Appfrcatbn of Lactic AcitrBacteria (tAB) to Increase *ticrohbfogicatsafety
)4ntonQgfima&
APLIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAMAIYAN MIKROBIOLOGIS TERHADAP Staphylococcus uureas PADA PROSES OLAH MINIMAL BUAH APBL MALANG (Malus sylvestris Mill.) Application of l-actic Acicl Bacteria (l-AB) to Increase Microbiological Safety against Suphylpepecza aureus in Minimally Processed Malang Apple Mglu; .vbgrLJaMill.) Anton Rahmadi Post-harvest ctnd I'acl
nrruirra
28 March 2005 Accepted t
t Ma;t 200J
ABST'RACT Minimally processed apple usuall,v came lrom partially-broken apple with some parts are still in very good condition. Minimally processed fruits are perishable foods due to qualit-v degradation caused by microorganism activity. Main purpose of this research was to study the application of LAB culture in minimallv processed apple fruit of Malang in order to increase safety against Staph.vlococctts eureus. Malang apple was used in this research while age of ripe 4.5 months and rveight of around 90-100 gramp. Lactic acid bacteria used \vere Lactobacillus brevis, and three strains of L. plantafum. Steps of this research \\€re
selection
of
potential
LAB strains using rvell diffusion method, determining LAB
concentration and soaking time, studl of minimally processed apple shelf life and total acid titration. pH and total LAB colonies (Total Plate Count) in MRS agar medium. as rvell as toml Sraphvlocctccus aureus. Best inhibition-zone of S. aurerl,r was resulted from strain of I'. brevis AE 1.6 (14.33mm). Optimum concentrafion to inhibit pathogenic bacteria is 106 clu ml-rn'ith 30 minutes o[soaking. Pathogenic bactena lil'e colonies decreased for I to2 of log unit follorving soaking in optirnal LAB concentration. LAB application in minimalll' processed apple dirl succeeded to increase safetl'agarnst pathogens specially S. aureus. Shelf life could be extended up to 12 da1's u'ith S. aureu,s life colonies not more than 100 cfu g-t Ke7' words: lactic ercicl bacteria, I.AR,
gtclpb,:!.eg_o_c_c_tLs-
qlllgu;.Malang appte
keamanan mikrobiologis dari buah olah minimal. Peningkatan permintaan konsumen Beberapa upaya menunlnkan kontamiterhadap kualitas pangan yang tinggi, segar, nasi awal pada buah olah minimal adalah bergizi, dan mudah disiapkan menyebabkan dengan menggunakan sanitiser seperti klorin peningkatan produksi pangan olah minimal (Nguyen-the dan Carlin, 1994). Namun, (Durand, 1990). Apel merupakan produk penggunaan klorin dalam pangan ataupun olah minimal yang umum dijumpar di perlakuan air masih dipertanyakan, karena swalayan-swalayan di lndonesia. Potongan beberapa komponen pangan dapat bereerl.:si buah olah minimal merupakan bahan pangan dengan klorin membentuk senyawa toksik yang dapat busuk dengan cepat dikarenakan yang potensial (Richardson, 1994) mikroor-ganisme (Nguyen-the dan Carlin, Dalam industri pangan, bakteri asarn 1994). Salah satu mikroorganisme yang laktat telah digunakan secara luas sebagai
PENDAHULUAN
berpengaruh terhadap kerusakan pangan olah minimal adalah Staphylococcus oureus, yang
meru-pakan bakteri penyebab keracunan yang mem-produksi enterotoksin. ^1. aureus merupakan patogen indikator sanitasi tangan pekerj4 sehingga penting untuk mengetahui
r
agen biokontrol untuk meningkatkan keamanan pangan olah minimal yang
direfrigerasi tanpa penambahan asant. Peranan bakteri asam laktat adalah untuk memperbaiki cita ras4 tetapi bakteri asam laktat ini ternyata juga memiliki efek
-'I
unml'
I t lt
rnliyli
ri)t'r I tt
rtitut,
1
(I
): I -7, 7lgust u:; 2(D-l
penga\\,'ctan pada produk fermentasi yang
dihasilkan Rakteri asam laktat
dapat
mempro-dLrksi dan melakukan sekresi berupa senyawa pcnglrarnbat selain asam laktat dan
asam asctnt, seperti hidrogen peroksid4 bakteriosin. antitriotik, dan reuterin yang
kurang dikenal atau belum kenranrl:uannya
sebagai
terungkap senyawa
penghanrbat.
