PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DISERTAI TUGAS OPEN ENDED PROBLEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SMP SRIWEDARI MALANG TAHUN AJARAN 2013-2014. Uswatul Munawaroh1, Muhardjito2, dan Hartatiek3 Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi TTW disertai tugas open ended problem dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Startegi pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam belajar. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tindakan kelas (PTK) selama dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIIIA SMP Sriwedari Malang yang berjumlah 27 siswa. Melalui penerapan strategi TTW, siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa melakukan aktivitas berpikir, berdiskusi, dan menulis kesimpulan. Tugas open ended problem yang dikerjakan siswa melalui aktivitas belajar tersebut, dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yaitu 55,68% meningkat menjadi 76,54% pada siklus II. Sebelum tindakan persentase prestasi belajar siswa yaitu 29,62%. Pada siklus I persentase prestasi belajar siswa yaitu 64% dan meningkat menjadi 80,77% pada siklus II. Kata Kunci: strategi think talk write, open ended proble, aktivitas, prestasi belajar
PENDAHULUAN Belajar dalam Fisika sering diasosiasikan dengan tindakan dan perilaku siswa yang mengarah kepada kreativitas dan pemecahan masalah. Belajar Fisika merupakan proses aktif. Menurut Yuliati (2010) dalam konteks sekolah belajar Fisika merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh siswa, bukan dilakukan untuk siswa. Dalam belajar fisika siswa tidak hanya mempelajari objek atau peristiwa namun siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, menyusun penjelasan, menguji penjelasan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran Fisika diperlukan berbagai macam strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat agar siswa aktif belajar dan dapat memahami konsep Fisika. 1
Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan permasalahan di kelas VIIIA SMP Sriwedari Malang. Saat proses pembelajaran Fisika, aktivitas belajar yang tampak dilakukan oleh siswa yaitu mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran berlangsung satu arah dan masih didominasi oleh guru sehingga menyebabkan siswa pasif. Selain itu dari hasil wawancara dengan guru Fisika diketahui bahwa 19 dari 27 siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan rata-rata nilai yaitu 67,92. Data tersebut menunjukkan bahwa 70,37% siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif Think Talk Write dimungkinkan dapat mengatasi rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan pendekatan student centered di mana guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator dalam mencapai tujuan pembelajaran. Huinker dan Laughlin (1996: 82) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) membangun aktivitas siswa untuk berpikir, merefleksi, dan mengorganisasi ide-ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa diminta untuk menulis. Pada pelaksanaan strategi TTW, pembelajaran diawali dengan berpikir (think) yaitu siswa diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap ini mendorong siswa aktif belajar karena siswa dituntut berpikir secara individu untuk menemukan jawaban dari permasalahan. Tahap kedua adalah berdiskusi (talk) yaitu siswa saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota kelompok masing-masing kemudian berdiskusi untuk menentukan jawaban yang tepat. Tahap ketiga yaitu menulis (write). Siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan pemikiran sendiri hasil dari diskusi kelompok. Kegiatan menulis ini, melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang diperoleh dalam bentuk tulisan. Pada penerapan strategi TTW diberikan permasalahan yang bersifat open ended yaitu permasalahan yang memiliki lebih dari satu jawaban benar. Open ended problem mendorong siswa memberikan jawaban yang bermakna berdasarkan pengetahuan siswa (Page, 2010). Selain itu dengan diberikan open ended problem kemungkinan jawaban siswa pada tahap think berbeda sehingga juga dapat memicu siswa untuk aktif dalam diskusi. 2
Selain sebagai pemicu siswa untuk aktif berpikir dan berdiskusi, open ended problem dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, penerapan strategi TTW disertai tugas open ended problem dimungkinkan dapat mengatasi rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa di kelas VIIIA SMP Sriwedari Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui proses keterlaksanaan penerapan strategi TTW disertai tugas open ended problem, (2) mengetahui bagaimana strategi TTW disertai tugas open ended problem dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
