“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
URGENSI PENDIDIKAN MANAJEMEN BAGI MAHASISWA (Studi Kasus Pelaksanaan Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Agama Islam UNSIKA) N. Fathurrohman Dosen Manajemen Pendidkan Islam Fakultas Agama Islam UNSIKA Email:
[email protected] ABSTRAK Manajemen adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk mengatur semuanya dengan baik, agar dapat melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu menurut saya manajemen dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, karena dengan adanya manajemen kita bisa mengatur semua kegiatan agar dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Hadirnya organisasi dalam kehidupan mahasiswa di kampus tentu mampu memberi warna tersendiri, dimana mahasiswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya diluar perkuliahan sehingga menjadi manusia yang siap dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk itu, kiranya dalam berorganisasi perlu untuk ditambah lagi pemahaman terkait pengelolaan atau manajemen guna meningkatkan kreatifitas dan inovasi baru dalam menjalankan tugasnya sebagai aktivis organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penulis mengambil data dari berbagai sumber sebagai informasi guna melengkapi hasil penelitian terkait tema yang penulis teliti. Tidak hanya dalam kehidupan individu dan sosial, dalam berorganisasi manajemen merupakan hal yang begitu penting. Dengan prinsip-prinsip manajemen suatu organisasi akan dapat mencapai tujuannya. Prinsip itu pula yang seharusnya dapat diterapkan dalam pengelolaan organisasi kemahasiswaan di Fakultas Agama Islam. Sejauh ini prinsip manajemen memang sudah dijalankan dalam berorganisasi di FAI, namun hal itu perlu ditingkatkan agar mahasiswa dapat merasakan manfaat dari adanya organisasi kemahasiswaan yang mampu memberikan suguhan-suguhan menarik dan dampak positif. Kata Kunci: manajemen, organisasi, mahasiswa
PENDAHULUAN Manajemen memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia, karena hal itu akan mempengaruhi seseorang atau individu dalam meraih suatu keberhasilan yang akan mereka capai. Manajemen juga dapat memberikan jiwa pemimpin bagi seseorang untuk memberi motivasi kepada teman, karyawan maupun bawahan serta dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan pribadinya maupun sosialnya. Kemampuan manajemen yang telah terasah dapat menimbulkan ide dan kreasi yang kreatif serta inovatif untuk meningkatkan kinerja pada diri seseorang maupun orang lain. Ilmu manajemen membantu seseorang atau individu dalam mencari solusi yang terbaik dari setiap persoalan yang mereka hadapi. Namun tanpa manajemen, seseorang akan akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, baik dalam hal mengatur pola hidup, perencanaan kehidupan ataupun mencari solusi dari setiap persoalan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Maka orang yang me-manaje hidupnya akan lebih teratur daripada yang tidak, sehingga kesuksesan lebih cenderung kepada individu yang melakukan manajemen dalam hidupnya.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Dalam kehidupan organisasi, manajemen merupakan suatu keniscayaan. Tidak terkecuali pada organisasi kemahasiswaan di Fakultas Agama Islam. Hadirnya organisasi didalam kehidupan kampus tentu akan sangat membantu dalam pembentukan karakter mahasiswa, namun hal itu tergantung pada pengelolaan organisasi itu sendiri. Malihat pentingnya manajemen dalam kehidupan organisasi maka akan menjadi hal yang menarik untuk dapat dibahas guna meningkatkan produktifitas dalam berorganisasi, khususnya bagi mahasiswa. Dari berbagai pertimbangan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti bagaimana pentingnya manajemen bagi mahasiswa serta bagaimana manajemen diterapkan dalam menjalankan organisasi kemahasiswaan di kampus, yaitu dilingkungan Fakultas Agama Islam. Tujuannya adalah tidak lain agar dapat membantu mahasiswa dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen agar organisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Dan ini bisa menjadi bekal bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk turut serta dalam membangun masyarakat. