perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh SUNOTO X4711207
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Jurusan / Program Studi
: Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi/Pendidikan dan Ilmu Keguruan.
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012” ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
SUNOTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh : SUNOTO X4711207
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sunoto,“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurang berminatnya siswa dalam permainan sepakbola dengan alasan model permainan sepakbola yang terkesan monoton.Oleh karena itu diadakan penelitian tindakan kelas dengan melalui pendekatan bermain sepakbola untuk meningkatkan hasil belajar menggiring sepakbola,Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Upaya meningkatkan hasil belajar menggiring bola melalui pendekatan bermain sepakbola pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru KabupatenTegal” sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola dengan menggunakan pendekatan bermain sepakbola. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan Penelitian tindakan ( action research) karena penelitian ini untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 yang berjumlah 26 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik Pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi atau arsip. Analisis data menggunakan teknik analisis deskritif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuuai data yang diperoleh. Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka hasil evaluasi persiklus selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan menggiring bola dengan menggunakan pendekatan bermain sepakbola semakin meningkat juga dapat diketahui dari peningkatan prosentase nilai yaitu pada pra siklus 23 % ,siklus I diperoleh hasilnya 38 % dan pada siklus II menjadi 62 % . Masing-masing siklus disertai dengan komponen-komponen dalam upaya guru untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Upaya guru itu meliputi identitas masalah, analisis masalah, perumusan masalah, hipotesis tindakan dan skenario perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diatas, diharapkan para guru Penjasorkes di Sekolah Dasar dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola pada siswanya dengan menggunakan pendekatan bermain sepakbola dan hendaknya melakukan Penelitian Tindakan Kelas apabila mengalami permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sehingga pelaksanaan kegiatan belajar disekolah dapat menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Kata kunci : hasil belajar, modifikasi pembelajaran, peningkatan, kineja guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. Jangan mengaggumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. 2. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( Q.S. al-Qashas : 77 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring Syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk 1.
Istri tercinta dan anak tersayang.
2.
Teman-teman yang membantu dalam skripsi ini
3.
Pembaca yang budiman
commit to user
:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ,“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012”. Segala keterbatasan dan pengetahuan serta pengalaman sangat penulis sadari dalam menyusun skripsi ini, sehingga penyusunan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis menghanturkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk melaksanakan studi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan petunjuk arahan, saran serta bimbingan dalam perkuliahan. 4. Drs.Sunardi,M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Drs.Sugiyoto,M.Pd selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu doosen Universitas Sebelas Maret, khususnya Fakultas Ilmu Keolahragaan yang banyak menyumbang saran dan petunjuk serta menurunkan berbagai pengetahuan kepada penulis. 7. Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Dukuhwaru commit to user Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Kepala Sekolah Dasar Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan mengijinkan siswanya untuk menjadi subyek penelitian. 9. Teman-teman seangkatan jurusan PJKR yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini. 10.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu dalam penulisan
ini, yang telah membantu secara langsung maupun tidaklangsung. Penulis hanya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita sekalian. selanjutnya kepadasemua pihak yang telah membantu penelitian ini semoga akan mendapat balasan dari Allah SWT dan akhirnya penulis senantiasamengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Surakarta, Penulis
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939 Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:
[email protected]
Lampiran
: 1 berkas Proposal
Hal
: Permohonan Ijin Penelitian/Uji coba
Surakarta, Mei 2012
Yth. Dekan c.q. Pembantu Dekan I FKIP Universitas Sebelas Maret Di Surakarta
Dengan Hormat Kami memberitahukan bahwa mahasiswa dibawah ini : Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Tempat/Tgl Lahir
: Tegal, 08 Mei 1960
Tahun/Smt
: 2011/2012 smt 3
Alamat
: Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menyusun Skripsi dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012 Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun konsultan/Pembimbing kami mohonkan : 1. Drs. Sunardi, M.Kes 2. Drs. Sugiyoto, M.Pd Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih. Pengajuan Konsultan, 1. ................................................ 2. ................................................
Hormat kami,
SUNOTO
Mengetahui
Ketua Jurusan Penjaskesrek
Ketua Prodi Penjaskesrek
Drs.H.Agus Margono, M.Kes NIP. 19580822 198403 1 002
Drs. Sunardi, M.Kes NIP. 19581121 199003 1 004
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939 Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:
[email protected]
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Nomor : 314/UN27.02/PP/2012
TENTANG IZIN MENYUSUN SKRIPSI/MAKALAH Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret setelah menimbang pedoman menyusun Skripsi/Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Nomor : 02/PT40.FKIP/C/2012 Tanggal Juli 2012. MEMUTUSKAN Menetapkan kepada mahasiswa tersebut dibawah ini : Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Tempat/Tgl Lahir
: Tegal, 08 Mei 1960
Prodi/Jurusan
: Penjasorkes
Tahun/Smt
: 2011/2012 smt 3
Alamat
: Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Diijinkan memulai menyusun Skripsi/Makalah dengan judul yang telah dirumuskan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012 Dengan Konsultan/Pembimbing : 1. Drs. Sunardi, M.Kes ( Pembimbing Pertama ) 2. Drs. Sugiyoto, M.Pd ( Pembimbing Kedua ) Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.
Di tetapkan di : Surakarta Pada tanggal :
Juli 2012
a.n. Dekan Tim Skripsi,
Pembantu Dekan I,
........................................ NIP.
Prof.Dr.rer.nat.Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939 Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:
[email protected]
No
:
Surakarta, Mei 2012
Lampiran
: 1 berkas Proposal
Hal
: Permohonan Ijin Penelitian/Uji coba
Yth. Dra. Sri Ganti Kepala SD Negeri Dukuhwaru 02 Di Dukuhwaru
Dengan Hormat Kami memberitahukan bahwa mahasiswa tersebut dibawah ini : Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Tempat/Tgl Lahir
: Tegal, 08 Mei 1960
Tahun/Smt
: 2011/2012 smt 3
Alamat
: Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Telah kami izinkan untuk melakukan observasi dalam mendukung penyusunan skripsi guna melengkapi tugas-tugas studi tingkat sarjana. Dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012 Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya bapak berkenan mengizinkan mahasiswa kami mengadakan observasi pada sekolah yang berada dibawah pimpinan saudara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Atas bantuan dan perhatian saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Surakarta,
Mei 2012
a.n Dekan Pembantu Dekan III
Drs. Amir Fuady,M.Hum NIP. 19520729 198010 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939 Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:
[email protected]
No
:
Surakarta, Mei 2012
Lampiran
: 1 ( satu ) Skripsi Tugas Akhir
Hal
: Undangan Ujian Skripsi
Yth. Drs. Sugiyoto, M.Pd Dosen Penguji Skripsi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mengharap dengan hormat kehadiran/kesediaan Bpk/Ibu Pada: Hari/Tanggal
:
Jam
:
Tempat
:
Keperluan
:
Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Judul Skripsi
:
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012
Panitia Penguji : 1. Ketua
: Drs H. Wahyu Sulistyo, M.Kes
2. Sekertaris
commit to user : Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penguji I
: Drs Sunardi, M.Kes
4. Penguji II
: Drs Sugiyoto, M.Pd
Bersama dengan undangan ini, kami melampirkan skripsi yang akan diujikan. Atas kehadiran Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih
Surakarta,
Juli 2012
Ketua Prodi Penjaskesrek
Drs. Sunardi, M.Kes NIP. 19581121 199003 1 004
Mengetahui
Tim Skripsi
Ketua Jurusan Penjas,
........................................ NIP.