Ilcberapa penelitian yang telah dilaku-
kan untuk mengetahui sifat
penghambatan
dan penga'"vetarn bakteri asam laktat (BAL) seperti elbk penghambatan BAL pada mikroflora yans terdapat dalam sayur siap olah lVcsc()vo t:t ul., I995), dan penggunaan BAL untrrk nreningkat-kan keamanan buah dan sa\irrran olah minimal (Breidt dan Fleming, 1995) TLrluitn penelitian ini adalah untuk mempelaiari aplikasi ktrltur bakteri asam lalctat pacla proses olah minimal buah apel malang dzrlanr reurgka meningkatkan keamanzur dan Lrnrur simpan produk.
I}r\ I{AN D."\N M T]TODE
Apcl nralang varietas Manalagi di Batu, Malang
diambil rinri kebun apel
dengan unrrrr panen 4,5 bulan dan ukuran
l012 br-rair l)er kg atau bobot sekitar 90-100
graln. I'.ultur bakteri asam laktat yang asaln_va clitcntukan dari penelitian pendalrrrlrrnn clan,\laph.y,l11-cocut,t attreus
diperolcir cjari [,aboratorium Mikrobiologi
PAU l'angan dan Gizi IpB.
Natrium
hidrol<sitla. phenolphtalern, etanol teknis, asam oksalat. kaliurn hidrogen fosfat, dan
kaliLrm dihiclrogen fosfat diperoleh dari \'lcrck Mediurn yang digunakan adalah \ll{S (tle il,'lsnn llogosa Sharpe), Nutrient ["Jroth. dan VJA (Vogal ,Iohnson Agtrr:) rlipcrurlclr dari Difbo. Alat yang digunal^rarr tercliri dari trlender, timbangan, Sigma clan
euloclttyc. rnkubator, penangas refiigc:r'irtt-rr'. 1tIl-nreter.
air,
viskometer,
refraktornctcr. alat pernotong dari
.slctinle.s.s
,sleel.
Seleksi lirrltrrr
llAL potensial dengan metodc tlifrrsi sunlur (Schved et ul., 1993) F3nltteri asant
laktat yang
akan
diaplika:;ilian pada buah apel olah minirnal, sebelurnnr,a diuji aktivitas antimikrobanya
/.tSM
18.f
6-2,119
terhadap bakteri uji 5. aureus dengan nlenggunakan metode sumur.
Sebanyak 2-3 ose kultur BAL dari kultur stok masing-masing diinokulasikan ke dalam l0 mL MRS broth, diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 hari, Sebanyak 4 % (v/v) kultur ISAL tersebut lalu dipindahkan ke dalam media MRS modifikasi (MRS + susu skim), diinkubasi selama 2 hari pada suhu 37 oC.'
Satu ose bakteri uji diinokulasikan ke dalam l0 mL nutrient broth lalu diinkubasi pada suhu 37 "C selama t hari. Sebanyak 25 pl bakten uji diinokulasikan ke dalam 50 m[, nulrienl agqrt dikocok merata kemudian dituangkan ke dalam cawan petri masingmasing sebanyak 25 mL. Setelah agar menge-r€n, dibuat lubang sumur dengan diameter sekitar 7 mm menggunakan pipet tetes steril yang dipotong ujungnya Dari hasil di atas, sebanyak 50 pl kultur L. brevi:; yang diisolasi dari dadih dan L. plantarum dari kecap ikan, pikel, dan sauerkraut, masing-masing dispotkan ke dalam lubang sunrur yang berbeda dalam satu cawan lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 hari. Pada setiap cawan, dibuat sebuah lutlang sumur kontrol berisi 50 pl
media MRS modifikasi. Jari-jari
atau
diameter areal benrng di sekrtar sumur <Jiukur
sebagai efek penghambatan bakteri u.yi
BAL
terhadap
Penyiapan contoh buah Buah apel disortasi berdasarkan bobot buah yaitu antara 90- 100 g buah-r. Buah
dicuci dan dipotong delapan
bagian
berbentuk bulan sabit clengan bobot masing-
masing antara I I - 12,5 gram pemotongeur buah menggunakan pisau :;tainle.s.s stcel yang
telah dicelupkan dalam larutan vitamin C
%. Selama proses penyiapan
0,1
berlangsung, buah dicelupkan pada v,itanrin C 0,1 04 untuk mernperlanrbat penco-klatan pengukuran pLI
buah dilakukan pada l0 gram contoh yang dihancurkan dalam akuades I:l (b/v) menggunakan stomacher. Analisis total mikroorganisme dilakukan dengan metode penaburan Qtlating), menggunakan buah dengan berat 5 gram buah dan clihancurkan dalamakuadesl:9(b/v)
:.119
lnton
Rgftnadi
Appficatictn of Lactic A cit Qacteria (nnB1 tu Increase SVLicro|iofogicat Safety
Penentuan konsentrasi tsAL dan waktu rI
perendaman
brevis memiliki penghambatan yang lebih baik dibanding ketiga isolat 1.. plantantm.
