VI, PEMBAHASAN
Pertelitian dilakukan pada a r d h t a n alrtm hujan tropis, yaitu ~ e a fhutan yang k s u h u t i n e sepanjang tahun dan benifim b d . Pada lokasi &tian
ter-
304 macam jenis pokon (lihstt hmpixan Vf. 1) yang m e r u m c k i khas katl;lposisi htan yang terdapat pada hutan hujan tropi-s, y a h terdrtpat 6my& jeRis p h n pada hutan hujan tropis. Hal ini xjalan deng-an yang d i s t m p k n oleh
Prance f1986), Remijn ( t 975) dm Gentry (1932, daiam Prance, 1986). Jenis t
d
twdiri dari gleiml, kambis-ol, regosol, podsolik dan &sisol ymg merupakan jenis tanah yang terdapat pada daerah hujan tropis Keadaan hutan dapat dilihat pada stereogram pada Lampiran Gambar 2. d m
potret pada Lampiran G a m h 3. Dari stereogram dapat dilihat t t w a penutupan
tajuk hutan cukup rapat dengan diameter tajuk kecii sampai besar. Dari potret dapat dIifmt komposisi pohm dari kecil sampai besar yang merupakan ciri dari hutan alam. Perhitungan Volume
'
Perhitungan volume setiap petak pengamatan dilakukan dengan menjudahkan volume pohon-pohon yang terdapat dalam petak yang bersangkutan dengan menggunakan rumus V=1/4d2t0.6, dimana V
= vohme
pohon; d
= diameter po-
hon setinggi dada (em);t = tinggi pohon sampai cabang pertama ddarn meter d m 0.6 adalah angka bentuk. Volume pohon per hektar yaitu volume pohon per petak
dikalikan 1/0.2 (0.2 adalah luas petak 0.2 ha). Pemakaian angka bentuk 0.6 untuk
penghtungan volume pohon pada
huttin hujan i r q x s di-
atas
hasil-m
penelitian yang telah clddc&q yang nxxqmn* dai0.58 - 0.63.
di.hk&m pengujiaa de-
Sebelum angka bent& 0.6 d ipw teddih &ulu
h i 1 pehhmgm volume setiap pohon muhi yang ber-
ngan cam nxmban*
&meter I0 cm 98mpai 130 an dengan-rumus@Lamp&
V.3 dgn dengan cara
~ T a b d V o l u J m e ~ ~ . & b e r a p ~ R a y u - ~ H 1991. Pengujianclhkuhndatipengamatanw-
p;rtsil€a&mmWTirmK-
sarqpn dagm kriteria uji 4. Dmi Basil d s i s ternyata t-hitrmg (U.BE&) Mih
k d d a r i t4abddefIga.ua=0.05fl.98),sehmggadgpat dis+*bahmtidak a
r
t
a
~
h
a
s
i
l
~
v
o
l
~
~
d
e
n
g
a
n
tuk 0.6dm dengm meqpm&m TaM Volume L&al 1991, s e h q g a anglca bentuk 0.6 dapat d i p h
~~~~volume pohon drrlnm penelitian ini.
Dengan dernikian pemakatan an&
bentuk 0.60 mtuk mmghtmg volume
pohon dalam penelitian ini dapat dipertanggunglawabkan. Pertetaan Hasil Pemiiihan Model dan Cara Pendekatannya
StraWikasi hutan untuk pengambilan contoh yang dilakukan dengan bantuan potret udara berdasarkan kriteria penuhrpan tajuk, diameter tajuk dan tmggi @on
rata-rata bertujuan untuk mendapatkan stratum hutan Rlnm hujan tropis yang lebih homogen bifamana dibadq&m dengan hutan atam hujan tropis secanr keselunrhan sebergai matu populasi. Dengan didapatkannya stratum hutan yang lebih homogen sebagai subpopulasi, maka k m g m besamya volume tegakan d a b setiap
stratum hutan &an lebih kecil daripada keragaman volume tegakan antar strata
hutan.