Drs.H.Margono, M.Kes NIP. 19580822 198403 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939 Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:
[email protected]
TANDA TERIMA PENYERAHAN SKRIPSI Nomor :
/
/ 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan : Nama
: SUNOTO
NIM
: X4711207
Program Studi / Jurusan
: S1.PJOK.PPKHB/Penjaskesrek
Telah menyerahkan skripsi kepada pembimbing sebagai buku milik pribadi, ketua program untuk perpustakaan di masing-masing program, dan tim skripsi untuk perpustakaan Fakultas. Semoga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Surakarta,
Juli 2012
Mahasiswa yang menyerahkan
SUNOTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang menerima
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sunardi, M.Kes NIP. 19581121 199003 1 004
Drs. Sugiyoto, M.Pd NIP. 19541112 198403 1 001
Mengetahui
Tim Skripsi
Ketua Program Studi Penjaskesrek
........................................ NIP.
Drs.Sunardi, M.Kes NIP. 19581121 199003 1 004
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Tujuan
Pendidikan
dasar
adalah
meletakkan
dasar
kecerdasan
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut guru Sekolah Dasar harus professional dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan pembelajaran yang efektif berbagai standar kompetensi dalam berbagai mata pelajaran dapat tercapai. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, yang diajarkan disekolah memiliki peranan yang sangat penting yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan yang berupa usaha mendidik dengan menggunakan aktivitas otot–otot besar hingga pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan–gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan, serta mengembangkan kawasan organik, neuromoskuler, intelektual dan social (Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006). Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung commit to user seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 disekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar meningkatkan keterampilan geraknya. Selain itu agar muncul rasa senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktifitas dalam bermain. Dengan meningkatkan ketrampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sikap positif terhadap aktivitas jasmani kelak akan menjadi manusia dewasa yang sehat, segar jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap. Ketika seorang sedang melakukan kegiatan jasmani dalam bermain, berenang, sepak bola, senam dan kegiatan jasmani yang lain, maka intensi pendidikan harus selalu ada dalam permainan itu. Dengan berpartisipasi dalam program pendidikan jasmani akan bermanfaat untuk : 1.
Memperbaiki kesehatan jasmani.
2.
Memberikan dasar keterampilan yang akan membuat bekerja lebih efisien, menarik, dan hidup penuh semangat.
3.
Sebagai pendidikan sosial yang akan memberi sumbangan pada pembentukan karakter dan hubungan antara manusia yang baik. Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan fisik dan banyak
dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kebudayaan, olahraga banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat sebagai salah satu kebiasaan yang positif. Disamping untuk mendapatkan kesegaran jasmani dari aktifitas olahraga tersebut yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh sehingga mereka bisa melakukan kegiatan-kegiatan lain dengan lebih baik, olahraga juga dimaksudkan untuk pencapaian prestasi bagi mereka yang menggelutinya. Gaya mengajar yang dilakukan guru dalam praktik pendidikan jasmani cenderung tradisional yaitu menggunakan pendekatan yang mendasar pada commit to user olahraga prestasi. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 melalui kegiatan fisik seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain. Akan tetapi tidak semua sekolah dan guru bisa melaksanakan pembelajaran dalam mengajarkan sepak bola, hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana yang terbatas. Faktor–faktor
yang
mempengaruhi
dalam
proses
pembelajaran
penjasorkes diantaranya adalah aktif, kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama ini, masih banyak guru penjasorkes yang kurang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurang minatnya siswa putri dalam pembelajaran sepak bola. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, sepak bola merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang termasuk ke dalam aspek permainan dan olahraga yang diberikan kepada siswa sejak kelas III sekolah dasar sampai dengan kelas VI. Aktivitas permainan dan olahraga berisi tentang kegiatan berbagai jenis olahraga dan permainan baik terstruktur maupun tidak yang dilakukan secara perorangan maupun beregu. Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan sistem nilai seperti : kerjasama, sportivitas, jujur, berpikir kritis, dan patuh pada peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran sepakbola adalah melakukan berbagai unsur dasar permainan sepak bola dengan kontrol yang baik menggunakan peraturan yang dimodifikasi didasari pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan indikator yang harus dicapai siswa kelas IV sekolah dasar dalam aspek permainan dan olahraga khususnya permainan sepakbola menurut Depdiknas (2003 : 30) adalah : 1. Menendang bola dengan berbagai variasi, misalnya; tinggi , rendah, melambung, cepat, dan lambat menggunakan berbagai teknik dengan menjaga commit to user keseimbangan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 2. Menerima dan mengoper bola dengan berbagai teknik dengan pola sikap dan kontrol yang tetap. 3. Menerima dan melakukan peraturan permainan yang diberikan 4. Menggunakan teknik dalam menerima, menahan bola dengan berbagai variasi, misalnya; mengubah arah dan kecepatan 5. Menggunakan berbagai keterampilan untuk mengambil posisi, mencetak angka, dan mengoper ke teman 6. Mengenal peristiwa yang terjadi berkaitan dengan pernapasan dan jantung ketika bermain 7. Mengidentifikasi kegiatan permainan yang memerlukan tenaga (power) 8. Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi 9. Mengembang- kan prinsip kerjasama tim dalam permainan 10.Mengembangkan prinsip menghargai lawan bermain sebagai kawan 11.Menerima kekalahan dan kemenangan 12.Mengetahui teknik yang sesuai untuk setiap keterampilan dasar permainan sepak bola. Berdasar pada hasil belajar dan indikator yang harus dicapai seperti yang dikemukakan di atas, penulis beranggapan bahwa melalui pembelajaran sepakbola, siswa sekolah dasar kelas IV harus mampu melakukan menendang, mengontrol, dan menggiring bola dengan teknik yang benar; bermain sepak bola dengan peraturan yang sesungguhnya, mampu menerapkan nilai kompetisi, pantang menyerah, dan fair play dalam permainan. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang dapat menggali, menjaring dan meningkatkan bakat berolah raga sampai ke puncak prestasi. Namun demikian, tujuan tersebut di atas tidak akan tercapai tanpa usaha dan upaya guru dalam mengelola pembelajarannya. Guru pendidikan jasmani di sekolah dituntut mampu mengelola pembelajaran dengan baik supaya siswa termotivasi menunjukkan dan meningkatkan bakatnya dalam cabang olahraga tertentu sehingga ia berhasil mencapai tujuan pembelajaran dan berprestasi dalam commit userupaya yang dapat dilakukan guru cabang olahraga yang digemarinya. Salahtosatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 adalah mencari model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswanya. Siswa sekolah dasar pada umumnya menyukai permainan olahraga sepak bola. Hal ini terbukti jika diperhatikan di sekolah-sekolah dasar, pada waktu jam istirahat para siswa sering terlihat melaukan permainan sepak bola. Hal ini menunjukan bahwa sepak bola digemari oleh para siswa di sekolah dasar tersebut. Dalam upaya pengembangan bakat dan minat siswa sekolah dasar terhadap pembelajaran sepak bola dan agar siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran sepak bola yang terkesan monoton, maka suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah dasar sangat diperlukan. Pada umumnya secara manusiawi siapapun ( termasuk siswa sekolah dasar ) mempunyai perasaan malas untuk berlatih. Dalam hal ini guru penjasorkes harus pandai menciptakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi serta mengurangi rasa cepat bosan, sehingga siswa tersebut mau belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Berdasar pada paparan diatas, penulis ingin mencoba mengembangkan suatu model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar, melalui peningkatan teknik-teknik dasar permainan sepak bola khususnya teknik stop passing, dribbling, dan shooting. Karena siswa kelas V sekolah dasar harus sudah mampu melakukan
stop passing, dribbling, dan
