UPAYA PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT BERBASIS KOMUNITAS BERKELANJUTAN TESIS

UPAYA PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT BERBASIS KOMUNITAS BERKELANJUTAN

TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi MagisterTeknik Pembangunan Wilayah dan Kota

Oleh: DONI PRABOWO L40 008093

PROGRAM PASCASARJANA MAGJSTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2009

UPAYA PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT BERBASIS KOMUNITAS BERKELANJUTAN

T esis diajukan kepada Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pasca Sariana Universitas Diponegoro

Oleh: OONI PRABOWO L40 008093 Diajukan pada Sidang Uj1an Tesis Tanggal 21 Desember 2009

Dinyatakan Lulus Sebagal Syarat Memperoleh Geier Magister Teknik

Semarang,

Des ember 2009

Tim Penguji:

Ir. Artiningsih, M.Si • Pembimbing Okto Risdianto Manullang. ST. MT - Penguji I Dr.rcr nat. lrnam Buchori - Pcnguji II

Mengetahul Ketuo Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wllayah dan Kola ~.~~ascasarjana Universitas Diponegoro

'?',\"' ~~ .... ... ,...

..~tJ:'I ....' ~:

( ~"'

v-

1•.

'"

4

'\•

. ' ' ·.ti.

~\<.~ ~ .....

'

.... •

--<~::tv/

--

//

- :< . .• ~~

··~

""··".1·i..· / 'I< ~..D.v. y·

-

' -;

'iJ •'

.J'

» Z.-L ?./ 7

.~~'''''::Jo&sron Alie Syahbana, M.Sc .,,..._

...

II

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalarn Tcsis ini tidak terdapat karya yang pernah l.liajukan dalam memperolc::h gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tlnggi. Scpanjang pengetahuan saya, [uga ridak rerdapat karya atau pendapat yang pernah dhulis atau diterbitkan oleh orang lain, kccuali secara tertulis diakui dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dalam Tesis saya temyata ditcmui duplikasi, jiplakan (plagiat) dar! Tesis orang lain/lnstitusi lain rnaka saya berscdia menerima sanksi untuk dibatalkan kclulusan saya dan saya bersedla rnclepaskan gclar Magistcr Tcknik dengan penuh rasa tanggung jawab,

Semarang,

Desember 2009

DONI PKAROWO NIM IAD 008 039

iii

JAt>llAH

MANVl.SIA SAAT KE;L..AHIR.ANMIA SEML\A ORAN<; T!OR.TAWA BAl1AqA

NAMVl.N HANYA

DIRIMl{

YANCi ME'NANC,IS

DAN SAAT l<'..6MATIANM(.{ S6ML.Jl-f NAMl.{N HAN'( A DIF?JMU YAN4 T6RSENYV.M'

(c;1i.W.ki)

Kepedulian Dan Keadilan

'HAI DRANC,-ORANC. YANC. °f.ERIMANJA~lc,ANLAH

KAMI-{

M6NCjKIANATI ALLA~! DAN RASUL (MtA.HAM."IAl:>) DAN .{Jl{c,A)

JANt',ANL.'\lf KAM...tM6NCjKIANAn AMANAT-AMANAT'(AN<; Dll'6RCA'(AKAN

Ke?ADA KAMK. S€t>ANt;KAN (Q.S.AL

KAMU M6N<;S°rAlflA.I' A~FAAL,A'(AT27)

Kepercayaan, Tanggung Jawab, lotegritas

Iv

KATA PENG ANT AR

Assalamu'alaikum Wr. \Vb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan dan pcnulisan Tcsis dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah saru persyaratan pendidikan Magister Teknik Pcmbangunan Wilayah dan Kota. Penyusunan dan penulisan Tesis ini sudah kami lakukan scbaik mungkin, namun karcna keterbatasan pengetahuan dan waktu maka karni menyadari dalam penyajiannya jauh dari sempurna. Untuk itu segala saran dan kritik sangat kami hnrapkan demi scrnpurnanya Tcsls inl. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kcpada; I. 2. 3.

4. 5.

Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Bappenas selaku pcmbcri beasiswa Bappenas Tahun 2008. Dr Ir. Joesron Alie Syahbana, MSc., sclaku Kctua Program Magister Tcknik Pernbangunan Wilayah dan Kot.a. Ir. Artiningsih, M.Si selaku pembimbing yang dengan sabar rnemberikan arahan dan bimbingan yang berarti bagi penulis. Okto Risdianto Manullang, ST, MT sebagai penguji I atas masukan dan arahannya, Dr.rer.nat. Imam Buchori sebagai pcnguji II atas masukan dan

arahannya. 6. Segenap pimpinan dan staf Dishutbun Kabupaten Gunung Kidul yang 7.

8. 9.

10.

telah menyediakan data-data yang kami perlukan, Segenap tokoh masyarakat, pengurus kelembagaan serta rnasyarakat Desa Girisekar yang telah rnenyediakan waktunya sclama kami rnelakukan penelitian, Ternan-teman LSM Arupa yang telah rnenyediakan waktunya untuk berd iskusi, Teman-ternan Mahasiswa Bappenas MTPWK rahun 2008. Scrnua pihak yang tclah membantu dalarn penulisan Tesis ini.

Sclanjutnya harapan kami semoga Tcsis ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan di lingkungan Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota serta pengembangan kehutanan di Kabupaten Gunung K.idul. Wassalarnu'alaikurn Wr. Wb.

Semarang,

Desernber 2009 l'enulis

Ooni Prabowo v

ABSTRAK

Kondisi lahan yang gersang dan desakan ekonomi mernbuat masyarakat ruelakukan suaiu aktivitas untuk menjembatani kedua hal tersebut. Akiivitas tersebut berupa pengelolaan hutan rakyat yang awalnya dilakukan scbagai aktivitas individu dengan pengetahuen yang terbatas dan berubah menjadi aktivitas bersama rncmbenruk suatu komunitas. :Saat ini aktivitas tersebut membcrikan manfaat bagi rnasyarakat baik dari aspek I ingkungan, sosial dan ckonom i.Kcberlangsungan pcngelolaan hutan rakyat tergantung dari keberlanjutan komunitas tersebut dalarn mengelola hutan rakyat sehingga dipcrl ukan adanya upaya-upaya agar kom un itas tcrscbut menja;Ji kcmunttns berkelanjutan. Pcnelitian ini bertujuan mengkaji upaya-upaya yang dilakukan unruk mcwujudkan pengembangan hutan rakyar berbasis kornunitas berkelanjutan di Dcsa Girisekar Kecamatan Pangg~ng Kabupaten Gunung Kidul. Agar mcncapai tujuan maka digunakan pcndckaian pcnclitian positivistik deduktif dengan metode kualitatif eksploratif dan cksplanarons dengan tahapan yang digunakan yaitu I) analisis kronologis pengcmbangan hutan rakyat,untuk mengetahui pembenrukan perilaku masyarakat dalam mengembangkan hutan rakyat, 2) proses pembentukan komunhas bcrkelanjutan, untuk mengctahui proses pembemukan komunltas dan proses pembentukan bcrkelaniutannya, 3) peran pemangku kcpentiogan dalam pengernbangan hutan raky-dt, untuk rnengetahul peran-peran yang dilakukan oleh pemangku kepentingan, 4) anatisis yang rnerupakan sintesis dari ketiga analisis sebelurnnya, untuk mengerahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mewujudkan pengembangan hutan rakyar berbasis komunitas yang berkelanjutan. Hasil dari analisis rncnunjukan pembentukan perilaku kelearga dalam pengernbangan hutan rakyat dipcngaruhi olch upaya proses belejar masyarakat dalarn mengcmbangkan hutan rakyat, upaya stimulan yang dilakukan nleh pemcrintah melalui suatu kehijakan serta upaya mcnumbuh kcmbangkan motivasi keluarga dalam mcngembangkan hutan rakyat mclalui kepedulian terhadap kchidupan gererasi pcnerusnya, Perilaku keluarga rersebut kernudian rnenyebar melalui upaya replikasi dau upaya pcnularan dalam lingkup kcluarga Upaya rcplikas! terjadi kctika suatu kcluarga meniru aktlvitas keluarga lain sehingga yang pada akhirnya rnernbentuk suatu komunitas pengemhangan hutan rakyat. Upaya penularan terjadi dcngan melibatkan anggota kcluarga dalam pengclolaan hutan rakyat sehingga terjadi penularan informasi, pcngatahuan sorta kcpedulian yang akhirnya mcmbcntuk suatu kcbcrlanjut!ll1 pengembangan hutan rakyat di lingkup keluar!l"· Keberhasilan pengembangan hutan rdkyal yang dilakukan olch masyarakal Oesa Girisekar mendorong pemangku kepentingan me!akukan perannya. Upaya stimulan itu scndiri dilakukan oleh P"mangku kcp~ntingan mclalui adanya pcran fasilitar.il' maupun pcran cdukasi. Namun demikian, dihalik keberhasilan pengembangan hutan rakyat di Desa Girisekar masih terdaput kcndala y
vi

ABSTRACT

Critical land and economic dij'ficultieshave encourage local communities 10 doing t1<·1ivi1ies 10 bridgethem. 71w1 activity is farmforest management. In the begin11i1:g, manugemem of'farmforests is done by individuals wi1J, limited knowledge. Currently, the farm foresu 111iln
This researchshows 1ha11lre.forma1io11 of family behaviour is influenced ~V cffor: for learning process of the familyin developmgJannforest, effon for stimulant through gcvemment policy and 4/im for duve/t:Jping fum1(ymotivation in farm forest development 1hrough care about next generatton life. /•amity bahaviour then spread 1hrougiJ effon fiir replication and effonfor infection in family scope. F;ffim for replicauon happen, when a familyabreast activities other family so that formed farm forest developmen: eommunuy. Efj(Jr/ filf' infection happen. when [amiiy member participate in farm forest management so tha! formed sustainable farm forest mu11,1gemc111in famii)• scope. The success of community forests in Girisekar vi/lag• will motivate the govemment to pla~v their role thrortgh [aciiitotio» and education so 1)101 fiwmed stlmuiam 'ff.on. Prac1fca/ly, the form forest development in Girisekar 1'i/la1:e stil! constraint. They are the cutting system hosed on needs and ineffectivenessin $haring information <J11d knowledge m11011g families. in the future, lite community forest need increased economtc activities such as plan1i11g between mat» trees, promoting farm forests /hr special interest tourism that is education tourism, It needsfarmforest development cadre as distributorof information, knowldeg«and uwarenes.•. Ke)rJvortl: cffon,[arm fores, development, sustainable community

vii

DAFT AR

rsr

HALAMAN .JUOUL L~:MBAR PENGESAUAN Lt:MBARPERNYATAAN LEMDAR PERSEMlJAHAN KATA PF.NGANTAR ABSTRAK ABSTRACT OAIT AR ISi

.. ii iii iv

v •·i vii ''iii xi xii

DAFTAR TABEL OAFTAH GAMllAR DAFT AR LAl\fl'IRAN llAI) I

xiii

PENOAlfUL.UAN

.

I. I Laiar Oclakans

. , 4

1.2 Porum usan Masai ah 1.3 Tujuan. Susaran Pcnclitian dan Manfaat Penelitian 1.3. I Tujuan Penclitian

1.3.2 Sasaran Penclitian I JJ Manfaai Pcnelitian 1.4 Ruang l.lngkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi

1.4.2 1.5

Ruang Lingkup Substacsi

Kerangka Pemikirun

6 6 7 7

7 I (I

1.6 Pcndekatan Dan Mctodc Pcnclitlan

12

1.6. I Pendckatan Pencntlan 1.6.2 Metodc Pcnelitian

12 12

1.7 Metode Pclaksanaan Penelitian 1.7.1 Dat» yang Digunakan 1.7.2

Teknik Pengumpulan Data 1.7.3 Teknik Snrnpllug 1.7.4 Teknik Pengolahan lJata

1.7.5 Tcknik Analisis 1.8 Sistcrnatika Pcnulisan......................................... DAB II

6 6

PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DAN KOMUNITAS BERK[LAN.J(TAN 2.1 Paradigma Pengelolaan Hulan 2.2 l Iutan Rakyat Dalam Pernbangunan Berkelanjutan 2.3 Pcngembangan Hutan Rakyat Berbasis Komunitas Berkelanj utan ,, , .. . . .. 2.3. I Pcngembangan Hulan Rakyat 2.3.2 Pembentukan Komunitas Berkelanjutan

viii

13 13 13 15 19

20

21 24 24 27 32 32 35

2.3.3

Konscp Pernberdayaan Melalui Komunitas Bcrkelanjutan 2.4 Sintcsis Literatur

42 46

BAB Ill KARAKTERISTLK WILA Y AH STUD I DAN KELEMBAGAAN HUTAN RAKYAT 3.1. Karakteristik Wilayah 3.1.1 Letak dun Luas 3.1..2 Topografi dan Curah Hujan Kecamatan Panggang 3.1.3 Kependudukan dan Penggunaan Lahan Kecamatan Panggang . .. .. 3.2. Pengembangan llutan RakyaL 3.2.1 Kronologis Pengembangan l-lutan Rakyat di Desa Girisekar . .. . .. . . . . 3.2.2 Siklus Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Girisekar 3.2.3 Manfaat Yang Diperoleh Dari Pengembangan Hutan Rakyat 3.3. Peran Institus] Lokal 3.3.1 Peran Pernerintah 3.3.2 Peran NGO

SO 50 50 53 56 64 64 66 69

72 72

75

BAB IV l
ix

BAB V

PE.'.lo'l. TUP

_

5 L Kesimpelan 5.2. Rekomendasi DAfiAR Pt;STAKA

- .•.• _ .. , ....•.. _.

,

-.............................................. -

_

LAMPIRAN

,_ 117

117 119 121 124

x

DAFTAR TABEL

TABEJ. T ABEL TABEL TABEL

I. I 1.2 II.I Ill.I

: : : :

TABEI, UJ.2 : T ABEL IV. I :

TAHEL IV.2 : TADE!, IV.3 :

Jen is Dan Sumbcr Data Kriteria Narasumbcr Sintesis Lireratur , Jcnis Dan Luas Pcnggunaan Lahan di Desa Girisekar Nama Dusun Dan KTH Anggora Paguyuban Kelompok Tani Sekar Pijcr Proses Pembentuksn Perilaku Mayarakat Dalam Mcngcmbangkan Hutan Rakyat Berdasarkan Periodc Waktu Dan Motivasinya Peran Pemangku Kepentingan Berdasarkan Jenis Tcmuan Pcnclitian...............................................................

-

xi

14 16 47 58 77

88 107 I 15

DAFT AR GAMBAR

GAMBAR t.J Peta Orientasi Wilayah Penelitian GAMBAR 1.2 Kerangka Pemikiran GAMBARJ.3 Kerangka Anal lsis .. . . CAJVTBAR2.J : Three Dimension Model GAMBAR2.2 Proses Siklus Kernandirian GAMBAR2.3 lntcraksi Perilaku Masyarakat Dan Lingkungan GAIVffiAR2.4 Proses Pembentukan Komunitas Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat. GAMBAR3.J Peta Wilayah Penelitian GAMRAR3.2 Pemanfaaran Areal Perbukitan Oleh Masyarakat GA.VIBARJ.3 Peta Kclas Lereng Desa Girisckar Dan Penampakan 3 Dimensi Sebagian W i I ayah Desa Girisckar .. GAMBAR3.4 : Grafik Hari Dan Curah Hujan Bulanan 5 Tahun Terakhir di Kecarnatan Panggang GAMllAR3.S : Gratik Penggunaan Lahan di Desa Girisekar GAMBAR3.6 : Peta Pcnggunaan Laban Desa Girisekar
..

xii

8 11 22 29 36 J8 41 32 53 54 52 59 60 61

62 63 63 69 78 79 87 99

OAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAJ\ I : Hasi] Wa'"ancara

124

LAMPIRA1' 2. Tabel Cuplikan Data

137

LAMPlNAN 3: Tabcl Kategorisasi Data

150

•Ill

BAB I

PENDAHULUAN

I. I

Latu Belakang Sumbcr daya nlam harus dikciola scbagaimana diamanatkan dalam Pasa]

33 ayot (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa bumi dan air serta kckayaan alam 1ang icrkandung di dalamnya dikuasai olch ncgara clan digunakan scbcsarbesamya untuk kernakmuran rakyat, 1 lal tersebut memberikan

kcharusan

pcmanfaatan Somber Daya Alam (SOA} sccara tcrkoordinasi. tcrpadu dan bcrkelanjman, Salah satu bentuk dari SDA adalah hutan. Hutan itu scndiri mcrupakan kcsaruan ckosistem bcrupa hamparan alam hayati ~ang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang saru dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (UU .o. 41 Lahun 1999 tentang Kchutanan). Lebih lanju1 discbutkan bahwa penyelenggaraan kchutanan bertujuan untuk scbcsar-bcsar kcmakmuran rakyat yang bcrkcadilan dan bcrkclanjutan salah sarunya dengan meningkatkan kemampuan untuk rncngembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarukat secara partisipaiif berkeadilan,

dan bcrwawasan

lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dun ekonomi serta kctahanan tcrhadap akibat perubahan eksternal. Dcngan dernikian, pengclolaan kawasan hutan harus mempcrhatikan kondisi masyarakat. lingkungan dan ckonomi yang dimaksudkan agar pcngclolaan kawasan hutan tcrsebut dapat lestari. Awalnya hutan dimanfaatkan sebagai tempal tinggal manusia yang hidup

sebagai pengumpul bahan rnakan a lam i dan unluk kepemingan berburu, Setelah bcrkembaognya ilmu bcrcocok tanarn dan scmakin mcningkatnya pertambahan jumlah pcnduduk serta industri perkayuan mcnyebabkan kondisi dan kualitas hutan yang scmakin menurun. Menurunnya kondisi den kualitas hutun terccrmln dari laju degradasi hutan di Indonesia dari tahun 2001 sampai 2006 yang mencnpai 1.6 sampai 2.8 jura hektar pcrtahun (Antura. 2006). Degradasi hutan

mcnycbabkan 1crjadi11ya dcgradasi lingkungan yang berdampak pada lingkup 1

2

lokal sampai lingkup global. Dampak yang dirasakan pada lingkup lokal yaitu 1crjadinya bcncana scperti longsor, banjir bandang, kckcringan dll, sedangkan pada lingkup global terjadinya pcrubahan iklim secara global. Pemanfaatan hutan yang terjadi di negara sedang berkembang sepcrti Indonesia lebih didorong oleh motif ekonomi. Motif ekonomi menekankan pada peningkatan devisa melalui pcrusahaan-perusahaan di scktor kehutanan. Motif ckonomi juga mclatar bclakangi pemanfaatan hutan oleh rnasyarakat yang berada di sekitar maupun didalam kawasan hutan, Namun dcmikian pemanfaatan hutan oleh masyarakat lebih sekedar umuk bertahan hidup yang, telah dilakukan secara turun temurun. Pemanfaaran hutan yang dilakukan olch masyarakat khususnya rnasyarakai Jawa tdah dilakukan sebelum !ahun 1670 (Ardana, 2008). Pada tahun 1670 tcrjadi pelarangan bagi masyarakat lokal untuk mclakukan pcncbangan kayu, oleh Kongsi Dagang Belanda VOC. Pelarangan tersebut tidak menghentikan rnasyarakat lokal untuk mcmanfaarkan huran scperti sebclumnya namun justru menyebabkan konflik antara penguasa hutan dengan masyarakat yang pads akhirnya mcnjadi scbuah tradisi. Kondisi di atas menuntut pengelolaan hutan tidak hanya berdasarkan kcpentingan ckonomi namun juga mcmperhankan kcpcnringan lingkungan dan sosial. Salah satu bentuk pengetotaan sumber daya hutan yang dapat memadukan kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial adalah pengelolaan hutan rakyat. Saat ini wilayah yang sedang mengembangkan hutan rakyat adalah Kabupatcn Gunung Kidul. Hutan rakyai di Kabupatcn Gunung Kidul pada umumnya dikernbangkan pada lahan kritis dan lahan kering baik berupa tegalan,

kcbun maupun pada lahan-Iahan yang kurang produktif, Kcadaan fisik tanah yang kurang suhur, topografi yang bergelombang sampai bcrbukit luas kepemilikan lahan yang sernpit dcngan berbagai macam kcpentingan serta adanya keterlibatan anggota keluarga

baik secara perorangan maupun komunal menyehabkan

pcngclolaan hutan rak-yat ini bcrsifat khas dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan kayu, Betita Jogja (2009) mcnycbutkan hasil yang diperoleh dari hutan rakyat di Kabupaien Gunung Kidul sebesar Rp. 347 milliar. dari jumlah iersebut yang

3

dinikmati olen petani sebesar Rp. 132 milliar. pedagang kayu gelondongan scbcsar Rp, 131 milliar, perusahaan mcbcl Rp. 83 millinr dan jasa pcnggcrgajian Rp. I SO juta. Kontribusi dari kayu hutan ral.ydl temadap pcndapatan daerah scbesar Rp. 500 jura per tahun yang berasal dari biaya pengujian dan pengukuran kayu rakyat oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Adapun kayu yang keluar daerah menggunakan Surat Ketcrangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) sekirar seratus ribu meter kubik per cahun. I [utan rakyut awalnya dibangun dari akrivitas individu yang berusaha memadukan tujuan sosial ekonomin)'ll dengan kondisi alam sekitamya (Arupa, 2008). Pada saat itu hutan rnk)at dikelola dengan cara tradisional dcngan rncngandalkan

pengctahuan·pengetahuan

masyarakat yang terbatas. Namun

scirlng berjalannya waktu aktivitas individu tcrsebut berubah mcnjadi aktivitas bersama yang merupakan aktivitas lokol masyarakat yang memadukan aspek sosial, ckonomi dan lingkungan. Mcnunn Taufik (200 I) pcngcmbangan huran rakyar yang dilakukan olch masyarakat Kahupaten Gunung Kidul direrapkan

untuk rnemfasllhast tiga kepcmingan yaitu: pcrtama aspek ckologi, dimana pembongunan hutan rakyat dilakukan untuk kcpenlingan konscrvasi tanah, air.

nur11 dan fnuna asli Kabupatcn Gunung Kidul. Kedua aspck sosial budaya, hutan rakya1 dibangun dengan tujuan dapat membantu dan mendukung pelestarian budaya ma~yaruko1 yang bcrkcmbang di daerah tersebui sepeni budaya dalam pcngelolaan dan pemanfaatan lahan pertaniannya. Ketiga aspek ekonomi. 1ujuan ckonomi dalarn pcrnbangunan huran rakyat pada masyarakat Kabupntcn Gunung Kidul merupakan motivasi utama, Ketertarikan masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat menempaikan aspck ekonomi tersebut menjadi salah satu unsur dalam rujuan pembangunan, Pcngembangan hutan rakyat di Kabupatcn Gunung K idul ridak terlepas dari adanya partisipasi rnasyarakat dalam melakukan pengelolaan hutan rakyat. Pnrtisipas] yang dilakukan masyarakat tidak hanya panisipasi sccara teknis pengelolaan hutan rakyat teiapi juga pattisipasi daJam pengambilan kcputusan

kegiatan pcngelolaan hutan rakyat itu sendiri, Mulai dari keputusan pemilihan jenis tanaman. waktu penanarnan dan pemeliharaan. pengausmn ha.~il sarnpai kcputusan waktu pcncbangan, Partisipasi aktif masyarakar terscbut diharapkan

4

pengelclaan

hutan rakyat dapat dilakukan

secara mandiri

tanpn adanya

kctcrgantungan dari pihak lain. Partisipasi

masyarakat tidak tcrjadi begitu sa.1a karcna partisipas!

masyarakai didasari oleh adanya peningkatan kapasitas masyarakat tentang pengclolaan

hutan

atau pcngetahuan

rakyat. Pcningkatan

kapasitas atau

pengctahuan masyarakat diperolch dari dalam masyarakat itu sendlri dengan adanya proses perubelajaran scstat dan dari luar masyarakat dcngan adanya kcgiatan dari pcmangku kcpentingan

lain baik pcmcrintah mnupun non

pcrnerintah, Kegiatan terscbut dapat berupa bantuan rnateriil schingga dapat mcrnicu tcrjadinya pcmbclajaran sosial di dalarn musyarakat atau kcgiatan yang langsung bcrtujuan untuk penlogkaran kapashas arau pengciahunn masyarakat.

Masing-masing

pcmangku kepcntingan

mcmiliki kcpcntingan yang

mcrnbawa pcnguruh tcrhadap perubahan mendasar baik pada pengetahuan aiau kapasitas rnasyarakat rnaupun pada pengembangan karena itu dalarn

hutan rokyat itu sendiri, Olch

pcrnbangunan huran rnkyar sangat perlu unruk

mclakukan

mcngccahui siapa pernangku

kepcntingan

pcngaruhnya dari masing-masing

tcrlibat, apa peranannya

pcmangku kepcntingun

dan apa

icrscbut. Kctcrtlbaran

bcrbagni pihnk ini pcrlu dikoji lcbih lanjuf tc1111111g penman masing-maslng dalam

pcngembangan

hutan rakyat,

sehingga diharapkan dapat mcajodi input bagi

pcmangku kcpentingan dalam bekerja sama dan bcrrnanlaat bagi pengcmbangan

pengclolaan hinnn rakyar.

1 ..2

Perumusao Masalab Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang sudah semestinya

dikclola untuk mernberikan

kesejahteraan masyarakat baik masyarakar yang

berada di sekirar maupun didalarn kawasan hutan, Namun hal tersebur bcrtolak belakang dengan kenyataan bahwa masyarakat yang hidupnya di sekitar maupun didalam kawasan hutan produksi justru rniskin dan masyarakat yang berada di kawasan hutan lindung juslru hidupnya tcrancam akan tcrjadinya bcncana sepcrti tanah longsor,

banjir bandang dll. Kcgagalan

pcngelolaan

hutan tersebut

mcnunjukkan bahwa sudah saatnya hutan dikelolah dcngan rnempcrhatikan aspck

5

ekonorni, lingkungan dan sosial. Salah saru bentuk pengelolaan hutan yang mcmpcrhatikan aspck-aspck terscbut adalah pcngclolaan hutan rakyat dimana wilayah yang saat ini sedang mengembangkan hucan rakyat adalah Kabupaten Gunung Kidul. Lahan di wilayah Kabupaten Gunung Kidul yang scbagian besar herupa perbukitan dengan kondisi tanah berbatu yang menycbabkan wilayah tersebut menjadi tandus. Pada tahun sekitar I 960 wilayah ini berkembang penyak it busung lapar karcna kckurangan pangan (Awang ct al, 2001). Pada masa-masa tcrscbut mereka hanya makan gaplek yang dikenal dengan nama tiwul. Namun pada kurun waktu tcrakhir, harnpir sebagian besar pola makan yang ada di sana sudah

bcrgeser, Pola makan rnasyarakat disana sudah seperti kehanyakan rnasyarakai lainnya yaitu bcras (Awang ct al, 2001). Lcbih lanjut discbutkan bahwa sclain itu pads dekade enam puluhan pada lahan kriti~ tersebut merupakan lahan kering kcroniang, namun saat ini telah rirnbun dengan berbagai jenis vegetasi, Wilayah yang tadinya gundul rclah berkembang menjadi hutan rakyat sehagai tumpuan rnasyarakar lokal untuk mcmcnuhi kcbutuhan schari-hari,

Pengernbangan hutan rakyat di Kabupaten <.lunung Kidul tidak tcrjadi begitu ~ja, tctapi mclalui suatu proses. Proses terscbut tidak lcpas dari partisipasi rnasyarakat yang didorong oleh adanya pcngaruh internal maupun cksternal. Menurut Awang (2003), kegagalan mclakukan kcgiatan pcmbangunan terutama pernbangunan yang bcrorientasi kepada pembangunan rnasyarakat disebabkan

lcmahnya kclcmbagaan yang ada dalam proses pcmbangunan terscbut. Pernahaman akan karakteristik sosial, budaya, dan ekonomi pada masyarakat yang mengelola hutan rakyat menjadi pcnting karcna karakieristik yang berbeda di liap dacrah.

Pcngelolaan hutan rakyat sangat terdescntralisasi dan toko! specific schingga tidak mudah unruk menggcneralisasi pcngelolaan hutan rakyat,

Kcbcrlajutan pcngcmbangan hutan rakyat bcrgantung dari masyarakar itu sendiri karena masyarakat sebagai pemilik dan pengclola hutan rakyai. Dengan kata lain. kcberlajutan pcngcmbangan hutan rakyat bergamung dari kcbcrlanjutan dalam meugelola hutan rakyai di tingkat rnasyarakai akar rumput. Berdasarkan hal

6

tersebut perlu dilakukan suatu kajian yang dapat menggambarkan proses dan upaya-upaya pcngcmbangan hutan rakyat yang dilakukan olch masyarakat scbagai komunitas berkelanjutan pengelola hutan rakyat, Pertanyaan yang dapat ditarik dari penclltian ini adalah "Ragaimana Praktek Pengembangan Hut.in Rakyat Berbasis Komunitas Berkelanjatao di IUlbupatea Gonuog JGdul Provinsl DIY ?"

1.3

Tujuao, S..sarao Peeelitian dan Manfaat Penditian

1.3.1

Tujuan Pnclitiao Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji upaya-upaya yang ditakukan

dalam mewujudkan

pengembangan hutan rakyat berbasis komunitas yang

bcrkelanjutan di Dcsa Giriscl.ar Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul.

1.3.2

Sll!lllno Peoelitiao Adapun sasaran dari penelitian ini mclipuli:

I. Mengidentifikasi kronologis pengembangan hutan rakyar yang telah dilakukan oleh masyarakat,

2. Mcnganalisis proses pembentukan komunitas berkelanjutan. 3. Menganalisis pcran pemangku kcpent:ingan dalam pengembangan hutan rakyat. 4. Merumuskan upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pengembangan hutan rakyat bcrbasis komunitas yang berkclanjutatL

l.3.3 Man fut Peoelilian Manfaat yang dapat diperoleh dari penclitian ini adalah: I.

Dapat digunakan sebagai input dalam rnengambi] kebijakan pengembangan

hutan rakyat, 2. Dapat diterapkan pada lokasi lain yang rnemiliki karakteristik yang serupa dengan wilayah pcnclitian.

7

l.4 1.4.I

Ruaog Liagkup Ruaog Lingkup Wilayah Studi Ruang lingkup pada penelitian ini adalah Desa Girisekar yang mcrupakan

saiu dari enam desa yang terdapat di Kecamatan Panggang. Desa Girisekar lermasuk wilayah pcrbukitan kapur selatan yang tandus. Namun masyarakat seternpar yang bermara pcncarian sebagai petani mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan lahan yang ada. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari bahwa pada dacrah terscbet scdang mengalami pcngcmbangan hutan rakya1 dan saat ini hutan rakya.1 mcrupakan akrivitas lokal masyarakat Desa Girisekar, Aktivitas lokal terscbut merupakan aktivitas bersama masyarakai Desa Girisekar dan terbilang sukses, Hal tersebur dirandai dengan adanya lembaga pcngclolaan hutan rakyat yang berbenruk paguyuban ditingkat dcsa serta 4 dari 9 dusun yang berada di Desa Girisekar telah memperoleh sertifikat pengelolaan hutan rakyai lcstari dari Lembaga Elmlabcling Indonesia (LEI). Adapun letak wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar I. I. 1.4.2

Ruitog Lingkup Substansi Pcngembangan hutan rakyat tidak terlepas dari pertisipasi rnasyarakat

sclaku pcmilik dan pengelola butan rakyat, Oleh karcna itu kebcrlanjutan pengclotaan hutan rakyai sangat tergantung dari kemarnpuan masyarakai dalam rncngclola hutan rakyat sebagai axtlvitas bersama secara berkesinambungan. Bridger et al dalam Artiningsih et al (2009) menyatakan pendekatan yang saat ini dilakukan di ncgara bcrkcmbang sebagai stratcgi pcrnbangunan bcrkclanjutan adalah konsep sustainable co1r111111nif) yaitu suatu pendekaian yang berfokus pada peningkaran kapasiras masyarakat lokal dan bersifat non individual,

8

••

.."•

~

s

9.

>! <

"

~

i

$

•• ~ ~

"

I:

a

"~

~

~<

'• ;

~

"'

"' ~I "

s

< ~"

E :.t: :i ~!: .... >:

~~s ... ..

2 i,

..•

"

~ w :I

"~

oa~

"

~--

...~i-~a.

l!f•

~

i• l J '

<-
I

.

:I

<..1

...!<~ iii e

: £

~ 'f !~ : 5I I 0

~~

w~'t

9

Substansi yang menjadi kajian daJam penelitian mencakup 2 tema utama yang mcnjadi fokus penclitian ini. yaitu: I. l'engembangan hutan rakyat, rerkait dengan proses pcngembangan hutan rakyat yang terjadi scrta motivasi masyarakat dalam mclakukan pengelolaan huran rakyai di wilayah penelitian. Penekanan utama adalah uruuk melihat perubahan perilaku masyarakai dalam mengcmbangkan hutan rakyat. Adapun definisi hutan rakyat berdasarkan UU No 41 iahun 1999 tcntang Kchuranan adalah hutan yang dibehani hak atas tanah. 2. Komunitas berketaniutan. yang terl.ait dengan proses pembentukan komunilas bcrk.elanjutan dalam mcngembangkan hutan rakyai di wilayah penelitian. Pcnekanan pada fokus ini adalah melihat proses tcrjadinya komunitas berkclaniutan dalarn pcngcmbangan hutan rakyat akibat adanya penyebaran

perilaku

serta

peningkatan

pcngetahuan

dalarn

mengembangkan hutan rakyat. Adapun dcfinisi komunitas berkelanjutan itu sendiri adalah sebagai kcmandirian suaru komunitas dalarn melakukan tindakan bcrsama untuk mcmenuhi kcbutuban clan untuk memecahkan berbagai rnasalah secara berkesinambungan (Soctomo, 2006). Kedua tcrna tcrsebut dikaji lebih lanjut lagi sehingga pada akhirnya dipcroleh basil kajian yang cukup memadai untuk melihat upaya-upaya yang dilakukan agar pengembangan hutan rakyat bcrbasis komunitas berlelanjutan dapai tcrwujud. Upaya-upaya tersebut digunakan sebagai pembelajaran yang diperoleh dari pcnclitian ini. Adapun asumsi yang mendasari dari pcnelitian ini adalah terdapat proses pengcmbaugan hutan rakya1 di Desa Girisekar Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul, mulai dari awal pembangunan hutan rakyat sampai dimana hutan rakyat dapar memberikan manfaat secara lingkungan. ckonomi dan sosial, Agar dapat memberikan man faat yang terus menerus maka pcngembangan hutan rakyat

hcmfaknya didukung oleh komunitas berkclanjuran dalam pengclola hutan dimana komunitas

tcrsebut sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola hutan rakyai,

Pengelolaan hutan rakyat merupakan aktivitas lokal masyaraket dimana terdapar hubungan timbal

balik nntara manfaar yang diperuleh dengan partisipasi

10

masyarakat dalam mengelola hutan rakyar, Oleh karena itu kesinambungan pengelolaan hutan rakyat dipengaruhi olch komunitas berkelanj utan dalam pengelolaan hutan rakyat,

1.5

Kerangka Pcmjk.iran Latar belakang yang mendasari pcnclitian ini adalah adanya persoalan

yang ditimbulkan dari kondisi lahan yang tandus, kurang subur dan adanya desakan ekonomi

masyarakat. Kalua hal tersebut dijcmbatani

olch adanya

pembangunan hutan rakyat yang dilakukan oleh rnasyarakat. Pada mulnnya hutan rakyat dikelola sebagai aktivitas individu warga masyarakat. Namun seiring dengan bcrjatannya

waktu aktivitas individu tersebui bcrlccmh
aktivitas bersama dirnana hutan r~l..')'al telah mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dari aspck lingkungan, ckonomi dan sosial, /\gar dapat mernberikan m1tnfaa1 secara rerus mencrus maka pengelolaan hutan rakya1 hendaknya didukung oleh kcberlanj111an pengelolan hutan di tingkut komunitas,

kebcrlanjutan

Tcntu

ada

up:iya-upoya

)ang

dilakukan

untuk

mendnrong

pengelotaan hotan di tingkat masyarakat sehingga manfaar dari

hutan rakyat dapat dirasakan oleh rnasyarakat secars terus mcnerus, Pcrtanyaan yang muncul sebagai pertanyaan pcnclitian ini 3dalah bagaimana pcngcmbangan hutan rakyat berbasls komunitas bcrkelanju1an dapat diwujudkan ? Agar dapat mcnjawab pertanyaan pcnclitian tersebut maka dipcrlukan kajian Iiterarur yang diharapkan dapal memunculkan variable-variabel yang akan ditcliti.

Variabcl-variabcl

rcrscbut kcmudian dianalisis agar dapat dipcroleh

gambaran upaya-upaya y1mg dilakukan untuk mcwujudkan pengembangan hut.an rakyat berbasis komunitas berkelanjutan. Adapun kerangka pikir dapat dilihat pada Gam bar 1.2.

11

Kondiiii lahan

Desakan

tandlL(;

..

ckonon1i ma.~yarakat

Akuvitasindividu

l t\kcivila-. bersama

-

'

I -------------------------~---------------------Manlat lingklll\gun

~tantaa1 ekono1ni

-

M31lliull scsial

I

'

~~ ~

;:;

n

v

Kondisi alam yang, 1andus d~1 dcsakaA ekonomi ruen~e.babkan masyarekai 111elengelolaan htnai1 rakyet yang !'.)llUl ini menberjkan Jl);i;il&al baik lingJ.:Wlgan, ekonomi dan sosial )'&11g dilukukan secara bcrf<e!a1~utan.

-------------------------~--------------------o

flagaim.~na prak1e~ pcngen1bang..in hutan raky'll berbusis t.oolwiita..~ bc1*clruUu1u11 di Kebupatca Gw1ung Kidul Provin,si DrY?

·:X

--------------------------------------------------Analisis pc1na.nsJ-u

kcpc,-.ingan

,\naJisis pcrigcrnbangilll

hutan rakya1

Analisis proses

pcogcmbangan hutan rakya; berbasis knmunitas yang bcd:.cl~utiulan

Aualisis pc.mben:ukan komunitas herkelanjntttn

'

--------------------------------------------------•

;

•

Upaya-opaya unruk Rle\\'ltit.1dkan pengcmbangan hutan rakyat bcrh..uis kon\unitas )ans bcrkelar!julan Kcsimpulan

.~

•

Rck-0nlenda'ti

•E

:-

Sr11nher: Has// r"r..:1/Jssi.2009

GAM.BARJ.2

KERANGKA PEMll(fRAN

l2

1.6 .l'elldekataa Dan Metode Peneliria• 1.6.1 Pndckata11 l:'e11diliaa Pendekalan pcnelitian yang digimalwi adalah pendekatan positivistik

deduktif. Pendebtui positivistik deduktif menipakan pola pikir yang dilandasi paWi suaru asumsi bahwa gejala dapit diklssiflkasikan dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (klausal), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskM bpada beberapa variahel saja (Sugiyono, 2009). Variabel pada penclitian ini diperok:h dari kajian lncralur terkait dengan fokus penclitian ini. VDriabcl yang tclah dipcruleh iusebut kemudian dikaji pada fenomena ysng lerjadi di lapangan. 1.6.l Melode Penelitiaa Mctodc pada penelitian ini adalah lwalitatif. Ada bcbempaalasan mctodc tersebut digu"8bn, yaitu pertama penelitian ini bermalr.sud untul. mmjajaki atau menggali

bcberapa fenomena yang terjadi meliputi, penama kronologis

pengembangan hutan rakyat di wilayab penelitian, k.edua proses pembentukan

ko1nunilas berkelanjutan di wilayah penelitian serta melihat hubunsa11 anwa proses pembentukan kocnunitas berlcelanjutan dengan keb«lanjutan pengelQJaan hutm Glkyst yang lericail partisipitSi,kemandirian dan kcsinambuugan masyarakat dalam mengclola hirtan takyot di wiia)11)1 pcnelitian. Hal rersebut sesuai dengan lujuan dalam mctodc k.ualitalif yang diU11gkaplcan oleh Basrowi dan Suwandi (2008) anmra lain: (1) Ebploratif. yaitu menjajaki

5UalU

fenomeaa yang ada tanpa mengabai.kan fokus penditian (2)

El<Splanutvri.•, menjajaki hubu.ngan siS!emis lerhadap fenQlllena berdasarkan falaanya. Sugiyono (20119) menptakan dalani mepertajam penelilian, maka peoeliti kualitarif menetapkan fokus pene/itian.

Berda.wkan tujuan peneliliun seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka fokus dalam pclaksanaan penelitian ini yaitu: I. Elc.ipioral!f

Pctielitian ini ahn mcngeksplorasi tcntane: -

Kronologis pengembangan hlltall rakyat.

