VI.
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA
Analisis lingkungan merupakan hal yang perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Secara umum, lingkungan perusahaan terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
6.1
Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam
perusahaan dan pada umumnya dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal yang dianalisis meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.
6.1.1
Manajemen Kegiatan
manajemen
dapat
berupa
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengontrolan 6.1.1.1 Perencanaan Dalam tahap proses manajemen strategi, perencanaan termasuk kedalam perumusan strategi. Perencanaan (planning) terdiri atas semua aktivitas manajerial yang terkait dengan persiapan dimasa depan. Tugas-tugas khususnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan dan penentuan sasaran. UKM Awal Putra Mandiri telah memiliki visi dan misi usaha. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki perencanaan jangka panjang sebagai cita-cita dan tujuan dimasa yang akan datang. Misi suatu perusahaan perlu diselaraskan deng visi yang dimilikinya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Begitupun halnya dengan UKM Awal Putra Mandiri. Untuk dapat mencapai visinya, maka UKM Awal Putra Mandiri perlu menyelaraskan antara visi dan misi yang milikinya. Misalnya dengan visi ingin melestarikan kuliner Banten, maka salah satu misi yang dapat dilakukan yakni dengan rajin mengikuti
56
berbagai pameran untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat yang lebih luas. Disamping tujuan jangka panjang, UKM Awal Putra Mandiri juga memiliki tujuan jangka menengah yaitu menambah jenis produk olahan ikan bandeng disamping sate bandeng, sedangkan untuk perencanaan jangka pendek, UKM Awal Putra Mandiri berencana meningkatkan kapasitas produksi. Meskipun perusahaan telah memiliki perencanaan, namun secara umum perencanaan tersebut belum tersusun secara tertulis.
6.1.1.2 Pengorganisasian Pengorganisasian
mencakup
semua
aktivitas
manajerial
yang
menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Dalam manajemen strategis pengorganisasian termasuk pada tahap penerapan strategi. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan dan otoritas. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen dibedakan dalam tiga aktivitas yaitu, memecah tugas kedalam pekerjaan (spesialisasi pekerjaan), mengkombinasi pekerjaan untuk membentuk depatemen (departemenisasi), dan mendelegasikan otoritas. Struktur organisasi UKM Awal Putra Mandiri dapat dilihat pada Gambar 6 (bab V). Meskipun sudah ada departemenisasi dan spesialisasi, namun pada pelaksanaannya masih terdapat tumpang tindih pekerjaan, dimana pemilik diahadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar.
6.1.1.3 Pemberian Motivasi Pemotivasian mencakup upaya-upaya menuju pembentukan perilaku manusia.
Topik-topik
sfesifiknya
mencakup
kepemimpinan,
komunikasi,
kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasional, semangat kerja karyawan dan semangat kerja manajerial. Dalam tahap proses manajemen strategis pemotivasian termasuk kedalam penerapan strategi. Pemilik usaha memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan usahanya. Hal ini terlihat dari semangat pemilik untuk selalu mengikuti pelatihan-
57
pelatihan baik yang diadakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan setempat maupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Disamping itu, pemilik juga sering mengikuti pameran-pameran baik ditingkat lokal maupun nasional dengan tujuan agar produk sate bandengnya dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Disamping itu, pemilik usaha juga memberikan motivasi terhadap para karyawannya, agar para karyawan dapat termotivasi untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama. Pemberian motivasi dilakukan melalui komunikasi yang baik antara pemilik dan para karyawannya, sehingga tercipta hubungan kekeluargaan antara pemilik dengan karyawan. Salah satu tindakan yang dilakukan pemilik untuk memotivasi karyawannya yaitu dengan turun langsung dalam proses produksi. Hal tersebut dilakukan agar para karyawan merasa nyaman dan termotivasi untuk bekerja dengan baik.
6.1.1.4 Pengelolaan Staff Pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan terkait dengan budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Pada UKM Awal Putra Mandiri budaya yang diterapkan yaitu dengan menggunakan sistem kekeluargaan. Oleh karena itu, komunikasi yang terjalin antara pemilik dan karyawan menunjukkan hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Kondisi ini memudahkan dalam memberikan tugas kepada karyawannya, disamping itu juga para karyawan dapat menyampaikan sesuatu kepada pemilik yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Pada UKM Awal Putra Mandiri, kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dilakukan secara sederhana tanpa adanya perekrutan terlebih dahulu. Karyawan pada UKM Awal Putra Mandiri berasal dari daerah sekitar tempat tinggalnya tanpa adanya pelatihan terlebih dahulu dalam proses produksi. Hal ini dikarenakan karyawan yang dimiliki UKM Awal Putra Mandiri memiliki pengalaman dalam hal pembuatan sate bandeng. Penetapan upah pekerja pada Awal Putra Mandiri dilakukan setiap hari. Besarnya upah yang diberikan kepada karyawan yaitu sebesar Rp 40.000 per orang dengan waktu kerja selama 7 jam. Namun, besarnya upah juga dapat meningkat ketika banyak pesanan sate bandeng.
58
6.1.1.5 Pengontrolan/Pengendalian Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sejalan dengan yang direncanakan. Aktivitas pengendalian dimulai dari pemilihan input, proses produksi hingga pendistribusian produk bisa sampai ke tangan konsumen. Aktivitas pengendalian dalam Awal Putra Mandiri dilakukan oleh pemilik. Proses pengendalian yang dilakukan meliputi pengadaan bahan bakudan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses produksi, sedangkan pengendalian dalam hal pengolahan terkait dengan mutu produk yang dihasilkan. Disamping itu, pengendalian pun dilakukan dalam proses pemasaran produk untuk memastikan pesanan yang dipesan oleh konsumen sesuai dan tepat dari waktu yang dijanjikan.