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus (case study research), dan proses pengumpulan datanya diperoleh dari berbagai sumber yang dijadikan referensi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gamaran Umum Organisasi Kemahasiswaan di FAI Kehidupan mahasiswa sejatinya tidaklah sama dengan kehidupan ketika masih menjadi siswa. Kesadaran itulah yang kemudian membuat mahasiswa berpikir untuk mempersiapkan diri sebelum betul-betul berkecimpung dalam kehidupan bermasyarakat. Ditambah lagi dengan berkembangnya mindset bahwa mahasiswa adalah agen perubahan, agen kontrol sosial dan agen intelektual. Maka untuk memenuhi kebutuhan itu mahasiswa merasa berkepentingan untuk menuntaskan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa dengan proses akademis yang ia tempuh. Namun bagi sebagian mahasiswa menjadi seorang akademis saja tidaklah cukup, kebutuhan akan pengalaman dan dinamika kehidupan mahasiswa yang lebih berwarna mendorongnya untuk terjun kedunia organisasi, khususnya organisasi kemahasiswaan. Sehingga bagi kalangan mahasiswa yang terakhir ini, menjadi organisatoris merupakan suatu kebutuhan dan kebanggaan. Bahkan tidak jarang pula yang ketika sebelum masuk perguruan tinggi tidak aktif berorganisasi namun setelah menyandang status mahasiswa mereka menjadi aktivis kampus. Gambaran tersebut memang nampak begitu general, namun nyatanya hal serupa juga terjadi pada kehidupan mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang. Antusiasme mahasiswa terhadap organisasi ditandai dengan berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh organisasi itu sendiri, baik tingkat jurusan, fakultas, hingga universitas. Hal ini menjadikan hehidupan mahasiswa lebih berwarna,
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
bukan hanya kehidupan akademis dikelas saja, sehingga dapat meningkatkan eksistensi kampus sebagai pusat peradaban dalam masyarakat. Organisasi diyakini dapat membantu meningkatkan kualitas mahasiswa dengan memaksimalkan potensi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Mengingat pentingnya organisasi kemahasiswaan (ormawa), tidak heran stakeholder telah membuat berbagai regulasi untuk keberlangsungan organisasi. Ditingkat pusat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1998 mengeluarkan Keputusan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi yang menggantikan keputusan serupa sebelumnya yaitu Keputusan Menteri Nomor 0457/0/1990. Sedangkan ditingkat kampus, Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) juga mengeluarkan Keputusan Nomor 997/SK/A.2/XI/2014 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Intra-Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang sebagai petunjuk penyelenggaraan organisasi bagi mahasiswa agar sesuai dengan koridor. Terbitnya berbagai keputusan yang berkaitan dengan organisasi menunjukan bahwa dorongan untuk hadirnya organisasi kemahasiswaan yang berkualitas begitu besar. Hingga saat ini, perkembangan organisasi kemahasiswaan di UNSIKA sudah semakin meningkat sebagai wadah pengembangan mahasiswa. Sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (2014: 4) bahwa Organisasi Kemaahasiswaan adalah wadah dan sarana pengembangan diri, kreativitas, dan kemandirian mahasiswa. Bahkan lebih luas lagi dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi menyatakan bahwa Organisasi Kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Mengingat pentingnya posisi organisasi dalam pengembangan potensi mahasiswa, maka di Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA dibuatlah wadah untuk menaungi hasrat organisasi mahasiswa, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan juga Badan Legislatif Mahasiswa (BLM). Dalam perjalanannya, organisasi mahasiswa di Fakultas Agama Islam hanya ada BEM dan BLM saja, namun mengingat pada tahun 2013 adanya penambahan program studi di FAI menjadi tiga yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) maka pada tahun 2014 mulai dipersiapkan untuk dibuatkan wadah bagi mahasiswa disetiap jurusan yang ada di FAI tersebut, dan kemudian baru dikukuhkan pada tahun 2015 melalui forum Musyawarah Pimpinan (MUSPIM) BEM-BLM FAI di Purwakarta. Hingga saat ini, di FAI terdapat lima organisasi mahasiswa yang telah berdiri, yaitu BEM FAI, BLM FAI serta tiga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA-J) disetiap program studi di FAI yang terdiri dari HIMA-PAI, HIMA-MPI dan HIMA PGRA. Ketiga himpunan tersebut berada dibawah koordinasi BEM FAI dan pengawasan BLM FAI. Khusus untuk HIMA-PGRA, sejak awal tahun 2017 berubah nama menjadi HIMA-PIAUD mengingat perubahan nama program studi yang menaunginya menjadi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Bukan hanya di organisasi tersebut diatas saja, ada banyak mahasiswa FAI yang juga aktif di organisasi kemahasiswaan lain seperti Pramuka, Forum Komunikasi Dakwah Kampus (FKDK), Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Teater Gabung, bahkan BEM dan BLM tingkat Universitas. Hal ini menunjukan bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan hal yang cukup populer dan diminati oleh mahasiswa khususnya di FAI. Maka jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, organisasi akan mampu mencetak mahasiswa unggul dan berkualitas sebagai cerminan wajah kampus yang unggul dalam melahirkan cendekia-cendekia yang siap tampil menghadapi tantangan zaman. 