ANALISIS PENGARUH CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, DAN SENSITIVITY TO MARKET RISK TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERBANKAN ( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005 - 2008 )
Valentina Erista Ika. D. Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si
ABSTRACT
This research aims to examine the influence CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Earning Asset Quality), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Operasional Expenses to Operational Revenue Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio) and Sensitivity to Market Risk with banking profitability. The population in this research is foreign exchange national private bank in Indonesia period of year 2005-2008. Amount sampel used is the 20 foreign exchange national private bank in Indonesia. Sampel research taken purposive sampling with selected criterion that is company of included in banking of foreign exchange national private bank and still stand up during period of perception and also bank publicize its financial statement in media period of year 2005-2008. The analysis method used in this research with analysis regresi doubled, hypothesis test that is determinant coefficient, test F, and test T. The result of this research indicates that KAP, NIM, LDR and BOPO variable had significant influence to banking profitability. CAR and Sensitivity to Market Risk variable had not significant influence to banking profitability.
Key Words: CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, Sensitivity to Market Risk, ROA
1
2
1. PENDAHULUAN Tujuan
utama
operasional
bank
adalah
mencapai
tingkat
profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan /memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan income. Apabila ROA meningkat berarti profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas (Suad Husnan, 1998). Berikut adalah tabel mengenai perkembangan rasio-rasio keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2005-2008 : Tabel 1.1 Perkembangan rasio-rasio keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa (%) Tahun 2005-2008 Rasio (%)
2005
2006
2007
2008
ROA
1.60
1.13
0.97
1.23
CAR
34.05
36.64
29.52
28.93
KAP
2.42
3.09
2.93
2.26
5.37
4.96
5.12
4.84
BOPO
86.54
93.20
90.15
94.48
LDR
70.28
67.13
70.11
78.00
Sensitivitas
22.08
24.99
28.69
30.90
NIM
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI ( diolah )
3
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun 2005 – 2008 mengalami fluktuasi pada tiap tahunnya. (Info Bank, 2007). Berbagai penelitian mengenai pengaruh rasio CAMELS terhadap tingkat profitabilitas telah banyak dilakukan, diantaranya Dimaelita dan Yasin (2006), Mintarti (2007), Respati dan Yandono (2007), Nu’man (2009), Erna (2010). Secara umum, kelima penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa rasio CAMELS berpengaruh terhadap profitabilitas, namun ada beberapa variabel yang tidak konsisten hasilnya. Dalam hal ini terjadi suatu kesenjangan gap (research gap) antara teori yang selama ini dianggap benar dan selalu diterapkan pada industri perbankan dengan kondisi empiris bisnis perbankan. Apabila hal – hal di atas
dibiarkan
terjadi
maka
dikhawatirkan
akan
mempengaruhi
profitabilitas perbankan di tahun mendatang. Oleh karena itu perlu diketahui faktor – faktor yang menyebabkan fluktuasi profitabilitas perbankan (ROA) agar dapat segera diatasi, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PENGARUH CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, dan SENSITIVITY TO MARKET RISK TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia 2005-2008)”
4
2. TELAAH PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya (Kasmir, 2004). Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Dilihat dari lingkup usahanya BUSN ada dua, bank devisa dan bank non devisa.“Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, antara lain menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa – jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check. Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) yang diperbarui Peraturan Bank Indonesia N0. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk).
