Usaha Pelayanan Kesehatan Anak Dalam Membina Keluarga Sejahtera Chairuddin P. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pengantar Kata Pembangunan kesehatan Nasional yang telah diselenggarakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional merupakan salah satu dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dari seluruh masyarakat Indonesia, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan tidak hanya bertujuan untuk memajukan kehidupan lahiriah saja, atau untuk mengisi kepuasan batiniah, melainkan juga untuk menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Dalam rangka pembangunan jangka panjang IT, 25 tahun [1993 - 2018], Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia [PPAI] perlu diberikan perhatian khusus, karena sasaran utama Pembangunan Jangka panjang Kedua mengandung araban dan kebijaksanaan untuk memulai melaksanakan upaya pembangunan manusia Indonesia, ialah suatu usaha yang perlu dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak-anak. Anak Indonesia sebagai bagian dari generasi muda, merupakan mata rantai awal yang sangat penting dan menentukan dalam upaya mempersiapkan dan mewujudkan masa depan bangsa dan negara sesuai dengan apa yang kita cita-citakan. Anak BALITA [bawah lima tahun], merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. Bagaimana keadaan anak secara umum? Secara umum seluruh anak didunia ini mempunyai sifat lugu, aktif, mempunyai rasa ingin tahu, ketergantungan pada orang lain, rawan dan penuh dengan harapan. Dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangannya. semua faktor diatas harus menjadi perhatian yang seksama agar tumbuh kembang anak tidak mengalami gangguan. Masa Balita merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Oleh karena itu perhatian pada masa Balita ini haruslah lebih seksama dan bijaksana 1 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Masalah Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang BALITA Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu : 1. Faktor dalam, yaitu dari dalam diri anak itu sendiri baik bawaan maupun diperoleh. 2. Faktor luar, termasuk disini faktor keluarga, gizi dan faktor lainnya. Disamping itu secara menyeluruh ada beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu: 1. Keluarga Berencana 2. Pemberian kebutuhan nutrisi yang baik 3. Penyakit muntah-menceret 4. Infeksi saluran nafas akut 5. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kelima faktor diatas merupakan masalah yang utama/tersering dalam menimbulkan gangguan pada proses tumbuh kembang anak. I. Keluarga Berencana Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan. Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak. Hal ini terlihat pada survey prevalensi keluarga berencana di pulau Jawa dan Bali tahun 1987 dibandingkan dengan keadaan pada tahun tujuh puluhan, terlihat fertilitas pada tahun 1987 telah turun 35% 50%, sedang diluar Jawa dan Bali telah turun 29% - 41%, sebagai ikutan dengan juga memperhitungkan pelayanan kesehatan dan pembangunan yang makin maju, terlihat tingkat kematian bayi dari periode 1972 - 1976 keperiode 1982 - 1987 turun sekitar 13%, dan dalam periode yang sama angka kematian anak juga menurun sekitar 42,3%. Dari hasil penelitian tersebut juga didapat hasil bahwa angka kematian bayi dan anak lebih rendah apabila kelahiran bayi tersebut mempunyai jarak yang wajar. Seorang bayi yang dilahirkan dengan jarak kurang dari 2 tahun akan mempunyai kemungkinan meninggal 76% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai jarak kelahiran 2 - 3 tahun. Kemungkinan resiko kematian ibu menjadi 200% lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai jarak kelahiran lebih dari 4 tahun. Dari gambaran diatas terlihat pentingnya peranan Keluarga Berencana dalam mempersiapkan suatu generasi penerus yang berkualitas.
