4 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI (Studi Multi Kasus di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah dan SDI AlBadar Tulungagung) Arista Ika Widiyanti * STAI Muhammadiyah Tulungagung
[email protected] Abstract Writing in this journal is to create a map and analyze the shape of banking in Indonesia both conventional banks and Islamic banks. Wherein analyzing touch it with the type and criteria in a system Banking Commercial Bank Business Group (BOOK) that regulate core capital and scope in respect of the products and activities. Keywords: Media Gambar Seri, Karangan Narasi dan Studi Multi Kasus. Pendahuluan Pendidikan memiliki peran yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan. Untuk itu, perkembangan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan setiap warga negaranya untuk mengembangkan diri, baik dalam aspek jasmaniah maupun rohaniah.1
1
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta : PT. Bina Ilmu, 2004), 5.
291 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Proses pendidikan menunjukkan adanya aktivitas atau tindakan aktif dan interaksi dinamis yang dilakukan secara sadar dalam usaha untuk mencapai tujuan.2 Saat ini, dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Perubahan dan permasalahan tersebut meliputi pasar bebas (free trade), tenaga kerja bebas (free labour), perkembangan informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang dahsyat. 3 Bersamaan dengan itu, bangsa Indonesia dihadapkan pada fenomena yang dramatis, yakni rendahnya daya saing sebagai salah satu indikator bahwa pendidikan belum sepenuhnya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Ini merupakan tantangan agar seluruh komponen pemerhati pendidikan lebih meningkatkan kinerjanya. Upaya menciptakan sistem pendidikan yang bagus sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaharui visi, misi, dan strategi pendidikan nasional serta mengimplementasikannya dalam lapangan. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan Negara”. 4
2
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,cet.I (Jakarta: Mini Jaya Abadi, 2003), 5. 3 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 3. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ( Bandung : Citra Umbara, 2003), 3.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 292
Kutipan di atas tentu menandakan bahwa pentingnya pendidikan. Pada saat melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang dapat memberikan gairah. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media gambar seri dalam menulis narasi mempunyai arti yang cukup penting karena didalam kegiatan tersebut bahan yang disampaikan dapat menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa menggunakan media gambar seri.5 Salah satunya yaitu pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga formal di Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu ketrampilan mendengar, menyimak, berbicara, menulis. Salah satu aspek terpenting dari keempat aspek tersebut adalah keterampilan menulis.6 Menulis merupakan aktivitas atau kegiatan mengekspresikan ide, gagasan, pikiran, atau perwujudan bentuk komunikasi secara langsung. Kegiatan menulis dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan aspek dalam menulis yaitu penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengelolaan gagasan serta pengembangan model karangan. 7 Salah satunya yaitu dalam menulis karangan narasi. Keterampilan menulis narasi merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik di jenjang Sekolah Dasar. Peserta didik dapat mengungkapkan perasaan, ide dan gagasan kepada orang lain melalui menulis karangan narasi. Keterampilan menulis narasi tidak mudah dikuasai oleh peserta didik, karena itu harus melalui latihan secara teratur sehingga peserta didik dapat lebih mudah berekpresi dalam kegiatan menulis khususnya dalam menulis narasi. Menulis karangan narasi 5
Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), 136-137. 6 Akhdiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga,1996), 77. 7 Nurgiyantoro, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta : BPFE, 2001), 45.
