PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SEPEDA MOTOR DENGAN METODE MULTIMEDIA BAGI SANTRI GUBUG PONDOK PESANTREN NGALAH KABUPATEN PASURUAN Abstrak Oleh : Gatot Budy Prasetiyo Teknik Mesin FT-UYP
[email protected] Penerapan IPTEKS dengan judul Pendidikan dan Pelatihan Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor Dengan Metode Multimedia Bagi Santri Gubug Pondok Pesantren Ngalah Kabupaten Pasuruan ini bertujuan untuk : 1) menghasilkan media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar peserta pelatihan Perbaikan Sepeda Motor terutama pada santri gubug PP ngalah ; 2) menghasilkan media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan efisiensi waktu penyampaian materi diklat ;3) membekali santri gubug ketrampilan yang bisa dikembangkan sebagai wahana wira usaha untuk memperbaiki taraf kehidupan para santri gubug selain juga bekal ilmu agama ; 4) menghasilkan tenaga trampil di bidang perbaikan sepeda motor Pelatihan ini melalui tahapan yang meliputi penjelasan fungsi kontruksi dan cara kerja sepeda motor, pemeriksaan, perbaikan dan penyetelan (Tune Up)., menurunkan, membongkar, mengidentifikasi dan merakit komponen mesin sepeda motor (overhoul), enterpreneur skill, Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan adalah metode interaktifaplikatif yang melibatkan peserta seaktif mungkin dalam keseluruhan kegiatan pelatihan. Model-model pemelajaran konvensional yang menuntut peserta pelatihan membayangkan komponen-komponen, system, peralatan dan prinsip kerja dari sepeda motor diganti dengan pemelajaran menggunakan alat bantu multimedia. Alat bantu multi-media yang dimaksud dalam pelatihan ini berupa software-software pemelajaran mengenai perbaikan dan perawatan sepeda motor terutama. Penggunaan alat bantu multimedia ini akan lebih memberikan gambaran secara visual dan utuh tentang sepeda motor. Selain itu dalam kegiatan ini juga dilaksanakan praktek secara langsung. Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan perbaikan sepeda motor dengan menggunakan media multimedia lebih menjadikan peserta pelatihan lebih berinteraksi dan menghasilkan tingkat pemahaman serta respon dengan kualitas yang baik Dari hasil pelatihan yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pelatihan dengan menggunakan bantuan multimedia ini lebih cepat dicerna oleh para peserta pelatihan karena pemahaman yang ditampilkan dapat divisualisasikan seperti kondisi nyata.
Kata kunci : pendidikan dan pelatihan, perbaikan. metode multimedia
1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesantren Ngalah adalah sebuah pendidikan non formal yang berperan dalam hal pendidikan agama Islam guna pemantapan mental spiritual masyarakat desa Sengonagung dan diluar Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Pesantren tersebut didirikan dan diasuh oleh KH.Sholeh Bahruddin pada tanggal 1 Agustus 1977 dengan nama Pesantren Darut Taqwa dan pada tahun 1986 berubah nama menjadi Pesantren Ngalah. Perubahan nama ini untuk mengingat metode yang dilakukan oleh KH.Sholeh Bahruddin dalam mendidik masyarakat , yakni dengan tabah dan sabar (mengalah). Jumlah santri
pesantren pada awal pendirian hanya berjumlah 9 orang, namun
berkat ketelatenan KH.Sholeh Bahruddin
selama 20 tahun,
jumlah santri berkembang
mencapai 1373 orang. Secara rinci jumlah santri di pondok pesantren Ngalah adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Santri PP Ngalah Jumlah Penghuni No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Asrama
Luas (m2)
Asrama A Asrama B Asrama C Asrama D Asrama E Asrama F Asrama G (Gubug) Asrama H Total
Lakilaki
Perempuan
142 107 203 268 260 263 50 715
80 658
Total 142 107 203 268 260 263 50 80 1373
Sumber : Profil Pondok Pesantren Ngalah, 2007
Santri di pondok pesantren Ngalah dibedakan menjadi dua yaitu santri biasa dan santri Gubug. Santri Gubug – yang tinggalnya di gubug - adalah santri yang kurang beruntung dan tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan formal tinggi sebagaimana santri biasa. Namun, keberadaan santri Gubug sangat dibutuhkan di pesantren Ngalah karena santri Gubug merupakan santri pekerja yang membantu K.H. M. Sholeh Bahrudin mengurus pondok pesantren Ngalah dalam hal perbaikan dan perawatan fisik bangunan maupun fasilitas yang ada di pesantren Ngalah. Loyalitas santri Gubug sangat tinggi terhadap pengasuh pondok pesantren - K.H. M. Sholeh Bahrudin – dan senantiasa taat-patuh serta turut berjuang bersama pengasuh pesantren dalam hal pengembangan pondok pesantren. Namun, keterbatasan pendidikan formal yang dimiliki, membuat para santri Gubug tidak dapat memberikan pengabdian yang maksimal