shooting dengan teknik yang benar. Model pembelajaran yang penulis kembangkan adalah model pembelajaran yang menggabungkan keterampilan dan penerapannya dalam situasi permainan yang sebenarnya. Pandangan atau asumsi yang dijadikan dasar dalam pengembangan model pembelajaran ini siswa kelas IV sekolah dasar sedang berada pada masa senang melakukan permainan beregu yang bersifat kompetitif. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa siswa kelas IV akan cepat bosan dan jenuh jika hanya diajari tekniknya. Mereka akan senang jika sekaligus belajar menerapkan teknik dalam permainan yang sebenarnya. Model pembelajaran yang sesuai dengan asumsi tersebut di atas adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan permainan taktis sepakbola. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 Ketertarikan penulis mengembangkan model pembelajaran sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis ini didasari oleh pendapat Subroto, Toto (2001 : 4), tentang tujuan pendekatan taktis yang diungkapkannya sebagai berikut. “Tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tetang konsep bermain melalui penerapan teknik. Selain itu pendekatan taktis ini menurut Subroto, Toto (2001 : 5) mempunyai kelebihan atau keunggulan, yaitu: 1. Memberikan alternatif satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat belajar dalam situasi bermain, dalam hal ini guru dan siswa termotivasi untuk belajar keterampilan bermain secara lebih baik; dan 2. Adanya urutan pembelajaran yang alamiah, yang meminimalkan proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis memungkinkan siswa menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilannya dalam bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat Subroto, Toto (2001 : 3) bahwa pendekatan taktis menekankan pada : 1. Bermain dan penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain, 2. Memberikan siswa kesempatan yang banyak untuk melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain sebenarnya. Sebenarnya, bila guru mengajarkan keterampilan teknik dan taktik bermain, memerlukan kaitan antara kedua kenyataan tersebut. Namun pada kenyataanya tidak demikian. Beberapa pertemuan dihabiskan oleh latihan teknik stop passing, dribbling, dan shooting, baru kemudian diikuti oleh beberapa latihan bermain. Padahal perkembangan keterampilan teknik tidak jelas terlihat selama bermain. Keterampilan teknik biasanya diajarkan secara tertutup di luar suasana bermain yang tegang. Pendekatan taktis memberikan keterkaitan taktik dan keterampilan teknik pada waktu yang sama dan tepat. Latihan keterampilan teknik menyatu dengan penerapan keterampilan itu dalam adegan taktik bermain. Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi dasar-dasar bermain sepak bola pada kelas IV di semester genap, disebutkan bahwa siswa dapat commit to user mempraktikkan teknik dasar bermain sepak bola yang dimodifikasi: bola, bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 lapangan dan aturan permainan dengan memperhatikan nilai-nilai pantang menyerah, sportifitas, percaya diri, dan kejujuran. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran sepak bola di SD Negeri Dukuhwaru 02 masih jauh yang diharapkan. Beberapa masalah yang dihadapi dalam materi sepakbola adalah siswa merasa jenuh atau bosan dengan permainan sepakbola tersebut, siswa putri juga beranggapan bahwa permainan sepakbola dalah permainan anak laki-laki sehingga anak perempuan tidak perlu melakukan permainan sepakbola. Dengan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR
BERMAIN
MENGGIRING
SEPAKBOLA
PADA
BOLA SISWA
MELALUI KELAS
IV
PENDEKATAN SD
NEGERI
DUKUHWARU O2 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL Adapun alasan penulisan judul tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifitasan pembelajaran sepak bola dengan metode bermain pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012. 2. Untuk mengetahui minat anak-anak dalam pembelajaran permainan sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012. 3. Untuk menambah pengalaman baru bagi anak dalam pembelajaran sepak bola dengan metode modifikasi permainan dan aturan permainan serta modifikasi lapangan sepak bola, pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini penulis jelaskan maksud istilahistilah tersebut : 1. Pengaruh pendekatan taktis dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan teknik stop passing, dribling, dan shooting para siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 sebagai akibat mengikuti kegiatan pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan metode pendekatan bermain. 2. Stop Passing dalam penelitian ini adalah teknik mengoper dan menerima bola yang datang dari teman dalam satu team maupun dari pihak lawan yang dilakukan para siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan metode pendekatan bermain. 3. Dribbling dalam penelitian ini adalah teknik gerakan menggiring bola untuk melewati lawan dalam permainan sepak bola yang dilakukan para siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan metode pendekatan bermain. 4. Shooting dalam penelitian ini adalah gerakan menendang bola untuk mencetak gol ke gawang lawan dalam permainan sepak bola yang dilakukan para siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan metode pendekatan bermain. Setelah kegiatan pembelajaran sepak bola dengan indikator gerakan stop passing, dribbling dan shooting pada mata pelajaran Penjasorkes menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Hanya 8 siswa atau (22,22 %) dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 keatas atau mengalami belajar tuntas, sedangkan 18 siswa (77,77 %) sisanya mendapat nilai kuarang dari 70 atau
belum
mengalami belajar tuntas. Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami siswa, penulis melakukan refleksi diri untuk menemukan sebab-sebab timbulnya masalah, yang menjadi pusat kajian pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan. B. Rumusan Masalah Dengan dasar analisis masalah di atas , maka peneliti melakukan sebuah tindakan berupa perbaikan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) commit to user dengan rumusan masalah merupakan sebuah pertanyaan penelitian yang menjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 rujukan proses penelitian, rumusan masalah yang akan diperbaiki oleh peneliti adalah sebagai berikut : Bagaimana Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Sepak Bola Dengan
Menggunakan Metode Bermain Pada Siswa Kelas IV SD SD Negeri Dukuhwaru 02
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011 / 2012 ? C. Tujuan Penelitian 1. Bagi Siswa a. Untuk mengetahui pendekatan bermain. b. Untuk Meningkatkan hasil belajar sepak bola siswa kelas IV. 2. Bagi guru a. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih media dalam pembelajaran sepak bola. b. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih metode dalam pembelajaran sepak bola. c. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih proses perbaikan dalam pembelajaran sepak bola. d. Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Skripsi. D. Manfaat Hasil Penelitian Melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan penulis dalam dua siklus mempunyai manfaat yang sangat besar , yaitu manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Manfaat Bagi Siswa a. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran sepak bola pada pelajaran Penjasorkes, siswa dapat meningkat dalam hal penguasaan terhadap materi pembelajaran. Terbukti dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada tes akhir pembelajaran yang meningkat di banding sebelum perbaikan pembelajaran. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa kelihatan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Karena siswa merasa diperhatikan oleh gurunya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 2. Manfaat Bagi Guru Setelah diadakan perbaikan pembelajaran, penulis merasa dapat menerapkan teori-teori pendidikan yang dikemukakan para ahli dikelas. Bagi penulis
dengan
tercapainya
perbaikan
pembelajaran
yang
dikelolanya
menimbulkan rasa puas karena sudah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Manfaat Bagi Sekolah Setelah
dilaksanakan
perbaikan
pembelajaran
melalui
Penelitian
Tindakan Kelas, hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dengan demikian berarti meningkat pula kualitas pendidikan disekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan dikuasai. Pelajaran pendidikan
jasmani
adalah salah
satu
tempat
untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman anak terhadap berbagai konsep dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi siswa untuk menjadi „pembelajar‟ dalam banyak cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang dipelajarinya. Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru juga amat menentukan. Penelitian dalam bidang pedagogi olahraga (sport pedagogy) tentang pendekatan induktif, metode pemecahan masalah dan diskoveri terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pengembangan pengetahuan dan penalaran. Pengantar dan dialog yang bersifat terbuka, terbukti dapat memicu keinginan anak untuk turut menyumbang saran dan pendapat yang berguna dalam melatih keberanian anak angkat bicara. Karena itu, guru penjas perlu membiasakan murid dengan acara dialog. Guru hendaknya melatih anak untuk mau bertanya dan bicara mengemukakan pendapatnya, serta jawaban guru harus mencerminkan bahwa pertanyaan tersebut dianggap berharga. Memang anak tidak selamanya mendengarkan dengan baik. Itu perlu diingatkan. Tetapi cara mengingatkan anak supaya menjadi pendengar yang baik commit user pendekatan keras seperti di atas. dan menghargai orang yang bicara, bukantodengan 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Bukan saja anak merasa sakit hati dan rendah diri dengan jawaban guru tadi, tapi juga membuat anak-anak yang lainnya tidak berani mengajukan pertanyaan. Dalam menyusun laporan ini , penulis menggunakan beberapa pendapat ahli sebagai landasn teori , pendapat-pendapat itu adalah : 1. Konsep Belajar Keterampilan Gerak a. Sugiyanto (2000 : 13 ) mengungkapkan tentang keterampilan gerak sebagai berikut : Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. b. Arnold Gesell (1954). Pandangan Gesell mengenai perkembangan dengan pendekatan kematangan dipengaruhi oleh “teori rekapitulasi” yang didalamnya terdapat
pandangan
bahwa
perkembangan
individu
mencerminkan
atau
