Achmat Mubarok
97
UPAYA PENGURUS ASRAMA ”B” PONDOK PESANTREN NGALAH DALAM MEMBENTUK SANTRI YANG BERMORAL DAN BERIDEOLOGI BERBASIS RELIGIUS DAN NASIONALIS Jamhuri Universitas Yudharta Pasuruan
[email protected] Abstrak: Berbagai fenomena kerusakan moral di kalangan santri pun tidak lepas dari penyakitpenyakit tersebut. Padahal, sejarah telah menunjukkan kepada kita, bahwa kekuatan dan kejayaan suatu masyarakat atau bangsa berangkat pada moral. Apabila moral baik maka sejahteralah suatu masyarakat atau bangsa, namun sebaliknya kehancuran akan melanda suatu masyarakat atau bangsa ketika terjadi kemerosotan moral. Penelitian ini berjudul upaya pengurus asrama b pondok pesanten ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan beridiologi berbasis religius dan nasionalis. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil yang dicapai. Beberapa upaya pengurus Asrama B Pondok Pesanten Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan beridiologi berbasis religius dan nasionalis. ideologi yang di bangun pada model pesantren ini, pendidikan tidak hanya sebatas proses transfer of kwoledge, pengalihan dan pemberian pengetahuan dari kyai atau (guru) kepada santri (murid). tetapi seseorang wajib untuk menuntut ilmu, dalam pencarian ilmu itu seorang murid harus melalui guru atau kyai yang menjadi sumber pengetahuan. Ketika sedang menuntut ilmu, maka seorang santri atau murid harus tunduk dan patuk pada apa yang menjadi aturan guru atau kode etik pesantren) yang telah ditentukan secara otoritatif oleh kyai sebagai pengasuh utama di pesantren. Kata Kunci: Pengurus, Moral, Ideologi, Religius, Nasionalis. al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
98
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
Pendahuluan Remaja sebagai generasi muda, kader penerus perjuangan bangsa dan pembangun nasional, merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi. Untuk itu potensi–potensi tersebut perlu digali, dikembangkan serta diarahkan. Karena tanpa adanya bimbingan dan arahan dari orang dewasa,seseorang yang memiliki emosi tidak stabil akan mengalami banyak permasalahan. Maka dari itu Mengingat pentingnya peranan bagi pembangunan untuk melibatkan diri pada kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat nanti dalam menghadapi berbagai situasi sosial dan moral. Untuk mengembangkan tugas yang teramat mulia ini maka dituntut untuk dapat mengaktualisasikan dirinya secara sempurna kedalam kegiatan atau aktifitas sehari-hari. Setiap seseorang mempersiapkan diri memasuki masa dewasa, keadaan pribadi, sosial dan moral,keberadaan dalam periode kritis itulah yang menjadikan kita untuk berubahan. Kritis disebabkan karena sikap, kebiasaan dan pola perlakuan sedang dimapankan, dan ada atau tidaknya kemampuan itumenjadi penentu apakah yang bersangkutan dapat menjadikan dewasa dalam artian memiliki keutuan atau tidak. Dalam periode ini individu memiliki kepribadian tersendiri yang akan menjadi pegangan (falsafah hidup). Selain itu perkembangan teknologijuga mempengarui strata sosial dan budaya masyarakat, khususnya moralitas mereka yang terbilang lemah. Semua itu adanya pengaruh lingkungan sekitar dan teknologi yang semakin canggih. Memang harus diakui, bagaimanapun manusia pada umumnya tahu baik dan buruknya semua itu. Lebih-lebih moral atau tingkah laku santri di lingkungan pesantren sebagai pilar, pedoman dari semua perbuatannya ketika tingkah laku jelek maka seluruhnya akan jelek khususnya dalam lingkungan pendidikan juga ikut berpengaruh. Gejala kemerosotan moral dewasa ini sudah benar-benar mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang, sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Banyak terjadi adu domba dan al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
99