2
dalam hal mengembangkan pesantren Ngalah sebab para santri belum diperkenalkan dengan konsep berwirausaha untuk bekal hidup secara mandiri di masyarakat setelah mereka keluar dari pesantren. Agar dapat melakukan kegiatan wirausaha, seseorang perlu memiliki bekal ketrampilan selain kemauan yang keras dan modal. Ketrampilan otomotif sepeda motor adalah salah satu jenis ketrampilan memperbaiki dan merawat sepeda motor agar dapat berfungsi dengan baik. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang mudah dikendarai dan harganya jauh lebih murah dari mobil, terdapat 15 unit sepeda motor di pesantren Ngalah. Sepeda motorsepeda motor tersebut dibeli secara swadaya dengan uang yang berasal dari
pengasuh
pesantren, pengurus pesantren, santri serta sumbangan jamaah pengajian, yang diadakan secara rutin setiap hari Senin- malam Selasa. Pembelian sepeda motor dimaksudkan sebagai sarana transportasi pengurus maupun santri agar lebih mudah melakukan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pondok pesantren, misalnya mengantar surat undangan, berbelanja, hingga interaksi dengan masyarakat. Namun, sampai saat ini perbaikan dan perawatan sepeda motor masih dilakukan di bengkel yang bukan milik pesantren Ngalah. Ketidakmampuan para pengurus atau santri –dalam hal ini adalah santri Gubug – untuk memperbaiki dan merawat sepeda motor menjadi alasan melakukan tindakan tersebut . Dan hal tersebut
akhirnya
berimbas dengan penyediaan ongkos guna perbaikan dan perawatan sepeda motor. Hal ini seharusnya dapat dikurangi jika para santri Gubug dapat melakukan perawatan dan perbaikan sepeda motor sendiri. Berdasarkan kondisi yang ada di pesantren Ngalah tersebut yakni sumber daya manusia (santri Gubug) dan keberadaan sepeda motor di pesantren Ngalah, maka diharapkan ada pihak ketiga yang bersedia memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan yang tepat yakni ketrampilan otomotif sepeda motor. Pengetahuan dan ketrampilan otomotif sepeda motor yang akan dimiliki oleh para santri Gubug ini selanjutnya bukan hanya sekedar dapat memperbaiki dan merawat sepeda motor yang ada di pesantren Ngalah saja, akan tetapi juga dapat menjadi bekal untuk dapat hidup mandiri (menjadi wirausaha) setelah mereka keluar (boyong) dari pondok pesantren dan hidup ditengah-tengah masyarakat. 1.2. Perumusan Masalah Situasi yang telah disampaikan dalam latar belakang diatas, menunjukkan bahwa halhal yang menjadi fokus masalah pada pesantren Ngalah adalah:
3
1. Kurangnya bekal ketrampilan bagi santri Gubug untuk bisa membantu merawat dan memperbaiki sepeda motor yang ada di pesantren Ngalah. 2. Perlunya bekal ketrampilan bagi santri Gubug untuk hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat, mengingat tidak selamanya mereka tinggal di pesantren Ngalah. 1.3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Tujuan umum yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah agar santri Gubug di pondok pesantren Ngalah Kabupaten Pasuruan memiliki bekal keterampilan merawat dan memperbaiki
sepeda motor dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sebagai bekal
hidup secara mandiri di masyarakat setelah mereka keluar dari pondok pesantren. Berdasarkan tujuan umum tersebut dapat diperinci lagi menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut : a
Para peserta memahami dasar-dasar sepeda motor
b
Para peserta dapat melakukan servis ringan unit mesin
c
Para peserta dapat melakukan servis ringan unit chasis
d
Para peserta dapat melakukan servis ringan unit kelistrikan
e
Para peserta dapat melakukan overhaul dan mengidentifikasi komponen mesin sepeda motor .
f
Para peserta dapat membuat pembukuan sederhana dan memiliki kemampuan dasar dalam mengelola bengkel
Manfaat Kegiatan Setelah kegiatan pelatihan usai dan peserta telah menerima pendidikan dan pelatihan ketrampilan merawat dan memperbaiki sepeda motor, maka ada dua manfaat yang dapat diperoleh pondok pesantren Ngalah pada umumnya dan santri Gubug pada khususnya 1. Manfaat Jangka Pendek Dalam jangka pendek diharapkan santri Gubug yang telah mengikuti kegiatan sudah memiliki ketrampilan merawat dan memperbaiki sepeda motor, sehingga
dapat
membantu melakukan perawatan dan perbaikan sepeda motor milik pesantren Ngalah Kabupaten Pasuruan serta mengurangi ketergantungan
kepada bengkel
diluar pesantren. Berkurangnya ketergantungan kepada bengkel diluar pesantren dapat berakibat berkurangnya pula ongkos untuk perbaikan dan perawatan sepeda motor milik pesantren. Selain itu, santri yang telah mengikuti kegiatan ini dapat turut berbagi/menularkan pengetahuan-ketrampilannya pada santri yang lain.
