USAHA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PADA SISWA KELAS III DI SDN GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Pendidikan Agama Islam
Oleh: Triyani Suryaningsih NIM: 11410192 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari Nama
: Triyani Suryaningsih
NIM
: 11410192
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : USAHA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PADA SISWA KELAS III DI SDN GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012. Telah kami setujui untuk dimunagosahkan.
Salatiga, 15 Agustus 2012 Pembimbing
(Muna Erawati, M.si.) NIP 19751218199903 2 002
ii
SKRIPSI USAHA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PADA SISWA KELAS III DI SDN GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 DI SUSUN OLEH TRIYANI SURYANINGSIH NIM : 11410192 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 01 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Panguji Ketua Penguji
: Drs. Mubasirun, M. Ag
Sekretaris Penguji
: Dr. Faqih Nabhan, SE, MM
Penguji I
: Dra. Nurhasan, M.Pd
Penguji II
: Muna Erawati, M.Si
Penguji III
: Muh. Hafiz, M.Ag
Salatiga, 01 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580927 198303 1 002 iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertandatangan dibawah ini saya Nama
: Triyani Suryaningsih
NIM
: 11410192
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 Agustus 2012
(Triyani Suryaningsih)
iv
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs.Al-Insyirah: 6)
Allah tidak akan mengubah keadaaan suatu kaum kecuali mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-rad: 11)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk suami ku tercinta (Sutikno) yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materiil sehingga dapat menyelesaiakan skripsi ini.
Saya bingkiskan untuk putra- putriku dan keluarga besar SDN Gondowangi yang telah memberikan motivasi yang selalu memeberikan motivasi kepada saya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt
yang telah
memberikan segala nikmat, rahmat, hidayah serta inayah –Nya sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, dan yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang kaya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi dengan judul ” Usaha Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Edutainment Pada Siswa Kelas Iii Di SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Tahun 2012 ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah
vii
3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program Ekstensi 4. Ibu Muna Erawati, M.si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis 6. Bapak Umar Soleh, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN Gondowangi yang telah memberikan
izin
untuk
mengadakan
penelitian
di
sekolah
yang
didampinginya. 7. Ibu Nur Indah, S.Pd. selaku wali kelas III SDN Gondowangi yang telah membantu penulis dalam proses penelitian ini. 8. Semua dewan guru SDN Gondowangi yang telah memberikan semangat dan membantu dalam proses penelitian ini. 9. Siswa-siswa kelas III SDN 1 Gondowangi yang cerdas dan menyenangkan. Semoga Allah swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 15 Agustus 2012 Penulis
(Triyani Suryaningsih)
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
PERNYATAAN...............................................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
ABSTRAK .......................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
4
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................
4
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
4
F. Penegasan Istilah .......................................................................
5
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ...........................................................................
6
1.
Prestasi Belajar ....................................................................
6
2.
Bentuk-Bentuk Pengukuran Prestasi Belajar .......................
8
B. Metode-Metode Pembelajaran ...................................................
9
1. Pengertian Metode Edutainmen ...........................................
9
ix
2. Ragam Metode Pembelajaran .............................................
10
C. Metode Edutainmen untuk pembelajaran PAI ............................
15
1.
Ruang Lingkup Pembelajaran PAI kelas III ........................
21
2.
Kurikulum Pembelajaran PAI kelas III ...............................
22
3.
Hambatan Dan Kelemahan Pembelajaran PAI ....................
23
D. Kerangka Berfikir........................................................................
26
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Profil Sekolah.............................................................................
29
1.
Administrasi Sekolah ...........................................................
29
2.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....................................
29
3.
Siswa ....................................................................................
30
B. Diskripsi Per Siklus ...................................................................
31
1.
Siklus Pertama .....................................................................
31
2.
Siklus Kedua ........................................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 1.
BAB V
37
Diskripsi Per Siklus ............................................................
37
B. Pembahasan ................................................................................
43
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
46
B. Saran ..........................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA
x
ABSTRAK Suryaningsih, Triyani. 2012. “Usaha Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Edutainmen Pada Siswa Kelas III Di SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Tahun 2012”. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Kata kunci, Metode Edutainmen dan Prestasi Bealajar PAI Proses pemebelajaran PAI dengan penerapan metode yang sesuai yaitu metode Edutainmen dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas III SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Edutainmen terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas III SDN Gondowangi kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang tahun pembelajaran 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang berjenis penelitian tindakan kelas (PTK) di SDN Gondowangi. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 34 orang. Sebagai alat pengumpul data adalah tes yang disusun berdasarkan kurikulum PAI kelas III semester II bab Aqidah tentang mengenal sifat mustahil Allah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode Edutainmen terjadi peningkatan pada prestasi belajar PAI. Pada siswa kelas III peningkatan prestasi ini dapat dilihat pada daftar nilai persiklus. Prasiklus dengan nilai rata-rata 65 yang tuntas 50%. Siklus pertama dengan nilai rata-rata 71%. Siklus ke dua dengan nilai rata-rata 85 yang tuntas 90%. Dengan demikian maka penerapan metode Edutainmen dalam pemeblajaran PAI terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
xi
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan agama dirasa memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan pada seorang anak. Kemudian melalui pendidikan agama pula dilakukan pembentukan sikap keagamaan tersebut. Pendidikan keagamaan akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu: pendidikan keluarga, pendidikan kelembagaan dan pendidikan kemasyarakatan. Menurut Rasululloh SAW fungsi dan peran orangtua adalah arah untuk membentuk keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama. Namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh dari orang tuanya. Sesuai hadis Rasullullah SAW :
:ََان َْ َع َ ن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ؛ أَنَّ َه ُ يَقُ ْولُك :هللا صلى هللا عليه وسلم َِ ل َُ ل َرسُ ْو ََ قَا ْ لَّ يُ ْولَ َد ُ َعلَى ْال ِف .َسا ِن ِه َ ن َم ْولُ ْودَ ِإ َْ َما ِم ّ ِ َ فَأ َ َب َواَه ُ يُ َه ّ ِودَا ِن َِه َويُن.َط َر ِة َ ص َرا ِن َِه َويُ َم ِ ّج Yang artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwasanya dia berkata : Bersabda Rasulullah SAW : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi”
2
Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, pemahaman nilai Agama Islam, penyesuaian mental, perbaikan kesalahan-kesalahan, pencegahan hal-hal yang negatif, dan pengajaran ilmu keagamaan secara umum. Untuk dapat mencapai berbagai fungsi Agama Islam di sekolah-sekolah sangat tergantung pada kemampuan pendidik atau guru di dalam menyiapkan materi pelajarannya. Terdapat beberapa alasan yang cenderung orang melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan berbicara pengajar atau guru dengan tingkat kecepatan kemampuan siswa mendengarkan. Maka dari itu metode ceramah yang selalu dipakai oleh para pendidik kurang tepat jika diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena yang aktif hanya pendidik dan peserta didik tidak tertarik dan senantiasa bosan dengan duduk dengar dan harus memahami apa yang disampaikan guru. Seperti juga yang pernah peneliti alami di kelas III, peneliti menjelaskan sifatsifat mustahil Allah yang peneliti gunakan metode ceramah, karena peserta didik ada 34 orang anak, maka anak yang aktif mendengarkan hanya beberapa orang saja dan kebanyakan mereka ada yang bermain sendiri secara sembunyisembunyi. Dengan keadaan yang seperti tiu maka sulit sekali untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru yang profesional pasti akan mampu memberikan materi pemebelajaran dengan caranya, agar peserta didik dapat tertarik dan tidak bosan dengan materi yang akan disampaikannya. Diantara suatu cara untuk membuat
3
peserta didik aktif dari awal adalah dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran. Strategi tersebut dirancang untuk melibatkan peserta didik secara langsung ke dalam pembelajaran, untuk membangunkan perhatian atau minat peserta didik. Di antara strategi pembelajaran, peneliti akan mencoba menerapkan suatu metode yang termasuk belajar aktif, yaitu metod edutainmen. Metode edutainmen berasal dari kata education yang berarti pendidikan dan entertainment
yang
berarti menghibur atau menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi edutainmen adalah suatu proses pembelajaran yang didisain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis, sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Melalui penerapan metode edutainmen diharapkan pembelajaran PAI di sekolah lebih berkualitas. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul: ”Usaha Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Melalui Metode Edutainmen Pada Siswa Kelas III SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang Tahun Ajaran 2012”.
