HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2 KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh MUH. SHIRLI GUMILANG NIM 0804719
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA 2012
Halaman Pengesahan Skripsi MUH. SHIRLI GUMILANG NIM 0804719 HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2 KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. NIP 19510503 197603 1 003 Pembimbing II,
Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. NIP 19530706 197403 2 001 Mengetahui Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya,
Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP 19520628 198103 1 001
i
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM
: 0804719
Tempat / tanggal lahir : Cirebon, 21 Oktober 1990 Fakultas
: Fakultas Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Tasikmalaya, Juni 2012 Yang membuat pernyataan,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
ii
iii
Hiduplah mengalir seperti air (senantiasa bermuara di lautan keberhasilan)
Tegar seperti karang (komitmen kuat menahan ujian kehidupan)
Rendah hati seperti ilmu padi (menyadari bahwa keberhasilan bukan atas ijin sendiri)
Terimakasih ya Allah... atas ijin-Mu aku mampu menahan ujian sehingga aku berada di lautan keberhasilan. ♥♥♥
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini ku persembahkan kepada : ¤ Ayahanda (Abdul Rajak) dan Ibunda (Eha Haehati) serta kedua adikku (Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Ghufron Singgih) yang dalam do’aku memohon semoga mereka lebih baik dariku. ¤ MureDoke sebuah cita dan asa menuju kebahagiaan. ¤ Sahabat-sahabat terbaikku di kosan “Brigief” (Asep, Rian, Kuslani, Yan, Firman) tidak lupa juga Angga, Usep,
iv
Lutfi, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Mereka adalah sahabat yang saling memberikan kekuatan untuk mencapai keberhasilan. ¤ Sahabat-sahabat ku se-organisasi yang mengajarkan arti dari kekeluargaan. ¤ Sahabat-sahabat angkatan 2008.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Tidak lupa shalawat beserta salam atas Nabi pemberi petunjuk dan kerahmatan yaitu junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. juga atas semua keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu dalam penyusunan skripsi kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. selaku Direktur Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.
vi
vii
3. Bapak Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia
meluangkan
waktu
dan
penuh
kesabaran
dalam
membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Seluruh
Staf
Dosen
Universitas
Pendidikan
Indonesia
Kampus
Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan, masukan, kritik dan dukungan bagi penulis. 7. Seluruh Staf Teknik Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah
membantu
dalam
proses
perizinan
penelitian
sehingga
terselesaikannya skripsi ini. 8. Bapak Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Perumnas
2 Kecamatan
Cipedes
Kota Tasikmalaya
yang telah
memberikan pengarahan, masukan selama pelaksanaan penelitian.
viii
9. Ibu Nuni Tri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas V.a yang telah memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian. 10. Ibu Didah Wahidah, S.Pd. selaku guru kelas V.b yang telah memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian. 11. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan cinta dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan semangat danbantuan moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelasaikan skripsi ini. Semoga amal baik, dukungan moril dan materil yang telah diberikan mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan penulis dan umumnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.
Tasikmalaya, Juni 2012
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
ix
Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Muh. Shirli Gumilang 0804719 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan apersepsi yang dilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS, 2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS, 3) Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Lokasi penelitian adalah SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh atau sensus yaitu kelas V.a sebagai kelas eksperimen dan Kelas V.b sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (quasi eksperimental) dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan tes tertulis, lembar observasi, dan studi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar dengan menggunakan Pearson Product Moment. Hasil dari pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas eksperimen yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen, dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif. 2) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas kontrol yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain 0,24 menunjukan tidak efektif. 3) Setelah dilakukan uji hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 bernilai positif dan Sig. (2-tailed) adalah 0,071, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, hasil tersebut menunjukan tingkat hubungan rendah. Adapun kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar adalah 12,87% dan sisanya adalah 87,11% yang memberi kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa adalah faktor lain selain apersepsi. Kata Kunci : Apersepsi, hasil belajar siswa x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN........................................................................
ii
PERSEMBAHAN...........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR....................................................................................
iv
ABSTRAK.......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xii
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian................................................................... B.Identifikasi dan Perumusan Masalah.................................................... C.Tujuan Penelitian.................................................................................. D. Manfaat Penelitian.............................................................................. E.Struktur Organisasi Skripsi...................................................................
1 7 9 9 10
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka.................................................................................... 1. Apersepsi Pembelajaran................................................................. 2. Hasil Belajar.................................................................................. 3. Hakikat Pembelajaran IPS............................................................. B.Kerangka Pemikiran............................................................................. C.Hipotesis Penelitian..............................................................................
12 12 20 35 40 41
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian............................................ B. Desain Penelitian................................................................................ C. Definisi Operasional.......................................................................... D. Instrumen Penelitian.......................................................................... E. Proses Pengembangan Instrumen....................................................... F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. G. Analisis Data......................................................................................
43 45 47 49 50 53 55
II.
xi
xii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.................................................................................. 1. Keterlaksanaan Pembelajaran........................................................ 2. Analisis Deskriptif......................................................................... 3. Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................. 4. Uji Inferensial................................................................................ 5. Uji Hipotesis.................................................................................. B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. V.
60 60 61 66 81 85 88
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran...................................................................................................
91 92
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
94
LAMPIRAN....................................................................................................
97
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 161
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom............................................................ 31 Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 Tahun Ajaran 2011/2012............................................................... 43 Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2................................... 44 Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental).. . 47 Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian............................................. 49 Tabel 3.5. Interpretasi Validitas..................................................................... 51 Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS............................... 60 Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS..... 63 Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64 Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64 Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................................ 65 Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)................................. 67 Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol............................................................................ 67 Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol............ 68 Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 69 Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 71 Tabel 4.11. Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)........... 71 Tabel 4.12. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol............................................ 73 Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen..................................................................... 74 Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen..... 75 Tabel 4.15. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 76 Tabel 4.16. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 78 Tabel 4.17. Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)... 77 Tabel 4.18. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen..................................... 80 Tabel 4.19. Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................................ 81 Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen........................................ 82 Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol............................................... 83 Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 85 Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen..... 86 Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................... 86 xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3. Gambar 2.4. Gambar 2.5. Gambar 2.6. Gambar 3.1. Gambar 4.1. Gambar 4.2. Gambar 4.3. Gambar 4.4. Gambar 4.5. Gambar 4.6.
Halaman Proses Masuknya Informasi sampai Reaksi.................................. 19 Gelombang Delta Ketika Manusia Tidur Tanpa Mimpi............... 22 Gelombang Teta Ketika Manusia Tidur dan Bermimpi............... 23 Gelombang Alfa Ketika Manusia Dapat Berpikir Kreatif............ 24 Gelombang Beta Ketika Manusia Dalam Kondisi Marah, Stres, Bingung, dan Pusing..................................................................... 25 Kerangka Pemikiran Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar.................................................................................. 41 Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil Belajar...................... 46 Interval Kategori Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................................ 64 Interval Kategori Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................................ 65 Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol......................... 69 Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen.................. 76 Histogram Gain Kelas Eksperimen Data Berdistribusi Normal... 83 Histogram Gain Kelas Kontrol Data Berdistribusi Normal.......... 84
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)......................................... 98 Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi................................................................... 99 Lampiran 3. Revisi Soal.................................................................................... 104 Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi..................................................................... 106 Lampiran 5. Kunci Jawaban.............................................................................. 111 Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi........................................... 112 Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal............................................................... 115 Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)................................... 117 Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)......................................... 118 Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)................................ 119 Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi.............................................. 125 Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0.............................. 126 Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1...................................... 130 Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2...................................... 136 Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1............................................. 142 Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2............................................. 148 Lampiran 17. Administrasi Penelitian................................................................. 154
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) “pendidikan diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang mengenyam bangku pendidikan formal.” Sedangkan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1) bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135) Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari 1
2
pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri.”Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat” (Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa “menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.” (UNISBA, 2007:11). Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan, seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan
3
agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan dapat dilaksanan dengan baik dan benar. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran. Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global. Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja Negara Indonesia sejajar dengan negara dan bangsa lain. Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata
pelajaran
yang
diberikan
mulai
dari
SD/MI/SDLB
sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara
4
Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai . Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.. 1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya.” (Isjoni, 2007:25). Sedangkan Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa:
5
IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitu membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran, baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalam memecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekali intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yang komplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peran aktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukan keputusan hidup bermasyarakat. Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya. Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru. Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari
6
pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) yang menjelaskan bahwa: Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru. Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011) Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa: Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung
7
atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya ketika
siswa dihadapkan
pada
permasalahan
inti
dalam
pembelajaran.
Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai. Sehubungan
dengan
pernyataan
tersebut,
peneliti
termotivasi
untuk
melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa “Perumusan masalah merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.” Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek penelitian dalam bentuk pertanyaan.
8
1. Identifikasi dan Analisis Masalah Berdasarkan
pada
latar
belakang
masalah,
maka
peneliti
dapat
mengidentifikasi permasalahan, diantaranya: a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi. b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa. c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam menunjang aktivitas pembelajaran. d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
9
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini tidak hanya dirasakan secara teoritis saja tetapi dapat dirasakan pula secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran IPS serta memberi gambaran mengenai hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di SD. Sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa “apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman.” 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk menambah wawasan siswa tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di SD. b. Bagi Guru
10
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD. c. Bagi Kepala Sekolah Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD. d. Bagi Kelembagaan Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya “struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini” (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut: Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.
11
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian. Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka “Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun hipotesis penelitian” (UPI, 2011:21). Landasan teori yang dimaksud adalah teori dasar yang menjelaskan secara rinci setiap variabel penelitian. Adapun landasan teori dari penelitian ini yaitu berkaitan tentang korelasi antara apersepsi pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. 1. Apersepsi Pembelajaran Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011) Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan dibahas adalah dengan membuat kaitan atau apersepsi pembelajaran. Siswa akan tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan pengalaman mereka atau sesuai minat dan kebutuhan mereka. 12
13
Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme pertama kali di perkenalkan oleh seorang psikolog berkebangsaan Jerman yaitu Jhon Friedrich Herbart (17761841). Pengaruh Herbart dalam abad dua puluh sangat besar. Buah pikirannya mendominasi pendidikan guru dan pendidikan umumnya di Amerika Serikat. Apersepsi ialah proses asosiasi antara ide yang baru dengan yang lama yang tersimpan dalam bawah sadar individu. Setiap ada masuk persepsi baru maka ia disambut oleh yang lama. Ide yang lama berlomba kekuatan untuk memasuki alam sadar untuk menyambut ide baru. Persepsi atau pengamatan diperoleh dari lingkungan melalui alat indera. Melalui asosiasi diperoleh ide yang sederhana, yang menjadi lebih kompleks melalui asosiasi selanjutnya. Sebelumnya, John Locke (1632-1704) telah mengemukakan teori tabularasa yang mengatakan bahwa otak atau pikiran manusia pada waktu lahir masih kosong seperti papan tulis bersih. Akan tetapi rangsangan, pengalaman dari luar, mengisi pemikiran itu. Apa saja yang diketahui manusia datangnya dari luar diri orang itu. Dalam otak itu terjadi hubungan atau asosiasi antara ide-ide. Menurut Locke ide-ide itu pasif. Herbart sebaliknya, berpendapat bahwa ideide itu aktif, dinamis, mempunyai kekuatan untuk bergabung, jadi berlomba untuk bergabung dengan ide baru yang masuk. Akan tetapi manusia itu sendiri pasif, dan hanya merupakan wadah tempat asosiasi itu berlangsung. Semua persepsi pada hakikatnya apersepsi, setiap persepsi cenderung akan bergabung dengan bahan yang telah ada. Tanpa pengalaman yang ada, suatu pengamatan atau ide tak ada artinya dan tak akan diperdulikan. Sebaliknya ide yang telah tersimpan, akan tetapi tak mempunyai kesempatan berasosiasi maka
14
cepat atau lambat akan menghilang dengan sendirinya. Herbart percaya, bahwa ide yang baik akan menghasilkan kemauan yang baik dan perbuatan yang baik. Jadi kemauan bergantung pada pikiran. Tugas guru ialah memberikan buah pikiran yang baik agar siswa berbuat yang baik. Tujuan pendidikan, menurut Herbart ialah mendidik anak menjadi manusia yang bermoral baik. Seni mengajar ialah menyajikan buah pikiran yang dapat digunakan siswa sepanjang hidupnya. Guru dapat dipandang sebagai arsitek dan pembangunan pemikiran dan demikian pula karakter siswa. Pelajaran harus dibuat menarik dan ini akan tercapai dengan metode mengajar yang baik, didukung oleh bahan apersepsi yang baik pula. Landasan filosofis apersepsi yang dikemukakan oleh Herbart terbagi menjadi tiga tahap pembelajaran, yaitu: 1. Penerimaan rangsangan, yang lebih menitikberatkan pada kualitas informasi dan stimulus khusus yang harus ada pada pembelajaran. 2. Ingatan, yang menghasilkan kembali apa yang diketahui sebagai bahan pembentuk konsep-konsep pembelajaran. 3. Pemahaman, yaitu hasil pemikiran konsep dan generalisasi dari informasi yang sudah diterima otak. (Chatib, 2011:86). a
Pengertian Apersepsi Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “apersepsi adalah pengamatan
secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.” Menurut Kartono (1981:34) bahwa “apperception (apersepsi); 1. Persepsi (penglihatan, penghayatan, tanggapan, daya memahami atau menangkap) yang
15
jelas disertai pengenalan. 2. Pengenalan relasi-relasi antara objek yang disajikan dengan massa aperseftif atau benda pengenalan yang ada.” Menurut Chatib (2011:87) bahwa “kerangka pengajaran Quantum Teaching untuk tiga bagian awal (Tumbuhkan, Alami, dan Namai) adalah bagian dari apersepsi.” Kerangka rancangan pengajaran Quantum Teaching yang dimaksud adalah lebih dikenal dengan nama TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Tiga bagian awal yang dimaksud memiliki pengertian sebagai berikut. a. Tumbuhkan adalah aktivitas yang melibatkan siswa. Guru ikut serta dalam jalinan proses belajar untuk saling memahami dan memuaskan siswa. b. Alami adalah aktivitas memberikan pengalaman kepada siswa dengan memanfaatkan hasil alami otak untuk menjelajah. Saat mempelajari sesuatu dalam kehidupan nyata, kita sudah punya pengalaman awal, yang berhubungan dengan suatu konsep. Dengan adanya pengalaman, informasi yang abstrak akan menjadi konkret. c. Namai adalah aktivitas penanaman yang memuaskan hasrat alamiah otak memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. (Chatib, 2011:87) Apersepsi berasal dari kata apperception berarti menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Menurut Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa: Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru. Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya
16
dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan siswa mengusai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Salah satu muatan yang disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali siswa terhadap materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sajidin (2007) bahwa: Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi. Sedangkan menurut William James sebagai seorang psikolog, beliau pernah membahas mengenai apersepsi dalam tulisannya. Berikut ini adalah kutipan dari tulisannya tersebut. Many teachers are inquiring, “what is the meaning of apperception in educational psychology?” That most important idea in educational psychology is apperception. The idea of apperception is making a revolotion in educational methods in Germany. Now apperception is axtremely useful word in pedagogics, and offers of convenient name for a process to which every teacher must frequently refer. But verily maens nothing more than the act of taking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary in psichology, being only one of the innumerable result of the psichological process of association of ideas; and psichology itself can easly dispanse with the word, useful as it may be in pedagogics. (Chatib, 2011:80) Secara garis besar william james menyatakan bahwa pemahaman apersepsi masih sangat kurang dikuasai oleh guru. Banyak guru juga beranggapan bahwa penguasaan
apersepsi
hanya
kecil
pengaruhnya
terhadap
kebarhasilan
17
pembelajaran. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan pedagogis seorang guru. 1). Sifat Dasar Manusia Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang terjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara sederhana. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegagalan belajar siswa. Filosofi mendasar pandangan herbart mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pembelajar. Menurut Chatib (2011:81) bahwa “sifat dasar manusia adalah manusia adalah makhluk pembelajar; manusia untuk memerintah dirinya sendiri; dan Manusia bereaksi terhadap instruksi lingkungannya, jika ia dibekali oleh stimulus khusus.” a) Manusia Adalah Makhluk Pembelajar Setiap
manusia
adalah
makhluk
pembelajar
dalam
setiap
konteks
perkembangan budaya tertentu. Apabila semua guru memahami konsep pertama ini akan muncul sebuah paradigma yang menyatakan bahwa para siswa di dalam kelas adalah para makhluk yang sebenarnya siap untuk belajar. Selanjutnya menurut Bobbi DePoter dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan bahwa “pada saat mulai masuk kelas dan mengajar, mereka harus menganggap semua siswanya serdas dan punya kemampuan tinggi.” (Chatib, 2011:83) b) Manusia Adalah untuk Memerintah Dirinya Sendiri Secara alamiah, manusia punya kemampuan untuk memerintah kepada dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu, yang berasal dari rangsangan dan kualitas
18
informasi yang masuk ke dalam otaknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi fungsi mendasar organ manusia itu sendiri, yang dinamakan otak. Selanjutnya Taufiq Pasiak dalam bukunya berjudul Revolusi IQ/EQ/SQ menjelaskan bahwa “kulit otak manusia–terdiri atas paling banyak enam lapisan, yang menyelubungi otak besar–mempunyai tiga fungsi. 1. Fungsi Sensorik (masukan informasi); 2. Fungsi Motorik (gerak tubuh); 3. Fungsi Asosiasi.” (Chatib, 2011:84) Dalam melakukan reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus, otak manusia dapat merespon dan mengasosiasi masukan informasi dan kemudian otak melakukan instruksi. Ketiga fungsi otak tersebut satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dalam melakukan tugas, setiap informasi yang baru di terima otak (fungsi sensorik) kemudian di asosiasikan dengan informasi yang sudah ada di dalam ingatan (fungsi asosiasi), dan tahap selanjutnya adalah otak memberikan instruksi kepada organ lain untuk merespon informasi yang baru (fungsi motorik) Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chatib (2011:84) bahwa: Ketiga fungsi tersebut saling terkait. Misalnya ketika telinga menerima rangsangan berupa suara, suara tersebut akan dibawa oleh syaraf pendengaran ke pusatnya, di daerah Wernicke yang terletak di bagian samping kepala. Kemudian masukan informasi yang belum dipahami dikirim ke daerah asosiasi untuk dicocokan makna katanya, lalu dikirim ke daerah Borca di bagian depan kepala. Melalui daerah Borca inilah otak memerintahkan lidah atau tangan untuk bertindak sebagai reaksinya. Proses inilah yang membentuk kegiatan bahasa manusia, dapat terjadi karena kata yang masuk itu sudah tersimpan dalam gudang ingatan di kepala. Demikian pula, perintah gerak bagi lidah dan tangan. Artinya, rangkaian kerja otak dari menerima informasi sampai munculnya reaksi sangat terkait erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, wajarlah jika seorang siswa menentukan dirinya sendiri untuk mau atau tidak mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
19
Sayangnya, guru memiliki pandangan yang lain terhadap hal ini. Siswa yang tidak mau mennuruti instruksi guru dianggap nakal atau punya hambatan belajar. Padahal, kualitas informasi itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak melakukan instruksi sebagai reaksinya. Berikut ini adalah bagan alur yang menunjukan proses dari masuknya informasi atau kualitas informasi sampai reaksi untuk melakukan atau tidak melakukan reaksi dari informasi tersebut.
