P" e
J
2-
f P
?.
4
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu d a ~emudahan. Maka apa6ilh kamu telbh selisai (hri suatu urusan) kjakanhh dengan sunggufisuqjyuh (uman) yang bin, dan hanya l&xda luhanmulbh henda(,inya kamu 6erharap (Q.S. Alarn Nasyrah : 6-8)
Sesungguhnya sernua u w n (perntah)apa6ilb jlahh menghettda& segalh sesuotunya, ~ h tianya h 6e$rman, 'ydilbhn, maka jdihh. Maha Suci )UZzti, yan. semuanya dalbm &f&asaan-Wya dan &+a-Wya kamu sekaliin dikem6aLikan. (Q.S. Yasin : 82-83)
dengan melaksanakan suatu paket program usaha peningkatan pendapatan bagi penduduk miskin. lkutnya petani-nelayan kecil dalam program P4K tersebut diharapkan dapat mengubah perilakunya yang selama ini dianggap pasrah dan menerima nasib, menjadi keluarga yang ulet dan berusaha di sektor produktif, sekaligus memupuk jiwa kewirausahaan dan memiliki semangat untuk menabung yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarganya dengan tidak selalu tergantung pada bantuan pemerintah.
Bimbingan dan pembinaan dilakukan melalui pendekatan
kelompok secara terarah melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan, dengan harapan petani-nelayan kecil mau mengubah perilakunya sehingga menjadi tanggap terhadap pembaharuan. Dorongan dan bimbingan dimaksudkan untuk memotivasi petani-nelayan kecil dalam membentuk kelompok sebagai wadah bekerjasama, belajar dan berusaha, baik di bidang ekonomi, teknis maupun sosial. Dalam proses pembinaan kelompok petani-nelayan kecil (KPK), P4K sejak jauh hari telah merancang, mendorong d m mempersiapkan setiap KPK agar mampu berswadaya, mandiri dan andal sebagai kelembagaan keuangan mikro alternatif bagi PNK (Badan Litbang SDM - P4K, 2001b). Seperti pada fase I dan I1 sebelumnya, tujuan proyek P4K fase 111 adalah meningkatkan pendapatan petani-nelayan kecil sehingga dapat melampaui garis kemiskinan untuk mencapai taraf hidup yang lebih layak dan sejahtera, serta membantu petani-nelayan kecil mengubah perilakunya sehingga lebih tanggap terhadap pembaharuan. Sebagaimana telah didisain
oleh P4K, pembinaan
rumahtangga petani-nelayan kecil (PNK) dilakukan melalui media kelompok
menunjukkan peningkatan kinerja kelompok.
Disarnping itu juga digunakan
pendekatan pembentukan struktur kelompok yang berimplikasi melahirkan status dalam kelompok yaitu sebagai pengurus dan anggota. Pendekatan ini bertujuan membentuk struktur kerjasama yang bersifat saling membantu dan mengisi dalam mengelola KPK-nya menjadi kelompok yang mampu bers~adayadan berswadana dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya (Badan Litbang SDM, 200 1 a). Secara keseluruhan proyek P4K dapat dikatakan telah mencapai sebagian target-target yang telah ditetapkan, namun perlu disadari bahwa masih ada kelompokkelompok yang tingkat pencapaian tujuannya masih belum seperti yang diharapkan. Sehubungan dengan ha1 tersebut, peranan dari berbagai pihak menjadi penting untuk membantu meningkatkan pengetahuan, sikap serta tindakan anggota kelompok dalam peningkatan kinerja kelompoknya (Lembaga Penelitian IPB, 2002). Menurut Baharsjah dalam Sumardjo (1999) aspek penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani adalah upaya untuk mengubah perilaku petani, yang dengan perilaku itu memungkinkan petani mampu melihat dengan baik faktor-faktor yang harus diperhatikan kemana dia hams bergerak dan mampu mengambil keputusan dengan tepat atau dengan kata lain memiliki etos kemandirian. Kualitas perilaku kemandirian anggota kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, serta tindakannya merupakan usaha.untuk meningkatkan kineja kelompok ke arah kemandirian yang pada akhirnya diduga dapat meningkatkan kesejahteraan PNK. Tuntutan menuju kelompok mandiri inilah yang harus dipersiapkan sebagai jawaban
atas tuntutan keberlanjutan kegiatan P4K, walaupun secara keproyekan kegiatan ini sudah berakhir. Berdasarkan uraian di atas, maka dinilai perlu untuk melihat kualitas perilaku anggota kelompok dalam menuju kemandirian kelompok.
