UPI Kampus Tasikmalaya
USE DIRECT OBJECT TO INCREASE CAPACITY write essays DESCRIPTION IN PRIMARY by: Sukarjo (SDN 3 Jagabaya Panawangan District of Ciamis Regency)
[email protected] ABSTRACT Learning Indonesian mainly on writing essay description fifth grade students of SDN 3 Constable Panawangan District of Ciamis regency with teaching materials around the school environment gives students the chance to be active, creative, and critical. In general, the results correspond significantly to meet the needs of teachers and students where learning standard procedure. The ability of students to write essays using a description of the object directly in cycle 1, cycle 2 and cycle 3 seemed there was an increase of 52.08% Good-value in cycle 1 to 65.62% in cycle 2 and became 3.12% is well worth it once and 71, 78% worth both in cycle 3. the ability of students to write essays using a description of the object immediately apparent there was an increase, although not optimal. Improving the ability of students to write essays using a description of the direct object can be seen from the change in the average value of each of the aspects of essay writing to a better direction. Key words: object. Writing, essay, description
PENGGUNAAN OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI SEKOLAH DASAR Abstrak Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis dengan bahan ajar lingkungan sekitar sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif, serta kritis. Secara umum hasil penelitian sesuai secara signifikan dapat memenuhi kebutuhan guru maupun siswa di mana prosedur pembelajaran yang baku. Kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 tampak ada peningkatan dari 52,08% bernilai Baik pada siklus 1 menjadi 65,62% pada siklus 2 dan menjadi 3,12% bernilai baik sekali dan 71,78% bernilai baik pada siklus 3. Kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung tampak ada peningkatan walaupun belum maksimal. Peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung dapat dilihat dari perubahan rata-rata nilai setiap aspek-aspek menulis karangan ke arah yang lebih baik Kata kunci: objek langsung, menulis, karangan, deskripsi
A. Pendahuluan Pendidikan Sekolah Dasar merupakan jenjang satuan pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu penyempurnan dan pening-katan mutu pendidikan Sekolah Dasar harus terus diupayakan, termasuk penyempurnaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang harus berkembang secara efektip untuk menunjang tujuan pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar harus bersumber pada hakikat belajar bahasa adalah beajar berkomunikasi dan belajar bersastra Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
adalah belajar memahami manusia dan nilai-nilai kemanuasiaannya (Depdiknas. 2003: 1). Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarah kepada upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis maupun lisan, serta dapat memahami nilai-nilai kemanusiaan melalui apresiasi sastra. Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 81) menegaskan bahwa. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk 103
Sukarjo .
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia”. Kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran bahasa ini adalah kemampuan dalam menguasai keterampilan berbahasa. Kerampilan berbahasa yang dimaksud meliputi empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat H.G. Tarigan (1989: 1) bahwa: “Keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan dan merupakan Catur Tunggal”. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam hidup kehidupan manusia. Karena tanpa memahami bahasa sangat susah untuk bergaul dalam kehidupan yang dijalani. Oleh sebab itu manusia dituntun untuk mencari ilmu supaya mudah dalam bergaul dan mengerti bahasa terutama dalam menulis. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah: Menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut. Dalam lingkungan sekolah pada dasarnya menulis karangan merupakan salah satu faktor yang paling penting guna untuk bisa menguraikan ide kedalam sebuah tulisan. 104 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Salah satu kompetensi dasar mengenai keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa menurut BNSP Pembelajaran Bahasa Indonesia (2006:5) adalah: “Menulis karangan deskripsi tentang benda-benda di sekitar atau seseorang dengan bahasa yang runtut”. Mewujudkan keterampilan menulis sesuai dengan standar kompetensi tersebut perlu pengembangan yang efektif. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang masih banyak terdapat kendala dalam pengaplikasiannya. Buktinya siswa kurang mampu menulis karangan serta rendahnya penguasaan bahasa tulis secara sempurna. Meraka tidak mampu menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ketentuan dalam ejaan Bahasa Indonesia dengan benar. Mereka belum mampu menulis karangan dengan benar tanpa ada hambatan. Metode yang digunakan dalam belajar menulis karangan sangat tidak menarik sehingga banyak siswa yang tak memahami tentang menulis karangan bahkan siswa merasa bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dalam lingkungan bermasyarakat banyak siswa yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan yang benar dan mudah dimengerti oleh pembaca. Maka untuk bisa menulis karangan dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Permasalahan pun muncul seperti yang penulis alami ketika melakukan observasi di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis. Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika dalam pembelajaran
UPI Kampus Tasikmalaya
mengarang. Mengingat pentingnya kemampuan menulis karangan bagi siswa, maka penulis berusaha mengungkap seberapa peningkatan kemampuan menulis karangan melalui penggunaan objek langsung. Dengan model pembelajaran objek lansung memungkinkan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa karena objek yang menjadi sumber belajar menggunakan lingkungan sekitar yang langsung dapat dilihat dan dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga sangat membantu proses belajar siswa. Pembelajaran objek langsung merupakan salah satu teknik pem-belajaran yang menciptaan keaktifan siswa dalam belajar melalui kompetensi yang telah dimilikinya degan pembelajaran yang dikaitkan pada dunia nyata, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tepat guna. Mata pelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam prakteknya, Prinsipprinsip belajar bahasa tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Antara satu prinsip dengan prinsip lainnya saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu tindak berbahasa dapat mengandung lebih dari satu prinsip. Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia, ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa. Dalam kurikulum 2006 Depdiknas (2006:26b) dinyakatan bahwa: “Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis”. Dengan demikian ruang lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
intinya adalah memiliki kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa diakui oleh umum. Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang baik. Dalam belajar bahasa, menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut. Dari pendapat diatas, bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambing grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Dalam menulis juga harus diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosakata dan tata bahasa tersebut atau kaidah bahasa yang digunakan, sehingga dapat menggambarkan atau dapat menyajikan informasi yang dieks-presikan secara jelas. Itulah sebabnya untuk terampil diperlukan latihan dan praktek yang terus menerus dan teratur. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menurut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Sesuai dengan penjelasan di atas tentang menulis, maka pembelajaran menulis di kelas VSD semester I sesuai dengan standar kompetensi yaitu menekankan pada pembelajaran menulis karangan. Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan 105
Sukarjo .
bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya gagasan dalam karangan memiliki jenjang (hirarki) dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam dan dengan unsur bahasa, diungkapkan dengan kata, gagasan yang diungkapkan dengan kalimat, ada gagasan yang diungkapkan dengan paragraf, bahkan gagasan yang lebih lengkap diungkapkan dengan karangan yang utuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam karangan. Tujuan menulis menurut standar kompetensi kurikulum 2004 yaitu mengungkapkan pikiran-pikiran, perasaan dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis. Pada dasarnya peserta didik dapat lebih memahami bila pembelajaran disajikan dengan objek langsung yang akhirnya mereka dapat menemukan sendiri (inquiri) dan akan lebih melekat pada dirinya. Pembelajaran menggunakan objek langsung adalah pembelajaran yang memanfaatkan benda-benda nyata yang sering dijumpai anak dalam kehidupannya sehari-hari sebagai alat bantu pelajaran. Dengan tujuan agar pemahaman atau pengetahuan dapat dibangun melalui penemuan sendiri, yang akan melekat dalam ingatannya. Pada pembelajaran objek langsung bisa dikembangkan dengan teknik pembelajaran menulis dari gambar atau menulis objek langsung dan atau perbandingan objek langsung. Teknik menulis dari gambar atau menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Diharapkan dalam proses pembelajaran guru memberikan siswa dapat mengembangkan kompetensi yang telah dimilikinya. Penggunaan objek 106 Pembelajaran Bahasa Indonesia
