perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : SUGENG X 4711179
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: SUGENG NIM: X 4711179
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan di bawah ini:
Nama
: SUGENG
NIM
: X 4711179
Jurusan/Program Studi
: JPOK/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul ” UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan skipsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
SUGENG NIM. X 4711179
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Pembimbing I
Juli 2012
Pembimbing II
Drs. Mulyono, MM. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. commit to user NIP. 19510809 197611 1 001 NIP. 19600119 198503 1 007
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sunardi, M.Kes.
Sekretaris
: Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or. ................................
Anggota 1
: Drs. Mulyono, MM.
................................
Anggota 2
: Haris Nugroho, S.Pd.M.Or.
................................
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user
v
................................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sugengt, ”UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012 . Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar shoting pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada pra tindakan 64.29, siswa yang mengalami ketuntasan belajar 9 siswa (37.50%) sedangkan yang belum tuntas 15 siswa (62.50%), Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 16 siswa (66.66%) sedangkan yang belum tuntas belajar 8 siswa (33.34%) dari 24 siswa. Pada siklus II perolehan nilai rata-rata 77.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 21 siswa (87.50%) sedangkan yang belum tuntas belajar 3 siswa (12.50%) dari 24 siswa. Ketuntasan belajar siswa 87.50% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar shoting pada permainan sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci: Sepak Bola, Shoting, Pendekatan Bermain
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
* Kegagalan adalah Suatu awal dari keberhasilan* * Ilmu harus didahulukan sebelum beramal dan berkata ( Al Bukhori)* * Siapa yang bersunguh-sungguh akan mendapat (Umam Syafi’i)*
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: Ø SD Negeri 2 Gembol UPT. Dindikpora Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara” Ø ”Istri Tercinta” Yang selalu mendukung dan memberi semangat Ø ”Anak-anakku Tersayang” Sumber inspirasi dan motivasiku Ø ”Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman sejawat” Yang selalu memberikan bantuan pemikiran kepada penulis
”Teman-teman se-angkatan program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011”
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Berkat Rahmat Allah Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepak Bola Dengan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012” yang merupakan salah satu syarat tugas akhir Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada: 1. Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2. Drs. Mulyono, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Sekaligus Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK); 3. Waluyo, S.Pd. M.Or., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Drs.Sarjoko Lelono, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing II dalam Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga Kabupaten Banjarnegara 6. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran 7. Kepala SDN 2 Gembol yang telah memberikan tempat penelitian 8. Para Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol yang turut membantu dalam penelitian ini. Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah commit user semua amal ibadahnya diterima membantu dalam penyusunan skripsi ini, to semoga
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, juga kepada para pembaca sekalian.
Gembol, Juli 2012 Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ....................................................................................................................i PENGAJUAN .........................................................................................................ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................iii PERSETUJUAN .....................................................................................................iv PENGESAHAN......................................................................................................v ABSTRAK ..............................................................................................................vi MOTTO...................................................................................................................vii PERSEMBAHAN ..................................................................................................viii KATA PENGANTAR............................................................................................ix DAFTAR ISI...........................................................................................................xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB
I PENDAHULUAN A. Latar Belaang Masalah ...................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................3 C. Tujuan Penelitian.............................................................................3 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ................................................................................5 1. Sejarah Singkat Sepakbola........................................................5 2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola .......................................6 3. Teknik Gerakan Tanpa Bola .....................................................12 4. Teknik Gerakan dengan Pola Penyerangan .............................13 5. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Bertahan ...........................14 6. Pembelajaran..............................................................................16 7. Pendekatan Bermain..................................................................19 commit to user B. Kerangka Berpikir ...........................................................................21
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................22 B. Subyek Penelitian ............................................................................23 C. Sumber Data ....................................................................................23 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................23 E. Teknik Analisa Data........................................................................24 F. Prosedur Penelitian..........................................................................24 G. Indikator Capaian Penelitian ..........................................................32 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pra Tindakan ..........................................................................33 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ...........................................35 1. Hasil Tindakan Siklus I .............................................................35 a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning)............................35 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ..............................36 c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ........................40 d. Tahap Refleksi (Reflecting)................................................43 2. Hasil Tindakan Siklus II ...........................................................44 a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .............................44 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)................................44 c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) .........................48 d. Tahap Refleksi (Reflecting) .................................................51 C. Perbandingan Hail Tindakan Antar Siklus ...................................52 D. Pembahasan .....................................................................................54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................56 B. Implikasi ..........................................................................................56 C. Saran.................................................................................................56 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................58 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................60 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................................22 3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................................24 3.3 Prosentase Target Capaian.............................................................................32 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan .....................................33 4.2 Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ......................41 4.3 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I......................................................42 4.4 Hasil Observasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Siklus II ....................49 4.5 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II ....................................................50 4.6 Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Menggantung dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .............................52 4.7 Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Menggantung dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .............................................................53
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
3.1 Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas .....................................................25 3.2 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran .................................................25 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Pra Tindakan .....................................................34 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ..............................................................43 4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II .............................................................51 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II....................................................................................53 4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II....................................................................................54
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1.............................60 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2.............................71 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ...........................82 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ...........................93 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............................104 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............................106 7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ............................108 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............................109 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...........................111 10. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ..........................113 11. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ......................................................114 12. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ..........................................................115 13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II .........................................................116 14. Surat Permohonan Ijin Penelitian ....................................................................117 15.Surat Ijin Penelitian ...........................................................................................118 16.Surat Keterangan Penelitian .............................................................................119 17.Foto Kegiatan ....................................................................................................120
commit to user
xv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan
jasmani
memiliki
peran
yang
sangat
penting
dalam
mengitensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan
berbagai
ketrampilan
gerak
dasar,
teknik
dan
strategi
permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lainlain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam commit todikdakdik-metodik, user pengajaran harus mendapatkan sentuhan sehingga aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kraetif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi pemenang dalam suatu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan. para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper) Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetaspi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik. Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah. Bahkan hamper tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yuang professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hamper tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang mahal, (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih professional. Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola commit to user permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain tampak jelas, kemauan membawa bola, menggiring
bola, merebut bola,
mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain. Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Shotting pada Permainan Sepak Bola melalui modifikasi permainan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah Bagaimanakah dengan model bermain dapat meningkatkan hasil belajar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas IV Sekolah dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil passing dalam permainan Sepak Bola siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
B. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Guru. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Siswa. Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran, Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain, dan tingkat kebugaran siswa dapat diketahui.