5
Pengaruh CAR terhadap ROA CAR merupakan penilaian terhadap aspek permodalan suatu bank untuk mengetahui kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Berdasarkan penelitian semakin tinggi rasio CAR maka semakin besar kemampuan bank dalam menggunakan modalnya untuk membiayai aktiva bank yang mengandung risiko, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank. Semakin rendah biaya dana maka semakin meningkatkan perubahan laba bank (Muljono 1999 dalam Erna 2010). Pengaruh KAP terhadap ROA Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas karena penanaman dana yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif, sehingga KAP harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka semakin kecil kredit bermasalah pada bank tersebut, dan kecilnya kredit bermasalah pada suatu bank maka tingkat profitabilitasnya semakin baik (Dimaelita, 2007). Pengaruh NIM terhadap ROA NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM yang semakin besar menunjukkan indikasi meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank. Peningkatan pendapatan bunga tersebut dapat meningkatkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga menjadi indikator peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Semakin besar NIM semakin besar pula profitabilitas bank sehingga NIM berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
6
Pengaruh BOPO terhadap ROA BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO menunjukkan rasio efisiensi perusahaan, karena semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka kondisi bermasalah di bank semakin kecil. Jika kondisi bermasalah di bank semakin kecil maka kemungkinan kondisi bank semakin baik. Kondisi bank yang semakin baik akan menyebabkan kinerja perusahaan juga mengalami peningkatan. Pengaruh LDR terhadap ROA LDR (Loan to Deposit Ratio) mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003). Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin tinggi juga kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut maka kinerja perusahaan semakin meningkat. Pengaruh Sensitivity to Market Risk terhadap ROA Rasio sensitivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modal untuk mengantisipasi resiko pasar. Jika sensitivitas tinggi maka modal untuk membayar resiko pasar semakin besar juga, sehingga tingkat profitabilitas juga meningkat (SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
7
3. METODE PENELITIAN 3.1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan variabel dependent Return On Asset (ROA) sebagai pengukur profitabilitas perbankan. Sedangkan variabel yang diduga sebagai sebab di variabel independen dalam penelitian ini yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan Sensitivity to Market Risk.
3.1.1 Return on Assets (ROA) ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva bank. Menurut Bank Indonesia, perhitungan ROA sebagai berikut : ROA=
a. Capital Adequacy Ratio ( CAR ) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
b. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Kualitas Aktiva Produktif dinilai dengan menggunakan rasio perbandingan antara jumlah aktiva yang diklasifikasikan dengan total
8
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004):
c. Net Interest Margin (NIM) NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank
dalam
mengelola
aktiva
produktifnya
untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan ratarata aktiva produktif. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No. 3/3 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
e. Loan Deposit to Ratio (LDR) LDR (Loan Deposit to Ratio) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank
9
terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
f. Sensitivity to Market Risk Berdasarkan SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 kecakupan penerapan system manajemen resiko pasar dihitung berdasarkan modal yang dialokasikan untuk mengantisipasi resiko pasar. Modal terdiri dari total modal inti, modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan.
3.2
Penentuan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi berupa seluruh perusahaan
perbankan di Indonesia yang tergolong dalam Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun 2005-2008. Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian bank untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1). Bank yang tercantum termasuk dalam golongan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang masih berdiri selama periode pengamatan. 2). Bank tersebut mempublikasikan laporan di Bank Indonesia selama tahun 2005-2008.
10
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau yang mendekripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami (Ghozali,2001). Uji Asumsi Klasik 1). Uji Normalitas Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode yang digunakan adalah grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2005:110). 2.Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2005), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). 3.Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi homokesdastisitas. 4.Uji Autokorelasi Uji Autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1) dalam model regresi.
11
Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam menganalisis data. Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan bank. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi melalui uji statistik t dan uji statistik F. Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial atau simultan serta untuk mengetahui persentase dominasi variabel independen terhadap variabel dependen. 1). Uji statistik t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). 2). Uji statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
80
10.93
95.80
32.2825
16.63564
KAP
80
.09
19.41
2.6768
3.29106
NIM
80
-9.99
10.67
5.0712
2.63525
BOPO
80
50.63
253.73
91.0925
26.54625
LDR
80
40.30
110.90
71.3801
16.36744
S
80
.38
218.93
26.6649
46.45271
ROA
80
-10.49
7.51
1.2332
2.42252
Valid N (listwise)
80
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa N atau jumlah observasi dalam penelitian sebanyak 80 perusahaan perbankan. Dari 80 observasi terhadap sampel dapat diketahui bahwa nilai terkecil dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 10,93 dan nilai terbesarnya 95,80. Pada variabel KAP (Kualitas Aktiva Produktif), nilai minimum sebesar 0,09 dan nilai maksimum 19,41. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai KAP terkecil adalah 0,09 % sedangkan KAP terbesar 19,41 %. Pada variabel NIM (Net Interest Margin), nilai minimum sebesar 9,99 dan nilai maksimum 10,67. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai NIM terkecil adalah -9,99 % sedangkan NIM terbesar 10,67 %.