:e la ,-0
: a e ;r
,
n
Masing-masing buah yang telah dikupas direndam dalarn larutan bakteri uji (l0t cfu mL-'), kemudian ditiriskan. Buah kemudian direndam dalam larutan kultur BAL potensial dengan kisaran konsentrasi I 05, I 06, dan 107 cfi.r mL-r. \['akru kontak dipelajari selama 10, 20, 30 menit. Selanjutnya jumlah ,\'. eureus dihitung n"renggunakan metode plal ing. Konsentrasi BAL terendah yang mampu mereduksi jurnlah bakteri uji terbanyak, dipilih
Table
l.
Inhibition diameter of LAB isolate against S. aureu.s.
Inhibition diameter Origin of isolate
against S. aureus
(mm) Lactobacillus brevrr AE 1,6
14.35
I.actobaci llus plan tarum krk
12.57
m pi28a
13.05
Lac tobaci I lus plan tq nt n, sa28 k
12.52
Lac
to
haci I lus plan
ta nt
untuk digunakan pada perrelitian selaniutnya.
Studi masa simpan buah olah minimal
Parameter organoleptik dan pertumbuhan ,\. qttreu.s dipelajari pada masa simpan buah olah minimal yang telah diinokulasikan dengan BAL dan patogen pada suhu dingin (45 'C) Buah apel dipotong dengan ukuran bulan sabit sebanyak 8 bagian. Metode olah minimal yang diaplikasikan meliputi kontrol, ditambah BAL, BAL dikombinasikan dengan proses olah minimal lainnya yaitu penambahan garam | %. Selanjubrya buah ditempatkan dalam wadah styrofcsam dan ditutup dengan plastrk wrop, yang kemudian disimpan pada suhu refrigerator.
HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi
Kultur Bakteri Asam Laktat
Aktivitas antimikroba BAL pada metode difusi sumur ditunjukkan dengan adanya area benrng di sekitar sumur yang berisi isolate BAL pada media agar yang telah dirnokulasi dengan bakteri uji. Diameter zona penghambatan dapat dilihat pada Tabel I . Dari Tabel I di atas diperoleh data bah-
wa efek penghambatan jenis BAL
berbeda-
beda terhadap S. aureus Pada penelitian sebelumnya, penghambatan Laclobacillus plantantm terhadap S. aureus hanya sebesar 4,0 mm (Jenie dan Rini, 1996). Terdapat perbedaan yang cukup besar pada penghambatan bakteri uji ini disebabkan penggunaan media pengujian yang berbeda, yaitu VJA pada penelitian terdahulu dan nutrient agar pada penelitian kali ini. Dilihat dari jenis BAL, Lactobacillu.s
I
Figure
l. LAB Inhibition against S. aureus. Legend : L. brevis (dadih), L. plantarunt
kik (kik), L. plantarunr sa28k (sa28k), plan taru m pi28a (p i28a)
I.