2. Pentingnya Pendidikan Manajemen bagi Mahasiswa Hampir semua kegiatan umat manusia pada hakikatnya tidak terlepas dari menerapkan manajemen. Oleh karena itu dizaman modern ini istilah manajemen sering dan mudah terungkap dalam banyak pembicaraan, baik menyangkut pembicaraan tentang bisnis, pendidikan, politik, birokrasi, organisasi, bahkan dalam kehidupan rumah tangga (Salam, 2014: 27). Malayu S.P. Hasibuan (2014: 1) memaparkan bahwa manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Sehingga manajemen itu meliputi: 1) Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6 M (man, money, methode, machines, materials, dan market) 2) Tujuannya diatur adalah agar 6 M lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mewujudkan tujuan 3) Harus diatur supaya 6 M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi 4) Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya 5) Mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi manajemen tersebut Khaerul Umam (2014: 21) mengatakan bahwa manajemen adalah kegiatan mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan orang lain (getting things done through the effort of other people). Dari pengertian ini tersirat empat unsur manajemen, yaitu pimpinan, orang-orang (pelaksana) yang dipimpin, tujuan yang akan dicapai, dan kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut. Terry dalam buku karangan Rchardus Djokopranoto dan Rchardus Eko Indrajit (2004: 34) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses: “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources”. Atau dalam bahasa Indonesia berarti: “Manajemen adalah suatu proses nyata yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.” Sejalan dengan Terry, Jaja Jahari dan Amirullah Syarbini (2013: 2) juga mengemukakan makna manajemen yang serupa, yaitu sebagai suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran atau
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatansumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. Abdus Salam (2014: 30) mengatakan bahwa manajemen mengandung beberapa arti, yaitu: (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah diterapkan. Sehingga dalam memaknainya beliau mengatakan bahwa secara umum manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Sumber dalam pengertian ini adalah orang-orang, alat-alat, media, bahan-bahan, uang dan sarana. Semua sumber tersebut diarahkan dan diorganisasikan agar dapat bergerak secara terpadu menuju pencapaian tujuan bersama. Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab: 1) Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya. 2) Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik. 3) Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki. 4) Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan. 5) Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan proses manajemen tersebut. 6) Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan. 7) Manajemen mangakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8) Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. 9) Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang. Sebagai suatu ilmu, manajemen harus memiliki landasan keilmuan yang kokoh. Sebagai seni, maka manajemen dipraktekkan berdasarkan keterampilan yang diterapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola manusia melalui orang lain. Manajemen selalu ada dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan, perusahaan, pemerintahan, dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerjasama akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik. Ada beberapa aspek manajemen yang perlu kita lakukan dalam kehidupan seharihari antara lain yaitu: 1) Manajemen Waktu Kita harus memanajemen waktu karena jika tidak waktu maka kita akan banyak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak berguna dan Orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, ia seolah-olah dikejar-kejar waktu, tidak bisa mewujudkan tujuannya, dan apabila dia melakukan suatu pekerjaan, hasilnya tidak akan maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Berikutnya dalam hal