URETRITIS GONORE DENGAN TERAPI CEFIXIME I Wayan Dede Fridayantara, IGK Darmada, Luh Made Mas Rusyati Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar ABSTRAK Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Individu dengan infeksi ini sebagian besar datang dengan keluhan keluarnya discharge purulent dari alat kelamin disertai dysuria baik pada pria dan wanita. Dilaporkan kasus gonore dengan gejala klinis uretritis pada pasien pria berumur 22 tahun dengan keluhan keluarnya discharge purulent disertai dysuria sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diperoleh discharge purulent pada orifisium uretra eksterna (OUE) pasien dengan eritema dan oedema disekitarnya. Dari pengecatan gram dengan spesimen discharge pasien, diperoleh sebaran leukosit > 50/lpb serta ditemukan bakteri diplokokus gram negatif intrasel dan extrasel. Pengobatan yang diberikan adalah Cefixime 400 mg per-oral dosis tunggal. Pasien diberikan KIE dan dijadwalkan melakukan follow-up tiga hari kemudian. Hasil followup tidak ditemukan discharge, eritema serta oedema dengan sebaran leukosit 5-10/lpb dan tidak dijumpai bakteri diplokokus gram negatif. Prognosis pasien baik. Kata kunci: gonore, uretritis, discharge purulent, cefixime URETHRITIS GONORRHEA WITH CEFIXIME THERAPY ABSTRACT Gonorrhea is a sexually transmitted disease which is caused by Neisseria gonorrhoeae infection. Both men and women with gonorrhea come to the physicians with dysuria and profuse purulent discharge from genital as the main complain. Reported case of 22 years old men with chief complain profuse purulent discharge from his genital system accompanied with dysuria since 5 days ago. From the anamnesis and physical examination, we found purulent discharge from orificium urethra externa (OUE) patient that surrounded by erythema and oedema. Gram staining test was conducted and found PMN’s leukocyte count > 50/lpb with the presence of diplococcus gram negative bacteria intracellular and extracellular. Treatment given to this patient is Cefixime 400 mg single dose orally. Moreover education and information about the disease had given to this patient and he had to do a follow-up after 3 days. Follow-up result shown discharge, erythema and oedema weren’t found, with leukocyte count 5-10/lpb and no presence of diplococcus gram negative bacteria. The patient’s prognosis is good. Keywords: gonorrhea, urethritis, purulent discharge, cefixime
diantara
PENDAHULUAN
penyakit
menular
seksual
satu
lainnya.1,2 Penyakit ini disebabkan oleh
penyakit menular seksual dengan angka
infeksi bakteri diplokokus gram negatif
insiden tinggi yang sering dijumpai
Neisseria
Gonore
merupakan
salah
gonorrhoeae.1,2
Infeksi 1
gonore umumnya menular dari satu
beberapa kasus, servisitis merupakan
individu ke individu lainnya melalui
keluhan yang paling sering dijumpai
kontak seksual, namun infeksi juga
pada wanita yang terinfeksi gonore.1,3,5
dapat terjadi melalui transmisi vertikal
Selain
selama persalinan.3 Individu yang aktif
infeksi gonore juga dapat memberikan
secara
gambaran klinis proktitis, orofaringitis,
seksual
mempunyai
manifestasi
berupa
uretritis,
kecenderungan memiliki resiko yang
konjungtivitis
lebih tinggi untuk terinfeksi gonore.4 Di
diseminata.1,3,5
Amerika Serikat dilaporkan terdapat
gonore berdasarkan anamnesis pasien,
sekitar 350.000 kasus baru gonore pada
pemerikssaan fisik dan pemeriksaan
tahun 2006.5 Angka kejadian tertinggi
penunjang.1
ditemukan pada wanita dengan rentang
pengecatan gram memiliki sensitifitas
usia 15-19 tahun dan pria dengan
dan spesifisitas yang tinggi dalam
rentang usia 20-24 tahun.3,5,6 Dikatakan
membantu mendiagnosis infeksi gonore
bahwa insiden kasus gonore lebih tinggi
pada
pada negara berkembang dibandingkan
hapusan
dengan negara industri.5
keakuratan diagnosis yang lebih tinggi
Gejala bersifat
penyakit
gonore
simptomatis
asimptomatis.4 gonorrhoeae
Bakteri menyerang
dapat maupun
Neisseria membran
dan
gonore
Penegakan
Pemeriksaan
pria.1,3,5 Pada vagina
diagnosis
penunjang
wanita,
memiliki
kultur tingkat
jika dibandingkan dengan pengecatan gram.3,5 Terapi gonore sangat bergantung pada
modalitas
antibiotik
yang
mukosa terutama membran mukosa
digunakan.3,5 Saat ini, terapi kombinasi
dengan jenis epitel kolumnar sebagai
merupakan pilihan terapi lini utama
tempat infeksinya.1,3 Epitel jenis ini
dalam
banyak dijumpai pada servik, rektum,
mencegah berkembangnya resistensi.3,5
faring
sehingga
Prognosis penyakit ini akan sangat baik
gonore
jika memperoleh terapi antibiotik yang
dan
manifestasi
konjungtiva klinis
infeksi
bersifat variatif.3 Pada pria dengan
pegobatan
gonore
guna
tepat dan adekuat.3
gonore, keluhan uretritis akut paling sering dijumpai.1,3-5 Keluhan ini disertai
LAPORAN KASUS
dengan keluarnya discharge purulent
Seorang pria berusia 22 tahun
dari alat kelamin dan rasa nyeri saat
datang ke poliklinik kulit dan kelamin
kencing.1,3,5 Pada wanita, sekitar 50%
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
kasus
Sanglah pada tanggal 7 Januari 2014
bersifat
asimptomatis.