6.1.2
Pemasaran Pemasaran
dapat
dideskripsikan
sebagai
proses
pendefinisian,
pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Aspek pemasaran terkait dengan komponen bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan.Analisa bauran Pemasaran tersebut antara lain. a. Produk (Product) Produk utama yang diproduksi oleh UKM Awal Putra Mandiri adalah sate bandeng. Sebagai suatu usaha yang ingin terus berkembang, UKM Awal Putra Mandiri senantiasa mempertahankan kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen. Untuk dapat mempertahankan kualitas produknya, dalam proses produksi UKM Awal Putra Mandiri tidak pernah menggunakan bahan pengawet dan bahan-bahan tambahan seperti terigu atau tahu. Kualitas produk yang baik juga ditunjukkan dari bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang digunakan UKM Awal Putra Mandiri yaitu ikan bandeng yang masih segar yang dibeli dan diproduksi pada waktu yang sama. Hal ini dilakukan agar sate bandeng yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Produk sate bandeng yang diproduksi oleh UKM Awal Putra Mandiri pun terkenal memiliki rasa yang khas. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi,
59
daging ikan diberi tambahan bawang goreng serta ketumbar sehingga aromanya lebih terasa. Sate bandeng yang diproduksi UKM Awal Putra Mandiri memiliki beberapa varian rasa, antara lain rasa gurih, rasa pedas dan rasa sayuran. Namun, rasa yang paling diminati yaitu rasa gurih dan pedas, sedangkan untuk rasa sayuran diproduksi apabila ada permintaan. Produk sate bandeng yang dihasilkan oleh Awal Putra Mandiri sudah memiliki labelisasi kemasan diantaranya merk dagang, informasi nilai gizi, izin dari Dinas Kesehatan, P-IRT, MUI, komposisi, instruksi penyimpanan dan saran penyajian. Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan karena dengan adanya labelisasi yang lengkap membuat konsumen percaya akan produk yang dihasilkan. Tidak hanya sate bandeng, Awal Putra Mandiri juga memproduksi abon ikan bandeng dan sosis bandeng. Namun produk tersebut belum diproduksi secara masalkarena belum memiliki perijinan dari Dinas Kesehatan, label halal MUI dan PIRT. Oleh karena itu perusahaan hanya memproduksiketika ada permintaan dari konsumen. Disamping upaya untuk terus mempertahankan kualitas produknya, UKM Awal Putra Mandiri juga selalu berupaya mempertahankan pelayanan kepada konsumennya. Upaya mempertahankan pelayanan dilakukan dengan cara membina hubungan baik dengan konsumen dengan mengantarkan produk yang dipesan sesuai waktu pesanan dan bonus bagi konsumen yang membeli produk dalam jumlah banyak. b.
Harga (Price) Harga sate bandeng yang diproduksi Awal Putra Mandiri yaitu sebesar Rp
22.000,- per kemasan. Penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan didasarkan pada besarnya biaya produksi. Secara umum, tidak ada ukuran pasti untuk setiap kemasan, namun UKM Awal Putra Mandiri selalu menggunakan ikan bandeng dalam proses produksi dengan ukuran empat hingga lima ekor ikan bandeng per kilogram.
60
c.
Distribusi (Place) Saat ini UKM Awal Putra Mandiri belum memiliki jaringan distribusi
yang baik. UKM Awal Putra Mandiri mendistribusikan produknya melalui dua pola saluran pemasaran. Saluran pertama, produk didistribusikan melalui distributor atau pengecer yang kemudian dijual kembali. Sedangkan saluran kedua, produk didistribusikan langsung oleh produsen kepada konsumen akhir yang datang langsung ke lokasi produksi atau perusahaan mengantarkan sendiri produk yang dipesan oleh konsumen melalui telepon dan SMS. Pengiriman produk dilakukan apabila ada pemesanan dari konsumen. Jalur distribusi ini belum begitu optimal dalam pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan distributor atau pengecer yang ada bukan distributor tetap karena waktu pembelian yang dilakukan sangat jarang hanya 1-2 kali dalam sebulan dan jumlah produk yang dibeli tidak pasti. Hal ini merupakan kelemahan bagi UKM Awal Putra Mandiri dalam mendistribusikan produknya. d.
Promosi (Promotion) Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan cara mengkomunikasikannya kepada masyarakat sehingga produk tersebut dikenal dan mereka melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Promosi yang dilakukan oleh UKM Awal Putra Mandiri tidak hanya dilakukan melalui informasi mulut ke mulut melainkan juga telah di promosikan melalui media teknologi informasi seperti internet. Selain itu, UKM Awal Putra Mandiri juga rajin mengikuti berbagai pameran. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam rangka memperkenalkan produknya kepada konsumen yang lebih luas. Kegiatan pameran yang diikuti sebagian besar didanai oleh instansi lain seperti Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang. Namun, beberapa kali Awal Putra Mandiri juga pernah mengikuti pameran dengan modal pribadi. Hal ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemilik agar produk sate bandengnya dapat dikenal tidak hanya di wilayah Serang melainkan juga di wilayah lainnya.