13
Pada variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), nilai minimum sebesar 50,63 dan nilai maksimum 253,73. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai BOPO terkecil adalah 50,63 % sedangkan BOPO terbesar 253,73 %. Pada variabel LDR (Loan Deposit to Ratio), nilai minimum sebesar 40,30 dan nilai maksimum 110,90. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai LDR terkecil adalah 40,30 % sedangkan LDR terbesar 110,90 %. Pada variabel S (Sensitivity to Market Risk), nilai minimum sebesar 0,38 dan nilai maksimum 218,93. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai Sensitivity terkecil adalah 0,38 % sedangkan Sensitivity terbesar 218,93 %. 4.2.2
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel tersebut
layak untuk dijadikan bahan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik ini meliputi: 4.2.2.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2006), uji normalitas memilki tujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Grafik Normalitas Data
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
14
Grafik Normal P-Plot
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Gambar 4.1 (Histogram) dapat memberikan penjelasan pada kita bahwa pola distribusi tersebut tidak melenceng ke kanan atau ke kiri sehingga dapat dikatakan bahwa residual data tersebut terdistribusi secara normal. Gambar 4.2 (Normal Plot) juga memperkuat bukti bahwa residual data tersebut terdistribusi secara normal ini terbukti dengan penyebaran titik-titik tersebut masih berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
15
1
(Constant)
6.658
1.671
3.984
.000
CAR
-.005
.009
-.035
-.582
.562
.746
1.341
KAP
-.182
.057
-.247
-3.170
.002
.438
2.284
NIM
.004
.146
.004
.028
.978
.106
9.439
-.062
.015
-.683
-4.148
.000
.098
10.212
LDR
.011
.010
.075
1.070
.288
.534
1.872
S
.003
.003
.061
1.050
.297
.787
1.271
BOPO
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Hasil uji Multikolinearitas yang terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yaitu variabel BOPO. Variabel BOPO memiliki nilai tolerance 0,098. Hal ini berarti bahwa terdapat korelsi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95 %. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa terdapat variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel tersebut adalah variabel BOPO dengan nilai VIF sebesar 10,212. Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang mempunyai tolerance kurang dari sama dengan 0,10 dan nilai VIF lebih dari sama dengan 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinearitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengobati
masalah
multikolinearitas
adalah
transformasi variabel. Uji Multikolinearitas (Setelah pengobatan) Coefficients
a
dengan
melakukan
16
Model
1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
(Constant)
Std. Error
Beta
51.774
4.711
CAR
.007
.006
KAP
-.155
NIM
t
Sig.
Tolerance
VIF
10.991
.000
.049
1.188
.239
.739
1.353
.038
-.210
-4.022
.000
.453
2.208
-.222
.083
-.241
-2.658
.010
.151
6.643
LDR
.014
.007
.091
2.036
.045
.614
1.628
S
.000
.002
-.018
-.460
.647
.785
1.275
-11.191
1.020
-1.033
-10.969
.000
.140
7.166
LnBOPO
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
4.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1.
Uji Durbin-Watson b
Model Summary
Model
1
R
.954
R Square a
.910
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.902
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S
.75781
Durbin-Watson
2.108
17
b
Model Summary
Model
1
R
.954
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.910
.902
.75781
Durbin-Watson
2.108
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Dari tabel 4.6 yang berisi hasil Uji Durbin Watson, kita melihat bahwa variabel tersebut memiliki angka Durbin-Watson sebesar 2,108. Penelitian ini menggunakan data sebanyak 80, 6 variabel independent, serta tingkat keyakinan 95%. Jika kita melihat tabel Durbin Watson, diperoleh dl = 1,453 dan du = 1,831, sehingga 4-du = 2,169. Karena nilai Durbin Watson (2,108) terletak diantara du (1,831) dan 4-du (2,169)
maka hal ini pada model regresi tidak terdapat
autokorelasi positif atau negatif sehingga model layak digunakan (Ghozali,2006). 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji Heterokedasitas berguna untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Grafik Scatterplot
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
18
Uji Park
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-7.461
15.445
CAR
-.035
.020
KAP
.279
NIM
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.483
.630
-.226
-1.786
.078
.126
.357
2.214
.030
.144
.273
.147
.525
.601
BOPO
1.115
3.345
.097
.333
.740
LDR
-.011
.022
-.068
-.487
.628
.006
.007
.116
.947
.347
S a. Dependent Variable: park
Dengan melihat gambar 4.3, kita dapat mengetahui bahwa titik-titik scatterplot menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 4.2.3
Analisis Regresi Berganda Dalam penelitian ini masing-masing pengujian hipotesis dilakukan dengan
analisisregresi berganda (Multiple Regression). Pengujian analisis berganda dengan melihat goodness of fit meliputi uji koefisien determinasi dan uji signifikasi parameter individual (Uji statistik t).