Dari
2
dengan nomor rekam medis: 01599541.
yaitu pemeriksaan pengecatan gram.
Pasien datang dengan keluhan utama
Dari pengecatan gram diperoleh sebaran
keluarnya cairan berupa nanah dari alat
leukosit
kelamin sejak lebih kurang 5 hari yang
ditemukannya bakteri diplokokus gram
lalu. Keluarnya cairan berupa nanah
negatifintrasel
dari alat kelamin pasien tanpa disertai
tidak
rasa gatal, namun dijumpai adanya nyeri
histopatologi maupun pemeriksaan PA.
saat buang air kecil. Dari anamnesis
Dari
pasien, diketahui bahwa pasien yang
(status internus dan status venerologi)
bersangkutan
dan
pernah
melakukan
>
50/lpb
dan
dengan
dan
ekstrasel.Pasien
melakukan
pemeriksaan
anamnesis,
pemeriksaan
pemeriksaan
fisik
penunjang
hubungan seksual dalam kurun waktu
(pengecatan gram) yang telah dilakukan
lebih kurang 14 hari terakhir. Riwayat
tersebut, pasien didiagnosis dengan
pengobatan,
uretritis
riwayat
penyakit
dan
gonore
dan
direncanakan
riwayat operasi disangkal. Dari riwayat
mendapatkan
keluarga
pernah
berupa Cefixime dosis tunggal dengan
mengalami penyakit serupa dan riwayat
dosis 400mg per-oral. Pasien diberikan
penyakit lain dalam keluarga juga
KIE dan juga jadwal follow-up kembali
disangkal. Pasien juga menyangkal
3 hari kemudian.Pada hari keempat,
riwayat alergi.
pasien datang kembali ke poliklinik
tidak
ada
yang
terapi
farmakologis
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
untuk melakukan follow-up pengobatan,
status internus pasien dalam batas
diperoleh keadaan umum pasien baik,
normal. Dimana tekanan darah pasien
tidak ada keluhan dysuria kembali,
110/70 mmHg dengan laju respirasi 20
discharge purulent disangkal dan tidak
kali/menit dan nadi 80 kali/menit serta
ditemukan eritema dan oedema di OUE.
suhu axilla 36oC. Pada pemeriksaan
Dilakukan pengecatan gram pada swab
status venerologi pasien, pada daerah
genital pasien, dengan diperoleh hasil
orifisium
(OUE)
sebaran PMN leukosit 5-10/lpb dan
dengan
tidak
ditemukan
uretra
eksterna
adanya
eritema
ditemukan
adanya
bakteri
disertai keluarnya discharge purulent.
diplokokus gram negatif intrasel dan
Oedema juga ditemukan pada OUE
ekstrasel.