13

Proses pernbentukan komunitas berkelanjutan 2. Eksplanatons Penelitisn ini akan menjelaskan mengcnai strukiur hubungan proses rasionalitas masing-masing tahapan pengembangan hutan rakyar dengan proses proses pernbentukan komunitas berkelanjutan. Data penclitian cfisajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran secara jelas tetang fokus pcnclitian. I. 7

Metodc Pelaksanaan Penelitian

I. 7.1

Data Yang Digunakan Data yang digunakan dalam pcnelitian ini meliputi data sekundcr dan

data primer. Data sekunder diperoleh dari dokumen-
studi yang

oleh instansi terkait, Data sckunder ini digunakan untuk

melengkapi analisi.s studi, Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumber data di lapangan. Data primer yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan, metode penelitian, dan analisis yang digunakan sehingga sebagian besar data merupakan data kualitatif dan hanya sebagian kecil data kuantitatif Lebih jclas dapat dilihat pada Tabet I. I. I. 7.2

Teknik Peagumpulao Data Dalam penclitian ini, peneliti mcngumpulkan data dari lapangan dengan

situasi yang sesungguhnya dengan mcnggabungkan bcrbagai teknik pcngumpulan data dalam paradigma pcnelitian kualitatif. Tcknik yang dipilih yaitu: 1. Teknik Observasi Teknik ini merupekan pcngamatan langsung terhadap objck penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data. Peneliti secara langsung mengamati dan melihat kondisi Iapangan secara visual. Pemilihan reknik tersebut dikarenakan pada teknik observasi diharapkan diperoleh data yang sesuai dengan kondisi lapangan sccara akurat, Guba dan Lincoln dalam Basrowi dan Suwandi (2008) rncmbcrikan beberapa alasan teknik observasi digunakan, antara lain:

14

TAB•:L 1.1 Jl?.NIS OAN SUMBF;R DATA [ S.mbtr Dill» • PcngemhanK(ln 1 luLun • \\'a~an1.~ra Kakya1 • Obscl"'-a.<;,i • :\1:1 ..an )'!mt: m=!:u:t1 hclakangi 1ra1;~11fake:1 1nelakWan pc-ngclnl1111fi h111un rnk~·n1

-i-~botohHI.la_~

I (\fr.ngan~li~1~ Prvii~·_,, l)cmben1uk11.11 K<:triuni111s Uc:ltcl;,uiju1•in

"""":.i~ 1'1()$1!'1; l\':mbc111u~an K:>mun!lt'lB Bert<el:lllJUltui

f JMli 0.111 1~11~

• S1ldu~ pmg<:lr,!aau • Ootun1c11 Uen • Sci..unde1 l1u1!ln ral..;fll Mun.:ucrncn ~ rnmer • Prrscs fVnul:.iran don lluun Rat}t11 ri:plilrnsi rcngdoli.:ut O~t (.i1rlstka1 hm.ul ..dk)'1tl 1ntnJa.:rnuki1u11n • f•hs~l'\'!l.Si m~byarak111 • Pola l..1.•(lem1!1k11n fahs1l
l

bhl.n

I ri.itn.i;!lnth!(1.S P~n1n

Ptm1~T13ku Kcpe11unii1r

Ani.hsi~ l'cfl1.11 p.:manii:~u

• Kc1-:ruJ&,"'lCIJll.!.n I • ()rj.?1n1~i St):.141

• Mtinf~nt )403 dircrJnr1 inMyorak111 • Pcn111 ~m111'eJ: 11 kt1'cl11l!f'lll"

~((X'l1l•l'&ll1

Sumbtr:tfu:ril<11u1llsu. ]0(19

a. Teknik nhservas] didasarkan alas pcngalaman secara langsung yang memungkinkan penelii!

unruk melihut dan rnengamati scndiri. Setelah

rnelihat dan mengamati tentang suatu kondisi. peneliti

dapar langsung

membuai catatan-cataran rncngenai kondis: yang diumuti sehingge pcneliti d!lpat langsung mcmperolch pengetahuan dari data tersebui.

b, Ada kemungkinan data yang diperoteh pcneliti baik dari data sekunder atau dari wawancara salah diinterprestasikan oleh peneliti, Agar pcncliti lcbih yakin tcrhadap data yang dipcroleh maka tcknik observasi dilakukan. 2. Tcknik Wawancara Semi Struktur Teknik wawancara semi terstruktur dilakukan

untuk rnemperoleh

kclengkapan infonnasi dalam penelitian. Adanya interview ?,Uide yang telah dipcrsiapkan scbelum terjun kelapaugan dhujukan agar infonnasi yang diperoleh tidak keluar dari tuiuan pcnelitian. kemungkinan

peneliti rnelakukan

Pada wawancara rcrbuka tidak mcnutup pengembangan pertanyaan yang berkaitan

dengan berbagai situasi yang dihadapi dalarn penelitian

untuk mernperoleh

informasi yang lebih mendctail, rada teknik wawancara diharapkan diperoleh data

15

yang lebih mcndalam dari respoden. Susan Stainback dalam Sugiyono (2009) mcnyatakan bahwa dcngan wawancara rnaka pencliti akan mcngctahui lcbih rnendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenornena yang terjadi. dimana hat tersebut tidak bisa ditemukan pada teknik observasi. I. 7.3 Tekuik Sampling Penentuan pengambilan sampel informan dalam penelirian ini adalah mcnggunakan purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara penennikan informan yang discsuaikan dcngan tujuan pcncluian. Jumlah sampel tidak dapat ditentukan karena sampel ditentukan bukan bcrdasarkan perhilungan statistik. Sampel dipilih untuk mendapatkan data secara digeneralisir,

maksirnal

bukan untuk

Untuk itu dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Adapun ciri-ciri tcknik purposive sampling adalah (Moleong, 1999): • Pemilihan sampel secara berurutan dcngan tujuan rnemperoleh variasi sebanyak-banyaknya yang hanya dapat dicapai bila pemilihan satuan sampel sebelurnnya sudah dijaring dan dianalisis,

Setiap satuan berikutnya

dapat dipilih untuk mcrnperluas informasi yang telah diperoleh sebelumnya sehingga

dapat dipertcntangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi

yang ditcmui; •

Pcnycsuaian bcrkclanjutan dari sampcl, pada muJanya setiap sampel dapai sama kegunaannya, namun scmakin hanyak informasi dan semakin dalam maka sarnpel yang dipilih atas dasar fokus penclitian.

•

Jika sudah tcrjadi pcngulangan informasi, pemilihan sampct dincntikan.

Faktor yang mcmpengaruhi pemilihan tcknik ini adalah: • Mernpermudah

dalam

mencari

partisi pan

yang

reprcsentati f

pada

populasinya dan rnenguasai objek studi, schingga dapat menghemat waktu

dan biaya.

•

Diperoleh narasurnber yang benar-benar mernahami, atau mengikuti mckanisrnc
pa.van) yang dipercaya rnerniliki karakteristik sampel yang diinginlc.an. Tokoh-

16

tokoh kunci yang diambil bcrasal dari pihak yang memahami secara detail tentang tema yang diangkai dalam penelitian baik dari tokoh masyarakat maupun lnstansi yang berkompcten. Adapun kritcria narnsumbcr dapat dilihat pada Tabel 1.2.

TABf:L 1.2

KRll'ERlA NARASUMBER l\rlteria vteruJl2ki!.n aktor yang tclibat dalam kepengurusen, Mcmahn1ni kondisi p:iguyuhan dan 1erbcn1ukn)u paguyuban. ,.._1en)uhon1i kondi:>i n1asyarakal nesa Ciirisckar

Pongurus Puguyuban

Hcrp:trtisipa.~i dalam berbagai akli vitas terkai1 rcngrloln•n hurnn rnky;11 ..

Pcnduduk asli dru1 bcrtcmpartinggal di De"' Uiriickur lcbih 30 tahun,

daril

flerpartisipn~i dalam pcngelolnan hutan rnkyot lcblh dari I() tuhun, 1\llc1n3homi kendisl m».sya."alat Jun nlfal·nilai soslnl di daram u1asyurak£c Dcsn Oirisckur.

!\
Teri ibm Jal am bcrlx1gai kc~•lan yong, terkait dengan pcngcloluon hutnn r;kyo1. Mcinahonli ~rl'l\Ol1igis: ricngcmbangJnhutan rakynt. lnstansi Pcmerlnteh: l)1nas Kehutunun Kab. (fonun~ Kldul

Swaxtu: I.SM l\rupa

Berdasarkan

. I

I·

Mcrupokon pcmangku kebijaknn yuns mcmuhnml kebijukau wuons ix-nscloloun hutcn ruky111. Mcrn11humi ~u11di>i 1"-~kcmlxlngitn hultln rokym d1 wl lay oh Ocsu (iirlsckar pado khususnya d11n K:1bupa1cn Oun1ing Kid11I iXld" umurnnya,

Terllbm uk1irschogai pen<.lamping rnasyornkm n.,_o;a Girisckar datam pcngclolnM huun roky:11 kbih dnri 3 1nh1111 Mcmahaini knnrli
Tabet 1.2,

narasumber yang akan dijadikan

maka

secara

urnum terdapat 4 kclompok

sebagai informan dalam pcnclitian ini. Tcrdapat

beberapa alasan dalam penentuan narasumbcr dan kritcria narasumber yaitu ; I. Narasumber Pengurus Paguyuban

Alasan penentuan pengurus paguyuban sebagai nnrasurnbcr adalah paguyuban yang ada mcrupakan kclembagaan lokal

yang dibentuk untuk rnewadahi

kegiatan-kcgiatan rnasyarakat Desa Girisekar. Adanya kelembagaan tersebut berdarnpak munculnya aturan-oturan pengctolaan hutan rakyat yang bersitat kolektit' dan mengikat pada seluruh anggora kelernbagaan tersebut, Selain itu, adanya kelembagaan tersebut juga dapat berdampak pada intensitas interaksi

masyarakat yang pada akhirnya dapat menyebabkan rcrjadinya proses pemberdayaau di dalam masyarakar ltu scndiri. Adapun penenruan kriterianya

17

adalah diduga bahwa tidak semua anggota maupun pengurus paguyubsn dapat mcnjelaskan tentang: a. Kondisi paguyuban dan terbcruuknya paguyuban, rcrkait dengan kegiarankegiatan

yang dilakukan

oleh

paguyuban

serta

alasan

dibentuknya

paguyuban, b. Kondisi rnasyarakat, terkait dengan karakteristlk rnasyarakat seperti nilai

dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, pola pemukiman. pola kcpcmilikan dan pcnguasaan lahan. ketcnagakcrjaan

pengelola hutan rakyat

dan stru ktur sosial

c. Berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik oleh paguyuban itu sendiri, pemcrintah maupun LSM sehingga

dapat

mcmahami

manfaat

lcrutama

peningkatan

kapasnas

masyarakat, d. Memahami kebijakan, terkah dengan kebijakan

formal sepeni aruran-

aniran pemerintah serta kcbjjakan non fonnal seperri nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, 2. Narasumber Masyarakat Penentuan

narasumber

rnasyarakat

dikarenakan

rnasyarakat

mcrupakan

pengelola sekaligus pemilik dari hutan rakyat sehingga perkembangan hutan rakyat sangat terganrung dan kemampuan

intcraksi masyarakar baik dengan menyebabkan

tcrjadinya pcrubahan

masyarakat

lingkungan

itu sendiri. Adsnya

maupun

aotar

individu

pcrilaku maupun kemampuan di dalam

masyarakat. Adapun kriteria yang digunakan didasari pada:

a. Proses siklus pengelolaan hutan

rakyat mulai

menebang dan menanam lagi membutuhkan

dari menanarn

sarnpai

waktu 10 sampai 20 tahun.

Jika masyarakat telah melakukan pcngelolaan hutan rakyat lebih dari 20 tahun maka dianggap bahwa masyarakat tersebat telah melewati I siklus pcngelolaan

hutan rakyat, sehingga

perubahan pcritaku dan kcmampuan

diharapkan

diperoleh garnbaran

masyarakat dalam rnengelola hutan

rakyat. b. Siklus pcngelolaan hutan rakyat yang panjang menuntut masyarakat yang hertempat tinggal di daerah terscbut juga mcmbutuhkan kurun waktu yang

18

lama. Masyarakat yang merupakan penduduk asli dcngan lama bcrmukirn lcbih dari JO tahun maka dianggap masyarakai mcmahami karakteristik masyarakat Desa Girisekar dan memahami perkembangan hutan rakyat baik melalui pengalaman pribadi maupun dari cerita-ccrita orang urn atau tokoh masyarakar, 3. tnstansi Pcmcrintah Penenruan

narasumber

dari

instansi

pemerintah

dikarenakan

dalam

pengembangan hutan rakyar tidak rerlepas dari peran pemerintah baik dalam mensosialisasikan

suatu kcbijakan

yang ada, mcmberikan

bantuan bibit

maupun bantuan pendampingan dengan adanya tenaga-tenaga penyuluh dan

banruan berupa peletihen-pelarihen 1crkair dengan pengelolaan hutan rakyat. Adapun penenruan kriteria dikarenakan para pcmangku kebijakan mcrupakan orang yang rncngambil suatu keputusan yang tcrkait dcngan pengelolaan hutan rakyat don diduga bcrpcngaruh ll!rhadap pcrkembangan hutan rakyat maupun perilaku serta kcmampuan rnasyarakat, Olch karma iru pemahaman pemangku kchijakan tentang pengcmbangan hutan rnkynt dan karakteristik ma&y11rakat sangat rnenentukan kcbljakan yang akan diambil sepenl jcnis pelatihan yang akan di laksanakan, penentuan lokasi pcmbcrian bihit, d II.

4. I.SM Arupa Penentunn LSM Arupa scbagai narasumber dikarcnak.an LSM Arupa scbagai pendamptng yang mclakukan

pembinaan terhadap rnasyarakat setempat.

Adanya pembinaan tcrsebut mcnunjukan terdapat pcran yang dilakukan LSM Amps dalam menlngkaikan

kapasuas masyarakat dalam pengclolaan hutan

rakyat. i\dapun alasan penentuan kriterianya adalah peran yang dilakukan oleh I .SM Arupa menyebabkan terjadinya intcraksi antara !.SM dengan masyarakat Jimana inetruksi tersebut dapat menyebabkan ICrJadinya pertukaran infcrmas] diantara LSM Jan masyarakai. lnformasi yang dipcrolch I.SM terscbur diharapkan dapa; digunakan sebagai data pada pcnclitian ini terutama tcntang pengernbangan

hutan

raJ..yat dan perubahan

perilaku dan kcmampuan

pengelolaan hutan rakyat yang tcrjadi di dalam masyarakai,

19

1.7.4 Teknlk Pcogolaban Data Kegiatan pengolahan data mcrupakan suatu proses yang rnencakup tahapan pemilihan data yang repat atau relcvan dengan permasalahan yang akan diteliti sena menggckmgkan atau mengklasillkasi data bcrdasarkan katcgori tertcntu sesuai kebutuhan analisis. Dara primer yai1g telah dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi atau pengamatan yang dilakukan masih merupakan data mentah. Agar data tersebut dapar digunakan untuk penelitian, rnaka pcrlu suatu pengolahan dan penyajian data, Secara umum langkah-langkah pcngolahan data yang akan digunakan dalam ~cgiatan pcnelitian ini adalah sebagai berikut: a. Veritlkasi. Mcrupakan suatu kegiatan pemcriksaan data secara umum dengan mengacu kcpada daftar kebutuhan data yang telah disusun scbclumnya, Unruk memudahkan kegiatan verifikasi data, akan disusun daflar label periksa (checklist, teriiadap data-data yang telah dikumpulkan.

b. Klasifikasi Mcrupakan kegiatan penggolongan data yang dipcroleh melalui kegiatan survei kc dalam kclompok data berdasarkan gejala dan kategori tertcntu Jen is karegorl klasifikasi dilakukan berdasarkan kebutuhan data dan narasumber yang membcrikan data tersehut, Klasifikasi tersebur kemudian dibual kode untuk memudahkan dalarn melakukan tabulasi data. c. Tabulasi

Proses tabulasi rnerupakan proses akhir dalam kegiatan penyusunan data. Proses ini terutarna dilakukan dengan tujuan agar data yang rersedia dapat dibaca, diinterpretasi dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Pada data sekuder penyajiannya disesuaikan dengan analisis yang dilakukan. Kegiatan penyajian data dilakukan dengan rujuan untuk memudahkan pembacaan data dengan cara mernvisualisasikan data sehingga data mcnjadi dapat dipahami secara mudah. Dalam mcnunjang kcgiaran penclitian data akan ditampilkan dalam bentuk: Deskripsi, data yang terkumpul akan disajikan dalam bentuk uraian-uraian deskriptif sehingga bisa membcrikan gambaran data tersebui sedetaildctailnya.

20

Tabet data-data yang terkumpul akan ditampilkan dalarn bentuk iabcttabel sesuai dengan tipologi data

Gambar, data yang terkumpul akan ditampilkan dalam benruk gambar, diagram. grafik maupun peta, Sclanjutnya dilakukan pengkajian berdasarkan literatur yang mendukung fokus pcnelitian, dengan harapan akan dapai diperoleh jawaban )·ang sebenamya dari topik yang diangkat, I. 7.5 Tcknik Aaalisis

/\nolisis data dilakukan dcngan menyusun dan mcnggabungkan antara data-data yang telah diperoleh schingga dapai diinterpresrasikan. Interprcstasi

menjadi hal yang pcnting kan:na dnlam pcnclitian ini tida~ hanya sekedar mcnyajikan dnta namun menafsirkan tcmuan-temuan yang ada, l'ada pcnelitian inl rerdapar

4 analisis

yang dilakukan

yaitu: pcrtarna, analisis

historical

b1K·kgro11nd. Analisis ini dimaksudkan untuk mcngetahui pembemuksn perilaku

masyarakat dalam mclukukan pengembangan hutan rakyat, Data yang digunakan untuk mclukukan analisis ini adalnh data kmnologis pengcmbangan hutan rakyat dun alasan yang melatarbclakangi mas)arakat melakukan pengclolaan hutan rakyat. A lat analbis yang digunakan adalah deskriptifkualit.atif. Kedua, anallsis pro:.c) pcmbcntukan komunitas berkclanjutan. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat pimcs pembcntukan komunitas bcrkelanjuun da lam pengc lolaan hutan rakyat Data yang dipcrlukan adalah pertama proses peningkatan kapasltas masyarakat dalam pengclola.an hutan rakyat. Prose> peningkatan kapasitas masyarakat merupakan proses pernbcrdayaan yang terjadi didalam rnasyarakat akibat adanya interaksi masyarakat dcngan lingkungan sekitar. Kedua, data proses penularan dan repl ikasi pengelolaan hutan rakyat. Dara proses penularan dan n:plikasi terkait dengan proses pcmberdayaan yang terjadi di rnasyarakar. Ketiga, data siklus pengelolaan hutan rakyat rerkair kegiatan pcnanaman. pemcliharaan. pengaturan hasil, pcncbangan dan kembali lagi kc penanaman, A lat analisis yang digunal.an adalah deskriptifkualitatif.

21

Ketiga, analisis peran pemangku kepentingan, Analisis ini dimaksudkan untuk mel ihat peranan pemangku kepentingan dalam mcndukung komunitas bcrkclanjutan pcngelolaan hutan rakyar, Data yang dibutuhkan adalah peran pcrnangku kepentingan dimana pemangku kepentingan melakukan peranannya sebagai akihat adanya manfaat yang diperoleh rnasyarakat atau pemangku kepentingan tersebut, A lat analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Keempat, upaya pengembangan hutan rakyat berbasis komunitas berkelanjutan yang merupakan analisis komprehensiv terhadap hasil-hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, Analisis ini diarahkan untuk melihat upayaupaya

dalam

mewujudkan

pengembangan

hutan

bcrbasis

komunitas

berkelaajutan. Adapun skema alur peneluian dapat dilihat pada Garn bar 1.3. 1.8

S~tematika Peoulisan Sistematika dalam penyusunan tesis ini adalah scbagai berikut:

Berisikan latar belakang. ruang lingkup. tujuan dan sasaran, kerangka pikir. serta sistematika penulisan. •

BAB JI: PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DAN KOMUNJTAS BERKELANJUT AN Berisikan

hutan

literatur yang menjadi dasar studi ini antara lain pengembangan

rakyat, komunitas

berkelanjutan

dan

konsep

pernberdayaan

masyarakat,

•

BAB

DJ:

KARAKTERJSTIK

WILAVAH

STUDJ

DAN

KEl.F.MBAGAA:'i HUTAN RAKYAT Menguraikan

tentang gamharan wilayah studi baik kondisi fisik dan

masyarakatnya serta kelembagaan peogelolaan hutan rakyar,

23

•

BAB IV: K<\.llAN PENGEMBANGA.~ HUTAN RAKYAT BERBASIS

KOMUNITAS BERKELANJUTAN Menguraikan awal mula pernbentukan perilaku pengembangan hutan rakyat, proses pembentukan kornunitas berkelanjuran. peran pemangku kepentingan dalam pengemhangan hutan rakyai dan mensintesiskan upaya yang dilakukan dalam mewujudkan berkelanjuran.

•

pengembangan hutan

rakyat berbasis komunitas

BAB V: PENUTUP Bab ini mcrtjelaskan kcsimpulan yang diperoleh dari hasil anatisis scrta membcrikan

beberapa

rekomendasi

yang

dapat

mengoptimalkan

pengcmbangan hutan rakyat berbasis komunitas bcrkclanjuran.

BAR ll

PENGJ::MBANGAN HUT AN RAKYAT DAN KOMUNITAS BKtU<ELAN.fUTAN

Pcnclitian pengembangan huwn rakyat berbasis komunitas berkcluojutan

mcmcrlukan hc!>erap; lltcm1111 )ang t.lapal ,1i~11n:•k,~n clalam pcmbahascn penelirian ini. dirnana pcncfitian ini lehih mcnitikhcnukan pada idcntillkasi nnnli'i'

kmMlngi'

dan

f""lgcmhnnrun h111~n r.1~y:n dim rrnsc~ pcmhcnr11kan

komuniras berkclaniutan scrt:r proses dalmn mcwnjudkau 1><:ngcml;mngan hutan

r:ikynt bcrha~i~ komunitas bcrkclanjutan, Olch karcna itu dipcrlukan udanya kaiian litcratur yang mcnyebutka« konsep dan konclisi

pengcmbangan huian

rilkym 1111111run komunhns hcrkdanju11111 S<'rlH li1cr11111r yanµ_ berkcnltiln dengan ncningkatan kapasiras masyarakat

j'lUUll

uuuunnya. f.;qjian lireratur ini dipcrolch

dari huku-buku bahan bacaan, artikcl maupun jurnal. laporun-laporan mauoun duri mcdiu internet. Hcnolnk dari hal tcrsebur di atas. maka Iiteratur yang perlu diku]] dan cl11p;1I dig1111nb11

$t•hngnj R)Al f)Cmh.1hll'tll1 dalnrn

f)C:niiili11r1

ini cliurnik1111

scl)agai bcriku;

2.1

l'aradil(ma l'cngclolaan Hutau l'crkcmtJ~ngnn ICl\ri pmgclnfann hutnn mky111

kedalarn

duo k
kchutanan

nnpnl dikclomj'l(lkan

kunvenslonal

<Jan karcgorl

i...~hula11a11 modern (kclunuoan so~ial) (Simon. I ~')9). Teori )·Wig li:rn1.1sul. '" datam ncngelolaan kehuianan konvcnsional adalah timher 1<x1r{](:1i1111 (TF.) dan

perkebunau kayu utau timin:r dalam kehutanan

1t1<ma1:p11<·111 (

rM) ,..-dangkun yang lcrin~uk ke

snsial adalah pengelolaan hutnn scbagai sumber daya atmrjiJrest

r·cwmn:t• 111anllg1•mrn1

(Fl(M)

dan p.:ngdnlaan hurnn ":lxitr.i.i ckosisrcm atau

fores! eco .sistetn munouemen: (FEM).

7/111h1'r 1:~1r11£'li11r1 (Tf') ~tringk:tli di,chut sehagai penarnbangnn kayu dimana hutan dilihat sebagai tarubang kayu. Model pengctolaan Tl! dibagi mcnjatli 2 tahap yaitu TR tahap I yang dicirikan huian vang diu..ahakan

74

merupakan hutan afam dengan men~unakan alat yang sedcrhana serta belum ad:Hl}'it lai
,f:-J..:11 ... il\il.uhur ~t:airu11 1

P'~"!:th..'-JJlaal1 J.tn

pcogc:turdTl ha.~B

hutan. Praktek TE tahap I terscbut mulai ciusahakan iaman YOC sampai pada cot111 l9ti0-an.

·r1:

rahap :! tficiritan h

nan .Ya'.'lg diusahakan rr~n1pakan hthan

alam. kegiaran sudah tidak rerfokus pada peoebangan. sistcm sitvikultur sudah diterapkan 11'lJ11ur1 bclum pada perencancan dan pengaturan basil. Praktik TE

tahap 1 ini diusahakan olch hak pengusahaan hutan (I IPH). \tfunculnya

pcngclola1n huran model irn biasanva ditandai denfi:tn

bebcrapa kondisi antara lain luasan hutan alam yan~ masih mclirnpah, kebutuhan akan la;·u dan hutan y:tng ma.,il> rendah, kcpadatan pcnduduk y•ng belum fx:gitu

tinggi dan ilmu pcngetahuan yang belum maju. Apabila kondisi-knndisi terscbui terpenuhi rnaka kem52kan aki~! f""ll!!el<>!8'l_q hutan relatif Iebih kecil karena

huran dapat rnelalakukan pemulihan dirinya scndiri. tidak dapai dipcnuhi

amun jika kondisl tcrsebur

sepeni l1Casa'1 hutan alam vang

semakin menyempit,

kcbutuhan akan kayu dan hutan rane rir.ggL kepadapatan penduduk yang tinggi cbn i lrnu pengc1:ilm.1n <;Cftlakin maju rnaka rraktik

lcr;<:ut

akan mcnycl1'1hk.ln

kcrusakan yang bcsar. Jlmf>.>r ,\Jarog ..men: ("M) atau

dikena! scbagai perkebunan kayu

rnerupakan tahan evolusi kcdua dari pcngelolaan huan. Pada tahap ini persepsi ten14lng pengeloiaan huian bukan merupakan eunbang !...~Ju }~n:; tidek perlu dipikirkan kclestariannya tctapi sudah mengarah ke persepsi kebun kayu, sehingga dibutuhkan 1-cl>...-rapa inxirumen dalam r-:ngck1laan liu!lm

}''1111\

leh'h rurrit bai~

instrumcn iisik dan non lisik. lnstrumem fisik tcrsebut mclipmi tata batas yang ~!ahil. pc~~k -petak yanc pcrmanrn d:l:n jaringan jal:tn angb1r _1;:mg rnemadai dart stabi],

Instrument

non fisik meliputi sisrem silvikuhur

yang baku, pcrencanaan

dan pengaturan basil sena administras! kavu yang rrenudai l'ada tahap TM ini pengelotaan hutan baoya bcrorientasi pada hasil kayu yan~ ~chagi:in besar di~unakan untuk kayu pertukangan. diarahkan

Pengelolaan

~utan

pada peningkaian kuantitas, maupun kualitas kayu yang dihasil~~n.

sehingga St-1tala sesuatu yang- dianggap oc.-ngh:.tmbatdari tuiuan akan disingkirkan dengan pend<>kallin kcamaoan (repn::sif).

27

Pada praktikoya FEM jarang dijumpai pada pengctolaan hutan negara. lmplementasi di lapang:m ~ang p2'ing mc~'idck.ati

rrM adalah

pengclolaan hutan

rakyat. Hulan rakyat dengan kearifan lokalnya rerbukti telah mencakup pengckilaan }3ng !idak hanya fokc~ f.a.da pr<'.duhi kayu lelapi sudah meluas ke

pengclolaan ekcsistem.

2.2

Hulan Rakyat Oalam Pembangunao Berkelanjutan P<'n!'crtian hutan rakya! mt:n;mcu ke lll' No. 4 l Tahun J 999 tentang

Kehutanan dimana hutan rakyat aclalah hutan yang dibebani hak atas tanah. Definisi ter<:et>u1 lehih menekankan

perbedaan antara hutan negara dengan hutan

rakyai dengan mclihat status lahannya. Namun secara singkar hutan rakyar dapat diartikan ;;eba~ai butan yang dikclolah c>leh masyarakar pada

Iahan milik

masyarakat. Berdasarkan hal tersebur maka aktor utama dalam pcngelolaan hutan rakyat adalah masyarakat dimana ruiuan pengelolaan dan

pola pengclolaan

rergantung dari masyarakat iru seudiri,

f'lld.a ( '1 l Nn. 41 Tahun l'l99 ienrang Keh.nanan Penyele.ngg~raan

kchutanan bcnujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan mcugernbangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakai secara partisipatif, berkeadilan,

dan

berwawasan

lingkungan sehingga

mampu menciptakan

ketahanan sosial dan ckonomi serta ketahanan tcrhadap akibai perubahan ekatetnal. Pada Lampiran I i'cr-d!uran Mt:ntcri Kehutanan "lo. P.031MENlH )T. V/2004 tanggal 22 Juli 2004 disebutsan bahwa salah saru alasan kegiatan Gcrakan Nasional Rchahilitasi Hutan nan Lahan (gerhan) adalah ma~ih adanya lahan tidak produktif di luar hutan ncgaru dengan kondisi masyarakat yaug 111a~:h merncrlukan pemberdayaan ditujukan untuk pembangunan hutan rakyat yang berkelanjutan. Oleh karena itu gerhan di luar hutan negara ditujukan

untuk

mcmbangun hutan rakyar yang h.:rkeJ~njtnA.!l dimana pengelolaa» huu.n rskyat diarahkan scbagai usaha kclompok tani secara mandiri sehingga diharapkan akan memperccpai upaya rehabilitasi laban, perhaikan lingkungan. pcrnenuhan kebutuhan kayu sekatigus meningkstkan kesejahteraan masyarakar pedcsaan di sckitar butan.

28

Berdasarkan kcdua peraturan perundangan tcrsebur maka pengclolaan hutan dianlhk:1n uutuk

kemandirian

1ne.:ningl..atkan kapasila.~

masyarakat

dalam

rnengetola

111a~)::troikal

hutan.

:it:hingga tcrciplanya

Tcrciptanya

kemandirian

mnsyaraka; da!am rnengclota hutan diharapkan dapat mcmti<>rik~n manfaat dari aspek lingkungan. ekonorni dan sosial yang dapat dinikinati oleh masyarakat di ~tkitar mat1p"n di dnlam kawasan hutan. lstilah

hutan rakyat bcrkembang setelah

bcrkembaugnya

istilah

sosial

fu-estry. Pada ~crninar lnrernasional tenrang scsial [orestry di Fakulta~ Kchutanan UGM tahun 199.4 ada beberapa pcngerrian yang disepakati rentang kehutanan ~o,-ial yaitu (Awang, 2000): I. Kehutanan sosial adalah nama kolektif untuk suatu straicgi pengelolaan hutan yang mcmbcrikan perhatian khusu~ kepada pcmcraiaan distribusi produksi

hasil

hutan

dalam

kaitannya

dcngan

kebutuhan

berhaga!

ketcmpok dalam masyarakai dun partisipusi aktif dari organisasi dan pcnduduk lokal di dalam pengclolaan somber daya hutan. 2. Kehutanan sosial d>lpa! diartikan scbagai
professional dan organisasl pcmbangunan

lainnya

dcngan 1uj11an untuk mcnstlmulasi kctcrlibatan aktif pcnduduk Jobi dalam bcrbagai macam kegiatan pcngclolaan hutan skala kecil scbagai satu tuju::n antara umuk meningkaikan kcadaan kehitlupan mcsyarakat tertcmu. 3. Kehutanan sosial adalah suatu strategi yang difokuskan pada pernecahan '""sili
mernprodukei heragam kornoditas sesuai dcngan kebutuhan

masyarakat di wi layuh tcrsebut. 4.

Kehutanan sosiel adalah secara mendasar ditujukan urrtuk mcningkatkan produktivitas. perncrataan dan kelesiarian dalam pembangunan surnber daya hutan
flcnfosark.an uraian rerscbur diara~ dapat dlsimpulkau bahwa kehutanan sosial merupakan istilah dari ~1·rmegi pcngclolaan hutau yang rnclibatkan partisipasi aktif masvarakar dan organisasi pembangunan yang rerkait dimana pengeloJaRn hufan

29

ditujukan untuk mcmcnuhi

kebutuhan

hidup

masyarakar lokal

dengan

rn.:mpcrhati.kan pmdub1iviw:-, tll:merctt:U\n chm kclcstarian pemhanguuan sumber

daya hutan. Kegiatan kehutanan sosial memiliki beberapa variant yang salah .
(;005)

menyebuikan

bahwa

pcmbangunan

berkelanjura»

adalah

pembangunan yang dituiukan untuk memenuhi kcbutuhan generasi sckarang tanpa mcngorbankan

kebutuhan

kemampuan

gcnerasi yang akan

mereka scndiri.

fJari

delinisi

datang untuk

rerscbut rnaka

rnemenuhi

pernbangunan

berkelanjutan lcbih menckatkan pada keadilan (equitv). baik dalam generasi (dari sisi

sosial rnaupun

berkelanjutan

wilayah)

dan

antar

bendaknya menempatkan

generasi.

Konsep

pembangiman

itu

pernbangunan

dalam konteks

pembangunan jangka paniang, sehingga pcrtimbangan yang dilakukan tidak hanya

dari aspek ekonom' namun jug;i rncmpcrhatikan aspek sosia! dun lingkungats. Sugandhy dan Hakim (2007) menyatakan bahwa ada Liga pilar pernbangnnan

bcrkclanjutar: yang ditekankan p;:1da koordinasi SOA. SDM dan

sumber daya buatan dalam setiap pcmbangunan nasional deugan pcndckatan kcpcndudukan, pembangunan clan lingkungdn. scperti garnbar dibawah ini:

Sosial

Lingkungan

GAMTiAI~ 2.1

rueta: IJ/MHNSIONMOI>El.

30

Berdasarkan gambar diatas dapat diterangkan bahwa hubungan uruara dimcnsi

c:...4.>0\)1ni

dan

rcrscbut ditirikberatkan

S.C)~i<.11

ukan n1cncipll1k1u1

pada pemerataan.

kca.lilan

~arL~n;;1 pcmbangunan

Narnun scbaliknya jika pembangunan

hanya difokuskan pada pcrrumouhan ckonorni tanps mempcrhMibn k<>ndisi sosial akan mcnyebabkan tcrjadinya kesenjangan. Begitu juga dcngau hubungan anta1'~

dimcnsi

ekonom] dcngan lingkungan,

dimana

jika

pembangunan

difokuskun pada pcnumbuhan ckonomi tanpa mempcrhatikan kondisi lingkungan. maka akan menyebsbkan rerjadinya kerusakan Jingkungan. Perternuan keriga dimensi tcrsebut merupakan konscp dari pernbangunau berkelaojutan. Ocngan dcmikian pembanguuau ti<Jak hanya dipanaml scbagai pcrtumbuhan ckonorni

narnun iuga pcrnbangunan untuk mcncapai kesejahteraan manusia dan kclestarian

Jingkungan Dirncnsi lingkungan mcmiliki

peranan terhadap aktivitas manusia clan

aktivitas ekonomi. Keberadaan sum!x:rdaya alam, air. tanah den sumberdaya yang

lain menentukan aktivitas manusia senari-hari. Manusia tidak dapat hidup ranpa udara dan air. Scbaliknya ada pula aktivira, rnanusia y<mg sangat rnempengaruhi

kcberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Lingkuuga« dipimdang sehiigai asset ixn1ing

~;a11y

menycdiakan kebuiuhan ummat

rnanusia, I .ingkungan

harus mcnyediakan sistern pcndukung kchidupan untuk mempertahankan keberadaan ummat rnanusia. Usaha umuk n1cngalasi proses deprcsiasi dari asset lingkungan bukan hanya untuk kepemingan konservasi dan pelesrarian tingkungan tctapi juga aktivitas ekonorni jangka par.Jang urnuk mcmenuhi kcbutuhan ummat

manusia baik bagi generasi sckarang maupun akan datang. Murtiyantu i2005) dalam pcnclltiannya yang herjudul Sustensi Hutan

Rakyat memberikan hasil buhwa susrcnsi hutan rakyat di Desa Sidoarjo Kecamatan Samigaluh

Kabupatcr,

Kulon

Progo Ptn\'in"i

DlY meliputi aspek

ckologis hutan. pemenuhan kebutuhan masyarakat secara ekonomis dcngan pola l!,!!,l'
dcngan kondisi

lokalitas

kelornpok secara g<'tcng royong yan.~ disesuaikan

dengan iujuan untuk mcrnenuhi

kchutuhan

hidup dan

mcncapai kesejahtcraan masyarukat dan anak cucunya kelak, Sccara empiris, kearifon tradisional masyarakar Dcsa Sidoori1> telah terbukti memberikan rnanfaat

31

bagi kepentingan masyarakatdari segi ckonomi, sosial, budaya dan ekologi calam kurun waktu ~ung

pa1tiang.

I luran rakya: memiliki peranan tidak hanya pada penanganan lahan kriris namun mcrniiiki pcranan tcrt.adsjl

pemaikan kondi
Pengcmbangan hutan rakyat dengan komodin tcnentu dapat memperhaiki mutu lingkun!!a, di.<;ampini; 'neningkatkar !)e°lCap:ll.3~ masyarakat, mcnciptakan ikli"1 mikro yang baik, rnemperbaiki struktur tanah, dan mengendalikan erosi (Purwanto el al, 2001} Kondisi !er'it'but men.)tbal>Jmnhuian rakyai merupakan saru satu

ieknik konscrvasi tanah dan air secara vegetarif Terdapat bebcrapa penclinan va11g rnenunjukan peranan hutan rakyat rerharlap perhaikan ~Qtldisi lingkungan. I lasil penelitian erosi dan limpasan pada hutan rakyat di Wonosobo (Supangar Cl al. 200J dalam Purwanm, 2004) menunjukan bahwa erosi dan Iirnpasan p?.cla hutan rakyat sernakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian Subaktini ct al (?.002) menunjukan hutan ral
serta

dimanfaa:kan

juga oleh Pcrusahaan Daerah Air Minum (!'DAM) untuk pasokan bahan baku au

I I utan rakyat [uga berperan pada

1-..a)u ma:ipun mm k:iyc.

peningkatan produksi hasi! hutan baik

Bcberapa h:c.il per.dit;;m menunjukan behwa hutan

rakyat mcmberikan hasil produksi dan produkstifitas yang cukup tinggi. Hasil pcnclitian

l'rah:r-.J" dalam Purwanto (2{l().l) nua-rata luns hutan rakyat Ji

Wooogiri scbesar 2.95 Ha

dengan jumlah pohon 1.179 btlha dan volume rata-rata

70.~fl m '.'ha dt.:n£a>• daur tcbang 7 u'lun. Kondisi tcrset.ut mcmhcrikan pcningkaran

pendapatan

petani

rata-rara Rp, 400.000/ha!th.

Hasil

serupa

ditunjukan olch Dewi et al {:!004}. dimana ba.,il penelitiannya memtr~ukan bahwa

rata-rata peningkatan pendapatan petani hutan rakyat di Desa Wates dan Tambah Rcjo KcG11n3!aJl Gading Rcjo scbesar Rp. 2.\160.6/0.,51!h

atau mcnyumbang

scbesar 2'1,41 % dari total pendapatan petan- hutan rakyat, Bcrdasarkan penelitian tcrsehot diatas mcnunjukan hesru-nya peranan hutan rakyai terfuidar pcningkatan pendapatan ma!'yarakat,

32

Wea (2009) dalam penelitianaya menyatakan bahwa tcrdapat manfaat

yang diperuleh komunitax r.... rjarsari ili.lam ktiatan pcnghijauan dan

t:lunllnii

pcngelolaan sampan. Manfaat ekonomi tersebot berupa tercipranya alrernauf pcndapaian haru hafi ·.•·arga llanja""3·i d<'ngan mcnjual hikit tanaman, pcngolahan

hasil tanaman seperti rninuman schat, aneka makanan, tanarnan hias dan pupuk kumpos. Mal tersctnn mcn"njuk:m "s:ih:i perbaikan lin:;kungan tidak hanya manfaat dari aspck lingknngan

namun dapat juga diperoleh secara tidak langsung

manfrm ckonom] dari pernanf.,,aan jasa lingkuni,-an ter..ehuL perkembangan sosiat dan pengclolaan hutan rukyat merniliki

Antara hubungan

kegiaran

)811!\

"'ling mcmpenparuhi Mawanilrat sccara lan'(.'""'t mclakukan

pcngelolaan hutan rakyar yang berupa pcnanaman,

pemeliharaan,

p<'monenun sampai pcmasuran. '
tcnaga kerju dan bcrusaha di dalarn lingkungan ma>)arakat bai], secara individu maupun kelonpo~

Kcsiatnn pcn~clrJ33n huian rak:y:u yang dil:llc.ubn e>lch

masyarakat haik secara langsung maupun tidak langsung akan mcmbangun ikatan cmosiorml entar pcrani hutan rnk~a1 ...:hirggJ al.an mcmpcn&anihi kccratan

hubungan sosial yang t~rjadi. Bcrdasarkan hasil pcnelitian Subaktin] ct al (2002) mcnunjukan hahv.a Julum J"'llltMrnan hutan r:1l..yat dilill..uk.in ....'C:tnt b.:rgot.111g rnyong dirnuna kcgiatan bergoroog-royong tersebut digunakan juga sebagai proses w~i:tli~~i

mcnunjukan

terhudap antgO!J ~):ll'akaL adanyn ikatan

emosional

Kei;iatan tugmong ro:yoni; icrsebut

berupa kcpcdulian

autar

anggota

111asy.1r.1l..ut untuk mcn-bantu Wl!l$OIU ntJ.')aml..at lain.

2.J

Pcn~en1haug:.ui Hulan lbkyat Berhs.~l' KnmuniW Berkdanjut2n

2.3.1

J'c•l(Clllh~ngan Hutan l{ak)·9l

Pcmhangunnn hut:m raky:it akar mclalui suaiu tahapan proses yan]; lama sampa 1 menu] u tahapan kcberlanjutan

pengclolaan hutau r.1ky<1l. Hal tersebut

didasari sifa1 dari huran itu sc!Kliri Yltfl~ baru dapat dirasakan manfaamya dalam kurun waktu yang lama. Dalam proses yang Jama 1cr.;ebu1 seringkali

terdapat

hambatan yani:: dapat berasal dari internal masyarakat maupun dari luar rnasyarakat, Usman (2004) membetikan p11ling ridak ada 5 Iaktor yang harus

33

diperhitungkan dalam perencanaan clan implementasi konsep kchutanan sosial yan<; variannyu adaluh ltut.l~ r.d..)al. Kdima fa\(,M' l~r:,cbut aJ;tlah.

