UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA SALAK DI KELURAHAN CIAKAR KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Yamin Romdhoni (
[email protected]) Siti Fadjarajani (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of this research is the case of how the effort to develop zalacca centre area which is situated at Ciakar village Cibeureum subdistrict Tasikmalaya. The basic problem that will be discuss in this research is how the effort to develop zalacca centre area at Ciakar village Cibeureum Tasikmalaya. What geographical factors that may influence to the effort of developing it. Hypotheses of the research is the effort to develop zalacca centre area at Ciakar Cibeureum Tasikmalaya by expanding agricultural land, the process of agricultural product, improvement of technology and marketing expanding area. It has good potencies because it is supported by physical, economy and social cultural factors. The method that is used in this research is descriptive quantity method by collecting data, direct research, interview, documentation study and literature study. The process of taking respondents sample by using total sampling technique is by taking source of data from all respondents. Those techniques are used to get more complete and detail source of data from the farmers. The results of the research show that the effort to develop zalacca centre area at Ciakar is the expanding of agricultural land, the process of the fruit itself, technology improvement and the expanding of marketing area that will make the process develop and in progress. It has good potencies because it is supported by physical factors including climate, land, hydrology and the soil. Economic factors are including the capital, income, and marketing. Social factors are including human power and knowledge system because Ciakar has many unmaximize usages potencies by the farmers. For the next researcher, it is hoped to observe the unrevealed things and more selective in using the case that related with the effort to develop zalacca centre area at Ciakar village Cibeureum subdistrict Tasikmalaya.
Keyword: development, centers, bark 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dan mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di wilayah di Indonesia diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya bekerja di sektor pertanian. Keadaan seperti ini menurut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi dilapangan dalam
mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Husodo, 2009:24). Sebagai negara yang memiliki kondisi tanah yang subur, iklim yang cocok untuk pertaniam, dan kenampakan tanah yang memungkinkan menjadi faktor pendorong dikembangkannya berbagai jenis tanaman dalam pertanian. Pengembangan varietas ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi terhadap masyarakat. Tidak jarang untuk meningkatkan perekonomian dan mengurangi kerugian, maka para petani mengolah kembali hasil panennya menjadi beberapa jenis aneka makanan seperti manisan salak, keripik salak, selai salak, dan dodol salak yang dianggap lebih menjanjikan dan memberikan keuntungan lebih besar bagi pendapatan perekonomian sekitar. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor yang lain pertumbuhannya menurun. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia adalah: (1) potensi sumber dayanya yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan (Limbong, 1985:166). Salak merupakan salah satu di antara berbagai jenis tanaman yang berkembang alami di Indonesia yang memilik berbagai jenis varietas, baik dikembangkan oleh petani maupun hidup liar di alam. Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain di makan segar, salak juga bisa diolah lagi menjadi beberapa variasi makanan, seperti manisan salak, dodol salak, selai salak, atau dikemasi dalam bentuk keripik salak. Salak ditemukan tumbuh liar di alam yaitu di Pulau Jawa bagian Barat Daya dan Pulau Sumatera bagian Selatan. Akan tetapi asal-usul salak yang pasti belum diketahui. Kelurahan Ciakar yang berada di Kecamatan Cibeureum adalah kawasan sentra salak yang berada di Kota Tasikmalaya menjadi satu-satunya sentra salak yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Sentra Salak Tasikmalaya di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum bakal dijadikan kawasan wisata pertanian atau agrowisata dalam waktu dekat oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya. Sistem