293 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
dengan baik dibutuhkan persiapan dan latihan. Dapat menulis dengan baik tentu disukai oleh orang lain, apabila menggunakan bermacam-macam media gambar seri yang berada di sekitar lingkungan belajar siswa.8 Ada tiga alasan mengapa penulis memilih peningkatan kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui media gambar seri yaitu : Pertama, peserta didik dapat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Kedua, peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Ketiga, rendahnya kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar seri. Dalam penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan atau kreatif peserta didik dalam membuat suatu karangan Bahasa Indonesia perlu dilakukan cara atau tindakan sebagai berikut: 1. Guru menggunakan media gambar seri untuk menarik perhatian peserta didik atau untuk mempermudah peserta didik dalam menyusun sebuah karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan peserta didik akan lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, dan peserta didik dapat mudah menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraph sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh. 2. Guru memberikan semangat kepada peserta didik dengan menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga, peserta didik merasa bahwa materi pelajaran yang disampaikan terasa lebih mudah dipahami peserta didik. Dan dapat dimengerti oleh peserta didik, kalau peserta didik sudah memahami materi pelajaran yang telah dipelajari. Maka peserta didik akan cepat mengerti akan berlomba-lomba dalam menulis karangan. Adapun alasan peneliti memilih SD Al-Irsyad AlIslamiyah dan SDI Al-Badar karena kedua lembaga tersebut menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi serta pembelajaran yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta upaya yang 8
Budinuryanta, Depdikbud,1998), 23.
Pengajaran
Ketrampilan
Berbahasa,
(Jakarta:
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 294
digunakan untuk meningkatkan ketrampilan melalui menulis karangan narasi. Salah satu jenis lembaga penulis mengambil sebagai objek penelitian di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah karena penguasaan materi Bahasa Indonesia yang masih kurang, terutama dalam materi menulis. Lembaga tersebut dalam mengajarkan menulis, terutama dalam menulis karangan narasi menggunakan ejaan serta kosakata yang tepat agar peserta didik dalam berbahasa menggunakan kalimat yang baik dan benar. Dan tak lupa sebagai seorang pendidik yang profesional juga memberikan sebuah trik atau beberapa cara mudah, tepat serta cepat dalam mengajarkan menulis karangan narasi. Dan peserta didik agar lebih berantusias dalam belajar menulis karangan narasi, dan sebagai seorang pendidik dengan menggunakan media pembelajaran agar peserta didik lebih tertarik lagi dalam hal mengarang serta melatih berbahasa peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah atau masyarakat. Dengan memperhatikan cara yang tepat peserta didik bisa lebih cepat berimajinasi dalam mengarang terutama menulis karangan narasi dengan menggunakan bahasanya sendiri. Sementara alasan peneliti memilih SDI Al-Badar Tulungagung sebagai tempat penelitian karena lembaga tersebut pada dasarnya, setiap pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik disuruh mengarang atau sebagai sarapan pagi sebelum materi pembelajaran selanjutnya disampaikan, dengan tujuan yang sama yaitu agar dalam berbahasa dan menulis bisa dengan baik dan sesuai dengan EYD, adapun juga dalam melanggar aturan tersebut peserta didik diberikan sebuah sanksi agar menulis karangan sebanyak-banyaknya dan setelah memenuhi persyratannya agar dimintakan tanda tangan kepada orang tua masing-masing. Dengan menggunakan aturan tersebut, peserta didik akan terbiasa dalam hal menulis karangan dengan menggunakan bahasanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Serta dapat memperkaya dan melatih berbahasa dimanapun berada dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti masalah tersebut dalam judul “Penggunaan Media Gambar Seri dalam Meningkatan Menulis Karangan Narasi (Studi Multi
295 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
Kasus di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung)”. Tujuan 1.
2.
3.
Untuk mengetahui proses penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung. Untuk mengetahui Problem yang dihadapi dalam penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di SD Al-Irsyad AlIslamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung. Untuk mengetahui Hasil penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung.
Kegunaan Hasil penelitian “Penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di SD AlIrsyad Al-Islamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung”, diharapkan memiliki kegunaan secara teoritis maupun praktis. 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna untuk menambah wawasan keilmuan, terutama yang terkait dengan penggunaan media gambar seri khususnya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. 2. Praktis Secara praktis, diharapkan berguna dan sebagai masukan informasi bagi: a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan keilmuan bagi peneliti, sehingga peneliti bisa menerapkan keilmuan pada akhirnya bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam penelitian berikutnya. b.
Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat luas, sehingga masyarakat akan mengetahui tentang metode
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 296
c.
penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di Sekolah Dasar Islam. Dengan demikian masyarakat akan lebih menyadari pentingnya peranan masyarakat untuk bekerja sama meningkatkan mutu pendidikan. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan bisa memberi motivasi bagi lembaga pendidikan yang dijadikan objek penelitian untuk lebih membenahi penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.
Penegasan Istilah Untuk mempermudah pemahaman serta untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah dalam judul penelitian ini, maka dalam kesempatan ini penulis memberikan penjelasan agar maksud dan artinya lebih jelas, sebagai berikut : 1. Penegasan secara konseptual a) Penggunaan berasal dari kata dasar guna mendapatkan imbuhan pe- dan akhiran -an menjadi penggunaan yang artinya melakukan sesuatu dan ada manfaatnya. 9 b) Media gambar seri adalah sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan yang lainnya.10 c) Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut.11 d) Karangan Narasi adalah : jenis karangan yang berupa runtutan peristiwa yang terjadi dalam satu rangkaian waktu dengan maksud menceritakan dan
9
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,2008), 500. 10 Ella Farida Tizen, Pengajaran Ketrampilan Berbahasa (Jakarta: Depdikbud, 2008), 57. 11 Alif Mudiono, Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, (Malang : KDT, 2010), 67.
297 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
menggambarkan terjadi.12
sejelas-jelasnya
peristiwa
yang
2. Definisi Secara Operasional Penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi merupakan sebuah penelitian untuk mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana proses penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi, problematika yang dihadapi, serta usaha yang dilakukan oleh lembaga terkait dengan penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi di SD Al-Irsyad Al-Islamiyah dan SDI Al-Badar Tulungagung. Kajian Pustaka 1. Pengertian Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media juga merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Media segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi.13 Banyak batasan yang diberikan orang media Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan ( Assosiation of Education and Communication ) di Amerika misalnya membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sementara itu Gerlac dan Ely mengatakan bahwa : Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap.14
12
Suadi Arif, Mengarang dan Menulis (Yogyakarta : BPFE,2007), 2. Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta,1997), 3. 14 Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), 3. 13
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 298
National Education Association mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar dan dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dan dapat memahami efektifitas program instruksional.15 Gambar seri adalah sebuah gambar yang memiliki peran di dalam ketrampilan menulis, motivasi peserta didik, berkontribusi terhadap konteks bahasa yang digunakan, dapat dijelaskan secara objektif, dan dapat, memberikan informasi serta gambar yang berurutan.16 Media gambar adalah media yang dapat dipandang atau dilihat dan dapat disentuh oleh peserta didik misalnya foto, peta, benda sesungguhnya. Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan gambar lainnya memiliki hubungan keruntutan peristiwa. Asalan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar. Kronologi atau urutan kejadian peristiwa dapat memudahkan siswa untuk menuangkan idenya dalam kegiatan bercerita. Beberapa alasan penggunaan media gambar adalah : 1. Bersifat kongkrit. Melalui gambar peserta didik dapat melihat jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan didalam kelas. Sesuatu persoalan dapat dijelaskan dengan gambar selain penjelasan dengan katakata. 2. Dapat mengatasi batas waktu dan ruang gambar, para peserta didik dapat dibawa dipelajari di Amerika seperti gambar Spin di Mesir dapat dipelajari di Indonesia. Demikian juga contoh selanjutnya akan membuktikan bahwa gambar itu merupakan penjelasan dari benda-benda yang sebenarnya kerap kali tak terlihat karena letaknya jauh atau terjadi pada masa lampau.
15 16
100.