merefleksikan perkembangan species(rumpun mahkluk hidup). Gesell percaya bahwa sejarah biologis dan evolusi dari suatu species (misalnya manusia) menunjukkan perkembangan yang teratur dan tahapan yang urut; dan bahwa cepat atau lambatnya tahapan perkembangan ditentukan secara individu. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses belajar a. Faktor Internal yang berpengaruh pada proses belajar Udin S. Winata (2006) menyebutkan ada 5 kondisi internal yang berpengaruh pada proses belajar. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Rasa percaya diri siswa Semakin sering siswa memperoleh hasil yang baik dalam belajar akan semakin tinggi rasa percaya dirinya. 2) Intelegensi Intelegensi adalah sejumlah kecakapan yang dimiliki siswa . 3) Konsentrasi Belajar Siswa Konsentrasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam memutuskan perhatiannya pada pelajaran. 4) Sikap siswa terhadap belajar Sikap siswa terhadap adalah penilaian siswa terhadap yang membawa dirinya commit to user bersikap sesuai dengan penilaianya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 5) Motivasi belajar Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. b. Faktor Eksternal yang berpengaruh pada proses belajar Dinn Wahyudin (2006:3.35) menyebutkan ada beberapa kondisi eksternal yang berpengaruh pada proses belajar. Faktor - faktor tersebut adalah : 1) Figur Pendidik Guru merupakan subjek pembelajaran siswa. Ia adalah seorang yang utama yang secara langsung mengajar dan berinteraksi dengan siswa didalam kelas. 2) Bahan belajar Bahan belajar yaitu materi yang secara langsung menjadi acuan bagi proses pembelajaran. 3) Media dan Sumber Media dan sumber belajar adalah sesuatu yang memfasilitasi seseorang untuk belajar. 4) Suasana belajar Yang dimaksud dengan suasana belajar adalah kondisi lingkungan, baik secara fisik maupun non fisik yang memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran. Penulis sependapat dengan Dinn Wahyudin bahwa kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah figur pendidik, bahan belajar, media dan sumber belajar, serta suasana belajar. Berkaitan dengan suasana belajar, guru dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. 3. Pengertian Pendidikan Jasmani Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pendidikan jasmani yang antara lain sebagai berikut : a. Pendidikan Jasmani menurut Bucher (1983:1.5) Pendidikan Jasmani terdiri dari dua kata jasmani (physical) dan Pendidikan (education). Kata jasmani memberi pengertian pada kegiatan bermacam-macam to user kegiatan jasmani yang meliputicommit kekuatan jasmani, pengembangan jasmani,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 kecakapan jasmani , kesehatan jasmani dan penampilan jasmani. Sedangkan tambahan kata pendidikan yang kemudian menjadi pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang menberikan perhatian pada aktivitas pengembangan jasmani manusia. b. Pendidikan jasmani menurut Nixom dan Cozens (1959) Pendidikan jasmani adalah pase dari proses pendidikan keselauruhan yang berhubungan dengan aktivitas baerat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. c. Pendidikan jasmani menurut Seato (1974) Pendidikan jasmani adalah bentuk pendidikan yang memberikan perhatian pada pengajaran pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak manusia d. Pendidikan jasmani menurut Baley dan Field (1976) Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui pemilihan aktivitas fisik yang akan menghasilkan adaptasi pada organik, syaraf otot, intelektual, sosial, kultural, emosional dan estetika. B. Sepak bola Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan “tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Di Jepang dikenal pula permainan semacam “tsu-chu” sekitar 500 – 600 tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Yunani dengan “episkyros”, Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan Perancis dengan “choule” bisa memperpanjang daftar yang membuktikan sepakbola adalah olah raga yang berusia sangat tua.Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah haspartum merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk commit to permainan user Celtic di Cronwall juga sudah mengenal yang serupa yang disebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 “hurling”. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola. Bahkan boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola.Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri. Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang melarang setiap pemegangan bola (bukan hanya melarikan). Di tahun kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah menjadi 50 perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun 1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola. Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907.Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Paris, Perancis atas prakarsa 7 negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada user II, FIFA sudah diikuti oleh 73 tahun 1925, dan setelah diselingicommit PerangtoDunia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif. Karena peminat olahraga ini sangat banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka pengembangan olahraga ini dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna, tidak ada kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga “teraman” ke-5. Sepak bola adalah permainan dengan alat bola yang dimainkan oleh 2 tim. Masing - masing tim terdiri dari sebelas orang pemain. Sepak bola hingga hari ini telah dimainkan lebih dari 250 juta orang dari lebih dari dua ratus negara. Sepak Bola adalah permainan yang paling populer sekarang ini.Sepak bola ditemukan di China pada abad ke 2 sebelum masehi. Sepak bola pertama kali dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari kulit dan digiring dewngan menggunakan kaki.Pada tahun 1365, raja Edward III melarang permainan sepakbola karena dianggap terdapat banyak kekerasan selama pertandingan. Pemain Sepak Bola terdiri dari 11 orang pemain dimana formasinya ditentukan oleh masing - masing tim namun biasanya formasinya terdiri dari: seorang penjaga gawang, 2 - 4 orang pemain bertahan, 2 - 4 orang pemain tengah dan 1 - 3 orang pemain penyerang. Penjaga gawang adalah satu - satunya pemain yang boleh memegang bola untuk melindungi gawang dari serangan tim lawannya. Biasanya penjaga gawang memakai seragam yang berbeda dari pemain lainnya. Pemain bertahan bertugas menjaga pertahanan dari tim lawan. Pemain tengah dibagi lagi dengan yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang dekat dengan pemain bertahan, sedangkan sesuai dengan namanya penyerang memiliki tugas untuk menyarangkan bola ke gawang tim lawan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 C. Kerangka Berpikir Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode, dan teknik secara spesifik. Pendekatan adalah konsep dasar yang melingkupi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Model adalah bentun pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang diasjikan secara khas oleh guru. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Teknik adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.Ada beberapa macam pengertian istilah dari strategi pembelajaran. Dibawah ini pengertian dari strategi pembelajaran menurut beberapa ahli yang diambil dari buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2008: 126):Menurut Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.Menurut Dick and Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan yang dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dijelaskan bahwa strategi adalah siasat untuk mencapai sesuai maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Drs. Agus M. Hardjana berpendapat bahwa : Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lain saling menunjang. Metode berasal dari bahasa Latin ” Meta ” dan ” Hodos “. Meta artinya jauh (melampaui), Hodos artinya jalan (cara). Metode adalah cara-cara mencapai tujuan. Sedangkan pengertian mengajar menurut Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran commit to user menguasai dan mengembangkan kepada murid agar dapat menerima, menanggapi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 bahan pelajaran itu. Sedangklan Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Namun menurut Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu : 1. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. 2. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan kebutuhannya. 3. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Dari analisis metode mengajar menurut perilaku guru, perilaku siswa dan tujuan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Metode Ceramah (Preaching Method) Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai
satu-satunya
metode
yang
paling
ekonomis
untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah : a. Membuat siswa pasif b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa to user c. Mengandung daya kritis siswa (commit Daradjat, 1985)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebihbesar menerimanya. e.Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata) g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Beberapa kelebihan metode ceramah adalah : a. Guru mudah menguasai kelas. b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 2. Metode diskusi ( Discussion method ) Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama. Kelebihan metode diskusi sebagai berikut : a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri commit to user Djamarah, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 3. Metode demontrasi ( Demonstration method ) Metode
demonstrasi
adalah
metode
mengajar
dengan
cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah ( 2000). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985) Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda. b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan . c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). 4. Metode ceramah plus Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode : a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas. Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu : 1). Penyampaian materi oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa. b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas . Metode
ini
dilakukan
secara
tertib
sesuai
dengan
urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas. c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan . Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill) 5. Metode resitasi ( Recitation method ) Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri Kelebihan metode resitasi sebagai berikut : a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode resitasi sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 6. Metode latihan keterampilan ( Drill method ) Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik. Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut : a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. d. Dapat menimbulkan verbalisme. 7. Metode mengajar beregu ( Team teaching method ) Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya
salah
seorang
pendidik
ditunjuk
sebagai
kordinator.
