ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI BAGIAN-BAGIAN BUNGA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI SD NEGERI 113/VI MA. MADRAS
Oleh : MUKHSIN GJA12 D113022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2015
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA SELALU HEMAT ENERGI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN No 233/VI SUNGAI HITAM II KECAMATAN JANGKAT Mukhsin Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
ABSTRAK
Proses pembelajaran IPA pada umumnya hanya menekankan pada pencapaian kurikulum dan penyampaiannya tekstual semata dari pada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu ini terjadi di SD Negeri 113/VI Ma. Madras akibatnya nilai yang diperoleh dari 23 orang siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi menyebutkan bagian-bagian bunga yaitu 5 orang siswa tuntas mendapatkan nilai diatas 60 selebihnya belum tuntas sebanyak 18 orang siswa mendapatkan nilai kurang dari 50, dimana Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri 113/VI Ma. Madras adalah 60 atau siswa yang tuntas 21%, siswa yang tidak tuntas 79%, dengan daya serap kurang dari 60%. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatan kemampuan siswa pada materi bunga dan bagian-bagiannya dengan metode demonstrasi dikelas VI SD Negeri 113/VI Ma. Madras. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa – siswa kelas VI SD Negeri 113/VI Ma. Madras yang berjumlah 24 orang. Dengan rincian 10 orang Laki-laki dan 14 orang Perempuan, ada 2 siklus dalam penelitian ini dengan tahapan penelitan : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran, Dari analisis data yang dilakukan terhadap lembar tes diperoleh hasil siklus I melalui metode demonstrasi alat peraga hasil observasi aktifitas belajar siswa meningkat pada materi pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru dengan persentase persentase Siklus I (62,56%), Siklus II (82,21%) dan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I (66,67%) meningkat 25 % pada Siklus II (91,67%) dari nilai rata-rata 64,38 pada Siklus I, menjadi 75,63 pada Siklus II. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini peneliti menyarankan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa seperti pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran IPA . Kata Kunci : Hasil Belajar, Demonstrasi
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 2
I.
PENDAHULUAN Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika Kelas IV SD Negeri No 233/VI Sungai Hitam II tahun sebelumnya disebabkan oleh beberapa faktor ektern dan intern yaitu antara lain: metode mengajar guru, relasi antara guru dan murid, penghargaan, kritikan, teguran, umpan balik, dan aktivitas belajar serta hasil sendiri ( Slamento, 1988 ). Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus segera mengambil langkah-langkah pembelajaran yang tepat sesuai dengan metodologi pendidikan. Dalam kaitan ini metode jigsaw digunakan untuk membantu setiap anak dalam mengatasi kesulitan, baik secara klasikal maupun secara individual, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Teknik jigsaw adalah teknik pembelajaran yang berupa permainan antar kelompok, serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, di mana setiap siswa ditugasi mengajarkan pengetahuan baru yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok untuk diajarkan kepada siswa lain pada kelompok lain. Ini merupakaan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang berbeda dengan lainnya yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu Proses pembelajaran IPA pada umumnya hanya menekankan pada pencapaian kurikulum dan penyampaiannya tekstual semata dari pada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu ini terjadi di SD Negeri 113/VI Ma. Madras akibatnya nilai yang diperoleh dari 23 orang siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi menyebutkan bagian-bagian bunga yaitu 5 orang siswa tuntas mendapatkan nilai diatas 60 selebihnya belum tuntas sebanyak 18 orang siswa mendapatkan nilai kurang dari 50, dimana Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri 113/VI Ma. Madras adalah 60 atau siswa yang tuntas 21%, siswa yang tidak tuntas 79%, dengan daya serap kurang dari 60%. Peneliti sebagai guru kelas merasa prihatin banyak siswa yang kurang berminat atau termotivasi dalam belajar IPA, kadang guru merasa prihatin dan ingin memperbaiki keadaan tersebut dengan mencoba suatu model pembelajaran yang belum pernah dicobakan atau dilaksanakan di SD SD Negeri 113/VI Ma. Madras , salah satunya dengan model pembelajaran yang akan membuat siswa dapat lebih mudah memahami, menyenangi dan lebih bersemangat dalam belajar pelajaran IPA.
II.
TINJAUAN PUSTAKA Adapun kelebihan serta kekurangan metode demonstrasi akan dipaparkan di bawah ini. a. Kelebihan metode demonstrasi adalah: 1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati. 2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. 3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mengikuti proses belajar. 4. Dapat menambah pengalaman anak didik. 5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 3
6. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit. 7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung. b. Segi kelemahan atau metode demonstrasi adalah: 1. Memerlukan waktu yang cukup banyak. 2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien. 3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahanbahannya. 4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. 5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif. Menurut Zuhairini kekurangan dan kelebihan dalam metode demonstrasi adalah: 1. Dengan metode ini anak-anak dapat menghayati dengan sepenuh hatinya mengenai pelajaran yang diberikan. 2. Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak. 3. Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung terjawab. 4. Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses. Sedangkan segi negatif dari metode demonstrasi adalah: 1. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi biasanya memerlukan waktu yang banyak (panjang). 2. Apabila sarana peralatan kurang memadai atau alt-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efeketif. 3. Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan demonstrasi 4. Banyak hal-hal yang tidak dapat didemonstrasikan dalam kelas.