langsung adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif, serta kritis melalui kompotensi yang telah ada dalam diri siswa, karena siswa mendengar, meraba, melihat dan melakukan percobaan sendiri. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan pembelajaran. Menurut Moh. Uzer Usman dalam Suryosubroto (2002:18) menyatakan “Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.” Menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam peren-canaan, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan KTSP pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu (1) pembukaan (kegiatan awal), (2) pembentukkan kompetensi (kegiatan inti), dan (3) penutup (kegiatan akhir). Penggunaan objek langsung dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi memungkinkan siswa cenderung lebih tertarik dan mudah mengekspresikan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penilaian. Penilaian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh data, menganalisis dan menafsirkannya sehingga diperoleh data tentang proses maupun hasil pembelajaran yang telah dicapai. Tujuan penilaian pembelajaran Harjanto (2006: 277) menyatakan “Tujuan penilaian pembelajaran antara lain adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang kana mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.” Berdasarkan pendapat tersebut maka penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk
UPI Kampus Tasikmalaya
mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik. Hasil belajar siswa dapat terlihat dengan penilaian yang dilaksanakan setelah pembelajaran, maka akan diketahui bagai mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil dari pembelajaran pengunan objek langsung untuk meningkatkan menulis karangan deskripsi di Sekolah Dasar B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah dilakukan khususnya untuk memperoleh data awal menyangkut permasalahan utama dalam pelaksanaan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis. Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah ini, difokuskan kepada: a) program dan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menyangkut peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi, b) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menyangkut peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi, c) kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung. Program dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Program pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis berpedoman kepada KTSP. Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari 6 (enam) jam pelajaran dan setiap jam menggunakan alokasi waktu 70 menit. Adapun jadwal pelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang bersangkutan yaitu hari Senin, Selasa dan Kamis yang masing-masing Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
dengan alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran. Dengan hal tersebut, maka jadwal yang memungkinkan sekali untuk digunakan penelitian adalah pada hari Senin atau Selasa. Menurut kurikulum yang berlaku, kompetensi dasar pada semester 1 (satu) yang dapat dikembangkan terkait dengan kepentingan penelitian adalah: aspek menulisantara lain menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Adapun pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang biasa dilaksanakan adalah terpaku kepada buku sumber yang ada. Guru tidak mengembangkan kreasi pembelajaran yang dikaitkan dengan upaya pengembangan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi, karena keterbatasan wawasan dan kemampuan guru sendiri dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Penulis sebagai guru kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis yang pada tahun 2004 mulai bekerja SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan. Oleh karena itu penulis merasa kurang berhasil mengajarkan Bahasa Indonesia karena kurang memiliki wawasan dan pengalaman. Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia penulis lebih banyak mengajarkan terpaku kepada buku sumber dibandingkan dengan mengembangkan pembelajaran melalui metode yang bervariasi. Penulis kurang memiliki kemampuan dalam mengajarkan aspek menulis kepada siswa termasuk menggunakan objek langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu dikembangkan, ter107
Sukarjo .