19
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Sudarmanto (2005), ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui melalui besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R-Square). Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model
R
1
.954
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.910
.902
Durbin-Watson
.75781
2.108
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Hasil output SPSS pada tabel 4.8 terlihat bahwa R Square (R2) sebesar 0,910 dan nilai adjusted R Square sebesar 0,902. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan Sensitivity to Market Risk. sebesar 91 %. Sedangkan sisanya ( 100 % - 91 % = 9 % ) dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F) Uji Simultan (Uji F) b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Df
Mean Square
421.695
6
70.283
41.923
73
.574
F
122.383
Sig.
.000
a
20
Total
463.618
79
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.9 uji F diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,00 dan jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), Sensitivity to Market Risk dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
4.2.3.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ( T-test ) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masingmasing variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk meneliti lebih lanjut manakah diantara 7 variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas .
Tabel 4.10 Uji Signifikasi Parameter Individual (T-test) Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
21
1
(Constant)
51.774
4.711
10.991
.000
CAR
.007
.006
.049
1.188
.239
.739
1.353
KAP
-.155
.038
-.210
-4.022
.000
.453
2.208
NIM
-.222
.083
-.241
-2.658
.010
.151
6.643
LDR
.014
.007
.091
2.036
.045
.614
1.628
S
.000
.002
-.018
-.460
.647
.785
1.275
-11.191
1.020
-1.033 -10.969
.000
.140
7.166
BOPO
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini, dari enam variabel independen yang dimasukkan dalam model dengan tingkat signifikasi 5 % dapat dilihat bahwa terdapat
empat
variabel
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
profitabilitas yaitu Kualitas Aktiva Produktif (KAP), NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan Deposit to Ratio) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 nilai signifikasi untuk variabel NIM sebesar 0,010, LDR sebesar 0,045 dan variabel KAP serta BOPO sebesar 0,00. Sedangkan variabel lain yang memiliki nilai signifikasi melebihi 5 % yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), dan Sensitivity to Market Risk . Dari hasil output SPSS terlihat bahwa nilai signifikasi variabel CAR adalah sebesar 0,239 dan variabel Sensitivity sebesar 0,647. Ini berarti bahwa variabel KAP, NIM, LDR dan BOPO memiliki daya pengaruh yang besar terhadap ROA sedangkan CAR dan S tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
22
4.3
Interpretasi Hasil Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat variabel BOPO dan
hipotesis kelima variabel LDR diterima dan berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan. Pengujian hipotesis kedua (KAP) dan ketiga (NIM) menunjukkan hasil yang signifikan namun memiliki arah koefisien yang berlawanan dengan hipotesis tersebut , sehingga H2 dan H3 ditolak. Pengujian H1, H2, H3 dan H6 menunjukkan hasil yang tidak signifikan sehingga hipotesis-hipotesis tersebut tidak dapat diterima. 4.3.1 Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh signifikan antara CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai CAR (Capital Adequacy Ratio) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu H1 “Ada pengaruh yang positif antara CAR terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak. CAR diperoleh dari perbandingan antara total modal dibagi dengan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko). Penurunan CAR bisa disebabkan oleh penurunan modal disertai kenaikan terhadap AMTR. Peningkatan ATMR bisa terjadi karena semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank. Semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank maka semakin besar pula ATMR bank yang bersangkutan sehingga CAR akan turun. Peningkatan CAR bisa disebabkan karena terjadi peningkatan modal sendiri. Karena terjadi peningkatan modal sendiri maka biaya dana akan menurun sehingga profitabilitas justru akan meningkat. Jadi, peningkatan nilai CAR disertai kenaikan profitabilitas bisa saja terjadi jika terjadi peningkatan modal sendiri yang dimiliki oleh bank. Namun dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa CAR (capital Adequacy Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
23
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Respati(2007) dan Erna (2010), dimana CAR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mintarti (2007) dan Dimaelita (2007). Semakin tinggi rasio CAR maka semakin besar kemampuan bank dalam menggunakan modalnya untuk membiayai aktiva bank yang mengandung resiko, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi CAR maka semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank.