~
~
b
cmt-oh ditakukm &ngam era
Dal.m pmditian bi, penpaafsiriran
potret &a
&a
dan g e ~ g u k a nkerapabn tqdi (C), diaineta tajuk (D)
h n t i e poi3rm mta-rata(ff)dai pet& pqpm&sa. K e q a t a n Qapat ~ ~ diuklrr pda gotret ubara, berpeagrwlh teshariap g m - k m h b tegikan butan. P A kernpatan ymg l&h tin& tin&& perhrmbuhnya m a s k g - k g pehon lambat
r n e s k i p a n j u . r d a h ~ b u h m ~ ~ ~ ~ ~ ( D c t v i s d
f h s o n , 1987). Diameter &juk dqmt dipeqpn&an u@&
clkme
ter pohon (Remijn, 1975) dan diameter @CHI
ini merupakm dimensi pdxm yang
penting ddam m e n e n t u k tto;limrerrj%
tinggi ditn bs&k pehua. lktun-
buhan &ggi pohm menandakan g m t u k b &pdwn prig herKerapatan tzjuk d i u h r &4anrsatuan perserr (%$ dan &hgi-menja& C 1 (10 40 %), C2 (41 - 70 %) d m C3 (71
- 100 %).
Diameter ta&
c t i h d a b satuan
meter dan dibagi menjadi Dl (< I0 m), D2 (1 0 - 20 m) dm D3 (>20 m). Sedangkan tin@ pohon rata-rata diukw d d m satuan meter d m & b e menjadi 341 (10 20 m), H2 (21 - 30 m) dan H3 (>3Q m). Stratum hutan dkerrtukan bedasarkan kriteria CHD. Berdasarkan penafsiran potret udara, ared penelitian terdiri dari strata hutan C IHlD1, ClH2D1, C2H2D2, C2H2D3, C3H2Dl. Hasil pengamatan dari pngambilan contoh pada strata hutan ClHlDl, C 1H2D 1, C2H2D2, C2H2D3 dan C3H2D 1 dipergunakan untuk stratifikasi hutan berdasarkan kriteria klas lereng, tinggi tempat dari pennukaan laut dan arah lereng. Klasifikasi hutan berdasarkan kriteria CHD tidak dipergunakan untuk pembentukan model dalam penelitian ini, karena peubah C, H dan D dipergunakan sebagai peubah bebas dalam pmbentukan model selain peubah banyaknya tajuk. Kalau CHD dipergunakan sebagai kriteria stratifikasi hutan, maka hal ini hanya merupakan penyekatm dan bukan stratifikasi.
Stratitikasi hutan badasarkan fiteria khs k e n g terdiri dari
h m Li
(PA- 8%), L2 (8% - Is%),L3 (15% - 25%), L4 (25% - 49%) c h iLS (>450/a). Stsatifhsi ini d i l a k u h @an
pehmbmgaa M w a kernirisgan b x g mmpu-
nysti pengaruh terhadap pxtumbub @on
sepeA pang &emukdm deh Me.
Comb (195 1) serta Graney d m Ferguson (197 1) ( d h Soedomo, 1984). D&
kiiiE3 juga y q dikemhkan deh MORK) ( 19849 dm Sak-o
( 19Tq.
laut dilakukan dengan pertimbarrga~b h a tinggi tempat tumbh a h a mempgawhi keadaan Ikgkungan tempat tumbuh drtn keadaan- 1 lai akan mempengadi pertumbuharr pdtoa. Hal ini s e j b den-
tempat mmb&
ymg dikernu-
kakm oleh Soedomo (19841, R~binh Smitb (-M) (d;tlanl L o q p m dan Jedc, 1987). Stratifikasi hutan berdasarkan kriteria ini terdiri dari strata hutan T 1 (0 - 40 m), T2 (40 m - 80 m), T3 (80 m - 120 m) dan T4 (120m - 160m). Stratifikasi hutan berdasarkan arah lereng dilakukan dengan pertinhangan bahwa arah lereng mempengmhi perturnbuhan pohon melalui perbedaan intensitas sinar matahari pada arah lereng yang berbeda dan penentuan arah lereng pada potret udara dapat dilakukan dengan relatif lebih mudah. Stratifikasi hutan berdasarkan arah kreng ini dilakukan dengan melihat hasil pengarnatan dan pengukuran arah lereng di lapangan dan terdiri dari empat stratum hutan, yaitu Al, A2, A3 dan A4. Stratum hutan A1 terletak pada daerah dengan arah lereng 45" - 135", stratum hutan A2 135" - 225", stratum hutan A3 225" - 3 15" dan stratum hutan A4 3 15" - 45". Pembentukan Model Model volume tegakan potret udara yang dikembangkan dalarn penelitian ini merupakan fbngsi peaumbuhan, sehingga beberapa bentuk model matematika yang
n x mh ~gi p e i t u m h h dig;Ekai sebagai mode1 hrpotetis
&asa dpdm UDI&
Bdxxkl-m&
£hqpvchmx tegakzm
matamtihi ymg sama di@an
@a se-
t&~ stmtum h t a n pada stmtdikasi hyang bersangkutan ulatuk melihrrt konsis-
ten& cEirn ISO&-&~
tersebut.