agrowisata tersebut akan menerapkan wisata kebun yang membebaskan para pengunjungnya untuk memetik salak dari pohonnya langsung. Pengembangan jenis salak pada umumnya yang berada di Kelurahan Ciakar adalah jenis salak pondoh dan salak biasa. Salak pondoh tersebut adalah salak yang mulai dikembangkan sekitar tahun 1980-an di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya pengembangan Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum sebagai kawasan sentra salak di Kota Tasikmalaya didukung penuh oleh para petani, masyarakat, lurah, camat, dan pemerintah Kota Tasikmalaya. Saat ini, yang akan dijadikan tujuan agrowisata yaitu perkebunan salak pontas atau salak hasil perkawinan dari salak pondoh dan salak biasa. Di Kelurahan Ciakar terdapat seluas 75 hektar areal kebun salak, sebanyak 43 hektar areal pohon salak pondoh, salak bias, dan salak pontas yang siap dijajaki para wisatawan lokal dan internasional. Keseluruhan lahan pertanian tersebut sudah ditanami dengan pertanian salak dan dapat menghasilkan panen pertahunnya kurang lebih antara sekitar 120 – 130 ton per tahunnya dari 75 hektar kebun salak. Kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar memiliki potensi yang baik karena didukung oleh faktor fisik, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya, dengan keadaan wilayah yang cocok untuk dijadikan sebagai sentra salak atau cocok untuk dijadikan sebagai tempat penanaman buah salak. Salak di Kelurahan Ciakar dulunya adalah salak yang ditanam secara liar atau secara alami. Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu, masyarakat, petani dan pemerintah sekitar berusaha untuk mengembangkan Kelurahan Ciakar sebagai kawasan sentra salak di Kota Tasikmalaya, karena berpotensi untuk mensejahterakan petani salak dan masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Pemerintahpun berperan penting dalam pengembangan kawasan sentra salak dengan memberikan beberapa bantuan atau modal yaitu, pemberian bibit-bibit unggul salak bagi para petani di Kelurahan Ciakar. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya adalah dengan cara perluasan lahan pertanian, pengolahan dari hasil pertanian salak, peningkatan teknologi, dan adanya perluasan pemasaran salak ke daerah-daerah yang lainnya. Peran pendukung yang telah diberi bantuan oleh pemerintah itu adalah
salah satu potensi dimana supaya sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya supaya lebih berkembang lagi, dapat menjadikan penghasilan bagi para petani, mendapatkan kesejahteraan petani, dan masyarakat yang berada di wilayah tersebut bisa merasakan hasil dari keberadaan kawasan sentra salak. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai upaya pengembangan sentra salak dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi upaya pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dengan menuangkannya ke dalam skripsi yang berjudul “Upaya Pengembangan Kawasan Sentra Salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya”. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.2.1 Untuk mengetahui upaya pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. 1.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor geografi apa saja yang mempengaruhi upaya pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengguna metode ini dengan tujuan adalah untuk membuat deskrifsi, gambaran dan lukisan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai upaya pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum
Kota
Tasikmalaya. Menurut Sumaatmadja (1988:41) penelitian deskriptif adalah: “Mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasisituasi sosial. Dibanding dengan penelitian eksploratif, penelitian deskriptif lebih spesipik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel. Sering penelitian deskripsi didahului oleh penelitian eksploratif dan memberi bahan yang memungkinkan penelitian eksperimenta”. Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah metode ini sesuai dengan masalah yang diteliti dan penelitian ini akan menafsirkan serta menuturkan data-data yang ada.
3. PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Geografi berasal dari kata geo yang artinya bumi, dan grafien yang artinya lukisan atau gambaran. Jadi secara harfiah, geografi berarti lukisan tentang bumi. dan menurut Bintarto geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi baik secara fisik maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Sedangkan menurut seminar Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi (Seminar Semarang) tahun 1988, geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dilihat dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Objek dari ilmu geografi terdiri dari objek material berupa fenomena geosfer yang terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer dan antroposfer serta objek formal berupa pendekatan keruangan (spatial approach,) pendekatan kewilayahan (regional approach), dan pendekatan lingkungan (environment approach). 3.2 Deskripsi Kasawan Sentra Salak di Kelurahan Ciakar Wilayah Kelurahan Ciakar merupakan bagian dari sembilan Kelurahan yang berada di Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dengan luas wilayah 265,130 hektar yang merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 645 meter diatas permukaan laut. Kawasan sentra salak yang berada di wilayah Kelurahan Ciakar merupakan satu-satunya kawasan sentra salak yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Kawasan tersebut dari tahun ke tahun selalu berbenah diri atau terus mengembangkannya supaya menjadi wilayah kawasan sentra salak yang menjadi pusat kawasan sentra salak yang berada di wilayah Kota Tasikmaya, kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar sangat strategis terbukti jarak antara kawasan sentra salak ke pusat Kota Tasikmalaya hanya berjarak 10 km dan hanya mampu menempuh waktu kurang lebih 10 – 15 menit dengan kendaran motor atau mobil. Kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar mempunyai luas areal lahan sebanyak 43 hektar, maka dari luas areal lahan tersebut bahwa areal
penanaman salak pondoh mempunyai areal lahan seluas 23 hektar, yang dimana areal penanaman salak pondoh tersebut ialah areal lahan yang paling di pavoritkan oleh para petani salak. Penanaman salak biasa mempunyai luas areal lahan sebanyak 11 hektar, menurut para petani sekitar mengatakan bahwa lahan tersebut kurang di pavoritkan, karena dilihat jenis buah salak yang mempunyai rasa asam maka buah salak biasa mempunyai peminat yang kurang dan kemungkinan besar lahan penanaman salak biasa kedepannya akan selalu berkurang. Areal penanaman salak pontas mempunyai luas lahan sebanyak 9 hektar, penanaman salak pontas tersebut adalah lahan yang paling sedikit dari ke dua lahan yang telah di paparkan di atas. Bahwa areal salak tersebut ialah areal salak yang baru dikembangkan oleh para petani di Kelurahan Ciakar khususnya di kawasan sentra salak. Kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar hanya menanam tiga jenis salak seperti salak pondoh, salak biasa, dan salak pontas karena menurut para petani ke tiga salak tersebut mempunyai peminat yang cukup banyak dan pasokan ke pasarannya juga cukup melimpah. Bahkan tidak sedikitpun pemborong yang dari luar kota seperti Bandung ada yang datang dan meminta pasokan salak pondoh, salak biasa, dan salak pontas langsung dari sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar. Pada tahun 2013 kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar mempunyai luas lahan sekitar 43 hektar yang dimana luas areal sentra salak tersebut berada tersebar di beberapa kampung yang berada di Kelurahan Ciakar. Tabel 3.1 Luas Lahan Sentra Salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya No. Kampung Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1. Margamulya 19 44,18 2. Sukasirna 1 12 27,90 3. Sukasirna 2 5 11,62 4. Peundeuy 3 6,97 5. Cihideung 2 4,65 6. Bapung 2 4,65 Jumlah 43 100 Sumber: Observasi Lapangan Tahun 2013