Cara
pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut. 8. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method ) Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri 9. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method ) Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. 10. Metode perancangan ( project method ) yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. Kelebihan metode perancangan sebagai berikut : a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan metode perancangan sebagai berikut : a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini. b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini. c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan. d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas. 11. Metode Bagian ( Teileren method )yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya bagian per bagian kemudian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 disambung lagi dengan bagian/materi lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. 12. Metode Global (Ganze method ) yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut. D. Hipotesis Dari uraian diatas hipotesis penelitiannya adalah melalui pembelajaran dengan modifikasi alat dengan pendekatan bermain, siswa mampu mempraktikan dan aktif serta meningkatkan materi pembelajaran tolak peluru yang disajikan dengan pendekatan bermain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi atau tempat pelaksanaan penelitian pembelajaran sepak bola dengan metode pendekatan bermain bertempat di SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Letak sekolah berada ditengah – tengah lingkungan penduduk dengan jarak dari kota kecamatan 1 km. Sarana dan prasarana untuk melakukan penelitian dilapangan sepakbola milik desa yang berjarak 500 m dari sekolah, Adapun jadwal pelaksanaannya adalah : Siklus I dan II pada bulan April Sampai dengan Juni 2012 B. Subyek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02
berjumlah 26 anak, terdiri dari 13 laki-laki dan 13 siswa
perempuan. Pekerjaan orang tua mereka mayoritas buruh tani dan buruh kasar di kota, sehingga penghasilannya dibawah rata-rata. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya partisipasi orang tua terhadap keberhasilan pendidikan. C. Data dan Sumber Data 1. Jenis data : Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari : a. Hasil belajar berupa tes kemampuan menggiring bola. b. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran 2. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 yang berjumlah 26 anak. 3. Cara pengambilan data a. Data dari hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes akhir siklus kepada siswa, alat yang digunakan berupa soal tes akhir siklus pratikum. b. Data tentang situasi belajar mengajar diambil dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dikelas commit to user diambil dari pengamatan peneliti 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar pengamatan D. Alat Pengumpulan Data 1. Tes Praktik Tes praktik dilaksanakan setiap akhir siklus secara individual 2. Metode Observasi Penulis melihat secara langsung tentang keadaan atau kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar menggiring bola di SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Tabel : 3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Guru No 1.
2.
3.
Aspek yang dinilai Kegiatan Pra PKM a.Guru menyiapkan sumber belajar b.Guru menyiapkan alat peraga c.Guru menyiapkan lembar evaluasi d.Guru menyiapkan lembar pengamatan Kegiatan Awal a.Guru menyampaikan tujuan b.Guru melaksanakan apersepsi c.Guru memberi motivasi kepada siswa Kegiatan Inti a.Guru menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai degan karakteristik siswa. b.Kesesuaian metode yang dipilih guru dengan materi c.Guru menggunakan alat/media pembelajaran untuk metode yang dipilih d.Guru menggunakan metode untuk meningkat kan aktivitas siswa dalam pembelajatan e.Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan f.Guru memahami fungsi masing-masing alat untuk media atau percobaan g.Guru menggunakan buku sumber untuk pemahaman membantu pemahaman siswa Kegiatan Akhir commit to user a.Guru mengajak siswa membuat kesimpulan
1
Sikap Penilaian 2 3 4
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 b.Guru melaksanakan Tes Akhir c.Guru menggunakan alat-alat tes akhir d.Guru mengoreksi hasil tes e. Guru memberi pengayaan 3. Wawancara Peneliti menggali informasi dengan berkomunikasi langsung dengan siswa SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. E. Uji Validitas Data Untuk uji validitas data ini menggunakan teknik triangulasi yaitu melakukan pengujian terhadap data-data yang diperoleh dengan cara melakukan penyilangan : Metode Tes
Data hasil Belajar
Observasi
Keterangan : Mengambil data tentang hasil belajar kemampuan siswa dalam menggiring bola dengan melakukan pengecekan kemapuan sebelumnya ( pra siklus ) dan pada siklus berikutnya untuk dibandingkan keabsahannya. Berkaitan dengan masalah sikap antusias siswa dilakukan dengan tanya jawab dan observasi. F. Analisis Data Setelah data diperoleh dan terkumpul, maka data tersebut dengan membandingkan data-data yang telah didapat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari commit to user metode-metode diatas dilakukan evaluasi atau tes.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Analisis dilakukan dengan melakukan skor angka hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut : 1. Mengumpulkan nilai rata-rata kemampuan melakukan gerak dasar menggiring bola selama siklus berlangsung 2. Kemampuan melakukan gerak dasar menggiring bola selama waktu yang ditentukan G. Indikator Kinrja Penelitian Indikator penelitian ini adalah : a. Penelitian ini dikatakan berhasil atau tuntas belajar secara individual apabila siswa nilai tes mencapai 75 b. Secara klasikal penelitian ini dikatakan berhasil atau tuntas apabila 75% siswa telah mencapai nilai 75 H. Prosedur Penelitian Dengan diketahuinya identifikasi masalah , analisis masalah dan rumusan masalah, maka disusunlah langkah-langkah proses perbaikan pembelajaran dalam dua siklus terdiridari empat tahap. 1. Siklus I a. Perencanaan Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Perabaikan Pembelajaran siklus I ( RPP I terlampir ) 2) Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I. 3) Berdiskusi
dengan
teman
sejawat
untuk
menentukan
aspek-aspek
pembelajaran yang akan diobservasi 4) Konsultasi dengan Dosen Pembimbing dalam rangka mempertegas masalah dan mencari jalan keluarnya. 5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran 6) Membuat dan mempersiapkan alat peraga commit to user 7) Menyususn lembar kerja siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 8) Menyusun tes formatif siklus I b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal a) Guru memberikan apersepsi b) Guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran c) Guru memotivasi siswa 2). Kegiatan inti a) Secara klasikal guru menjelaskan materi pelajaran dengan menanyakan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting. b) Secara klasikal guru dan siswa melakukan tanya jawab interaktif tentang materi pelajaran. c) Secara klasikal guru dan siswa mendemonstrasikan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting. d) Guru meminta siwa secara bergilir untuk melakukan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting. 3. Kegiatan Akhir a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. b. Melakukan tes formatif siklus I. c. Menganalisis hasil tes formatif siklus I. d. Memberikan tindak lanjut berupa PR. 4. Pengamatan (Observasi) dari hasil
pengamatan diperoleh
berikut : a. Aspek Guru 1) Apersepsi bagus 2) Motivasi terhadap siswa kurang menarik 3) Mengelola interaksi kelas kurang bagus 4) Pemberdayaan alat peraga kurang bagus 5) Pemberian contoh soal cukup bagus 6) Pemberian kesempatan bertanya kurang 7) Pengelolaan waktu sudah tepat commit to user 8) Pelaksanaan evaluasi cukup bagus
data
sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 9) Pemberian tindak lanjut sudah tepat 10) Penjelasan materi sudah sempurna 11) Pemerataan pemberian soal-soal sudah bagus b. Aspek Siswa 1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran kurang 2) Siswa masih takut bertanya 3) siswa kurang mampu menjawab pertanyaan 4) Siswa aktif mengerjakan tugas latihan 5) Siswa kurang berhasil dalam mengerjakan soal 6) Siswa terlibat dalam menyimpulkan materi 4. Refleksi Setelah peneliti memperoleh dari hasil perbaikan pembelajaran dengan teman sejawat, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing , maka diperoleh refleksi sebagai berikut : 1. Guru kurang memotivasi siswa 2. Penggunaan alat peraga kurang tepat 3. Pengelolaan interaksi kelas kurang bagus 4. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya pada siswa 2. Siklus II Berdasarkan refleksi hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I , maka disusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari : 1. Perencanaan Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : a.