fitnah, menjilat, menipu, mengambil hak orang lain sesuka hati,dan perbuatan–perbuatan maksiat lainnya. Kemerosotan moral yang demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi, karena bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan, kedudukan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa kepada para pelajar tunas-tunas muda yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan membela kebenaran, keadilan dan perdamaian masa depan. Belakangan ini kita banyak mendengar keluhan orang tua, ahli didik orang–orang yang agama dan sosial. Tingkah laku penyimpangan yang ditunjukkan oleh sebagian generasi muda harapan bangsa itu sungguh pun jumlahnya mungkin hanya sepersekian persen dari jumlah pelajar secara keseluruan, sungguh amat disayangkan dan telah mencoreng keseluruan dan telah mencoreng kredibilitas dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan tingkah laku yang buruk. Lantas dimana letak fungsi dan peranan pendidikan agama dalam meningkatkan akhlak dan moralitas bangsa? adakah kesalahan yang telah dilakukan oleh dunia pendidikan. Moralitas juga merupakan kemampuan untuk memperjuangkan kebebasan absolut individual. Nabi bersabda,”aku diutus untuk menyempurnakan kemampuan akhlak yang mulia.” Itulah sebabnya kami berpendapat bahwa Muhammad diutus untuk mengartikulasikan bentuk peradapan berlandaskan firman Allah. Allah telah memuji Muhammad lewat firman nya, dalam surat AlQalam ayat 4 yang berbuny: Artinya:”Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”. (QS.68:4)1 Ketika Aisyah ditanya mengenai Ahmad, ia menjawab, ”Akhlak Muhammad adalah Al-Qur’an”. Al-Quran merupakan moral ketuhanan. Moral ketuhanan ini menjadikan dasar bahwa moralitas merupakan kemampuan untuk menjalankan kebebasan 1
Al-qur’an dan Terjemahnya. Kudus: MenaraKudus. hal. 564 al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
100
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
absolut (kuasa penuh dan tak terbatas) 2 individu. Sunnah merupakan pernyataan dari perwujudan moralitas, sunnah nabi yang merupakan praktik keseluruan kehidupannya, telah memperlihatkan upaya memperjuangkan kebebasan absolut individu secara penuh. Oleh karenanya, sunnah dapat sebagai pundak dari nilai-nilai moral yang merefleksika perkembangan kemajuan peradapan tertinggi.3 Seiring dengan kemajuan modernalisasi diberbagai aspek kehidupan, maka perilaku moral mengalami pergeseran nilai sehingga dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, perilaku individu sering mengalami konflik dan bertingkah laku tidak sesuai ddengan norma masyarakat dan norma agama. Maka dalam hal ini perilaku moral sangat dibutuhkan dan tidak hanya dipelajari tetapi diwujudkan dalam perbuatandan tindakan yang nyata. Derasnya arus informasi tidak dapat dibendung lagi. perilaku moral santri yang tidak jauh berbeda dengan anak luar semua itu faktor lingkungan, dan teman. Sering sekali kita lihat banyak santri yang salah memilih teman maka akhirnya ikut terjerumus oleh hal-hal yang tidak diinginkan. Kita khususnya santri sebagai generasi muda, kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi. Untuk itu potensi– potensi tersebut perlu digali, dikembangkan serta diarahkan dalam kehidupan bermasyarakat nantinya. Gambaran kelabu moral mereka diduga karena terjadi budaya akademik yang lemah dan ini terjadi hampir pada semua jenjang pendidikan. Budayabudaya birokrasi, kemampanan, dan budaya pop lain, tampak lebih dominan dari budaya akademik.4 Sebenarnya yang perlu disadari bersama adalah menghapus kesenjangan pandangan antara kenyataan kemampuan moral dengan modenitas yang terus berkembang. Kita harus kritis dan Maulana Achmad, Kamus Populer Ilmiah, (Yogyakarta: Absolut, 2004), 2 . An-naim, Abdullahi Ahmad, Syari’ah Demokratik. (Surabaya: Lembaga Studi AgamadanDemokrasi, 1996), 74. 4 Langgulung, Hasan, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1999),139. 2 3
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
101
optimis dalam memandang perkembangan zaman, sebagai peluang yang bagus untuk dikembangkan. Sebab bagaimanpun, mereka hidup pada zaman moderen, dan karena itu harus mampu meresponi kebutuhan dasar moral yang sesuai dengan tantangan zaman. Suatu kretifitas, keberanian bertindak, sikap realitas pragmatis, solidaritas kawan, kesenangan membaca dan belajar agama, adalah cara-cara tersendiri untuk menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada orang tua, guru dan orang yang lebih tua. Selain itu, sikap avonturir (pemberani)5 dan mendambakan kepahlawanan, serta sikap ingin menolong oang lain, misalnya perlu diapresi sebagai kecendrungan positif untuk dikembangkan, sesuai dengan tantangan yang akan mereka hadapi. Masalah moral merupakan salah satu masalah yang menjadikan perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Baik buruknya moral masyarakat akan menentukan keadaan masyarakat itu sendiri. Jika dalam