W m a c l e l matmartika yang dicchakan tmdiri dari regresi linier berganda,
darr
&sgw&1-
e. M o d e I - d d ini diiobdcan &iff
mpa s-hztskasi rxmqRs y m d - d ddxntuk ~
(%k w
w (%A
(X,). Hal Eni
a
q a
_
p&
area4 b a n
~Pa&. meal fiatm w p a !jm&acasi n pehah-peubah ~ bebas n pewtugan ~ t+&
taj& -~ztt;a-rzta(&)dan tin@ tegztkm rat^
~nt& n x 3 h t p a m n peubah-peubah tersebut d d i m
t i q & ymg Zmk. Dmgan melakukan a n h i s stepwise rmtuk mencari p u b a h - p e u U w i n g &dam p d e n t u k a n model d i k e t b i b&wa pbah-peubah X, dan X , bergeran secara nyata ddam model-model pada hutan tanpa stratifikasi.
Tetapi model-model yang terbentuk kurang andal $a dibandingkan dengan model-
modd yang terbentuk pada hutan dmgan stratifikasi, karena memiliki nilai @ 47.32% - 50.22%. Pada areal hutan dengan stratifikasi, modei-model rtibentuk den-
gan menggunakan peubah-peubah bebas X,, X,, X, dan X4(peubah-peubah keadaan tegakan), karena peubah keadaan tempat tumbuh
(T,&, X, dan X,) dipergu-
nakan untuk kriteria stratifikasi hutan. Dengan melakukan analisis steppwise, ternyata peubah-peubah X, dan X, berperan secitra nyata dalam pembentukan model-model pada hutan dengan stratifikasi. Pemilihan Model Dari hasil analisis terhadap model-model yang dicobakan, diperoleh gambaran secara umum bahwa model-model yang diperoleh pada hutan tanpa stratifikasi
kurang andal dan model-model terbaik yang diterima untuk setiap stratum hutan
h i 1 andisis model volume kgakanpokt whim seearal-
&pat d d h t
pada Tabel V.3, V.4, V.6 dan V.8. Setem dibhkm bakqai ltji ket*
keabsahan d m b u d a h a n penggumurn model, malrJl chpemleh d l - m a d e 1 volume tegakan w udara bag setiap stratum hutan sepe141yang temmhm pada
Tabel V. 10 sampai &ngm V. 12. Model-model volume tegakan pottet udara terbaik uptuk hutan tanpa stratifi-
h i tidak ada, karerm model-model yang t h t u k kurang andal. Pada strata hutan
t r e r d a s a r k a n ~ k l a s ~ ~ 1 e h d u a m a c a m ~ l y a n g ~ ~ g d strata hutan bePdasarkan kriteria ti&
tempat diperoleh dua macam model dan
pa& strata hutan b e r h m h n kriteria arah 1-
dipemleh satu macam model.
Dengan iidak adanya model yang terpilih pada hutan tanpa stratitikasi dan &ngan
krpdihya lebih dari satu macam model p d a hutan deagan sttatifikmi, menrpakcta petunjuk bahwa inventarisasi hutan hujan tropis memerlukan stratifhii clan setiap stratum mtrnerfukan model tertentu
U&& memilih kriterk t d a i k yang 8'tpergunakan urrtuk s t d & h & hutan
dam hqan trapis dt7;tkukan pemkntukan d d - W dmi 50 set c o d p n g seaera acak dafi 143 set data pmgam&m sehgai p&si
$&
uhngm.
sebanyak 30
P 6 1 4 m corrtoh &hGukan dari setraran binom, karena ~ i a ufarrgan p
-
d i d dari 143 set da~ayang sarna (dengan pemuliim).
model-model l i n k ,
Data dari d a p ulangan diprgrnakan mtuk
taj& (XI), judah tajuk (%), diameter tajuk &-rata
rata-&--(XJ.
