eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (3): 657 - 672 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2014
UPAYA PEMERINTAH CHINA DALAM PENGURANGAN EMISI GAS BUANG DI BEIJING MELALUI CLEAN DEVELOPEMNT MECHANISM TAHUN 2005-2008 LELY L. FADILLAH1 NIM.0702045157 Abstract Poor air pollution in Beijing is derived from substances - pollutants from industrial plants, wheeled vehicles, solid waste disposal etc. Air pollution can be caused by natural sources and human activities. Emissions that pollute air and environment affect people's health, especially for people who live in big cities, who live in the area due to industrial pollution and then the resulting smoke and steam that smells and affect breathing, smell, sight, the body becomes weak, reduced IQ, when lots of pollution inhaled it can inhibit the exchange of oxygen in the blood. Therefore, Beijing seek to reduce exhaust emissions that can spread to other areas and the impact on human health. Through the CDM, China take and utilize her role in the Kyoto Protocol to reduce emissions and indirectly raise China's position is considered important, particularly in the transfer of environmentally sound technology based. China plays an important role among the countries involved in the Kyoto Protocol to address the involved part in reducing domestic emissions, although China has a national interest in it the opportunity to take advantage through the Clean Develompment Mechanism. Chinese Government efforts to reduce emissions in Beijing are the main issues discussed in this study. China’s position on Clean Development Mechanism programme participation at Beijing make effort of China important in international relation. Clean Development Mechanism at Beijing on 2005 – 2012 year are the technology clean coal, denitrification, desulfuritation, electrostratic precipitator, cascading style sheets, close the factory closure, enforcement vechile. Keyword: Beijing, China, Emission, Polution, CDM Pendahuluan Emisi gas buang merupakan penyebab pemanasan global sehingga banyak negara yang peduli akan masalah gas buang. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, dan merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan global sehingga banyak negara yang sangat peduli akan masalah gas buang ini. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: Lely
[email protected]
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Beijing merupakan ibukota China dan pusat perkotaan dimana segala aktivitas industri banyak beroperasi disana. Tentunya industri–industri tersebut menghasilkan emisi gas buang. Oleh karena itu sebagai negara yang menghasilkan emisi gas buang yang besar Beijing harus mengurangi tingkat emisi gas buang. Industri di Beijing menyumbang 23.372 Mega ton CO2dari jumlah emisi pada tahun 2005 hingga tahun 2008. Penyebab emisi gas buang di China tidak terlepas dari kegiatan pabrik–pabrik industri di Beijing yang menghasilkan jumlah emisi yang banyak setiap harinya sehingga mengeluarkan asap polusi ke udara. Pada tahun 2005 jumlah emisi gas buang di Beijing sebesar 3.400 juta ton, meningkat pada tahun 2006 sebesar 6.200 juta ton. Pada tahun 2007 sebesar 6.300 juta ton lalu meningkat pada tahun 2008 dengan sebesar 7.472 juta ton.Tahun 2007 Beijing merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi yang cukup tinggi. Setiap harinya kota tersebut diselimuti oleh kabut kelabu akibat emisi cerobong asap, kendaraan bermotor, dan debu. Polusi terkadang bisa membuat penerbangan di Beijing terpaksa dibatalkan akibat minimnya jarak pandang. Menghirup udara dengan kadar polusi yang tinggi bisa menyebabkan batuk, bersin, iritasi tenggorokan, serta berbagai penyakit lainnya. Dalam kasus tertentu, partikel polusi yang terhirup ketika bernafas bisa masuk ke paru-paru dan ikut dalam peredaran darah sehingga mengakibatkan gangguan secara langsungseperti sulit bernafas, batuk berkepanjangan, sakit kepala tiba–tiba, mimisan. Hal tersebut sebagian besar dialami oleh penduduk di Beijing sehingga aktivitas sehari–hari mereka terganggu. Akibatnya Dua pertiga kota-kota China harus menghadapi tingkat pencemaran udara yang tinggi dengan 20 kota dinyatakan tidak memiliki udara bersih. Beijingtermasuk salah satu dari 20 kategori kota yang udaranya tercemar oleh emisi gas buang tersebut. Beijing adalah cerminan wajah China yang merupakan kota yang indah dan menarik, jika polusi udara tidak teratasi maka dapat menutupi keindahan China. Oleh karena itu pemerintah China harus berupaya menjadikan Beijing kota yang bersih udara serta terjaga dari gangguan polusi yang bisa merusak keindahan China dan kesehatan warganya. Agar menjadi kota yang sehat udara dan emisi gas buang yang rendah. Dengan ini China ikut dalam program CDM ( Clean Development Mechanism). Clean Development Mechanism ini membantu China dalam mengurangi emisi gas buang di Beijing karena menyangkut alasan kepentingan. Kalau secara internal kepentingan mengurangi emisi gas buang buang terkait masalah kesehatan warga China. Namun sebuah analisa menyebutkan bahwa kepentingan China mengurangi emisi adalah mendapatkan keuntungan yaitu memperoleh investasi baru melakukan kegiatan pengurangan emisi tersebut yang dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan di negaranya, serta mendapat transfer teknologi 657
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