2 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
2. Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia. • Bagaimana keadaan gangguan gizi dan dampaknya pada anak ? Hal ini dapat kita lihat bahwa gangguan gizi dan kurang gizi dalam berbagai bentuk terlibat sebagai faktor penyebab kematian pada lebih kurang dari separoh anak yang lebih muda. Lebih dari 20 juta anak di dunia menderita gangguan gizi buruk dan 150 juta anak menderita gangguan gizi. • Apa yang menimbulkan gangguan gizi pada anak ? - Yang tersering adalah kekurangan gizi dalam makanan yang diberikan pada anak. - Gangguan pencernaan dan penyerapan makanan yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya. • Pemberian makanan pada bayi dan anak Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1990 menganjurkan penggunaan ASI, tertulis sebagai berikut " Dengan ASI Kaum Ibu mempelopori Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia" Aspek ASI dalam tumbuh kembang anak. * Aspek Gizi ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak, mencegah terjadinya gizi salah (gizi buruk kelebihan makan dan kegemukan). Problema kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit dari pada bayi yang mendapat susu buatan. Selain itu ASI juga mengandung zat -zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi Seperti muntah menceret. ASI ekslusif (hanya mendapat ASI saja) diberikan sampai bayi berumur 4-6 bulan, namun sesudah umur tersebut harus diberikan makanan tambahan. Karena ASI dipersiapkan pada waktu hamil, dan semua zat-zat gizi yang terdapat didalam ASI terdapat berasal dari ibu juga, maka agar ASI isinya/mutunya sebaik-baiknya. maka makanan sehari-hari si Ibu baik sewaktu hamil maupun sewaktu menyusui haruslah baik mutunya dan jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan si Ibu. * Aspek Kesehatan Manfaat ASI pada kelainan gastrointestinal (saluran cerna), terutama disebabkan adanya faktor peningkatan pertumbuhan sel usus (intestinal cell growth promoting factor), faktor perlindungan seperti zat imunologi atau anti infeksi sehingga villi dinding usus cepat mengalami penyembuhan (misalnya rusak oleh karena diare), dan diare cepat berhenti. Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
3 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
• • • • • •
Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan. Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI Anak dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari Anak dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya sehari-hari. Semua anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama sakit
3. Muntah menceret Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: - Infeksi pada saluran cerna sendiri - Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan - Infeksi lainnya diluar saluran cerna. Umumnya muntah menceret ini mempunyai dampak yang labih jelek bila mengenai anak dengan gangguan gizi dibandingkan dengan anak tanpa adanya gangguan gizi. Muntah menceret saja tanpa adanya gangguan terhadap cairan dan lektrolit tidak akan menimbuIkan kematian, tetapi muntah menceret yang berlangsung lama dapat mengakibatkan terjadinya gangguan/kerusakan pada usus. Kerusakan pada usus ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan dan pengambilan zat makanan dari dalam usus yang akan mengakibatkan gangguan dalam kebutuhan yang berlanjut dengan gangguan pertumbuhan. Umumnya muntah menceret pada anak dapat sembuh sendiri, hanya selama terjadinya proses muntah menceret haruslah diperhatikan kebutuhan cairan, elektrolit dan kalori yang dibutuhkan si anak obat-obatan saja tanpa memperhitungkan kebutuhan cairan, elektrolit dan kebutuhan akan zat olahan, tidak banyak bermanfaat dalam penyembuhan muntah menceret. Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, ASI yang harus tetap diberikan dan pemberian makanan lain yang tidak merangsang bertambahnya muntah menceret tetapi dapat memenuhi kebutuhan sianak. 4. Infeksi Saluran Nafas Akut Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru. Bila mengenai para, selain gejala batuk dan pilek, panas dan sesak nafas merupakan gejala yang tidak jarang dijumpai, dan bila penyakit ini tidak mendapat penanggulangan yang serius akan berakibat fatal. Peyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri ataupun gabungan dari keduanya. Komplikasi dari penyakit ini dapat disebabkan oleh panas yang tinggi berupa terjadinya kejang, ataupun sesak nafas yang berat dengan dampak terjadinya gangguan pemasukan oksigen yang berakibat suplai oksigen ke otak akan mengalami gangguan. Baik kejang demam, apalagi kejang demam yang lama maupun pada sesak nafas dengan
4 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
ganggnan suplai oksigen, akan dapat menimbulkan gangguan kerusakan dari sel otak yang berakibat terjadinya gangguan/kemunduran dalam proses tumbuh kembang anak. 5. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat. Sebagai salah satu contoh adalah keberhasilan dunia termasuk Indonesia dalam menghilangkan penyakit Cacar dari permukaan bumi. Indonesia oleh WHO pada April 1974 secara resmi telah dinyatakan bebas dari penyakit cacar. Bagaimana situasi penyakit lainnya yang dapat dicegah dengan imunisasi pada saat ini ?