Kualitas Informasi Proses Reak si Melakukan
Tidak Melakukan
Gambar 2.1. Proses masuknya informasi sampai reaksi. Gambar tersebut menunjukan bahwa sifat dasar manusia adalah memerintah dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan. Guru yang tidak melakukan apersepsi akan menemui siswa yang menolak instruksi darinya, dan sebaliknya siswa akan mengikuti instruksi guru yang melakukan apersepsi. Sebenarnya, siswa melakukan apa yang guru instruksikan adalah karena “menganggap bahwa instruksi itu berasal dari rasa ingin tahu yang ada di dalam dirinya sendiri.” (Chatib, 2011:85) c) Manusia Bereaksi, jika Ada Stimulus Khusus
20
Manusia akan melakukan reaksi jika diberikan stimulus khusus. Tanpa adanya stimulus khusus manusia kecenderungan tidak akan melakukan reaksi terhadap informasi atau instruksi yang masuk ke dalam otaknya. Guru yang langsung memberikan informasi atau instruksi dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kondisi kelas yang tidak kondusif. Sebaliknya guru yang memberikan stimulus khusus dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kelas yang aktif, kreatif dan kondusif untuk belajar. Sebagai contoh, ada dua guru yang melakukan pembelajaran di kelas yang sama dengan materi yang sama dan menggunakan strategi belajar yang sama. Tetapi, keduanya mendapatkan hasil mengajar yang berbeda. Guru pertama mendapat antusiasme yang tinggi dari siswa sedangkan guru kedua hanya mendapatkan sikap acuh tak acuh para siswanya, yang malas melakukan instruksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena stimulus khusus yang dilakukan oleh guru pertama yaitu dengan memberikan reward atau pun penghargaan kepada siswa, sedangkan guru kedua tidak memberikan stimulus khusus kepada siswa.
b Tujuan Apersepsi Pembelajaran Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap awal pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut: a. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengan cara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum materi pelajaran terdahulu. b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akan dikuasai.
21
c. Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali materi baru. (Sujadi, 2011) Artinya, guru harus membangun terlebih dahulu pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum memberikan pelajaran atau materi inti. Apersepsi begitu penting dalam pembelajaran karena materi yang akan diajarkan merupakan materi baru bagi siswa. Apersepsi yang dilakukan guru akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang baru bagi siswa. Secara umum apersepsi yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara luas menurut pendapat Sujadi (2011) adalah sebagai berikut: a. Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan, perlu dipahami bahwa tidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidak semua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran terkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akan menyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansi dengan materi yang telah dipelajari. b. Mencoba menyatukan dua dunia, walaupun dapat dikatakan materi satu dengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentu yang memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranya sangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua materi tersebut. c. Menciptakan atmosfir, suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuk sedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentuk armosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologis yang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajari materi baru. c
Sumber-sumber Apersepsi Pembelajaran
22
Menurut Chatib (2011:87) “saya membagi pembelajaran dalam dua tahap besar, yaitu apersepsi dan strategi.” Apersepsi yang dimaksud dalam pembahasan kali ini sangat kompleks. Apersepsi bukan haya sebatas guru memberikan pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah pernah dipelajarai. Hal tersebut merupakan bagian kecil dari apersepsi. Menurut Teori Herbart terdapat empat sumber apersepsi atau empat pilar pembentuk apersepsi. 1). Zona Alfa Zona alfa (Alpha Zone) adalah salah satu gelombang otak. Selama ini neurologi baru mampu mendefinisikan empat gelombang otak yang merekam aktivitas manusia sepanjang hari. Richard Caton seorang dokter berkebangsaan Inggris, menyatakan adanya muatan listrik dalam kulit otak. Pada tahun 1924 seorang ahli saraf dari Jerman, Hans Berger berhasil mencetak gelombang otak di atas selembar kertas. Dia menggunakan perlengkapan radio untuk memperkuat impuls (rangsangan) listrik otak lebih dari sejuta kali. Alat inilah merupakan cikal bakal dibuatnya alat Electro Encephalo Graph (EEG). Penemuan gelombang otak ini terus berkembang dan manfaatnya mulai digunakan untuk mendiagnosis gangguan otak, seperti deteksi perdarahan otak, infeksi otak, gangguan jiwa, dan penyakit ayan, sampai pada manfaat menerima informasi dalam proses belajar. Gelombang otak terdiri dari empat tingkatan, setiap gelombang memiliki ciri-ciri. Gelombang delta (0, 5 – 3, 5 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam keadaan tertidur tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, otak manusia bukan total beristirahat, melainkan masih bekerja. Bahkan, kondisi ini dikatakan sebagai
23
kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Namun, kondisi ini paling tidak tepat untuk proses belajar sebab tidak mungkin guru memberikan materi kepada siswa yang sedang nyaman tidur.
Gambar 2.2. Gelombang delta ketika manusia tidur tanpa mimpi. Gelombang teta (3, 5 – 7 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam keadaan tidur dan bermimpi. Menurut Taufiq Paisak bahwa “mimpi itu adalah pintu, jalan, atau sarana bagi otak seseorang untuk mewartakan diri, apabila dia kesulitan melakukannya di alam sadar.” (Chatib, 2011:89). Dalam kondisi ini, otak bekerja dengan baik, jernih, dan bening untuk proses merekam kenangankenangan yang punya unsur keselamatan hidup (survive), punya makna emosional (emotional), punya hubungan dengan kehidupan sehari-hari (relevance), dan informasi yang selalu diulang-ulang (rehearseal) ke dalam memori jangka panjang (long-term memories).
Gambar 2.3. Gelombang teta ketika manusia tidur dan bermimpi. Efektivitas dongeng sebelum tidur adalah efek dari gelombang teta ini. Betapa banyak manfaat dongeng sebelum tidur yang membuat anak kita mampu merekam
24
dongeng tersebut sampai mereka tua, bahkan kemudian diturunkan kepada anak cucunya. Dongeng sebelum tidur yang menarik adalah kenangan pertama yang mendapat kesempatan diunduh oleh anak kita sewaktu tidur. Meditasi adalah cara agar kita masuk ke kondisi zona teta. Di zona teta, seseorang dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari sesuatu yang sulit diperoleh sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, konon, kondisi teta ini iuga dapat menyembuhkan penyakit. Namun, kondisi teta dianggap sebagai kondisi yang kurang baik dalam pembelajaran. Dalam kondisi teta, seseorang cenderung mengeluarkan sesuatu, sedangkan belaiar adalah kondisi saat seseorang memasukkan informasi dan mengeluarkan informasi. Dengan demikian, sekarang kita mengetahui bahwa jika kita mengajar, belum tentu siswa kita belajar. Terkadang, mereka tengah masuk dalam kondisi teta, yaitu melamun, membayangkan film yang semalam dia tonton, mengantuh dan akhirnya tertidur di pojok bangkunya. Gelombang alfa (7 – 13 Hz) Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi (cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang. Pada saat ini, seseorang disebut juga berada dalam kondisi peralihan antara sadar dan tidak. Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi tersebut sangat tepat untuk melakukan sugesti, di antaranya pembelajaran.
25
Gambar 2.4. Gelombang alfa ketika manusia dapat berpikir kreatif. Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi yang relaks tapi waspada; seperti sedang melamun, tetapi sebenarnya sedang berpikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks. Contohnya, ketika kita mendengarkan pembelajaran dari guru, membaca, menulis, melihat, atau memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. Kondisi alfa merupakan kondisi yang tepat untuk belaiar. Para guru semestinya mengetahui dengan baik zona kondisi alfa ini karena terkait dengan masuknya arus informasi ke dalam otak siswa. Betapapun bagusnya strategi yang disusun oleh guru, jika siswa keluar dari zona alfa, maka percayalah, informasi itu tidak akan pernah masuk ke dalam memori siswa. Gelombang beta (13 -25 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. Di kelas, kondisi beta ditandai oleh para siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak memberikan perhatian kepada guru; siswa yang sedang berkelahi atau menunjukkan mimik sedang marah, tidak enak hati sebab baru dimarahi oleh seseorang. Jika di kelas siswa dalam kondisi memasuki gelombang beta, maka optimis pembelajaran yang guru berikan tidak akan diterima oleh siswa.
26
Gambar 2.5. Gelombang beta ketika manusia dalam kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. (a) Cara Masuk ke Dalam Zona Alfa Dari penjelasan tentang gelombang otak, zona alfa adalah kondisi terbaik untuk belajar siswa. Jika guru sedang mengajar, kemudian menjumpai siswa sedang marah, stres, mengobrol, atau sedang fokus mengerjakan sesuatu yang lain, sebaiknya guru jangan meneruskan proses mengajar. Percuma saja sebab mereka masih berada dalam kondisi beta. Jika siswa melamun, lalu mengantuk, apalagi tertidur, hentikan proses mengajar sebab percuma juga karena siswa sedang dalam kondisi teta atau bahkan delta. Guru harus sekuat tenaga mengembalikan mereka ke zona alfa dengan cara memberikan stimulus khusus. Stimulus khusus pada awal belaiar yang bertujuan meraih perhatian dari para siswa adalah apersepsi. Artinya, zona alfa merupakan kondisi sangat ampuh untuk melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks dan menyenangkan. Jadi, tanda-tanda siswa sudah masuk ke zona alfa adalah jika hati mereka senang, yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum, bahkan tertawa. Zona alfa tidak saja berlaku pada awal pembelajaran, juga berlaku pada saat sebuah proses belaiar berlangsung hingga guru melihat banyak siswanya sudah keluar dari zona alfa tersebut. Guru harus dapat menggunakan aktivitasaktivitas zona alfa untuk meraih perhatian siswa kembali. Menurut Chatib
27
(2011:92) “ada empat cara yang dapat membawa siswa kita kondisi zona gelombang alfa, yaitu ice breaking, fun story, musik dan brain gym.” Ice breaking atau pemecah kebekuan agar suasana menjadi cair “dapat berupa cerita konyol, teka-teki, berbicara yang diplesetkan, intonasi suara dan mimik muka yang lucu, suara yang mengagetkan” Ashari (2007:38). Guru harus berhatihati dalam melakukan ice breaking, artinya bahwa tidak hilang kewibawaan guru ketika melakukan ice breaking. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmani (2011:208) bahwa “dalam melakukan ice breaking harus memperhatikan tujuannya dan waktu yang tepat.” Syarat-syarat ice breaking di dalam kelas yang berfungsi mengembalikan siswa kembali ke zona alfa adalah. a) b) c) d)
Ice breaking dilakukan dalam waktu singkat. Ice breaking diikuti oleh seluruh siswa. Guru menjelaskan maksud dari ice breaking. Segera kembali ke materi pelajaran. (Chatib, 2011:100)
fun story atau kisah menarik menurut Chatib (2011:93) “dapat berupa cerita lucu, gambar lucu, atau teka-teki.” Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan lainlain. Dalam melakukan fun story diusahakan berkaitan dengan materi yang akan di pelajari siswa dalam pembelajaran. brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Brain gym dapat merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), merelaksasi bagian belakang dan bagian depan otak (dimensi kerja untuk fokus perhatian), serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).