masuk dalam penggunaan objek langsung untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Hasil pengamatan penulis sebagai guru kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis, kemampuan siswa menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih dirasakan kurang. Rata-rata prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia atau rata-rata nilai kelas dalam setiap pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia dari nilai KKM yaitu kurang dari 70 atau 7,0. Prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat memprihatinkan karena ratarata nilai kelas jauh di bawah yaitu 64 atau 6,4, terutama dalam kemampuan menulis karangan deskripsi masih di bawah nilai 64 atau 6,4. Sedangkan siswa yang sudah memiliki kemampuan menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat sedikit, baru 10 orang dari 24 orang siswa atau 41,67% saja dari seluruh siswa. Hal tersebut sangat memprihatinkan, dengan demikian siswa kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis tahun pelajaran 2010-2011 harus dibina dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan objek langsung. Perencanaan Tindakan Penelitian Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifiksi masalah yang meliputi: (a) penetapan jumlah siklus dan waktu tindakan penelitian; (b) pemilihan objek langsung sebagai bahan ajar; (c) menyusun skenario pembelajaran; (d) menyusun instrumen pengumpul data penelitian yang meliputi lembar 108 Pembelajaran Bahasa Indonesia
observasi perencanaan pembelajaran, lembar observasi proses pelaksanan pembelajaran, lembar observasi kemampuan siswa menulis karangan deskripsi, serta lembar observasi faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran. Penetapan Jumlah Siklus Tindakan dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dirancang dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari satu tindakan pembelajaran. Siklus 1 berorientasi pada perencanaan pembelajaran berupa pemilihan objek langsung sebagai bahan ajar, penyusunan skenario pembelajaran, dan penyediaan media pembelajaran yang dibutuhkan. Siklus 2 berorientasi proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa pada awal pembelajaran, inti pembelajaran dan akhir pembelajaran. Siklus 3 berorientasi kepada peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi yang meliputi aspek kesesuaian judul karangan deskripsi, ketepatan penggunan bahasa, ketepatan penggunaan tanda baca, dan kesesuaian isi karangan. Waktu pelaksanaan tindakan penelitian dirancang dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu pada hari Senin dan Kamis yang masing-masing 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu tiap 1 jam pelajaran 35 menit, dan mulai bulan November 2010. Pemilihan Objek Langsung Sebagai Bahan Ajar dan Penyusunan Skenario Objek langsung sebagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan penelitian dipilih lingkungan yang disesuaikan dengan minat, perhatian, kemampuan, dan kebutuhan belajar siswa kelas V Sekolah Dasar. Hal ini, dipilih bahan ajar berupa lingkungan
UPI Kampus Tasikmalaya
sekitar sekolah dengan mengacu kepada buku sumber yang tersedia di sekolah, efisiensi penelitian dan alokasi waktu yang tersedia tidak terlalu jauh dari sekolah. Skenario pembelajaran disusun berdasarkan tuntutan kurikulum 2006 Sekolah Dasar yaitu sebuah skenario pembelajaran dalam rangka mengembangkan kompetensi dasar pada aspek menulis karangan deskripsi yang relevan dengan kebutuhan penelitian. Skenario pembelajaran terdiri dari komponen-komponen: (1) standar kompetensi; (2) kompetensi dasar; (3) indikator hasil belajar; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi pokok pembelajaran; (6) alokasi waktu dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (7) sarana dan sumber belajar; (8) penilaian untuk aspek menulis karangan deskripsi. Adapun sarana pembelajaran yang harus dipersiapkan adalah berupa alatalat yang akan digunakan dalam menulis karangan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Penyusunan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian di susun berdasarkan kebutuhan perolehan data hasil penelitian. Instrumen penelitian yang disusun terdiri berupa lembar observasi untuk memperoleh data tentang: (1) Perencanaan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung; (2) Proses pelaksanaan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung; (3) Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi sebagai hasil pembelajaran menggunakan objek langsung. Pembahasan hasil penelitian tentang pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis merupakan review dan refleksi keseluruhan tindakan penelitian yang meliputi pokok-pokok permasalahan seperti di bawah ini. Bahan-bahan pembelajaran berupa lingkungan sekitar sekolah terpilih yang digunakan pada kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis pada siklus 1, 2 dan 3 telah menarik minat dan perhatian siswa karena belum pernah dilakukannya serta isi cerita mengandung pesan moral pendidikan pengetahuan yang diperlukan oleh siswa. Tema karangan deskripsi yangdigunakan dipandang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas V Sekolah Dasar dan mengacu kepada kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung menggunakan waktu 40 (empat puluh) menit setiap siklusnya sehingga sesuai pula dengan kebutuhan alokasi waktu pembelajaran. Bahasa yang digunakan dalam menulis karangan deskripsi menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana, mudah dikuasai siswa, sehingga dipandang dapat digunakan untuk pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi kuhususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Skenario pembelajaran yang telah dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis pada siklus 1, 2 dan 3, pada dasarnya telah memenuhi kebutuhan tindakan penelitian. Hanya, pada pembelajaran siklus 1 alokasi waktu 2 jam pelajaran dirasakan kurang sesuai kebutuhan, 109
Sukarjo .
