1.
PENDAHULUAN Pada era perdagangan bebas sekarang ini, persaingan yang terjadi di dunia
usaha semakin ketat. Dalam rangka memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif, organisasi perlu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan pasarnya. Saat ini, teknologi merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan performa perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi, mendorong setiap perusahaan untuk mengolah datanya dengan cepat, mudah dan lengkap, bahkan untuk pekerjaan yang rumit dan aktivitas yang sering mengalami perubahaan dalam proses kerja suatu perusahaan. Sistem informasi secara terkomputerisasi sebagai wujud penerapan teknologi, kini menjadi kebutuhan yang mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif antar perusahaan, sehingga mendapat prioritas yang tinggi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003) sistem informasi secara terkomputerisasi adalah kumpulan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. Sistem informasi terkomputerisasi merupakan suatu cara yang terstruktur dalam unit usaha bisnis untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Penerapan sistem dalam suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan serta memenuhi unsur sistem pengendalian internal yang baik pada perusahaan sehingga berbagai kesalahan dan masalah yang sebelumnya sering terjadi dapat diatasi.
14
Rini (2010) mengatakan bahwa sistem informasi juga menawarkan kemudahan komunikasi dengan memperpendek jarak dan mempersingkat waktu penyampaian informasi sehingga akan tercipta efisiensi komunikasi. Selain itu sistem informasi juga akan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan yang mencakup kemampuan untuk menyimpan dan memperoleh informasi dengan akurat. Sistem informasi yang terkomputerisasi dapat menyajikan informasi keuangan dan non-keuangan dengan mudah dan akurat karena didukung oleh database. Seperti yang diutarakan oleh Kroenke (2000) bahwa dengan adanya database, maka data dapat terintegrasi, duplikasi dapat dikurangi, format data tidak tergantung pada aplikasi program, memudahkan pemakai data, menyajikan informasi dengan bantuan bahasa query. Dikatakan pula oleh Sentosa (1992) bahwa dibutuhkan dukungan dari program aplikasi, untuk menyusun data yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi menjadi laporan keuangan, agar output yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi berbasis komputer ini tetap memiliki internal kontrol, khususnya dalam menjaga catatan perusahaan dan untuk memberikan laporan pertanggung jawaban yang berkualitas kepada pemilik perusahaan.
Pada
dasarnya, sistem informasi terkomputerisasi sangat dibutuhkan oleh jenis usaha berskala apapun dalam meringankan kinerja untuk mencapai keberhasilan tujuan usaha mereka secara praktis.
15
CV. HARUM SEJAHTERA merupakan perusahaan manufaktur skala menengah yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran plastik. Perusahaan ini terletak di Kawasan Industri Terboyo Blok M 31-32 Semarang, Jawa Tengah. Perkembangan perusahaan ini cukup baik di kota Semarang, banyak pelanggan yang berasal dari kota Semarang maupun sekitarnya yang memesan berbagai jenis dan ukuran plastik di perusahaan ini. Namun berkembangnya usaha ini tidak didukung dengan manajemen dan sistem pencatatan yang teratur, banyak masalah yang
muncul
sehingga
mengakibatkan
kerugian
pada
CV.
HARUM
SEJAHTERA. Meskipun terbilang perusahaan yang berkembang dengan cukup baik, pencatatan yang dilakukan masih secara manual menggunakan paper and pencil. Pemilik pun tidak terlalu ketat dalam menerapkan aturan kerja, terlebih pencatatan dalam perusahaan ini. Hal tersebut mengakibatkan banyak karyawan tidak disiplin dan tidak teratur dalam melakukan pencatatan atas aktivitas dan transaksi yang terjadi. Ketidakteraturan ini juga dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman karyawan terkait dengan pencatatan transaksi untuk setiap aktivitasnya. Selain itu banyak dokumen yang tidak disimpan dengan baik, sehingga ada beberapa pihak yang kesulitan ketika melakukan pengecekan terkait persediaan. Persediaan merupakan modal kerja dan unsur neraca yang terbesar dalam perusahaan industri dan perdagangan. Persediaan merupakan harta yang sensitif terhadap pencurian, kerusakan, penurunan harga pasar secara global, pemborosan dan kelebihan biaya sebagai akibat dari salah urus. Pengontrol persediaan harus menganalisis persediaan secara detail dan menyediakan kepada manajemen 16
laporan yang cukup, sehingga kondisi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan segera. Pengendalian persediaan yang tidak teratur pada CV. HARUM SEJAHTERA ini menyebabkan sering timbulnya inefisiensi produksi akibat kekurangan stok persediaan di tengah periode produksi yang dapat menimbulkan kerugian seperti hilangnya potensi keuntungan akibat tidak mampu dipenuhinya pesanan pelanggan ataupun timbulnya tambahan biaya order persediaan bahan baku ke supplier. Rusaknya persediaan akibat terlalu lamanya waktu penyimpanan karena perusahaan tidak mengetahui urutan masuknya tiap-tiap persediaan ke gudang juga sering terjadi, karena persediaan yang sudah lama tersimpan bisa terjadi tidak dapat dijual terlebih dahulu dibandingkan persediaan yang baru datang sehingga kemungkinan rusaknya persediaan akibat lamanya penyimpanan semakin tinggi. Konsekuensi akhir dari semua permasalahan terkait pengendalian persediaan di atas adalah perusahaan juga sering tidak mampu mencapai kapasitas praktisnya dalam berproduksi dengan kata lain, jumlah input persediaan bahan mentah tidak mampu menghasilkan output barang jadi yang sesuai dengan kapasitas produksi perusahaan. Berdasarkan realita tersebut, dibutuhkan sistem informasi yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan, kontrol dan menghasilkan
informasi
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
SEJAHTERA yang berhubungan dengan aktivitas persediaan.