4
2. Manfaat Jangka Panjang Pengetahuan dan ketrampilan perawatan dan perbaikan sepeda motor yang dimiliki oleh para santri Gubug ini dalam jangka panjang bukan hanya sekedar
dapat
memperbaiki dan merawat sepeda motor yang ada di pesantren Ngalah saja, akan tetapi juga dapat menghasilkan wirausaha baru di lingkungan pesantren Ngalah maupun menjadi bekal hidup mandiri (berwirausaha) setelah mereka keluar (boyong) dari pondok pesantren dan hidup ditengah-tengah masyarakat. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Pesantren Pesantren adalah lembaga informal tertua yang bergerak dalam bidang pembinaan mental spirituil , yakni pada bidang pendidikan agama Islam. Sejarah tidak mencatat secara pasti kapan pesantren dimulai. Keberadaan pesantren tidak dapat dipisahkan dari sejarah Walisongo dalam hal memperkenalkan agama Islam dengan damai, yakni dengan cara toleransi terhadap tradisi lokal yang mengakar di masyarakat. Istilah pesantren berasal dari kata santri yang diberi imbuhan pe –an, yang memiliki arti tempat tinggal para santri. Johns berpendapat istilah santri berasal dari bahasa India yakni shastri. Shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku keagamaan atau buku ilmu pengetahuan (Dhofier,1994). Jadi santri bisa diartikan sebagai orang yang mengetahui buku-buku suci . Pesantren menyebar di Indonesia bergandengan dengan tradisi dan unsur-unsur : kiai, unsur santri, unsur pondok, unsur masjid dan kegiatan pendidikan keagamaan yang saling berkaitan satu sama lain (Dhofier,1994).. Santri mendapatkan pengajaran ilmu-ilmu agama (transfer of knowledge) seperti: ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu falak, ilmu mantiq dan ilmu bahasa. Ia juga dituntut untuk mengamalkan ilmu-imu tersebut dalam kehidupan sehari-hari (transfer of value) dan selama menimba ilmu di pesantren, nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, serta persaudaraan juga ditanamkan untuk membentuk karakter santri (Zarkasyi,1998). Pendidikan di pesantren mengharuskan santri untuk menempati pondok sebagai tempat tinggal. Hal ini bertujuan menciptakan suasana belajar dan perilaku santri yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan dapat diawasi serta dibimbing secara langsung oleh kiai dan para ustadz (Haidar,2001).
5
2.2. Pentingnya Ketrampilan Untuk menunjang Berwirausaha Wirausaha yang handal tidak menjadikan ‘modal materi’ sebagai syarat mutlak dalam mendirikan suatu usaha. Ketiadaan modal materi tidak akan menjadi penghalang seorang wirausaha sejati memasuki dunia usaha, karena dia memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil, sehingga segala rintangan atau resiko yang muncul akan dapat diatasi dengan baik (Setyawan, 1992). Namun, banyak orang merasa bingung saat mengawali suatu usaha. Dalam hal ini cara yang tepat untuk mengatasi adalah dengan cara mengenali terlebih dahulu potensi-potensi yang ada di dalam dirinya, seperti kemauan, rasa percaya diri, modal dan ketrampilan. Selanjutnya
kemauan dan rasa percaya diri merupakan langkah awal dalam memulai suatu
usaha. Keterbatasan modal dan keterbatasan ketrampilan tidak terlalu merisaukan karena keduanya adalah penunjang untuk mempercepat proses realisasinya suatu usaha. Langkah mengatasi keterbatasan modal dapat diusahakan dengan berserikat, pinjam atau pun menabung. Keterbatasan ketrampilan juga demikian, dapat diusahakan dengan bekerjasama atau harus memiliki kemauan untuk belajar. Dan kemauan belajar agar trampil ini, menjadi suatu hal yang mutlak bagi mereka yang ingin mandiri. (Setyawan,1992). Berbagai macam ketrampilan dapat dipelajari. Dalam kaitannya dengan ‘wirausaha ahli’ maka ketrampilan tersebut dapat mengikuti latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungannya. Sedangkan dalam kaitannya dengan ‘wirausaha manajer’ yang diperlukan adalah ketrampilan dalam memimpin, mengatur dan mengendalikan suatu usaha. Rencana program pendidikan dan pelatihan ketrampilan otomotif sepeda motor dimaksudkan untuk memberikan bekal bagi para santri Gubug untuk menjadi wirausaha ahli. Dan sekiranya mendapat respon yang baik tentu tidak menutup kemungkinan
dapat
berkembang menjadi suatu wirausaha baru. 2.3. Penggunaan Ketrampilan Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor Jumlah kepemilikan sepeda motor tiap tahun semakin meningkat, sebagai akibat dari pelayanan angkutan umum yang masih rendah kualitasnya, penghasilan masyarakat yang rendah, dan harga bahan bakar minyak yang senantiasa naik tiap tahun, serta kemudahankemudahan yang ditawarkan kepada masyarakat oleh perusahaan pembiayaan untuk membeli sepeda motor Namun pertumbuhan jumlah sepeda motor yang sedemikian pesat masih belum diimbangi dengan jumlah fasilitas pemeliharaan sepeda motor (bengkel) bersertifikat yang memiliki manajemen dan skill mekanik yang memadai. Alhasil banyak pengguna sepeda motor yang menjadi konsumen merasa dirugikan (Patriya, 2007).