suatu masyarakat bayak orang yang rusak moralnya, maka akan goncanglah keadaan masyarakt itu. Seiring dengan kemajuan dan modernisasi diberbagi aspek kehidupan, maka perilaku moral mengalami pergeseran nilai, sehingga dalam menjalankan kehidupan sehari-sehari perilaku individu seiring mengalami konflik dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma masyarakat dan norma agama. Maka dalam hal ini perilaku moral sangat dibutuhkan dan tidak hanya dipelajari tetapi diwujudkan dalam perbuatan tindakan yang nyata. Orang tua mereka mencarikan alternatif untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak-anaknya agar tidak memiliki perilaku moral yang negatif, salah satu alternatif tersebut adalah pondok pesantren. Lingkungan pondok komunitas tersendiri dimana kyai, ustadz, dan santri hidup bersama dalam satu lingkungan. Namun demikian lama seseorang tinggal di pondok pesantren mampu kecerdasan emosional seseorang bukanlah satu jaminan bahwa perilaku 5
Maulana Achmad, Kamus Populer Ilmiah, (Yogyakarta: Absolut), 2. al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
102
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
moralnya dapat terbentuk secara positif, sebab di era globalisasi ini semua informasi disajikan secara terbuka. Pemberitaan-pemberitaan tentang merosotnya moral dan ditambah dengan gencarnya filmfilm yang mengabaikan moral membuat remaja terangsang untuk mencoba perilaku tersebut. Berdasarkan kondisi diatas, maka penelitian tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Upaya Pengurus Asrama “B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral Dan Berideologi Berbasis Religius Dan Nasionalis Tahun 2015/2016. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya pengurus Asrama B Pondok Pesanten Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan beridiologi berbasis religius dan nasionalistahun 2015/2016? 2. Bagimana keberhasilan pengurus Asrama B Pondok Pesanten Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan beridiologi berbasis dan religius nasionalis tahun 2015/2016? Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa penting upaya pengurus Asrama B Pondok Pesantren Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis bereligius dan nasionalis tahun 2015/2016? 2. Untuk mengetahui keberhasilan pengurus Asrama B Pondok Pesanten Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis bereligius dan nasionalis tahun 2015/2016? Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan pengurus memberikan masukan bagi santri dalam membentuk moral dan berideologi berbasis religius dan nasionalistahun 2015/2016? Adapun secara terperinci tersebut diantaranya adalah untuk: 1. Lembaga Untuk memberikan masukan atau input kepada lembaga pondok pesantren yang diteliti tentang eksisten dan upaya–upaya al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
103
dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasionalkhususnya dalam bidang moral santri. 2. Peneliti a. Untuk mengetahui sesuatu yang baru dalam dunia moral pesantren. b. Untuk mengetahui bagaimana upayadan keberhasilanpengurus Asrama B dalam membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis bereligius dan nasionalistahun 2015/2016? c. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar sarjana pendidikan. 3. Pengurus Asrama B Nantinya diharapkan akan dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman sekaligus memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis religius dan nasionalis tahun 2015/2016? 4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Untuk memberikan khasanah yang lebih luas, bahwa perkembangan teknologi tidak selalu memberikan suatu yang baik. Ruang Lingkup Penenlitian Dengan berpijak pada rumusan penelitian yang di angkat dalam penyelesaian tugas akhir ini, maka dalam membatasi penelitian ini agar tidak melebar dan lebih terfokus pada arah yang diharapkan, maka yang dibahas hanya tentang: 1. Upaya pengurus Asrama B Pondok Pesantren Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis religiusdan nasionalis tahun 2015/2016? 2. Bagimana keberhasilan pengurus Asrama B Pondok Pesanten Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan beridiologi religius dan nasionalis tahun 2015/2016? Definisi Oprasional 1. Pesantren Adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
104
2.
3.
4.
5.
6.