Sedihnya, sampai pada saat sekarang ini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih merupakan masalah dan masih menimbulkan gangguan dalam proses tumbuh kembang anak, yang memberikan dampak negatif pada pembentukan anak yang berkualitas. Sebagai gambaran terlihat di negara berkembang termasuk Indonesia 0,5 % dari bayi yang dilahirkan menderita lumpuh sebagai akibat poliomielitis, 1 % meninggal oleh tetanus neonatorum. 2 % oleh batuk rejan dan 3 % oleh campak. Kesemua penyakit ini ditambah dengan tuberkulosis akan menimbulkan paling tidak 5 juta kematian pada anak pertahunnya. Sepuluh akan meninggal tiap menitnya dan sepuluh lagi akan menderita cacat. Ironisnya penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi dan vaksin untuk penyakit inipun telah tersedia dan telah terbukti bermanfaat dalam memberikan perlindungan. Bila pemberian imunisasi dapat diberikan secara adekuat pada masa bayi dan anak, semua kejadian ini tidak perlu terjadi. Vaksin yang tersedia pada saat ini dan kegunaannya. • BCG : Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain. • Polio Oral Vaksin: Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian DPT Vaksin : Gabungan vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus. Daya lindung yang dihasilkan untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus cukup tinggi jika dibandingkan dengan batuk rejan, tetapi untuk batuk rejan sendiri sangat berguna dalam meocegah keganasan penyakit • MMR II : Vaksin ini merupakan gabungan dari vaksin morbilli, gondogan dan German measles. Vaksin diberikan sekaligus dalam satu kali pemberian. • Vaksin Hepatitis B : Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
5 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Hak Anak Kovensi hak anak adalah bagian dari Deklarasi Universal PBB mengenai hak azazi manusia, yang memproklamasikan dan menyetujui bahwa setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang dinyatakan didalamnya tanpa perbedaan apapun. Dinyatakan juga bahwa kelompok manusia yang masih rentan dan rapuh dalam kehidupannya perlu dan berhak atas perawatan, bantuan khusus dan perlindungan, perlindungan yang dikenal dengan HAK ANAK. Kovensi Hak Anak merupakan suatu persyataan cita-cita yang mencantumkan standar universal bagi perlindungan anak terhadap kelainan, penelantaran, penyalahgunaan anak oleh orang tua, pemanfaatan anak secara semena-mena, serta menjamin adanya hak azazi mereka termasuk kelangsungan hidup, pengembangan dan peran serta dalam bidang sosial budaya dan pendidikan dan usaha lain yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak. Dengan demikian Konvensi Hak Anak juga merupakan azas perlindungan bagi jiwa maupun tumbuh kembang anak yang seharusnya mendapat perhatian utama atau pertama dari masyarakat dunia. Tanpa menghargai Hak Anak ini tujuan kita untuk mencapai peningkatan kualitas kesehatan anak akan sukar dicapai. Penutup Jelas dalam mencapai sasaran peningkatan kualitas kesebatan anak, beberapa faktor sangat berperan dan berkaitan satu dengan lainnya dan harus dipahami agar usaha penanganan masalah kesehatan anak dalam menuju anak Indonesia yang berkualitas akan dapat dicapai. Peningkatan pelayanan kesehatan anak, baik dari segi promosi, pencegahan dan bila diperlukan pengobatan sangat besar artinya dalam mempersiapkan anak yang sehat, yang menimbulkan rasa aman dalam keluarga sehingga cita-cita menuju keluarga sejahtera akan dapat dicapai
Kepustakaan Abdoerrachman MH, 1992. Bagian dari hak azasi manusia: hak Anak. Bulletin Ikatan Dokter Anak Indonesia No.9, Tb X, Juni 1992. United Nations: World Summit for children; World declaration on the survival, protection and development of children. United Nations, New York 30 September 1990. Porum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Kesejahteraan Anak pola pembinaan dan pengembangan anak Indonesia dalam pembangunan jangka panjang, 25 tahun II 1993-2018. Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI.: Pola umum pembinaan kesejahteraan Anak, 1989.
6 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI. Suharyono [dan] Sri Daryati. Masalah ASI pada tumbuh kembang anak, Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana. Maj.Kedok.Indonesia. Volume 41: 8 Agustus 1991.
7 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara