemudian satu dengan lainya perlu waktu untuk memahami dan menerima perbedaanperbedaan yang ada. Seusai acara pernikahan, Victor mengajak istri ke Medan bertemu dengan keluarga besarnya. Di kampung halaman mereka melakukan pernikahan sesuai dengan adat daerah setempat. 41 | K e l u a r g a
“Saya terkaget-kaget karena banyak perbedaan budaya seperti jenis makanan dan kebiasaan terutama cara berbicara orang batak yang keras. Semua orang batak begitu seperti orang yang sedang bertengkar. Saya kaget karena di Jawa Timur meskipun suaranya keras tidak begitu.” Perbedaan pada suami istri itu, bukan hanya dalam aspek budaya, tetapi juga perbedaan usia keduanya yang jauh. “Saya dan bapak umurnya beda jauh, saya agak takut. Tetapi setelah berjalan beberapa bulan saya dapat memahami sifat-sifat pribadinya,” kata Liana.
42 | K e l u a r g a
MASA PRIHATIN
Selama di Jakarta kehidupan keluarga Victor kembali mengalami hidup dalam keterbatasan walaupun sudah bekerja dan tidak separah di masa kecilnya. Ia tidak bisa berbuat banyak untuk membahagiakan keluarga. Namun, mengingat anak-anak butuh hiburan, Victor mengajak keluarga berlibur di tempat wisata rakyat yang murah meriah. Kala itu, di Jakarta, belum banyak mall seperti sekarang. Kalau malam minggu ia bersama keluarga pergi ke Monas. “Di Monas tinggal menggelar tikar, beli kacang rebus sama gorengan. Anak-anak baru usia 7 tahun dan 2 tahun dibelikan balon atau pesawat mainan. Dulu kami pernah ketiduran di Monas hingga jam 02 larut malam baru pulang,” kata Victor. 43 | K e l u a r g a
Bagaimana menghadapi masa prihatin seperti itu? Victor menjelaskan, dalam situasi itu, ia minta anak-anak dan istri prihatin. “Inilah hidup kita, inilah gaji saya. Makanlah gaji ini, jangan minta yang lain”, katanya kepada keluarga. Di sisi lain, sang istri berusaha untuk mampu mengatur uang dari gaji suami agar cukup untuk kebutuhan bulanan. Kini, ia sangat bersyukur diberi kelebihan rezeki. Walaupun hidup cukup, ia tetap menjalani hidup bersama keluarga dengan sewajarnya dan tak berlebihan Menurut Victor, pengalaman hidup susah itu membuat anak-anak memiliki daya juang untuk belajar dan mengurus kuliahnya sendiri hingga selesai. “Saya bersyukur mereka berjuang sampai lulus dan saya tak pernah mengurusi biaya mereka. Mereka mengurus biaya kuliah sendiri secara mandiri.”
44 | K e l u a r g a
AJARI ANAK HIDUP SEDERHANA
Sebagai anak pertama dari sepuluh bersaudara, lima diantarnya wanita, Victor sejak remaja sudah teruji mengatasi berbagai masalah kehidupan. Mulai dari mengurus adik-adik, pergi ke ladang hingga berjualan es membantu orangtua memenuhi kebutuhan biaya hidup. Di masa kecil, ia hidup di tengah keluarga yang sederhana. “Mungkin dari keluarga yang biasa-biasa itulah kini terbawa hidup biasa saja, sederhana. Dua anaknya juga mengikuti jejak ayahnya untuk hidup sederhana dan keduanya mudah diatur,” kata Liana istri Victor. Bagaimana ia mendidik putera-puterinya? 45 | K e l u a r g a
Selain tegas, ia lebih suka berbagi informasi, ide dan diskusi dengan anak-anak. Caranya mendidik anak tidak kaku bergaya seperti layaknya militer. “Kalau kami sedang pergi, dalam satu mobil, ia suka sharing kepada anak-anak soal masa depan, karir, atau lainnya,” kata Liana. Dalam memilih profesi pun Victor memberi kebebasan kepada kedua anaknya. Walaupun ia bersikap tegas dan disiplin kepada anak-anak, namun tetap memberi kesempatan kepada mereka untuk menentukan jalan hidupnya dengan memilih jalur karir yang diinginkan anak. “Papa, saya nggak suka menjadi pekerja seumur hidup,” kata Liana menirukan anak keduanya. Victor pun memberi kesempatan sang anak untuk memilih masuk UI di Jurusan Akuntansi, walaupun jurusannya saat di SMA, IPA. Tugas mendidik anak dapat dikatakan kini sudah selesai. Anak pertamanya sudah menjadi dokter. Bahkan, dia juga sudah berkeluarga mendapatkan suami seorang dokter pula. 46 | K e l u a r g a
Sedang anak kedunya lulus dari Fakultas Ekonomi UI Jurusan Akuntansi dan kini sudah bekerja di perusahaan asing. Sang istri menjelaskan bagaimana keharmonisan keluarga terwujud. “Pada waktu anak-anak masih kecil kami sering baca alkitab, setelah itu baru berdoa. Bapak juga memberi khotbah satu atau dua point tentang bacaan alkitab tadi. Begitu pula kalau pagi, mereka diajarkan berdoa lagi”. Kebiasan berdoa ditanamkan oleh Victor kepada kedua anaknya. Di malam hari saat keluarga berkumpul, Victor
suka
membaca alkitab, bercerita pengalaman dan saling mendoakan. Banyak cara untuk belajar. Pengalaman masa lalu dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak. Pengalaman Victor yang pernah hidup di dalam keterbatasan, menghadapi banyak kesulitan, dan masa prihatin menjadi pelajaran yang sangat berharga. Hal itu, membuatnya sadar perlu hidup sederhana. 47 | K e l u a r g a
“Karena itu, saya ajarkan kepada anak-anak pentingnya soal kesederhanaan,” tutur Victor. Walaupun mobil ada, anak-anaknya sudah terbiasa pergi ke kantor dengan menggunakan kendaraan umum dan tidak pernah ke kantor naik mobil pribadi. Kendaraan umum yang sering digunakannya adalah kereta api atau busway. “Jadi anak saya sudah menikmati hidup sederhana seperti itu,” tegas Victor. Kepada kedua putera dan puterinya, ia mengajarkan bahwa dalam hidup ini kalau kita bisa menerima apa adanya, hidup kita menjadi indah daripada kita membayangkan yang bagus-bagus tetapi ternyata kita tidak memperoleh apapun. Lebih baik dalam menjalani hidup ini, semua kita awali dengan rasa syukur bahwa kita masih bisa hidup. Kita bersyukur bahwa kita masih bisa makan. Kalau kita ada kelebihan rezeki dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain, khususnya anak-anak di panti asuhan. Victor menjelaskan pernah suatu ketika mengajak anakanak untuk merayakan ulang tahun di panti asuhan. 48 | K e l u a r g a
Tujuannya, memberitahukan kepada mereka bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan itu tidak punya apa-apa. “Kepada mereka, anak-anak saya, saya ingin menanamkan kesederhanaan dan selalu bersyukur atas anugerah hidup ini. Tuhan memberkati mereka. Itu yang saya tanamkan kepada mereka,” kata Victor. Untuk menumbuhkan kesadaran hidup sederhana itu, Victor tak hanya memberi nasihat serta mengajak mereka ke panti asuhan, ia juga memberi contoh. Contoh itu adalah pengalaman hidupnya sendiri di masa lalu dan sekarang ketika dalam kecukupan, tetap dalam kesederhaan. “Saya katakan kepada mereka bahwa dulu di masa kecil, satu butir nasi pun tidak boleh terbuang, karena sayang sekali. Mengapa? Karena bisa seminggu sekali saya baru melihat nasi. Saya dulu makan nasi jagung. Kalau toh ada beras, yang dimasak adalah beras yang ada kutu-kutunya tanpa dicuci langsung dimasak. Bapakmu ini, bersyukur dulu tidak mati, kalau melihat keadaan hidup dengan tidak punya apa-apa,” kata Victor. 49 | K e l u a r g a
Victor menceritakan apa adanya soal pengalaman hidup yang pahit kepada kedua anaknya supaya mereka sadar. Kenyataannya mereka sadar. Mereka bisa hidup sederhana. “Walaupun sekarang sudah punya, mereka tetap sederhana,” tambahnya.
50 | K e l u a r g a
DORONG ANAK CARI ILMU
Di era modern yang menuntut profesionalisme di berbagai bidang, Victor juga terus mendorong kepada kedua anaknya untuk tekun mencari ilmu dengan belajar. Mengapa belajar itu penting, karena pada hakikatnya semua orang itu sama, soal pintar atau tidak itu hanya masalah belajar saja. “Prinsip saya, tidak ada orang pintar, yang ada adalah orang yang lebih dulu mengetahui. Itu berarti ia belajar. Intinya, kalau kita mau lebih baik dari orang lain, kita juga harus lebih mengetahui dari orang lain. Kita harus ada nilai plusnya dibanding orang lain”, tegas Victor. 51 | K e l u a r g a
Victor menekankan kepada dua anaknya agar memiliki nilai plus dan tidak bisa hanya memiliki nilai standar-standar saja. “Kalau kamu hanya sarjana dengan nilai standar sama seperti orang lain maka kamu tidak akan ada lebihnya dari orang lain. Kalau kamu hanya menguasai satu bahasa asing, orang lain pun begitu, berarti kamu tidak ada lebihnya. Kamu tidak akan laku.”. Lebih lanjut, Victor meyakinkan “Ketika kamu mau lebih dari orang lain, kamu harus mempunyai kelebihan-kelebihan itu. Kalau kamu mau kelebihan ilmu daripada mereka, maka kamu harus mentuntut ilmu. Kalau kamu mau lebih terampil dari mereka, maka kamu harus berlatih lebih baik agar lebih terampil dari mereka. Jika kamu nanti menjadi sarjana, kalau kamu hanya menguasai satu bahasa, kamu juga tidak lebih istimewa dari orang lain. Kamu minimal 2 bahasa. Nanti anakmu harus minimal 3 bahasa.” Dengan semangat belajar yang ditanamkan Victor seperti itu, kini anak-anaknya dapat merasakan hasilnya.
52 | K e l u a r g a
„Sekarang anak saya yang pertama sudah menjadi dokter dengan IPK 3,1 sedangkan anak kedua lulusan UI
IPK
mencapai 3,62. Saya bersyukur bagus hasilnya.” Walaupun sudah lulus dan kini mereka sudah bekerja, Victor tak lupa mengingatkan agar mereka tidak bersantaisantai dan jangan sampai mereka menuntut ilmu itu apa adanya karena uang sudah ada. Victor mengatakan bahwa hal itu tidak boleh terjadi pada mereka. “Kamu harus lebih dari orang lain, harus lebih dari orang lain. Itu yang saya tanamkan kepada mereka bahwa kita harus bisa lebih dari orang lain, tetapi jangan merasa lebih dari orang lain.” Victor boleh merasa lega karena kedua anaknya kini sudah dapat menikmati hasil jerih payah dan pendidikan yang telah diberikan. “Terbukti sekarang, anak saya sebagai akuntan di perusahaan asing selalu dipilih pimpinannya untuk menjadi pendampingnya ketika bertemu dengan kliennya.”
53 | K e l u a r g a
S O S IA L Santuni Anak Panti Asuhan Beri Beasiswa Peduli Teman Lama Jenguk Polisi Korban Penembakan
SANTUNI ANAK PANTI ASUHAN
Menurut Liana, Victor memiliki jiwa sosial yang tulus. “Kalau menolong orang, ia tulus,” kata sang istri,. Setiap ada acara di rumah, ia selalu mengundang anak panti asuhan untuk diajak makan dan ibadah bersama. Setiap bulan Victor juga suka membantu anak-anak panti asuhan dengan memberi beras, pakaian, termasuk uang jajan. “Saya yang mengurus mereka dengan datang ke panti asuhan, karena Bapak sibuk kadang tidak bisa datang sendiri.”, katanya. Pengalaman hidup dalam keterbatasan dan kesusahan, membuat Victor lebih peduli dan mau membantu orang lain yang kurang beruntung. “Sekarang kalau melihat anak-anak 57 | S o s i a l
panti asuhan hatinya mudah tersentuh untuk membantunya,” kata Liana.
