perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: PRABOWO SUNARTO X 4709107
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: PRABOWO SUNARTO X 4709107
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ” Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepakbola Melalui Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010 / 2011 ” ini telah diajukan untuk memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010.
Solo,
Januari 2011
Peneliti
Prabowo Sunarto NIM. X 4709107
Dosen Pembimbing I PKM
Dosen Pembimbing II PKM
Dra. Ismaryati, M.Kes
Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
NIP. 19630505 198903 2 001
NIP. 19490505 198503 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Jum’at
Tanggal
: 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Agus Mukholid, M.Pd.
Sekretaris
: Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or
Anggota I
: Dra. Ismaryati, M.Kes.
Anggota II
: Dra. Wahyu Sulistyo, M.Kes.
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd commit to user NIP. 19600727 198702 1 001 iv
___________ ___________ ___________ ___________
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Prabowo Sunarto. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakatra: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011. Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan Pembelajaran Sepak Bola melalui Pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SDN 2 Sirkandi UPT Dindikpora Purwareja Klampok Banjarnegara tahun Pelajaran 2010/2011 yang ditandai sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil tes unjuk kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), pertemuan dalam penelitian ini berjumlah 4 kali dan setiap pertemuan menunjukan tahapan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan meteri sepak bola. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 2 Sirkandi kelas V semester dua tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa. Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
pendekatan
bermain
dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola dapat meningkatkan siswa aktif, siswa senang, siswa antusias, dan meningkatkan pembelajaran siswa. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan dari kondisi awal, ke siklus I dan siklus II. Siswa aktif pada kondisi awal (63%), siklus I (80%), siklus II (90%), siswa senang kondisi awal (66%), siklus I (83%), siklus II (90%), siswa antusias kondisi awal (60%), siklus I (76%), siklus II (86%). Nilai hasil belajar pada kondisi awal, rata-rata putra (74) putri (74), siklus I putra (77) putri (76), siklus II putra (80) putri (79).
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACK
Prabowo Sunarto, An Efforts to improve football’s learning through circuit playing approach to five grade Students of Sirkandi 2 Elementary School Purwareja Klampok Banjarnegara Academic Year 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty Teacher Training And Education, Sebelas Maret University, June 2011. The purpose of research to improve football’s learning through circuit playing approach to five grade students of Sirkandi 2 Elementary School UPT. Dindikpora Purwareja Klampok Banjarnegara Academic Year 2010/2011 that marking student’s affitude in follow learning and improve the result of work present’s test. The research use method of classroom Action research, the meeting in the research is four times and every meeting show the stage of learning process. Physic’s education with football material. The subject of the research is the student’s of Sirkandi of Elementary School grade five Second Semester Academic Year 2010/2011 that amount thirty students. The instrumen that using to take data in the research is observation sheet, questionnaire, work present’s test. The result of research showing that playing approach in learning physicsedulation with football material can improve active’s students. happy students, the enthu siastic’s students, and improve learning students. From the analysis result that getting improve from first condition, to cycle one to cycle two the student’s active in first condition (63%), cycle one (80%), cycle two (90%), happy’s students in first condition (66%), cycle one (83%), cycle two (90%), the enthu siastic’s students in first condition (60%), cycle one (76%), cycle two (86%). The point of learning result in first condition the level Male (74), Female (74), cycle one Male (77), Female (76), cycle two Male (80), Female (79).
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
·
Carilah ilmu meskipun sampai Negeri Cina (Islam)
·
Menuntut Ilmu kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan (HR. Ibnu Abdil Bar)
·
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama hidup menjadi terarah (A.H Mukti Ali)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: SD Negeri 2 Sirkandi Bapak dan Ibu tercinta Istri tersayang Dosen-dosen Pembimbing Dra. Ismaryati, M.Kes, Dra. Wahyu Sulistyo, M.Kes Teman-teman JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009 Adik-adik JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009 commit to user Almamater
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syurkur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini. Disadari bahwa penulisan PTK ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penulisan skripsi. 2. Dra. Ismaryati, M.Kes
dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
selaku dosen
pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Kepala SD Negeri 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara yang memberikan Ijin Penelitian. 4. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah membantu penelitian. 5. Siswa-siswi SD Negeri 2 Sirkandi, yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Banjarnegara,
Juni 2011
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i PENGAJUAN .......................................................................................................... ii PERSETUJUAN ...................................................................................................... iii PENGESAHAN ...................................................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................... v MOTTO ................................................................................................................... vii PERSEMBAHAN .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................ x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................ 6 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 20 C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 20 D. Hipotesis Tindakan................................................................................. 21 BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 22
A. Tempat dan Waktu ............................................................................... 22 B. Subjek Penelitian ................................................................................. 22 C. Sumber Data ........................................................................................ 22 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 23 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Analisis Data ....................................................................................... 24 F. Prosedur Penelitian .............................................................................. 24 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 41 A. Hasil Penelitian .................................................................................... 41 B. Pembahasan .......................................................................................... 52 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 56 A. Simpulan .............................................................................................. 56 B. Implikasi .............................................................................................. 56 C. Saran .................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 58 LAMPIRAN ............................................................................................................. 59
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 23 2. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara .................................. 45 3. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara .................................. 50 4. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi Bulan Februari (kondisi awal), Maret (siklus I), April (siklus II) Tahun Ajaran 2010/2011 ..................................................................................... 53 5. Jumlah dan Prosentasi Siswa Dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok ........................ 54
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola dengan Pendekatan Bermain ................................................................................. 18 2. Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 25 4. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola dengan Pendekatan Bermain ................................................................................. 28 5. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola dengan Pendekatan Bermain ................................................................................. 35
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 60 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................................... 61 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................................... 74 4. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ............................................
87
5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ....................................................................... 90 6. Lembar Pengamatan ........................................................................................... 94 7. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 97 8. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 100 9. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1 ............................................................ 103 10. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2 ........................................................... 106 11. Daftar Nilai Siswa Bulan Februari (kondisi awal) .............................................. 109 12. Daftar Nilai Siswa Bulan Maret (siklus I)............................................................ 110 13. Daftar Nilai Siswa Bulan April (siklus II) .......................................................... 113 14. Absen Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sirkandi ...................................................... 116 15. Dokumen Penelitian ............................................................................................ 118
commit to user
xiv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan kepada peserta didik, karena pendidikan jasmani dan kesehatan mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang berperan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental serta emosi yang selaras, sesuai dan seimbang. Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah Dasar adalah (a) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani, (b). membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama, (c). menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalaui pelaksanaan tugastugas ajar pendidikan jasmani, (d). mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani, (e). mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga, (f). mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani, (g). mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, (h). mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, (i) mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif, (Depdiknas,2003: 3). Menurut Depdiknas, (2003: 5-6) dalam KTSP mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar bahwa, “Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar meliputi commitaktivitas to user pengembangan, aktivitas senam, aspek-aspek: permainan dan olahraga, 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan”. Ruang lingkup dari permainan dan olahraga dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar meliputi berbagai macam cabang olahraga, salah satunya permainan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga permainan yang cukup populer dan digemari oleh anak-anak termasuk siswa Sekolah Dasar. Melalui permainan sepakbola diharapkan para siswa memahami maksud dan tujuan permainan sepakbola diantaranya untuk menjalin kerjasama antara pemain satu dengan lainnya dalam satu tim. Hal yang mendasar agar anak dapat bermain sepakbola yaitu menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dengan menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola, maka akan mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun tim. Secara garis besar teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan khusus yang mendukung gerakan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola diantaranya lari cepat, melompat, gerak tipu, sliding dan lain sebagainya. Sedangkan teknik dengan bola merupakan cara memainkan bola. Adapun macam-macam teknik dengan bola antara lain: menendang bola, menyundul bola, melempar bola, menggiring bola, mengontrol bola, gerak tipu dengan bola, merampas bola dan teknik khusus penjaga gawang. Upaya menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola harus belajar secara sistimatis dan terprogram. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu penerapan pendekatan pembelajaran yang baik dan efektif. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan beberapa macam diantaranya pendekatan bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang dikonsep dalam bentuk permainan (game). Dengan pendekatan bermain maka pembelajaran dapat dilakukan secara variatif, tidak monoton dan meningkatkan improvisasi siswa sehingga siswa tidak cepat merasa bosan. Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sampel to user yang muncul dalam penelitian. yang digunakan untuk menjawabcommit permasalaan