I . Kcadaan Masyarakar Da lam uiiann_va
pemukiman yang tersebar. Pcrlakuan ierhadap kedua pola terscbut akan berbcda, misal ;>:id" kegiarnn pcn.)'11luha'l. maka pada p<>l• pernukirnan yang terkouscmrasipenyuluhun dapat dilakukan pada satu tempat sedangkan pada pota pemukiman yang teesebar pcnyuluhan ctitalukan di beberspa tempat. Begitu juga pengetahuan tentang karakteristikmasyarakat menjadi hal yang

p<'nting. Misal pada masyarakar y:mg lwm<>gen cara perdekaran dalam rnemberi pcnyuluhan akan berbeda dcogan masyarakai yang hercrogen. Pola Kepemilikan Lahandan Penguasam Lahan

Pola kepemilikan dan penguasaan Jahan dapat melihat ketergantungan masyarakar akan lahan terschui dan respon :crl-.1dap pmgrnm kegiatan, Pola kemilikan tahan secara kolcktif scringkali bcrsifar sosial daripada berfungsi ekonom i. 'Vl.i.,)'aral.atyang hanya mcnguasa, lahan akan mcrnbcrikan rC'{l
J. Kctenagakerjaan :Seriagkaii ditcrrukan adanya pemr.agian tcnaga kerja b:iik berdasarkan jcnis

kelamin maupun usia. l.aki-laki mengerjakan pckcrjaan yang bcrbccla dengau kai.rn pcrurnpuan atau tcrdapar pcltjaan-.-.cl;er~aan tcrtcntu yang hanya

dilakukan olch orang dewasa dan tidak lazim dilakukan oleh rcmaja begiru jui;a sebaliknya. 4. Struktur Sosial Stru~'lur sosial secara umum dibagi ke datam 2 bentuk yaitu strukn!r veniksl dan struktur horizontal, Struktur vertikal merupakan jcnjang sosial yang terdapat cli dalam masyarakat, ma.<~s.-.kat atas, mssyaraka; menengah dun

34

masyarakar bawah. Struktur horizontal

kclompok

rnemperlihatkan

masyarakat 'i<:p<:rti kclornpo],

rakyat, pcrernakan, dan lain-lain.

adanya kelompok-

ma.<,)urJkal dalam katcgo-i hutan

Mengetahui srruktur vcrtikal maka dapai

diidemifikasf siapa yang rncmilikt pcngaruh, kekussaan dan etoriras serta akses

rnasyarakat

dalam

rnengambil

keputusan

apakah

masyarakat memitiki akses al.:l:u paoa jenj:111g \ertenlu

akses

tersebut.

Pengctahuan

ientang

struktur

selurun warga

saj;1 yang memiliki horizontal

dapat

111en1tidentiflkasi derajat integr~!>i dan konflik dalam masyarakat. Kelompokkelornpok sosial seriugkali

berbeda pandangan, harapan atau keyakinan

rert1adap .kelonlpok lain ~chi11gga dapar mengh•mha1 impleruentasi pr<>gramprogram tersebut.

5. <)rgani.<:nsi ,')osial Pada

organisasi

mendi~tr'fiusiknn

sosial

pcrlu

dilihat

bagaimana

masayarakat dapar

pemhagian peran unruk mcncapa! iujuan untuk mcmennh!

kebutuhannya. 1ndikmor kcbcrhasila» darl program penghij;1uan adalah lerhangunnya

hutan rskyat yang dilakukan olch masyarskat secara mandiri (Wijono, 2000). Lchih

lanjul -Iiscbutka»

bahwa

kcbijak."1J>.«ar1 program

[Jtngllijauan

yang

diterapkan di Provinsi DIY mcliputi tiga tahapan yairu: a. tahapan asal hijau, b tahapan h•JaU plus dan c. tahapan hijau mandiri. lahapao tersebut dup;;l digunakan scbagai pendekatan tingkat pcngernbangan hutan rakyat. Pada 1.1hapan asal hij~u pcmbangunan scbagai

kcgiatan

konservasi

tcrutama

hutan r
konservasi

sumbcrdaya

lahan

untuk

peningkau;n sumbcr daya alarn, ln
luhan yang dilakukan

dcngan pernanfaatan dan pengelolaan

lahan

untuk berbagai jcnis tanaman, Tahap hijau plus, padn tahap ini pcmbangunan hutan rakyat tidak hanya diarshkan pada kcgiatan konscrvasi melainkan

telah meliharkan masyarakar untuk

mulai selektir' akan jenis dan jumlah tanaman dalarn bemuk hutan rakyat schagai produksi sistcol usaha ekonomi masih memanfaatkan

f>en1hangun~1n hut.an rakyar t.ahap ini, masyarakai

fa...,'1litas baruuan pe.rnerinl!ih antaru lain bcrupe bantuan

35

bibi; insentif dll. Pada tahapan ini konsep pembangunan berkclanjutan telah digunukan dimunn pcmbangunan hutan r.tl.)al mcrrpcrhatikan a~pd ling>.ungan (konservasi). sosial dan ekonomi. lndikator pada rahapan ini adalah rerdapatnya

kcgiatan konecrvaei pada pc.mt-aargJnan

hutan

raJ!}at

dengan rncliharkan

masyarukar dan pcmcrintah untuk rncningkatkan nilai tambah dari lahan tersebut. Tahap hijau mandirihampir

rnernbedakan adalah pemanfaatan

!XIII~

dcnffU: tahap hijJ:i.J plus dimana ~·ang

fasiliias

pemerintah. Pada iahap '"'

pembagenan humn mkyat ~l!!fah Fda.!c mem!ll'faatkan fasilitas banruan pemeriotah. dirnana masyurakat telah mampu memadukan 1.cgiatan konservasi dengan managemer« agrihi
sebagai regulator. lndikator

pada tahapan ini adalah terdapatnya kegiatan

konservssi radn pembsnpunan lmtan rakya; dcngan melibatkan masyarakar tanpa

bamuan fasilitas pcmcrintah untuk n-ier.ini:k:uk:lr. ril::i tambah dari l:lhan icrscbur. 2.3.2

Pembcntukan Komuaitas Berkelaoju1an

Pembengunao herl.danjatan merupakan pembangunan )ang rnampu mernadukan aspek sosial, ekooomi dan lingkungan termasuk pada pembangunan

hutan rakyat. Herl..el:mjt.tm dalam pt·rigcloiaan hutar rakyar dimana pemanfaatan sumbcnlaya hendaknyu dapar mcmpcrbaiki kondisi sosial ekonorni masyarakar

namun ietap iucmpcrhatikan kondis] ekoseaemr.ya, Hal iersebut men33d1 tolok ukur dalam pengernbangan hutan rakyat dimana tahap akhir dari pengembangan hutan cly"[ adalah ITI':wujutl~an hutan rakyat yang mernadukan aspck lingkungan. ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri. S
kernandirian suatu komuniras dalam mclakukan lindakan bersarna untuk bcrkesinambungan, Sugandhy dan Hakim (2007) mendcfinisikan peiubangunan berke}anju.tan di tingknt rnasyar~kat sebagai pcmh~ngunan )'3np menjamin rnasa

depan suaru masyarakai. Lebi h Ianjut disebutkan bahwa pembangunan masyarakat yang bcrkclaniutan lehih mcnckankan roten•i kreativitas dan pikiran manusia dalam menemukan cara unruk memperremukan ntlu.in sosial ekon<Mni masyarakat

36

dengan harnbatau yang ditimbulkan olch kondisi biofisik din permintaan 1nu~yur..1.kal.

I lonadlc dan Vant Sant dalam Soeiomo (2006) mcmbcrikan gambaran rcntang proses kcmandirian pada tingkat komuniras yang dapat dilihnr pada Garnbur 2.2.

K(lm?lln;isi

sumbertay11 d:11ltmaldan

L..

So1T11ltn

r ·

I -------·

A~liviw

_•.ok_·_·• __

in~mal

!

t'c:ngi:mb.11lglln M1mbetWy11

ma.nu,ia ml'ttrial clan Of8"1i!Ui

(I I losd rn:1.1cn1I

dM pcla)•aiun boru

I

)

(;AMOAH 2.2 l'HOSl\S SIKUlS Kf'.MANOllUAN

Berdasarkan gambar tcrscbut kemandirian

dimuloi

dari adanya sumber

day~ baik hcrsifot ckstern~I 1r11u1p1m iruernal. Sumt>erdaya ekSl<'nlal .1eperti IAhftn

yang tersedia serta sumberday» internal sepcrti kondi~i rnasyuri1kal itu scndiri diharank:m dapat mernbcrikan

hul

stimulun tcrh~dap tumbuhnya uktivitas

loknl cfolam

ini adnlah hutan rakyat. Aktivitas, 11•11i;dolaan hutan rakya: tersebut

mcnycbabkan

adanya irueraksi bni~ nruara masyarakat dengan httla.n rakya;

maupun intcraksi antar warga masyarakat, lnteraksi warga masyarakat dengan hutun rakyut 1ncnyt:hahkun penambuhan pengulumun dun pcngt.:tuhu..tn rnasy ..tH.l~dl

lc:ntang teknis pc:11gcluhmn huian ra.kyal termasuk mcngatusi permasalahanperrnusalahan 1c:k111s pcngclolaan hutan rakym, Pcnambahan pengalaman dan pcngctahuan

tersebut diinformasikan

kc warga

masyarakat lain melalui

proses

bclajar ·"'u,h\l sebagui .a.k:hal adanyu intcraksi aular -.vargu n1u:\yard"-aL lntt:ra~.~i

37

untar warga dapat ditingkatkan dengan adanya crganisasi sosial dirnana organisasi tcrsebut dapat jl•ga h.:rfungsi untuk nuo11gi11'tit1,,;ionalkan

pcngalarnan

dan

pengctahuan yang ierdapat di dalam masyarakat. Agar Japal mewujudkan aktivitas

kcberlanjuu1.n aktivitas !okal tersebut rnaka

Jokal terscbut harus berdampak

terhadap munculnya

aktivitas

lokal

dari aktifitas lokal tersebut, Manfaat yang diperoleh masyarakat dikembalikan scbagien unruk mernunculks»

aktiviras lokal heri~utnya sehingga dapar lerc:lplli

siklus kemandirian

di tingkat masyarukat, Jika hal tersebut dilakukan

berkcsinambungan

maka dapat dikatakan

berkclanjutan

secara

bahwa rcrdapa: pembangunan

yang

di dalam masyarakat, Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan

kapasitas dari masyaraksr dalam preses pcngambitan keputusan dan pengelolaa» sumber daya lebih rnandiri. Aktivitas itu sendiri di:arart-clakangi yang men,iadi alasan

seseorang

I .iliwcri da!am Artiningsih

atau kclompok

ada;iya dorongan

mclakukan

atau motivasi

aktivitas

terscbut,

ct al (2009) rncnyatakan hahwa rnotivasi mcrupakan

pemberian dorongan kepada scseorang atau kelompok untuk dapat memberikan kepcdulian M:t'la J}artbipasinya dalam aktivkas lingkungan.

Mf~ivr.t'i rnasyarakat

untuk berpnrtisipasi tidak dapat muncu! begitu saja. Terdapat proses pa11iang yang mampu rncngubah perscpsi dan memoiivasi ~.,-,,curnng umuk melakukan tindakan (Aniningsih ct al. 2009). /\kth•ita~ yang dilaJ.. u.kan oleh individu rnenycbabkan terjadinya interaksi arnar

individu

mcnycbabkan rakyut.

Adi

maupun tcrbcntuknva

(2008)

dcngan

lingkungan

suaur pcrilnkt•

rnenyatakan

sekitarnya,

individu

bahwa perilaku

Interasi

tersebut

dalarn pcngclolaan hutan scscorang

lebih

banyak

merupakan hasil belaiar d::iri lingkung:in. baik itu melalui pcmbiasaan maupnn mclalui peniruan schingga unsur-unsur mempengaruhi

ring,k3Jl laku indivicfu.

internal kcpribadian

dirasakan kurnng

Fakt
rcspon individu adalah adanya sumutus, pengataman pribadi, morivasi serta stkap individu itu sendiri sebagai akihat adanya reaksi scscoraog terhadap lingkungan

atau stimulus lingkunga11 yang bersifat timbal halik (Azwar, [9~8).

38

Walgito dalam Artiningsih ec al (200<)) mcmpcrlihatkan perilaku

individu

bagaimana

d1111 lingkungatt .saHrtg rne1npengaruhi dalam tindakan

Jan

pcmikirun yang dirunjuknn paoa Gamhar 2.3.

P.:rs
r

(,°()Jfflm1n11J-•.

C11lturalcoo' Pnl!cy

GAJ\.i'BA R 2.3 INTF.RAKSI l'f<:Ull.Af
Pada gambar tcrscbut rncnunjukan adanya interaksi ym1g saling mcmpcngaruhi antara tingkungan

dan kondisi

masyarakat. lntcr.tksi terscbur

menyebabkan

terjadinya pembcntukan perilaku masyarakat dimana perilaku terscbut akan sating mempcngaruhi dengan Hngkungnn sekitar,

Pembentukan peri laku I ingkungan yang mcndorong adanya intcraksi ditentukan olch tiga ha! sebaga: berikut (Walgilo dalam l\rtinin!lS·ih ct al, 20{!9):

Pcmbentukan perilaku dengan kcbiasaan (conditioning) Yaitu rncrupakan kcbiasaan sescorang yang tclah

mcnjadi pc~i!aku schari-

hari dalam rnasyarakat terscbut. Pcmbcntokan perilaku dengan lingkwigan (insight) Pembenrukan pcrilaku yang dipcrolch dengan cara bclaiar dari lingkungan

sehmgga didapat pemahaman atau pengenian, individu mempengaruhi masyarakat namun masyarakat tidak terlalu mempcngaruhi individu, dalam hal ini interaksi ditentukun oleh kesamaan rnakna bcrkomunikasi.

•

:19

Pcrnberuukan perilaku dengan model atau eontoh (l"o/imrary) Pernbcruukan perilaku didusari oleh kcpcloporan .w.;comr.i;

)'Cl.Ilg

mcnjadi

acuan unmk ditiru. Pembcmukan perilaku dengan cara tersebut dinilai cukup individu mcnganglapl.;i:1 .1113 .i.:mg idadi dalam diri individu

~fo~lifkarcna melalui

proses intcrak>i dimana orang melihat manfaat dari comoh serra

model yang sudl~ diterapkan terdahule,

Syarat tc~jadinya perilaku tersebur adalah adanya kumunikasi dan kontak set~i•I {ArtininP.si ct al, 20011) I cl-iii l11nj111 di~hutkan kornunikasi dan ~mrak "'sial tersebut ll:rjadi melalui 2 cam yauu pertama melalui proses penularan dimana interaksi dilllkuk•n anrara 1-w.:bcrap.~ pihal dalam mcncapai tujuttn yang sama. Kcdua melalui 111en~al11rn;

proses akomcdasi (re1ili~a~i) dimana imeraksi yang ada

f)t'ncrimann suaru po·a rcril,ku at?u kehia~n y~ne mcmhitWll

pcngaruh haru mclalui proses mcniru atau adaptas]. l!nhcn

dalnm

Anin'.n;;.~ih

dan

Wc:a

1:?009)

menyatakan

bahwa

pcnyarnpainn inlormas! secara intcmal al.lm mengubah persepsi dan mlai-nilui ) ang uianut individu. l'~mhahan internal tcN:but l.cmudian akan diikru i tkngan

peruhahan eksternal dari perilaku individu. perubahan peri I uku

t.:r..cl'
baru

baik

yang

l~bih

dan

Pada akhirnya sccara kolcktif

1ic11J1lh111i; Ul.Jlllil

tergeraknyn

nraktek

pembcurck hudaya

kcgiatan

pembangunan

berkelanjutan y.L1!) dilakuken masyar.skaL Pcnyarnpain infonna,.,; d;.p;lt dilakukan melului

bcbcrapa media SCJX-"rti diu11glapl.lm ulch Artiningsih dan Wea (2009)

anrara l:i111: I.

Media ccramah dilukukan dalam pendidil..an lingkungan bail. di dalam kclas maupun luar l..cl:t~. scpc ti rnclalui fnn1m arisan, m3jclis raklirn, karang taruna atau pcrternuan warga lain. vlcdia p.,,tcr. foto dan <;I.ct;,:>. tcrutarna )~!) disampaikan dalnm pclatihan kader li11ghungan di kelas. Namun ada juga informusi yanµ ditcmpcl di papan pcngumuman

di sekitar jrardu ronda dcngan ruiuan mclaporkan

kegiatan rcneclnlrum sampah olch waro..,a

kcmajuan

3.

Media lainnya yairu diselenggarakannya perlombaan sebagai kampanye yang m-:nggugah kesadarun ma,yaral..al ""rt
Namun dernikian yai1g terpentlng acalah ma,yarnl..al memiliki

akses terhadap

media-media tersebut sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat ditcrima oleh masyarakat. t\rtiningsi et al (2009) menyatakan bahwa penycbaran suaru kegiatan ke masyarakat dapat dilakukan dengan membentuk kelompok inti dimana kelornpok terscbur sehagai ksder yang aknn mcnycbarkan kegiatan tersebnt.

Baik proses penularan rnaupun proses rcplikasi tersebui dapat rcrjadi akihat adanya proses belajar sovial didalam masyarakar yang berdampak pada

munculnya rindakan bersarna dalam mengatasi permasalahan bersama. Proses hclajar sosial akan menggambarkan perilaku rnanusia scbagai makhluk merencanakan

aUUJ

sekelompok msnusia

bclajar yang berperilaku demi mengubah

kembali

perilaku

tersebut

(Soetomo,

2006)

kcadaan dan Lehih

lanjut

disebutkan bahwa dalam proses belajar sosial tidak jarang icrkadung rindakan adaptif dan inovatif yang kcmudian rncnjadi bagian dari institusi sosial yang

rncrupakan pola aktivitas bcrsama dan berbagai bentuk pengetahuan sorta kearifan lokal, Suprihanl11110 et al (2003) rncnyatakan bahwa prn;,t·' b<:lajar tcnliri dari ~ yaitu shapint; dan modelling. Shapingadalah suatu proses arau cara bclajar secara bertahap aiau dapat dikatakan scbagai belajar da: i kesalahan (coba-coba atau trial and error). Model/inf!. adalah proses bclajar dengan mempcrhatikan orang lain 1.1<111 sclclah itu mcnycsuaikan

perilaku

perilaku k ita sendiri d..:ni;un pcrilaku

yang kita pelajari. I las ii dari prose' bda}ar sosial tcrsebut dapal dilihat pada tingkat individu rnuupun komunitas (Soctomo, 2006). Pada tiugkat individu hasil proses bclajar adanya peningkatan tcrhadap

pengcmbangan

mengidcniifikasi

rncmanfaatkan ha.sil

kompetensi

kcbutuhan,

hutan

yang berupa

adanye rasa tanggung jawob

rakyar dan peningkatan

kapasitas

dalam

suml-cr daya loka! icrmasuk J)olc11si sorta dapai

sumber dayu lokal dan potensi tersebut, Pada tingkat komunuas

proses belajar

terscbut

rcngcJolaan sumbcr daya lokal

ditunjukkan

dengan

adanya

institusionatisasi

H~sif kumulatif dari proses hdajar sosial adalah

kemampuan

rnasyarakat

untuk

mcngclola

sumber

daya

yang

bcrada

di

lingkungenuj a secaru rnandiri.

Proses pembcntukan komunuas berkelanjutan dalam pengelolaan hutan rakya; ftu sendiri dapat dilihat padai.ambar 2.-1.

MOTIVASI (sosiJJ. ~don

PENGELOL'\AN HITTAN

d
UPAYA

Pwg;uW;lan kcpaus.n basama )""&
Pminglcalan l\ap3Silas Masyarabl (bcrsifa1 noo indiviclial)

~

M<:mcmatubn adanya inlaran alaMtas clan kecttdal..., organisasi lob! untulc: men •1•· pcmaNman bc:rsarrwi

Kct::rlibg<:ll po:snbongumn dalam pengdolam lingl:unganyang bertetan]Wn

GA.\IBAR2A PROSf:.'; !'FMRRNTUKA ..N KOM1JN1l'A.S DAL"\-1 l'E.."IGELOLAAN llL"TAN RAKYAT

Proses pcmbentukan komuniras berkelanjuian dimulai dari adanya motivasi yang rnefattarlicfakan~i ll'las~·:arakaJ mclakuL:an

"U.-'llu

aktivitas lnkAI )'a.ilJJ pcnrclolaan

hutan rakyat. Agar aktivitas icrscbur dapai dilakukan masyarakar ecrus rncnerus, maka dipcrlukan suare upaya h:.:rkclanjutan ynr1g dapat menjamin kcbcrtanjutan

pcngelolaan hutan rakvar. Upaya berkctaniutan

rersebut adalah adanya

42

pcngambilan kcputusan bersama yang dipengaruhi sistem kchidupan masyarakar tlan pcrlu adunyu J!<-·ninglwlan >.apa.~it•h secara l1•lclc1if. Kedua !!pil)a tcrscbu; memerl ukan adanya interaksi sosial. intensitas sosial, pemberdayaan. penyebaran aktivi1as dan l:e!crlibatan dalarr organisasi lokal dirnaaa semua itu bcrtujuan untuk mcncapai pemahaman bersana

tentang pengetolaan hutan rakyai.

Pemahaman bersarna pada akhirnya membentuk saatu 1mmur.ita.~ dan jib proses pcmahaman tcrsebut dilakukan secara terus menerus maka akan membenruk suatu komunitas berke!anjuta11. Kornunita- bc:rkef3ltjullln mcmerlukan dukungan agar

dapat mclakukan pengelo.aan hutan rakyat secara berkclanjutan. f)ukungao terscbut danat berbcntuk suaru pemberdayaan maupun lchijaksn hail formal

maupun informs],

2.3.3

Konscp Pemberdayaan Melalui Koruunita.~ Bcrkelaojutan Scpcrti yang diumikan pada

bagian scbclurunya, mak.a unruk

mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mengclolah sumber daya diperlukan kapasuas dari masyaraka. itu sendiri. Dalam mclalwkan pcningkaran kapasitas

masyarakat dipcrl ukan suaru proses yang dikcnal denga11 pemberdayaan (<'Jr.f'<•'+alllenl). Pemberdayaan merupakan konscp yang lahir -.cbag.u bagian dari

perkembangan alam pikiran masyarakatdan kebndayaan barai, rcrutarna Eropa Konsep pemberdayaan mulai tarnpak kepermukaan sekitar dekade 19iO·an. dan

terus bcrkcmbang sepanjang dekade 1980-an hingga 1990-an (akhir abad 20) (Prijono dan Pranarka i 9%)

Dalam memahami proses pcmberdayaan, Konen dalam Soeromo (2008) mcrumuskan pcngcnian power -..ehatrai kcmampuan untuk mengubah kondisi

masa dcpan dengan ticdakan dan pengambilan kepurusan. Parson dalaru Prijono dan Pranarka (1996) mcm!xx:l<'k.:npower kedalam 2 dirnensi yaitu distributif dan generarif. Dalam dirnensi distribuLif JIO··•·er diartikan kemampuan seseorang atau kclompok untuk rncmakxakan ke!v-ndak rnereka kepada orang lain arau dcngan

kata lain kemampuan sescorang atau kelompok untuk rnempengaruhi orang lain atnu kdnmpok lain. Berbcda halnya dcngan dimcnsi generanf dirnana power rnerupakan rindakan-rindakan )'ang memungicinkan masyarakararau unit sosial

43

umuk meningkatkan kemampuannya mcngubah masa dcpan mereka yang dilakukan urns pilihen 111,:1'\:ka

sc11Jiti.

Shardlow dalum Adi (2008) meuyatakan bahwa bcrbagai pcngcrtian yang ada mcngcnai pcrnberdayaan, pada intinya mcmbahas bagaimana individu, kclompok araupun komunitas berusaha mengonrrol kchidupan mcrcka scndiri dan rnengusahakan untuk mcmbcntuk masa dapao se<.uui dcngan keinginan rnereka. Dougan

kata

lain pemberdayaan

mcndorong

individu.

kelompok

ataupun

kornuniras untuk menemukan scndiri apa yang akan dilakukan dalam rncngatasi

berbagai permasalahan yang dihadapinya schingga rnuncul kesadaran dan

kckuasaan penuh dalam membemuk masa depannya. Hulme dan Turner dalarn Prijono dan Pranarka ( 1996} berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjndinys suatu proses pcnrbahan sosial yang mernungkingkan orang-orung

pinggiran yang udak berdaya untuk mcmbcrikan pengaruh yang lebih besar di arena politik lokal maupun nasional. Perubahan sosial itu scndiri dimaknai sebagai aspek dinamis sosial yang k.'iih mclihat pcrgcscran atau pcrkernbangan yang

irueraksi baik

antar

individu

tc,jadi akihat adanya intcrasi-

maupun kclompok serta imcraks! dengan

lingkungauuya [Raharjo, 2004). Jika dikaitkan dcngan f)"ngc111han3an

hutan

rakyat, maka pergeseran dan pcrkcmbangan terscbut menyebahkan tcrjadinya perubahan pcrilaku masyarakar yaitu pcriiaku !ingkungan. ekonom! dan sosial. Pcrubahan perilaku tcrsebut dipengaruhi oleh stimulus yang diterirna dari adanya

intcraksi Jan he~il:t1 1imhal balik scrta mcmpcngaruhi oleh indivitlu )ang bersangkutan maupun di luar individu atau yang discbut dengan lingkuugan, baik rnclalui kuntak tangsung' rnaupun rnclalut udak langsung {Mansyur dalam /\niningsih et al, 200<1). Upaya pcmbcrdayaan masyarukat juga dapat diliha; dari sisi kcberadannya scb:tg:ai suatu program atau sebagai suatu proses (Adi. 2.008). Pcmbcrdayaan schngai

suatu

program

rlirnana

pcmbcrdayaan

dilihat

dari

tahapan-tahapan

kegiatun dalam mencapai suatu tujuan. I lal ini memberikan suatu konsckucnsi bila prugrn.m tersebut sclcsai dilaksanakan maka pcmbcrdayaan diaoggap dilakukan.

Knndisi

lt>r<<'iiut banyak

lerjadi pada

proyck-proyek

tclah selesai pemerintah

44

dimana antara sazu proyck dengao proyek lainnva t1ubuuga.r1n)·a.

terkadang tidak ada

Bc.:g-ilu juga dcngan k-:1nba;?a ltuk:u1 pcmcrintah diiuaua h.cg:iatu1

tcrkadang berakhir sebagai akibat dari terputusnya aliran dana dari pihak donor. Adi (~008) mcnyatakan oahwo pcmbcrdayaan xbag:ii suatu prn;c;: adalah

~U3W

kegiatan yang berkeslnambunaan scpanjang komuniias itu masih ingin melakukan perubahan dan pemail:m serta

rerscbut menyebabkan

1i1fal h:10~3 t~n1ung pada ,a:u program .aja. Hui

pcmberdayaan pada indivitlu

atau komuniias akan

hcrlangs~np- tcms sclarna indlvidu atau masyarakal tersehur masih

tetaf)

ada dan

mau berusnha memberdayakan diri mereka sendiri. Pcmbcrdayaae ..ch11gai suatu program 1cr:ar ha~ ada namun dilakukan

secara scrius dan lebih mcmfokuskan pada upaya-upaya yang mcmbuat ma$)·arn~a! agar lcf>ih mamru 1J1cnpcm1>1~gkan rm-cs remberdayaen di dalam diri mercku sendiri. Oleh I-arena itu pcran pemangku kepentingan lainnya adalah scbagai peloku uruck mcmpereepat pcrubahan ai.tapun fa~ilit:imr Jik:i pctaku perubahan berasal dari luar masyarakat baik lembaga pernerimah mnupun bukan pcricrimah tctah ~lc'l.1i mclal~anal:i., prograrnnya, pcmbcrdayaan <.chug.ii proses tctap bcr!ang~ung pada lcloml)(Jk sasaran terscbut. Pcrnbcnlayaan ..i:h.tg..ti fll'N'$ bukan l..:i<11ti mcni.idalan ma.'lllah numun pemberdayaan ter~ebu1 111cmpcr-.iaplrnn strukiur dan sistcm dalam komunitns ngilr dapat hc:r:.ikap pn.i;tklif dan rc'Jl<'"'if terhadap kebutuhan

lwmuniw:. dan

permasalahan yang ada dan dapat muncul dalam komuultas terscbui (Adi. 2008). Pembenluyaan ,,.;hagai pn1gr.1.111 maupun -.chaga1 pr,1>e> alan h:rlwil dcng.m po,i,i pelaku pen1hnhan. Jika pelaku pcrubahan berasal dari luar l••.r1rmaf)

maka

program pcmbcrdayann masyarakat akan diil-Jti dcngan tcrminavi. '>UL1J1gbn hila herusal tluri dularn masyarakut lmternal) maka pcmberdayaan masyarakat diarahkan ke proses pernberdayaan

masvarakar yanr hrrl<1•hrjut:m.

Soc to mu (2006) mcnyalakan bahwa pm«es perubaban dan pcm baruan

...:ring berasal dsri luar. I .chih lanjul dischu1k:m tidnk jarang dijumpai suatu komunitas

apabila

dilihar

uot:mhutuhk:m peningkatan

sccara objektif kundisi

kehidupannya

sudah

hcrbag-Ai benruk perubahan rlan pembaruan. h:l;ipi

prakarsa dari dalarr masyarakat scndiri untuk mclakukanny~ ticfak kunjung

45

datang. Namun dcrnikian yang terpeuting disini adalah hahwa proses perubahau d,m pcmburuuu Y·"l!;: berusal dari luur tid,1k ureuychabknu masyarakat

mclainkan justru

menimbulkan

k~lerganlungan

kesinambungan

perubahan

bagi dan

pcrnbaruan tcrscbut. Dika:akan rncnyd1;tbkar. kctcrgarnungan jika intcrvcnsi dari

luar tersebut menimbulkan

pcrubahan dan pcmbaruan narnun jika mrervensi

tcrsebut diheruikan maka masyarakat !.:emh;ili sm1i; Dikatakan berkesinamhungan jika imervcnsi tersebut menimhulkan kesinambungan perubahan dan pembaruan meskipun intervcnsi iersebu: dihenrikan.

Dalam rangka menjamin keberlangsungan kornunitas bcrkelaniuran perlu dilihatkan

para pcmungku kcpcnlingan dnlam mclakukan pcranannya, Peranan-

peranan

rerscbur

kcbcrlanjutan

akan

rnernberikan

suani kumunitas.

kontribusi

ya.ng

berbcda

terhadap

Masyurakat lokal akan mengkonsolidasikan

mckanisme sosiat komunitas mulai

aktivitas bcrkelaniutan.

dari pclaksanaan

pendirian organisasi, aturan-aturan kolektif bcrkaitan dcngan uktivitas-uktivitas

lingkungan, sosial clan ckonomi yang berkelanjutan (Chifos dalam Artiningsih et al, 20(19). l.cbih lanju; discbetkan bahwa swasta hcrpcran dalam pcnycdiaan tenaga ahli yang bisa menyumbangkan kcahlian

manajcmcn proyek berdasarkan

acuan pcmcriutah ~.Jangka11 perucrimah seudir] berpcran schugai fCguliltt>r dalaru menyusun

strateg!

dan kebiiakan

tertulis

mcngenai

pcmbentukan

kornunitas

berkclanjutan, Adi (2008) mcnyatakan bahwa pcran fasilitauf dan edukasi merupakan pcran-pcran yang mendasar dan !a11g.~uug dalum upaya pcmbcrdayaan rm1.
komunitas. Jfe dalam Adi (2008) menguraikan pernn khusus

terdapar pada pcran ra.<.;ifitatff ynitu anirnasi SO~iaf (.tlit'iu/ uuimatians,

mcdiasi dan ncgoisasi imcdiation and 11exotia1ion). pemberi dukungan (supporl}.

(building corr.,cn<:<.<). pemanfaatan

rnembeniuk

consensu;

ketrampilan

imiliuuion of skills and resources, [asilitasi

./f-teilitution). d!in mcngorgan;sas-i

(<Jr.~cn1i2inx}. Ad~pun

terdapat pada peran edukasi yairu

sumberdaya

kclornpok

dan

(group

peran khusus yang

membangkitkan kesadaran masyarakai

menyarnpaikan

inl1\m1asi

mengonfrontasikan (rrnrfrnnrinp;)dan ~litihan (lrl!i11in~).

I infimning)

4&

2A

Sintcsis Literatur O.ila111 111c111hual ~jia11 lil..:rt1lur

l)L11,gc111b,111g_a11

hu1an rat.)'al

lic:rl>,t~i:-..

knrnunitas berkclunjutan di Dcsa Girisckar yang tclah diuraikan pade bagian xcbclumnya, maka dilakukan pcnyc'rukurran kcrnhali dalam schuah
akan rnclihat dari fungsi sorta sumbcr pustaka yang digunakan dalarn penelitian ini I ebih jcl:i~dJJK'1 dilihat p:id.1 'l':ihel 111

47

dS

ll £

~.z.. a

~ ~ .~ ~ -c

~E

]

s

!'o ~ 5 a. ... Ii 5

ii!

~8

"

-e

:~a

g"'

•t=· ..!:!

~

":;a·~1!' -

~K 'ii ~~~ {oj

~

I

.c~

§

•;

BABIU KARAKTEllISTll< WlLA YAH STUDJ DAN KELEil"i!:5A(;AAN HUTAN RAKYAT

Bab

mi

rncnggarnharkan

karaktcristik

wilayah

Desa

Girisekar,

hutan rakyat yang terdapat di Dcsa Giriseknr Kecammnn Panggang sehagai lokasi l"t(:ncEi inn lcntung

ft.2ral:tc"i;t.ili '.1• il:?)'rtf' ty.:r'u dit:n~knpr.3n

a~;,r d:p<.:rotch gamberan

kontfisi DcM Girisckur mcliputi lctak dun luas Dcsa (lirisckar sccam

aotmini<1r.i-.1. (;1111ib1inm

1•11rah hujnn, kcr<'ni11Hl11~~"

lnpf>i•rali,

karakteristik

wilayah

diperoleh

sckunder dari Bnd11n f'u,111 S1111i.'iik

Din;•> Kch111n11m1 pcngcloluan

dara-dmu

fOPS) Kabunarcn 011nt1m! K iduf (HAl'f'EDA)

dan P~rkcb11nan

K11huputcn

hutan

l'''"ll""'"" hh11n

dcngan rncmantaatkan

nacran

l'erencnna llau Pcmbnngunan

dan

rakyat dipcrolcli

dengan

nadA»

Knbupaten Gu11ung Kiduf dan Cunun14

mclukukan

Kidul. Knn1ktcrbtik wawancara

dengan

111a~_v .. nika1 xctcmpar. Km·.ik1cris1ik kclcrnbagaun H~~r

~if!i•rc'l•'h

rnelakukan

1•aml>:1r1>n

kf'l1•11ih:ii;~:in

pengcmbangnn

dirc'•'lc:h dari l'nkumcn

I

pengclolaan

hutan

rakyar.

fnit Mmajcmcn

hutan rakynt perlu diungkupkan

n\'")':)r:lbl Ga01har1111

p,. .,, r kclembagaau

,i,,1,,m terselnn

I tuum !la~y:tt di Desa liiri~chr clan

l:a:;il wuwancaru 1k11g-.m in~laasl t~rl.:iit. J. I.

l<araktcrh1ik Wila)'ah

J. I.I.

Lc111 k dan

Secara

Lua~

1111111111

wilayah Kabupatcn Gunung Kidul dihagi menjadi J zona

ki;1inggian 200-700 m diatas pcrmukaan laut. meliputi Kccamatan l'atui... Nglipar. Gcndangsarl,

~g3wcn, Semin, dan rojong h~gi~n •Hara. Znne Tcngah, discbui

Zona Ledoksari dcngan ketin13gian I 50-20i) m diatas perrnukaan l:mt meliputi

51

bagian urara. zona Selman, disebut Zona Gunung Seribu dengan kctinggian JOO-

Tepus, Purwoxarl, Saprosnr]. T•mjnngsari, kongkop. Sernanu hagian selatan dan

Kecamatan

Panggang mcrupakan

salah satu

day11 Wonosarl. uesa Girisckar scndiri mencmpati

kccamatan dari

IN

sebelah timur wilayah

Kccurnatan Pan!]crnng d,•npan lxtl>s wiltty"h ~ro.;milis yairu I J 0°20·:i1 S · BT 110°29' 15,S"BT dan 8''0'2).8"LS

- 8:14' J5.6". Lcbih jelas dapat diJihat pada

IX:s;1 Glrisckar merniliki luas wilayah 2.115

ha atau 21.19 % dari luas

"l'iJay11h KccJ1ni11IAn P11n111mrw y11n1• 1crdiri dnri ') d11s11n. Wilayah Desa Cliri~cknr scluas 2.115

ha ynng mcrupakun h1Jk milik

(.\'11/11111 :~ ( ;,.mmd) aiau dikenal dengan istiluh kcpemilika~

l~hnn akan m.;n1µ1.:11g:i.mhi

masyarakat seluas I .509.158

ha

"Tannh Al]". Perbcdaan .suuus

~.amk1cr!~1if.

fl('ngclola~n l;i_har karena

adanya pcrbcdaan rasa k~pedulian lcrhadap koncli~i lahun tersebut. lkrdu;;ark~n Jim.ii tiho;cr;a·;i di l~pung:tn bahwa ma~ih tcrdnp::: lllhnnlahnn musyaraka: yang dlkclcluh tanpa rcrasering mcskipun bcrada tli perbukium. 11.,1 tct:.~l.iul di"l.,..L~:.n l.;hrn )"1.lll!f dii-.c:vla f,ul...ui 111ili1. l'>'oJl;J 110:1,):Jrakat ,ang mengclolah

lahan tcrsebut schinggu

kurungnya kcpcdulian warga masyarakat

tcrh~dup i..:ndi-.i li11gkLJng-..1:1 !aht:n tcr>..:hUl. Scbin :aatu:: kcp~milil..:w l..1?1un. kcterbatasan kn11ga ke~ja jugn meuyebabkan maslh adunya lahan-lahan oertanian

y:wg b1;rJ.
111a.vi'1 ada yang hl!/11111 tcrusenng kurena tenilf!,/J dan bukan

milik pril•11li f f/M WIJ/ /IJ1

52

flt.TA WJL."-fAH J'l.:NI-t. l"Tlk~ SX..U.At IWM

tiJ' •."l'J;i'~OAll -

5".W

--twesP...-i'S

--f:l!it-~(l'l-···&if•K~lll11)

Sumber; RTRW Kahuf)(lren Gununx Kidul 1ah11ir 2009- 2029

GAMBAR3.I

i!fi:·r ..<\ n'ii..h. 1'1\1i i':u:;,·1;;Lrfj.J\.i"\

__.,,&«""~

A. Topoi:rafi

scbutan pcgunungan scribu, Zona selaran memiliki ketinggian ternpat antara I 00

tcmpat berkisar amara 200 - 400 mdpl dengan ropografi yang didominasi oleh perhukitan, I cf>i~ jelus dapar dilihat pa
Kelas kelcrcngan di "ilayah Desa Girisekar ierdapat 3 kelas yaitu: 15 % 25 % (azak curarn] -:clua.~ 117.7> ha (6.) I •/al. 25 % - 4H % (curam) <;c)ua' 1.010.70

ha (47.79 %) dan > 40 % (sangat curam) sclnas 966.57 ha (45,7 %).

yang sulit diolah umuk tanaman penanian. Pada bu~it tersebut rnasyarakat

Ja1 i ditanam pada sela-sela batu yang mcrnungkinkan unruk ditanami sehingga

ukurannya. Jonis tanah di Desa Girisckar secara umum termasuk jenis litosol dan

G/u\iiiAR -1-.2 P[MANFAATAN AR"E:U 1'£RBIJ1(1TAN OLER

l,!" I I ,. ....ill·, , }: 11

••

1llJI

I ; :!

B. C:urnll Rujan

hati h1ti1111 5 tahun tcrakhir pada Raclan Pusat Sta1isti Kabupaten Gunung K id11I

I lal rcrsebur rncngakibatkan

curah hujan bulanan pada bulan-bulan

tersebur

Grafik Hari Hujan Per Bulan JO 11

e

.'O II

.'1

"

:i:

10

i 11100)

I 0

I~ *'.. ·~ .... ...,

:cb

'~IA

t'..l•t Jt•11ln

• .!(J(.14 t•.lf Hu1Jn ti 2005 l!.:tr- t-lut.>1\

.'O

w J.006/100711..,., llvt.)n

II

.J 200311.,lfl H\l!\J"l

I'•

,, Ill lilt .....

28

I\

6

I

2J

18

)

5

,. " '7

I)

J

.\p•ll

14

IUflt

J

• ' •

••

.\cu~ Sfcn )

U"t~~ °'' II

>

8

J

Nov

o..

16

11

14

17

12

II

,, ,.

)

a

>•

~

Grafik Curah Hujan Per Bulan ~

·J

"' "

~ • 200J lur,lf'lHo1.1r1 • 2004 (111,lh 11\ljJfl

w '~

Cul'Jtl

Hu1111

~I ,...,. J, J,.., ~JI ...... ..... •l ..... .... -· ..

'

'"''

411

.. 2

1111

•O

}I

HI

)')

1&i

13

17G

149 )~S

l6?

08

161

..i Z006{1007Cur.ah1tui.1n

110

JU

-. lOOIC111r,'l11 lhJI""

11,

4J

JP

40

l•

l•S

J.I.~ .., •?• "

·-

"AU> >cpl O
NO'I,

99

14

188

9

Jn

)()()

J~8

~a

S9

129

....

0<'>

,,.

111

n

64J

•''11111btr Jlu.,tt t1:td1'1.u.1 ;(li)I) (;.A.. ~!!f.A.R

J..4 C.RAt'IK HAR! DA."11 CURAll llU.IAN UULANM 5 T/\lll'NTEKAKIOR 01 K[CAMATAN V.\N(;G~

t:

Benlasarkan gambar diatas dapat diliha1 bahwa rnusim hujan di Kecamatan Pangpane rata-rata
56

rara awal musim hujan dimulai bulan Descmber dan diakhiri sekitar bulan Marci. bulan Desember dan Januari.