58 | S o s i a l
BERI BEASISWA KULIAH
Di masa lalu, Victor remaja sempat tak dapat melanjutkan kuliah karena orang tua tak punya biaya. Ia memilih merantau untuk menjalani masa depannya sendiri dan tak ingin menjadi beban bagi orangtua. Victor menginginkan agar orang tuanya lebih fokus mengurus sembilan adiknya yang membutuhkan biaya untuk sekolah. Kedua orang tuanya tak perlu memikirkan dirinya. Sebagai seorang kakak yang sadar betul pentingnya pendidikan, ia mengharapkan dengan kepergiannya, adik-adik bisa sekolah dan mendapatkan dukungan penuh orang tua sehingga masa depan mereka lebih baik dari dirinya. Pengalaman Victor dulu membuatnya membantu seorang anak panti asuhan yang ingin kuliah tetapi tidak punya 59 | S o s i a l
biayanya. “Anak itu dibantu biayanya hingga lulus kuliah,” kata Liana.
60 | S o s i a l
PEDULI TEMAN LAMA
Jendral bintang satu (purnawirawan) POLRI ini tak hanya suka membantu anak-anak panti asuhan, tetapi juga kepada sesama anggota rekan kerjanya di masa aktif berdinas di kepolisian. “Kadang ada anggota yang sudah akrab, main ke rumah, apabila mengalami kesulitan juga dibantunya selama ia bisa bantu,” kata Liana sang istri. Liana memberi contoh, suatu ketika ingat temannya yang hidup susah. Seorang teman satu angkatan yang sudah pensiun duluan dan karirnya juga tidak bagus, kurang beruntung, sehingga saat pensiun gaji yang diterimanya tinggal Rp 3 juta per bulan. Victor pun membantunya. Ia menelpon bosnya dan berkata, “Pak mohon ijin, saya mau mengambil satu teman untuk membantu saya apa bisa?” Bosnya bilang, “Bisa Pak Victor”. 61 | S o s i a l
Temannya itu lalu ditelpon dan diminta datang esok harinya untuk diajak bertemu sang bos. Ia mengatakan kepada orang yang ditelpon, “Mas ikut saya, kerja sama saya, mau nggak? Kalau mau, besok ngadep ke atasan saya”. Setelah bekerja, Ia pun datang ke rumah dan menyampaikan terima kasih sambil menangis terharu. Sekarang temannya itu bergaji sudah Rp 50 juta sebulan. “Sampe teman-temannya bilang, sekarang sudah enak, kemarin pensiun gaji cuma Rp 3 juta sekarang gajinya sudah besar”, kata Liana.
62 | S o s i a l
MENJENGUK POLISI YANG DITEMBAK PERAMPOK
Brigjen (Pol) Victor Edison Simanjuntak (tengah), didampingi Direktur Umum Personalia RSU Adam Malik, Syamsudin Angkat saat menjenguk Aiptu Jhonson Hutajulu | Foto: Ingot Simangunsong 63 | S o s i a l
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak menjenguk Aiptu Jhonson Hutajulu dan Bripka Rumapea yang mendapat perawatan di RSUP Haji Adam Malik, Senin (11/7). Keduanya merupakan anggota polisi yang tertembak kawanan pembobol rumah Kasubdit IV Intel Polda Sumut AKBP Ahyan. Dalam
kunjungannya tersebut,
Victor
Simanjuntak
memberi motivasi agar keduanya tetap bersemangat walau mengalami musibah. Hal yang sama juga disampaikan kepada keluarga kedua anggota polisi tersebut. “Kalian harus bangga mengabdi sebagai polisi, dan jangan pernah takut, walau harus tertembak dalam menjalani tugas,” ujar Victor Simanjuntak yang didampingi Direktur Umum Bidang Personalia RSU Adam Malik, Syamsudin Angkat. Aiptu Jhonson Hutajulu mengaku tidak menyangka akan mendapat kunjungan dari Brigjen Victor Simanjuntak. “Saya tidak sangka dan merasa terharu mendapat kunjungan dari Pak 64 | S o s i a l
Victor. Saya sudah kenal beliau sejak lama,” kata Jhonson Hutajulu. Aiptu Jhonson dan Bripka Rumapea merupakan personel Polresta Medan. Mereka tertembak saat akan meringkus pelaku pembobolan dan pencurian rumah Kasubdit IV Intel Polda Sumut AKBP Ahyan pada Jumat, 8 Juli 2016. Dalam aksinya tersebut, pelaku membawa kabur satu unit Toyota Fortuner BK 70 A milik AKBP Ahyan, perhiasan senilai Rp500 juta, satu sertifikat tanah dan empat surat kepemilikan rumah, tiga buah BPKB dan satu buah senjata api jenis pistol karet merek Baretta Valtro cal 9 mm. Senjata tersebutlah yang digunakan pelaku untuk menembak personel Polresta Medan. Kedua pelaku yang berhasil ditangkap, yakni Madan Syahputra (18) warga Jalan Karang Sari, Kecamatan Medan Polonia, dan Gagah Suhendra (28) warga Jalan Vanila I, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan. Salah seorang pelaku, Madan Syahputra tewas setelah sempat mendapatkan perawatan karena luka tembak di bagian dada. Selain para pelaku, petugas juga menyita dua penadah barang 65 | S o s i a l
curian. Kedua penadah M Idansyah Hasibuan, 35, warga Jalan Roso Melati V, dan Andri Syahputra, 26, warga Jalan Pancur Batu. Polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembobolan dan pencurian lainnya. Sumber Berita : suaranusantara.com diakses pada Senin, 11 Juli 2016
66 | S o s i a l
POLITIK Misi Calon Gubernur Potensi Sumatera Utara Memajukan Masyarakat
MISI CALON GUBERNUR
Menurut pandangan Victor, di Sumatera Utara itu tidak ada pembangunan. Yang terjadi di sana banyak korupsi, kehidupan sosial masyarakat sudah menyimpang dan narkoba. Padahal, sebenarnya adat istiadat Batak dan karakter orang Batak itu adalah bangga dengan kebatakannya. Mereka bangga dengan tradisi yang dimiliki. “Itu sekarang sudah luntur. Lunturnya itu karena ada edukasi yang salah dan keteladanan yang salah,” tegasnya. Lebih lanjut Victor menjelaskan, bahwa yang dipertontonkan di Sumatera Utara itu adalah korupsi. Orang yang bisa korupsi, mereka itu yang hidup. Masyarakat seolah diedukasi bahwa kalau kamu tidak berbuat apa pun, kamu tidak akan bisa apa-apa. 69 | P o l i t i k
Sementara itu, soal berbuatnya itu apa tidak diberi batasan-batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Padahal, seharusnya mereka memberi contoh untuk melakukan hal-hal yang benar dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. “Yang terjadi, sekarang ini keteladanan itu rusak. Misi saya sekarang, saya mau mengembalikan itu. Makanya saya katakan, saya tulus dan ikhlas. Kalau ada yang saya lihat bahwa mereka akan tulus dan ikhlas bekerja membangun Sumatera Utara, saya akan mundur,” tegas Victor. Dikatakan pula, bahwa sebenarnya tujuan Victor bukanlah menjadi gubernur, untuk sebuah jabatan dengan gaji Rp 40 juta, karena gajinya pun sekarang Rp 300 juta. “Tapi ada sesuatu yang mungkin bukan tanggung jawab saya, tetapi saya merasa ada tanggung jawab sosial di situ untuk mengembalikan karakter orang Batak yang sebenarnya itu. Yang keras tetapi jujur. Jangan lagi seperti sekarang ini, tidak ada identitasnya lagi. Ini harus dikembalikan, kalau mereka mau dikembalikan,” tegasnya.
70 | P o l i t i k
POTENSI SUMATERA UTARA
Di Sumatera Utara ada potensi untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera itu. Apabila masyarakat di sana dapat menikmati hidup sejahtera maka niscaya akan terwujud masyarakat yang baik. “Sebenarnya masyarakat itu menjadi baik dilihat dari kesejahteraannya. Jadi teori ekonomi itu betul, bahwa ketika ada orang belum punya makanan dia ingin punya makanan. Setelah dia punya makanan, dia ingin punya pakaian, punya rumah, rasa aman, semua itu betul. Jadi kalau saya menjadi gubernur di sana, saya akan mencukupi dulu kesejahteraan 71 | P o l i t i k
mereka dan itu bukan barang yang sulit karena di Sumut itu sumber daya alamnya cukup untuk itu,” tegas Victor. Victor sangat mendambakan masyarakat Sumut mempunyai kehidupan yang baik, yakni sejahtera, cukup sandang, pangan, dan papan. Dengan dapat diwujudkannya kehidupan yang baik itu, kita berharap selanjutnya mereka menuju pada kehidupan yang aman dan tenteram. Seterusnya, mereka akan menciptakan lingkungan mereka menjadi lingkungan yang aman, tertib, dan tenteram. Untuk mewujudkan itu memang tidak mudah, karena harus memulai dari awal dan biasanya segala sesuatu yang baru mulai itu sulit. Menurut Victor, untuk itu yang paling penting adalah dengan memulai dari diri sendiri. Janganlah, kita mau mengubah dunia karena kita tidak mungkin bisa. Buktinya, kita berangan-angan mengubah keluarga saja kita mungkin sulit.
72 | P o l i t i k
Untuk itu, yang paling tepat adalah mulai dari diri sendiri. Saya di dalam keluarga juga memberi contoh dengan mulai dari diri saya sendiri. Kalau saya sudah mulai dari diri sendiri, mereka tidak ikut, saya tegur untuk mengikuti saya.
73 | P o l i t i k
MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI
Menurut Victor masalah utama di Sumatera Utara itu adalah kemiskinan. Hal itu terjadi karena diawali dari korupsi. Karena itu, saya harus jujur, saya tidak boleh korupsi, dan saya harus mengedukasi mereka. Memberi contoh-contoh yang baik kepada mereka. Dengan contoh-contoh yang baik itulah mungkin mereka akan kembali kepada jati diri mereka. Victor secara tegas menyatakan, “Kalau saya menjadi gubernur, maka saya yakin Sumatera Utara dapat menjadi contoh bagi provinsi-provinsi yang lain dalam pembangunan, keramah-tamahan dan sikap pelayanan.”
75 | P o l i t i k
“Mereka harus menjadi contoh bagi daerah lain. Nanti, di sana, kita bisa membangun masyarakat madani. Masyarakat madani itu masyarakat yang hidup sejahtera, humanis, adil, aman, dan terpercaya. Itulah ukuran masyarakat madani bagi saya.” Bagaimana cara mewujudkan masyarakat madani? Katanya, “Harus sedikit keras, artinya pertama saya harus menjadi contoh dulu bagi mereka. Mereka juga harus yakin bahwa saya memang berbuat baik di Sumatera Utara. Saya tunjukkan dengan saya benar-benar berbuat baik, saya harus bersih.” Semua orang menginginkan dapat menikmati hidup yang baik. Oleh karena mereka harus diyakinkan bahwa mereka mampu hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Kita tunjukkan apa saja yang membelenggu mereka sehingga tidak mampu bangkit dan tidak dapat menikmati hidup yang sejahtera. Victor yakin bahwa masyarakat tidak akan mau hidup terbelenggu terus menerus dan mereka pasti ingin melepaskan belenggunya. 76 | P o l i t i k
Memang perlu keuletan untuk menyadarkan mereka agar mau melepaskan belenggu yang menguasainya. “Saya katakan lepaskan belenggumu. Kalau kamu tidak buka belenggumu itu, kamu tidak bisa jalan,” tegas Victor. Semua usaha itu perlu keuletan dan dengan berbagai cara kita akan melaksanakan itu. Cara-cara itu harus humanis dan harus bisa mereka terima dengan baik.