3. Sekolah. Hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
pertimbangan
sekolah
mengembangkan kebugaran jasmani dan bakat dari pada siswa.
commit to user
untuk
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Sejarah Singkat Sepak Bola Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963 terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola, yaitu The Football Assosiation. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904 telah terbentuk Federasi Sepak Bola dunia yaitu Federation International the Football Association (FIFA) yang dikeahui oleh Guirin. Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda. Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19 April 1930. hal ini ditandai dengan
dibentuknya Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr. Soeratin Sosro Soegondo. Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggita tubuh kecuali dengan tangan. Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan (Pendidikan Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan yang diprediksikan
berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola,
berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan peraturan permainan sepakbola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol, menyundul dan menghentikan bola. a. Menendang Bola Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1) Teknik menendang dengan kaki bagian dalam Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai berikut: a) Sikap permulaan Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit
ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak
(tendang) dibuja selebar 900 hingga mata kaki mengarah ke depan bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua lengan menjaga keseimbangan. b) Gerakan Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik pusat tending hingga bola bergerak ke depan. c) Sikap akhir Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerakan lanjut dari kaki tentang yang diimbangi anggota ubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah: (1) Sikap badan kaki (2) Kaki tumpu tidak disamping bola (3) Badan kurang condong (4) Tidak diikuti gerak lanjut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
2) Teknik Menendang Bola dengan Punggung Kaki a) Sikap permulaan Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tentang ke belakang lurus dengan bola. Pandangan ke arah tendangan. b) Gerakan Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuatkuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki. c) Sikap akhir Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya. 3) Teknik Menendang dengan Ujung Jari Kaki Teknik menendang bola dengan ujung kaki adalah sebagai berikut: a) Sikap Permulaan Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke belakang lurus dengan bola. Pandangan ke arah tendangan. b) Gerakan Kaki yang menendang diangkat ke belakang, selanjutnya, kaki yang menendang diayunkan kedepan hingga ujung jari kaki atau ujung sepatu tepat mengenai tengah-tengah belakang bola. c) Sikap Akhir Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
b. Mengontrol Bola Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru commit to user dihentikan.
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan: 1) Mengtentikan bola depan dengan telapak kaki Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan datangnya bola. 2) Mengentikan bola dengan punggung kaki Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki sebegai berikut: a) Pemain bergerak ke arah bola b) Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki c) Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau tarikan d) Bola jatuh diantara kedua kaki 3) Menghentikan bola dengan dada Cara mengehentikan bola dengan dada sebagai berikut: a) Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat b) Menjauh untuk menjemput bola c) Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar d) Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke belakang e) Bola jatuh diantara kedua kaki. 4) Menghentikan bola dengan paha Cara menghentikan bola
dengan menggunakan paha adalah sebagai
berikut: a) Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara b) Pemain bergerak ke arah datangnya bola commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola d) Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola. e) Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha f) Bola jatuh diantara peut 5) Menghentikan bola dengan perut Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut: a) Amati pergerakan bola yang melayang b) Bergerak ke depan menjemput bola c) Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut dengan sentuhan atau menarik perut ke belakang dan jatuhkan bola antara kedua kaki.
b. Menggiring Bola Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk mengelak penjagaan lawan Ada beberapa cara vmenggiring bola yaitu menggunakan
punggung
kaki
bagian
dalam
dan
menggiring
bola
menggiring
bola
menggunakan punggung kaki bagian luar. 1) Menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian dalam Cara melakukannya sebagai berikut: a) Sikap permulaan Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Gerakan Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-kali bersentuhan, dan kaki selalu dekat dengan bola sesuai irama langkah dengan bola 2) Menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian luar Cara melakukannya: a) Sikap permulaan Salah satu kakai ditempatkan di depan pergelangan kaki sedikit diputar, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan. Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan
berada di kaki
belakang dengan kedua lengan tergantung rileks. b) Gerakan Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.
