PENGARUH JARAK TEMPUH DAN KONDISI TOPOGRAFI JALAN YANG DILEWATI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TERHADAP KONSENTRASI EMISI HIDROKARBON (HC) DAN KARBON DIOKSIDA (CO2) (Studi Kasus : Mobil Dinas Camat di Kota Semarang) Ramada HM1) ABSTRACT The air in large cities exposed to a variety of pollutants. Of some kind of pollutant components, then the most influential in air pollution are the components of CO, NO, SO, HC and particles. Car is one of the sources of pollution in the air, the increasing number of cars that use the fuel, the emissions generated as hydrocarbons and carbon dioxide will increase. To ensure that the research done on the effect of distance and topography streets where automobiles to the concentration of HC and CO2 emissions.The method is carried out with the direct method of research in which direct conduct emissions testing on the sample car. Where the sample cars often pass through the area. And also conducted interviews directly to the owner of the car. From the analysis it can be seen the effect of the mileage and condition of the vehicle emission topography.The results showed that the farther the distance through which the vehicle is, the higher the HC and CO2 emissions produced. But this has no effect on HC emissions vehicles often pass through areas with extreme topography. HC emissions generated on vehicles passing through the area with extreme topography higher than the vehicles passing through the area flat topography. As for the CO2, resulting in higher CO2 when passing through the higher elevations. Keywords: distance, topography, HC, CO2 PENDAHULUAN Gas buang merupakan racun hasil
ini adalah grafik hasil emisi gas buang pada motor bakar
pembakaran motor bakar yang tidak terjadi dengan sempurna.sebagai contoh bahan bakar bensin merupakan penghasil emisi gas buang yang berbahaya terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Dibawah
1) Mahasiswa Teknik Lingkungan UNDIP
1
tiga komponen yaitu baha bakar, oksigen dan panas. Jika salah satu dari ketiga komponen itu tidak ada maka tidak akan terjadi
rekasi
pembakaran.
Proses
pembakaran pada motor baik bensin maupun diesel ada dua macam yaitu pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Gambar 1.1 Grafik hasil emisi gas buang pada motor bakar Pada diagram diatas bisa dilihat, garis hitam adalah garis stoichiometry dimana pada pembakaran ini akan didapat nilai kurang lebihnya dan menjadi baku mutu emisi. 1. CO max 2.5 % (1,5% diberlakukan untuk kendaraan injeksi) 2. HC < 300 ppm 3. CO2 harus lebih besar dari 12 % dan maksimum teoritis adalah 15,5 % 4. O2 < 2% Pada pembakaran ideal sudah disebutkan diatas akan menghasilkan H2O , CO2 serta NO2. Namun secara praktis pembakaran pada mesin tidaklah sempurna walau pada mesin teknologi tinggi. Pembakaran Pada Mesin Berdasarkan Isnanda pada Jurnal Teknik Mesin 2007 pembakaran terjadi apabila ada
Pada pembakran sempurna disaumsikan semua bensin terbakar dengan sempurna dengan perbandingan udara dari bahan bakar 14,7 : 1 dimana reaksinya adalah sebagai berikut : 2C8H18 + 25O2
16CO2 + 18 H2O
Hidrokarbon Berdasarkan Isnanda pada Jurnal Teknik
Mesin
Vol
4
(2007)
pada
pembakaran yang tidak sempurna ada bahan bakar (bensin) yang tidak terbakar, dimana bahan bakar yang tidak terbakar ini keluar dari ruang bakar dalam bentuk gas HC mentah dan menyebabkan bahan bakar terpecah
karena
reaksi
panas
berubah
menjadi gugusan HC yang keluar besama gas buang dengan reaksi sebagai berikut : C8H18
H + C + HC
Karbon Dioksida Berdasarkan Ellyanie kendaraan
(2011)
penelitian Konsntrasi
sangat
terdahulu CO2
tergantung
pada pada 2
kesempurnaan
pembakaran,
apabila
topografi
konsentrasi O2 mencukupi untuk terjadinya
terhadap
pembakaran sempurna maka gas CO2 yang
konsentrasi
dihasilkan akan lebih besar dibandingkan
hidrokarbon dan
CO2 dari mobil
dengan gas CO, begitu pula sebaliknya,
karbon
dinas
apabila konsentrasi O2 tidak mencukupi
dari mobil dinas
untuk terjadinya pembakaran sempurna
Camat Semarang.
