V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada Tahun 1997 perusahaan CV Duta Teknik didirikan oleh Pak Marserius dengan bantuan pinjaman modal dari bank sebesar 50 juta rupiah. Dana yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan produksi, seperti alat besar, mesin tangan, menyewa tanah serta membangun pabrik. Pada awal pembangunan perusahaan ini sudah memiliki peralatan yang cukup lengkap pada masanya. Bentuk hukum perusahaan ini pada awal dibangun adalah UD, hal ini karena skala usaha yang masih kecil. Didalam menjalankan usahanya Pak Merserius banyak mengajak kerabat serta teman. Sebelum menjadi pengusaha mebel, Pak Marserius bekerja sebagai guru di STM (Sekolah Teknik Menengah) Mandomai. Setelah lulus dari STM Pak Marserius diangkat menjadi guru disekolah ini. Selama menjabat menjadi guru, Pak Marserius banyak mendapatkan teman serta kerabat yang juga masuk sekolah ini. Di STM inilah Pak Marserius menambah pengetahuan tentang mebel serta keterampilan di dalam membuat mebel. Selain kemampuan di dalam membuat mebel, juga menambah relasi dan kenalan dengan sesama teman yang juga memiliki pengetahuan tentang mebel. Pada Tahun 1996 Pak Marserius memiliki keinginan untuk berhenti menjadi guru dan membangun usaha sendiri. Akhirnya pada Tahun 1997 Pak Marserius berhenti menjadi guru dan pergi ke Sampit untuk membangun usaha mebel. Kota Sampit dipilih, karena di kota ini ada saudara yang bersedia membantu didalam pembangunan usaha mebel tersebut. Perusahaan ini berdiri dengan bantuan saudara serta teman yang dikenal oleh pemilik perusahaan. Hal ini karena rata-rata saudara dari Pak Marserius juga merupakan lulusan STM sehingga dapat diajak serta didalam menjalankan usaha tersebut. Perusahaan ini pada awalnya mulainya berdiri berlokasi pada jalan Cilik Riwut km 2,2, walaupun hanya menempati seperempat dari luas lahan yang digunakan sekarang. Pada tahun 2001 perusahaan ini sempat mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kerusuhan antar etnis yang terjadi di Sampit. Kerusuhan ini membuat usaha mebel menjadi lesu, karena kondisi keamanan yang masih tidak stabil. Walaupun demikian keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 4-6 bulan. Sehingga perusahaan masih
dapat berjalan walaupun kondisi ekonomi dan keamanan Kota Sampit belum pulih secara menyeluruh. Pada Tahun 2002 perusahaan ini merubah bentuk hukum perusahaan dari UD menjadi CV, dan semenjak menjadi CV inilah perusahaan mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tanah yang semula hanya disewa seperempat dari luas lahan yang tersedia, sekarang mampu dibeli secara keseluruhan. Sehingga perushaaan memiliki tempat yang cukup luas untuk kegiatan produksi serta untuk menyimpan bahan baku. Perusahaan ini juga masih dapat bertahan dari semakin langkanya bahan baku dan peningkatan harga bahan baku. Karena perusahaan ini berprinsip tidak akan berproduksi apabila menderita kerugian, sehingga pada saat harga bahan baku meningkat maka perusahaan juga akan meningkatkan harga jual. Apabila tidak dilakukan maka perusahaan akan menderita kerugian, demikian halnya apabila harga bahan baku turun maka harga jual pun dapat dinegosiasikan. Awalnya perusahaan ini hanya memiliki sekitar lima alat besar saja, dan sekarang perusahaan sudah memiliki sekitar 16 alat besar karena ada beberapa mesin yang sama berjumlah lebih dari satu buah. Perusahaan ini (CV Duta Teknik) lebih memfokuskan produksi pada barang yang terbuat dari kayu, seperti mebel dan juga kusen. Selama bahan baku barang tersebut terbuat dari kayu dan perusahaan sanggup untuk membuatnya, maka barang tersebut akan diproduksi oleh perusahaan. 5.2. Visi dan Misi Perusahaan Semua perusahaan memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatannya, termasuk halnya dengan CV Duta Teknik. Visi dan misi merupakan gambaran kekuatan perusahaan karena menunjukkan keinginan untuk membangun terkait dengan pencapaian keuangan, kepuasan pelanggan, pengembangan bisnis dan peningkatan kerja karyawan. Visi CV Duta Teknik adalah “Menjadi perusahaan yang unggul dalam mutu, ketepatan waktu serta harga yang bersaing”. Sementara itu Misi perusahaan ini adalah “Menjadikan mebel kayu sebagai produk unggulan Kota Sampit”.
50
5.3. Sarana dan Prasarana Total lahan yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah sebesar 0,8 ha yang terletak di tepi Jl. Cilik Riwut km 2,2 Sampit-Palangkaraya. Lahan yang digunakan untuk operasional lebih kurang 0,4 ha, sementara sisanya dibiarkan kosong untuk persiapan apabila nanti diperlukan pembangunan di kemudian hari. Kantor serta pabrik tempat berproduksi dapat dilihat pada Lampiran 9. Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah lebih banyak menggunakan mesin dibandingkan manual, karena memang untuk kegiatan produksi mebel lebih menggunakan mesin dan alat-alat bantu. Untuk kegiatan manual biasanya dilakukan pada kegiatan pengamplasan, pengecatan, sanding, perakitan ataupun plamir. Perusahaan ini memiliki beberapa alat besar seperti mesin pengencang (istilah lokal), mesin penebal, mesin sapper, mesin pembelah, mesin pembor, mesin pembuat lengkung, serta mesin kompresor. Selain dengan menggunakan mesin besar, didalam operasionalnya perusahaan juga dibantu dengan mesin tangan seperti speedshaw, mesin amplas setrika, mesin router, mesin bor dan penyemprot. Contoh alat-alat yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 11. Beberapa kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan mesin dilakukan secara manual dengan bantuan tangan. Misalnya untuk mengamplas bagian yang sulit dicapai oleh mesin, kegiatan plamir/sanding juga dilakukan secara manual ataupun kegiatan dempul juga dilakukan secara manual. Kegiatan tersebut dilakukan secara manual, selain karena sulit apabila menggunakan mesin juga diperlukan ketelitian di dalam pembuatannya. 5.4. Analisis Lingkungan Internal Setiap perusahaan memiliki kelemahan dan kekuatan, oleh sebab itu perusahaan harus mampu memanfaatkan kekuatannya untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal adalah suatu kondisi di dalam perusahaan yang dapat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, produksi operasi dan manajemen. 51
5.4.1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia perusahaan merupakan aset yang menjadi faktor keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usaha. Banyaknya tenaga kerja membuka peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan keunggulan komparatif. CV Duta Teknik menggunakan tenaga kerja yang sebagian besar adalah kenalan ataupun kerabat pemilik perusahaan. Pada saat ini CV Duta Teknik memiliki 10 tenaga kerja yang tetap, yang terdiri dari satu orang wakil direktur, dua orang staf administrasi, dan tujuh orang tenaga kerja borongan. Apabila perusahaan mendapatkan proyek atau mendapat banyak orderan maka jumlah pekerjanya dapat bertambah sekitar 15 orang, sehingga jumlahnya mencapai 25 orang. Komposisi karyawan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Karyawan CV Duta Teknik Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009 Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
SD
2
20
SMP
3
30
SMA
3
30
>SMA
1
10
Total
10
100
Berdasarkan Tabel 12 rata-rata karyawan CV Duta Teknik merupakan lulusan SMA dan SMP. Untuk lulusan SMA kebanyakan merupakan lulusan SMK jurusan bangunan, karena kompetensi yang dimiliki oleh karyawan sesuai dengan lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Tingkat pendidikan tidak begitu berpengaruh terhadap jalannya kegiatan usaha mebel ini, karena di dalam memilih karyawan perusahaan cenderung memilih karyawan yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman di dalam membuat produk mebel. Untuk beberapa posisi di dalam perusahaan seperti staf administrasi dan wakil direktur, dipilih yang memiliki pendidikan yang cukup tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi.