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara kurang berjalan dengan baik. Permasalahan yang dihadapi adalah pembelajaran sepakbola kurang variatif, pembelajaran sepakbola monoton dan tidak meningkatkan improvisasi siswa, sehingga siswa cepat merasa bosan. Dengan penerapan pendekatan bermain, diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran sepakbola sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepakbola Melalui Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
pendekatan
secara
sirkuit
dapat
meningkatkan
pembelajaran sepakbola pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Yang dimaksud pendekatan bermain secara sirkuit adalah pendekatan bermain yang berisikan permainan dimasing-masing pos dan dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi yang mengarah pada keterampilan sepakbola. Pos 1 menimang bola, pos 2 menendang bola dengan kaki dalam, pos 3 menendang bola dengan kura-kura bagian dalam, pos 4 menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, pos 5 menyundul bola, pos 6 menggiring bola, pos 7 melempar bola, pos 8 latihan kombinasi. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum: Meningkatkan pembelajaran sepakbola siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. 2. Tujuan Khusus: Meningkatkan pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Siswa Dengan adanya penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan
jasmani
khususnya
pembelajaran
keterampilan
bermain
sepakbola, siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa lebih mudah mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan. 2. Bagi Guru a. Memberikan wawasan dan menumbuhkan kreativitas Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dalam hal meningkatkan keterampilan bermain sepakbola sehingga siswa lebih mudah nantinya jika melakukan teknik dasar dalam olahraga. b. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjasorkes SD Negeri
2
Sirkandi
Kecamatan
Purwareja
Klampok
Kabupaten
Banjarnegara tentang pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan bermain sepakbola. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Bagi Sekolah Dapat dijadikan masukan penerapan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan yang baik, khususnya bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendekatan Pembelajaran a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan mengatur faktor eksternal dalam suatu kegiatan belajar yang menjaga dan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu proses membuat orang belajar sehingga memberikan kemudahan kepada orang lain untuk belajar. Di dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama yaitu: (1) ada suatu pihak yang memberi, dalam hal ini guru atau pelatih, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau siswa. Dengan demikian dalam peristiwa pembelajaran dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif. Dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dan mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memilih dan menentukan pendekatan yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan instruksional. Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
commit to user 6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan olahraga dibutuhkan cara mengajar yang baik dan tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tepat, maka akan terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik pada diri siswa. Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, mencakup segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pambelajaran harus ditetapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Perhatian dan Motivasi Keberhasilan
siswa
dalam
menyerap
ilmu
atau
ketrampilan
dipengaruhi oleh tingkat perhatian siswa. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajrinya. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar. 2) Keaktifan Siswa Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah commitsiswa to userdituntut untuk aktif secara fisik, perolehan belajarnya secara efektif
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar. Untuk itu dari semua unsur belajar dapat diketahui keaktifan siswalah yang terpenting, karena belajar merupakan suatu kegiatan. 3) Keterlibatan Langsung Belajar adalah sesuatu proses yang memungkinkan organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengenalan yang diperolehnya. Dapat diketahui bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalamanpengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu kualitas hasil belajar akan berbeda-beda antara siswa yang satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperolehnya. 4) Pengulangan Dalam belajar sangat dibutuhkan untuk melakukan pengulangan, sebab dengan melakukan pengulangan yang banyak maka suatu ketrmpilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Mengulang suatu keterampilan adalah sangt penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, mak gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. 5) Tantangan Salah satu prinsip belajar adalaha tantangan, yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Memberikan tantangan dalam proses belajar dan adanya tantangan dalam belajar yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah. Jika siswa mampu memecahkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
masalah yang dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal. 6) Balikan dan Penguatan Pemberian balikan dapat memberikan nilai positif dalam diri siswa. Yaitu dapat mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah laku yang meningkatkan usaha belajar. Tingkah laku dan usaha belajar yang baik, dapat diberi balikan dalam bentuk senyuman, kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar terlihat sederhana yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, akan tetapi penguatan ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan hasil belajar siswa. 7) Perbedaan Individu Masing-masing siswa mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang tidak sama antara siswa yang satu dengan lainnya, oleh karena itu setiap siswa belajar menurut kecepatannya masing-masing. Karena sadar bahwa dirinya berbeda dengan siswa yang lain, maka akan membantu siswa untuk menentukan cara belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Sehingga untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka guru kelas memperhatikan setiap individu.
c. Ciri-Ciri Perubahan Akibat Belajar Belajar merupakan suatu proses yang mengarah pada perubahan diri siswa, yaitu siswa yang memiliki keterampilan gerak yang lebih baik dari sebelumnya. Pada prinsipnya perubahan yang terjadi akibat belajar gerak adalah bersifat permanen. Ini artinya, keterampilan yang telah diperoleh tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan. Dengan demikian dalam belajar motorik terdapat beberapa karakteristik atau ciri yang berbeda dengan belajar commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada umumnya. Menurut Schmidt (1982) yang dikutip Rusli Lutan (1988: 102) karakteristik dari belajar gerak yaitu: 1) Belajar sebagai sebuah proses 2) Belajar motorik adalah hasil langsung dari latihan 3) Belajar motorik tak teramati secara langsung 4) Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan) 5) Belajar motorik relatif permanen 6) Belajar motorik bisa menimbulkan efek negatif lain 7) Kurva hasil belajar Pendapat tersebut menunjukan bahwa, ciri-ciri perubahan akibat belajar gerak (motorik) ada tujuh macam. Untuk lebih jelasnya ciri-ciri perubahan akibat belajar tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Belajar Sebagai Proses Proses adalah seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama,
menghasilkan
beberapa
perilaku
tertentu.
Dalam
belajar
keterampilan motorik di dalamnya terlibat suatu proses yang menyumbang kepada perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari belajar atau berlatih dalam organisme yang memungkinkannya untuk melakukan sesuatu yang berbeda dalam sebelum belajar atau berlatih. Proses perubahan yang terjadi akibatdari belajar harus disadari oleh siswa sehingga siswa dapat merasakan bahwa dirinya telah mencapai peningkatan keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kemampuan siswa menyadari akan perubahan yang terjadi dalam dirinya, ini artinya telah terjadi proses belajar gerak dalam diri siswa. Dengan terjadinya proses belajar maka akan dicapai hasil belajar yang lebih baik. 2) Belajar Motorik adalah Hasil Langsung dari Latihan Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku commit to user melakukan sesuatu keterampilan (seperti anak yang dewasa lebih terampil
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
yang baru daripada anak yang muda) meskipun dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. 3) Belajar Motorik Tak Teramati secara Langsung Belajar motorik atau keterampilan olahraga tak teramati secara langsung. Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan sangat kompleks dalam system persyarafan, seperti misalnya bagaimana informasi sensori diproses, diorganisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otototot. Perubahan itu semuanya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik. 4) Belajar Menghasilkan Kapabilitas untuk Bereaksi (Kebiasaan) Pembahasan belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk melakukan suatu tugas dengan terampil. Kemampuan tersebut dapat dipahami sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan belajar adalah untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut kebiasaan. 5) Belajar Motorik Relatif Permanen Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, lelah dan lain sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat menetap atau permanen. Hasil belajar gerak relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Sebagai contoh, kemampuan siswa melakukan lompat tinggi atau menguasai teknik dasar bermain sepakbola tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan semakin berkembang jika terus dipergunakan atau berlatih secara teratur. 6)
Belajar Motorik bisa Menimbulkan Efek Negatif Dilihat hasil yang dicapai dari belajar gerak menunjukkan bahwa, belajar dapat menimbulkan efek positif yaitu, penyempurnaan keterampilan commit to user atau penampilan gerak seseorang. Namun disisi lain, belajar dapat
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menimbulkan efek negatif. Sebagai contoh, seorang pesenam belajar gerakan salto ke belakang. Pada suatu ketika lompatannya kurang tinggi dan putaran badannya terlampau banyak sehingga terjatuh terlentang. Akibatnya ia mengalami rasa sakit pada punggungnya dan menyebabkan tidak berani lagi melakukan gerakan salto ke belakang. Rasa takut ini mungkin berlangsung beberapa lama, sampai kemudian keberaniannya muncul kembali. Contoh semacam ini dapat dipakai sebagai ilustrasi gejala kemunduran suatu keterampilan sebagai rangkaian akibat kegiatan belajar pada waktu sebelumnya. Pengalaman semacam ini hendaknya menjadi pendorong untuk lebih giat belajar hingga mencapai hasil yang lebih baik. 7)
Kurva Hasil Belajar Salah satu persoalan yang paling rumit dalm proses belajar gerak adalah tentang penggambaran perkembangan hasil belajar dan kecermatan dalam hasil penafsirannya. Kurva hasil belajar adalah gambaran penguasaan kapabilitas untuk bereaksi (yaitu kebiasaan) dalam satu jenis tugas. Kurva hasil belajar ini biasanya dibuat grafik, dimana grafik tersebut menampilkan perkembangan penampilan kemampuan gerak sebagai cerminan dari proses belajar internal yang berlangsung dalam diri seseorang. Meskipun kurva belajar tidak mampu sepenuhnya mencerminkan perubahan internal pada diri seseorang, tetapi untuk kebutuhan praktis atas dasar penampilan nyata dapat ditafsirkan kemajuan, kemandegan atau kemundururan hasil belajar yang dicapai seseorang pada suatu waktu.