Banyak faktor yang
diduga berhubungan dengan kualitas perilaku kemandirian anggota kelompok tersebut antara lain latar belakang kelompok, karakteristik individu, persepsi pendekatan kegiatan P4K, serta perilaku komunikasi anggota kelompok.
Perurnusan Masalah Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil
(P4K) merupakan
suatu proyek penyuluhan pertanian yang ditujukan untuk menumbuhkan kemandirian dan memberdayakan petani-nelayan kecil (PNK) agar mau dan mampu'menjangkau fasilitas yang tersedia untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Dalam membina PNK-PNK melalui berbagai kegiatan di KPK-KPK, P4K telah menetapkan suatu kebijaksanaan bahwa KPK dan anggota-anggotanya diharapkan telah mencapai graduasi setelah mereka menerima kredit maksimum empat kali periode pemberian kredit. Pada tahap graduasi, PNK secara individu atau berkelompok
diharapkan sudah mampu berusaha atas dasar kemauan
dan "
kemarnpuan mereka sendiri dan tidak lagi tergantung kepada bantuan proyek. Penumbuhan, pengembangan dan pembinaan kelompok petani-nelayan kecil (KPK) mengalami peningkatan. Akan tetapi dalarh pelaksanaannya masih terdapat berbagai permasalahan seperti kelompok petani-nelayan kecil (KPK) masih sangat tergantung kepada Pembina (PPL) dalam ha1 penyusunan rencana usaha bersarna 5
sebagai pembina.
P4K memberikan pedoman untuk menilai beberapa aspek
kelompok di antaranya karakteristik kelompok, kegiatan dalam kelompok, hubungan dengan pihak lain, serta perubahan sosial ekonomi. Berbagai aspek tersebut diberi kategori nilai yaitu satu
untuk kurang, dua untuk cukup, dan tiga untuk baik,
kemudian seluruh nilai yang diperoleh kemudian dijumlahkan sehingga didapat nilai tertentu. Nilai tersebut menunjukkan sejauhmana strata pengembangan kelompoknya. P4K telah membuat tiga kategori strata pengembangan kelompok yaitu
dengan kelompok pemula, madya dan utama (Badan Litbang SDM - P4K, 2001 a), ha1 ini menarik untuk dilihat pada masing-masing strata tersebut, apakah memang memiliki perbedaan-perbedaan satu dengan lainnya. Dari penjelasan di atas diduga bahwa terdapat perbedaan-perbedaan dalam strata kelompok maupun status dalam kelompok dalam ha1 persepsi mengenai kegiatan P4K dan perilaku komunikasi anggota sehingga mengakibatkan kualitas perilaku kemandirian mggota pada ketiga strata maupun status dalam kelompok sebagai pengurus dan anggota diduga memiliki perbedaan pula. Berbagai penelitian mengenai karakteristik dan perilaku komunikasi sudah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian yang melihat kualitas perilaku kemandirian anggota kelompok dilihat dari sisi strata dan status masih sedikit, dan yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah kualitas perilaku kemandirian yang diteliti merupakan kualitas perilaku kemandirian anggota dalam kelompok. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang hendak diteliti dan dipelajari adalah menyangkut hal-ha1 sebagai berikut :
%
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi penyelenggaraan kegiatan P4K.
Sehubungan dengan ha1 tersebut, penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi pengambil keputusan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan untuk memperbaiki keterkaitan dan kesinambungan komunikasi antara PPL dengan anggota, dan d iantara anggota kelompok.
Kegiatan P4K melaksanakan pembinaan terhadap kelompok dengan bentuk komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi dalam
program P4K pada prinsipnya merupakan proses komunikasi yang melibatkan para penyuluh sebagai komunikator, petani sebagai komunikan dan pesan yang dikemas yaitu program P4K, inforrnasi atau inovasi yang disampaikan kepada petani dengan menggunakan komunikasi interpersonal dan media kelompok sebagai media kotnunikasi.
Jadi keberhasilan pembinaan kelompok akan ditentukan oleh
keefektifan komunikasi yang berlangsung di dalam kelompok (Steven dan John
dalam Sinaga, 2002).