61
6.1.3
Keuangan Modal merupakan hal penting dalam pendirian suatu usaha. Adanya modal
yang memadai sangat mendukung dalam meningkatkan kualitas produk, volume produksi dan pengembangan usaha. Modal yang digunakan oleh UKM Awal Putra Mandiri berasal dari modal pribadipemilik usaha sebesar 1,7 juta rupiah dan pada tahun 2005UKM Awal Putra Mandiri pernah mendapatkan pinjaman modal melalui program KUR sebesar lima juta rupiah dengan bunga sebesar 11% per tahun. Modal tersebut kemudian digunakan perusahaan untuk menambah kapasitas produksinya. Namun, hasil dari penjualan yang didapat tidak mencukupi untuk mengambil langkah-langkah pengembangan usaha, seperti membangun toko dilokasi yang lebih strategis. Hingga saat ini, UKM Awal Putra Mandiri tidak lagi mendapatkan pinjaman dari pihak manapun. Keterbatasan modal merupakan salah satu masalah yang menghambat pengembangan UKM Awal Putra Mandiri. Hal ini merupakan kelemahan yang dimiliki UKM Awal Putra Mandiri. Disamping dalam hal permodalan, kelemahan lain yang dimiliki Awal Putra Mandiri yaitu pada sistem pembukuan. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup ahli dalam pengelolaan keuangan. Sistem pembukuan yang dilakukan oleh UKM Awal Putra Mandiri masih sederhana. Perusahaan hanya mencatat transaksi dalam pembelian bahan baku, namun tidak mencatat berapa besar penerimaan setelah penjualan produk. Selain itu, terkadang keuangan perusahaan hasil penjualan dicampur dengan keuangan pribadi, sehingga besarnya keutungan yang diperoleh tidak dapat ditentukan dengan pasti. Hal ini membuat perusahaan tidak dapat melihat perkembangan perusahaan. Meskipun hingga saat ini, UKM Awal Putra Mandiri belum memiliki sistem pembukuan yang baik, namun berdasarkan perhitungan analisis usaha yang dilakukan pada UKM Awal Putra Mandiri diperoleh hasil bahwa keuntungan terbesar yang diperoleh perusahaan terjadi pada saat hari besar islam. Hal ini dikarenakan permintaan terhadap sate bandeng meningkat. Meningkatnya permintaan terhadap sate bandeng tidak hanya terjadi pada hari besar islam
62
melainkan juga pada saat liburan. Analisis usaha pada UKM Awal Putra Mandiri dapat dilihat pada Lampiran 9.
6.1.4
Produksi dan Operasi Luas bangunan yang digunakan oleh UKM Awal Putra Mandiri secara
keseluruhan adalah 205 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari rumah seluas 36 meter persegi dan tempat produksi sebesar 32 meter persegi. Kegiatan produksi/operasi yang dilakukan UKM Awal Putra Mandiri mencakup penyediaan bahan baku, proses produksi serta pengemasan dan pengepakan produk. a)
Penyediaan Bahan Baku Produksi Akses terhadap bahan baku sangat diperlukan bagi keberlangsungan
produksi suatu perusahaan. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan sate bandeng adalah ikan bandeng. Bahan baku yang dipilih adalah ikan yang masih segar dengan ukuran 1 kilogramnya berisi empat hingga lima ekor ikan bandeng. Satu ikan bandeng memiliki berat ± 800 gram. Bahan baku lain yang digunakan dalam proses produksi sate bandeng yaitu santan kelapa, bawang merah, ketumbar, gula pasir, gula merah, garam, dan cabe rawit. UKM Awal Putra Mandiri memperoleh bahan baku ikan bandeng dari empat pelanggannya di Pasar Rau. Perusahaan melakukan pembelian dengan cara mendatangi langsung pasar tersebut, dengan cara seperti itu perusahaan dapat memilih-milih sendiri ikan bandeng yang berkualitas sesuai standar perusahaan. Kegiatan pembelian ini biasanya dilakukan setiap hari, pada subuh dini hari. Perusahaan jarang memasok bahan baku dikarenakan karakteristik ikan yang mudah busuk, sehingga untuk tetap menjaga kesegaran ikan, kegiatan pembelian dilakukan setiap hari. Biasanya pembelian bahan baku dilakukan oleh pemilik perusahaan, namun apabila pemilik sedang ada urusan maka kegiatan pembelian biasanya dilakukan oleh karyawan bagian produksi. Volume pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan rata-rata sebanyak 27 kg ikan bandeng, namun jumlah ini dapat meningkat ketika ada pesanan. UKM Awal Putra Mandiri memiliki hubungan baik dengan pemasok ikan dipasar. Hubungan yang terjalin tidak hanya dengan satu pemasok, melainkan dengan beberapa pemasok, ini dilakukan agar perusahaan dapat terus
63
mendapatkan ketersediaan bahan baku yang berkualitas. Hubungan yang baik terlihat dari kepercayaan pemasok yang diberikan kepada perusahaan, seperti dalam hal pembayaran yang dapat dilakukan setelah produk laku terjual. Namun, hal ini dilakukan perusahaan pada saat-saat tertentu saja misalnya ketika terjadi kenaikan harga bahan baku atau ketika ada pesanan dalam jumlah besar. Strategi produksi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan membatasi kapasitas produksi sate bandeng. Dalam sehari kapasitas rata-rata produksi sate bandeng hanya sebanyak 100-150 tusuk per hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari produk tidak habis terjual karena perusahaan belum memiliki jaringan distribusi yang baik serta belum adanya pelanggan tetap yang melakukan pembelian secara kontinu.