c. Menyundul Bola Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di udara dengan menggunakan kepala. Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari kepala. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menyundul bola, yaitu sebagai berikut: 1) Menyundul bola dengan awalan melompat Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut: a) Sikap permulaan. Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara. b) Gerakan Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala dan bola, lalu melompat untuk melakukan commit to user
sundulan dengan
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki. 2) Menyundul bola tanpa awalan Cara melakukannya adalah: a) Sikap permulaan Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap ke arah bola yang datang. Kedua kaki dibuka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks b) Gerakan Bola kira-kira satu meter di depan kepala dengan melengkungkan sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga kepala menyundul bola.
d. Merebut Bola dari Kaki Lawan Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi: 1) Merebut bola dari posisi depan 2) Merebut bola dari posisi samping 3) Merebut bola sambil meluncur 4) Merebut bola dengan menggunakan bahu Ada beberapa hal yang perlu diperhatkan oleh pemain dalam merebut bola, yaitu: 1) Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola 2) Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan 3) Dituntut ketepatan dalam merampas bola 4) Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Teknik Gerakan tanpa Bola Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain berbagai keadaan yang menguntungkan
tanpa bola dapat menciptakan
bagi pihaknya. Pemain sepak bola
modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak. Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi pemain baik. Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan menggunakan “saat” yang mengerikan untuk dapat menerima operan dalam keadaan bebas. b. Pemain juga dapat menciptakan “posisi bebas” tersebut dengan berhenti tibatiba atau dengan cepat mengubah arah. c. Atau pemain mencoba “melelahkan” lawan dengan cara terus menerus berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan. d. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan-akan tidak berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut. Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam nerbagai bentuk. Setiap bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai berikut: a. Bergerak ke arah teman yang membawa bola b. Berlari menjauhi “daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima operan jauh c. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan d. Pemain yang berlari dengan kencang ke arah pertahanan lawan dan menuju ke arah tengah lapangan, merupakan ciri ddari serangan balik. e. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri atau di lapangan tengah. commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dilaporkan kepada temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “berlari dengan bola” dan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara “berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat. Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut: a. Wall Pass atau Operan Satu-Dua Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B, kemuian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “lobang” kemana dia bisa berlari untuk menerima operan kedua. Bagi
penerima
operan
pertama,
diperlukan
kemahiran
untuk
memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akurat, sehingga pemberi operan pertama dapa “bertemu” bola pada posisi baru saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama kemudian “pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk menerima operan kedua dari temannya. Pemain inilah yang menentukan kemana operan kedua harus dilakukan. b. Lemparan ke Dalam Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguhsungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah pertahanan lawan. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Tendangan Penjuru 1) Ketrampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang lawan 2) Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah penalti, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan menangkap bola-bola tinggi di kotakl pinalti.
5. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain, yaitu (1), barisan penyerang (2), barisan pemain lapangan tengah dan (3), barisan pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “tugas utama”, untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya atau gawangnya dari
serangan lawan. Dalam menjalankan
tugas
utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami. Bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama lain. a. Penjagaan satu lawan satu (Man to Man Marking) Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking). Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per orang. yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan di lakikan secarak ketat, dan di minta tidak perlu lawan dapat di tinggalkan. Dari cara seperti inilah datangknya kemungkinankemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat ikut mmenyerang bahkan mencetak gol. b. Penjagaan Daerah (Zona Marking) Dalam pertahanan dalam penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga daerah (zone) terentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan di ambil alih oleh to user pihak bertahan lain, ke daerahcommit mana lawan tersebut masuk.
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
c. Penjagaan Gabungan Penjagan gabungan adaah penjagaan terpadu antaa satu lawan dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu, akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan, maka jagaanya dapat di serahkan kepada teman lain dan yang satu menjaga pemain lainya. Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar tugas. d. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas fisik. Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya. Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain dengan tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti yang di commit to user kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masingmasing. Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik, menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama. Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan permainan sepak bola.
6. Pembelajaran a.
Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penugasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hakekat Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadinata 1976 yang dikutip H.J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006:74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neurofisiologis. Oleh karena itu guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya, proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya sebagain kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan. Dalam
Undang-Undang
Sisdiknas
sendiri
disebutkan
bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran commit to user yaitu inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu seorang guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru mempunyai kemampuan yang baik sesuai dengan bidang yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola
proses
pengajaran
berupa
aktivitas
merencanakan
dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu keterampilan adalah hal yang sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu ytang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk (1998:51) bahwa perubahan akibat belajar tidak commit to user hanya mengenai jumlah pengethuan, melainkan juga dalam kecakupan,
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya : 1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatiak oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar akan memperoleh hasil belajar yang optimal.