jalan
dinas
Camat
Semarang
dioksida
2. Konsentrasi Camat
Semarang 3. Kondisi
maka konsentrasi gas CO akan meningkat
topografi jalan
sedangkan CO2 akan menurun, atau dapat
yang
diambil pengertian bahwa semakin tinggi
dilewati mobil
konsentrasi CO2 dalam emisi gas buang
sampel
maka kesempurnaan pembakaran semakin
tiap
baik.
kecamatan.
sering pada
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Tujuan Operasional
Variabel bebas : jarak tempuh dan kondisi
No Tujuan 1
Data
yang
topografi jalan
Operasional
Dibutuhkan
Variabel terikat : konsentrasi hidrokarbon
Menganalisa
1. Konsentrasi
dan konsentrasi karbon dioksida.
pengaruh
jarak
HC dari mobil
tempuh terhadap
dinas
Camat
konsentrasi
Semarang
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jarak Tempuh Berbeda- beda
hidrokarbon dan 2. Konsentrasi
terhadap Konsentrasi Hidrokarbon pada
karbon
Kondisi Jalan Datar
dioksida
CO2 dari mobil
dari mobil dinas
dinas
Camat Semarang
Semarang
Camat
3. Penunjuk jarak pada odomoter mobil. 2
Menganalisa pengaruh kondisi
1. Konsentrasi HC dari mobil 3
600
PENGARUH JARAK TEMPUH TERHADAP KONSENTRASI HC
700
537.0 526.00 532.7
538.33
588.33 369.0 361.00
HC (ppm)
HC (ppm)
592.0
600 500
361.00 369.0
400
PENGARUH KONDISI TOPOGRAFI TERHADAP KONSENTRASI HC
400
365.67 358.67 341.33
365.67 358.67
300
200
341.33
200
y = -4E-08x2 + 0.0166x - 1201 R² = 0.8618
y = 0.0073x2 + 1.1183x + 349.81 R² = 0.9943
100
0
0
120000 140000 160000 180000 200000 220000 240000
0
50
JARAK TEMPUH (km)
Berdasarkan didapatkan
nilai
gambar. koefisien
di dari
atas grafik
hidrokarbon dengan sampel mobil dinas Camat di Kota Semarang didapatkan nilai 2
koefisien determinasi (R ) senilai 0,8618. 2
Nilai R didapat dari persamaan y= -4E0.8x
+ 0.0166x -1201 . Disini terlihat
pengaruh
dari
jarak
tempuh
terhadap
konsentrai emisi hidrokarbon dalam satuan ppm sejumlah 86,18%. Analisa Pengaruh Kondisi Topografi Jalan
terhadap
Hidrokarbon
Konsentrasi
dengan
Range
Tempuh 120000-160000 km
150
BEDA ELEVASI (mdpl)
pengaruh jarak tempuh terhadap emisi
2
100
Emisi Jarak
Berdasarkan didapatkan
nilai
gambar koefisien
di dari
atas grafik
pengaruh kondisi topografi jalan terhadap emisi hidrokarbon dengan sampel mobil dinas Camat di Kota Semarang didapatkan nilai koefisien determinasi (R 2) senilai 0,9943. Nilai R2 didapat dari persamaan y= 0.0073x2 + 1.1183x + 349.81. Disini terlihat pengaruh
dari
kondisi
terhadap
konsentrai
topografi
emisi
jalan
hidrokarbon
dalam satuan persen sejumlah 99,43%. Analisa Pengaruh Jarak Tempuh Terhadap Konsentrasi Emisi Karbon Dioksida dengan Kondisi Topografi Jalan yang Datar
4
PENGARUH JARAK TEMPUH TERHADAP KONSENTRASI CO2 17.16
12
17.0915.92 17.13 17.23 15.76 13.90 y = 2E-10x2 - 1E-04x + 25.88 R² = 0.1779
18
