SKRIPSI
URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
NI MADE DESIKA ERMAWATI PUTRI NIM.1203005094
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
i
SKRIPSI
URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
NI MADE DESIKA ERMAWATI PUTRI NIM.1203005094
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
ii
URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
NI MADE DESIKA ERMAWATI PUTRI NIM.1203005094
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
iii
iv
v
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA.” Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besar nya kepada pihak yang terhormat : 1.
Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, S.H.,M.H.,Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.
2.
Bapak I Ketut Sudiarta,S.H.,M.H.,Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.
3.
Bapak I Wayan Bela Siki Layang,S.H.,M.H.,Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.
4.
Bapak I Wayan Suardana,S.H.,M.H.,Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.
5.
Bapak Nyoman A. Martana,S.H.,M.H.,Ketua Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana.
vi
6.
Bapak Dr. I Gede Artha,S.H.,M.H.,Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama ini sehingga banyak ilmu pengetahuan dan nalar hukum yang penulis dapatkan dari beliau.
7.
Bapak I Ketut Sudjana, S.H.,M.H., Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk dan pertimbangan dalam penulisan skripsi ini.
8.
Bapak I Made Tjatrayasa, S.H.,M.H, Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
9.
Bapak / Ibu Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Bapak / Ibu Pegawai Administrasi, Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Udayana. 11. Kepada kedua orang tua penulis, yaitu Bapak I Nengah Nasthi dan Ibu Ni Wayan Suwarti yang senantiasa memberikan doa, dukungan, bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat segera menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana, serta kepada kakak-kakak penulis I Made Artawan, Iluh Sumiartini,S.Pd, I Nengah Ariyatna, I Nengah Armawan dan keluarga besar yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. 12. Kepada sahabat-sahabat angkatan 2012 : I G.A Dwi Andarijati, Wulan wiryanthari, Tenry Irima, Pande Sujana, Komang Juniarta, dan teman-teman
vii
lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama menjalani kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana. 13. Kepada sahabat-sahabat organisasi Fakultas Hukum Universitas Udayana yaitu ALSA dan UMCC yang telah banyak memberikan pengalaman baik akademik maupun non akademik kepada penulis selama menjalani kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu hukum pada khususnya dan juga pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari penyajiannya maupun dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan bantuan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Denpasar, 29 Januari 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN ............................................................................................. i SAMPUL DALAM ............................................................................................ ii PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ........................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ xiv ABSTRACT ...................................................................................................... xv ABSTRAK ......................................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................... 9
1.3
Ruang Lingkup Masalah ......................................................... 9
1.4
Orisinalitas Penelitian ............................................................. 10
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................... 11
1.6
1.5.1.
Tujuan Penelitian Umum… ...................................... 11
1.5.2.
Tujuan Penelitian Khusus ......................................... 12
Manfaat Penelitian .................................................................. 12 1.6.1
Manfaat Teoritis ....................................................... 12
1.6.2
Manfaat Praktis ......................................................... 13
ix
1.7
Landasan Teoritis.................................................................... 13
1.8
Metode Penelitian ................................................................... 18 1.8.1 Jenis Penelitian .............................................................. 18 1.8.2 Jenis Pendekatan ........................................................... 19 1.8.3 Bahan Hukum ................................................................ 19 1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ............................ 21 1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum ..................................... 22
BAB II
TINJAUAN
UMUM
TENTANG
PENYIDIKAN,
PENGHENTIAN PENYIDIKAN, KOORDINASI, TINDAK PIDANA
KORUPSI
PEMBERANTASAN
SERTA KORUPSI
KEDUDUKAN DALAM
KOMISI UNDANG-
UNDANG NO. 30 TAHUN 2002 2.1. Pengertian Penyidikan ........................................................... 23 2.2. Pengertian Penghentian Penyidikan dan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) ............................................
26
2.3. Pengertian Koordinasi ........................................................... 28 2.4. Pengertian Tindak Pidana Korupsi Dan Unsur-Unsur Tindak Pidana Korupsi .......................................................... 29 2.5.