Agar pelaksanaan program P4K berjalan dengan efektif
dilakukan pertemuan secara rutin mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan tingkat pusat. Sosialisasi P4K tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada kelompok binaan. Adapun langkah-langkah operasional yang dilaksanakan pada program P4K adalah : 1.
Pra-penumbuhan; petani-nelayan kecil (PNK) yang merupskan anggota kelompok binaan adalah keluarga miskin yang berpendapatan 320 setara beras per orang per tahun, memiliki karakter yang baik, memiliki usaha atau berpotensi untuk berusaha, bersedia rnenabung secara teratur, saling kenal dan punya kepentingan yang sama serta telah mempunyai ikatan pemersatu yang jelas (kesamaan tempat tinggal, lokasi atau jenis usaha)
2.
Pra-kredit I; setelah membentuk kelompok (KPK) selanjutnya difasilitasi dan dibirnbing agar dapat memenuhi persyaratan seperti memiliki pengurusan kelornpok yang dipilih oleh dan dari anggota KPK pada suatu pertemuan 11
1
kelompok. Kelompok harus memiliki tujuan dan aturan yang disepakati oleh seluruh anggota. Pertemuan harus dilakukan secara berkala. Anggota KPK memiliki tabungan minimal 5 persen dari nilai kredit yang akan diajukan. Mempunyai administrasi kelompok secara sederhana, kesepakatan tanggung renteng secara tertulis dan bisa menyusun rencana usahabersama (RUB).
3.
ha-kredit 11; apabila KPK telah melunasi kredit pertama dan akan mengakses kredit kedua, maka persyaratannya adalah telah mempunyai administrasi keuangan yang terbuka. KPK telah mampu melakukan monitoring dan evaluasi bagi kegiatan kelompoknya. Tabungan anggota sudah meningkat dan melebihi 5 petsen tabungan beku yang dipersyaratkan untuk kredit kedua, serta telah menyusun RUB 11.
4.
Pra-kredit 111; setelah kredit kedua selesai, dan masih berkeingin& untuk mendapatkan kredit selanjutnya, KPK hams memenuhi persyaratan antara lain peningkatan penjualan dan perluasat~pasar, adanya pemupukan hodal sendiri, Kelompok harus mempu~yaipembukuan usaha yang sederhana.
Tabdngari
anggota sudah meningkat melebihi 5 % dari tabungan terbeku yang disyarhtkah untuk kredit 111, serta sudah dapat menyusun RUB secara mandiri. 5.
Pra-kredit IV: kelompok yang telah menjalankan kedit 111 dan ingin mengakses ke kredit IV, harus memenuhi persyaratan antara lain mempunyai akuntansi usaha anggota, dan telah memahami manajemen keuangan serta sudah melunasi kredit I11 dan dapat menyusun RUB IV secara mandiri.
6 . Graduasi (penyapihan) PNK : kelompok yang telah mendapatkan kredit IV telah siap untuk disapih (graduasi). Untuk itu Kelompok harus memenuhi persyaratan 12
.
sebagai berikut : KPK memiliki pendapatan keluarga per kapita per tahun telah melampaui garis kemiskinan. PNK secara berkelompok atau perorangan telah memiliki akses ke sumber layanan permodalan (dari gabungan KPK yarlg mandiri atau dari sumber keuangan laiti, dengan lingkup pasar yang lebih luas, meskipun
masih
memerlukan bantuan
tehnik yang diperlukan
untuk
perigembangan usaha yang sesuai dengan mekanisme pasar). Dalam penumbuhan kelompok yang di lakukan secara partisipasi, terdapat pokok-pokok kegiatan penumbuhan dan pemberdayaan KPK yang me1iputi l ima belas kegiatan yang hams dilaksanakah.