52
Tabel 13. Sebaran Karyawan CV Duta Teknik Menurut Pengalaman Kerja Tahun 2009 Lama Kerja di CV Duta Teknik
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
< 4 Tahun
1
10
4 – 8 Tahun
4
40
> 8 Tahun
5
50
Total
10
100
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa separuh dari karyawan Duta Teknik merupakan karyawan yang telah bekerja diatas delapan tahun untuk perusahaan ini. Hal ini tentunya merupakan keunggulan bagi perusahaan, karena dengan pengalaman kerja yang lama maka kemampuan di dalam membuat mebel juga lebih baik. 5.4.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang terdapat pada CV Duta Teknik hanya terdiri dari direktur, wakil direktur dan staf administrasi. Selain sebagai pemilik usaha, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, pengusaha bertindak sebagai direktur yang secara langsung mengawasi kegiatan perusahaan dengan dibantu oleh wakil direktur. Kegiatan tersebut meliputi produksi, distribusi, administrasi dan pembelian bahan baku. Sedangkan karyawan bertanggung jawab langsung kepada pengusaha. Budaya perusahaan dan komitmen yang terdapat pada perusahaan adalah kentalnya suasana kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan. Suasana kekeluargaan tercermin dari tingginya rasa ingin memajukan perusahaan diantara karyawan. Hal ini membuat para pengurus perusahaan menjadi lebih solid dan bersemangat memajukan perusahaan. Sifat gotong royong terlihat dari kekompakan karyawan dalam menjalankan kegiatan produksi. Rantai organisasi yang sederhana ini memungkinkan dan mempermudah pengusaha untuk melakukan kontrol serta pengawasan tarhadap usahanya. Selain itu, komunikasi yang terjadi antara pengusaha dan karyawan dapat lebih intensif. Struktur organisasi CV Duta Teknik dapat dilihat pada Gambar 8.
53
Direktur
Wakil Direktur
Staf Administrasi
Staf Administrasi
Karyawan Borongan
Karyawan Harian
Gambar 8. Struktur Organisasi CV Duta Teknik Sumber : CV Duta Teknik (2009)
Kelemahan yang terlihat dari CV Duta Teknik yaitu pembagian kerja untuk wakil direktur dan staf administrasi yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari dua orang staf administrasi yang memiliki deskripsi kerja yang hampir sama, sehingga dapat menyebabkan kurang fokus dalam mengerjakan tugasnya. Seharusnya pekerjaan keduanya dapat dipisahkan atau dibuat lebih spesifik. Misalnya satu orang staf administrasi dikhususkan untuk menerima pesanan dari pelanggan serta untuk urusan/kegiatan di luar kantor, dan satu orang lagi fokus pada kegiatan pembukuan dan bendahara perusahaan. Sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab yang jelas terhadap pekerjaannya. Demikian hal nya dengan wakil direktur, yang deskripsi kerjanya lebih kepada sebagai kepala produksi, karena salah satu karyawan yang bertugas sebagai pengawas mengundurkan diri. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan informasi antar bagian serta kurang bertanggung jawabnya karyawan pada pekerjaannya. Terlebih lagi pemilik perusahaan ini (direktur) hanya datang dua atau tiga kali dalam satu bulan untuk mengontrol kegiatan di dalam perusahaan, selebihnya hanya lewat telepon. Sehingga
pemilik
perusahaan
menyerahkan
keputusan
dan
pengelolaan
perusahaan kepada wakil direktur.
54
5.4.3. Keuangan Keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu kebutuhan primer di dalam kegiatan bisnis, karena keuangan yang tidak lancar maka kegiatan produksi dapat terganggu dan bukan tidak mungkin akan mengalami kemunduran dan berakibat pada kebangkrutan (Herudjito, 2000). Data keuangan untuk usaha mebel di CV Duta Teknik sudah menggunakan sistem akuntasi sederhana yang baik. Setiap transaksi keluar dan masuknya uang selain dicatat dalam buku keuangan, perusahaan juga menggunakan nota dari perusahaan, sehingga ada bukti untuk setiap keluar masuknya kas perusahaan. Dengan adanya pencatatan serta nota dari perusahaan, keluar dan masuknya keuangan dapat ditelusuri serta terorganisir secara rapi. Pencatatan keluar dan masuknya keuangan perusahaan dilakukan secara manual, selain itu digunakan juga komputer di dalam pelaksanaannya. Komputer hanya digunakan dalam membuat perincian pesanan pelanggan serta bukti penerimaan pesanan oleh perusahaan dari pelanggan, sementara untuk pencatan keuangan perusahaan secara menyeluruh masih menggunakan tulisan tangan. Selama ini CV Duta Teknik hanya mengandalkan modal usaha sendiri. Keadaan ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan, karena modal usaha sendiri mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki hutang atau pinjaman modal dari pihak manapun. Hal ini disadari oleh pemiliki perusahaan, karena apabila meminjam modal dari pihak tertentu maka pengembaliannya akan selalu disertai dengan bunga pinjaman. Kondisi ini dapat memberatkan perusahaan, sehingga pada akhirnya dapat melemahkan posisi perusahaan tersebut. Menurut data Deperindag Kota Sampit (2006), investasi/peralatan CV Duta Teknik sebesar Rp. 407.000.000,- dan pada tahun 2009 menjadi Rp. 650.000.000,-. Berdasarkan data yang didapat dari CV Duta Teknik, total nilai investasi tersebut tanpa utang/pinjaman. Data investasi/peralatan perusahaan mebel di Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel 14.