karena waktu banyak tersita untuk mengkondisikan siswa belajar menggunakan objek langsung lingkungan sekitar hal ini dikarenakan guru belum berpengalaman menggunakan media objek langsung, tetapi pada siklus 2 dan 3 dengan waktu 2 jam pelajaran dirasakan cukup memadai kebutuhan pembelajaran, karena guru dapat mengkondisikan dan memanfaatkan waktu dengan efektif. Secara lengkap skenario pembelajaran yang dirancang pada siklus 3 sebagai penyempurna skenario pembelajaran siklus 1, dan 2 adalah seperti di bawah ini. a) Standar Kompetensi Aspek menulis: Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. b) Kompetensi Dasar Aspek menulis: Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. c) Indikator Hasil Belajar Aspek menulis: Menulis karangan deskripsi dengan benar. d) Tujuan Pembelajaran Aspek menulis: Siswa dapat menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung dengan benar. e) Materi Pokok Aspek menulis: Menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. f) Langkah-langkah Pembelajaran; (1) Siswa dibimbing dalam mengamati objek langsung berupa lingkungan sekitar untuk dijadikan karangan deskripsinya. (2) Siswa menjawab pertanyaan untuk mengapresiasi pokok pikiran karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. 110 Pembelajaran Bahasa Indonesia
(3) Siswa diarahkan untuk menentukan pokok pikiran dari objek yang dilihatnya. (4) Siswa dibimbing menarik kesimpulan objek langsung yang dilihatnya berdasarkan hasil pengamatannya terutama menyangkut pokok pikiran karangan deskripsi menggunakan objek yang dilihatnya. (5) Siswa diarahkan cara menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. (6) Siswa berlatih menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. g) Sarana Dan Sumber Belajar (1)Sarana: Seperangkat alat menulis karangan deskripsi yang terdiri dari alat tulis, meja lipat, alas duduk. (2)Sumber Belajar: lingkungan sekitar sekolah h) Penilaian (1) Prosedur penilaian: Penilaian proses dan penilaian akhir. (2) Bentuk penilaian: Penilaian proses berbentuk perbuatan dan penilaian akhir berbentuk tes objektif. (3) Jenis penilaian: Penilaian proses jenis perbuatan dan penilaian akhir tes tulisan (4) Alat Penilaian: (a) Lembar observasi menulis karangan deskripsi; (b) Lembar soal tes tulis hasil mengapresiasi pokokpokok pikiran karangan deskripsi. Proses pelaksanan pembelajaran meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamispada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 secara umum telah sesuai dengan kebutuhan. Guru maupun siswa telah dapat mengikuti
UPI Kampus Tasikmalaya
prosedur pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah menurut skenario pembelajaran. Guru saat pelaksanaan pembelajaran tampak bersemangat dan antusias serta ramah membimbing siswa belajar. Demikian pula, siswa tampak dapat mengikuti prosedur pembelajaran dan mereka tampak senang serta antusias mengikuti pembelajaran. Walaupun demikian, pada kegiatan pembelajaran siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 guru tampak masih kurang lancar menempuh prosedur pembelajaran. Guru kurang maksimal dalam membimbing siswa khususnya dalam menentukan pokokpokok pikiran sesuai dengan indikatorindikator keberhasilan atau aspekaspek yang harus dimunculkannya. Kegiatan belajar siswa pun pada siklus 1 dan 2 khususnya saat membacakan hasil karangan desdripsinya pada umumnya kurang memiliki keberanian untuk tampil dan mereka menulis karangan deskripsi semua membaca hasil karangan deskripsinya dengan suara pelan, namun pada siklus 3 sebagian besar siswa telah memiliki keberanian untuk tampil membacakan hasil karangan deskripsi dengan suara nyaring Adapun prosedur yang telah ditempuh oleh guru dan siswa dan dipandang efektif dalam proses pembelajaran adalah seperti di bawah ini. a. Kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan pengkondisian kelas dengan menyiapkan siswa untuk mengamati keadan lingkungan sekitar sekolah, kemudian melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang karangan deskripsi, selanjutnya memotivasi belajar siswa melalui penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh b. Kegiatan inti pembelajaran, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