3.3 Upaya Pengembangan Kawasan Sentra Salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 3.3.1 Perluasan Lahan Pertanian Kawasan sentra salak yang berada di wilayah Kelurahan Ciakar dulunya hanya kawasan salak biasa yang dimana para petani hanya menanam salaknya dengan cara menanam biasa tanpa memikirkan kalau wilayah Ciakar kedepannya akan dijadikan kawasan sentra salak di Kota Tasikmalaya. Maka dengan diberikan sedikit pengetahuan pertanian dari pemerintah sekitar para petani salak yang berada di wilayah tersebut berfikir ulang untuk lebih mengembangkan lagi lahan pertanian yang berada di wilayah Ciakar. Dilihat dari segi pasaran khususnya jenis salak pondoh semakin banyaknya peminat yang dapat mendominasi dari jenisjenis buah salak, itu juga yang menjadikan alasan bagi para petani untuk memperluas lahan garapan salaknya supaya lebih luas lagi. Karena keuntungannya yang mampu menambah perekonomian di keluarganya. Dengan seiringnya waktu maka dari tahun ke tahun kawasan sentra salak terus menambah lahan pertaniannya. Tabel 3.2 Perluasan Lahan Pertanian Salak dari Tahun 2008 – 2013 di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya No. Tahun Luas Lahan Pertanian Salak (ha) 1. 2008 2. 2009 3. 2010 4. 2011 5. 2012 6. 2013 Sumber: Observasi Lapangan Tahun 2013
27 29 34 39 41 43
3.3.2 Pengolahan Hasil Pertanian Salak Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari suatu mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti yang luas (Soekartawi, 1991:2). Dalam konsep agribisnis tersebut, pengolahan hasil pertanian didudukkan dalam mata rantai yang tidak terputus dengan usaha pertanian lainnya, sehingga semakin tampak bahwa peningkatan mutu dan
jumlah hasil pertanian tanpa diikuti dengan usaha penanganan pasca panen akan mengakibatkan ketimpangan. Salak pondoh (salaca edulis) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sedang dikembangkan. Kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar menunjukkan produksi yang menggembirakan bagi para petani salak. Tetapi peningkatan produksi pada musim tertentu ternyata menimbulkan permasalahan dalam pemasaran, mengingat buah salak seperti halnya buah-buahan yang lain bersifat mudah rusak dan dalam kondisi normal hanya akan bertahan sekitar 20 hari sejak dipetik. Penyimpangan dan pengolahan hasil produksi salak pondoh merupakan usaha untuk menolong para petani dari kerugian. Selama ini penanganan pasca panen salak pondoh masih menggunakan cara-cara konvensional dan umumnya hanya disimpan untuk dipasarkan. Usaha pemecahan terhadap masalah penanganan pasca panen sangat perlu untuk ditelaah, sehingga dapat menghindarkan petani dari kerugian yang lebih besar, maka para petani yang berada di wilayah kawasan sentra salak berfikir kembali untuk menjadikan salak makana-makanan yang bervariasi seperti manisan salak, dodol salak, selai salak, dan keripik salak. Itu adalah alah satu pengolahan hasil pertanian salak yang berada di Kelurahan Ciakar, supaya terhindar dari kerugian yang cukup besar. Akan tetapi makanan-makan yang bervariasi tersebut dapat dijumpai ketika musim panen raya saja yang dilakukan dua kali panen dalam setahun. Produksi makanan hasil olahan yang bahan bakunya terbuat dari buah salak, para petani hanya menjualnya dengan cara bisa langsung ketempat
pengolahannya
ketika ada pembeli
atau diproduksikan
kewarung-warung dan pasar-pasar yang berada di wilayah Kecamatan Cibeureum dan sekitarnya. 3.3.3 Peningkatan Teknologi Peralatan yang digunakan dalam proses pertanian di kawasan sentra salak Kelurahan Ciakar sebagian masih menggunakan peralatan tradisional. Dimana alat yang digunakan seperti cangkul, lenjog dan sabit masih tetap dilakukan oleh para petani salak tersebut. Saat pemanenan salak para