77 | P o l i t i k
VICTOR SIMANJUNTAK SIAP MENGABDI DI SUMUT
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian pada saat menyalami Brigjend Pol.(Purn) Victor. E. Simanjuntak
79 | P o l i t i k
Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak resmi pensiun dinas kepolisian. Pelepasan purnabakti mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipideksus) Mabes Polri
ini
berlangsung di PTIK, Jakarta, Selasa (6/9). Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak pernah melakukan penyidikan sejumlah kasus korupsi seperti, korupsi penjualan kondensat milik negara di SKK Migas, penimbunan sapi, korupsi di Pertamina Foundation, hingga kasus Pelindo II. Di eranya, penanganan kasus korupsi sangat kencang, meski harus menghadapi banyak tekanan yang dialami jajaran Bareskrim Polri. Buntutnya, Budi Waseso, Kabareskrim digeser ke BNN dan Victor digantikan oleh Brigjen Bambang Waskito tidak lama setelah pergantian Budi Waseso. Sebelum ada KPK, Victor sudah menyidik korupsi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2002, yaitu korupsi sarana kesehatan dan sarana penyimpanan dan penyaluran air bersih. Pada saat itu menyidik korupsi dianggap aneh dan diejek, baik oleh polisi maupun penguasa, namun tetap 80 | P o l i t i k
tegar sampai kemudian dialih tugaskan karena menetapkan Gubernur NTT Piet Tallo sebagai tersangka. Saat ditemui di sela-sela kegiatan di PTIK,
pria
kelahiran Pematang Siantar, 16 Agustus 1957, mengaku siap untuk mengabdi di manapun terkait pembangunan daerah khususnya terkait upaya pemberantasan korupsi. "Saya berterima kasih kepada korps Kepolisian selama puluhan tahun ini tempat saya mengabdi. Perjalanan baru segera dimulai sejak hari ini, dan saya siap mengabdi di manapun, termasuk Sumatera Utara, daerah kelahiran saya," tuturnya. Ditanya apakah pengabdian tersebut dirinya maju dalam pencalonan gubernur pada Pilkada Gubernur 2018 mendatang. "Kita lihat saja. Ini memang tantangan baru dan banyak kawan yang menyorongkan ke sana, termasuk juga kawan-kawan di partai politik," jawabnya. Lulusan Akpol tahun 1985 ini mengaku memiliki sejumlah konsep untuk memajukan Sumatera Utara di semua sektor, termasuk reformasi birokrasi, penguatan sektor 81 | P o l i t i k
belanja APBD, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, dan khususnya pemberantasan korupsi. "Jika birokrasi kotor, semua rugi, termasuk dunia usaha dan masyarakat kita. Saya siap melibas korupsi-korupsi di Sumut," tegasnya. Sumber Berita : http://harian.analisadaily.com diakses pada Rabu, 07 September 2016
82 | P o l i t i k
SISI PANDANG VICTOR SIMANJUNTAK TENTANG SUMUT
Brigjend Pol (Purn). Victor Edison Simanjuntak saat berkunjung ke Danau Toba 83 | P o l i t i k
Dulu Sumut merupakan Propinsi nomor 2 terbesar di Indonesia setelah Jakarta, namun saat ini Sumut jauh tertinggal dari Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan dengan Sumatera Selatan. Apalagi kalau di telisik sampai ke Tapanuli Utara, Tapanuli selatan, Nias, Samosir, Humbanghas dan Kab/kota lainnya. Mengapa demikian? Hal ini di sebabkan karena infrastruktur yang memprihatinkan, baik itu jalan, irigasi, dan faslitas pendukung lainnya. Lalu pembangunan infrastruktur di Sumut terhambat karena maraknya korupsi. Dari penanganan KPK dapat di lihat bahwa yang di tersangkakan sudah cukup untuk membuat propinsi baru, karena disana sudah lengkap mulai dari Eksekutif, Legislatif, Judikatif dan pengusaha, terakhir 7 anggota DPR propinsi juga di tersangkakan. Betapa sedih dan memalukan. Sekarang apa yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumut?? Masihkah kita mampu mengangkat wajah atau sudah hilangkah rasa malu dan harga diri kita? Hallo masyarakat Sumut, Ayo mari jangan tinggal diam, kita harus berbuat, pada pesta Pemilukada periode berikutnya 84 | P o l i t i k
kita harus berani berubah, pilihlah pemimpinmu yang sudah terbukti tegas, tulus, handal dan mampu mengatakan tidak kepada KORUPSI serta mampu melibas pelaku Korupsi menuju Sumut ZERO KORUPSI, sehingga anggaran dapat maksimal digunakan dalam program pembangunan. Pemimpin yang akan di pilih juga harus mampu meningkatkan pelayanan cepat, tepat dan murah (Prima), tidak lagi membebani masyarakat dan pengusaha dg anggaran siluman yang membebani, budaya SUMUT (semua urusan mesti uang tunai) harus di buang dan di ubah menjadi SUMUT (semua urusan mudah dan transparan), menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam mewujudkan masyarakat Sumut yang Sejahtera, humanis, adil dan terpercaya. Victor Simanjuntak. Minggu, 17 Juli 2016
85 | P o l i t i k
INGIN MAJU CAGUB SUMUT, DENGAN MISI BERANTAS KORUPSI
Usai menjalankan tugas sebagai penegak hukum, Brigjen Pol (Purn) Victor Simanjuntak siap mengemban tugas untuk membuat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) semakin maju dan bebas dari korupsi. Hal itu diutarakan Victor, karena sejak dia bertugas dengan menggunakan baju cokelat selalu memberantas korupsi terbukti sebelum pensiun sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Ketika bertemu hetanews di salah satu hotel di Siantar, Jumat (24/6/2016), Victor Simanjuntak mengakui dirinya berniat untuk menjadi orang nomor satu di Sumut. “Kalau ditanya mau mencalonkan diri, yah saya jawab iya,” katanya sambil tersenyum. Ditanya apa alasannya mengapa ingin maju, secara singkat dia mengatakan bahwa Sumut merupakan provinsi yang tingkat korupsinya tinggi. “Mengenai umat beragama dan kerukunan masyarakatnya jangan ditanya Sumut itu yang terbaik. Tetapi di balik itu 88 | P o l i t i k
Brigjend. Pol (Purn). Victor Simanjuntak
tingkat korupsi cukup tinggi, jadi saya berniat untuk memberantas dan melibas korupsi yang terjadi di birokrat,"sebutnya dengan tegas. Naman Victor Simanjuntak naik daun semenjak kasus Pelindo II mencuat dan menjadi penyelidikan Mabes Polri bersama Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso. Victor juga menyebutkan visi misinya secara ringkas. Menurutnya, Sumut merupakan daerah yang dalam bidang pariwisatanya cukup memadai. Namun karena terkendala dengan infrastruktur, sehingga pariwisata di Sumut tidak berkembang. “Sumut terkenal dengan pariwisatanya apalagi nantinya akan dibuat Badan Otorita Danau Toba. Jika tidak didukung infrastruktur yang baik, siapa mau datang. Sewaktu saya dulu kecil di Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, jalan dari sana (Bah Jambi) sampai Siantar itu hinggsa saat ini sama aja kondisinya tidak ada yang berubah. Kalau tidak didukung infrastruktur yang baik rencana itu pasti akan sia-sia,” sebutnya. 89 | P o l i t i k
Selain soal pariwisata,Victor juga memiliki misi untuk memperbaiki pertanian di Sumut. Sebab dia melihat kondisi pertanian di Sumut cukup memprihatinkan. “Kondisi pertanian saat ini kita lihat cukup memprihatinkan. Kenapa karena tidak ada yang mengajarkan pada petani bagaimana cara bertani yang baik, sehingga hasil pertanian kurang bagus, dan itu membuat kita harus mengimport. Padahal kalau berbicara tanah Sumut memiliki kualitas tanah yang baik. Ibarat kita ini tidur di lumbung padi atau beras, untuk itu pemerintah perlu turun langsung untuk mengajarkan petani soal bertani yang baik, sehingga menghasilkan produk pertanian yang baik,” ucapnya. Mengenai petani di Sumut lebih tertarik menginvestasikan lahannya untuk menanam sawit, Victor tidak membantah hal tersebut. Dia beralasan penyebabnya karena kehidupan petani cukup memperihatinkan. “Sebelum bertani, mereka (petani) harus membeli bibit yang cukup mahal, sehingga terpaksa memakai jasa tengkulak, yang nantinya hasil panen dibeli dengan harga murah. 90 | P o l i t i k
Sementara jika kita beli di mall atau pasar modren harga nya 2 kali dibanding dari petani. Untuk itu dibutuhkan koperasi yang bisa menampung hasil tersebut dan penjualannya hanya boleh dibeli di pasar tradisional,” paparnya. Untuk misi utama dari Victor adalah untuk memberantas korupsi di Sumut. “Kita lihat kondisi Sumut saat ini semuanya „berkumpul‟ di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagi saya memberantas korupsi, bukan menekan angka korupsi. Kalau menekan berarti boleh ini, tidak, saya akan melibas korupsi, bila perlu saya akan lebih „gila‟ lagi dari Pak Ahok (Gubernur DKI). Ada yang pejabat yang korupsi langsung saya tindak, karena di Sumut ini pemimpinannya harus lebih „gila‟ lagi dari Ahok,” sebut Victor. Sumber Berita : HETANEWS.COM (Minggu, 03 Juli 2016)
91 | P o l i t i k
SUMUT LEBIH MAJU TANPA KORUPSI
Sumut memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah guna mendukung kesejahteraan masyarakatnya. Namun karena sikap koruptif pemimpin dan sistem birokrasi yang tidak berpihak kepada rakyat, akhirnya perekonomian Sumut kian melambat. Kita bisa lebih maju asalkan sikap koruptif ini bisa dipangkas habis. Bahkan Sumut bisa sepuluh kali lebih baik dari yang dilakukan Ahok di Jakarta saat kini, ungkap Brigjen Pol (Purn) Victor Simanjuntak saat berkunjung ke kantor Harian Analisa, Senin (27/6). Saat kunjungan itu, Victor Simanjuntak yang didampingi kedua rekannya diterima Pemimpin Redaksi Analisa H Sofyan, Sekretaris Redaksi H War Djamil, dan Redaktur Kota H Hermansjah. Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan keinginannya untuk maju pada pemilihan Gubsu 2018 mendatang. Dikatakan, selain korupsi yang menduduki urutan teratas, perlambatan ekonomi di Sumut juga dipicu buruknya infrastruktur jalan. Padahal infrastruktur ini sangat vital demi 94 | P o l i t i k
Brigjen Pol (Purn). Victor Simanjuntak dan Istri Liana Anwar Br.Tambunan
kelancaran transportsi hasil perkebunan dan pertanian yang menjadi andalan masyarakat. Pada sektor pertanian, kondisi demikian diperburuk pula dengan tidak adanya irigasi teknis yang bisa menjamin kelangsungan musim tanam, beredarnya pupuk palsu, dan instabilitas harga. Petani selalu dirugikan saat panen tiba atau di Sumut sampai sekarang tidak pernah terjadi panen raya. Dari berbagai keprihatinan itu, mantan Direktur Pidana Khusus Mbes Polri yang berhasil mengungkap dugaan kasus korupsi di SKK Migas dan korupsi yang melibatkan RJ Lino, merasa terobsesi untuk memimpin Sumut. Untuk upaya itu, ia sudah menyosialisasikan diri ke 19 kabupaten/kota se-Sumut. Menanggapi pernyataan Victor Simanjuntak, H Sofyan menyambut baik setiap niat baik putra terbaik daerah ini yang akan membawa perubahan Sumut ke arah yang lebih baik. Ia juga mendoakan agar masyarakat Sumut memberikan dukungan. Sumber Berita : HARIAN ANALISA MEDAN (Sabtu, 02 Juli 2016) 95 | P o l i t i k
VICTOR SIMANJUNTAK AJAK MASYARAKAT MELAWAN SUMUT
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dir Tipid Eksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Brigjen Pol (Purn) Victor Edison Simanjuntak pulang kampung. Kedatangannya membawa agenda perubahan bagi masyarakat Sumatera Utara untuk melawan dan memberantas Sumut. Kata „Sumut‟ merupakan singkatan dari Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai yang memang sejak lama menjadi pameo sekaligus stigma negatif bagi daerah ini karena praktik suap dan sogok sangat masif terjadi. Karena itu, Victor mengajak masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan yang nyaris jadi budaya itu. “Apa masyarakat kita terus mau dicap negatif seperti itu? Cukup sudah dua gubernur dan beberapa kepala daerah yang harus berhenti memimpin karena harus masuk penjara karena korupsi. Saya yakin, masyarakat Sumut mau melawan stigma Sumut itu sendiri,” katanya saat bersilaturahmi dengan sejumlah awak media di Medan, Minggu (3/4) jam 13.00 wib. Mantan Kepala Pusat Pendidikan (Kapusdik) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri ini menjelaskan, 98 | P o l i t i k
akar persoalan yang sebenarnya terjadi di daerah ini adalah ketidakkepedulian, baik dari pemangku kebijakan, maupun masyarakat. Menurut alumnus SMAN 8 Medan ini, sejak era 70′an, Sumatera Utara tak menunjukkan perubahan yang signifikan, baik infrastruktur maupun perubahan secara ekonomi. “Berbekal pengalaman saya di negeri orang, saya datang untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan-perubahan demi kemajuan Sumatera Utara. Apa masyarakat masih membiarkan korupsi terus terjadi? Saya rasa tidak,” katanya. Apakah statemen itu mengisyarakatkan pencalonannya menuju Sumut-1? “Yang jelas saya ingin berbuat lebih untuk Sumatera Utara. Kalau saya harus maju, ya kenapa tidak. Tapi itu bukan tujuan utama saya. Tujuannya adalah merubah daerah ini ke arah yang lebih baik, tentu bersama masyarakatnya,” ujarnya. Meski memberikan sinyal siap untuk maju di Pilgubsu mendatang, namun jenderal polisi bintang satu ini mengaku, sejauh ini belum secara serius menjajaki komunikasi dengan 99 | P o l i t i k
partai politik manapun. Ia mengaku lebih menekankan kepada masyarakat untuk bersama-sama ikut membenahi Sumut agar menyadari betapa besarnya efek dari korupsi terhadap keterbelakangan Sumut. Hal ini menurutnya akan otomatis membuat masyarakat akan menetapkan pilihannya kepada calon pemimpin yang berkeinginan kuat untuk memberantas korupsi. “Saya yakin dengan kerja keras melawan korupsi, Sumut bisa maju lebih pesat. Kita punya berbagai sumber daya dan kekayaan alam yang besar untuk itu,” ucap Viktor. Pejabat polisi yang mengungkap kasus korupsi mantan Direktur Utama (Dirut) Pelindo II Richard Joost (RJ) Lino ini juga sempat menuturkan, masyarakat Sumut harus jeli dan pintar, jelang Pilgubsu 2018 mendatang. “Jangan menggadaikan masa depan hanya karena 100 – 200 ribu. Jangan mau dibeli, karena dengan begitu, maka masyarakat punya hak untuk menuntut perubahan. Nah, banyak jadinya yang enggan menuntut karena sudah duluan terima uang. Makanya, jangan terbuai dengan uang yang 100 | P o l i t i k
.