17
CV.HARUM
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan aplikasi sistem informasi persediaan yang terkomputerisasi berbasis database yang sesuai dengan kebutuhan CV. HARUM SEJAHTERA. Aplikasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi CV. HARUM SEJAHTERA untuk memudahkan pencatatan, kontrol dan pelaporan terkait persediaan. Manfaat bagi peneliti dan pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan praktis untuk merancang sistem informasi persediaan pada perusahaan manufaktur. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Persediaan Menurut Romney dan Steinbart (2009) sistem merupakan rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem tersusun dari subsistem dibawahnya, yang memiliki fungsi spesifik yang penting dan saling mendukung dengan subsistem lain sehingga sistem yang pokok bisa berjalan untuk mencapai tujuan tersebut. Kieso, Weygandt, Warfield (2002) mengatakan bahwa persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Dalam PSAK no 14 (Revisi 2008) “persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.”
18
Dapat disimpulkan bahwa sistem persediaan adalah kumpulan proseduprosedur yang saling berkaitan untuk melakukan suatu kegiatan memberi penyelesaian dalam menuntaskan masalah-masalah dalam persediaan barang dagang.
Pencatatan Persediaan Sistem pencatatan persediaan di dalam akuntansi terdapat dua sistem yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Sistem periodik adalah sistem perhitungan persediaan barang dagang yang dilakukan secara langsung pada jangka waktu tertentu bagi persediaan barang. Sistem perpetual adalah sistem perhitungan persediaan yang berkelanjutan setiap ada pengurangan barang maupun penambahan barang yang merupakan keharusan untuk dicocokan dengan persediaan barang dagang yang benar-benar ada. Fungsi dan prosedur yang membentuk siklus persediaan adalah 1.
:
Persediaan bahan baku Persediaan bahan baku bertambah tidak hanya karena proses pembelian tetapi juga apabila ada bonus dari supplier. Persediaan bahan baku berkurang apabila dikirim ke gudang departemen lain yang membutuhkan, selain itu juga karena rusak dan hilang. Menurut Mulyadi (2001) secara garis besar prosedur dalam pembelian adalah :
19
a. Prosedur permintaan pembelian Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian b. Prosedur penerimaan barang Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok. Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut : a. Surat Order Pembelian Dokumen dikirimkan kepada supplier sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Arsip Tanggal Penerimaan Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar 20
untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika barang tidak datang pada waktu yang telah dipesan. c. Arsip Supplier Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama supplier, sebagai dasar untuk mencari informasi mengenai supplier. d. Laporan Penerimaan Barang Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang yang telah diterima dari supplier telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. 2.
Persediaan barang dalam proses Persediaan barang dalam proses bertambah karena adanya penambahan dari hasil produksi barang yang masih dalam proses bagian produksi. Persediaan barang dalam proses berkurang apabila ada barang yang diambil oleh bagian selanjutnya/bagian finishing, selain itu juga apabila terjadi barang rusak atau hilang.
21
3.
Persediaan barang jadi Persediaan barang jadi bertambah karena ada penambahan dari hasil pemrosesan akhir di bagian finishing. Persediaan barang jadi berkurang apabila ada penjualan, barang rusak atau hilang. Menurut Mulyadi (2001) prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut
:
a. Prosedur pesanan penjualan Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima pesanan dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat pesanan dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat pesanan pengiriman dan mengirimkannya
kepada
berbagai
fungsi
yang
lain
untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani pesanan dari pembeli. b. Prosedur pengiriman Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat pesanan pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit 1. Surat pesanan pengiriman dan tembusannya
22
:
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat pesanan pengiriman yang
memberikan
otorisasi
kepada
fungsi
pengiriman
untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti tertera di atas dokumen tersebut. 2.
Faktur dan tembusannya Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan pelanggan. Menentukan cost dari persediaan adalah FIFO dan AVERAGE
:
FIFO First In First Out, barang yang masuk terlebih dahulu dianggap pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang terakhir/termuda. Average Average adalah pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.
23
Perancangan Sistem Menurut George M.Scoot (2001) perancangan sistem adalah menentukan bagaimana mencapai sasaran yang ditetapkan yang melibatkan pembentukan (configuring) perangkat lunak dan komponen perangkat keras sistem dimana setelah pemasangan sistem akan memenuhi spesifikasi yang dibuat pada akhir fase analisis sistem. Sedangkan menurut Jogiyanto (1991) perancangan sistem sebagai desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir analisis sistem. Menurut Romney dan Steinbart (2009) yang mengatakan bahwa sistem informasi terkomputerisasi memiliki keunggulan yaitu dapat mengurangi ketidakpastian, sehingga memudahkan pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga dalam menyusun rencana kerja. Penggambaran perancangan sistem yang digunakan adalah Data Flow Diagram dan Entity Relationship Diagram. Data Flow Diagram (Diagram Arus Data) Menurut Jogiyanto (2005) Data Flow Diagram merupakan alat perancangan sistem yang sering digunakan berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
24
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program atau yang sering disebut arus data.