IbMef-moM c b m l ~ kb a k u&
.(%) dm tinggi tegakan
hutan tiMpa str-i
(6) mu-
pun dmgaa Stfa-fifikasi berdasarkan Immg (L,, L,b,L, dan L,), tinggi tempat dari
pemdaa-l;rut (T,, T,, T, dan T,)
dSgrliR m&1
&XI
xah kreng (A,,
4, A, dm Ad. K
d a n
terbaik dari hutan tanpa stratifikasi dm dari masing-masing krbria
str&If&asi berdasarkan nilai koefisien deterrninasi (R2) terboboti. Dari setiap ulangan alcan dipilih kriteria stratifikasi terbaik, yaitu kriteria klasifikasi yang rnenghasilkan model dertgan nilai R2 terboboti tertinggi. Hasil pemilihan kriteria terbaik disajikan pada tabel VI . I .
Dari Tabef VI. 1 dapat disusan t&l kkumsi seperti Tabel VL2 kmikut. Tabd VI.2 FT&&
Nilai Terbaik dari Kriteria Stratifikasi
WTEFUA STRATIFEASI
NO
FREKUENSI
FREKUENSi N1SBl
1
Tanpa stratifikasi (G)
0
0.00
2
hrmg (L)
12
0.40
3
Tkgg~-tempstdaiperanilh~O Arab- lereng (A)
3
Q.10
15
0.50
30
1.06
4
Untuk m e d A k r i d stratifihsi terbilli pertma-tama di1alrukan pengujkn mtzm cara stratim
stratifikasi yang mempunyzi nilai fi-ekuemi nisbi terbesar dengan w a stra-
tifikasi lainnya. Pengujian dilakukan dengan kaidah binomial, yaitu pengujian praporsi dengan menggunakan uji sebagai berikut : H, : P = 0.5 lawan H, : P # 8.5. Uji statistik yang digunakan adalah :
Po - P (hampiran normal)
Z=
.
t/ (P(1 -P)/n)
P
= proporsi
hipotesis
Po = proporsi pengamatan n
= banyaknya pengamatan
Kriteria penolakan H, yaitu apabila 12-hitungl 2 Z-tabel. Pengujian antarrt tanpa stratifikasi dengan stratifikasi menghasilkan Z-hitung =
-5.477 (Z-tabel
=
I .96) dengan peluang nyata = 2.160 E-' sehingga H,, ditolak.
Dengan demikian tanpa stratifikasi tidak sarna baiknya dengan stratifikasi dan kalau
diT& nisi frekaemi timp-a sfratiflkasi yang no1 ( 0 ) dapat disimpuTkan k h strati-
fFkasi l&ib bak dirri tanpa strati&afi. PiznguW antam ~ F kdasarkan-mah W kereng dmgm statif&& berda-
s a r b ti*
tanpa& $ari permukaztn hut menghasilkanZ-htung
1.%+h g a n pelumg nyata 2.339 E
-3,
sehingga H, ditoiak. Stratifikasi berdasar-
sfratSkaG berdasrkan amb l e r e ~ g(1 5) kbih h k dari stra-si
Pengujian ant=
= 2.828 (Z-tabel=
W&
ting-
stratif&& hdasarkanarah k e n g dan stdfikasi kdaar-
kan iereng menghasilican Z-Mung = 0.573 @-tam
=
1.96) dengan pehq nyata
0.2'8 17, sehingga Hoditerima. Dengan demikian stratifikasi berdawkm ar&-lereng tidak be*
dengrtn-strataiaasi berdasarkan lereng. Apabila dilihat nil6 fiekuensi
dari Tabel VI.2, arah lermg (15) lebih baik dari lereng (12). Pengujian antam stratifikasi bedasarkan lereng dan stratimcasi berdasarkan tinggi tempat dari permukaan laut menghafilkan Z-hitung 2.324 (Z-tabel
=
1.96)
dengan peluang nyata 0.0101, sehingga Hoditolak. Dengan demikian stratifikasi berdasarkan lereng berbeda dengan stratifikasi berdasarkk tinggi tempat dari permukaan laut. Apabila dilihat nilai fiekuensi dari Tabel VI.2 dapat disimpulkan bahwa stratifikasi berdasarkan lereng (12) lebih baik dari stratifikasi berdasarkan tinggi tempat dari permukaan laut (3). Apabila pemilihan kriteria stratifikasi pada Tabel VI. 1 tidak berdasarkan nilai
R2 terboboti tertinggi dari setiap ulangan, tetapi berdasarkan nilai R2 terboboti yang nilainya$0.6, maka akan diperoleh nilai frekuensi R~terboboti terpilih sebanyak 10 untuk tanpa stratifikasi, 27 untuk kriteria lereng, 16 untuk kriteria tinggi tempat dan 27 untuk kriteria arah lereng. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kriteria xah
I e r q &au keng Wh. b i k dari kriteiia tbggi ternpat dm t a n p skatifikasi, sedarrg kriteria ltrah k e a g sama 6aiLqa dagan kriteria keng.