15.69
17.09 17.16
17
15.50
15 14
13.90
8
y = 0.0004x2 - 0.0587x + 16.93 R² = 0.0999
13 4 120000
16.35
17.13
16
CO2 (%)
16
17.16
CO2 (%)
20
PENGARUH KONDISI TOPOGRAFI TERHADAP KONSENTRASI CO2 17.23
12 170000
220000
0
20
JARAK TEMPUH (km)
Berdasarkan didapatkan
nilai
gambar koefisien
40
60
80
100
120
140
di
atas
BEDA ELEVASI (mdpl)
di dari
atas grafik
Berdasarkan didapatkan
nilai
gambar koefisien
dari
grafik
pengaruh jarak tempuh terhadap emisi
pengaruh kondisi topografi jalan terhadap
karbon dioksida dengan sampel mobil dinas
emisi karbon dioksida dengan sampel mobil
Camat di Kota Semarang didapatkan nilai
dinas Camat di Kota Semarang didapatkan
koefisien determinasi (R2) senilai 0,1779.
nilai koefisien determinasi (R 2) senilai
Nilai R2 didapat dari persamaan y= 2E-10x2
0,099. Nilai R2 didapat dari persamaan y=
- 1E-04x + 25.88. Disini terlihat pengaruh
0.0004x2 - 0.0587x + 16.93. Disini terlihat
dari jarak tempuh terhadap konsentrai emisi
pengaruh
karbon dioksida dalam satuan persen vol
konsentrai emisi karbon dioksida dalam
sejumlah 17,79%.
satuan persen sejumlah 9,9 %.
Analisa Pengaruh Kondisi Topografi
KESIMPULAN
Jalan
Emisi
1. Pengaruh jarak tempuh dan kondisi
Karbon Dioksida dengan Range Jarak
topografi jalan yang dilewati mobil dinas
Tempuh 120000-160000 km
Camat
terhadap
Konsentrasi
dari
jarak
terhadap
tempuh
terhadap
konsentrasi
emisi
hidrokarbon. a. Dari analisa yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu pada kondisi 5
topografi jalan yang datar dengan
tempuh yang telah dilalui
beda elevasi rendah jarak jarak
kendaraan
tempuh
semakin
berbeda-beda
dihasilkan
tersebut
maka
meningkat
semakin jauh jarak tempuh yang
konsentrasi karbon dioksida
telah dilalui kendaraan tersebut maka
yang dihasilkan.
semakin
tinggi
konsentrasi
b. Dari
analisa
yang
telah
hidrokarbon yang dihasilkan namun
dilakukan didapatkan hasil
tidak
yaitu, pada kondisi topografi
berpengaruh
pada
kondisi
topografi jalan yang naik- turun. b. Dari
analisa
yang
jalan yang datar dengan beda telah
elevasi rendah menghasilkan
dilakukan didapatkan hasil
emisi karbon dioksida yang
yaitu, pada kondisi topografi
lebih rendah dibandingkan
jalan yang datar dengan beda
dengan
elevasi rendah menghasilkan
jalan yang naik turun dengan
emisi hidrokarbon yang lebih
beda elevasi tinggi
kecil dibandingkan dengan kondisi topografi jalan naik-
kondisi
topografi
SARAN 1. Selain kondisi topografi dan jarak
turun dengan beda elevasi
tempuh
yang
mempengaruhi
yang tinggi.
konsentrasi emisi hidrokarbon dan
2. Pengaruh jarak tempuh dan kondisi
karbon dioksida, perlu dikaji faktor-
topografi jalan yang dilewati mobil
faktor lain seperti kondisi lalu lintas
dinas Camat terhadap konsentrasi
di daerah yang dilewati mobil.