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
b.
Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
c.
Perencanaan tindakan pada siklus II berdasarkan pada rencana tindakan pada siklus I
d.
Berdiskusi dengan teman sejawat tentang hasil temuan dan berkonsultasi to user dengan Dosen Pembimbing commit untuk mengungkap dan memperjelas masalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 merancang pembelajaran yang menitik beratkan pada metode bermain dan teknik gerakan stop passing, dribbling, dan shooting yang diperlukan untuk memperjelas materi pembelajaran e.
Menyusun lembar kerja siswa
f.
Menyusun tes formatif siklus II
2.
Pelaksanaan Tindakan
a.
Kegiatan Awal
1) Guru memberikan apersepsi 2) Guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran 3) Guru memotivasi siswa b.
Kegiatan Inti Pada
siklus
II
penulis
menyusun
aktivitas-aktivitas
perbaikan
pembelajaran sebagai perbaikan pembelajaran siklius I. Aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut : 1) Secara klasikal guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang melakukan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting. 2) Secara klasikal guru dan siswa mendemonstrasikan cara melakukan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting. 3) Secara individual siswa ditugaskan untuk melakukan gerakan stop passing, dribbling, dan shooting di lapangan sepak bola c.
Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2) Melakukan tes formatif siklus II. 3) Menganalisis hasil tes formatif siklus II. 4) Memberikan tindak lanjut berupa PR. 3. Pengamatan Dari aspek pengamatan diperoleh data sebagai berikut : A.
Aspek Guru
1) Apersepsi bagus. 2) Memotivasi siswa sudah bagus to user 3) Mengelola interaksi di dalam commit kelas sudah bagus.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 4) Pemberian contoh-contoh sudah bagus. 5) Penggunaan metode sangat bagus. 6) Pemberian kesempatan bertanya pada siswa sudah baik. 7) Pemberdayaan alat peraga sudah sempurna 8) Penjelasan materi sudah baik 9) Pengelolaan waktu sudah baik. 10) Pelaksanaan evaluasi sangat bagus. 11) Pemerataan pemberian soal-soal sudah sempurna. 12) Pemberian tindak lanjut sudah bagus. a.
Aspek pada siswa ditemukan data sebagai berikut :
1) Perhatian siswa pada materi pelajaran sudah bagus. 2) Siswa sudah berani bertanya. 3) Siswa sudah berani menjawab pertanyaan . 4) Siswa sudah aktif mengerjakan tugas / latihan. 5) Siswa sudah berhasil mengerjakan soal evaluasi. 6) Siswa ikut aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran. 7) Siswa sudah ikut aktif mengikuti program tindak lanjut. 4. Refleksi Setelah
pembelajaran siklus II , diperoleh refleksi
sebagai
berikut : a.
Penjelasan materi dengan disertai metode bermain dan alat peraga menyebabkan pemahaman terhadap materi meningkat.
b.
Dengan seringnya guru memberi penguatan, motivasi siswa lebih tampak.
c.
Guru dalam pembelajaran pada siklus II sudah berhasil terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh ketuntasan hasil belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Penelitian Sebelum
melakukan
proses
penelitian,
terlebih
dahulu
peneliti
melakukan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan. Dan telah diadakan pengambilan data tentang nilai dari hasil pembelajaran Permainan Sepakbola pada siswa kelas IV Semester 2 SD Negeri Dukuhwaru 02. Nilai ulangan ini diperoleh siswa sebelum siswa melakukan pembelajaran Permainan Sepakbola dengan menggunakan Metode bermain . Adapun hasil nilai sebagai berikut :
Tabel 1 : Hasil belajar sebelum PTK Rata – rata kelas Nilai Terendah
6.0
Nilai tertinggi
8,0
Rata – rata kelas
6.9
Pencapaian KKM
23 %
Hasil belajar sebelum diadakan penelitian tindakan kelas nampak dalam tabel di atas. Nilai terendah siswa di kelas IV adalah 6,0 sedangkan nilai tertinggi yang dicapai adalah 8,0 , sedangkan nilai rata – rata di kelas tersebut 6,9. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal hanya dicapai oleh 23 % siswa di kelas tersebut, artinya hanya ada 6 siswa dari 26 siswa di kelas IV yang mempunyai nilai yang memenuhi KKM mata pelajaran Penjasorkes yang diberlakukan di SD Negeri Dukuhwaru 02 yaitu nilai 7,50. commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran sepak bola di kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 012 dalam bidang studi Penjasorkes, diketahui bahwa proses pembelajaran dengan indikator teknik dasar dribbling, stop pass dan shooting, hasilnya masih dibawah standar. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi siswa yang mencapai nilai tuntas atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk mengatasi masalah tersebut maka penulis merencanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbadi dalam 2 siklus pembelajaran. Masing-masing siklus disertai dengan komponen-komponen dalam upaya guru untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Upaya guru itu meliputi identitas masalah, analisis masalah, perumusan masalah, hipotesis tindakan dan skenario perbaikan pembelajaran. Setelah diadakan upaya perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka hasil evaluasi persiklus selalu mengalami peningkatan. Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran pada akhir pembelajaran penulis melakukan tes formatif / tertulis. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I Pelaksanaan penelitian siklus I dalam proses belajar mengajar penjasorkes dilaksanakan pada tanggal
Mei 2012 pada kelas IV SD Negeri
Dukuhwaru 02 dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Adapun pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah disiapkan. Pelaksanaan pengamatan / obesrvasi baik terhadap guru maupun terhadap siswa dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. a.
Perencanaan Tindakan Guru mempersiapkan instrumen yang terdiri dari :
1.
Memilih siswa yang akan ikut dalam latihan tehnik Passing Bawah
2.
