USAHA DISTRO MASIH MEMPUNYAI PELUANG BESAR UNTUK SUKSES Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis
Nama : IKHSAN KURNIA INDRA RUKMANA NIM
: 10.11.3760
Kelas : S1 TI 2C
Jl. Rind Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 2010
A.
ABSTRAK Pola dan gaya hidup perkotaan merangsang kegiatan ekonomi guna
mengantisipasi pemenuhan kebutuhan dan perubahan yang cepat dari gaya hidup masyarakat perkotaan. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan fashion dan aksesoris gaya tampilan masyarakat kota. Distro atau distribution outlet adalah tempat untuk menjual berbagai produk fashion dan aksesoris buatan lokal (local clothing company) yang terbatas dengan harga terjangkau. Barang-barang yang dijual di tempat ini terdiri atas t-shirt, tas, dompet, topi, jaket, baju, jeans, dsb. Secara ekonomis dan finansial, perputaran uang pada usaha distro sangat cepat, karena usaha ini sangat berkaitan erat dengan gaya hidup anak muda yang selalu mengikuti trend / mode. Dengan besarnya potensi kawula muda pada fashion, maka pasar distro juga terbuka lebar karena populasi anak muda relatif cukup besar. Distro pada dasarnya menyediakan kebutuhan kawula muda, sehingga meskipun distro belum tentu memperoleh pendapatan yang tetap atau tidak memiliki penghasilan tetap, tetapi daya beli kawula muda yang terus ada dan cukup lumayan membuat usaha ini memberi peluang yang cukup besar.
B.
ISI Distro atau distribution store pada awal sejarah di dirikan sekitar tahun
1994 oleh anak-anak muda di Bandung sebagai tempat untuk menjual barang barang merchandise, pernak-pernik atau kaset album bagi band-band indie, selain juga komunitas pecinta extreme sport seperti skateboard, BMX atau surfing. Di kota – kota besar, anak-anak muda sekarang ini sangat gandrung dengan produk distro. Keunggulan dari produk distro selain unik, kreatif, up to date, limited, dan yang pasti tidak mungkin didapatkan di gerai seperti Matahari, Ramayana, Carrefour, dll. Berikut adalah tiga langkah awal yang bisa dipikirkan dan diterapkan untuk memulai usaha distro: 1.
Menyiapkan modal Ukuran modal usaha ini sebenarnya dimulai dari tekad kita sebagai calon
pengusaha distro. Biasanya modal untuk membuka distro agar bisa terkenal membutuhkan belasan bahkan puluhan juta rupiah, tetapi dengan modal seadanya pun jika kita mempunyai kreativitas tertentu juga sudah bisa untuk berusaha. Untuk menjalankan usaha ini, perlu juga memperhitungkana biaya listrik dan telefon untuk mencari dan menerima order. Sebab, jika usaha distro kita semakin dikenal, akan muncul banyak pesanan barang.
2.
Konsep Konsep adalah dasar dari semua yang akan kita tempuh berikutnya.
Dengan adanya konsep maka karakteristik dan aliranpun akan terbentuk dengan sendirinya, mulai dari desain, tempat, hingga pasar. Kita bisa mengusung konsep idealis, semi idealis atau konsep yang mengikuti mode dan permintaan pasar. Konsep idealis, biasanya mengusung aliran musik atau komunitas tertentu.
Kelebihan mengusung konsep ini adalah konsumen dan pembeli sangat loyal, cukup dengan promosi dari mulut ke mulut atau pendekatan langsung pada
komunitas pun sudah cukup. Namun kelemahannya adalah kita membatasi segmen pasar tujuan kita khusus pada satu komunitas atau aliran tertentu saja. Konsep semi idealis, biasanya mengusung konsep aliran atau komunitas,
namun tidak dibatasi pada aliran dan komunitas tertentu dan disajikan tidak begitu ekstrim, sederhana namun tetap memiliki pesan-pesan komunitas atau aliran. Konsep yang yang mengikuti mode dan permintaan pasar, Konsep ini banyak
di usung oleh distro-distro pada umumnya, baik di kota-kota mode seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, karena konsep ini sangat fleksibel dan cenderung berubah-ubah mengikuti perubahan mode. Bahkan tidak sedikit yang latah, ikut-ikutan, bahkan mencontek konsep desain distro lain.
3.
4P (Product, Price, Place, Promotion)
a. Product (Produk) Maksudnya adalah kita harus mangkaji dulu produk apa saja dan seperti apa yang akan kita jual, baik dari jenis ataupun dari kualitas produknya. b. Price (Harga) Setelah tahu produk apa saja dan kualitas seperti apa yang akan kita jual, maka selanjutnya adalah kita harus menentukan kira-kira berapa harga produk yang akan kita jual dan berapa estimasi. c. Place (Tempat) Setelah menganalisis kualitas dan menentukan harga baru kita bisa menimbang-nimbang untuk menentukan tempat penjualan. Kita harus mencari tempat yang lokasinya strategis, misalnya lokasi yang dekat dengan daerah kos, daerah dekat kampus, atau daerah sekolah SMA. d. Promotion (Promosi) Selanjutnya adalah promosi. Setelah analisis kualitas produk, harga, dan tempat penjualan, maka kita akan berpromosi ke segmen pasar dan kalangan mana saja produk kita akan dipromosikan yang nantinya akan di jual. Selain itu promosi ini juga bisa dilakukan dengan web atau blog kita
C.
REFERENSI Widyatmoko, Agoeng. 2006. Peluang Usaha untuk Anak Muda. Jakarta: Mediakita. hal 70 http://blog.kitagaya.com (diakses tanggal 25 Maret 2011)