Meskipun hasii peq#il~ metamj-
bahwa stzatifikasi b c x k x b a d
I m g sama baiknya deagaa stratiflbi tSec8asarkan kreng, t e t e txmkukm kepraktisan, k r M arah lereng lebih pxak+xdaripada kiteria lerertg, kxxma pengi-
baa-arA ke~gprtdzpotre uds-h
nad& dmpada p e q p h a m iereng.
M ? d * t * @ d m a ~ b e r ~ ~ ~ ~ t e r -
bentuk dari p d i i h - w a h bebas jud& tapk (XJ dm Pada strahrm AI (d -1
45" - 135"), modef ifiingsi v o h e &+galcanyang
terpilih tedxmtdc dari pet&& betas judah @uk
iX,), karma X4 setel&-rmasi
p d o n rata-rata (Xd.
(X2) dm hggi phm rata;rata
Iogmhnik mempmpi kordasi linier y a ~ gter-
besar (0.713) terhadap volume (Y) dkmhri3 X, ( p u t u p a n tajuk), X, ()ud&tajuk) dan X, (diameter tajuk rata-rata). Korelstsi tinier peubah Y dengan pet&&
X, terke-
cil (-O.[K)5), sehingga peubah X, terpilih mtuk membentuk model bama-sama peubah X4. Sedmgpeubah X, dan X, diwakili oleh peubah X,. (Lihat Tabel W.3).
Tabel VI.3 Korelasi Linier Antar Peubah Pada Stratum Al (45" - 135")
Kisaran, rataan, ragarn dan koefisien keragaman data peubah bebas pada stratum AI dapat diEhat pada Tabef W.4.
Tab1 VI.4 Kwuaq R a w Ragam dan K Kcmgaaxm Data k d d Ekh ~ Pada S t r a b Al(45" ~ ~ ~ - 1357 Peubah
/ I *
1-2
Jumlah talus per ha (X,)
I TI-~I
pohon isfa-rate (m) (XJ
/1
K~sam
I
wean
730-440
1
22854
14 - 3
I
I
26 M
Bruri T M Vi.4 &pat dibhd b&wa pa&&
/
Ragen
1
3OC)OM
I
27 40 -
/
Md*m kefagamen
1
1
23 96
1
I
2013
I
1
yang membeatuk EWXH pada
atr;rtum A1 adalah pubah X,
~~130-440 tajuk perhdck d m p-
-&X,
m dengan Msiea hmgamm p a g cuEmp kecil
d e q m kisarrtn 14-38
meskg=mgsing 23.96% d m 20.13 7 ~ Makl . berMx pada n h i X,
Pada stratum A2 (d iereng 135" - 225") d
y q terpilit1 terbahk dari peubaB b
l fUngsi volume tegakan
s jlrmlah tajuk per
hektar (XJ dan tmgg
pohon rata-rata (XJ. Hal ini dapat dijehskan dengan melihat nilai korelasi l i n k antar peuW pda T&l
W.S.
Tabel VI.5 Korelasi Linier AntarPeubah Pada Stratum A2 (1 35' - 225")
Peubah X, fnempunyai karelasi linier den8811peubah Y terbesar (0.882) dibandlngkm dengm peuw-peubah X,,X, dan X, sehigga terpihh dalm membentuk model. Korelasi linier peuW Y dengan peubah X,terkwil(0.2 15) sehmgga
p d a b X, yang
+libtmtuk rweTlEbeatuk model bemama--
d a g a f ~pedda X,.
S e k a g pea&& X,dm X, t+iw&% of& peu$;lfi X,..
~ - % n , r & a a n , ~ ~ k ~ k e ~ & a p e u b $ turn A2dqst d i m pads T M W.S.
