HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA (STUDI PADA WANITA USIA SUBUR di KELURAHAN NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA) Talitha Khalida Amalia Nur Lina dan Siti Novianti Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universias Siliwangi ABSTRAK Penatalaksanaan keganasan kenker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, walaupun demikian angka kematian dan angka keganasan kanker payudara masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan penderita ditemukan pada pada stadium lanjut. Deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan sangat pentikng untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk mencegah terjadinya kanker payudara yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika wanita mencapai usia reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan praktik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada wanita usia subur di kelurahan Nagarasari kecamatan Cipedes kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah responden sebanyak 97 orang dengan instrumen lembar kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariate menggunakan uji Chi-square. Adapun hasil penelitiannya adalah 55,7% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik dan 44,3% responden memiliki pengetahuan yang baik serta 60,8% responden tidak melakukan praktik SADARI dan 39,2% responden melakukan praktik SADARI. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan praktik SADARI p=0,001 (OR=4,380). Peningkatan pengetahuan SADARI dan cara melakukan SADARI pada wanita usia subur di kelurahan Nagarasari kecamatan Cipedes kota Tasikmalaya sangat diperlukan. Kepustakaan : 25 (1995-2015) Kata kunci
: Pengetahuan, deteksi dini, pemeriksaan payudara sendiri
RELATIONSHIP OF BREAST SELF CHECK YOUR KNOWLEDGE (BSE) BSE AS A PRACTICE WITH EARLY DETECTION OF BREAST CANCER (STUDY OF WOMEN IN FERTILE AGE in District Cipedes Village Nagarasari Tasikmalaya)
Talitha Khalida Amalia Nur Lina dan Siti Novianti Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universias Siliwangi ABSTRAK The management of breast cancer as the malignancy has progressed very rapidly, however mortality and malignancy of breast cancer remains high. This is due to the patient is found at an advanced stage. Early detection and diagnosis of malignancy role very pentikng to improve prognosis in addition to other clinical factors. Breast self-examination (BSE) is one of the measures to prevent the occurrence of early detection of breast cancer will be more effective if done as early as possible when a woman reaches the age of reproduction. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge about BSE with BSE practice as early detection of breast cancer in women of childbearing age in the village Nagarasari Cipedes subdistrict in Tasikmalaya. This study used survey method with cross sectional approach and sampling using simple random sampling. The number of respondents as many as 97 people with a questionnaire sheet instruments. Univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi-square test. The research results are 55.7% of respondents have less knowledge is good and 44.3% of respondents had good knowledge and 60.8% of respondents did not practice BSE and 39.2% of respondents practice BSE. There is a relationship between the level of knowledge about BSE with BSE practice p = 0.001 (OR = 4.380). Improved knowledge of BSE and how to perform BSE in women of childbearing age in the village Nagarasari Cipedes subdistrict in Tasikmalaya indispensable. Literature
: 25 (1995-2015)
Keyword : Knowledege, early detection, breast self-examination
1. Pendahuluan Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya adalah faktor reproduksi, penggunaan hormon, radiasi, riwayat keluarga dan faktor genetik (Mardiana, 2007). Jumlah kasus kanker payudara di Kota Tasikmalaya selama tahun 2015 berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya adalah sebanyak 89 kasus. Kasus paling tinggi terjadi di Puskesmas Cigeureung dan rentang usia yang paling banyak menderita kanker payudara adalah usia 20-44 tahun. Data Puskesmas Cigeureung menyebutkan pada tahun 2015 terdapat 44 kasus (49%) kanker payudara dan yang tertinggi terdapat di Kelurahan Nagarasari dengan 24 kasus atau sebesar 27% dari seluruh kasus kanker payudara di Kota Tasikmalaya (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2015). Penatalaksanaan keganasan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, walaupun demikian angka kematian dan angka keganasan kanker payudara masih tetap tinggi, hal ini disebabkan penderita ditemukan pada stadium lanjut. Deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan sangat penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya (Rasjidi, 2010). Dalam perkembangan teknologi dunia kedokteran, ada berbagai macam cara untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudara, diantaranya dengan thermography, mammography, ductography, biopsi dan USG payudara. Disamping itu ada juga cara yang lebih mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri yang dikenal dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk mencegah terjadinya kanker payudara yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika wanita mencapai usia reproduksi (Suryaningsih, 2009). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejalagejala Ca Mammae. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita Ca Mammae, karena semakin awal terdeteksi maka akan semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan. Hasil penelitian menyebutkan kurang lebih 85 % adanya tumor diketahui dulu oleh penderita yang kadang-kadang secara tidak sengaja (Soelarto,1995). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan praktik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada wanita usia subur di kelurahan nagarasari kecamatan cipedes kota tasikmalaya.