B. Rumusan Masalah Apakah penerapan metode pembelajaran edutainmen dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas 3 SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang tahun ajaran 2012?
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan penilitian tindakan ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode edutainmen terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas III SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang tahun ajaran 2012.
D. Hipotesis Tindakan Penerapan pembelajaran edutainmen dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas III SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang tahun ajaran 2012.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, profesionalisme, dan menambah percaya diri bagi guru. b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan cara menyelesaiakan masalah pada hasil prestasi belajar yang kurang baik. c. Untuk memperbaiki kesalahan konsep yang telah diajarkan. d. Untuk menanggulangi masalah belajar baik bagi guru maupun siswa. 2. Manfaat praktis Penelitian tindakan kelas (PTK) itu penting bagi guru, sebagai informasi bahwa penerapan metode edutainmen dapat meningkatkan prestasi sehingga dapat dipraktikkan untuk menyampaikan mata pelajaran lain / materi lain.
5
F. Penegasan Istilah 1. Prestasi Belajar adalah sutau keberhasilan yang dicapai pada suatu proses pembelajaran. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah keberhasilan dalam mengejarkan tes tertulis yaitu: a. Peserta didik dapat menerima pelajaran dari pendidik. b. Diakhir pelajaran peserta didik melalui tes tertulis dapat mencapai nilai lebih dari KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal) yaitu 7,0 (Umar Soleh, 2012 ). 2. Metode Edutainmen Metode edutainmen berasal dari kata education yang berarti pendidikan dan entertainment yang berarti menghibur atau menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi edutainmen adalah suatu proses pembelajaran yang didisain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan
hiburan
dapat
dikombinasikan
secara
harmonis,
sehingga
pembelajaran terasa menyenangkan (Sutrisno, 2012:001). Dalam hal ini penyampaian pelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi dikombinasikan dengan lagu-lagu. Materi pelajaran dijadikan syair lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilaksanakan, dikerjakan (Depdiknas, 2007:895). Penulis mengukur prestasi belajar siswa dengan melihat nilai raport dengan standar Departemen Pendidikan Dan Kebudyaan pada laporan hasil belajar. Pendapat lain mengemukakan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2007:895). Penulis mengukur prestasi belajar siswa dengan melihat nilai raport dengan standar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada laporan hasil belajar. Secara psikologi belajar adalah merupakakn proses perubahan, yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhannya ( Ahmadi, 1991:721 ). Menurut ( KBBI, 2007 : 17 ) belajar adalah : 1. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, 2. Berlatih, 3. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Indikator yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah keberhasilan dalam mengerjakan dan menjawab soal tes tertulis atau lisan. Teori Evaluasi Pembelajaran Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang sampai dengan kira- kira tahun 1974 masyarakat
7
masih menganggap bahwa evaluasi pendidikan terbatas pengertiannya pada penelitian hasil belajar. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa pendidikan merupakan upaya memberikan satu perlakuan pembelajaran kepada peserta didik. Kesuksesan hasil belajar mereka dapat diketahui melalui kegiatan penilaian. Di balik dasar pemikiran tersebut terdapat pula anggapan bahwa upaya pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran adalah kunci keberhasilan untuk mencapai hasil belajar peserta didik dapat diasumsikan bahwa diantara pembelajaran dengan hasil belajar merupakan hubungan lurus dan linear. Setelah para pendidik merasakan, mencermati keadaan dan tidak hentihentinya mengadakan penelitian, diketahui bahwa pembelajaran bukan satusatunya penentu keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar. Ada hal lain yang berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik yaitu : 1. Keadaan fisik dan psikis siswa, yang ditunjukkan oleh IQ ( Kecerdasan Intelektual ) dan EQ ( Kecerdasan Emosional ), kesehatan, motivasi, ketekunan, keuletan dan minat. 2. Guru yang mengajar dan membimbing siswa seperti latar belakang penguasaan ilmu, kemampuan mengajar, dan perlakuan guru terhadap siswa. 3. Sarana pendidikan, yaitu : ruang tempat mengajar, alat- alat belajar, media yang digunakan, dan buku-buku sumber belajar.
8
Berdasarkan contoh tiga faktor diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara pembelajaran dan hasil atau prestasi siswa bukan hanya bersifat garis lurus, tetapi bisa bercabang dari faktor- faktor lain. Misalnya faktor siswa, guru, dan sarana belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Suharsimi Arikunto, 2004 : 1-2 ).