2. Pendekatan Bermain
a. Pengertian pendekatan bermain Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih dan bermain serta menikmati permainan merupakan tugas seorang guru penjas. Para
siswa
menginginkan
suasana pembelajaran yang mengasyikan, to usermeningkatkan kebugaran jasmani. menggairahkan dan juga sebagai commit sarana untuk
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
Umumnya para siswa kurang menyukai penjelasan yang berbelit-belit dan berteletele. Hal-hal semacam ini dirasakan sangat membosankan bagi siswa. Pendekatan bermain menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain sepakbola. Sebagai contoh, agar siswa mampu bermain sepakbola adalah dengan cara membelajarkan siswa tentang konsep bermain sepakbola, bukan membelajarkan permainan sepakbola tingkat tinggi yang sulit dilakukan siswa. Melalui pendekatan bermain, diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat para siswa untuk belajar bermain. Selain itu, akan semakin memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya dalam sepakbola. Pendekatan bermain merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Keunikan dari kegiatan bermain adalah terletak pada proses, yaitu pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik yang tepat dalam situasi yang berubahubah. Keputusan yang diambil secara tepat dalam situasi bermain merupakan faktor yang penting. Apabila siswa kurang memahami kondisi permainan, hal ini akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan sepakbola. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaannya, pendekatan bermain menerapkan teknik suatu cabang olahraga kedalam bentuk permainan yang sebenarnya. Selama permainan, seorang pelatih atau guru tidak hanya memfokuskan latihannya, tetapi bagaimana menampilkan skill dalam permainan dan memfokuskan bagaimana siswa menampilkan strategi dalam permainan. Melalui pendekatan permainan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam latihan, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35) menyatakan: Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya commit to user kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya. 2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi. 3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain. b. Pendekatan bermain secara sirkuit Pendekatan bermain secara sirkuit merupakan bentuk latihan yang berisikan permainan di masing-masing pos dan dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan diajarkan melalui pendekatan bermain secara sirkuit terdiri atas: (1) menimangnimang bola, (2) menendang bola dengan kaki bagian dalam, (3) menendang bola dengan kura-kura bagian dalam, (4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, (5) menyundul bola, (6) menggiring bola, (7) melempar bola dan (8) latihan kombinasi. Pendekatan bermain secara sirkuit mempunyai keunikan dari kegiatan bermain atar posnya yaitu permainannya dapat memiliki hasrat gerak siswa sehingga dapat menimbulkan rasa senang, gembira, antusias, yang akhirnya dapat memotivasi latihan menjadi meningkat. Keunikan yang lain, gerakan-gerakan teknik dasar yang dilakukan variatif sehingga tidak membuat siswa menjadi cepat bosan.
3. Permainan Sepakbola a. Tujuan Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan commit to kesebelasan user tangannya. Tujuan dari masing-masing adalah berusaha untuk
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin dan berusa menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain tidak pernah merupakan tujuan sendiri. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerjasama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tanpa kerjasama yang baik antara pemain yang satu dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa gerakangerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan gerakan dari badan dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan. Gerakan-gerakan badan maupun cara memainkan bola terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan fisik unuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1995: 16), “Unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari: (1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat, (3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”. Sedangkan unsur-unsur teknik dengan bola menurut Remmy Muchtar (1992: 29) terdiri dari: (1) teknik menendang bola, (2) teknik menahan bola (trapping), (3) Teknik menggiring bola (dribble), (4) gerak tipu, (5) teknik menyundul bola (heading), (6) teknik merebut bola (tackling), (7) teknik lemparan ke dalam (throw-in), (8) teknik penjaga commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gawang. Pada prinsipnya unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam situasi permainan menurut kebutuhannya. c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Menurut Josef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suat kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, “untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maup kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.
4. Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit a. Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain yang dimaksud yaitu, cara belajar macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan kecil. Menurut Soekatamsi (1988: 218) bahwa, “Permainan kecil dimaksudkan untuk cermatnya cara belajar keterampilan bermain sepakbola dan merupakan adeganadegan yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil atau penyederhanaan bentuk permainan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain yaitu, mengajarkan macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang dikonsep atau dilakukan dalam bentuk permainan kecil dan sederhana. Misalnya ukuran lapangan lebih kecil, jumlah pemain lebih sedikit dan peraturan yang diterapkan lebih sederhana. Adapun maksud dan tujuan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain menurut Soekatamsi (1988: 219) yaitu: 1) Agar para pemain berusaha menguasai dan meningkatkan keterampilan dasar bermain sepakbola. 2) Menanamkan pengertian kerjasama antar pemain, mengembangkan melakukan taktik regu secara sederhana untuk memenangkan pertandingan. Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain mempunyai peran penting terhadap keterampilan bermain sepakbola. Selain bertujuan meningkatkan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, juga berperan untuk menanamkan kerjasama tim, mengembangkan taktik permainan tim yang sederhana. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) menimang-nimang bola (juggling) 2) menendang bola dengan kaki bagian dalam 3) menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam 4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh 5) menyundul bola 6) menggiring bola 7) melempar bola 8) latihan kombinasi Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988: 253). Dari masing-masing keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tersebut dalam pembelajarannya dikonsep dalam commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk permainan kecil. Dari masing-masing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana (Penjelasan lebih rinci pada Bab III Prosedur Penelitian). Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut :
Pos.1 Pos.8
Menimang Bola
Pos.2
Lat. Kombinasi
Menendang bola dengan kaki bagian dalam
Pos.7 Melempar bola
Pos.3
Pos.6
Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
Menggiring bola
Pos.5
Pos. 4
Menyundul bola
Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh
Gambar 1: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya, (Penjelasan lebih rinci pada bab III, Prosedur Penelitian). b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain
merupakan
cara belajar teknik
dasar sepakbola
yang
dalam
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Bentuk permainan yang dimaksud adalah permainan kecil, yaitu permainan sederhana tidak berdasarkan peraturan-peraturan permainan sepakbola yang sebenarnya. Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar yang menuntut kemandirian siswa. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain, kreativitas, inisiatif, kemampuan siswa untuk berfikir dan memahami pola permainan serta memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan. Siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain, dapat diidentifikasi kelebihannya diantaranya: 1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira serta motivasi latihan meningkat. 2) Gerakan-gerakan teknik dasar bermain sepakbola dapat dilakukan secara variatif dan meningkatkan improvisasi siswa. Kelemahan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain antara lain: 1) Bagi siswa yang belum menguasai teknik dasar sepakbola kurang tertarik. 2) Akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa kurang mampu mengenalinya. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dilakukan oleh Eka Pratiwi (2008) yang berjudul Perbedaan Pengaruh Pendekatan Bermain, Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Keterampilan Bermain Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Mojosongo II Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pendekatan
bermain dapat meningkatkan kemampuan
motorik dan keterampilan bermain sepakbola pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Mojosongo II Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008.
C. Kerangka Berpikir Penelitian
ini
memfokuskan
pada
upaya
peningkatan
hasil
pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit di SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sebagai metode mengajar. Metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pembelajaran. Bermain
atau
permainan
dapat
menjadi
pendekatan
metode
pembelajaran. Ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudah. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan pendekatan bermain
Tindakan
Dalam pembelajaran, guru menerapkan pendekatan bermain
Hasil belajar ketrampilan bermain sepakbola
Siklus I Pembelajaran bermain sepakbola secara sirkuit 8 pos.
Siklus II Pembelajaran bermain sepakbola secara sirkuit 8 pos.