menyempatkan waktu untuk berkumpul keluarga. Hal ini akan menimbulkan suatu efek positif baik untuk anak ataupun orang tua. Salah satunya, orang tua tidak hanya terus-menerus sibuk dalam pekerjaannya. Ia harus mampu menjaga keseimbangan tubuhnya dalam hal kesehatan. Luangkanlah waktu istirahat untuk berkumpul bersama keluarga karena sejatinya obat dari rasa lelah adalah indahnya kebersamaan bersama keluarga. Dan seorang anak pasti membutuhkan kasih sayang serta perhatian dari orang tuanya. Seorang anak perlu mendapatkan motivasi dari orang tua dengan cara pemberian ilmu baik duniawi maupun akhirat agar seimbang serta motivasi untuk dapat mencapai apa yang dicitacitakan oleh seorang anak. Hal ini membuktikan bahwa manajemen waktu sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. 2) Manajemen Keuangan Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak bisa mengatur keuangannya terlebih lagi uangnya sendiri. Maka dari itu manajemen sangat sekali diperlukan khususnya dalam keuangan untuk bisa merencanakan jumlah uang yang dimiliki digunakan untuk keperluan yang jelas dan pasti. Apabila kita tidak memanajemen keuangan kita maka akan terjadi pemborosan, dengan menghamburhamburkan uangnya untuk kepentingan atau hal-hal yang tidak berguna. Dan memanajemen keuangan harus diterapkan agar pemasukkan yang didapat dari bekerja dapat mencukupi kehidupan kita. Apabila manajemen keuangan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka yang akan terjadi adalah pengeluaran yang berlebihan dan tak mencukupi kehidupan kita. 3) Manajemen Berorganisasi Dalam organisasi kegiatan manajemen sangat penting. Manajemen dalam organisasi merupakkan sesuatu hal yang sangat penting dilakukan. Kantor merupakan salah satu organisasi yang menggunakan manajemen. Pengertian kantor sendiri adalah keseluruhan ruang yang menjadi tempat pelaksanaan kegitan tata usaha, kegiatan manajemen, tugas pimpinan lainnya dalam sebuah organisasi. Dalam kantor perlu di bentuk kegiatan manajemen. Manajemen disini bukan hanya tentang keuangan melainkan tentang penjadwalan para pekerja di kantor tersebut. Keuangan dalam perkantoran harus di manajemen agar dapat mengatur semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam kantor tersebut. Apabila manajemen keuangan tidak dilakukan akan terjadi kebangkrutan kantor karena tidak adanya pencatatan membentuk sekelompok karyawan. Oleh karena itu Manajemen keuangan merupakan kegiatan yang paling penting dalam perkantoran. Karena keuangan adalah tujuan orang melakukan perkantoran. Manajemen perjadwalan atau manajemen jadwal para karyawan yang bekerja di kantor tersebut harus dilakukan untuk mengatur pekerjaan para karyawan kantor. Tanpa adanya penjadwalan kantor tidak dapat berjalan karena tidak adanya jam kerja untuk karyawan kantor tersebut. Selain mengatur jadwal karyawan kantor perlu juga mengatur bagian-bagian untuk mendefisikan pekerja-pekerjanya. Manusia sebagai makhluk istimewa tentu memiliki potensi yang berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu potensi psikis dan rasional. Potensi itulah yang kemudian membedakan manusia dengan hewan, oleh karenya dalam ilmu filsafat manusia
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
disebut juga sebagai zoon politicon atau animal rationale (makhluk yang berpikir). Dengan potensi itu pula manusia dapat mengembangkan peradaban di dunia ini sehingga menjadi kehidupan yang lebih maju. Untuk mewujudkan perkembangan dan kemajuan tentu dibutuhkan manajemen, dan yang dapat melakukan manajemen itu sendiri adalah manusia. Sehingga manusia merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kemajuan zaman bersama dengan proses manajemen yang dilakukannya. Jadi, kita harus menggunakan manajemen dalam melakukan segala sesuatu di dunia ini. Karena semua yang dilakukan perlu adanya manajemen agar dapat terlaksana dengan baik. Walaupun manajemen sangat sulit dilakukan karena setiap manusia terkadang ingin bebas melakukan hal yang mereka inginkan tanpa adanya konsep apa yang harus dilakukannya dan merasa bosan bahkan sungkan untuk menepati manajemen jadwal yang sudah dibuat. Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa manusia merupakan subjek dalam setiap perubahan yang terjadi. Oleh karena itu Abdus Salam (2014: 2) mengatakan bahwa manusia merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kemajuan zaman. Hal tersebut harus diakui karena perkembangan dunia sekarang ini adalah hasil dari pemikiran manusia untuk mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup manusia itu sendiri. 3.