55
Tabel 14. Daftar Pemilik dan Total Investasi Perusahaan Mebel di Kota Sampit Tahun 2006 Nama Perusahaan
Nama Pemilik
CV Kayu Wangi
Paul Yohanes Jl. Jaya Wijaya No. 62 Sampit Pelita Hati Jl. Tidar Sampit Robby Rahmad Koldy Jl. Sudirman No. 25 A Sampit Djohan Effendy Jl. Suka Bumi No. 69 Sampit Marserius Jl. Bukit Raya V Sampit Kusnadi Jl. Gatot Subroto Sampit
CV Pakat Pahari Jaya
CV Taheta Jaya
CV Banua Permai
CV Duta Teknik
CV Jasa Graha
dan
Alamat Investasi/Peralatan (Rp. 000,-) 206.000
149.000
169.000
67.800
407.000
181.193
Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Sampit (2009) Berdasarkan data yang diperoleh, CV Duta Teknik memiliki nilai investasi yang paling besar diantara yang lainnya. Hal ini diperoleh karena perusahaan melakukan investasi pada alat besar serta tanah yang luas, sehingga nilai investasinya lebih besar diantara yang lainnya. Sumber daya keuangan merupakan aspek penting bagi perkembangan perusahaan. Karena tanpa sumber daya keuangan yang baik, tidak mungkin perusahaan tersebut dapa berkembang dengan baik. Kurangnya modal usaha bagi CV Duta Teknik dapat menjadi sumber kelemahan. Hal ini disebabkan karena kemampuan sektor usaha kecil dan menengah dalam menyediakan modal sangat terbatas. Selain itu, keterbatasan modal dapat berdampak pada keterbatasan kemampuan perusahaan untuk meingkatkan kapasitas produksi. Terlebih lagi, biasanya pemasok bahan baku kayu, begitu barang diterima oleh perusahaan maka pembayaran harus lunas saat itu juga, sehingga sangat penting untuk memiliki kondisi keuangan yang baik, agar pasokan bahan baku tetap terjaga. 56
5.4.4. Produksi dan Operasi Lahan yang dimiliki oleh perusahaan saat ini adalah seluas 0,8 hektar, dan saat ini perusahaan hanya memfokuskan pada lahan produksi seluas 0,4 hektar dengan potensi produksi sebesar 1.700 buah kursi, 1.000 buah meja, 1.200 buah jendela, 600 buah lemari, 850 buah pintu, dan 15.000 buah kusen (Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit, 2006). Salah satu kekuatan dari perusahaan ini adalah memiliki alat produksi yang lengkap baik itu mesin yang besar ataupun mesin tangan, serta memiliki banyak tenaga ahli yang memang lulusan dari jurusan pertukangan. Sehingga kualitas dan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pesanan pelanggan sangat dijaga, komitmen seperti inilah yang membuat perusahaan ini memiliki citra yang baik dimata pelanggan. Kegiatan produksi CV Duta Teknik dapat dilihat pada Lampiran 10 dan produk yang dihasilkan pada Lampiran 12. Kegiatan CV Duta Teknik adalah memproduksi produk mebel dari kayu dan juga kusen, bahan baku yang digunakan adalah kayu ulin, banuas, nyatuh, dan meranti. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan merupakan kayu dengan grade A dan grade B, sebelum dimasukan ke dalam gudang kayu terlebih dahulu dikeringkan untuk menghindari kerusakan pada kayu pada saat penyimpanan. Mebel yang dihasilkan sebagian besar adalah kursi, meja, lemari, pintu, jendela, kusen dan produk mebel lainnya yang terbuat dari kayu. Data kapasitas produksi perusahaan mebel di Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel 15.
57
Tabel 15. Kapasitas Produksi Perusahaan Mebel di Kota Sampit Tahun 2006 Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
Kapasitas/Tahun
CV Kayu Wangi
Jl. Jaya Kusuma No. 62
CV Pakat Pahari Jaya
Jl. Sudirman Km. 4,5
CV Taheta Jaya
Jl. Sudirman No. 25 A
CV Banua Permai
Jl. Cilik Riwut Km. 2
CV Duta Teknik
Jl. Cilik Riwut Km. 2,2
CV Jasa Graha
Jl. Tidar No. 3
Pintu = 700 buah Jendela = 1.000 buah Kusen = 13.000 Pintu = 600 buah Jendela = 900 buah Kusen = 10.000 buah Lainnya = 750 buah Kursi =1.000 buah Meja = 800 buah Lemari = 300 buah Pintu = 300 buah Jendela = 350 buah Kusen = 300 buah Meja = 600 buah Kursi = 800 buah Lemari = 200 buah Pintu = 200 buah Jendela = 300 buah Kusen = 200 buah Kursi = 1.700 buah Meja = 1.000 buah Jendela = 1.200 buah Lemari = 600 buah Pintu = 800 buah Kusen = 15.000 buah Meja kursi = 250 set Lemari = 80 buah Pintu = 170buah Jendela = 150 buah Kusen = 320 buah
Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit (2009). Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa kapasitas produksi CV Duta Teknik yang paling besar diantara perusahaan mebel yang lainnya. Selain karena memiliki peralatan serta mesin yang lengkap, SDM yang berkualitas baik juga memungkinkan perusahaan untuk berproduksi lebih banyak lagi. Kegiatan produksi dimulai dari perencanaan serta menggambar model serta ukuran mebel yang akan dibuat. Selanjutnya menghitung bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan produk mebel. Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku setengah jadi yaitu kayu lapis. Proses perencanaan bahan baku bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi kegiatan produksi. Bahan baku produksi diperoleh dari pemasok sekitar daerah kabupaten Kotawaringin Timur. Pemesanan bahan 58
baku dilakukan secara langsung oleh perusahaan tanpa melalui perantara. Sedangkan bahan baku pendukung lainnya diperoleh dari toko yang telah menjadi mitra perusahaan. Kegiatan produksi dilanjutkan dengan memotong bahan baku seusai dengan kebutuhan produksi, bahan baku yang telah dipotong-potong tersebut selanjutnya di ketam untuk menghaluskan bahan baku yang akan digunakan. Pemotong bahan baku tersebut biasanya menggunakan speed shaw (mesin pemotong dengan tangan) atau dengan menggunakan mesin pemotong (cross cut). Bahan baku yang telah halus dan rapi tersebut selanjutnya masuk kemesin penebal (istilah lokal untuk nama mesin), hal ini dilakukan agar ketebalan kayu yang akan digunakan memiliki ketebalan yang sama. Kegiatan selanjutnya yaitu penggambaran model dan bentuk yang akan dibuat pada bahan baku yang telah dipersiapkan tersebut, untuk selanjutnya dibentuk sesuai dengan pesanan dari pelanggan. untuk membuat kayu tersebut sesuai dengan bentuk yang telah digambar dapat dengan menggunakan mesin sharpner atau mesin router (mesin tangan). Setelah semua bahan baku tersebut selesai dibentuk, kegiatan berikutnya adalah merakit bahan baku tersebut. Bahan baku yang telah dirakit tersebut selanjutnya diamplas untuk menghaluskan sebelum masuk ke bagian finishing. Pada bagian ini mebel tersebut akan dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh pelanggan. pada bagian finishing ini kegiatan yang dilakukan antara lain penghalusan dan many(nama merek, istilah yang biasa digunakan oleh perusahaan). Kegiatan penghalusan dilakukan dengan menggunakan alat penghalus kayu yang dikerjakan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin amplas setrika. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang masih terlihat, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih halus. Sebelum dicat pada kayu dilakukan kegiatan sanding (istilah perusahaan) terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mematikan serat kayu serta menutup pori-pori kayu. Setelah selesai selanjutnya kayu dicat dengan menggunakan pelitur (istilah perusahaan) kayu atau dengan menggunakan many. Many kayu dipilih sebagai pelapis mebel disebabkan dapat memberikan lapisan yang relatif lebih tahan lama dibandingkan dengan cat kayu biasa. Selain itu, penggunaan pelitur/many dapat memberikan kesan warna yang 59