7. Pendekatan Bermain a. Pengertian Bermain Seorang guru Pendidikan Jasmani haurs mengetahui karakteristik siswa, apabila siswa usia Sekolah Dasar, agar apa yang diberikan tidak salah. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1991:159-160), “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar bermain dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak didorong untuk bermain, tanpa memperdulikan status sosial ekonomi keluarga meraka“. Selanjutnya Abdul Kadir Ateng (1992:116) Berpendapat bahwa “Pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah dasar to user khususnya kelas I dan II, yangcommit paling tepat adalah bermain“. Hal ini dikuatkan
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
oleh Ki Hajar Dewantara (1977:256) “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar pada umumnya sangat menyukai bentuk-bentuk permianan, bahkan apabila anak tidak tidur atau tidak melakukan aktivitas lainnya, maka anak selalu bermain-main dengan temannya“. Telah dikemukakan (Cowell dan Hazelton, 1956:146) “Bahwa untuk membawa anak kepada tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan secara khusus, maka perlu adanya usia peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental, dan moral yang optimal“. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk memperoleh peningkatan tersebut, maka anak perlu dibantu dengan permaina atau bermain. Hal ini karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan, moral dan spiritual lewat bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahraga. Sukintaka (1992:2) berpendapat bahwa “Bermain merupakan peristiwa atau kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh”. Sedangkan Bruner (Elizabeth B. Hurlock, 1991:121) berpendapat bahwa “Bermain pada masa anak-anak merupakan kegiatan pokok pada masa anak-anak tersebut, dan bermain merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi melalui kendalikendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongandorongan kekanak-kanakan“. b. Pembelajaran Bermain Pembelajaran bermain mengandung pengertian bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana peserta didik mempelajarinya. Dalam satu peristiwa pembelajaran ada suatu kejadian, ialah pertama ada satu pihak yang memberi, dan kedua, ada satu pihak yang menerima. Oleh sebab itu pada satu peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif. Winarno Surrachmad (1976:14) mengutaran ciri-ciri proses interaksi edukatif sebagai berikut : 1) Ada bahan yang menjadi isi proses 2) Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai 3) Ada pelajar yang aktif mengalami 4) Ada guru yang melaksanakan commit to user dalam ikatan situasional. 5) Proses interaksi tersebut berlangsung
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Tujuan Pembelajaran Bermain Perlu diketahui, bahwa ada pemilihan antara filsafat pendidikan dan tujuan pendidikan. Meski tujuan pendidikan itu merupakan penjabaran dari filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan sangat dijiwai oleh filsafat Negara. Pendidikan dapat dikatan baik bila pendidikan itu dapat memberi kesempatan berkembangnya suatu aspek pribadi manusia, atau dengan kata lain rumusan tujuan itu berisikan pengembangan aspek pribadi manusia. Winarno Surrachmad (1976:24) mengutarakan bahwa “Mengajar merupakan peristiwa yang terkait oleh tujuan, terarah kepada tujuan, dan dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan”. Oleh sebab itu seorang harus benar-benar memahami tujuan pendidikan, sehingga guru tersebut mampu menentukan langkah-langkah yang tepat sehingga pencapaian tujuan akan lebih terjamin.
B. Kerangka Berfikir Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang mendasar dari gerak yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau fundamental yang berperan untuk melakukan suatu keterampilan. Kemampuan gerak dasar pada dasarnya bersifat relatif statis dan permanen yang ditentukan oleh faktor bawaan. Kemampuan gerak dasar berkembang relatif secara otomatis sesuai dengan tingkat perkembangan,pertumbuhan, dan kematangan anak. Untuk mencapai kemampuan gerak dasar yang optimal, maka komponen-komponen kemampuan gerak dasar termasuk gerak dasar dalam sepak bola, perlu dilatih dan dikembangkan melalui latihan dan pendekatan yang tepat.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. 2. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan, penulis menentukan penggunaan waktu penelitian selama 4 bulan; yaitu dari tanggal 20 April sampai 10 Juli 2012. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas BULAN Kegiatan Penelitian
Apr Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi) e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporancommit to user
.
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Avction Research) yang dilakukan langsung oleh guru yang bersangkutan atau peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan.
B. Subjek Penelitian Subjek penilaian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 24 siswa yang terdiri dari
siswa laki-laki, dan
siswa perempuan.