Sumber : Romney, B. dan Steinbart, J., 2009, Accounting Information Systems Eleventh Edition, Prentice Hall, United States. Gambar 1. Simbol Data Flow Diagram
Context Diagram Merupakan
diagram
tingkat
atas
yang
terdiri
dari
proses
dan
menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu proses. Level 0 -1 Diagram Diagram ini merupakan diagram tingkat menengah yang menggambarkan proses utama dari dalam sistem, yang terdiri dari hubungan entitas, proses data flow dan penyimpanan data. 25
Kemudian untuk aktivitas dan proses dengan tingkat yang lebih terperinci akan digambarkan pada Level 1 Diagram. Penggambaran ini merupakan penjelasan lebih lanjut dan detail dari proses Level 0 Diagram. Diagram ini menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu proses dan dalam diagram ini juga terdapat hubungan entitas, proses data flow dan penyimpanan data.
3.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur yang terletak di Kawasan Industri Terboyo Blok M 31-32 Semarang yaitu CV. HARUM SEJAHTERA. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis dan ukuran plastik. Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data
: a. b.
Proses Bisnis terkait Persediaan Kebutuhan Informasi Persediaan
26
Sumber
: Manager Produksi
2. Data Sekunder Data
Sumber
: a.
Catatan pembelian bahan baku
b.
Catatan pesanan pelanggan
c.
Catatan penjualan barang
: Manager Produksi
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan mengamati proses dan prosedur yang berkaitan dengan sistem informasi di CV. HARUM SEJAHTERA. Wawancara dalam penelitian ini yaitu wawancara tentang data-data yang diperlukan dalam pembuatan database sistem informasi. Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan langkah analisis yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Menganalisis kebutuhan informasi persediaan pada CV. HARUM SEJAHTERA. 2. Merancang pemodelan data dan proses menggunakan Microsoft Office Visio 2007. 3. Merancang Database menggunakan MySQL. 4. Merancang tampilan sistem informasi menggunakan NetBeans IDE 7.1.2
27
Perancangan sistem informasi pada CV. HARUM SEJAHTERA ini hanya berfokus pada aktivitas persediaan. Aktivitas terkait persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi. Dalam penelitian
ini, MySQL digunakan sebagai aplikasi yang
mendukung dalam pembuatan database. Menurut Bunafit (2005) MySQL merupakan sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multiuser serta menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language) dengan pengembang web, dan untuk user interface nya memakai NetBeans IDE 7.1.2 yang merupakan aplikasi yang digunakan untuk merancang tampilan pada sistem informasi terkomputerisasi yang akan dibuat. Kedua software tersebut akan dipadukan untuk menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada CV. HARUM SEJAHTERA.
4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN CV. Harum Sejahtera merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran plastik. Perkembangan perusahaan ini cukup baik di kota Semarang, banyak pelanggan yang berasal dari kota Semarang maupun sekitarnya yang memesan berbagai jenis dan ukuran plastik di perusahaan ini. Perkembangan usaha ini tidak didukung dengan manajemen dan sistem pencatatan yang teratur, banyak masalah yang muncul sehingga mengakibatkan kerugian pada CV. HARUM SEJAHTERA. Pencatatan yang 28
dilakukan masih secara manual secara tertulis menggunakan kertas. Pihak manajemen pun tidak terlalu ketat dalam menerapkan aturan kerja, terlebih pencatatan dalam perusahaan ini. Hal tersebut mengakibatkan banyak karyawan tidak disiplin dan tidak teratur dalam melakukan pencatatan atas aktivitas dan transaksi yang terjadi. Selain itu banyak dokumen yang tidak disimpan dengan baik, sehingga ada beberapa pihak yang kesulitan ketika melakukan pengecekan terkait persediaan. Sampai saat ini tidak dapat dipastikan jumlah bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi yang terdapat di gudang masing-masing. Oleh karenanya, banyak hal yang sering terjadi yang menghambat kelancaran siklus kerja perusahaan bahkan menyebabkan kerugian. Berikut adalah tabel yang menjelaskan masalah yang sering terjadi dan kebutuhan serta solusinya Faktor Manusia
Masalah Karyawan tidak memahami tentang pencatatan transaksi dengan baik Mencatat setiap transaksi atau aktivitas yang terjadi secara manual
Teknologi
Mencatat transaksi tersebut di kertas seadanya, tidak ada form buku catatan yang formal dan baku Tidak mendisiplinkan dan memastikan karyawan mencatat dan Manajemen membuat laporan saat terjadi transaksi
Metode
: Kebutuhan/Solusi Pelatihan pencatatan kepada karyawan untuk transaksi yang terjadi Sarana pencatatan setiap transaksi secara terkomputerisasi dengan form yang formal dan baku Mewajibkan karyawan mencatat dan membuat laporan untuk setiap transaksi yang terjadi
Tidak ada pemisahan fungsi yang jelas bagi karyawan.
Pemilik harus memberikan fungsi dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap karyawannya
Catatan transaksi tidak disimpan dengan baik
Sarana dan tempat penyimpanan yang baik
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi pada CV. HARUM SEJAHTERA 29
Sistem informasi secara terkomputerisasi ini dirancang agar kebutuhankebutuhan di CV. Harum Sejahtera dapat terwujud. Sistem ini akan mempermudah penyelesaian kerja para karyawan dan para pengguna lainnya. Pemodelan Data DFD (Data Flow Diagram) Level Konteks Data Flow Diagram level konteks ini menjelaskan aliran data yang terjadi pada aktivitas persediaan CV.Harum Sejahtera. Agent yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Bagian Produksi, Bagian Finishing, Pemasok, dan Pemilik. Sumber aliran data yang terjadi berdasarkan pada agent yang terlibat.