28
Cara memasuki zona alfa yang selanjutnya adalah mengan melalui musik. Musik dapat diyakini dapat mengembalikan gelombang otak kembali ke zona alfa. Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh musik terhadap kekuatan otak. Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa ‘irama musik punya pengaruh meningkatkan produksi serotonin dalam otak –membantu memunculkan perasaan gembira.’ (Chatib, 2011:101). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel menjelaskan bahwa ‘musik dapat mengaktifkan holistic-brain atau kombinasi antara otak bagian kanan dan otak bagian kiri.’ (Chatib, 2011:101). Selain itu musik juga dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosi anak. (Luthfi, 2008) 2). Warmer Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang kedua adalah warmer. Warmer atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru. Warmer biasanyabaik dilakukan pada pertemuan keduasebuah materi. Selain warmer, juga sering digunakan istilah review, feedback, atau tinjau ulang. Intinya, hal tersebut adalah apabila pada awal pembelajaran guru mencoba melakukan tinjau ulang terlebih dahulu terhadap materi yang lalu, sebelum materi yang akan diajarkan merupakan hal yang penting. Pengulangan atau rehearseal adalah aktivitas yang membuat informasi masuk dalam memori jangka panjang. Dalam melakukan warmer, guru yang memiliki keterampilan dasar bertanya baik akan dengan mudah melakukannya.”Warmer pada apersepsi dapat berupa
29
games pertanyaan dan penilaian diri–Games pertanyaan dapat berupa pertanyaan berantai, mencocokan pertanyaan dan jawaban dan berbaur.” (Chatib, 2011:109). Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi yang lalu dengan cara pemberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang menyenangkan. Tujuannya adalah agar siswa mengingat kembali memori-memori pembelajaran sebelumnya. Memori pembelajaran yang sudah terbentuk ini sangat penting sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi selanjutnya. Pengalaman belajar tersebut sangat membantu siswa untuk kembali ke dalam zona alfa. Sedangkan penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan oleh siswa terkait pemahaman siswa pada materi sebelumnya, apa yang belum dipahami, dan cara apa yang harus dilakukan agar siswa tersebut paham. Dalam penilaian diri, siswa diminta mengisi sebuah form yang sudah disediakan. 3). Pre-Teach Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah pre-teach. Biasanya pre-teach ini sering dilupakan oleh guru. Tidak heran jika dalam kelas kondisinya kusut, ramai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan. Pre-teach adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran. Berikut ini adalah contoh pre-teach, yaitu; penjelasan awal tentang tata cara menggunakan peralatan di labolatorium sains, penjelasan awal tentang alur diskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompok, dan lama waktu diskusi. Dan penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung ke sebuah tempat atau environment learning. (Chatib, 2011:115) 4). Scene Setting
30
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah “scene setting, kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook atau pengait menuju mata pelajaran inti” (Astuti, 2011). Model scene setting, seperti yang dipaparkan oleh Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Teaching, adalah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku. Scene setting adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk membangun konsep awal pembelajaran. Adapun fungsi Scene setting yang dijelaskan Chatib (2011:116-117) di dalam bukunya–gurunya manusia– adalah sebagai berikut: Pertama, Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan artinya membangun kembali bekal pengetahuan awal dalam sebuah pengalaman belajar menuju materi inti pembelajaran. Kedua, Pemberian pengalaman belajar sebelum masuk materi inti, artinya memberikan makna belajar yang mendalam ketika siswa memasuki materi inti. Ketiga, Sebagai pereduksi instruksi guru artinya instruksi dari guru dikerjakan oleh siswa dengan rela dan berasal dari keinginan siswa itu sendiri secara internal. Keempat, Sebagai pembangkit minat dan penasaran siswa, artinya menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengikuti materi yang akan diberikan oleh guru. 2. Hasil Belajar Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu diadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai sehingga dapat diketahui apakah tujuan kegiatan tersebut telah tercapai atau belum. a
Pengertian Hasil Belajar Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya
atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.
31
Menurut Hamalik (2002:155) “hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan.” Perubahan
diartikan
terjadinya
peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa “dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.” Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar. Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran. Perubahan dari hasil belajar dalam Taksonomi Bloom dikelompokkan ke dalam tiga ranah (domain), yakni; (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir,
32
(2) domain afektif atau sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan (Wahidmurni, 2010:18). Tabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom Tingkatan
Cognitif Domain
Affective Domain
1
Knowledge (C1)
Receiving (A1)
Perception (P1)
2
Comprehension (C2)
Responding (A2)
Set (P2)
3
Application (C3)
Valuing (A3)
Guided response (P3)
4
Analysis (C4)
Organization (A4)
Mechanism (P4)
5
Syntesis (C5)
Characterization (A5)
Complex overt response (P5)
6
Evaluation (C6)
7
Psychomotor Domain
Adaption (P6) Origination (P7) Sumber; Wahidmurni, 2010:19
Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki. Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa
33
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.
b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Purwanto (2007:107) mengemukakan bahwa “faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar.” 1). Faktor dari Dalam (Faktor Intern) Faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. (a) Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Pada proses dan hasil belajar, yang termasuk faktor fisiologis adalah keadaan fisik dan keadaan panca indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. (b) Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia. Pada proses dan hasil belajar ini, faktor psikologi terdiri dari; bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. (1).Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) adalah ‘the capacity to learn.’ Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar.
34
(2).Minat menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.‘ (3).Kecerdasan menurut Ridwan (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.‘ Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar. (4).Motivasi menurut Sardiman (Nugraha, 2011:22) adalah sebagai ‘keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.‘ Dalam kegiatan pembelajaran seorang siswa akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada dalam diri siswa, maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar. Dengan adanya motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar, sehingga senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil maksimal. (5).Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. 2). Faktor dari Luar (Faktor Ekstern) Menurut pendapat Nugraha (2011:22) menjelaskan bahwa ‘faktor ekstern terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.‘ (a) Faktor Lingkungan. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan
35
tersebut merupakan tempat berinteraksi siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya dalam proses belajar guna mencapai hasil belajar yang memuaskan. (b) Faktor
Instrumental.
Faktor
Instrumental
pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari kurikulum; guru atau tenaga pendidik; sarana dan fasilitas; administrasi atau manajemen. (1).Kurikulum. Menurut Sobry Sutikno bahwa ‘Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan’ (Nugraha, 2011:23). Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang isinya tidak terlalu padat dan sesuai dengan kebutuhan. (2).Guru atau tenaga pendidik.”Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggungjawab membimbing anak untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan” (Sadulloh, dkk, 2007:87). Guru harus mempunyai hubungan baik dengan siswanya, sehingga siswa berkeinginan belajar. (3).Sarana dan fasilitas ini berupa keadaan gedung dan alat pelajaran. Gedung
dapat
dicontohkan
seperti;
kelas,
perpustakaan,
dan
laboratorium, sedangkan dan alat-alat pelajaran, contohnya papan tulis, buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan lain yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sarana dan fasilitas yang memadai akan memudahkan siswa menerima pelajaran. (4).Administrasi atau manajemen sekolah yang baik akan menunjang bagi kelancaran pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan akan mudah dikuasai .
36
Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada pembelajaran didukung oleh pelaksanaan kurikulum yang efektif, guru yang profesional, fasilitas belajar yang memadai, dan administrasi yang baik, maka siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik. 3. Hakikat Pembelajaran IPS Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata
pelajaran
yang
diberikan
mulai
dari
SD/MI/SDLB
sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara.’ Nasution (Isjoni, 2007:21). Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999, menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia. Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa ‘pendidikan IPS dapat diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara
37
berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.’ Pendidikan IPS merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial, pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wisley (Isjoni, 2007:23) bahwa Pendidikan IPS merupakan, ‘those portion or aspects of the social sciences that have been selected awludopte use in the school or other instructional situations.’ Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa “pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.” IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain. a
Karakteristik Pembelajaran IPS Kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial
lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai berikut. 1). IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau sebaliknya menelaah fakta dari segi ilmu. Pembahasan tentang IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperehensif (meluas dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu masalah.
38
2). Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan dimasa depan baik dari lingkungan sekitarmaupun lingkungan global. 3). IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memilki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya. 4). IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalahmasalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. 5). Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan ciri IPS itu sendiri. Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari beberapa unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu dan fakta, sehingga terjadi adanya singkronisasi pengetahuan yang dimiliki siswa dengan fakta-fakta di dalam kehidupan bermasyarakat.
39
b Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS Menurut penjelasan dari Kurikulum SD Tahun 2004 bahwa IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Pengetahuan yang dimaksud adalah siswa diharapkan dapat mengembangkan sejumlah informasi, fakta maupun data. Nilai yang dimaksud adalah siswa dapat mengembangkan sejumlah nilai atau norma yang berlaku ditengah masyarakat. Mengembangkan sikap yang dimaksud adalah siswa dapat memilki sikap-sikap positif terhadap informasi, peristiwa dan fakta. Adapun fungsi pembelajaran IPS menurut Kurikulum SD Tahun 2004 sebagai berikut : 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, , sejarah, dan kewarganegaraan melalui penekatan pedagogis dan psikologis. 2) Mengembangkan kemampuan berpikir teoritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial. 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Menciptakan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global. Tujuan umum pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. kesimpulannya siswa mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, yang berkembang dimasyarakat sehingga ia mampu beradaptasi dan berbaur dengan lingkungannya. c
Peranan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
40
Peran pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Siswa dapat menjadi warga negara di massa akan datang yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi segala masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dimana siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Sedangkan menurut Isjoni (2007:47) bahwa pembelajaran IPS memiliki peranan sebagai berikut. 1) Sosialisasi, membantu siswa menjadi warga masyarakat yang berguna. 2) Pengambilan keputusan, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir secara rasional dan intelektualitas yang tinggi serta berwawasan yang luas dalam keterampilan akademis. 3) Sikap dan nilai, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan menilai diri sendiri dalam berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya. 4) Kewarganegaraan, membantu siswa menjadi warga negara yang baik (good citizenship) yang mengetahui hak dan kewajiban. 5) Pengetahuan, tanggap, dan peka terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi dan dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan pada siswa SD/MI agar mereka kelak mengenal fenomena alam dan fenomena sosial mulai dari lingkungan yang dekat sampai pada lingkungan yang lebih jauh (dunia). Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti sekarang ini, indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul
41
rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja negara Indonesia sejajar dengan negara dan bangsa lain. B. Kerangka Pemikiran Uma Sekaran (Sugiyono, 2010: 91) mengemukakan bahwa “kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi.” Dalam penelitian ini, kerangka berpikirnya diuraikan dalam beberapa kalimat berikut ini. Hasil belajar adalah kemampuan, kecakapan yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti sampai kepada kegiatan akhir yang berupa evaluasi pembelajaran. Pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Artinya bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Aktivitas siswa mempunyai peranan penting dalam pembelajaran, tanpa adanya aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dikuasai siswa rendah. Apersepsi merupakan bagian dari pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu tes yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah melakukan serangkaian pembelajaran. Tes untuk mendapatkan nilai hasil belajar bisa dengan tes tulis, tanya jawab langsung, maupun saat pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar
42
siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
X Apersepsi
Y Hasil Belajar
Keterangan: = Garis hubungan
Gambar 2.6. Kerangka pemikiran hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar. C. Hipotesis Penelitian Tahap awal pembelajaran adalah waktu yang paling penting, karena sangat menentukan keseluruhan pembelajaran. Peranan guru pada awal pembalajaran adalah untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan kondusif. Untuk menciptakan kondisi tersebut guru dapat melakukannya dengan cara membangun apersepsi. Artinya, guru mencoba mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan pembelajaran. Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai.
43
Riduwan (2010:37) menyatakan bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori yang masih harus diuji kebenarannya.” Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2 yang berada di Jalan Nusa Indah Perumnas Cisalak Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 tahun ajaran 2011/2012 adalah 251 yang terdiri dari siswa kelas 1 berjumlah 40, siswa kelas 2 berjumlah 34, siswa kelas 3 berjumlah 42, siswa kelas 4a berjumlah 28, siswa kelas 4b berjumlah 29, siswa kelas 5a berjumlah 26, siswa kelas 5b berjumlah 26, dan siswa kelas 6 berjumlah 37. Untuk lebih jelasnya data tentang jumlah siswa dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 Tahun Ajaran 2011/2012 No.
Kelas
Jumlah Siswa
Rombel
1.
I
39
1
2.
II
34
1
3.
III
42
2
4.
IV
57
2
5.
V
52
1
6.
VI
37
1
251
8
Jumlah
Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
45
46
Tenaga pendidik atau staf kependidikan di SD Negeri Perumnas 2 berjumlah 13 orang. Adapun data lengkapnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 14. 13.
Nama / NIP
Jabatan
Gol.
Pendidikan
Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah IV/a S2 Yani Setiani Guru Kelas 2 IV/a SPG Mamat Suryamat Guru Kelas 1 IV/a D2 Imas Walimah, S.Pd Guru Kelas 6 IV/a S1 Hj. Euis Nursyamsiah, S.Pd.I Guru PAI IV/a S1 Leli Susilawati, S.Pd Guru Olahraga IV/a S1 Neti Rohayati, S.Pd Guru Kelas 4.b II/c S1 Didah Wahidah, S.Pd Guru Kelas 5.b II/c S1 Evi Erawati,S.Pd.I Guru Kelas 3 S1 Dwi Arie Megawati Guru B.Inggris S1 Nuni Tri Wahyuni, S.Pd Guru Kelas 5.a S1 Tarko Susanto Guru Kelas 4.a SMK Dani Supriatna Guru Kesenian SMK Citra Resmi Nurul Fadillah Tata Usaha SMK Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
2. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2010:173) menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Perumnas 2 yang terbagi menjadi dua rombel. 3. Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2010:124) bahwa “sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Pedoman penggunaan sampel jenuh berdasarkan pendapat Sugiyono, (2009: 85) yang menyatakan bahwa “...bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau membuat generalisasi dengan kesalahan relatif kecil maka digunakan sampel jenuh.”
47
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Perumnas 2 yang berjumlah 52 siswa terdiri dari kelas V.a berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas V.b berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya data lengkap dari sampel penelitian dapat ditunjukan pada lampiran 10. B. Desain Penelitian Menurut Abdurahman, dkk. (2011:13) bahwa “penelitian dapat diartikan sebagai upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban yang sebenarbenarnya.” Sedangkan desain penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam memperoleh dan menganalisa data. Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:105) menjelaskan bahwa “desain penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesis.” Pemilihan desain penelitian yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesis secara tepat pula. Metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan tingkat permasalahan, menurut Riduwan (2006:164) jenis penelitian kuantitatif terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Permasalahan yang bersifat deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, hanya menggambarkan satu variabel saja. 2. Permasalahan komparatif, yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih. 3. Permasalahan assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam bentuk statistik atau angka.
48
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu dengan menggunakan penelitian yang bersifat assosiatif atau korelasional. Penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti bersifat assosiatif yaitu meneliti ada tidaknya hubungan dua variabel antara kegiatan apersepsi yang dilakukan guru dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SD. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
X Apersepsi
Y Hasil Belajar
Keterangan: = Garis hubungan Gambar 3.1. Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar. Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:106) berdasarkan timbulnya variabel metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang tidak ada perlakuan dari peneliti. Penelitian non eksperimental terdiri dari penelitian deskriftif, penelitian historis, dan penelitian filsafat. 2. Penelitian ekperimental, yaitu penelitian yang memerlukan perlakuan terhadap variabel. Penelitian eksperimental terdiri dari penelitian pra eksperimental, penelitian eksperimental semu (quasi exsperimental study), penelitian eksperimental sungguhan, penelitian klinik (clinical trial), dan riset operasi (operations research). Justifikasi atau penentuan metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental semu atau kuasi eksperimen (quasi eksperimental).
49
penelitian kuasi eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan, kemudian kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Penelitian eksperimental semu dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Danim (Anggraeni, 2002:46) bahwa: Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:126) bahwa desain penelitian eksperimental semu (quasi exsperimental) dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental) KELOMPOK PERLAKUAN POSTTEST KE X1 Q1 KK X2 Q2 Keterangan : KE KK X1 X2 Q1 Q2
Kelas Eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas V.a. Kelas Kontrol dalam penelitian ini adalah kelas V.b. Pembelajaran melakukan perlakuan berupa apersepsi. Pembelajaran tanpa melakukan perlakuan berupa apersepsi. Peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar di kelas kontrol.