2. Bentuk-bentuk Pengukuran Prestasi Belajar Untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah keberhasilan dalam mengerjakan, menjawab soal dalam tes baik tertulis maupun lisan, yaitu : bersasarkan keputusan Kepala Sekolah SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang No : 302 / 20.7SD.19 / 2012 tentang kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yaitu 7,0.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar : a. Faktor Dari Guru 1. Penguasaan tentang materi yang diajarkan. 2. Penerapan metode yang sesuai dengan materi dan kemauan atau minat siswa. b. Faktor Dari SiswaDengan penerapan metode yang sesuai dengan materi dan kemauan siswa sehingga pembelajaran bertahan lama dan tetap ada minat dan semangat belajar, karena tetap merasa senang dan tidak merasa dibebani.
9
c. Faktor Lingkungan Belajar Faktor lingkungan belajar yaitu adanya dan caranya menata sarana dan prasarana kelas menyanyikan lagu, penataan cahaya, dan bantuan visual di dinding maupun di papan tulis adalah kunci bagi siswa yang merupakan Quantum Learning
atau pembelajaran
yang menyenangkan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang optimal ( Hamid, 2011 : 79 ).
B. Metode – Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Edutainmen Edutainmen berasal dari kata Education yang berarti pendidikan dan Entertainment yang berarti menghibur atau menyenangkan sedangkan dari segi terminologi edutainmen adalah proses pembelajaran yang di desain sedemikian rupa sehingga pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis, sehingga pembelajaran terasa menyenangkan (Sutrisno dalam Hamid, 2005 : 31-32). Menurut News Encyclopedia, edutaimen berasal dari kata Educational Entertainment atau Entertainment Education yang berarti suatu hiburan yang didesain untuk mendidik dan menghibur. Pada dasarnya Edutainmen berusaha untuk mengajarkan atau memfasilitasi interaksi sosial kepada para siswa dengan memasukkan mereka seperti acara televisi, permainan yang ada di komputer atau video game, film, musik, situs internet, perangkat multimedia dan sebagainya. Disamping itu edutainmen juga bisa berupa
10
pendidikan di alam bebas yang mampu menghibur sekaligus belajar tentang binatang dan habitatnya. Namun
yang
sering
terjadi
adalah
edutainmen
berusaha
untuk
mengajarkan satu atau lebih mata pelajaran khusus untuk berupaya mengubah perilaku dengan perilaku-perilaku sosiologi tertentu. Edutainmen bisa dikatakan berhasil secara kasat mata jika ada fakta bahwa pembelajaran itu menyenangkan dan guru dapat mendidik para siswa dengan suatu cara yang menyenangkan (Hamid, 2011: 17-18).
2. Ragam Metode Pembelajaran (Hamid 20111 : 209-217) Ada beberapa macam metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI diantaranya : a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional ( Hamid, 2011 : 209 ). Kelebihan metode ceramah meliputi : 1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Mudah dilaksanakan. 3. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. 4. Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.
11
Kelemahan metode ceramah meliputi : 1. Siswa yang lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya akan mendapatkan manfaat lebbih besar dari metode ini. 2. Bila terlalu lama, metode ini akan membuat siswa merasa bosan. 3. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa. 4. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
b. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan proses atau percobaan. Dengan metode ini diharapkan bisa sepenuhnya terlibat dalam merencanakan
dan
melakukan
eksperimen,
menemukan
fakta,
mengumpulkan data, pengendalian variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya ( Hamid, 2011 : 213 ). Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan ( Hamid, 2011 : 213 ). Kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut : 1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan
percobaannya
sendiri
daripada
hanya
menerima kata dari guru atau dari buku. 2. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi ( menjelajahi ) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.
12
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan yang didapatinya dari hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kelemahan metode eksperiman adalah sebagai berikut : 1. Tidak cukupnya alat-alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen. 2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. 3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
c. Metode Pemberian Tugas Dan Pembacaan ( Recitation ) Dalam metode ini pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan mengaitkan dengan tugas- tugas yang lain. Misalnya saat guru memberi tugas membaca kepada siswa, harus ditambah tugas-tugas lain, seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan. Atau disuruh mengamati orang yang ada dilingkungannya setelah membaca buku tersebut. Dengan demikian pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus diselesaikan oleh siswa tanpa terikat tempat. Kelebihan pemberian tugas dan pembacaan adalah : 1. Pengetahuan yang didapat dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
13
2. Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. Kelemahan pemberian tugas dan pembacaan adalah : 1. Seringkali siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. 2. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. 3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
d. Metode Diskusi Diskusi adalah proses membahas suatu persoalan dengan melibatkan banyak orang, dimana hasil dari pembahasan tersebut akan menjadi alternatif jawaban dalam memecahkan persoalan. Dalam kaitan ini orang-orang yang terlibat didalamnya mengemukakan pandangannya sendiri-sendiri terhadap persoalan yang dilontarkan. Selanjutnya berbagai pandangan tersebut dianalisa dan dicari pandangan yang paling ideal dan paling mewakili dari semua pandangan peserta diskusi. Hasil dari analisis itulah yang kemudian menjadi jawaban alternatif. Kelebihan metode diskusi adalah : 1. Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan ( satu jawaban saja ). 2. Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
14
3. Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oang lain, sekalipun beda dengan pendapat sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kelemahan dari metode diskusi adalah : 1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. 2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. 4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
e. Metode Latihan Metode latihan atau drill juga disebut metode training, metode ini merupakan metode yang dugunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai kebiasaan atau keterampilan tertentu kepada siswa. Dengan begitu mereka akan menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehiduann mereka kelak. Kelebihan metode latihan adalah : 1. Siswa dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, menghafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. 2. Siswa dapat memperoleh kecakapan mental misalnya perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda / simbol, dan lain sebagainya 3. Siswa dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam pelaksanaan.
15
Kelemahan metode latihan adalah : 1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. 2. Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan. 3. Dapat menimbulkan verbalisme.
C. Metode Edutainmen Untuk Pembelajaran PAI Pada dasarnya edutainmen bisa diterapkann dalam pola pendidikan apa saja. Sebab dalam perjalanannya edutainmen sudah bertransformasi dalam beragam bentuk (Hamid, 2011 : 37). Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa metode edutainmen sangat tepat digunakan untuk pembelajaran PAI, karena pada perjalanan pembelajaran dengan metode edutainmen siswa dengan bimbingan guru akan belajar sambil bersenang-senang atau hiburan. Karena suasana yang menyenangkan maka siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PAI, dan biasanya siswa tetap betah atau tidak bosan selama pembelajaran berlangsung, siswa tetap aktif dalam pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran akan memperoleh hasil yang optimal. Langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode edutainmen dibagi dalam dua siklus, adapun siklus-siklus tersebut adalah sebagai berikut : a) Siklus pertama, langkah - langkah pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut : 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mempresensi kehadiran siswa.