30
PEMASOK
PURCHASE ORDER
LAPORAN PERSEDIAAN
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
SISTEM PERSEDIAAN CV. HARUM SEJAHTERA
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B) KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
PEMILIK
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP) KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP) KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
PRODUKSI
FINISHING KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-C) KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
Gambar 2. DFD (Data Flow Diagram) level konteks DFD (Data Flow Diagram) Level 0 Pada tahap ini, aliran data yang digambarkan akan lebih detail. Penggambaran ini akan menjelaskan secara terperinci dari satu proses menuju proses lain dalam sistem persediaan CV. HARUM SEJAHTERA. proses yang terjadi adalah pengolahan input dari external agent yang kemudian diolah oleh sistem dan menghasilkan output yang akan dipakai oleh external agent kembali.
31
KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
PRODUKSI
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B) INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
PEMASOK
1.0 PEMROSESAN PERMINTAAN BARANG
2.0 PROSES PEMESANAN BARANG
PURCHASE ORDER
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP)
FINISHING
3.0 PROSES INPUT DAN CEK LAPORAN KARTU PERSEDIAAN
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP) KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
LAPORAN KARTU PERSEDIAAN
PEMILIK
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C) KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
KARTU PERSEDIAAN
Gambar 3. DFD (Data Flow Diagram) level 0 DFD (Data Flow Diagram) Level 1 Langkah selanjutnya untuk menggambar model data dan aliran yang lebih terperinci adalah melalui DFD Level 1. Pemodelan ini bertujuan agar aktivitas dengan kebutuhan yang ada di sistem persediaan CV. HARUM SEJAHTERA dapat sesuai.
32
KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
PRODUKSI
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B) INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP)
FINISHING
1.1 PEMROSESAN PESANAN DAN PENGIRIMAN BARANG
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
1.2 PEMROSESAN DAN PENGECEKAN PERSEDIAAN
1.3 PEMROSESAN INPUT SURAT PERMINTAAN BARANG
KARTU PERSEDIAAN
SURAT PERMINTAAN BARANG
PROSES 2.0
KONFIRMASI PERSETUJUAN PENGIRIMAN BARANG (BTB-C) KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C) KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
Gambar 4. DFD (Data Flow Diagram) Level 1 : Proses Permintaan Bahan Baku
PROSES 1.0
2.1 PENGECEKAN SURAT PERMINTAAN BARANG
2.2 PROSES INPUT DAN CETAK PURCHASE ORDER
SURAT PERMINTAAN BARANG
PURCHASE ORDER
2.3 PROSES INPUT BUKTI TERIMA BARANG
PEMASOK
BUKTI TERIMA BARANG
Gambar 5. DFD (Data Flow Diagram) Level 1 : Proses Pemesanan Bahan Baku
33
Kebijakan Penilaian Persediaan dan Arus Persediaan CV. Harum Sejahtera Penentuan
arus
dan
penilaian
persediaan
dilakukan
agar
dapat
membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh. Proses perbandingan ini dilakukan dengan menentukan besarnya biaya dari barang yang akan dijual dengan pendapatan pada periode yang sedang berjalan, perbandingan ini akan diperoleh besarnya laba perusahaan. Penilaian persediaan tersebut akan berdampak langsung terhadap kelancaran usaha dan posisi keuangan perusahaan. CV. Harum Sejahtera dalam hal ini menerapkan metode penilaian persediaan FIFO (First In First Out). Dengan metode FIFO, maka bahan baku biji plastik yang dibeli pertama kali adalah bahan baku yang akan digunakan pertama kali untuk produksi, oleh karena itu, persediaan biji plastik yang tersedia di dalam gudang bahan baku merupakan bahan baku yang dibeli terakhir. Sama halnya dengan barang setengah jadi dan barang jadi, barang yang pertama kali selesai diproduksi akan menjadi barang yang pertama kali dijual. Dengan metode FIFO ini, oleh CV. Harum Sejahtera diharapkan agar arus nilai dengan arus barang dapat sesuai, karena nilai persediaan yang pertama diperoleh akan dibebankan dalam operasi periode yang berjalan, sehingga nilai persediaan yang tersisa adalah pembelian yang terakhir. Selain itu, CV. Harum Sejahtera juga mengharapkan supaya jumlah persediaan yang dihitung dalam metode FIFO dengan cara fisik akan mengakibatkan hasil yang sama dengan
34
pencatatan buku, metode FIFO ini akan mengakibatkan nilai persediaan dalam neraca dengan harga yang sekarang.
Perancangan Database Pemodelan proses dan data pada CV. HARUM SEJAHTERA dalam merancang sistem informasi persediaan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk membuat database yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Dengan database ini, maka data-data input maupun output dapat diolah dan disimpan. Database ini juga menghubungkan satu data dengan data lainnya, untuk mengahasilkan informasi yang dibutuhkan.