Tindakan Akhir
Diharapkan melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar ketrampilan bermain sepakbola
Gambar 2: Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang telah di kemukakan di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pendekatan bermain secara Sirkuit diduga dapat meningkatkan pembelajaran sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja commit to user Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2011 sampai dengan 14 Mei 2011 yang dilaksanakan empat kali pertemuan yaitu : pertemuan pertama hari Selasa tanggal 22 Maret 2011, pertemuan kedua hari selasa tanggal 29 Maret 2011, pertemuan ketiga hari Kamis tanggal 14 April 2011, petemuan keempat hari Jum’at tanggal 29 April 2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas V yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari siswa putra berjumlah 14 sedangkan siswa putri berjumlah 16.
C. Sumber Data Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data ini diperoleh pada pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. commit to user 22
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Data Sekunder Data ini berupa: RPP, Silabus, hasil observasi selama pembelajaran dan angket.
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes praktek siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada siklus terakhir, setelah tindakan selesai. Tabel 1: Tabel Teknik Pengumpulan Data No 1.
Macam Data Sumber Data Proses pembelajaran Keadaan siswa sepakbola melalui saat menggunakan pendekatan bermain alat bantu. secara sirkuit.
Tehnik Pengamatan
Alat Lembar Observasi
2.
Penggunaan bantu.
alat
Penggunaan Bola dan Rafia
Pengamatan
Lembar Observasi
3.
Menggunakan pembelajaran.
alat
Lapangan
Pengamatan
Lembar Observasi
4.
Sikap Siswa
Siswa
Pengamatan
Lembar Observasi
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, angket siswa dan tes hasil belajar. 1. Analisis Data Lembar Observasi Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setip siklus. Data ini disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian. 2. Analisis Data Angket Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket pendapat siswa. 3. Analisis Hasil Tes Belajar Hasil tes belajar yang dilaksanakan dengan tes praktek pada akhir siklus dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. F. Prosedur Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Parjono dkk (2007: 28) penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaksanaan
Masalah
Rencana I
Observasi I
Refleksi I
Rencana II
Pelaksanaan Siklus II
Observasi II
Refleksi II Kesimpulan
Hasil
Gambar 3: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain. Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Observasi
atau
pengamatan
berfungsi
sebagai
proses
pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator. Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian. Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana tindakan
dan
dibuat
kembali
rencana
tindakan
yang
baru
untuk
diimplememtasikan pada siklus berikutnya. Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan metode bermain sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini: 1. Siklus Pertama a. Perencanaan 1) Perencanan waktu tindakan kelas 2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan 3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP 5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Pelaksanaan Games/pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) menimang-nimang bola (juggling) 2) menendang bola dengan kaki bagian dalam 3) menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam 4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh 5) menyundul bola 6) menggiring bola 7) melempar bola 8) latihan kombinasi Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988:253). Dari masing-masing keterampilan
teknik
dasar
bermain
sepakbola
tersebut
dalam
pembelajarannya dikonsep dalam bentuk permainan kecil. Dari masingmasing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana. Dari 30 siswa kelas V, dibagi menjadi 6 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang anak, dan agar menarik, masing-masing tim diberi nama dengan nama hewan atau buah. Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut:
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pos. 1 Pos.8
Menimang Bola
Pos. 2
Lat. Kombinasi
2 Menendang bola dengan kaki bagian dalam
Pos. 7
7
Pos. 3
Melempar bola
Menendang bola 3 dengan kura-kura kaki bagian dalam
Pos. 6 Menggiring bola
Pos. 5
Pos. 4
Menyundul bola Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh
Gambar 4: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya (misal masing-masing pos waktunya 5 menit) dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya. Setiap pos dilakukan permainan oleh 2 tim. Untuk menentukan 2 tim mana yang lebih dulu masuk ke pos pertama dilakukan dengan undian. Pertama-tama commit 2totim usermasuk ke pos (1), misal tim I dan
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tim II. setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (2). Bersamaan dengan itu tim III & IV masuk ke pos (1). Dan setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (3), tim III & IV masuk ke pos (2) dan bersamaan dengan itu tim V & VI masuk ke pos (1). Begitu seterusnya. Tim yang telah selesai sampai ke pos (4) diberikan istirahat 5 menit. Setelah itu melanjutkan lagi ke pos (5) sampai (8). Untuk memotivasi siswa, tim yang paling banyak memenangkan pertandingan dari dari total kemenangan ditiap-tiap pos diberikan hadiah sebagai penghargaan. Adapun pelaksanaan dari masing-masing teknik dasar bermain sepakbola tersebut sebagai berikut: (1) Pelaksanaan Pembelajaran Menimang-Nimang Bola v Pelaksanaan pembelajaran permainan menimang-nimang bola yaitu dilakukan 2 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Menimang bola dilakukan di dalam lapangan dengan ukuran 4 x 4 m. Menimang bola dilakukan secara bergantian dalam satu tim (dua tim melakukan secara bersamaan). Suatu tim dinyatakan menang apabila mampu menimang bola dengan jumlah pantulan paling banyak sesuai dengan program atau waktu yang telah ditentukan. Tiap pemain menimang bola dalam waktu 1 menit. v Keterangan : · Pemain berdiri memegang bola, bola dilepaskan selanjutnya ditimang-timang dengan kaki secara terusmenerus hingga berakhir gagal. · Prestasi adalah jumlah pantulan bola.
(2) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kaki Dalam v Pelaksanaan pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam yaitu, permainan dilakukan 2 tim, masingcommit to user masing tim terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan di
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 m x 8 m. Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 30 cm di atas permukaan lapangan. Tali tersebut membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama besarnya. Bola dimainkan antara kedua regu harus melalui bawah tali. Masing-masing regu hanya boleh memainkan bola oleh tiga orang pemain, kemudian bola ditendang atau ditembakkan ke arah lapangan lawan, bola harus melalui bawah tali. Tiap pemain hanya boleh satu kali menyentuh bola (bola dimainkan langsung). Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, menginjak daerah tengah atau daerah larangan, masingmasing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui diatas tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola kedaerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola ditendang kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.
(3) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan KuraKura Kaki Bagian Dalam v Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan kurakura kaki bagian dalam sama seperti latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola menggunakan kurakura kaki bagian dalam.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(4) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh v Pelaksanan pembelajaran menendang bola dengan kura-kura kaki penuh sama seperti latihan menendang bola dengan kaki dalam atau kura-kura kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola yaitu kura-kura kaki penuh.
(5) Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola v Pelaksanaan
pembelajaran
menyundul
bola
dengan
pendekatan bermain yaitu permainan dimainkan oleh 2 tim dan masing-masing 5 orang dalam satu tim. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran
4 x 8 m. v Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 125 cm v Permainan dilakukan dengan menyundul bola dengan melewatkan bola di atas tali. Bola dapat dimainkan maksimal 3 kali dalam satu regu, tiap pemain hanya boleh satu kali menyundul bola (bola dimainkan langsung), kemudian bola disundul atau ditembakkan kearah lapangan lawan, bola harus melalui atas tali. Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui bawah tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola ke daerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola disundul kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(6) Pelaksanaan Pembelajaran Menggiring Bola v Pelaksanaan
pembelajaran
menggiring
bola
dengan
pendekatan bermain yaitu menggiring bola satu lawan satu dari dua tim berlawanan (berpasang-pasangan dari tim satu dan tim lawannya) dan dilakukan secara bersamaan dari semua pemain dari dua tim yang bermain. Permainan dilakukan dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 20 m. Gawang dibuat dengan lebar 2 m dan tinggi 2 m. Salah satu pemain dari satu tim menggiring bola dan lawan berusaha merebutnya. v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol lebih banyak. Jika bola keluar lapangan, bola menjadi hak lawan.
(7) Pelaksanaan Pembelajaran Melempar Bola v Pelaksanaan pembelajaran melempar bola dengan pendekatan bermain yaitu dengan permainan lempar tangkap. Permainan dilakukan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 4 m. gawang dibuat dengan lebar 2 m dan dan tinggi 2 m. permainan dilakukan dengan lempar tangkap. v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol paling banyak melalui lemparan.