ditawarkan kandidat-kandidat calon. Karena hal ini untuk masa depan. Jadi, masyarakat harus memilih sosok yang bisa memberi kesejahteraan,” ujarnya. Dia menyebutkan, sosok pemimpin yang baik itu adalah sosok visioner, bukan sosok yang hanya berorientasi kepentingan dan keuntungan pribadi. Pemimpin harus punya visi memaksimalkan potensi daerah untuk pembangunan. “PAD kita berapa? Wilayah seluas ini hanya bisa 9 triliun? Kalau untuk 14 triliun masih terlalu kecil jika melihat potensi daerah ini. Makanya, Gubernur Sumut nantinya harus punya morall dan komitmen kuat membawa daerah ini lebih baik,” ujarnya. Dia juga sempat menegaskan, bila nantinya dia bisa menjadi Gubernur Sumut, maka dia siap mundur kalau dirinya terlibat kasus korupsi. “Kalau saya jadi pimpinan, saya korupsi. Saya turun. Saya punya moral. Saya yakin bisa memberantas korupsi, asal didukung semua rakyat,” pungkasnya. Sumber Berita : METRO 24 Jam, 23 Juni 2016 101 | P o l i t i k
TIGA JURUS PAMUNGKAS LAWAN KORUPSI
Saat didaulat menjadi pembicara dalam wisuda S1, S2 dan S3 di Sekolah Tinggi Theologia (STT) Paulus Medan, Sabtu (27/8/2016), bertempat di Katholik Center Medan, Brigjen (Pol) Victor Edison Simanjuntak menyampaikan makalahnya berjudul "Gereja dan Gerakan Pemberantasan Korupsi". Victor menyebutkan, dalam mensinergikan potensi bersama untuk melawan korupsi, ada tiga hal yang dapat dilakukan,
yakni
pengembangan
spiritualitas
baru,
pencanangan gerakan melawan korupsi dan kerja sama sinergis tokoh-tokoh kunci. Gereja-gereja menurut Victor, perlu mendorong warganya untuk mengembangkan sebuah spiritualitas baru, yang di dalamnya keberagaman tidak dipahami sebagai sesuatu yang hanya bersifat status dan simbolik direpresentasi pada upacaraupacara keagamaan. "Tatkala dalam kitab suci dilarang menerima suap, memberlakukan ketidakadilan, memperkosa hak asasi manusia, maka para penganut agama mestinya taat dan konsisten. Itulah makna spiritualitas baru," ujarnya. 104 | P o l i t i k
Brigjen Pol. (Purn) Victor E Simanjuntak saat sampaikan makalah.
.
Pada aspek pencanangan gerakan melawan korupsi, kata Victor, gereja-gereja dan umat Kristiani Indonesia harus secara aktif melakukan gerakan untuk melawan korupsi dalam segala bentuk. Melalui khotbah, pembinaan warga, gerakan itu perlu disosialisasikan.
Menyadari bahwa salah
satu
kekayaan
Indonesia adalah kemajemukan agama, maka kerja sama lintas agama dalam melawan atau memerangi korupsi harus makin dimantapkan. Ditegaskan pria kelahiran Kota Siantar itu, gerakan pembaruan moral nasional dengan tokoh-tokoh dari lembagalembaga NU, Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesian(PGI) dan KWI di masa depan perlu lebih keras memberikan peringatan tentang bahaya korupsi yang secara substantif mencederai atau melecehkan keluhuran agama. Seruan moral dari tokoh-tokoh tersebut dapat ditindaklanjuti dengan program aksi yang konkrit tepat dan terarah. "Dalam kerja sama lintas agama, selain aspek-aspek praktis dapat dijajaki satu dialog (teologis) di seputar pandangan 105 | P o l i t i k
.
agama-agama tentang manusia. Melalui dialog tersebut dirumuskan pemikiran-pemikiran yang dapat disumbangkan dalam rangka menangkal, merasuknya virus korupsi dalam diri manusia," urai Victor. Poin ketiga, sambung bintang satu Kepolisian yang pernah mengungkap kasus praktik dugaan korupsi di Pelindo II itu, berupa kerja sama sinergis tokoh-tokoh kunci, melibatkan para tokoh budaya, pendidikan dan agama didorong untuk duduk bersama merumuskan strategi yang paling tepat dalam melawan korupsi. Sebelumnya, di hadapan para wisudawan wisudawati, dan dihadiri His Eminence Metropolitan of Singapore and Southeast Asia, Uskup Agung Medan, Anicetus Sinaga, Victor menyebut korupsi adalah masalah yang dihadapi oleh suatu bangsa atau negara dan seluruh umat manusia. Korupsi kata dia berdampak negatif pada semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan, sehingga pada 7 Oktober 2003 konvensi Internasional PBB di Wina menetapkan “corruption“ sebagai extra ordinary crime. 106 | P o l i t i k
.
"Korupsi merupakan ancaman yang bersifat serius, terjadi secara sistemik dan meluas, melanggar hak-hak sosial dan ekonomi, melemahkan institusi dan nilai-nilai demokrasi serta nilai-nilai
keadilan,
menghambat
proses
pembangunan
berkelanjutan dan penegakan hukum," paparnya. Dikatakannya, upaya pemerintah dan bangsa dalam melawan serta memerangi korupsi telah menapaki sebuah perjalanan sejarah yang amat panjang. Sayangnya hasil yang signifikan dari upaya itu belum begitu tampak. Tokoh nasional, TB Silalahi dalam sebuah seminar pernah menyatakan, korupsi tidak lagi hanya terpusat dan terjadi di tingkat pusat, tetapi seiring dengan otonomi juga telah merambah dan merata ke daerah-daerah. Pada waktu menjabat
Menpan, TB
Silalahi juga
menyatakan, korupsi hanya bisa dihapus di surga. Pernyataanpernyataan ini memang cukup memberikan gambaran bahwa masalah korupsi bukankah masalah yang sederhana. Korupsi berkaitan dengan moral, sistem, ekonomi, politik, dan hukum, sebab itu korupsi tak bisa dilawan hanya dari satu 107 | P o l i t i k
.
sudut saja. Korupsi mesti dihadapi secara bersama dengan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki bangsa. Korupsi juga harus dilawan melalui penyadaran tentang hakikat manusia sebagai ciptaan Allah yang paling mulia, penegakan hukum, dan memperlakukan seseorang (calon) koruptor sebagai manusia tanpa atribut-atribut apa pun. "Bangsa kita telah melaksanakan pembangunan nasional dengan
menekankan
cita-cita untuk mencapai sebuah
masyarakat modern yang adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila terwujud. Cita-cita itu belum tercapai karena pembangunan nasional telah diselewengkan menjadi upaya mempertahankan dan melestarikan kekuasaan yang penuh Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)," beber Victor. Menarik untuk dicatat, pada sidang lengkap DGI pada 314 Mei 1964 di Jakarta, pernah memberi peringatan yang keras tentang bahaya korupsi yang telah merambah dalam kehidupan masyarakat. Sidang tersebut memutuskan hal-hal sebagai berikut, yang sampai saat ini masih relevan : 108 | P o l i t i k
.
Kesatu, agar gereja-gereja dalam kotbah-kotbahnya dan pengajarannya memberi nasihat dan peringatan kepada para anggota gereja mengenai cobaan-cobaan yang besar dalam masyarakat sekarang ini. Kedua, agar umat Kristen di Indonesia memelihara cara hidup yang sederhana. Ketiga, menyerukan kepada pemerintah, seluruh masyarakat dan badan-badan berwenang agar mempergiat perlawanan dan peperangan melawan korupsi dan dimana perlu memberikan hukuman yang sewajarnya atas perbuatan mereka yang telah terbukti menjalankan korupsi. "Sidang tersebut juga mengingatkan kita akan problem korupsi yang dihadapi bangsa ini, yang telah memperkuat keyakinan bahwa manusia adalah mahluk yang telah jatuh ke dalam dosa, sehingga sumber terakhir dari korupsi itu terdapat di dalam hati manusia sendiri, dan tidak ada orang yang kebal terhadap cobaan korupsi," tukas Victor. Di akhir makalahnya, dia berharap kepada para wisudawan wisudawati agar menjadi ujung tombak penumbuhan budaya anti korupsi dan pemberantasan korupsi di tengah-tengah masyarakat, 109 | P o l i t i k
.
terutama di lingkungan gereja. Pada kesempatan Victor menjadi pembicara, hadir juga Kabid Bimas Kristen Sumut, Hasudungan Simatupang, Ketua atau yang mewakili STT di Medan, Ketua Yayasan Sahabat Iman Orthidox Indonesia dan para orangtua wisudawan wisudawati. Sumber Berita : hetanews.com. Selasa, 30 Agustus 2016
110 | P o l i t i k
VICTOR SIMANJUNTAK: SAPU KOTOR TAK BISA BERSIHKAN LANTAI KOTOR
Pria ini tak kurang dari 30 tahun mengabdi di korps Bhayangkara. Seiring berjalannya waktu, tipikalnya yang kalem tapi berani, akhirnya mengantarnya menjadi seorang polisi yang anti korupsi. "Di Polri itu banyak polisi bersih," katanya seakan menepis tudingan miring selama ini terhadap korps-nya. Dan dia membuktikan itu. Sepak terjangnya terbilang nekad dalam pandangan awam, meski sebetulnya itu adalah normatif
Brigjend Pol. (Purn) Victor E.
sebagai aparatus hukum saat menggebrak dalam kasus PT
Sinajuntak. (foto: Samosir Green)
Pelindo II. Brigjen Victor Simanjuntak, di ujung pengabdian sebagai penegak hukum pemberangus korupsi, ingin melakukan estafetasi pengabdian dalam ladang yang lebih luas. Dia menyasar posisi Sumut-1, yang akan dihelat pada 2018. Meski masih jauh, tapi kerja-kerja politik sudah dilakukan. Sedikit beruntung saat bisa menyerap buah pikir, ide dan pengalaman
sosok
perwira
tinggi
itu
dalam
sebuah
kesempatan baik, Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 di Parapat, Sabtu (20/8/2016) malam. 112 | P o l i t i k
.