·.'',!!·,',~ •.,., r'i-

··.11i.2-n,, •,er'. etnn 1l·r..., Ii-_.-.... u ~ ....... ~••

"'·~m~~, ;',.,+.;.~~u •<'.\! wekru .~,;'\l":t"e e'c·'~~~ ,..., fl""• ............ tu .. w-1l1;...... \.,,.~_.,,..., t--· • ... 1.........

hutan rakyat terutama pada kcgiaian pcnanaman dan penebangan. Penanaman

kerersediaan air tanah yang dibutuhkan olch tanaman untuk hidup. Pcnebangan isrilah

tchang

butuh.

Salah

:;atu

kebutuhan

rnasyarakat

vane0

-

rn~nµ,akilvatk.an rnasyarakat menchM.L\ pnhon miliknya adalah kchutuhan akan air hersih unruk dikonsumsi.

Oleh karena itu penehangan untuk merncnuhi kebutuhan

aka!'! air bcrsih diJakukan

J.1.3.

pada musirn kemarau dirnana persediaan u;r bersih

Kependudukan data J>enggunaan Laban Kecamatan l'anggaul(

Jumlah penduduk Desa Girisekar pada tahun 2008 adalah 7.684 jiwa. keluarga. I Jal tcrsehut mcnunjukkan hahwa setiap keluarga rnerniliki rata-rata 4

kcluarga sehingga jumlah unggota kcluarga merupakan jumlah renaga kcrja dalam

Kctersediaan renaga kcrja akan rncmpengaruhi kerakteristik pemanfaatan

pcnychab suaru lahan perbukitan tidak dikelola dcng
masyarakat dalam menentukan

pola pcngembangan

hutan

rakyat di lahan m iliknya dlpengaruh! oleh luas lahan dan iurnlah tcnaga vanµ ada. J\.1a!'!~·art1kn1 yang mcmiHki lahan ynng relatif luas nsmun jurnlah tenaga ):ang

57

terbatas maka pola pengcmbangan hutan rakyar dilakukan dengan mcnanauu

memiliki luas lahan yang relatif sempit dengan jumlah tcnaga yang ada maka pola

Satn lahan di1am1111 Jatisemua hima11yapcmi!iknyasutiah 11111pa11 secara ekm111111i

Lohan yang hanya diumam Ja1i patk: bagian pin!(!::irn_1v1 sajo di.1·ehabkr111pcmlllk lohan tersehtn tidtd! memili/ri Iohan mr.!' !11m dim rekeriaan umnutstva ~Phrwni petan! (MTl'E WOJ-l IJ.

Scbaalan besar masvarakai Dc:;a Girisekar l'Cnnatal'en<:nhnria" sebagai pctani dnn peternak. Ma~yarJlat ~ang bcrmatapcneaharian sebagai peiani berjumlah 11(>11 iiwa ntau 4J.85 % dari iuml:lh nenduduk lh:sa Giriscknr l'erdapat 3 jcnis rnasyarakat yang mcmiliki matapcncaharian ~bagai peiani yaiiu:

miliknya

scndiri, dimann ma>yarak:u tcrscbur bcrjumlah 1.217 orang aiau

..i !4~7 ~1=dari ~u'"fll° ft"'-llC!udut· Dcsa (;jfi,i:t:ar

2. Pctani penggarap merupakan rnasyaraket )1mg mcngelola

lahan ~aug

arau 1.24 % dari jumalah penduduk IX;o;a C.iri<:el..~r

tcrtcntu Uari lc:gialan pcnanian. dirnana maS~ar.ti..al iersebut bcrjurnlah 57

Matnpcncurian lain yang mendominasi di masy:trakal Desa (oiri,.:kar

Desa Girisckar. Hcrdasarkan basil

(l<:llgarnalan

dan

wawancara

dikerahui bahwa

masyarakat tersehut. Har.i masyarakat )ang memiliki altcrnatif ekonomi diluar pertaniao atau

memiliki bh311 •:mg relatif luas alum mcmanlaalkan lahan mereka

buik scbagian

maupun scluruhnya untuk pcngembangan hutan rakyat. Tanarnan

kera« ditanam

oada '4!hm1h

hal!,•an lahan lef'iCl>ol 5<:hinl(l!a secars vi~1ial akan

51!

Narnun bagi rnasyarakat yang tidak mcmiliki alternatif ekonorni diluar

terscbut dcngan mcnggabungkan keglatan penanlan semusim dengan tanaman

baras-batas terascring yang mengikuti garis kontur. sedangkan tanaman semusim

H. l'enggunaao Laban DeS2 Girisekar mcmiliki !uac: wilayah ~. ! J 5 ha yang tcrbagi- mcnjad] bebcrapa jen is pcnggunaan lahan. Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Desa Girisekar vanz dikeluarkan

oleh RAPPEOA Kahuparen Cnnung ICidul terdapai

bebcrapa jenis ~n!'Zl•naa11 lahan} -ang d2:'1:?!djlihat pada Tabcl !I I. J

TAHELUl.I .JF.NIS OAN LUAS PF.NGGU.SAAN L..\HA:'\

IN ..

1

Jftis PnttP-

Laa•"""'

l.as(lli)

trclaga 2

Hutan 'legara

J

~cmukiman

4

rawahTodoh Huj;m

5

Tegalan/ladang rumlah

w)'u

0,16

136.8~

6,47

I 4674 I 145,43 ----I 1361,84 ----

I

lw(WJ

3,30

2.115

22,11 6,88

64,3~ 100.00

59

KETERAHGAH

i_;_.\fvi iiAii. ..>.5

GRAFIK PF.NGGliNAAN LA.HAN 01 DESA

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dikctahui hahwa penggunaan

merupakan pcrtanian lahan kcring masyarakai. Penggunaan lahan karnpung mcncmpati

urutan

kedua

dimana

kampung

rcrscmu

berupa pcmukiman

masyarakat. Selanjumya adalah pcnggunaan lahan sernak hcrupa lahan datar yang rnerunakan areal persawahan w,lah hujan, P~r
tcgalan atau Iadang menyebar mcrata di wilayah I iesa Girisckar dengan luas

yang tcrdapat di tegalan atau ladang adalah I Jhi Kayu, Kcdclai, Jagung, Kac
seluas 467.60 ha arau 21,l l % dari tuas wilayah Desa Girisekar, Pola pcmukiman n .. - ~.. ;~ ..... • O.•u ., .. ..._,,

masyarakat merupakanpemuklmar,

tungg.al dimcna saiu rumah dcngan rumah lain

persawahan tadah hujan di Desa Girisekar mcmiliki

luas 145.43 ha aiau 6.88 %

60

\.

·,

'

,...,.,,..

lfcn811'!

rF.TA PINGCUNAN I.AHANnf,SA GIRISXl(AJl

•

__ , ....

e

b*cf1U(lltl_4~~ td
-- 8tt9Pcvt.; --·- 8'tc l
- ·---,

r:::J

.......

p_,......_"'lfl 1"9111~

Sr.W.TfQohll,"9flt\

f

~

c

""'T

llM~Jt'M WIUMG ICC

f8~~,~ . .\'umber; R]RIV KahuputenGun11ng Kldul ushun 2009 - 20!.9

GAMRAR :1.(i i"~TA t'£i-iGGUi~AAf.,. LAJiAi" iJESA Giii.lSE.KA.K

'

61

Areal pcrsawahan tersebar tidak merata pada

wilayah.Desa Girisckar, ha!

mernungkinkan untuk dikcmbangkan tanaman penanian. Berdasarkan hasil

dirnana saja sehingga tidak mcmcrlukan lahan khusus scperti tanaman Padi.

lanarnan lJbi Ka) u. Jagung, Kcdelai dan Kacaog Tanah ditanarn pada saat

lantai lahan pertanian tersebut. Setelah tanaman keras mencapai linggi tanamau pertanian vane dit.anam hanva tlhi Kavu

\M\\

±

I meter

dikarenakan sinar

matahari sudah mulai terhalang dalam mcncapai lantai lahan penanian tersebut. Pada Gamber 1 7 akan mcnunjukan beberana renggunaan lahan dj Dcsa

,,,,,.~ VA--.1DA..K .3.

...

CITRA IKO.'\OS LfPUT i\N T AHUJ'\ 2007 Si:iiAGl.\;'\ "'-jL-\-t ..\ii iiiiS.~ (;iKiSt:j:~

&2

Hutan rakyar itu scndiri mencmpari lahan tcgalan atau ladang dan ['\ . I . 1 Vu..t

t..-.l--'&.\."~I

·-····· t. .. ''-;::""'>U'

.. ,....

Uc.Y.U

...

1'4\.Ui41i~

!

dikembangkan dcni,r.m pola hutan rak~a1 mumi atau dikombinasikan

dengan

kondisi lahan dan J..u11disi ekonomi masyarakai. l'ada lahan berbukit batuan kapur

rob hutan

dikembangakan

masyaraka1 vane memiliki

ntl..)31

mumi. lkgitu juga pada

alrernatif ekonomi

lain riaka

lahan-lahan

lahan

iersebur

dikcmbangkan hulan mkyat mumi. l'mla lahan ~ang datar Jan mem11ngkinkan untu], ditanamni umaman pertanian 111uka hutan 111kva1 dikcmhant:lkan dcnoan mengkomblnaslkan

dcngan tanamana penanlan. Pola ini juga terdapai pada lahan

masyaraka: dirnnna ma.<.y11rn.~a1 rer<ehut ·1nu

k

'.'1n!!t!!

mengaonrun!fkan lahan tcrsebur

J~n:111l.1:'t 1)rff:l11i,1n

'

'iu.'tJ)wr· Tk1111CJiM(•,·. 11N'9

LAHA;\" YANG OlMANFAATKA.'l MURNl Ui"'TLi\ rr.·... r;r·_;.if-iA.._,.c;,u.. ;;; r.~~ ~\.i{:r...,J

63

GAMiM.R J.'l l.AHAN YANG P~:MA~FAATANNYA OENGAN Mf.i:NGGAHUNGKA.N TA.NA...l\IAN SF.MllSlM

Pada areal pernukiman, hulan rakyat mencmpati areal perkarangan hurau rakyat yang dikcmbangkan pada areal pemukiman bisa bcrupa huran rakyat murni maupun

di~un1l)inasikan dcngan tanaman pertanian. i~rgantw:g kondisi

lahan dan pcrek:t)non1ian maxvnrak at tersebut.

G..t.. ~lll~R3.1!! H UTAN R"KYAT YANG lllKEMBANGKAN

Gamhar diatus mcnunjukan

bahwa

huum

rakyai

merupakar,

masyarakat memanfaatkau

bagian

lahan disekitar

masyr1rakat schari-hari

dari aktiviias

rnasyarakar dcngan hutan rakyat terscbut menyebabkan warga maxyarakm dapat n'1"'1ih!11 ~lnivi~:~~ mcnimhulknn

;:tne ctilt1k11knn

\V:\rg:1 1nn-;).:~\r:\l
proses belajar olch kcluarea tcrscbut.

3.2 Pengcmba11gan Hutan Rakyat 3.2.J Kronolo~is Pcne,cmllil.n!!1u1 lh1fao lh!.1•a1 di Desa (;iri..ek•r Herdasarkun

hasil

rnkyat di dc,;1 Gil'i.<ebr

wawancara

dikciahui hahwu pengcmbnngan

rclah dimulai scbclum rehun

1960-un kebijukan pengelohum

hutan

I ')6()-an. Scbclurn tahun

hutan ncgara dilakukan

oleh Pcrusahaan

1 lutan

l·h11110.lmtM 1'<·e:u·:1 yM~ '1ik<·lt>la ol~h Pl'rl,.1hmi
hwonesla f1'••rh111>1ni).

scbng;1i a~cl ncgara umuk rucningkutkan

pcndnpatan ncgHra. Scmemura <Ji sisi laiu

'1ut.'1n nc:gttr:!! o!ch t..:h:t11.)'Jkuri rruJ$),.!':!N!k:tl vanf! hidupnya cfi rckit?r rr1n1.rpttn di dalum kawasan hutan ncgara mt:nganggari huran ncgara s~bagai p11blik service .~;1:;!!•.h\p"t di::u.::~r~~t~un

'1lch r::u~j·uriJl~uL. 1-iul ini meycbubkun t-.:rjwJTj"-'H... udun

pcucuriun kayu 111uupL111 Jlu1

iuu

(Jtl11.,.Uri •.u1 kJ~U

ya11!!

ur1.,~uk ..u1 uli:Jr

llfi1:'>)'11.Uakui

IH1ki111

tuJ1rK1

sebab, Pcncurian kayu tcrjaui karena kondisi 11rnsyaraka1 miskin yang dapat dilihat

/)11!11 11111k11r111n

1>oknk

[!,llfJlek seko1v11x

surlah makon

nt.1.,·11 111!1u11 (,().a11

nmsih

mason Rt1r.1!t•l!.tahun ifi' .•:!!.!!ah makannas! (!!fl 1¥3(.l(i. J.~i.

Pcncurian-pcncurian kayu tcrscbut memicu kcluarnya kcbijakan yang rn1·l:1ranH

fH\.l5}'C!r'(ll~.~n rru~r.:-u1~n1

rnusyarakut.

Pclaranean

ini

pohnn

kn1n(~r~ial

dimaksudknn

untuk

1f•l'11!~n1-1

.Inti

di ~.!1!~!n

mcmudahkan

n1i!ik

pcngawasan

peredaran kayu Jati oleh pjhak Pcrhutani. Narnun dcrnikian pelarangan tcrscbut

tidak mcnyurutkan tunuman

keras di

kcinginan masyarakat menanami lahan rnereka dengan lahan milik mercka

meskipun

tida],

mcmili~i

nilai

iual.

65

!'vla
diawali olch seorang Kepala Bagian Pcmungku Hulan (KBPll/Sindef') 1~1 i y:JPe hr·,"f:da tll hnttin nf·g~s;:t ~Hlttik rli1~~n~n1

rt)('tl'lind .:thknn hibi1-hjl)j~

rniliknya,

Qi

yang ~~h~n1

Aktivitas Simler tcrsebui diikuti oleh beberapa masyarakat yang

d ilakukan seeara sernbunyi-sembuny: karena pada tahun rcrscbur masih terdapar larangan untuk mcnanam Jati uutuk rneneruang aturan

di lahan milik rnasyarakat. Keberanian masyarakat

pdarangan terscbur dikarcnakan pcrs.:n~i masyarak a:

bahwa jika aktivitas rnereka diketahui oleh pihak Perbutani, maka Sinder tcrscbut lebih dahulu ya1!g akan dikcnakan sanksi.

Sehe/11111 adanya pcncanungan reboisasi: scbelum tahun 1960 masyarakat

kehilany.1.111 pohon okon s11/i1 melncaknya. l.ahan-lahan yong dimilik) masyarakat

mcmberanikan dirt sinder111enw111111 masyarakat ik1d 111i:11anm11. Karena sindernya

Pada tahun f} jftn~J...un1

19?8

Kabupaien

G11n11ng

Kidul

dipimpin

fJ.:u111vk.u~t.iii'1t1 r.·1'"1fl\,,..'.iftill'1~~4P1 jXk..ut jk11g,hijaua.n

Bupati

Ir.

dan 1t;l.roi~~i Ji

Kabupatcn Ounu11g Kidul yang dipusatkan di Dusun 131imbing Desa Girisekar.

gcrsang dan tandus, Pencanangnn pekan pcnghijauan

dan reboisasi ini sckaligus

Awalnya masyarakat diberi bibit tanaman Akasia agar ditanam di lahan milik f~1_[1<.:_)'\~rt~k_;1I ~l!·ing 1.~4 t:1htHJ bt!"ikntny~ m="'~~.;:1r~k:H (iihi'r! 1f\nfl!T'~0 lati

ditanam di lahan milik

musyarakat.

irnnlcmenras,

tersehur.

f}H)gran1

~;_;lf

Namun terdapat pcrmasalahan pada iahap

Terdanat kcsa!ahpaha.rnan amara pemerintah

daerah dengan masyarakat. Masyarakat rnenganggap bahwa program tersehui pad.a axhirnva akan mcrnindahkan rnereka denuan tertutupnya

lahan pertanian

rnerekn

dcngan

pnnJµ111i

raneman

lr::\n.smiµ,rd:-;i denuan kcra ..s.

J J;,.f !'o;'.r:-;chut

b6

mcnyebabkan bi hit yang telah ditanarn dicabut lagi dengan hardpan terdapar ruanu dipindahkan ke daerah lain.

yang Lelah ditanam. Terdapat 7 u~ang )ang membiarkan lahan mereka ditanami

ekonorni dan luas kepcrnilikan lahan yang bersangkurnn.

PNS. [aharmya rnA11p luas ke1111111gki111111 besar dia 11wni:o11afis11

rata-rata

,,e11gliiju11rm sumbor eknnomi Oitamf)ifl<~i1ne'1f11u1111 \fJN' 1nc11'C'1.1h111 koreno

tura111{

1·,,.i11!ismi•••hin.")'" wlaht>n
Sciring bcrjalnnn)a wauu sekirar pada tahun 1988 rncrcka )·ang

Aka~in dan Jari rnulai menikmuti ha~ifn)a dari sisi ck1momi dengun mencbang

masyarakat lain untuk menanami lahan mereka terutama dcngan ranaman Juti. I Jal : .. : 11u

.r:•I"'" "' ....",.,.,.~._ -' ..... ·'··1u··~ ._.._1.;;:i-••·n ''·'·' •• ...,...... •,._JUI.I ..n···1i11•".,"

dipindahkan

"""\"II' .,._.... _ .. :-

n··· uw.;ut · ·-JL•• ,_, f\ 1u11u un.u • )"a'•u 'l·-····t'-!."I' ••

dari De ...a Ciirbcknr pada saat lahan-lahan merej,a tcrtulup olch

tanaman h.::r11~.

J.2.2 Siklus Pcngclolaan Hutao Raky111 Oi De~11 Cirisckar

pengcmbangan hutan rukyat di l)csa Girisekar. Pengelolaan hutan rakyat lcstari

dapat mendorong musyarakar lainn)a unruk mengelolah hutan rakvar di lahan rnthl(.ny:l ,.\rjapuri t.nh.:1p."n fX.'1!~1~tnJ:1~" h111M r;l":y:n:.d.."ll!lh '!"-Cb.-1,g"i N-ri.t...ut·

A. Pcnanaman clan Pemeliharaan Jeni'

r<>hon

y:mg palinr ranyak •crd:tpat di hutan rahat adalah Jari, Sclain

mcnuuruungkan secara ekonomi, tanaman Jati merupakan ieni~ tanaman 'an!~

67

sudah dikenal cukup lama otch masyarnknt. Masyarakat mcngakui bahwa ranaman

Girisekar, Pada awnlnya masynraknr mcmperolch bibit Jali dari pembcrian .•\kan tct:!pi ~cte!:?h

tanaman yang mcrcka tanarn tumbuh besar dan mampu mcnghasltkan hiji. bihi1

ladang mereka, Sela in itu bihit tannman Juii juga dipcroleh dengan mcmelihara !una.~tll!lD.'i .farj

yan~ lu111buh pmfa1 Parang hah!~di!chan!'.·

Masyarakai y~ug tiduk memillki

lahan luas mcnanam Jati secara acak ianpa

menµcnal iarak tauarn. t'auaman .1:11 i di1nna111 Ji lcrc11i1-l.:rc1111 hukil dun hugiact tcpi lalrnn pcrraniannya (tcrasering), Jika rcrdapat adn bibil Jari yang iumhuh di1.cngah-tenµuh

lahan pertanian. biasanya akan dipindah ~,. 1emf'llll YMOJ:!

sck imnyu l idak mcngga11ggu ir11111111an pertan ian. llagi masyarak u 1 yang 111cm i I iki h1"hf'r;,r1 !1'h:~n P'·r1:-1n;;H'

Jth1t11n(·•iJHi~;

1nat:• p1·1~1·ah:1r-~:in rli

h1!\r

~''''')r pC'tt:l1)i:tn

makn rnnn1111111 .la1i rlitanam racl11 scluruh pctak lahnn pcrtuniannya. Pacl/1 lnhan t¢"n..chcr tannrnan .Inti ditenam :!cnr~nn pola tsnam m<'l
masyarakat Desu (ii risckar

permmgknsnn ~orh;1ng ndalah umuk mcrnbuka runni; agar sinar mlll~hnri 1fapa1 ::,..1.r11pl1t

h.d'IUai IJl1.a.n

member! hasil.

pcrt..:11iJ11

i..t.::l·,;••egtt t..11"t~1l•:.u1

Sefuin itu runting-ranting

"I)">'"; I""" '"'1 ,,,,, '-'i;)u• 1\.Ulu !tl\i\t,_l,t'

.... ! UI "'1 ''''"1" 1 l'"'-"''"'' """-

J.JJ""-t t11-111l.tuJ1 dnn

M:n-11-1:.;111

kccil duu daun dapat dipergunasau

1"11""1 •'"" uu" ""1' ,.,.l."!..... ~l.U: l'°''1'41

l)U1)'11 I I"-''"

1l'll1" Kt t"-")·0

._,..,,, .. _.I'\' ·-~tUJ.1UH••'"\

juga mcyak ini hahwa dcngan mclnkukun pcmungkasan cabang tnnamnn .l111i ukan

tidnk dilukukan

1ie1111111gka8an

cabang.

Selain

pcmnngkasan

cabang kcgiatan

yan1! mengurangi jumlah batang umuk membcrikan has ii yang optimal dari balang yang dilingg_aJknnny&.

Kcuiatan pc11}.itrf1Jlg

diJat..ukan

nleh masyarakat karcna

tanaman dipelihara berasal dari tunas bataug hasil tebangan yang berjumlah 1

3

tunas atau musyarakat mcnanam denoan iaruk vane rap;li ~t!irinA bcrialannya waktu !ll~~jr1g-n1a~ing

tunas turnbuh namun pcrturnbuhan IYIUS!n_g-masing

runax

68

tidak sama. Pohou yang pcnumbuhannya kurang baik maka akan ditcbang dan

Cara menanam duh, asal menanam sekarang dibuat /uhufl)!. kalo 1111u11p11 diber)

tanam sekarang sudah lurak tonam. Penjarangan umur 5 tahun. Dicari yang

lnmgfok ditebang jart1fr1ya disesuaikan melilnu caha11f!.1~va sanipo: mana.

WOJ-lJ).

Pengaiuran basil yang dilakukan oleh masyarakat Desa Girisekar bcrbasis pada

kebutuhannya, sehingga dalam pengatnran hasil hucan rakyat dikena] dcngan

pemflik atau kcluarganya memiliki kebutuhan yang hanya dapat dipcnuhi jika

ditcbang adalah untuk biaya anak sesolah, biaya rumah sakir, biaya hajaian dan ....... ! •• , ••••. : •..

:•u~u

~

~ •• :

---·~····!-ta

uu ...:i.~" ""uu.t:~'"" u\t\.'U1'\. .. .._ ... ..,.._,._.,

:- t_.. :!-. "''" ....... , "H•

Tebang btnuh karcna anak' selcnlah. 11111itlJtJK1mr.:iar.n11g. bioyo kesebatan;untnk

C. Pemancnan dan Pemasaran

11n111k

dipergunakan sendiri dan pcmanenan untuk dijual.

amun pernanenan

waktu masyarakai membutuhkan kayu unruk mcmhangun atau mercnovasi masyarakat Desa Girisekar.

lelang dan yang diju:il masih bcrupa pohon berdiri. Masyarakat yang akan menjual pohon rncnawarkan kc bcbcrapa pcm!Cl'ul kavu haik van!!, berada di Desa

b9

Girisekar maupun yang berada

di luas desa,

Masing-masing pengepul

menjual ke pengepul }ang mampu memberikan harga teninggi. Pohon yang dijual

PENANAl"IAN OJ\N PEMEUHARAAN

I

/

PENGA TURAN HASIL

/

I

PF.Nf.J\ANGAN

I PEMASARAN

GAMBAR3.ll S!1"1,HS PFN
J.2.3 Manfaat Y~ng Dipcroleh Dari J'engembaogan Hulan Rakyat

dirasakan oleh masyarakai baik manfaat ckooomi. sosial maupun manfaar

masyarakat. \1anfaat ekonomi )'Jng dirasakan masyarakai adalah pcningkatan

dapat memcnuhi 60 % dari kebutuhan masyerakat setiap tahunnya, Angka tersebur

hutan rakyat. Manfaat ekonomi juga dituniukan dari sistcm tel>ang butuh yang

70

mengelolah hutan rakyat duuiukan unruk mencukupi kcbutuhan

masyarakat.

pengelolaan huian rnkyat mendorong tumbuhnya pengepul lokal baik yang berada

pada akhimya mcnciptakan lapangan pckerjaan bagi masyarakat sekitar.

pendt1p111r111 haik.

dan hasi!

h111011 maupun basil perumian, Dari bosit penelitian

(ML ME &.:\1S WOJ-29). Manfaa\ ekonomi tcrschus mendorong munculnya man!'aat sosial yanF.

dapat dirasakan oleh masyarakai yaitu semakin kuatnya hudaya sumbang di n1as;.;urakat Desa (i;r;<;ei(ar.

Sebagaimana rnasyarakat dei;a lainnya kehf
sating gotong royong maupun kchidupau >aling tolong mcnolung sudah menjadi

Girisckar dengan adanya budaya sumbang. Budaya sumbang di Desa Girisckar

bentuk hasil pcrtanian

saat

ini masyarakai rnampu rnenyumbang dalam bcntuk

rakyat dan salah satu kebutuhannya adalah hiijaran rncnunjukau hahwa rnasyaraknt

mempersiapkan sumbangannya dalam bcntuk pohon. Hajatan disini bukan hanya

haj111.an dalam mernbangunan sarana u111u111 scpcru rempar ibadah.

111e1(1·umhung kayu diluar wmg. Gotong rovong masih kuat dari duln kalo ada

hc•I. !At!S WOl-16!

Selain rnanlaar ckonomi dan sosial rnasyarakat juga mcrnperoleh manfaai lingkunjlan.

Manfaai

lin~ku111:;t11

van~ dirasakan

masyarakat adalah sernakln

membaiknya kondisi (aha.'l pertanian yHn~ditandai dcngan semakin tebalnya

71

solum tanah serta semakin suburnya lahan penanian masyarakat. Hagian tanaman

mcngalami dekomposisi dan di kcmudian hari mcmbeniuk tanah, Dckornposisi

kompos di lahan pcrtanian masyarakar. Akar tanaman Jari di sisi lain akan

Manfaat liugkung;m lainnya adatah keberadaan Kera Hor l'anjang. Salah satu hl!h;rn! Kern Ekor l'anin"g berada cli De<:a Girirebr den ~kir.amy.1. Keberadaan

Kera rcrsebut scmpat mcnghilang dari l.>esa Girisekar akiha1 rusaknya lingkungan d~n.L•:ln hert..uran~n\a JlCO<'>lll•nan ...:ha~ai rumah .L'ln Kera Ekor Panjan« L
011/11 1t111nh tipi» .1.:k"m11x /1'11ih 11•/t11! ktirwu1 adflll)ll t1•rmrm11( tomhah terns

suat ini tetap karena sc1iap I tC/111111 1eraserit1~ /l(Jn~ d1i<1111bult satu batu kola

.\/1m/i1111 ll11J(kml!(1111 atlo/11h /X'lllllJt.kfl/(111 luc<11/11mm

/11/11111 1111L~vm·1Jk111

Fm;:

I'• ' t. r • I ' t I t t .r I I f Ulltllflil l\llfl (lf.."I':''''' .'H.. l'IUA.111 ,._.,,,,,,~• .,, 'l.J1lltll lu1u111 ......JUF')'uul :1r1""'"' 'XUll

'"''•'''~-.u

adalul: .P I

•Ji

-c-

•••

kcmbaltny« kt.1rC/ ekor f1<111ic11111 lut luihitat uslinya Desa girisekar. (ML. Mr:

If 'l)'

···-·

"'IL

-

~'

Pada lingkup

Kabupaten.

manfam

ekonomi ,1uga dirasakan oleh

l'endapa1an Asli Dacrah ll'AOl scbcsar Rp. 450 juta, Pendapatan iersebut Oalam mencrbiikan Iegalitas I.a) u l>inas Kchutanan dan Pcrkebunan (Disbutbun) Kahura1e.n (;ur1ung Ki(Jut mcngcnakan tarif R_p. 6.000.- per rnJ untuk scmua jcnis kavu

ti

3.J.

Peran lnstitusi Lokat

rakyur seb;igai akrivitas bersama masyarukat desa iida], terlepas dari adanya pcran

yang terlibat dalarn pengcmbangan hutan r:ikyac adalah l>~partcmen Kchutanan.

Pcnyuluhan, Pertanian dan Kctahanan Pangan (llPPKP) Kabupatcn Gunung Kidul dan in"litusi ><:mi pcmcrinla~ yai1u Kcll'mnok Kcrja t.estari.

(P{)KJ I\ I

Huran Rak.vat

Adapun instiln~i 1\GO adalah l.cmbaga Swadaya Masyarakat (LS'vl)

Aruoa, Pavuvuban <\clar Pijcr dan Kt'flCnL~i Wana Manun)'.ital l.c-aari.

Pcran

insti111si tcr~cbut beragarn, namun hitik pemerimah rnaupun NGO penmnyH bcrupa ['Cl"lln fo~ilitatifdan reran cdukct~i.

J.J. I. Perun l'cmcrintah

mkya1 di Desa Ginsekar adalah Depancmrn Kehutanun.

Pcran nyata yang

Gunung Kidul pada :.aa1 itu mcncanangkan program penghijauan dan reboisas]

"Mbangun Deso"

"f•tll r\,.,llUhlJJI. I

r ,

•

yang pmlu !>!WI itu

dilnks:ma~an uleh Depunemcn Kehutannn

t r •• _,., , • , • r\.'-~lo.lt.WI ~JJlg_ U11.al\:''ft.;JtJf\JJt UJIMIH

,

1)1\J)'f:I\

•

l

ttl!>4.l1Ul

I I I

t.U ,f •I I

pcrnbangunan hutan 1'3k.yaL rehahili1u~i terasering dan ~on$Crvasi tanah,

l)i
yaiu;

lingkup

Kahupatcn

(iunung Kidul. Pmyek yaug dilaksanakan oleh

tahun 2003 luas hutun rakyat di Kabupaien Gunung KiduJ 11.000

ha dan tahun

2005 mcniugl.at mmimli 28.000 ha Penin?kaian luas icr=ebur 60% rnerupakan ha.'il swadava rnawarakat dan 40% merupakan hanlt1"n rfari Oi,hulhun

l'eran

bckerjasama

lainnya

dcngan

yang

dilakukan

oleh

Dishurbun

melalui

instansi lain sepert] ke<,:iatan penyuluhan

Ketahanan Pangan (BPl'KP) Kabupaten

aspek

kegiatan

teknis

Gunung Kidul sorta aspek manjemen

Lestari.

dilakukan oleh Dishutbun yang berkejasama dengan Koperasi Wana Manunggal

i.erkail dt:n)!an kelcrnbauaan dalarn pem?clolaan hutan rakvat lestari, Kclcmhall,aan disini

tidak hanya berarti orgimisasi tetapi bagaimana masyarakat marnpu

mcogatur pengeiolaar hutan rdkyat ~·an~ da!'af rnembcrikan 1.:-onl.ribuci !:'ClYJapata:n masyarakat secara

optimal dan tcrus mencrus, Masyaraka; diberi pemaharnan

penimbangan umur rata-rata pohon yang ditebang masyarakar dan jumlah pohon

mencrus, Selain itu dalam penyulul:an manajemen hutan rakyat lcstari masyarakat

lcgalitas kayu dalam rangka memperoleh ijin peredaran kayu di wilayah '~I.._,i\.'10-JcjJ ..HCif \.JUfiiiH~

;••_JJ

~!Utii~

Selain berkcrjasama dengan Disbutbun. BPPKP juga memiliki peran

pcngolahan hasil pcrtanian seperti pcmbuatan tcmpe, kripik singkong,

emping dan

Sekar l'ijcr bait tempat rnaapun pesenanya yang merupakan ibu-ibu rumah diusahakan olch masyarakat

hutan rakyat di Kabupatcn Gunung Kidul adalah l'okja I I utan Rakyat f .estari IHRI.). Disebur semi pcmcrintah karena P1llja tersebu; dibenruk jawab kenada Bu~!

(funtU1$!

K!
Aqg~ran

rum hercu•!\.!!Un~

kegiatan dari Pokja terscbur

74

dibehankan kc APBD Kabupaten Gunuug Kidul atau sumber dana lainnya. !'.I,.,,,, ••,! I

.,'44n ... 1t

, •••..,

~

1

""-"--1.41\:,5<)~1

• t: ..: ,&., : ,!,,.,,,_, ,_,,, ..: ••1 •• 1, ...._°")_. '-"-''-"" s ........._, •....... u'-~~ i-'-"•'-• u, ...,..,,

; f)_,•:.

"'"" • •

•

,,; .•. 1•••• ,:. ,· "-................. , ... , ~

J ."41 C.'~•I

dan rnasyarakai. Pokja HRL dibentuk pada langgal 20 September 2005 dcngan

Pernbenrukan Kelompok Ke~ja Hulan Rakyat le'>!ari di Kabupaien Gunung Kidul. J", . ,l i·~ I.. ID I

-··.,-

Uura1i tcrsehut yaitu:

2. Mclakukan sosialisas! Jan discrninasi program i.crtilikasi hutan rakya; le;i~LC111.

J. Mcmfa.,ilitasi kegiatan ckunomi produk1ifberbasi.~ nutan rakyar lcstari.

pcmbcrdayaan ekonomi masyarakat u53h:1 ancka hasil-haslt hutan rakyar.

6. Mclaporkan hasil pelnksanaan l.e.rjany.i kepada Bupari Gunung Kidul.

kcgiatun yang tidak d11J)lll diakomodasi o!ch 1:t,

.... 0\,1

t

a..\•1-..Wt::: :.• ..• ,.

1........... .• \ .......................• ,~lhUI llWai,\111

suatu

insiitu~i. Kcgiatun-kcgiaLan

tu 1:~ .• t u'_., I .,.,,.._.._

1:..•• :-1

'WtHll~"} '

,1 .• 1••••

........_,_.,.,, 1

······uH•t•'.,···I.,'·••• 1-.111;""'' ••~!Q_..,

hutan rakyat
bah»a pcrun Pokja I ll{L •• , .•••1,:o"''u ·~····• ,...,..,;'!o.,.'11u.1,.u.a1 , •. , .. 1 _.,. -·• J:-0.. .. n., v._.

lii~ilit:isi

terhadap

lcbih kc arah pembagian peran instiutsi t: r"-- .. r·:r·· .. 1

"'"' ,r.;. .. ,

•Jl

• .-.

·~

..........

pernbangunnn maupun

_,

:

~ ,,.

ceran t "• ......

pcn1,'Cmha11gan

dalam

Ur lebih h !•J.t ' "•..-1,••1

D ''".,.• 1

huran

rukyat di

Daerah Kabupaten Uunung Kidul yang mengatur tentang pengclolaan hutun

;;~rtifilrnsi hutau rakyar lestari (HRl .• J. Perun Arupa ,,ebagai tasilitator scriifikasi

Arupa. Sertifikasi I IKL menyaratkan adanya kclembagaan masyaraka; serta

rersebut. Kelenbagaan yang difasilitasi

oleh Arupa adalah Paguyuban Sekar Pijer

yang didirikan cada wngga! 22 Mei 2006. l'eran yang dilakukan oleh LSM Arupa yang berupa pcningkaran kemampuan masvarakat adalah oelarihan
nerH\cmhan.ean

hutan rakyat. Pelatihan tcrsebut mcrupakan peningkaran ketrampilan rnasyarakat

rakyar, l'elatihan yang dibcrikan olch LSM Arupa adalah

pclatihan pcmeiaan

rakyat, pemukiman serta wilayah dusun yang bcrada disckitarnya. Pemctaan

menggunakan alar pcmetaan yaitu (iengrapllil· f>ositioni11g Syste<m (.GPS). Scteluh .......... 1.......... f-'""'t.U"'-"'".,.,"

(.,,..."Ob~'•

11

~.1,.,,, u..u.o.-.

G'>{· 'I:

,·~ •.~ h._...•......

!•••••••.••••••

a,•u&-'""''5

mcmpraktckan pcngctahuan tcrschut dengan mcmbuat peta di wilayah dusun

Dusen P[ienan dun Dusun Jcruken karena keterbatasan dana yang dimi liki,

mcnghitung

potensi hutan rakyar. Pada pelatihun

mempraktekan rncnghitung volume pohon yang dimiliki

ini

masyarakat

dlberi

masing-rnasing schingga

Manfaat dari pckuihan tcrscbut adalah pada saat masyarakat akan menjual pohonnya, f·nasyarakai tclah mengetahui beraoa volume pohon vane akan
tcrsebut sehinggu masyarakat mampu mernpcrkirakan harea jual dari pohon

lb

Kegiatan scslalisasi yang dilakukan oleh LSM Arupa J· .. -.i ....

r

•..U

1

1,

1

\>

a _ .. t.i._1

\''!'"-e .1:._, •. : .. ·: ~JU--.._

p

--·-··

-

.. ~

,

aoal~ll :!.\)>1u1"' ..

••·c'"r ~

1'}.-.'\i. '"_,., ,,,..,

..

..

yang agaJ; tebur tcrsehut dimak.su!lkan untuk mernberi ruang terhadap tanaman

dilakukan olch masyarakat. Hal tersebin didasari dari peugalarnan masyarakat h:'h"v"I jn~tn1 j:1ml f.'tn un y~n!

·rh.1r

ltlt~nvrhohLi!n

l:tnrtm:'ln

l.iti :."an ma1i p:1da

musim kcmarau, kaluupun hidup masyarakat meyakini tanamnn iersebut memiliki hatnrlf! ynng I irf;tk luru~.

ln,titu•i NGO yang ikut bcrperan dalam pengcmhangan hutan rakya: di D.:<;a (;iri'4.:kor adalah Kopcni-i Waiu, ManurtQu.al. ruvus utama kopcrasi tcrselnn adalah scbagai unit manajcmcn pengc.olaan h111an rakya1 dan scbagai 1111i1 bisnis ricngc!(llann huwn rn"yaL "-ehagai unir '"'•nnicl"l~n nc•igek>laan huuur rakyai kopcrasi bcrtnnggung jawab terhadap kclc,1arian hutan rakyat. Tcrkuit dcngan "11:1n·11'rmrn

,._.,,("f' 1nl1~n li.J I

hnl~n

n'-'"'' ~

Kr·u·._-..M,; I

W·~n;,

\.1an111\01•:.I .......

~·,..-..,m:i

Dishutbun mclakukan pcnyuluhan pengclolaan hutan rnkya1 tcsiari, ,.~:· I C r!•••••· kcwajiban "'1Jt• 1 .• 0 .... '""'

f ''t1"1· ..,.,...

,,.~,_ I.....

Lf, s-

umuk mengcmbangkan

:,. 11~1h.i

1 t"'1•··111l"'''" .. ~· t"'--' - ·-' .. 1>11•u', ....._,.to...an'"'"'-Hw. "'""'''"' 0..

• "' 11

perekonomlan masyurakm. •• ..•••....._ ··...• ..._, .....•1..._,..' ... ,._., '··-- __ ·!'"!\;I ,, iw ,,

...,1

D<1l11m

r·• "l" ,... ,· \,, •• "'""

V1:munggal memtaslthas! adanya pclatihan lcrajinan kayu. Kol)<:rasi Wana

hasll hutan ralyat yang herscnilikal. !:iertilika~i re=hul memhcrik:n konsckucnsi berscrtifikat lestari. Prcminn prsce mcrupakan bemuk inscruif'yang dlberikan olch \1anunggal itu scmJiri mcrasa kesulitan dalam memasarkan kayu );mg bcrasal dari huf;tn rak)''al bescrtifikat de-rean prermo« !'riet'~~Jal terscbut

disc:lx-thka11 belum

ac.lanyn pasar khusus yang mcnampuug kayu berseniflkas]. Olch karena iru pcran Knperasi Wana Manunµyal lebih kcar-.ih peran edukasi b<.:runa f)<."!l_vamp;1i:in informasi terkait manaiemen pci:gel{'!aa.1hutan rakyat,

n l/a111ha1a11 yang dil1adt1pi adalah be/um aaanya pasa» 1m11sus ym1K mrno1"i'"' ,, •~""" ''J""•

1J•''"'

_,.... •.• ,.,. 'Cl .... , .....

·r•:r.r...,.; •:/"H• .• 1, <· ... tt :nini

pasar da/11111 anion

1/1,U

J

i...,,

,~..../

terscin« 'i"•t1 ~ . I 11l!,11•

I

uao« mcmbedaian apakah

11···rdn1""' 1"11'' • •oJl,~

''

met» ..'·1···11·" '"" " ~ I\,

lwyu 11•rseh111 merupakon

koyu

Ierhadap kuyu .iertijika,1ipadoha! 1111t11k mr111pemleh sertifikasi di/mtuhl:an /1it1ya . vnnv:" 1irlrik 11•di~it 111.\•f Wfl 1- lf/J Paguyubnn

yang dibcntuk

l'nguyuhan Kc!omp<1k Tani Sekar

bcrada

pada

1ingka1

PiJer. A11geo[4

dcsa dengan

paguyuhan

kelompok l~ni huran (KTI I) pada ringkar dusun schingga Paguyuhan

nama

incrupakan Kclompok

'lani 'idur Piicr mcmiliki anl).gutu ,chimyuk 9 KTl·I I ebih idiisnya dapal dilih:1t

pada Tahcl Ill? dibawah ini.