b) Proses Produksi Proses produksi sate bandeng juga memerlukan bahan baku penolong. Bahan baku tersebut adalah gula merah, gula putih, bawang merah, ketumbar, garam, cabai rawit dan sayuran (bila ada yang memesan rasa sayur). Komposisi bahan dalam pembuatan sate bandeng dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Komposisi Bahan Pembuatan Sate Bandeng UKM Awal Putra Mandiri per 27 Kilogram Ikan Bandeng Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bahan Baku Ikan Bandeng Bawang Merah Kelapa Ketumbar Gula Pasir Gula Merah Garam Cabe Rawit
Jumlah 27 2 30 1 1,5 1,5 Secukupnya ¼
Satuan Kg Kg Biji Kg Kg Kg Kg
Proses pembuatan sate bandeng tergolong mudah dan sederhana. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan sate bandeng antara lain mesin penggiling daging, pisau, baskom, sarung tangan, dan sendok. Tahapan dari proses produksi pembuatan sate bandeng adalah sebagai berikut :
64
1) Tahap pertama dalam pembuatan sate bandeng adalah pengadaan bahan baku seperti ikan bandeng. Setelah itu ikan bandeng dicuci hingga bersih. 2) Setelah ikan dicuci selanjutnya duri ikan disisiki dengan menggunakan pisau dan dibersihkan untuk mengeluarkan kotorang yang ada didalam tubuh ikan. 3) Selanjutnya ikan dipijat-pijat atau digemburkan dengan tujuan agar tulang ikan mudah dikeluarkan. 4) Setelah ikan digemburkan, langkah selanjutnya adalah pencabutan tulang ikan melalui insang. 5) Kemudian setelah tulang ikan dicabut, daging ikan dikeluarkan hingga habis. 6) Selanjutnya kulit dan daging ikan yang telah dipisahkan, masing-masing dicuci dengan menggunakan air keran yang bersih hingga tiga kali pencucian. 7) Kulit ikan yang telah dicuci dimasukkan kedalam toples kemudian dimasukan kedalam kulkas, sedangkan daging ikan yang telah bersih di giling dengan menggunakan mesin penggilingan. 8) Setelah daging digiling kemudian ditambahkan dengan semua bumbu yang telah disiapkan dan menjadi adonan. Kemudian adonan tersebut dibagi mejadi dua bagian, dimana adonan yang satu digunakan untuk dimasukkan kedalam kulit ikan, sedangkan adonan satu lagi untuk melapisi ikan dari bagian luarnya. 9) Setelah adonan satu dimasukkan kedalam kulit ikan, selanjutya ikan dijepit dengan menggunakan bambu mulai dari ujung kepala hingga ekornya dan dibagian ujung bambu atas diberi pelepah pisang dengan tuhuan agar bambu yang menjepit bandeng tidak lepas. 10) Setelah ikan dijepit kemudian ikan dibakar. Ketika ikan sudah kecoklatan (setengah matang) kemudian kulit ikan diberi lapisan adonan kedua pada bagian luarnya. Setelah itu, sate bandeng dibakar hingga matang. 11) Setelah pembakaran selesai, sate bandeng tidak langsung dikemas melainkan ditiriskan terlebih dahulu selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu, sate bandeng dikemas.
65
Pada proses produksi terdapat pembagian tugas, antara lain bagian penyisikan kulit ikan, penggemburan dan pengeluaran duri ikan, penggilingan daging, pengadonan, pengocokan santan serta pembakaran sate bandeng. Aktivitas produksi ini dilakukan pada pagi hingga siang hari. Namun ketika ada pesanan, Awal Putra Mandiri dapat berproduksi lebih lama lagi. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 6 orang. Kapasitas maksimum untuk satu kali produksi pada usaha ini adalah sebanyak 27 kg ikan bandeng. Namun, jumlah ini dapat meningkat menjadi 45 kg ketika pesanan banyak dan dilakukan juga penambahan tenaga kerja. Secara umum proses pembuatan sate bandeng dapat dilihat pada Gambar 7. Ikan bandeng Pencucian Ikan Bandeng Menghilangkan sisik dan kotoran Ikan Bandeng Pengemburan ikan
Bumbu dan Bahan Tambahan Lainnya
Adonan 2
Pencucian daging ikan
Pemisahan Tulang, Daging dan Kulit
Penggilingan
Pencucian kulit ikan bandeng
Pencampuran
Kulit Ikan
Adonan 1
Pembakaran 1
Sate Bandeng Setengah Matang
Pembakaran 2
Ket :
Sate Bandeng
--------- : Pelapisan kulit sate bandeng dengan adonan 2 Gambar 7. Proses Produksi Sate Bandeng pada Awal Putra Mandiri
66
c)
Pengemasan Sate bandeng yang di produksi UKM Awal Putra Mandiri telah
menggunakan kemasan yang menarik. Tahap pengemasan dibagi menjadi dua, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Pada kemasan primer, UKM Awal Putra Mandiri menggunakan teknologi vakum. Sate bandeng dimasukkan kedalam plastik (nylon) yang dilapisi oleh daun pisang terlebih dahulu. Pemberian daun daun pisang dimaksudkan agar aroma dari sate bandeng semakin tercium, sedangkan penggunaan vakum dimaksudkan agar sate bandeng dapat tahan lebih lama yaitu selama satu minggu (dalam kondisi normal) dan satu bulan (apabila disimpan dalam lemari es). Kemasan sekunder sate bandeng UKM Awal Putra Mandiri berupa kemasan karton dengan warna dasar biru dan orange. Kemasan ini dilengkapi dengan merk “Sate Bandeng Kang Cepi”, informasi nilai gizi, sertifikasi halal dari MUI, izin dari Dinas Kesehatan P-IRT, komposisi, instruksi penyimpanan dan saran penyajian. Satu karton yang digunakan Awal Putra Mandiri hanya dapat memuat satu buah sate bandeng. Pengemasan sekunder yang dilakukan UKM Awal Putra Mandiri dilakukan agar konsumen tertarik dengan produk yang dihasilkan Awal Putra Mandiri.
Kemasan Primer
Kemasan Sekunder
6.1.5 Penelitian dan Pengembangan Seiring dengan perkembangan industri kecil sate bandeng di wilayah Kota Serang, maka diperlukan suatu terobosan baru untuk meningkatkan daya saing produk. Bidang penelitian dan pengembangan memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk baru maupun pengembangan produk yang sudah ada baik dari segi kualitas, kemasan maupun dalam hal teknologi yang digunakan untuk menurunkan biaya. Awal Putra Mandiri tidak memiliki bagian atau divisi khusus dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Namun, pemilik usaha selalu berupaya 67
melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan. Aktivitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan tidak menentu. Kegiatan penelitan dan pengembangan yang dilakukan oleh UKM Awal Putra Mandiri antara lain pengembangan produk sate bandeng dengan menambah variasi rasa serta membuat diversifikasi produk olahan ikan bandeng disamping sate bandeng yaitu abon ikan bandeng dan sosis bandeng. Selain itu, pengembangan juga pengembangan juga terjadi pada proses pengemasan yang pada awalnya hanya menggunakan daun pisang kini sudah menggunakan kemasan yang lebih menarik yaitu penggunaan vacuum sealer dan dus karton. Disisi lain, saat ini UKM Awal Putra Mandiri mendapatkan tawaran kerjasama dari BATAN (Badan Atom Nasional) untuk melakukan penelitian terhadap daya tahan sate bandeng dengan menggunakan sinar laser (iradiasi) sehingga daya tahan sate bandeng yang pada awalnya hanya bertahan tiga hari tanpa menggunakan vacuum sealer dan satu minggu dengan menggunakan vacuum sealer pada kondisi normal dapat diperpanjang hingga beberapa bulan. Hal ini di lakukan oleh pihak BATAN guna mendukung pengembangan produk unggulan daerah Banten. Menurut
The
Joint
FAO/IAEA/WHO
Expert
Commite
on
the
Wholesomeness of Irradiated Food pada tahun 1980 telah menetapkan iradiasi pangan dengan dosis maksimum 10 kGy aman untuk dikonsumsi6. Pada proses iradiasi, dosis yang digunakan untuk sate bandeng yaitu sebesar 7 kGy dan 10 kGy. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sate bandeng yang telah di iradiasi aman untuk dikonsumsi.