16
2. Guru
melaksanakan
apersepsi
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan tentang sifat-sifat Allah. 3. Guru menuliskan materi dipapan tulis tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah, yaitu : ‘Adam hudus fana’ mumasalatulilhawadisi ihtiyajuligairihi ta’addud ajzun karahah jahlun mautun samamun umyun bukmun ‘ajizan mukrahan jahilan mayyitan assamma a’ma abkama Salatullah salamullahn ‘ala toha Rasulillah Salatullah salamullahn ‘ala yasin habibillah Tawasalna bibismillah wabilhadi Rasulillah Wakuli mujahidilillah bi ahlil badri ya Allah 4.
Guru menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil bagi Allah.
5.
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul Mari Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil Allah secara berulang-ulang.
6.
Guru menjelaskan dengan singkat tentang syair yang dinyanyikan.
7.
Guru mengadakan tanya jawab.
8.
Guru melaksanakan evaluasi (soal terlampir).
9.
Guru mengkoreksi hasil evaluasi (soal terlampir).
10. Untuk pelaksanaan evaluasi guru menyususn kisi-kisi soal (kisi-kisi terlampir).
17
b) Siklus kedua, langkah-langkah pembelajaran siklus kedua adalah sebagai berikut : 1.
Guru mengawali pembelajaran siklus kedua denagn mengucapkan salam, mempresensi kehadiran siswa.
2.
Guru
melaksanakan
apersepsi
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. 3.
Guru menuliskan materi dipapan tulis tentang sifat-sifat mustahil Allah dan artinya, yaitu : ‘Adam itu tidak ada hudus baru fana’ rusak mumasalatulilhawadisi itu - sama dengan makhluk ihtiyajuligairihi butuh bantuan yang lain ta’addud itu berbilang ajzun lemah karahah terpaksa jahlun bodoh mautun mati samamun artinya tuli ‘umyun buta bukmun bisu ‘ajizan yang maha lemah mukrahan maha terpaksa jahilan yang maha bodoh mayyitan yang maha mati assama yang maha tuli ‘a’ma itu maha buta abkama yang maha bisu itu sifat mustahilnya Allah yang maha sempurna Salatullah salamullahn ‘ala toha Rasulillah Salatullah salamullahn ‘ala yasin habibillah Tawasalna bibismillah wabilhadi Rasulillah Wakuli mujahidilillah bi ahlil badri ya Allah
18
4.
Guru menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil Allah dan artinya.
5.
Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil bagi Allah dan artinya dengan berulang-ulang.
6.
Guru menjelaskan dengan singkat tentang syair lagu yang telah dinyanyikan.
7.
Guru mengadakan tanya jawab.
8.
Melaksanakan evaluasi, guru menyusun
kisi-kisi
soal untuk
penyebaran soal, supaya sesuai dengan materi (soal kisi-kisi terlampir). 9.
Guru mengkoreksi hasil evaluasi dan memberi
Pendidikan Agama Islam Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk
mengemban
fungsi
tersebut
pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum
19
dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Mendiknas, 2006 : 3). Mata pelajaran PendidikanAgama Islam untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) (Mendikanas, 2006 : 17-20). Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia, agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksud untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlaq mulia. Akhlaq mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagaaman, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual atau kolektif kemasyarakatan. Potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
20
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tutunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaq mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri : 1. Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi. 2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia. 3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik dilapangan untuk mengembangkan setrategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa dan akhlaq, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Hambatan dan berubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal maupun nasional, regional dan global. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh
21
kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan agama islam. Tujuan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SD / MI adalah : 1. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial, serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Ruang lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam SD/MI meliputi : 1. Al-Quran dan hadist 2. Aqidah 3. Akhlaq 4. Fiqih 5. Tarikh dan kebudayaan Islam.
22
Kurikulum PAI Kelas III Semester II Kurikulum PAI Kelas III Semester II meliputi : Tabel 1 Kurikulum PAI Kelas III Semester II Standar Kompetensi Al quran 5. Mengenal ayat-ayat Al quran
Kompetensi Dasar 5.1 Membaca huruf Al quran 5.2 Menulis huruf Al quran
Aqidah
6.1 Menyebutkan sifat mustahil
6. Mengenal sifat mustahil Allah
Allah SWT 6.2 Mengartikan sifat mustahil Allah SWT
Akhlaq
7.1 Menampilkan perilaku setia-
7. Membiasakan perilaku terpuji
kawan 7.2 Menampilkan perilaku kerjakeras 7.3
Menampilkan perilaku pe-
nyayang terhadap hewan Akhlaq
7.4
7. Membiasakan perilaku terpuji
nyayang terhadap lingkungan
Fiqih 8. Melakukan salat fardhu
Menampilkan perilaku pe-
8.1 Menyebutkan salat fardhu 8.2 Mempraktikkan solat fardhu
23
1.
Hambatan-Hambatan dan Kelemahan Pembelajaran PAI ( Modul Telaah Kurikulum, 2012 : 7-8 ) a. Minimnya alokasi waktu Waktu yang begitu singkat, sehingga proses pembelajaran terkesan tergesa-gesa. Selain itu masih kurangnya jam pengayaan atau remidiasi untuk mata pelajaran PAI, karena yang terjadi di sekolah ini ketika diluar jam pelajaran sudah dipakai untuk mata pelajaran yang lain. Sehingga ketika ada hari libur mata pelajaran PAI tidak bisa mengganti jam tersebut. b. Kebanyakan peserta didik tidak memiliki background agama yang cukup Kemampuan dasar peserta didik tentang ilmu agama juga sangat berpengaruh dalam rangka proses pembelajaran PAI, yang secara langsung hal ini selalu bersinggungan dengan materi yang akan disampaikan. c. Siswa belum cukup memahami dan mengerti baca tulis Al - Quran. Secara umum, kemampuan peserta didik berbeda satu dengan lainnya terutama dalam hal mengenal dan memahami huruf AlQur’an. Hal ini dikarenakan kondisi peserta didik mengenai mata pelajaran PAI. d. Kurangnya minat peserta didik mengenai mata pelajaran PAI. Setiap peserta didik sudah barang tentu memiliki kesukaan terhadap mata pelajaran. Hal inilah yang menyebabkan daya minat
24
peserta didik terhadap mata pelajaran PAI menurun. Hal ini dikarenakan guru kurang tepat menggunakan metode dalam menyampaikan materi dalam kelas. Selain itu guru seharusnya bertindak proaktif dalam masalah ini. Dengan trik yang menantang dan menyenangkan terhadap PAI, agar peserta didik menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran PAI. e. Kurangnya persiapan guru dalam menyampaikan materi dalam kelas. Sebagai seorang guru mau tidak mau persiapan materi yang akan disampaikan harus menjadi prioritas. Sebab kalau tidak materi yang disampaikan akan tidak sesuai dengan silabus dan akan sangat membingungkan peserta didik. f. Kurangnya perhatian orangtua peserta didik terhadap peran PAI dalam perilaku peserta didik Biasanya hal yang paling diperhatikan orangtua terhadap perkembangan sekolah peserta didik adalah pada mata pelajaran umum yaitu : Matematika, IPA, Bahasa, dan lain-lain. Pada mata pelajaran yang lebih memiliki fungsi yaitu sebagai pembinaan akhlak peserta didik. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman akan pentingnya peran PAI bagi kehidupan peserta didik. g. Munculnya pemahaman dari guru dan peserta didik tentang PAI sebagai pelajaran kelas dua dibanding dengan mata pelajaran umum yang lain.