6
Keterbatasan bengkel sepeda motor yang baik merupakan peluang bisnis yang memiliki prospek menguntungkan. Selain itu dengan ketrampilan yang dimiliki setidaknya dapat dilakukan sendiri perawatan dan perbaikan sepeda motor sehingga menghemat biaya (Patriya,2002). Sepeda motor yang tidak rusak dan nyaman dikendarai adalah idaman dari setiap pemiliki sepeda motor. Namun, sebagai kendaraan yang senantiasa dikendarai , cepat atau lambat akan terjadinya keausan pada komponen-komponen kendaraan, kendornya baut-mur yang dapat berakibat terjadinya perubahan setelan mesin ataupun rusak. Oleh karena itu diperlukan suatu ketrampilan tersendiri dalam memperbaiki dan merawat sepeda motor (Suganda,1987). III.
METODE PENERAPAN Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan adalah
metode interaktif-
aplikatif yang melibatkan peserta seaktif mungkin dalam keseluruhan kegiatan pelatihan. Model-model pemelajaran konvensional yang menuntut peserta pelatihan membayangkan komponen-komponen, system, peralatan dan prinsip kerja dari sepeda motor diganti dengan pemelajaran menggunakan alat bantu multimedia. Alat bantu multi-media yang dimaksud dalam pelatihan ini berupa software-software pemelajaran mengenai perbaikan dan perawatan sepeda motor terutama. Penggunaan alat bantu multimedia ini akan lebih memberikan gambaran secara visual dan utuh tentang sepeda motor. Selain itu dalam kegiatan ini juga dilaksanakan praktek secara langsung. 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan ini setiap hari Kamis, Sabtu , Minggu mulai pukul 08.30-11.30 (seminggu 3 kali pertemuan) dan berlangsung selama 45 hari. Tempat pelaksanaan kegiatan adalah pesantren Ngalah Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Pertimbangan yang diambil dalam penentuan waktu dan tempat pelaksanan kegiatan adalah kemudahan bagi peserta dan penanggungjawab kegiatan. 3.2. Jenis Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan ketrampilan perbaikan dan perawatan sepeda motor yang diusulkan mencakup empat jenis pelatihan, yakni : a.
Pemahaman fungsi konstruksi dan cara kerja sepeda motor
b.
Pemeriksaan, perbaikan dan penyetelan sepeda motor (tune up)
7
c.
Menurunkan, membongkar, mengidentifikasi dan merakit komponen mesin sepeda motor (overhaul)
d.
Enterpreneur skill
Keempat pelatihan ini sudah mencakup kemampuan dasar dalam hal ketrampilan perbaikan dan perawatan sepeda motor serta keahlian berwirausaha. Pelatihan dilaksanakan menggunakan metode multi media sebagai alat bantu pembelajaran dan praktek secara langsung. Materi disampaikan secara berurutan karena berkenaan dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan dan pada setiap akhir tahap pelatihan dilaksanakan evaluasi . 3.3. Rancangan Materi Pendidikan dan Pelatihan Materi pelatihan disesuaikan dengan jenis pelatihan dan tujuan yang ingin dicapai pada setiap tahap pelatihan. Tabel berikut menunjukkan rancangan Tabel 2. Rancangan Meteri Pendidikan dan Pelatihan No 1
2
3
4
Materi Pendidikan dan Pelatihan FUNGSI KONTRUKSI DAN CARA KERJA SEPEDA MOTOR • Motor bensin • Sistem bahan bakar • Sistem pendingin dan pelumas • Sistem kelistrikan sepeda motor • Sistem pemindahan daya • Sistem chasis PEMERIKSAAN, PERBAIKAN DAN PENYETELAN (TUNE UP) • Celah Katup • Tekanan Kompresi • Sistem bahan bakar • Sistem pendingin dan pelumasan • Sistem kelistrikan sepeda motor • Sistem pemindahan daya • Sistem chasis MENURUNKAN,MEMBONGKAR, MENGIDENTIFIKASI, DAN MERAKIT KOMPONEN MESIN SEPEDA MOTOR (OVERHAUL) • Menurunkan mesin sepeda motor • Membongkar dan mengidentifikasi komponen mesin • Merakit mesin sepeda motor ENTERPRENEUR SKILL • Dasar-dasar kewirausahaan • Pembukuan sederhana
Tujuan Peserta memahami dasar-dasar sepeda motor
Peserta dapat melakukan servis ringan unit mesin, unit chasis dan unit kelistrikan
Peserta dapat melakukan overhaul dan mengidentifikasi komponen mesin sepeda motor
Peserta dapat membuat pembukuan sederhana dan memiliki kemampuan dasar dalam mengelola bengkel.