dan dana tambahan yang membantu China untuk mempersiapkan diri mengahadapi dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Keuntungan – keuntungan lain China dengan proyek CDM ini adalah sebagai berikut: 1. Proyek – proyek ramah lingkungan seperti proyek hemat energi, tidak mencemari lingkungan serta mencegah polusi dari sektor industri dan transportasi 2. Biaya relatif murah, karena pendanaannya dibantu boleh negara maju 3. Transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dengan biaya terjangkau Dengan begitu China dapat menjadi lahan investasi negara dalam rangka pemenuhan target penurunan emisi gas buang. Jadi peluang untuk memperoleh hasil dari penjualan kredit emisi dapat dimanfaatkan dengan mengembangkan proyek – proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. A. Kerangka Dasar Konsep 1. Teori Politik Hijau ( Green PoliticTheory ) Green politics menawarkan konsep desentralitas sebagai strategi implementasi kontrol yang baik dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Green politics meyakini implementasi kontrol level global dapat lebih efektifdilaksanakan dalam skala yang lebih kecil, yakni skala komunitas lokal yanglangsung memiliki interdependensi terhadap alam sekitar dalam kehidupan mereka (Hamengku Buwono X : 2009, hal.04). Kaum Green Politics menuntut perubahan dramatis menyangkut gaya hidup, termasuk perubahan yang sangat signifikan menyangkut organisasi politik dan ekonomi manusia.Pandangan Green Politics justru menempatkan nilai yang sama pada manusia dan alam sebagai bagian dari satu biosistem tunggal. Dari pandangan ini, manusia tidak memiliki hak mengeksploitasi alam bagi keuntungannya sendiri. Manusia memiliki kewajiban untuk hidup dalam keharmonisan dengan alam dan menghargai serta memelihara keseimbangan ekologis secara menyeluruh. (Buwono X,Hamengku.2009.Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya Program Pascasarjana. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada). Kaum Green Politics menegaskan perlunya sentralisasi pengendalian politik global agar dapat mengamankan manajemen ekosistem global keseluruhan. Disisi lain, mereka juga melihat bahwa komunitas lokal, yang kecil, mandiri, adalah yang paling tepat untuk memajukan gaya hidup tidak konsumtif dalam keseimbangan ekologis dengan kondisi lokal tertentu. Jelas bahwa kaum Green Politics menanggalkan pandangan konvensional tentang hubungan internasional yang berdasarkan sistem negara. Hubungan internasional akan menerima arti yang benar-benar baru dari sudut pandang ekosistem global yang terancam bahaya oleh arogasi upaya manusia demi kehidupan modern dan kekayaan material tingkat tinggi. Singkatnya, sifat tantangan pada HI yang diciptakan oleh isu 658
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
lingkungan hidup tergantung pada sedikit banyak posisi seseorang dalam perdebatan lingkungan hidup. Tergantung dari posisi tersebut, baik isu lingkungan hidup merupakan salah satu item tambahanpada agenda yang secara menyenangkan dapat diatur oleh pendekatan tradisional, ataupun merupakan isu sangat khusus yang membutuhkan kita untuk merekonstruksi seluruh cara berpikir tentang hubungan internasional. Dengan konsep ini, pengelolaan lingkungan menitikberatkan pada dimensi etis kebijaksanaan sebuah negara dengan penyelesaian masalah lingkungan yang berbasiskan teknologi tinggi. Pemerintah China mengambil langkah yaitu dengan menggunakan batu bara bersih yang ramah lingkungan. 2. Rezim Internasional Teori rezim berasal dari tradisi liberal yang berargumen bahwa berbagai institusi atau rezim internasional mempengaruhi perilaku negara–negara (maupun aktor internasional lain). Teori ini mengansumsikan bahwa kerjasama bisa terjadi didalam sistem negara–negara anarki. Bila dilihat dari definisinya sendiri, rezim adalah contoh dari kerjasama internasional. Stephen Haggard dan Beth A. Simmons (1987) mengatakan bahwa rezim internasional muncul sebagai fokus penting dari riset empiris dan debat teoritis di dalam hubungan internasional. Kepentingan rejim timbul karena adanya ketidakpuasan dengan konsep dominan dari tata aturan internasional, kewenangan, dan organisasi. Perbedaaan tajam antara kompetitif, zero-sum ‘anarchy’ dari hubungan antara negara dan kewenangan dari politik domestik terlihat terlalu banyak mengambil penjelasan dari perilaku di anatara negara industri maju. (Haggard, Stephan and Simmons, B.A.1987.Theories of International Regimes. Summer: World Peace Foundation and The Massachusetts Institute of Technology). Robert Jevis menyebutkan, bahwa rezim tidak hanya mempunyai implikasi terhadap norma – norma yang memfasilitasi terciptanya kerjasama semata, melainkan suatu bentuk kerjasama juga yang lebih sekedar kepentingan internal dalam jangka pendek. Rezim menjadi hal yang sangat signifikan sebagai intervening variables yang berada diantara basic causal factors and related behavior and outcomes. Sebagaimana dianut oleh Oran Young, Raymond Hopkins dan Donald Puchala, bahwasanya tidak ada yang dapat membuat sebuah negara dapat bertahan selama waktu tertentu jika tidak didukung oleh keberadaan sebuah rezim. Artinya rezim secara mutlak diperlukan. Berdasarkan perilaku dalam membuat prosedur pengambilan keputusan dan perilaku dalam merumuskan serta mengimplementasikan peraturan.( Jervis, Robert.Realism, Game Theory, and Cooperation.World Politics.Itacha: Cornell University Press).