Perbedaan rni dikaitkan dengan sifat kedua spesies Lactobacillus yang berbeda dalam hal metabolisme glukosa. L. plantarum dikenal bersifat homofermentatif. Produk dari BAL yang bersifat heterofermentatif adalah asam asetat, asam laktat, COz dan etanol dalam
jumlah yang sangat besar, sedang BAL
homofermentatif mengubah 95 % glukosa atau heksosa lain menjadi asam laktat dan sejumlah kecil COz serta as€rm-asam volatil. Sebagian dari senyawa ini memperlihatkan aktivitas antagonistik terhadap banyak mikroorganisme perusak dan patogen makanan termasuk laktobasili dan leukonostok psikrofili, Bacillus cereus, Clostridium hotulinum, C:, pe(ringens, Lysteria monocytogene.t, Staphylococcu.\ aureus, P,seudomona.t, Alcaligenes, dan lainlain (Jenie, 1996).
turnaf
teL*t"gi
rssM 185E-2419
Qertania4 1(1) 1-7, Agtutus 2C05
S, aureus dapat dihambat baik oleh asam
buah apel manalagi yang relatif keras dan
laktat maupun asam asetat yang diproduksi oleh Lactobacillus lactis subsp. Lactis var diacetylactis (Daly et al., 1972). Akan tetapi
kecil
Haines dan Harmon ( I 973) menemukan bahwa
asam laktat menghambat pertumbuhan
^t
memiliki pori-pori yang lebih
dibandingkan buah-buahan lain seperti nanas, mangga dan sejenisnya diduga merupakan faktor utama dalam menurunnya konsentrasi BAL dalam daging buah tersebut.
aureus hanya pada awal tetapi tidak pada akhir
pertumbuhan. Spillman et al. (1978) menyimpulkan bahwa asam laktat bertanggung jawab untuk penghambatan Bacillus subtilis, E. coli, P. fluorescens, dan ,S. aureus oleh Lactobacillus spp. yang disolasi dari yoghurt komersial. Jadi penghambatan terbesar ini diduga berasal dari beragamnya komponen yang drhasilkan oleh L. brevis. Pada umunmya komponen antimikroba yang dihasilkan oleh BAL
Table 2. LAB life colonies absorption after soaking
Suspansion (cfu mL-')
bakteri Cnam positif. Menurut De Vuyst dan Vandamme ( 1994) sebagian besar bakteriosin
dari bakteri Gram positif (BAL)
x 107 1.8 x 108 1.2 x l0e
1.4
107
10t
l0e Absorbed in fruit (rfu g't)
lot, l08,
lo
inihutls
20 minutes
memper-
30 minutes
1oe, 10 minutes
terisasi pada Lactobacillus brevi.s
adalah
brevicin, sedangkan pada L. plantarum adalah plantaricin (Salminen dan von Wright, 1998),
BAL dan Waktu Perendaman Terhadap Pertumbuhan
Penentuan Konsentrasi Patogen
Efektivitas penyerapan BAL tidak dipengaruhi oleh waktu perendaman dan konsenffasi BAL (Tabel 2.) Konsenfrasi BAL terendah dengan waktu perendaman yang minimum memberikan efek reduksi terhadap patogen yang hampir sama dengan p€nggunaan konsentrasi BAL yang lebih tinggi dan waktu perendaman yang lebih lama. Penggunaan medium susu skim menghasilkan jumlah BAL hingga konsentrasi lOe cfu ml't, Suspensi diencerkan hingga lOt, lO7dan 106 cfu ml'r dengan menambahkan larutan garam fisiologis. Kultur BAL yang diserap oleh buah apel berkurang sebesar 2 satuan log dari suspensi awal. Tekstur daging
2.3
30 minutes
lihatkan aktivitas terhadap berbagai spesies Cnam positif dalam spektnrm luas, sehingga kemungkinan penghambatan terhadap bakteri Gram positif ini juga disebabkan oleh bekteriosin. Bakteriosin yang telah dkarak-
x lOt 2.6 x 105 3.8 x 105 3.9 x 106 6.0 x 106 5.2 x 106 4.8 x 107 1.5 x 108 3.2 x 107
l o minutes 20 minutes
dapat menghambat bakteri Cnam positif atauptrn Gram negatif. S aureus adalah contoh
Total bacteria
Application
20 minutes 30 minutes
Dari hasil penelitian
terhadap
penyerapan patogen, S. ottreus berkr,rrang sebesar I satuan log. Aplikasi garam pada pencegahan pencoklatan buah di awal perlakuan memberikan lapisan garam pada permukaan jaringan yang terbuka, sehingga bakteri patogen yang diseralr oleh permukaan jaringan apel terlebih dahulu hanrs menembus lapisan tipis garam. Akan tetapi. S. eureus