METODE Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIA semester genap tahun ajaran 2013-2014 SMP Sriwedari Malang yang berjumlah 27 siswa. Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, dan penganalisis, penafsir data hasil penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument tindakan (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), perangkat tes, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan lembar catatan lapangan. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) Persentase keterlaksanaan pembelajaran mencapai nilai lebih dari 75% (Mulyasa, 2007), (2) Persentase aktivitas belajar siswa lebih dari atau sama dengan 75 %, dan (3) Rata-rata nilai tes siswa 75 dan persentase ketuntasan belajar 75%. HASIL Keterlaksanaan Pembelajaran TTW dengan Open Ended Problem Proses keterlaksanaan strategi TTW menggunakan open ended problem diawali dengan kegiatan pendahuluan. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan memberikan apersepsi.Kegiatan apersepsi 3
dilakukan dengan menunjukkan fenomena alam atau kejadian menarik yang berkaitan dengan materi pelajaran.Ketika guru menunjukkan kejadian menarik di awal pembelajaran, siswa lebih antusias dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu think, talk, dan write. Pada tahap think guru memberikan pertanyaan yang bersifat open ended dan kontekstual yang disusun dalam bentuk LKS kemudian meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut secara individu.Sebelum menjawab pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk membaca materi agar siswa memperoleh gambaran atau informasi terkait pertanyaan tersebut. Setelah menjawab pertanyaan secara individu, siswa diminta berkelompok untuk melakukan diskusi.Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang heterogen.Pada kegiatan diskusi siswa diminta secara bergantian untuk menyampaikan jawaban pertanyaan yang telah diperolehnya pada tahap think. Guru memberikan reward berupa tambahan poin nilai kepada kelompok yang paling aktif untuk memotivasi siswa dalam melakukan diskusi.Setelah berdiskusi, salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusinya kemudian guru mengevaluasi hasil kerja siswa. Tahapan pembelajaran selanjutnya yaitu menulis (write).Siswa diminta menuliskan kesimpulan hasil diskusi secara individu.Aktivitas menulis membantu siswa berlatih mengungkapkan konsep Fisika yang telah diperoleh ke dalam tulisan dengan benar. Keterlaksanaan pembelajaran diamati dari asapek guru dan siswa.Persentase keterlaksaan pembelajaran dapat diketahui dari jumlah aspek kegiatan pembelajaran yang terlaksana pada lembar observasi. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil bahwa rata-rata keterlaksanaan pembelajaran ditinjau dari aspek guru yaitu 91,66% pada siklus I dan 88,31% pada siklus II. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru masuk dalam klasifikasi sangat baik. Persentase keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa yaitu 49,40% pada siklus I dan 82,31% pada siklus II.
4
Aktivitas Belajar Siswa Pada penelitian ini aktivitas belajar siswa yang diamati terdiri dari tiga aspek yaitu think (menjawab pertanyaan), talk (menyampaikan pendapat), dan write (menuliskan kesimpulan hasil diskusi). Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat diketahui dari persentase siswa yang aktif atau disebut persentase aktivitas kelas (PAK). Dari hasil perhitungan diperoleh hasil rata-rata PAK yaitu 55,68% pada siklus I dan meningkat menjadi 76,54% pada siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa juga dapat dilihat dari persentase pada setiap aspek aktivitas belajar seperti pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 1 Aktivitas Belajar Siswa pada Setiap Tahapan TTW Siklus
Pertemuan ke-
I
1 2
Persentase Aktivitas Belajar (%) Think Talk 50,00 34,62 73,91 26,08 61,96 30,35 83,33 37,50 73,91 47,83 78,62 42,66
Rata-Rata 1 2
II Rata-Rata
Write 50,00 65,22 57,61 75,00 69,56 72,28
Grafik rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada setiap aspek aktivitas belajar dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
100%
Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
90% 80% 70% 60%
Siklus I
50%
Siklus II
40% 30% 20% 10% 0% Think
Talk
Write
Gambar 1 Grafik Aktivitas Belajar Siswa pada Setiap Tahapan Pembelajaran TTW
5
Pada Gambar 1 diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar pada setiap aspek aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas thinkdicapai karena guru meminta siswa membaca materi di buku paket IPA sebelum menjawab pertanyaan. Hal ini membuat siswa memperoleh pengetahuan awal berkaitan dengan pertanyaan sehingga sebagian besar siswa menjawab pertanyaan secara individu, tidak lagi menyontek jawaban teman. Peningkatan yang dicapai pada aktivitas talk pada siklus II disebabkan karena guru tidak hanya mendorong siswa untuk menyampaikan pendapat tetapi memandu jalannya diskusi pada beberapa kelompok. Selain itu guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif berdiskusi. Cara tersebut membuat proses diskusi dalam kelompok berjalan cukup baik. Pada siklus II aktivitas belajar siswa pada tahap think dan talk mengalami peningkatan sehingga aktivitas menulis kesimpulan hasil diskusi (write) juga meningkat.
Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes pada setiap akhir siklus.Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari peningkatan nilai rata-rata tes dan persentase ketuntasan belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dari Sebelum Tindakan hingga Siklus II Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
Rata-Rata Nilai
67,92
73,28
78,84
Persentase Ketuntasan (%)
29,62
64,00
80,77
Peningkatan Sebelum Siklus I ke Tindakan ke Siklus II Siklus I 5,36 5,56 34,38
16,77
PEMBAHASAN. Tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran TTW membantu siswa untuk aktif dalam belajar. Pada tahap think, siswa dituntut berpikir untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru secara individu. Pada tahap talk,siswa secara bergantian menyampaikan jawaban pertanyaan yang telah 6
diperolehnya pada tahap think kemudian melakukan diskusi sehingga diperoleh jawaban yang dianggap paling tepat. Pemberian masalah yang bersifat open ended menjadi pemicu bagi siswa untuk aktif khususnya pada tahap think dan talk.Open ended problem memiliki lebih dari satu jawaban benar (jawaban divergen) sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berkomunikasi saat berbagi jawaban dengan anggota kelompok. Tahapan pembelajaran selanjutnya yaitu menulis kesimpulan hasil diskusi (write). Aktivitas menulis berarti mengkonstruk ide atau konsep yang telah diperoleh siswa pada tahap think dan talk dalam bentuk tulisan. Aktivitas menulis membantu siswa berlatih mengungkapkan konsep Fisika dalam bentuk tulisan dengan benar. Melalui penerapan strategi pembelajaran TTW, aktivitas belajar siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi namun siswa berpikir untuk menjawab pertanyaan pada LKS, berdiskusi, dan menulis kesimpulan.Ketiga aktivitas belajar tersebut cukup membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran Fisika di kelas. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran. Penerapan strategi TTW membantu siswa untuk memahami konsep Fisika melalui aktivitas belajar yang dilakukan. Ketika siswa melakukan aktivitas think yaitu menjawab pertanyaan open ended maka terjadi proses belajar pada kognitif siswa. Siswa menemukan jawaban dari pertanyaan setelah membaca dan memahami sendiri materi pelajaran. Kemudian, siswa melakukan diskusi (talk) untuk bertukar pendapat terkait konsep yang dipahami. Guru mengkonfirmasi kebenaran konsep siswa tersebut sebelum meminta siswa untuk menulis kesimpulan (write). Penguatan konsep oleh guru dan aktivitas menulis ini membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran. Pemahaman konsep yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
7
KESIMPULAN Keterlaksanaan pembelajaran TTW oleh guru masuk dalam klasifikasi sangat baik dengan rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran 91,66% pada siklus I dan 88,31% pada siklus II. Rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa yaitu 49,40% pada siklus I (cukup baik) dan 82,31% pada siklus II (sangat baik). Penerapan strategi TTW disertai tugas open ended problem dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi namun siswa melakukan aktivitas berpikir, berdiskusi, dan berlatih menulis kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA Huinker, DeAnn & Connie Laughlin. 1996. Talk your way into writing. Dalam Portia C Elliott &.Margaret J. Kenney (Eds), Communication in mathematics, K-12 and beyond.(hlm. 81-88). Reston, Va.: National Council of Teachers of Mathematics. Mulyasa, E. 2007.Kurikulum Tingkat SatuanSekolah. Bandung :RemajaRosdakarya. Page, James. 2010. Physics Open-ended Questions Support Materials.Learning and Teaching Scotland, (Online), (http://www.educationscotland.gov.uk/image/OpenEndedQuestion_tcm -625254.doc), diakses 10 September 2013. Yuliati, Lia. 2010. Model-Model Pembelajaran Fisika. Malang: LP3 UM.
8