Diawali dengan langkah-langkah
K mulai dari identifikasi lokasi dan potensi wilayah sarnpai penurnbuhan ~ P yaitu kepada survai rumah tangga anggota KPK. Setelah itu dilanjutkan dengan pokokpokok kegiatsin pemberdayaan KPK, dimanii seluruh KPK hams mengetahui sepuluh pokok kegiatah pemberdayaan tersebut, mulai dari menabung sambai dengan pelayanan untuk mendapatkan pembinaan d&fi lembaga/instansi lain yahg terkait. Macam usaha bersarna yang dibiayal oleh BRI adalah segala jehis usaha ymg produktif, menguntungkan dan dapat diiaksanakan sendiri oleh ~ P Kdengan perputaran usaha yang relatif cepat, mencakup kegiatan sektor pertanian dan non pertanian (produksi, perdagangan, dan jasa). Adapun persiapan bagi calon peminjam adalah : 1. Petani-nelayan Kecil yang pendapatannya < 320 kg berasJkapitaJtahun 2. Jumlah anggota kelompok antara 5 sampai dengan 16 orang
3. Ketua dan Sekertaris Kelompok memiliki surat kuasa anggota tentang persetujuan bersama untuk memperoleh pinjaman dan sekaligus sebagai pernyataan bersama 13
Visi dari P4K Fase III/RIGP (Rural Income Generation Project) dengan masa proyek selama tujuh tahun (1 998-2005) adalah :
1 . Membangun kemampuan PNK agar memil iki rasa percaya diri yang kuat untuk menghadapi kehidupan dan penghidupannya 2. memberdayakan
PNK
dalam
usaha
meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraannya
3. Mengupayakan tumbuh dan berkembangnya iklim dan sistem pelayanan yang mendukung kegiatan usaha produktif PNK 4. Memperkuat kelembagaan PNK untuk meningkatkan kemampuan kerjasama, posisi tawar dan skala ekonomi usahanya. Rancangan belaksanaan Fase IIIIRIGP ini terdiri atas tiga tahap yaitu :
I
I
1. Tahad bersiapan (1 99811999) yang difokuskan untuk mempersiapkah semua infrastrbktur proyek. 2. Tahap pertumbuhan (1999100 sampai dengan 2002), pada tahap Itti akaii dikembangkan.KPK baru, sedikitnya berjumlah 38.000 KPK.
3. Tahap pemantapan (2003 - 2005), dimana pada tahap ini tidak ada lagf penumbuhan KPK, penambahan tenaga pembina maupun lokasi kegiatan. Pada tahap ini diharapkan tercapainya dampak yang berkelanjutm terhadap
,
seluruh penerima manfaat proyek, atau dengan kata lain terciptanya kemandirian dari penerima manfaat P4K. $
Karakteristik Anggota Kelompok Lionberger dan Gwin (1982) mkngemuicakan, peubah-peubah penting dalam mengkaji masyarakat lokal antara lain adalah peubah karakteristik individu. Karakteristik anggota kelompok pada dasarnya adalah juga merupakan karakteristik individu.
Lebih lanjut Lionberger (1960) mengemukakan- bahwa karakteristik
individu meliputi umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologis. Di lain pihak Anwar
dalam Shiddieqi (2001) menyatakan bahwa karakteristik individu yang patut diperhatikan antara lain yaitu umur, pendidikan formal, luas garapan, serta tingkat pengetahuan.
Sedangkan menurut Kotler (1980) karakteristk demografi meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, tingkat sosial, ras, ukuran keluarga dan kebangsaan. Dalam studi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas perilaku kemandirian anggota P4K, karakteristik individu yang diduga relevan adalah umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non-formal, pengalaman berkelompok, skala
usaha, serta pengalaman berusaha. Bagi aspek pengalaman berkelompok, serta skala usaha, dicoba untuk diteliti karena kedua aspek tersebut diduga kuat berhubungan erat dengan perilaku komunikasi anggota yang mendukung peningkatan kualitas perilaku kemandirian anggota kelompok.