8
3.4. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan ketrampilan perbaikan dan perawatan sepeda motor ini dilakukan dalam 6 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembukaan, penyampaian teori, pelaksanaan praktek , evaluasi akhir, pembuatan laporan . Tahap Persiapan Persiapan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, dilakukan sebelum dan sesudah proposal program pengabdian masyarakat ini memperoleh persetujuan dari Dikti untuk dilaksanakan. Tahap persiapan dalam program kegiatan ini meliputi : penyusunan proposal, pembuatan desain operasional dan materi pemelajaran, perijinan dan publikasi. Tahap Pembukaan Pendidikan dan pelatihan yang melibatkan santri Gubug Pesantren Ngalah Sengonagung, Kabupaten Pasuruan ini akan dibuka dengan sambutan dari pihak pelaksana kegiatan dan pengurus Pesantren. Selanjutnya diawal pendidikan dan pelatihan ini, pemateri akan menyampaikan materi tentang kontrak belajar dan pembuatan kelompok belajar. Pembuatan kelompok sangat penting dalam kegiatan ini karena berkenaan dengan kebiasaan untuk bekerja dalam satu tim, yang dapat saling mengenal , bekerjasama dan mendukung satu sama lain. Tahap Penyampaian Teori Sesi selanjutnya adalah penjelasan dan diskusi mengenai teori-teori yang berkenaan dengan sepeda motor dan enterpreneur skill. Teori yang disampaikan dirancang agar peserta dapat memahami , mengenal dan mampu menjelaskan maksud dan tujuan kewirausahaan serta fungsi konstruksi dan cara kerja dari sepeda motor. Materi pemelajaran teori ini dapat dipelajari diluar jam tatap muka secara mandiri karena ditunjang dengan keberadaan modul pemelajaran. Pada akhir tahap penyampaian teori, dilaksanakan test untuk mengetahui kemampuan peserta dalam memahami teori yang disampaikan. Tahap Pelaksanaan Praktek Tahap pelaksanaan praktek disampaikan setelah tahap penyampaian teori usai. Pada tahap ini, dilaksanakan peragaan oleh pemateri mengenai sikap dan proses kerja yang baik dan benar. Diawal tahap, peserta juga diingatkan dan dijelaskan dasar teori yang berkaitan dengan praktek yang akan dilakukan. Selanjutnya peserta didik melakukan praktek secara mandiri dengan didampingi oleh pemateri. Kemampuan peserta dalam hal praktek, diuji pada akhir tahap pelaksanan praktek.
9
Tahap Evaluasi Akhir Seusai peserta menerima seluruh materi pelatihan dan pendidikan , dilakukan test akhir untuk mengetahui kemampuan peserta secara menyeluruh berkenaan dengan teori dan praktek. Tahap Pembuatan Laporan Keharusan pelaksana program untuk membuat laporan kegiatan dilakukan setelah semua kegiatan berakhir . Adapun tata cara dan format pelaporan dibuat sesuai dengan ketetapan DP2M Ditjen Dikti . 3.5. Khalayak Sasaran Sasaran dari program ini adalah sebagian santri Gubug yang tinggal di Pesantren Ngalah Kabupaten Pasuruan. Pengambilan santri Gubug sebagai peserta kegiatan didasarkan pada loyalitas mereka yang tinggi terhadap pengasuh pondok pesantren - K.H. M. Sholeh Bahrudin – serta senantiasa turut berjuang bersama pengasuh pesantren dalam hal pengembangan pondok pesantren. Santri Gubug juga senantiasa membantu perbaikan dan perawatan fisik bangunan maupun fasilitas yang ada di pesantren Ngalah. Dari jumlah peserta yang direncanakan sebanyak 10 orang atau 20% dari jumlah santri Gubug ternyata bertambah menjadi 14 peserta, hal ini disebabkan keantusiasan para santri gubug yang ingin menambah ilmu tentang teknik perbaikan sepeda motor. Dan para Santri Gubug yang menjadi peserta pelatihan adalah yang pernah mengenyam pendidikan minimal SLTP/MTs. Pertimbangan ini diambil guna memudahkan dan mempercepat proses transfer ilmu dan ketrampilan karena keterbatasan waktu dan sarana-prasarana yang tersedia IV.