petani membuat carayang mempermudah cara pemanenan salak yaitu dengan cara parang diikat dibambu yang agak panjang kira-kira 1 m supaya saat memanen salak tangan para petani tidak kena duri salak. Ketika memanen salak biasa para petani tidak memotong dahan buah salak, sedangkan saat bertani salak pondoh para petani memotong dahan yang dibuahi buah salak karena supaya pembuahan salak pondoh tersebut akan lebih sempurna hasilnya. Peningkatan teknologi tidak hanya dalam segi peningkatan teknologi akan tetapi peningkatan teknologi dari segi tata cara penanaman buah salak yang berkualitas. di Kelurahan Ciakar yang dulunya melakukan penanaman salaknya hanya dengan cara di sebarkan saja atau di acak, dengan seiringnya pengetahuan yang lebih luas maka para petani salak melakukan teknik penanamannya dengan cara dari satu pohon ke pohon yang lainnya di beri jarak antara sekitar 1,5 meter – 2 meter. Sehingga akan mempermudah pemasukan sinar mataharinya dan akan berdampak baik terhadap kualitas pertaniannya. 3.3.4 Perluasan Daerah Pemasaran Keberhasilan suatu usaha produksi sangat ditentukan oleh pemasaran. Tampa adanya pemasaran yang baik tidak ada penjualan hasil produksi yang lancar, sehingga
kecil
kemungkinan
usahanya tidak akan
berkembang. Kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar teus melakukan
perkembangan
pemasaran
atau
perluasan
pemasaran,
jangkauan pemasaran salak sampai juga ke daerah Jakarta. Proses perluasan daerah pemasaran salak yang bisa sampai ke daerah Jakarta, karena keuletan dan kegigihan para petani dalam melakukan promosi-promosi salak dan ikut peran serta juga bagi peran pemborong yang terus-menerus mempopulerkan salak yang berasal dari Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Pemasaran salak yang dulunya hanya dilakukan di daerah sekitar dan hanya pemasarannya ke pasar-pasar yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya, karena dengan seiringnya hasil pertanian salak di Kelurahan Ciakar terus melakukan peningkatan dari segi kualitan maka perluasan pemasaran salakpun terus
meningkat. Salak yang sudah di panen oleh para pemborong, tengkulak atau Bandar dipasarkan hingga ke daerah Tasikmalaya, Ciawi, Garut, Bandung, Jakarta, Majalengka dan Cirebon hingga sampai sekarang. 3.3 Faktor-faktor Geografi yang Mempengaruhi Upaya Pengembangan Kawasan Sentra Salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 3.3.1 Faktor Fisik Faktor fisik dalam aktivitas pertanian berkaitan erat dengan lokasi wilayah pada belahan bumi yang pada gilirannya akan berhubungan dengan iklim. Iklim akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena tidak semua tanaman yang tumbuh di wilayah iklim tropis akan tumbuh baik di wilayah yang beriklim subtropis. Ketinggian tempat akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tumbuhan. Selain itu faktor-faktor fisik yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tanaman adalah meliputi iklim, tanah, air dan lahan. Tabel 3.3 Syarat Tumbuh Pertanian Salak Kondisi Ideal Kondisi Kawasan Sentra Salak No. Penanaman Salak di Kelurahan Ciakar 1. Iklim Tipe iklim di wilayah penelitian Suhu yang paling baik antara 20 adalah iklim basah tropis dengan – 30ºC dengan curah hujan musim kering singkat, dengan antara rata-rata 200 – 400 suhu antara 22ºC – 26ºC dan mm/bulan dan termasuk dalam curah hujan sekitar 1500 – 2000 bulan basah. mm/tahun. 2. Kemiringan Lahan Lahan yang berada di kawasan Yang ideal adalah lahan datar sentra salak berupa lahan datar karena untuk kegiatan yang dapat mempermudah para pemeliharaan tanaman dapat petani dalam pemeliharaan dilaksanakan dengan relatif tanaman salaknya. Untuk mudah. Untuk lahan dengan kemiringan tanah di daerah kemiringan yang lebih dari 5% penelitian berkisaran antara 3 – dianjurkan sudah harus dengan 4% yang dapat mempermudah terasering dengan maksud untuk aliran ari di pertanian salak. mempermudah pemeliharaan maupun untuk pengairannya, sertamemperkecil problema erosi tanah. 3. Hidrologis Pertanian atau kawasan sentra Kebun atau pertanian salak tidak salak yang berada di Kelurahan tahan akan dengan genangan air. Ciakar hanya mengandalkan