1) Siswa dibimbing dalam mengamati objek langsung berupa lingkungan sekitar untuk dijadikan karangan deskripsinya. 2) Siswa menjawab pertanyaan untuk mengapresiasi pokok pikiran karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. 3) Siswa diarahkan untuk menentukan pokok pikiran dari objek yang dilihatnya. 4) Siswa dibimbing menarik kesimpulan objek langsung yang dilihatnya berdasarkan hasil pengamatannya terutama menyangkut pokok pikiran karangan deskripsi menggunakan objek yang dilihatnya. 5) Siswa diarahkan cara menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. 6) Siswa berlatih menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar. c. Kegiatan akhir pembelajaran, ditempuh kegiatan menyimpulkan pembelajaran, menyampaikan evaluasi tertulis untuk melihat pemahaman unsur-unsur karangan deskripsi, serta memberikan tindak lanjut untuk berlatih menulis karangan deskripsi. Berdasarkan tindakan pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3, diperoleh gambaran kemampuan siswa menulis karangan deskripsi seperti tertera pada tabel 4.7 di bawah ini.
111
Sukarjo . Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Objek Langsung Pembelajaran Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3 No
Aspek
1 2
Kesesuaian judul karangan Ketepatan penggunan bahasa Ketepatan penggunan tanda baca Ketepatan isi karangan Jumlah %
3 4
No
Aspek
1 2
Kesesuaian judul karangan Ketepatan penggunan bahasa Ketepatan penggunan tanda baca Ketepatan isi karangan Jumlah %
3 4
No
Aspek
1
Kesesuaian judul karangan Ketepatan penggunan bahasa Ketepatan penggunan tanda baca Ketepatan isi karangan Jumlah %
2 3 4
BS
B
f C
K
JML
0 0
12 12
5 8
7 4
24 24
0
10
10
4
24
0 0 0
16 50 52,08
5 28 29,17
3 18 18,75
24 96 100
BS
B
f C
K
JML
0 0
15 16
6 6
3 2
24 24
0
14
8
2
24
0 0 0
18 63 65,62
4 24 25,00
2 9 9,38
24 96 100
BS
B
f C
K
JML
1
18
4
1
24
1
17
5
1
24
1
15
6
2
24
0 3 3,12
19 69 71,87
4 19 19,80
1 5 5,21
24 96 100
Keterangan : F = frekwensi responden %= presentase BS=nilai baik sekali yaitu kemampuan siswa maksimal B = nilai baik yaitu kemampuan siswa sebagian besar baik C = nilai cukup yaitu kemampuan siswa separuh atau hampir separuhnya baik K = nilai kurang yaitu kemampuan siswa hanya sebagian kecil baik JML= jumlah
Berdasarkan tabel 4.7 hasil kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung 112 Pembelajaran Bahasa Indonesia
pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 meliputi kejelasan kesesuaian judul karangan, ketepatan penggunan bahasa, ketepatan penggunaan tanda Keterangan
Siklus I
Keterangan
Siklus 2
Keterangan
Siklus 3
baca dan ketepatan isi karangan tampak ada peningkatan dari 52,08% bernilai Baik pada siklus 1 menjadi 65,62% pada siklus 2 dan menjadi 3,12% bernilai Baik Sekali dan 71,78% bernilai Baik pada siklus 3. C. Simpulan Perencanaan pembelajaran peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis ini, meliputi pemilihan bahan ajar berupa lingkungan sekitar, penyusunan
UPI Kampus Tasikmalaya