25
Penlaian terhadap PAI sebagai Second class terhadap pelajaran umum sudah menjadi hal yang harus dirubah. Seorang guru terutama guru PAI harus dapat meyakinkan bahwa PAI memiliki peran efek positif bagi perkembangan peserta didik, terutama aspek mental. 2.
Metode Edutainmen Untuk Pembelajaran PAI Yang Lebih Aktif Pada dasarnya metode edutainmen dapat diterapkan pada pendidikan apa saja, sebab dalam perjalanannya edutainmen sudah bertransformasi dalam beragam bentuk (Hamid, 2012 : 37 ). Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa metode edutainmen sangat tepat diterapkan untuk pembelajaran PAI. Karena pada perjalanan dan pengalaman peneliti dengan metode edutainmen, siswa dengan bimbingan guru akan belajar sambil hiburan atau besenang-senang. Karena suasana belajar yang menyenangkan
maka
siswa akan termotivasi
didalam
mengikuti
pembelajaran PAI. Dan biasanya siswa akan tetap betah atau bertahan dan tidak bosan selama pembelajaran berlangsung, siswa tetap aktif dalam pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran siswa akan memperoleh hasil yang optimal. 3.
Keunggulan Dan Kelemahan Metode Edutainmen. a.
Keunggulan atau kelebihan metode edutainmen meliputi : 1. Pembelajaran bertahan lebih lama. 2. Dapat meningkatkan motovasi belajar. 3. Dapat memberikan variasi belajar. 4. Mempermudah menyampaikan materi.
26
5. Menghilangkan kejenuhan. b.
Kelemahan atau kekurangan metode edutainmen meliputi : 1. Pembelajaran
seperti
tidak
serius,
karena
pembelajaran
berlangsung mungkin dengan permainan, bernyanyi dan musik, dan lain sebagainya. 2. Guru harus kreatif. Bagi guru yang tidak kreatif, misalnya menggubah suattu syair yang di masukkan ke dalam suatu lagu, menciptakan permainan, dan sebagainnya. Bagi guru yang tidak dapat melaksanakan maka edutainmen tidak dapat berhasil dengan optimal.
D. Kerangka Berfikir Berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) (SDN Gondowangi: 2007). Pembelajaran PAI menekankan pada keterampilan proses dan kemampuan peserta didik menerapkan dalam kehidupan sehari-hari atau kebermanfaatan. Pengalaman peneliti dengan penerapan metode edutaimen. 1. Sebelum peneliti menerapkan metode edutainmen, peneliti dalam menyampaikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, akan tetapi pembelajaran tidak begitu berhasil, karena menurut pengamatan peneliti,
27
a. Siswa tidak tertarik akhirnya siswa banyak bicara dengan teman didekatnya, bermain sendiri, pandangan ke luar kelas dan lain sebagainya. b. Siswa cepat bosan, ada yang tertidur keenakan mendengarkan penjelasan dari guru. c. Ingatan siswa cepat hilang atau tidak tahan lama, sehingga setelah dievaluasi di akhir pembelajaran banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. 2. Sesudah penelitian menerapkan metode edutainmen, maka terlihat banyak sekali peningkatan yang peneliti rasakan, diantaranya: a. Pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan b. Pembelajaran lebih tahan lama. c. Dapat meningkatkan motivasi belajar. d. Belajar lebih bervariasi. e. Mempermudah menyaimpaikan informasi kepada siswa. Dengan uraian di atas maka, karena siswa tertarik dengan cara pembelajarannya,
maka
siswa
termotivasi,
dan
lebih
tahan
lama
memperhatikan saat pembelajaran berlangsung dan siswa aktif dalam mengikuti pembeljaran. Sehingga di akhir pembelajaran dengan evaluasi siswa dapat melampaui KKM yaitu 7,0 dari 80%. Pendekatan proses adalah pendekatan yang menggunakan proses intelektual
dan
pengembangan
kemampuan
yang
menggunakan
atau
keterampilan dasar yang mencakup keterampilan mental dan fisik dalam
28
memperoleh produk sehingga dengan melalui metode edutainmen diharapkan siswa memahami dan mampu membangun sendiri pengetahuan mereka tentang materi yang diajarkan guru. Metode edutainmen adalah bagian dari pembelajaran
aktif
atau
(Active
Learning).
Keuntungan
melakukan
pembelajaran aktif (Hamid, 2011:50 ). 1. Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive independence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat dipindah secara bersama-sama melalui ekplorasi aktif dalam belajar. 2. Setiap siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat memberikan penilaian terhadap setiap siswa sehingga terdapat individual accountability. 3. Agar proses pembelajaran aktif dapat berjalan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Sedangkan bagi guru, metode edutainmen dapat bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun pedoman pembelajaran serta dapat meningkatkan rasa percaya diri pada guru.
29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil Sekolah I. Administrasi Sekolah a. Nama Sekolah
: SD Negeri Gondowangi
b. Status
: Negeri
c. Tanggal Berdiri
: 1 Agustus 1964
d. No Surat Keputusan
: SD/Kep/PDKb/6
e. No Statistik Sekolah
: 101030807012
f. Identitas Sekolah
: 100230
g. Alamat
: Dsn. Bedogan, Ds. Gondowangi Kec.Sawangan, Kab. Magelang
h. Lokasi Tanah
: Tanah Bengkok
i. Kelompok Belajar
: 6 kelas
j. Kegiatan Sekolah
: Pagi hari
k. Kode pos
: 56481
l. Terakreditasi
: B. Tahun 2005 / B tahun 2009
II. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Guru dan pegawai berjumlah 12 orang. a. Kepala sekolah b. Guru kelas c. Guru pendidikan agama Islam
30
d. Guru pendidikan olahraga jasmani dan kesehatan. e. Guru bahasa Inggris f. Tata usaha g. Penjaga sekolah III.