Perilaku Komunikasi Perilaku komunikasi adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk mencari atau memperoleh informasi dari berbagai sumber, kemudian disebarluaskan kepada pihak manapun yang memerlukan. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan,
METODE PENELITIAN Disain Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei deskriptif korelasional. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan hubungan beberapa variabel yang diduga mempunyai hubungan yang nyata dengan kualitas perilaku kemandirian anggota KPK dzlam penerapan program pengentasan kemiskinan melalui proyek P4K, di Kecamatan Nagrak - Kabupaten Sukabumi. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat, dengan pertimbangan bahwa kegiatan P4K di Kecamatan tersebut telah berlangsung relatif cukup lama yaitu dari tahun 1994 hingga sekarang. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah anggota kelompok P4K di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi'yang kelompohya masih aktif sampai dengan penelitian ini berlangsung, yaitu sebanyak 1.078 anggota dari 98 KPK. Pemilihan responden )
mempertimbangkan dua ha1 : (1) keaktifan responden dalarn kelompok (pengurus dan anggota) dan (2) tingkat penumbuhadperkembangan kelompoWKPK (pemula, madya dan utama). Pengambilan sampel responden dilakukan dengan menggunakan metode stratiJied random sampling. Kemudian dari setiap strata kelompok diambil
i
Pada aspek keterdedahan media massa, umumnya masih tergolong tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa anggota masih memerlukan banyak informasi tentang pelaksanaan kegiatan P4K. Di kelompok madya perlu dicermati karena kecenderungan terdedah media massa masih rendah, ha1 ini karena kebanyak kepemilikan media pada anggota masih rendah. Bahkan ada yang tidak memiliki media sama sekali, sehingga anggota lebih mengandalkan informasi lewat komunikasi antar pribadi, begitu pula dari sisi keaktifan sebagai anggota. Pada aspek tingkat partisipasi sosial, kecenderungan ini hampir sama yaitu termasuk ke dalam kategori tinggi, baik dilihat dari perbedaan strata maupun status dalam kelompok. Kegiatan sosial yang dilakukan anggota berpotensi bagi terjadinya pertukaran informasi berbagai hal. ~ e u b a hkekosmopolitan (Lampiran Tabel 3) pada aspek interaksi dengan agen pembaharu, seluruhnya menydtakan sering berinteraksi dengan PPL, baik dilihdt dari perbedaan strata kelompok dan status maupun kelohpok. PPL sebagai pembina dan agen pembaharu masih diperlukan dan merupakan salah satu nara sumber yang paling dekat dengan anggota kelompok selain pengurus kelompok. Pada aspek intensitas mencari informasi P4K, baik pada perbedaan strata maupun status, semua anggota termasuk ke dalam kategori tinggi. Bagi anggota ha1 tersebut masih dirasa perlu k a n a informasi yang ada masih kurang. Sedangkan interaksi dengan pemimpin formallnon-formal termasuk ke dalam kategori sedang. Interaksi dengan pernimpin formallnon-formal jarang dilakukan kecuali dengan PPL dan pengurus kelompok, karena pengetahuan merekapun mengenai P4K sangat terbatas. Hal yang menarik pada status sebagai pengurus dan di kelompok utarna, perbedaan antara sedang dan rendah tidak terlalu
~.
mencolok, ini mengindikasikan bahwa bagi anggota, pengurus dapat disamakan dengan pemimpin non-formal, begitu juga kelompok utama bagi kelompok madya dan pemula.
Makin berkembang suatu kelornpok, maka kelompok tersebut
menjadi nara sumber bagi kelompok lainnya. Kualitas Perilaku Kemandirian Kualitas perilaku kemandirian anggota kelompok program P4K dalam penelitian ini melihat karakteristik individu petani sebagai anggota kelompok yang mempunyai kaitan erat dengan pengembangan kualitas perilaku kemandirian anggota dalam mengembangkan kesiapan anggota tersebut menghadapi dan mendukung kemandirian kelompok, meliputi
ranah: pengetahuan, sikap dan
tindakan (Tabel 10). Tabel 10. Sebaran Kualitas Perilaku Kemandirian Responden di Kecamatan Nagrak Kualitas Perilaku Kemandirian Kategori Persentase (n = 100) Tingkat kemandirian pengetahuan 30 Tinggi Sedang 45 Rendah 25 I
Tingkat kemandirian sikap
1 Mau Ragu-ragu Tidak mau
Tingkat Kemandirian Tindakan Akses r~odal Akses sarana dan teknologi Akses pemasaran
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
I
22 53
25 57 27
16 33
49 18
37 27 36
Pada aspek tingkat kemandirian pengetahuan mayoritas berada di kategori sedang, artinya tingkat pengetahuan mengenai P4K hampir merata pada setiap anggota kelompok.
Hanya di kelompok utama sebagian besar resp~ndennya
memiliki tingkat kemandirian pengetahuan tinggi, ini dapat dipahami karena anggota pada strata kelompok ini telah mengalami masa graduasi yang berarti telah dapat mencari informasi tentang P4K untuk meningkatkan pengetahuannya, tidak hanya tergantung pada narasumber terdekat saja. Pada aspek tingkat kemandirian sikap mayoritas hnggota menyatakan keragu-raguannya terhadap kegiatan P4K, baik dilihat dari perbedaan strata maupun status dalam kelompok. Tingkat kemandirian sikap ini adalah cerminan dari perilaku komunikasi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat menimbulkan sikap yang berbeda pada anggota KPK P4K. Sedangkan pada tingkat kemandirian tindakan pada aspek akses modal mayoritas berada pada kategori tinggi (Lampiran Tabel 4). Hanya pada strata kelompok pemula paling banyak termasuk ke dalarn kategori sedang, ha1 ini dapat &pahami karena akses modal yang diketahui oleh kelompok pemula barn BRI, sedangkan pada strata kelompok laimya sudah mulai memililu peluang dan kesempatan lain selain BRI, misalnya tabungan kelompok. ,
Pada aspek akses sarana dan teknologi, umumnya anggota termasuk ke dalam kategori sedang, hanya pada strata kelompok madya dan utama yang sebagian besar respondennya termasuk ke dalam kategori tinggi. Sama halnya dengan akses modal, kelompok madya dan utama telah rnemiliki kegiatan usaha ymg relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan kelompok pemula, sehingga dalam penggunaan sarana dan teknologinyapun semakin meningkat.