659
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
Berikut ini dua bentuk norma dalam rezim internasional, yaitu; 1. Substantive Norms, menyediakan standarisasi yang spesifik mengenai aturan perilaku 2. Procedural Norms, memberikan panduan bagaimana negara harus merancang dan mempergunakan mekanisme pembuatan keputusan. Berbagai teori mengenai rezim internasional berasal dari teori tentang rejim dalam hubungan internasional. Kepentingan mempelajari rezim internasional dalam sistem politik sebuah adalah sebagai pengayaan pandangan kita akan hadirnya suatu sistem politik yang melampau batas wilayah negara-negara di dunia. Sistem politik China tidak akan terlepas dari sistem politik dunia karena merupakan bagian dari negara-negara dunia yang berdaulat. Keanggotaan China di dalam berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, ASEAN, dan lain sebagainya merupakan satu bentuk keikutsertaan negeri tirai bambu ini dalam perjanjian internasional guna melanggengkan tata dunia melalui rezim. Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting tidak hanya pada tingkatan berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja struktural yang berbeda.Banyak lembaga antar pemerintahan mempunyai peran penting dalam aktivitas serupa, membuat aturan lingkungan, membuat kebijakan, penelitian, monitor, training, proyek pembiayaan dan supervisi. Tigalembaga khusus yang penting misalnya, perserikatan bangsa – bangsa dalam program lingkungan (UNEP ), Bank Dunia, dan masyarakat internasional.( Hurrell, Andrew dan Kingsbury, Benedict ( ed ).1992. The International Politic Environment.Clarendon:Press-Oxford ). Kondisi ini cocok karena China hidup dalam rezim internasional dunia yang berhubungan dengan isu – isu, perdagangan internasional mengenai komoditas. Serta menyikapi pemakaian sumber daya alam atas perjanjian internasional (seperti Protokol Kyoto ). 3. Kebijakan Publik Menurut Carl Friedrich, kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Menurut Irfan Islami memberikan pengertian kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat. Ditegaskan lagi bahwa kebijakan publik dibuat benar-benar atas nama kepentingan pubik, untuk mengatasi masalah dan 660
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
memenuhi keinginan dan tuntutan seluruh anggota masyarakat. Kebijakan publik adalah proses yang di dalamnya terdiri beberapa tahapan, yaitu perumusan masalah (formulasi), implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Sedangkan menurut Amara Raksasataya mengemukakan kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu suatu kebijakan memuat tiga elemen yaitu: 1) Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai 2) Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari taktik atau strategi. Implementasi kebijakan publik merupakan proses kegiatan adminsitratif yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan dan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Implementasi kebijakan mengandung logika top-down, maksudnya menurunkan atau menafsirkan alternatif-alternatif yang masih abstrak atau makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu menjelaskan dan menganalisis upaya pemerintah China dalam mengatasi emisi gas buang di Beijing melalui CDM periode 2005-2012. Data yang disajikan merupakan data primer dan skunder yang diperoleh melalui telaah pustaka yakni dengan mengumpulkan data – data seperti buku, media massa, artikel termasuk jurnal dan situs – situs dari internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah data kualitatif. C. Hasil Penelitian Kegiatan industri di China yang meningkat, adanya peningkatan pertumbuhan daerah urban maupun suburban, dan adanya peningkatan pertanian modern, turut berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih di negara tersebut. Hal itu diakibatkan semakin banyak pabrik maupun industri rumah tangga yang membuang limbah ke wilayah perairan dan semakin banyak penggunaan pupuk yang tidak ramah lingkungan maupun pestisida pada pertanian modern.Diperkirakan pada tahun 2000 lalu, jumlah dari limbah yang dihasilkan ialah dua kali lipat lebih besar dari tahun 1990, atau sekitar 78 milyar ton. Antara tahun 1981 dan 1995, volume dari limbah meningkat 27,8 persen dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,65 persen per tahun. Di mana kegiatan pertanian menyumbang limbah paling besar di China. Kemudian, dari 27 Kota 11 besar di China, hanya 6 kota yang memenuhi standar air layak minum yang dikeluarkan pemerintah. Dengan adanya pemaparan ini, terlihat bahwa China memiliki dorongan dari ranah domestik yang besar untuk segera melakukan usaha-usaha yang kongkrit dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup yang ada.