(8) Pelaksanaan Pembelajaran Kombinasi v Pelaksanaan
pembelajaran
kombinasi
yaitu
dengan
permainan tenis sepakbola dengan menggunakan daerah terlarang. Permainan dilakukan 2 tim, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan commit to user permainan ukuran 4 x 8 m. Ditengah-tengah lapangan
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibentangkan tali setinggi 30 cm. Pada kedua bagian lapangan ditarik garis sejajar tali dan berjarak 0,5 m dari tali, daerah di seberang tali ini sebagai daerah terlarang. Permainan dilakukan dengan bola diumpan dari satu pemain ke pemain lainnya dalam satu tim. Dan bola maksimal di umpan 3 kali kemudian bola harus ditendang melambung melewati tali ke daerah lawan. Pemain tidak boleh menginjak atau masuk ke daerah terlarang. Tim yang menang adalah yang paling sedikit melakukan kesalahan. c. Penutup Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan. d. Observasi 1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendokumentasikan pembelajaran
e. Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman (critical friends), guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran. 2. Siklus Kedua a. Perencanaan 1) Perencanan waktu tindakan kelas 2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan 3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP to user 5) Persiapan alat-alat yang commit digunakan dalam pembelajaran
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pelaksanaan Games/pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. menimang-nimang bola (juggling) b. menendang bola dengan kaki bagian dalam c. menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam d. menendang bola dengan kura-kura kaki penuh e. menyundul bola f. menggiring bola g. melempar bola h. latihan kombinasi Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988:253). Dari masing-masing keterampilan
teknik
dasar
bermain
sepakbola
tersebut
dalam
pembelajarannya dikonsep dalam bentuk permainan kecil. Dari masingmasing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana. Dari 30 siswa kelas V, dibagi menjadi 6 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang anak, dan agar menarik, masing-masing tim diberi nama dengan nama hewan atau buah. Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut:
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pos. 1 Menimang Bola
Pos. 8
Pos.2
Lat. Kombinasi
2
Menendang bola dengan kaki bagian dalam
Pos. 7
7
Melempar bola
Pos. 3 Menendang bola 3 dengan kura-kura kaki bagian dalam
Pos. 6 Menggiring bola
Pos. 5
Pos. 4
Menyundul bola Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh
Gambar 5: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Berdasarkan
skema
di
atas
menunjukkan
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya (misal masing-masing pos waktunya 5 menit) dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya. Setiap pos dilakukan permainan commit to user oleh 2 tim. Untuk menentukan 2 tim mana yang lebih dulu masuk ke pos pertama
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan dengan undian. Pertama-tama 2 tim masuk ke pos (1), misal tim I dan tim II. setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (2). Bersamaan dengan itu tim III & IV masuk ke pos (1). Dan setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (3), tim III & IV masuk ke pos (2) dan bersamaan dengan itu tim V & VI masuk ke pos (1). Begitu seterusnya. Tim yang telah selesai sampai ke pos (4) diberikan istirahat 5 menit. Setelah itu melanjutkan lagi ke pos (5) sampai (8). Untuk memotivasi siswa, tim yang paling banyak memenangkan pertandingan dari total kemenangan di tiap-tiap pos diberikan hadiah sebagai penghargaan. Adapun pelaksanaan dari masing-masing teknik dasar bermain sepakbola tersebut sebagai berikut: (1)
Pelaksanaan Pembelajaran Menimang-Nimang Bola v Pelaksanaan pembelajaran permainan menimang-nimang bola yaitu dilakukan 2 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Menimang bola dilakukan di dalam lapangan dengan ukuran 4 x 4 m. Menimang bola dilakukan secara bergantian dalam satu tim (dua tim melakukan secara bersamaan). Suatu tim dinyatakan menang apabila mampu menimang bola dengan jumlah pantulan paling banyak sesuai dengan program atau waktu yang telah ditentukan. Tiap pemain menimang bola dalam waktu 1 menit. v Keterangan : · Pemain berdiri memegang bola, bola dilepaskan selanjutnya ditimang-timang dengan kaki secara terusmenerus hingga berakhir gagal. · Prestasi adalah jumlah pantulan bola.
(2)
Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kaki Dalam v Pelaksanaan pembelajaran menendang bola dengan kaki commit to user bagian dalam yaitu, permainan dilakukan 2 tim, masing-
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing tim terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan di lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 m x 8 m. Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 25 cm di atas permukaan lapangan. Tali tersebut membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama besarnya. Bola dimainkan antara kedua regu harus melalui bawah tali. Masing-masing regu hanya boleh memainkan bola oleh tiga orang pemain, kemudian bola ditendang atau ditembakkan ke arah lapangan lawan, bola harus melalui bawah tali. Tiap pemain hanya boleh satu kali menyentuh bola (bola dimainkan langsung). Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, menginjak daerah tengah atau daerah larangan, masingmasing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui diatas tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola kedaerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola ditendang kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.
(3)
Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan KuraKura Kaki Bagian Dalam v Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan kurakura kaki bagian dalam sama seperti latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola menggunakan kurakura kaki bagian dalam. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(4)
Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan KuraKura Kaki Penuh v Pelaksanan pembelajaran menendang bola dengan kura-kura kaki penuh sama seperti latihan menendang bola dengan kaki dalam atau kura-kura kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola yaitu kura-kura kaki penuh.
(5)
Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola v Pelaksanaan
pembelajaran
menyundul
bola
dengan
pendekatan bermain yaitu permainan dimainkan oleh 2 tim dan masing-masing 5 orang dalam satu tim. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran
4 x 8 m. v Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 150 cm v Permainan dilakukan dengan menyundul bola dengan melewatkan bola di atas tali. Bola dapat dimainkan maksimal 3 kali dalam satu regu, tiap pemain hanya boleh satu kali menyundul bola (bola dimainkan langsung), kemudian bola disundul atau ditembakkan kearah lapangan lawan, bola harus melalui atas tali. Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui bawah tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola ke daerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola disundul kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai. commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(6)
Pelaksanaan Pembelajaran Menggiring Bola v Pelaksanaan
pembelajaran
menggiring
bola
dengan
pendekatan bermain yaitu menggiring bola satu lawan satu dari dua tim berlawanan (berpasang-pasangan dari tim satu dan tim lawannya) dan dilakukan secara bersamaan dari semua pemain dari dua tim yang bermain. Permainan dilakukan dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 20 m. Gawang dibuat dengan lebar 2 m dan tinggi 1,5 m. Salah satu pemain dari satu tim menggiring bola dan lawan berusaha merebutnya. v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol lebih banyak. Jika bola keluar lapangan, bola menjadi hak lawan.
(7)
Pelaksanaan Pembelajaran Melempar Bola v Pelaksanaan pembelajaran melempar bola dengan pendekatan bermain yaitu dengan permainan lempar tangkap. Permainan dilakukan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 4 m. gawang dibuat dengan lebar 2 m dan dan tinggi 1,5 m. permainan dilakukan dengan lempar tangkap. v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol paling banyak melalui lemparan.