alami dan lebih disukai. Pemberian pelitur/many dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat penyemprot dan secara manual dengan menggunakan kuas cat. Selain menggunakan many/pelitur, finishing juga dapat dengan menggunakan cat untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Proses pengerjaannya, setelah mebel selesai diamplas mebel diberikan melamic sebagai dasar sebelum dicat. Setelah diberi melamic (istilah perusahaan), mebel kemudian dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh konsumen. Produk yang telah selesai selanjutnya memasuki proses penanganan pasca produksi. Proses ini meliputi pemeriksaan ulang produk yang dihasilkan untuk melihat kesesuaian antara rencana produksi dengan produk yang dihasilkan. Apabila belum sesuai akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan seperti tebal dan kehalusan pengecatan harus sama. Setelah semua selesai, mebel tersebut kemudian disimpan di gudang untuk selanjutnya diambil atau diantarkan kepada pelanggan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Perusahaan juga melayani pemasangan pintu ataupun jendela apabila pelanggan memintanya, tentunya dengan biaya tambahan. 5.4.5. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan. Daerah pemasaran perusahaan lebih terkonsentrasi disekitar wilayah Kotawaringin Timur, sebab daya beli konsumen wilayah ini masih besar. Selain itu jarak transportasi yang relatif dekat menyebabkan biaya transportasi lebih murah sehingga penerimaan perusahaan lebih maksimal. Pemilihan pasar sasaran didasarkan adanya peluang potensi pasar yang cukup baik untuk produk-produk mebel. Dalam hal ini, pengusaha sendiri yang bertindak dan bertanggung jawab terhadap pemasaran produk-produk mebel tersebut. Pemasaran produk mebel ini dilakukan hanya dengan satu cara, yaitu dengan pemesanan secara langsung sementara promosi hanya dari mulut ke mulut konsumen yang telah membeli dari perusahaan ini. Hal ini menyebabkan terjadinya kendala di dalam mendapatkan produk-produk mebel CV Duta Teknik, karena produk-produk mebel tersebut hanya akan diproduksi apabila terdapat pesanan saja. Pemasaran keluar Kota Sampit agak sulit untuk dilakukan, karena pengawasan pihak berwajib sangat ketat untuk menghindari terjadinya illegal logging. 60
Aspek pemasaran lain yang menjadi pertimbangan adalah aspek harga produk. Penetapan harga yang relatif tinggi dapat menjadi kendala, akibatnya segmen pasar menjadi terbatas hanya segmen atas saja. Faktor utama yang menyebabkan tingginya harga jual produk adalah karena harga bahan baku kayu yang meningkat terus, sehingga mau tidak mau perusahaan harus meningkat harga jual produk agar tetap dapat bertahan. Selain harga bahan baku yang terus meningkat, model serta finishing yang baik menyebabkan perusahaan berani memberikan harga yang cukup tinggi. Harga produk perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 13. Salah satu kelemahan perusahaan dalam hal pemasaran adalah kurang agresif dalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan kepada pelanggan yang mungkin membutuhkan produk mebel. Selain belum adanya staf yang ditunjuk khusus untuk bidang pemasaran, sehingga promosi produk hanya mengandalkan informasi dari pelanggan yang pernah memesan saja. Padahal pesaing perusahaan cukup gencar dalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan, baik promosi melalui media cetak, ataupun media elektronik. Selain promosi melalui media cetak dan elektronik, promosi perusahaan tersebut juga dilakukan dengan memberikan diskon atau penawaran khusus kepada pelanggannya. Perusahaan yang gencar melakukan promosi adalah perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi (seperti Olympic dan produk mebel non kayu), hal ini tentunya dapat menjadi ancaman serius apabila CV Duta Teknik tidak mengatasi kelemahan mereka untuk bidang pemasaran ini. 5.5. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Pelaksanaan analisis lingkungan eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, maka keberadaannya memiliki pengaruh besar. Kemampuan untuk memperoleh laba suatu perusahaan bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat industri saja, akan tetapi juga kedudukan perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian hal-hal seperti ini harus juga dipertimbangkan dalam penentuan strategi perusahaan. Analisis lingkungan 61
eksternal berguna dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CV Duta Teknik. 5.5.1. Kekuatan Sosialkultural Jumlah penduduk Kota Sampit pada Tahun 2004 diperkirakan sebesar 288.281 jiwa dan meningkat menjadi 324.863 jiwa pada Tahun 2008 (BPS, 2009). Jumlah penduduk yang cukup besar dapat dijadikan peluang pasar apabila diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan bawah jumlah penduduk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan penduduk tentunya juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, selain tempat tinggal kebutuhan akan meja kursi dan perangkat mebel lainnya tentunya juga akan bertambah. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan didalam mengembangkan usaha. Faktor demografi memberikan indikasi bagi industri mebel untuk menentukan apakah terdapat kondisi yang lebih di tempat lain dalam memperluas pangsa pasar, dan dari data yang didapat menunjukkan bahwa Sampit masih memiliki pasar yang cukup potensial. Walaupun faktor ini harus didukung dengan kondisi sosial masyarakat, karena sikap, opini, kepercayaan, nilai dan gaya hidup masyarakat sangat mempengaruhi produk-produk yang dihasilkan perusahaan mebel. 5.5.2. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan
beroperasi.