661
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
Adanya kebutuhan bagi China untuk menunjukkan sikap sebagai masyarakat internasional yang baik sebagai bentuk moral responsibility-nya terhadap permasalahan lingkungan yang melanda, terutama dengan adanya tekanantekanan dari dunia internasional.China sebagai anggota masyarakat internasional dihadapkan pada tekanan-tekanan dari dunia internasional untuk semakin meningkatkan kontribusinya dan mengambil komitmen yang lebih kuat terhadap usaha-usaha penyelesaian masalah lingkungan hidup.Contoh yang tampak adalah pada Konferensi Perubahan iklim Internasional COP-17 di Durban, Afrika Selatan.Pada konferensi ini, China menyatakan diri bersedia untuk menerima sebuah komitmen mengenai reduksi emisi yang mengikat meskipun dengan mengajukan beberapa prasyarat tertentu.Padahal sebelumnya China tetap bertahan di posisi bahwa negara berkembang tidak seharusnya mematuhi komitmen yang mengikat pada reduksi emisi karbon tersebut. Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai sumber ke udara.Sumber-sumber pencemar udara dapat bersifat alami maupun akibat aktivitas manusia.Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat. Ada lima jenis emisi, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal. Gas buang sebenarnya terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbondioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam emisi gas buang adalah senyawa karbon-monoksida (CO), senyawa hidrokarbon, senyawa oksida nitrogen (NOx) dan senyawa sulfur (SOx), dan senyawa partikulat debu termasuk timbel (PB). Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian yang pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran atau polusi udara adalah keadaan terkontaminasinya udara oleh zat asing yang berasal dari kegiatan antara lainpabrik industri, transportasi, perkantoran dan perumahan. Sumber pencemaran udara dapat juga disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun dan lain – lain. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Di Beijing pencemaran udara sebagian besar diakibatkan oleh kawasan industri yang semakin padat. Dimana gas–gas dari industri itu biasanya disebabkan oleh bahan bakar batubara yang menyebabkan emisi yang berlebihan sehingga tingkat kualitas udara semakin menurun. Oleh sebab itu, Beijing mengupayakan pengurangan emisi gas buang yang dapat merembet ke wilayah – wilayah lain dan berdampak pada kesehatan manusia. 662
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
1. Menerapkan Kebijakan Upgraded brown coal pada Batu Bara Pemerintah China mengeluarkan kebijakan pada tahun 2005, mengenai penambahan kapasitas batu bara di ibukota Beijing dengan melakukan proses UBC (Upgraded brown coal)yaitu penurunannya kadar air dalam batubara yang dilakukan dengan cara mekanik atau perlakuan panas. Meningkatkan efisiensi pembangkit tenaga batubara dengan melakukan penambahan kapasitas dan peningkatan efisiensi, di tahun 2008 sudah mencapai 69%. Hal ini membuat pembangkit batubara memiliki tingkat efisiensi rata-rata yang jauh lebih besar. Upaya meningkatkan efisiensi pembangkit batubara dilakukan dengan dukungan pendanaan dari Bank Dunia melalui Global Environment Facilities (GEF) dengan bantuan dana sekitar 19,7 juta US Dolar. Teknologi batubara bersih yang dikembangkan oleh negara – negara maju memberikan pilihan dalam rangka mengurangi dampak negatif dari pemakaian batubara yang terus meningkat. Untuk itu diperlukan teknologi bersih dalam proses pengurangan kadar emisi dari pembakaran batubara. Teknologi bersih adalah tentang proses dan hasil apabila dilihat dari proses, berarti proses pembakaran yang dimodifikasi. Teknologi batubara bersih ini dilakukan dengan membakar batubara di boiler atau disebut Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized Bed Combustion/FBC) yang akan menghasilkan emisi seperti partikel SO2, NO2, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu ). Sebelum melakukan denitrifikasi, desulfurisasi, dan electrostratic precipitatorbatubara harus diolah dulu dengan proses pembakaran dengan metode (Fluidized Bed Combustion/FBC). Pada pembakaran dengan metode (Fluidized Bed Combustion/FBC), batubara diremuk terlebih dulu dengan menggunakan crusher sampai berukuran maksimum 25mm. Butiran batubara dijaga agar dalam posisi mengambang, dengan cara melewatkan angin berkecepatan tertentu dari bagian bawah boiler. Kondisi ini akan menyebabkan pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna karena posisi batubara selalu berubah sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik dan sempurna untuk proses pembakaran. Teknik ini telah diterapkan di Beijing dan Shenzen di tahun 2008 pada pabrik– pabrik seperti pabrik kertas, pembangkit tenaga listrik, pada perusahaan– perusahaan seperti Aviation Industry Corporation of China, China National Petroleum Corporation, dan Hon Hai Precision Industry. Cara ini efektif dari 40 % hingga 70 %. Energi bersih yang makin marak di dunia dinilai harus ditanggapi serius pemerintah China dan pelaku usaha batubara di Beijing. Pemerintah menyerukan agar energi yang digunakan di negeri itu harus menggunakan energi rendah emisi. Menurut pemerintah, batubara banyak
663
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