HASIL PELATIHAN
4.1. Pembukaan Pelatihan yang dilaksanakan yang melibatkan santri gubug sementara ini telah berlangsung selama 33 hari dari 45 hari yang direncanakan, terhitung mulai tanggal 9 Juli 2009 – 22 November 2009 yang bertempat di Pesantren Ngalah Kabupaten Pasuruan. Respon yang diberikan sangat positif baik oleh peserta pelatihan maupun oleh pengasuh Pondok Pesantren Ngalah. Hal ini ditandai dengan adanya antusias santri gubug dan rasa kesungguhan mereka mengikuti pelatihan disamping kegiatan rutinitas pondok dan pekerjaan mereka namun para santri gubug tetap tekun belajar karena rasa keingintahuaan mereka yang sangat tinggi. Disamping itu Kyai Sholeh Badaruddin selaku pengasuh Pondok Ngalah mengakui bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pesantrennya dan para santri gubugnya. Hal ini
10
dikemukan saat beliau membuka kegiatan pelatihan memperbaiki sepeda motor, dimana santrinya terutama santri gubug bisa memperbaiki kerusakan sepeda motor invetaris dari pondok maupun lebih jauhnya lagi bisa membuka usaha perbaikan sepeda motor di pondok pesantrennya maupun ketika para santri pulang ke daerah masing-masing. Pelatihan yang dibuka oleh Pengasuh Pesantren Ngalah sengonagung Purwosari Kabupaten Pasuruan yaitu Kyai Sholeh Badaruddin menyampaikan bahwa pelatihan ini akan sangat berguna bagi para santri gubug agar bisa mempunyai keahlian perbaikan sepeda motor supaya para santri gubug bisa memperbaiki sepeda motor invetaris dari pesantren dan lebih utamanya para santri gubug diharapkan untuk bisa berwirausaha perbangkelan sepeda motor kelak
Pengasuh PP. Ngalah sengonagung Purwosari - Paasuruan
ketika para santri sudah kembali kedaerahnya masingmasing. Hal juga akan mendukung program pemerintah dalam mengatasi pengannguran dengan cara membuka lahan pekerjaan mandiri. Lebih lanjut Kyai Sholeh
badaruddin
memerintahkan kepada para santri gubug yang ikut dalam pelatihan agar dipelajari sungguh agar kelak program yang beliau
katakana
akan
tercapai
dan
dapat
dirasakan
manfaatnya. 4.2. Kontrak Belajar Pada awal awal pelatihan ini, Bapak Gatot Budy Prasetiyo menyampaikan materi tentang
kontrak
belajar.
Dimana
yang
didiskusikan meliputi hak dan kewajiban para peserta pelatihan, waktu pembelajaran dan metode
yang
akan
digunakan.
Sehingga
kejelasan tujuan dari kegiatan menjadi mudah dipahami karena hal itu akan mempengaruhi hasil yang hendak dicapai. Oleh karena itu perlu disepakati secara partisipatif dan demokratis tentang aturan selama pelatihan.
Bapak Gatot sedang menjelaskan Kontrak Pelatihan
11
1. Tujuan kegiatan Peserta dapat memahami tujuan dari pelatihan Peserta dapat memahami hak dan kewajibannya selama pelatihan 2. Pokok Bahasan
Memberikan gambaran program dan kegiatan kelompok
Jadwal dan materi pelatihan
3. Alat dan Bahan White board, spidol, LCD, komputer, jadwal kegiatan pelatihan 4. Waktu dan Metode 30 menit dengan cara diskusi 5. Pelaksanaan : 1. Sesi dibuka dengan memberikan penjelasan singkat kepada peserta tentang maksud dan tujuan diselenggarakannya pelatihan ini 2. Rancangan jadwal sementara dibagikan kepada para peserta agar dapat dipelajari 3. Instruktur menanyakan kepada peserta apakah ada perubahan jadwal pelatihan 4. Peserta pelatihan diajak untuk sepakat dan menepati jadwal pelatihan yang telah disetujui bersama. 5. Hak dan kewajiban peserta (tata tertib) disampaikan kepada peserta pelatihan.
4.3. Dasar-dasar Mesin Sesi selanjutnya adalah penjelasan tentang dasar-dasar mesin yang disampaikan oleh Bapak Gatot Budy Prasetiyo, dimana beliau menjelaskan mengenai dasar-dasar motor bensin, sistem bahan bakar, sistem pendingin dan pelumas serta sistem chasis. Sedangkan materi sistem kelistrikan dan sistem pemindah daya disampaikan oleh Bapak Anang sujono. Bapak gatot diawal penjelasannya menyampaikan prinsip kerja motor bensin. Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan
terbakarnya
gas-gas
akan Bapak Gatot sedang menjelaskan dasardasar mesin
12
mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka
suatu
tenaga
kerja
pada
torak
memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan memutarkan
poros
engkol.