Keadaan
ekonomi
suatu
negara/daerah
akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku selama Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2008 selalu mengalami kenaikan. Pada Tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 16,00 persen, yaitu dari 12,59 juta rupiah pada Tahun 2007 menjadi 14,61 juta rupiah pada Tahun 2008. (BPS, 2009). Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahun pendapatan per kapita Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan per kapita paling tinggi yaitu terjadi pada tahun 2008. Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita, maka diasumsikan bahwa daya beli
62
masyarakat juga meningkat. Nilai PDB Kota Sampit pada tahun 2007-2008 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai PDB Kota Sampit Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 Lapangan Usaha Industrial Origin Pertanian / Agriculture Pertambangan / Mining Industri Pengolahan / Manufacturing Listrik, Gas dan Air Bersih / Electricity, Gas and water Bangunan / Construction
2006 (Rp. ) 1.633.415,98 25.144,60 772.419,05
2007 *) (Rp. ) 1.845.860,92 29.706,21 793.160,89
2008 **) (Rp. ) 2.030.211,07 46.738,42 897.371,48
18.435,19
22.067,92
23.885,20
115.270,21
163.121,27
201.416,56
Perdagangan Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restaurant Pengangkutan & Komunikasi / Transportation and Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Dwelling and Bussiness Service Jasa – Jasa / Services
1.196.895,23
1.341.809,35
1.581.966,22
422..307,15
483.275,29
623.208,72
99.178,65
129.539,90
159.968,87
269.813,49
303.169,97
369.331,40
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Sumber : BPS (2009)
4.552.879,55
5.111.711,71
5.934.097,95
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa PDB Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 12,27 persen dan pada Tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 16,00 persen. Berdasarkan lapangan usaha, industri pengolahan merupakan ketiga terbesar setelah pertanian dan jasa-jasa, hal ini menunjukkan bahwa peranan industri pengolahan penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Sampit. Kondisi ekonomi yang semakin membaik yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan pasar mebel. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan memicu tumbuhnya iklim investasi khususnya di dalam pembangunan perumahan karena bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini tentunya merupakan peluang bagi perusahaan dalam mengembangkan usaha mebelnya di masa yang akan datang. Berdasarkan data Bank Indonesia (2008), 63
Sampit merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi untuk Provinsi Kalimantan Tengah. 5.5.3. Teknologi Salah satu kekuatan yang paling berpengaruh dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Teknologi senantiasa berkembang, harus selalu diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang. Adaptasi teknologi yang kreatif akan berdampak pada perencanaan perusahaan melalui perkembangan produk baru atau perbaikan produk lama dan peningkatan pemasaran. Teknologi merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Teknologi turut berperan penting dalam menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh perusahaan. CV Duta Teknik sudah menggunakan teknologi modern dalam memproduksi mebel, dan ada beberapa alat baru yang ditambahkan. Walaupun demikian mesin-mesin yang digunakan bukanlah mesin jenis terbaru, melainkan mesin standar yang digunakan dalam produksi mebel. Berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam produksi hampir semuanya sudah mekanis, hanya beberapa saja yang masih manual atau tanpa menggunakan mesin. Sampai saat ini perusahaan telah menggunakan sekitar 15 mesin besar dan sekitar 10 mesin tangan. Penggunaan mesin-mesin ini telah memberikan dampak bagi unit produksi karena dapat mempercepat proses produksi sehingga jangka waktu pemesanan hingga produksi menjadi lebih singkat. Teknologi komunikasi juga telah dimanfaatkan dengan sangat baik, seperti penggunaan telepon ataupun telepon genggam. Alat-alat komunikasi ini digunakan untuk mempermudah proses transaksi antara pengusaha dan pemasok ataupun antara pengusaha dan konsumen. Sehingga dapat menghemat waktu serta biaya yang dikeluarkan. 5.5.4. Kebijakan Pemerintah Kebijakan politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan dan kelancaran bisnis di suatu negara. Keputusan pemasaran dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organaisasi dan individu (Kotler, 2002). Orientasi kebijakan 64
pembangunan terutama yang menyangkut sektor usaha kecil dan menengah, diarahkan untuk memperkuat perekonomian nasional. Besarnya bahan baku lokal yang digunakan oleh usaha kecil dan menengah memberikan kekuatan utama disaat terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Politik dan hukum yang terdiri dari undang-undang, kebijakan pemerintah, lembaga pemerintahan dan kelompok berpengaruh pada keputusan penyusunan strategi. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki pengaruh riil terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang ditimbulkan. Pengembangan sektor usaha kecil dan menengah dirumuskan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat disekitarnya. Melalui dukungan permodalan, teknologi, sistem informasi, kemudahan melakukan perijinan, pajak yang wajar dan kemitraan yang mendukung berkembangnya usaha kecil dan menengah pemerintah mengharapkan agar perusahaan dapat berkembang dengan baik sehingga
dapat
menumbuhkan
iklim
investasi
yang
kondusif.
Untuk
pengembangan industri, biasanya dari pihak pemerintah akan memberikan informasi apabila ada lelang untuk proyek ataupun kegiatan yang memerlukan perusahaan mebel. Sehingga pengusaha mebel dapat ikut aktif dalam pembangunan daerah. Walaupun demikian, dukungan berupa dana ataupun teknologi masih kurang diberikan oleh pemerintah. Salah satu kebijakan pemerintah yang dapat berpengaruh bagi perkembangan usaha di Indonesia secara umum adalah kebijakan perdagangan bebas. Dampak dari kebijakan ini antara lain, semakin banyaknya produk dari luar yang masuk ke pasar Indonesia ataupun kedaerah-daerah. Hal ini akan menambah persaingan diantara produk yang telah ada dipasaran. Dan kebijakan yang mempengaruhi kegiatan usaha mebel secara khusus adalah semakin ketatnya pemerintah dalam memberantas illegal logging. Dengan adanya kebijakan ini, distribusi kayu menjadi terhambat karena ketatnya pemeriksaan yang dilakukan. Selain itu kayu dari luar daerah (kabupaten ataupun provinsi) sulit masuk ke Kota Sampit, akibatnya pengusaha mebel hanya dapat mengandalkan pasokan bahan baku hanya dari Kota Sampit. 65
5.5.5. Analisis Lingkungan Industri Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya (Porter, 1997). Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. Lima kekuatan persaingan pokok yaitu ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, masuknya pendatang baru, persaingan diantara industri yang telah ada serta kekuatan tawar menawar pemasok. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan dan kelemahan yang sangat penting dalam merumuskan strategi. 1.