pasien. Pasien dianjurkan
yang untuk
bersangkutan melakukan
pemeriksaan penunjang laboratorium
DISKUSI Gonore penyakit
merupakan menular
salah
seksual
satu yang 3
disebabkan
oleh
infeksi
gonorrhoeae.1,3,5
Neisseria
Penularan
gonore
Patogenesis melibatkan
infeksi
kemampuan
gonore melekatnya
umunya terjadi melalui kontak seksual
bakteri Neisseria gonorrhoeae pada
dengan individu atau pasangan yang
mukosa jaringan yang tersusun atas
terinfeksi Neisseria gonorrhoeae.1,3,5
epitel kolumnar yang banyak dijumpai
Faktor
untuk
pada traktus urogenitalis, rektum, faring
meliputi
dan konjungtiva.3 Pelekatan bakteri
hubungan seksual multipartner dan
Neisseria gonorrhoea difasilitasi oleh
berganti-ganti,
struktur fimbrae yang dimilikinya.3
resiko
terjadinya
yang
infeksi
menikah,
terlibat
gonore
usia
muda,
pengguna
terlarang,
belum
obat-obatan dengan
pelekatan
pada
sel
epitel
sosial
kolumnar selanjutnya akan diikuti oleh
ekonomi dan tingkat pendidikan yang
proses invasi yang dimediasi oleh
rendah, serta riwayat infeksi gonore
adhesin dan spingomyelinase melalui
sebelumnya.3
pasien
proses endositosis.3 Setelah berhasil
tingkat
masuk
berusia
kelompok
Proses
Pada
muda
kasus, dengan
ke
dalam
sel,
bakteri
ini
pendidikan terakhir mengecap bangku
kemudian memulai proses replikasi di
sekolah menengah atas. Pasien juga
dalam sel
memiliki riwayat berhubungan seksual,
proses inflamasi dan mampu tumbuh
namun tidak dijelaskan lebih lanjut
dalam
penggunaan
anaerob.3
alat
kontrasepsi
saat
berhubungan seksual. Pada Serikat
tahun
lingkungan
di
Amerika
beberapa
sekitar
uretritis,
terdapat
manifestasi
maupun
orofaringitis,
angka
gonore
yang
tinggi
pada
klinis
servisitis,
350.000 kasus baru gonore, dengan kejadian
aerob
Infeksi gonore dapat menimbulkan
2006,
dilaporkan
yang selanjutnya memicu
berupa proktitis,
konjungtivitis
diseminata.3,5
hingga Uretritis
kelompok usia muda.5 Angka kejadian
merupakan gejala yang paling sering
infeksi gonore tertinggi tercatat terjadi
dijumpai pada pasien dengan infeksi
pada wanita dengan kelompok usia 15-
Neisseria
19 tahun dan pria dengan kelompok
gonore dengan gejala uretritis biasanya
usia 20-24 tahun.3,5,6 Pasien pada kasus
ditandai dengan keluarnya discharge
diatas
purulent dari orifisium uretra eksterna.3
berusia
22
tahun,
ini
gonorrhoeae.1,3,5
menunjukkan pasien ini memiliki faktor
Proses
resiko untuk terinfeksi gonore.
menyebabkan membran mukosa pada bagian
infeksi
anterior
yang
uretra
terjadi
Infeksi
akan
mengalami 4
inflamasi,
ini
karakterisktik
nyeri
munculnya
menimbulkan
eritema
saat
urinasi,
lokal
disekitar
membran mukosa yang terinfeksi masih merupakan
gold
laboratorium
standard
gonore,
uji namun
meatus uretra anterior dan oedema.3
pemeriksaan dengan metode pengecatan
Pada kasus ini, pasien berusia 22 tahun
gram dari discharge pasien juga dapat
datang dengan keluhan kencing nanah
memberikan diagnosis yang akurat.3,5
sejak
Pada
5
hari
sebelumnya.
Dari
laki-laki
dengan
gejala
pemeriksaan fisik pada daerah genital
simptomatis uretritis gonore yang jelas,
yang
pemeriksaan
telah
discharge
dilakukan,
purulent
didapatkan
pada
orifisium
laboratorium
dengan
metode pengecatan gram menunjukkan
uretra eksterna pasien disertai dengan
sensitivitas
eritema dan oedema yang ditemukan
tinggi.1-4
Sedangakan
mengelilingi wilayah orifisium uretra
dengan
gejala
eksterna
keakuratan diagnosis hanya 50%.5 Uji
pasien.