2. Metode Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Tasikmalaya pada bulan Oktober 2016-Januari 2017 dengan lokasi pengambilan data responden di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Penelitian ini melibatkan 97 responden wanita usia subur. Teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. 3. Hasil Penelitian a. Analisis Univariat 1) Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Umur Responden Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Statistik
Umur (tahun)
Max Min
63 40
Mean
45,91
Berdasarkan analisis rata-rata umur responden yang diteliti adalah 45 tahun. Umur responden yang paling tua dalam penelitian ini yaitu 63 tahun. 2) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Frekuensi N Persentase (%) 1 Kurang Baik 54 55,7 2 Baik 43 44,3 Jumlah 97 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 54 orang (55,7%) dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 43 orang (44,3%). No
Pengetahuan
3) Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Praktik Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Praktik Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Frekuensi N Persentase (%) 1 Tidak 59 60,8 2 Ya 38 39,2 Jumlah 97 100 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah responden yang tidak melakukan praktik SADARI sebanyak 59 orang (60,8%) dan responden yang melakukan praktik SADARI sebanyak 38 orang (39,2%). No
Praktik SADARI
b. Analisis Bivariat 1) Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Praktik SADARI Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan Praktik SADARI Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun 2016
No 1 2
Kategori Pengetahuan SADARI Kurang Baik Jumlah
Praktik SADARI
Total
Tidak N %
Ya N
%
N
%
41 18
69,5 30,5
13 25
34,2 65,8
54 43
55,7 44,3
59
100
38
100
97
100
P
OR 95% CI
0,001
4,380 (1,83610,452)
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang periksa payudara sendiri (SADARI) lebih banyak melakukan praktik SADARI (65,8%) dibandingkan dengan yang tidak melakukan praktik SADARI (30,5%). Pada responden yang memiliki pengetahuan SADARI kurang, lebih banyak yang tidak melakukan praktik SADARI (69,5%) dibandingkan dengan yang melakukan praktik SADARI (34,2%).Nilai p = 0,001 (p ≤ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan SADARI dengan praktik SADARI.
4. Pembahasan a. Hubungan Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan Praktik SADARI Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang periksa payudara sendiri (SADARI) dengan praktik SADARI. Didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI lebih banyak melakukan praktik SADARI (64,9%) dibandingkan dengan yang tidak melakukan praktik SADARI (31,7%). Sedangkan pada responden yang memiliki pengetahuan SADARI kurang, lebih banyak responden yang tidak melakukan praktik SADARI (68,3%) dibandingkan dengan yang melakukan praktik SADARI (35,1%). Hasil penelitian diatas sesuai dengan tinjuan teori bahwa tingginya angka kematian karena kanker payudara disebabkan sebagian besar penderita datang setelah stadium lanjut. Hal ini disebabkan beebrapa faktor diantaranya adalah penderita tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun atau tradisional dan rasa malas serta malu memperhatikan payudara (Sutjipto, 2007). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sri Handayani (2008) mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di Kelurahan Kalangan Kecamatan Klaten yang menunjukkan hasil p = 0,015 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku responden dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 5. Simpulan a. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang periksa payudara sendiri (SADARI) sebnayak 55,7% dan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI sebnayak 44,3%. b. Responden yang tidak melakukan praktik SADARI sebnayak 60,8% dan responden yang melakukan praktik SADARI sebnayak 39,2% c. Ada hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan praktik SADARI (p=0,003) dan nilai OR=3,984. 6. Saran a. Bagi Institusi Pemerintahan (Kelurahan Nagarasari) Diharapkan Kelurahan Nagarasari dapat berkolaborasi dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat lebih tahu dan paham tentang periksa payudara sendiri (SADARI).
b. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan cara meniliti variabel lain, seperti variabel sikap dan dapat mengembangkan penelitian mengenai deteksi dini kanker payudara, khususnya tentang SADARI.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kota Tasikmalaya. 2015. Laporan Tahunan Dinkes Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Mardiana, L. 2007. Kanker Pada Wanita: Pencegahan dan Pengobatan denga Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya. Rasjidi, I. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV Agung Seto. Suryaningsih, E. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogyakarta: Paradigma Indonesia.