Ancaman Produk Pengganti Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Pengertian produk subtitusi adalah produk yang memiliki karakteristik yang berbeda namun memberikan fungsi atau jasa yang sama. Produk subtitusi dari mebel kayu perusahaan ini adalah mebel yang terbuat dari produk-produk yang mebel yang terbuat dari plastik, bahan tambang dan juga jenis produk seperti yang dihasilkan oleh Olympic. Produk-produk tersebut merupakan produk mebel yang memberikan fungsi dan manfaat yang sama, perbedaannya hanya pada bahan baku yang digunakan di dalam pembuatannya. Produk subtitusi ini cukup mudah ditemui di Kota Sampit, bahkan untuk produk yang sudah memiliki nama seperti Olympic berani memberikan promosi baik itu melalui harga ataupun lewat media elektronik. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi perusahaan, karena produk subtitusi tersedia cukup banyak. Dari segi harga yang ditawarkan sangat bervariatif, dalam artian tergantung jenis dan model dari produk yang dihasilkan. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 90.000,- untuk tempat baju hingga ratusan ribu untuk meja ataupun kasur. Adanya kebijakan perdagangan bebas tentunya akan menambah aliran produk yang masuk kepasaran, dan dapat menyebabkan persaingan 66
harga semakin kompetitf. Ancaman inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena dapat mempengaruhi perusahaan dari segi penjualan produk. 2.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pelanggan dapat diartikan sebagai pembeli potensial yang dapat memberikan satu keuntungan bagi perusahaan. Untuk itu pelayanan yang diberikan harus lebih baik agar pelanggan menjadi lebih nyaman dan loyal terhadap perusahaan. Di samping itu perusahaan juga harus menjaga hubungan dengan konsumen, agar komunikasi yang telah dibangun tidak terputus. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda apabila diberikan kepada perorangan ataupun proyek. Biasanya harga yang diberikan kepada perorangan lebih karena kualitas yang diberikan biasanya lebih baik. Pelanggan yang memesan produk di perusahaan ini biasanya kembali lagi ke perusahaan ini. Pelanggan biasanya jarang menawar lagi harga yang diberikan oleh perusahaan, karena harga yang diberikan oleh perusahaan tergantung dari pesanan yang diajukan oleh pelanggan. Harga yang diberikan oleh perusahaan akan sangat tergantung terhadap jenis bahan baku, model serta finishing yang diinginkan oleh pelanggan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas barang sangat dominan terhadap daya tawar menawar pembeli.
3.
Ancaman Pendatang Baru Ancaman pendatang baru kedalam suatu industri sangat tergantung pada hambatan-hambatan yang mungkin ada untuk memasuki industri tersebut. Pendatang baru pada suatu industri ada kemungkinan memiliki kemampuan produksi yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang sudah ada. Hal ini tentunya merupakan ancaman bagi perusahaan yang telah ada, sebab pendatang baru tersebut tentunya memiliki keinginan untuk merebut pasar serta sering kali mempunyai sumberdaya yang lebih besar. Beberapa rintangan untuk memasuki lingkungan industri antara modal, diferensiasi produk, kebutuhan produk, akses ke saluran distribusi dan kebijakan pemerintah. Dari segi modal, sebenarnya modal yang 67
diperlukan untuk masuk ke industri mebel adalah keahlian. Karena ada beberapa karyawan dari perusahaan ini yang akhirnya keluar dan membuat usaha sendiri, setelah merasa memiliki pengalaman yang cukup walaupun masih dalam skala kecil. Walaupun demikian untuk membeli peralatan serta bahan baku perlu modal yang cukup besar, tanpa peralatan yang memadai tentunya mempengaruhi kecepatan pengerjaan serta kualitas produk yang dihasilkan. Mebel baru akan diproduksi bila ada yang memesan dan agak jarang langsung menjual mebel jadi. Dari segi diferensiasi produk dapat dikatakan tergantung selera dan model yang berkembang sekarang, sehingga apabila pengusaha pandai dalam melihat model apa yang sedang trend maka besar kemungkinan perusahaan tersebut menjadi ancaman yang serius. Biasanya model dan kualitas yang ditawarkan oleh industri yang ada relatif berbeda, karena tergantung pada kelengkapan alat serta keahlian karyawan yang direkrut. Apabila dilihat dari tingkat kebutuhan produk, maka mebel merupakan produk yang sangat diperlukan dalam pembangunan rumah. Karena ada beberapa bagian rumah yang mutlak diperlukan dan biasanya memang terbuat dari kayu contohnya seperti kusen, pintu dan jendela. Dari segi pemerintah, tidak ada kebijakan pemerintah yang membatasi atau bahkan menutup kemungkinan pesaing masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan yang memberatkan. Hambatan masuk industri dari uraian di atas dapat dikatakan ringan, karena modal utama untuk masuk industri ini adalah keahlian. Walaupun demikian apabila tidak didukung dengan modal yang memadai, maka cukup sulit untuk bersaing secara ketat. Karena tanpa modal untuk membeli peralatan, maka usaha tersebut akan cukup sulit bersaing dalam hal kecepatan kerja serta kualitas. Sehingga pendatang baru yang dapat menjadi ancaman serius apabila pendatang tersebut memiliki modal serta tenaga ahli yang memadai. Di sekitar lokasi terutama sepanjang jalan Cilik Riwut juga terdapat perusahaan yang bergerak dibidang mebel. Perusahaan yang ada cukup bervariasi dari milik pribadi hingga yang memiliki bentuk hukum (UD atau CV). 68
4.
Persaingan Antara Industri Yang Telah Ada Persaingan diantara industri yang bersaing biasanya paling berpengaruh di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut Porter (1997), tingkat persaingan dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas produksi dan besarnya hambatan yang keluar berupa asset dan idealisme bisnis. Persaingan dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan tersebut. Intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah, karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan arena potongan harga menjadi biasa. Menurut data Disperindag Kotim (2007) jumlah industri yang bergerak di bidang mebel berjumlah 14 perusahaan. Persaingan yang biasanya terjadi antara perusahaan yaitu pada harga, kualitas produk serta model mebel yang dihasilkan. Persaingan yang paling dominan yaitu pada model serta kualitas mebel. Apabila kualitas serta model yang ditawarkan bagus, maka pihak perusahaan berani memberikan harga tinggi pada produknya.
5.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka dari itu kehadiran pemasok sangat diperlukan dalam kegiatan mebel. Pemasok merupakan pihak yang menyediakan segala kebutuhan dalam kegiatan produksi, mulai dari bahan baku hingga finishing. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama kalau jumlah
69
pemasok banyak, sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau biaya pengganti bahan baku yang tinggi. Perusahaan CV Duta Teknik memiliki sekitar empat pihak yang menjadi
pemasok
tetap
dari
perusahaan
ini.