6.1.6
Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen mewakili sumber utama keunggulan atau
kelemahan kompetitif manajemen. Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial. Sistem Informasi Manajemen (SIM) mengumpulkan data
6
Tanhindarto RP. 2006. Deteksi Radikal Bebas Pada Daging Kering (Dendeng dan Abon), Iradiasi Menggunakan Alat Ukur Elektron Spin Resonance (ESR).http://digilib. batan.go.id/eprosiding/File %20 Prosiding / Kesehatan/Patir/artikel/Rindy-panca-tanhindarto181. pdf [diakses tanggal 28 Juni 2012]
68
tentang pemasaran, keuangan, produksi dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial, budaya, demografi dan kompetitif secara eksternal. Data diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial. UKM Awal Putra Mandiri merupakan suatu usaha kecil yang hingga saat ini belum memiliki SIM mengenai lingkungan internal dan eksternalnya. Sebagai contoh, UKM Awal Putra Mandiri belum memiliki data-data perusahaan yang dikelola dengan sistem komputerisasi.
6.2
Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar
perusahaan serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada penentuan faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi UKM Awal Putra Mandiri, sehingga memudahkan manajemen untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman.
6.2.1
Analisis Lingkuangan Jauh Analisis lingkungan jauh antara lain terdiri dari politik, ekonomi, sosial
dan teknologi (PEST). 6.2.1.1 Kekuatan Politik dan Kebijakan Pemerintah Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa kebijakan dan peraturan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan UKM Awal Putra Mandiri antara lain sebagai berikut :
a)
Dukungan Disperindagkop Kota Serang dan DKP Provinsi Banten Dukungan dari pemerintah Provinsi Banten dan Kota Serang dalam
keberlangsungan Koperasi dan UKM adalah dengan melakukan pembinaan dan pelatihan kepada para pengusaha UKM. Salah satunya yaitu pelatihan dalam pemberian nilai tambah (value added) terhadap produk perikanan, pelatihan
69
pengolahan, pelatihan pembukuan serta mengikutsertakan para pengusaha UKM dalam berbagai pameran. Pelatihan serta pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah setempat, diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memanfaatkan potensi sumber daya alam. Tidak hanya itu, saat ini UKM Awal Putra Mandiri juga mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten berupa mesin penggiling daging diesel dengan kapasitas sebesar 8 kg. Dengan menggunakan mesin penggiling daging diesel, UKM Awal Putra Mandiri hanya perlu waktu lima menit untuk menggiling 30 daging ikan bandeng. Proses penggilingan ini menjadi lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan mesin penggiling daging biasa dan ayakan. Bagi pengusaha kecil, hal ini merupakan suatu peluang yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan para pengusaha kecil dalam bidang pengolahan ikan maupun bidang lainnya. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan dan pembinaan yang diberikan oleh Pemda setempat dapat memotivasi para pengusaha untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk sehingga dapat bersaing dipasaran dan dapat dikenal oleh masyarakat luas. Dukungan pemerintah daerah juga datang dari Dinas Budaya dan Pariwisata yang turut mendukung perkembangan usaha kecil sate bandeng di daerah Banten. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Banten adalah dengan melakukan promosi melalui media internet guna memperkenalkan produk sate bandeng sebagai salah satu makanan khas daerah. Meskipun peran Dinas Budaya dan Pariwisata ini tidak terlalu dirasakan oleh sate bandeng UKM Awal Putra Mandiri, namun hal ini dapat menjadi suatu peluang untuk pengembangan UKM Awal Putra Mandiri karena dengan adanya dukungan Dinas Budaya dan Pariwisata Banten, masyarakat dapat lebih mengenal produk sate bandeng dan pada akhirnya tertarik untuk melakukan membelinya.
b)
Dukungan Pemerintah dalam Pengembangan UMKM melalui Penyaluran KUR Usaha Mikro Kecil dan Menengah semakin hari semakin berkembang. Hal
ini dikarenakan keberadaan usaha ini dapat menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu wujud nyata dari dukungan pemerintah terhadap usaha ini
70
yaitu melalui penyaluran KUR. Pemerintah akan mendorong peningkatan akses UMKM dan Koperasi kepada kredit/pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas perusahaan Penjamin, sehingga dapat membatu UMKM dan Koperasi dalam mengakses kredit atau pembiayaan karena kekurangan agunan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah diluncurkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 5 November 2007. Peluncuran KUR merupakan upaya pemerintah dalam mendorong Perbankan menyalurkan kredit pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi. Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehuatanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (perum. Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementrian Negara BUMN, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia7. Hal ini merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Awal Putra Mandiri untuk dapat mengembangkan usahanya mengingat perusahaan memiliki keterbatasan modal usaha.
6.2.1.2 Kekuatan Ekonomi Kondisi ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan beroperasi dan bersaing. Pada umumnya kondisi perekonomian memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan usaha disuatu daerah. Jika kondisi perekonomian suatu daerah relatif stabil maka akan mendukung
kelancaran
usaha
tersebut,
begitupun
sebaliknya.