Sejalan
.
dengan meningkatnya penggunaan sarana dan teknologi maka peluang dan kesempatan untuk mendapatkannya menjadi salah satu ha1 yang penting untuk dicari. Pada aspek terakhir yaitu aspek akses pemasaran, secara umum terlihat perbedaan yang sangat tipis antara kategori tinggi dan rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada sebagian anggota yang terrnkuk ke dalam kategori tinggi, mereka telah memiliki jaringan pemasaran yang lebih banyak dan luas, sedangkan pada kategori rendah sebagian besar anggota masih merupakan kelompok pemula.
Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh dengan
membedakan strata kelompok, terlihat bahwa pa& strata kelompok pemula sebagian besar termasuk ke dalam kategori rendah. Hal lain yang menarik bila dilihat dari perbedaan status keanggotaan, justru pada pengurus sebagian besar termasuk ke dalam kategori rendah. Dari hasil di lapangan, kebanyakan pengurus tidak dibebani untuk mencari pasar, tetapi lebih terfokus pada pengelolaan dan pengembangan kelompok.
membutuhkan interaksi dengan anggota kelompok lain, karena peluang akses komunikasi yang diperoleh tidak semudah yang dapat diakses oleh pengurus. Selain itu anggota diharapkan lebih aktif untuk membangun jaringan dengan kelompok lain, karena secara kuantitas lebih banyak dari pengurus dan pengurus lebih fokus pada tindak lanjut atau menentukan keputusan bagi kelompok, artinya ada kerjasama yang berkesinambungan antara anggota dengiin pengurus. Strata kelompok berhubungan sangat nyata dengan pelaksanaan usaha bersama, pemasaran dan teknologi tepat
guna, pemupukan modal dan
penggunaannya, penggunaan waktu dan uang secara tepat, kerjasama antar kelompok dan koperasi, serta pembinaan dari lembaga terkait. Artinya semakin meningkat perkembangan kelompok maka semakin baik pelaksanaan usaha bersama, pemasaran dan teknologi tepat
guna, pemupukan modal dan
penggunaannya, penggunaan waktu dan uang secara tepat, kerjasama antar kelompok dan koperasi, pembinaan dari lembaga terkait. Contohnya pada kelompok utarna yang sudah mempunyai usaha bersama, telah memiliki jaringan pemasaran dan teknologi tepat guna, sudah mampu mengelola modal, dapat menggunakan uang dan waktu secara tepat, mampu bekerjasama dengan kelompok
dan koperasi, dan telah melakukan
pembinaan dengan bekerjasama pada lembaga lain. Contoh
ini ada pada
kelompok "MA WAR". Kelompok ini berdiri pada tahun 1997, setelah melalui tahap kelompok pemula dan madya (sekitar 7 tahun), kelompok sudah mempunyai usaha bersama, yaitu pembuatan minuman dari rempah secara instan. Kelompok ini telah memiliki jaringan pemasaran yang cukup mapan, dan pada proses produksi telah menggunakan teknologi tepat guna, seperti penggunaan oven
LAMPIRAN.