Setiap
pemasok
menghasilkan produk yang bervariasi baik dalam ukuran kayu yang ditawarkan dan juga jenisnya. Sehingga ada beberapa pemasok yang bahan bakunya memang dikhususkan untuk beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Misalnya ada pemasok yang bahan bakunya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan mebel, dan ada pemasok lain yang bahan bakunya dikhususkan sebagai bahan baku untuk pembuatan kusen ataupun bingkai pintu. Sementara untuk bahan baku pendukung perusahaan hanya memiliki satu toko yang menjadi langganan, dan hubungan dengan toko ini cukup baik. Kesulitan bahan baku sudah mulai dirasakan oleh pihak perusahaan, walaupun demikian pihak pemasok tidak berani menaikkan harga terlalu tinggi karena harga pasaran sudah diketahui oleh pihak perusahaan. Selain itu perusahaan CV Duta Teknik tidak terikat dengan ke-empat pemasok tersebut, karena apabila ada pihak lain yang menawarkan harga lebih murah tentunya perusahaan akan memilih yang lebih murah. Selain bahan baku yang mulai sulit, harga bahan baku yang terus meningkat menjadi ancaman yang cukup serius. Sehingga harga produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini juga ikut meningkat. Pemasok akan memiliki posisi yang kuat pada saat perusahaan mendapatkan banyak pesanan, dan pemasok akan berada pada posisi yang lemah pada saat perusahaan tidak mendapatkan pesanan. Selain itu posisi tawar pemasok akan menjadi kuat pada saat bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan cukup sulit untuk ditemui, sehingga harga yang ditawarkan biasanya lebih tinggi dari harga pasaran. Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pemasok biasanya sulit untuk ditawar oleh perusahaan, alternatif untuk mengatasi ini hanya dengan mencari pemasok yang memiliki harga lebih murah. Kualitas bahan baku juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pemasok, biasanya 70
pihak perusahaan yang akan menentukan kualitas dari bahan yang ditawarkan oleh pemasok. 5.6. Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal maka didapat peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Peluang dan ancaman tersebut berasal dari lingkungan ekonomi, sosial, teknologi, pemerintah, pelanggan, pemasok dan pesaing. Sedangkan berdasarkan analisis internal didapat kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan tersebut berasal dari fungsional perusahaan berupa produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia serta organisasi perusahaan. 5.6.1. Kekuatan CV Duta Teknik a. Memiliki Banyak Tenaga Ahli Kegiatan produksi mebel pada CV Duta Teknik langsung ditangani oleh karyawan yang memang memiliki latar belakang pendidikan STM Bangunan. Sehingga selain memiliki keahlian dalam membuat produk mebel, mereka juga memiliki pengetahuan tentang mebel. b. Modal Kuat Kondisi keuangan CV Duta Teknik dalam kondisi yang baik, dimana perusahaan ini tidak memiliki utang kepada pihak manapun. Tentunya hal ini menjadi kekuatan bagi perusahaan, dimana di dalam mengerjakan suatu proyek besar perlu modal yang besar. c. Peralatan dan Mesin Lengkap Peralatan dan mesin merupakan salah satu pendukung utama kegiatan perusahaan. Dengan adanya mesin dan peralatan yang lengkap, tentunya berpengaruh pada kecepatan dan kerapihan pekerjaan. Selain itu memberikan keleluasaan bagi pihak perusahaan dalam menerima jenis pesanan maupun model mebel-mebel yang akan dibuat. d. Lokasi Strategis Perusahaan CV Duta Teknik bertempat di Jl. Cilik Riwut km 2.2, jalan ini merupakan salah satu jalan utama di kota Sampit dan merupakan jalan antar kota antara Sampit – Palangkaraya. Selain terletak pada 71
jalan yang sering dilalui, perusahaan ini juga bertempat di tepi jalan sehingga cukup mudah bagi pelanggan untuk menemukannya. Hal ini tentunya menjadi kekuatan bagi perusahaan, karena lokasi perusahaan yang mudah ditemukan dan sering dilewati oleh penduduk. e. Bahan Baku Lokal Bahan baku utama CV Duta Teknik adalah produk setengah jadi dari kayu, yaitu berupa kayu lapis atau balok kayu. Kayu-kayu yang digunakan oleh CV Duta Teknik kebanyakan adalah kayu lokal seperti meranti, ulin, banuas, nyatuh dan bengkirai. Kayu-kayu ini merupakan pohon lokal dari Kalimantan, sehingga perusahaan tidak perlu harus mencari bahan baku hingga ke luar daerah. Bahan baku lokal dalam artian produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan bukan hubungan perusahaan dengan pemasok bahan baku. Karena konsumen di Kota Sampit lebih menyukai produk mebel yang berbahan baku lokal. f. Relasi Luas Relasi meupakan hal yang penting di dalam menjalankan suatu bisnis, karena dengan adanya relasi jaringan kita di dalam mendapat informasi juga menjadi luas. Selain itu, dengan relasi yang luas, dapat digunakan untuk
mempromosikan
perusahaan
ini.
Terlebih
lagi
untuk
mendapatkan suatu proyek, relasi yang luas sangat diperlukan terutama untuk mendapatkan informasi serta jalur di dalam membantu kegiatan berusaha. 5.6.2. Kelemahan CV Duta Teknik a.
Belum Memiliki Bagian Pemasaran Sampai saat ini perusahaan belum memiliki bagian ataupun bidang yang mengurusi bagian pemasaran. Hal ini tentunya menjadi kelemahan bagi perusahaan ini, karena perusahaan saingan terutama pesaing yang menghasilkan produk subtitusi melakukan promosi dengan cukup baik. Kegiatan pesaing tersebut tentunya dapat menyaingi nama perusahaan serta dapat merebut pangsa pasar perusahaan. 72
b.
Manajemen Persediaan Kurang Baik Kegiatan produksi perusahaan yang hanya melalui pesanan saja kadang menyebabkan stok bahan baku perusahaan tidak menentu. Terkadang bahan baku yang akan digunakan tidak tersedia, sehingga perusahaan harus mencari bahan baku tersebut dahulu. Tentunya hal ini merupakan kelemahan bagi perusahaan, karena perusahaan akan rugi waktu dan tenaga. Selain itu belum adanya pihak yang dikhususkan
untuk
mengawasi
atau
mengurusi
bahan
baku
menyebabkan keluar dan masuknya bahan tidak dicatat di dalam kegiatan pembukuan baik itu sisa ataupun bahan baku yang telah digunakan. c.
Manajemen Kerja Perusahaan Belum Baik Manajemen kerja kaitannya dengan deskripsi kerja karyawan yang ada di dalam CV Duta Teknik, terutama untuk wakil direktur, dan staf administrasi. Misalnya untuk bagian admistrasi yang kedua stafnya memiliki deskripsi kerja yang hampir sama, padahal banyak kegiatan yang perlu diperhatikan di dalam perusahaan ini seperti bahan baku ataupun pemasaran. Selain itu absensi yang digunakan oleh pihak perusahaan juga menjadi masalah, terutama bagi mereka yang menerima gaji bulanan. Absensi tersebut hanya berfungsi sebagai daftar hadir saja, tetapi kurang menjadi kontrol bagi karyawan. Akibatnya pihak
yang rajin datang ataupun jarang datang,
mendapatkan gaji yang sama. Tentunya hal ini dapat menjadi kecemburuan sosial antara karyawan dan dapat menghambat kegiatan perusahaan. d.
Harga Mahal/Biaya Operasional Tinggi Berdasarkan hasil wawancara harga yang ditawarkan oleh perusahaan relatif mahal dibandingkan dengan perusahaan lainnya, harga yang ditawarkan lebih mahal sekitar 50 ribu sampai dengan 100 ribu. Perusahaan yang lebih kecil lagi berani menawarkan harga yang lebih rendah lagi. Harga yang mahal disebabkan karena biaya operasional perusahaan perusahaan yang cukup besar, seperti membayar gaji 73
karyawan tetap, penjaga keamanan, petugas kebersihan perusahaan serta pajak perusahaan. Selain itu juga karena bahan yang dipakai juga berkualitas baik.