4.3.2 Pengaruh KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan antara KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai KAP (Kualitas Aktiva Produktif) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H2 “Ada pengaruh yang positif antara KAP terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak. KAP (Kualitas Aktiva Produktif) diperoleh dari aktiva produktif bermasalah dibagi total aktiva produktif. Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Aktiva produktif itu sendiri dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP). Semakin kecil KAP menunjukkan semakin efektif kinerja bank untuk menekan APYD serta memperbesar total aktiva produktif yang akan menambah pendapatan dan profitabilitas perbankan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Syahunan (2002) yang menunjukkan
bahwa
Kualitas
Aktiva
Produktif
berpengaruh
terhadap
24
profitabilitas. Berbeda dengan penelitian Nu’man (2009) dan Erna (2010) yang menunjukkan KAP tidak signifikan terhadap profitabilitas.
4.3.3
Pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel NIM (Net Interest Margin) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan antara NIM (Net Interest Margin) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai NIM (Net Interest Margin) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H3 “Ada pengaruh yang positif antara NIM terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak. NIM diperoleh dengan membandingkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif bank. Peningkatan NIM disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih tetapi tidak diikuti peningkatan aktiva produktif. Penurunan NIM disebabkan karena peningkatan rata-rata aktiva produktif yang tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan bunga. Misalnya saja, peningkatan aktiva produktif berupa peningkatan kredit yang diberikan namun terdapat banyak masalah kredit macet, dengan demikian tidak terjadi peningkatan pendapatan bunga. Sehingga, walaupun NIM meningkat tetapi pendapatan bunga yang diperoleh kecil maka tidak terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna (2010) dan Nu’man (2009) yang menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2006) dan Harianto (2007) yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perbankan.
25
4.3.4
Pengaruh
BOPO
(Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional) terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan antara BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H4 “Ada pengaruh yang negatif antara BOPO terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” diterima. BOPO diperoleh dengan membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional. Peningkatan BOPO dapat disebabkan karena terjadi peningkatan biaya operasional yang tidak diikuti peningkatan pendapatan operasional. Peningkatan BOPO mengindikasikan bahwa semakin tidak efisien. Semakin besar biaya opeasional yang dikeluarkan melebihi pendapatan operasionalnya, maka mengakibatkan laba menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2006) dan Harianto (2007) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda dengan hasil penelitian Erna (2010) dan Nu’man (2009) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan. 4.3.5
Pengaruh LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan ada pengaruh signifikan antara LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai LDR (Loan Deposit to Ratio) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai
26
profitabilitas yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu H5 “Ada pengaruh yang positif antara LDR terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” diterima. LDR diperoleh dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori Dendawijaya (2003) yang menyatakan bahwa LDR tersebut menyatakan seberapa jauh bank mampu membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Peningkatan LDR dapat disebabkan karena peningkatan jumlah kredit yang diberikan. Ditemukan bahwa perhitungan LDR yang dilakukan perbankan saat ini telah terjadi setelah unsur kredit bermasalah dan kredit macet tidak dimasukkan dalam penghitungan LDR. Dengan demikian, apabila kredit yang diberikan semakin besar maka pendapatan bunga kredit jg akan meningkat dan akibatnya akan meningkatkan laba perusahaan yang bersangkutan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna (2010) dan Nu’man (2009) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh terhadap profitabilitas. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2007) dan Dewi (2007) yang menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan. 4.3.6 Pengaruh Sensitivity to Market Risk terhadap ROA Hasil pengujian antara variabel Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh signifikan antara Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai Sensitivity to Market Risk mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H6 “Ada pengaruh yang positif antara Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak.