pengaira dari sisten tandah hujan saja. 4. Tanah Kelurahan Ciakar memiliki Tanaman salak menyukai tanah latasol hitam. Tanah tanaman yang subur, gembur, latasol adalah tanah yang dan lembab. seperti latasol dan memiliki beberapa warna. Tanah aluvial. ini cukup subur sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan Sumber: Penelitian di Kelurahan Ciakar 2013 3.3.2 Faktor Ekonomi 3.3.2.1 Modal Pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar didukung penuh oleh pemerintahan Kota Tasikmalaya. Dengan di berikannya bibit-bibit unggul dari pemerintah dan dinas pertanian Kota Tasikmalaya maka para petani yang berada di Kelurahan Ciakar dapat sedikit lega, karena dengan pemberian bantuan dari pemerintah. Itu semua ialah modal awal untuk pengembangan kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Modal yang diberikan pemerintah dalam bentuk pemberian bibitbibit unggul tersebut dimaksimalkan sekali oleh para petani dan modal yang diberikan tersebut dari tiap tahun ke tahun selalu di beri
oleh
pemerintah
Kota
Tasikmalaya,
karena
untuk
pertumbuhan dan pengembangan kawasan sentra salak di Kota Tasikmalaya. 3.3.2.2 Adanya Pendapatan Petani Adanya pendapatan petani merupakan salah satu faktor yang mendorong dalam pertanian salak di Kelurahan Ciakar. Tingginya pendapatan membuat para petani mencoba untuk meningkatkan lagi kualitas dari segi pertanian salaknya. Pertanian salak yang di tanam di Kelurahan Ciakar ada 3 jenis salak, yaitu salak pondoh, salak biasa, dan salak pontas.ke tiga jenis salak tersebut semuanya mempunyai nilai jual atau nilai ekonomi yang cukup lumayan bagi pendapatan para petani salak.
3.3.2.3 Pemasaran Keberhasilan suatu usaha produksi sangat ditentukan oleh pemasaran. Tampa adanya pemasaran yang baik tidak ada penjualan
hasil
produksi
yang
lancar,
sehingga
kecil
kemungkinan usahanya tidak akan berkembang. Pemasaran salak di Kelurahan Ciakar dilakukan dengan cara para petani memasarkannya pada pemborong, tengkulak atau bandar salak yang langsung datang sendiri ke tempat kawasan sentra salak. Karena para petani di Kelurahan Ciakar sudah memiliki pemborong, tengkulak atau Bandar masing-masing dalam menjual hasil pertaniannya.Itu terjadi sejak para petani saat bertani salak dan sampai sekarangpun masih dilakukan oleh para petani salak. Kemudian dari hasil pertanian di Kawasan sntra salak oleh para pemborong, tengkulak atau Bandar dipasarkan kembali ke daerah Tasikmalaya, Ciawi, Garut, Bandung, Jakarta, Majalengka dan Cirebon. 3.3.3 Faktor Sosial Budaya 3.3.3.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja pertanian salak yang berada di Kelurahan Ciakar sudah cukup propesional atau mahir, karena ilmu pengetahuan pertanian salaknya langsung dari orang tuannya atau dengan sistem turunn temurun. Para petani salak trus melakukan pengembangan teknik cara-cara baru untuk pertanian salak, supaya
hasil
dari
pertanian
panen
salak
tersebut
bisa
menghasilkan kualitas dan hasil yang menggiurkan. Pemberian penyuluhan dari Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya untuk bagi para petani salak di Kelurahan Ciakar tahun
ketahun
terus
dilakukan
dari
untuk pemberian pengetahuan teknik cara
pertanian salak yang baik, benar, dan berkualitas. Tenaga kerja yang berkualitas memungkinkan juga berdampak bai bagi kualitas hasil dan pendapatan bagi para petani salak, yang mampu berdampak bagi perobahan perekonomian keluarga