C. Sumber Data Dalam penelitian ini data diambil dari: (1) Siswa, untuk mendapat data teknik passing dengan menggunakan kaki dalam pada permainan sepak bola, (2) Guru, sebagai kolaborator untuk mendapat data tentang peningkatan hasil belajar passing dengan menggunakan kaki dalam. D. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes dan observasi. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam melakukan shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam
dalam
permainan sepak bola yang dilakukan siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Pengamatan
atau
observasi
dipergunakan
sebagai
tehnik
untuk
mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar pada saat menerapkan cara melakukan shotting dengan menggunakan kaki dalam pada permainan sepak bola dengan pendekatan bermain siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012. Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai commit to user berikut:
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2. Teknik dan alat pengumpulan data No 1
2
Sumber Data
Jenis Data
Teknik shotting Siswa Kelas dengan menggunakan IV kaki bagian dalam pada pemainan sepak bola dengan Pendekatan Bermain Aktifitas siswa Pelaksanaan Pembelajaran
Tehnik Pengumpul an Data Tes dan Peragaan Praktik
Pengamatan
Instrumen Tes Ketrampilan shoting dengan menggunakan kaki dalam dengan pendekatan bermain Observasi
E. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, dan tes hasil belajar. 1. Analisis Data Lembar Observasi Data observasi diperoleh
pada setiap tindakan untuk menilai ada
perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian. 2. Analisis Hasil Tes belajar Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas
penilaian yang
didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklus (berdaur). Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan tindakan (Planning),
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Hubungan keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
Gambar 3.1. Diagram Daur Penelitian tindakan kelas Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005) Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Adapun daur untuk masing-masing siklus adalah sebagai berikut: Permasalahan Refleksi
Perencanaan SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Simpulan
Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005) Pada tahap perencanaan disusun rancangan tindakan yang menjelaskan commit to user mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan. Peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap tindakan, rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Untuk tahap pengamatan atau observasi sebenarnya berjalan simultan dengan pelaksanaan tindakan, dengan kata lain pengaatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul dilakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, setelah itu dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
1. Siklus Pertama a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti utama dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Penentuan waktu tindakan kelas 2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan 3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP 5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran b. Tindakan 1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b) Persensi c) Penjelasan materi yang akan dilakukan d) Diadakan pemanasan XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru memanggil nomor genap
maka yang berlari siswa yang
bernomor
bergantian.
genap.
Dilakukan
Pelari
berusaha
mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak mengumpulkan bola adalah pemenangnya. 2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
Gambar 1. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan
Gambar 2. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan commit to user Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: (1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (3) Siswa baris berbanjar di belakang
garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang.
Gambar 3. Menggiring bola zigzag Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
Gambar 4. Menshoting bola menuju gawang Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk commit to user Kelas SD/MI kelas IV
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup c. Observasi 1) Mengamati siswa 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendomonstrasikan pembelajaran d. Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas. 2. Siklus Pertama a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti utama dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Penentuan waktu tindakan kelas 2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan 3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP 5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran b. Tindakan 1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b) Persensi c) Penjelasan materi yang akan dilakukan d) Diadakan pemanasan XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru memanggil nomor genap
maka yang berlari siswa yang
bernomor
bergantian.
genap.
Dilakukan
Pelari
berusaha
mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak mengumpulkan bola adalah pemenangnya. 2) Kegiatan Inti (50 menit) 3) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
Gambar 5. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan
Gambar 6. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga to user dan Kesehatancommit Untuk Kelas SD/MI kelas IV
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: (1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang.
Gambar 7. Menggiring bola zigzag Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
Gambar 8. Menshoting bola menuju gawang Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV 3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang commit to user telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Observasi 1) Mengamati siswa 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendomonstrasikan pembelajaran d. Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas
G. Indikator Capaian Penelitian 1.
Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah menguasai 70% materi atau mendapat nilai sesuai KKM yakni 70.
2.
Secara klasikal, penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan pembelajaran lompat jauh, jika 80% dari jumlah siswa tuntas belajar.
Prosentase indikator pencapaian keberhasialan penelitian pada tabel berikut: Tabel 3.3. Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur Kemampuan
Pecapaian target capaian Kondisi Siklus Siklus I Awal II 40% 70% 80%
Sepakbola
Cara mengukur Diamati pada saat guru memberikan Sepakboa menggunakan bagian dalam
commit to user
materi sehoting kaki
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pratindakan Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja ketrampilan gerak dasar Sepak bola shoting dengan menggunakan kaki dalam. Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk
mengetahui dan mengukur
seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam, baik mengenai ketrampilan maupun mengenai rangkaian gerakan sebelum
diberikan tindakan berupa penerapan
pendekatan bermain
dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Berikut
merupakan hasil
observasi
pada indikator sebelum diberi
tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan No
Aspek Penilaian
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Nilai ≤ 70
15
62.50%
2
Nilai ≥ 70
9
37.50%
3
Tuntas Belajar
9
37.50%
4
Tidak Tuntas Belajar
15
62.50%
5
Nilai Tertinggi : 78
3
12.50%
6
Nilai Terendah : 53
2
8.33%
7
Nilai Rata-rata
64.29
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil pratindakan pada tabel 4.1, diketahui ada beberapa siswa yang mampu melakukan shoting dengan menggunakan kaki dalam dalam permainan sepak bola dengan baik atau memperoleh nilai 9 ke atas. Dari hasil kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan shoting ada 9 siswa (37.50%) sedangkan siswa lainnya masih mendapat nilai di bawah KKM atau sebesar 15 siswa (62.50%). Hasil ketuntasan pada pra tindakan juga dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar ada Pra Tindakan
Dari data tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan sebagian besar siswa dalam melakukan shoting dengan menggunakan kaki dalam masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran shoting, maka dilakukan tindakan berupa penggunaan pendekatan bermain Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penggunaan pendekatan bermain dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam shoting dengan menggunakan kaki dalam
pada setiap siklus yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan
psikomotor. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan serta refleksi terhadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Hasil Tindakan Siklus I Penelitian Tindakan Kelas terdiri 2 siklus menurut Kemmis dan MC Taggart tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Diawali siklus I kemudian hasilnya direfleksikan agar diketahui tingkat keberhasilannya. Jika siklus I belum menunjukkan hasil yang diinginkan, maka dilanjutkan siklus II demikian seterusnya sampai dengan tercapainya tujuan penelitian yaitu 80%. a. Tahap Rancangan Persiapan (Planning) Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaborasi dalam menentukan langkahlangkah pengembangan yang meliputi : 1) Penentuan waktu dan kelas 2) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (game dan materi) 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran a) Bola standar b) Bola modifikasi c) Bola karet d) Bola plastik e) Peluit 5) Membuat lembar observasi 6) Mendesain alat evaluasi
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 di halaman SD Negeri 2 Gembol Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu: 1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b) Persensi c) Penjelasan materi yang akan dilakukan d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru mengambil bola
memanggil nomor ganjil maka yang berlari
adalah siswa
yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat commitoleh to user mengambil bola terpegang penjaga maka pengambil mati dan
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak
boleh
mengambil
bola
lagi.