27
5.PENUTUP 5.1
Kesimpulan Penelitian ini meneliti pengaruh rasio CAMELS terhadap kinerja perbankan
yang diukur dengan tingkat profitabilitas. Jumlah sampel yang dipergunakan adalah 20 Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia dari 35 populasi. Data yang dipakai dari tahun 2005 sampai dengan 2008. Penelitian ini menguji tujuh variabel yang termasuk dalam rasio-rasio perbankan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan Sensitivity to Market Risk dan diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel KAP, NIM, LDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perbankan.
5.2 Saran 1. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan sehingga jumlah sampel penelitian juga lebih banyak sehingga dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik. 2. Pemilihan sampel sebaiknya tidak hanya terbatas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa saja, melainkan dapat menggunakan seluruh perusahaan perbankan di Indonesia. 3. Perlu dilakukan kajian ulang bagi penelitian yang lain karena dari 6 hipotesis hanya 2 hipotesis yang diterima, juga hanya 4 variabel yang signifikan sedangkan 2 variabel lain tidak signifikan. 4. Bank Umum Swasta Nasional Devisa perlu mewaspadai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional karena dari penelitian ini variabel tersebut tidak terdistribusi normal.
28
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny. 2005. “Analisis Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan perioda 2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7, No. 2, ISSN 1411 – 0288 Aryani, Lely. 2007. “Evaluasi pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar. BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 1 Tahun 2007 Bank Indonesia. 2005. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id Bank Indonesia. 2006. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id Bank Indonesia. 2007. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id Bank Indonesia. 2008. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id Booklet Perbankan Indonesia. 2009. www.bi.go.id Dendawijaya, Lukman Drs.2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta. Erna, Lilis. 2010. “Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum diIndonesia”. Tesis Program
Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro. www.google.com Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Undip: Semarang. Hapsari, Nesti. 2008. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Masa Mendatang pada Perusahaan Sektor Perbankan yang terdaftar
29
di Bursa Efek Jakarta”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. www.google.com Husnan, Suad. 1998 . Manajemen Keuangan dan Teori Penerapan. Buku Dua. BPFE : Yogyakarta. Husnan, Suad dan Enny Pujiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. UPPAMP YKPN: Yogyakarta. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2008.www.idx.com Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Rajawali Grafindo Persada: Jakarta. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi Vol.14 no.1, Juli: 83-84. Mintarti, Sri. 2007. Implikasi Proses Take-Over Bank Swasta Nasional Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan dan Kinerja Bank. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.13 no.2, Mei 2009 : 346-358. Nugraheni, Fitri dan Dody Hapsoro. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Wahana Vol.10 no.2, Agustus 2007. Nu’man, 2009. “Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan EOQ terhadap perubahan laba (studi empiris pada bank Umum di Indonesia periode laporan keuangan tahun 2004-2007)”. Tesis MM UNDIP
______Peraturan Bank Indonesia. 2004. Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. N0. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004. www.bi.go.id
30
Respati, Harianto dan Prayudo Eri Yandono. Tinjauan Tentang Variabel-variabel CAMEL terhadap Laba Usaha pada Bank Umum Swasta Nasional. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 12 No.2. Mei 2008 : 283-295. Prasetyo, Wahyu. 2006. “Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Kinerja Keuangan pada Bank”. www.openpdf.com. 2008042904011401312002 Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan. Edisi Keempat, BPFE UGM: Yogyakarta. Siagian, Febriyanti Dimaelita dan Wahidin Yasin.2007.Pengaruh NPL, Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Likuiditas dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara. Siamat, Dahlan. 2000. Manajemen Bank Umum. Balai Pustaka: Jakarta. Susilo, Tri, Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat : Jakarta. Rahman, Teddy.2009.” Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL terhadap Perubahan Laba”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. www.google.com Usman, B.. 2003. ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia”. Media Riset Bisnis & Manajemen. Vol 3, No.1, April. Hal 59-74.