dituding sebagai salah satu sumber emisi dunia sehingga kampanye agar produsen batubara berperan mengurangi emisi semakin menguat. 2. Teknologi Batubara Bersih Melalui Proses Denitrifikasi, Desulfurisasi dan Electrostratic Precipitator a. Teknologi denitrifikasi Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi nitrogen-dioksida.Penerapannya dapat berupa memasang peralatan denitrifikasi pada saluran gas buang. Denitrifikasi dilakukan dengan menginjeksi ammonia kedalam peralatan denitrifikasi.Sehingga emisi nitrogen-dioksida didalam gas buang akan bereaksi dengan ammonia sehingga emisi dapat berkurang. Dengan peralatan ini, senyawa berupa nitrogen-dioksida dalam batubara tadi dalam gas buang dapat dikurangi sebesar 80 – 90 %.Teknologi denitrifikasi juga sudah diterapkan di Beijing pada tahun 2009 karena melihat kemampuannya dapat mengurangi emisi dengan hasil 80 – 90 % dan kebanyakan teknologi ini digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. b. Teknologi Desulfurisasi Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi sulfur-dioksidapada tahun 2009. Nama yang umum untuk peralatan Desulfurisasi adalah flue gas desulfurization( FGD ). Ada dua tipe FGD yaitu FGD basah dan FGD kering. Pada FGD basah campuran air dan kapur disemprotkan dalam gas buang. Cara ini dapat mengurangi emisi emisi sulfur-dioksida sampai 70 -95%. Sedangkan FGD kering menggunakan air dan kapur yang diinjeksikan kedalam wadah pembakaran batubara. Cara ini berhasil mengurangi emisi SO2 sampai 70 – 97%. Penerapan Desulfurisasi telah dilakukan dengan gas alam dalam bidang minyak dan gas bumi di beberapa perusahaan di Beijing. Contohnya, Desulfurization pada gas alam yang berbasis hydrogen sulfide pengurangan gas alam. Keberhasilan adsorbsi sulfur lebih dapat menyerap pada temperatur yang lebih rendah sebanyak 200-250oCdibandingkan dengan sulfur organik sebanyak 250-400oC. c. Electrostratic Precipitator ( Penyaring Debu ) Teknologi nuklir memiliki peran yang cukup besar dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan. Teknik ini memanfaatkan radiasi dan dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang, tanpa mengabaikan segi keselamatan dan kelestarian lingkungan. Salah satu peralatan berteknologi untuk menjinakkan polutan udara adalah electrostratic precipitator. Prinsip kerja alat ini adalah menghasilkan berkas electron dari filament logam yang dipanaskan. Beijing sudah menerapkan electrostratic precipitator industry yang sudah dianalisa pada perusahaan semen, kimia, tembaga, kertas dan baja, serta cukup efektif dari 60% 70% mulai tahun 2006. Konsep lingkungan yang diterapkan pada teknologi penyaringan debu ini dinilai sangat efektif mengurangi emisi hingga 99,9% digunakan pada proses penambangan untuk mengurangi debu yang dapat mengotori udara bersih. Kedua cara diatas (prosesdenitrifikasi dan desulfurisasi) digunakan oleh beberapa perusahaan kertas, plastik seperti Xinji City Changxing Plastic Machine Factory, 664
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Hangzhou Jiabao Steel Building Materials Co.Ltd dan Beijing Vikkins Co., Ltd.Hasilnya cukup efisien dengan mengurangi 60% - 90 % emisi gas buang. 3. Upaya Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan Karbon ) Upaya yang lain adalah Cascading Style Sheets atau CSS, menyimpan dan menangkap karbon. Didalam upaya CSS ini adalah dimana karbondioksida yang dilepas dari batubara yang terbakar ditangkap, dan dibuang dibawah tanah atau laut. Di program CSS ini juga dilengkapi dengan tungku cerobong asap yang tertutup dimana emisi yang terdapat dari hasil pembakaran batubara akan dilepaskan ke laut jadi karbondioksida tidak akan dilepaskan ke udara. Penyimpanan karbondioksida ini mulai beroperasi pada tahun 2009 di satu perusahaan Beijing, Beijing Liqun Industrial And Trade Co Ltd, dan berhasil dapat menangkap dan menyimpan karbon sebanyak 70% sehingga karbon tidak naik ke udara, tetapi karbon tersebut dilepaskan ke laut menjadi karbondioksida. Cara ini mendapatkan hasil yang sempurna untuk mengurangi emisi gas buang. 4. Penutupan Pabrik-pabrik Penutupan dilakukan setidaknya 2.087 pabrik seperti Beijing Kewei Jianye Steel Co dan Hebei Iron, serta Steel Groupyang memproduksi baja, Maanshan Iron & Steel Company yang memproduksi semen dan besi, East Hope yang memproduksi aluminium, gelas, dan material lainnya. Pabrik – pabrik ini adalah pabrik yang tidak memakai teknologi Upgraded Brown Coal dan metode Fluidized Bed Combustion (metode yang menggunakan pembakaran batubara dalam Boiler), karena tidak semua penggunaan batubara pada pabrik di Beijing menggunakan metode – metode ini.Penutupan pabrik ini dilakukan untuk mengurangi aktivitas – aktivitas yang meningkatkan besarnya jumlah emisi. Disamping itu, Suiping Huaqiang Plastic, pabrik kantong plastik terbesar di China, tutup akibat sebuah kebijakan pemerintah mengenai lingkungan yang menyangkut polusi udara, dimana pemerintah memberlakukan pembatasan penggunaan kantong plastik untuk sejumlah tipe mulai 1 Juni 2008. Penutupan pabrik itu juga disebabkan adanya kebijakan baru yang melarang toko menggunakan tas plastik sebagai barang belanjaan. Pada 9 Januari 2008, Kantor Umum Dewan Negara memerintahkan suatu larangan