Tabel Name
Primary Key
Foreign Key
Attribute
BARANG
Kode Barang
Kode Pemasok
Nomor, Nama Barang, Stok, Satuan, Nama Pemasok, Status
BUKTI TERIMA BARANG
Kode BTB
Kode SPB, Kode Barang
Tanggal, Nama Barang
KARTU PERSEDIAAN
Nomor
KARYAWAN
Kode Karyawan
PEMASOK
Nomor
Kode Barang
Tanggal, Nama Barang, Tambah, Kurang, Jenis Nama, Alamat, Jenis Kelamin, no.telp, Note, Jabatan Nama, Alamat, no.telp, Note
35
PURCHASE ORDER
SURAT
Kode PO
Kode Surat
Kode SPB, Kode Pemasok, Kode Barang
Tanggal
Kode Barang
Tanggal, Nama Barang, Jumlah, Satuan, Jenis
Tabel 2. Relational Tabel Perancangan Tampilan Sistem Informasi Desain tampilan sistem informasi perlu dirancang sebagai tindak lanjut dari perancangan database dan pemodelan data serta prosesnya. Perancangan desain tampilan ini bertujuan untuk mempermudah pengguna atau user ketika menjalankan aplikasi sistem informasi. Perancangan desain tampilan yang menarik dan mudah juga dapat mengurangi tingkat kesalahan pengoperasian bagi para penggunanya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi NetBeans IDE 7.1.2 untuk mendesain tampilan aplikasi sistem informasi ini. Alur Menu Sistem Informasi Persediaan CV. Harum Sejahtera Berdasarkan hasil dari perancangan database dan pemodelan data dan proses serta arus persediaan CV. Harum Sejahtera, maka dirancang alur menu untuk mempermudah merancang desain tampilan pada sistem informasi tersebut.
36
LOG IN
MENU UTAMA
ADMINISTRASI
IMI / MANAJEMEN
GUDANG BAHAN BAKU
GUDANG BARANG DALAM PROSES
GUDANG BARANG JADI
DATA KARYAWAN
PURCHASING
DATA BAHAN BAKU
DATA BARANG DALAM PROSES
DATA BARANG JADI
SURAT PERMINTAAN BARANG
KARTU PERSEDIAAN BARANG
KARTU PERSEDIAAN BARANG
BUKTI BARANG KELUAR
BUKTI BARANG KELUAR
BUKTI BARANG KELUAR
DATA PURCHASING DATA PEMASOK
DATA BARANG SHOW DATA
BAHAN BAKU
BARANG DALAM PROSES
SURAT PERMINTAAN BARANG
KARTU PERSEDIAAN BARANG
KARTU PERSEDIAAN BARANG
BARANG JADI DATA BAHAN BAKU
DATA BARANG DALAM PROSES
DATA BARANG JADI
RETUR PEMBELIAN
RETUR PENJUALAN
Gambar 6. Alur Menu Sistem Informasi Persediaan CV. Harum Sejahtera
37
Login Form Login adalah form yang muncul pertama kali ketika pengguna membuka dan akan memulai mengoperasikan aplikasi sistem informasi ini. Form Login bertujuan untuk otorisasi masing-masing pengguna dan hak mengakses dari divisi yang berbeda-beda, sehingga tingkat keamanan masing-masing divisi dapat dipertanggung jawabkan oleh user yang berkaitan. Pengguna akan mengisi ID User dan password agar bisa masuk ke menu utama masing-masing divisi.
Gambar 7. Login Menu Utama Menu Utama merupakan tampilan setelah pengguna masuk ke dalam sistem informasi tersebut. Bagi administrastor, Menu Utama ini terdiri dari button pilihan yaitu Administrasi, IMI/ Manajemen, Gudang Bahan Baku, Gudang Barang Dalam Proses, dan Gudang Barang Jadi. 38
Gambar 8. Menu Utama Administrator Menu Administrasi Menu Administrasi merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh divisi administrasi. Aktivitas yang dilakukan oleh bagian administrasi yaitu pencatatan data-data karyawan, data-data pemasok, dan data-data barang dari semua gudang.
Gambar 9. Menu Administrasi – Data Karyawan
39
Gambar 10. Menu Administrasi – Data Pemasok
Gambar 11. Menu Administrasi – Data Barang
40
Menu IMI/Manajemen Menu IMI/Manajemen merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh divisi manajemen CV. Harum Sejahtera. Menu ini berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan aktivitas pesanan pembelian, pencatatan retur pembelian dan retur penjualan. Selain itu pada menu IMI/Manajemen ini terdapat show button yang dapat digunakan oleh bagian manajemen ketika ingin melihat data-data yang berkaitan dengan surat permintaan barang, kartu persediaan barang dan data-data barang.
Gambar 12. Menu Utama IMI/Manajemen Menu Purchasing Form purchasing ini merupakan form pesanan pembelian bahan baku dari CV. Harum Sejahtera kepada supplier. Form pesanan pembelian ini dibuat ketika 41
ada permintaan bahan baku dari Gudang Bahan Baku melalui Surat Permintaan Barang dari Gudang Bahan Baku yang diberikan kepada bagian IMI/Manajemen. Surat tersebut akan dijadikan sebagai dasar pembuatan pesanan pembelian. Di dalam surat tersebut tercantum tanggal, nama barang dan jumlah barang yang dipesan. Ketika akan membuat pesanan pembelian, bagian IMI/Manajemen dapat mengecek Surat Permintaan Barang Baru (SPB Baru) melalui button SPB Baru di menu show button purchasing. Pada menu SPB Baru ini akan terlihat permintaan barang terbaru yang berasal dari Gudang Bahan Baku. Surat Permintaan Barang tersebut kemudian bisa dipilih melalui combo box berdasarkan kode SPBnya.