TA.BEL 111.2 NAMA J)lJSllN DAN 1<'1'11 ANGGOTA PACUYV~Ai'J l\~;LOMl'OK TANI 8EK:\R Pl.!f:f~ N11uKTH

Untuk struktur kcpengurusan Paguyuban Kclompok Tani ~elrnr 1-'iJ~•

anggota paguyubau la11g~ung bcrada di bawah ketua, Tcrdapat 4 bidang kcgiatan

78

koordinator bertugas memanrau kegiaian, rncrnbuat program kegiatan dan memajukan bidang kcgiatan yang rncnjadi wcwenangnya,

Ketua I

Ketua 2 Sekretaris I Sekretaris 2

Bendahara I

Sekretaris 3

Bendahara 2

Koordinatoc

Koordinator Peternakan

Pertanian

I. Kctua K TH Trubus 4. Ketua KTll Makarti Tani 7. Kellia KTH Warn

Koordinator Kebutanan

2. Ketua KTl l Subur $. KetualCTH Bali Asri

8. Ketua KTH Kerambil

Koordina1or

Ekonomi

3. Kerua KTtlSckar Eko Jali 6. Ketua KTH Tani Karya Maju 9. Ketua KTH Maju Makmur

S1'n1ber: l)()kurnen unitmanajemen hutun r(lk)•atDeso Girifekar 1.?06

GAMBARJ.12 STRUKTUR PAGUYUBAN KELOMPOK TA.1'11SEKAR PIJER

Struktur paguyuban tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa Girisekar telah membentuk suaru komunitas yang kernudian diinstitusionalkan menjadi suatu paguyuban terkait dengan aktiviras-akiivitas lokal rnasyarakar, Aktivitas tcrsebut tidak hanya terkait dengan pengelolaan hutan rakyat namun tclah berkernbang ke aktivitas lainnya yaitu peternakan, pertanian dan aktivitas lainnya yang rnerupakan usaha ekonorni masyarakat seternpat.

Terdapamya

koordinator

kehutanan,

pertanian

dan

petemakan

mcnunjukan bahwa fokus pengelolaan lahan masyarakat diarahkan untuk kegiatan di bidang kehutanan, pertanian dan peternakan. Hutan rakyat di kelolah dengan menggunakan ogrosyvo-postoral system yaitu sistem penglolaahan hutan untuk memproduksi basil pertanian dan kchutanan secara bersarna sena sekaligus rnemelihara tcmak (Departemen Kehutanan, 1997). Hal tersebut menunjukan

79

bahwa pada lahan hutan rakya; tidak hanya menghasilkan kayu namun pada lahan yang sama juga menghasilkan tanarnan pcrtanian dan pakan ternak atau scbagai tempat untuk mernelihara temak seperti yang digambarkan pada Gambar 3.12. Semakin

berkembangnya

aktiviras

masyarakat terkait

dengan

pengelolaan hutan rakyat, rnernbutuhkan suatu aiuran yang discpakati secara bersama, Aturan tersebut ditujukan untuk rnenjamin agar aktivitas lokal yang telah berkembang dapat dilakukan

secara berkesinambungan.

OJ eh karena itu

paguyuban in i mcnctapkan adanya suaru anggaran dasar, tujuan, visi, misi dan aturan-aturan kolektif.

Sur.ibtrt Dl.i1(1primer, 2009

GA.1\1.BAR 3.13 PENGEMBANGAJ"\' USAHA PETERNA.KAN OLEH MASVA.RAKA T

Terdapamya Paguyuban Kelompok Tani Sekar Pijer mampu mendorong rnunculnya

usaha industri rumah tangga. Usaha industri rumah tangga tersehut

adalah usaha yang rnemanfaatkan hasil kayu yaitu industri kerajinan kayu dan

usahs industri yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (iasa) yaitu industri rnakanan

(kripik singkong, tcrnpe, emping, empon-ernpon yang digunakan

scbagai bahan baku jamu tradisional dan lain-lain). Sclain itu lahan nutan rakyat juga dikernbangkan untuk penyediaan pakan temak dcngan rnenanami lahan dengan tanaman pakan ternak.

BABIV KAJlAN PENGEl\ffiANGAN RUTAN R<\J
Bab ini

akan memaparkan analisis sebagai hasil diskripsi

atas

pengarnatan peneliti terhadap berbagai rnacam data yang diperoleh dari lapangan. Berbagai macam data tersebut berupa sejarah pengelolaan hutan rakyat, motivasi masyarakat dalam melakukan pengembangan hutan rakyat, proses peningkatan kapasitas masyarakar dalam melakukan pengelolaan

hutan rakyat, proses

pcnularan dan replikasi pengembangan hutan rakyat, siklus pngelolaan hutan rakyat, manfaat yang diperofch dari pengcmbangan hutan rakyat dan peran pcmangku kepenungan dalam pengernbaogan hutan rakyat, Selain itu data lain yang diperoleh adafah data kependudukan, penggunaan lahan saat ini serta data persebaran hutan rakyar di Desa Girisekar, Data yang telah diperolch dan dikumpulkan tersebut direduksi untuk mcndapatkan bahan analisis yang kcmudian disesuaikan dengan fokus penelitian, Pembahasan yang berupa paparan tidak hanya mendiskripsikan ternuan lapangan apa adanya retapi sudah disusun dalam bentuk kerangka penulisan yang mengarah

atau mempunyai kererkaitan satu dengan informasi lainnya secara sistematis. Hasil analisis diupayakan dapar menjawab pertanyaan penelirian yang telah

dirumuskan.

4.1. Analisis Historica! B11cligmuml Pengembangan Rutan Rakyat di Desa

Girlsekar Analisis ini dimaksudkan untuk rnengetahui proses Yang terjadi terhadap pengembangan hutan rakyat di Desa Girisekar. Outptu dari analisis ini melihat pembentukan perilaku masyarakat dalam pengembangan hutan rakyat ditinjau dari latar belakang dan motivasi masyarakat dalarn rnelakukan pengelolaan hutan rakyar,

80

81

4.l.l Pengembangan Rutan Rakyat Se~l•m Tahon 1960 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengembangan hutan rakyat di dcsa Girisekar tclah dimulai sebelum tahun

1960-an.

Perilaku

pengcmban1,'lln hulan rakyat yang dilakukan oleh rnasyarakat pada saat itu dilararbclakangi kondisi lingkungan yang gersang dan tandus. Kondisi lahan yang didominasi mcmiliki

oleh perbukitan batuan kapur menyebabkan masyarakar ridak

banyak pilihan baik dalam mengusahakan jenis tanaman pertanian

maupun lahan yang akan dimanfaatkan. i\danya pclarangan untuk menanam tanaman keras yang bemilai komcrsial juga mcnycbabkan masyarakar tidak dapat rnengusahakan tanaman keras komer..ial di Iahan miliknya. Kondls!

lahan yang tandus dan gersang serta adanya pclarangan

penanarnan tanarnan komersial di lahan milik tidak mcnyurutkan keinginan rnasyarakat unruk membangun hotan rakyat mcskipun bukan dari jcnis komcrsial. Pcrilaku pembangunan hutan rakyat pada sebelum tahun 1960-an )'nng dilakukan oleh rnasyarakar dimotivasi oleh lingkungan dan kondisi sosial masyarakai Desa

Giriscknr. Mctivasi lingkungan yang rnclatar belakangi perilaku mai:ysruka1 dalam mcngembangkan huran rakya1 pada saat nu di1unjukan dalam pengolahan lahan milik mereka, Sebagai masyarakat pc1ani kualitas lahan menjadi pernatlan tersendiri bagi masyaraka1 sehingga u:rdapat keinginan dari masyarakat urnuk mcningkatkan kualitas lahan pertaniannya masing-masing. Pada Iahan yang bcrbukit berhatu masyarakat menanami dengan tanaman keras di seta-seta batu yang masih tcrdapat tanehnya. Hal ini dilakukan oleh masyarakat dcngan harspan terjadi pelapukan terhadap batu-batu terscbui, Selain itu daun-daun maupun ranting-ranting yang jatuh dalam kurun waktu

tertentu

mengalami pelapukan

schingga dalam jangka waktu tertentu menjadi buriran-bunran tanah yang kemudian dapat ditanami oleh tanaman pcrtanian atau tanarnan lainnya. Kondisi wilayah

Desa

Uirisckar yang

herbukit juga

menyebabkan

masyarakat

rncmanfaatkan lahan mereka dengan membuat terasering (talud) dimana tanaman keras ditanam di pinggir-pinggir tcrasering. Hal ini dimaksudkan mengurangi laju crosi tanah pada musim hujan.

untuk

82

Kcinginan rnasyarakat untuk mempcrbaiki kualitas lahan pertanian juga didorong oleh rnotivasi sosial. Masyarakat Desa Oirisckar yang pada saat itu memiliki mata pcncaharian sebagal pctani mcnycbabkan kehidupan masyarakat tidak terlepas dari tradisi bercocok ranam yang telah dilakukan secara rurun temurun. Sebagai masyarakar petani ada kcinginan kuat untuk mcmperbaiki kualitas lahan dengan mcnanaml lahan milik mereka dengan tanarnan keras meskipun tidak memiliki

nilai jual scperti tanaman Nangka, Trernbesi dim

Kesambi. Hal tersehut dilakukan dengan harapan dikemudian hari lahan-tahan yang bcrbukit baruan kapur dapat diranaml. Proses panjang dalam pcningkatan kualitas lahan pertanian mcnunjukan bahwa aktivhas masyarakat pada saat itu tidnk ditujukan untuk generasl saat hu melainkan

ditujukan

untuk

anak

cucu

mcreka. Keinglnan

masyarakat

mcmpcrbaiki kualitus lnhan pcrtanian dcngan harapan agar anak cucu mereka dapat mencruskan tradisi sebaga! petan! yang telah dllakukan oleh orang tuanya serta agar kehidupan anak cucunya Jcbih baik dari kehidupan orang tuanya. Hal ini menufljukan bahwa oda kcpedulian 111asyarak111 saat itu untuk mernperhaiki kondisi kchidupan gcncrasi saar ini dengan mcningkarkan kualitas lahan pcrtanian pada s.iat nu Sctain adanya motivasi baik lingkungan don sosial yang mclatar belakang: perilaku musyarakai dulam mclakukan pcmbangunan hutan rakya; terdapat adanya proses belajar didalam rnasyarakat yang mempcnSltruhi perilaku masyarakat terscbut. Masyarakat belajar untuk mencoba mengatas] permasalahan kondisi lahan dcngan melakukan pcnanurnan tanaman keras serta rncmbuat terasering pada

lahan

pertaniannya.

Proses belalar

tersebut memberikan

pengalarnan tcrhadap masyarakat dalam rnengatasi perrnasalahan kondisi lahan pertaniannya,

Pcngalaman·pengalaman

inilah

yang pada

akhirnya

marnpu

membcntuk perilaku masyaraknt dalam mcngambangkan hutan rakyat. Jika dikaitkan

dengan tingknt kcbcrhasilan program penghijauan

dan

reboisasi rnaka pada saat itu pembangunan hutan rakya: pada tahap asal hijau. Aktivitas masyarakat dengan mcnanaml lahan mereka dengan tanaman keras tidak untuk dijual rnelainkan untuk konservasi lahan pertanian. Kegiatan konservasi

83

lahan bcrupa meningkatkan

kualitas lahan dan rnecegah tcrjadinya crosipada

musim hujan. Keberhasilan pada tahap ini ditunjukan dengan semakin tebalnya solum tanah yang menunjukan kualitas tanah semakin membaik. Lahan-lahan yang awalnya tidak dapat ditanami tanaman penanian saat ini sudah dapat ditanami lahan pertanian.

4.1.2

Pcngembanga11 Hutan Rakyat Tabun 1960 Pcngcmbangan hutan rakyat tahun 1960 dimulai dari kcberanian seorsng

Sindcr mcnanam tanaman Jati di lahan miliknya. Pcrilaku sindcr tcrscbur diikuti olch scbagian kecil masyarakat mcskipun dilakukan secara scmbunyi-sembunyi karena adanya kcbijakan larangan menanam tanaman Jati di lahan mi lik masyarakat. Kcberanian dalam mcnanam tanaman Jo1i di laban miliJ.. masvarakat tidak terlepas dari ad4nya motivasi ckonomi yang rnelatar bclakangi pcrilaku masyarakal tersebur, Adanya kcbijakan yang melarang menanam tanaman Jati di lahan milik mernbuat masyarakat tidak leluasa menjual kayu Jati yang diusahakannya, Hal tersebut menujukan bahwa perilaku masyarakat mc:ngcmbangkan huian rakyat pnda saut itu bukan untuk dijual mclainkan untuk digunakan sendiri scbagai bahan bangunan. Sebagal masyarakat Jawa yang hidup di pcdcsaan. masyarakai Desa Girisekar merasa bangga jika mcmiliki rumab maupun peralatan rumah tangga lainnya terbuat dari kayu Jati, Disisi lain, harga kayu Jati dimonopoli oleh Pcrhutani sanga; mahal dan tidak terjangkau olch masyarakat. Hal tcrsebn yang mendorong sebagian kecil rnasyarakat untuk menanam tanaman Jati di lahan

millknya. Kebutuhan masyaraka; akan bahan bangunan kayu Jati di masa depan Lelah disiapkan pada saat itu dimana tanaman Jati diperlakukan sebagai labungan. Scperti yang diketahui bahwa diperlukan waktu yang relatif panjang dalam mencmpuh I siklus pengelolaan tanama Jari. Oleh karcna itu tabungan ini tidak hanya ditujukun unruk memenuhi keburuhan masyarakat pada saat itu narnun juga ditujukan unluk memenuhi kcbutuhan bahan bangunan anak cucunya. Pcrilaku masyarakat tersebut mcnujukan adanya bcntuk kepedulian masyarakat saai itu

84

ierhadap kebutuhan

gencrasi akan datang terutama kcbutuhan akan bahan

bangunan.

Perilaku masyamket

dalam

mcngembangkan

hutan rakyat dcngan

mcnanam tanaman Ja1i di lahan miliknya didorong oleh kepeloporan seorang sinder. Terdapat proses belajar modelling yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengcmbangkan

hutan rakyat tersebut. Masyarakat melihat aktivitas Sinder

tcrsebur scbagai conroh yang kcmudian ditcrapkan pada lahan miliknyn masingmasing,

Mal ini mcnuajukkan hahwa pcrilaku masyarakar terscbut dibentuk

dcngan adanya contoh yairu mencouroh aktivitas sinder Perhutani.

Pengcrnbangun hutan rakyat f1'lda saat itu mcrupakan translsi dari tahap

asal hijau mcnuju hi,iau plus. Masyaraknt sudah rnulai mcmilih jcnis tanaman yang akan diusahakan yaitu Jati karcna mcmiliki

nilni kornersial.

Pada tahap ini

musyarakat tclah mulai mengcmbangkan hutan rakyat dcngan mcmpcrhatikan aspek konscrvasl ranah, sosial dan ekonomi. Discbut masa transisi karcna pada Sant itu pengembangan

hutan rakya1 dilnkukan

secara sembunyi-sembu11yi.

sehinggn aspek ckonomi ini tidak diCt!jukan agar masyarakat mernperolch uang

dari hasil tanaman Jatinya namun ditujukan scbaga! pemcnuhan kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan,

4.1.3

Pengcmbungnn Hulan llakyatTahun 1978 Pengembangnn hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat sebelum

tahun 1978 bclum rnernbuahkan hasil baik darl sisi kondisi lingkungan di Deso

Girisekar, I'engcmbangan

hutan rakyat masih dilakukan secara individu ams

inisiatif individu warga rnusyarakar sehingga kondisi lingkungan Desa Girisekar rnnsih gcrsang dan tandus. Tahun 1978 rnerupakan titik tolak pengembangan hutan rakyat di Desa Girisekar, Bupati Kabupaten Cunung Kidul pada saat itu rnencanangkan

pekan

penghijauan dan reboisasi sekaligus mencabur larangan

menanam tanamun komcrsial di lal11111 milik masyarakat. Dalam memperbaiki lingkungan Desa Girisekar, Bupati Kabupatcn Gunung Kldul pada saat itu mclakukan pcmbangunan hutan rakyat

dengan

menumbuh

kembangkan

rnotivasi

ckonomi

yang dimulai

rnasyarakat

dalam

85

memanfaalkan lahannya. Namun dernikian motivasi ekonomi saja belum mampu menggerakan rnasyarakat untuk mcngikuti program tersebur, Penolakan terhadap program tersebui disebabkan adanya salah persepsi sebagian besar masyarakat akan maksud dan tujuan dari program tersebur, Prilaku masyarakat dengan rnencabuti tanarnan Akasia dan Jati dilatar belakangi ketakutan rnasyarakar, Persepsi rnasyarakar pada saat itu bahwa ketika program tersebui berhasil, tidak terdapot ruang lagi bagi rnasyarakar untuk mengusahakan tanarnan pertaniannya. Hal ini menyebabkan adanya ketakutan masyarakat sudah tidak bisa lagi rnelakukan kehiasaan sehari-hari mereka scbagai petani. Kebiasaan yang telah menjadi tradisi turun temurun itu mcrupakan satusatunya mata pencaharian masyarakat pada saat itu. Masyarakat tidak

memiliki mata pencaharian di tuar sektor pertanian

sehingga masyarakat takut akan kehilangan mata pencaharian sehagai petani dan masyarakai juga takur kehilangan masa depannya maupun masa depan anak cucunya. Ketakutan tersebut menyebabkan berkcmbangnya persepsi masyarakat bahwa rnereka akan dipindah kctempat lain dimana di tempat tersebut masyarakat masih dapai melakukan kegiatan pertanian, Hal tersebut pada akhimya hanya rnenyisakan 7 orang yang berkeinginan mempertahankan tanaman mereka dilahan miliknya masing-masing. Perilaku ketujuh orang yang tetap mempertahankan lahannya diranami tanama Akasia dan Jati dilatar belakangi adanya altcrnatif rnata pencaharian serta luas kepemilikan lahan. Ketujuh orang tersebut mcmilild pcrkejaan lain diluar sektor pcrtanian yaitu sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau memiliki lahan yang relatif luas sehingga mereka dapat membagi pernanfaaran lahan mereka unnik ranarnau penanian dan unruk

hutan rakyat, Kondisi ini menyebabkan

perscpsi ketujuhorang tersebut berbeda dengan sebagian besar rnasyarakat, Ketujuh orang tersebut menganggap jika apa yang dipersepsikan sebagian besar rnasyarakar tersebut menjadi kenyataan, mereka tidak kehilangan mata pencaharian. Bagi mcrcka yang memiliki rnata pcncaharian sebagal Pl\S tetap menjadi PNS scdangkan mereka yang memiliki rnata pencaharian sebagai

pctani juga dapat tetap menjadi petam. Selain itu perilaku ketujuh orang terscbut

86

juga dilatar bclakangi adanya motivasl ekonorni. Mcrcka yang mempcnahankan lahannya ditanami oleh tanaman Akasia dan Jati karena mampu melihat bahwa program tcrsebut tidak hanya memberikan rnanfaat lingkungan namun juga memberikan rnanfaat ekonnmi bagi mereka di kemudian hari. Seiring

berjalannya waktu apa yang diperscpsikan

sebagian besar

masyarakar tidak menjadi kenyaraan justru apa yang diharapkan kerujuh orang

terscbut merliadi kcnyacaan. Kctujuh orang tersebut memperolch manfaat ekonomi dcngan menjual kayu Akasia maupun kayu Jati, Manfaat ekonoml yang dipcrolch kctujuh orang tcrscbut mcndorong sebagian bcsar masyarakai untuk mcngikut! nktivitas yang relah dilakukan rerscbut dilarerbclakang:

oleh ketujuh orang iersebut. Perilaku masyarakac

olch motives! ekoncml dimana tcroepar kcinglnan kuat

dari mesynrakat 1111111k mempcrolch tambahan penghasilan dari hutan rakyat, Peda kenyaraannya hasil yang dibcrikan dari hutan rakyat lebih besar dari husil pertanian. Hal ini mcnyebabkun masyarnkat mcmbagi ruang antara tanaman keras dengan tanaman Ja1i ya11g saat ini dikenal dengan istitah tumpang sari.

Perilaku kclujuh orang yang lctap mempcn.ahankan tanaman Akasia don Jati di lahan milikny.i tidak terlcpas adanya proses belajar yang dilakukan ketujuh

orang rcrsebui. Ketl\iuh orang tersebut meucoba mcmadukan stimulan yang dibcrikan oleh pemerlntah saar itu dcngan kondlsi lingkungan scrta harapannya. Stimulan yang berupa program penghijauan dan rcbolsesi mampu mernicu proses

belajar yang terjadi pada tujuh orang terscbut yang kcmudian mcnjadl pclopor tcrhadap pengembangan hutan rakyat di Dcsa Girisekar, Perilaku masyarakai yang mengikutl perilaku kepeloporan kelujuh orang tcrsebut juga disebabkan adanya proses belajar modelling. Masyarakat marnpu melihat aktivitas cujuh orang tersebur dan kernudian rnenerapkannya di lahan milik mcrekn. Masyarakat marnpu mcmadukan adanya kepentingan

tradisi

masyarakar sebagai perani yang mengusaha kan tanaman pertanian dcngan

kepentingan dalam mengembangkan hutan rakyat dengan menanam lanaman

kcras. Pcngemhaugan hutan rakyat pada tahun 1978 rnasuk pada iahap hjjau plus dimana dalam melakukan pengcmbangan hutan rakyat ierdapat kepentingan

87

ckonornl sclain kcpcntingan untuk meningkatkan

kualitas lingkungan. Sclain itu

pengembanga» hutan rakyat rnasih memanfaatkan

fasilitas pemerintah berupa

bantuan bibit yang diberikan kepada masyarakat. Pada tahun 1988 pengembangan hutan rakyar masuk pada tahap hijau mandiri dimana masyarakat mcngcmbangkan hutan rakyat secara swadaya. Bibit-bibit tanaman Jati diusahakan secara swadaya dengan card membel], Saar ini masyarakar telah mampu rnelakukan

msyarukar

pengelolaan hutan rakyat sccara mandiri pcmasarannya.

mulai dari pcnanaman

sampai

Clerdasarkan uraian tcrsebut diatas tcrdapat proses panjang yang dilalui etch masyarakai dalam rnembcntuk perilaku pengembangan hutan rakyat, Adnpun

proses panjang pcmbcntukan perilaku masyarakat dalom mcngcmbangkan

huran

rakyat dapat dilihat pada Tabcl IV. I. Dalam proses panjang ters.cbut tcrjadi perubehan morivasi masyaraka: dnri motivasi lingkungan, sosia] sampai motivusi ekonoml.

Dalam proses panjang tersebut jugn tcrjadi proses belajar yttng

dilakukan oleh ma~yarakat baik dcngan proses bt:IC\jar shaping yang membentuk kcpeloporan perilaku

maupun

proses bclajar dengan modelling yang mempengaruhi

masyarakat dalam mengcrnbangknn

hutan rakynt. Secara scderhana

proses pembentuka» pcrilaku masyarakat dalam mcngembangkan

hutan rakyat di

Desa Girisckar dupat dilihat pada Gambar 4.1.

_____ KOJ\l)ISI UN<.iKUNGAJ\

.. I

KONl)ISI KEl,UAROA

Kcbijakan. Mo1iva•i PROSES Br!.l,AJAR

den Buday•

•

SllAPINO

MODELLING

PERILAKU KHl.lA<..iA

•

DALAM PEJ\GEMBANGAN

HUTAN RAKYAT S"1t1l'l!1.. Sinll'.J'itAnt:lisi.t,](i09

GAMBAR4.1 PROSES PtMBENTUKAN PIULAKU

MASYARAKAT

J

88

~

E-

e.• ....!" ·i:

fl:

•

J

•

j

e

...•

1..

89

..

·~• ;I

l

~-.... ..

.g

•

j5 -1

I .!

::,. ·11 :.:

90

4.2. Aoalisis Proses Pembeotukan Komunitas Bcrkelanjutan Pada tahap analisis in] akan diuraikan proses pembentukan kornunitas berkelanjutan dalarn

mengcmbangkan hutan

rakyat di

Desa Girisekar.

Pernbentukan komunitas berkelanjutan dimulai dari adanya proses bclajar di dalam masyarakat, adanya pcnyebaran aktivitas pengelolaan menjadi aktivitas bersama dengan upaya penularan dan replikasi serta adanya kemandirian masyarakat dalam

mcngelola

hutan

rakyat

dimana

masyarakat mampu

rnengu langi kernbaf aktivitasnya terse but.

4.2.l Replikasi Peagclolaan llutan Rakyat Upaya replikasi pengelolaan hutan rakyat yang terjadi di Desa girisekar diakibatkan adanya beruuk kepeloporan yang dilakukan olch scbagian rnasyarakat dalam melakukan kcgiatan pengelolaan hutan rakyat. Upaya replikasi yang dilakukan oleh rnasyarakat Dcsa Girisekar tidak dilakuka.n secara khusus namun terjadi dengan sendirinya. Hal tersebut dikarenakan lahan pertanian yang digunakan

unruk pengelolaa

hutan rakyat berada ditengah-tengah

akrivitas

rnasyarakat sehari-hari sehingga terjadi interaksi antara rnasyarakat dengan hutan rakyar yang telah dikembangkan oleh suatu keluarga,

Lahan yang digunakan untuk pengembangan hutan rakyat dapat berada dimanapun menyebabkan mcmudahkan terjadinya interaksi antara hutan rakya: dengan masyarakat, Masyarakat yang belum melakukan pengelolaan hutan rakyat 'dapat rnclihat apa yang dilakukan olch masyarnkat yang mclakukan pengclelaan

hutan

rakyat,

Pada

tahun

1960-an

kepeloporan

seorang

Sinder

yang

memberanikan diri menanam tanarnan Jati di lahan miliknya mampu mendorong keberanian sebagian kecil masyarakat untuk mengikuti aktivitas Sinder tersebut. Masyarakat yang rnengikuti aktivitas Sinder terscbut diawali dengan adanya interaksi masyarakat dcngan hutan rakyat dengan melihai aktivitas Sinder tcrsebut

yang pada akhirnya diierapkan oleh sebagian kecit masyarakat pada lahan miliknya sendiri. Seperti halnya tanun 1960-an, pada tahun 1978 kepeloporan 7 orang yang mengembangkan huran rakyat marnpu mendomng masyarakar Desa Girisekar

91

untuk mengcmbangkan hutan rakyat di Iahan perraniannya masing-masing. Hal tersebut diawali dengan adanya imcraksi hutan rakyar dengan masyarakat. Letak hutan rakyai yang berada di sekitar pcmukiman masyarakat menycbabkan rnasyarakat dengan mudah melihat hasil yang diperoleh dari ketujuh orang dalam mengelolab hutan rakyat. Hasil yang diperuleh oleh ketujuh orang tersebut pada

.akhirnya mendorong masyarakai lainnya untuk mengembangkan hutan rakyat di lahan pertaniannya rnasing-masing. Yang menolak sudah melaksanakan program. Pengetanuan tersebut karena comoh-comoh dan masukan dari Arupa dan pemerintah, ytrng sudah tau memberi tau yang he/um tau sehingga sekarang oda kebersamaan sehingga 90% masyarokat sudah memahami, (UP, UR&BLJM W02-l !). Upaya replikasi yang dilakukan oloh masyarakar baik pada tahun 1960an maupun tahun 197& didasari kcpentingan ekonomi. Pada tahun 1960-an kcpentingan ekonorni ditunjukan dari jenis tanaman yaitu tanaman Jati yang memiliki nilai kornersial. Pada tahun 1978 kepentingan ckonomi merupakan motivasi masyarakat dalam mcngembangkan hutan rakyat. Masyarakai yang mcngikuri aktivitas ketujuh orang pelopor pengembangan hutan rakyat setelah melihat hasil ekonorni yang diperolch oleh ketujuh orang tersebut, Hal terscbut mcnunjukan bahwa replikasi yang dilakukan olch rnasyarakar seiclah melihat adanya manfaat yang diperoleh oleh kepeloporanketujuh orang tersebut. Upaya replikasi yang dilakukan olch masyarakat disebabkan proses panjang dalarn mengcmbangkan hutan rakyar. Dalam proses panjang tersebut terdapar biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam rncngembangkan hutan rakyat bsik biaya bcrupa uang, tenaga maupun wakru. Dengan melihat proses pcngelolaan hutan rakyar mulai dari penanarnan sampai rnenghasilkan manfaat, rnasyarakat dapat mempcrtirnbangkan keunrungan dan kerugian

yang akan

diperolch. Dengan demikian upaya replikasi yang dilakukan oleh rnasyarakai dapat mengurongi kcrugian atas keputusan yang diambil dalam pengelolaan hutan rakyai. Upaya rcplikasi tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga melainkan dilakukan

olch keluarga-keluarga lainnya

secara komunal. Masing-masing

92

keluarga di Desa Girisekar mercplikasi apa yang telah dilakukan oleh suatu keluarga schingga pcngembangan hutan ral')at menjadi aktivitas bersama kcluarga-keluarga di Desa Girisekar. Adanya kebersamaan aktivitas pada akhimya membentuk suaru komunitas pengembangan hutan rakyat di Desa Girisekar,

4.2.2 Peaularan Pengetotaan Rutan Rllkyar Upaya penularan )ling dilakukan keluarga di Desa Girisekar adalah upaya penularan olch satu kcluarga ke keluarga lainnya

serta

dilakukan dalam

lingkup keluarga yairu sesama anggota kcluarga. Sebelum adanya Paguyuban Sckar Pijcr upaya penularan yang dilakukan saru keluarga kc keluarga lain ridak dilakukan

secara khusus dalam artian tidak dibuat suatu media yang khusus

mcmbicarakan pcngclolaan hutan rakyar. Media yang digunakan rnemanfaarkan pcnemuan-p.:rtcmuan warga masyarakat serta media silaturahmi aruar keluarga. Upaya penularan rerjadi akibat adanya interaksi sosial pada masyarakat Oesa Girisekar, Keluarga yang membutuhkan pemahaman atau pengeruhuan tentang suaru kegiatan terkait pengelotaan hutan rakyat berkunjung ke keluarga yang terlcbih dahulu memahami arau mcngetahui suatu kegiatan yang akan didiskusikan. Lokasi diskusi tidak terbatas pada kcdiaman suatu keluarga namun diskusi juga dapat berlangsung di lahan pertanian

pada saai masyamkat

rncngclolah huian rakyat. di tcmpai ibadah pads saat ada kegiatan ibadah, pndo saat ada perkurnpulan atau pertemuan RT/RW serta tempat-ternpai

lain yang

mcmungkinkan tcrjadinya interak:.i soslal. Upaya penularan

yang dilakukan

baik media

pertemuan maupun

silaturahmi terjadi antara satu kcpala keluarga dengan kc.pala kcluarga lainnya. Informasi yang ditularkan sebatas teknis pengelolaan hutan rakyat belum pada ide-ide baru terhadap pengembangan hutan rakyat, Penularan informasi bersifat

individual yaitu hanya terjadi pada satu keluarga kc keluarga lainnya belum bersifat komunal.

Hal ini menycbabkan

upaya penularan infonnasi yang

dilakukan masyarakat tidak efektif terhadap peningkatan kernampuan keluarga di dcsa (oirisekar dalarn melakukan pcngembangan hutan rakyai. Kccidak cfcktifan

upaya penularan yang dilakukan oleh warga masyarakar disebabkan ada nilai

93

sosial yang berkembang didalam masyarakat. Terdapat kcengganan masyaraka; yang memiliki informasi atau pengetahuan untuk mengambil inisiarif dalam menularkan ioforma.siaiau pengetahuannya ke warga masyarakat lain karena takut dicap ··sok tau". Pertukaran informasi secara fusu.t tidak ado namun jika ada yang ingin tau ma/ca di datang he/ajar mendekaityang aian dimirua informasinya. Kolo yang tau tiba-tiba nga>ilr tau ndak dikira kemimer. (HM, UP WOl-19).

Setelah Paguyuban Sekar Pijer terbentuk pada tahun 2005 baru terdapat media yang secara khusus membicarakat pengembangan hutan rakyat, Bcrdirinya paguyuban mendorong pemangku kcpentingan lainnya untuk melakukan perannya yang bcrupa

penularan

informasi

maupun pengetahuan. lnformasi

atau

pengetahuan yang ditularkan sudah mulai berkembang tidak hanya informasi

teknis pengelolaan hutan rakyat nanurn juga tekait dengan kelernbagaan hutan rakyat, usaha-usaha perekonomian masyarakat serta manajemen hutan rakyat lcstari. Media penularan yang digunakan pemangku kepcntingan melalui adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Upaya penularan melalui media sosialisasi merupakan penularan infonna.si yang tekait dcngan pengelolaan hutan rakyat seperti teknis pengelolaan. kelembagaan itu sendiri scrta mcnajcmen hutan rakya1

lesrari.

Upaya

penularan

melalui media pelatihan

merupakan penutaran

pcngctahuan untuk mengembangkan pengelolaan hutan rakyar dan usaha-usaha ckonomi masyarakai Desa Girisekar. Usaha ekonomi

masyarakat yang

dikembangkan merupakan u.saha ekonomi yang pada dasamya telah dilakukan

oleh rnasyarakat namun masih dilakukan secara individual. Upaya penularan pada lingkup keluarga dilakukan oleh antar anggota

kcluarga. Upaya penularan pada lingkup keluarga dilakukan oleb kepala keluarga ke anggota keluarga lainnya. Kepala keluarga dalam hal ini memiliki peranan yang penting terhadap upaya penularan ke anggoca keluarga. Ila! tersebut tcrt.ait pcngambilan keputusan dalam pcngclolaan hutan r.1kya1 diarnbil oleh kcpala

keluarga meskipun pada saat pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan rakyat dapat dilakukan olch semua anggota keluarga yang dewasa (tclah mencapai usia kcria).

94

l'engambilan keputusan olch kepala keluarga discbabkan oleh tujuan utama dalam pengclolaan hutan rakyat adalah memenuhi kebutuhan keluarga sehingga keputusan-keputusan terkait ekonomi keluarga ditentukan oleh kepala keluarga. Media yang digunakan dalam penularan oleh kepala keluarga adalah pada saar pengelolaan hU1811 rakyar, Partisipasi semua anggota keluarga dalam melakukan pcngelolaan hutan rakyat menunjukkan bahwa proses penularan pada lingkup keluarga tcrjadi pada saat suaru kegiatan sedang dilakukan. Upaya penularan pada lingkup keluarga dapat dikatakan sebagai upaya bekerja sarnbil bclajar yang dilakukan olch anggOla kcluarga. Upaya penularan pada lingkup kcluarga mcnjadi hal yang penting karena unit pengclolann hutan rakyat bcrada di kefuarga sehinsga penerus dalam melakukan pcngclolaan hutan rakyat.

Pengomhilan kcputusan du/am Ad11argo adaloh KK mayorttas, tetop! tidak mem1tup kemungkinan onf(gOta keluorj!o pun bisa menentulcan. Yang terlibo:

selund: keluarg« asalkan .tudah usia lc<·lja. (UP WO1-8). Saya herumur ./5 tahun; 111nur 18 tahun sudah 11111/ai meuunam. Karena d11/11 ikur orang Ilia jadi mau tidolc 111a11 lwrja ttu me11g1k11ti orang 1110 di lahan (lmng 11111 (UP WOl-/lJ. Upuya penularan tersebut tidak sebatas informasi atau pengetahuan tcrkait tcknis pcngclolaan hutan rakyat mclainkanjuga ditularkan kepedullan akan kehidupan gcncrasi mendatang, lnforma.~i. pengetahuan sena kepedulian dalam pcngclolaan hutan rakyat yang dipcrolch anggota keluarga mcrupakan modal untuk rnclanjutkan pengelolaan hutan rnkyat sehingga terberuuk keberlanjutan pcngelolaan hutan rakyat.

4.2.3. Proses Belajar Keluarga Dalam Pngelolaan Hulan RakyRt Seperti yang telah diuraikan, proses panjang pengembangan hutan rakyai di Desa Girisekar rnulai dari asal hijau sampai hijau mandiri tidak telepas dari adanya proses belajar yang dilakukan masyarakar, Kcberhasilan pcngefolaan hutan rakyat itu sendiri tergantung dari kemampuan keluarga datam mengclola

hutan rakyat. Keluarga rnerupakan unit pengelolaan hutan rskyet di Desa Girisekar,

Pengambilan kcputusan

terhadap tahap pengelolaan

mulai dari

95

perencanaan sampai pemasaran dilakukan dalam lingkup keloarga iru sendiri. Kemampuan keluarga dalam melakukan tahap pengelolaan hutan rakyat tidak tcrjadi begitu saja ada proses belajar sebagai akibat adanya intcraksi keluarga dengan lingkungannya. Proses belajar shaping yang dilakukan oleh masyarakat Desa Girisekar rnerupakan proses belajar yang dilakukan dengan cara coba-coba terhadap suatu aktivitas, Hasil dari proses belajar memberikan pengalaman terhadap pelaku proses belajar tersebut, Jika pengalaman tersebut dapat memberikan manfaat yang positif maka aktivitas tersebut dilakukan kembali narnun jika memberikan hasil negatif maka aktivitas tersebut tidak dilakukan lagi. Bcrdasarkan hasil wawancara beberapa hal tcrkait proses bclajar .fhaping yang dilakukan masyarakat sebagai berikut: terdapai

l. Pada tahun 1960-an seorang Simler memberanikan diri menanam tanaman Jati di lahan miliknya pada siruasi adanya larangan menanam tanaman komersial di lahan milik. Kondisi rerseour menunjukan

bahwa Sinder mencoba

rnelakukan pelanggaran aturan dengan menanam tanaman Jori dcngan harapan dapat memperoleh manfaat dari tanaman Jari tersebut. 2. Pada tahun 1978 adanya ketujuh orang yang tetap mempertahankan lahan

pertaniannya ditanarni tanaman Akasia dan Jati pada siruasi berkcmbangnya isu keberhasilan program akan memindahkan masyarakat ketcmpat lain. Kondisi

tersebut mcnunjukan bahwa kerujuh orang tersebut mencoba

memanfaatkan lahan mereka dengan program penghijauan dan reboisasi, 3. Proses belajar dcngan shaping juga dapat dilihat dari waktu tanarn tanarnan Jati. Masyarakat

meyakini bahwa wakru yang paling tepat untuk

menanam

pada musim hujan tepatnya setelah hujan pertama. Masyarakar beralasan jika tanarnan ditanam setclah hujan pertama kondisi tanah yang masih hangar dapat rnerangsang

penumbuhan akar untuk lebih cepat berkembang.

Bapak Sudad

Pengetahuan

tentang waktu tanam yang tepat untuk tanaman Jati diperolch

dari pengalaman selama melakukan pengclolaan hutan rakyat, Waku: menanam pada musim hujan terutama pada hujanpertama karena tanah yang tersiram hujo» pertama

tanahnya masih hangat dapat

96

merangsang' akar tunaman berkemhang batk, berdasarkan pengalaman masyarakat secara alami, (Bl.JSWOl-17). 4. Mcskipun telah dilakukan sosialisasi tentang jarak tanam tanaman Jati yang optimal yaitu 3 x 5 meter, namun masyarakat tidak menerapkan jarak tanam rcrsehur. Masyarakat meyakini bahwa jarak tanam yang sesuai dengan kodisi Desa Girisckar yang kering dcngan musim kemarau yang panjang adalah 3 x 3 meter atau jarak tanam lainnya yang lebih rapat dari 3 x 5 meter. Hal tersebut didasari pcngalaman masyarakat bahwa j ika tannman ditanarn dengan jarak tanarn

J x 5 meter

rnaka jika rnuslm

kcmarau yang panjang

akan

menyehubakan tanaman yang mati lebih banyak kalaupun tanarnan tersebut rnampu bcrrahan hidup akan mcmberlkan kualira, barang yang jclck. Jarak

tanam yang rapatjuga memberlkan hasil tanaman yang lurus dan ccpat tinggi. Jarak tanom .wfil dtktkukan karena pernah ada yang 111e1tc1Jha pada saat

musim kemaratt mati. Poda tanam tidak teratur lebih rapat kay» lebih lurus, jika kayu sudah kokoh dijarang. Jarak tanam lebar dlsamplng kemarau htdup' kay» akan h<mgkok digoym1p_ oleh angln: Pengetahuan terse/Jut diperoleh dart

pengaloman masyaraka« (ljlJS WO 1-15). 5. Proses belajar dengan .thapi11g Juga tcrlihat dari kcgiatan pcnanaman dan pcmcliharaan yang dilakukan olch masyarekar,

Pada kcgiuum penanaman

masyarakai meyakini bahwa tanamun yang berasal dari tunas hatang yang tclah cJitcbnng mcnghasilkan pohon yang rums dan ccpat besnr, Bcgitu juga

dcngan

kegiatan

pcmelihama«

dimana

masyarakat

meyakinl

dengan

melakukan pcmungkasan cabang dau penjarangan maka pohon tersebut akan lcbih cepat besar, Pengetahuan akan hal tersehut diperoleh bcrdasarkan

pengalaman masya rakai. Tebang I dapat menanam I 0 batang lag) bukan dari persemaian, hohis ditebang tunasnya pasti ada 2-3. Ternyata hast! ditanam sejak kecil lebih

hagm setelah diti:ba11g kuyn lurus cepat besar. (ME & Bl~IS W(Jl.J), Proses belaiar dengan 111odefli11Jl juga terlihar pada pengembangan hutan rakyat yang dilakukan oleh kcfuarga di Desa Girisekar. Proses belejar dengan modeling mcrupakan proses bclajar dcngan mclihat suatu aktivitas yang sedang

98

Adapun proses pcmbcntukan komunitas pengembangan hutan rakyat dapat dlllha; pada Gambar 4.2. Garnbar 4.2 mcnunjukan proses pembenrukan komuniras pengembangan hutan rakyat yang dimulai dari proses pembentukan perilaku keluarga dalam mengembangkan hutan rakyat, Perilaku keluarga dalarn mengernbangkan hutan rakyat dimulai dari adanya interaksi keluarga dengan lingkungan sekitamya. lnteraksi rersebut rnenirnbulkan proses belajar dalam kcluarga dimana kcluarga bcrusaha rnemadukan tujuannya dcngan kondisi

lingkungan. Proses belajar

tcrsebut didorong ndanya stimulan yang dapat bcrupa kcbijakan, motivasi atau kcbiasaan dari kcluarga tcrsebut. Proses belajar ini dapat dilakukan dalam bentuk .1·1tap/11g maupun dcngan modelling. Proses bclajar

kcluarga dalam

dengan

pcngembangan

disebarkan kc keluarga

.vlu1pi11g mcnimbulkan

huran rakyai,

kcpcloporan

Kcpcloporan

peritaku

pcrilaku

tersebut

lain arau disebarkan ke sesame anggota keluarga.