H. Answar, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 11. Widyamartaya, Seni Menuangkan Gagasan (Yogyakarta: Kanisius, 2000),
299 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
3. Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indra manusia. Benda-benda yang kecil yang tidak jelas dilihat oleh mata dibuat fotografinya sehingga dapat dilihat dengan jelas. 4. Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, karena itu bernilai terhadap semua pelajaran disekolah. 5. Gambar-gambar mudah didapat dan murah, untuk sekolah yang dananya terbatas atau yang sama sekali tak mampu, gambar bernilai ekonomi menguntungkan dan meringankan beban sekolah. 6. Mudah digunakan baik untuk perseorangan maupun untuk kelompok siswa. Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh kelas, bahkan seluruh sekolah.17 Dalam membuat gambar seri harus memenuhi ciri-ciri utama yaitu objek atau situasi yang ingin dilukiskan harus tetap ada.18 Kendatipun amat sederhana, gambar seri dapat menunjukkan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik sehingga dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting. Seperti halnya media-media lain, gambar seri ini juga mempunyai kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan gambar seri adalah: - Lebih kongrit dan lebih realitas dalam memunculkan pokok masalah jika dibanding dengan bahasa verbal. - Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dengan dapat digunakan untuk semua orang tanpa memandang unsur. Sedangkan kelemahan dari gambar seri adalah sebagai berikut: - Kelebihan dan penjelasan dari guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak terhadap hal yang dijelaskan. - Penghayatan materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indra mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.
17
Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000),
18
Ibid., 63-64.
63-64.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 300
-
-
Tidak meratanya penggunaan gambar tersebut sesuai bagi anak-anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan lebih sempurna mengamati hal tersebut, sedangkan anak yang paling belakang semakin kabur.19 Mencetak gambar berwarna biasanya memerlukan biaya yang mahal.
Jadi bentuk atau aksi yang ingin disampaikan kepada peserta didik saat pembelajaran dapat dilukiskan dengan baik menggunakan media gambar seri. Untuk menghindari verbalitas dan keabsahan agar peserta didik mudah memahami dan mengerti tentang konsep yang akan disampaikan. 2. Kriteria Pemilihan Media dan Manfaat Media Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.20 Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media: a. Sesuai tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, psikomotorik. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media yang berbeda misalnya film dan grafik memerlukan symbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental peserta didik. c. Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber lainnya untuk memproduksi tidak perlu disiapkan. Media yang mahal dan memakan waktu lama 19 20
H.Answar, Media…, 51. Ibid…, 15.
301 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
d.
e.
f.
g.
h.
untuk memproduksi bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu cara kriteria utama, adapun media itu guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Mutu teknis. Pengembangan visual gambar harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual objek tersebut harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.21 Memilih media yang tersedia dipasaran yang dapat dibeli oleh guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang dirumuskan.22
Ada 9 hal yang harus diperhatikan dalam memilih media gambar seri sebagai berikut : 1) Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaklah menunjukkan keaslian atas situasi yang sederhana. Hendaklah dihindarkan menggunakan gambar yang palsu. 2) Keserhanaan, terutama dalam menentukan warna akan menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Usahakan supaya agar peserta didik tertarik pada gambar yang dipergunakan. 3) Bentuk item, diusahakan agar peserta didik memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek-objek dalam gambar misalnya gambar dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. 21
Azhar Arsyad, Media…, 76. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 202. 22
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 302