Hal ini tentunya menjadi kelemahan bagi pihak
perusahaan, karena segmen pasarnya tentunya lebih mengarah pada pihak menengah keatas dengan harga yang telah ditetapkannya. 5.6.3. Peluang CV Duta Teknik a. Kondisi Kemanan yang Membaik Kota Sampit yang pernah dilanda kerusuhan antar etnis pada beberapa Tahun yang lalu, telah berangsur-angsur pulih dan kelompok yang bertikai
telah
menyelesaikan
masalahnya.
Tentunya
hal
ini
berpengaruh terhadap kondisi keamanan Kota Sampit, kondisi yang aman tentunya memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis mebel. Dengan semakin kondusifnya Kota Sampit, menjadikan peluang usaha untuk usaha mebel semakin terbuka. b. Loyalitas Pelanggan Baik Loyalitas pelanggan yang baik, tentunya menjadi peluang bagi CV Duta Teknik. Hal ini dapat dilihat dari pelanggan yang kembali lagi untuk memesan pada perusahaan ini. Sebagai contoh, apabila pelanggan memesan kusen maka setelah kusen tersebut selesai pelanggan
kembali
lagi
untuk
memesan
jendela.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa pelanggan merasa puas terhadap pelayan dan produk perusahaan tersebut, sehingga kembali lagi untuk memesan barang pada perusahaan ini. c. Mempunyai Banyak Pemasok CV Duta Teknik memiliki empat pemasok tetap untuk bahan baku utama, dan biasanya apabila mereka memiliki bahan baku mereka akan langsung menawarkan pada perusahaan ini. Dengan memiliki pemasok lebih dari satu, pihak perusahaan lebih fleksibel, artinya apabila disalah satu pemasok tidak ada bahan baku pihak perusahaan dapat mencarinya ke pemasok yang lainnya. Walaupun belum tentu bahan baku yang diperlukan ada dan sesuai dengan yang diperlukan, tetapi pihak perusahaan memiliki banyak alternatif didalam mencari 74
bahan baku kayu. Sementara untuk bahan pendukung, perusahaan hanya memiliki satu pemasok tetap. Hubungan antara keduanya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sistem pembayaran yang dilakukan 3 bulan sekali. Selama waktu itu perusahaan bebas mengambil barang kebutuhan produksi, dan harga dari bahan baku tersebut akan diakumulasi pada bulan ketiga untuk pembayaran. Sehingga perusahaan memiliki jeda apabila modal kurang karena dana belum turun dari pelanggan. d. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi sangat penting artinya bagi perusahaan ini, salah satunya teknologi komunikasi. Hal ini dapat mempersingkat waktu transaksi jual-beli antara perusahaan dengan pelanggan ataupun dengan pemasok. Kemajuan teknologi juga dapat membantu perusahaan dalam kegiatan produksi perusahaan, sehingga dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Karena teknologi turut berperan penting dalam menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. e. Semakin Bertambahnya Perumahan Hal ini sejalan dengan kondisi keamanan yang semakin membaik, sehingga pendatang baik Kalimantan ataupun dari luar banyak berdatangan. Bertambahnya jumlah penduduk tentunya juga akan berdampak pada peningkatan pembangunan perumahan. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan ini, karena untuk membangun rumah diperlukan bahan bangunan yang terbuat dari mebel kayu. Bahan tersebut antara lain kusen, pintu dan jendela, demikian juga dengan perabotan rumah tangganya seperti meja, kursi ataupun lemari. 5.6.4. Ancaman CV Duta Teknik a. Harga Pesaing Lebih Murah Pesaing-pesaing yang muncul, baik itu kecil ataupun besar biasanya berani memberikan harga yang dibawah. Hal ini tentunya untuk menarik pelanggan bagi produk yang dihasilkannya. Usaha-usaha 75
kecil milik pribadi biasanya lebih berani memberikan harga yang rendah, hal ini dikarenakan biaya operasional mereka yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi perusahaan apabila tidak dapat memberikan perlawanan terhadap harga yang ditawarkan oleh pesaing. b. Produk Subtitusi Banyak Produk subtitusi adalah produk yang dapat mengantikan fungsi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk subtitusi untuk produk mebel kayu cukup banyak ditemui di pasaran, terutama untuk perabotan rumah tangga. Produk-produk subtitusi yang banyak tersedia antara lain seperti kursi, meja, lemari dan kasur. Perusahaan yang bergerak pada produk subtitusi ini mulai dari yang berskala kecil hingga skala nasional. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi perusahaan apabila tidak memperhatikan produk subtitusi yang tersedia di pasar. Terlebih lagi produk ini cukup mudah didapatkan serta tersedia langsung dalam berbagai model dan ukuran. Apabila perusahaan tidak memakai strategi yang baik dalam mengahadapi produk subtitusi ini, maka dapat dipastikan produk mebel dari kayu akan semakin tenggelam. Selain itu adanya kebijakan pasar global, salah satu contohnya produk Cina dapat masuk tanpa bea cukai. Kebijakan ini dapat menjadi ancaman karena harga produk impor yang ditawarkan menjadi lebih murah dari sebelumnya c. Bahan Baku Mulai Sulit Kondisi hutan Kalimantan yang mulai berkurang, mengindikasikan semakin berkurangnya bahan baku untuk kayu. Kawasan hutan yang semakin berkurang ini diakibatkan lahan-lahan tersebut dialih gunakan menjadi kawasan pemukiman ataupun perkebunan. Semakin kecilnya kawasan hutan, mengakibatkan semakin sulitnya mendapatkan kayu sehingga harga kayu semakin meningkat juga. Selain itu semakin ketatnya aparat keamanan dalam mengawasi keluar masuknya kayu dari hutan, semakin menyulitkan distribusi kayu untuk dipasarkan. Hal ini tentunya menjadi masalah yang sangat serius, karena bahan baku 76
utama dari perusahaan ini adalah kayu. Selain kelangkaan bahan baku, semakin ketatnya pemerintah didalam memberantas illegal logging juga membuat distribusi bahan baku antar daerah menjadi terhambat. Sehingga pihak perusahaan hanya dapat membeli bahan baku yang diproduksi Kota Sampit saja. d. Harga Bahan Baku Yang Semakin Meningkat. Meningkatnya
harga
bahan
baku
seiring
dengan
semakin
berkurangnya kawasan hutan sebagai sumber pemasok kayu. Semakin meningkatnya harga bahan baku, berakibat semakin meningkatnya biaya operasional perusahaan sehingga harga jual yang ditawarkan juga akan semakin tinggi. Kondisi ini tentunya tidak diharapkan oleh perusahaan, karena akan dapat mengurangi target pasar yang mereka tuju. Hal ini sudah dirasakan oleh perusahaan, setiap tahunnya harga jual produk perusahaan ini meningkat terus. Peningkatan harga yang terjadi biasanya berkisar antara 100 ribu hingga 200 ribu setiap tahunnya.
77