Penyebaran perilaku tcrsebut dapat dilakukan de11gun upaya penularan dan upaya replikas]. lJpaya replikas] perilaku ke kcluargn lain dapat terjadi jika keluarga iersebur melakukan

imeraksi dengan hutan rukyat. lntcraksi tersebut dapat

men imbu I kan proses be lajar dcngan model/ing. Proses penyebaran juga dapat dilakukan mclalul upaya pcnularan. Upaya penularan tcrsebin tcrjadi antar anggota kcluarga sedangkan upaya penularan antar kcluarga tidak clektif karcna ada nilal sosla! yang bcrkcrnbang di masyarakat. Pcnularan antar anggota kchrarga mcnjadi hal yang penting untuk dilakukan karcna unit pcngelola hutan rakyat terletak di kcluarga. Namun baik penularun antar keluarga maupun antar anggota keluarga dapat terjadi jika ada interaksi sosial baik antar keluarga maupun antar anggota keluarga, Penyebaran prilaku

baik

mclolui

upaya

replikasi

maupun

upaya

penularan

pada

akhimya

menimbulkan aktivltas bersama keluarga-keluarga di Desa Oirisekar. Aktivites bersama tersebut kemudian mcmbentuk komunitas pcngembangan hutan rakyat,

99

I-

-c

>~

:.0

~

.a

·~

;: '€ ~

:z:

?0

7. "'1

0

;;;

"

i.lJ I-

"

I

s::::

~

" :5

v:

",2

z;

~ ~

;;:;

100

Agar dapat kembali melakukan aktivitas tersebut maka diperlukan adanya manfaat yang dirasakan oleh kcluarga tersebut. Manfaat yang diperoleh akan mempengaruhi kondisi lingkungan maupun kondisi keluarga yang akan berinteraksi lagi. Manfaat ekonomi merupakan manfaat utarna yang mampu mendorong komunitas tersebut melakukan kcmbali aktivitas pcngelolaan hutan rakyat. Bibit owalnya baniuan pupuk juga. Pupulc kompos yang bukan dari pabrik organik. Kalo sekarang bibitnya masyarokat dari a/am tanaman yang sudah berbuah berbiji tumbuh sendiri don dipindah. Nomi musim rendeng banyak )'·ang

tumhuh. (Tf8 WOl-1.JJ. Tahun 2003 luas hutan rakya: 11. ()()0 Ha tahun 2005 luasnya 18. 000 Ha baik swadaya maupun ban111a11 yang swodaya 60 % kemudian yang bantuan sisonya. Palingyang dibantu sekuar JOO ha per tahun kalau swodaya ma/ah luas bisa 500 ha pertahun. {UP&UR W04-JJJ.

Jika tidak ada pembaruan informasi maupun pengetahuan maka rnasyarakat akan mereplikasi aktivitasnya yang telah di lakukannya dengan adanya

proses belajar modelling. 'lamun jika terdapat pembaruan infonnasi dan pcngetahuan yang dibawah pihak eksternal

maka masyarakai mencoba

menerapkan informasi atau pcngetahuan tersebut dengan adanya proses belajar shaping. Hasil dari proses belajar shaping tersebul membentuk pengalaman baru

bagi masyarakat Jika informasi atau pengetahuan tersebut membcrikan manfaat bagi masyarakar maka pcngalaman iersebui akan disebarxan melalui upaya penularan dan replikasi sena pengalaman tersebut akan diinstitusionalkan menjadi suatu kebiasaan oleh masyarakat. Komunitas berkelanjutan terletak pada

kemandirian keluarga-keluargs. dalam mclakukan aktivitas pcngelolaan hutan rakyat serta kesinambungan kduargii-keluarga tersebut dalam aktivitas itu kembah.

mengulangi

101

4.3. Ana.lisis Persn Pemangku Kepenti1.ga1 Dalam Pe1gcmbaogan Hutan Rakyat Pada tahap analisis ini akan diuraikan beberapa pemangku kepcntingan yang berperan terbadap pengembangan hutan rak-yat di Desa Girisekar, Selain iru juga diuraikan peran apa yang dilalrukan masing-masing pcmangku kepenringan serta perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terkait pengembangan hutan rakyat,

4.J. I. Peran Fasilitatif Kcbcrhasilan pcngcmbangan hutan rakyat di Dcsa Glrlsekar mendorong pemangku kcpentingan untu], melakukan perannya mclalui

kcgiatan-kegiatan

rcrkait dcngan pcngcmbangan hutan mkyat. Scperri )'ang tclah diuraikan bahwa

titik tolak pcngemhangan hutan rakyat di Dess Girisckar tcrjadi pada saat Departemen

Kchutanan memberikan bantuan bibit tanaman Akasia kepada

masyarakat.

Bersamaan

dengan

itu

Rupati

Kabupaten

Gunung

Kidul

mencanangkan program rehabilitasi dan rcboisasi sckaligus rnencabut larangan mensnam tanarnan komcrsial di lahan milik masyarakat. Peran yang dilakukan oleh pemcrintah saa: itu rnerupakan peran fasilitatif dengan membcri dukungan 1crhadap tcnvujudnya pembani;unan hutan rakyat di Dcsa Girisckar. Peran fasilitatif tersebut dilatar bclokangi olch kondisi masyarakar yang miskin sene kondisi lingkungan yang gersang dan tandus, Disisi lain masyarakat tidak mampu melakukan perubahan yang discbabkan adanya kcbijakan yang melarang masyarnkat menanam tanaman keras komcrsial di lahan milik. Hal tersebut mendorong pemcrintah untuk memberi dukungannya agar terjadi perubahan kondisi lingkungan dan kondisi masyarakat Desa Girisckar. Peran fasilitatif yang dilakukan pemerintah pada saat itu hampir mengalami kegagalan karena tldak diikuti adanya peran edukasi dari pemerintah, Tidak adanya peran edukasi menycbabkan pcrsepsi yang berkembang di masyarakat berbeda-beda dcngan maksud dan tujuan dari program tersebut. Masyarakat rnelihat program tersebur dengan rasa pesimts mampu mcningkatkan pendapatan

masyarakat, justru

masyarakai merasa optimis

mereka akan

102

c.Jipindahkan

ketempat

lain

yang

masih

memungkinkan

rnasyarakat

mengcmbangkan usaha pertanian mclalui program trasmigrasi. Namun

dcmikian

peran

fasilitatif tersebut mampu

rnenstimulasi

mesyarakat untuk bclajar memahami proses pengelotaan hutan rakyat mulai dari menanam sampai dapat memberikan

manfaar bagi pengclolah hutan rakyat.

Masyarakat dapar melihat dari pengelolann hutan rakyat yang dilakukan oleh

ketujuh orang yang mempcrtahankan lahannya ditanarnai lanaman Akasia dan Jati. Proses belajar tcrscbut mampu mendorong masyarakat melakukan pcmbaruan aktivltas dcngan harnpan terjadi perubahan kondisi ckonomi masyarakat. Seiring berjalannya waktu harapan masyarakat mcnjadi kenyataan dimana masyarakat mcmpcrolch manfaat ckonomi. lingkungan dan sosial dari pengclolaan hutan rakyat. Keberhasilan pcngcmbangan hutan rakyat di Dcsa Girisckar mcndorong pemcrintah untuk memfosilitasi hutan rakyat di Desa Girisekar agar memperoleh scrtiflkai

lestari. Senifikasi hula/I rakyat tersebut memberikan konsckucnsi

tcrberuuxnya suatu kelembagaan hu1an rakyat di Desa Girisekar yang berbemuk paguyuban bernama Sckar Pijcr. I lat ini menunjukan bahwa Paguyuban Sekar

l'ijer dibentuk bukan umuk mcmcnuhi kcbutuhan masyarakat akan perlunyo suatu kelcmbagaan dalam pengclolaan hutan rakyat namun karena adanya synrat untuk

memperoleh sertifika; hutan rakyot lcstari. Dalam membentuk paguyuban masyarakat

Desa Girisekar bclum dipcrsiapkan untuk mengclolah scbuah

organisasi. Kondisi rersebut mcnycbabkan pada tahnp implementas], paguyubnn kurang berperan nyata dalam teknis pengclotaan hutan rakyat, Paguyuban lebih berperan terhadap kelembagaannya seperti membuat aruran yang disepakati bcrsama rnasyarakat, sebagai penghubung antara masyarakat dengan instirus] lainnya serta sebagai wadah tempat berkumpulnya masyarakat terkait pcngelolaan hutan rakyat, Pernn yang dilakukan olch paguyuban lcbih bersifat peran fasilitatif bclum mengarah kc peran cdukasi. Dalam hal ini. masyarakai tcrkesan dipaksa untuk menyesuaikan dengan kondisi paguyuban serta aturan-aturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh paguyuban, bukan paguyuban yang menycsuaikan

103

dengan kondisi masyarakat. Disisi lain sebelum adanya paguyuban masyarakat tclah mcngembangkan hutan rakyat dengan cara-cara rncrcka yang discsuaikan dengan pengalarnan dan kondisi masyarakar tersebui. Hal ini mcnyebabkan aruran yang telah disepakari oleh masyarakar justru tidak dapat dilaksanakan oleh rnasyarakat itu sendiri, seperti aturan umur minimal tanarnan yang boleh ditebang adalah 15 tahun, namun pada kenyataannya rnasyarakat menebang rata-rata urnur I 0 tahun karena sistem tebang butuh yang direrapkan olch masyamkar. Namun dcmikian adanya pagu)'uban tersebut mcmbcrikan manfaat sosial yang dlrasakan oleh mesyarakat yaitu scrnnkin scringnya intcraksi sosial dari adanya pcrtcmuan-

pcrtemuan rnasyarakat yang diadakan olch paguyuhan.

4.3.2. Peran Eduluisi l\danya scrtifikasi hutan rakyat lcstari sclain mcrnbcrikan konsckucnsi tcrbcntuknya

terhadap

kclembagaan

juga

membcrikan

konsekuensi

peningkatan kapasitas masyarakai. Peran edukasi yang dilakukan

dalarn

pernangku

kepentlngan lebih bcrkembang kearah manajemen hutan rakyat lcstar], rebabilitas! tanahnya den peningkatan ussha ekonoml masyaraknt, Pcrnangku kepentingan ynng menjalanknn peranannya tcrkait mnnujemen butan rakyac lestari adalah I.SM Arupa, Dlshutbun dan Koperasi Wana Manunggal. Peran terscbut merupakan pcrnbcrdayaan

masyarakar

melalui

program sosialisas!

tentang jatah tebang

berdasarkan umur rata-rata pohon dau jumlah pohon yang dimiliki, pcnyusunan adruinlstrasi

lcgalhas

kayu. jarok tanam dan pelatihan

tcntang pcmetaan

partisipatlf. Peran edukasi manajemen hutan rakyat lcstar] rnerupakan pembaruan terhadap pengelolaan

hutan rakyat yang tclah dilakukan

oteh masyarakat.

Masyarakat diberi pcrnahaman baru rnengenal pengelolaan hutan modem seperti

adanya pcrencanaan, administrasi kayu, jarak tanam dan kepastian lokasi hutan rakyal. Namun demikian pcmahaman baru tersebui tidak serta merta dapat langsung diterapkan masy:uakot. Tcrdapat proses penyesuaian antara pengetahuan baru tcrscbut dengan pcngetahuan atau kebiasaan yang berkembang di dalam masyarakat seperti pengctahuan tentangjatah tebang dan jarak tanam.

104

Hasil dari sosialisasi

terutama tcntang jatah rehang belum dapar

dilaksanakan olch rnasyarakat rnengingat kcbiasaan masyarakat menebang pohon dengan sistcm tebang butuh. Masyarakat sendiri tidak dapat memastikan seberapa besar kebutuhan mereka kedepan yang mengharuskan masyarakar mcnebang pohon. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan masyarakat bersifat kondisional seperti keburuhan masyarekat alum air bersih, kebonrhan masyarakai akan hajatan dan kebutuhan masyarakat,

akan anak sekolah. Meskipun

kcgiatan

pcnyuluhan rersebut

belum dapat dilaksanakan

mcmberikan pengetahuan bagi

masyarakat tcnrang manajcmen hutan rakyat lestari. Masyarakar dlrangsang untuk mulai mcmikirkan kcberlanjutan hutan rakyatnya melalui kegiatan pcngaruran hasil yang masyarakat.

mcmpcrtimbangkan

potcnsi

hutan

rakyai

dengan

kcburuhan

Hal tersebui juga tctindi pada hasil sosialisasi jarak tanam, dimana jarak ranam yang disosialisasikan dilapangan

oteh

adalah 3 x 5 meter. Namun ketika direrapkan

masyarakar justru

memberikan

hasil yang

ridak

bagus,

Masyarakat meyakini dengan jarak tanam tersebut dapat menyebabkan bibit yang ditanarn mcngalami kematian atau kalau hidup membcrikan kualitas pohon yang kurang balk, 1131 tcrsebut mcmbcrikan pengalaman tcrsendiri bagi masyarakat sehingga pada nkhimya m35yarakat menanam tanaman kerasnya dcngan jarak yang lebih rapar, Mcskipun jarak tanam )ang disosialisasikan tidak dapat dilukukan olch masyarakat, namun adanya sosialisasi

rersebut justru mampu

mcndorong masyarakm untuk belajar mcmpcrolch jarak tanam yang tepat dcngan kondisi lingkungen di Desa Girisekar. Peran

yang teritait

rehabilitasi

tanah dilakukan

oleh

Dishutbun

bcrkcrjasama dengan BPPKP. Peran tersebut dilakukan dengan rnemberikan pelatihan pengolahan lahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pada dasamya materi yang discsialisasikan

terscbut telah dilakukan oleh masyarakat

scbclumnya sehingga peran yang dilakukan mcrupakan pcnguatan alas kcgiatan yang telah dilakukan olch masyarakat. Pada pelatihan ini masyarakat diberi pcnjelasan ilmiah mengenai proses-proses

pembentukan tanah serta proses

terjadinya pelapukan yang dapat rnenyebabkan kcsuburan tanah, Pelatihan ini

105

mampu menumbuhkan keyakinan pada masyarakat tcrhedap aktivitas rehabilitasi lahan yang telah mereka lakukan. Peran terhadap peningkatan usaha ekonomi masyarakat dilakukan oleh BPPKP. Peran ini merupakan peran edukasi berupa pemberdayaan masyarakat dcngan

rnelakukan

Peningkatan

pelarihan

usaha

ekonomi

peningkatan

usaha

rersebut dimaksudkan

ekonomi

rnasyarakat,

untuk

mengalihkan

ketergantungan masyarakar akan manfaat ekonomi dari hutan rakyar kc manfaat lingkungan dcngan semakin subumya lahan pe!'Wlian yang pada akhimya dapat rneningkatkan hasi I penanian masyarakat. Adan ya kegiatan pengolnhan hasi I

pertanian diharapkan dapat menin,gkatkan pendapatan masyarakat dari hasll pcrtanian yang tclah dilakukan oleh masyarakat sehingga mendorong masyarakat agar menjaga hutan rakyamya sehingga kelestarian hutan rakyar dapat terjarnin. Namun pada kenyataannya pelatihan pcngolahan hasil pertanian belum mampu menggerakan seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan tersebut. Pengolahan hasil pertanian yang dilakukan olel1 masyarakat lebih banyak dikonsumsi sendiri dari pada dijual ke pasar. Hal tersebut disebabkan masyarakar belum memiliki akses pasar tethadap pmduk pengolahan hasil pertaniannya, schingga belum mampu mcmberikan manfaai ekonomi sccara signifikan dari sisi peningkatan pendapatan masyarakai. Minimnya manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat
Pada dasarnya kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi makanan telah dilakukan oleh beberapa masyarakat Desa Girisekar secara individual. Ketidakefektifitasan

upaya penularan

antar keluarga

yang dilakukan

oleh

rnasyarakar Desa Girisekar menycbabkan kegiatan rersebin tidak dapat menyebar ke masyarakai lainnya.

Pelatihan pengolahan hasil pertanian yang dilakukan

BPPKP merupakan bentuk lain dari upaya penycbaran aktivitas yang telah dilakukan

olch beberapa masyarakai ke masyarakar lainnya sehingga pelarihan

rersebut dapat dikatakan

sebagai upaya untuk mcnjembatani lerjadinya upaya pcnuJaran didalam masyarakat.

106

Hal terpcnting dari reran pemangku kcpentingan tcrsebut adalah bagaimana peran tersebut mampu menstimulan masyarakat agar masyarakat

rnampu mclakukan perubahan maupun pembaruan didalam masyarakar itu sendiri, Agar hal tersebut dapal terwujud maka diperlukan adanya sinergi peran cdukasi dan peran fasilitatif yang dibutuhkan oleh masyarakar, Oleh karena itu peran LSM Arupa sebngai pcndarnping masyarakar menjadi penting sebagai pcnyerap aspirasi maupun sebagai pcngidentifikasi Selain mcnsincrgikan

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,

peran yang tidak kalah pcntingnya adalah mcnsincrgikan

bcrbagai macam institusi yang bcrpcran sehingga tidak tcrjadi tumpang tindih kcpcntingan. Tcrkait hat tersebut Pokja HRL mcrniliki mcnsincrgiknn

institusi-institusi

peran penting untuk

rersebut, Elcmcn Pokja HRL yang terdln darl

aparar pcmcrintah, nkademisi, NGO dan masyarakat mcnujukan bahwa Pkja HRL rungsi sebaga'

mcmiliki mclakukan

wadah koordinasi

perannya.Peran masing-masing

pemangku

kepcnringan

dalarn

pemangku kcpcntingan dapat dilihm

pada Tabel IV.2.

4.4. Upaya PengcmbHngan Hutan Rakyat Berbasis Kom11nit11s Berkelanjut11n Berdasarkau husil analisis

yang diperoleh maka dapar disintesiskan

upaya-upaya yang dilakukan dalam mcwl(judkan pengembangen hutan rakyat berbasts komunitas bcrkclanjutan. Upoya tcrsebut juga sebaga] pcmbctsjaran yang diperoleh pada seat mclakukan analisis,

4.4.1. Sinll'Sl5 Anallsls HistoricalBacligro1111d Pengembangan Hulan Rakyat di l>c!lll Giriseloir

Berdasarkan hasil analisis dikctahui bahwa pengembangan hutan rukyat terjadi dalarn proses yang lama. Dalam rnelakukan pcngernbangan hutan rakyat terjadi perubahan pcrilaku masyarakut dalarn mengcmoangkan hutan rakyat. Perubahan perilaku tersebut dipengaruhi olch adanya upaya proses belajar yang dilakukan

olch

masyarakat, upaya stimulan melalui kebijakan

serta upaya

mcnumbuh kembangkan motivasi masyarakat dcngan meningkatkan kcpedulian masyarakat dalarn mcngcmbangkan hutan rakyat.

107

108

Awai mulanya perilaku ma~:rarakat dalam pengembangan hutan rakyat bukan didiorong oleh adanya infonnasi tetapi keinginan kuat dari masyarakat untuk mempcrbaiki kehidupan anak cucunya dikemudian hari. Kepedulian rerhadap kehidupan anak cucunya mendorong masyarakat untuk belajar mengatasi kondisi

lingkungan

terascring.

Adanya

dengan

larangan

mcngembangkan menanam

hutan rakyat dan

tanaman

komersial

rnembuat

menyebabkan

rnasyarakat dalam mengembangkan hutan rakyat ditujukan unruk mernperbaiki

kualitas lingkungan bclum ditujukan untuk mcmperolah manfaai ckonomi dari hutan rakyat. Setelah adanya kebijakan yang mencabut larangan penanaman tanaman

komersial serta dukungan pemerintah terhadap pengembangan hutan rakyat, tcrjadi perubahan motivasi masyarakat dalam pengcmbangan hutan rakyat, Kepedulian

masyarakat

terhadap generasi

penerusnya

tidak hanya dengan

mernperbaiki kualitas lingkungan namun juga dengan mempersiapkan tabungan unruk kebutuhan ekonorn i nya. Tabungan terse but berupa tanarnan Jati yang dapat dimanfaatkan penerusnya.

sewaktu-waktu

untuk

rnemenuhl

kebutuhan

hidup generasi

Kcpedulian masyarakat tcrhadap kondisi ckonomi generasi pencrusnya mcndorong masyarakat untuk belajar dengan modelling terhadap kepeloporan ketujuh warga rnasyarakat. Keinginan masyarakat untuk mernpcrbaiki kondisi ekonomi generasi penerusnya dipcngaruhi oleh adanya pengetahuan rnasyarakat dalam mcmperbaiki kualhas lingkungan yang diikuti adanya contoh manfaat ckonomi yang dapat diperoleh rnasyarakat dari pengembangan hutan rakyat. Morivasi ekonomi inilah yang pada akhirnya mendorong masyarakat Desa Girisekar memiliki perilaku pengernhangan hutan rakyat.

4.4.2. Sintesis Analisis Proses Pcmbentukan Komunitas Berkelanjutan Penycbaran pcrilaku pcngernbangan hutan rakyat dilakukan

dengan

adanya upaya replikasi clan upaya penularan. Penyebaran perilaku sehingga

membcntuk suatu komunitas dilakukan mclalui upaya replikasi. Upaya replikasi ini dapat terjadi karcna adanya interaksi suatu kcluarga dcngan hutan rakyar yang

109

telah dikembangkan oleh suatu keluarga lainnya, Lahan yang digunakan untuk pengcmbangan hutan rakyat dapat bcrada di sekitar masyarakat menyebabkan masing-masing keluarga dapat mengakses pengetahuan aiau informasi terhadap aktivitas keluarga yang telah mengembangkan hutan rakyar, Masyarakat mampu rnelihat Lehnik-tchnik pengelolaan hutan rakyar yang dapat memberikan manfaat

bagi pengelolah huran rakyal Manfaat inilah yang mampu mendorong masyarakat menerapkan aktivitas pcngembangan hutan rakyar yang telah mereka Iihar. Dibanding upaya penularan. upaya

rcplikasi

lebih efekrif dalam

rnenyebarkan suatu aktivitas dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Proses panjang dalarn pengelolaan hutan rakyat menyebahkan masyarakat merasa kurang anrusias untuk mclakukan pcngelolaan hutan rakyai, Tidak jarang proses panjang tersebut membutuhkan pengorbanan tenaga_ pikiran waktu dan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat, Pengorbanan tersebut harus memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakai. Hal

inilah yang rnenyebabkan upaya replikasi lebih efektif Masyarakat lebih anrusias melakukan pengelolaan hutan rakyat jika mampu melihat aktivitas yang dilakukan dan manfaat yang dapat diperoleh dari aktifitas tersebut. Upaya penularan yang dilakukan cleh masyarakat terjadi dalam lingkup keluarga. Tcrjadinya upaya penularan dalarn lingkup keluarga discbabkan adanya interaksi sosial dalam keluarga tersebut clan imcraksi dengan hutan rakyatnya, Upaya penularan dilakukan dengan mengajak anggota keluarga yang tclah mcmiliki usia kerja untnk ikut serta dalam rnelakukan pengclolaan hutan rakyat, Pada saat anggota keluarga ikur sen dalarn pengelolaan hutan rakyat tcrjadi proses

transfer pengetahuan atau informasi mclalui praktek-praktek pengelolaan hutan rakyat. Anggota keluarga diberi pemahaman yang disertai contoh dalam rnelakukan aktivitas yang pada akhirnya membcntuk pengalaman tcrsendiri dari

anggota kcluarga Selain menularkan pengcrahuan atau infonnasi tcntang aktivitas pcngelolaan huran rakyat, juga dilakukan penulara.n tentang nilai-nilai soslat tentang kepedulian terhadap kehidupan generasi penerusnya, Kepala keluarga

mcmberikan pemahaman bahwa aktivitas pengembangan hutan rakyat akan

110

mcmburuhkan proses panjang sarnpai dapat rnemberikan rnanfaat, Terkadang orang yang mcnanam tanaman Jati bclum tentu dapat menikmati manfaat dari hasil jerih payahnya namun akan dinikmati oleh generasi pcnerusnya. Jika upaya penularan tersebut dilakukan secara berulang-ulang pada rnasing-rnasing generasi rnaka tcrcipta suatu kebiasaan perilaku keluarga dalam pengcmbangan hutan rakyat. Kebiasaan tersebut dapat membenruk suatu rradisi perilaku kcluarga dalam pengembangan hutan rakyat yang pada akhimya meciptakan kebcrlanjutan pcrilaku pcngcmbangan hutan rakyat di dalam keluarga. Pcrnbernukan komunitas pengembangan hutan rakyat di Desa Girisekar tidak terlepas karcna adanya upaya proses belajar yang dilakukan olch kcluarga sclaku pcngclola hutan rakyar, Proses bclajar mcrupakan hasil intcraksi keluarga

baik dcngan lingkungannya.

dengan keluarga lain, dcngan sesama anggotn

kcluarga dan intcraksi dcngan hutan rakyat. Proses bclojar tersebut rnedorung terjadinya upaya penularan dan rcplikaoi. Baik upaya penularan dan replikasi yang dilakuka« uleh keluarga rersebut merupakan bentuk pernberdayaan sebagai proses dimana masing-masing keluarga mampu membcrda)&kan dirinye masing-masing. Pembcrdayaan sebagai proses inilah y11ng mampu mendorong kemandirian keluurga-keluarga

dalam melakukan kcmbali aktivitasnya sehingga membennrk

suaru komunitas bcrkelanjutan dalam pcngemoongan huton rakyar,

4.4.3 Siotesis Aoalisis Peran Pemaegku Kejl<'ol'ingan Dalam Penitcmbangan Hulan IUJo.-yar Terdapar 7 pcmangku pengernbangan

hutan

kcpentingan

yang terlibat langsung dalam

rakya1 di Desa Girisckar. Masing-masing pernangku

kepentingan memainkan

perannya masing-masing baik peran yang bersifat

fasilitatif maupun peran edukasi, Masing-masing peran yang Lelah dilak.ukan akan menimbulkan konsekuensi peran-peran lain yang harus dilakukan oleh pemangku kcpcntingan. Antara peran fasilitatif

dan pcran edukasi barus dilakukan secara

heriringan sehingga tercipta adanya upaya stirnulan di dalam masyarakat, Peran fasilitatif tanpa adanya peran edukasi hanya akan mcnciptakan simbol-simbol

111

keproyekan dari suatu institusi. Masyarakat cendcrung hanya dijadikan subyek dari suatu kegiatan schingga masyarakar tidak dapar memanfaatkan adanya peran fasilitatif tersebut untuk melakukan perubahan Lerhadap kondisi masyarakar, Begitu juga sebaliknya peran edukasi tanpa adanya peran fasilitatif hanya memberikan pemahaman masyarakat

dalam tataran

wacana, Keinginan

masyarakat dalam melakukan perubahan hanya sekedar keinginan jika tidak ada dukungan dari pemangku kepentingan baik berupa peran fasilitatif maupun peran cdukasi. Hal tcrsebut terlihar pada scbelum tahun 1960-an tcrdapat keinginan mcsyarakat untuk mcmperbaiki kondisi ekonomi masyarakar, Namun karena tidak adanya peran fasilitatif. justru terjadi pelarangan menanam tanaman komersial di lahan milik rncnyebabkan keinginan masyarakat tidak rcreallsasfkan, Begitu juga pada tahun 1978 dimana lcrdapat peran fasilitatif dari pemerintah berupa pemberian bibit tanaman Akasia dan Jati serta pencabutan larang.an menanam lanaman kornersial di lahan milik. Namun karena tidak diikuti peran edukasi menyebabkan tcrjadinya kesalah pahaman masyarakat sehingga tanaman yang telah ditanam dicabut lagi oleh sebagian besar masyarakat. Terdapat 3 bentuk peran yang dilakukan pemangku kepentingan dalam pengembangan hutan rakyat meliputi peran penguatan terhadap aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat, peran pembaruan aktivitas clan peran regulasi terhadap pcngembangan hutan rakyat, Peran penguatan dilakukan untuk menambah keyakinan masyarakat ams aktivitas yang telah mercka lakukan. Peran penguatan juga dapat dimanfaalkan unfuk menjembatanl pcnularan aktivitas dari saru keluarga kc keluarga lain dengan memberikan pemaharnan alas akrivitas yang telah dilakukan. Peran pembaruan dilakukan umuk mengenalkan mekanisme pengelolaan hutan

rakyat lestari termasuk administrasi kayunya.

Masyarakat diberi

pernahaman tcntang idc-ide baru yang belum dikctahui olch masyarakar, Namun demikian peran ini dilakukan dengan mempcrhatikan kebiasaan masyarakat dan pengetahuan lokal yang

berkembang di dalam masyarakat, Peran regulasi

dilakukan untuk memberi kepastian terhadap pengcmbangan hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarnkar, Olch karena itu, regulasi yang diambil harus membcrikan dukungan terjadinya pengcmbangan hutan rakyaL Namun demikian

112

pcran yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk tidak menimbulkan ketcrgantungan mclainkan justru mcnimbulkan kemandirian masyarakat. Peranperan tersebur dilakukan sebagai upaya srimulan agar masyarakat dapat memberdayakan dirinya sendiri.

4.4.4 Kendala Yang Dihadapi Oleb Masyarakat Oesa Girisekar

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala yang dihadapi olch masyarakat Dcsa Girisekar,

Kendala tersebut

dikcmudian hari diduga akan mengancam kclcstarian pengelolaan hutan rakyat serta mengancam keberadaan komunitas bcrkelanju(an dalam pengembangan

hutan rakyat. Beberapa kendala tersebut adalah: I. Belum cfcktifilya upaya penularan antar keluarga yang dilakukan

oleh

masyarakar Desa Girisekar. Seperti yang telah diungkapkan bahwa upaya penularan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Girisekar terjadi dalam lingkup keluarga dari kepala keluarga ke anggota keluarga lain. Sangat dimungkinkan seorang anak dari suatu keluarga memilih alternatif mata pencaharian lain diluar sektor pertanian sehingga anak tersebut kcluar dari Desa Girisekar, Jika ha! tersebut terjadi maka kcberlanjutan keluarga dalam pengembangan hutan rakyat akan terputus dan dilanjotkan oleh keluarga lainnya dimana lahan tersebut bukan milik keluarga yang mengelolah baik dengan rnenyewa maupun sebagai buruh tani. Berdasarkan basil obscrvasi dan wawancara dikctahui

bahwa kepemlnkan lahan akan

mcmpcngaruhi karaktcristik pengelolaan lahan. Masyarakat yang mengclola lahan bukan milikinya. pengelolaannya cenderung kurang memperhatikan

kondisi

lingkungan seperti tidak membuat terasering di lahan-lahan berbukit. Aktivltas tersebut kemudian dirularkan ke anggota keluarganya sehingga di kemudian hari menjadi suatu kebiasaan keluarga dalam mengelola lahan pertanian yang tidak efcktif. Kondisi tersebut justru menycbabkan manfaat lingkungan ridak dipcroleh olch kcluarga tcrsebut. Disisi Jain upaya penularan satu kcluarga ke keluarga lainnya masih terhambat dengan adanya nilai sosial yang berkcrnbang di

113

masyarakat. dimana masyarakat yang berinisiatif menularkan

informasi,

pengctahuan maupun kcpcdulian justru dianggap sebagai orang yang sok tau. Oleh karena itu, diperlukan media lain yang dapai rnenyebabkan

terjadinya upaya penularan antar keluarga. Berdasarkan best practice kegiatan penghijauan dan pengolahan sampah di wilayah Banjarsari Jakarta, upaya penularan dapat dimulai dari pembentukan kader llngkungan. Pernbentukan kader tersebut juga dapar dilakukan

di Desa Girisekar yang bcrtugas untuk

mcnyampaikan informasi arau pcngetahuan terkait dengan pengcmbangan hutan rakyat. Penyampaian informasi atau pcngetahuan tersebut dapat dilakukan dengan rnernbcntuk kclas-kelas penyuluhan maupun pelatihan atau dengan memanfaatkan media-media lain berupa dokumentasi keberhasilan pengcmbangan hutan rakyat di Dcsa Girisekar. Selain itu lahan pcrtanian dari orang yang dipilih menjadi kader tcrscbut dapat di gunakan sebagai model atau contoh terhadap adanya teknologi baru dalam pengelolaan hutan rakyat. 2. Belum adanya altcrnatif pendapatan yang rnemanfaarkan jasa dari hutan rakyat. Tebang buruh yang diterapkan oleh masyarakat dalam mengelolah hutan rakyat di satu sisi mcrupakan kearifan lokal namun disisi lain merupakan ancaman tcrhadap kelestarian hutan rakyat. Keburuhan masyarakar terutama kcbutuhan akan air bersih dan kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang menycbabkan masyarakat rnenebang pohon dari hutan rakyat rnereka. Kebutuhan terscbut scmakin lama akan semakin meningkat schingga jumlah pohon yang harus ditebang pun akan semakin banyak, Masyarakai masih rnengandalkan komoditas kayu dari hutan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan tersebut belum memanfaatkan kornoditas bukan kayu seperti jasa lingkungan yang diberikan oleh hutan rakyat. Kondisi tersebur pada akhirnya akan mengancam kelestarian hutan rakyat yang relah dikembangkan oleh masyarakat Dcsa Girisckar, Olch karcna itu, diperlukan adanya usaha pcningkatan ekonomi masyarakat dengan mcmanfaatkan jasa dari hutan rakyat. Salah satu manfaa: yang diberikan dengan adanya pengembangan hutan rakyal adalah semakin suburnya tanah pertanlan masyarakat. Hal ini memberikan peluang tersendiri bagi

114

rnasyarakat untuk mengembangkan tanaman pertanian dengan mcmanfaatkan ruang di scla-sela tanaman Jatinya. Tanaman pertanian ya,1g dapat dikembangkan antara lain tanaman obat dimana hasilnya dapat dio!ah menjadi aneka minuman dan makan sehat, serta dapat dikembangkan tanaman yang merupakan hijauan makanan temak yang dapat digunakan sebagai usaha peternakan, Selain itu pengernbangan hutan rakyat di Desa Girisekar dapat dikemas sebagai wisata rninat khusus yaitu wisata pendidikan. Namun demikian dalam peningkatan usaha ckonomi masyarakat Dcsa Girisckar diperlukan adanya studi yang mampu mcmformulasikan usaha yang tcpat dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat Dcsa Girisekar, Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa temuan penelitian dalarn mcwujudkan pengembangan hutan rakyat berhasis komunitas berkclanjutan. Temuan-temuan tersebur tersebut dapar dilihat pada Tabcl lV.3.

115

116

BABV PENUTlJP

Bab ini rnenguraikan kesirnpulan berupa rumusan yang dipcroleh darl hasil analisis terhadap upaya-upaya pada praktik pengembangan hutan rakyar berbasis komunitas bcrkclanjutan. Sclain itu juga diuraikan bebcrapa rckomendasi berdasarkan kendala yang diduga akan memberikan pengaruh ncgatif terhadap pengembangan hutan rakyar di Desa Girisekar. Rekomendasi ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan berkclanjutan.

pcngembangan

hutan

rakyat

berbasis

komunitas

5.1 Kesimpulan Pengembangan hutan rakyat berbasis kornunitas berkclanjutan di Desa Girisekar terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sclama kurun wakru tersebut tcrdapat capaian-capaian dalam pcngembangan hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakar, Sebelum tahun 1960 pengembangan hutan rakyat masih dalam tahap asal hijau dan pada rahun 1960 memasuki transisi ke tahap hijau plus. Tahap hijau plus terjadi pada tahun 1978, ditandai adanya penc.anangan pekan penghijauan dan reboisasi. Tahun 19~8 masuk pada tahap hijau mandiri. Capalan-capatan tersebut terjadi karena adanya upaya yang dilukukan baik oleh masyarakat Desa Girisckar maupun oleh pcmangku kepentingan dalam mcwujudkan pengernbangan hutan rakyat bcrbasis komunitas berkelanjutan. Adapun upaya-upaya tersebut adalah: I.

Upayu proses belajar keluarga

Upaya proses bclejar keluarga merupakan suaru upaya dimana keluarga mampu mernpcrtemukan kondisi keluarga serta tujuan hidupnya dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Proses belajar dapat dilakukan dcngan shaping maupun

modelling. Proses i:>clajar

keluarga dengan mencoba mencrapkan apa

dengan shaping dilakukan

yang menjadi ide atau gagasan

dari keluarga tersebut dalarn pengernbangan nutan rakyat. Proses belajar

117

118

dengan modell/11g dilakukan keluarga deogan melihat dAn kemudian menerapkan apa yang telah dilnkukan oleh suatu keluarga. Upaya proses

!>cl.ajar tcrjadi Jau-ena adanya interaksi k.eluarga dengan Jinglcungan, interaksi keluarga dengan huran rak:yat, adanya 1.1p11ya menumbuh lcembansJcan motivasi melalui lcepedulian dalmn mengembangkan

hutan rakyal sena

adanya upaya stimulan yong dilakukan olch pemangku kepentingan. Upayaupaya terscbut pada akhimya mempenganlhi mengembangkan hutan rakyat.

perilaku keluarga dalam

2. Upaya rcplikasi Upaya replikasi merupakan upaya yang rnampu mendorong suatu keluarga untllk meniru apa yang dilakukan oteh kcluarga lainnya. Media yang digunakan dalam upaya replikasl tersebut adaJah butan rakyat schingga

intenksi suatu keluarga dengan hutan ralcynt menjadi bal pcntiog dalam J)fOsoa rcplilcasi lni. Dibalidlng upaya peoularan upaya repllkasi lebih efektif dalaln menyebarbn perilalcu pengmibangan hutan rakyat di Desa Oiriselw.

Hal tersebul dik.Grellllkan ada nilai ~iaJ yang berkembaRg di Desa Girisekar dimana $05e'OranQ yang Rl«\lllOlbll inlsiatif mcnularkan

pcTigttahtlllll

atau

informasl dlpandana sd>agai orang yaiig "sok tau". Upaya l'eJ)likasl ini yang

mcmbentuk suaru kornunlw pengembangm hutan ralcyat. l. Upeya pcnulanm dalam Jingle.up keluarga Upaya penuluan yang dllakukM mas)'lllllkat Dcsa Giriselcar merupakan upaya menularkan peogetahuan alAll informasi dan kepedullan terli.dap kehidupan di masa akan datang dalam lingkup kelaarga. Upaya penularan dalam lingkup keluarga dilalcu~ dengan mangikutsertakan onggota keluarga

dalam melakukon pengelolaan hutan rakyat. Anggulll keluacga menerima pengctahuan

atau

infono11Si pada saat

anggota

ketuarga

tersebut

mempraktekan secara langsung pengelolaan hutan rakyal. Selain itu juga ditularkan kepedulian alcan kebutuhan akRn datang baik kebutuhan gcnerasi sekarang maupun kcbutuhan groorosi penemsnye. Upoya penulamn tcrsebu dapat terjadi karcna adanya intaak.•i sosial dan mteraksi antara anggota keluarga dengan huten rakyat. Upaya pcnularon dalam lingkup keluarga

119

in ilah yang menyebabkan kesinambungan keluarga dalam mengembangkan hutan rakyat, 4. Upaya stimulan yang dilakukan olch pcrnangku kepentingan Peran fasilitatif dan peran cdukasi bendaknya dilakukan secara beriringan karena

masing-masing peran memberikan konsekuensi adanya peran lainnya.

Peran fasilhatif itu adalab pemberian bantuan berupa pembcrian bibit Akasia dan Jati. adanya regulasi yang mcndukung pcngembangan hutan rakyar dan pembentukan kelembagaan. Adapun peran edukasi itu adalah sosialisasi manajemen hutan rakyat lestari dan pelatihan penlngkatan usaha ekonoml rnasyarakat Masing·masing peran yang dilakukan dengan mempcrha!ikan kondisi mayarakat baik kebiasaan maupun pengetahuan lokal masyarakat schingga peran tersebut tidak mcnimbulkan ketergantungan rnasyarakat akan adanya peran tersebur. Olch karcna itu, peran yang dilakukan hendaknya menjadi stimulan yang mampu mendorung kemandirian masyarakat. Selain itu peran-peran tersebut harus dilakukan secara sinergi meskipun dilakukan oleh berbagai macam institusi sehingga diperlukan pembagian peran yang dikoordinasikan oleh adanya Kclompok Kerja Hulan Rakyat Lestari. Namun dernikian masih terdapat bebeeapa

kendala yang dihadapi

masyarakat yang akan mengancam keberadaan pengembangan hutan rakyat berbasis komunitas berkelanjutan. Beberapa kendala yang dimaksud, yaitu: I. Ddum efcktifnya proses penularan antar keluarga yang dilakukan olch rnasyarakar karena adanya nilai sosial dimana orang yang berinisiatif mcnularkan informasi, pengctahuan dan kepedulian justru dianggap orang yang sok tau. 2. Bclum adanya ahematif pendapatan yang memanfaarkan jasa dari hutan rakyat

S.2 Rckomendasi Dari hasil analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh maka terdapat beberapa rekomendasi terhadap pcrnangku kcpcntingan dalam

120

mengoptimalkan pengembangan hutan rakyat berbasis komunitas berkclanjutan, Beberapa rekomendasi tersebut adalah: I. Perlu dibentuk kader dalarn pengembangan hutan rakyar dimana kader tersebut bertugas sebagai penyampai infonnasi atau pengetahuan terkait dengan pengembangn hutan rakyar, Penyarnpaian infonnasi dan pengerahuan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa media antara lain, dokumentasi keberhasilan pengernbangan hutan rakyat di Dcsa Girisckar maupun dengan mcmanfaatkan kelas-kelas penyuluhan dan pelatihan. 2. Perlu adanya usaha peningkatan ekonomi rnasyarakar mclalui inovasi dalam pengernbangan hutan rakyal terutama dalam pemanfaatan jasa lingkungan yang dibcrikan oleh hutan rakyat. lnovasi Lersebut antara lain pemanfoatan tanaman sela dengan tanaman obat dimana hasilnya dapat diolah menjadi bebcrapa aneka minuman dan makanan sehat, pemanfaatan tanaman hijauan makan ternak yang terkait dengan pengembangan usaha peternakan serta rnengmas pengernbanghutan rakyat menjadi wisata minat khusus yaitu wisata pendidikan, 3. Pcrlu adanya studi yang mengkaji upaya-upa)'11 serupa di ternpat Jain agar diperoleh hasil yang komperensif sehingga dapat dirumuskan upaya-upaya yang dibutuhkan dalam mewujudkan pengcmbangan hutan rakyai berbasis komunhas berkelanjuum. 4. Perlu adanya studi yang mengkaji usaha ekonomi masyarakat Desa Girisekar yang memanfaatkan nilai jasa dari pengelolaan hutan rakyat. Studi ini

dimaksudkan agar diperoleh fonnulasi yang tepat masyarakar memiliki nilai tambah dari pengelolaan hutan rakyat.