Pasien
juga
dan
spesifisitas pada
servisitis
yang wanita gonore,
mengeluhkan rasa nyeri yang dirasakan
laboratorium
ketika urinasi dan pasien datang dengan
pengecatan gram akan menunjukkan
terlihat nyeri (visual analogue scale 1).
peningkatkan jumlah polimorfonuklear
Dari anamnesis yang dilakukan, pasien
sel leukosit mencapai ≥ 30 /lapang
memiliki riwayat berhubungan seksual
pandang yang membuktikan adanya
lebih kurang 14 hari yang lalu. Adanya
proses inflamasi yang terjadi.5 Selain
discharge purulent yang keluar dari alat
jumlah PMN yang abnormal, pada
kelamin, eritema, oedema disekitar
pengecatan
OUE disertai timbulnya rasa nyeri saat
adanya bakteri diplokokus gram negatif
urinasi pasien mengarahkan diagnosis
intrasel dan ekstrasel.3,5 Pada kasus
ke arah infeksi gonore yaitu uretritis
diatas,
gonore. Ini diperkuat dengan adanya
melakukan
riwayat
gram untuk menunjang diagnosis. Dari
berhubungan
seksual
dengan
gram
pasien
akan
metode
ditemukan
dianjurkan
pemeriksaan
pengecatan
sebelumnya yang merupakan faktor
hasil
resiko infeksi gonore.
menggunakan spesimen dari discharge
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan
berperan
sebagai
penunjang modalitas
pengecatan
untuk
juga
jumlah PMN leukosit mencapai >
dalam
50/lpb. Selain itu, pengecatan gram dari discharge
bakteri
menunjukkan
ataupun
dengan
pasien, diperoleh adanya peningkatan
mempertajam diagnosis gonore.1 Kultur discharge
gram
hapusan
pasien
pasien
adanya
juga bakteri 5
diplokokus gram negatif dan ekstrasel.
gonore.7
Pada
dilakukan
secara aktif melawan infeksi Neisseria
PA
dan
gonorrhoeae, namun sejak berkembang
histologi. Hasil pemeriksaan penunjang
dan meluasnya resistensi antibiotik, kini
ini
hanya sedikit antibiotika yang masih
pasien
ini
pemeriksaan
tidak
laboratorium
mendukung
diagnosis
pasien
mengarah pada gonore.
Beberapa
obat
antibiotika
efektif untuk melawan infeksi Neisseria kasus
gonorrhoeae.8 Saat ini World Health
gonore dengan manifestasi klinis berupa
Organization (WHO) dan Central for
uretritis yaitu uretritis non-gonokokal
Disease Control and Prevention (CDC)
yang biasanya disebabkan oleh bakteri
merekomendasikan
C. trachomatis.7 Pada uretritis non-
antibiotik dengan cure rate≥ 95% dalam
gonokokal
bakteri
pengobatan gonore.2Sebagai terapi lini
penyebab uretritis berlangsung lebih
pertama dalam pengobatan gonore,
lama
WHO dan CDC merekomendasikan
Diagnosis
banding
masa
sekitar
manifestasi
pada
inkubasi
1-5 klinis
minggu yang
dengan
mengikuti
seperti keluarnya discharge dari uretra, disuria
dan
hematuria.7
terkadang
Discharge
disertai
uretra
pada
penggunaan
antibiotika
Pemberian
antibiotika
sefalosporin
generasi
tunggal
baik
dan eksresinya lebih cenderung terjadi
ataupun
per-oral
hari.7
pagi
uretritis
Diagnosis
banding
non-gonokokal
dapat
golongan
sefalosporin generasi ketiga.5,8,9
uretritis non-gonokokal lebih mukoid
di
penggunaan
utama
secara
dalam
Sefalosporin
golongan
ketiga
dosis
intramuskular
merupakan
pengobatan merupakan
terapi
gonore.5
salah
satu
disingkirkan karena sesuai dengan hasil
antibiotika golongan β-laktam dengan
pemeriksaan
generasi ketiganya yaitu cefixime (oral)
fisik
discharge
yang
diperoleh tidak mukoid, namun lebih
ceftriaxone
purulent. Selain itu dari pengecatan
menunjukkan efektifitas menjanjikan
gram,
pada
ditemukan
mikroorganisme
adanya
terapi
yang
gonore.2Sefalosporin
gram
memiliki sifat yang lebih stabil terhadap
negatif intrasel dan ekstrasel yang
cincin β-laktamase yang diproduksi
merupakan
bakteri sehingga ia memiliki spektrum
ciri
diplokokus
(intramuskular)
khas
dari
infeksi
kerja yang lebih luas.2,10 Antibiotik
gonokokal. Pemilihan antibiotik yang tepat
golongan
ini
berperan
dengan dosis yang sesuai merupakan
bakterisidal,
prinsip
gonorrhoeae dan memiliki kemampuan
dasar
dalam
pengobatan
membunuh
sebagai
bakteri
N.