produksi, penjualan dan produksi jenis tas “ultra-thin” (ketebalan kurang dari 0,025 mm) mulai 1 Juni 2008 untuk mengurangi aktivitas pabrik. Pemerintah telah memerintahkan ribuan pabrik penghasil emisi gas buang yang tinggi untuk mematuhi dalam mengurangi emisinya. Pemerintah menyatakan akan merasa kecewa jika tidak berhasil mengatasi masalah tersebut dan mengancam kucuran kredit kepada pengusaha pabrik tersebut akan dibekukan dan pasokan energi akan diputus. Para pemimpin mereka telah berupaya keras untuk mendapatkan pengakuan seputar pengurangan emisi dan perusakan lingkungan yang terjadi di Beijing. Jika Beijing tidak dapat memenuhi dengan selisih yang besar, kredibilitasnya dalam komitmen mengenai perubahan iklim, maka sebagai ibukota China akan dipertanyakan di percaturan internasional. Dampak dari
665
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
penutupan pabrik ini sementara mengurangi pendapatan ekonomi Beijing, para pekerja tidak bekerja alhasil mendapatkan upah yang minim. Beijing memangkas konsumsi energi China per unit produk domestik bruto sebesar 20 persen antara tahun 2005 dan 2008. Beijing saat ini tercatat sebagai salah satu kotapenghasil emisi yang cukup besar dan mempunyai komitmen harus mengurangi emisinya serta memperbaiki lingkungan.Meskipun pada tahun 2005– 2008 sebagai upaya pemerintah mengurangi emisi tidak sesuai target yang diharapkan tetapi setidaknya sedikit berhasil mengurangi emisi gas buang. Hal lain yang dilakukan untuk mengawasi emisi adalah pada tahun 2008, mengontrol sumber-sumber yang berpotensi menciptakan asap dan debu di Beijing disamping juga membangun lima taman hutan sungai, yang akan berfungsi sebagai hutan kota yang mampu menciptakan iklim yang bersih.Upaya penghematan energi juga menyasar ke sejumlah lokasi umum seperti pusat perbelanjaan, hotel rumah sakit juga sejumlah proyek yang dipilih lainnya, hingga gedung perkantoran pemerintahan serta gedung kantor swasta atau umum. Kampanye mengenai hemat energi dan mengurangi polusi untuk Olimpiade, juga telah dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Penutupan pabrik juga merupakan salah satu langkah untuk memperlihatkan bahwa Beijing sedang berupaya sebaik mungkin untuk mencapai target mengurangi emisi gas buang, penutupan ini dilakukan karena polusi udara di Beijing membawa pengaruh buruk bagi kesehatan warganya serta menghambat rutinitas maskapai. 5. Pemberlakuan kendaraan Pemerintah kota Beijing membatasi kepemilikan jumlah mobil untuk kemacetan dan sekaligus mengurangi jumlah emisi gas buang yang sudah begitu parah. Sepanjang tahun jumlah kendaraan di Beijing dibatasi menjadi 240.000 unit, dimana setiap bulannya kendaraan hanya boleh dijual sebesar 19.000-20.000 unit.Jumlah mobil di Beijing pada akhir nopember 2008 telah mencapai 5.190.000 unit kendaraan.Jumlah ini naik dibandingkan akhir tahun 2005 dan 2006 sebanyak 4.810.000 unit.Kota Beijing mengambil sejumlah langkah jaminan, misalnya dengan memperpanjang waktu operasi bus umum dan kereta bawah tanah, guna meningkatkan kemampuan operasional kendaraan umum.Selain itu, dua rute baru subway dan satu jalur baru kereta menuju bandara pun telah dibuka beberapa waktu yang lalu. Melakukan pemberlakuan pengaturan kendaraan berdasarkan plat nomor ganjil dan genap, pada waktu menjelang olimpiade pemerintah juga telah mengumumkan bahwa selama dua bulan itu semua kegiatan konstruksi di dalam kota dihentikan, kegiatan industri berat juga ditutup. Bahkan, pengecatan yang menggunakan penyemprotan juga dihentikan untuk menjamin kualitas udara Beijing tidak tercemar. Mekanisme pembangunan bersih melalui CDM adalah salah satu dari tiga pasar berdasarkan mekanisme yang dibuat dibawah Protokol Kyoto. Hal ini memungkinan pengurangan emisi, proyek–proyek negara berkembang untuk memperoleh sertifikasi pengurangan emisi.CER ini dapat dijual dan diperdagangkan dan dijual, dan digunakan oleh negara–negara industri untuk memenuhi bagian dari target pengurangan emisi mereka dibawah Protokol 666
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Kyoto.China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah, dan konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara.Jadi ada banyak pengurangan emisi di industri batubara. Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh industri–industri yang khususnya menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah mengurangi laju emisi gas buang, negara–negara maju telah memberikan bantuan proyek–proyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat mengundang negara–negara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upaya–upaya yang dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan CDM di Beijing 1. Faktor Pendukung Mekanisme pembangunan bersih melalui CDM adalah salah satu dari tiga pasar berdasarkan mekanisme yang dibuat dibawah Protokol Kyoto.Hal ini memungkinan pengurangan emisi, proyek–proyek negara berkembang untuk memperoleh sertifikasi pengurangan emisi. CER ini dapat dijual dan diperdagangkan dan dijual, dan digunakan oleh negara–negara industri untuk memenuhi bagian dari target pengurangan emisi mereka dibawah Protokol Kyoto. China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah, dan konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara. Jadi ada banyak pengurangan emisi di industri batubara. Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh industri–industri yang khususnya menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah mengurangi laju emisi gas buang, negara–negara maju telah memberikan bantuan proyek–proyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat mengundang negara–negara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upaya–upaya yang dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan. Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas CDM, selama negara tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto. Contohnya China menyepakati kerjasama CDM sektor energi.Dilihat dari di Protokol Kyoto, China tidak punya kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca seperti negara maju. Namun, ratifikasi protokol Kyoto dengan menerapkan Clean Development Mechanism(CDM) akan membawa keuntungan. China merupakan negara terpolusi, China menghadapi tantangan lingkungan hidup yang disebabkan oleh pemanasan global, sebagai dampak emisi gas rumah kaca, yang diakibatkan oleh pencemaran yang dilakukan oleh industri. 667
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
a. Teknologi China telah membuktikan dirinya di muka dunia sudah cukup berkompeten dalam bidang teknologi. Negara ini tidak kalah saing dengan negara – negara pencipta teknologi lainnya seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang. CDM adalah upaya China selalu meningkatkan teknologinya guna mengurangi emisi domestik. Selain itu China juga mendapat transfer teknologi dari negara – negara majuyang dapat menambah kecanggihan teknologi negara ini. Hal ini merupakan faktor pendukung untuk melancarkan implementasi CDM. Misalnya seperti : 1. Desulfurisasi gas buang Teknologi ini digunakan untuk mengontrol emisi sulfur dioksida yang dipancarkan selama pembakaran. Scrubber dan proses lainnya digunakan dalam metode ini. 2. Pembakaran rendah NOx Teknologi ini memungkinkan fasilitas pembakar di pembangkit batubara mengurangi emisi nitrogen oksida hingga 40%.Ditambah dengan re-burning, NOx dapat dikurangi hingga 70% dan selective catalytic reduction dapat membersihkan 90% emisi NOx. 3. Ultra-clean coal (UCC) Teknologi pengolahan baru yang mengurangi abu di bawah 0,25% dan belerang ke tingkat yang sangat rendah. Yang berarti bahwa batubara bubuk dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin maritim yang sangat besar, menggantikan bahan bakar minyak. Setidaknya ada dua teknologi UCC dalam proses pengembangan. b. Partisipasi dalam Protokol Kyoto
Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas CDM, selama negara tersebut meratifikasi Protokol Kyoto.Contohnya China, dan Uni Eropa menyepakati kerjasama CDM sektor energi pada tahun 2005.Dilihat dari Protokol Kyoto, China ataupun Beijing tidak punya kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi gas buang seperti negara maju. Namun ratifikasi protokol Kyoto dengan menerapkan Clean Development Mechanism akan membawa keuntungan China khususnya Beijing yang merupakan negara terpolusi. Beijing menghadapi tantangan lingkungan hidup yang disebabkan oleh baik pemanasan global atau tingkat pencemaran udara yang sangat tinggi sebagai dampak emisi gas buang yang diakibatkan pencemaran yang dilakukan oleh banyaknya aktifitas industri. Negara yang terlibat dengan CDM akan mendapatkan investasi baru untuk melakukan kegiatan yang dapat menurunkan emisi gas buang dan juga mendukung pembangunan berkelanjutan di negaranya. Selain itu melalui mekanisme CDM ini Beijingakan mendapatkan keuntungan berupa adanya transfer teknologi dan dana tambahan yang dapat membantu mereka untuk mempersiapkn diri menghadapi dampak yang ditimbulkan perubahan iklim. Walaupun perubahan iklim bervariasi di seluruh dunia, namun Beijing merupakan kelompok negara yang mendapat dampak paling nyata dari perubahan iklim. Ratifikasi Protokol Kyoto akan mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menyiapkan kelembagaan yang terkait dengan implementasi Protokol Kyoto melalui proyek CDM. 668
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Keuntungan bagi China dengan adanya proyek CDM di Beijing: 1. Proyek – proyek ramah lingkungan seperti proyek hemat energi, tidak mencemari lingkungan serta mencegah polusi dari sektor industri dan transportasi, 2. Biaya relatif lebih murah, karena pendanaannya dibantu oleh negara maju. 3. Transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dengan biaya terjangkau. 