Larnpiran Tabel 1. Sebaran Karakteristik Individu Berdasarkan Keragaan Kelompok Karakteristik Kategori Strata Kelompok Status Keanggotaan individu Pemula Madya Utama Pengurus Anggota Umur
Tua Sedang Muda Total
Tingkat pendi- Tidak tamat dikan formal SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Diploma Sarjana
formal
Pengalaman berkelompok
Lama
15 14 (33.3) (46.7) 14 11 (3 1.1) (36.6) 16 5 (35.6) (1 6.7) 45 30 (1 00.0) (1 00.0) 1 0 (2.2) 26 18 (57.8) (60.0) 12 5 (26.7) (16.7) 6 5 (13.3) (16.7) 0 1 (3.3) 0 1 (3.3)
(36.0) 6 (24.0) 10 (40.0) 25 (1 00.0) 7 (28.0) 15 (60.0) 1 (4.0) 2 (8.0) 0
16 (40.0) 8 (20.0) 16 (40.0) 40 (100.0) 3 (7.5) 19 (47.7) 9 (22.5) 9 (22.5) 0
0
0
9
(5 1.1)
(43.3)
(56.0)
8 ( 1 7.8)
13 (43.3)
3 (12.0)
(60.0)
(33.3)
(68.0)
(16.7) (50.0)
(1 1 .l)
22 (36.7) 23 (38.3) 15 (25.0) 60 (1 00.0) 5 (8.3) 40 (66.7) 9
(1 5.0) 4 (5.7) 1 (1 -7) 1 (1.7)
6 (1 5.0)
18 (30.0)
(20.0)
(1 0.0)
(1 0.0)
(16.0)
(25.0)
(23.3)
0 (66.7) 45 30 25 40 60 0 Total
Karakteristik individu Pengalaman
Kategori
Memiliki
~eisaha Tidak rnerniliki Total Ket :angka dalam ( ) adalah persentase
Strata Kelompok Pemula Madya 24 (53.3) 21 (46.7) 45 (1 00.0)
9 (30.0) 21 (70.0) 30 (1 00.0)
Status ~ e a n g ~ o &1 Utama Pengurus Anggota 14 22 25 (56.0) (55.0) (4 1.7) 1I 18 35 (44.0) (45.0) (58.3) 25 40 60 (1 00.0) (1 00.0) (100.0)
Lamp Tabel 2. Sebaran Persepsi Pendekatan Kegiatan P4K Anggota Berdasarkan Keragaan ~ e l o r n ~ o k Status dalam Pendekatan Kegiatan 1 Kategori Strata Kelompok Kelompok P4K Pemula Madya Utama Pengurus Anggota 40 45 25 60 30 Setuiu Kegiatan menabunn "
I
. d
-
Penyusunan RUB
Terl ibat
Kredit
Sesuai
Pelaksanaan Bersama
Usaha Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Pencatatan & pembu- Setuju kuan keuangan Pemasaran dan tekno- Sesuai logi tepat guna Ragu-ragu Tidak sesuai Pemupukan modal & Sesuai penggunaannya Ragu-ragu Tidak sesuai Penggunaan waktu dan Sesuai uang secara tepat Ragu-ragu Tidak sesuai Kerjasama antar kelom- Setuju pok dan koperasi Ragu-ragu Tidak setuju Pembinaan dari lemba- Setuju ga terkait Ragu-ragu Tidak setuju Keterangan : angka dalam ( ) adalah persentase
(100) 45 (100) 45 (100) 12 (26.7) 23 (5 1.1) 10 (22.2) 45 (100) 10 (22.2) 17 (37.8) 18 (40.0) 9 (20.0) 17 (37.8) 19 (42.2) 0 3 (6.7) 42 (93.3) 2 (4-4) 28 (62.2) 15 (33.3) 0 20 (44.4) 25 (55.6)
25 (100) 8
(100) 40 (100) 40 (100) 20 (50.0) 16 (40.0) 4 (10.0) 40 (100) 9
(100) 60 (100) 60 (100) 25 (4 1.7) 27 (45.0) 8 (13.3) 63 (100) 19
(12.0) 12
(47.5) 13
(63.3) 11
(100) 30 (100) 30 (100) 15 (50.0) 13 (43.3) 2 (6.7) 30 (100) 10
(100) 25 (100) 25 (100) 18 (72.0) 1 7 (28.0) 0
(40.0) 10