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
lainnya. Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis.6 Santri Adalah sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren. Santri yang tinggal dalam pondok yang menyerupai asrama biasa, dan disana mereka memasak dan mencuci pakaiannya sendiri, mereka belajar tanpa terikat waktu untuk belajar sebab mereka mengutamakan beribadah, termasuk belajarpun dianggap sebagai ibadah.7 Moral Adalah suatu perbuatan yang lahir dengan mudah dari jiwa yang tulus tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi.8 Ideologi Adalah sebuah sistem nilai atau keyakinanyang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelopok tertentu.9 Religius Adalah mengumpulkan atau mengikat jadi agama adalah keterikatan sekelompok manusia dengan tuhan atau dewa.10 Nasionalisme Adalah sebuah pola pikir kedalam mayoritas warga dan negara bangsa sebagai sebuah ideal dari lembaga politik,dan menganggap bahwa kebangsaan (nasionalitas) merupakan sumber energi budaya kreatif serta kesejahteraan ekonomi dan bersifat patriotik (cinta tanah air).11
Patrtaoni, H. Ahmad, Peran kyai pesantren dalam Partai politik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 87. 7 Arifin, Imron, Kepemimpinan Kyai, (Malang: Kalimasahada Prees, 1993), 11. 8 Nata,H.Abuddin, Manajemen Pendidikan, (Bogor : Prenada Media, 2003), 197. 9William, F.O’neil, Ideologi-Ideologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). 33. 10 Kahmad, H. Dadang, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 16. 11William, F.O’neil, Ideologi-Ideologi Pendidikan, 210. 6
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
105
Keberhasilan Pengurus Dalam Membentuk Moralitas Santri Asrama B Pondok Pesantren Ngalah Religius dannasionalis merupakan dasar pangkal tolak dari suatu aktivitas atau landasan tempat berpijak atas tegaknya sesuatu yang bersumber dari ajaran agama dan nasional merupakan paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Untuk membentuk santri yang religius nasionalisme tentunya tidaklah mudah, perlu adanya kesabaran ketelatenan dan pengajaran yang berbasis nasionalis seperti mengadakan diolaog terbuka terkait masalah moralitas santri berbasis religius agar terciptanya santri yang maju dan membertuk santri yang berideologi. KH. Sholeh Bahruddin berpendapat bahwasannya santri yang religius itu adalah santri yang bisa menyeimbangkan antara lahiriah dan batiniah (ilmu syariat dan thoriqoh). Ilmu syariat dapat diperoleh dengan melalui pendidikan formal dan non formal (pendidikan RA sampai dengan perguruan tinggi dan madrasah diniyah) sedang pendidikan thoriqoh diperoleh melalui pendidikan informal12. Oleh karena itu untuk membentuk santri yang religius maka KH.Sholeh Bahruddin berupaya untuk memberi tauladan nasionalisme yaitu dengan mendirikan berbagai macam jenis pendidikan diantaranya RA sampai dengan Universitas yang mana hal tersebut tentunya tidak mudah untuk dilakukan KH.Sholeh Bahruddin. Sehingga dalam membina santri religius tersebut suatu sikap nasionalisme yang diterapkan oleh KH.Sholeh Bahruddin sangatlah penting untuk diterapkan. Selain itu KH.Sholeh Bahruddin juga berkeinginan dan kemauan yang kuat, serta cita-cita besar untuk memperhatikan permasalahan bangsa dan permasalahan pendidkan di Indonesia, Universitas Yudharta Pasuruan sebagai salah satu institusi perguruan tinggi, ingin menjadikan kampusnya sebagai kampus rakyat yang mengantarkan mahasiswanya menjadi manusia kaffah, manusia religius yang memiliki kualitas intelektual maupun 12
Dawuh KH. Sholeh Bahruddin. Senin 24 Juni 20011. al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
106
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