Fungsi Manajemen dalam Organisasi Kemahasiswaan Dalam pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa salah satu ranah manajemen adalah organisasi, maka dalam hal keorganisasian Salam (2014: 30) mengatakan bahwa secara sederhana manajemen diartikan mengelola, mengatur sumber daya organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan menggerakan seluruh sumber daya organisasi agar secara sinergik menuju pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Organisasi itu sendiri secara bahasa berasal dari istilah Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan (Manullang, 2012: 59). Secara istilah, banyak pendapat berbeda terkait pendefinisian organisasi tergantung dari sudut pandang siapa yang mendefinisikan. Namun secara garis Manullang besar organisasi memiliki tiga ciri, yaitu: 1) Adanya sekelompok orang 2) Terjadinya hubungan dalam suatu kerjasama yang harmonis 3) Tujuan bersama yang dicapai melalui kerja organisasi yang didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing anggotanya. Sedangkan Sutarto (2012: 40) mendefinisikan organisasi secara sederhana sebagai sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi yang sederhana ini dapat dikemukakan adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri, melainkan saling kait merupakan suatu kebulatan. Maka dalam pengertian organisasi digunakan
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
sebutan sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terkait oleh berbagai asas tertentu. Terkait dengan manajemen organisasi, tentu akan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur didalam organisasi itu sendiri, khususnya manusia atau insan. Hal ini pernah disinggung oleh Tan Malaka dalam catatannya pada tanggal 31 Juli 1948, beliau menuliskan: “Baik buruknya partai, cerdas bodohnya partai, rajin malasnya tergantung pada sifat para anggotanya pula! Kepintaran, keyakinan dan ketabahan seluruhnya anggota partai pula.” (Malaka, 2015: 90) Secara implisit Tan Malaka memang membicarakan khusus tentang partai, namun secara kontekstual tulisan ini juga berlaku bagi organisasi apapun. Sehingga dapat dikatakan bahwa majunya suatu organisasi berbanding lurus dengan kualitas dari anggotanya, dan kualitas anggota tidak akan membawa pada kemajuan organisasi tanpa manajemen yang baik dalam organisasinya. Maka tak heran pula ketika Abdus Salam (2014: 13) mengatakan bahwa sumber daya insani memiliki peran strategis bagi suatu organisasi. Betapapun majunya penggunaan teknologi informasi, tersedianya modal dan bahan, bagi sebuah organisasi, namun tanpa adanya sumber daya manusia, maka tujuan organisasi tidak akan dapat terwujud. Manusia merupakan satu-satunya sumber daya organisasi yang memiliki kemampuan untuk berpikir, berkreasi, berketerampilan, berpengetahuan dorongan, daya dan karsa sehingga dengan semua itu dapat memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Pentingnya peran penting manusia dalam tubuh organisasi mendorong setiap orang yang terlibat didalamnya untuk menjunjung tinggi perilaku organisasi (organizational behavior). Perilaku organisasi ini sangat penting untuk diterapkan dalam berorganisasi, hal ini dikarenakan perilaku organisasi itu terkait dengan apa yang dilakukan individu dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja organisasi. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008: 11) mengatakan bahwa perilaku organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi, yaitu individu, kelompok dan struktur. Selain itu, perilaku organisasi menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang individu, kelompok, dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi bekerja secara lebih efektif . Organisasi saat ini dihadapkan pada tantangan peningkatan produktivitas, inovasi yang terus-menerus (performa), improvisasi produk dan pelayanan prima. Perubahan lingkungan eksternal organisasi yang sangat cepat menuntut setiap organisasi untuk mempunyai kemampuan mengelola sumber daya insani yang dimiliki. Faktor perubahan lingkungan mendorong suatu organisasi untuk melakukan cara pandang manajemen strategis. Hal ini dikatakan oleh Alfred Chandler (dalam Sutarto, 2012: 362) bahwa landasan pemikiran cara pandang
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
manajemen strategis adalah pembentukan struktur organisasi harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan. Dalam organisasi, kebutuhan akan manajemen tidak terelakkan lagi, karena dalam pelaksanaannya manajemen memiliki empat fungsi pokok, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). Planning berarti memutuskan apa yang harus terjadi di masa depan (hari ini, minggu depan, bulan depan, tahun depan, setelah lima tahun, dan seterusnya) dan membuat rencana untuk dilaksanakan. Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi dengan bagianbagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagianbagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasia juga dapat dimaknai sebagai upaya membuat penggunaan maksimal dari sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan baik. Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Controlling adalah proses pengawasan performa setiap unsur untuk memastikan bahwa jalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Uraian-uraian diatas menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan organisasi. Terlebih bagi mahasiswa, yang notabene berorganisasi merupakan sarana dalam mengaplikasikan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian) serta trifungsi mahasiswa (agent of change, agent of social control dan agent of intellectual). Maka menjalankan organisasi haruslah disertai dengan aktualisasi manajemen, karena pada dasarnya antara organisasi dan manajemen memiliki kaitan yang sangat erat. Eratnya hubungan tersebut dapat dilihat pada prinsip-prinsip yang melekat pada keduanya. Hasibuan (2014: 2) menjabarkan dasar-dasar manajemen yang juga berkaitan dengan organisasi sebagai berikut: 1) Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal 2) Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai 3) Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur 4) Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik 5) Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan 6) Adanya human organization. Jika kita melihat perjalanan dari organisasi kemahasiswaan di FAI dengan berbagai dinamikanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apakah sudah sesuai dengan prinsip manajemen atau belum. 1) Dari aspek perencanaan, sudah barang tentu organisasi yang baik adalah yang merencanakan program apa yang akan dilaksanakan selama periodisasinya berjalan. Dalam hal ini, setiap organisasi telah melaksanakan Rapat Kerja untuk mempersiapkan kepengurusannya selama satu periode, dengan demikian ormawa di FAI sudah sesuai dengan prinsip manajemen yang pertama, hanya
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
saja perencanaan yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan saling terintegrasi satu sama lain. 2) Dapi aspek pengorganisasian, membuat struktur yang saling terintegrasi satu sama lain serta pemanfaatannya dalam melaksanakan tugas organisasi merupakan suatu keniscayaan, dan sudah tentu seluruh organisasi di FAI telah menjalankannya sehingga ini sesuai dengan prinsip manajemen yang kedua. 3) Dari aspek tindakan, terkadang ini yang menjadi titik lemah, dimana program kerja yang telah direncanakan banyak menemui hambatan sehingga seringkali tidak sesuai dengan harapan. Banyak hal yang bisa menjadi hambatan, diantaranya seperti masalah kepengurusan, inkonsistensi, atau bahkan anggaran. Namun dengan pola manajemen yang baik sejatinya permasalahan seperti ini bisa diatasi sehingga program-program ormawa masih bisa direalisasikan. 4) Dari aspek pengawasan, organisasi yang baik selalu menjalankan sistemnya secara terbuka. Dalam hal ini, ormawa di FAI memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Dari seluruh organisai di FAI, BLM merupakan lembaga yang mempunyai tugas sebagai alat kontrol. Maka secara tidak langsung dalam lingkungan organisasi di FAI telah melaksanakan prinsip manajemennya. Terlebih lembaga yang menaunginya sudah pasti akan mengawasi kinerja ormawa melalui bidang kemahasiswaan ditingkat fakultas bahkan universitas. Kesimpulan Dalam kehidupan yang serba canggih ini manajemen sangat berperan penting dalam kehidupan. Jadi, manajemen harus dilakukan dalam segala sesuatu didunia ini. Karena semua yang dilakukan perlu adanya manajemen agar dapat terlaksana dengan baik, walaupun manajemen sangat sulit dilakukan karena setiap manusia terkadang ingin bebas melakukan hal yang mereka inginkan tanpa adanya konsep apa yang harus dilakukannya dan merasa bosan bahkan sungkan untuk menepati manajemen jadwal yang sudah dibuat. Dalam suatu organisasi, manajemen sangat dibutuhkan. Dengan manajemen organisasi akan berjalan dengan baik, karena dalam prosesnya manajemen memiliki empat fungsi pokok, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (bertindak) dan controlling (pengawasan). Jika fungsi-fungsi tersebut dapat dijalankan dengan baik maka bukan hal yang mustahil tujuan organisasi akan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Di Fakultas Agama Islam, organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang cukup signifikan dalam mewadahi mahasiswa untuk membentuk karakter. Dengan manajemen yang baik maka organisasi akan dapat memberi manfaat yang lebih optimal baik bagi mahasiswa attaupun lembaga. Saat ini prinsip manajemen telah dilaksanakan dalam pelaksanaan organisasi kemahasiswaan, namun sejauh ini dirasa kurang maksimal sehingga harus terus ditingkatkan lagi. Daftar Pustaka Indrajit, Rchardus Eko dan Djokopranoto, Rchardus, 2004, Manajemen Perguruan Tinggi Moderen, Jakarta.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Hasibuan, Malayu S.P., 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara. Jahari, Jaja dan Syarbini, Amirullah, 2013, Manajemen Madrasah; Teori, Strategi dan Implementasi, Bandung: Alfabeta. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Keputusan Rektor Nomor 997/SK/A.2/XI/2014 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Intra-Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang Malaka, Tan, 2015, Catatan-Catatan Perjuangan (1946-1948), Bandung: Sega Arsy. Manullang, M., 2012, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A., 2008, Perilaku Organisasi; Organizational Behavior, terj. Diana Angelica, Jakarta: Salemba Empat. Salam, Abdus, 2014, Manajemen Insani dalam Bisnis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutarto, 2012, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tim Perumus Kemahasiswaan, 2014, Pedoman Organisasi Kemahasiswaan, Karawang: Universitas Singaperbangsa Karawang. Umam, Khaerul, 2014, Manajemen Perkantoran, Bandung: Pustaka Setia.