III.
METODOLOGI PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 113/VI Ma. Madras dengan jumlah siswa 24 orang. Dengan rincian 10 orang Laki-laki dan 14 orang Perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dikelas IV SD Negeri 113/VI Ma. Madras, Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 22 November 2014 sampai dengan 21 Oktober 2014. Adapun tahapan penelitian untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan PTK adalah sebagai berikut : Perencanaan Penelitian Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini dipersiapkan beberapa hal diantaranya : 1. Membuat Silabus. 2. Membuat RPP untuk setiap pertemuan 3. Membuat skenario pembelajaran 4. Membuat lembaran tes/evaluasi 5. Menyiapkan format observasi
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 4
6. Kesimpulan Pelaksanaan Penelitian Pada langkah ini tindakan yang dilakukan secara bertahap yaitu: 1. Kegiatan Awal Guru menyiapkan kegiatan awal dan materi yang akan dipelajari tentang perjuangan Indonesia kemudian memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya hal-hal yang akan dipelajari serta menjelaskan media yang akan digunakan. 2. Kegiatan inti. a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. b. Guru membagikan tugas dan masing-masing kelompok menjelaskannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. e. Tanggapan dari teman yang lain kemudian menunjukkan nomor yang lain. 3. Kegiatan Akhir a. Guru membimbing siswa dalam merangkum pelajaran b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) Observasi dan Evaluasi Dalam obervasi dan evaluasi mempersiapkan kisi-kisi instrumen penelitian meliputi tiga hal yang diamati yaitu 1. Aktivitas kegiatan belajar siswa 2. Aktivitas proses kegiatan belajar mengajar guru 3. Pengamatan kegiatan belajar mengajar dengan teman sejawat. Analisis dan Refleksi Dalam analisis dan refleksi adalah kumpulan dari data aktivitas kegiatan belajar siswa, aktivitas peoses KBM guru dan pengmatan KBM dengan teman sejawat. Setiap kisi-kisi atau instrumen setiap siklus kemudian dianalisis melalui teknik prosentase dan direfleksikan untuk tahapan siklus selanjutnya. Teknik Analisis Data untuk menentukan rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar dengan menggunakan teknik median modus yaitu:
= jumlah rata-rata jumlah data rata-rata (KTSP:2006) Kemudian dihitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, dengan menggunakan rumus: 100 %
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 5
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. Siklus I Nilai
Jumlah (F)
Tuntas
80 75 70 65 60 55 50
1 3 5 7 2 3 3
√ √ √ √ √ -
Tidak Tuntas √ √
Jumlah
f = 24
18
6
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui 24 siswa mengikuti tes hasil belajar yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 65 ada 18 orang atau 66,67 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas ada 6 orang atau 33,33 %, nilai rata-rata yaitu 64,38. Hasil Penelitian Siklus II Tidak Nilai Jumlah (F) Tuntas tuntas 90 1 √ 85
2
√
-
80
9
√
-
75
3
√
-
70
7
√
-
60
2
-
√
f = 24
24
0
Jumlah Hasil Penelitian Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 24 Oktober 2014. Berikut hasil tes individu siswa pada siklus III
No 1 2 3 4 5
Tabel 4.4 Data Nilai Tes Individu Siswa Pada Siklus III No Soal Nama Siswa Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ x x √ √ √ √ √ √ 80 L1 √ x √ √ √ √ √ √ √ √ 90 L2 √ √ x √ √ √ √ √ x √ 80 P1 √ √ √ √ √ √ x √ √ √ 90 L3 √ √ √ √ √ √ x √ x √ 80 L4
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 6
√ √ x √ x √ x x √ x 50 P2 √ x x √ x √ √ √ √ √ 80 L5 √ √ √ √ √ √ x √ √ √ 90 L6 √ √ √ √ √ x √ √ √ √ 90 L7 √ √ √ √ √ √ x √ x √ 80 P3 √ √ √ √ √ √ x √ √ √ 90 P4 √ √ √ x √ √ √ √ √ x 80 P5 √ √ √ √ √ √ x x √ √ 80 P6 √ √ √ √ x √ √ √ √ √ 90 P7 √ √ √ x x √ √ x √ √ 70 P8 JUMLAH 1220 RATA - RATA 81,33 Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui dari 24 siswa, mengikuti tes hasil belajar yang diperoleh nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 65 ada 22 orang atau 91,67 %, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 orang atau 8,33 % dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 75,63. Pembahasan Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subjek penelitian adalah siswa Kelas VI , waktu penelitian pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitiannya dilaksanakan dalam dua siklus, melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes lisan serta pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Dari tindakan maka hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II, adalah sebagai berikut : Pada Lampiran diketahui hasil belajar siswa meningkat, ini dapat dilihat dari siklus I hasil belajar siswa 1.545 dengan rata-rata 64,38 meningkat pada siklus II jumlah hasil belajar siswa 1.815 dengan rata-rata 75,63, maka pemahaman siswa dapat diketahui meningkat dengan menggunakan metode demontrasi alat peraga pada materi pesawat sederhana, sebagaimana pada ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I tercapai 16 orang atau 66,67% dan siklus II tercapai 22 orang atau 91,67%, meningkat 25 %. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel 4.6
No. 1 2 3
Range Nilai 0 – 60 61 – 75 > 76 Jumlah
: Rentang Nilai Siklus IPA siswa kelas VI SD Negeri 113/VI Ma. Madras . Siklus I Siswa 8 15 1 24
Ket. II
% 33,33% 62,5% 4,17% 100%
Siswa 2 10 12 24
% 8,33 % 41,67% 50 % 100%
Dari tabel 4.6 diatas bahwa pada Siklus I siswa yang mendapat nilai baik 1 orang atau 4,17 %, sedangkan mendapat nilai sedang 15 orang atau 62,66% dan yang mendapat nilai terendah 8 orang atau 33,33%. Pada Siklus II terjadi kenaikan atau perubahan dimana siswa yang mendapat nilai baik 12 orang atau MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 7
50% dan nilai sedang 10 orang atau 41,67% dan nilai terendah 2 orang atau 8,33% sehingga siswa yang mendapat nilai baik pada Siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Ini dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menyerap 91,67% materi yang diajarkan, atau nilai rata-rata adalah 75.63. Sedangkan siswa yang tuntas hasil belajarnya tindakan pada Siklus I adalah 16 orang atau 66,67% dan siswa yang tidak tuntas adalah 8 orang atau 33,33%, meningkat pada tindakan pada Siklus II adalah 22 orang atau 91,67% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas adalah 2 orang atau 8,33 %. V.
VI.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada tindakan, hal ini terbukti : 1. melalui metode demonstrasi alat peraga hasil observasi aktifitas belajar siswa meningkat pada materi pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru dengan persentase persentase Siklus I (62,56%), Siklus II (82,21%) di kelas VI pada SD Negeri 113/VI Ma. Madras 2. Melalui metode demonstrasi alat peraga ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I (66,67%) meningkat 25 % pada Siklus II (91,67%) dari nilai rata-rata 64,38 pada Siklus I, menjadi
DAFTAR PUSTAKA Asyhar, Rayandra,2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta; Gaung Persada Press Dimyati, Mudjiono.1994.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta; Rineka Cipta Djamarah, B.S dan Zain, A.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta;Rineka Cipta. Dasma Ompusunggu,2009. Penggunaan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI tentang membaca cerita dan penggunaan media visual sebagai alat peraga untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa kelas IV 218/VI Lantak Seribu i Kabupaten Merangin. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka Eka Warna, Salam, M. & Sufri. 2013. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas, Jambi : Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, Universitas Jambi Fathurrohman, P dan Sutikno, S.M. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanamn Konsep Umum Dan Konsep Islami.Bandung; Refika Aditama Kaswati, 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Konstektual (CTL) pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII di SMP Negeri 45 Merangin, Bangko: STKIP YPM Bangko
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 8
http://dirman-djahura.blogspot.com/2012/09/pemahaman-sebagai-pernyataanhasil.html http://endangkasupardi.com/alat-peraga-sebagai-metode-pembelajaran/artikel/ http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/02/inisiasi_pengembangan_ pembelajaran _ipa_1.pdf) http://handono-eksak.blogspot.com/2007/12/belajar-IPA-menggunakanmedia.html http://rudy-indranatan.blogspot.com/2011/12/metode-demonstrasi.html http://sdnegerikamalkulonprogo.blogspot.com/2011/06/pembelajaran-ipa-disd.html http://tpardede.wikispaces.com/Unit+1.1+Hakikat+IPA Nurkencana dan Sumartana.1986. Surabaya:Evaluasi Pendidikan. Said.2009.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan http://wordpress.com/diakses pada tanggal 20 Juli 2010
Membaca.
Winataputra,Udin.dkk.2008.Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta;Universitas Terbuka
MUKHSIN: GJA 12 D 113022 PGSD FKIP UNJA
Page 9