kesalehan sosial, hidup dalam suasana toleren dan berdampingan (egaliter), selalu memberikan ketenangan dan kedamaian, serta memiliki daya fungsi maksimal untuk sekalian umat. Harapan ini terukir dan terejawantahkan (menjadi wujud) dalam visinya sebagai iniversitas yang unggul dalam bingkai moralitas religius, melalui penataan kehidupan kampus yang akademis dan multikultural. Dari hasil interview Nurma Yuwita S.Sos dalam lingkungan pesantren dapat diapresiasikan dengan mengadakan sorokan, pengajian, siraman-siraman yang berbaur moral santri, bukan hanya itu saja pengurus juga mendatangkan narasumber dari luar serta membahas permasalah-permasalahan yang muncul diera saat ini, semua itu guna membangun sarana fisik pendukung, pelatian dan pembinaan SDM yang dimiliki, mengembangkan potensi mereka.13 Munurut hasil wawancara dengan Mas’ulah.S.pSI selaku biro pendidikan pusat putri Pondok Pesantren Ngalah Rabu 12 Juni 2015 bahwa pemahaman santri mengenai ideologi religius dan nasionalis ini sudah seharusnya ada.difahami oleh santri ngalah secara umum sebab Romo Kyai Sholeh Bahruddin tidak cukup hanya sekedar berbicara beliaujuga telah memberikan contoh riilnya secara formal sudah jelas ideologi religius dan nasionalis ini benar-benar beliau tunjukkan dengan adanya dua event besar yang pernah diadakan di Pesantren Ngalah ini yaitu seminar antara umat beragamapada tahun 2005. dan seminar kebangsaan pada tanggal 22 Mei 2010 Dua event itu menurut bukti nyata bahwa semangat nasionalis yang ditunjukkan Kyai untuk para santri dan masyarakat pada umunya, tinggal bagaimana kami sebagai santri memahai dan mencontoh ideologi religius dan nasionalis yang tidak tanggungtanggung beliau tampakkan baik perkataan maupun perbuatan beliau.14 Bukan hanya itu, dari hasil pemaparan interview dari pengurus Nurul Asiyah upaya pengurus untuk membentuk moralitas santri Asrama B yaitu pengurus memberikan pengarahaan 13Hasil
Wawancara denganIbu Nurma Yuwita Kepala Pusat Putri. Rabu 01 Juni 2013 Hasil wawancara dengan Mas’ulah.S.pSI selaku biro pendidikan pusat putri. Pondok Pesantren Ngalah. Rabu 12 Juni 2013 14
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
107
dan pengertian pada santri dan padatnya kegiatan dalam menambah ilmu pengetahuan santri termasuk dalam hal pengajian kitab akhlak. Dawuh Agus Muhammadah sekitar tahun 20011 madrasah diniyah mengalami kemerosotan sehingga pengurus Asrama B membentuk progam syawir guna meningkatkan proses pembelajaran di madrasah diniyah, karena pembelajaran tersebut sangat penting bagi santri-santri madrasah diniyah. madrasah diniyah merupakan figur berbasis pesantren, Sehingga pengurus juga terfikir bahwa pembelajaran syawir dengan waktu 20 menit bisa berguna dalam pemahaman ilmu-ilmu pelajaran di madrasah diniyah, maka dari itu kegiatan tersebut mendukung dan membantu sekali dalam pemahaman pelajaran madrasah diniyah. Pengurus Asrama B dalam membentuk moral santri melalui pendekatan kepada ketua kamar dan memberikan contoh suri tauladan yang baik sebagi mana mestinya seorang santri. Keberhasilan pengurus Asrama B baik dari segi peraturan maupun kegiatan-kegiatan sudah berjalan dan bisa terkondisikan sesuai dengan jadwal-jadwal yang sudah ditentukan. Dari segi pengurusnya, memberikan pantauan yang sangat ketat melalui adanya kegiatan-kegiatan dan peraturan-peraturan asrama, pengurus lebih mudah untuk memberikan pengarahan kepada santri ketika sedang melanggar peraturan, dan meminimalisir santri yang sering melanggar peraturan. Sehingga dengan adanya kegiatan dan peraturan yang dibuat oleh pengurus santri lebih mudah untuk mentaati peraturan. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang upaya pengurus Asrama”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam membentuk santri yang bermoral dan berideologi berbasis religiusdan nasionalis tahun 2015/2016 maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Dalam mempengarui moralitas santri ada berbagai model perilaku etis didalamnya antara lain, Pengaruh Budaya, Organisasi/Kelompok, Pengaruh hukum, Individu.