Mempersiapkan perangkat belajar mengajar,seperti : bola,Kun,bendera kecil dan lain –lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 b. Melaksanakan Tindakan Pembelajaran dengan materi Teknik Permainan Sepakbola dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran waktu yang di gunakan adalah 1 pertemuan yaitu 4 x 35 menit. Tiga puluh lima menit sebelum pembelajaran inti ada persiapan guru dan kegiatan pendahuluan yang terdiri dari berbaris,berdo‟a, presensi, apersepsi dan melakukan pemanasan. Selanjutnya adalah 90 menit kegiatan inti, dalam kegiatan inti guru memberikan contoh Teknik Mengoper dan menahan bola yang benar dengan menjelaskan didepan siswa, setelah itu dengan bergantian siswa melakukan gerakan Mengoper dan menahan bola yang benar dengan diawasi oleh guru. Kegiatan berikutnya siswa melakukan gerakan Menggiring dan menendang bola dengan berpasangan dengan siswa lainnya. Untuk melatih siswa menggunakan tehnik, maka penulis menggunakan Kun dan bola serta bendera kecil untuk mengetahui sebatas mana kemampuan siswa dalam melakukan Mengoper dan menahan bola Menggiring dan menendang bola. Latihan ini dengan cara Mendrible bola sambil berlari zig zag melewati kun, sesudah itu menendang bola ke pasangannya. Selain cara – cara diatas Untuk mengetahui berhasil atau belum kita meningkatkan tehnik permainan sepakbola pada siswa, maka kita melakukan permainan yang sebenarnya tetapi dengan mengurangi lebar lapangan sepakbola. Pada Kegiatan akhir siswa melakukan pendinginan dan guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. c. Hasil Pengamatan Pada saat pelaksanaan tugas sesuai dengan informasi yang diberikan oleh guru mulai dari melakukan teknik permainan sepakbola dari Mengoper dan menahan bola Menggiring dan menendang bola serta permainan sepakbola,dari 26 siswa yang melakukan kegiatan tersebut diperoleh alasan sebagai berikut : pada saat melakukan teknik permainan sepakbola hampir 100 % siswa kelas IV bersemangat melakukannya sesuai perintah dari guru, setelah melakukan teknik permainan sepakbola hanya ada 10 siswa yang menguasai teknik permainan commit to user sepakbola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Dilihat dari jumlah siswa yang melakukan teknik permainan sepakbola, pada siklus pertama ini belum mengalami kenaikan yang berarti bahkan bisa dibilang masih stabil keterampilan siswa. Pada kondisi awal rata – rata ada 20 siswa yang nilainya masih dibawah KKM, pada siklus pertama terlihat hanya ada 16 siswa yang belum bisa melakukan teknik atau keterampilan permainan sepakbola dengan benar. Jadi masih ada 72 % siswa di kelas IV yang belum bisa melakukan teknik permainan sepakbola dengan benar dan nilainya masih dibawah KKM dalam siklus pertama ini, sementara 28 % siswa sudah dapat melakukan atau menguasai teknik permainan sepakbola.
Gambar 1 . Diagram Penguasaan Teknik Permainan Sepakbola Dari hasil beberapa Teknik permainan yang telah dilakukan oleh siswa, penulis kemudian memberikan beberapa teknik agar siswa lebih bersemangat dalam mempelajari teknik permainan sepakbola dengan benar .Tehnik tersebut adalah sebagai berikut : siswa dibagi menjadi beberapa kelompok pada tiap kelompok ada beberapa siswa yang nilainya sudah diatas KKM atau mampu melakukan teknik permainan sepakbola dengan baik untuk menjadi nahkoda atau navigator bagi teman – temannnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Dari penilaian di siklus pertama ini terlihat bahwa di kelas IV terlihat kemajuan dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal ( pra siklus ).pada siklus ini ada kenaiakan 15,38 % apabila dibandingkan dengan Kemampuan siswa pada kondisi awal/ sekitar 10 siswa yang sudah mencapai KKM.Pencapaian KKM pada kondisi awal adalah 23 % ini berarti masih ada 20 siswa mempunyai nilai di bawah KKM, sedangkan pada siklus I pencapaian KKM adalah 38 % karena masih ada 16 siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tabel 2 Hasil belajar pada siklus I Rata – rata kelas Nilai Terendah
6,5
Nilai tertinggi
8,0
Rata – rata kelas
7,1
Pencapaian KKM
38 %
Gambar 2. Diagaram Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 1. Refleksi HASIL REFLEKSI SIKLUS I Mata Pelajaran
: Penjasorkes
Materi Pokok
: Sepak Bola
Kelas
: IV ( Empat )
Semester
: II ( Dua )
Setelah proses pembelajaran Penjasorkes dengan materi sepak bola siswa belum tuntas belajar dengan ditandai hasil ulangannya rendah. 1.
Identifikasi Masalah a. Hasil nilai ulangan sebagian siswa masih rendah. b. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran materi sepak bola belum mengausai semua. c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pasif.
2. Analisis Masalah a. Guru tidak sistematis dalam menggunakan alat peraga. b. Guru tidak memotivasi siswa dalam pengamatan pembelajaran. c. Guru tidak melibatkan siswa dalam menggunakan metode demonstrasi. 3.
Fokus Masalah a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar menggiring bola / drible bola dalam permainan sepak bola. b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar mengoper bola / stop pass bola dalam permainan sepak bola. c. Meningkatkan aktivitas siswa tentang teknik dasar menendang bola / shooting bola dalam permainan sepak bola. d. Meningkatkan aktivitas siswa tentang teknik dasar permainan sepak bola dengan menggunakan metode bermain.
4. Rumusan Masalah a. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar menggiring bola / drible bola dalam permainan sepak bola ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 b. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar mengoper bola / stop pass bola dalam permainan sepak bola ? c. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan aktivitas siswa tentang teknik dasar menendang bola / shooting bola dalam permainan sepak bola ? 5.
Skenario Pembelajaran a). Memaparkan judul , tema / Pokok Bahasan. b) Menyiapkan alat peraga c) Menjelaskan materi tentang sepak bola . d) Melakukan tanya jawab tentang materi sepak bola. e) Mendemonstrasikan cara melakukan teknik dasar permainan sepak bola. f) Membuat kesimpulan. g) Evaluasi.
2. Siklus II Pelaksanaan penelitian siklus II dalam proses belajar mengajar penjasorkes dilaksanakan pada tanggal
Mei 2012 pada kelas V SD Negeri
tegalwulung 01 dengan jumlah siswa 36 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Adapun pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah disiapkan. Pelaksanaan pengamatan / obesrvasi baik terhadap guru maupun terhadap siswa dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan penelitian siklus II peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes formatif (tes praktek dan tertulis) dan alat-alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sepak bola. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran penjasorkes dengan materi sepak bola, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. a. Perencanaan Tindakan commit user dari : Guru mempersiapkan instrumen yangtoterdiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 1.Memilih siswa yang akan ikut dalam latihan tehnik Passing Bawah 2.Mempersiapkan perangkat belajar mengajar,seperti : bola,Kun,bendera kecil dan lain –lain. b.
Melaksanakan Tindakan Dari kelemahan yang diperoleh pada siklus pertama, maka metode
penelitian tindakan (action research) mengalami sedikit pembenahan Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai. Untuk bola yang digunakan juga ditambah kalau bola pada siklus pertama 10 buah sekarang bola yang digunakan adalah 13 bola sehingga siswa 2 mendapatkan bola 1 yang menjadikan pembelajaran teknik Permainan Sepakbola lebih semangat dan kosentrasi tanpa harus berebut bola. c.
Hasil Pengamatan Pada Pelaksanaan passing bawah di siklus II ini masih ada 10 siswa (38
%) yang belum bisa melakukan teknik Permainan sepakbola dengan benar atau dapat dikatakan nilainya masih dibawah KKM.