Victor ditemui di kedai kopi di sebuah sudut di Parapat, tak jauh dari dengusan air dan angin Danau Toba. Dalam temu singkat dan dalam suasana dekat, dia menutur beberapa agendanya, kelak jika bisa duduk di Sumut-1. Dia rupanya, tipikal polisi yang lumayan banyak faham soal relasi politis pemerintahan, rakyat dan swasta, yang dia sebut sebagai sebuah negara. Dan dia faham bagaimana tali temali tiga unsur itu, harus dalam rajutan yang sinergis untuk membuahkan pembangunan harmonis berbuah manis untuk rakyat. Dia bilang, negara dalam menjalankan pemerintahan itu harus melibatkan rakyat. Bukan berarti rakyat sebagai pelaku pemerintahan, tetapi rakyat bisa mengawasi dan mengontrol pemerintahan. Rakyat diberi porsi besar dan tidak malah dialienisasi. Misalnya ada proyek-proyek di pemerintahan, rakyat melalui mahasiswa atau lembaga swadaya masyarakat yang ada bisa mengingatkan agar pemerintah transparan dan bertindak benar menjalankan kebijakan, termasuk kebijakan anggaran dan pengelolaannya, yang harus jauh dari praktik korupsi. 113 | P o l i t i k
.
Kemudian pelibatan swasta. Sebagaimana diketahui bahwa APBD dan APBN memiliki keterbatasan
dalam
menggerakkan pembangunan. Lazim didengar, belanja rutin di sebuah daerah bisa mencapai 60-70 persen, sedangkan belanja pembangunan hanya 30 persen. Belanja pembangunan 30 persen ini, porsinya kecil yang sebetulnya dananya untuk keperluan pembangunan dan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat. "Maka dalam posisi seperti itu, pemerintah harus mengajak swasta masuk ke dalam sistem," tukas Victor, yang mengaku sudah membentuk tim kerjanya menuju Sumut-1. Swasta dengan kapital dan kemampuan yang dimilikinya, bisa menggerakkan pembangunan membantu pemerintah. Hanya saja, agar swasta mau masuk, pemerintah harus memastikan ada keuntungan yang bisa diperoleh swasta. Memastikan birokrasi yang bersih. Sebab jika birokrasi kotor dan tidak memberi keuntungan bagi swasta, swasta tidak akan mau masuk. Dalam menjalankan roda pemerintahan juga, harus ada blue print yang jelas. Sebagai contoh, bagaimana membangun 114 | P o l i t i k
.
kawasan Danau Toba. Bukan Danau Toba yang dibangun, tetapi infrastruktur jalan misalnya menuju kawasan danau. Sebab jika infrastruktur jalan dibangun, bukan hanya meningkatkan arus pariwisata tetapi bisa berkelindan pada dampak ekonomi masyarakat yang dilalui jalan tersebut. Victor misalnya membandingkan bagaimana kasus konflik kepemilikan tanah di Lanud Soewondo di Sarirejo, Medan. Dulunya, tanah itu merupakan milik warga yang bermukim di sana. Karena tidak produktif, lalu lahan kemudian dipinjampakaikan kepada pihak lain, TNI-AU buat pengadaan bandara. Belakangan, kepemilikan lahan diminta kembali oleh warga, namun ditolak oleh pihak yang menguasai sekian lama dimana kemudian terjadi konflik akibat klaim kepemilikan. "Dulu mungkin dianggap tidak memiliki nilai ekonomis maka diberikan kepada pihak lain. Setelah sekian lama kemudian diminta kembali, apalagi nilai ekonomisnya tinggi. Namun kemudian terjadi konflik karena klaim kepemilikan," kata Victor, seraya menyebut hal serupa juga bisa terjadi di kawasan Danau Toba. Kelak lahan yang dikelola pihak lain di 115 | P o l i t i k
.
kawasan ini bisa jadi diklaim karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Itu terjadi, tegas Victor tak lain karena tidak adanya blue print pembangunan sebuah kawasan. "Jadi harus ada blue print pembangunan sebuah wilayah," kata pria yang lumayan memahami sepak terjang korporasi migas yang bermain di Tanah Air, hingga memahami puzzle mafia yang bercokol di industri migas kita. Pria yang merupakan bintang satu di kepolisian itu kemudian memaparkan bagaimana jika dia menjadi seorang gubernur, akan melakukan pembersihan birokrat. Dia menilai birokrat yang kotor dan korup tidak akan bisa menjalankan pemerintah yang baik. Dia mengaku tak akan segan-segan melakukan pencopotan tiga hingga lima kali dalam sehari terhadap pejabat di bawahnya yang dianggap korupsi dan kotor.
116 | P o l i t i k
.
"Saya tak akan segan-segan mencopot pejabat yang korupsi dan kotor. Saya tidak mau menjalankan pemerintahan dengan birokrat yang kotor. Jadi kalau memang tidak ada lagi pejabat yang bersih, kita bisa saja angkat pejabat di bawah, misalnya eselon tiga menggantikan pejabat eselon dua yang kotor dan korupsi," tegasnya. Teknisnya, ujar Victor, begitu hari pertama masuk kerja, akan kumpulkan seluruh pejabat dan meminta agar tidak korupsi dan diminta meneken perjanjian. Jika tidak mau silakan keluar atau pihaknya yang akan memecat. Salah satu bentuk pembersihan praktik kotor di jajaran pemerintahan, kata Victor, pemerintah provinsi misalnya mengikuti sistem e-katalog dalam hal pengadaaan proyekproyek, sebagaimana yang sudah diterapkan pemerintah pusat. Pemerintah di bawah tinggal menyesuaikan. "Jadi kalau sudah ada e-katalog, dimana proyek-proyek yang bisa masuk sudah tertera. Kalau ada yang mau memasukkan proyek lagi, tak bisa, karena memang e-katalog transparan," kata Victor. 117 | P o l i t i k
.
Maka kelak, pameo yang selama ini dilekatkan kepada Sumut sebagai Semua Urusan Mesti Uang Tunai, akan berganti menjadi Semua Urusan Mudah dan Transparan. Bicara program realistis selain pembenahan internal birokrasi, yang tentu mengait pada kepentingan rakyat secara langsung, Victor menyasar pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan usaha mikro, kecil dan menengah, yang memang merupakam sektor yang dominan di Sumut. Dia menggagas, untuk bisa menghasilkan sebuah program baik dan pro rakyat atas sektor yang dia sebut, bisa saja diutus para ahli melakukan studi ke daerah maju, menyerap sistem misalnya, bagaimana mengembangkan sektor-sektor yang bersentuhan dengan rakyat itu. Setelah diperoleh hasil studinya, kemudian disosialisasikan, dengan mengundang semua pihak yang ada, rakyat, akademisi, praktisi, LSM atau pihak mana saja untuk berargumentasi atau berdebat guna menguji apa yang layak diterapkan dengan basis hasil studi para ahli tadi. Tapi rupanya, dalam porsi program yang dia benamkam 118 | P o l i t i k
.
dalam dirinya untuk dikerjakan dengan segera adalah soal pembersihan birokrasi korup. Perang terhadap korupsi merupakan agenda besarnya. Bisa jadi, Victor belajar dari pengalaman dimana dua gubernur di Sumut masuk sel penjara karena dijerat KPK. Praktik korupsi, ibarat penyakit sudah masuk stadium akut di Sumut dan pemerintahannya. "Kalau saya bisa lolos dari jebakan korupsi saat di kepolisian, alasan yang sama juga saya percaya bisa lolos dari jebakan korupsi kalau menjadi gubernur," kata pria berpenampilan santai saat ditemui. Tigor Munthe Sumber Berita : SAMOSIR GREEN Portal Berita Tapanuli, Minggu, 21 Agustus 2016
119 | P o l i t i k
.
VICTOR SIMANJUNTAK, JAWABAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI SUMUT
Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai suku dan budaya kini tumbuh bersama korupsi. Korupsi bukan hanya terjadi di satu instansi, bukan hanya dikalangan eksekutip namun kalangan legistatip dan hampir semua instansi pemerintah di provinsi itu rentan lakukan korupsi. Hal ini terbukti dari banyaknya pejabat dari kalangan elit di Sumut yang menjadi penghuni hotel prodeo. Selain itu, mandek nya pembangunan juga merupakan bukti nyata terjadi nya korupsi anggaran. Selain lakukan korupsi anggaran, para pejabat dan juga jajarannya hingga ke tingkat paling rendah tergolong banyak yang lakukan pungli 121 | P o l i t i k
.
dan korupsi kebijakan serta korupsi waktu. Hal ini diungkapkan oleh Pak Dahlan saat pertemuan di Tanjung Balai dengan awak media ini. Pak Dahlan yang akarab dipanggil Tongku Marajo tersebut menuturkan bahwa perlunya seorang tokoh anti korupsi untuk membabat para koruptor tersebut. Hal itu diamini sejumlah masyarakat yang turut hadir dalam pertemuan itu. Pertemuan dalam topik, “BAGAIMANA MENGHAPUS KORUPSI?”, yang diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat LASKAR PEDULI INDONESIA bersama para tokoh masyarakat dan pemuka agama serta para pemuda se Tanjung Balai tersebut mendapat kesimpulan bahwa Sumut harus melahirkan seorang pemimpin yang handal dan bersih serta memiliki iman yang kuat (tahan godaan uang) agar dapat melangsungkan pembangunan di Sumut sesuai harapan masyarakat. Dalam pidatonya, pembicara dari LASKAR PEDULI INDONESIA dengan lantang mengatakan, “bahwa sesungguh122 | P o l i t i k
.
nya telah lahir seorang tokoh anti korupsi untuk membasmi hama pengerat anggaran di Sumut ini. Seorang patriot bangsa yang telah membuktikan kinerjanya jauh sebelum KPK didirikan dinegri ini. Adalah anak kelahiran Pematang Siantar yang telah melanglang buana hampir keseluruh penjuru negri, bahkan ke manca negara. Patriot pembela negara dari rongrongan neo kolonialis, yang telah membaktikan diri dan terbukti dalam penangkapan pelaku korupsi pelindo II. Manusia berjiwa satria, berpenampilan sederhana itu kini masih semedi dipuncak gunung sana. Pada saatnya nanti, Pati Polri itu akan turun gunung dan lakukan gebrakan sesuai harapan kita semua. Ia hanya membutuhkan satu tiket dari kita, yaitu doa restu dan dukungan sepenuhnya agar pada saatnya nanti ia dapat memberantas korupsi lewat reformasi birokrasi di Sumatera Utara tercinta ini. Victor Simanjuntak adalah nama yang sudah membisingkan telinga para koruptor, nama yang membuat galau para pengerat anggaran dan nama yang sangat dibenci para tikustikus bangsa! Nama ini begitu menggelora dihati para pegiat 123 | P o l i t i k
.
anti korupsi Indonesia dan kini kita nantikan bersama untuk kesediaannya membangun wilayah kita. Korupsi adalah bahaya laten dan juga bentuk penjajahan baru di Indonesia. Oleh karena korupsi, banyak bunga bangsa yang harus meringkuk di penjara. Oleh ulah para koruptor banyak jalan yang tak dapat kita lalui dengan baik. Karena kerakusan para pejabat, banyak penderitaan kita rasakan. Anak-anak kita sulit bersekolah sekalipun anggaran pendidikan telah dinaikkan Pemerintah, namun disunat para bandit anggaran. Kita harus bersatu, melawan penjajah bentuk baru, kita harus berpadu demi masa depan anak cucu. Untuk itu, hanya VICTOR SIMANJUNTAK sebagai jawaban pemberantasan korupsi yang saat ini kita banggakan. Mari gandengkan tangan, langkahkan angan dengan dukungan kepadanya agar kita semua dapat menikmati pembangunan dan terbebas dari cengkraman para tikus bangsa!”. Demikian penggalan pidato yang dikumandangkan secara berapi-api dan membakar semangat para peserta pertemuan yang berjumlah dua ratusan itu. Banyak appalus dari peserta 124 | P o l i t i k
.
disetiap kalimat yang diungkapkan, hal ini menunjukkan betapa rindunya warga Tanjung Balai akan kehadiran seorang tokoh anti korupsi. (FRANS SAMOSIR). Tanjung Balai, LI, 23 Agustus 2016
125 | P o l i t i k
.