4) Gambar yang digunakan hendaklah menunjukkan hal-hal yang sedang dibicarakan atau yang sedang dilakukan, peserta didik biasanya lebih tertarik untuk memahami sesuatu gambar yang kelihatannya sedang bergerak. 5) Harus diperhatikan nilai fotografinya, biasanya peserta didik memusatkan perhatiannya pada sumber-sumber yang menarik. 6) Segi artistik juga perlu diperhatikan karena penggunaannya harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sumber yang bagus belum tentu efektif, mungkin peserta didik lebih tertarik pada gambar yang tidak bagus. 7) Gambar yang harus cukup popular, dimana gambar tersebut telah cukup dikenal oleh peserta didik secara sebagian atau keseluruhan. 8) Gambar harus dinamis yaitu menunjukkan aktivitas tertentu misalnya gambar yang tidak asing lagi bagi peserta didik. 9) Gambar harus membawa pesan (message) yang cocok untuk tujuan pengajaran yang sedang dibahas, bukan halnya segi bagusnya saja tetapi yang penting gambar tersebut membawa pesan tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media gambar seri mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti misalnya objek benda yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model. 3. Fungsi lain dari indra adalah dapat mengatsi sikap pasif siswa. Siswa menjadi lebih aktif karena gairah belajar meningkat. 4. Media juga memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya. Pemilihan media yang tepat akan membantu guru untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Karena dengan media akan member motivasi, kejelasan, dan rangsangan atau stimulus bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena
303 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
itu, maka guru hendaknya memiliki pengetahuan tentang bagaimana menentukan atau memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.23 Pemilihan media tidak dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perencanaannya dalam mempertinggi proses pembelajaran. 3. Teknik Dan Langkah-Langkah Gambar Seri
Penggunaan
Media
Gambar-gambar dapat digunakan untuk suatu maksud lain dalam hubungan suatu pelajaran, member pengalaman dasar, menjelaskan dan sebagainya. Guru harus merencanakan penggunaan media gambar untuk menghindari kesukaran dan untuk penggunaan secara efektif. Guru juga harus mengetahui gambar yang akan digunakan sehingga dapat dipandang secara baik. Agar supaya pengajaran mempunyai arti dan efektif bagi peserta didik, dengan arti peserta didik mempertahankan informasi dari guru maka sebaiknya : a. Guru wajib menambah bahan-bahan lain selain gambar untuk memotivasi peserta didik. b. Gambar harus dibuat oleh guru sedapat mungkin yang berlainan dengan yang ada dibuku teks wajib belajar. c. Guru harus menyadari bahwa ada kalanya gambar sederhana tidak diperlukan. Salah satu peranan media gambar seri dalah untuk pemahaman ide dan konsep. Dengan bantuan alat peraga atau gambar seri yang sesuai diharapkan peserta didik dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi suatu konsep. Sehingga dapat menumbuhkan minat untuk menuliskan karangan narasi secara runtut dan baik. Ada prosedur umum yang dapat ditempuh dalam penggunaan gambar seri sebagai alat bantu pengajaran antara lain : a. Pertama guru menyiapkan materi pelajaran Bahasa Indonesia terlebih dahulu, kemudian baru memilih gambar seri yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
23
Yoto dan Saiful Rahman, Manajemen…, 70.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 304
b. Peserta didik dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka bisa mengerjakan dengan baik sesuai dengan gambar yang tersedia. c. Setelah peserta didik dipersiapkan barulah gambar seri ditampilkan. d. Follow up, aktivits lanjutan ini bisa berupa tanya jawab, jadi guru mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap gambar seri tersebut.24 Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik. Adapun langkah – langkah penggunaan media gambar seri sebagai alat peraga adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga, dalam hal ini merumuskan tujuan pembelajaran 2. Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan menerapkan alat peraga mana yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran 3. Persiapan kelas, siswa satu kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga 4. Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Guru harus memilih keahlian dan keterampilan yang baik dalam menggunakan alat peraga 5. Langkah kegiatan belajar. Pada langkah ini hendaknya mengadakan kegiatan belajar sehubungan dengan menggunakan alat peraga. 4. Menulis Karangan Narasi 1. Hakikat Menulis Pada hakikatnya ketrampilan menulis dapat dikuasai seseorang dengan jalan banyak berlatih karena ketrampilan 24
Syamsul Kislam, Program Pengembangan Pengajaran Matematika, (Malang : IKIP Malang, 1990), 48.