Meskipun sudah melakukan
permainan sepakbola dan menggunakan metode penelitian tindakan ( action reseach ) dengan asumsi siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas dari guru karena tugas yang diberikan menyangkut nilai atau hasil dari praktik Permainan sepakbola , namun masih ada juga siswa yang tidak melakukan dengan semangat. Meski demikian, jumlah siswa yang belum bisa melakukan pada siklus II ini sudah berkurang. Dengan demikian ada 16 ( 62 %) siswa yang nilainya tercapai ataupun terlampui KKM di siklus kedua ini. Nilai terendah pada siklus ini adalah 6,5 meningkat 0,50 bila dibanding dengan siklus I . Nilai tertinggi pada siklus ini adalah 80 sama dengan siklus I. Nilai rata – rata yang dicapai oleh kelas IV adalah 7,4 meningkat 0,30 % bila dibandingkan dengan siklus I yang mempunyai rata – rata kelas 7,1. Pencapaian KKM pada siklus II 62 % karena masih terdapat 10 siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM yang ditentukan, namun meningkat 24 % bila kita bandingkan commit to user dengan siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Hasil belajar siswa di siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Hasil belajar pada siklus II Rata – rata kelas Nilai Terendah
6,5
Nilai tertinggi
8,0
Rata – rata kelas
7,4
Pencapaian KKM
62 %
Gambar 3. Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1 Dan Siklus 2
a.
Refleksi Pada siklus II, Penambahan bola yang diberikan kepada siswa ternyata
membuat siswa lebih bersemangat dalam melakukan Teknik permainan sepakbola. Apalagi ketika guru lebih terfokus commit to userkepada siswa dengan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 pembelajaran maju per individu untuk melakukan teknik yang betul disini siswa lebih tertantang dan seperti diberi kebebasan untuk melakukan teknik yang betul sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh guru. Siswa antusias karena ingin mengetahui hasil dari pembelajaran ini dengan melakukan permainan sepakbola dengan lebar lapangan dikurangi, sikap tanggung jawab juga ditunjukkan dengan berkurangnya siswa yang tidak bermalas-malasan karena dengan bermalas-malasan mereka menyadari bahwa dengan latihan yang serius akan membuat teknik yang dipelajari akan cepat dikuasai. Siswa juga tidak asal – asalan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru karena hal ini dapat dilihat pada saat diadakannya permainan sepakbola dilapangan. Dengan meningkatnya persentase teknik passing bawah di kelas IV yang berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa terbukti dari naiknya rata – rata kelas, nilai maupun pencapaian KKM maka penelitian dihentikan pada siklus ini. 3. Antar Siklus Setelah
dilakukan
Deskripsi
tiap
siklus,
selanjutnya
dilakukan
perbandingan antarsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, untuk memperjelas perkembangannya perlu disampaikan hasilnya dalam gambar/ tabel sebagai berikut :
Gambar 4. Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1 commit to user Dan Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 C. Pembahasan Pada Pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini masih ada 10 siswa yang belum bisa melakukan teknik dengan benar dengan alasan malas,
Meskipun
sudah melakukan Penambahan bola dan permainan sepakbola dengan lebar lapangan yang dikurangi dengan asumsi siswa lebih bersemangat dalam melaksanakan tanpa harus merasa jemu atau bosan.Meski demikian, jumlah siswa yang belum bisa melakukan teknik dengan benar
pada siklus II ini sudah
berkurang. Dengan demikian hanya 62 % siswa yang dapat melakukan teknik passing bawah dengan benar dan mencapai nilai KKM. Nilai rata – rata yang dicapai oleh kelas IV adalah 7,4 meningkat 0,30 % bila dibandingkan dengan siklus I yang mempunyai rata – rata kelas 7,1, namun bila dibandingkan dengan kondisi awal dengan rata – rata kelas 6,9
berarti
meningkat 0,50 %. Nilai terendah pada siklus ini adalah 6,5 sama dengan siklus I dan meningkat 0,50 bila dibanding dengan kondisi awal. Nilai tertinggi pada siklus ini adalah 80 sama dengan siklus I dan kondisi awal. Pencapaian KKM pada siklus II 62 % karena masih terdapat 10 siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM yang ditentukan, namun meningkat 24 % bila kita bandingkan dengan siklus I. Peningkatan ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan kondisi awal dengan pencapaian KKM 23 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil-hasil pembelajaran yang diuraikan di muka, dapat disimpulkan bahwa Perbaikan Pembelajaran sepak bola dalam Penjasorkes dengan kompetensi dasar teknik dasar dribbling, stop pass dan shooting dengan metode pendekatan bermain di kelas IV, SD Negeri Dukuhwaru 02, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, berjalan dengan baik dan karenanya prestasi belajar meningkat. Simpulan hasil penelitian secara singkat yaitu terdapatnya peningkatan kemampuan gerak menggiring bola pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Peningkatan tersebut terjadi setelah peneliti melakukan beberapa upaya yaitu : 1.Penerapan model pendekatan bermain sebagai media untuk meningkatkan kemampuan dasar menggiring bola 2.Penerapan model pendekatan bermain dilakukan berbeda-beda dengan tujuan siswa tidak merasa bosan atau jemu 3.Peneliti selalau memberi reward atau hadiah kepada siswa berupa pujian atau nilai tambahan 4.Peneliti menjelaskan kesulitan yang dialami siswa sehingga siswa mengetahui kesalahannya 5.Peneliti tidak segan untuk ikut bermain dalam pembelajaran yang dilakukan siswa dengan harapan siswa akan lebih bersemangat. Adapun hasil penelitian secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata kelas pada Pra Siklus 6,9 siklus I meningkat menjadi baik dengan rata-rata nilai 7,1 ,dan pada siklus II rata – rata nilai menjadi 7,4. 2. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas : a. Pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab yang interaktif. b. Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajran. c. Pengaktifan siswa dalam tanyacommit jawab. to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 d. Pemanfaatan alat peraga yang memadai. e. Pengaktifan siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar sepak bola. B. IMPLIKASI Penelitian ini
memberikan suatu
gambaran
yang jelas bahwa
keberhasilan dalam pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor dari guru adalah antara lain metode yang digunakan dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam penyampaian materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, teknik yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengembangkan materi. Sedangkan faktor dari siswa adalah motivasi siswa atau minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Faktor – faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan semaksimal mungkin agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Jika guru mengelola kelas dengan baik, mengembangkan materi, mengembangkan strategi/teknik sebagai sarana untuk menyampaikan materi dengan baik sehingga siswa mudah menerima materi dan siswa pun memiliki minat dan motivasi yang baik untuk aktif dalam proses pembelajaran maka prose belajar mengajar akan lebih efektif dan efesien serta lancar. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui pendekatan bermain sepakbola untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola dapat meningkatkan kemampuan siswa baik dari proses maupun hasilnya. Bagi guru penjas hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran penjas agar siswa menjadi lebih senang dan tertarik. Pemberian tindakan dari siklus I ke siklus II mendiskripsikan bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama prose pembelajaran. namun kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dapat dijelaskan terdapatnya peningkatan baik kualitas proses maupun hasil dalam pembelajaran.penerapan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat merangsang aspek kognitif, afektif dan terutama commit to user psikomotor siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 C. Saran Berdasarkan uraian kesimpulan, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dari penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan dalam pembelajaran Sepak bola dalam Penjasorkes kompetensi dasar dribbling, stop pass dan shooting perlu mengadakan apersepsi, memotivasi siswa dan pemanfaatan alat peraga yang maksimal agar pemahaman siswa meningkat optimal. 2. Guru harus selalu berinovasi dalam pengembangan alat peraga untuk menghindari verbalisme. 3. Tingkatkan KKG di gugus sekolah masing-masing untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran. 4. Guru perlu menguasai Penelitian Tindakan Kelas, agar dapat mengatasi siswa yang belum mampu. 5. PTK sebaiknya dikembangkan dan diaplikasikan dan setiap pembelajaran sebagai implikasi dari refleksi pembelajaran.
commit to user