Dari Tabel W.6 dapat d i i i h b a h a pabah ymg nmhmtuk m d pa& stratum A 2 adalah pwbah X, dengan Idsaran 95-440 tajuk per h e h u dan peuW
X4de~gankisaran 17-52 m dengan koefSsien keragaman yang cukup h i 1 masingmasing 25.84% dm 24.86%. Model berlaku padii nil& X, d m X, dalam batas kisaran ini. Pada stratum A3 (arah lereng 225" - 315"), model fbngsi volume tegakan yang terpilih terbentuk dari peubah bebas jumlah tajuk per hektar (XJ dan tinggi pohon rata-rata (Xb.Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat nilai korelasi linier antara peubah pada Tabel W.7. Tabel VI.7.Korelasi Linier Antar Peubah Pada Stratum A3 (225" - 3 15")
Peubah X, mempunyai korelasi linier dengan peubah Y terbesar (0.913) dibandingkan dengan peubah-peubah X, X, dan X,, sehirrgga terpikk daiam m b e n tuk model. Korelasi linier peubah Y dengan peubah X, terkecil (0.148), sehingga peubah X,yang terpilih entuk membentuk model bersarna-sama peubah X,. Sedang peubah XI dan X, diwakili oleh peubah X,.
Kisaran, ratan, ragam dan koefisien keragaman data peubah bebas pa& stratum A3 dapat dilihat pada Tabel VI. 8. Tabel VI.8 Kisaran, Rataan, Ragam dan Koefisien Keragaman Data Peubah Bebas Pada Stratum A3 (225" - 3 1 5") No
Kisam
Peubah
Rataan
Ragam
Koefgien keragaman (%)
1
Jumlah tajuk per ha (XJ
2
TWCPpahan~bm(m)(X3,
36-500
2W.38
386029
28.32
11 -47
27.72
55.20
26.79
Dai Taw VI.8 dapt &ihat k&wa peubah yang medm&& mudd pa& stratum A 2 addah @&
XZ dr:ngan k i s m - 35-500 tap& per he*
dm pub&
X, diesgaakhrim 11-47 m dntgan k d k i m k a g m eukrrp kecil masing-maskg 28.32026 b 2 6 . 7 % * W k l i d c u pad;rik & d m X , ~ B a % a s k a n i f f i .
E ' a & ~ 8 4 * a P l k e n g 3 t . P - ~ v ) + dt e~g ra k~m w g teqdih kr$esthik dari gersbeEBbebm jnmtab W k per kktm (X,) dsM tratw-itta (X,).Hal ini ka;ttbjelaskan Bsmft@
w VI.9.
pohm
d h i a nib& h i a s i Linier antarpeu-
Tabel VI.9 Korelasi Linier Antar Peubah Pada Stratum A4 (3 15"- 45")
Peubah X, mempunyai korelasi linier dengan peubah Y terbesar (0.888) dibandingkan dengan peubah-peubah XI, X, dan X,, sehingga terpilih ddam membm-
tuk model. Korelasi tinier peubah Y dengan peubah X, te-Iced (0.393), sehingga peubah X, yang terpilih untuk membentuk model bemama-sarna dengarr pubah X,.
Sdmg peubah X,dan x, diwakili oleh peubah X,.
Kisartm, rataan, r a m d m koefisien keragaman data peubah bebas ;a&
stra-
twn A4 dapat dilihat pada Tabel. VI.10.
TabeI W.10 K i w a ~htaan, , Ragam dan Wefisien K Beb-as kcla StmtumA4 (315"- 4'5")
v Data Patb&
Dari TaBeI W.10 &pat dilihat bakwa pe&ah yang membentuk model pada A4 add& pet&&
X, &qan lcisamn 55-TS
&pk p e @tar ~ dm pubah
X, dengan kissan 14-54 m &ngan bdisien k s t g a m 35.WA d m 29.56%.
M trerlaku pub ailai X, dm X, ddam batas kimm Ini.