SUMUT BUTUH SOSOK PEMIMPIN YANG BERANI
Brigjen Pol (Purn). Victor EdisonSimanjuntak (Foto: Koran Sindo Daerah)
Kasus korupsi yang menggurita di Sumatera Utara (Sumut) membuat masyarakat kecewa. Sumut bebas korupsi tampak-nya sulit diwujudkan. Namun, bagi Brigjen Pol (Purn) 127 | P o l i t i k
.
Victor Edison Simanjuntak itu bukan hal mustahil jika provinsi ini dipimpin pemimpin yang berani. Victor menyampaikan optimismenya itu saat berkunjung ke Kantor Redaksi KORAN SINDO MEDAN di Jalan Sei Bahorok, Rabu (22/6). Tak hanya bebas dari korupsi, Victor yang berencana maju menjadi calon Gubernur Sumut pada Pilgubsu 2018 nanti, telah menyiapkan sejumlah program bila dipercaya masyarakat Sumut. Kedatangan pria yang dulu menjadi salah satu penyidik di Bareskrim Polri itu diterima Kepala Biro KORAN SINDO MEDAN ZailaniTanjung, Kepala Redaksi KORAN SINDO MEDAN Rinaldi Khair, dan awak redaksi lainnya. Dalam pertemuan itu, Victor menuturkan, korupsi di Sumut sudah menggurita. Karena itu, Sumut membutuhkan seorang gubernur yang berani untuk memimpin Sumut lima tahun ke depan. Dengan bersihnya korupsi di Sumut dan dikombinasikan pelayanan prima, maka Sumut bisa lebih maju lagi. “Gubernur harus keras. Biar ada posisi bargaining dengan pemerintah pusat dan instansi vertikal. Maka kalau saya ter128 | P o l i t i k
.
pilih nanti, di Sumut korupsinya harus zero. Tidak masalah dalam setahun diganti dua kali kepala dinas. Kalau korupsi, kenapa harus dipertahankan. Biar saja dimasukkan dalam penjara. Kita siap bersih-bersih di Sumut,” ungkapnya. Victor berkeinginan meningkatkan APBD Sumut yang saat ini sekitar Rp 9 triliun. Jumlah itu dinilai terlalu kecil bila dibandingkan dengan Jawa Timur mencapai Rp 45 triliun dan daerah lainnya. “Berapa banyak pembangunan yang bisa dilakukan dengan anggaransebesaritu. Gaji pegawai sudah berapa, maka gubernur harus keras. Sumut harus mudah dan transparan. Reformasi birokrasi harus terlaksana. Pelayananharusprima,” ucapnya. Untuk sektor pertanian, dia telah membuat sejumlah program dalam meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan para petani serta nelayan. Hasil panen dikelola koperasi dan diedarkan di pasar tradisional. Pariwisata juga akan ditingkatkan dengan dukungan infrastruktur dan lainnya. “Konsep ini dilakukan di beberapa negara. Saya melihat langsung ketika bergabung dengan Interpol, seperti Malaysia, 129 | P o l i t i k
.
Taiwan, dan lainnya. Pemerintahnya turun langsung atau peduli dengan petani,” ungkapnya. Sementara Kepala Redaksi KORAN SINDO MEDAN, Rinaldi Khair mengatakan, Sumut sudah tiga periode dipimpin sipil namun hasilnya kurang memuaskan. Beberapa nama jenderal yang ingin ikut dalam Pilgubsu tidak lolos ke tahap pemilihan karena kalah dengan sistem kepartaian. Hal ini menjadi tantangan bagi Victor pada 2018 nanti agar jangan sampai mengalami hal sama. “Tentu harus punya strategi matang agar bisa tampil dalam pemilihan nanti. Waktu satu setengah tahun harus benar-benar dimanfaatkan,” ungkap Rinaldi. Rinaldi juga menyarankan kepada Victor agar tidak jor-joran dalam memberikan sumbangan. Sumbangan yang besar, tapi tidak tepat sasaran tidak akan memberikan dampak baik. Lebih baik sedikit, tapi mengena. Victor sepakat dengan masukan tersebut. Dia pun telah menyiapkan diri dan mental maju dalam Pilgubsu. “Sejak 2000, saya sudah menjadi penyidik perkara korupsi. Sumut memang butuh pemimpin kuat. Saya memang 130 | P o l i t i k
.
tidak pandai menjual diri. Inilah nanti saya mohon bantuan media untuk mengemasnya,” katanya. Sumber Berita : KORAN SINDO DAERAH Medan. Jumat, 24 Juni 2016
131 | P o l i t i k
VICTOR DALAM BERITA MEDIA Menduduki Kursi Panas di Bareskrim POLRI Menangkap Wakil Ketua KPK NonAktif Membongkar Korupsi di Pelindo II
.
MENDUDUKI KURSI PANAS DI BARESKRIM POLRI
Pada
Maret 2015 Komisaris Besar (Pol) Victor Edison
Simanjuntak dipromosi sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri. Kenaikan jabatannya ternyata dipertanyakan karena Victor dianggap tidak memiliki prestasi khusus sehingga tak layak mendapat kenaikan jabatan dari pimpinan Polri. Menurut Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, Victor selama ini tidak diketahui prestasinya namun tiba-tiba naik jabatan. Padahal masih banyak perwira-perwira Polri di bidang reserse dan kriminal di internal Bareskrim yang memiliki kemampuan teknis penyelidikan dan penyidikan yang berkualitas. 135 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Menanggapi hal itu, Victor menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah meminta jabatan. “Itu tidak pernah saya lakukan. Saya harus berjuang supaya hasil yang saya peroleh dari berjuang itulah yang saya banggakan, bukan minta jabatan,” kata Victor tegas. Menurut Victor dirinya sejak lulus sekolah polisi pada 2008 tidak pernah meminta supaya dirinya diangkat menjadi jendral. “Saya tidak pernah meminta jabatan. Bahkan sejak dulu, setelah saya berkeluarga sama istri sampai pangkat saya mayor, tidak bisa membeli baju untuk anak-anak, saya tidak pernah minta.” Victor sudah terbiasa dengan bekerja keras. Begitu pula selama berdinas di kepolisian termasuk saat menjadi penyidik ia ingin pekerjaannya sempurna. “Saya mengerjakan penyidikan, saya mau penyidikan yang sempurna hasilnya. Supaya sempurna saya harus turun sendiri ikut menyelidiki,” katanya. Ia mencontohkan, suatu ketika harus bisa menyelesaikan pekerjaan menangkap para pelaku kejahatan. Tugas itu dijalan136 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
kan dengan penuh tanggungjawab walaupun harus meninggalkan
istri dalam keadaan hamil. “Hasil-hasil pekerjaan saya
itulah yang kemudian membuat saya lancar di dalam berkarir.” Sepanjang karirnya di Polri, ia mengaku tidak pernah memberi uang kepada pimpinan di Polri supaya diangkat, dipromosikan, atau supaya bisa sekolah. “Sampai sekarang, saya tidak akan melakukan hal itu dan saya tidak mau melakukannya. Kalau itu saya lakukan mungkin pada tahun 2009 saya sudah jendral,” tegas Victor.
137 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
MENANGKAP WAKIL KETUA KPK NON AKTIF
Pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto, Wakil Ketua Non aktif KPK, sempat menghiasai media cetak dan elektronik pada awal tahun 2015. Ia ditangkap karena diduga terlibat dalam pemberian keterangan palsu pada persidangan di Makamah Konstitusi. Ia dituduh menyuruh para saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa pilkada di Kota waringin Barat pada 2010. Victor Edison Simanjuntak terlibat langsung dalam proses penangkapan itu sebagai pengawas perkara hukum Bambang Widjojanto. “Ya, saya ikut dalam proses penangkapan” kata Victor kepada Kompas.com (25/2/2015). 139 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Keterlibatan
Victor
dalam
penangkapan
Bambang
Widjojanto pada 23 Januari 2016 itu diprotes oleh kuasa hukumnya, Asfinawati, dan mempertanyakan keberadaan dirinya yang dianggap bukan penyidik Bareskrim Polri. Pihak kuasa hukum BW juga melaporkan penangkapan kliennya kepada Ombudsman. Ombudsman RI menilai adanya maladministrasi dalam penangkapan BW. Salah satunya saat penangkapan, petugas tidak menunjukkan identitas sebagai anggota Polri. Selain itu, Ombudsman menilai bahwa penangkapan BW melanggar undang-undang karena tidak didahului dengan pemanggilan pemeriksaan sebagai tersangka setidaknya setelah dua kali berturut-turut mangkir. Selanjutnya
Ombudsman
RI
menyampaikan
surat
rekomendasi kepada Polri yang isinya diantaranya meminta Polri agar menindak Victor lantara bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya (tugas pokok dan fungsinya). Kabareskrim Irjen Pol Budi Waseso menanggapi protes itu menjelaskan bahwa Kombes Victor Simanjuntak dilibatkan 140 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
dalam proses penangkapan kasus yang menjerat Wakil Ketua KPK nonaktif, Bambang Widjojanto, semata karena alasan keterbatasan penyidik di Bareskrim. Surat perintah Victor menjadi penyidik timbul karena Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus membutuhkan tambahan penyidik. Dalam menjalankan fungsinya ia mendasarkan pada surat perintah tugas nomor Sprin/137/1/ 2015 tertanggal 21 Januari 2015. Victor dipilih karena dinilai telah berpengalaman sebagai penyidik. Victor pernah bertugas lama sebagai penyidik di Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. “Beliau itu senior, pengalaman dia sebagai penyidik luar biasa. Jadi kalau saya kalau saya mau angkat anak buah, pasti saya nilai kemampuan dia,” kata Kabareskrim Budi Waseso kepada pers. Penunjukkan dirinya sebagai pengawas perkara Bambang Widjojanto oleh Kepala Bareskrim Budi Waseso itulah yang membuat Victor terlibat dalam penangkapan BW. Sebelumnya, ia adalah Kepala Bagian Kerjasama Pendidikan di Lemdikpol (Lembaga Pendidikan Polisi). 141 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
“Yang jelas tujuannya untuk mengawasi agar penangkapan BW berjalan baik karena yang ditangkap ini pejabat negara. Dan yang jelas terbukti, penangkapan BW berjalan baik,” kata Victor.