6
melewati sawar darah otak.10 Meskipun
intramuskular.3,5,8 WHO dan CDC juga
penggunaan
intramuskular
merekomendasikan untuk melakukan
ceftriaxone lebih direkomendasikan dan
terapi kombinasi dengan azithromycin
lebih
atau doksisiklin pada terapi gonore
injeksi
banyak
penggunaan
digunakan, oral
namun
cefixime
memberikan efektifitas
terapi
juga
untuk
mengatasi
co-infeksi
yang
yang
disebabkan oleh C. trachomatis yang
menjanjikan.8 Pemberian dosis tunggal
tidak
cefixime 400 mg oral pada pengobatan
diagnosis.3,5 Dosis yang dianjurkan
gonore, menunjukkan efektifitas yang
sebagai
hampir sebanding dengan pemberian
azythromycin 1 gram per-oral dosis
ceftriaxone (97,5 % cure; 95% CI, 95,4-
tunggal atau doksisiklin 100 mg per-
98,8%).2,8
dan
oral dua kali sehari selama 7 hari.2,3,5
ceftriaxone, antibiotik lain yang dapat
Pada pasien ini, pengobatan gonore
digunakan sebagai
yang diberikan sesuai dengan guideline
Selain
pengobatan
cefixime
alternatif dalam
gonore
siprofloksasin,
bisa
disingkirkan
terapi
kombinasi
melalui
yaitu
meliputi
dan rekomendasi dari WHO dan CDC.
dan
Pada kasus, pasien diberikan antibiotik
ofloksasin,
lefofloksasin.3
Cefixime 400 mg per-oral dosis tunggal.
Terapi
dosis
tunggal
yang
Pemberian
dianjurkan
untuk
gonore
tanpa
bakterisida bertujuan untuk membunuh
komplikasi yaitu pemberian antibiotika
bakteri diplokokus gram negatif N.
Ceftriaxone 125 mg intramuskular dosis
gonorrhoeae
tunggal
atau
dengan
gonore. Pemberian antibiotika ini sudah
Cefixime
400
mg
antibiotika
yang
yang
bersifat
menyebabkan
dosis
tepat dan sesuai dengan guideline WHO
tunggal.2,3,5,8 Alternatif antibiotik lain
untuk mencapai kesembuhan pasien.
yang
Terapi yang diberikan pada pasien ini
dapat
per-oral
cefixime
diberikan
yaitu
siprofloksasin 500 mg per-oral dosis
tidak
tunggal, ofloksasin 400 mg per-oral
pemberian azythromycin karena infeksi
dosis tunggal, atau lefofloksasin 250 mg
oleh C. trachomatis dapat disingkirkan
per-oral dosis tunggal.3 Apabila terjadi
dari uji laboratorium pengecatan gram
reaksi
dengan
terhadap
antibiotik
yang dilakukan. Pasien dijadwalkan
sefalosporin
ataupun
untuk melakukan follow-up kembali 3
kuinolon, pengobatan gonore dilakukan
hari kemudian. Pada hari keempat,
dengan
antibiotik
pasien datang kembali ke poliklinik
Spectinomycin 2 gram dosis tunggal
untuk melakukan follow-up, diperoleh
golongan
alergi
dikombinasikan
pemberian
7
tidak ada keluhan dysuria kembali,
pasangan yang beresiko tinggi tertular
discharge purulent disangkal dan tidak
penyakit
ditemukan eritema serta oedema di
menggunakan alat kontrasepsi kondom
OUE. Dilakukan pengecatan gram pada
dan
swab genital pasien, diperoleh sebaran
skrining
PMN
secara berkala.