Apabila
perekonomian suatu daerah tidak stabil, maka dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan kelompok usaha. Salah satu ketidakstabilan perekonomian yang dirasakan oleh UKM Awal Putra Mandiri adalah fluktuasi harga bahan baku. 7
www.depkop.go.id [dikases tanggal 9 April 2012]
71
Dalam memproduksi sate bandeng, disamping ikan bandeng terdapat beberapa bahan pendukung lain yang juga berpengaruh terhadap besarnya penggunaan biaya produksi. Kebutuhan akan bahan baku tersebut dipengaruhi oleh harga bahan baku yang berfluktuatif bahkan cenderung meningkat. Peningkatan harga bahan baku dapat mengancam suatu usaha termasuk usaha sate bandeng. Hal ini dikarenakan gula, bawang merah dan cabe rawit merupakan komponen yang digunakan dalam pembuatan sate bandeng. Oleh karena itu, peningkatan bahan baku akan menyebabkan biaya produksi juga meningkat dan berdampak terhadap harga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Berikut merupakan grafik kenaikan harga bahan makanan (cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih).
Keterangan :
: Inflasi Volatile Food : Indeks Volatile Food
Gambar 8.Grafik Kenaikan Harga Bahan Makanan Sumber : BI, 2010
Kenaikan harga bahan baku juga dirasakan oleh UKM Awal Putra Mandiri ketika menjelang moment tertentu seperti menjelang hari raya Idul Fitri, Maulud Nabi atau menjelang perayaan imlek. Dalam perayaan imlek, menyajikan bandeng pada saat sembahyang merupakan suatu tradisi dimana orang Tionghoa percaya bahwa dengan menyajikan ikan bandeng dapat memberikan banyak rezeki ditahun mendatang. Hal inilah yang menyebabkan harga ikan bandeng meningkat. Pada
72
saat imlek harga ikan bandeng dapat mencapai Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per kilogramnya8. Kenaikan harga bahan baku hampir tiap tahun dirasakan oleh UKM Awal Putra Mandiri. Kenaikan harga bahan baku mengakibatkan biaya produksi meningkat, namun terkadang tidak diimbangi oleh peningkatan harga jual. Hal ini membuat keuntungan yang diperoleh perusahaan berkurang dan merupakan ancaman bagi UKM Awal Putra Mandiri.
6.2.1.3 Kekuatan Sosial Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku sebagian konsumen dalam memilih sumber pangan yang menyehatkan. Salah satu sumber pangan yang menyehatkan adalah ikan. Ikan merupakan salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi yang tinggi dan ikan bandeng termasuk didalamnya. Kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber pangan bagi kesehatan didukung oleh tingginya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2006 hingga 2010
tingkat
konsumsi ikan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan seperti yang terdapat pada Tabel 2. Peningkatan konsumsi ikan masyarakat Indonesia selama lima tahun terakhir merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UKM Awal Putra Mandiri karena produksate bandeng yang di tawarkan berbahan dasar ikan. Disisi lain, faktor budaya masyarakat Indonesia dapat berpotensi terhadap penciptaan pasar untuk produk suatu industri, salah satunya adalah kebiasaan membawakan oleh-oleh khas daerah untuk dijadikan buah tangan bagi keluarga, teman atau kerabat terdekat. Kebiasaan tersebut telah membudaya dan masih melekat dalam masyarakat Indonesia hingga kini. Kebiasaan ini dapat menjadi peluang bagi UKM Awal Putra Mandiri karena sate bandeng telah dikenal masyarakat sebagai makanan khas daerah Banten. Selain faktor budaya, faktor demografi juga berpotensi terhadap penciptaan peluang pasar bagi setiap bidang usaha di suatu wilayah, yaitu tingkat pertumbuhan jumlah penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara dengan 8
www. Bisnis.com [diakses tanggal 29 April 2012]
73
jumlah penduduk terbesar di dunia dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2004 jumlah penduduk Indonesia sebesar 216,826 Juta Jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 219,852 Juta Jiwa pada tahun 2005;222,747 Juta Jiwa pada tahun 2006; 225,642 Juta Jiwa pada tahun 2007 dan 228,523 Juta Jiwa pada tahun 2008. Jumlah ini terus meningkat hingga dua tahun berikutnya. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Indonesia mencapai 231,370 Juta Jiwa dan meningkat pada tahun 2010 hingga 237,641 Juta Jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang besar disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi di hampir setiap daerah, salah satunya Banten. Jumlah penduduk Banten mengalami peningkatan dari tahun 1961 hingga 2010. Pertumbuhan jumlah penduduk Banten dapat dilihat seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Penduduk di Banten Tahun 1961 – 2010 Tahun 1961 1971 1980 1990 2000 2010
Jumlah Penduduk 2.258.574 3.045.154 4.015.837 5.967.907 8.096.809 10.632.166
Sumber : BPS, 2011
Semakin meningkatnya jumlah penduduk suatu daerah, berdampak terhadap peningkatan kebutuhan dan permintaan akanpangan yang pada akhirnya dapat menciptakan peluang bagi usaha di bidang pangan. Salah satu kebutuhan pangan yang paling banyak dikonsumsi adalah makanan dan minuman jadi. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat kearah pemenuhan pangan yang serba cepat dan praktis. Perubahan pola konsumsi masyarakat kearah pemenuhan pangan yang cepat dan praktis terlihat dari ratarata konsumsi untuk makanan dan minuman jadi per kapita pada tahun 2008 hingga 2011 seperti pada Tabel 14.