skenario pembelajaran dan penyediaan fasilitas pembelajaran. Bahan ajar berupa lingkungan sekitar terpilih pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dirasakan telah menarik minat dan perhatian siswa karena belum pernah dilakukannya serta isi cerita mengandung pesan moral pendidikan pengetahuan yang diperlukan oleh siswa. Tema karangan deskripsi yangdigunakan dipandang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas V Sekolah Dasar dan mengacu kepada kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung menggunakan waktu 40 (empat puluh) menit setiap siklusnya sehingga sesuai pula dengan kebutuhan alokasi waktu pembelajaran. Bahasa yang digunakan dalam menulis karangan deskripsi menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana, mudah dikuasai siswa, sehingga dipandang dapat digunakan untuk pembelajaran peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi kuhususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Skenario pembelajaran peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung lingkungan sekitar di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis yang dipandang cukup efektif, dirancang dalam alokasi waktu dua jam pelajaran (70 menit). Proses pembelajaran peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, meupun kegiatan akhir baik pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3, pada dasarnya telah berjalan sesuai dengan skenario pembelajarannya. Kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran ditunjang oleh kesanggupan dan Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
kemampuan guru dalam melaksanakan prosedur pembelajarannya. Guru cukup memahami dan dapat melaksanakan prosedur pembelajaran walaupun ia masih tampak belum maksimal. Kekurangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran antara lain guru belum maksimal melaksanakan prosedur pembelajaran serta belum intensif dalam membimbing siswa dalam menentukan pokok-pokok pikiran. Guru kurang memberikan tekanan pada indikatorindikator keberhasilan pada masingmasing indikator yang harus dicapai atau aspek-aspek yang harus dimunculkannya. Walaupun demikian, siswa tampak mampu mengikuti prosedur pembelajaran dan pada umumnya mereka tampak sangat antusias mengikuti pembelajaran. Prosedur yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam pembelajaran peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis ini adalah seperti di bawah ini. Kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis tampak ada peningkatan walaupun belum maksimal. Peningkatan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung dapat dilihat dari perubahan rata-rata nilai setiap aspek-aspek menulis karangan ke arah yang lebih baik. Rata-rata prosentase siswa yang memiliki kemampuan dalam pencapaian indikator-indikator keberhasilan dalam menulis karangan deskripsi menggunakan objek langsung di kelas V SDN 3 Jagabaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis berubah dari 52,08% bernilai Baik pada siklus 1 menjadi 65,62% pada siklus 2 dan menjadi 3,12% bernilai 113
Sukarjo .
Baik Sekali dan 71,78% bernilai Baik pada siklus 3. D. Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas. (2006a). Permendiknas Nomor 22 TahunTentang Standar Isi.Jakarta:Depdiknas Depdiknas Dirjen Dikdasmen. (2003). Pendekatan Kontektual/Contektual Teaching and Learning ( CTL ). Jakarta : Depdiknas Harjanto, (2006). Perencanaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, K. (2001). Perencanan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Trimitra Mandiri Kaswandi, dkk. (2008). Bahasa Indonesia UntukSD dan MI Kelas V. Jakarta : Depdiknas
114 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Mulyasa, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Rukmana Ade. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung : UPI PRESS Suparno, Yunus M. (2004). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Tarigan, H.G. (1989). Pengajaran Komptensi Bahasa, Suatu Penelitian Kepustakan. Jakarta: Depdikbud Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswaya (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas Terbuka.
Biodata singkat:
Penulis guru SDN 3 Jagabaya Panawangan District of Ciamis Regency)