wm-euras~aqe r e m InqasJaJlapow redutaay rapow ~ a l a w m due!lnSuad !npl -aw uaqnv[!p lapow S T ~ ~ F & O U L!h O ~ -vrCUsf~1~ai30~0q !fnp ( k v wp
'w'IV)
Sua~qqvn ualnq eje~lsoped (lapour t,) q![!dtal lapour-lapour %Auin[uejas
determinasi (RZ), lebih kecil daripada kalau strata hutan dianggap sebagai satu saturn populasi. Penelitian yang dilalarkan oleh Aska f 1977) di Gunung Wdat merighasilkan
nilai RZ= 55 % untuk fiingsi vdume tegakan dengan menggunakan peubah bebas diameter tajuk dan tinggi pohon. Atmosoernarto (1978) memperoleh nilai R2= 63 % daEam penelitiannya di Baturaden dengan menggunakan peubah bebas penutupan
tajuk dari hutan tanaman Agathis lorantifolia Salisb-; Selanjutnya, Sarijanto (1977) juga melakukan peneiitian di areal hutan Cepu dengan menggunakan peubah bebas diameter tajuk dan memperoleh nil& R2= 40 %. Penelitian yang dilakukan Wert ( I 969) di Amerika -dan menggunakan peubah bebas tinggi pohon rata-rata dan pro-
sentase penutupaan tajuk memperdelr nilai R2= 69 %. Kalau melihat hasidhasil penelitian terdahulu yang telah dfiakukan dan memperoleh nik R~antara 40 % sampai dengan 69 YO,maka h i 1 penelitian ymg difakukan ini mmperokh model-
dterpiWr dengan nilai R'
antam 67.40% smpai - h g a n -87.59% (lihat Tabel
u.12).
Swb mmkl b&
~~~ &dam pr*k
daR -lay&
j i k b d ter-
5elM--&er--&kepr*ya~g**
--
9i-
a43334d
€llQcMw
-Eee-ipw
k
~ b * y a n g ~ * r r n t a k ~ ~ y a r ~ g - B g ~ ~
iuxmmpuan ddahm menerang-
Sedaug tin&& kmbdm model ~y~ h-&h(ET;tng*diikmh*-model)
7 ~ l a g m a i d % i k & ~ r M m ~ & y g ~ ~ u n t t a < mrmhsuk mode3 tesdwt.
Flledd menyatakan &&at
h g k a t keg&-
Ad-
kdh*M*ibl--praktis. ~
U
l
a
K
a
n
~
d
m d d tmbaik ddzm pme&im i&. Untd<- EO
e
I
t
e
M
~
~
~
m
peakim k e w a n penerapan
o
c
model prig nihlrsilkan s e w alat peduga, maka nilai koefisien deterrainasi lX2 sebggai uhmn ketepahn d
l dan nilaiF-hitungdalam uji hipteais koefisien re-
mempahmukimm bagi peranrm peubah bebas yang dipaka s e w peubah penduga dalam rmmeddm peubah tak b e b y a . Suatu model hanya akan baik dim-
gunaka~sebagai alat peduga apabiIa peranan peubah-peubah bebasnya cukup
bemrti dahm m d g a peubah tak bebasnya. Sehubungm dengan ha1 ini Draper
dan Smith (198 1) dan Wetz (1964, dahm Suhendang 1990) x m q m a h q bahwa apabila wtu model mempunyai nilai F-hitung pahug sedikit empat kali F-Tabel pada taraf nyata (a)tertentu model tersebut layak untuk d
i s e w alat~
&. Dengin deanikian, tmgk& kelapbn smtu model dapat diukur deegan kdteria :apabik F-hihmg > 4F*, model Irtyakdisebagei & t p d u g a dan apabita F-khng < 4Fq,*) mode1kurangw d p q p m h m sebagai alat pen-
~
d
E pang &basillcan s e w alat pduga,
sebagai ukurtln ke-
maka nilai koefisien deteaarinasi R~
model dan nilaiF-hitung ddam uji hipotesis koefisien re-
mmpkm ukuran bagi peranan peubah bebaa yang d i m sebagaipeubah penduga ddam mmhkan pubah tak bebaqa. Suatu model hanya akan baik d i p -
gunaka8; sebagai alat penduga apabila peranan peubah-pub& bebagnya cukup
berarti dalam rnendqy peubah tak bebasnya. Sehubungan dengan ha1 ini Draper dan Smith (1981) dan Wetz (1964, d a h n -S
1990) m e q a d m , bahwa
apabila suatu model mempunyai niEai F - h i m pahg sedikit empat kali F-Tabel pada tarafnyata (a)tertentu model tersebut layak unslk dipeqpakm sebagat alat
gresinya mePupakan ukmm keterandak;n yang perlu dijxihatikan.
menrpatcan ukuran bagi peranan peubah b e h yang dipdm s ga dalam m a m t h n peuM tak
-.