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
108
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
1. Upayah Pengurus Untuk Membentuk Moralitas Santri Asrama B Pondok Pesantren Ngalah. Pengurus Asrama B membentuk progam syawir guna meningkatkan proses pembelajaran di madrasah diniyah, karena pembelajaran tersebut sangat penting bagi santri-santri madrasah diniyah. madrasah diniyah merupakan figur berbasis pesantren, Sehingga pengurus juga terfikir bahwa pembelajaran syawir dengan waktu 20 menit bisa berguna dalam pemahaman ilmuilmu pelajaran di madrasah diniyah, maka dari itu kegiatan tersebut mendukung dan membantu sekali dalam pemahaman pelajaran madrasah diniyah dan memperpadat kegiatan Asrama B sehingga santri disibukkan dengan kegiatan dan tidakada renggang untuk melakukan hal yang negatif. 2. Keberhasilan Pengurus Asrama B Pondok Pesantren Ngalah. Pengurus dalam membentuk keberasilan moral santri Asrama B cukup baik, pengurus juga memberikan pengarahan dan pengertian pada santri, memberikan kepadatan kegiatan dalam menambah ilmu pengatahuan santri termasuk dalam hal pengajian kitab akhlak. Tak hanya itu, Pengurus juga memberikan uswah yang baik pada santri, meberikan penanganaa jika berada di pondok di takzir setelah itu diberi pengertian dan ketika pelanggaran dilakukan berulang-ualang menulis surat pernyataan dan pemanggilan orang tua. Ketika pelanggaran kegiatan-kegiatan seperti tidak jamaah, tidak sekolah diniyah atau pelanggaran ringan santri hanya dihukum berdiri, saat kegiatan rutinan setiap hari kamis yaitu membaca diba’iyah berdiri sambil baca sampai selesai, kalau sampai berulang-ulang melakukan pelanggaran tersebut santri ditambah dengan mengasak kamar mandi. Semua itu memberikan santri untuk disiplin dalam melakukan seluruh kegiatan dan melatih kita hidup teratur. Daftar Pustaka An-Naim, Abdullahi Ahmad. 1996. Syari’ah Demokratik. Surabaya: Lembaga Studi Agama dan Demokrasi. al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
Jamhuri
109
Arifin, Imron. 1993. Kepemimpinan Kyai. Malang: Kalimasahada Prees. Al-qur’an dan Terjemahnya. Kudus: Menara Kudus. Adhyaksa Dault, 2005. Islam dan Nasionalisme. Jakarta Timur. Pustaka Al-Kausar. Bahruddin, M. Kholid, 2006. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Moral Remaja Yang Lama Tinggal Di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Disertai tidak diterbitkan. Pasuruan: Sarjana Universitas Yudarta Pasuruan. Beith, Af. 2001. Sosialisme Kerakyatan yang Islami. Yogyakarta: Yayasan Al Munawwara. Bukhori, Abdulloh Muhammad Ismail. Shokhi Bukhori. Semarang: Cetakan Pertama. Ghazali Bahri, M. 2003. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti Haris Budiyono, Amirullah. 2004. Pengantar manajemen. Yogyakarta: Grahaayu Ilmu. J. Moleong, lexy. 20011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remja Rosdakarya Kahmad, H. Dadang. 2000. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kumorotomo,Wahyudi. 2002. Etika Administrasi Negar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuntowijoyo.1997.Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Mizan(Anggota IKAPI). Langgulung, Hasan.1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Luken-Bull, Ronald. 2004. Jihad Ala Pesantren. Yogyakarta: Gama Media Maulana Achmad. 2004. Kamus Populer Ilmiah. Yogyakarta: Absolut. Mastuhu. 1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Nata,H.Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Bogor : Prenada Media.
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016
110
Upaya Pengurus Asrama ”B” Pondok Pesantren Ngalah dalam Membentuk Santri yang Bermoral
Patrtaoni, H. Ahmad. 2007. Peran Kyai Pesantren dalam Partai Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siraj Aqiel, Sa’id.1999. Pesantren Masa Depan. Bandung: Pustaka Hidayah. Suryabrata, Sumadi.1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuanlitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, Cv. hal. 223 Tsuroya. 2011. Peranan Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Kurikulum Di Mts Nurul Islam Bugul Kidul Pasuuan.disertai tidak diterbitkan. Pasuruan: Sarjana Universitas Yudarta Pasuruan. William,F.O’neil 2001. Ideologi-Ideologi Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
al-Murabbi, Volume 2, Nomor 1, 2016