DAFT AR PUST AKA

Adi, lsbandi Rukminto. 2008. lntervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Musyarukat. Jakarta: Raiawali Press.

Amara. 2006. Degradasi Hutan Nasional 2.8 Juta Ho Per Tahun: [Horne page of aruara] [Online]. Available at: hllp:/fwww.antar.i..co.idlarc/2006/2/16/ckgrada:;ihutan-nasional-2-8-juta-ha-per-tahun. Diakses pada tanggal 10 Mei 2009. Artiuingsih et al. 2009. Pruktek Gaya Hidup Berwawasan Lingkungan di Kuta Metropolitan Jakarta. Laporan Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.

Artiuingsih dan Wea. 2009. "Mengkomunikasikan Gagasan Perencaaaan Dalam Pembangunan: 13elajar Dari Pengembangan RTH Privat Di Kampung Banjarsari." Presiding Seminar Nasional Perencanaan Dalam Era Demokratisasi Dan Otonomi Daerah. Depanemen Perencanaan Wilayah Dan Kora, SAPPK rm, 2009. Arupa, 2008, Alur Sejarah Pengeloloan Hutan, [Home page ofarupa] [Online]. Available at http:/ /arupa.or. idlindex.php?oprion=com _ content&taSk~view&id=64& Itemid =60 (diakses pada tanggal I 0 Mei 2009). Awang, 2000. "Hutan Desa Peluang, Strategi dan Tantangan", Jurnal Hulan Rakyat, &lisi 3 Tahun 2000. ___

. et

al. 2001. Gural Hutan Rakya1 di Kapur Selman. Yogyakarta: Debut

Press. ___ . 2003. Prinsip Dusar Analisis Kelembagoan Dalam Usaha Perhutanan Rakyat. Jumal Hulan Rakyat. Volume V Nomor 2 tabun 2003.

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memuhami Penelitian Kualitutif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Serita Jogja. 2009. Hasil Hutan Rakyat Rp. 3.J7 Milliar. [Home page of berita jogja) (Online]. Available at:hup:J!www.beritajogja.comberita2009-04hasi l-hutanrakyat-rp-Jc r-miliar.btm (diakses pada tanggal I 0 Mei 2009). Dcwi. et al. 2004. Peranan Hutan Rakyat Dan Sistem Pengelolaannya Terhadap Pendapatan Petani Di Desa Wates Dan Tambah Rejo K.ecamatan Gatling Rejo Kabupaten Tanggamus. Jurnal Huron Rakyat. Volume VJ Nornor 2 tahun 2004. Dokumen Unit Manajemen /111ta11 Rakyat Desa Girisekar. Kopcrasi Wana Manunggal Lestari Playen Gunung Kidul, 2006.

121

122

Hadi

Sudano P. 2005. Dimensi linfl,kungan Perencanaon Pembangunan. Yogyakarta: Ciadjah vtada University Press.

lfe Jim dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development Alternatlf Penfl,embongan Masyarakmd1 Era Globo/isa.)i. Yogyaka.na: Pustaka Pelajar. Kecamatan Panggcuig Du/am Angh.i. 2008. Kantor BI'S Kabupaten Gunung Kidul, 2008. Moleong. 1999. Mctodologi Penelitian Kuolitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, Murtiyanto. 'awa 2005. Sustensi Hwan Ralcyar. Dalam Buku Petani. Ekonomi dan Kenservasi Aspek Pcnclitian dan Gagasan. Yogyakana: Debut Press. Prijono Onny S dan /\.M.W. Pranarka, 1996. Pemberdayaan Konsep. Kebijakan don lmplementasi, Jakarta: Center for Strategi and International Studies (CSIS). Purwaruo. et al. 2004. Model-Model Pengeloloon Huson Rakyat (Private Forestry Models}. Solo: Dalin Penc:litian Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Raharjo. 2004. Pengantar Sostoiogi Pedesaan Dan Pertanian. Yogyakarta: Oadjah Mada Unlversity Press. Simon, I lasanu 1999. Pengelotaan //u1a11 Bersama Maf}'
Soctomo, 2006. S1r111egi-Strt1tegi Pembangunan Musyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugandhy Aca dan Hakim Rustam, 2007. Prinsip Dasar Kebijukan Pembanguna» Berkelanjutun Berwuwasan L111gk1111gan. Jakarta: Bumi Aksara,

Subaktini.

Cl al. 2002. Kujta» Aspek Sostal. Buduyu dun Ekonomi Pengeloloan Hutan Rakyat di Ka/J11pa1e11 IV1111ogiri. Solo: Balai Penelitian Teknologi Pengeloluan Dacrah Alir3J1 Sungai.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuan1itu11f K11oli1ur!f don R&D. Bandung: CV Alfabeta,

Suprihantono John cl al. 2003. Penlaku Organisasional, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolsh Tinggi llmu Ckonomi YKPN. TauJik. M. 2001. Stratcgi Pcmbangunan Hutan Rakyat Di Gunung Kidul. Jurno! f1111an Rakyat, Volume Ill Nomor J tahun 2001. Undang-Undang Rtpubl1k Indonesia Nomor ./I Tahun 1999 1e11ta11g Kehutanan. 1999. Departemen Kehutanan, Jakarta: Depanemen Kchutanan. Usman Sunyoto. 2004. Pembangunan don Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pclajar

123

Wea Maria Carolina JP. 2009. Keberlanjutan Pengeloluan Lingkungan Melalui Petnbentukan Komunitas Berkelcmjutan: Be/ajar Dari Keberhasilan Gerakan Hijau Dan Bersih Komunitas Banjorsari Jakarta. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. Wijono. 2000. Pengernbangan Hutan Rakyat l'ropinsi Daerah Jstimewah Yogyakana . Jurnal Hutan Rakyat, Edisi 3 Tahun 2000. Yogyakarta,

LAMPIRAN I: HASIL WAWANCARA

I.

INSTITUSI LSM ARUPA Nama Respondcn Jabatan Waktu Wawancara 16.30 WIB Tempat Wawancara

: Sugeng : Pendamping Masyaraker Desa Girisekar : Scnin. j Agustus 2009 Pukul 15.00 sld : Sekretariar Arupa

Awai mula pengembangan butao rakyat di Otta Girisekar Pcngembangan hutan rakyo1 di Kabupaten Gunung Kidul dimulai pada tahun

1970-an dimana pada saat iru bupatinya adalah Dannolrusumo. Pada Bupati Dannokusumo di canangkan program hutan rakyat di Desa Girisekar, Pencanangan program huran rakyat tersebu: didasari atas keinginan bupati untuk menghijaukan kembali wilayah-wila)ah yang dulunya hutan dan pado saat itu terjadi penebangan besar-besaran sehingga menycbabkan kerusakan lingkungan. Awai pclaksanaan program hutan rakyat tcrjadi pro kom:ra terhadap pcfaksanaan program tersebur. Sebagian besar masyarakat merasa cnggan un1uk melaksanakan program tersebut di lahan mereka karena masyarakar mcnganggap program tersebut akan mengurangi luasan laha.n yang akan ditanami tanaman pertanian. Namun terdapa1 beberapa masyarakat yang melaksanakan program tersebut, Masyarakat yang melaksanakan program tersebui lebih didasari oleh keinginan mempcrbaiki lingkungan tanpa berpikir manfaat ekonoml yang dapat dlperoteh dikcmudian hari, Hal tersebut dilihat dengan 1eknik pengotaan hutan rakyat dimana masyarakat mclakukan penanaman tanaman Jati secara asaf pada lahan mereka tanpa mcngenal jarak tanam. Seiring bcrjalannya waktu, pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat dapat memberikan hasil baik secara lingkungan maupun ckonomi meskipun masih kecil. Manfaat lingkungan ditunjukan dengan adanya peningkatan ketebalan solum tanah yang berdampak pada peningkatan hasil pertanian. Seema ekonomi tanaman Jati tcrsebur digunakan sebagai tabungan yang dapat di tcbang setiap saat ketika pengclofa membutuhkan uang unruk keperluannya. Hasil yang rnasih kecil tersebut membuat masyarakai yang dulunya menolak program hutan rukyat menjadi lcrtarik untuk melakukan pengelolaan hutan ra"-yat yang saat ini telah rnenyebar ke seluruh masyarakat desa giri sekar. Motlvasi masyaralolt dalam mengembangkao butao rakyar Pada awalnya, motivasi utama masj arakar rnelekukan pengelolaan hutan rakyat adalah motivasi Jingkungan dengan harapan dapat mernpcrbaiki lingkungan dimana kondisi lahan yang batu bertanah, Seiring berjalannya waktu manfaat yang diberikan oleh pengclolaan hutan rakyat tidak hanya manfaat lingkungan namun juga manfaat ckonomi. Manfaat ckooomi inilah )·ang menyebabkan pengelolaan hutan rakyat menyebar kc sebagian besar masyarakal Desa Girisekar schingga yang dulunya pengcfolaan hutan rakyat dimutivasi oleh kondisi Jingkungan sekarang berubah menjadi motivasi ekonomi.

124

125

Tahapan peogelolaan botao ral..·yat Pcrencaaaan Pada awalnya perencanaan pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh rnasyarakai sebatas lokasi lahan yang akan ditanami, Hal rersebut dikarenakan pada awalnya masyarakat rnelakukan pengelolaan hutan rakyat Jebih sekedar untuk kepcntingan lingkungan. l'erencanaan rcrsebut kemudian berkcmbang menjadi lokasi lahan yang akan ditanami clan wakru penebangan. Waktu penebangan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Adanya manfaat ckonomi yang diterima masyarakat mcnyebabkan perencanaan berkembang tidak hanya lokasi lahan, waktu penebangan rnelainkan juga jarak tanam dan waktu penjarangan (yaitu waktu dimana dilakukan pcngurangan pohon sebagai akibat kondisi pcrtum buhan pohon tersebut), Penanaman

Masyaraka: awalnya menanam tanaman Jati di lahan pertanian tanpa mcngcnal jarak tanam. Masyarakat masih mengandalkan pengelahuan mcreka yang diperoleh secara turun temurun dalam hal pcnanaman. Adapun bibit tanaman Jati diperoleh dari banruan Dishut Kabupaten Gunung Kidul. l':amun saat ini masyarakat lebih suka menggunakan bibitnya sendiri dimana bibit tersehut diperoleh dari tanaman rnereka sendiri baik secara trubusan maupun pemindahan bi bit yang turnbuh dengan sendirinya.. Saar ini masyarakat juga telah mengenal jarak tanam. Pcngaturan jarak tanam ini akan berdampak pada kondisi pohon yang dihasilkan dimana hasilnya secara kuantitas lebih besar dan secara kualiras lebih bagus. Jarak tanam yang rapat akan mernacu tanaman lebih cepar cinggi karena ada persaingan antar tanarnan untuk rnemperoleh sinar matahari. Pada umur dan ketinggian tertenru kemudian dilakukan penjarangan umuk. mengejar diameter tanaman tersebut karena tanaman yang rapat mengakibatkan tanaman tinggi tapi kecil, Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dari dulu sampai sekarang masih dilakukan rnasyarakai adalah wi\Vil (pruning) yaitu pemangkasan cabang. Kegiatan wiwil dimaksudkan agar batang utama dari pohon tersebut dapat lurus dan Jebih cepat bcsar. Kcgiatan lain yang dilakukan masyarakat adalah penjarangan yairu kegiatan yang berupa pcngurangan jurnlah pohon. Pohon-pohon yang ditebang dalam kcgiatan penjarangan adalah pobon-pohon yang tidak potensial sepeni batang bengkok., pcrtumbuhan lambat dll. Selain pada pobon-pohon yang tidak potensial penjarangan juga dilakukan dengan teknik untu walang (sclang-scling). Maksud dari penjarangan dengan teknik untu walang adalah agar pohon yang disisahkan dapat cepat besar. Pcnebangan Penebangan yang dilakukan oleh masyarakat dirujukan untuk digunakan scndiri dan untuk dijual. Pohon yang akan digunakan sendiri ditebang pada antar bulan September dan Desember. Pada bulan-bulan tcrscbut mcrupalan rnusim hujan. Masyarakat beroasarkan pcngalamannya meyakini bahwa pohon yang ditebang pada musim hujan lebih awet dan tidak dimakan r&)'ap. Sedangkan yang dijual 1idak mcngenal waktu. Setiap saat masyarakat dapat menebang kayu. Pohon yang ditebang dijual yang dimana uangnya digunakan untuk memcnuhi kcbutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tersebut biasanya ketika ada hajatan. anak. sekolah dan biaya kcsehatanjika ada keraba1 yang sakit.

126

Pe ma.saran

Kayu hasil hutan ral.)al masyarakal IJcsa Girisekar biasanya dijual kc pengepul lokal yang berada di Desa Girisekar atau ke Koperasi. Kcputusan masyarakat mcnjual l.ayu tergamung dari harga beti yang ditawarl.an kc masyarakat. Proses pcnjualan kayu dilakukan olch masyarakai secars lelang dimana setiap pengepul mcngajul.an harga beli dan )ang tcrtinggi yang dipilih olch masyarakat, Peraa Aropa dalam roenge111bangan h•ran rak)11 Arupu pada dasarnya berperan sebagai fasilitasi serrifikasl pengelolaan hutan rakyat lestari di Dess Girisekar psda khususnya dan Kabupaten Gunun11 Kidul pada umumnya. Perun scbagai fasilnasi yarakat haik ditinglou desa maupun d1 tingkat dusun, Kelembagaan ini bc:rfungsi sebagal wadah masyarakat bcrirueraksi dcngau masyarakat lain )1111¥ 1cri.1i1 dcngan pengc:lol3iln huian rakyat. Selain iru icmbagB ini juga bcrfung~i sebagai organisasi yang rnengarur peugclclaan hutan rakyat sepertl aturan pcocbangan. pcn)clcsaian konnil. dll. Peran arupa ditingkat kabupatcn dengan iku1 sena sebagal angaota Kelompok Kcrja (POKJA) uutan Rak)at 1.estori POKJA llRL Kabupatcn Gunungki
127

Sertifikasi dilakukan pada 3 desa, I senifikai untuk 3 desa. Scrtifikasi pada unit manajemcn yaitu koperasi. Biaya sertifikasi ± Rp. 90.000.000,- yang diperoleh dari lcmbaga donor. Harapan dari adanya senifikasi ini mcrnbuka pcluang pasar ke ncgara Eropa dan Amcrika terhadap kayu olahan yang berasal dari desa-desa scnifikasi serta meningkatk.an komitmcn masyarakat dalam mcngelolah lahan mercka yang mcmpcrhalikan aspck lingkungan, ekonomi dan sosial. Dari kedua dusun tersebut kemudian dilakukan perluasan senifikasi ke dusun lainnya yeitu Dusun Waru dan Dusun Blimbing. Sedangkan untuk dusun lainnya tcrbenrur masalah dnna untuk proses senifikasi. Pada dasarnya masyarakar sangat mcnginginkan adanya senifikasi pada wilayahnya dan secara pcrsyllnlka1 sudah layak memperoleh senifikat lestari, namun karena kcterbatasan dana rnaka dusun lainnya bclum dapat difasilitasi untuk mcmperolch scnifikat. Manful yang dipcroleb masyarakat Dess Giriseluir drngan adanya hutan rakyat Lingkungan Manfaat lingkungan yang dirasakan masyarakat adalah pcningkatan kcsuburan lahan masyarakat yang dirunjukan dcngan semakin rebalnya solurn ranah. Manfaat lain adalah tersedianya air yang 1erdapa1 di 1claga-1elaga pacla Dusun Waru dan Blimbing. Sebelum adanya pengclolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakai telaga 1ersebu1 kcring pada musirn kemarau namun saat ini telaga tcrscbut dapat mcnycdiakan air bersih pada musim kcmarau Manfaat bcrikutnya adalah kembalinya Kera ckor partjang kc habitat aslinya. Kera ekor panjang sempat rnenghilang dari Desa Girisekar dirnana Desa Girisekar mcrupakan habitat asli Kern ekor panjang. Pcrginya Kera ekor panjang disehabkan 1idak adanya pepohonan yang merupakan 1empa1 1inggalnya. amun saat ini dengan adanya hutan rakyat Kera ckor panjang mulai muncul kcmbali dan dapat dijumpoi pada Dess Girisckar Ekonoml Manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakar adalah pcningka1an pcndapatan balk dari hasil hutan maupun hasil pertanian. Dari hasil hutan masyarakat dapet mernperoleh pendapatan tambahan dari pcnjualan pohon mcskipun mcmbutuhknn waktu }ang rclatif lama. Namun jika dikonversl per tahunnya pcndapatan hasil hutan ini masih lebih besar jika dihanding dengan hasil pcrtanian yang diusahakan masyarakat, Dari hasil pcnclitian teman-tcman 60 % pcndapatan masyarakat diperolc:h dari hasil hutan r-.tkyat. Manfaat lain dari hasil hutan ini munculnya usaha-usaha ekonomi masyaraka.t seperti kerajinan cmping. mcbe~ pupuk kompos dan kerajinan kayu lainnya yang ~lain dapat meningkatkan pcndapalan juga dapat mencip(akan lapaogan pckcrjaan di Oesa Girisekar. Dari hasil penanian jumlah produksinya meningkat i;eiring semakin tcbalnya solum tanah. Sosial Manlluu sosial yang dirasakan oleh masyardkat meningkatnya kepedulian masyarakat tcrhadap pengelolaan laban yang mampu memadukan aspck lingkungan dan ekonomi. Kcpedulian ini ditu.njukan dcngan adanya kelembagaan dimana masvarakat secara sukarela mau mengikuti aturan yang telah disepakati. Kelcmbagaa~ terscbut jugn mendorong masyardkal lcbih berimeraksi dcnga anggola masyarakar lain dengan adanya pertemuan-pertemuan ruiin yang

128

dilakukan olch lembaga tersebut. lnteraksi ini menyc:babk<m terjadinya pertukaran infonnasi antara anggota masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Seisin itu lembaga ini secara berangsur mcmbentuk keeratan hubungan kekeluargaan dan meningkatkan sifai gotong royong yang dikarcnakan adanya perasaan scnasib terhadap aktifitas yang dilakukan dan memiliki rujuan yang sama dalam hidupnya. II. MASY ARAl
Nama Responden Jabatan Waktu Wawancara 17.30 \VIB Tempo! Wawancara

: Sudad : Tokoh Masyarakat i Ketua Dukuh : Kamis. 6 Agustus 2009 Pukul 16.00 s/d : di rumah Bapak Sudad Dusun Blimbing

Pengembangao llutan rakyat darl awal mula sampai ~aa1 ini serta manra111 yang dirasakan oleh masyarakat Untuk pcngcmbangan hutan rakyat khusu~nya di Desa Girisekar sebelum tahun 1\176 bclum ada inisiarif dari masyoralat bahwa hutan rakyar bermanfaat secara ckonomi maupun lingkungan. Kondisi lahan Gunung Kidul yang pada umumnya sanga: kritis, tanah gundul, sanga: gcrsang sena musim kemarau yang panjang, rnaka pada tahun 1976 Bupati Gunung Kidul Ir. Dannakum Darmokusumo mcmberikan gagasan atau idc bahwa di Gunung Kidul perlu sekali digalakan adanya hutan rakyat atau reboisasi. Pade saiit itu Bupati Gunung Kidul mencannngkan pekan pcnghijauan }ang dipusatkan di Desa Girisekar dengan tanaman Akasia. Pada saaa; iru karcna keiakutan masyarakat terhadap pcrnerintah, maka bantuan pemcrintah dacrah yang bcrupa bibit A~usia ditanam oleh masyarakat. Namun demikian karena didasari oleh ketakutan, maka pcnanaman yang dila~ukan olch masyarakat tidak bcrjalan dengan buik. Masyarukat menanarn pagi hari namun sore harinya dicabut lagi. Hal iersebut disebabkan karena anggapan ma~yarakat }ang berkcmbang pada saat itu yaitu jika lahan mercka teleh rcrtanami semua maka akan tertutup oleh pcpohonan, setclah tertutup besar kcmungkinan masyarakat akan diusir dari Desa Girisekar untuk bertransmigrasl. Namun dcmikian terdapat kurang lebih 7 orang masyarakat yang retap melaksanakan program tersebut di lnhanny11 sendiri. Ternyata kurang lebih dasawarsa atau 10 tahun orang )'ang tidak mencabut tanamannya memperoleh manfaat ekonomi yang bcsar, Kondisi tersebut membuut rnasyarakar lain timbul inisiatif untuk menanam lahan mereka baik Akasia maupun Jati. Hal rersebut didukung olch kondisi lahan don masyarakat dimana masyarakat Desa Uirisckar adalah rnasyarakat agraris. Kabupaten Gunung Kidul secara umum tnnahnya menjadi lebih subur. tingkat crosi tanah sekarang lebih kecil. Pada tahun 2002 De~a Girisekar mclakukan kerjasama dengan LSM Arupa tentang bagaimana agar hutan rnkyat lestari. Pada kcnyataannya belum I 00 % masyarakat menyadari perlu uijaga kclestaraiannya. hal lersebut dikarenakan kcbutuhan yang tidak dapa( dihindari maka meskipun pohon 1ersebu1 ma~ib kecil tltap ditebang. Namun uemikian dengan menebang 1 pohon masyaraka1 dapal menanam lagi tetapi bibitnya bukan dari persamaian melainkan dari tunas pohon yang habis ditebang. tu11asnya pasti ada 2-3 batang. Hasil kayu yang ditanam sejak kecil justru lebih

129

bagus setelah ditebang dulu dimana hasilnya kayu lurus dan cepat besar. Untuk mengatisipasi kondisi lingkungan selain reboisasi juga lahannya dibuat terasering. Setelah ada hutan rakyat dan terascring banyak manfaat yang diterima oleh masyarakat yairu selain ekonomi manfaat lingkungan pun diperoleh sepcrti telaga-telaga masih bertahan sampai saat ini, Air tclaga tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk mcmandikan serta meminumkan tcrnak, mencuci pakaian, mandi masyarakat,

Kondisi hutan rakyar sebelum adanya peocanaogao pengbijauo dan rcboisasi Sebelum adanya pcncanangan rebolsasi sebelum tahun 1960, masyarakai dilarang menanam jati karcna terhawah sisrcm penjajah. Larangan terscbui dikarcnakan jika hutan ncgara kchilangan pohon maka pemerintah akan sulit melacaknya serta adanya keinginan memonopoli kayu Jati olch pcmerintah. Lahaa-lahan yang dimiliki rnasyarakat hanya ditanami kayu-kayu tahunan yang kualitasnya buruk seperti Nangka, Trembesi serta Kcsambi. Kemudian ada orang yang mcrnberanikan diri yaitu sinder kehutanan yang mcnanam Jati. Hal tcrsebut menycbabkan I sampai 2 orang masyarakat ikut menanam Jati meskipun secara sembunyi-sembunyi. . Karena sindemya sendiri berani jika ada apa-apa sindernya

dutuan.

Alasan orang yang tctap memperfahankan laban mereka ditanami tanaman keras Mereka yang rnau rncnanarn pada tahun 1976 karena kondisi ekonominya mapan rata-rata scbagai PNS atau lahannya cukup luas scrta kemungkinan besar mereka tclah mcngerti bahwa program penghijauan yang dicanangkan oleh Bupati Gunung Kidul dapat digunakan sebaga! sumber ckonomi di kcmudian hari disamping dia mempcrhatikan lingkungan. Ketidak tahuan mereka yang mencabut tanamannya dikarenakan tidak adanya sosiallsasl schingga rnasyarakat salah persepsi. Setelah masyarakat mengerti bahwa pernerintah tidak memindahkan masyarakat dengan rransmigrasi dan setetah melihat manfaat yang diperolch besar maka muncul in isiatif masyarakat sehingga masyerakat tidak per Ju diperintah mereka menanam sendiri berdasarkan kenyataan yang ada. :\.lasan yang meodoroug masyarakal u.ntuk ikut men.anam Setelah mengcni bahwa pemcrintah ridak mernindahkan dcngan transmigrasi dan setclah ditcbang manfaatnya besar sehingga tidak usah diperintah menanam sendiri. Yang menolak lebih melihat dari rnereka yang bcrhasil karena kcnyataan bukan reori. Pengetahuan tentaug pengclolaan labao dengan tera~ring Pengetahuan terasering atau talud diperoleh dari dulu sejak nenek moyang, kemudian dcnga11 adanya sosialisasi mak.in rneningkackan kes.~daran babwa terasering dapat mengendaJikan erosi. Namun saat ini masih ada yang belum membuat tcrasering karena alasan karangnya tenaga atau bukan tanah milik pribadi. Oulu tanah disini termasuk tipis namun sekarang lebih tcbal karcna adanya terasering. Ket.cbalan U.nah rcrus bertambah kru-ena adanya seresah yang

130

jaruh kcmudian dicangkul dan tertimbun tanah sehingga semakin tebal. Namun saat ini tetap karena setiap I tahun terasering ditambah saru batu kalo tidak sia-sia, Pertukarao lnformasi masyarakat

lerkait peagembangan

buun

rakyat

di dalam

Pertukaran informasi secara khusus tidak ada, namun jika ada yang ingin tau rnaka paling tidak ikut bekerja atau datang belajar mendekati yang akan dimima informasinya. Sebab mengapa, yang sudah tau kalau menghimpun temanternannya yang bclum tau itu nanti ndak diksra kerninter. Perbedaan kondi~i masyan1kat dulu dan sekarang dalam meagembangkan hutan rakyat

Kalo dulu terutarna nenck moyang kita tidak mcmilih kualitas kayu asal menanarn pohon apa yang pcnting nanarn, sckar.mg mcmilih Jati, Mahoni. Akasia. Oulu ada tarangan nanam Jati, Mahoni oleh pemerintah. Oulu tcrbatas tenaga, penduduk masihjnmng )ang penting nanam. Saat ini sekarang kalo menanarn pada tumpang sari dilctakan yang tidak mensganggu. kalo unruk hutan rakyat diarur dilcrakkan tanaman yang dapat tumbuh dcnga baik misal di~ini ada batu disini ada tanah maka ditanam pada tanah, Status lahan untuk pcngen1banga11 butan nlkyat Kebanyakan Status lahan di Desa Girisekar adalah hak milik peseorangan, disamping itu ada tanah ka:. desa, hutan negara, tanah HR singakata« dari I lamungkubuM>no dimana orang biasanya menyebut tanah AB yang merupakan tanah kraton. Luas kepcmilikan lahan untuk hutan rakya1 rata-rata 0.25 ha yang terdiri dari beberapa petal. dan iersebar, raling tidak ma.syarakat mcnanam tcpiannya sehingga kalo dikumpulkan ada 025 ha. Namun ada juga warga ma~yArakal yang rncmiliki 4 ha namun ada juga yang tidak mcmiliki lahan pertanian hanya memiliki pekarangan i;aja namun kurang dari dari 3 orang ya paling banyak 3 orang. AJasan masy11rakat menen1ukan pola J)(D~dolaan hulan n1kyat Pada saat pclaksanaan pcngemhnngan hutan rak)at 1erdapal lahan yang

seluruhnya ditanam Jati dan ada yang cuma ditanam di pinggir lahan. Satu lahan ditanarn Jati sernua biasanya pemiliknya sudah mapan secara ekonomt atau lahanya lcbih leas atau karena ada pckerjaan tetap sclain sebagai petani. Lahan yang hanya ditanam Jati pada bagian pinggimya $11ja disebabkan pemilik lahan terscbur tidak memiliki lahan yang luas dan pckerjaan utamanya sebagai pclani. Ket•rlibatan anggot.1 kelu;irga dalam J)(•gdolaaa butaa rakyat

Pengambilan keputusan pengembangan hutan rc1ly-.udalam keluarga scperti waktu menanam. waktu memelihara sampai wakru meoebang mayoritas diambil oleh kepala keluarga, tctnpi lidak menutup kemungkinan anggota keluarga pun bisa menemukan. Dalam pcngelolaan hutan rakyat seluruh anggota keluarga mulai dari kcpala keluarga, is1ri sena anak-aoak terlibat asalkan sudah ma.suk usia kerja.

131

AwaJ mula Bapak Sudad raeagembangku butaa rakyat Sa)B mulai menanam umur I g rahun dan sekarang umur saya 45 tahun jadi tanarnan jati saya sckarang kurang lebih berumur 27 tahun. Oulu !>aya menanam Jari karena il.ut orang tua jadi mau iidak mau saya ilnn menanam Jati pada lahan orang rua. Alasao Bapak Sudad mcogembangka1 liutan rakyal Saya mcngembangkan hutan rakyar karcna secara ekonomi sangat menguntungkan. kedua karena keterbatasan tenaga yang bekerja sehingga mcnanam tanaman pala..,ija seeukupn)a saJa. Hutan rakyat tidak perlu dirawat secara irucnsif Hutan rakyat yang dirawat jika lahannya digunakan sebagai tumpang sari, namun tidal. dirawat has1lo)3 bagus, Alarau )aAg bcr1aka didalam masyarakal terkail pengcmbaogaa hula•

rakyat Tcrdapat a11m111 tidak tertulis yang ada sanglrut paumya dengan hutan rakyat yaitu dari sisi keamanan dirnana barang siapa meocuri kayu dari milik perseorangan maka dikucilkan meskipun tidak tertnlis sena dari sisi penanaman pada baias lahan. Aturan tertulis dimuat di paguyuban. Secara wrun 1emurun aturan menanam di dekat batas tidak pas dibatas. Batas lidak ada pathok namun mcnggunakan batu sebagai terasering. Sosialis»si atau pelatiban yang pernab dilakukao di Dess Gir~kar terkait pugembaogan butan ral..-yat dan imtitusi yan~ mclaksanakan

Pelatihan yang pcmah dilakukan di Desa Girisckar adalah pelatihan pengelolaan lahan seperu sebelum mcnanam pohon lahan tersebut dicangkul atau dibajak kemudian dibuar lubangnya dulu baru ditanarn. Kemudian pelatihan pembuatan pupuk kompos agar memicu tumbuhan tersebut berkembang dengan ba ik. Pelatiban jarak tanam, jarak tanam yang tclah disosialisasi paling ridak 3 x 5 meter. Tctapi masyaraka; tidak puas karena disini rawan kekeringan sehingga jika ditanam sesuai jarak tanamnya akan habis karena kekeringan pada saat musim kemarau, Jarak tanam sulii dilakukan karene pcmah ada ymg mcncoba pada saat rnusim kcmarau ianamannya mati. Kalaupun tanaman tersebut hidup kayunye tidak lurus. Pada tanaman yang lcbih rapat kayunya lebih lurus. jiJ..a kayu sudah kokoh dilakukan penjarangan. Pengetahuan tersebet diperoleh dari pc:ngalaman masyarakat. Semua masyarakat mcngikuti karcna pengalaman. Hal tersebut membuat masyarakal lcbih mcnanam dcngan jarak tanam yang lebih rapat. Pelaksana dari kegiatan tcrsebut yaitu arupa scrta PLP (pctugas lapangan penghijauan). Maof•>1I sosial d1ui peo~emba11g20 butan l'lll.yal Manfaat hu!an ral..yat yang dirasakan olch ma.s)'aral.a1 dari sisi sosial misalnya saya akan mcnanam yang dekat balas lahan saya maka mari kita sama-sama menanam tetapi kalo ticbk seluju jann.,an men~ csal kalo lahanya tenuwp oleh pohon yang snya wnam. jadi biasan}'ll terjadi kcsepakaian. KcmudiM pada saat al.an mcndirikan 1cmpai ibadah masyarakat r¢la mcmbcn"kan kayu diluar sumbangan uang. Gotung royong di Oesa Girisel;ar masih kuat dari dulu k.alo ada

haja1 rr.asyarakat tanpa disuruh membanru

llecuali

kalo mcmang

~ang

132

bersangkutan ada keperluan. Budaya sumbang sejak dulu sampai sekarang ma.
yang tersirsm hujan pertama tanahnya masih hangar sehingga dapat merangsang akar tanaman untuk berkembang lcbih baik. Pcngetahuan iersebut diperoleh bcrdasarbn pengalaman masyuakal seeara alami bukan menggunakan teori, Waktu penebangan masyarakat 1TH:11ganu1 sistem lebang butuh kapan mcmbutuhkan dan dananya yang mcncukupi kayu itu maka pohon iersebut ditcbang. Masyarakat mclakul.an ieba,ig butuh pada saat musim-musim ~umbangan, pada musim kemarau serta untuk biaya anak sekolah. Pohon yang diiebang ukuranya sesuai dengan kcbutuhan jika sangat mendesak mcskipun ukuran kecil temp ditebang. Kayu dijual di pcngc:pul lokal di lingkungan sini. ands ikata pcngepu I lokal masih rendah dalam mernberi harga maka dicari dari pengepul dari luar. Peniagkalan basil pcrta•iaa sebehun dan sesudab ada ltutan rakyat Hasil pcrtanian sepeni palawija jika dibandingkan hutan rakyar hasilnya lebih banyak hutan rakyat, Kalau saya jual ka)u 5 batang per tahun dibandingkan dari penanian dalam satu tahun lebih besar saya jual kayu 5 batang. Padahal basil pertanian maksimal 4 bulan ~udah habis. Saar ini masvarakar merasakan ada peningklltan hasil pertanian. Namun I lasil penanian meningkaian bukan karena hutan rakyat namun karena SDM yang relah mengerti seperti pemupukan, panca usaha tani meskipun aimya yang mcngandalk.an curah hujan Masyarakat lcbih antusias melakukan sesuatu kalau sudab pcngalaman kalau belum masih raguragu, kurang anrusias harus lihat dulu.

Nama Respondcn

,

Jabatan Waktu Wawaneara

: Harjo . Tokoh Masyarakat · Sen in. IO Agustus 2009 Pukul 13.30

14.30 WIB Ternpat Wawancara

: di rumah Bapak Harjo Dusun Pijemm

sfu

Pengembangan butan rakyat dari awlll 111•1• sampai saat ini

Dulu-dulunya masyarakat bclum berani menanam Jati karena ada pengertian kayu Jati masih ada urusannya sama negara, Jadi kalo nebang urusannya sulit sekarang urusannya lain. Kan ada pepatah kayu Jati yang tumbuh di kilatmatan itu urusan ncgara. Pada waktu Bupati Dannakum pada tahun 1970-an rncncanangkan program rcboisasi dan penghijauan kepada masyarakat agar lahan-lahan segera hijau. Adapun tanamannya adalah Lamtoro. M3honi. Akasia dan Jati pada bcberapa tahun bcrikutnya. Seiring berjalannya 11aktu masyarakat merasakan ada manfuat. Tiga tahun yan11 lalu Ampa masuk di sini. A111p3 mendampingi demi kclestarian alam. Schingga sarnpai J;ekar.ing pengertian masyarakal lebih maju. Namun ads kcndala nafsu masyarakat unruk menghijaukan tanah dan melcstarikan

133

ranah sekarang beoer-bener lebih tau lcbih-lebib ada Arupa sehingga menyempumakan yang lebih tahu namun pelaksaaan ada kendala ekonomi. Yang dinamakan gagal ya tidal: tapi untuk ka)'IO)'a sarnpai besar sulit karena kcbutuhan sehari-bari, Disini kan ada program ka)U )ang dircbang palms tidak umur 15-an tahun. Sebenamya sudah ada patokan bcrsama ruasyarakat kalo menebang umur IS tahun. Namun karena ekonorni )ang sulit diarur maka tebang butuh, harga tidak ada stander hanya kesepakaran pcnjual dan pembeli. Knadis! masyarakat pada saal iu!Jinya pemca11aagan program penghijauan dan reboisasi

Awalnya program ditcrima sebagian masyarak.al yang berpengerrian tingg1. Scbagian ini nami untuk apa. tanah untuk pcrtanian. tamunan pangan dirnana kalau ditanami tanaman kayu. Tapi untuk akhir-akhir ini masyarak.at sudah mengerti, ini lahan untok kayu dan ini lahan entuk pertanian. Penggunaan lahan. masyarakat sudab tau ini untuk tanaman pangan, ini untuk tanaman ka~'U. Pcngetahuan diperoleh dari saling infonnasi mi.al dari pendamping dan dari masyarakar yang lebih tau sehingga timbul <;e
Mulai nanam membangun hubll rak~at tahun 70-an. Sudah pemah pancn atau tebang sudah 3 kali musim sebab yang saya pancnin kira-kira umur I 0-an tahun. Untuk kecukupan tebang butub tadi. Teoang butuh karena anak. sckolah untuk jagong-jagong. biaya kesehatan, umuk beli air. Disini air bcli per tangki Rp. 120.000.· sekitar 5000-an liter. Disini Ilda telaga yang tid& pemah kering sejak dari dulu namanya danau towet, Momasi Bapak liarjo dalam meagembangkan htrtan Pada awal mcmbanguan motiva,,i untul. tabungan dan saya sudah pemahaman ~ dari onn~g umum, dibakar namun sckarang sudah 50 % sudah tidak dibakar

rakyat kelcstarian tanah Kalau kalo orang lain banyak biar gapuk di tempatnya.

Pcrh<,,daan pengelulaao buun nkyat serta kondisl masyuabt dalu dan selumtni:

Bibit awnlny11 bantuan. pupuk juga_ pupuk kompos yang bukan dari pabrik organik. Kalo sckarang bibitn)a masyarakar dari al:im tanaman yang sudah berbuah berbiji rumbuh scndiri dan dipindah. Nanti musim rendcng battyak yang tumbuh. Cara menanam. dulu a
134

dibcri pupuk.

Sekarang banyak yang dipupuk

dulu bclum, Oulu belum

rnengnitung jarak tannm sckarang sudah jarak tanam 3 x 6 kalo lokasi sesuai, kalo

batu-batu disesuaikan kalo datar 3 x6. Kalo besar ada pcnjarangan, penjarangan umur 5 tahun. Dicari )-ang bagus-bagus ini dilestarikan ini tidak. Pohon yang lurus dilcstarikan yang bengkok ditebang jaraknya discsuaikan, melihat cabangnya sampai mana. rengctahuan diperoleh dari pertemuan-pertemuan, Oulu belurn ada peniarangan pengetahuannya kan bclum maju. Pcndangiran pembersihan rumput yang mcngganggu y1111g rnerambat-mcrambat, Tapi ada tanaman mengganggu tapi Saya lestarikan karena bermanfaar sebagai obat-obaian seperti brotowali. Pcngetahuan rersebut dari pengataman, Tanamana Jagung, Telo, Kucang Tanah. Kedelai, Padi tapi pilih tempat, Hasil tanaman pertanian banyak sekarang hanya masyarakat belum bcgitu merasakan. Kira-kira hampir terpaut naik 25%. Hasil pertanian tanaman pangan Padi yang cocek sebagaian kecil jarang dijual yang lainnya dijual. Oulu makanan pokok gaplck sekarang sudah nasi tahun so-an masih gaplek, tahun 70 sudah nasi. Manfaat yang dir11.sakJin muyarakat dari sisi lingkungan, ekonnmi maupun sosial Lingkungan, keseburan tanah karena pemupukan tanahnya akan hidup atau subur kalo Lidak dipelihara mati. Sisi hewan sudah banyak berkurang, kalo burung sckarang yang punah banyak, sckarang banyak kayu yang besar dapat mengendalikan burung. Kera ada dulu sempai pindah karcna terdesak kayu-kayu rusak sekarang sudah kembali. Ekonomi selain pendapatan dari pangan dun hutan rakyat. Ada yang mcmbuat tempe, tape, triping untuk memperoleh tambahan. Sosial, gorong myong sejak dulu ietap baik-baik sala hanya bcntuknya lain sckarang seperti arisan kan lebih meningkat meskipun ada kendala, ya kcmbali kc ekonom i masyaralat lagi makanya sering macer. Harapan Rapak Harjo Kalau saya ya mbenahi ekonomi bersama. Sumbcr uang tidak ada untuk buruhburuh ndak ada. Kalo ado pabrik bisa nyerap tenaga kerja. Pendidikan karcna siapa pun jika pcndidikan tinggi tau arah dan kembali lagi masalah ckonomi.

135

JU. INSTITUSJ PAGUYUBAN SEKAR PJJER Nama Responden Jabaran Waktu Wawancara 13.30 \VIA Tempat Wawancara

: Tri Joko : Ketua Paguyuban Sekar Pijer : Selasa, 11 Agusius 2009 Pukul JJ.00 s/d : Sekretariat Paguyuhan Sekar Pijer

Peran Paguyuban dalam pengembangan hutan raky1t Peran paguyuban dalam pengembangan hutan rdkya1 belum optimal, sebah paguyuban ini masih terhitung baru. kan didirikan saja baru tahun 2005 jadi peran tcrhadap pengembangannya belum nampak. Pcran pagllyuban ya menyalurkan bantuan dan membuat aturan-aruran. Jadi lebih kcarah kelembagaan yang mcwadah i masyarakat dalam mcngclolah hutan rakyat. K alo tcrkait tekn is pengelotaan hutan rakynr itu tugasnya KTHR karcna langsung berhubungan antar masyarakar dan butan rakyat. KT! JR inikan semacam teknisnya jadi yang terkah teknis ada di KTHR.