305 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
menulis mencakup penggunaan sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Menurut Tarigan menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.25 Selain itu Byrne mengemukakan bahwa menulis menggunakan simbol yaitu huruf atau kombinasi huruf yang melambangkan bunyi bahasa.26 Menulis lebih dari sekedar memproduksi simbol, tetapi simbol itu harus diatur untuk membentuk kata dan harus diatur untuk membentuk kalimat. Kalimat harus menjadi paragraph dan paragraf harus menjadi sebuah wacana yang utuh dan selesai. Menulis bukan hanya menyusun satu kalimat atau beberapa kalimat yang tidak berhubungan melainkan juga menghasilkan rangkaian kalimat yang berhubungan satu dengan yang lain dan gaya tertentu. Jones mengemukakan dalam menulis diperlukan langkah-langkah yang harus dilalui agar tulisannya lebih efektif yaitu : a. Seorang penulis harus mempunyai aturan dalam menulis serta jelas objek tulisannya. b. Sebelum menulis harus terlebih dahulu menyusun kerangka karangan. c. Merumuskan tujuan penulisan. d. Tulisan selalu terfokus pada topik. e. Untuk memperjelas ide-ide yang abstrak gunakan contoh. f. Gunakan kata atau kalimat yang tepat dan jelas. g. Hindari bahasa gender. Dalam langkah penulisan diatas perlu diperhatikan oleh seorang penulis agar hasil tulisannya lebif efektif karena dalam karangan ada lima unsur yang dimiliki karangan tersebut adalah : a. Isi karangan. b. Bentuk karangan. c. Tata bahasa, menggunakan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat. 25
Tarigan, Menulis sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa,2001), 44. 26 Bobbi DePorter and Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2000), 14.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 306
d. Gaya bahasa, memilih struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna terhadap karangan. e. Penggunaan ejaan dan tanda baca. 2. Tujuan Menulis Menulis merupakan sesuatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Ketrampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat. Dengan penguasaan ketrampilan menulis diharapkan peserta didik dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan. Maka tujuan menulis dapat runtut dari tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradapan dan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Adapun tujuan menulis adalah sebagai berikut : a. Menginformasikan segala sesuatu, baik fakta maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru. b. Membujuk, dengan tulisan seorang penulis mengharapkan pembaca dapat menentukan sikap dan penulis mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. c. Mendidik, adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. d. Menghibur, tulisan-tulisan atau bacaan yang berupa cerita dan pengalaman lucu bisa menjadi bacaan penglipur lara. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan misalnya kemampuan memahami apa yang dikomunikasikan, penggunaan unsur bahasa, kemampuan mengorganisasi wacana dalam bentuk karangan dan juga memilih gaya bahasa yang tepat.
307 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
3. Syarat - Syarat Menulis Pembelajaran menulis merupakan upaya peningkatan kemampuan peserta didik dalam penguasaan komunikasi Bahasa Indonesia. Pembelajaran menulis dilaksanakan secara terpadu dengan pembelajaran menyimak, membaca, dan berbicara.27 Ketrampilan menulis dapat kita klarifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan aktivitas dalam melaksanakan ketrampilan menulis. Menurut Sokolik dalam Linse dan Nunan ketrampilan menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada saat mengumpulkan ide sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca dan yang merupakan produk dari kegiatan yang dilakukan. 28 Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan misalnya kemampuan memahami apa yang akan dikomunikasikan, penggunaan unsur bahasa, kemampuan mengorganisasi wacana dalam bentuk karangan dan juga pemilihan gaya bahasa yang tepat. Syarat-syarat menulis adalah sebagai berikut: a. Kita harus kaya akan ide, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup. b. Disamping memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas serta pengalaman hidup yang kaya, kita harus memiliki intuisi yang tajam dan jiwa yang arif. c. Kita harus memiliki kekayaan berbahasa, betapapun faktor bahasa tetap merupakan faktor dominan dan modal prima dalam dunia tulismenulis. 4. Macam-macam Karangan Ada lima jenis karangan menurut Gillie, Susan dan Mumfrod yaitu :29 a. Deskripsi, berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Paragraph 27
Alif Mudiono, Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia,(Malang : PGSD UM,2010), 67. 28 Ibid., 99. 29 Gillie, dkk., Pendidikan Bahasa Indonesia, (Malang: IKIP, 2007), 55.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 308
b.
c.
d.
e.
deskripsi adalah paragraph yang bertujuan memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan oleh penulis. Narasi (Narration) secara harafiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf kadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan. Eksposisi, bertujuan memaparkan menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan/desakan agar pembaca mau mengikutinya. Argumentasi, diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan. Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis pada pembaca. Untuk meyakinkan baha yang disampaikan penulis itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh dan berbagai alasan yang sulit dibantah. Persuasi, dirurunkan dari verba to persuade yang artinya membujuk atau menyarankan. Paragraf persuasi persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, contoh, untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca.