74
Tabel 14. Rata-rata Konsumsi Proteinper Kapita Sehari (Gram) Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten, Tahun 2008-2011 Kelompok Makanan Padi-padian Umbi-umbian Daging Telur dan susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan lemak Makanan dan minuman jadi
2008 22.13 0.33 3.37 3.75 2.44 5.99 0.53 0.13 9.36
2009 21.83 0.24 3.09 3.57 1.95 5.68 0.38 0.12 9.79
2010 20.56 0.22 3.58 3.75 1.93 5.67 0.48 0.11 10.85
2011 20.64 0.25 3.76 3.61 1.87 5.64 0.42 0.10 11.33
Sumber : BPS, 2011 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi korelasi positif antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan kebutuhan konsumsi protein di wilayah Banten untuk kelompok makanan dan minuman jadi dan sate bandeng termasuk kedalam kelompok makanan dan minuman jadi. Oleh karena itu, peningkatan jumlah penduduk dapat berdampak terhadap peningkatan permintaan sate bandeng karena produk yang dihasilkan oleh UKM Awal Putra Mandiri merupakan produk pangan yang banyak digunakan sebagai jamuan diacara-acara resmi seperti pernikahan atau syukuran. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan UKM Awal Putra Mandiri untuk dapat mengembangkan usahanya.
6.2.1.4 Kekuatan Teknologi Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun bidang lain yang mendukung kegiatan bisnis seperti halnya pada perusahaan Awal Putra Mandiri. Teknologi yang digunakan oleh Awal Putra Mandiri dalam proses produksi yaitu penggunaan mesin penggiling daging ikan. Penggunaan mesin penggiling daging membuat proses produksi lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan ayakan biasa. Apabila proses penghancuran daging ikan menggunakan mesin penggiling hanya membutuhkan waktu selama 15 menit untuk 30 ikan bandeng, sedangkan apabila menggunakan ayakan biasa
75
membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu selama 30 menit per 30 ekor sate bandeng.
Mesin Penggiling Daging Ikan Disamping kemajuan teknologi produksi, kemajuan teknologi juga terjadi pada proses pengemasan. Dalam mengemas produknya, Awal Putra Mandiri menggunakan mesin vacuum sealer. Penggunaan mesin vacuum sealer pada proses pengemasan dapat menambah umur simpan produk menjadi lebih lama, yaitu selama satu minggu, sedangkan apabila tanpa menggunakan mesin vacuum sealer umur produk hanya dapat bertahan selama tiga hari dalam kondisi normal.
Mesin Vacum Sealer Perusahaan juga memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produknya. Ini merupakan salah satu strategi perusahaan agar produk sate bandengnya tidak hanya dikenal oleh masyarakat Banten, tetapi juga di luar wilayah Banten. Kemajuan dalam hal teknologi merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
6.2.2
Analisis Lingkungan Industri Lingkungan
industri
adalah
tingkatan
dari
lingkungan
eksternal
perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang realtif lebih spesifik dan langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan. Menurut Porter, lingkungan industri dibagi menjadi lima,
76
yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, ancaman produk substitusi dan persaingan antar industri.
6.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, antara lain perebutan target pasar, sumber daya, dan penggunaan teknologi. Ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk industri yaitu skala ekonomis, differensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan daerah. Bila dilihat dari skala ekonomi, setiap pengusaha sate bandeng di Kota Serang tidak harus beroperasi pada skala usaha yang besar. Disamping itu, akses ke bahan baku utama maupun pendukung di pasar juga masih terbuka lebar. Oleh karena itu, siapa saja dapat memulai usaha sate bandeng baik dengan skala kecil maupun besar. Bila dilihat dari permodalan, untuk memulai usaha ini tidak membutuhkan modal yang besar. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu bahan baku berasal dari lokal yang dapat diperoleh dengan mudah sehingga biaya produksi dapat ditekan, dalam memproduksi dapat menggunakan teknologi yang masih sederhana, keterampilan mengolah sate bandeng dapat dipelajari dengan mudah, dan umumnya pendatang baru tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk promosi karena produk yang telah memiliki citra sebagai makanan khas daerah. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hambatan masuk kedalam usaha sate bandeng tergolong kecil dan hal ini merupakan suatu ancaman bagi kelangsungan usaha sate bandeng Awal Putra Mandiri karena berpotensi memunculkan banyak produsen sate bandeng.
6.2.2.2 Kekuatan Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan disuatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah pemasok, atau ketika hanya sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah sangat tinggi. Bahan baku utama yang digunakan oleh UKM Awal Putra Mandiri yaitu
77
ikan bandeng yang diperoleh dari pasar Rau yang didatangkan langsung dari daerah Pontang. Ikan didaerah tersebut dipilih karena tekstur dagingnya yang lembut, tidak berbau lumpur dan terkenal kelezatannya. Namun, ketika ikan bandeng tidak tersedia di pasar Rau, perusahaan dapat memesan langsung ke tambak atau ke daerah lainnya. Saat ini, budidaya ikan bandeng semakin berkembang dan menyebabkan semakin banyaknya pemasok ikan bandeng di daerah Banten. Tidak hanya di Kecamatan Pontang, pemasok ikan bandeng juga banyak terdapat di Kecamatan Tanara dan Tirtayasa (Kabupaten Serang). Selain itu, terdapat beberapa daerah lain yang saat ini dikembangkan menjadi sentra produksi ikan tangkap di Banten antara lain di Kecamatan Labuan dan Panimbang (Kabupaten Pandeglang), Terate dan Karangantu (Kabupaten Serang), serta di Kecamatan Kronjo dan Cituis (Kabupaten Tangerang) dimana salah satu produksi ikan budidaya yang dikembangkan adalah ikan bandeng. Berikut merupakan data jumlah produksi ikan bandeng yang berada di Provinsi Banten berdasarkan kabupaten/Kota seperti terlihat pada Tabel 15. Tabel
No 1 2 3 4 5 6 7 8
15.