Gambar 13. Menu IMI/Manajemen – Purchasing
42
Menu Retur Pembelian Form Retur Pembelian digunakan oleh bagian IMI/Manajemen dan ditujukan kepada supplier yang berkaitan ketika ada bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan Gudang Bahan Baku. Bagian IMI/Manajemen akan menggunakan kode Surat Permintaan Barang dan Kode Purchase Order sebagai dasar ketika membuat Retur Pembelian ini, sehingga nama pemasok dan nama barang beserta jumlahnya yang tidak sesuai juga tercantum. Jumlah barang yang termasuk dalam Retur Pembelian ini akan mengurangi jumlah barang yang ada di Gudang Bahan Baku.
Gambar 14. Menu IMI/Manajemen – Retur Pembelian
43
Menu Retur Penjualan Form Retur Penjualan digunakan oleh bagian IMI/Manajemen untuk mencatat nama barang dan jumlah barang yang dikembalikan oleh pelanggan karena adanya ketidaksesuaian dengan pesanan pelanggan. Nama barang dan jumlah barang yang tercantum dalam Retur Penjualan ini akan menambah jumlah persediaan barang jadi.
Gambar 15. Menu IMI/Manajemen – Retur Penjualan
Menu Gudang Bahan Baku Menu Gudang Bahan Baku merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh divisi Gudang Bahan Baku CV. Harum Sejahtera. Menu ini berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan bahan baku, pencatatan permintaan bahan baku, pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu persediaan barang.
44
Gambar 16. Menu Utama Gudang Bahan Baku Menu Data Bahan Baku Form Data Bahan Baku merupakan form yang dipakai untuk mencatat nama dan stok akhir bahan baku yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai jenis dan ukuran plastik beserta harga pembeliannya. Bahan baku utama yang digunakan adalah biji plastik Polyprophylen, biji plastik High Density Polyethylen, biji plastik Low Density Polyethylen.
45
Gambar 17. Menu Gudang Bahan Baku – Data Bahan Baku Menu Surat Permintaan Barang Form Surat Permintaan Barang merupakan form yang digunakan untuk mencatat permintaan bahan baku apabila Gudang Bahan Baku telah kehabisan stok. Surat Permintaan Barang ini diberikan kepada bagian IMI/Manajemen untuk memesan bahan baku yang diinginkan. Dalam Surat Permintaan Barang ini tercantum tanggal dibuatnya surat tersebut, nama barang serta jumlah barang yang dipesan.
46
Gambar 18. Menu Gudang Bahan Baku – Surat Permintaan Barang
Menu Bukti Keluar Barang Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh bagian Gudang Bahan Baku untuk memastikan kepada bagian Produksi bahwa bahan baku yang dipesan sudah dikirim ke Bagian Produksi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan permintaan. Ketika akan membuat Bukti Keluar Barang ini, bagian Gudang Bahan Baku dapat memilih barang yang dipesan melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
47
Gambar 19. Menu Gudang Bahan Baku – Bukti Keluar Barang Menu Kartu Persediaan Barang Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
48
Gambar 20. Menu Gudang Bahan Baku – Kartu Persediaan Barang Menu Gudang Barang Dalam Proses Menu Gudang Barang Dalam Proses merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh divisi Gudang Barang Dalam Proses CV. Harum Sejahtera. Menu ini berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan barang dalam proses, pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu persediaan barang.
Gambar 21. Menu Utama Gudang Barang Dalam Proses
49
Menu Data Barang Dalam Proses Form Data Barang Dalam Proses merupakan form yang dipakai untuk mencatat nama dan stok akhir barang dalam proses sebagai hasil pengolahan bahan baku oleh bagian produksi. Barang yang masih belum jadi ini berbentuk lembaran plastik sesuai dengan ukuran panjang dan lebar ketika diproduksi. Lembaran plastik ini akan digulung dan disimpan di dalam Gudang Barang Dalam Proses sebelum dilanjutkan prosesnya untuk menjadi barang jadi.
Gambar 22. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Data Barang Menu Bukti Keluar Barang Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh bagian Gudang Barang Dalam Proses untuk memastikan kepada bagian Finishing bahwa barang dalam proses yang dibutuhkan sudah dikirim ke Bagian Finishing dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Ketika akan membuat 50
Bukti Keluar Barang ini, bagian Gudang Barang Dalam Proses dapat memilih barang yang dipesan melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
Gambar 23. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Bukti Barang Keluar Menu Kartu Persediaan Barang Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
51
Gambar 24. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Bukti Barang Keluar Menu Gudang Barang Jadi Menu Gudang Barang Jadi merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh divisi Gudang Barang Jadi CV. Harum Sejahtera. Menu ini berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan data barang jadi, pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu persediaan barang.
Gambar 25. Menu Utama Gudang Barang Jadi
52
Menu Data Barang Jadi Form Data Barang Jadi merupakan form yang dipakai untuk mencatat nama dan stok akhir barang jadi sebagai hasil pengolahan barang dalam proses oleh bagian finishing. Barang jadi ini berbentuk kantong-kantong plastik sesuai dengan ukuran panjang dan lebar ketika dipotong-potong di bagian finishing. Kantong – kantong plastik ini akan disimpan di dalam Gudang Barang Jadi sebelum dijual ke pelanggan.