Name Rcspondcn Jabatan Waktu Wawancara 17.00 WIO Tempat Wawancara

iswanto : Kerua KTHR Sckar Eko Jati : Selasa, II i\gustus 2009 Pui(UI 16.JO s/d : Sekretariat KTHR Sekar Eko Jati

Motivasl Bapak Siswanto mtngtmhangkan hutan rakyal Scbelum adu pencanang S&)O sudah mengcmbangkan hutan rakyat. kalo saya semliri tahun 1960-an. Hibit SU)D peroleb dengan mcncuri bibit Jat] di hutan ncgara yang saya pindah kc lahan pcnanian, Awai nya cuma untuk tambal sulam tapi kcnyataannya saya sendiri lama-lama bcrpikir kayu ini laku dijual. Oulu ambil bibit Jati, Mahoni di hutan regara dulu sembunyi-sembunyl sama petugas kale ketcmu petugas ya ditegur sama perugas, Oulu itu seumaran saya ya ada yang ingin nanam tapi ya jarang-jarang. Karena saya pingin ya nyuri bibit saja, Orang kalo ambil kayu di hutan negara tidok bagus jadi lebih baik ambil bibit untuk keperuingan tambal sulam. Dulu makanan pokok gaplek sekarang sudah nasi tahun 60.an masih gaplek, tahun 70 sudah nasi, Jadi bisa dibayangkan kondisl masyarakar dulu seperti apa. Peran KTHR dalam pengembangan butan rakyat Awalnya kalo bisa ngelc~iarikan hutannya dikasih scrtifikat selama 15 tahun. Tcrus caranya girnana, ya dipetakkan dihirung kayunya kalo sudah tau jumlah kayu di petaknya tcrus dilestarikan. ~a. rerus ierang saja investarisasi kayu dan pemetaan lahan yang berapa ha itu tanpa pengetahuan lembaga. Kalo peran KTHR dalarn pcngclolaan hutan rakyat ndak ada, Disini masyarakatnya da pada pinter-plmer kok ngelolah huian rak)'al. Perannya sebagai wadah aja masyarakat ngumpul.

136

rv,

INSTfTUSI OINAS Kf.RUTA.'iAN DA~ PERKEBU AN KABUPATEN GUNU~G KIDUL Narna Responden Jabaian Woktu Wawancara WIB Tempat Wawancarn

: Taufik : Kepal3 Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan : Jum'at, 15 Agusrus 2009 Pukul 10.0-0 s/d I l.00 : Kantor Dishutbun Kabupaten Gunung Kidul

Awai mula pengtmbangan h•lao rakyal di Oesa GiriStkllr

1 luum rakyat kcgiatannya dimulai pada tahun 1977 dengan nama Proye), Mbangun Deso ) ang merupakan proyck dan Departemen Kchutanan dnn Pertanlan. Debcrapa kc11iaU1nn~a adalah pcmbentukan hutan rc11\)at. n:habilitasi tcrascring scrta konservasi tanah. Setclah 01onomi ~crah bcrlaku proyek tcrscbut masuk kc program rancangan reknis Dinas Kchutanan dan Pcrl.cbunan )'ang bcntuk kcgiatannya rnasih sama yaitu pcngembangan hutan rakyat, rehabi I itasi tcrascring sena konscrvasi tanah. Plda tahun 2003 luas hutan rakyat di Kabupaten Gunung Kidul adalah 11.000 hn clan mcningkat pada tahun 20-05 menjadi 211000 ha. Peningl.atan iersebut berasal dari swada)'a masyarakat maupun bantuan dlmana komposisin)'a adalah yang swadaya 60 % dan banruan 40 %. Lua~ hutan ral..)'al )Mg dibantu ocl.iw 100 ha pcrtahun tctapi yang swadaya 111al11h bisa SOO ha per tahun Hutan ral.)'at dari s"ada)o m~yaral..at dilakukan pada lahan-lahan subur, scdangkan )ling dibia)ai pada lahen-lahan kriti~ karena memang harus d1 lahan kriti~ kan:na pada lahan yang subur d1111 datar digunakan unruk pertanian. Lokasi yang dipilih unruk hutan rakyat adalah lokasi dimuna masyarakatnya kritis dslam artian dari sisi 1..cmampuan ckunominya kurang sena kcmampauan untuk bers\\uda)'a juga kuran& dan lahannya memang kritis. Kalo kondisl sosek rnasyarakat mapan sena lahannya subur banyak yang berswada)a.

reran Oinu Kebut1na11 daa Perkebunan dalam pcngembangan butau ralcyat reran Dina> Kehutanan dan l'crkebunan tcrdapat penganggaron untuk hutan rakyat dan sarnpal saat ini masih ada. flbilitaSi perencanaan partisipatif lcwat MUSRENBANO khusus kchutanan ~ri tingkat kecamatan yang mcnjaring aspirasi masyarakat, Peron sclanjutnya pcndampmgan tckni~ penyuluhan aspek iel.ni~ dan aspck rnanajemen pcngelolaan hutan rolk)&l k:Stari. Pcran tainnya adalah memberikan bantuan bibit. ~a produks], pcmbcrian pupuk organik dan upah kcrja petaru. Dalam aplikas] kegiatann)a dilakukan sccara sine~i dengan dinas telmis lain misal untuk pen}uluhan dilakukan dengan Badan Penyuluhan. Pcnanlan dan Ketaha.nan Pangan, penyuluha.n huum rakyat lotari dilakut..an bcrsama Koperasi Wana Manunggal Lestari. Kita juga mclibatkan lembagalcrnbaga NGO scpeni Sh0tta. Arupa clan Pu53I Kajian I lutan Rak~al UOM. Selain itu dibenruk Kclornpot.. Kcrja (POKJA) Pcngembanagn llutan Rak)aL Lcstari yang unsur-unsumya adalah pcmcrintah dan 'IGO. Pcr-cncanaan panisipatif dilakukan T-2 misal pcrcncanaa tahun 2009 maka kegiat:annya untuk t:ahun 2011. tahun 2010 besok merupekan hasil Ml.,$RENBA1'0 tahun 2008.

137

Musrenbang khusus kehutanan dan perkebunan dilakukan dengan anggaran daerah dan hasilnya berupa usulan program. Terdapat juga kegiatan dari pusat terkau hutan rakyat misal Gerakan Rehabilitesi Lahan (Gerhan) yang bentuknya sama dcngan hutan rakyat yaitu menanam di lahan milik masyarakai. Peraturan yang tcrkail dengan h1tan rakyat Aniran yang terkait dcngan hutan rak)at ad11lah rentang Pcredaran Hasil Hutan yang merupakan peraturan dari pusat unruk legalitas kayu. I lutan ncgara dengan llutan rakyat masih diberiakukan sama hanya dibcrl Indemltas kayu hutsn ncgara dun kayu hutan rakyat. Pcrda Kabupaten Gunung Kidul tentang Pengelolaan llutan Rakyat scdang diproses, Rapcrda tersebut kurang lebih berisi tcntang masalah pengelolaan hutan rakyat )ang dikclola olch masyarakat serta tentang pcraturan pcredaran kayu. Manfaal yang di peroleh Pemda Kabupaten Gunu11g Kidul dcngan ada11ya hutan rakyat Pcndapatan Kabupaten Gunung Kidul dari hnsil hutan rukyat sekitor Rp. 450 juta, hasil 1cr.;cbu1 dipcrolch dori keglaien pcngukuran dan pcngujian kayu. Pengukuran dan pengujian kuyu dilakukan untuk legalitas kuyu yang dlkenakan tarif sebesar Rp. 6.000 per meter kubik untuk semua jerns,

140

0

z

,_

"e

·~•

j E :.

'

---~

...c" ~ c:

" ;:; Q.

E

§"

-

i:::

141

-

r--

..

I~

142

I

c:

s

·2"

-"'

143

E

" {j

•

JJ

.....

Q

u

144

.." ie ..... f

'li'

..,_ ~ ~

-e

s .. ~

j

,_ 3

a

·- ·-o

~> ~ E

~ . - e :-:· ~ B c~ ·- j ~~~~ 'LJ' .2 Ji

-e

a-{

.:.t

i n~~

~

~

•E

..

,g

'::

..

~ ~

'a.

"

;,;

-

i- ,;o :a

"2. · a "'] " c ·a =• 1J Oii ... a

.!!c ti:

e!:~ ,, :i ~illl( .tJ ~~

c;.

.s ~ ~ ~

::i

~

"a

~."li.§..,.g

a"

1g~S~ii ~. ~

C'-

a~ .: ,,:,(
~ ~

-

E ~

c Cl> r:i

-

~

~ ·- ~

,,!j

&. .~

:S ~

'gj ~

j

~

~

].g] · °"'

.7-'

S 13 ~. E i a~c:SS e f1 .2 ~ S

og

·~

c;

el

l~"'li 3 ~~ '.i _,,, <= ;J "

g:i- Js..: ~.... ~.fl~ 2n z" -o u

,,

i .P ·:n ~ .e ~ ~ ~s-, .,.'5~·!:!.·'5· g' 0 g 1J::: ~·~ '5 ~e ~ "'] a e ~ccs.· ~2 §"":J e4>

>'\

=

J:!. r.: .U ~ !. .Jc~~·-"O ~ 0 a ·- ~ .s;

"' c;

'ii ~ t: c. ~ ~ :g - ·~ 'll Q. ~ F, ~ g .g ~d c 8.-~-:;>;-;: ·c :::> ,&;) d :ii) ·-ete·-_.d ... °'' c1c: ~.f':I ~ ':lil>:;I~~. ~~ Ni;lo.!.(~ °"~~ ;,..;!:'.· ........ J I: ~ .;L-3 _a ~ .D ~Jv .&;. ~ ;:: c'"' g . (1$ 0. g :q g c 5 g ~ "":=- e .~a.. E .~. ::J QiJ ~!: ;.::'o;:)'l!l K. v~ ·-- ~... ._,~c 12~ &. :-::::'Qto; ~:i tt,,.,i::: ~lo.. 'Ei' ti! ,..; .s:; t § 'B':0 ~ !=< .C;_Q ·(1~

;i

:a r:. a .&- ~· a.j~.!!·=.J2·s~'"·

.tJ - "'".JS,;

"'Q

ii! e c .~ 8. .tt ·~ -o .r:.

-a

~ ·g- "' e

.,. i:

a -e c:: 8. ""l'i]J ·.., l.l _§ co~ e '[

~

E {! "' ~ - "lj o.. ,.,c " f ... = ~ ~ _~ 12r! -E .:1.~ "·~ f « ~ ·~ _ ~ .a, 6 'Vi "§..C '"" "li "

-

• .:.

t!~1~t1 .i 1~1i1111•1 -9 °" 5 ·e

geo1.~a-ia~~

.fl§

a e; Oii "

~~·=~"Jg e co ' ]

"O

,£'.) (lS

i:

..c ....

l>h

it

~.a~ c ..te eo _ c ·c.. ·,.. -a'-'"'°"" ·= c ~J

Of.I~~

c 2 c !; .:s _g n '.-..

~.,,..,e =·-""8." ... E ~ ~ : ·-~ .s ~


(!$

!\!

~

~

("l~

"""~

0

..c:: ~ E

8. a.·-"' rs~

.:.Jrr. ~

.

.:.t. ~

~

~s

.....

~

1!" ~ -o ~ ·· -

:> .,,~.a~--".ll!ii ~ ·$i

~

>:J)

o.i

g c c ~~ ~ ci e. J3 ',;;; ~ ~ ~ 'ii ~oE ~~ ~~ ~.i:; ; ~~~~a~ ~ ·~ ~ g~?-.B~ .c .i! &. ~ ~ a ] :. ~ a ·- c: - a' :c ... . ] ~· =.B8_.5-8 2 '·E ~~ ~ c 5 ~ -.; ~ a E .g _g E 5 § 5 §' ~ v ~ ~ a ~ ~ v ~ i E ~ ~ E f -;: 7 [ g ff ff' O 8. ~ 8_] o; ~ :::- e ~ . , .tj r;

;;>-,

r

>. .J:

c

~ 0

z

:::i~!!:lo..~

~

~::.::~tL

lt

v

~ ~ e ~ ,_

....;30.~o..t!JEEnE~c:.on

N

"'

S1't

2

0

,___

·-~

w tJ

7'31i3~~· Of'..1~~C:

:;: " '~

"'

-~

!il ~.".::r
:T~c,

r,,:;,,

"' Q :I !!. VI "

-·

·~"

~

~ ~].~ ~ ft')'l

-"

~ 15:

~:-:J';io;-"; h~ ~ -~ r.~'t.i

c ::::,: e ~ ~. =:! .... -· r. ::r -~~ C.> I.II be -·
;r,

"a-' ""e." u 61 '""· ,'!f!i a " II e !!3"~~" "O

:> .... e

[

::I

" ~

~ R" ii> a. g :r 0 ::J ~ c ·'"' 'E'~ ~",., !is,;

9.

.~"'

3 ~ g,

]'..."' " ... .,

"el

~

~

"

.,,II~ i::·ll ?<: -·

ag

3"'t ~c. "!!'§_St~ -· : !i )l ::ia:;,•

...

'g'R'll~~1! r. ::i (r.>

.,

n3 ..-

rai

~

:)

'

.,,

~

.. !!. " e

..

• -e "

3~2~ll,,

1l ~

'lil""I

i

fr "

. ""';:l

:)

~!

e- _,c: ,,. 111. .

~ ~. -· ~ ;.i Y.> il ·3;;1 ·-» ::lft::.:t)-•:::J

.[~-·=::Iti .,,. ....

=3

~

~ ~

~

,

;,

~

::i:' -

!lo)

ti)

3:: ~ ~

'" ...'

91>t

'

'

'

'

g

:

~e-J3~r ~-·~.. i- ..,. 1·~. rr

~

O' ~

-·["... "cs3n~"- ~ if

"~

~

-·Ill el c . .,,. i c.:)-·~8 c

"

"e. ~

i ~·~ .."' s-·,,,.~- " -i~ ~... ..," ,..

~

r-i'iir

s,

r')

r:: fj

c:i

~

0

~

c:

'

"

"c.~~

"O

"'-

[i " ,.. ~~

f\•.(l!
;:

8 ,;,

,;, ,..,

?

'<

:x: 7':" ~c:' ~ = ~-::"e ."~ C)C :J-"°I ~

i:!

~ ~ ~

~ c."

~z3J~$' ~ n tto '9,

3

-

c, -e :T -· ~ I:! £;'" :l C" ,..,,. e

:i: :::J ~ 3 3 g' (I/

{IQ

c :.: 2. 0

·~ce: c ~ g- :. ·.-: ~ ~w-¥t:,)

"'e, s. ><''< r.. e ~

-Co)~,..,~

~

,.:"

. ""';,;· •· fr '<-3S" "

e o1;;: -· i

:s: "'

t:)

> r; a. "O g 'C§

_

"'l-.Zi;!l

i' g- g.

~a.ti) :-. tt>

-

.,,0 "'¥i e, ;;. c " j';;'fr §-,,:i -· c· ...e'r. s= 0-f/1,

f;i

>;:J

0

'<. 7' ~ .,-n r.: ~ "'1l1'"X-3

e. ;1

'&~~ . . . =.:i. <./) 5 :1. ~.~Iii~-· f;\ ~ Ii -· :. 0 -· rs = ,;; :;· §~

...,

---·,- z

"~gR ::i (IO

bi

•~

il ~

·IP~g00 •~"'

. ...... ..= &; ,

!: ~ ~ ~

.,,c:

>

-

c:

5

"

w

;;; 2 2. 0 c:

"' I-

S!

"'

Ll't

... ~~ ~-3

"

a-,, rr"

.....

~" '8"

" ,..,..

....

'O

0

;;'

,; ~ c"' 12. ..

...

"

..a~ " ~., ...J ~·

o,;e.

iJ <:;

5i "' ~

'" -e

El

"

-j

"

"'

Q.

-

ii !\'

r

il"

~·§

g: ;...,,~ :r

,.c""

~ ::i:

a:

s ! "' •

"

~.~o'- fIi';

. ,,. "

~ e

":!. 3 ~~

a.,,. e. ""' rIi

0

~

i'r .,,. c""' ~§

;! w

.... z 2. c:

.., w

QC

'g

~

a

!.

!!:

c"

g~

.~ !. .. I' I'"

0

E:

~ •!

-"-·.., ~~s z .. XI

...~{ ....

~

;II

~

. .,,I _

s:::.

LAMPI RAN 3: TAIJF,L KATF.<;ORISASI

I.

Historital Background

NO' I

s I 7

24

38

DATA

lorormasi

Kode

Tahnn 1976 Bupari C11nung IGdul Ir Darmakum Oarmoku1umo dilihat lab.an Gununc Kidul umumn)a saniac kritls, tan ah gundul, saog111 ~ruac. mwim ktmar1upun

HB. RLJS. MTVL. MlVI:. WOl·I

panjang maka bup1ti memilikl gaguan afllu iclt bah•,.• di Cunung Kidul p~r1u stkali digalakln adany. hvtan rakya·1 at:Au reboisasi. f'-.omun demikinn Bupatl Gunung Kidut mcncanat1gkan pekar pcngl'i)auan ~ang c!lpuS300ln di Glrisekar pad. s:iat flu yang ditenam akasia. Pacb saaat itu tnas)uakat iattna takut subsidi pemda yany l>:rupa bibit •k•si• karcna ukut schingsa m11syara.ltti mcngaojurl-an penanaman dischnkar scldah ;icighijau:m '"""""' lumhuh -ird>ng m;ika l•h•n tc....,but tcnutup. 0""11 kemungl:iruin sete!ol! ""'1n rersebu; uruaup ma,,!ar.skatd:mir unti* bc.1n1nsmipi. Schinsga poda sa.\l itu p:l,!ti meeanam sore $latir oiontnom lahnn mor•ka bnik akn•I• m .. pun j11L ~·lrnitngtt labon Dua Clrfsrkar ..... muy1r1kat acruls. Metc' m1a-ru111 PNS, l•h•nn)a cukup lu;is Lcmungl.in•n ~di• m<11sanaliso fX11ghijauan swnb<-r dan.,,i. Oisamping dia mcmpcrhatikan lingkungon sumbe: da)a 'Ud3h tau ~tng 1aku1 pogi m:ounam soee r1<:"1C8but loln.'na kun1ns $1>Siali>a>i schin&&a ~lah pt~i. Scbclum •d•ny• pcnuuoi!"n reboisa>i, ub scndiri dan dipinJah, ~an1i rr.usim r~ndcng banyak )Mg tumbuh. Oulu muk•nan P<>kok gaplck :.ckuran~ sudah mola• mtSi. tuhun 60- HH Wl-06-38 an ;nQ$ih m:tknn ~;iplck tahu• 70 :IUdah mal.:an n:i>i.

"'""""ia

-

lSO

I

lSl

2.

Motivasi

NO I

lnformasi Kodr. 1976 Rupati Gunang, Kidul Ir Oarmakum llB. BLJS. MTVL. Darrnokusumo dilihat lahan Genung Kidul 1.1mumnya 1Rngat "1TVE. WOl-1 krl1ls, (All&h g11ndul, sangat get'$ang. mustm kemaraupun panjang maka bupatl mtmillki gagasan atau ide bahawa di Gnn11og Kidul pf'rh1 st.kall digAlHkAn ftdRny11 hnfAn 1·nkynt 11tau rebejsas]. l\amun demikian Dupati Gunung K(dul mcncnnangkan pekun pcughijisuan y~ng dipu:,;.UkHn di Girisekur P'"Ju sauL itu ytt11¥ ditanam al<usia. Pada saaat itu n1asyara.knt karena lakut subshli pemda yang berupa bihit akasln karcna takut schlngga n1aS}':tr'.iknl menanam karcna tskut, Setcla diumom pagi diianam sore dicabut kun:nu masyurukal masih primitif dikira bupati nu.. 11ganjui-ku,n penanaman disebakan setclnh peaghi jauan tersebut tumbuh rindang mnka lahan tcr$C.·.but tertutup. Besar ~cr.1ung.kinan serelah lrihun terscbut tcrtutup mesyamkai diusir untuk bcrtransmigrasi. Schingg.a pada saai itu pagl mcnanam sore secera scmhun); dicabur. Ada kurun~ lcbih 1 nnggota mcnunam

I

fldQk 1ue1n:abuC

f1411111na11f\)M

111c1uu11bttlt tko110111I ~·ung t.H.iiur.

Kemudl•n selang 10 Jahun rersebut lhnbul lalslatlr me1u1nam lahAn mtrtk• h•lk •kol• maupun j•tl. Men~ng•I l•h•n Ciris.cknr s:trtat m1synraluu agrari1J. Su1u lahnn ditanam Jati semua bia.'Wnya ~omil ikn}a sudah ma pan secaru ckonomi cuou lahonyo lehih luus etuu ~arenn ado rekerjnun temp selaln sebagat pcianl. Lohan yang hnnyn dlianom Jatl padn bn~ion pinaaimyn saja disebabl-an p.:milik lnhan 1mchu1 tiJak rnemilikl lnhnn ynng lu:1s dan pckerlaan utnntuttya scbagai pear i. Pada awal mcmbanguan motil'aSi umuk wbun~un dsn kelcsterian tunah, l'oda awalnya, moti vasi urumo masyarakat melakukan pcngclolaan hutan rnkyo1 oJnloh motlvssi li119kunsun Jenl!l'n hnrupon dnp:il rnc1"rerb.liki lingkungnn di nu1110 kondi!ii lahan yaog batu bcrlunnh. Mt1nfuo1 yang diherlkan oleh pengclolaan huwn rokya1 tiduk hanya tnanfaat linykungan na11111n jJ~O munlbHt ckoncmi. Manlltnt ckoncml inilah yang menyebubkun pcngclolacn hutnn rukyat mcnychar kc >cbuglan bcsar mas)aralm IX~a Olriicknr schlngga yang dul,myu pengclolm111 hutun ruk)'ul dimotfq1si oleJ1 kondisi lingkungan ~kamng berub:ih mcnjadi motivQ.Si ckvnomi. Huian rJk)'&I kcgit11w111ya di1r.ulai pada 1ahun 197~ dcngan nama l'royck Mb;tngun Deso yang mcrupok•n proyck dori Dcpartcmcn llcbcrapa ~cgiau1n11ya adnlah Kehutanan Jan l)crtanion. pembcotuknn hu1an rnkyol rchabilllasl lerillering mm konmvasl 1~u1nh. Sct(ilah oton(lnti dacrah he:rlnlu (lC'Oycl lC.rsehul n1n:;uk le

o.,.

II

23

2(>

34

\HVI' wo1.11

MTVE&MTVJ. W02-23 MTVl,&MTVE WOJ-26

MTVL l'RN. UR WOJ-34

progrum runcttngur1 lcknis Dinus Kchvt.onun
bentuk kegiatannya maslh sama yaitu pcngcmbangan hutan rakyat. rchubilitasi lcr<Jscring Scrla ktmscr\"asi lanah.

I

152

3. Manfaat yang dipernleh NO

l•fonaasi lcbih subur tanah mJSi sdJirang baik lagi. Apolagi SOllt ini tnltun 2009 !ebih bogus mgj. Temyata toh byaral;at nten}adari perlu dijijp kelestaraiannya ierapi mengingat l:ebutLlwl >ans tidak dapat dihindari maka masih kccil-kccil di1tbong. Tebang I dapat menanam to b•u.ang lagi bukan dari pcTS3JT13ian habis di1ebang tunasnya pasti ada 2-3. fem)ata basil diumm sejal( kecil leblh bagus se1el:ih ditclxlng toyu lurus cqr.u bes:ir. SctA:bh ada hutin rdl.~'3\ dlln tcrascring ban}11k manfaat 'iclai> ekouomi, tingl:ungln pun daJl& u:loga-1olaga m1uih b::r1nhan. Dulu tnnah Lipis sesarang lcbih ld>al k--.a nllanya 1Ct".1.'>trin&' iambah tcrus sercsah jstuh dic11ngkul 1er1imbun tanah 5"hingJ1a tehtl ~criakin tebal. Nar.1un S."W.t ini tccnp k4tena setktp I t.:ahun ter.:isc1in5 harus diuunbah satu btU.u kakJ litltk sill·.sia. lliastnya nkan -ncndirikan tA:mp:u ibadah ma.•)'9rnl:9t rein 1ncmbcrikan kayu 1mnyumhftng ka)\I ~iluar U1111¥- (loluni; l\))<Jfl~ I n1asih kuat dari dulu k•ln alb hajat ma.•)vakat unpa dlsuru3 [ mernbantu kecuali kalo 4da kcpcrluan. Rudaya sumhlng ma~ih acb 1 scpcrti ;ncn_ienguk orang "°kit bnhwa uang alllu molcunan keeil. 1 Masyamlcat mcnaanu1 kbul& 001uh karoo mcmbltlill:.an :Ja.i \ .!nnunyo y1lflg mcnoukupi koyu itu. MU>im-m..,.in1 >11111bong pnda \ musim kcmar:u. karena ban~ak yang punya h•jzl. biop Ma< sekotah, Yani dite~ ukur.in.~ya !CSUli da'Jlla-ja£on11 bia)a kcschatan. untuk beli air. Mttnfoat lin1kunaan adalllh pcnina.aian kesJburan Johan m:asiorakat inns dituajukan clc-nJ!Jin scm1kin tcbalnia solum tanah. Monfaat lingkung.n lainni-, adil"'1 ~cmbalinia I.en ckor panj•ns kc habitul aslinya llcs:l gJriicw. M;nfllat ckonomi )'llng cimok•n olth ma$)1lnko1 :odaloh peningka;an pendapetan ba1k dart hosil hUIWI ITlltJIXl!l ha.••& dirasakan oleh masyarakat mcningtaln)a ~cpedulian mas) arakat

Kode

--l~---- -2 Gunung Kidul mcnjadi

ML WOl-2

3

ME& BJJS

4

16

IR

I 22 29

tcrhadap pengclolaan J:ihan ranJt mampu mcmadulan aspck

JS

\\'01-3

1

I I

MF,, Ml. WOl·4 ML \VOl-13

I

I 'AS WOl-16

I

I

I ME&M~ WOl-IR

I I MS&Mt:: WOZ.22 ML. MF. &MS W<•3-29

I

I1

lingkunHan drui ekonomi. Kclembna- ini mc:mbcntuk kccrt1t&n hubungan kckduarg= dan mcningkatl.an sifat g<>U>Og royong ians dikan:nakan adanya pcrwan scll3Slb tcttwlap oktiliias )an& dilakukan l'llda tahun 2008 hutao l'U)al mampu men~11111µang pendapalan ME WU-1-35 lcabupatcn dipcrolch d.iri pcngu.kuran d3n pcnguji:io ka) u sdcitllr Rp. 4SO julJI per t.ehun. P\:ngukunin da..i pcngujilln dilalu.lwl untuk lcgaliUts byu yang dikc1131
153

4. Proses Belajar f\O

Kode

lafonau-.i

I Tshun

1?76

Bup•li

Gunll1&

Kldol

Ir

HB. BL.IS. MTVL. MTVE. WOl-1

Dannakum

Oitrmokut;umo dlJib.tt Illa.a Cunuo.g KidW t1mMmnva ungat kriti.s, tan.th guodul, sang at gersaa.~ mvsim kemaraupvn

paojaog maka bu1iatl mtmlllkt gagasu aun1 Ide bahawa di Guoang Kldul perlu stkali di211t1kan adanya hulao rakyar alllo rebolsasl, Namun dtmikian Bl.{181i Gurrmg Kidul meneanangkan pekan penghijauan )'1U1S dipumko._o Ji Girisekar pada saa itu yang ditanam akasia. Pa kurung ljf.. Ternyata kurang ltbih dasav."3rsa a.tau 10 ta.bun orang yt.ng tidak mencabut tanaman11ya mtnambab ekonomi yug besar. Kemudion s..tong 10 tahun tersebet limbul lnisiatff mtn1oam labn m•rek2 bail< 1Jtasia maupu11 jali. \lengingat lahan Desa Girisekar serta masyarakat agrari!. Ternyata toh belum 100 % masyar:L 3 k~lt::stardi&onya h:lapi mcngingal kcbvtuhm )"dng liJa.~ dzr,;it Jibindari maka masih kecil-kecil ditchan~. Teoang I dapat menanam 10 h:nang lagi bukan dari persamaian hahis diteh3ng tunesnyo pcsti eda 2.-3. Ternyma basil diranem sej:ik kecil lebi:. bagus setclah diccbang layu luru.\ ccpat besar, 6 Seeelah rnengerti bahwa pemerintab Udak ~">Jnindzkal deng.an lransang baik, pmgctahuan :crsebul berd•sark>n pengal•man mosy>raht secgn abmi. \.lasyaraka1 lebih amu5'as kalo sodah pengalaman kalo belum masih 20 -agu-ragu. kurang Jrt'.usias h•rus liha- ~lu_ Cara menanam dulu ..,.. me:ianam 5'kar.lng dibual lubang kalo 25 mampu dibtri pupuk. Sekarang banyak ~-ang dipopuk dul• relum. Oulu b<:lum m'"lgllilung jorak """1m S<.iuuang sudoh jarak llnlm. Pcrtjorang;< umur 5 Uhun. Dioari :ung buglr.H>agu' ini Uil...starika.11 ini tidak. Pohon yo._og taus dilcstzrikan yang bcng.kok ditrbang j:iraknya disesuaiken melihat cabllllg:iy• "1111pai man•. Pengetahuan 1 i_diper~e"'._ da~ p
I

ME& BUS WOl·3

L~&llLJM WO!6

I

-

l

RLJS WOl·I)

l

I

I

llLJS WOl · 17

RLJS&RLIM wo1.20

BUS&lJP \\'02· 25

----

-

l.54

5. lJpaya Penularan dan replikasl Kode

lnrorm.aJI

NO

Sctclah mcngeni bahwa pemerintah 1idak memindaxan dengan l!K&lll.,JM Wll'Itransmigresi dan setelah ditcban~ manfaamya besar schingg tidak 6 usai dipcrintah mcnanam scndirl. Yang mcnolek lchih mclihat dari rncrcka y.ang berhssll karena kie:nfa(mu1 bukjm reorl. Sebelum adanya pencanangan reboisasi, sebetum tabun 1960 Hfl, UR WQl-7 ma~yarak1U dUarang rntna·na.m .Jati kartna terba"'·ah s:i.stem pcnj•jah. Hutan nc.garn la;hilangnn pobcn aken :-oulil mclacaknya.

6

7

Lahan-lahan yang dirr:.ilj}d masyarakat kayu-kayu tahun yang buruk

Nangka, Besi, Kesambi. Kernudian timbul ada yang mcmberanikan dirf sindcr rncnanam masyarakai ikut menanarn. Karena sinllcrr~ya sendiri bcrani jika Ilda epa-apa sindcmya duluan. Pcngambilan kepetusan dalam· keluarga adalah KK mavorltas, tetapi tidak mcnutup kcmungkinan anggou kelusrga pun bisa menentokan, Yang. terlibat seluruh keluorga asulkan sudah usie

8

\JP WO!-~

kcrja.

flangun tcrasering/talud diperolch dari dulu sejak nenek rnoyang kemudian adanya sosialisasi mcningkatkan kesadaran bahwa tcrasering dapai mrngcndalikan erosi. Saya berumur 45 tahun, umur 18 tahun sudah mutal mcnanarn. Karena duJu ikut orang tua jadi mau tidak mau kcrja itu rnengikuti orang ua U.i laban oeang tua, PelatibM yang pernah ada Pengolchan lahan sepeni dicangkul
I)

12

14

\JP WOl-9

UP WOl-12

UP WOl-19

mernicu turnbuhan tersebui bcrkernbang dengan baik. Jarak taoam 19

21

25

telah disosialisasi paling tidak 3 x 5 meter. Pertukaran informasi secara khusus tidnk ada namun jika eda yang ingin tau maka d• dataog belajar mcndekarl yaog, akan dimirua iatormasinya. Kalo yang tall liba-tib3 ngasih tau ndak dikira keminter. Yang rnenolak sudah rnelaksanakan program. Pengctahuan ll~rschtn karena conroh-coniob dan masukan darl orupa dan pemerintah. schingga sckarsng 11da kebcesaraaan sehin2,sa 90 ~4 1nasyarakat sudah mcmahami. Cara menanarn dulu asal rncnanam sekarang diouat lubang kalo mampu diberi pupuk. Sekarang banyak yang dipupuk dulu belum. 01,1lu hi:Jurn menghitung jarak tananr sckarang sudah jarak tanam. Peniaransa umur 5 ~'111un. f)icari yang bagus-bagus ini ditestarikan ini tidak. Pohon yang lures dilestarikan yang bengk1)k ditebang jaraknya disesuaikan melibal C:ihangny·a sampai maila. Pcngct.ahuall 1 di1)t;rolch dari pcngalantaJldat\ pcrten1uao-pcrtcrnuan. I Tahun 2003 luas huiao rakym 11.000 I la tahun 2C()~ I uasnya 28.000 Ha biiik swadayo maupun banLUon yang swad•}'l 60 % kemudian yang bantuan sisanya. Saal ini piling )'Hng tlibanlu :;~kih1r 100 ba per tahun kalau swadaya malah luas bisa 500 hu pertahun. l·lutan rakyat kcgiitat1ny·a clin1ulai pada tahun 1978 den,gan r.ar.1a Proyt:k Mbangun J)e:;o yang nJCl'UJ>Zkan proyek dati Departen\e.n kegiatann~·a adalah Kchutanan dan Pcrtanian. Bcberapa pcn1bcntukan hu1an f"Jkyatrenabifitasl tcras:cring. scna kons.ervasi tanah. Sctclah otonomi dacrah bcrlaku pro!·ck tcrscbut 1":1asuk kc program roncang.1n 1eknis Oinas Kehutanan dan Perkebunan yang bcntuk kcgiatanny• masih sama )'8.ilu pcngembangan hutan ral:yat. rehahilita.-.;i Lera~ering sert3 konserva~i1nnah.

133 I I 34

I

HM.UPWOl-19

lJP,UR&BLJM W02-21

lll,.IS&UI' W02-

25

UR ·~,.04·33

MTVL., PR:--l, UR W04-34

··-

15'.>

6. Peraa :-iO ,____ 5

laformlJi Mereka yang mampu menanam karma sumbcr daya manusian>• rota-rota bogus Nlta-rula PKS, luhonnya cekup tees kc:mu•gkinon

besar dia menganansa pengbijauansomber ckonon·i. Oisamping die memperhatikan lingkungan sun:ber daya manusia sOOah tau yang taJ.:~t pagi . rr!crianam. sore mcncat-ut karcna kurang sosialisasi ~h1ngga saiat-. perscpµ.

14

28

31

I

Kode HB. PR:\ \VOl-5

I

I

Pelatihan yang pemat a11. reran ny>1a eevpa dalam pe
I

oleh POKJA. 32

36

37

Peran Dinas terdapat pengangg;iran untut hutan rakyat dan sampai saat ini mlSih aea, f~litasi p:rcncanaan partisi~tir le\ll.·at :vtUSRENBA.'IG khusus kebutanan dari tingkat kecamatan yang menjaring aspirasi masyarakat, Peron selanjutnya peodampin~• teknis penyuluhlari bcrj"""°"' d.:ngan Koperasi Wana Manunggal. Hutan rakyat kcgiatannya dimulai pada tahtL, 1978 dcngan nama l'royck Mbangun flcso yang mcrupakan proyck d3ri l)epar-"r.ten Kehutanan dan Penanlan, Reber-Jpn kegi.=t12nnya adala.i pembentukun hutan rakyat. rch:ibili""" llnSCring serta konscn'a5i ianah. Sete'ah (l(OMrni daetah berlaku pro>-ek i.crsebut masuk ke program rancangan tclmis Oioas Kdw1ana, dan Perkebenan >=3 bentuk kegiatannya masi~ sama yai1u pengembangan hutan ra1'.·yat, rehabilitasi terasering sena konscrvo.si 1am1h. Pc-an paguyuban ya menyalurkanbantuandao beat acurar-aturan. Kala tcrkait tcknis pcngclolaan hutan rakyal itu wgasnya ICTHR karena langsu:>g bemubungan antar masy.inkat dan hu!llll rakylll Kolo pen>n KTllR dalom pengelol>an ht11an nkyat ndak ado. Disini masyataka~,ya da peda pioier-pitl1er kok ngtlc~ah huiar, ral.')'at

PR'I Wo+32

MTVL. PRi'I. UR W()4-34

PRN \\105-36

PRN W06·37

156

7. Siklus Hutu Rakyat NO

I

27

lnfermasi

I

I

I I

P'"''u..

I

I

I

poi,..,

I

Kode

Perencanoan. pada •"•In}• pcrcncaiuan pengelolaan hutan rn~')">t SKJ,S WOJ-27 yang dilakukan olch mas)·ar-.sk:u $d)ata.s i<>l.:asi laht:t.n !'ang ok~11 ditanami karena pada awalnya masyaBk>t melakukan pengelol33• hutan mkyat lcbih Sibit yang lumboh dengai scndirin)a. S;iat ini ma~yarnkat juga relah rrcrgen.11jarak 1.tnam. Peng;ituron jarok tanam ini okan berdompc>I. pQda kmdisi pohoi ) ang dihasilkan dimtlllll hasilnya lCr$>i~n a.iar ian:am., untu~ n'eu1pcr\')lch $;(UM" 1111lllmri. ?uJa umur dan kctinggian tcrtenlu kemudinn d1lakul:an 1)<"11janlng311 untuk mengeja.r diamul k""'na "'""""'" yung rnpat mcneakihatk•n lunaman linggi uipi kccil. Ptmtliharun, kcgiaiar pcmcliharaan )1lfli dari dulu sampai ~c!Glrwig masih dilakukan mos)atalm odaloh "'''ii {pNnins) )&ilu pemnngkasan aillong. Kcgl:wan \\i\\il dimaksuh pohoial $CJ)Cfli bellmg bcngkol.. pU1 c.'pll bc:.llangon yang dilakuun olch maslar.skat ditujukan unluk di~unuk:in scndiri dan unluk dijual. l'rnobangan. pohon yang :ikan digunakan sendiri d.ncl)ang J)lda ao~'l" hulan !lep1cmhc<- dan l'le•Ill dijll:\I tida~ rrC11genal "Jktu. S.:tiap saat masyarakll ;Japat mcndxing kayu. Pohon >•n~ ditchwtg dijual )ang diman;i uangn)u digunal.an untul. 1JCmcnuhi kcbutuhan masyaraknt. Kebut1.han ma.<)-arakal ters<:but b~i~u kccika a1la hajalM, a<'l!~ sc~ol3h dai 00)'9 ~esehauir. jika ad~ kcrollul yang :wikit. Pcmasaran >wyu basil butan rakya; mll3) &nlkat Ocsa Girisckar bia"1nya diju•I kc pcngcpul lokal yang bcrada di Desa Girisekar atau ke Koperasi. Keputusan masyarakat menjual kayu tcrg:11uung dad hari;a x:i yang ditaw:nWl kc rnasyaraka!. Pru,.;s pcnjualan k•> u dilal.ukilr. ukh """'!llnlbl sccara lei.mg dimana sctiap pcngcpul mcngajukan t.asga lx:li clan y.mg lLninggi yan~ dioilih oleh masvarakat.

I

I

157

8. Hambatan NO 10

lnformaJI Kt•Jlapa !R~l:1ir.ing mesih ada yang bclum terascring karena tcnaga don bukan tannh milik pribadl.

19

Pertukaian informllSi secara khusus tidak ada namun jika ada yang ingin tau maka di datang belajar mendekati yang akan diminta informasinya. Kato yang tac tiba-tiba ngasih tau ndak dikira

Kodt

HM WOl·IO JIM. UP WO J.19

kermnter.

~o

Harnbatan )'l'ng dihadspi adalah belum adanya pasar khusus yang rnef'laoipung kayu yaog berserufikast. Saat i11i kayo wr~but d~iuul berdasarkan mckanisme JX!Sar dalam artian tidak membedakan apakah kayu tcrsebut merupakan kayu sertifikasi atau bukan. Hal tersebut menyebabkan tidsk ada keif\time"V.aan terhsdnp kayu scrtifikasi padahal untuk memperoleh senifikasi diburchkan biaya

yang_tidak ~dik!!_.

-

HM W03·30

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Doni Prabowo adalah putra kedua dari dua bersaudara keluarga pasangan lsmanan (aim) dan Siti Rochmini {aim). Dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 16 Oktober 1978. Masa Kecil hingga dewasa dilaluinya di dua kota yang mengikuti aktivitas orang tua sebagai anggota TNl-AU. rnulai dari Ujung Pandang (sekarang Makasssar) dan Kora Yogyakarta, Kini tetah berkeluarga tinggal di Kola Pontianak. Masa pcndidikan diawali di SD Ncgcri Mangkura II Ujung Pandang hingga kelas 5. selanjutnya kelas 6 sarnpai tamat di SD Adisucipto Ill Yogyakarta, Pendidikan mcnengah pertama dan alas disclesaikannya di SMPN 8 dan SMAN 6 Yogyakana, hingga tamat pada tahun 1997. Kemudian melaojutkan kuliah di Fakultas Kchutanan Univcrsitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1997 dan memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada tahun 2003. Pada tahun 2008 hingga 2009 mclanjutkan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada bidang studi Magiste» Teknik Pembangunan Wilayah dan Kola melalui program beasiswa dari BAPPENAS. Saar ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Balai Pemamapan Kawasan Hutan Wilayah Ill Pontianak Departernen Kehutanan sebagai staf dari tahun 2003 sampai sekarang. Dari Hasil pemikahannya dengan Asih Idha Listiyowati pada tahun 2006. kini penulis telah dikaruniai saiu orang putri, yaitu Hwnmam Ayudya P yang berusia 2 tahun 7 bulan dan dikaruniai satu orang putra, yaitu Prajna. Ksinantrian P yang bcrusia 9 bu Ian.

158