Dan
juga
diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara
Bapak Anang sedang menjelaskan sistem kelistrikan
bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam silinder, sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari dalam silinder inilah yang disebut dengan “siklus mesin”. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol. Pada sesi ini beliau untuk lebih memperjelas pemahaman para peserta diklat menunjukkan dengan program software power point yang berupa gambar dan film mengenai mekanisme, cara kerja dan perbedaan dari jenis motor bensin tersebut . Begitu juga saat menyampaikan materi sitem bahan bakar, system pendingin, dan system chasis. Pada sesi selanjutnya oleh bapak anang Sujono dijelaskan mengenai system kelistrikan dan pemindah daya.. Beliau menjelaskan mulai dasar kelistrikan dan system perpindahan daya yang digunakan oleh sepeda motor. 4.4. Praktek Tune UP Pada sesi ini Bapak Gatot Budy Prasetiyo dan Bapak anang Sujono menjelaskan secara pergantian mengenai prosedure tun up, baik meliputi urutan kerja, cara pemeriksaan,
13
perbaikan dan penyetelan dengan menggunakan peralatan (tool shet), alat ukur pada sepeda motor yang telah disediakan. Pada kesempatan ini siswa sangat antusias untuk mempraktekkan apa yang diajarkan oleh para instruktur/pemateri. Urutan itu meliputi : 1. Pemeriksaan system pelumas dan pendingin 2. Periksa saringan Oli 3. Pemeriksaan dan pembersihan filter udara 4. Pemeriksaan system bahan bakar 5. Pemeriksaan, pembongkaran, Pengukuran, dan penyetelan karburator 6. Pemeriksaan dan penyetelan celah katup serta tekanan kompresi 7. Pemeriksaan, pengukuran sistem pengisian dan pengapian 8. Pemeriksaan sistem penerangan dan tanda belok 9. Penyetelan kopling dan rantai 10. Pemeriksaan, bongkar pasang rem dan roda 11. Pemeriksaan suspensi dan kemudi Pada kesempatan ini para peserta diberi kesempatan secara langsung untuk melakukan tune up pada sepeda motor yang tersedia dengan didampingi oleh kedua instruktur tersebut. 4.5. Materi overhoul mesin Bapak Gatot Budy Prasetiyo dan Bapak anang Sujono pada sesi overhoul yang dimulai pada tanggal 15 oktober 2009 dengan materi Prosedur Menurunkan dan Pembongkaran Mesin Sepeda Motor (Teoritis), sampai pada pada tanggal 5 November 2009 dengan materi merakit komponen mesin yang telah di overhoul menjelaskan secara pergantian mengenai prosedure overhoul, baik meliputi urutan kerja pembongkaran mesin sepeda motor, cara pemeriksaan, perbaikan dan penyetelan dengan menggunakan peralatan (tool shet), alat ukur pada sepeda motor yang telah disediakan. Kesempatan ini dimanfaatkan para peserta pelatihan untuk lebih memahami komponen mesin, upaya pembongkaran serta pemeriksaan secara langsung yang dipandu oleh para instruktur. Secara jelas materi pembelajaran ini dapat dilihat pada foto dan lampiran kegiatan sesi overhoul. Kemudian dilanjutkan evaluasi praktek yang dilakukan secara berkelompok dan bergelombang supaya dapat mengetahui kemajuan kemampuan peserta pelatihan. Jadwal evaluasi dapat dilihat dilampiran. 4.6. Materi Enterpreneur Skill Pada materi ini Bapak Hasan menjelaskan pengantar kewirausahaan terutama masalah usaha perbengkelan sepeda motor, di dalam materi ini pula beliau memotivasi tentang
14
pentingnya kemandirian ekonomi terutama masalah penciptaan lapangan kerja perbengkelan sepeda motor. Kemudian beliau menjelaskan bagaimana cara pembukuan perbengkelan yang benar dan baik dan sederhana sehingga memudahkan untuk mengaplikasikan dan memantau perkembangan usaha bengkel sepeda motor ini. 4.7. Tahap Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta pelatihan dilakukan dengan cara mengadakan test teori dan test praktek. Test-test tersebut dilaksanakan pada setiap tahap penyampaian teori, tahap pelaksanaan praktek, dan tahap evaluasi akhir. Aspek yang dinilai untuk kemampuan praktek pada dasarnya meliputi persiapan, proses (sistematika dan cara kerja), hasil kerja, sikap kerja dan waktu penyelesaian. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menginterprestasikan nilai yang diberikan pada setiap aspek dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian ujian praktik dengan mengacu pada skor maksimum pada setiap aspek. Pemahaman berkenaan dengan teori, diuji secara tertulis dan penilaian yang diberikan skor maksimum setiap item jawaban dari masing-masing soal. Nilai akhir dari setiap peserta merupakan jumlah rata-rata dari masing tahap yang berkaitan dengan teori dan praktek, dan dirumuskan sebagai berikut : 6 NP + 4 NT 10 dengan : NA = nilai akhir NA =
NP = rata-rata nilai praktik NT = rata-rata nilai tulis/teori NP dan NT menggunakan skala 0 s.d. 100. Kriteria
keberhasilan pelatihan dan
pendidikan yaitu lebih dari 50% dari jumlah peserta memperoleh NA lebih besar dari 50. Dibawah ini ditampilkan hasil penilaian berdasarkan materi yang disampaikan.