(8)
Pelaksanaan Pembelajaran Kombinasi v Pelaksanaan
pembelajaran
kombinasi
yaitu
dengan
permainan tenis sepakbola dengan menggunakan daerah terlarang. Permainan dilakukan 2 tim, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan commit to user permainan ukuran 4 x 8 m. Ditengah-tengah lapangan
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibentangkan tali setinggi 0,5 m. Pada kedua bagian lapangan ditarik garis sejajar tali dan berjarak 0,5 m dari tali, daerah di seberang tali ini sebagai daerah terlarang. Permainan dilakukan dengan bola diumpan dari satu pemain ke pemain lainnya dalam satu tim. Dan bola maksimal di umpan 3 kali kemudian bola harus di tendang melambung melewati tali ke daerah lawan. Pemain tidak boleh menginjak atau masuk ke daerah terlarang. Tim yang menang adalah yang paling sedikit melakukan kesalahan. c. Penutup Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan. d. Observasi 1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendokumentasikan pembelajaran
e. Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman (critical friends), guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas tidak berdasarkan jumlah pertemuan dalam pembelajaran, tetapi mengutmakan kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan. Pembelajaran
sepak bola dengan
pendekatan bermain untuk
meningkatkan hasil ketrampilan siswa bermain sepak bola, sistematikanya secara umum terdiri dari pendahuluan yang meliputi membariskan, apersepsi, menyampaikan materi dan memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam penelitian ini meliputi teknik dasar bermain sepak bola dengan pendekatan bermain. Selanjutnya adalah penutup yang terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pembelajaran, do’a dan pembubaran. Penyampaian materi sepak bola dengan pendekatan bermain dengan cara
guru
menyampaikan
materi
sesuai
dengan
rencana
pelakasanaan
pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami, dan kemudian mempraktekan. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti. Data Observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti dan guru mitra, kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul lagi. 1. Siklus Pertama a. Perencanaan Perencanaan diawali dengan penentuan waktu tindakan kelas yang digunakan untuk penelitian. Perencanaan tindakan dan pembuatan RPP, penentuan waktu tindakan, diperoleh jadwal bahwa pelaksanaan tindakan dilaksanakan hari selasa tanggal 22 dan 29 Maret 2011. Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan dilaksanakan dan materi pembelajaran. Penentuan materi bersumber pada buku referensi, setelah itu pembuatan RPP yang memuat perencanaan pembelajaran
yang
dilaksanakan. commit to user 41
Persiapan
terakhir
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran, seperti menyiapkan bola dan bendera. b. Tindakan Siswa dibariskan dengan formasi tiga saf, anak putra baris di sebelah kanan siswa putri. Guru memimpin berdo’a, kemudian dilanjutkan presensi dengan menanyakan siswa yang tidak masuk. Dari jumlah siswa 30 anak ternyata dapat mengikuti pembelajaran. Setelah prersensi guru menjelaskan materi pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain. Siswa memperhatikan guru saaat penjelasan, tetapi ada yang tidak memperhatikan , masih berbicara dengan siswa lain. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dipimpin oleh guru. Guru memberi contoh dan membenarkan siswa yang gerakannya salah dan mengatur siswa yang kurang betul dalam melakukan pemanasan. Waktu yang digunakan dari membariskan sampai dengan pemanasan kurang lebih 15 menit. Kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari menjelaskan ketentuan masing-masing pos, mulai dari pos satu sampai dengan pos delapan. Guru memberi contoh cara melakukannya, dilanjutkan dengan pembagian siswa menjadi 6 tim, yang setiap timnya beranggotakan 5 orang. Permainannya berupa pos satu adalah menimang-nimang bola yang dilakukan di lapangan yang berukuran 4m x 4m. Menimang bola dilakukan dengan cara bergantian satu tim, setiap pemain menimang bola dalam waktu 1 menit, sehingga pos 1 waktu yang digunakan oleh 2 tim yaitu tim I dan tim II selama 5 menit. Siswa terlihat antusias dan senang untuk saling mengalahkan, tim yang menang bersorak dan bertepuk tangan. Tidak ada hambatan siswa dalam melakukan permainannya di pos hanya beberapa siswa terutama siswa putri, tetapi hambatan itu dapat diatasi Setelah pos I selanjutnya masuk ke pos 2 yaitu menendang bola commit to user menyanyikan lagu ‘ Garuda di dengan kaki bagian dalam . Dengan
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dadaku ‘ tim I dan II ke pos 2 sedangkan tim III dan IV di POS I. Permainanya di lakukan 2 tim saling berhadapan di lapangan dengan ukuran 4m x 8m, di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 30cm waktu yang digunakan adalah 5 menit. Permainan di mainkan dengan Antusiasi terlihat tiap regu untuk saling mengalahkan. Pos 3 menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Pelaksanaanya sama seperti pada pos 2, hanya perkenaan bagian kaki yang di gunakan untuk menendang bola menggunakan kura-kura bagian dalam. Siswa terlihat sangat senang dalam melakukan permainan pada pos 3, tetapi ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan tendangan bola menggunakan kura-kura bagian dalam. Terutama siswa putri mengalami kesulitan, sebab peralihan dari menendang menggunakan kaki bagian dalam. Tetapi kesulitan itu dapat di atasi dengan pembetulan dari guru dan berlatih berulang-ulang. Setelah tim I dan II selesai di pos 3, tim III dan IV selesai di pos 2, tim V dan VI selesai di pos I, selanjutnya masuk ke pos 4. POS 4 menendang bola dengan
kura-kura kaki penuh, pelaksanaanya sama seperti pada pos
sebelumya. Tim yang di nyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai. Permainan diawali setiap anggota regu berbaris di garis belakang, kemudian masuk di lapangan. Hambatan dan kesulitan terlihat pada saat melakukan tendangan, terlihat mayoritas anak perempuan. Guru memberi pembetulan atas tendangan yang tidak benar, tetapi tidak mengurangi suasana dalam permainan terlihat siswa sangat bersungguh-sungguh dalam melakukan. Selanjutnya pada pos 5, yaitu menyundul bola. Permainan dilakukan dengan menyundul bola melewati di atas tali setinggi 125cm. Bola dapat dimainkan maksimal 3 kali dalam satu regu. Permainan dilakukan dengan dilambungkan dari garis belakang, kemudian bola di sundul untuk di mainkan dan terakhir masukan ke lapangan lawan. Tim di nyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai. Setelah 5 menit commit to user guru memberikan aba tanda selesai, tim yang dinyatakan menang sangat
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
senang, terlihat anak-anak bersorak-sorak. Tidak ada hambatan dan kesulitan pada pos 5, semua siswa dapat dan mampu untuk melakukanya, walaupun terkadang arahnya belum benar. Kegiatan berikutnya adalah pos 6, yaitu menggiring bola. Pelaksanaan menggiring bola adalah dilakukan secara bersama semua pemain dari dua tim yang bermain. Permainan dilakukan dalam lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4m x 20m dan gawang 2mx2m. Salah satu permainan dari satu tim menggiring bola, dan lawan berusaha merebutnya. Tim di nyatakan menang apa bila mampu mencetak gol lebih banyak. Siswa terihat sangat antusias terlihat dalam permainanya saling mengalahkan dan ingin menjadi yang trbaik. Setelah pos 6 selesai, selanjutnya pos 7 yaitu melempar bola. Permainan dimainkan di lapangan 4m x 20m dan gawang berukuran 2mx2m. Pelaksanaan melempar bola dengan pendekatan bermain yaitu dengan cara melempar kemudian ditangkap oleh teman satu tim, siswa dalam melakukan tidak mengalami kesulitan , terlihat semua siswa baik laki-laki dan perempuan dapat dan mampu melakukanya. Tim di nyatakan menang apabila mampu mencetak gol paling banyak ke gawang lawan. Selanjutnya pos 8 adalah pembelajaran kombinasi. Awalnya kedua regu masuk ke lapangan yang berukuran 4m x 8m, kemudian bola di umpan dari satu pemain ke pemain lain dalam satu tim dan bola maksimal dimainkan 3 kali. Guru memberi tanda bahwa permainan dimulai, kedua tim saling memainkan dan berusaha untuk menang. Setelah bola di mainkan 3 kali kemudian ditendang melewati atas tali yang di bentangkan di tengah-tengah lapangan. Kegiatan berikutnya adalah penilaian. Penilaian di lakukan oleh guru penjas, dalam penilaian siswa mendapat satu kali kesempatan. Guru memanggil dua siswa untuk untuk melaksanakan tes berdasarkan nomor urut absen, akan tetapi siswa putra berpasangan dengan putra, siswa putri commit user berpasangan dengan siswa putri. toPemanggilan dimulai dari nomor absen
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang paling kecil. Hasil
pada penilaian tersebut tertera pada Tabel
berikut : Tabel 2: Hasil penilaian sepak bola siswa kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara.
Nilai
Hasil Penilaian Sepak Bola Putra
Putri
Tertinggi
81
78
Terendah
75
71
Rata-rata
77
76
Setelah penilaian selesai, kemudian guru memberikan siswa, berdoa dan pembubaran.Pembelajaran berakhir pukul 08.15 WIB
c. Observasi Hasil observasi dari pengamatan selama pembelajaran berlangsung, siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak bola cukup antusias, memahami cara menimang, menendang, menyundul, melempar bola dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Secara umum suasana kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran mulai dari pemanasan sampai dengan latihan antar pos, siswa melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru mitra, pengisian lembar observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitanya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat, dan Fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.
d. Refleksi Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan. commit to user Hambatan atau kendala yang di
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
temukan dalam proses pembelajaran sepak bola yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat menendang menggunakan kaki bagian dalam, kura-kura bagian dalam dan menendang dengan kura-kura kaki penuh. Hambatan-hambatan tersebut di atasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung,yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan. Untuk mengurangi hambatan yang muncul pada saat tindakan pertama, peneliti merencanakan tindakan kedua, diutamakan pada cara melakukan menendang dengan kaki dalam,kura-kura kaki dalam dan kura-kura kaki penuh,yaitu pada pos 2, pos 3, dan pos 4,
terutama
perkenaan bola pada kaki. Tetapi tidak tertutup pada pendalaman menimang, menyundul,menggiring melempar, kombinasi, mulai dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir lebih di tegaskan sehingga gerakan akan benar pada siklus kedua. Waktu pembelajaran dalam rencana semula pukul 07.00 WIB, Fakta baru bisa dimulai pukul 07.05, ini disebabkan karena lokasi lapangan sepak bola yang akan digunakan untuk pembelajaran jauh, dan setelah sampai keadaan lapangan agak becek.