C. Definisi Operasional Pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel bebas (independent variable) menurut Arikunto (2010:169) bahwa “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
50
penyebab” dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (dependent variable) menurut Arikunto (2010:169) bahwa “variabel terikat (dependent variable) adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi.” Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) yang menjelaskan bahwa Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa: Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu
51
udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi. D. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2009:148) bahwa pada prinsipnya “meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.” Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian No Jenis Data Instrumen 1. Data apersepsi pembelajaran Observasi 2. Data hasil belajar siswa Tes tertulis Untuk mengetahui apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2, digunakan instrumen penelitian berupa observasi secara langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran. Menurut Riduwan (2010:76) “observasi yaitu pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan.” Adapun format observasi dalam penelitian ini dapat ditunjukan pada lampiran 6. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 menggunakan instrumen berupa tes tertulis berisi pertanyaan objektif tipe pilihan ganda sebanyak 40 Soal. Untuk
52
lebih jelasnya instrumen penelitian untuk mengetahui data hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 4. E. Proses Pengembangan Instrumen Pengujian instrumen dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar yang subjeknya berbeda dengan subjek penelitian, tetapi kualitas sekolahnya sama. Pada penelitian ini, pengujian tes soal dilakukan di kelas V SD Negeri Perumnas 1 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, dengan jumlah siswa 36 orang. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Menurut pendapat Arikunto (2006:168) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.” Adapun reliabilitas diartikan bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Arikunto, 2006:168). 1. Uji Validitas Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas konstruksi (construct validity). Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu:
Keterangan: rxy = koefisien korelasi
53
x = y = N =
skor tiap butir soal. skor total tiap butir soal. jumlah siswa.
(Arikunto, 2006: 274)
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh digunakan tabel nilai r product moment. Tabel 3.5. Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi 0,80 < rxy ≤ 1,00 0,60 < rxy ≤ 1,00 0,40 < rxy ≤ 1,00 0,20 < rxy ≤ 1,00 0,00 < rxy ≤ 1,00
Kriteria Validitas Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Sumber: Arikunto, 2006 :276
Pada penelitian ini analisis butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Pengujian analisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan penghitungan dibantu dengan program komputer SPSS 16.0. Kriteria pengujiannya dengan membandingkan antara koefisien korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Product Moment (rtabel). Kriterianya: “jika rhitung > rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak valid.” (Riduwan, 2009:98). Sedangkan kriteria pengujian reliabilitas yaitu ‘bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi’ Stanislaus S dan Uyanto. (Anggraeni, 2010:42). Adapun hasil pengujian validitas ditunjukkan pada lampiran 9. 2. Uji Reliabilitas
54
Menurut Arikunto (2006: 178) “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas sebagian tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus:
Keterangan:
k
(Arikunto, 2006: 180)
Hasil uji reliabilitas instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 9. Sedangkan untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen diperoleh digunakan tabel seperti berikut: Tabel 3.6. Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
0,81 < r ≤ 1,00 0,61 < r ≤ 0,80 0,41 < r ≤ 0,60
Sangat tinggi Tinggi Cukup
55
0,21 < r ≤ 0,40 0,00 < r ≤ 0,20
Rendah Sangat rendah Sumber: Arikunto, 2006 :276
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April 2012 di Kelas V.a dan kelas V.b SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya sebagai obyek yang akan diteliti. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan data ini adalah melakukan penelitian secara langsung ke obyeknya melalui teknik observasi untuk mendapatkan informasi data mengenai pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V. Selain itu, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah teknik tes tertulis dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda. Langkah pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan memecahkan masalah penelitian.Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data berupa tes tertulis dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda, dan observasi untuk mengetahui pelaksanaan apersepsi. 1. Tes Tertulis Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek hapalan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application) dan terdiri dari berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta disesuaikan dengan indikator soal. Materi yang diujikan mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
56
Adapun kisi-kisi instrumen soal, soal tes tertulis sebelum direvisi, butir soal revisi dan soal tes tertulis setelah direvisi dapat ditunjukan pada lampiran 1, 2, 3 dan 4. 2. Lembar observasi Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengambil data tentang pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Observasi tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk menghayati, mencermati, memaknai, dan akhirnya mencatat setiap kejadian atau peristiwa pada saat melaksanakan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (Sandjaja dan Heriyanto, 2006) bahwa ‘observasi sebagai perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk manyadari adanya rangsangan.’ Menurut pelaksanaannya observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu observasi non sistematis dan observasi sistematis. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi sistematis. Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:142) bahwa “observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat yang menggunakan pedoman observasi.” Adapun pedoman atau kisikisi observasi dan instrumen observasi dapat ditunjukan pada lampiran 5 dan 6. Pada observasi sistematis, format yang digunakan adalah rating scale sebagai alat bantu observasi. Format yang dimaksud mengandung topik yang diamati berikut skala nilainya. Pengamat atau observer hanya memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan panduan observasi. Observasi yang telah disusun tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan dengan pembimbing dan dikoordinasikan dengan guru kelas sebagai rekan penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi. Penelitian ini bersifat kolaboratif, artinya memerlukan rekan dalam mempermudah pengambilan data. Guru kelas berperan sebagai rekan pelaksana atau rekan yang memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen.
57
Sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat atau observer yang mengamati dan mencatat setiap kejadian atau peristiwa sesuai dengan pedoman observasi. G. Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan fakta, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data penelitian, maka pada proses selanjutnya adalah menganalisis data penelitian tersebut. Secara garis besar, proses analisis data meliputi langkah-langkah antara lain: memberikan skor terhadap item-item pernyataan dan memberikan kode baik untuk setiap variabel, serta mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji statistik Pearson Product Moment . Analisis Pearson Product Moment digunakan untuk memprediksi hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam analisis ini, langkah-langkah yang dilakukan, antara lain: 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masingmasing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.
58
Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval kategori dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.7. Interval Kategori No. 1.
Interval X≥
ideal
+ 1,5 Sideal
Kategori Sangat Tinggi
2.
ideal
+ 0,5 Sideal ≤ X <
3.
ideal
- 0,5 Sideal ≤ X <
ideal
+ 0,5 Sideal
Sedang
4.
ideal
- 1,5 Sideal ≤ X <
ideal
- 0,5 Sideal
Rendah
5.
X<
ideal
- 1,5 Sideal
ideal
+ 1,5 Sideal
Tinggi
Sangat Rendah Sumber: Nugraha, 2011: 43
Keterangan:
59
2. Uji Inferensial a). Uji Normalitas Data Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan uji kertas peluang normal, uji lilliefors, dan uji chi kuadrat. Adapun pada uji normalitas data yang peneliti gunakan adalah uji lilliefors (Kolmogorov-smirnov) dengan cara penghitungan melalui program komputer SPSS 16.0. Jika hasil perhitungan lebih besar (p-value) > α = 0,05 berarti berdistribusi normal. b). Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16 dengan menggunakan Test For Linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka hubunganya tidak linear. 3. Uji Hipotesis a). Uji Korelasi
60
Setelah dilakukan uji normalitas data dan uji homoginitas data dan uji linieritas, langkah selanjutnya adalah uji korelasi. Pada penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Untuk analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 16.0 dengan ketentuan: “jika signifikan < 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak” (Hartono, 2008:58). Sedangkan untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai koefisien korelasi dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut: Tabel 3.8. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien 0,80 - 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tingkat Hubungan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Sumber: Riduwan, 2010: 138
b). Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumusnya adalah:
Keterangan:
61
KP = Nilai koefisien determinasi. r
= Nilai koefisien korelasi.
Sumber: Riduwan, 2010: 139
c). Hipotesis Statistik Hipotesis statistik pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes
Kota
Tasikmalaya
ditetapkan
kaidah
pengambilan
keputusannya sebagai berikut: Hipotesis nol (H0)
: Tidak ada hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
Hipotesis alternatif (Ha)
: Ada hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
H 0 : µ1 = µ 2 Ha : µ1 ≠ µ2 Keterangan: •
µ1 adalah hasil belajar siswa dalam kelas eksperimen,
•
µ2 adalah hasil belajar siswa dalam kelas kontrol,
•
jika µ1 = µ2 , maka H0 diterima,
•
jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
62
Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan dari kedua kelas tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada atau tidaknya hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis deskriptif, analisis kelas kontrol dan kelas eksperimen, uji inferensial serta uji hipotesis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pembelajaran IPS di kelas eksperimen telah dilaksanakan pada sampel penelitian sebanyak dua kali pertemuan. Begitupun dengan pembelajaran IPS di kelas kontrol dilakukan pembelajaran IPS sebanya dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran menunjukan bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran IPS di kelas eksperimen adalah 91,3% terlaksana sesuai indikator dan di kelas kontrol adalah 30% terlaksana sesuai indikator. Adapun persentase keterlaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS Variabel Apersepsi
Indikator
(a)
(b) 1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan Menciptakan 2. Menarik perhatian siswa zona alfa 3. Melakukan interaksi dua arah 4. Memotivasi siswa 64
Rata- rata Pembelajaran (di Kelas) Eksperimen Kontrol (c) (d) 4
1,5
5 5 5
2 2 2
65
Tabel 4.1. (Lanjutan) (a)
Warmer
Pre-teach
(b)
(c)
(d)
5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan
4
2
6. Mengingat pelajaran lalu
5
2
5
2
4
1
3,5
2
10. Mengecek kehadiran siswa
5
1
11. Mengkondisikan siswa
5
2
3,5
1
4,5
1,5
5
2
5
1
Jumlah
68,40
22,50
Rata-Rata
4,57
1,50
Persentase
91,3%
30%
7. Tanya-jawab pelajaran yang lalu 8. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa 9. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan
12. Menjelaskan aturan
Scence Setting
13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan 14. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 15. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya
2. Analisis Deskriptif
66
Berdasarkan 40 pernyataan yang berupa tes tertulis dan setiap penyataan
memiliki skor maksimal 1, diperoleh data untuk menentukan Xideal,
ideal
dan Sideal
sebagai berikut:
Dengan berpedoman pada hasil perhitungan Xideal,
ideal
dan Sideal, diperoleh data
perhitungan untuk menentukan interval kategori sebagai berikut:
1) Sangat Tinggi
=X≥
ideal
+ 1,5 Sideal
= X ≥ 20 + (1,5 x 6,67) = X ≥ 20 + 10,005 = X ≥ 30,005
67
2) Tinggi
=
ideal
+ 0,5 Sideal ≤ X <
ideal
+ 1,5 Sideal
= 20 + (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (1,5 x 6,67) = 20 + 3,335 ≤ X < 20 + 10,005 = 23,335 ≤ X < 30,005 3) Sedang
=
ideal
- 0,5 Sideal ≤ X <
ideal
+ 0,5 Sideal
= 20 – (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (0,5 x 6,67) = 20 – 3,335 ≤ X < 20 + 3,335 = 16,665 ≤ X < 23,335 4) Rendah
=
ideal
- 1,5 Sideal ≤ X <
ideal
- 0,5 Sideal
= 20 – (1,5 x 6,67) ≤ X < 20 – (0,5 x 6,67) = 20 – 10,005 ≤ X < 20 – 3,335 = 9,995 ≤ X < 16,665 5) Sangat Rendah
=X<
ideal
- 1,5 Sideal
= X < 20 – (1,5 x 6,67) = X < 20 – 10,005 = X < 9,995 Dari perhitungan tersebut disimpulkan bahwa interval kategori dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval
Kategori
X ≥ 30,005 Sangat Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 Tinggi 16,665 ≤ X < 23,335 Sedang 9,995 ≤ X < 16,665 Rendah X < 9,995 Sangat Rendah
Penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan dengan waktu pertemuan yang sama yaitu 2 kali pertemuan dan tiap pertemuan
68
dilaksanakan selama 2 kali jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Penelitian untuk kelas eksperimen dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 27 April 2012 pukul 08.0509.15 WIB dan hari sabtu tanggal 28 April 2012 pukul 08.05-09.15 WIB. Penelitian untuk kelas kontrol dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 04 Mei 2012 pukul 08.05-0915 WIB dan hari sabtu tanggal 05 Mei 2012 pukul 08.05-09.15 WIB. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa, skor pretes dan postes yang telah diperoleh kemudian dianalisis. Tes awal (pretes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pelaksanan pembelajaran. Pretes tersebut berupa tes hasil belajar yang berbentuk tes pilihan ganda yang berisi butir-butir soal yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Adapun perbandingan interval pretes di kelas eksperimen dan di kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f ) Kategori
Interval
Sangat Tinggi
X ≥ 30,005
Tinggi
Eksperimen f % 2 7,69%
23,335 ≤ X < 30,005 11
Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 Sangat Rendah X < 9,995
42,31%
8 30,77% 5 19,23% 0 0%
Kontrol f % 1 3,85% 1 1 42,31% 9 34,61% 5 19,23% 0 0%
69
Gambar 4.1. Interval kategori hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes akhir (postes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan (treatment) atau pelaksanaan pembelajaran. Perangkat tes yang diberikan pada kedua kelas sama dengan perangkat tes pada saat tes awal (pretes). Adapun perbandingan interval postes di kelas eksperimen dan di kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f ) Kategori
Interval
Sangat Tinggi
X ≥ 30,005
Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 Sangat Rendah X < 9,995
Eksperimen f % 20
76,92%
5 19,23% 1 3,85% 0 0% 0 0%
Kontrol f % 1 38,46% 0 6 23,08% 8 30,77% 2 7,69% 0 0%
70
Gambar 4.2. Interval kategori hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah skor pretes dan skor postes diperoleh, kemudian dapat dicari skor gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun skor gain dari kelas eksperimen adalah selisih dari skor pretes kelas eksperimen dan skor postes kelas eksperimen. Sedangkan skor gain dari kelas kontrol adalah selisih dari skor pretes kelas kontrol dan skor postes kelas kontrol. Setelah skor gain diperoleh, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui deskriptif data statistik hasil belajara siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan data hasil belajar siswa di kelas eksperimen, sebagai berikut: Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskriptif Data N (Valid) Mean Median Mode Minimum Maximum Sum
Kelas Eksperimen 26 10,23 9,50 7 3 20 266
Kontrol 26 3,81 4,00 4 0 8 99
71
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan N adalah jumlah data yang valid di proses. Data yang valid di proses untuk kelas eksperimen adalah 26 dan kelas kontrol adalah 26. Besarnya mean atau rata-rata pada variabel hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 10,23 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 3,81. Besarnya median atau nilai rata-rata pertengahan pada variabel motivasi belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 9,50 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 4,00. Besarnya mode atau nilai yang paling banyak muncul pada variabel motivasi belajar siswa di kelas eksperimen adalah 7 sedangkan kelas kontrol adalah 4. Nilai minimum pada variabel motivasi belajar siswa di kelas eksperimen adalah 3 sedangkan kelas kontrol adalah 0. Nilai maksimum pada variabel motivasi belajar siswa di kelas eksperimen adalah 20 sedangkan di kelas kontrol adalah 8. Sum merupakan total nilai motivasi belajar yang diperoleh di kelas eksperimen adalah 266 dan kelas kontrol adalah 99. 3. Analisis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Setelah dilakukan analisis data secara umum terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah menganalisis data secara khusus dari setiap butir soal. Untuk keperluan analisis kualitas peningkatan hasil belajar dilakukan perhitungan normal gain terhadap perbedaan antara skor postes dan skor pretes. Rumus Normal Gain (NGain) dan Interpretasi efektivitas dari NGain diadaptasi dari klasifikasi dari Arikunto (1999:22), yaitu:
72
Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain) Normal Gain (NGain)
Kualitas Peningkatan Normal Gain (NGain)
< 0,40
Tidak efektif
0,40 – 0,55
Kurang efektif
0,56 – 0,75
Cukup efektif
> 0,76
Efektif
a). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol Setelah dilakukan analisis terhadap data skor pretes dan postes siswa, diperoleh skor NGain dan kualitas peningkatan. Rekapitulasi data dapat ditunjukan pada tebel berikut: Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol Kode Siswa Sko r (a) (b)
Pretes
Postes
(c)
Sko r (d)
Kategori
Kategori
NGain
Kualitas Peningkatan
K-1
29
Tinggi
32
K-2
24
Tinggi
27
(e) Sangat Tinggi Tinggi
(f)
(g)
0,27
Tidak Efektif
0,19
Tidak Efektif
K-3
17
Sedang
21
Tinggi
0,17
Tidak Efektif
K-4
23
Sedang
29
Tinggi
0,35
Tidak Efektif
K-5
13
Rendah
16
Rendah
0,11
Tidak Efektif
K-6
18
Sedang
21
0,14
Tidak Efektif
K-7
28
Tinggi
35
0,58
Cukup Efektif
K-8
15
Rendah
15
0,00
Tidak Efektif
K-9
29
Tinggi
33
0,36
Tidak Efektif
K-10
25
Tinggi
29
Sedang Sangat Tinggi Rendah Sangat Tinggi Tinggi
0,27
Tidak Efektif
K-11
21
Sedang
23
Sedang
0,11
Tidak Efektif
K-12
18
Sedang
19
Sedang
0,05
Tidak Efektif
73
K-13
18
Sedang
20 Sedang Tabel 4.7. (Lanjutan)
0,09
Tidak Efektif
(a) K-14
(b) 22
(c) Sedang
(d) 24
(f) 0,11
(g) Tidak Efektif
K-15
29
Tinggi
33
0,36
Tidak Efektif
K-16
32
Sangat Tinggi
32
0,00
Tidak Efektif
K-17
28
Tinggi
32
0,33
Tidak Efektif
K-18
29
Tinggi
31
0,18
Tidak Efektif
K-19
26
Tinggi
32
0,43
Kurang Efektif
K-20 K-21 K-22 K-23
12 26 15 14
Rendah Tinggi Rendah Rendah
18 30 21 20
0,21
Tidak Efektif Tidak Efektif Tidak Efektif Tidak Efektif
K-24
29
Tinggi
35
K-25
19
Sedang
24
K-26
23
Sedang
31
(e) Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
RataRata
22, 38
Tinggi
26, 27
Tinggi
0,24
0,29 0,24 0,23 0,55 0,24 0,47
Kurang Efektif Tidak Efektif Tidak Efektif Tidak Efektif
Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa kelas kontrol meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi standar. Hasil perhitungan statistik deskriptif sebagai berikut: Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol Parameter N (Valid) Rata-Rata Nilai Tengah
Pretes 26 22,38 23,00
Postes 26 26,27 28,00
74
Parameter
Pretes
Postes
Modus 29 32 Deviasi Standar 5,954 6,277 Skor Terendah 12 15 Skor Tertinggi 32 35 Jumlah 582 683 Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3. Histogram skor pretes dan postes kelas kontrol. Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas kontrol ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol Kategori
Frekuensi Siswa Pretes
Postes
1
10
Tinggi
11
7
Sedang
9
7
Sangat Tinggi
75
Rendah
5
2
Sangat Rendah
0
0
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas kontrol sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 9 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran adalah 12 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, Rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,38. Setelah mengikuti pembelajaran di kelas kontrol mengalami peningkatan tetapi tidak efektif. Skor pretes frekuensi siswa di kelas kontrol setelah pembelajaran (skor postes) memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 2 siswa, kategori sedang sebanyak 7 siswa, kategori tinggi sebanyak 7 siswa dan kategori sangat tinggi 10 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran adalah 15 pada kategori yang rendah. Sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu 35, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi yaitu 26,27. Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan kategori sangat tinggi hanya 1 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 10 siswa dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di
76
kelas kontrol, tetatpi tingkat efektivitas untuk kelas kontrol dengan rata-rata N Gain 0,24 menunjukan peningkatan tidak efektif. Dengan menganalisis hasil belajar siswa pada setiap butir soal pretes dan postes dapat diketahui kemampuan hasil belajar kelas kontrol. Kemampuan ini ditentukan oleh banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. Berdasarkan rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12. maka diperoleh interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan benar. Jumlah siswa pada kelas kontrol adalah 26, sehingga dapat diketahui interval kategori jumlah siswa sebagai berikut. Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa No.