Produksi Ikan Bandeng di Provinsi Kabupaten/Kota Tahun 2010 (Ton) Kabupaten/Kota
Kab.Serang Kab.Pandeglang Kab.Lebak Kab.Tangerang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan
Banten
Berdasarkan
Jumlah Produksi 1.506 1.404 4 7.480 677 -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, 2010
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten memiliki potensi ikan bandeng yang cukup memadai. Ikan bandeng yang dihasilkan dari setiap tambak yang berada di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten kemudian di salurkan kepada para pedagang yang berada disekitar wilayah tersebut. Seperti halnya Kecamatan Pontang (Kabupaten Serang) yang memasarkan ikan bandeng ke Pasar Induk Rau yang berada di wilayah
78
Serang, Karangantu memasarkan ikan bandeng ke Pasar Induk Rau dan Pasar Keramat. Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa kekuatan tawar menawar pemasok tergolong rendah, hal ini dikarenakan ketersediaan ikan bandeng sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan sate bandeng cukup memadai dan mudah diperoleh, terdapat banyak alternatif pemasok yang dapat memenuhi bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kekuatan tawar menawar pemasok yang rendah merupakan peluang bagi UKM Awal Putra Mandiri.
6.2.2.3 Kekuatan Tawar Pembeli Konsumen memiliki kekuatan tawar yang dapat mempengaruhi intensitas persaingan di dalam suatu industri ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar. Kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdifferensiasi. Ketika kondisi seperti inilah, konsumen seringkali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Sate bandeng yang berada di wilayah Kota Serang memilki karakteristik yang hampir sama baik dari segi rasa maupun harga. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan produk yang akan dibeli sesuai selera mereka. Pembeli dapat mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan serta penetapan harga. Pembeli sate bandeng UKM Awal Putra Mandiri merupakan konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah terbatas dan tidak kontinu sehingga konsumen cenderung mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki kekuatan tawar menawar yang kecil.
6.2.2.4 Ancaman Produk Substitusi Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti bagi produk lainjika konsumen menganggap produk tersebut memiliki fungsi yang serupa. Apabila suatu industri tidak dapat meningkatkan kualitas produk mereka, maka produk substitusi akan mengancam keberadaan suatu bisnis tersebut.
79
Produk sate bandeng yang dihasilkan oleh Awal Putra Mandiri dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu makanan khas daerah Banten. Hal ini menyebabkan semakin banyak juga alternatif makanan khas daerah Banten yang dapat dipilih oleh konsumen. Produk tersebut merupakan makanan yang juga telah dikenal oleh masyarakat sebagai makanan khas daerah Banten, seperti ayam bakakak dan sate bebek. Tingkat harga dari produk substitusi sate bandeng yang beredar di pasaran dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Jenis dan Harga Produk Substitusi Sate Bandeng Tahun 2012 No
Nama Produk
Satuan
Banyaknya
Harga Jual
1
Sate Bebek
Tusuk
10
Rp 12.000
2
Ayam Bakakak
Ekor
1
Rp 30.000
Disamping dijadikan sebagai makanan khas daerah Banten, sate bandeng juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk pendamping nasi untuk dikonsumsi sehari-hari dan substitusi dari produk ini adalah ikan bakar, dan produk olahan ikan bandeng lainnya seperti pecak bandeng, pepes bandeng, serta bandeng presto. Untuk produk olahan ikan bandeng lainnya, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah industri kecil yang memproduksinya, sedangkan data mengenai banyaknya ikan bakar di Kota Serang dapat dilihat dari jumlah rumah makan yang menyediakan ikan bakar seperti yang terlihat pada Tabel 17. Banyaknya produk yang dapat menjadi substitusi sate bandeng yang beredar di pasaran dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang dapat dipilih dan merupakan suatu ancaman bagi UKM Awal Putra Mandiri untuk mengembangkan usahanya.
80
Tabel 17. Daftar Rumah Makan yang Menyediakan Menu Ikan Bakar di Kota Serang Tahun 2011 No 1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Rumah Makan Dunia Dinamika Saiki Sederhana Gumarang Banten Surya Grup Sari Rasa RM. Makasar Ibu Bandung Damai RM. Dapur Nelayan RM. Alam Desa Pondok Makan 211
Jenis Makanan Nasional Sea Food Padang Padang Padang Sunda Sea Food, Chinese Food, Nasional Sunda Jawa Sunda Sunda Sunda Nasional
Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten, 2011
6.2.2.5 Persaingan Antar Industri Persaingan yang terjadi diantara produsen sate bandeng di Kota Serang termasuk ketat. Hingga saat ini terdapat delapan produsen yang juga bergerak dalam industri kecil sate bandeng antara lain sate bandeng Awal Putra Mandiri, sate bandeng Maryam, sate bandeng Ibu Mamah, sate bandeng Hj. Maryam, sate bandeng Ibu Mulyati, sate bandeng Ratu, sate bandeng Ibu Aliyah dan sate bandeng Ibu Oneng. Secara umum persaingan yang terjadiantara produsen sate bandeng adalah persaingan daerah pemasaran,produk dan harga jual produk. Persaingan daerah pemasaran terjadi karena sebagaian besar produsen sate bandeng memperebutkan daerah pemasaran yang sama yaitu daerah Serang, Banten dan sekitarnya. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi yang dihasilkan oleh produsen sate bandeng masih terbatas. Persaingan produk terjadi karena setiap produsen berlomba-lomba membuat produk yang kreatif dan inovatif serta mengikuti selera pasar yang ada. Hal ini membuat setiap produsen terus meningkatkan kualitas produk mereka dengan terus melakukan inovasi baik itu inovasi dalam hal rasa, ukuran serta kemasan. Persaingan harga biasanya dilakukan oleh pengusaha dengan memberikan harga yang dapat dijangkau oleh seluruh konsumen. Persaingan harga terjadi
81
karena perusahaan baru seringkali hanya mengambil sedikit keuntungan dari produknya dengan menetapkan harga jual yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang telah ada. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa persaingan yang terjadi antara produsen sate bandeng merupakan suatu ancaman bagi kelangsungan usaha yang dijalankan UKM Awal Putra Mandiri karena pasar yang dituju relatif sama.
82