Lampiran Tabel 3.Sebaran Perilaku Komunikasi Berdasarkan Keragaan Kelompok Status dalarn Strata Kelompok Kategori Perilaku Kelompok Komunikasi Pemula I Madya I Utarna Pengurus 1 Anggota Keterdedahan terhadap saluran informasi 12 48 23 30 29 Tinggi Komunikasi antar (80.0) (57.5) (48.0) (64.4) (100.0) pribadi 9 14 8 0 15 Sedang Rendah Total Media massa
Tinggi Sedang Rendah Total Tinggi Sedang Rendah -
Total
Kekosmopolitan Interaksi dengan agen pembaharu
Tinggi Sedang Total
Intensitas mencari informasi P4K
Tinggi Sedang Rendah Total
Interaksi dengan pimpin fmallnon~form J
Sedang Rendah Total
Keterangan : ( J w#k&persentase
(32.0) (33.3) 0 1 5 (20.0) (2.2) 25 30 45 (1 00.0) (1 00.0) (1 00.0) 4 9 28 (16.0) (62.2) (30.0) 11 12 8 (44.0) (26.7) (26.7) 13 10 5 (40.0) (43.3) (1 1.1 ) 25 30 45 (100.0) (1 00.0) (100.0) 22 25 (83.3) (88.0) (77.8) 2 3 (13.3) (10.0) (8.0) 1 2 (4.0) (6.7) 45 25 30 (100.0) (100.0) (100.0) 35 30 (77.78) (1 00.0) 10 0 (22.2) 45 30 (100.0) (100.0) 33 20 (73.3) (66.7) 8 8 (1 7.8) (26.7) 4 2 (8.9) (6.7) 30 45 (100.0) (100.0) 22 29 (64.4) (73.3) 8 16 (26.7) (16.0) 30 45 (100.0) (100.0)
54 28 (70.0) (90.0) 12 6 (30.0) (10.0) 40 60 (100.0) (100.0) 37 29 (61.6) (72.5) 15 8 (25.0) (20.0) 8 3 (1 3.4) (7.5) 40 60 (100.0) (100.0) 44 22 (73.3) (55.0) 16 I8 . (45.0) (25.7) 60 40 (1 00.0) (100.0)
17 (68.0) 8 (32.0) 25 (100.0) 13 (52.0) 7 (28.0) 5 (20.0) 25 (1 00.0) 15 (60.0) 10 (40.0) 25 (100.0)
(35.0) 3 (7.5) 40 (100.0) 18 (45.0) 11 (27.5) 11 (27.5) 40
( I 5.0) 3 (5.0) 60 (100.0) 23 (38.3) 20 (33.3) 17 (28.3) 60
(87.5)
(78.3)
40 (100.0)
60 (100.0)
.
Lampiran Tabel 4. Sebaran Kualitas Perilaku Kemandirian Anggota Status dalam Kualitas Perilaku ( Kategori ( Strata Kelompok Kelompok Kemandirian Pemula Madya Utama 18 4 8 Tingkat kemandirian (72.0) (26.7) (8.9) pengetahuan 3 13 29 Sedang Rendah
Tingkat kemandirian Mau sikap
Ragu-ragu
(1 2.0)
(64.4) 12 (26.7)
(43.3) 9 (30.0)
4 (16.0)
(22.5)
(26.7)
8 (1 7.8) 26 (57.8) 1I (24.4) 45
6 (20.0) 13 (43.3) 11 (36.7) 30
8 (32.0) 14 (56.0) 3 (12.0) 25
12 (30.0) 22 (55.0) 6 (1 5.0) 40
10 (1 6.7) 31 (5 1.6) 19 (3 1.7) 60
Total 0 Kualitas Perilaku Kemandirian
Kategori
Strata Kelompok Pemula
Tingkat kemandirian tindakan Tinggi Akses modal Sedang Rendah
Akses sarana dan teknologi
Tinggi Sedang Rendah
Akses pemasaran
Tinggi Sedang Rendah Total
1 Madya 1
Utama
Status dalam Kelompok Pengurus I Anggota
15 (33.3) 16 (35.6) 14 (31.1)
19 (63.3) 9 (30.0) 2
23 (92.0) 2 (8.0) 0
24' (60.0) 12 (30.0) 4 (1 0.0)
33 (55.0) 15 (25.0) 12 (20.0)
4 (8.9) 29 (64.4) 12 (26,7)
16 (53.3) 8 (26.7 6 (20.0)
13 (52.0) 12 (48.0) 0
14 (35.0) 16 (40.0) 10 (25.0)
19 (31.7) 33 (55.0) 8 (1 3.3)
0
16 (53.3)
21 (84.0) 4 (16.0) 0
18 (45.0)
19 (3 1.7) 26 (43.3) 15 (25 .O) 60
18 (40.0) 27 (60.0) 45
5
(16.7) 9 (30.0) 30
25
1
(2.5) 21 (52.5) 40
0 Keterangan :( ) adalah persentase