Siswa
tang
terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: d) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (1) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (2) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang. e) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at 18 Mei 2012. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b) Persensi c) Penjelasan materi yang akan dilakukan d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru mengambil bola
memanggil nomor ganjil maka yang berlari
adalah siswa
yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak
boleh
mengambil
bola
lagi.
Siswa
tang
terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: (1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang. d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.
1. Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang tidak mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, selain itu di dalam pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dan hanya melihat teman yang mampu menguasai
materi pembelajaran.
Akibatnya pada saat guru memberikan pembelajaran banyak siswa yang enggan mengeluarkan kemampuannya, sebagian siswa saja yang aktif melaksanakan pembelajaran yang diberikan peneliti. Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar Siklus I:
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I
No
Aktivitas yang diamati
Pertemuan 1 RataJml Rata
Pertemuan 2 RataJml Rata
1
Memperhatikan.penjelasan.guru
54
2.25
61
2.54
2
Ikut.aktif.dalam.pembelajaran
53
2.20
55
2.29
3
Menanyakan yang kurang dimengerti
59
2.45
60
2.50
4
Merespon pertanyaan
55
2.29
62
2.58
5
Mengkomunikasikan gagasan
50
2.08
59
2.45
53
2.20
55
2.29
324
13.50
352
14.66
dengan sesama teman 6
Perilaku yang menyimpang dalam KBM Jumlah Rata-rata Siklus I Kriteria Berdasarkan
14.08
2.34
Cukup Baik tabel di atas,
maka aktivitas
siswa dalam
pembelajaran Siklus I diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I adalah 13.50, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya sebesar 14.66. Meski demikian hasil ini dirasa masih kurang maksimal, karena masih banyak siswa yang sering ribut sendiri yang dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tersebut, serta peran guru yan belum optimal dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Hasil Belajar Siswa Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus I sebagai berikut :
Tabel 4.3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I No
Aspek Penilaian
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Nilai ≤ 70
8
33.34%
2
Nilai ≥ 70
16
66.66%
3
Tuntas Belajar
16
66.66%
4
Tidak Tuntas Belajar
8
33.34%
5
Nilai Tertinggi : 82
2
8.33%
6
Nilai Terendah : 57
3
12.50%
7
Nilai Rata-rata
69.62
Nilai ulangan harian tertinggi yang dicapai siswa pada siklus I adalah 82 dan nilai terendah adalah 57 nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dicapai pada siklus I ini adalah 69.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 16 siswa atau 66.66% dari 24 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 8 siswa atau 33.34% dari 24 siswa. Dari data pada tabel 4.3, maka ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I d. Refleksi Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti dapat mengetahui besarnya partisipasi
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
dilakukan.
Berdasarkan refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga dapat digunakan untuk menentukan pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Peneliti harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan mengajak siswa untuk berani mempraktikkan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti. 2) Peneliti mengajak siswa
untuk lebih mendalami tentang teknik
shoting dengan menggunakan kaki dalam. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Hasil Penelitian Siklus II Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada Siklus II, materi pembelajaran yang disampaikan adalah shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam menggunakan pendekatan bermain dirancang dan tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Secara rinci, kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Rancangan Persiapan (Planning) Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaborasi dalam menentukan langkahlangkah pengembangan yang meliputi : (1) Penentuan waktu dan kelas (2) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (game dan materi) (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (4) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran (a)Bola standar (b)Bola modifikasi (c)Bola karet (d)Bola plastik (e)peluit (5) Membuat lembar observasi (6) Mendesain alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012 di halaman SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu: commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b)
Persensi
c)
Penjelasan materi yang akan dilakukan
d)
Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru mengambil bola
memanggil nomor ganjil maka yang berlari
adalah siswa
yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan tidak
boleh
mengambil
bola
lagi.