merupakan bakteri patogen yang
tahan
terhadap garam, sehingga perlurLlnan jumlah bakterinya hanya 1 satuan log. Tabel 3. Pathogenic life colonies absorption after
soaking Applicarion
Total S. aureus (rfu g'')
x l0{
Suspension
5.0
Absorbed in fruit
I 3 xl0i A-
2419
Anton frgfrmafr
dan <ecil
Reduksi Patogen
FS,
penurunan jumlah Sl. aureus terbesar didapat pada perlakuan konsenffasi BAL 107 cfu ml-'r
akan
trasi
king
*
App frcation of Lac tic A cid
Setelah diaphkasikan pada
buah,
dengan waktu perendaman 30 menit, yakni sekitar I satuan log. Penurunan terbesar
lainnya terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi l0E cfu ml.-r dengan waktu perendaman 30 menit dan dengan konsenfasi I 08 cfu ml.-r dengan waktu ferendaman l0 menit. Konsentrasi terendah yang masih memihki efek penghambatan adalah pada 106 cfu mL'I, 30 menit, dengan penu*n"n jumlah patogen mendekati satuan log. Konsenfrasi ini dipilih menjadi konsentasi optimum yang
I
digunakan dalam aplikasi BAL pada apel. Perlakuan dengan konsenfasi sangat tinggi secara ekonomis kurang menguntungkan dan menimbulkan perubahan rasa buah apel. ct 1,
eU^
ErJ to 2.8 2.6 2.4 aa
rdap rang rada rrval
f&&e^+e.)& ""d Figure
LAB conc.nts
lon (c{U/r{-}, etHng dm. (mlnutr$
2. Effect of LAB concentration
and
soaking time against total S. aureus rn
>ada
minimally processed apple.
lgga
concentration
(aan
cfu
mL'I,
:
a:
106
cfuml.'l,
LAB
b:
107
cfu mL'I, soaking time I minutes, 2 = 20 minutes, 3 = 30
rbus
= l0
re us
minutes
108
rhan
nlah
Studi Masa Simpan Buah Apel
Olah
Minimal .L
Departemen Pertanian Amerika Serikat,
USDA, menetukan mutu buah apel
dengan
paramater antara lain buah harus halus mulus,
bersih, bebas busuk dan rusak fisiologis, tingkat kematangan buah cukup diukur dengan
@a
ac ria (CAAS
b I ncrea se %.icro6i
o
hg
ic a t S afe
ty
aroma (flavor), karakteristik warna dan bentuk harus tetap pada kondisi penyirnp€man yang berbeda (Ryall dan Potzer, 1982). Pengamatan masa simpan buah apel secara mikrobiologis terdiri dari banyaknya koloni BAL yang tumbuh pada hari ke-0 dan jumlah reduksi patogen .S. aureus pada setiap dua hari pengamatan hingga hari ke- l 2. Sumber kontamrnasi S. aureus adalah kontak dengan tubuh pekerja. Parameter lainnya adalah pH yang digunakan untuk ,mengetahui tingkat keasaman buah apel pada setiap hari pengamatan. Terlihat pada Gambar 3, bahwa perbedaan pH akibat aplikasi BAL dengan konfrol tidak menunjukkan perbedaan yang berarti (taraf signifika& P ( 0,01).
Dari 12 hari pengamatan yang dilakukan, diketahui bakteri patogen S. aureus memiliki pola. pertumbuhan sedikit kemudian terus meningkat baik secara linier ataupun logaritrnik sejalan dengan lama waktu penyimpanan, sehingga pada suatu ketika mencapai angka 100 cfu ml-'t {log:2) yang merupakan ambang batas penerimaan patogen rni. Kontol menurgukkan, pada hari ke 8 (H8), buah sudah tidak layak iagi di konsumsi, sedangkan dengan penambahan bakteri asam laktat, aktivitas pertumbuhan S. aureus pada buah apel mampu ditekan tidak lebih dari 2 satuan log.Gambar 4. menunjukkan hasil pertumbuhan .L aureus selama penyimpanan pada suhu dingin. KESIMPULAN Jenis BAL hasil seleksi terbaik adalah Lactobacillus brevis yang mampu untuk meningkatkan keamanan dan memperpanjang umur simpan buah apel yang diolah minimal. Diameter penghambatan menggunakan metode sumur untuk BAL ini adalah 14,35 mm terhadap bakteri patogen S. uureus. BAL mampu menurunkan pertumbuhan ,'t aureus sebanyak I skala log. Pada studi penyimpanan, sampai dengan 12 hari di suhu rendah, jumlah S. aureus yang diamati tidak melebihi 100 cfu g-l apel, sehingga secara mikrobiologis masih layak dikonsumsi.