Interval Jumlah Siswa
Kategori Jumlah Siswa
1. 2. 3. 4. 5.
X ≥ 19 14≤ X < 19 12≤ X < 14 7 ≤ X < 12 X<7
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran kemampuan umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.11 Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
(b) 1 2
Jlh. (c) 11 14
Nilai RataKemampuan rata Jlh. Umum Kelas (d) (e) (f) Sedang 14 Tinggi 14
Postes Kemampuan Umum Kelas (g) Tinggi Tinggi
Nilai Ratarata (h) 16,33
(a) 2.2
Pretest
14,47
KD
No. Soal
17
Tinggi
20
Sangat Tinggi
4
14
Tinggi
18
Tinggi
5
18
Tinggi
19
Sangat Tinggi
6
9
Rendah
10
Rendah
7
9
Rendah
14
Tinggi
8
11
Rendah
11
Rendah
9
13
Sedang
16
Tinggi
10
11
Rendah
11
Rendah
(f)
(g)
(Tinggi)
3
(Tinggi)
77
Tabel 4.11 (Lanjutan) (e)
11
15
Tinggi
18
Tinggi
12
19
Sangat Tinggi
20
Sangat Tinggi
13
20
Sangat Tinggi
21
Sangat Tinggi
14
18
Tinggi
19
Sangat Tinggi
15
Tinggi
20
Sangat Tinggi
16
18 13
Sedang
15
Tinggi
17
20
Sangat Tinggi
23
Sangat Tinggi
18
6
Sangat Rendah
11
Rendah
19
7
Rendah
13
Sedang
20
19
Sangat Tinggi
21
Sangat Tinggi
21
17
Tinggi
17
Tinggi
22
19
Sangat Tinggi
20
Sangat Tinggi
23
21
Sangat Tinggi
24
Sangat Tinggi
24
19
Sangat Tinggi
23
Sangat Tinggi
25
13
Sedang
18
Tinggi
26
13
Sedang
16
Tinggi
27
12
Sedang
16
Tinggi
28
15
Tinggi
19
Sangat Tinggi
29
10
Rendah
11
Rendah
30
12
Sedang
16
Tinggi
31
11
Rendah
Tinggi
32
9
Rendah
15 12
Sedang
(h)
18,50 (Tinggi)
(d)
16,87 (Tinggi)
2.4
(c)
15,40 (Tinggi)
2.3
(b)
14,07 (Tinggi)
(a)
78
33
15
Tinggi
15
Tinggi
34
18
Tinggi
21
Sangat Tinggi
35
16
Tinggi
17
Tinggi
36
20
Sangat Tinggi
21
Sangat Tinggi
37
17
Tinggi
20
Sangat Tinggi
38
20
Sangat Tinggi
24
Sangat Tinggi
39
14
Tinggi
17
Tinggi
40
9
Rendah
13
Sedang
Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa (pretes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3 dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran (postes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3 dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi.. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas kontrol pembelajaran tidak mengalami peningkatan. Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat mengikuti pretes dan postes di kelas kontrol ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.12 Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol
Kemampuan Kelas
KD 2.2.
KD 2.3.
KD 2.4.
Total
Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes
Sangat Tinggi Tinggi Sedang
2 7 2
6 6 0
5 1 2
5 3 1
2 6 3
5 7 2
9 14 7
16 16 3
Rendah
4
3
1
1
4
1
9
5
Sangat Rendah
0
0
1
0
0
0
1
0
40
40
Jumlah Soal
79
Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas kontrol terdapat 9 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 14 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi , 7 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, 9 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori rendah, dan 1 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas kontrol terdapat 16 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 16 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 3 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, 5 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori rendah, dan tidak ada soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat rendah. b). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen Kode Sko Siswa r (a) (b)
Pretes
Postes
Kategori
Skor
Kategori
(c)
(d)
(e)
E-1
16
Rendah
36
Sangat Tinggi
E-2
28
Tinggi
35
Sangat Tinggi
E-3
29
Tinggi
35
Sangat Tinggi
E-4
18
Sedang
33
Sangat Tinggi
E-5
31
Sangat Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-6
27
Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-7
24
Tinggi
37
Sangat Tinggi
E-8
28
Tinggi
31
Sangat Tinggi
NGai n
(f) 0,8 3 0,5 8 0,5 5 0,6 8 0,5 6 0,6 9 0,8 1 0,2 5
Kualitas Peningkatan (g) Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Efektif Tidak Efektif
80
E-9
25
Tinggi
38
Sangat Tinggi
E-10
28
Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-11
24
Tinggi
30
Sedang
E-12
29
Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-13
32
Sangat Tinggi
38
Sangat Tinggi
E-14
22
Sedang
35
Sangat Tinggi
E-15
22
Sedang
38
Sangat Tinggi
E-16
27
Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-17
29
Tinggi
36
Sangat Tinggi
E-18
14
Rendah
29
Tinggi
E-19
22
Sedang
32
Sangat Tinggi
E-20
19
Sedang
26
Tinggi
0,8 7 0,6 7 0,3 8 0,6 4 0,7 5 0,7 2 0,8 9 0,6 9 0,6 4 0,5 8 0,5 6 0,3 3
Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif
Tabel 4.13. (Lanjutan) (a)
(b)
(c)
(d)
(e)
E-21
15
Rendah
27
Tinggi
E-22
17
Sedang
32
Sangat Tinggi
E-23
20
Sedang
31
Sangat Tinggi
E-24
18
Sedang
31
Sangat Tinggi
E-25
14
Rendah
22
Sedang
E-26
16
Sedang
28
Tinggi
RataRata
22, 85
Sedang
33,0 8
Sangat Tinggi
(f) 0,4 8 0,6 5 0,5 5 0,5 9 0,3 1 0,5 0 0,6 0
(g) Kurang Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Kurang Efektif Cukup Efektif
81
Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa kelas eksperimen meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi standar. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. hasil perhitungan statistik deskriptif sebagai berikut. Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen Parameter N (Valid) Rata-Rata Nilai Tengah Modus Standar Deviasi Skor Terendah Skor Tertinggi Jumlah
Pretes 26 22,85 23,00 22,00a 5,67 14 32 594
Postes 26 33,08 35,00 36,00 4,18 22 38 860
Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
Gambar 4.4. Histogram skor pretes dan postes kelas eksperimen.
82
Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.15 Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol Kategori
Frekuensi Siswa Pretes
Postes 2
20
Tinggi
11
5
Sedang
8
1
Rendah
5
0
Sangat Rendah
0
0
Sangat Tinggi
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes ) memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 8 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran adalah 14 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,85. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan apersepsi, skor postes siswa secara umum mengalami peningkatan dari sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan apersepsi atau skor pretes. Frekuensi siswa di kelas eksperimen setelah pembelajaran (skor postes) memiliki data frekuensi dengan kategori sedang sebanyak 1 siswa, kategori tinggi sebanyak 5 siswa dan kategori sangat tinggi 20 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah pembelajaran adalah 22 pada kategori yang tinggi
83
sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu 38, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi yaitu 33,08. Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan kategori sangat tinggi hanya 2 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 20 siswa dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang cukup efektif pada pembelajaran di kelas eksperimen dengan rata-rata Ngain 0,60. Dengan menganalisis skor setiap butir soal pretes dan postes dapat diketahui kemampuan hasil belajar kelas eksperimen. Kemampuan ini ditentukan oleh banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. Berdasarkan rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12. maka diperoleh interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan benar. Jumlah siswa pada kelas eksperimen adalah 26, sehingga dapat diketahui interval kategori jumlah siswa sebagai berikut: Tabel 4.16 Interval Kategori Jumlah Siswa No.
Interval Jumlah Siswa
Kategori Jumlah Siswa
1. 2. 3. 4. 5.
X ≥ 19 14≤ X < 19 12≤ X < 14 7 ≤ X < 12 X<7
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran kemampuan umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
84
Tabel 4.17 Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) Pre Test Jlh.
(a)
(b)
(c)
Kemampuan Umum Kelas (d)
1
14
2
Postes
Nilai Ratarata
(f)
Kemampuan Umum Kelas (g)
Tinggi
20
Sangat Tinggi
14
Tinggi
20
Sangat Tinggi
3
18
Tinggi
25
Sangat Tinggi
4
14
Tinggi
21
Sangat Tinggi
5
17
Tinggi
23
Sangat Tinggi
6
9
Rendah
20
Sangat Tinggi
7
6
Sangat Rendah
16
Sedang
8
11
Rendah
17
Tinggi
9
10
Rendah
22
Sangat Tinggi
10
16
Tinggi
21
Sangat Tinggi
11
16
Tinggi
23
Sangat Tinggi
12
18
Tinggi
21
Sangat Tinggi
13
18
Tinggi
24
Sangat Tinggi
14
17
Tinggi
23
Sangat Tinggi
15
14
Tinggi
22
Sangat Tinggi
(f)
(g)
(h)
22
Sangat Tinggi
25
Sangat Tinggi
14
Tinggi
15
Tinggi
(h)
21,20 (Sangat Tinggi)
(e)
14,13 (Tinggi)
2.2
Nilai RataJlh. rata
21,40 (sangat tinggi)
KD
No. Soal
(a) 2.3
(b)
(c)
(d)
(e)
16
14
Tinggi
17
19
Sangat Tinggi
18
7
Rendah
19
6
Sangat Rendah
15,70 (Tinggi)
Tabel 4.17 (Lanjutan)
20
18
Tinggi
25
Sangat Tinggi
21
18
Tinggi
23
Sangat Tinggi
22
19
Tinggi
24
Sangat Tinggi
23
21
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
24
20
Sangat Tinggi
25 22
Sangat Tinggi
15
Tinggi
19
Sangat Tinggi
26
18
Tinggi
23
Sangat Tinggi
27
16
Tinggi
20
Sangat Tinggi
28
13
Sedang
23
Sangat Tinggi
29
9
Rendah
15
Tinggi
30
13
Sedang
24
Sangat Tinggi
31
16
Tinggi
25
Sangat Tinggi
32
11
Rendah
24
Sangat Tinggi
33
14
Tinggi
21
Sangat Tinggi
34
17
Tinggi
24
Sangat Tinggi
35
18
Tinggi
24
Sangat Tinggi
36
19
Tinggi
24
Sangat Tinggi
37
16
Tinggi
22
Sangat Tinggi
38
19
Tinggi
21
Sangat Tinggi
39
16
Tinggi
22
Sangat Tinggi
40
10
Rendah
16
Tinggi
15 (Sedang)
2.4
25
21,87 (Sangat Tinggi)
85
Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa (pretes) pada kelas eksperimen untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3 dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran (postes) pada kelas eksperimen adalah dengan kategori sangat tinggi untuk setiap KD. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami peningkatan. Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat mengikuti pretes dan postes di kelas eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.18 Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
86
Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen
Kemampuan Kelas
KD 2.2. Pretes
KD 2.3.
KD 2.4.