Siswa
tang
terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan commitkaki to user a) Menendang bola dengan bagian dalam dengan sasaran kardus
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: (1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling depan menggiring bola zigzag melalui tiang
pancang
kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang. d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at 25 Mei 2012. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut:
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Kegiatan Awal (10 menit) Persiapan Guru a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf b) Persensi c) Penjelasan materi yang akan dilakukan d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX G
Pemanasan “Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran” Pelaksanaan Setiap siswa memegang
satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor urut. Apabila guru mengambil bola
memanggil nomor ganjil maka yang berlari
adalah siswa
yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan tidak
boleh
mengambil
bola
lagi.
Siswa
tang
terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan commitkaki to user a) Menendang bola dengan bagian dalam dengan sasaran kardus
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Guru menjelaskan cara
menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling berhadap-hadapan murid melaksanakan c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara estafet, dengan cara: (1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan, masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak antara tiang 2 m (2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m (3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang. d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi “Raja Pinalti” Pelaksanaan Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga gawang berlari ke barisan yang paling belakang
3) Penutup (10 menit) Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
c. Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing) Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tahap pembelajaran pada siklus berikutnya, dan apabila sudah memenuhi standar keberhasilan maka penelitian dinyatakan berhasil. 1) Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang sudah
mempersiapkan
diri
sebelum
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung, Dalam pembelajaran banyak siswa yang sudah aktif dan mampu menguasai
materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru
memberikan pembelajaran banyak siswa yang sudah bisa mengeluarkan kemampuannya, hanya satu, dua siswa saja yang tidak aktif melaksanakan pembelajaran yang diberikan guru Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar Siklus II: Tabel 4.4. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II
No
Aktivitas yang diamati
Pertemuan 1 RataJml Rata
Pertemuan 2 RataJml Rata
1
Memperhatikan.penjelasan.guru
66
2.75
78
3.25
2
Ikut.aktif.dalam.pembelajaran
72
3.00
81
3.35
3
Menanyakan yang kurang dimengerti
69
2.87
87
3.62
4
Merespon pertanyaan
73
3.04
69
2.87
5
Mengkomunikasikan dengan sesama teman
gagasan
79
3.29
79
3.29
6
Perilaku yang menyimpang dalam KBM
82
3.41
88
3.66
Jumlah
441
18.37
482
20.28
Rata-rata Siklus II commit to user Kriteria
19.32 Baik
3.22
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan
tabel di atas,
maka aktivitas
siswa dalam
pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 18.37, sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 20.28.
2) Hasil Belajar Siswa Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus II sebagai berikut : Tabel 4.5. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II No
Aspek Penilaian
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Nilai ≤ 70
3
12.50%
2
Nilai ≥ 70
21
87.50%
3
Tuntas Belajar
21
87.50%
4
Tidak Tuntas Belajar
3
12.50%
5
Nilai Tertinggi : 93
2
8.33%
6
Nilai Terendah : 57
1
4.16%
7
Nilai Rata-rata
77.62
Dari tabel 4.5 diketahui hasil belajar siswa pada Siklus II menunjukkan sebagian besar siswa atau
21 siswa berhasil tuntas
(87.50%), dan hanya 3 siswa (12.50%) yang belum tuntas, dengan nilai rata-rata 77.62, nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 57. Dari data pada tabel 4.5, maka ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan baik pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai ulangan harian yang dilakukan pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran shoting dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjasorkes kelas IV SD Negeri 2 Gununglangit Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus II, aktivitas siswa, maupun nilai pembelajaran siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Ketuntasan belajar siswa pada Siklus II telah mencapai 87.50% dengan nilai rata-rata pembelajaran siswa sebesar
77.62. Dengan hasil yang demikian, maka indikator
penelitian ini telah tercapai. Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian commit to user dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar siswa maupun dari hasil pembelajaran yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Sklus Dari hasil deskripsi tiap siklus, maka dapat dilakukan perbandingan tingkat keberhasilan atau peningkatan yang dicapai dari pratindakan ke siklus I dan siklus II. Untuk lebih memperjelas deskripsi perkembangan hasil belajar shoting
pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran
Kabupaten Banjarnegara, di bawah ini disajikan tabel dan grafik peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Pas bawah dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II No
Kegiatan Pembelajaran
Tuntas Frekuensi Prosentase
Tidak Tuntas Frekuensi Prosentase
1
Pra Tindakan
9
37.50%
15
62.50%
2
Siklus I
16
16.66%
8
33.34%
3
Siklus II
21
87.50%
3
12.50%
Tabel 4.6 di atas menunjukkan adanya peningkatan tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar siswa dari hasil pratindakan ke siklus I dan Siklus II. Pada studi pratindakan siswa yang tuntas hanya 9 siswa (37.50%), belum tuntas 15 anak (62.50%) meningkat pada siklus I siswa yang tuntas menjadi 16 anak (16.66%), belum tuntas 8 anak (33.34%), dan pada Siklus II meningkat lagi jumlah siswa yang tuntas menjadi 21 anak (87.50%), belum tuntas 3 anak (12.50%).