15
1) Hasil Tes Materi Fungsi Materi Kontruksi dan cara Kerja Sepeda Motor NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA A. Taufik Illah Bisril Fuad Fasikhut Dahlan Misbahul Anam Misbahul munir M. Zainul Mustofa M. Rizal Bahtiar Rizky Fatih Syak Dulloh Syakroni M. Masput Dodik Jawari Rendi Arto Yunus
NA 6,5 6,0 6,0 6,5 6,3 7,0 7,2 7,1 7,2 7,5 7,5 7,3 6,3 6,1
2) Hasil Tes Materi Praktek Pemeriksaan, Perbaikan dan Penyetelan (Tune Up) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA A. Taufik Illah Bisril Fuad Fasikhut Dahlan Misbahul Anam Misbahul munir M. Zainul Mustofa M. Rizal Bahtiar Rizky Fatih Syak Dulloh Syakroni M. Masput Dodik Jawari Rendi Arto Yunus
NA 70 65 65 70 71 75 73 73 70 85 80 75 72 75
3) Hasil Tes Materi Praktek Menurunkan, Membongkar, Mengidentifikasi, dan Merakit Komponen Mesin Sepeda Motor (Overhoul) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA A. Taufik Illah Bisril Fuad Fasikhut Dahlan Misbahul Anam Misbahul munir M. Zainul Mustofa M. Rizal Bahtiar Rizky Fatih Syak Dulloh Syakroni M. Masput Dodik Jawari Rendi Arto Yunus
NA 75 70 75 72 72 70 70 65 75 85 85 70 70 75
16
4) Hasil Tes Materi Enterpreneur Skill NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA A. Taufik Illah Bisril Fuad Fasikhut Dahlan Misbahul Anam Misbahul munir M. Zainul Mustofa M. Rizal Bahtiar Rizky Fatih Syak Dulloh Syakroni M. Masput Dodik Jawari Rendi Arto Yunus
NA 60 70 60 65 65 70 73 65 65 65 70 60 65 65
Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan perbaikan sepeda motor dengan menggunakan media multimedia lebih menjadikan peserta pelatihan lebih berinteraksi dan menghasilkan tingkat pemahaman serta respon dengan kualitas yang baik. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan dari kegiatan pelatihan perbaikan sepeda motor dengan metode multimedia diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Media pembelajaran multimedia memudahkan para peserta pelatihan lebih bisa memahami materi pelatihan utamanya saat memperkenalkan componen-komponen sepeda motor dan dasar-dasar sepeda motor. 2. Media pembelajaran multimedia layak digunakan untuk mempercepat pemahaman dari para peserta pelatihan
5.2.
Saran
Agar hasil pelatihan perbaikan sepeda motor dengan menggunakan media multimedia ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya khususnya para santri gubug PP Ngalah , maka disarankan agar : 1. Dilakukan tindak lanjut berupa pendalaman keahlian dengan cara sering mempraktekkan hasil dari pelatihan. 2. Dilakukan magang kerja pada bengkel-bengkel sepeda motor agar semakin terasah ketrampilan yang diberikan.
17
Daftar Pustaka
Dhoefier,Zamakhsyari.1994. Tradisi Pesantren:Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.Jakarta:LP3ES. Haidar, Putra Daulay.2001. Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah, dan Madrasah . Yogyakarta:Pustaka Pelajar Patriya,Rukma.2002. Dasar-Dasar Sepeda Motor. Diktat . Patriya,Rukma. 2007. Identifikasi Karakteristik Pengendara Sepeda Motor Di Kota Malang. Laporan Penelitian , Universitas Brawijaya Malang. Setyawan,Joe.1992. Strategi Efektif Berwirausaha,. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Suganda,Hadi.1987. Pedoman Perawatan Sepeda Motor. Jakarta : Pradnya Paramita. Zarkasyi,A.Syukri.1998.”Langkah Pengembangan Pesantren” dalam Abdul Mulkhan dkk. Rekonstruksi Pendidikan dan Tradisi Pesantren Religiusitas Iptek. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
18