Karangan Narasi merupakan bentuk wacana atau cerita yang berusaha menyajikan peristiwa sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri. Ada empat hal penting dalam karangan narasi yaitu latar belakang, masalah, puncak masalah, dan penyelesaian. Latar belakang ini akan memudahkan pembaca mengikuti alur cerita, kemudian terdapat masalah yang akan diselesaikan di akhir cerita, masalah ini akan memuncak dan penuh dengan kejadian yang tidak terduga. Ketrampilan menulis karangan narasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan harus dikuasai oleh peserta didik sendiri dalam kehidupan disekolah. Kesatu, aktifitas dan strategi dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis karangan narasi sebagai proses awal/pramenulis artinya memegang peranan penting dalam menulis. Kedua,
309 Eksyar, Volume 02, Nomor 01, Juni 2015: 290-310
tahap pengedrafan yaitu mengembangkan kerangka karangan berdasarkan topik yang dipilih peserta didik mengembangkan gagasan pokok dan penjelasannya dalam bentuk rangkaian kalimat dan paragraf yang selalu memperhatikan tema dan topik, jadi permasalahan pokok dalam tahap pembelajaran adalah bagaimana membantu dan membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan gagasan pokok dan penjelasannya ke dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang dapat dipahami dengan baik. Selain itu pembelajaran ini dapat menyadarkan peserta didik bahwa draf yang dihasilkan masih bersifat sementara, akan diperbaiki dan disunting melalui proses secara langsung. Ketiga, tahap pembelajaran perbaikan peserta didik menata ulang kerincian dan kejelasan penggambaran objek (gambar seri) dalam draf dengan cara mengganti, menambah, menukar kata atau kalimat yang tidak sempurna, tidak cocok yang sesuai dengan gambar seri. Hal ini dapat dilakukan oleh teman sejawat, baik secara kelompok atau berpasangan. Keempat pengeditan draf karangan adalah tahap pembelajaran menulis sebagai proses yang perlu dialami peserta didik agar tulisannya dapat lebih baik. Fokus pembelajaran pengeditan menyangkut aspek mekanik draf, yaitu (a) penulisan huruf kapital (b) pemenggalan kata (c) pemakaian tanda-tanda seperti titik, koma, tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. Jadi, pembelajaran pengeditan adalah strategi untuk membimbing peserta didik agar dapat memperbaiki kesalahan penulisan, pemenggalan, dan pemakaian tanda baca dengan benar berdasarkan kaidah ejaan yang disempurnakan. Kelima tahap pembelajaran publikasi peserta didik tentang karangan yang telah diperbaiki dan diedit dengan cara membaca karangannya didepan kelas dan dapat memberikan kesempatan pada orang lain untuk menilai tulisan berdasarkan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki. Daftar Pustaka Akhdiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga,1996. Answar, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Arif, Suadi, Mengarang dan Menulis, Yogyakarta: BPFE, 2007.
Arista Ika. W – Penggunaan Media Gambar Seri Untuk… 310
Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Budinuryanta, Pengajaran Depdikbud, 1998.
Ketrampilan
Berbahasa,
Jakarta:
DePorter, Bobbi and Hernacki, Mike, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2000. Djamarah, Bahri, Saiful. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,2002. Gillie, dkk., Pendidikan Bahasa Indonesia, Malang: IKIP, 2007. Hamalik, Oemar. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000. _______, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Kislam, Syamsul, Program Pengembangan Pengajaran Matematika, Malang: IKIP Malang,1990. Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Mudiono, Alif, Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, Malang : KDT, 2010. Nurgiyantoro, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: BPFE, 2001. Rohmad, Ali, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004. Rohani, Ahmad, Media Intruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta,1997. Tarigan, Menulis sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2001. Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Tizen, Farida, Ella, Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud, 2008. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,cet.I. Jakarta: Mini Jaya Abadi, 2003.