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel 4.6 dapat digambarkan lebih jelas tentang peningkatan ketuntasan siswa pada grafik di bawah ini: 100 80 60
Tuntas
40
Tidak Tuntas
20 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Dari Grafik 4.4 di atas dapat dilihat peningkatan siswa tuntas belajar yang signifikan. Dari studi pratindakan ke siklus I terjadi kenaikan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 29.16% atau bertambah 7 anak, sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 25% atau bertambah 6 anak yang tuntas belajar. Begitu pula pada perolehan nilai masing-masing siswa dari setiap pembelajaran selalu terjadi peningkatan rata-rata kelas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar Shoting siswa dari Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II. No
Kegiatan Pembelajaran
Tertinggi
Perolehan Nilai Terendah
Rata-Rata
1
Pratindakan
78
53
64.29
2
Siklus I
82
57
69.61
3
Siklus II
93
57
77.62
Dari data tabel 4.7 dapat dilihat perolehan nilai rata-rata kelas yang selalu meningkat dari tiap kegiatan pembelajaran mulai pratindakan hanya 64.29 meningkat pada siklus I menjadi 69.61 lagi pada siklus II menjadi commitdan to meningkat user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
77.62 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan terendah 57 yang meningkat pula pada tiap pembelajaran. Dari studi pratindakan nilai tertinggi yang dicapai 78, nilai terendah 53, pada siklus I meningkat menjadi nilai tertinggi 82, nilai terendah 57, dan pada siklus II meningkat lagi nilai tertinggi menjadi 93 nilai terendah 57. Peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut ini: 100 80 60 40 20 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
.
Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
D. Pembahasan Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua, Penggunaan
pendekatan
bermain
pada
Pembelajaran
shoting
dengan
menggunakan kaki bagian dalam ternyata sangat efektif dalam pembelajaran Penjasorkes meningkatkan
pada materi shoting hasil
belajar
siswa,
dengan Pendekatan serta
pemahaman
bermain mampu terhadap
materi
pembelajaran. Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi pembelajaran shoting dengan pendekatan bermain hingga mencapai tingkat ketuntasan belajar 87.50% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 77.62. Ini memberikan bukti bahwa Pembelajaran shoting dengan pendekatan bermain
dapat melatih siswa
menghubungkan potensi yang dimilikinya. Dari 24 siswa hanya ada 3 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan commit to user belajar siswa) terhadap materi pembelajaran shoting (peningkatan prestasi
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran.
Peneliti
dapat
mengungkap
ketidakberhasilan
perbaikan
pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami keterbatasan fisik, yaitu faktor kesehatan yang tidak mendukung. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa pada Siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu 14.08, sedangkan pada siklus II Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan rata-rata penilaian 19.32. Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam dengan pendekatan bermain mengalami keberhasilan hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai, baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dari Siklus I sampai Siklus II melebihi KKM, yaitu 70.
commit to user
mengalami peningkatan dan
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran shoting dengan menggunakan kaki dalam
dengan pendekatan bermain dapat
meningkakan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran Pra tindakan, Siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada Pra Tindakan 64.29, siswa yang mengalami ketuntasan belajar 37.50% dari 24 siswa, Nilai rata-rata Siklus I yaitu 69.61, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 66.66%, sedangkan yang belum tuntas belajar 33.34% dari 24 siswa. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 77.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 87.50%, sedangkan yang belum tuntas belajar 12.50% dari 24 siswa. Ketuntasan belajar siswa 87.50% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.
B. Implikasi Hasil
penelitian
yang
diperoleh
ini
mempunyai
implikasi
bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolahsekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 2 Gembol Guru Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pembelajaran shoying melalui pendekatan bermain, pendekatan bermain ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran permainan bola besar. C. Saran Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang commit to user sepak bola shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam, antara lain :
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagi Sekolah Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal. 2. Bagi Guru Sebaiknya pembelajaran shoting dalam penyampaian materinya ditambah dengan permainan, permainan yang mengarah pada teknik atau materi yang akan dilaksanakan. 3. Bagi Siswa Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti akan lebih bermanfaat.
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; PT. Rineksa Cipta Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung; Binacipta Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung; Pioner Jaya Coever, Weil, 1982, Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT. Gramedia Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta : UNS Pres. Hal. 30. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kristiyanto, Agus, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta; UNS Press Pedoman Penulisan Skripsi Universitas FKIP UNS. Tahun 2012 Remmy, Muchtar. 1992. Olah Raga Pilihan Sepakbola. Jakarta; Depdikbud Dirjen Dikti Roji. 1996. Penjaskes 3. Jakarta ; Tiga Serangkai Sarjono, 1986. Pembinaan dan Kondisi Fisik. Jakarta; Depdikbud Dirjen Dikti Slamet, S.R. 1994. Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai Sukintoko, 1995. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IKIP. Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi. Jakarta; PT. Rosda karya Suharno, 1986. Ilmu Kepelatihan Olah Raga. Yogyakarta; IKIP Yogyakarta Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Rayon 13. Surakarta commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Syafi’I, Imam, 1999. Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya
Syarifudin, Aib. 1997. Penjaskes 1,2,3. Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia Wina Sanjaya. 2006. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Meia Group.
commit to user