{Pertani^an, 1(1): 1-2,
Junnflbfrjtofogi
4.5
t
r-l
pH
3.s l ^t J-l 2.5
'.1
z-l 1.s i rj o.s 1 o-l
I H{
Agustus 2005
3.
I
[_[_[
t+12
Day of etorage
cf,
Figure
ISS2,[ 1E58-2419
Control r
With LAB
pH Characteristic of minimally processed appte stored in refrigerator.
Ltfe colonles log (cfu mL'')
Day
-+-
Figure 4
Conbol <.*.With
ol observatlon
LAB
Growth of S. aurezs in minimally processed apple stored in cold place with and without LAB.
DAFTAR PUSTAKA
Boisseau P (1996).
Breidt, Flernrning HP (1995) Using lactic acid bacteria to improve the safety of minirnally processed fruits and vegetables. J Food Technol Vol 5l(\: aa51.
Daly C, Sandine WE, Elliker pR (1972) Interactions of food starter cultures and food borne pathogens. J Milk Food Technol 35 : 349-357
Jenie BSL, Suliantari, Nurwitri
A (2000) Pengembangan Produk Makanan Tradisional Rendah Garam Berbasis Ikan Melalui Aplikasi Bakteri Asam Laktat Penghasil Bakteriosin. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 1999 /2000. Fateta-lpB, Bogor
Jenie BSL, Shinta Eka Rini
.
De Vuyst L,
Vandamme EJ ( 1994) Antimicrobial Potensial of Lactic Acid Bacteria. Dalam De Vuyst L,
Vandarnme EJ (eds) Bacteriocins
J Food Sci. 58:
399402,
of
Lactic Acid Bacteria Microbiology, Genetics and Applications. Blackie Academic and Professional, London. Durand B (1990) Les achats des menageres de produits de 4e gamme. InfosCTIFL 65: 42-45, Dalam Chervin C,
(
1996)
Aktivitas anti Mikroorganisme dari
beberapa species
Lactobacillus
terhadap Mikroorganisme patogen dan Perusak Makanan. Dalam Jenie BSL ( 1996) Penerapan Bioteknologi Asam Laktat pada pengawetan Ikan Rucah. Laporan Penelitian Tahun II/RUT II. Fateta-IPB, Bogor. Jenie BSL (1996) Peranan bakteri asam
laktat sebagai pengawet
hayati
Anton qgfimafr
-2419
App[ication of Lactic 14ci[cBactena $AQ) to Incrcase Microiiofogicaf Safety
makanan. J Ihnu dan Teknologi Pangan l(2):60-73. Haines WC, Hannon LG ( 1973) Effect
of
selected lactic acid bacteria on $owth of Staphylococc'us aureu.s and production of enterotoxin. .l Appl Microbiol25 436-444. Nguyen-the
C, Carlin F
(
1994)
The
microbiology of rninirnal ly processed fresh fruits and vegetables. Crit Rev Food Sci Nutr 34: 371-401. Richardson SD ( 1994) Scoping the chemicals in your drink water. Today's Chemist at work 3(3): 29-32.
Ryall AL, Potzer WT ( 1982) Handling Transportations and Storage of Fruit and Vegetables. The AVI Production Co Ltd, Connecticut,
i-
A (1998) Lactic Acid Bacteria. Microbiology and Functional Aspecrs. Edisi ke-2.
Salminen S, von Wright
Marcell Dekker Inc, New York.
A, Henis Y, Juven B J 1993) Purification. partial characterizatiorr and plasmid linkage of
Schved F, Lalaz,ar (
pediosin SJ-1, a bacteriocin produced J Appl N,licrobiol T4:67-77.
Lty, l)ecliococ'cu,\ ac,iclilactici.
Z. Banhagyi M ( 1978) Antimikrobielle aktivitaet thennophiler lactobazillen. Milchrvissen-
Spillrnan H. Puhan
schaft 33: 148-153.
Vescovo M, Orsi C, Scolar-i C, Ton-iani
S
1995) Inhibirory effect of selecred acid bacteria 0n rnicroflora associated with ready-to-use ve_eetables. J nppl Microtriol 2l . l2l-125. (