Nihi F-hitung
e w peubah pen&-
Suatu model hanya akan b d t diper-
berarti dalam menduga peubah talc bebasnya. Sehubungan dengan hal ini Draper dan Smith (1981) dan Wetz (1%4, ctrbm Suhencbg 1990) xrmymhq bahwa apabih suatu model mempunyai niIai F - h i m pahg sedikit empat kali F-Tabel
pada taraf nyda (a)tertentu model texsebut hyak mttk dipergmahm sebagat slat pmdqp. D m g m demrkitm, tmgM kelayakan smtu d
kritrria :spa&
l dapat diukur -6eagsm
F & h g w 4F*,* model Lay&dipagnnal.an sebagei datpdqp
dm a ~ b i f aF - h m g < 4FQ(P,w) modal m h y a k dipqm&m s e w
pn-
E>ariT&lvI.ll t e a s e b u t & @ & * m M - m ~ e ~ a i ~ : (1) K e t e m d a b d-d tcrpilih mtuk stratahutan pada u m ~ m ~ cuya
.
hrp tinggi yait~nllai ~ ~ a & ~ 1 6 7 . 4 ~ - 8 7 . 5 9 9Hanyapadamodei /0. strata hutan A1yang memiliki R~sebesar 6 7 . W 0 . Tetapi model inipun ma-
sih dianggapbaik, karma memiliki niZai R~> 50 %. Berdasarkan uraian ini, maka &pat d h h k m bdnm model-model yang diperoleh dalam penelitian
iai pada umumnya cukup baik &dam menyabbn data yang dimtuk mernbuatnya.
Kemunpkinan Pen~embaneanHasil dan Metode Penelitian Hasil Penelitian
Model-model hngsi vohme tegakan hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam praktek inventarisasi hutan dam hujan tropis pada strata hutan yang bersesuaian dan pada daerah hutan yang bersesuaian pula. Stratifikasi hutan dapat dila kukan dengan cara penafsiran potret udara berdasarkan kriteria arah lereng. Apabila model-model fbngsi volume tegakan ini akan dipakai untuk keperluan praktis, dalam penggunaannya memerlukan suatu program komputer tertentu, agar prosedur pendugaan volume berdasarkan peubah-peubah yang sesuai dengan md h y a dapat difakukan dengan mudah, cepat dan teliti. Peubah-peuM yang dapat
diukur dari potret udara, yaitu peubah-peubah yang sesuai dengan model terpilih dari penefitian ini dapat dijadikan sebagai jzeubah masukan d d m program kompu-
ter, s t d m volume tegakan yang dihasilkan mmpakan pehah keluaran. Peubzhjxuhh nusuhn yang per& ;8iukur daripdret hu hmete&mr&alah:
d ntertduga vo-
Ji-Hnlah~chtinggitegahmr~.
Unhk k e p d m n pelitian EeM lwt,model h g s i voltme tegakz~~ an%
ra kin Bapat dipergwdcm untuk znmcbga &me yal+lgh&-aesga~pt~et*
tegdcm @k -
hutan
cti.---m
pantai dm rnangme. h s u s untuk hum m a g r ~ v e ,penetitkn
dilakukan
d-engan W m p l a , karem =lama ini jamq dilakukan penelftian penchrgm potensi v w h i z m - ~ b
mangrove dengas hm p w e t u c h ~ .
dqumpai pada p e d - h ki sxtx k e m ~ g k i n a nper$aJkaa serta
bagi
meto& p e n e f i t i a q , a t a r a ktb seb;lgai beI-i.kut :
(2). P d i t i a n ini dilakukm pada areal hutan alam hjan tropis yang t e r b a k
p d a daerah datar smpai berbukit dm beium meliputi daerah bergurzllng, pmtai dan mangrove. Oleh karena itu peditian semacam inl mash perlu di-
kembangkan pada areal-areal hutan pegunungan, pantai dan mangrove, sehingga akan diperoleh model-model fbngsi volume tegakan untuk strata hutan yang terdapat pada areal-areal hutan tersebut. (3). Pengukuran peubah-peubah tinggi tempat dari permukaan laut, lereng dan
arah lereng dilakukan secara manual, sehingga kemungkinan timbulnya ked a h a n pengukuran ada. Untuk penelitian yang akan datmg, perlu dipikirkan untuk mengukur peubah-peubah ini secara digital. Pengukuran peubah tinggi pohon rata-rata perlu dil*an
lebih seksama misalnya dengan teknik
"laser profile", karena w-ingkdi letak kaki pohon tidak dapat dilihat dalam potret udara sehubungan & n p lebatnya tegakan hutan.