2. Siklus Kedua a. Perencanaan Perencanaan dalam siklus kedua diawali dengan penentuan waktu tindakan kelas. Untuk melaksanakan Silus Kedua ini dibutuhkan waktu dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 14 dan 29 April 2011. Dari hasil refleksi di Siklus Pertama diketahui bahwa anak masih mendapat hambatan, terutama pada cara menendang bola menggunakan kaki dalam, kura-kura dalam, kura-kura kaki penuh. Jadi pada Siklus Kedua ini lebih menekankan pada hal tersebut supaya dalam melakukannya lebih mudah di Siklus Kedua ini. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah menentukan waktu tindakan, selanjutnya pelaksanaan pengambilan nilai.
Pelaksanaan pengambilan nilai dilaksanakan pada
pertemuan yang kedua. Kegiatan berikutnya adalah pembuatan angket. Pembuatan angket tanggapan siswa tentang pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain.
b. Tindakan Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB, dilapangan sepak bola. Pembelajaran pendidikan jasmani diawali dengan guru membariskan siswa, kemudian guru menghitung jumlah siswa, presensi, dan memimpin do’a. Siswa dibariskan dalam formasi tiga saf, siswa putra disebelah kanan siswa putri. Dilanjutkan dengan mendengarkan yang tidak masuk atau tidak mengikuti pembelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi pembelajaran sepak bola dan pengambilan nilai. Penjelasan guru mengenai pembelajaran sepak bola ditekankan cara menendang bola dengan kaki bagian dalam, kura-kura kaki dan, kura-kura kaki penuh dan pelaksanaan antara pos 1 sampai dengan 8. Setelah itu dilanjutkan dengan pemanasan, pemanasan dipimpin oleh guru. Guru memberikan contoh gerakan kemudian siswa menirukan. Pemanasan berbentuk gerakan-gerakan statis dan dinamis. Waktu dari membariskan sampai dengan pemanasan membutuhkan waktu 15 menit. Setelah melakukan pemanasan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti. Dalam kegiatan inti guru memberi penjelasan tentang aturan di masing-masing pos, mulai dari pos 1 sampai dengan pos 8. Permainan yang pertama pada pos 1 adalah menimang bola. Tim I dan II untuk giliran yang pertama memasukinya,tiap tim untuk menunjuk secara bergiliran maju satu persatu untuk melakukan menimang bolaberlomba dengan tim lain,prestasi adalah jumlah pantulan bola yang commit tidak to userbanyak yang mendapat kesulitan, paling banyak, di pos pertama
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
hanya beberapa anak terutama putri yang mendapatkan hambatan yaitu sulit untuk memainkan bola yang lebih lama. Dalam proses pembelajaran ini guru memberikan komando untuk melempar bola tanda menimang bola dimulai. Setelah satu menit, bergantian dengan anak yang lain dalam satu tim, sehingga 5 anak semua melakukanya. Siswa sangat antusiasdalam mengikuti permainan di pos II, ini terlihat dari keaktifan siswa, dan apabila ada teman yang melakukanya anak yang lain bertepuk tangan tanda memberi semangat dan dukungan. Sermainan kedua adalah menendang bola menggunakan kaki dalam, yang dimainkan di pos 2. Permainan ini dilakukan pada lapangan dengan ukuran 4mx8m, akan tetapi tali yang di bentangkan pada tengah lapangan berbeda dengan siklus yang pertama. Untuk pos 2 tali yang dibentangkan setinggi 25cm. Selanjutnya setelah tim I dan II menyelesaikan pos pertama, dilanjutkan ke pos 2, sedangkan tim III dan IV melakukan di pos I. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan tugas yang di berikan oleh guru, tim yang berhasil mengalahkan lawan merasa senang dangan bersorak dan bertepuk tangan. Selanjutnya setelah lima menit, guru memberikan peluit, tanda selesainya permainan. Semua pemain di masing-masing tim mundur berbaris di garis belakang. Sambil menuju ke pos berikutnya tiap tim untuk berpindah pos dan sambil menyanyikan lagu “ Garuda di dadamu ”. Sementara tim I dan II pindah ke pos 3, tim III dan IV ke pos 2, sedangkan tim V dan VI ke pos 4. Permainan di pos 3 hampir sama dengan pos 2, hanya perkenaan bola pada kaki. Pada pos 3 menendang menggunakan kura-kura kaki dalam. Setelah tanda peluit dibunyikan semua tim dimasing-masing pos mulai memainkan, suasana menyenangkan , kondusif, tertib dan semua siswa terlihat bersemangat. Alokasi waktu yang di gunakan 5 menit, sehingga setelah 5 menit guru membunyikan peluit. Semua pos berhenti untuk memainkan dan bersiap pindah ke pos selanjutnya, yang dari pos I to userke pos 3, yang di pos 3 pindah ke pindah ke pos 2, yang di commit pos 2 pindah
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
pos 4, tetapi sebelum pindah guru terlebih dahulu mengumumkan pemenang dimasing-masing pos. Permainan berikutnya di pos 4, yaitu menendang bola dengan kurakura kaki penuh. Berdasarkan refleksi pada siklus pertama siswa mengalami kesulitan dalam melakukan menengang bola dengan kurakura penuh, sehingga guru menekankan cara melakukan dengan kurakura kaki penuh. Dengan suasana senang, siswa aktif untuk melakukanya, guru selalu mendorong pada tiap-tiap tim untuk selalu aktif dalam memainkanya. Setelah tanda peluit dibunyikan semua anggota tim berhenti dan mundur di garis belakang untuk bersiap pindah ke pos,berikutnya yaitu pos 5. Pos 5 adalah menyundul bola. Permainannya dimulai dengan melempar bola dari belakang kepada temanya kemudian untuk di sundul dan dimasukan ke daerah lawan dengan melewati di atas tali terlebih dahulu. Tinggi tali yang dibentangkan berbeda pada siklus pertama, untuk yang sekarang tinggi 150cm. Kegiatan selanjutnya pos 6, yaitu menggiring bola. Permainan dimulai dari titik tengah dengan diberikan pada teman satu tim, kemudian bola digiring, lawan berusaha merebutnya. Siswa terlihat antusias untuk merebut bola yang di giring lawan, kemudian tim yang paling banyak memasukan bola ke gawang yang menjadi pemenang. Pos 7 merupakan kegiatan selanjutnya, setelah menggiring bola permainan pada pos 7 adalah melempar bola. Awalnya anak memasuki lapangan yang berukuran 4mx20m. Permainan di mulai dengan melempar bola pada teman satu tim. Siswa terlihat antusias dalam melakukan, siswa yang berhasil memasukan ke gawang lawan terlihat sangat senang, kedua tim bersemangat dalam memainkan permainanya, guru sesekali memberikan semangat agar semua anak aktif dalam memainkan bola. Setelah pos 7 selesai, selanjutnya ke pos 8 yaitu pembelajaran dari menendang, menyundul boladengan melewatkan bola di atas tali yang di commit tolapangan. user dibentangkan di tengah-tengah Siswa sangat senang dan
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gembira, tali ada hambatan yang berarti dalam melakukanya, hanya beberapa siswa putri, tetapi hal itu dapat diatasi dengan pembetulan, arahan dari guru, dan latihan yang berulang-ulang. Kegiatan selanjutnya adalah penilaian, waktu yang di perlukan kurang lebih 10 menit. Guru mmanggil dua siswa untuk melaksanakan tes berdasarkan urut absen, tetapi diharapkan siswa putra berpasangan dengan putri, siswa putri dengan putri. Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut : Tabel 3: Hasil penilaian sepak bola siswa kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Hasil Penilaian Sepak Bola
Nilai
Putra
Putri
Tertinggi
84
81
Terendah
78
75
Rata-rata
80
79
Setelah penilaian selesai, kemudian guru memberikan siswa, menghitung,memberikan
angket,
menyelesaikan
cara
pengisian.