Gambar 26. Menu Gudang Barang Jadi – Data Barang Jadi Menu Kartu Persediaan Barang Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form
53
yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
Gambar 27. Menu Gudang Barang Jadi – Kartu Persediaan Barang Menu Bukti Keluar Barang Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh bagian Gudang Barang Jadi untuk memastikan kepada bagian IMI/Manajemen bahwa barang dalam proses yang dibutuhkan sudah dikirim ke Bagian IMI/Manajemen dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan permintaan. Ketika akan membuat Bukti Keluar Barang ini, bagian Gudang Barang Jadi dapat memilih barang yang dipesan melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
54
Gambar 28. Menu Gudang Barang Jadi – Bukti Keluar Barang Dokumen Dokumen IMI/Manajemen Purchase Order Dokumen Purchase Order ini merupakan dokumen cetak dari form purchasing menu IMI/Manajemen. Dokumen purchase order ini adalah dokumen pesanan pembelian bahan baku dari CV. Harum Sejahtera kepada supplier. Di dalam surat tersebut tercantum pemesan, supplier, tanggal, nama barang dan jumlah barang yang dipesan. Dokumen pesanan pembelian ini dibuat ketika ada permintaan bahan baku dari Gudang Bahan Baku melalui Surat Permintaan Barang dari Gudang Bahan Baku yang diberikan kepada bagian IMI/Manajemen.
55
Gambar 29. Dokumen IMI/Manajemen – Purchase Order
Dokumen Retur Pembelian Dokumen Retur Pembelian ini merupakan dokumen cetak dari menu retur pembelian bagian IMI/Manajemen. Dokumen ini digunakan oleh bagian IMI/Manajemen dan ditujukan kepada supplier yang berkaitan ketika ada bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan Gudang Bahan Baku. Bagian IMI/Manajemen akan menggunakan kode Surat Permintaan Barang dan Kode Purchase Order sebagai dasar ketika membuat Retur Pembelian ini, sehingga nama pemasok dan nama barang beserta jumlahnya yang tidak sesuai juga tercantum. 56
Gambar 30. Dokumen IMI/Manajemen – Retur Pembelian
Laporan Retur Pembelian Laporan Retur Pembelian ini merupakan dokumen laporan yang berisi daftar retur pembelian secara keseluruhan dalam periode waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengembalian barang ke supplier. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode retur pembelian, nama pemasok, nama barang dan jumlahnya.
57
Gambar 31. Dokumen IMI/Manajemen – Laporan Retur Pembelian
Dokumen Retur Penjualan Dokumen Retur Penjualan ini merupakan dokumen cetak dari menu retur penjualan bagian IMI/Manajemen. Dokumen ini digunakan oleh bagian IMI/Manajemen untuk mencatat nama barang dan jumlah barang yang dikembalikan oleh pelanggan karena adanya ketidaksesuaian dengan pesanan pelanggan. Dokumen ini berisi kolom nama pelanggan, tanggal, nama dan jumlah barang yang berkaitan.
Gambar 32. Dokumen IMI/Manajemen – Retur Penjualan
58
Laporan Retur Penjualan Laporan Retur Penjualan ini merupakan dokumen laporan yang berisi daftar retur penjualan secara keseluruhan dalam periode waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengembalian barang dari pelanggan. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode retur penjualan, nama pelanggan, nama dan jumlah barang.
Gambar 33. Dokumen IMI/Manajemen – Laporan Retur Penjualan Dokumen Gudang Bahan Baku Dokumen Surat Permintaan Barang & Bukti Terima Barang Dokumen Surat Permintaan Barang dan Bukti Terima Barang ini merupakan dokumen cetak dari menu surat permintaan barang bagian Gudang Bahan Baku. Dokumen ini digunakan untuk mencatat permintaan bahan baku apabila Gudang Bahan Baku telah kehabisan stok dan digunakan untuk memastikan bahwa barang yang dipesan sudah sampai di 59
Gudang. Surat Permintaan Barang dan Bukti terima Barang ini diberikan kepada bagian IMI/Manajemen untuk memesan bahan baku yang diinginkan. Dalam Dokumen Surat Permintaan Barang ini tercantum tanggal dibuatnya surat tersebut, nama barang serta jumlah barang yang dipesan. Dokumen ini terdapat kolom status sebagai tanda persetujuan dan tanda barang yang dikirim ke gudang. Dokumen ini ditandatangani oleh 2 bagian sekaligus, sebagai surat dan bukti.
Gambar 34. Dokumen Gudang Bahan Baku – Surat Permintaan Barang
Laporan Surat Permintaan Barang Laporan Surat Permintaan Barang ini merupakan dokumen laporan yang berisi daftar surat permintaan secara keseluruhan dalam periode waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas permintaan barang oleh bagian gudang bahan baku kepada bagian IMI/Manajemen. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode surat permintaan penjualan, nama dan jumlah barangnya.
60
Gambar 35. Dokumen Gudang Bahan Baku – Laporan Surat Permintaan Barang
Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi
Dokumen Bukti Keluar Barang Dokumen Bukti Keluar Barang merupakan dokumen cetak menu bukti keluar barang bagian gudang bahan baku, gudang barang dalam proses, gudang barang jadi. Dokumen ini digunakan sebagai pencatatan untuk memastikan kepada bagian produksi atau finishing bahwa barang yang dibutuhkan sudah dikirim ke bagian produksi atau finishing dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam dokumen ini 61
tercantum tanggal, nama barang, jumlah barang dan status penerimaan barang oleh bagian produksi atau finishing.