Total
Postes Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes
Sangat Tinggi Tinggi Sedang
0 11 0
13 1 1
3 5 0
8 2 0
0 10 2
13 2 0
3 26 2
34 5 1
Rendah
3
0
1
0
3
0
7
0
Sangat Rendah
1
0
1
0
0
0
2
0
40
40
Jumlah Soal
Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas eksperimen terdapat 3 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 26 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi , 2 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, 7 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori rendah, dan 2 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas eksperimen terdapat 34 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 5 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tingg, 1 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, dan tidak ada soal dengan kemampuan kelas pada kategori rendah dan sangat rendah. 4. Uji Inferensial Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah uji inferensial asumsi yang meliputi uji normalitas, uji linieritas. a) Uji Normalitas
87
Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Untuk selanjutnya data yang berdistribusi normal dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian data parametrik, Sedangkan data yang berdistribusi tidak normal dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian data non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang ada dalam program SPSS 16.0. Langkah pertama untuk uji normalitas adalah menentukan gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.19 Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Prete Poste Kode Siswa s s (a) (b) (c) E-1 16 36 E-2 28 35 E-3 29 35 E-4 18 33
(a) E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18
(b) 31 27 24 28 25 28 24 29 32 22 22 27 29 14
(c) 36 36 37 31 38 36 30 36 38 35 38 36 36 29
Kelas Kontrol Gain
Kode Siswa
Pretes
Postes
Gain
(f) 29 24 17 23
(g) 32 27 21 29
(h) 3 3 4 6
(d) (e) 20 K-1 7 K-2 6 K-3 15 K-4 Tabel 4.19 (Lanjutan) (d) 5 9 13 3 13 8 6 7 6 13 16 9 7 15
(e) K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18
(f) 13 18 28 15 29 25 21 18 18 22 29 32 28 29
(g) 16 21 35 15 33 29 23 19 20 24 33 32 32 31
(h) 3 3 7 0 4 4 2 1 2 2 4 0 4 2
88
E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 Hasil
22 19 15 17 20 18 14 16
32 26 27 32 31 31 22 28
pengolahan
10 7 12 15 11 13 8 12 data
K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 uji
normalitas
26 12 26 15 14 29 19 23
32 18 30 21 20 35 24 31
Kolmogorov-Smirnov
6 6 4 6 6 6 5 8 dengan
menggunakan program komputer SPSS 16.0. sebagai berikut: 1) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen Kelas Gain Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. 0,130 26 0,200*
(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal. (b) Signifikan α = 5% (0,05) (c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5% (d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas eksperimen adalah 0,200 Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah data berdistribusi normal. Untuk mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual dalam bentuk histogram sebagai berikut.
89
Gambar 4.5. Histogram gain kelas eksperimen data berdistribusi normal. 2) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol Kelas Gain Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Sig.
0,130
26
0,135*
(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal. (b) Signifikan α = 5% (0,05) (c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5% (d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas kontrol adalah 0,135 Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di kelas kontrol adalah data berdistribusi normal. Untuk mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual dalam bentuk histogram sebagai berikut.
90
Gambar 4.6. Histogram gain kelas kontrol data berdistribusi normal. b) Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16 dengan menggunakan test for linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka hubunganya tidak linear. Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji Linieritas Uji Linieritas Between (Combined) Gain Kelas Groups Linearity Eksperimen Deviation dan Kelas from Linearity Kontrol Within Groups Total
Sum of Mean df F Squares Square 8,233 16 0,515 3,778 6,440 1 6,440 47,289 1,793
15
0,120
4,767 13,000
35 51
0,136
0,878
Sig. 0,001 0,000 0,593
91
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa hasil uji linieritas gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol adalah Sig. 0,00. Sesuai dengan ketentuan, hal tersebut menunjukan bahwa skor gain kelas eksperimen dan skor gain kelas kontrol adalah data linier. 5. Uji Hipotesis Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol serta dilakukan uji inferensial, tahap selanjutnya adalah analisis data untuk uji hipotesis dan uji koefisien determinasi. d).Uji Korelasi Pada penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Untuk analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 16.0. Adapun ketentuan untuk menggunakan uji korelasi adalah “bila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada korelasi yang signifikan (H 0 diterima) dan bila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan (H 0 ditolak)” (Anggraeni, 2010:97). Hasil dari uji korelasi menggunakan program komputer SPSS 16.0. adalah sebagai berikut: Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen
92
Variabel
Keterangan
Gain Kelas Kontrol
Gain Kelas Eksperimen
Gain Kelas Kontrol
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Gain Kelas Eksperimen 1
0,359
26
0,071 26
0,359
1
0,071 26
26
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui koefisien korelasi gain kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 dan sig. (2-tailed) adalah 0,071. Data tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pada tahap selanjutnya untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai koefisien korelasi dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien 0,80 - 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tingkat Hubungan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Sumber: Riduwan, 2010: 138
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien nilai r tersebut, maka nilai koefisien korelasi antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 sebesar 0,359 berada pada tingkat hubungan yang rendah.
93
Koefisien korelasi antara gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar 0,359 bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan mengandung pengertian semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. e). Uji Koefisien Determinasi Tahap selanjutnya adalah analisis koefisien determinasi menjelaskan besarnya persentase hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien determinasi dapat ditentukan dengan rumus:
Perhitungan: KP = r2 x 100% KP = 0,359² x 100% KP = 0,1289 x 100% KP = 12,89% Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sumbangan atau kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar siswa adalah 12,89%. Jadi 87,11 % yang memberi sumbangan atau kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 adalah faktor lain selain apersepsi. E. Pembahasan
94
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS di kelas V.a (kelas eksperimen) SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dinilai sudah sangat baik. Secara keseluruhan aspek variabel apersepsi yang diperoleh dari hasil observasi adalah 91,30% sesuai dengan indikator. Sedangkan hasil observasi keterlaksanaan apersepsi di kelas V.b (kelas kontrol) SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah 30% sesuai indikator. Frekuensi siswa di kelas kontrol sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 9 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran adalah 12 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,38. Sebelum pembelajaran hasil belajar siswa (pada skor pretes) di kelas kontrol untuk KD 2.2 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol,
95
tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata N gain 0,24 menunjukan tidak efektif. Frekuensi siswa di kelas eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 8 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran adalah 14 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,85. Sebelum pembelajaran hasil belajar siswa (pada skor pretes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori sedang. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen, dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif. Dengan diterimanya hipotesis nol (H0) yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada
96
pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Koefisien korelasi antara gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar 0,359 bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan mengandung pengertian semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Adapun sumbangan atau kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah sebesar 12,89%. Hal tersebut menunjukan bahwa 87,11% adalah faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa seperti faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, dan faktor instrumental
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
F. Kesimpulan Pada skor pretes, postes dan gain kelas kontrol menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori tidak efektif. Adapun rincian peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,47 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,33 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah sebesar 15,40 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 18,50 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi. Rata-rata KD 2.4 adalah sebesar 14,07 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,87 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami peningkatan, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata N gain 0,24 menunjukan tidak efektif. Pada skor pretes, postes dan gain kelas eksperimen menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori cukup efektif. Adapun rincian peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,13 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,20 dengan kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah sebesar 15,70 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalam
97
98
peningkatan rata-rata menjadi 21,40 dengan kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi. Rata-rata KD 2.4 adalah sebesar 15,00 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,87 dengan kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Setelah menggunakan apersepsi pembelajaran tidak mengalami peningkatan penguasaan konsep antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini terbukti dengan diujikannya hipotesis, ternyata hipotesis nol (H 0) yang diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. G. Saran Setelah melaksanakan penelitian di SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalay, peneliti memperoleh informasi berhubungan dengan variabel apersepsi dan variabel hasil bejalar siswa. Dari informasi yang diperoleh tersebut peneliti memiliki beberapa saran. Adapun saran dari peneliti ini diantaranya: 1. Dalam hal pembuatan instrumen harus memperhatikan kesesuaian instrumen dengan indikator pembelajaran, tempat pengujian instrumen harus dapat menggambarkan keadaan sampel peneltian dan dalam pembuatan instrumen sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.
99
2. Tersedianya lembar kerja siswa yang mudah dimengerti oleh siswa SD, sehingga dapat mempermudah siswa dalam melakukan penyelidikan sehingga dapat membangun konsep pengetahuan awal siswa. 3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi atau baik pelasksanaan apersepsi yang dilakukan oleh guru, semakin tinggi atau baik pula hasil belajar yang siswa dapatkan. Sebaiknya guru disarankan untuk melaksanakan kegiatan apersepsi dengan sebaik mungkin. 4. Guru disarankan untuk lebih memahami tentang sumber-sumber apersepsi sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa dan siswa dapat antusias dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 5. Guru harus dapat memahami mengenai hal yang berhubungan dengan pembelajaran IPS diarahkan pada pembelajaran langsung, penyesuaian urutan pemberian materi, pemberian tugas, penilaian perkembangan belajar siswa. 6. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, khususnya yang dapat mendukung proses belajar mengajar IPA. Melalui sarana dan prasarana tersebut, guru akan dengan mudah mengaplikasikan kompetensinya khususnya dalam pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS. 7. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, sebaiknya peneliti menindaklanjuti hasil penelitian tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi untuk peningkatan mutu pendidikan khususnya di SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya khususnya mengenai pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman., Muhidin dan Somantri. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia Anggraeni, Lengga. (2010). Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Ashari, Hasyim. (2007). Siapa Bilang Jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus. Asmani, Jamal Ma”mur. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: DIVA Press. Astuti, Puji. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://poojetz.wordpress.com/2011/01/13/analisis-tentang-membangunpengetahuan-awal-atau-apersepsi-siswa-dalam-kegiatan-pembelajaran/ (30 Maret 2012) Chatib, Munif. (2011). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Learning. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. ____. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Bandung: Falah Production. Kartono, Kartini. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada J.P. CHAPLIN Luthfi. (2008). Pengaruh Musik terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi. [Online]. Tersedia:
100
101
http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadapperkembangan -kognitif-dan-kecerdasan-emosi/ (18 April 2012) Mudyoharjo, R. (2007). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Nugraha, Wendi. (2011). Pengaruh Bimbingan Belajar Nonformal terhadap Hasil Belajarsiswa pada Pembelajaranipa Di Kelas V Sekolah Dasar Gugus 3 UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Purwanto, M. Ngalim. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remadja Karya. Riduwan.(2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALFABETA. ____.(2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Rochaeti, Eti. Dkk.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPPS. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sadulloh, Uyoh, dkk. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama. Sajidin, Ahmad. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ahmadsajidin84.blogspot.com/analisis-tentang-membangunpengetahuan.html. (12 Januari 2012). Sandjaja., Herianto, Albertus. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. ____. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta. Sujadi Bintana, Eko. (2011). Apersepsi, Motivasi, Need Assesment, 3 Langkah Guru Dalam Mengajar Dan Analisa Strategi Pembelajaran Yang Menyenangkan. [Online]. Tersedia: http://bkuinsuska.blogspot.com/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html. (12 Januari 2012). Syaripudin, T. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu. UNISBA. (2007). Buku Panduan Kegiatan Mentoring Reguler PAI Universitas Islam Bandung. Bandung: Departemen Tutorial, UISBA.
102
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI press. Wahidmurni, dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera. Zahra. (2011). Pentingnya Membangun Apersepsi Bagi Pengajar. [Online]. Tersedia: http://zahrathelittledesert.blog.uns.ac.id/2011/07/19/pentingnyamembangun-apersepsi-bagi-pengajar/ (12 Januari 2012).
103
104
105
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal) Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Siswa No.
Kompetensi Dasar
(a) 1
(c) 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
Indikator (d) 2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
(e) 1, 2, 4, 12
2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
6, 7, 13, 14
2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
3, 5, 8, 11,
2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasika n kemerdekaan Indonesia
No. Butir Soal
9, 10, 15
2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
16, 17, 21, 22, 23
2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
18, 19, 20, 24,
2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan
26, 29, 30, 31,
2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
32, 33, 34, 35, 36, 39
2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
27, 28, 37, 38,
106
25
40
107
Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi
INSTRUMEN SOAL PENELITIAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA
Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115
I.
II.
III.
Tujuan dan Petunjuk 1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”! 3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud soal kurang jelas! 4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban benar! 5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih. Biodata Siswa Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Alokasi waktu
: 60 menit
Nama siswa
: __________________________________________
No. Absen
: __________________________________________
Soal
1. Kemerdekaan Indonesia sudah dipersiapkan sejak ... a. pasukan Jepang terdesak oleh pasukan Sekutu b. Jepang masuk Indonesia c. Inggris menduduki Indonesia d. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia
b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang
2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ... a. agar rakyat Indonesia bahagia
3. Ketua Badan Penyelidik Usahausaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ... a. Kumakici Harada b. Ichibangase c. Soekarno d. Radjiman Wedyodiningrat
108
Lampiran 2. (Lanjutan) 4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ... a. bangsa Indonesia mandiri b. tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya
8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ... a. Ahmad Subarjo b. Muhammad Yamin c. Mohammad Hatta d. Wachid Hasyim 9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali... a. Mengikuti upacara bendera b. Menamai jalan dengan nama pahlawan c. Berziarah ketaman makam pahlawan d. Melakukan latihan militer
5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ... a. Soekarno b. Drs. Mohammad Hatta c. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat
10. Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk... a. Menghormati pembina upacara b. Mengikuti peraturan c. Mengenang jasa para pahlawan d. Menghormati presiden
6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ... a. PPKI diterima secara total oleh rakyat Indonesia b. PPKI dibentuk sebelum BPUPKI c. PPKI berjasa dalam menyiapkan UUD bagi negara Indonesia d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD
11. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ... a. Ahmad Subarjo b. Muhammad Yamin c. Soekarno d. Supomo
7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ... a. enam provinsi b. enam negara bagian c. delapan provinsi d. delapan negara bagian
12. Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ... a. Soekarno-Hatta b. Soekarno-Ahmad Subarjo c. Supomo-Yamin d. Supomo-Hatta
109
Lampiran 2. (Lanjutan) 13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu... a. PPKI, BPUPKI, dan PKI b. KNI, PKI, dan PPKI c. KNI, PNI, dan BKR d. BKR, PKI, dan PNI
18. Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ... a. Chaerul Saleh b. Ahmad Soebardjo c. Sutan Sjahrir d. Wikana
14. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ... a. Pancasila b. liberalisme c. komunisme d. Sosialisme
19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... . a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh Hatta c. Laksamana Maeda d. Ahmad Subarjo
15. Sifat baik yang harus kita teladani dari para pahlawan adalah ... a. Rela berkorban b. Berani melawan guru c. Merusak lingkungan d. Berbohong kepada orang tua
20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ... a. Mohammad Hatta b. Sayuti Melik c. B. M. Diah d. S. Suhud
16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... . a. 6 Agustus 1945 b. 9 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945
21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ... a. S. Suhud dan Latif b. Wikana dan Darwis c. Sayuti Melik dan Latif d. Chaerul Saleh dan Margono
17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... . a. Jenderal Terauchi b. Laksamana Maeda c. Mayor Jenderal Nishimura d. Shigetada Nishijima
22. Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah... a. Fuji dan Orochi b. Nagasaki dan fuji c. Hiroshima dan Orochi d. Hiroshima dan Nagasaki
110
Lampiran 2. (Lanjutan) 23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ... a. Rengasdengklok b. Bukitinggi c. Tasikmalaya d. Surabaya
c. Kebangkitan Nasional d. Sumpah Pemuda 28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... . a. Ir. Soekarno b. Bung Tomo c. Jenderal Sudirman d. Mohammad Toha
24. Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ... a. Fatmawati b. Ahmad Soebarjo c. Laksamana Maeda d. Agus Salim
29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... . a. Letkol M. Sarbini b. Kol Sudirman c. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo
25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... . a. Ibu Fatmawati b. Sayuti Melik c. Ibu Inggit d. Cudanco Latif
30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... a. Achmad Tahir b. Kol A. H. Nasution c. Mr. Amir Syarifudin d. Teuku Mohammad Hasan
26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... . a. Kolonel Huiyer b. Brigjen Bethel c. Brigjen Mallaby d. Brigjen T. E. D. Kelly
31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ... a. Letkol M. Sarbini b. I Gusti Ketut Jelantik c. Letkol I Gusti Ngurah Rai d. Robert Wolter Mongisidi 32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ... a. Sutan Syahrir b. Soekarno c. Mohammad Hatta d. Amir Syarifudin
27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ... a. Pahlawan b. Infantri
111
Lampiran 2. (Lanjutan) 33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... . a. Australia, Belgia, dan Swedia b. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat c. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia d. Australia, Belgia, dan Amerika Serikat
37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ... a. Jepang b. Indonesia c. Belanda d. Amerika 38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ... a. Bandung Membara b. Halo-halo Bandung c. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api
34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ... a. Bukitinggi b. Jakarta c. Medan d. Yogyakarta
39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ... a. Belanda b. Bangka c. Digul d. Bengkulu
35. Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ... a. Sultan Hamid II b. Sutan Syahrir c. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta
40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ... a. Amir Syarifuddin b. Sutan Syahrir c. Mohammad Rum d. Mohammad Hatta
36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... a. 17 Agustus 1945 b. 27 Desember 1949 c. 18 Agustus 1945 d. 17 Desember 1949
~~~Selamat Mengerjakan~~~
112
Lampiran 3. Revisi Soal Tabel Revisi instrumen hasil belajar siswa No. Item 3
10 11
12
14
15
Item Soal Sebelum Direvisi Ketua Badan Penyelidik Usahausaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ... a Kumakici Harada b Ichibangase c Soekarno d Radjiman Wedyodiningrat Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk... Panitia Kecil Perancang UndangUndang Dasar diketuai oleh ... a Ahmad Subarjo b Muhammad Yamin c Soekarno d Supomo Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ... a Soekarno-Hatta b Soekarno-Ahmad Subarjo c Supomo-Yamin d Supomo-Hatta Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ... a Pancasila b liberalisme c komunisme d Sosialisme
Item Soal Setelah Direvisi Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali... a Itibangase Yosio b Radjiman Wedyodiningrat c Soekarno d Sutan Syahrir Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ...
Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ... a Ahmad Subarjo b Muhammad Yamin c Radjiman Wedyodiningrat d Supomo Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ... a 18 Agustus 1945 b 19 Agustus 1945 c 20 Agustus 1945 d 21 Agustus 1945 Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ... a Piagam Jakarta b Pembukaan UUD c Lembaga Negara d Pembagian Provinsi Sifat baik yang harus kita teladani Sifat yang perlu kita teladani dari dari para pahlawan adalah ... para pahlawan adalah ... a Rela berkorban a Menghargai keputusan b Berani melawan guru b Berani melakukan kesalahan c Merusak lingkungan c Menolong pencuri d Berbohong kepada orang tua d Rela disalahkan
113
Lampiran 3. (Lanjutan) (a)
(b)
(c)
18
Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ... Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah... a Fuji dan Orochi b Nagasaki dan fuji c Hiroshima dan Orochi d Hiroshima dan Nagasaki
Tokoh yang mendesak Soekarno Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...
22
24
33 35
Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ... a Fatmawati b Ahmad Soebarjo c Laksamana Maeda d Agus Salim b Austria, Belgia, dan Amerika Serikat Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ... a Sultan Hamid II b Sutan Syahrir c Sultan Hamengku Buwono IX d Mohammad Hatta
114
Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ... a Fuji b Nagasaki c Orochi d Hiroshima Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ... a Ahmad Soebarjo b Sayuti Melik c Ir. Soekarno d Muh. Hatta b Rusia, Belgia, dan Amerika Serikat Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ... a Sultan Hamid II b Sutan Syahrir c Sultan Hamengku Buwono IX d Mohammad Hatta
Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi
INSTRUMEN SOAL PENELITIAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA
Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115
IV.
V.
Tujuan dan Petunjuk 1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”! 3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud soal kurang jelas! 4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban benar! 5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih. Biodata Siswa Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Alokasi waktu
: 60 menit
Nama siswa
: __________________________________________
No. Absen
: __________________________________________
VI. Soal 1. Kemerdekaan Indonesia sudah dipersiapkan sejak ... a. pasukan Jepang terdesak oleh pasukan Sekutu b. Jepang masuk Indonesia c. Inggris menduduki Indonesia d. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia
b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang
2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ... a. agar rakyat Indonesia bahagia
3. Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali... a. Itibangase Yosio b. Radjiman Wedyodiningrat c. Soekarno d. Sutan Syahrir
115
Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ... a. bangsa Indonesia mandiri b. tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya
8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ... a. Ahmad Subarjo b. Muhammad Yamin c. Mohammad Hatta d. Wachid Hasyim 9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali... a. Mengikuti upacara bendera b. Menamai jalan dengan nama pahlawan c. Berziarah ketaman makam pahlawan d. Melakukan latihan militer
5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ... a. Soekarno b. Drs. Mohammad Hatta c. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat
10. Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ... a. Menghormati pembina upacara b. Mengikuti peraturan c. Mengenang jasa para pahlawan d. Menghormati presiden
6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ... a. PPKI diterima secara total oleh rakyat Indonesia b. PPKI dibentuk sebelum BPUPKI c. PPKI berjasa dalam menyiapkan UUD bagi negara Indonesia d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD
11. Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ... a. Ahmad Subarjo b. Muhammad Yamin c. Radjiman Wedyodiningrat d. Supomo
7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ... a. enam provinsi b. enam negara bagian c. delapan provinsi d. delapan negara bagian
12. Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ... a. 18 Agustus 1945 b. 19 Agustus 1945 c. 20 Agustus 1945 d. 21 Agustus 1945
116
Lampiran 4. (Lanjutan) 13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu... a. PPKI, BPUPKI, dan PKI b. KNI, PKI, dan PPKI c. KNI, PNI, dan BKR d. BKR, PKI, dan PNI
18. Tokoh yang mendesak Soekarno Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ... a. Chaerul Saleh b. Ahmad Soebardjo c. Sutan Sjahrir d. Wikana 19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... . a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh Hatta c. Laksamana Maeda d. Ahmad Subarjo
14. Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ... a. Piagam Jakarta b. Pembukaan UUD c. Lembaga Negara d. Pembagian Provinsi
20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ... a. Mohammad Hatta b. Sayuti Melik c. B. M. Diah d. S. Suhud
15. Sifat yang perlu kita teladani dari para pahlawan adalah ... a. Menghargai keputusan b. Berani melakukan kesalahan c. Menolong pencuri d. Rela disalahkan
21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ... a. S. Suhud dan Latif b. Wikana dan Darwis c. Sayuti Melik dan Latif d. Chaerul Saleh dan Margono
16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... . a. 6 Agustus 1945 b. 9 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945 17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... . a. Jenderal Terauchi b. Laksamana Maeda c. Mayor Jenderal Nishimura d. Shigetada Nishijima
22. Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ... a. Fuji b. Nagasaki c. Orochi d. Hiroshima
117
Lampiran 4. (Lanjutan) 23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ... a. Rengasdengklok b. Bukitinggi c. Tasikmalaya d. Surabaya
c. Kebangkitan Nasional d. Sumpah Pemuda 28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... . a. Ir. Soekarno b. Bung Tomo c. Jenderal Sudirman d. Mohammad Toha
24. Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ... a. Ahmad Soebarjo b. Sayuti Melik c. Ir. Soekarno d. Muh. Hatta
29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... . a. Letkol M. Sarbini b. Kol Sudirman c. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo
25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... . a. Ibu Fatmawati b. Sayuti Melik c. Ibu Inggit d. Cudanco Latif
30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... a. Achmad Tahir b. Kol A. H. Nasution c. Mr. Amir Syarifudin d. Teuku Mohammad Hasan
26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... . a. Kolonel Huiyer b. Brigjen Bethel c. Brigjen Mallaby d. Brigjen T. E. D. Kelly
31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ... a. Letkol M. Sarbini b. I Gusti Ketut Jelantik c. Letkol I Gusti Ngurah Rai d. Robert Wolter Mongisidi 32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ... a. Sutan Syahrir b. Soekarno c. Mohammad Hatta d. Amir Syarifudin
27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ... a. Pahlawan b. Infantri
118
Lampiran 4. (Lanjutan) 33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... . a. Australia, Belgia, dan Swedia b. Rusia, Belgia, dan Amerika Serikat c. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia d. Australia, Belgia, dan Amerika Serikat
37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ... a. Jepang b. Indonesia c. Belanda d. Amerika 38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ... a. Bandung Membara b. Halo-halo Bandung c. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api
34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ... a. Bukitinggi b. Jakarta c. Medan d. Yogyakarta
39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ... a. Belanda b. Bangka c. Digul d. Bengkulu
35. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ... a. Sultan Hamid II b. Sutan Syahrir c. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta
40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ... a. Amir Syarifuddin b. Sutan Syahrir c. Mohammad Rum d. Mohammad Hatta
36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... a. 17 Agustus 1945 b. 27 Desember 1949 c. 18 Agustus 1945 d. 17 Desember 1949
~~~Selamat Mengerjakan~~~
119
Lampiran 5. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
A B D B A A C B D C
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D A C A A D A C C B
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
120
A D A B A C A B C A
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
C A D A D B A D B A
Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN APERSEPSI Nama Peneliti
: ____________________________
Hari/ Tanggal : _____________________________
Mata Pelajaran
: ____________________________
Sekolah
: _____________________________
Pokok Bahasan
: ____________________________
Kelas
:______________________________ Penilaian
No
Variabel Apersepsi
Indikator
(a)
(b)
(c)
Sangat kurang (d)
• Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan
• Menarik perhatian siswa 1
Menciptakan Zona Alpa • Melakukan interaksi dua arah
• Memotivasi siswa
Lampiran 6. (Lanjutan) 121
kurang
sedang
baik
(e)
(f)
(g)
Sangat baik (h)
Komentar (i)
(a)
(b)
(c)
(d)
• Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan • Mengingat pelajaran lalu
2
Warmer
• Tanya-jawab pelajaran yang lalu • Memberikan komentar terhadap jawaban siswa • Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan • Mengecek kehadiran siswa
3
Pre-Teach • Mengkondisikan siswa • Menjelaskan aturan
Lampiran 6. (Lanjutan) 122
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
• Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan 4
Scane Setting • Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya • Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya
Keterangan: Indikator dikembangkan berdasarkan pendapat penulis yang dikembangkan dari sumber-sumber apersepsi menurut Chatib (2012: 87-117). Bobot Penilaian: Sangat baik Baik Sedang kurang Sangat kurang
Tasikmalaya,____________________2012 =5 =4 =3 =2 =1
Observer,
(______________________________)
123
(i)
Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal Tabel Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Hasil Perhitungan Uji Validitas
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
No. Item
rhitung
rtabel
Uji Validitas
Keterangan
(a)
(b)
(d)
(e)
1
0,855
(c) 0,329
Nilai Alpha Cronbach (f)
Valid
Sangat tinggi
0,871
Nilai Alpha if Item Deleted (g) 0,857
2
0,848
0,329
Valid
Sangat tinggi
0,871
0,857
Reliabel
3
0,048
0,329
Tidak Valid
Sangat rendah
0,871
0,874
Tidak Reliabel
4
0,807
0,329
Valid
Sangat tinggi
0,871
0,858
Reliabel
5
0,457
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,867
Reliabel
6
0,513
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,866
Reliabel
7
0,454
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,867
Reliabel
8
0,452
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,867
Reliabel
9
0,421
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,868
Reliabel
10
0,207
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,872
Tidak Reliabel
11
0,126
0,329
Tidak Valid
Sangat rendah
0,871
0,874
Tidak Reliabel
12
0,193
0,329
Tidak Valid
Sangat rendah
0,871
0,871
Reliabel
124
Keterangan (h) Reliabel
13
0,337
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,870
Reliabel
14
0,246
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,871
Reliabel
15
0,206
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,872
Tidak Reliabel
16
0,825
0,329
Valid
Sangat tinggi
0,871
0,858
Reliabel
17
0,332
0,329
Valid
Rendah
0,871
0,870
Reliabel
18
0,258
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,871
Reliabel
19
0.459
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,885
Tidak Reliabel
(d)
(e)
(f)
(h)
Valid
Cukup
0,871
(g) 0,865
Reliabel
Lampiran 7. (Lanjutan) (a)
(b)
20
0,577
(c) 0,329
21
0,340
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,869
Reliabel
22
0,154
0,329
Tidak Valid
Sangat rendah
0,871
0,872
Tidak Reliabel
23
0,751
0,329
Valid
Tinggi
0,871
0,861
Reliabel
24
0,219
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,871
Reliabel
25
0,346
0,329
Valid
Rendah
0,871
0,869
Reliabel
26
0,506
0,329
Valid
Cukup 125
0,871
0,866
Reliabel
27
0,319
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,869
Reliabel
28
0,615
0,329
Valid
Tinggi
0,871
0,863
Reliabel
29
0,480
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,867
Reliabel
30
0,579
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,864
Reliabel
31
0,381
0,329
Valid
Rendah
0,871
0,869
Reliabel
32
0,415
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,868
Reliabel
33
0,287
0,329
Tidak Valid
Rendah
0,871
0,870
Reliabel
34
0,673
0,329
Valid
Tinggi
0,871
0,862
Reliabel
35
0,048
0,329
Tidak Valid
Sangat rendah
0,871
0,877
Tidak Reliabel
36
0,414
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,868
Reliabel
37
0,332
0,329
Valid
Rendah
0,871
0,869
Reliabel
38
0,372
0,329
Valid
Rendah
0,871
0,869
Reliabel
39
0,585
0,329
Valid
Sangat rendah
0,871
0,864
Reliabel
40
0,450
0,329
Valid
Cukup
0,871
0,867
Reliabel
126
127
Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen) Tabel Data siswa kelas V.a SD Negeri Perumnas 2 (Kelas Eksperimen) No Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode Siswa
Nama Siswa
Jenis Kelamin
E-1 Rahma Putri Sukma Perempuan E-2 Adisti Ramadhani Perempuan E-3 Aksami Anggana K Laki-laki E-4 Alma Hafitri Dinanti Perempuan E-5 Alvi Syahrani Perempuan E-6 Anisa Sabila Perempuan E-7 Azmi Fahmasari Perempuan E-8 Bambang Ahadiat Laki-laki E-9 Dian Darmana Laki-laki E-10 Elwan Naoval Hapid Laki-laki E-11 Evi Sofiany Perempuan E-12 Fahri Syamsi n Laki-laki E-13 Farhan Randana Laki-laki E-14 Fitria Tri Ramadhani Perempuan E-15 Gina Sonia Perempuan E-16 Giri Santo Kurniawan Laki-laki E-17 Ilham Akbar Saefulloh Laki-laki E-18 Irma Pujianti Perempuan E-19 Irsalina Putri lukito Perempuan E-20 Larkin Baharudin Syach Laki-laki E-21 Alisa Putri Dierayani Perempuan E-22 Galih Ervianto Laki-laki E-23 Wildan Laki-laki E-24 Ahmadin Laki-laki E-25 Muh. Ridwan Laki-laki E-26 Fahri Husen Laki-laki Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
128
Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol) Tabel Data siswa kelas V.b SD Negeri Perumnas 2 (Kelas Kontrol) No Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode Siswa
Nama Siswa
Jenis Kelamin
K-1 Linda Nur Fauzi Perempuan K-2 Muhamad Alif Arkhan Laki-laki K-3 M. Rizki Fauzi Laki-laki K-4 Nindi Herlani Perempuan K-5 Nisa Ardila Solli Putri Perempuan K-6 Nurul Asri Aeni Perempuan K-7 Raisa Yuliana Perempuan K-8 Rajah Arohman Laki-laki K-9 Ramdani Tahrim Fajar Laki-laki K-10 Rega Restiyan Perempuan K-11 Reza Muhammad a Laki-laki K-12 Riyadh Hazza Muntaha Laki-laki K-13 Selma Rahmadia Rahayu Perempuan K-14 Sheila Afianti Perempuan K-15 Silvya Nur Septiani Perempuan K-16 Tasya Sudjiawati Perempuan K-17 Tasya Syahwa Maurizki Perempuan K-18 Tomi Tirta Subagja Laki-laki K-19 Wina Amalia Perempuan K-20 Windi Ramdani Perempuan K-21 Yanuar Bangun N. C. Laki-laki K-22 Yudha Putra Prawira Laki-laki K-23 Zenal Mutaqin Laki-laki K-24 Andrianto Laki-laki K-25 Azmi Avzan Qasmal Laki-laki K-26 Salma Rahmawati Perempuan Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
129
130
Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal) PRETES KELAS EKSPERIMEN KODE SISWA
NOMOR SOAL Jumlah
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
3 7
3 8
3 9
4 0
E-1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
16
E-2
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
28
E-3
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
29
E-4
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
18
E-5
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
31
E-6
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
27
E-7
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
24
E-8
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
28
E-9
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
25
E-10
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
28
E-11
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
24
E-12
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
E-13
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
32
E-14
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
22
E-15
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
22
E-16
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
27
E-17
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
29
E-18
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
14
E-19
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
22
E-20
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
19
E-21
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
15
E-22
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
17
E-23
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
20
E-24
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
18
E-25
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
14
E-26
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
16
131
Lampiran 10. (Lanjutan) POSTES KELAS EKSPERIMEN KODE SISWA
NOMOR SOAL Jumlah
01
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
3 7
3 8
3 9
4 0
E-1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
36
E-2
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
35
E-3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
35
E-4
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
33
E-5
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
E-6
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
36
E-7
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
37
E-8
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
31
E-9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
38
E-10
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
E-11
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
30
E-12
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
E-13
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
38
E-14
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
35
E-15
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
38
E-16
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
36
E-17
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
E-18
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
29
E-19
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
32
E-20
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
26
E-21
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
27
E-22
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
32
E-23
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
31
E-24
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
31
E-25
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
22
E-26
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
28
132
Lampiran 10. (Lanjutan) PRETES KELAS KONTROL KODE SISWA
NOMOR SOAL Jumlah
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
3 7
3 8
3 9
4 0
K-1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
29
K-2
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
24
K-3
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
17
K-4
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
23
K-5
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
13
K-6
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
18
K-7
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
28
K-8
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
K-9
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
29
K-10
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
25
K-11
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
21
K-12
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
18
K-13
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
18
K-14
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
22
K-15
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
K-16
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
32
K-17
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
28
K-18
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
29
K-19
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
26
K-20
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
12
K-21
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
26
K-22
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
15
K-23
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
14
K-24
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
29
K-25
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
19
K-26
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
23
133
Lampiran 10. (Lanjutan) POSTES KELAS KONTROL NOMOR SOAL KODE SISWA
Jumlah
0 1
02
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
3 7
3 8
3 9
4 0
K-1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
32
K-2
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
27
K-3
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
21
K-4
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
29
K-5
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
16
K-6
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
21
K-7
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
35
K-8
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
K-9
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
33
K-10
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