Siswa Di SD Negeri Gondowangi Kec. Sawangan, Kab. Magelang tahun ajaran 2011/2012 ada 166 siswa, yaitu a. Kelas I 24 orang anak yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. b. Kelas II 17 orang anak yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. c. Kelas III 34 orang anak yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. d. Kelas IV 30 orang anak yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. e. Kelas V 34 orang anak yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. f. Kelas IV 26 orang anak yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III. Yang berjumlah 34 orang anak yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. SD Negeri Gondowangi adalah salah satu wilayah SD Negeri yang terletak dibagian barat daya kecamatan Sawangan. Sebagian besar orang tua
31
siswa sebagai buruh dan penambang pasir tradisional, sehingga sebagian besar siswa tidak mendapatkan perhatian dan bimbingan belajar dari rumah, karena orang tuanya terlalu sibuk dalam mencari nafkah dan ketika malam telah lelah karena bekerja seharian. Disinilah pentingnya guru berperan aktif, sehingga guru harus benarbenar kreatif dan inofatif dalam menyampaikan materi.
B. Diskripsi Per Siklus I. Siklus pertama dilaksanakan pada Hari Rabu 16 Mei 2012. a. Perencanaan Berawal dari masalah pembelajaran yang peneliti alami yaitu rendahnya pemahaman siswa terhadap sifat-sifat mustahil Allah, yang tercermin dalam perolehan nilai ulangan formatif yang diperoleh pada tanggal 15 Mei 2012 maka peneliti mengadakan refleksi pembelajaran. Peneliti memohon bantuan kepada teman sejawat dan berdiskusi untuk menentukan langkah atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil diskusi yang peneliti rencanakan dengan teman sejawat adalah sebagai berikut: 1. Mengubah metode yang semula metode ceramah, menjadi metode edutainmen. 2. Siswa mencoba menghafal 10 sifat mustahil bagi Allah dengan menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali.
32
3. Siswa mencoba menghafal 10 sifat mustahil bagi Allah tidak dengan lagu. 4. Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan skenario tindakan perbaikan atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan pola EEK (Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi) dan berbasis karakter siswa. 5. Guru melaksanakan evaluasi. 6. Bersama teman sejawat guru mendiskusikan hasil pembelajaran dan mengambil keputusan.
b. Pelaksanaan Langkah-langkah perbaikan pada siklus pertama adalah sebagai berikut : 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mempresensi kehadiran siswa. 2. Guru
melaksanakan
apersepsi
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan tentang sifat-sifat Allah. 3. Guru menuliskan materi dipapan tulis tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah. 4. Guru menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil bagi Allah. 5. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul Mari Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil Allah secara berulang-ulang.
33
6. Guru menjelaskan dengan singkat tentang syair yang dinyanyikan. 7. Guru mengadakan tanya jawab. 8. Guru melaksanakan evaluasi (soal terlampir). 9. Guru mengkoreksi hasil evaluasi (soal terlampir). 10. Untuk pelaksanaan evaluasi guru menyususn kisi-kisi soal (kisi-kisi terlampir).
c. Pengamatan dan Pengumpulan data Berdasarkan permasalahan bahwa masih banyak siswa yang masih kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat mustahil bagi Allah, dengan metode ceramah oleh guru yang tercermin dalam hasil nilai formatif, maka guru mengubah metode yang digunakan dari metode ceramah menjadi metode edutainmen. Sebagai indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebgai berikut: 1. Semua siswa aktif selama pembelajaran berlangsung. 2. Siswa banyak yang dapat menyebutkan atau menghafal sifat mustahil bagi Allah. 3. Siswa banyak yang memperoleh nilai di atas KKM.
d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil diskusi dengan teman sejawat, pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama mengalami
34
beberapa
kemajuan,
diantaranya
siswa
lebih
aktif
melaksanakan
pembelajaran dan ada pemahaman tentang menyebutkan sifat-sifat mustahil bagi Allah. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya siswa yang nilainya meningkat dibanding dengan nilai siswa sebelum diadakan perbaikan. Namun demikian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama masih ada beberapa kekurangan: 1. Masih ada 10 orang siswa yang belum hafal sifat-sifat mustahil bagi Allah. 2. Masih ada beberapa siswa yang belum berani menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah. Karena perbaikan pembelajaran pada siklus pertama masih belum dapat meningkatkan pemahaman tentang menyebutkan sifat-sifat mustahil bagi Allah, maka peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran kembali pada siklus kedua.
II. Siklus Kedua Dilaksanakan pada Hari Rabu 23 Mei 2012 a. Perencanaan Perbaikan pembelajaran pada siklus pertama belum memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, karena belum dapat meningkatkan pemahaman tentang sifat-sifat mustahil
Allah pada semua siswa. Maka
peneliti kembali mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor. Berdasarkan hasil diskusi peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan langkah-langkah sebagai berikut:
35
1. Guru menuliskan sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya. 2. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan berulang-ulang. 3. Guru mengadakan tanya jawab. 4. Guru menjelaskan dengan singkat tentang syair lagu yang dinyanyikan. 5. Melaksanakan evaluasi yang lebih banyak dan lebih bervariasi. Selanjutnya peneliti membuat RPP siklus kedua.
b. Pelaksanaan Langkah-langkah perbaikan pembelajaran siklus kedua adalah: 1. Guru mengawali pembelajaran siklus kedua denagn mengucapkan salam, mempresensi kehadiran siswa. 2. Guru
melaksanakan
apersepsi
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. 3. Guru menuliskan materi dipapan tulis tentang sifat-sifat mustahil Allah dan artinya. 4. Guru menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil Allah dan artinya. 5. Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berjudul Mari Shalawat dari kelompok musik Wali dengan syair sifat-sifat mustahil bagi Allah dan artinya dengan berulang-ulang. 6. Guru menjelaskan dengan singkat tentang syair lagu yang telah dinyanyikan.