Gambar 36. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi – Bukti Keluar Barang
Laporan Bukti Keluar Barang Laporan Bukti Keluar Barang ini merupakan dokumen laporan yang berisi daftar bukti keluar barang secara keseluruhan dalam periode 62
waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengeluaran barang oleh bagian gudang bahan baku atau bagian gudang barang dalam proses kepada bagian produksi atau finishing. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode bukti keluar barang, nama dan jumlah barangnya.
Gambar 37. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi – Laporan Bukti Keluar Barang
Dokumen Kartu Persediaan Dokumen Kartu Persediaan Barang merupakan dokumen cetak menu kartu persediaan barang bagian gudang bahan baku, gudang barang dalam proses dan gudang barang jadi. Dokumen ini digunakan untuk mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan tanggal terjadinya serta satu jenis kode barang yang berkaitan.
63
Gambar 38. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi – Kartu Persediaan Barang
Laporan Kartu Persediaan Barang Laporan Kartu Persediaan Barang merupakan dokumen laporan yang berisi daftar kartu persediaan secara keseluruhan dalam periode waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas keluar dan masuknya barang ke masing – masing gudang untuk semua jenis kode barang yang ada. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, nama dan jumlah barangnya. Form ini merupakan form yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
64
Gambar 39. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi – Laporan Kartu Persediaan Barang
65
5.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa CV. HARUM
SEJAHTERA
memerlukan
sistem
informasi
secara
terkomputerisasi yang berkaitan dengan aktivitas persediaan. Sistem informasi ini disusun berdasarkan database dan dirancang dengan tampilan yang mudah dipahami, sehingga sistem informasi ini diharapkan dapat membantu para pengguna melakukan pencatatan dengan mudah dan mengontrol setiap pergerakan persediaan serta dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengoperasian aplikasi sistem persediaan CV. Harum Sejahtera. KETERBATASAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan bertemu langsung dengan kepala bagian manajemen yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan ini. Kepala bagian manajemen ini yang melakukan transaksi langsung dengan supplier dan pelanggan mengenai harga. Oleh karena itu informasi dan data-data mengenai harga pembelian barang dan harga jual barang tidak dapat diperoleh oleh peneliti. SARAN Berdasarkan pengujian aplikasi ini di CV. Harum Sejahtera, para pengguna aplikasi ini merasa bahwa tugas dan aktivitas kerjanya semakin 66
mudah dan teratur. Aplikasi sistem ini memberikan dampak positif dan membantu pencatatan terkait aktivitas persediaan CV.Harum Sejahtera, oleh karena hal tersebut aplikasi ini sebaiknya dapat digunakan untuk menjaga kepastian mengenai jumlah barang dan kondisi setiap jenis barang di masing – masing gudang. Sehingga aplikasi sistem ini dapat berperan sebagai kontrol persediaan di masing – masing gudang. Pemilik
hendaknya
melakukan
pelatihan
rutin
bagi
para
karyawannya, sehingga mereka tidak merasa asing dengan pemakaian aplikasi terkomputerisasi ini. Para pengguna harus memahami hak pakai nya masing-masing supaya dapat mencegah terjadinya kecurangan oleh pihak – pihak yang tidak berkewenangan menjalankan aplikasi sistem tersebut. Untuk mencegah terjadinya error pada aplikasi, perawatan terhadap sistem ini juga harus dilakukan yaiut dengan melakukan backup data serta menyimpan dokumen – dokumen tercetak dengan baik dan aman.
67
DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George H., Hopwood, William S. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedelapan. Jakarta:PT INDEKS Kelompok Gramedia Bunafit,
Nugroho.
2005.
Pengembangan
Pemrogram
WAP
dan
PHP.
Yogyakarta:Gaya Media Handayani, Rini. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Fektivitas Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik. Jurnal Akuntansi & Keuangan Volume 12 Nomor 1. Surabaya Jogiyanto, H.M. 1991. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh. Jakarta:Erlangga Kroenke, David M. 2000. Database Processing: Fundamentals, Design & Implementation, Seventh Edition, United State of America:Prentice Hall M.Scott, George. 2001. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta. Mc.Graw-Hill, inc Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi,Edisi ke-3. Jakarta:Salemba Empat
68
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 14. Revisi 2008. 26 Februari 2008. Jakarta. Romney, B. dan Steinbart, J. 2009. Accounting Information Systems Eleventh Edition. United States:Prentice Hall Sentosa. 1992. Pengaruh Perkembangan Basis Data Relasional Terhadap Teknik Double Entry Bookkeeping.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, halaman 1-15
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA
: YONATHAN KUSUMA JAYA
NIM
: 232010038
ALAMAT ASAL
: JL. OSAMALIKI RT:08 RW:10, SALATIGA
JUDUL SKRIPSI
: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA CV. HARUM SEJAHTERA
RIWAYAT PENDIDIKAN : FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS, UKSW SALATIGA, LULUS TAHUN 2014 SMA NEGERI 3 SALATIGA, LULUS TAHUN 2010 SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA, LULUS TAHUN 2007 SD PANGUDI LUHUR AMBARAWA, LULUS TAHUN 2004
PENGALAMAN PANITIA / KERJA: PANITIA “SOCEV LEGEND” 2012 SENAT FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS 2012-2013 ASSISTEN DOSEN “MAKRO EKONOMI” SMT GENAP 2012/2013 ASSISTEN DOSEN “MANAJEMEN OPERASI” SMT ANTARA 2012/2013 ASSISTEN DOSEN “MANAJEMEN OPERASI” SMT GANJIL 2013/2014 ASSISTEN DOSEN “MATEMATIKA BISNIS” SMT GANJIL 2013/2014
70