142 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
MEMBONGKAR KORUPSI DI PELINDO II
Masih dalam ingatan kita, pada pertengahan 2015 lalu, ada berita yang menghebohkan tentang dugaan korupsi di Pelindo II. Victor Edi Simanjuntak yang kala itu menjabat Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Kejahatan Khsus, Bareskrim, Mabes Polri memiliki peran penting. Ia memimpin langsung penggeledahan Kantor Pusat Pelindo II di Tanjung Priok. Katanya, “Saya sendiri masuk ke ruangan Direktur Utama”. Dalam penggeledahan itu, awalnya ia dihalangi oleh Direktur Utama Pelindo II untuk masuk ke ruangannya. “Kalau Bapak berdiri menghalami saya, bapak akan saya tunggu dulu,” kata Victor tegas. 143 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Ia pun menjelaskan bahwa penggeledan itu dilakukan berdasarkan penetapan pengadilan, akhirnya ia diperbolehkan masuk ke ruangan RJ Lino – Direktur Utama Pelindo II. Menurut
Victor,
hasil
penggeledahan
di
kantor
perusahaan itu ditemukan 26 dokumen penting. Dokumen itu berkaitan dengan pengadaan barang alat-alat berat, termasuk hasil audit dari BPK. Hasil penyelidikan para auditor itu menunjukkan adanya pelanggaran di sana. “Ada yang janggal tentang pengadaan alat-alat berat,” kata Victor yang kala itu juga sempat memberi penjelasan kasus itu di depan Pansus Pelindo II di DPR. Ia memberi contoh pelanggaran itu, “Peralatan yang seharusnya ada, tetapi tidak ada, sedang alat alat yang ada tetapi tidak bisa digunakan untuk bongkar muat. Alat-alat yang sudah dibeli sejak tahun 2013 berupa 10 mobile crane senilai Rp 45,6 miliar ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak dibutuhkan.” Menurutnya, hasil penyelidikan saat itu ditemukan seharusnya 10 mobile crane itu untuk pelabuhan di Bengkulu, 144 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Jambi, Lampung, Teluk Bayur, Cirebon, dan lainnya. Selain mobile crane, ada pula alat berupa simulator kapal, namun ternyata alat-alat itu tidak dibutuhkan karena tidak sesuai dengan kebutuhannya. Terbongkarnya korupsi di Pelindo II terkait dengan isu tingginya harga barang-barang impor, diantaranya akibat lamanya waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan. Apabila peralatannya bagus semua akan dapat
mengurangi waktu
tunggu dalam bongkar muat. Begitu pula kalau fasilitas di pelabuhan sudah memadai maka proses mendapatkan dokumennya juga lebih cepat. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi, Victor menjelaskan bahwa tugas POLRI adalah menjaga keamanan dan ketertiban. Tugas lainnya adalah menegakkan hukum. Dalam penegakan hukum didalamnya terdapat tugas yang harus dilaksanakan seperti penindakan, penggeledahan, dan penyitaan. “Banyak orang yang tidak setuju terkait dengan tugas penegakan hukum tadi, harap maklum karena melaksanakan 145 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
tugas negara untuk tetap mengendalikan korupsi yang terjadi. Dalam pelaksanaannya, jika salah bisa dikontrol melalui sidang pra pengadilan,” katanya.
146 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
BRIGJEN VICTOR PASANG BADAN UNTUK PENYIDIK
Brigjen Pol Victor Simanjuntak di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 1 September 2015. Antara Foto/Reno Esnir 147 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Polri yakin bekerja sesuai undang-undang dalam menangani setiap perkara korupsi. Bekas Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen Pol (purn) Victor Simanjuntak pasang badan jika penyidik menyalahi aturan. "Dari SKK Migas hingga Pelindo kalau ada yang salah saya yang bertanggung jawab. Termasuk kasus Bambang Widjojanto yang katanya intervensi," kata Victor saat rapat bersama Pansus Pelindo di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2015). Dia mengungkit tudingan masa lalu bahwa polisi dan kejaksaan mandul dalam menangani kasus korupsi. Namun, saat aktif memberantas korupsi ada menyebut polisi bikin gaduh. Komjen Budi Waseso lantas dicopot dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim). "Polisi buat gaduh, yang gaduh itu yang mana? Kalau ada yang salah dari penindakan polisi saya yang tanggung," tegas Victor di depan anggota Dewan. Bareskrim mengusut kasus korupsi penjualan kondensat milik negara di SKK Migas, kasus korupsi di Pertamina Foundation. Bareskrim menggeledah kantor PT Pelindo II karena diduga ada 148 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
penyelewengan wewenang dalam pembelian mobile crane. Keputusan penyidik Bareskrim menjadikan pimpinan KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus meminta saksi memberikan keterangan palsu di persidangan jadi perhatian publik. Sebelum itu, KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka. Victor mengaku sudah menyelidiki kasus korupsi sejak 2001, sebelum lembaga antikorupsi berdiri. Kalau dalam proses penyidikan ada yang salah, menurut Victor, jangan mengorbankan Waseso. "Kalau ada yang salah di sini, saya yang bertanggung jawab. Kalau harus masuk bui, saya siap masuk bui," kata Victor. Waseso dipindahkan ke Badan Narkotika Nasional. Posisinya di Bareskrim digantikan Komjen Anang Iskandar. Victor menilai ada pihak yang menghalang-halangi polisi dalam memberantas korupsi. "Kami sudah capek, sudah berbuat, sekarang mandul lagi. Ini bukan masalah Waseso dicopot tapi apa ingin negara ini hancur lagi?" ujar dia. (Sumber Berita : metrotvnews.com 21 Oktober 2015) 149 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
VICTOR SIMANJUNTAK PERTANYAKAN SIKAP PEGIAT ANTIKORUPSI DALAM KASUS PELINDO II
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Victor Simanjuntak (tengah), Anggota Fraksi Partai Gerindra Desmon AJ Mahesa (kiri), dan Anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Dialektika Demookrasi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/9). [www.daridulu.com] 151 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal (Dirtipideksus Bareskrim) Polri, Brigjen Pol (Purn) Victor Edison Simanjuntak mempertanyakan sikap dan konsistensi kelompok-kelompok yang menamakan diri mereka pegiat antikorupsi. Hal ini lantaran tidak ada satupun pegiat antikorupsi yang berkomentar saat kasus dugaan korupsi di Pelindo II yang ditangani pihaknya berujung pada pencopotan Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim. "Yang menamakan diri pegiat antikorupsi seharusnya berpendapat, tapi mereka diam," kata Victor dalam diskusi 'Mengurai Benang Kusut Korupsi Pelindo II' di Gedung Pemuda/ DPP KNPI, Jakarta, Selasa (13/10). Menurut Victor kondisi berbeda akan terjadi jika sebuah kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat hambatan dari pihak luar. Para pegiat antikorupsi akan langsung bersuara membela KPK. Hal ini menimbulkan kesan penanganan kasus korupsi hanya boleh dilakukan oleh KPK. 152 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
"Kalau instansi tertentu (KPK) itu pahlawan, tapi kalau polisi dan jaksa jangan (menangani korupsi)," katanya. Menurut Victor, sebagai anggota korps Bhayangkara, dirinya dan Budi Waseso siap diganti kapapun. Namun, momentum pergantian Budi Waseso dinilai tidak tepat. Pergantian Budi Waseso menjadi Kepala BNN telah membuat nyali penyidik kepolisian yang sedang bersemangat menindak korupsi menjadi ciut. "Perlakuan terhadap Polri mungkin betul, tapi timing kurang tepat. Efek ke penyidik jadi takut. Diganti kapanpun itu konsekuensi, tapi timingnya karena Polri saat itu lagi giatgiatnya berantas korupsi," ungkapnya. Victor menyatakan, pihaknya gencar menangani kasus korupsi lantaran ingin merubah sistem. Untuk itu, kasus-kasus korupsi yang ditangani Bareskrim merupakan kasus yang memberikan efek besar dalam mengembalikan keuangan negara dan memberikan efek jera pada pelaku korupsi. "Niat kita merubah sistem. Kasus korupsi yang ditangani yang bisa memberikan efek besar dalam mengembalikan 153 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
keuangan negara, dan memberikan efek jera pada pelaku korupsi," katanya. Sumber Berita : SP SUARA PEMBARUAN. Minggu, 10 Juli 2016
154 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
SEPERTIGA KASUS PENIPUAN ATM DUNIA ADA DI INDONESIA
Mesin ATM di Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki) 155 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Tiga tahun terakhir, sebanyak 1.549 dari total 5.500 kasus penipuan bermodus penggandaan identitas kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dari seluruh dunia terjadi di Indonesia. Nusantara rupanya menjadi ladang bagi para penipu asing untuk mendapatkan keuntungan. Modus penggandaan identitas ini disebut juga dengan skimming. Skimming terjadi ketika seseorang menggandakan identitas pengguna berdasarkan strip magnet kartu ATM secara ilegal. Data jumlah penipuan itu disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri, Brigadir Jenderal Victor Simanjuntak, Kamis (2/7), usai berdiskusi dengan Kepolisian Uni Eropa atau Europol di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan. "Tadi kami membahas mengenai bagaimana mereka (Europol) melakukan penanggulangan atau pencegahan kejahatan skimming ini di Uni Eropa. Di antaranya mereka menggunakan chip pada kartu ATM, juga membatasi penggunaan kartu ATM di negaranya," kata Victor. Perwakilan Europol, Jozsef Habenicht, mengatakan karena 156 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
di negara-negara Uni Eropa transaksi perbankan ATM diotorisasi menggunakan chip, alih-alih strip magnet, modus skimming tidak bisa lagi dilakukan. Oleh karena itu para penipu kemudian bermigrasi ke negara-negara yang masih menggunakan strip magnet untuk bertransaksi seperti Indonesia. "Ini semua karena kami menggunakan chip, penipu tidak bisa menarik tunai di Eropa. Mereka memulai skimming di negara-negara Eropa, tapi jadi kerugian bagi negara-negara seperti Indonesia," kata Habenicht. Selain berdiskusi dengan Europol, Kepolisian juga mengundang tujuh bank sebagai perwakilan penerap teknologi ATM di Indonesia. Kepolisian menjelaskan bagaimana negara-negara Eropa menggunakan chip untuk mencegah skimming dan mengimbau Bank Indonesia untuk menggunakan teknologi serupa. Sejauh ini Polri baru berhasil mengungkap tiga kasus, di antaranya kasus dengan pelaku orang Malaysia pada Februari 2014, pelaku orang Srilanka pada Mei 2014, dan pelaku orang Bulgaria baru-baru ini. Warga negara Bulgaria tersebut adalah IIT. Dia diduga men157 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
curi uang dari sejumlah warga asing yang sedang berlibur ke Bali. IIT dibantu ketiga temannya – yang saat ini buron – mengincar warga asing. Warga asing diincar karena cenderung tidak mengecek rekening mereka, setidaknya sampai kembali ke negara asal. IIT telah melakukan penipuan terhadap 560 warga asing yang mayoritas berasal dari Eropa dan pernah berlibur ke Bali. Atas perbuatannya, IIT dikenakan Pasal 362, 363, 406 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 30 jo Pasal 46 atau Pasal 32 jo Pasal 48 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta Pasal 3, 4, 5, dan 10 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan hukuman maksimal delapan tahun penjara. Sumber Berita : CNN INDONESIA. Senin, 27 Juni 2016 Diposkan oleh Wilyanus Simanjuntak di 20.19
158 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
KORUPSI CSR PERTAMINA, BARESKRIM TEMUKAN RELAWAN FIKTIF
Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menggeledah kantor Pertamina Foundation terkait kasus korupsi dana corporate social responsibility Pertamina sepanjang 2012-2014 di kawasan Simprug, Jakarta, 01 September 2015. Kerugian negara dalam korupsi ini sebesar Rp 126 Milliar dari total nilai proyek Rp 256 Miliiar. TEMPO/Dian Triyuli Handoko 159 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Edi Simanjuntak mengatakan penyidik Badan Reserse Kriminal telah menyita banyak dokumen dari kantor Pertamina Foundation terkait dengan program penanaman 100 juta pohon. Program itu didanai dengan dana corporate social responsibility Pertamina dan diduga telah diselewengkan. Victor mengatakan penyidik telah menemukan bukti kuat adanya pelanggaran dalam pelaksanaan program itu. "Ada relawan yang fiktif," kata Victor di Bareskrim, Rabu, 2 September 2015. Penyidik menyita surat pengajuan relawan, kontrak dengan
relawan,
dan
bukti-bukti
pembayarannya dari
Pertamina Foundation. Dokumen tersebut, kata Victor, akan diklarifikasi
dengan
temuan
lapangan.