29
K-11
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
23
K-12
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
19
K-13
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
20
K-14
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
24
K-15
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
33
K-16
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
32
K-17
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
32
K-18
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
31
K-19
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
32
K-20
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
18
K-21
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
30
K-22
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
21
K-23
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
20
K-24
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
35
K-25
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
24
K-26
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
31
134
Lampiran 10. (Lanjutan) Tabel Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kode Siswa
Pretes
Postes
Gain
Kode Siswa
Pretes
Postes
Gain
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
E-1
16
36
20
K-1
29
32
3
E-2
28
35
7
K-2
24
27
3
E-3
29
35
6
K-3
17
21
4
E-4
18
33
15
K-4
23
29
6
E-5
31
36
5
K-5
13
16
3
E-6
27
36
9
K-6
18
21
3
E-7
24
37
13
K-7
28
35
7
E-8
28
31
3
K-8
15
15
0
E-9
25
38
13
K-9
29
33
4
E-10
28
36
8
K-10
25
29
4
E-11
24
30
6
K-11
21
23
2
135
E-12
29
36
7
K-12
18
19
1
Lampiran 10. (Lanjutan)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
E-13
32
38
6
K-13
18
20
2
E-14
22
35
13
K-14
22
24
2
E-15
22
38
16
K-15
29
33
4
E-16
27
36
9
K-16
32
32
0
E-17
29
36
7
K-17
28
32
4
E-18
14
29
15
K-18
29
31
2
E-19
22
32
10
K-19
26
32
6
E-20
19
26
7
K-20
12
18
6
E-21
15
27
12
K-21
26
30
4
E-22
17
32
15
K-22
15
21
6
E-23
20
31
11
K-23
14
20
6
E-24
18
31
13
K-24
29
35
6
E-25
14
22
8
K-25
19
24
5
136
E-26
16
28
12
K-26
23
31
8
Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi
No
1
2
3 4
Variabel Apersepsi
Indikator
1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan Menciptakan 2. Menarik perhatian siswa Zona Alpa 3. Melakukan interaksi dua arah 4. Memotivasi siswa 5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan 6. Mengingat pelajaran lalu Warmer 7. Tanya-jawab pelajaran yang lalu 8. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa 9. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan 10. Mengecek kehadiran siswa Pre-Teach 11. Mengkondisikan siswa 12. Menjelaskan aturan 13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan Scane Setting 14. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 15. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya Jumlah Rata-Rata
Kelas Eksperimen Pertemuan KeRata-rata 1 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3,5 5 5 5 5 5 5 3 4 3,5 5 4 4,5 5 5 5 5 5 5 67 70 68,5 4,47
4,67
Persentase 89,33% 93,33% 137
4,57 91,33%
Kelas Kontrol Pertemuan KeRata-rata 1 2 2 1 1,5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1,5 2 1 2 1 1 1 25 20 22,5 1,67
1,33
33,33% 26,67%
1,50 30,00%
138
Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0 1. Uji Normalitas Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics -Eksplore - Pada kotak dialog Plots, tandai (√) pada bagian Normality plots with tests - Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Gain
Statistic
Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.130
26
.200*
.960
26
.389
.150
26
.135
.958
26
.350
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sedangkan untuk melihat histogram data berdistribusi normal langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics - Frequencies kotak dialog Chart tandai (√) pada bagian Histogram With Normal Curve Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
Frequencies
Statistics
N
Gain Kelas
Gain Kelas
Eksperimen
Kontrol
Valid Missing
139
26
26
0
0
Gain Kelas Eksperimen Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
1
3.8
3.8
3.8
5
1
3.8
3.8
7.7
6
3
11.5
11.5
19.2
7
4
15.4
15.4
34.6
8
2
7.7
7.7
42.3
9
2
7.7
7.7
50.0
10
1
3.8
3.8
53.8
11
1
3.8
3.8
57.7
12
2
7.7
7.7
65.4
13
4
15.4
15.4
80.8
15
3
11.5
11.5
92.3
16
1
3.8
3.8
96.2
20
1
3.8
3.8
100.0
26
100.0
100.0
Total
Gain Kelas Kontrol Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
2
7.7
7.7
7.7
1
1
3.8
3.8
11.5
2
4
15.4
15.4
26.9
3
4
15.4
15.4
42.3
4
6
23.1
23.1
65.4
5
1
3.8
3.8
69.2
6
6
23.1
23.1
92.3
7
1
3.8
3.8
96.2
8
1
3.8
3.8
100.0
26
100.0
100.0
Total
140
141
2. Uji Linieritas Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Compare Means - Means Pada kotak dialog Options tandai (√) bagian test for linierity - Continue Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
ANOVA Table Sum of
Mean
Squares Gain * Kelas
Between
Eksperimen
Groups
dan Kelas
Square
(Combined)
8.233
16
Linearity
6.440
1
1.793
15
.120
4.767
35
.136
13.000
51
Deviation from
Kontrol
df
Linearity Within Groups Total
.515
F
Sig.
3.778
.001
6.440 47.289
.000
.878
.593
3. Uji Korelasi Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Correlate - Bivariate - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
Correlations Gain Kelas Eksperimen Gain Kelas Eksperimen
Pearson Correlation
Gain Kelas Kontrol 1
Sig. (2-tailed)
.071
N Gain Kelas Kontrol
.359
26
26
Pearson Correlation
.359
1
Sig. (2-tailed)
.071
N
26
Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1 142
26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Hari/tanggal Alokasi waktu
: SD Negeri Perumnas 2 : IPS : V.a/2 : Jum’at/27 April 2012 : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. C. Indikator 2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat: 1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Karakter yang dikembangkan 1. Religius 4 Jujur 2. Disiplin 5 Tanggung jawab 3. Percaya diri E. Materi Pokok (terlampir) Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi Lampiran 13. (Lanjutan) 2. Ceramah 3. Pemberian Tugas G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit) - Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin). - Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius). - Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).
143
- Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Brain Gym berupa “senam otak” yaitu serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana (percaya diri). - Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
pengetahuan
- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin). - Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa. - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri). - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Kegiatan Inti (± 40 Menit) Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri). - Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
dalam
- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri). Elaborasi - Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab). - Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin). - Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur) - Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan mendapatkan reward (percaya diri). Konfirmasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri). - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).
144
- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri). - Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri). 3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit) - Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin). - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius). Lampiran 13. (Lanjutan) H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Buku : Ilmu Pengetahuan Sosial Karangan : Endang Susilaningsih Linda S. Limbong Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun : 2008 Halaman : 157-176 2. Media pembelajaran Gambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia I. Evaluasi Teknik Bentuk Instrumen
: Tes Tertulis : Uraian : Soal (Terlampir) Tasikmalaya, 27 April 2012 Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
145
Guru Kelas V.a, (Observer)
Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.
146
Lampiran 13. (Lanjutan) Materi Pokok PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat. BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi. Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945. Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi: 1. 2. 3. 4.
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
147
kebijaksanaan
dalam
Lampiran 13. (Lanjutan) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Nama Kelompok
:
__________________________________
Ketua
:
__________________________________
Anggota
:
__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________
148
Lampiran 13. (Lanjutan)
SOAL Nama No. Absen Kelas
: _________________ : _________________ : _________
1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ... 2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ... 3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ... 4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ... 5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...
149
Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Hari/tanggal Alokasi waktu
: SD Negeri Perumnas 2 : IPS : V.a/2 : Sabtu/28 April 2012 : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator 2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan 2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan 2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat: 1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan 4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan 5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Karakter yang dikembangkan 1. Religius 4 Percaya diri Lampiran 14. (Lanjutan) 2. Disiplin 5 Tanggung jawab 3. Rasa hormat E. Materi Pokok (terlampir) Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
150
F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Ceramah 3. Pemberian Tugas G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit) - Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin). - Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius). - Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin). - Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Ice Breaking berupa “kekuatan keyakinan” yaitu melatih diri untuk memiliki keyakinan dalam menghadapi ujian dengan cara mematahkan sebatang pensil (percaya diri). - Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
pengetahuan
- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin). - Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa. - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri). - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Kegiatan Inti (± 40 Menit) Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri). - Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. - Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di depan kelas (percaya diri). Elaborasi - Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab). - Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).
151
- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur) - Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan mendapatkan reward (percaya diri). - Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada kelompok unggul (rasa hormat). Konfirmasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan Lampiran 14. (Lanjutan) konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri). - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri). - Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri). - Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri). 3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit) - Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin). - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius). H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Buku : Ilmu Pengetahuan Sosial Karangan : Endang Susilaningsih Linda S. Limbong Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun : 2008 Halaman : 157-176 2. Media pembelajaran Gambar teks proklamasi I. Evaluasi Teknik Bentuk Instrumen
: Tes Tertulis : Uraian : Soal (Terlampir) Tasikmalaya, 28 April 2012 Peneliti,
152
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719 Guru Kelas V.a, (Observer)
Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.
153
Lampiran 14. (Lanjutan) Materi Pokok PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
154
Lampiran 14. (Lanjutan) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Nama Kelompok Ketua Anggota
: : :
__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________
155
Lampiran 14. (Lanjutan)
SOAL Nama No. Absen Kelas
: _________________ : _________________ : _________
1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ... 3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ... 5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ... 6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ... 9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ... 11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ... 12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ... 14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ... 15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...
156
Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Hari/tanggal Alokasi waktu
: SD Negeri Perumnas 2 : IPS : V.b/2 : Jum’at/04 Mei 2012 : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. C. Indikator 2.3.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2.3.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.3.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 2.3.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat: 1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Karakter yang dikembangkan 1. Religius 4 Jujur 2. Disiplin 5 Tanggung jawab 3. Percaya diri E. Materi Pokok (terlampir) Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi Lampiran 15. (Lanjutan) 2. Ceramah 3. Pemberian Tugas G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit) - Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).
157
- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius). - Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin). 2. Kegiatan Inti (± 40 Menit) Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri). - Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
dalam
- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri). Elaborasi - Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab). - Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin). - Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur) - Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan mendapatkan reward (percaya diri). Konfirmasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri). - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri). - Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri). - Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri). 3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit) - Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin). - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).
158
H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Buku : Ilmu Pengetahuan Sosial Karangan : Endang Susilaningsih Linda S. Limbong Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Lampiran 15. (Lanjutan) Tahun : 2008 Halaman : 157-176 2. Media pembelajaran Gambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia I. Evaluasi Teknik Bentuk Instrumen
: Tes Tertulis : Uraian : Soal (Terlampir) Tasikmalaya, 04 Mei 2012 Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719 Guru Kelas V (Observer)
Didah Wahidah, S.Pd. NIP 19700911 200501 2 004
159
Lampiran 15. (Lanjutan) Materi Pokok PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat. BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi. Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945. Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi: 1. 2. 3. 4.
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
160
kebijaksanaan
dalam
Lampiran 15. (Lanjutan)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Nama Kelompok
:
__________________________________
Ketua
:
__________________________________
Anggota
:
__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________
161
Lampiran 15. (Lanjutan) SOAL Nama No. Absen Kelas
: _________________ : _________________ : _________
1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ... 2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ... 3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ... 4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ... 5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...
162
Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Hari/tanggal Alokasi waktu
: SD Negeri Perumnas 2 : IPS : V.b/2 : Sabtu/05 Mei 2012 : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator 2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan 2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan 2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat: 1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan 4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan 5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Karakter yang dikembangkan 1. Religius 4 Percaya diri Lampiran (Lanjutan) 2. 16. Disiplin 5 Tanggung jawab 3. Rasa hormat E. Materi Pokok (terlampir) Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
163
F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Ceramah 3. Pemberian Tugas G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit) - Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin). - Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius). - Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin). - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Kegiatan Inti (± 40 Menit) Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri). - Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. - Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di depan kelas (percaya diri). Elaborasi - Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab). - Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin). - Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur) - Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan mendapatkan reward (percaya diri). - Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada kelompok unggul (rasa hormat). Konfirmasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri). - Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri). 164
- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri). - Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri). 3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit) - Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin). Lampiran 16. (Lanjutan) - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius). H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Buku : Ilmu Pengetahuan Sosial Karangan : Endang Susilaningsih Linda S. Limbong Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun : 2008 Halaman : 157-176 2. Media pembelajaran Gambar teks proklamasi I. Evaluasi Teknik Bentuk Instrumen
: Tes Tertulis : Uraian : Soal (Terlampir) Tasikmalaya, 05 Mei 2012 Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719 Guru Kelas V (Observer)
Didah Wahidah, S.Pd. NIP 19700911 200501 2 004
165
Lampiran 16. (Lanjutan) Materi Pokok PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
166
Lampiran 16. (Lanjutan) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Nama Kelompok Ketua Anggota
: : :
__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________
167
Lampiran 16. (Lanjutan)
SOAL Nama No. Absen Kelas
: _________________ : _________________ : _________
1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ... 3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ... 5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ... 6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ... 9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ... 11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ... 12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ... 14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ... 15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...
168
Lampiran 17. Administrasi Penelitian
1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya 2. Surat Ijin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya 3. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kota Tasikmalaya 4. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintahan Kota Tasikmalaya 5. Surat Ijin Penelitian dari UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes 6. Surat Keterangan dari SD Negeri Perumnas 2
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Muh. Shirli Gumilang lahir di Cirebon pada tanggal 21 Oktober 1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ayahanda Abdul Rajak dan Ibunda Eha Haehati. Mempunyai dua orang Adik yang bernama Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Guffron Singgih. Pendidikan yang telah ditempuh yaitu SD Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Cirebon lulus tahun 2002, SMP Negeri 1 Karangsembung Kabupaten Cirebon lulus tahun 2005, SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon lulus tahun 2008. Selanjutnya penulis menempuh studi Sarjana Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya melalui jalur UM tahun 2008 sampai dengan sekarang.