Selanjutnya do’a dan pembubaran, angket di kumpulkan keesokan harinya. Pembelajaran berakhir pukul 08.10 WIB.
c. Observasi Suasana
pembelajaran
sangat
kondusif,
tertib
dan
terlihat
bersemangat. Pembelajaran sepak bola dengan pendekatan bermain yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegembiraan, keinginan untuk bermain sepak bola sangat besar terlihat dalam mengikuti permainan di setiap posnya sangat antusias. Sehingga secara tidak langsung siswa belajar teknik keterampilan sepak bola melalui permainan. Keadaan ini sangat menguntungkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
umumnya hambatan yang sering terjadi pada saat menendang menggunakan kaki dalam, kura-kura dalam, dan kura-kura kaki penuh, terutama siswa putri namun dengan pembelajaran yang melalui pendekatan bermain siswa sudah terlihat terbiasa menendang dengan benar.Selanjutnya dilihat dari sudut pandang kelas,suasana kelas kondusif, pengelolaan kelas lebih mudah karena siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Permainan yang di lakukan anak, mudah, tidak mengada-ada, sehingga sangat mudah dan dapat di ikuti oleh siswa. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru mitra, setelah pembelajaran selesai. Dari hasil observasi di ketahui bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain secara sirkuit sangat antusias, aktif dan menyenangkan.
d. Refleksi Setelah
dilakukan
pengamatan
dan
evaluasi
maka
langkah
selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah di lakukan. Dalam peroses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepak bola yang berlangsung, ditemukan kesalahan-kesalahan yang di lakukan siswa terutama siswa putri yang kurang mampu dalam melaksanakan tes dengan baik, walaupun demikian dalam melaksanakan tes tersebut siswaputri telah sungguh-sungguh dan penuh semangat dalam melaksanakan proses pembelajaran dan tes, akan tetapi berbeda dengan keadaan yang terjadi pada siswa putra yang mampu melakukan tes dengan baik, terlihat berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Dari hasil evaluasi atau tes tersebutdiketahui bahwa tindakan yang di lakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi dilakukan tindakan.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola dengan pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa dan suasana kelaspun menjadi lebih baik, sehingga tujuan dari pembelajaran akan mudah tercapai dengan optimal. Pemberian permainan dalam pembelajaran sepakbola ini sebagai variasi dari pembelajaran sepakbola, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran seperti kejujuran, kerjasama, sportivitas, menghargai, semangat. Permainan dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik yang akan dilaksanakan, sehingga permainan dapat sebagai alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak optimal, bukan sebaliknya siswa menjadi malas. Tabel 2 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sepakbola.Pada bulan Maret dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 77, dengan nilai tersebut dapat di golongkan bahwa nilai rata-rata untuk putra baik,sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 76, dengan nilai tersebut nilai rata-rata untuk siswa putri juga tergolong baik. Tabel 3 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sepakbola pada bulan april. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 80, sedangkan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata untuk putra baik.Sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 79, dengan nilai tersebut nilai rata-rata untuk siswa putri juga tergolong baik. Tabel 4 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sepak bola pada bulan Februari (kondisi awal) tahun ajaran 2010/2011,bulan Maret (siklus I) tahun ajaran 2010/2011,dan bulan april (siklus II) tahun ajaran 2010/2011. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4: Nilai siswa kelas V SDN 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok bulan Februari (kondisi awal), Maret (siklus I), April (siklus II) tahun ajaran 2010/2011. Februari (kondisi awal)
Maret (siklus I)
April (siklus II)
2010/2011
2010/2011
2010/2011
Nilai
Putra
Putri
Putra
Putri
Putra
Putri
Tertinggi
78
77
81
78
84
81
Terendah
70
70
75
71
78
75
Rata-rata
74
74
77
76
80
79
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat perbandinganya antara pembelajaran sepakbola dengan pendekatan secara sirkuit dan tidak menggunakan pendekatan bermain,pada tabel 4 di atas menunjukan nilai pada bulan Februari pembelajaran sepakbola tanpa melalui pendekatan
bermain, bulan Maret
pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain ( Siklus I ), dan bulan April pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain ( Siklus 2). Pada bulan Februari nilai tertinggi untuk siswa putra 78 dan siswa putri 77, dan pada bulan Maret nilai tertinggi siswa putra 81 dan siswa putri 78, Sedangkan pada bulan April nilai tertinggi siswa putra 84 dan siswa putri 81.Nilai terendah pada bulan Februari untuk siswa putra 70 dan siswa putri 70, dan pada bulan Maret nilai terendah siswa putra 75 dan siswa putri 71, sedangkan pada bulan April nilai putra 78 dan siswa putri 75. Nilai rata-rata pada bulan Februari untuk siswa putra 74 dan siswa putri 74, dan pada bulan Maret nilai rata-rata untuk siswa putra 77 dan siswa putri 76, sedangkan pada bulan April nilai rata-rata untuk siswa putra 80 dan siswa putri 79, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap kemampuan siswa dalam penguasaan materi dalam hal ini sepak bola mengalami peningkatan setelah mendapatkan pendekatan permainan dan sebelum pembelajaran sepak bola tanpa pendekatan permainan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak hanya mengacu pada nilai semua, tetapi yang paling penting proses pembelajarannya. Dalam proses commit to user pembelajaran ini guru harus membuat siswa antusias, senang dan aktif dalam
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengikuti pembelajaran sehingga kebugaran dan kesehatan siswa dapat meningkat. Tabel 5 menunjukan jumlah dan prestasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola. Sebelum menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit dan sesudah menggunkan pendekatan bermain secara sirkuit.
Tabel 5: Jumlah dan prosentase siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kelas V SDN 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok tahun ajaran 2010/2011.
Aspek yang diamati
Tidak menggunakan pendekatan bermain Jumlah Prosen % Siswa
Menggunakan pendekatan bermain Siklus 1 Jumlah Prosen % Siswa
Siklus 2 Jumlah Prosen % Siswa
Antusias
18
60
23
76
26
86
Senang
20
66
25
83
27
90
Aktif
19
63
24
80
27
90
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui perbandingan antara jumlah dan prosentase siswa dalam proses pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit dan tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit. Dari 30 siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 18 siswa atau 60%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit. Pada siklus 1 berjumlah 23 siswa atau 76% dan pada siklus 2 berjumlah 26 siswa atau 86%. Sedangkan siswa yang senang dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 20 siswa atau 66%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit pada siklus 1 berjumlah 25 siswa atau 83% dan pada siklus 2 berjumlah 27 siswa atau 90%. Siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 19 siswa atau 63%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit pada siklus 1 commit to user berjumlah 24 siswa atau 80% dan pada siklus 2 berjumlah 27 siswa atau 90%.
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran sepak bola dengan pendekatan permainan berhasil. Pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit mendapat tanggapan yang baik dari siswa. Ini tergambar dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain. Hasil angket menunjukan bahwa siswa yang menjawab senang sebanyak 27 siswa atau 90%, yang mengatakan biasa-biasa saja 3 siswa atau 10% dan yang mengatakan tidak senang tidak ada (lampiran). Hasil angket tersebut menunjukan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain secara sirkuit. Alasan terbanyak adalah permainan yang digunakan sebagai pendekatan pembelajaran sepakbola menarik, alasan berikutnya adalah bervariasi sehingga tidak membosankan, yang selanjutnya adalah suasana kelas menyenangkan, penyampaian oleh guru cukup jelas, siswa tidak merasa kesulitan, tes yang diujikan sesuai dengan materi yang diajarkan. Sedangkan urutan selanjutnya adalah penguasaan materi guru cukup baik dan alasan yang terakhir adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik. Pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit dibandingkan dengan pembelajaran permainan yang lain, siswa menyatakan senang dengan alasan terbanyak yaitu pembelajaran lebih menarik karena adanya unsur permainan di dalamnya sehingga tidak membosankan, alasan yang lainnya suasana kelas menyenangkan dan siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar teknik. Pendapat dan harapan siswa tentang pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit siswa lebih senang dengan pembelajaran yang ada. Unsur bermainnya, pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain secara sirkuit lebih mudah dipahami, penjelasan guru cukup jelas dan siswa dapat melaksanakan tes dengan baik.
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sepak bola yang diberikan dengan melalui pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, antusias siswa, suasana kelas menyenangkan dan proses pembelajaran menjadi lebih baik yang terlihat dari peningkatan nilai siswa.
B. IMPLIKASI Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten
Banjarnegara.
Guru
pendidikan
Jasmani
dapat
menerapkan
pembelajaran pemanen dengan materi sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit, pendekatan bermain juga dapat di gunakan untuk pembelajaran permainan yang lain, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi, Sehingga siswa tidak jenuh, tidak bosan atau malas dengan pembelajaran sepak bola atau permainan yang lain.
C. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Khususnya Sepakbola sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan pembelajaran sepakbola dapat diterapkan pendekatan bermain secara sirkuit karena pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan proses pembelajaran. 56
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Bentuk permainan yang menarik, bervariasi, dan suasana kelas yang menyenangkan harus selalu diciptakan karena merupakan salah satu faktor agar proses pembelajaran dapat berhasil. 3. Upaya meningkatkan pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain hendaknya dilakukan dan direncanakan dengan tepat.
commit to user