36
7. Guru mengadakan tanya jawab. 8. Melaksanakan
evaluasi,
guru
menyusun
kisi-kisi
soal
untuk
penyebaran soal, supaya sesuai dengan materi (soal kisi-kisi terlampir). 9. Guru mengkoreksi hasil evaluasi dan memberi nilai.
c. Pengamatan dan Pengumpulan data Indikator keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua adalah: 1. Semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. 2. Siswa sudah lebih banyak yang dapat menyebutkan sifat-sifat mustahil Allah dan artinya. 3. Siswa lebih banyak yang mendapatkan nilai di atas KKM.
d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dinyatakan bahwa semua siswa aktif mengikuti pembelajaran. Hampir semua siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar waktu bertanya jawab. Pada perbaikan pembelajaran siklus kedua ini diperoleh nilai terendah 50 pada dua siswa. Siswa yang lain memperoleh nilai 70 ke atas, bahkan 6 orang siswa mendapatkan nilai 100 yaitu: Adelia, Dimas. S, Eva Nur, Silvia, Winanda, dan Rensa Bagas. Hasil ini menunjukan bahwa pemahaman konsep materi pembelajaran sudah meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa telah menguasai materi yang dipelajari dengan baik.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian I. Diskripsi Per Siklus a. Siklus Pertama Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012 di kelas III SDN Gondowangi Kec. Sawangan dengan jumlah 34 orang siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Dengan nilai patokan menggunakan kriteria ketuntasan minimum (KKM) PAI Kelas III SDN Gondowangi yaitu 70. Berdasarkan data hasil ulangan formatif sebelum diadakan perbaikan pembelajaran terlihat bahwa nilai sangat rendah. Hal ini menjadi kendala bagi guru untuk melanjutkan pembelajaran materi berikutnya. Maka peneliti ingin memperbaiki pembelajaran agar memperoleh nilai yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu tuntas 80% dengan KKM 70. Hasil perbaikan siklus pertama belum seluruh siswa menguasai materi. Setelah diberikan tes pada akhir pembelajaran diperoleh data penilaian sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Tes Pada Akhir Pembelajaran
No
Nama Siswa
1.
Ferdian Beni Setiawan
2.
Adam Nur Arya Radani
Nilai Tes Formatif Sebelum Sesudah perbaikan perbaikan siklus I 50 70 70
70
38
Lanjutan Tabel 2 Hasil Tes Pada Akhir Pembelajaran
No 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Nama Siswa Bagus Susetyo Iqbal Mayu Zalim Rina Lestari Adelia Putri Nirmala Agung Jati Nugroho Andriani Mei Dina Aris Wahyu Setyawan Atifa Dewi Magfiroh Dian Rahmawati Dimas Satrio Eva Nur Hidayah Giza Zazkia AF Hendra Setia Prabawa Hendra Restu Zaid A Intan Arista Dewi Leina Iftika Fahria Prasetyo Silvia Lutfia Sari Sonya Trixi MD Tyas Silvianingrum Rizal Adi Nigroho Joko Purwanto Winanda Setya Dewi Wahyu Arya AS Yahya Fajar Arfa N Fani Dwi Nanang F Rensa Bagus Petra P Ika Muroatil Hayati Muhamad Nur Arifin Maulana Muhamad R Shintya Tamara Saputri Eka Putri Jumlah Rata-rata Persentase KKM
Nilai Tes Formatif Sebelum Sesudah perbaikan perbaikan siklus I 70 80 40 60 70 90 90 100 50 60 40 60 60 90 80 90 70 70 90 100 60 80 60 60 90 100 60 70 70 70 50 60 60 60 40 40 70 70 80 90 70 90 70 90 60 60 50 60 70 80 40 40 100 100 90 100 60 90 60 80 60 70 80 100 2220 2411 65 71
39
Dari data diatas terlihat masih ada kelemahan yaitu belum semua siswa dapat menjawab soal dengan benar. Refleksi terhadap proses pembelajaran siklus pertama adalah sebagai berikut : 1. Guru kurang menginformasikan tujuan pembelajaran. 2. Siswa masih belum bisa menyimpulkan materi pembelajaran. 3. Siswa belum berani bertanya kepada guru. 4. Belum ada timbal balik antara siswa dan guru. Ternyata setelah diadakan perbaikan pembelajaran memfokuskan pada penerapan metode edutaimen sudah terlihat peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama bahwa proses-proses pembalajaran telah meningkat, namun pemahaman siswa masih ada yang belum terselesaikan. Penjelasan guru masih terlalu singkat. Dari hasil siklus pertama hasil belajar telah meningkat. Sebelumnya nilai rata-rata formatif 6,5, setelah diadakan perbaikan pada siklus pertama nilai rata-rata formatif menjadi 7,0. Kemajuan terjadi dalam peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran merupakan hasil dari perbaikan ppembelajaran dengan menerapkan metode edutainmen. Karena hasil perbaikan pembelajaran pada siklus pertama belum optimal maka dilanjutkan dengan perbaikan pembalajaran siklus kedua.
b. Siklus Kedua Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012 di kelas III SDN Gondowang Kec. Sawangan dengan jumlah 34 orang siswa. Pada siklus
40
kedua ini diawali dengan perencanaan pembelajaran. Dari perencanaan yang telah dibuat oleh guru dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan teori dan menerapkan metode edutainmen dalam mempelajari sifat mustahil Allah dan artinya, ternyata menampakkan hasil belajar yang cukup menggembirakan. Berikut adalah perolehan hasil nilai ulangan sebelum dan sesudah diadakan perbaikan pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua : Tabel 3 Hasil Nilai Ulangan Sebelum Dan Sesudah Diadakan Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama Dan Siklus Kedua
Nilai Formatif No
Nama Siswa
Sebelum
Sesudah
perbaiakan perbaiakan siklus I
Sesudah perbaikan siklus II
1
Ferdian Beni Setiawan
50
70
50
2
Adam Nur Arya Radani
70
70
90
3
Bagus Susetyo
70
80
90
4
Iqbal Mayu Zalim
40
60
90
5
Rina Lestari
70
90
90
6
Adelia Putri Nirmala
90
100
100
7
Agung Jati Nugroho
50
60
90
8
Andriani Mei Dina
40
60
80
9
Aris Wahyu Setyawan
60
90
90
10
Atifa Dewi Magfiroh
80
90
90
11
Dian Rahmawati
70
70
90
12
Dimas Satrio
90
100
100
13
Eva Nur Hidayah
60
80
100
14
Giza Zazkia AF
60
60
80
Ket
41
Lanjutan Tabel 3 Hasil Nilai Ulangan Sebelum Dan Sesudah Diadakan Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama Dan Siklus Kedua
Nilai Formatif No
Nama Siswa
Sebelum
Sesudah
perbaiakan perbaiakan siklus I
Sesudah perbaikan siklus II
15
Hendra Setia Prabawa
90
100
100
16
Hendra Restu Zaid A
60
70
70
17
Intan Arista Dewi
70
70
90
18
Leina Iftika Fahria
50
60
70
19
Prasetyo
60
60
60
27
Yahya Fajar Arfa N
70
80
90
28
Fani Dwi Nanang F
40
40
50
29
Rensa Bagus Petra P
100
100
100
30
Ika Muroatil Hayati
90
100
90
31
Muhamad Nur Arifin
60
90
90
32
Maulana Muhamad R
60
80
70
33
Shintya Tamara Saputri
60
70
80
34
Eka Putri
80
100
90
Jumlah
2220
2411
2890
Rata- rata
65
71
85
Ket
Persentase KKM
Berdasarkan dari data perolehan nilai diatas, maka dapat di diskripsikan sebagai berikut : 1.