emisi karbon dioksida. a. Dari
analisa
2. Perilaku yang
telah
pengemudi
juga
perlu
dilakukan penelitian lanjutan sejauh
dilakukan didapatkan hasil
mana
berpengaruh
terhadap
yaitu pada kondisi topografi
konsentrasi emisi dari mobil- mobil
jalan yang datar dengan beda
dinas.
elevasi baik rendah maupun naik-turun dengan jarak jarak tempuh
berbeda-beda
dihasilkan semakin jauh jarak
DAFTAR PUSTAKA 6
Automotive Research Community.2013
Kristanto, Phillip. 1999.
Sistem Injeksi
Kajian
Hidrogen Untuk Mengurangi emisi
Hubungan Antara Variasi Kecepatan
Hidrokarbon. Jurnal Teknik Mesin
Kendaraan
Vol 1 no 2 hal 122-126.
Bachtiar,
Vera
Surtia.
2009.
Dengan
Dikeluarkan
Emisi
Pada
yang
Kendaraan
Nasution, Muhammad Nandra. 2011. Studi
Bermotor Roda Empat. Repository
Pengaruh Umur Mesin dan Jarak
Universitas Andalas.2091
Tempuh Kendaraan Bermotor Roda
Dwi Endyani, Indah dan Toni Dwi Putra.
Dua Terhadap Konsentrasi Emisi
2011. Pengaruh Penambahan Zat
Hidrokarbon.
Aditif Pada Bahan Bakar Terhadap
Universitas Diponegoro
Emisi Gas Buang Mesin Sepeda
Nourival. Fuel-Enhancer.2013
Motor. Jurnal Teknik Mesin Vol 3
O. Giuffre et al. 2011. Emission Factors
Dwiyatmo B, Kuswoyo. 2007. Pencemaran Lingkungan Dan Penanganannya. dan
Driejana.
2008.
Perbandingan Estimasi Beban Emisi CO dan CO2 Dengan Pendekatan Konsumsi
Italy
PGRI Semarang Suriansyah.
2011.
Pengaruh
Medan
Electromagnet Terhadap Emisi Gas
Kecepatan Kendaraan. FSTL : ITB :
Buang Pada Motor Bensin 4 Tak 1
Bandung
Silinder. Jurnal Proton Vol 3 no 1 hal
2011.
Three
Bakar
Ilmu Lingkungan. Semarang : IKIP
Dan
Ellyanie.
bahan
Plann Vol 6 No.4 2011: 447-448. Purnomo, Harsoyo. 2006. Dasar- Dasar
Yogyakarta : Citra Aji Parama Zahra
:
Related To Vehicle Modal Activity.
No.1 Hal 29-34
Eldewisa,
Semarang
Pengaruh Catalytic
19-24.
Converter
Suyatno, Agus. 2011. Variasi Campuran
Terhadap Emisi Gas Buang Pada
bahan Bakar Dengan Peralatan
Kendaraan Toyota Kijang Innova.
Elektromagnet Terhadap Emisi Gas
979-587-395-4.
Buang Pada Motor Bakar Bensin 3
Isnanda.2007.
Way
Penggunaan
Pengaruh
Gas
Buang
Terhadap Kinerja Motor Bensin. Jurnal Teknik Mesin Vol 4 no 1
Silinder. Jurnal Proton vol 3 No 1 hal: 13- 18 Syahrani, Awal. 2006. Analisa Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Hasil Uji 7
Emisi., Jurnal SMARTek,Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 260 – 266 Tzirakis E. et al. Vehicle Emissions And Driving Cycles : Comparison of the ADC With ECE 18 And EDC. Global Nest Junal Vol 8 No 3 2006 : 282290. Greece Wardhana,
Wisnu
Pencemaran
Arya.2004.
Dampak
Lingkungan.
Yogyakarta : Penerbit Andi
8