Kedudukan KPK Sebagai Lembaga Penyidik Tindak Pidana Korupsi ................................................................................... 38
x
BAB III
KOORDINASI
PENYIDIKAN
DALAM
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI
PEMBERANTASAN
KORUPSI
DENGAN
PENEGAK HUKUM 3.1. Dasar Hukum Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia .......................... 42 3.1.1 Undang-Undang RI No. 3 Tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ......................... 42 3.1.2 Ketetapan Indonesia
Majelis Nomor
Permusyawaratan XI/MPR/1998
Rebuplik Tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ................................... 44 3.1.3 Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ................................... 44 3.1.4 Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi .................................................. 45 3.1.5 Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ............ 47 3.1.6 Instruksi Presiden RI No. 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ....... 49 3.2. Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Oleh Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ......... 50
xi
3.3. Koordinasi Kewenangan Penyidikan Tindak Pidana Korupsi oleh Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ....................................................................... 61
BAB IV
PENGATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)
DALAM
PENERBITAN
SURAT
PERINTAH
PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) 4.1. Dasar Hukum Dan Alasan Penerbitan
Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (SP3) ............................................... 67 4.2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sebagai Lembaga Superbody Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ...... 71 4.3. Kewenangan Penerbitan
Surat Perintah Penghentian
Penyidikan(SP3) .................................................................... 73 4.3.1 Kewenangan Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Oleh Polri ....................................... 71 4.3.2 Kewenangan Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan(SP3) Oleh Kejaksaan ............................... 75 4.3.3 Kewenangan Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ........................................................... 76
xii
BAB V
PENUTUP 5.1.
Simpulan............................................................................... 83
5.2.
Saran .................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85 RINGKASAN SKRIPSI
xiii
xiv
ABSTRACT The crime of corruption is already an extraordinary crime (extraordinary crime), so that the handling requires tremendous effort, be it of the proceedings and of the law enforcement, in Indonesia authorized to investigate corruption is owned by three law enforcement agencies, namely the Police , AGO and the KPK. In this case problems arise: (1) What is the process of coordination between investigators from the police, judiciary and the Corruption Eradication Commission in the handling of corruption in Indonesia? (2) Why is the Corruption Eradication Commission has no authority to issue a Warrant Termination of Investigation in the handling of corruption? This type of research used in this paper is a normative legal research, approach used is the approach of legislation and conceptual approaches. The Corruption Eradication Commission is not competent issuing Warrant Termination of Investigation as to improve the performance of corruption eradication commission so that the eradication of corruption can be performed optimally, intensive, effective, professional and continuously, so as to restore public confidence in Indonesia on law and law enforcement in Indonesia. Keywords: Warrant Termination of Investigation, the Corruption Eradication Commission, Corruption
xv
ABSTRAK Kejahatan tindak pidana korupsi sudah merupakan kejahatan yang luar biasa ( extra ordinary crime ), sehingga penanganannya pun memerlukan upaya yang luar biasa, baik itu dari proses peradilannya maupun dari penegak hukumnya, di Indonesia kewenangan penyidikan tindak pidana korupsi dimiliki oleh 3 instansi penegak hukum yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam hal ini timbul permasalahan : (1) Bagaimanakah koordinasi antara penyidik dari Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan tindak pidana korupsi di Indonesia? (2) Mengapa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwenang untuk menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan dalam penanganan tindak pidana korupsi? Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundangundangan dan pendekatan konseptual. Tidak berwenangnya Komisi Pemberantasan Korupsi menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan karena untuk meningkatkan kinerja komisi pemberantasan korupsi sehingga pemberantasan tindak pidana korupsi dapat dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan, sehingga dapat memulihkan kepercayaan masyarakat Indonesia pada hukum serta penegak hukum di Indonesia. Kata kunci : Surat Perintah Penghentian Penyidikan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Tindak Pidana Korupsi
xvi