Nilai sebelum perbaikan rata-rata 65,0.
2.
Nilai sesudah dilaksanakan perbaikan siklus kesatu rata-rata 71,0.
3.
Nilai sesudah dilaksanakan perbaikan siklus kesatu rata-rata 85,0.
42
Kenaikan nilai hasil tes formatif disebabkan ketekunan siswa dalam belajar dan mengikuti petunjuk guru serta keberanian bertanya. Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI dengan materi sifatsifat mustahil Allah dan artinya dengan menerapkan metiode edutainmen yang dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan dari pengamatan dari teman sejawat ditemukan beberapa kekuatan. Kekuatan yang terjadi pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus kedua ini adalah sebagai berikut : 1.
Semua siswa terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2.
Terjadi interaksi yang positif antara guru dengan murid.
3.
Setiap soal dapat dijawab dengan benar.
4.
Tingkat penguasaan materi sifat-sifat mustahil Allah dan artinya meningkat, dari rata-rata 71,0 menjadi 85,0. Refleksi hasil tindakan siklus kedua :
1.
Semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2.
Tidak ada siswa yang berbicara sendiri.
3.
Siswa sudah bisa menyimpulkan materi.
4.
Peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM per siklus. Melihat dari kekuatan yang terjadi pada kegiatan perbaikan dan refleksi
yang sudah dipaparkan diatas sudah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dibandingkan dengan siklus pertama. Peningkatan keberhasilan ini merupakan salah satu komponen yang dijadikan indikator keberhasilan.
43
Pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik dibanding siklus pertama, maka siklus dihentikan pada siklus kedua. Dari data ini diperoleh hasil prestasi belajar pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua dipaparkan sebagai berikut : Tabel 4 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Per Siklus
Pelaksanaan Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tuntas
17 siswa (50 %)
24 siswa (70 %)
31 siswa (90 %)
Belum Tuntas
17 siswa (50 %)
10 siswa (30 %)
3 siswa (10 %)
Ketuntasan
B. Pembahasan Kemajuan dalam tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran merupakan hasil
yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran
yang
dilaksanakan dengan metode edutaimen dan tanya jawab, sehingga siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian tingkat pengusaan materi pembelajaran lebih optimal. Dari data yang diperoleh pada tiap kegiatan perbaikan pembelajaran mulai dari pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua mengalami peningkatan. Dari pra siklus siswa yang mencapai KKM 17 siswa atau 50 % dari jumlah siswa, dari siklus pertama mencapai 24 siswa atau 70 % dari jumlah siswa sedangkan pada siklus kedua adalah 31 siswa atau 90 % dari jumlah siswa
44
yang mencapai KKM. Dengan demikian dapat diketahuai bahwa pembelajaran PAI tentang sifat-sifat mustahil Allah melalui penerapan metode edutainmen menunjukkan peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua. Indikator keberhasilan sebesar 90 % dengan kriteria ketuntasan minimal 70,0 sudah tercapai. Dalam pendidikan tentang metode pembelajaran, penggunaan sumber belajar, pengarahan dan petunjuk guru yang jelas dan keterlibatan siswa serta keaktifan belajar telah di terapkan dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua. Belajar aktif merupakan kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komperehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat peserta didik berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, dan mempraktikan keterampilan. Keterampilan mendorong adanya pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain (Mel Silberman, 2005). Pada siklus kedua apa yang menjadi tujuan semula sudah dicapai yaitu proses pembelajaran yang berbobot dan bermakna, serta penguasaan dan pemahaman siswa terhadap hasil belajar tentang sifat-sifat mustahil Allah dn artinya telah dikuasai siswa.
45
Hal ini merupakan salah satu upaya pendidik dan kependidikan dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kretaif dan menyenangkan (PAIKEM) melalui metode edutainmen.
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas III SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Dengan Penerapan Metode Edutainmen Pada Siswa Kelas III SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Tahun 2012, menghasilkan kesimpulan bahwa melalui penerapan metode edutainmen dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas III SDN Gondowangi Kec. Sawangan Kab. Magelang Tahun pembelajaran 2012. Peningkatan prestasi belajar melalui metode edutainmen ini terlihat dari hasil belajar siswa yang sebelum perbaikan nilai rata-rata 65, setelah perbaikan pada siklus pertama menjadi 71, dan setelah perbaikan pada siklus kedua menjadi 85 atau jika dipersentasekan menurut pencapaian KKM terlihat adanya peningkatan yaitu dari 50% menjadi 70% dan pada akhir siklus kedua menjadi 90%, dengan demikian setiap tahap pembelajaran terjadi kenaikan pencapaian KKM sebesar 20%.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas III SDN Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Dengan
47
Penerapan Metode Edutainmen Pada Siswa Kelas III SDN Gondowangi Kecamatan
Sawangan
Kabupaten
Magelang
Tahun
2012,
peneliti
menyarankan: 1.
Bagi Guru Bagi guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai antara materi pembelajaran dan kemampuan siswa. Dengan penerapan metode edutainmen pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga lebih meningkatkan keaktifan siswa supaya guru lebih bisa melayani siswa dan sebagai
teman sekaligus pembimbing
belajar, sehingga siswa tidak merasa takut belajar dan menyenangi mata pelajaran PAI. 2.
Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya, supaya memerhatikan keadaan materi pembelajaran dan siswa, dan hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai antara materi pembelajaran dan kemmapuan siswa. Supaya pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Asdiqoh, S. 2012. Modul Telaah kurikulum. Salatiga : STAIN Hamid, S. 2004. Metode Edutainment. Yogyakarta : Diva Press Julius, C. Dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Kemendiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP SD-MI) Kelas I-IV Mata Pelajaran Agama Islam. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional Suharsimi, A. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Soleh, U. 2012. Keputusan Kepala Sekolah SDN Gondowangi Tentang Kriteria Kelulusan Minimal Supeno. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Sawangan)
49