leukosit
5-10/lpb
dan
tidak
menular
dianjurkan
seksual
untuk
penyakit
selalu
melakukan
menular
seksual
ditemukan adanya bakteri diplokokus gram negatif intrasel dan ekstrasel. Dari
SIMPULAN
hasil
Dilaporkan kasus, pria berusia 22 tahun
follow-up
tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa pemberian terapi
mengalami
oral cefixime 400 mg dosis tunggal
keluhan keluarnya discharge purulent
memberikan
dari OUE dan dysuria sejak 5 hari
hasil
terapi
yang
memuaskan pada pasien tersebut. Prognosis
pasien
gonore
dengan
sebelumnya. Diperoleh adanya eritema, akan
oedema dan discharge purulent pada
sangat baik jika pengobatan dilakukan
OUE pasien. Uji laboratorium dengan
sedini
pengecatan
mungkin
gonore
infeksi
dengan
pemberian
gram
pada
discharge
antibiotika yang tepat dan dosis yang
menunjukkan sebaran PMN leukosit >
sesuai.3
50/lpb
Pada
kasus
ini
pasien
dengan
adanya
bakteri
menunjukkan prognosis yang baik, ini
diplokokus gram negatif intrasel dan
ditunjukkan
ekstrasel.
dari
adanya
perbaikan
Pasien
diberikan
klinis yang terlihat setelah menjalani
antibiotika
terapi. Sembuh dari infeksi Neisseria
tunggal per-oral. KIE diberikan pada
gonorrhoeae yang sebelumnya tidak
pasien, dan pada follow-up 3 hari
akan
kemudian pasien menunjukkan keadaan
menutup
kemungkinan
untuk
kembali terjadinya infeksi/re-infection.3 Selain
penatalaksanaan
klinis
Cefixime
membaik,
400mg
terapi
tidak
dosis
ditemukan
secara
discharge purulent, eritema dan oedema
medikamentosa, pasien juga diberikan
pada OUE dengan Pengecatan gram
informasi
melalui
menunjukkan sebaran PMN leukosit 5-
komunikasi dua arah dengan dokter.
10/lpb serta tidak ditemukan bakteri
Adapun KIE yang diberikan pada
diplokokus gram negatif intrasel dan
pasien
ekstrasel. Prognosis pasien baik.
dan
seperti
edukasi
tidak
melakukan
hubungan seksual jika memungkinkan. Apabila hubungan
berpotensi seksual
melakukan
terlebih
dengan 8
State: Mc Graw-Hill, 2010:h
DAFTAR PUSTAKA 1. Daili
SF.
Gonore.
Dalam:
Djuanda A, Hamzah M, Aisah
459-468. 6. Putten
JV
dan
Tonjum
T.
Cohen
J,
S, penyunting. Ilmu Penyakit
Neisseria.
Dalam:
Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5.
Powderly
WG,
Jakarta: Balai Penerbit FK UI,
Calandra T, Clumeck N, Farrar J
2009;h: 369-380.
dkk,
2. Barry MP dan Klausner JD. The use
of
cephalosporins
gonorrhea:
the
for
impending
problem of resistance. Expert Opinion
Pharmacother.
2009;10(4):1-23.
Tyring
SK.
Other
Venereal
penyunting.
Gonorrhea
and
Diseases.
Dalam: Wolff K, Goldsmith LA,
SM,
Infectious
Diseases. Edisi ke-3. United State: Mosby Elsevier, 2010: h 1676-1689. 7. Hatta TH, Amiruddin MD dan Adam
AM.
Case
Urethritis
3. Garcia Al, Madkan VK dan
Opal
Report:
Gonnorhea
Homosexual.
in
International
Journal of Dermato Venerology. 2012;1(1): 73-77. 8. Bala
M
dan
Sood
S.
Katz SI, Gilchrest BA, Paller
Cephalosporin
AS,
Neisseria gonorrhoeae. Journal
Leffel
Fitzpatick’s
DJ,
penyunting.
Dermatology
In
General Medicine. Edisi ke-7. United State: Mc Graw-Hill, 2008;h 1993-2000.
Resistance
in
of Global Infectious Diseases. 2010:2(3): 284-290. 9. Horgan MM. Practice Point 29: Management
of
gonorrhea.
4. Mayor TM, Roett MA dan
Dalam: Cohen J, Powderly WG,
Uduhiri KA. Diagnosis and
Opal SM, Calandra T, Clumeck
Management
Gonococcal
N, Farrar J dkk, penyunting.
Infections. American Academy
Infectious Diseases. Edisi ke-3.
of
United State: Mosby Elsevier,
of
Family
Physicians.
2012;86(10): 931-938. 5. Ram
S
dan
Rice
2010: h 665-666. PA.
10. Katzung,
B.G.
Farmakologi
Gonococcal Infections. Dalam:
Dasar dan Klinik. Edisi 10.
Kasper DL dan Fauci AS,
Jakarta:
penyunting.
2007;10(39):p748-767
Infectious
Harrison’s Diseases.
EGC,
United 9
10