petani tersebut yang dimana biasanya para petani yang bergelut usaha di bidang pertanian salak biasanya petani sering mengeluh dengan dengan keuntungan mereka, yang tak sama dengan hasil penanaman dan keringat mereka. 3.3.3.2 Sistem Pengetahuan Pengetahuan cara pemeliharaan dan penanaman salak di dapat dari orang tuanya secara turun temurun maupun juga dari sesama petani salak lainnya, karena mayoritas para petani di kawasan sentra salak Kelurahan Ciakar sudah terbiasa dengan kegiatan aktivitas bertaninya. Jadi ketika ada kendala yang dihadapi para petani bisa bertukar pikiran dengan petani yang lainnya. Pengetahuan dari orang tuannya sangat melekat sampai sekarang dan sekarangpun keahlian dalam bertani salak masih tetap dilakukan dalam pertanian di kawasan sentra salak Kelurahan Ciakar. Cara pemeliharaan pertanian salak di Kelurahan Ciakar sebagian besar masih menggunakan cara yang di dapatkan dari keluarganya secara turun temurun. Karena pada umumnya pemeliharaan tanaman salak pondoh hampir sama dengan cara pemeliharaan salak biasa. Namun yang membedakanya dengan salak biasa ialah cara penanamannya. Salak pondoh cara penanamannya dilakukan dengan cara memberikan jarak dari tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya, sedangkan salak biasa cenderung cara penanamannya kebanyakan tidak beraturan, beracak atau tidak mempunyai jarak dari tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya. 4. SIMPULAN Dari hasil deskripsi dan pembuktian hipotesis, dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 4.1 Upaya pengembangan kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya diantaranya :
4.1.1 Perluasan lahan pertanian Lahan pertanian salak di Kelurahan Ciakar mengalami perluasan dari tahun ke tahun, dengan bertambahnya atau perluasan lahan tersebut maka kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar terus mengalami perkembangan. 4.1.2 Pengolahan hasil pertanian salak Pengolahan hasil pertanian salak yang dilakukan oleh para petani sematamata supaya tidak mengalami kerugian yang cukup besar. Sehingga para petani terus berkreativitas supaya jenis-jenis makanan yang bahan bakunya terbuat dari buah salak bisa di perjual belikan, seperti selai salak, dodol salak, dan keripik salak. 4.1.3 Peningkatan teknologi Peningkatan teknologi dipergunakan oleh para petani salak di Kelurahan Ciakar masih menggunakan alat-alat tradisional, seperti cangkul, lenjog, dan parit. Akan tetapi peningkatan teknologi yang berperan dalam pertanian salak adalah ilmu teknologi dalam tata cara penanaman salak yang lebih baik dan modern, karena dapat memberikan kualitas pertanian dan panen salak yang baik. 4.1.4 Perluasan daerah pemasaran Kawasan sentra salak yang berada di Kelurahan Ciakar teus melakukan perkembangan pemasaran atau perluasan pemasaran, jangkauan pemasaran salak sampai juga ke daerah Jakarta, Bandung, Majalengka dan Cirebon. 4.2 Kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalayan memiliki potensi yang baik karena didukung oleh : 4.2.1 Faktor fisik Faktor geografis yang mendukung terhadap potensi kawasan sentra salak di Kelurahan Ciakar meliputi iklim, lahan, hidrologis, dan tanah. 4.2.2 Faktor ekonomi Modal, adanya pendapatan petani, dan pemasaran merupakan potensi yang ada atau yang dimiliki oleh Kelurahan Ciakar sebagai sentra salak. 4.2.3 Faktor Sosial Budaya Tenaga kerja dan sistem pengetahuan yang berperan penting terhadap
pengembangan kawasan sentra salak dan mampu untuk menghasilkan kualitas pertanian salak yang baik. DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga, Anwas (1982). Ilmu Usaha Tani Jilid 2. Bandung: Alumni. Anarsis, Widji (1996). Agribisnis Komoditas Salak. Jakarta: Bumi Aksara. Husodo, Siswono Yudo (2009). Pertanian Mandiri. Jakarta: Penebar Swadaya. Limbong, W. H. dan S. Panggabean (1985). Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor: Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Luthfi Rayes, M (2006). Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Purnomo, Harsono (2001). Budi Daya Salak Pondoh. Semarang: Aneka Ilmu Semarang. Sumaatmadja, Nursid (1981). Studi Geograafi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Sumaatmadja, Nursid (1988). Meotdologi Analisa Geografi. Bandung: Alumni.