4. Terciptanya pembangunan berkelanjutan. Secara teori, Green politics atau politik hijau menawarkan konsep desentralitas sebagai strategi implementasi kontrol yang baik dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Green politics meyakini implementasi kontrol level global dapat lebih efektifdilaksanakan dalam skala yang lebih kecil, yakni skala komunitas lokal yanglangsung memiliki interdependensi terhadap alam sekitar dalam kehidupan mereka. Mereka percaya bahwa perlu adanya perubahan yang fundamental dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik serta ideologi dan sistem nilai. Kasus lingkungan di Beijing menuntut harus ada komitmen yang proaktif untuk perubahan yang signifikan demi mencapai masa depan lingkungan, termasuk mempromosikan gaya hidup alternatif, norma dan nilai yang tinggi terhadap lingkungan. v Faktor Penghambat 1. Kritikan dari beberapa Negara Non-Annex Protokol Kyoto China sempat mengalami kritikan dari beberapa negaranon-Annex Protokol Kyoto lainnya lainnya seperti Brazil, Argentina, Venezuela, karena dianggap bahwa CDM hanya merupakan izin bagi negara yang perekonomiannya maju,menurut kebutuhan dan keuntungan mereka memilih proyek-proyek di negara berkembang yang menghasilkan CERUs (Certified Emission Reduction Units ) dalam jumlah sangat besar dan biaya sangat rendah. Akibatnya, mereka tidak perlu menutup pabrik-pabrik yang sudah tidak layak lingkungan. Tanggapan China ini memberikan pernyataan bahwa ibukota negaranya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bidang industri. Karena itu ia menanggapi lagi bahwa ia masih belum mampu mengurangi angka konsumsi batubara maka dari itu ia membutuhkan CDM untuk mengurangi ketergantungannya terhadap batubara. Biaya yang sangat mahal menerapkan teknologi batubara bersih.Beberapa teknik baru untuk pertambangan batubara telah dikembangkan dan persiapan penggunaan batubara untuk stasiun-stasiun tenaga, juga untuk pembakaran batubara, pengawasan emisi dan pembuangan limbah padatnya. Teknologi pada cakrawala seperti penangkapan karbon dan penyimpanannya bisa mencapai emisi hampir nol dari seluruh polutan pembangkit tenaga menggunakan batubara bakar. Namun, biaya menjadi kendala paling utama untuk mengadopsi teknologi batubara bersih ini.Oleh karena itu, langkah-langkah pemerintah, termasuk peningkatan pengembangan dan riset haruslah bisa mengurangi biaya tersebut. 669
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
Apabila ini bisa dilakukan, maka batubara tetaplah akan menjadi sumber tenaga listrik murah yang mencegah pelepasan karbon. Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun 2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121 yang berarti turun sekitar 3% Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian penulis, maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development mechanism tahun 2005-2008, meskipun tidak signifikan namun hasilnya mengalami tingkat penurunan emisi gas buang. Adapun upaya–upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development mechanismadalah dengan menerapkan kebijakan penambahan kapasitas, efisiensi batubara dan Clean Development Mechanism, teknologi batubara bersih, Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan Karbon ) dan penutupan pabrik – pabrik. Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun 2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121 yang berarti turun sekitar 3%. Saran Beberapa catatan penulis untuk upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing Clean Development Mechanism tahun 2005-2008 ini lebih ditingkatkan lagi,yaitu CDM tidak hanya dilakukan di Beijing tetapi di titik– titik wilayah lainnya yang terdapat pabrik – pabrik industri yang menghasilkan polutan yang tinggi. Daftar Pustaka 1. Buku Buwono X,Hamengku.2009.Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya Program Pascasarjana. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Haggard, Stephan and Simmons, B.A.1987.Theories of International Regimes. Summer: World Peace Foundation and The Massachusetts Institute of Technology
670
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Hurrell, Andrew dan Kingsbury, Benedict ( ed ).1992. The International Politic Environment.Clarendon:Press-Oxford Jervis, Robert.Realism, Game Theory, and Cooperation.World Politics.Itacha: Cornell University Press Islamy Irfan, Prinsip-prinsip perumusan kebijaksanaan Negara, Bumi aksara. 2007. Jakarta Winarno, Budi, 2002. Teori dan Kebijakan Publik. Yogyakarta Young,Oran N. and Osherenko, Gail.1995. Testing Theories of Regimes Formation: Finding from a Large Collaborative Research Project. In Regime Theory and International Relation(edited by Volker Ritterberger and Peter Meyer ). Oxforf: Clarendon Press 2. Media massa cetak dan elektronik / internet Desulfurisasi, Terdapat dalam: http://joetrizilo.wordpress.com/2012/03/26/proses-desulfurisasipembuatan-urea-proses-pabrik-amoniak-lengkap-bagian-6/, diakses 04 Oktober 2013, pkl.11.19 wita “Sumber: Wawancara Kompas bersama Damien Ma, salah seorang analis dari Eurasia Group yang berbasis di New York, Amerika Serikat“ dalam:http://nasional.kompas.com/read/2010/08/23/05592645/fuction.si mplexml-load-file “Pabrik kantong plastik Kresek terbesar di China di tutup Terdapat dalam: http://akuinginhijau.org/2008/03/14/pabrik-kantong-plastik-terbesar-di/, diakses 21 Mei 2014 “Penyaringan Debu dapat Mengurangi Emisi dalam: http://www.search?clien=rim&hlen&q=penyaringan%20debu%20mengurangi%20emisi&ie=UT F-8oe=UTF-8&channel=browser, (diakses tanggal 08-10-2013), pkl10.21 wita “Perusahaan dengan Teknologi Batubara Bersih, dalam: <span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">5. Hon Hai Precision Industry,
perusahaan-dengan-teknologi-batubarabersih, (diakses tanggal 29-09-2013). 3.
Artikel Aku Ingin Tahu , sumber : Majalah Bintang Th.2008 Wawancara Kompas di Beijing bersama Andy Xie, tokoh ekonomi independen
671
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500
672