Penyidik
akan
mengecek alamat relawan, membandingkan tanda tangan di bukti pembayaran, dan memeriksa kesesuaian nomor rekening relawan dengan rekening tujuan transfer. "Kami akan periksa apakah ada relawan atau diada-adakan," ujar Victor. 160 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Selain relawan fiktif, penyidik juga menemukan ada penggelembungan anggaran untuk pengadaan pohon. Nilai satu batang pohon yang dianggarkan lebih besar dibanding yang diberikan pada penanam pohon. Penyelewengan dana yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 126 miliar itu tertutupi oleh laporan yang baik. "Di laporan baik-baik saja tapi faktanya tak seperti itu," ucap Victor. Pekan depan, Bareskrim menjadwalkan pemanggilan calon tersangka. Polisi memang sudah mengantongi satu nama yang diduga keras telah melanggar hukum dalam pengelolaan program 100 juta pohon itu. "Kami akan periksa sebagai saksi dulu, baru sebagai tersangka," kata Victor. Sejak dua bulan lalu, Bareskrim menyelidiki kasus penyalahgunaan anggaran di tubuh Pertamina Foundation berdasarkan penyelewengan
laporan terjadi
masyarakat. sepanjang
Victor
menyebut
2012-2014.
Lembaga
pengelola dana CSR Pertamina ini menggagas sejumlah proyek yaitu Gerakan Menabung 100 Juta Pohon, Sekolah Sobat 161 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Bumi, Beasiswa Sobat Bumi, dan Sekolah Sepak Bola Pertamina. Total dana yang dianggarkan adalah Rp 256 miliar. Pada rentang 2012-2014, Pertamina Foundation dipimpin oleh Direktur Eksekutif Nina Nurlina Pramono. Menurut situs resmi Pertamina Foundation, Nina menjabat dari Januari 2011 hingga akhir 2014. Dalam penggeledahan pada Selasa siang, Bareskrim memeriksa empat ruangan di kantor Pertamina Foundation. Salah satunya adalah ruang direktur yang pernah ditempati Nina. Selain itu, penyidik juga menggeledah ruang bendahara, ruang pendataan serta ruang perencanaan. Sumber Berita : Tempo Diposkan Oleh Wilyanus Simanjuntak Di 12.24
162 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
BARESKRIM POLRI UNGKAP KASUS UANG PALSU SENILAI RP 16 TRILIUN LEBIH
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengungkap kasus uang palsu. Uang palsu dari berbagai mata 163 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
uang asing yang disebut setara Rp 16 triliun berhasil diamankan sebelum diedarkan. "Kalau dirupiahkan setara Rp 16 Triliun lebih," kata Direkrur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Kombes Victor Simanjuntak saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (9/10/2015). Empat tersangka berhasil diamankan dalam pengungkapan ini. Mereka adalah AAF sebagai pencetak, T sebagai pemodal, MMS dan MM sebagai pengedar. Mereka ditangkap di dua tempat berbeda, yakni Ciampea, Bogor, Jawa Barat dan Tangerang Selatan, Banten pada pengungkapan sejak 25 Februari hingga akhir Maret 2015. "Uang ini dicetak dengan komputer. Di sini ada alatnya. Dua unit printer Epson. Satu printer berwarna. Satu cutter. Satu Penggaris besi. Satu kaca alas pemotong. Satu kertas krem. Satu kertas merah. Satu senter UV. Satu rumah pisau cutter merah," kata Victor. Victor menjelaskan, modus para tersangka dalam memproduksi uang palsu terkait dengan Afta atau perdagangan 164 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
bebas tahun 2015. Karena banyaknya orang asing yang akan masuk ke Indonesia, para tersangka menganggap akan mudah dipasarkan. "Maka dia mencetak uang ini dengan harapan kalau 10 persen saja laku dia mendapat Rp 1,6 triliun. Modal mereka Rp 30 juta," papar Victor. Di antara uang asing yang dipalsukan para tersangka yaitu, dollar Amerika, dollar Singapura, uang Malaya and British Borneo, uang Kanada, uang Brunei Darussalam, gulden Belanda, euro, uang Hong Kong, dan Duetsche Bundes Bank. Akibat perbuatannya, para tersangka dijerat pasal 244, pasal 245 Junto pasal 55 KUHP. Sumber Berita : DETIK NEWS Diposkan oleh Wilyanus Simanjuntak di 12.09
165 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
"MALWARE" PENCURI UANG BEREDAR DI INDONESIA, BAGAIMANA MENANGKALNYA?
BrigjenPol. Victor Simanjuntak
Polisi mengungkap pola pencurian uang nasabah yang dilakukan sindikat internasional dengan menggunakan virus atau malware. 167 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Dalam sebulan, 300 nasabah menjadi korban dan kerugiannya ditaksir mencapai Rp 130 miliar. Bagaimana mencegah aksi malware pencuri uang tersebut? Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Victor Edi Simanjuntak mengatakan, kunci masuk para pelaku beraksi adalah virus itu sendiri. Lewat malware, pelaku dengan leluasa mengintip password akun internet banking nasabah dan mampu membelokkan arah transaksi keuangan. "Ada dua hal kenapa pencurian ini bisa terjadi. Pertama, nasabah tidak memahami benar bagaimana penggunaan internet banking yang aman," ujar Victor dalam konferensi persnya di ruang rapat Dirtipideksus Bareskrim Polri, Senin (13/4/2015) kemarin. Kedua, nasabah ceroboh dalam mengunduh software. Sebab, malwareitu terdapat di dalam iklan software palsu internet banking yang kerap muncul di sejumlah laman situs di dunia maya. Software asli yang dikeluarkan oleh bank, ujar Victor, tentu sudah dilengkapi pengaman virus. 168 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
"Saran penyidik, jangan lagi ada yang mengunduh program software di laman-laman internet yang tidak bisa kita pastikan keasliannya. Beli software yang pasti-pasti saja dari bank," ujar Victor. Selain mengejar pelaku berkewarganegaraan asing, saat ini kepolisian juga tengah mencari cara bagaimana menghentikan kemunculan iklan aplikasi internet banking di sejumlah laman internet. Victor menyebutkan, kunci menghindari aksi kejahatan sindikat malware ini adalah ketelitian nasabah sendiri. "Karena kami meyakini saat ini pun virus itu masih ada di internet dan entah sudah berapa korban yang bertambah saat ini. Harus hati-hati," ujar Victor. Subdirektorat Cyber Crime Badan Reserse Kriminal Polri tengah mengusut kasus pencurian uang nasabah yang marak terjadi di Jakarta. Berdasarkan penyelidikan sementara, pelaku menggunakan sebuah virus malware demi keberhasilan aksinya. Virus itu disebarkan ke ponsel nasabah melalui iklan-iklan aplikasi palsu internet banking yang kerap muncul di sejumlah laman internet. Ketika nasabah mengunduh software palsu itu, 169 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
otomatis malware masuk ke ponsel nasabah. Virus itu pun memanipulasi tampilan laman internet banking, seolah-olah laman tersebut benar-benar berasal dari bank nasabah. "Padahal tidak. Begitu virus itu masuk, pelaku yang mengendalikan. Tampilan di layar dibuat persis sama seperti program bank. Jadi, seolah-olah, si nasabah tengah berinteraksi dengan program bank, padahal ke pelaku," ujar Victor. Begitu pelaku sudah mengendalikan program internet banking nasabah, dengan mudah dia mengetahui kode rahasia rekening nasabah. Namun, si pelaku tidak menguras rekening nasabah. Dia hanya membelokkan arah uang jika nasabah yang telah melakukan transaksi keuangan. Sejauh ini, sudah ada sekitar 300 nasabah yang menjadi korban. Adapun total kerugian mencapai Rp 130 miliar. Dari tiga bank, ada bank yang bersedia mengganti kerugian nasabah, tetapi ada juga yang tidak. Penyidik bekerja sama dengan interpol untuk memburu pelaku. Sumber Berita : KOMPAS.COM. Rabu, 22 Juni 2016 Diposkan oleh Wilyanus Simanjuntak di 22.13 170 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
EKS PEJABAT BARESKRIM POLRI MINTA PANSUS DALAMI KASUS HUKUM PELINDO
Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II DPR RI mengundang Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Mabes Polri, Brigjen Pol Victor Simanjuntak. 171 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Victor diminta menjelaskan kasus Pelindo II saat bertugas di Bareskrim Mabes Polri. Dalam rapat tersebut, Victor meminta Pansus Pelindo II mendalami sejumlah kasus yang terjadi di perusahaan plat merah itu. "Kasus mobile crane hanya pintu masuk saja, kasus-kasus lain harus dibuka dan jangan dipermasalahkan karena sudah ada audit BPK namun harus dipertanggung jawabkan," kata Victor diruang rapat Pelindo II, Jakarta, Rabu (21/10/2015). Dia mencontohkan kasus konsesi perusahan Hong Kong Hutchinson Port Holdings (HPH) dalam mengelola pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal (JICT). Jenderal Bintang I menilai, banyak kasus-kasus di Pelindo II apabila ada komitmen untuk menuntaskannya maka akan terungkap. "Kalau mau memperbaiki Pelindo II maka harus ditindak dahulu. Saya tidak bisa menaksir total kerugian negara di Pelindo II karena yang menentukan adalah KPK," ujarnya. Ia pun mengaku tidak ada intervensi dari pihak manapun dalam penanganan kasus Pelindo II. Namun dalam rapat pansus 172 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
itu, dirinya mengungkapkan bahwa dirinya dihalang-halangi Direktur Utama R.J Lino saat Bareskrim menggeledah kantor Pelindo II. "Tadi ketika rapat, saya sampaikan bahwa ketika kami menggeledah dihalang-halangi Pak Lino lalu beliau menelpon Pak Sofyan Djalil," katanya. Saat itu, Victor menjelaskan kepada Dirut Pelindo II itu bahwa dirinya membawa dokumen penggeledahan termasuk surat pengadilan untuk menggeledah. "Saya bekerja berdasarkan undang-undang," imbuh Victor. Diposkan oleh Wilyanus Simanjuntak di 13.49 Minggu, 19 Juni 2016
173 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
PENDAPAT BUWAS SOAL 'PENSIUN DINI' BRIGJEN VICTOR SIMANJUNTAK
Komjen Pol Budi Waseso. (SINDOphoto) 175 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Nama Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Brigjen Pol Victor Simanjuntak masuk dalam Telegram Rahasia (TR) yang diganti dari jabatannya di Bareskrim Mabes Polri. Posisi Victor digantikan oleh Brigjen Pol Bambang Wasito. Victor bisa dianggap 'orang kedua' setelah Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso yang dianggap berprestasi mengungkap sejumlah kasus-kasus besar tindak pidana khusus (korupsi). Namun, beredar kabar Victor memutuskan pensiun dini karena Budi Waseso atau akrab disapa Buwas sudah tak lagi menjabat Kabareskrim. Menanggapi hal itu, Buwas meminta agar masa pensiun Victor tak dihubungkan dengan proses mutasi dirinya. "Pak Victor memang sudah waktunya pensiun. Tidak masalah ya, itu biasa saja karena itu prosedural," ujar Buwas di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/9/2015). Buwas menolak jika ada anggapan bahwa bawahannya tersebut telah dipensiunkan dini. Jenderal bintang tiga itu menegaskan bahwa Victor sudah masuk masa pensiun. 176 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a
.
Saat dikonfirmasi soal rencana pensiun Victor yang berbarengan dengan proses mutasi dirinya, Buwas mengaku hal tersebut hanya sebuah kebetulan saja. "Ya secara kebetulan berbarengan," tukasnya. Seperti diberitakan, sebanyak 71 Pati dan Pamen Polri dimutasi dari jabatannya. Dari jumlah tersebut, ada pertukaran jabatan Kabareskrim yang sebelumnya dijabat Buwas akan digantikan oleh Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar. Sementara Buwas mendapat tugas barunya sebagai Kepala BNN. Bersamaan dengan itu, Victor berhenti dari jabatan Dirtipideksus karena masuk masa pensiun. Sumber Berita : SINDONEWS.COM
177 | V i c t o r D a l a m B e r i t a M e d i a